IMPLEMENTASI KONTEN E-LEARNING BERBASIS STANDARISASI SCROM (SHAREABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL) DI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI Siti Husnul Bariah Program Studi Pend. Teknologi Informasi STKIP Garut Abstract Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa supaya memperoleh informasi baru. Dalam kegiatan belajar mengajar pendidik perlu menyiapkan sebuah perangkat pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar tersebut. Dengan adanya sebuah perangkat pembelajaran memudahkan peserta didik untuk mendapatkan berbagai referensi belajarnya. Jurusan Teknologi Informasi STKIP Garut menerapkan sistem e-learning sebagai bagian dalam proses pembelajaran mahasiswa. Pendistribusian bahan ajar selama ini dengan menggunakan format yang berbeda-beda seperti file doc, ppt dan pdf yang menyebabkan ketidakseragaman dalam pengisian konten tersebut. Hal lain yang ditemukan dari jenis format yang berberda-beda tersebut yakni mahasiswa hanya bisa mendownload kemudian membacanya secara offline, Dosen dapat melihat track mahasiswa dalam mengakses e-learning tersebut, tapi hanya sebatas melihat mengakses nya saja, kecuali dalam pengerjaaan evaluasi online. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah (1)Sistem e-learning membuat dosen lebih mudah dalam pemberian bahan ajar kepada mahasiswa. Dosen dalam hal ini sebagai aktor berperan penting dalam terlaksananya system e-learning dengan menyiapkan konten yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa tanpa menghilangkan kesan kelas konvensional yaitu mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengakses e-learning.(2)Konten yang selama ini berupa file doc, ppt, dan pdf yang hanya di download saja oleh mahasiswa tanpa dosen mengetahui apakah mahasiswa membacanya atau tidak dengan standarisasi SCORM dosen dapat mentracking konten yang telah dibuat sejauh mana dimanfaatkan oleh mahasiswa. Keywowrds: Konten, e-learning, SCROM, Pendidikan, Teknologi, Informasi Dalam kegiatan belajar mengajar pendidik perlu menyiapkan sebuah perangkat pembelajaran untuk mendukung kegiatan belajar tersebut. Dengan adanya sebuah perangkat pembelajaran memudahkan peserta didik untuk mendapatkan berbagai referensi belajarnya. Di era teknologi informasi seperti ini ditunjang dengan semakin meningkatnya akses internet peserta didik dapat dengan mudah mencari referensi sesuai yang meraka butuhkan melalui jaringan internet. I. PENDAHULUAN Pengetahuan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan satu sama lain. Pengetahuan adalah informasi yang didapat oleh seseorang secara sadar meliputi emosi, keterampilan, informasi, dan pikiranpikiran sehingga seseorang dapat mengungkapkan apa yang ada dipikirannya berdasarkan pengalamannya. Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang ditata dan diatur sedemikian rupa supaya memperoleh informasi baru. 1 dosen, mengikuti evaluasi online dengan hasil yang langsung diketahui dan disimpan di profile masing-masing, mengirim tugas dengan layanan khusus yang sudah dibuat oleh dosen lengkap dengan batas waktu pengerjaanya sehingga mengharuskan mahasiswa untuk lebih disiplin. Pada jenjang perguruan tinggi, mahasiswa diberi kebebasan dalam memilih dan menentukan sebuah referensi guna mendukung kegiatan belajar. Bahkan tidak jarang seorang dosen hanya memberi beberapa link atau tautan kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa dapat mengaksesnya secara mandiri. Dosen menyiapkan beberapa media untuk mendukung tersampaikannya materi kepada mahasiswa, media yang digunakan bisa media cetak dan elektronik. Berdasarkan penelitian sementara yang dilakukan di jurusan pendidikan teknologi informasi stkip garut dari jumlah keseluruhan dosen 10 orang, sebanyak 90% menggunakan media powerpoint sebagai sarana menyampaikan sebuah materi perkuliahan dikelas. yang dosen siapkan dalam sebuah media tersebut adalah gabungan dari berbagai referensi yang sudah sedemikian rupa diolah untuk diketahui oleh mahasiswanya dengan sebuah harapan ada informasi berupa pengetahuan baru yang mereka dapat setelah mengontrak mata kuliah tersebut. Pendistribusian bahan ajar berupa media powerpoint yang sudah dilakukan oleh dosen jurusan pendidikan teknologi informasi stkip garut diantaranya melalui pertemuan tatap muka langsung ketika perkuliahan selesai biasanya transfer melalui media penyimpanan kepada salah satu mahasiswa kemudian mahasiswa tersebut membagikannya ke temen-temen melalui jejaring social atau grup kelas masing-masing.atau dosen membuat sebuah bahan ajar cetak kemudian mewajibkan seluruh mahasiswanya untuk Peserta didik dapat belajar dimana saja, dapat memperoleh referensi darimana saja. Internet merupakan jaringan yang luas dan mendunia yang didalamnya terdapat berbagai informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis. Peserta didik dapat membuka halaman berita online, social media, mereka bisa mendapatkan berbagai macam informasi. Proses pembelajaran pada saat ini tidak lepas dari peran teknologi informasi, teknologi mendukung proses pembelajaran lebih menarik, lebih cepat seperti contohnya dalam hal pengiriman tugas yang dikerjakan dirumah, banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya dengan mengirimkan tugas tersebut melalui layanan email. Hal tersebut sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran berbasis elektronik, peserta didik mengakses mesin Pencari dengan mengetikan sebuah kata lalu mereka mebaca sebuah isi berita tersebut sesuai dengan masukan kata mereka itu sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran berbasis elektronik. Dalam kaitannya dengan social media ketika ada seseorang yang sedang update status berkaitan dengan materi atau informasi pengetahuan yang baru kemuadia ada yang mengomentari dan menjawabnya disitu sudah termasuk pembelajaran berbasis elektronik. Perlu digarisbawahi bahwa pembeajaran elektronik secara sadar atau tidak sadar sebenarnya sudah banyak digunakan oleh peserta didik jaman sekarang dari mulai tingkat sd smp sma sampai jengjang perkuliahan. Saat ini di jurusan Teknologi Informasi STKIP Garut menerapkan sistem e-learning sebagai bagian dalam proses pembelajaran mahasiswa. Harapan yang ingin dicapai oleh pendidik adalah bahwa dengan adanya e-learning dapat menambah ruang baru kepada mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran seperti memanfaatkan bahan ajar yang telah disediakan oleh 2 mengcopy diktat tersebut. Hal lainya yang digunakan dalam pendistribusian bahan ajar yaitu dengan pemanfaatan sistem e-learning yang bisa diakses di http://www.elearningpti.gnomio.com menggunakan akun masing-masing mahasiswa. Konten yang disediakan dalam sistem e-learning harus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa dalam mendukung proses belajar mengajar. Wahono (2005) menjelaskan bahwa konten e-learning dapat berupa text-based content, multimediabased content ataupun kombinasi keduanya (text-based content dan multimedia-based content). Dosen tidak terbatas hanya dalam satu aplikasi saja dalam membuat sebuah bahan ajar, dalam sistem e-learning dosen dapat membuat beberapa jenis konten pembelajaran yang dapat menarik minat mahasiswa untuk dapat memanfaatkannya guna mendukung proses pembelajaran misalnya dengan menyisikan video pembelajaran, link atau tautan ke halaman web lainnya. Dalam hal ini dosen disebut sebagai aktor dalam e-learning sebagaimana dinyatakan oleh (setiawan, dkk. 2014:131) konten dan aktor memiliki hubungan yang sangat erat, karena konten e-learning dibuat, disimpan, dirawat dan dipergunakan oleh aktor e-learning itu sendiri dan terdapat daur hidup (lifecycle) dalam konten e-learning dan aktor adalah pusat dari daur hidup tersebut. Dosen berperan penting dalam terlaksananya sistem e-learning sebagai sarana untuk mendukung proses pembelajaran imana dosen menyiapkan konten, menyimpannya sehingga bisa diakses oleh mahasiswa. Sharable Content Object Refrence Model (SCORM) adalah standar yang dikembangkan oleh Advanced Distributed learning (ADL) yang kemudian di support oleh United States Secretary of Defences (USSD) sebagai sebuah standar e-learning. Sejak dikembangkan mulai tahun 2000, saat ini hampir semua LMS yang beredar sudah menerima standar SCORM sebagai standar paket konten untuk modul pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah LMS Moodle yang dipakai oleh jurusan teknologi informasi STKIP Garut dalam mengembangkan sistem e-learningnya. Pendistribusian bahan ajar selama ini dengan menggunakan format yang berbedabeda seperti file doc, ppt dan pdf yang menyebabkan ketidakseragaman dalam pengisian konten tersebut. Hal lain yang ditemukan dari jenis format yang berberdabeda tersebut yakni mahasiswa hanya bisa mendownload kemudian membacanya secara offline, Dosen dapat melihat track mahasiswa dalam mengakses e-learning tersebut, tapi hanya sebatas melihat mengakses nya saja, kecuali dalam pengerjaaan evaluasi online. Kelemahan yang terjadi adalah mahasiswa hanya bisa mendownload terlebih dahulu kemudian dapat membacanya secara offline. Tpi dosen tidak bisa mengtracking apakah mahasiswa tersebut membacanya atau tidak. Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan implementasi konten e-learning berbasis standarisasi SCORM di jurusan pendidikan teknologi informasi sehingga memudahkan ketika bertukar dengan lms yang lainnya, memudahkan kepada mahasiswa dalam mengakses materi tersebut, membuat sebuah kebiasaan baru bahwa mahasiswa membuka e-learning tidak hanya mengaksesnya semata-mata hanya untuk mendownload materi saja atau hanya dapat notif bahwa mahasiswa tersebut sudah mengaksesnya. II. KAJIAN LITERATUR A. E-Learning 3 sehingga jarak sudah bukan menjadi sebuah halangan lagi asalkan mendapat jaringan yang mendukung. Menurut Henderson (dalam Wahono, 2010) ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun sebuah sistem e-learning: Definisi e-learning bermacam-macam ini dikarenakan e-learning sudah menjadi kata umum dalam sebuah proses pembelajaran yang kegiatannya dilakukan dengan menggunakan jaringan internet, 1. Menentukan tujuan dari sistem e- dibawah ini akan dijelaskan beberapa learning, pengertian e-learning supaya bisa dijadikan pada pengembang rujukan dalam penelitian ini, diantaranya tahap system ini harus menentukan apa yang ingin dicapai adalah: dengan adanya e-learning tersebut. a. Menurut (Darmawan, 2011:11) Salah satu produk intergrasi Teknologi Informasi ke dalam dunia pendidika adalah e-learning atau 2. Memulai sistem dalam skala kecil, beberapa pembelajaran elektronik. b. Hartley, 2001 (dalam Wahono, 2003:4) E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan pengembang memilih untuk memulai sistem e-elarning langsung pada skala besar. Hal ini kurang baik ditinjau dari segi manajemen resiko karena proyek dalam skala besar juga memiliki resiko kegagalan yang besar pula. komputer lain. c. Badrul Khan, 2005 (dalam Wahono, 2010) e-learning can be viewed as an innovative approach for delivering welldesign, learnercentered, interactive, and facilitated learning environment to anyone, anyplace, anytime by utilizing the attributes and resources of various digital technologies along with other form of learning materials suited for open, flexible and Sebaiknya e-learning dimulai terlebih dahulu pada sebuah unit yang kecil dan dievaluasi sepenuhnya terlebih dahulu untuk menjadi model bagi sistem dalam skala yang lebih besar. 3. Mengkomunikasikan dengan peserta didik, menerapkan sebuah ditributed learning environtment. sistem baru akan memberikan tingkat keberhasilan lebih baik Dapat disimpulkan bahwa istilah elearning merupakan istilah untuk proses pembelajaran yang dilakukan menggunakan media jaringan internet, apabila sasaran dari sistem tersebut memahami dengan baik sistem 4 tersebut. Demikian pula dengan e- skala learning, jumlah apabila peserta didik lebih besar. peserta Menambah didik, memahami tentang sistem yang pelajaran, model dibangun dan dikembangkan maka berbagai aspek mereka dapat turut memberikan lainnya dapat dilakukan dengan bantuan untuk mencapai tujuan e- mengacu model dari skala yang learning tersebut. Didasari alasan lebih tersebut maka pengembang sistem dikembangkan sebelumnya. Seperti e-learning tampak pada gambar berikut ini: seharusnya selalu kecil evaluasi mata dan pembelajaran yang telah mengkomunikasikan sistem yang sedang coba dibangun kepada peserta didik. 4. Melakukan evaluasi secara kontinyu, evaluasi terhadap sistem dan segenap aspeknya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin keberhasilan penerapan e-learning. Membandingkan hasil belajar Gambar 2.2 Memulai sistem dari skala kecil dan memperluasnya secara bertahap. Henderson (dalam Wahono, peserta didik dengan pembelajaran secara konvensional memberikan sistem dapat justifikasi apakah learning yang e- 2010) Berdasarkan langkah-langkah diatas dikembangkan memenuhi standar sudah keberhasilan proses pembelajaran mengembangkan sebuah e-learning yang atau tidak. paling utama adalah menentukan apa yang 5. Mengembangkan jelas bahwa dalam dalam ingin dicapai dengan adanya e-learning skala lebih besar Setelah sistem tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi mencapai keberhasilan dalam skala peserta didik dalam skala kecil dan lebih kecil besarnya lagi. maka sistem terlihat selanjutnya mengembangkan sistem adalah dalam 5 untuk membangun suatu sistem yang lebih B. SCROM (Sharable Content Object besar. Refrence Model) Menurut Mackenzie (dalam Susanty Sharable Content Object Refrence Model (SCORM) adalah standar yang dan Oriniati, 2013:45) Standarisasi dikembangkan oleh Advanced Distributed diperlukan untuk menjamin akuntabilitas learning (ADL) yang kemudian di support konten pembelajaran yang digunakan pada oleh United States Secretary of Defences e-learning. (USSD) sebagai sebuah standar e-learning. dilapangan, banyak penyedia konten e- Sejak dikembangkan mulai tahun 2000, saat learning tidak memperhatikan standarisasi ini hampir semua LMS yang beredar sudah pendistribusian konten eLearning. Model menerima standar SCORM sebagai standar pembelajaran e-Learning harus memenuhi paket konten untuk modul pembelajaran. standarisasi sebagai berikut: Berdasarkan pengamatan Menurut Rice (dalam Susanty dan Oriniati, 1. Accessibility, kemampuan untuk 2013:45) SCORM (Shareable Content mencari dan mengakses komponen Object Reference Model) adalah standar instruksional dari suatu lokasi dan pendistribusian paket e-Learning yang mengirimkannya ke banyak lokasi dapat lain. digunakan untuk menampung 2. Adaptability,kemampuan berbagai spesifikasi dan standar untuk untuk konten e-Learning berbasis web dengan menyesuai kan materi sesuai dengan mengacu pada interoperability, accesibility, kebutuhan pribadi dan organisasi. 3. Affordability,kemampuan dan reusability. Menurut Susanty dan meningkat Oriniati kan untuk efisiensi dan (2013:45) Tujuan dari SCORM adalah produktifitas dengan mengurangi sebuah upaya untuk mulai menyeragamkan biaya dan waktu yang dibutuhkan pengembangan dalam pengiriman materi. sistem e-Learning berbasiskan teknologi web yang disebut 4. Durability, kemampuan bertahan Learning Management Systems (LMS). dari perkembangan dan perubahan SCORM menggunakan pendekatan object teknologi oriented dan memandang bahwa setiap mengeluarkan learning object atau content object sebagai mendesain, mengkonfigurasi serta sekumpulan objek yang dapat disatukan penyimpanan ulang. 6 tanpa biaya banyak untuk 5. Interoperability, kemampuan untuk mengambil Program Studi Pendidikan Teknologi komponen-komponen Informasi lahir berdasarkan SK Kementrian materi yang dikembangkan di suatu pada tanggal Februari 2013. Visi Jurusan lokasi dengan kelengkapan tool atau teknologi informasi adalah Unggul dalam platformnya dan menggunakannya bidang keguruan dan ilmu pendidikan di tempat lain dengan tool atau dibidang platform yang berbeda. komunikasi di tingkat regional dan nasional 6. Reusability, kemudahan informasi dan untuk mewujudkan masyarakat ilmiah, menggabungkan dan menggunakan kembali teknologi religious, dan berkualitas. komponen–komponen Misi jurusan teknologi informasi adlah materi dalam aplikasi–aplikasi dan meningkatkan mutu sumberdaya manusia konteks– konteks bertingkat. yang professional dalam keguruan dan ilmu pendidikan Menurut Nadhiroh (2015:35) Terdapa beberapa kekurangan dari teknologi informasi dan komunikasi, bertakwa kepada tuhan yang SCORM, maha diantaranya adalah: esa, mempunyai 1. Pemindahan konten yang terlanjur cerdas, terampil, wawasan kreatif, yang luas dan bertanggung jawab. dibuat tanpa standar SCORM ke Tujuan jurusan teknologi informasi dan standar SCORM akan memakan komunikasi waktu. pendidkan tinggi yang menghasilkan tenaga yan pekerjaan spesifik diluar standar berkepribadian serta mampu mengembangkan ilmunya untuk memenuhi SCORM yang sudah ditetapkan. Hal membatasi menyelenggarakan kependidikan akademik dan professional 2. SCORM belum mampu melakukan ini adalah kebutuhan kemampuan pembangunan masyarakat, bangsa, dan Negara. penyamapaian materi yang bisa dilakukan oleh modul pembelajaran III. ANALISIS DAN PERANCANGAN berstandarkan SCORM. Sistem e-learning di jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi telah dilaksanakan sejak tahun 2014, mahasiswa C. Pendidikan Teknologi Informasi dapat mengakses dengan hak akses masing- 7 masing untuk dapat masuk kedalam matakuliah yang diampu pada semester Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan tersebut. Mahasiswa dapat mengakses Kegiatan semua konten yang disediakan oleh dosen No Kegiatan 1 Sosialisasi Pembelajaran e-learning Pembuatan konten berbasis SCORM Implementasi SCORM pada LMS Moodle Pengujian Konten Elearning berbasis SCORM pada mahasiswa 1 termasuk diwajibkan untuk menyelesaikan penugasan-penugasan yang tersedia di elearning. 2 Berdasarkan analisis pada system elearning jurusan teknologi informasi dan komunikasi bahwa format yang disediakan 3 masih beragam, tidak ada keseragaman antara matakuliah yang satu dengan yang 4 lainnya. Format yang tersedia adalah file doc, dan ppt sehingga dosen tidak dapat melihat aktifitas mahasiswa dalam Bulan 2 3 4 mengakses bahan ajar tersebut. Mahasiswa hanya dapat mendownload dan Setelah dilakukan tahapan sosialisasi membacanya secara offline. Oleh karena itu sampai implementasi konten dengan format dengan yang standarisasi scorm, kemudian langkah tersedia di jurusan teknologi informasi selanjutnya adalah dengan dilaksanakannya didukung oleh dosen-dosen yang aktif pengujian Pengujian berupa pemberian menggunakan e-learning sebagai media angket tambahan memanfaatkan dalam pembelajaran maka saja fasilitas kepada mahasiswa untuk mendukung proses mengetahui sejauh mana pemanfaatan dibuatlah jadwal konten e-learning dengan standarisasi pelaksanaan kegiatan untuk implementasi SCORM dalam mendukung proses belajar konten e-learning berbasis standarisasi mengajar. Kemudian angket juga diberikan SCROM. kepada dosen yang mengikuti kegiatan pembuatan konten berbasis SCORM dengan tujuan mempunyai keseragaman dalam pengisian konten e-learning sehingga memudahkan 8 jika dikemudian hari memerlukan proses integrase dengan LMS yang lainnya . Pelaksanaan diselenggarakan di lab jurusan pendidikan teknologi informasi dengan. Seluruh dosen jurusan pendidikan Gambar 4.1 Tampilan utama e- teknologi informasi mengikui kegiatan learning pembuatan konten berbasis SCORM, dan pengujian Konten e-learning Hasil yang diperoleh dalam proses berbasis SCORM diselenggarakan diakhir tahapan penyebaran angket kepada responden dengan jumlah 30 mahasiswa. dalam hal ini mahasiswa tingkat 1 semester 1 tahun ajaran 2015-2016 yang akan dijadikan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis pendahuluan dilakukan pada tahapan pertama berkaitan Karena program studi seluruh pendidikan penelitian dalam implementasi konten e-learning berbasis dengan sosialisasi pembelajaran dengan bantuan elearning. objek mahasiswa standarisasi scorm. Sebanyak menyatakan bahwa mereka 92,5% mengenal http://www.elearningpti.gnomio.com teknologi sebagai pendukung proses pembelajaran informasi telah memiliki hak akses masing- pada mata kuliah yang diampu. Sedangkan masing terhadap e-learning maka dibuatlah inentsitas waktu untuk mengakses e- analisis pendahuluan berkaitan dengan learning sebanyak pemanfaatan e-learning sebagai pendukung 77,5% menyatakan mengakses 1 minggu sekali, sedangkan proses belajar mengajar terutama dalam 12,5% menyatakan mengakses 2 minggu mendapatkan bahan ajar yang disediakan sekali, 5% mengakses 3 mnggu sekali, dan oleh dosen. 2,5% menyatakan ragu-ragu serta 2,5% Tampilan e-learning yang sudah bisa sisanya menyatakan tidak tahu kapan persis diakses oleh seluruh mahasiswa program waku yang tepat bagi dirinya dalam studi pendidikan teknologi informasi pada mengakses e-learning. halam web http://elearningpti.gnomio.com . Hasil yang diperoleh dalam tahapan tampilan utama seperti gambar dibawah ini. pelaksanaan yang kedua berupa pembuatan konten berbasis SCORM adalah seluruh dosen 9 dapat merubah format yang sebelumnya file doc, ppt, dan pdf menggunakan software ispring sehingga format menjadi SCORM. Keseragaman format tersebut menjadikan bahan ajar yang dibuat oleh dosen dapat digunakan di bebeapa LMS lainnya seperti LMS ATutor. Gambar 4.5 aktifitas dalam LMS Moodle Gambar 4.2 Bahan Ajar berbasis powerpoint Gambar 4.6 Aktifitas model SCORM Gambar 4.3 format scorm dengan ispring Gambar 4.7 Konten dengan standarisasi SCORM yang telah diakses oleh mahasiswa. Hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa setelah tahapan pembuatan konten dengan standarisasi scorm dan implementasi pada LMS Moodle dapat Gambar 4.4 Bahan Ajar dikemas dalam bentuk .zip membantu proses pembelajaran dengan sistem e-learning mengesampingkan kelas yang tidak konvensional bahwa mahasiswa mempunyai kewajiban 10 untuk memanfaatkan e-learning yang ada mahasiswa membacanya atau tidak dengan dengan standarisasi konten-konten yang sudah SCOM dosen dapat disediakan oleh dosen, karena menjadi mentracking konten yang telah dibuat salah satu bagian dari penilaian dilihat hasil sejauh mana dimanfaatkan oleh mahasiswa. rata-rata persentase dengan 85% konten ini Saran yang dapat penulis berikan yaitu sudah masuk dalam kriteria baik dan dapat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dimanfaatkan 85% berkaitan dengan standarisasi SCORM mahasiswa mengakses konten yang telah yang dapat terintegrasi dengan LMS dibuat oleh dosen dengan standarisasi lainnya sepeti ATutor, perlu dibuktikan SCORM untuk mendukung pengerjaan apakah dengan format yang sudah diupload evaluasi ke oleh online mahasiswa. yang menghatuskan elearningpti.gnomio.com dapat diintegrasikan dengan LMS Atutor. mahasiswa mempelajari terlebih dahulu materi yang disiapkan oleh dosen sehinggan e-learning betul-betul dapat dimanfaatkan REFERENSI untuk mendukung proses pembelajaran. Darmawan, Deni. (2009). Biologi Komunikasi “Komunikasi Pembelajaran Berbasis Brain Information Communication Technology”. Bandung: Humaniora V. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat sebagai berikut: membuat dosen (1)Sistem lebih diambil e-learning mudah _________, Deni. (2011). Teknologi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. dalam pemberian bahan ajar kepada mahasiswa. Dosen dalam hal ini sebagai aktor berperan _________, Deni. (2011). Inovasi Pendidikan “Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan pembelajaran Online”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. penting dalam terlaksananya system elearning dengan menyiapkan konten yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa tanpa menghilangkan kesan kelas konvensional Nadhiroh, Yusrotun, Anis. (2015). Implementasi Pembelajaran Melalui E- yaitu mahasiswa mempunyai kewajiban untuk mengakses e-learning.(2)Konten Learning Dengan Standar Scorm
(Studi yang selama ini berupa file doc, ppt, dan pdf yang hanya di download saja Kasus Stt Nurul Jadid). oleh Setiawan, Wawan, dkk.(2014). Analisis Penerapan Sistem E-Learning Fpmipa Upi mahasiswa tanpa dosen mengetahui apakah 11 Menggunakan Technology Acceptance Model (Tam). Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 19, Nomor 1, April 2014, hlm. 128140 Susanty, Wiwin dan Oriiniati, Putri. (2013). Analisis Website E-Learning Berbasis Standar Scorm Content Aggregation Model 2.1 Di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung. Jurnal Manajemen Sistem Informasi Dan Teknologi. Wahono, R. S. (2003). Pengantar ELearning dan Pengembangannya. Ilmukomputer.com (IKC). 12 13