BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kisah Daud dan Goliat merupakan cerita historik yang dicatat dalam Alkitab.1 Kisah ini dicatat dalam Kitab I Samuel pasal 17 dan dibagi menjadi tiga perikop. Perikop pertama mengisahkan tentang Goliat menantang tentara Israel (ayat 1-11), perikop kedua tentang Daud tiba di medan pertempuran (ayat 12-39), dan perikop ketiga mengisahkan tentang perkelahian Daud dan Goliat (ayat 4058). Secara keseluruhan kisah ini menceritakan tentang bagaimana Daud seorang gembala dan memiliki perawakan yang kecil tampil menghadapi Goliat seorang pendekar dari tentara bangsa Filistin. Kisah ini diakhiri dengan kemenangan Daud atas Goliat sekaligus menandai kemenangan bangsa Israel atas musuhnya yaitu bangsa Filistin. Kisah ini merupakan cerita yang cukup populer sehingga diharapkan pesan yang ingin disampaikan penulis akan tersampaikan. Alasan lain yang melatarbelakangi pengangkatan kisah ini adalah karena kisah ini dianggap representatif dengan kehidupan penulis. Kisah ini diangkat menjadi analogi dari kehidupan penulis yang sebenarnya. Kehidupan penulis yang dimaksud disini adalah bagaimana perjuangan penulis untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah. Penulis berasal dari keluarga yang sederhana sehingga perjuangan untuk kuliah seakan situasinya laksana sosok Goliat yang besar yang tidak mungkin dikalahkan. Ayah dari penulis meninggal saat penulis masih kecil sehingga ibu dari penulis harus berjuang sendiri menjadi ayah sekaligus ibu bagi penulis. 1 Alkitab merupakan Kitab Suci Agama Kristen 1 Seperti halnya seseorang tentara membutuhkan perlengkapan perang saat di medan pertempuran maka analoginya jika ingin kuliah seseorang harus memiliki modal dan biaya untuk dapat menyelesaikan kuliahnya tersebut. Hal ini terasa berat karena ibu dari penulis tidak memiliki pekerjaan tetap maupun penghasilan yang cukup untuk membiayai kuliah penulis Daud yang merupakan seorang gembala dan memiliki perawakan kecil serta tidak memiliki latar belakang militer dipandang tidak mungkin dapat mengalahkan Goliat yang merupakan seorang pendekar dari barisan tentara bangsa Filistin. Satu-satunya alasan yang membuat Daud menang atas Goliat adalah karena Daud memiliki iman dan keyakinan yang besar bahwa ia dapat mengalahkan Goliat yang besar. Keyakinan yang dimilikinya didasarkan atas kepercayaan bahwa ia memiliki Tuhan yang besar yang sanggup mengatasi masalahnya yang besar yaitu Goliat. Iman dan keyakinan yang sama merupakan satu-satu modal bagi penulis untuk memulai perjuangan untuk kuliah saat itu. Terbesit pikiran saat itu penuh sangsi mempertanyakan apakah ini iman atau nekat. Pikiran itu dilandaskan dengan realita dari kehidupan penulis yang notabenenya tidak ada satupun harapan atau yang diharapkan. Perjuangan yang harus dilalui tidak cukup demikian karena saat itu penulis menghadapai tantangan dan penolakan yang besar atas keputusan yang penulis ambil untuk melanjutkan kuliah. Seperti halnya Daud yang dimarahi oleh kakak-kakaknya saat ia hendak menghadapi Goliat,tantangan terbesar justru datang dari keluarga penulis sendiri. Keluarga yang diharapkan dapat memberikan dukungan justru merekalah yang berusaha mematahkan perjuangan penulis. Saat itu terungkap pernyataan-pernyataan yang sangat menjatuhkan rasanya. Pernyataan-pernyataan yang pernah terungkap itulah 2 yang pada akhirnya menjadi motivasi terbesar bagi penulis untuk melanjutkan perjuangan hingga saat ini. Satu hal yang menjadi keyakinan penulis adalah bahwa tidak ada satu pun masalah yang tidak dapat kita atasi sekiranya ada kemauan untuk menghadapinya. Kemenangan tidak akan diraih Daud saat itu apabila ia menjadi takut sama seperti barisan tentara Israel saat itu dan tidak berani untuk menghadapi Goliat. Untuk mencapai sebuah kesuksesan tentu ada harga yang harus dibayar. Segala pencapaian yang telah diraih tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang harus dikorbankan untuk meraih semua pencapaian yang ada. Ketika berada pada titik kehidupan penulis saat ini, semua terasa seperti mimpi yang indah. Perasaan heran (amazing) terhadap apa yang terjadi selama ini dirasakan oleh penulis saat ini. Sesuatu yang dulunya terasa mustahil kini hampir teratasi dan menjadi nyata. Semangat juang yang tinggi dan keyakinan yang besarlah yang menghantarkan penulis sampai pada titik kehidupan saat ini. Pembuktian terbesar yang penulis ingin tunjukkan adalah bahwa kuliah bukanlah sesuatu yang eksklusif untuk oleh mereka yang kaya, namun juga dapat dinikmati oleh setiap orang yang memiliki kemauan dan keberanian melangkah untuk meraih apa yang menjadi cita-cita. Melihat latar belakang penulis yang demikian, ada keinginan yang besar dari penulis untuk mengangkat kisah “Daud dan Goliat” menjadi analogi dari kehidupan penulis yang sebenarnya. Kisah ini kemudian dituangkan dalam ide-ide musikal yang membentuk komposisi “Daud dan Goliat”. Penyampaian sebuah pesan tentu tidak hanya menggunakan bahasa verbal agar pesan itu dapat tersampaikan. Seorang bisu sekalipun tidak berarti bahwa ia tidak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi. Dari mimik seseorang kita dapat menangkap sebuah pesan tanpa mempertimbangkan 3 apakah pesan itu tersampaikan secara sempurna atau tidak. Hal ini kemudian membuktikan bahwa dalam berkomunikasi tentu ada hambatannya pula. Penyampaiaan pesan dengan bahasa verbal sekalipun tidak menutup kemungkinan pesan itu tidak tersampaikan secara sempurna. Seringkali terjadi kesalahpahaman ketika pesan yang hendak disampaikan tidak tersampaikan secara sempurna. Dalam menjelaskan sebuah objek dengan kata-kata verbal apabila dari kedua belah pihak komunikan tidak memiliki referensi yang sama maka tidak akan tercapai sebuah kesepakatan dan pengertian. Secara sederhana, jika saya sebagai penulis ingin menjelaskan meja kepada pembaca maka meja akan tergambarkan dengan jelas apabila sebelumnya pembaca sudah memiliki referensi tentang meja itu. Dari uraian ini menunjukkan bahwa terkadang untuk menyampaikan sebuah pesan kita membutuhkan sarana lain di luar bahasa verbal agar pesan itu dapat diterima dengan baik. Pada penelitian ini, bentuk komposisi yang diangkat adalah bentuk free form.2 Penulis mengangkat bentuk free form karena komposisi yang diusung adalah musik program.3 Musik merupakan salah satu sarana komunikasi non verbal yang seringkali digunakan. Melihat latar belakang penulis adalah pemusik maka kisah yang diangkat dituangkan dalam ide-ide musikal membentuk komposisi “Daud dan Goliat”. Komposisi yang akan disusun dalam penelitian ini dibuat untuk instrumen piano dan cello. Perpaduan antara piano dan cello menyesuaikan dengan judul dari kisah yang diangkat yaitu “Daud dan Goliat”. Hal lain yang menjadi latar belakang pemilihan instrumen ini didasarkan atas pertimbangan Free form berbentuk bebas, tidak terikat oleh suatu aturan dan bentuk yang baku. Musik program adalah musik yang mengusung sebuah kisah kemudian dilukiskan melalui permainan musik (Sejarah Musik jilid II, Karl Edmund Prier sj, hlm. 189). 2 3 4 register dari kedua instrumen yang lebar sehingga diharapkan penulis akan lebih leluasa dalam mengolah ide musikal dalam penulisan komposisi ini. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses penyusunan komposisi “Daud dan Goliat” untuk piano dan cello? 2. Bagaimana menggambarkan karakter dan suasana dari kisah yang diangkat dalam instrumentasi piano dan cello? 3. Bagaimana analisis struktural dari komposisi “Daud dan Goliat”? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui proses penyusunan komposisi “Daud dan Goliat”. 2. Mengetahui bagaimana menggambarkan karakter dan suasana dalam kisah yang diangkat dalam instrumentasi piano dan cello. 3. Mengetahui analisis struktural dari komposisi “Daud dan Goliat”. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi penulis sebagai latihan untuk mengapresiasi karya musik dengan lebih mendalam. Menyampaikan pesan melalui musik yang bukan merupakan media komunikasi verbal tentu bukanlah hal yang mudah. Penciptaan karya musik ini tentu tidak cukup hanya menguntai melodi menjadi frase-frase melodi saja tetapi bagaimana setiap melodi yang tercipta menjadi kalimat untuk menceritakan kisah yang diangkat. Melihat kesulitan yang ada tentu ini menjadi ajang latihan bagi 5 penulis untuk berlatih bagaimana berkomunikasi melalui musik. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan khususnya bagi yang mengambil konsentrasi komposisi dalam pelaksanaan tugas akhir. E. Batasan Masalah Untuk menghindari perluasan masalah maka kisah tentang Daud dan Goliat ini dibagi menjadi tiga bagian (movement). Judul untuk setiap bagian didasarkan atas judul yang diberikan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) pada I Samuel pasal 17 secara keseluruhan. Bagian pertama yang berjudul “Goliat menantang tentara Israel”, mengisahkan bagaimana Goliat yang merupakan seorang pendekar gagah perkasa dari tentara Filistin tampil menantang tentara Israel. Bagian kedua dengan judul “Daud tiba di medan pertempuran”, mengisahkan Daud saat tiba di medan pertempuran untuk memastikan keadaan kakak-kakaknya yang adalah bagian dari tentara Israel. Bagian ketiga dengan judul “perkelahian Daud dengan Goliat”, mengisahkan perkelahian antara Daud dan Goliat. Komposisi “Daud dan Goliat” digubah untuk piano dan Cello. Mengingat keterbatasan jumlah alat yang hanya terdiri dari dua instrumen dalam melukiskan setiap karakter dan suasana dalam kisah yang diangkat, maka diharapkan melalui kedua instrumen ini dapat memfasilitasi pesan yang hendak disampaikan dengan mengoptimalkan teknik komposisinya. F. Batasan Istilah Kisah Daud dan Goliat ditulis dalam Perjanjian Lama. Daud merupakan anak bungsu dari Isai orang Betlehem. Tugas sehari-harinya adalah menggembalakan kambing domba (I Samuel 16:11). Pada saat itu Daud telah 6 diurapi menjadi raja namun belum menduduki tahta kerajaan (I Samuel 16:113). Goliat merupakan seorang pendekar dari tentara orang Filistin, berasal dari Gat dan memiliki tinggi enam hasta4 sejengkal (I Samuel 17:4). Pada saat itu ia tampil menantang tentara Israel agar mengirimkan seseorang agar bertarung dengan dia. Tantangannya ini mendatangkan kecemasan dan ketakutan atas segenap orang Israel (I Samuel 17:11). Komposi adalah susunan, tata susun, gubahan musik baik instrumental maupun vokal, teknik menyusun karangan agar diperoleh cerita yang indah dan selaras, Seni integrasi warna, garis, dan bidang untuk mencapai kesatuan yang harmonis. Pada penelitian ini komposisi yang dimaksud adalah gubahan musik instrumental. Piano merupakan: 1) alat musik berdawai baja, dibunyikan dengan memukulkan palu-paluan pada dawai itu, dan dimainkan dengan menekan tutsnya; 2) istilah musik yang berarti lembut (lagu yang harus dimainkan dengan lembut).5 Nama cello adalah kependekan dari istilah dalam bahasa Italia violoncello, yang berarti "violone kecil". Violone adalah sebuah instrumen yang kuno, sebuah viol besar, yang mirip dengan bas modern yang kita kenal sekarang. Cello merupakan bagian dari keluarga instrumen gesek. G. Metode Penelitian Pada penelitian ini akan dilakukan tiga tahapan yaitu pengumpulan data, analisis data, dan proses penulisan laporan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan sumber referensi baik yang tertulis maupun audio visual yang terkait dengan topik penelitian. Referensi tertulis yang dimaksud adalah mengumpulkan partitur yang terkait dengan topik yang diangkat secara Ukuran panjang sebesar 45 cm. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. 4 5 7 umum, dan secara khusus akan akan dianalisis partitur piano dan cello karena instrumen yang digunakan adalah piano dan cello. Langkah yang dilakukan pada tahap analisis data adalah mengolah ide musikal, baik yang berasal dari keinginan penulis maupun inspirasi yang diperoleh berdasarkan referensi dari luar. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif, yaitu dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusun melalui analisis. Analisis data dilanjutkan dengan uji coba/praktik atau melakukan studi partisipatif terhadap komposisi yang akan disusun. Studi partisipatif akan dilakukan dengan melibatkan musisi lain. Setelah dilakukan uji coba serta praktik yang berulang-ulang maka akan ditemukan komposisi yang tuntas. Proses terakhir adalah penulisan laporan yang dituangkan secara deskriptif mengenai seluruh proses penelitian yang dimulai dari pengumpulan data, analisis data, hingga tersusunnya komposisi tersebut. 8