BAB I: PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan berkembangnya suatu perusahaan maka masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan akan semakin rumit. Dengan adanya revolusi informasi dan semakin terbukanya perekonomian dunia, maka batas perdagangan antar negara maupun regional semakin tidak terlihat dan tuntutan konsumen terhadap pasar semakin meningkat. Dengan terbentuknya pasar international yang cenderung makin kompetitif dan global, maka hanya perusahaan-perusahaan yang memiliki standar tinggi dalam kinerja usahanyalah yang dapat bersaing dan bertahan dalam menghasilkan keuntungan jangka panjang. Dalam kondisi yang penuh persaingan ini diperlukan suatu mekanisme untuk mengimplementasikan strategi baru tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Setiap alur strategi perlu dilakukan pengukuran agar dapat ditentukan derajat keberhasilannya. Seperti yang diutarakan oleh Kaplan & Norton (2000), “if you can’t measure it, you can’t manage it”. Bahwasannya kita tidak dapat mengelola apapun yang tidak dapat kita ukur. Dengan demikian pengukuran kinerja merupakan alat manajemen yang penting. Untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan secara menyeluruh baik ditinjau dari segi operasional maupun keuangan, diperlukan suatu sistem pengukuran terpadu. Namun pada kenyataannya perusahaan hanya menerapkan metode konvensional, yaitu metode pengukuran kinerja yang menggunakan tolok ukur keuangan (finance), seperti Return on Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), dan beberapa tolok ukur lainnya yang dihitung berdasarkan informasi akuntansi perusahaan. Namun pengukuran yang menggunakan tolok ukur keuangan (finance) memiliki kelemahan, yaitu ketidakmampuannya mengukur harta tidak berwujud perusahaan (intangible asset), dan harta-harta intelektualnya seperti sumber daya manusia. Dalam era reformasi dan globalisasi, tolok ukur keuangan tersebut dipandang tidak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi kelangsungan hidup 1 2 perusahaan, apalagi meningkatkan daya saingnya. Pada tahun 1990, Nolan Norton Institute, bagian riset akuntan public KPMG di USA yang dipimpin oleh David P. Norton mensponsori studi mengenai, “Pengukuran kinerja dalam organisasi masa depan”, studi ini didorong oleh kesadaran bahwa pada waktu itu ukuran kinerja keuangan yang digunakan oleh semua perusahaan untuk mengukur kinerja eksekutif tidak lagi memadai. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja perusahaan di masa depan, diperlukan ukuran komprehensif yang mencakup empat perspektif, yaitu: keuangan (financial), pelanggan (customer), proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Ukuran ini disebut dengan metode pengukuran Balanced Scorecards (BSC), yang cukup komprehensif untuk memotivasi perusahaan dalam mewujudkan kinerja dalam empat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang diwujudkan perusahaan bersifat sustainable (berjangka panjang). Berdasarkan pendekatan Balanced Scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan oleh eksekutif haruslah merupakan akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan customer, pelaksanaan bisnis intern yang produktif dan costs effective, dan atau pembangunan personel yang produktif dan kompeten. Seiring dengan berkembangnya sistem pengukuran kinerja perusahaan, banyak pula organisasi yang melakukan perubahan struktur organisasinya dari sentralisasi kepemimpinan menjadi struktur organisasi dengan sistem pengendalian yang lebih terbuka, delegatif, dan responsif. Hal ini dilakukan karena keadaan selalu berubah dengan cepat karena itu diperlukannya antisipasi melalui pengambilan kebijakankebijakan yang cepat juga tepat. Demi tercapainya operasional perusahaan yang efektif dan juga efisien, maka banyak perusahaan yang merubah struktur organisasinya dengan harapan dapat memperbaiki sistem pengendalian manajemen perusahaan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan performa kinerjanya. Perusahaan tersebut ditandai dengan penerapan konsep pertanggungjawaban (responsibility centre), dimana dalam pelaksanaannya terdapat berbagai jenis pusat pertanggungjawaban, menurut Anthony & Govindarajan (2003) itu antara lain adalah pusat biaya (cost centre), pusat pendapatan (revenue centre), pusat laba (profit centre), pusat investasi (investment centre). PT. Beiersdorf Indonesia merupakan perusahaan manufaktur, yang merupakan salah satu contoh perusahaan yang merasa membutuhkan suatu alat kinerja perusahaan yang dapat membantu meningkatkan kualitas kinerja perusahaan. BAB I: PENDAHULUAN 3 Sistem pengendalian manajemen merupakan konsep dan teknis untuk menyajikan informasi yang bisa membantu manajemen mengarahkan perilaku manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama dapat dilaksanakan secara terstruktuk, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai serta cara tertentu untuk melaksanakan suatu atau serangkaian aktivitas dimana dalam hal ini manajer mempengaruhi anggotanya dalam organisasi untuk melaksanakan strategi organisasi. Pengukuran kinerja diperlukan dalam menilai kinerja manajemen. Manajemen dapat menggunakan ukuran financial dan ukuran non financial, yang merupakan alat ukur yang tepat dalam menilai kinerja manajemen. Hasil studi menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan diperlukan ukuran komperhensif yang mencakup empat perspektif, yaitu keuangan (financial), pelanggan (customer), proses bisnis intern (process business intern), dan pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Balanced Scorecard merupakan alat pengukuran kinerja yang cukup komprehensif untuk memotivasi para manajer dan eksekutif dalam mewujudkan kinerja, tidak hanya dalam perspektif keuangan, juga pada tiga perspektif lainnya, agar keberhasilan keuangan yang diwujudkan perusahaan bersifat sustainable (jangka panjang). Menurut Mulyadi (2001:23) dalam bukunya yang berjudul “Balanced Scorecard: Alat manajemen kontemporer untuk pelipatganda kinerja keuangan perusahaan”, menjelaskan bahwa BSC memiliki keunggulan dalam mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. Manajemen perusahaan yang mampu memahami dan memanfaatkan keunggulan dari BSC akan memiliki kemampuan untuk menghasilkan outstanding financial returns jangka panjang. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan memilih judul: “Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan yang Efektif Dilihat Dari Perbandingan Antara Metode Balanced Scorecard dan Metode Konvensional” BAB I: PENDAHULUAN 4 1.2. Identifikasi Masalah Mengingat luasnya bidang telaah dari sistem pengukuran kinerja perusahaan yang mencakup seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan, maka agar tidak menyimpang dari judul yang tercantum dalam Skripsi, maka permasalahan yang ingin diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut: • Bagaimana cara pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode konvensional. • Bagaimana cara pengukuran perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard. • Apakah pengukuran kinerja perusahaan dengan metode balanced scorecard lebih efektif daripada metode konvensional. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan identifikasi masalah tersebut diatas maka penelitian ini diadakan dengan maksud sebagai berikut: • Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode konvensional. • Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode balanced scorecard. • Untuk mengetahui sistem pengukuran kinerja perusahaan yang baik dan efektif. • Untuk membuktikan kualitas kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard lebih baik daripada penggunaan metode konvensional. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: • Untuk memenuhi salah satu syarat yang sifatnya wajib bagi setiap mahasiswa Universitas Widyatama yang akan menempuh ujian Sarjana strata I Akuntansi. • Sebagai bahan perbandingan bagi penulis antara ilmu yang penulisdapatkan di bangku kuliah dengan praktek yang sebenarnya di lingkungan kerja yang nyata. • Sebagai bekal pengalaman bagi penulis dalam menghadapi lingkungan kerja yang sebenarnya. BAB I: PENDAHULUAN 5 1.4. Kegunaan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, diharapkan dapat bermanfaat baik bagi penulis, perusahaan, maupun bagi pihak lain. • Bagi penulis: Penelitian ini merupakan satu pengalaman yang sangat berharga dan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai perbandingan kualitas kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan metode konvensional. Sebagai sarana untuk melengkapi dan menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh selama ini dari bangku kuliah dan literatur-literatur lain serta membandingkannya dengan aplikasi yang sesungguhnya di perusahaan tempat penulis melakukan penelitian. • Bagi perusahaan yang telah menggunakan metode Balanced Scorecard dan yang akan menggunakan metode Balanced Scorecard. Sebagai sumbangan analisis dan pertimbangan keputusan manajemen untuk ikut serta dalam penggunaan balanced scorecard atau tidak dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan. • Bagi penelitian lain, sebagai sumber informasi, inspirasi dan referensi untuk kemungkinan adanya penelitian topik-topik yang berkaitan, baik yang bersifat lanjutan ataupun yang melengkapi, ataupun yang menyempurnakan. 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian Seperti telah diketahui, perkembangan ekonomi dewasa ini menuju ke arah liberalisasi yang merupakan suatu era yang tidak mengenal batas-batas geografis. Hal ini mengakibatkan para pelaku bisnis dihadapkan pada kondisi yang akurat untuk meningkatkan daya saingnya. Setiap organisasi memerlukan suatu mekanisme formal dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitasnya. Kebutuhan ini dapat dipenuhi oleh apa yang disebut dengan sistem akuntansi. Salah satu proses manajemen yang memerlukan informasi akuntansi adalah proses pengendalian manajemen. Proses ini digunakan manajemen dalam mempengaruhi anggota organisasi dalam melaksanakan strategi perusahaan. Sistem yang tepat untuk BAB I: PENDAHULUAN 6 membangun proses ini adalah sistem pengendalian manajemen. Melalui sistem tersebut manajer dapat memotivasi partisipan, mengkoordinasikan usaha mereka, mengalokasikan sumber daya yang ada, dan mengukur prestasi perusahaan dalam mencapai tujuan mereka (Maciarello & Kirby, 2000). Sebagai bagian dari sistem pengendalian, pengukuran kinerja memiliki peranan penting bagi kesuksesan suatu organisasi perusahaan. Pengukuran ini digunakan untuk memperoleh informasi umpan balik guna keperluan evaluasi, perusahaan dapat terus melakukan perbaikan-perbaikan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Selain itu, peran pengukuran bertambah penting karena adanya implikasi perilaku yang ditimbulkannya. Bagaimana kinerja diukur dan dievaluasi dapat mempengaruhi perilaku partisipan dalam perusahaan. Individu umumnya akan bereaksi terhadap pengukuran, juga cenderung memusatkan perhatian pada variabel yang diukur dan mengabaikan variabel yang tidak diukur (Atkinson, Bahker, Kaplan & Young, 1997:29). Pendekatan lama atau biasa disebut sebagai pendekatan tradisional (metode konvensional) merupakan sistem pengukuran kinerja yang hanya menggunakan ukuran-ukuran tunggal, yaitu berupa EVA (Economics value added), yang merupakan konsep terbaru untuk meningkatkan kinerja keuangan. Begitu pula dalam menilai managerial performance, pengukuran tradisional menggunakan ukuran-ukuran seperti penjualan, net income, ROI, atau EPS untuk corporate office dan laba kotor, produktivitas mesin dan pekerja. Pendekatan lama (metode konvensional) dalam mengukur kinerja dipercaya dapat memberikan dampak yang kurang baik pada partisipan organisasi. Misalnya kecenderungan untuk berorientasi jangka pendek dalam bertindak dan mengabaikan tujuan jangka panjang, tidak adanya keselarasan tujuan antara manajemen puncak dengan manajemen tingkat operasional, timbulnya ketegangan dalam bekerja dan hal-hal lain menyebabkan tidak optimalnya kontribusi partisipan terhadap tujuan organisasi. Efektivitas sistem pengukuran kinerja ditentukan dari kemampuannya memahami tujuan dari pengukuran kinerja tersebut. Manajer dalam menjalankan tugas sehari-hari akan menggunakan orang lain dalam operasi perusahaan. Berdasarkan pandangan bahwa pengukuran kinerja yang efektif haruslah merupakan bagian integral dari manajemen strategi bisnis. Norton & Kaplan (1996) melalui tulisan mereka, yaitu Balanced Scorecard Measures that Drive Performance, memberikan kerangka komprehensif dalam menerjemahkan tujuan strategis BAB I: PENDAHULUAN 7 organisasi ke dalam suatu ukuran kinerja yang koheren, yang merupakan paradigma baru dalam megukur kinerja perusahaan di era revolusi informasi saat ini. Balanced Scorecard diperkenalkan sebagai suatu penyempurnaan dari scorecard yang telah digunakan oleh banyak organisasi yang pada umumnya hanya memperhatikan segi financial saja. Balanced Scorecard melihat kinerja perusahaan dari aspek lain sebagai pelengkap dari aspek financial, yaitu: pelanggan (customer), proses bisnis internal (internal bussiness process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth). Dengan penerapan Balanced Scorecard pada pengukuran kinerja perusahaan diharapkan akan menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Atas kerangka pemikiran diatas maka penulis mengajukan hipotesis: “Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scorecard Lebih Baik dan Efektif daripada Metode Konvensional” Metode Balanced Scorecard 1. 2. 3. 4. Sistem Pengukuran Kinerja Perusahaan Metode Konvensional Perspektif Keuangan. Perspektif Pelanggan Perspektif Internal Bisnis. Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan. Perspektif Keuangan HIPOTESIS Gambar 1.1. Bagan Kerangka Pemikiran BAB I: PENDAHULUAN 8 1.6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif analitis, yaitu dengan pendekatan masalah yang diarahkan pada survey dengan cara mengumpulkan data kemudian menganalisa dan selanjutnya membuat kesimpulan serta mengajukan saran-saran yang dipandang perlu. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan status saat ini dari subjek yang diteliti (Nur Indrianto & Bambang Supomo, 2002:26). Pendekatan yang digunakan adalah jenis pendekatan komparatif, yaitu sejenis pendekatan deskriptif yang mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Pendekatan komparatif menurut Prof. Dr. Sugiyono (2004), merupakan pendekatan suatu permasalahan penelitianyang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau atau lebih sampel yang berbeda. Penelitian komparatif tersebut merupakan suatu penelitian yang bersifat membandingkan, dimana terdapat variabel yang masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto, artinya adalah data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Desain penelitian dimulai dengan membangun kerangka teoritis dan menetapkan hipotesis, kemudian dilanjutkan dengan mengembangkan konseptualisasi responden penelitian dan sampel, menetapkan metode dan instrument pengumpulan data serat menetapkan teknik analis untuk menguji hipotesis. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisis data, yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan hasil penelitian. Berdasarkan judul diatas, maka terdapat dua variabel yang diukur dalam penelitian ini, yaitu: X1= efektivitas kinerja perusahaan menggunakan metode balanced scorecard. X2= efektivitas kinerja perusahaan menggunakan metode konvensional. Tes statistic yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan statistic nonparametric, yaitu dengan uji beda untuk dua sample berpasangan melalui uji wilcoxon (signed rank test). Penggunaan uji wilcoxon sesuai dengan sifat sample yang berpasangan untuk setiap tahunnya. BAB I: PENDAHULUAN 9 Dalam uji Wilcoxon, statistic yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian adalah statistic Z. Z=T-µT δT (STATISTIC Z) µ T = n (n+1) 4 (RATA-RATA T) δT = n(n+1) (2n+1) 24 (STANDAR DEVIASI T) Dimana: T= jumlah rangking selisih yang terkecil antara selisih negatif atau positif (yang dimaksud dengan selisih disini adalah selisih dari rangking kualitas kinerja metode balanced scorecard, untuk setiap aspeknya, dengan metode konvensional). n = ukuran sample. Kriteria pengujian hipotesis: Ho diterima, jika Harga Z hitung lebih besar dari Z Tabel (Tabel VIII). Ho ditolak, jika Harga Z hitung lebih kecil dari Z Tabel (Tabel VIII). BAB I: PENDAHULUAN 10 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pengumpulan Kepustakaan (library research), yaitu: Penelitian dengan cara mengumpulkan data teoritis dengan mempelajari buku-buku atau ketentuan-ketentuan pedoman yang ada hubungannya dengan topik yang dibahas dalam penelitian ini, termasuk mempelajari pedoman-pedoman (manual) yang ada di perusahaan. 2. Penelitian Lapangan (field research), yaitu: Pengumpulan data dengan cara langsung terhadap obyek yang diteliti, yang dilakukan dengan cara penelitian langsung terhadap obyek yang diteliti, yang dilakukan melalui cara atau teknik sebagai berikut: a) Wawancara (interview), yaitu teknik mengumpulkan data dengan cara wawancara langsung dengan manajer maupun karyawan yang ada hubungannya dengan obyek yang diteliti. b) Pengamatan (observasi), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung pelaksanaan obyek yang diteliti di perusahaan di perusahaan. c) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan mengenai obyek yang diteliti dan ditujukan pada pejabat-pejabat perusahaan yang terkait, seperti manajer keuangan, manajer pemasaran, manajer produksi, manajer personalia dan beberapa karyawan yang terkait dengan obyek yang diteliti. Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dalam penyusunan skripsi ini dilakukan pada PT.Beiersdorf Indonesia, yang berlokasi di Jalan Satria Raya II No. 46 Caringin Bandung. Penelitian ini akan dilakukan mulai bulan 28 Juli 2007 sampai dengan skripsi ini selesai. BAB I: PENDAHULUAN