815 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) HUBUNGAN IKLIM KELAS DENGAN MOTIVASI PADA ANAK TK KELOMPOK B DI GUGUS 1 KECAMATAN MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA THE RELATIONSHIP BETWEEN CLASS CLIMATE AND MOTIVATION OF CHILD AT B GROUP IN GUGUS 1 KECAMATAN MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA Oleh: Ulfah Nur Azizah, pgpaud/paud fip uny [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan iklim kelas dengan motivasi pada anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 205 anak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling dan diperoleh sampel sebanyak 129 anak. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Teknik pengumpulan data berupa observasi. Teknik analisis data menggunakan uji prasyarat analisis, meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian hipotesis menggunakan rumus Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara iklim kelas dan motivasi pada anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari koefisien korelasi sebesar 0,296. Nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05). Angka positif menunjukkan hubungan yang positif diantara kedua variabel. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi iklim kelas maka semakin tinggi pula motivasi pada anak TK Kelompok B di gugus tersebut. Kata kunci : iklim kelas, motivasi, anak TK kelompok B Abstract The aim of this study was to find out the relationship between class climate and motivation of child at B Group in Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. This study used a quantitative approach with the type of correlation. The population in this research were 205 children. The sampling technique used simple random sampling and obtained a sample of 129 children. Data collection instruments used sheets observation.Technique of data collection used observation. Technique of data analyzed used analysis prerequisite test, included normality test and linearity test. Hypothesis testing used the Pearson Product Moment formula. Results showed that there was a significant relationship between class climate and motivation of child at B Group in Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta This was evident from the correlation coefficient of 0.296. A significance value of 0.001 (p < 0.05). A positive number indicated a positive relationship between the two variables. This showed that the higher the class climate, the higher the motivation of child at B Group in this Gugus. Keywords: classroom climate, motivation, B Group kindergarten. PENDAHULUAN Usia anak Taman Kanak-kanak Kelompok lingkungannya akan dengan mudah diserap oleh anak. B termasuk dalam masa golden age. Dalam masa Pendidikan anak usia dini menurut Danar ini, anak sedang menjalani suatu masa keemasan Santi (2009) merupakan salah satu bentuk dalam proses pertumbuhan dan perkembangan penyelenggaraan meliputi berbagai aspek yang sangat fundamental menitikberatkan pada peletakan dasar kearah bagi kehidupan selanjutnya. Dalam masa ini pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, sangat pesat. Segala stimulasi yang diberikan oleh daya cipta, pendidikan kecerdasan emosi, yang kecerdasan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 816 spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku Tugas guru dalam pembelajaran sangat serta agama), bahasa dan komunikasi sesuai penting dalam menyediakan pembelajaran yang dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan menyenangkan bagi anak. Anak usia dini masih yang dilalui oleh anak usia dini. Hal ini berarti bergantung dengan orang di sekitarnya sehingga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan peran guru saat di sekolah sangat membantu anak pelayanan pendidikan yang paling dasar bagi dalam anak usia dini agar anak mendapatkan stimulasi melalui berbagai kegiatan yang dilakukan di yang untuk sekolah. Guru seharusnya berperan sebagai mengembangkan segala potensi yang dimiliki fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai bekal kehidupan selanjutnya. Diharapkan bukan sebagai sumber belajar utama yang dapat segala potensi yang dimiliki oleh anak dapat menghambat proses belajar anak. Peran guru berkembang secara optimal melalui pemberian seharusnya lebih kearah demokratis. Saat di pendidikan tersebut. kelas, guru harus berperan untuk menghidupkan sesuai bagi perkembangannya rangka menstimulasi perkembangan Stimulasi yang dapat diberikan salah suasana, memberikan semangat, menciptakan satunya yaitu dengan pemberian pendidikan bagi rasa aman dan nyaman di dalam kelas sehingga anak yang sesuai dengan karakteristik dan anak-anak antusias mengikuti pembelajaran yang kemampuan anak. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan. biasanya terprogram dalam sebuah kegiatan Pembelajaran bagi anak usia dini harus pembelajaran yang di dalamnya berisi kegiatan- dibuat yang menyenangkan. Dengan begitu anak kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai dengan senang hati akan mengikuti pembelajaran aspek bagi di kelas. Suasana yang menyenangkan saat di pengoptimalan segala potensi yang dimilikinya. kelas dapat membuat anak merasa nyaman dalam Dengan begitu anak dapat mencapai tujuan mengikuti pembelajaran. Salah satu yang dapat pembelajaran dengan baik. dilakukan adalah penciptaan iklim kelas yang perkembangan yang berguna Tujuan pembelajaran dijadikan sebagai kondusif selama mengikuti kegiatan dalam tolok ukur atas perkembangan anak. Hal ini pembelajaran. Iklim kelas yang kondusif ini bisa berguna mana meningkatkan perkembangan yang sudah dilalui anak. Untuk pembelajaran. mencapai untuk mengetahui tujuan anak mengikuti Hadiyanto & Subiyanto dalam Tarmidi direncanakan, sebisa mungkin guru menyediakan dan Lita Hadiati (2005) mengemukakan bahwa berbagai menunjang iklim kelas adalah segala situasi yang muncul perkembangan anak. Seperti memilih materi dan akibat hubungan antara guru dan peserta didik metode yang sesuai serta membangun lingkungan atau hubungan diantara peserta didik yang yang baik yang dapat mencakup seluruh proses menjadi perkembangan anak. mempengaruhi proses belajar mengajar. Menurut yang dapat yang semangat sudah hal pembelajaran sejauh ciri khusus suatu kelas dan Rusdinal dan Elizar (2005: 121) beberapa bentuk 817 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) kegiatan yang mengacu pada pengembangan pembelajaran ini sangat diperlukan agar anak hubungan baik antara guru dan anak dapat dilihat dengan senang hati mengikuti pembelajaran dari sifat keterbukaan, guru memahami kesulitan dengan baik. Dengan motivasi, dapat membantu anak, melindungi anak, bersikap hangat, dan anak untuk mencapai bersikap Motivasi anak dapat dibangun melalui pemberian menerima. Sedangkan untuk pengembangan hubungan baik anak dan anak penciptaan dapat dilihat dari keakraban, tolong menolong, kondusif pengendalian emosi, dan bersikap menerima. menarik di kelas. Diharapkan dari hubungan yang dibangun oleh tujuan pembelajaran. lingkungan dan Dengan pembelajaran yang pembelajaran yang kegiatan penciptaan lingkungan dan guru dan anak di dalam kelas, bisa tercipta suatu kegiatan pembelajaran yang menarik diharapkan kondisi yang baik di dalam kelas yang dapat dapat membantu menumbuhkan motivasi dalam menstimulasi perkembangan anak. Hal ini sesuai diri anak untuk mengikuti pembelajaran di kelas. dengan pendapat Rusdinal dan Elizar (2005: 115) Sebenarnya tak hanya kedua hal tersebut karena yang menyatakan bahwa penciptaan iklim kelas motivasi anak memang sangat banyak faktor yang yang kondusif dapat membuat anak menjadi lebih mempengaruhinya. Sesuai dengan pendapat terbuka dan luwes terhadap kesulitan dalam Wlodkowski Jaynes (dalam Priyatna belajar, sehingga kesulitan anak dalam belajar Hadinata, 2009) bahwa motivasi belajar di tidak dipendam begitu saja. antaranya dipengaruhi oleh budaya sebagai dasar dan Penciptaan iklim kelas yang kondusif ataupun acuan yang dipegang dari setiap individu sangat berguna bagi anak. Dengan iklim kelas untuk berperilaku di lingkungannya, keluarga yang kondusif anak menjadi nyaman mengikuti tempat individu bernaung, sekolah atau institusi pembelajaran, beda halnya jika iklim yang yang merupakan tempat dimana terjadinya proses dibangun tentu pembelajaran, dan kepribadian dari individu anak, tersebut. Iklim kelas merupakan bagian dari diantaranya anak menjadi kurang aktif, bahkan sekolah atau institusi yang dapat mempengaruhi takut dengan pembelajaran yang dilakukan. motivasi belajar. Sehingga dapat diartikan bahwa Akibatnya motivasi anak mengikuti pembelajaran iklim kelas sedikit banyak dapat mempengaruhi menjadi menurun. motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran. berdampak di kelas kurang kurang baik kondusif juga bagi Motivasi diartikan sebagai serangkaian usaha untuk kondisi-kondisi Minggir, kualifikasi guru di TK Gugus 1, tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin sebagian besar pernah mengenyam pendidikan di melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka SPG TK. Tetapi untuk pendidikan sarjananya akan atau belum berlatarbelakang pendidikan anak usia mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, dini, sehingga hal tersebut bisa menjadi salah satu 2007: 75). Begitu juga pada pembelajaran bagi penyebab penyediaan pembelajaran yang kurang anak usia dini, motivasi dalam mengikuti sesuai dengan karakteristik anak. Penyediaan berusaha menyediakan Berdasarkan data dari UPT Kecamatan untuk meniadakan Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 818 pembelajaran yang kurang sesuai dengan gaduh dan kurang terkondisikan. Saat karakteristik anak tersebut menambah kejenuhan pembelajaran berlangsung guru jarang melihat anak mengikuti pembelajaran. Saat pembelajaran, kondisi anak saat di kelas, karena guru selalu guru juga kurang mampu mengelola kelas dengan duduk di depan kelas tanpa berkeliling untuk baik sehingga pembelajaran menjadi monoton membantu anak. Akibatnya anak-anak yang dan kurang menyenangkan bagi anak. mengalami kesulitan dalam pembelajaran kurang Menurut Permendiknas Nomor 137 Tahun terdampingi selama mengikuti pembelajaran. 2014, rombongan belajar bagi PAUD jalur formal Seringkali anak-anak yang mengalami kesulitan baik untuk kelompok A maupun B adalah 15 dan peserta didik dengan 1 guru. Berdasarkan mengerjakan tugas sampai selesai. Guru kelas peraturan tersebut, kelas di TK gugus 1 pun tidak meminta anak untuk menyelesaikan Kecamatan Minggir sudah memenuhi peraturan tugasnya kembali sampai pembelajaran usai. kurang termotivasi tersebut tidak tersebut. Seharusnya guru mampu mengelola dan Guru dalam kelas tersebut memposisikan menangani anak di kelasnya. Pembelajaran yang dirinya sebagai sumber belajar utama dan kurang dilakukan kurang menonjolkan keaktifan dalam memberikan kesempatan anak untuk mengambil mengikuti keputusan, kurang mengutamakan keaktifan anak pembelajaran. Karena guru memposisikan dirinya sebagai sumber belajar dalam utama. Belum adanya pemberian penghargaan memberikan penghargaan pada kemampuan anak, yang konsisten pada kemampuan anak. Kurang kurang bersikap terbuka, interaksi antara guru dan memberi kesempatan anak dalam mengambil beberapa anak di kelas juga kurang, sehingga keputusan. Pemberian perlakukan kepada anak anak menjadi kurang terbuka pada kesulitan yang juga dianggap kurang adil kepada setiap anak, dihadapinya. Hal ini juga dikarenakan guru ada kurang menyeluruh memberikan pendampingan anak yang selalu diperhatikan dalam pengerjaan tugas dan ada pula yang kurang diperhatikan. Dari mengikuti pembelajaran, kurang pada seluruh anak di kelas. Dalam kelas yang sama dan iklim kelas hasil studi yang yang sama, anak-anak di kelas tersebut memiliki dilakukan di beberapa TK di Gugus 1 Kecamatan tingkat motivasi yang berbeda dalam mengikuti Minggir, hasil yang ditemui adalah anak-anak TK pembelajaran. Untuk itu perlu diketahui apakah Kelompok B memiliki tingkat motivasi yang iklim kelas memiliki kontribusi dengan motivasi berbeda-beda. Sebagian besar anak memiliki anak selama mengikuti pembelajaran di sekolah. motivasi yang tinggi, dan ada yang memiliki Ataukah ada faktor lain yang lebih berpengaruh motivasi rendah. Keadaan lain yang ditemui saat pada motivasi anak. Peneliti tertarik melakukan studi pendahuluan dari sisi guru yaitu guru sering penelitian korelasi antara iklim kelas dan meninggalkan pembelajaran motivasi karena iklim kelas di TK Gugus 1 ini berlangsung dan suara guru kurang lantang saat masih belum kondusif. Apakah iklim yang mengajar. Hal ini mengakibatkan anak sering dibangun di TK Gugus 1 ini memiliki hubungan anak pendahuluan saat 819 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) terhadap tingkat motivasi anak dalam mengikuti Prosedur Penelitian pembelajaran. Terlebih lagi penelitian ini belum Penelitian ini dilakukan melalui beberapa pernah dilakukan di TK se-Gugus 1 Kecamatan tahap, yaitu menentukan masalah, menentukan Minggir. adalah variabel dan indikator, menentukan sampel, “Hubungan Iklim Kelas dengan Motivasi Anak mengembangkan instrumen, mengumpulkan data, TK pengolahan dan analisis data, interpretasi data, Judul dari penelitian ini Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta”. membuat kesimpulan dan saran. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Data yang ingin diperoleh adalah data Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan iklim kelas dan motivasi. Teknik pengumpulan kuantitatif dengan jrnis penelitian korelasional data menggunakan model skala. Skala tersebut Data dalam penelitian ini menggunakan angka, dikembangkan menggunakan model skala Likert. untuk mendeskripsikan atau menggambarkan Skala iklim kelas awalnya terdiri dari 16 item, suatu. dan skala motivasi terdiri dari 10 item. Kedua Waktu dan Tempat Penelitian skala tersebut divalidasi oleh dosen pembimbing. Penelitian ini dilaksanakan di TK seGugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, Kemudian setelah mendapatkan persetujuan, dilakukan pengujian korelasi butir item Yogyakarta. Terdiri dai TK ABA Prayan, TK pernyataan, hasilnya skala iklim kelas dari 16 ABA Suronandan, TK ABA Tobayan, TK ABA item terdapat 3 item yang tidak gugur, sehingga Ngepringan, TK Masyithoh Minggir 1, TK total item yang dapat digunakan sejumlah 13. Kanisius Jetis Depok, dan TK Taman Siwi. Untuk skala motivasi, dari 10 item terdapat 1 item Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni yang gugur, sehingga total item yang dapat 2016. digunakan sejumlah 9 item. Item-item yang gugur Populasi dan Sampel tersebut Populasi dalam penelitian ini adalah anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, tidak digunakan kembali dalam pengumpulan data. Dalam penyusunan instrumen juga Sleman yang berjumlah 205 anak. Teknik dilakukan uji reliabilitas. Pengujian reliabilitas pengambilan sampel yang digunakan adalah dalam penelitian dilakukan dengan rumus Alpha simple random sampling, dengan ukuran sampel Cronbach. Dari pengujian tersebut menggunakan rumus dari Isaac dan Michael, koefisien Alpha Cronbach skala iklim kelas dengan taraf kesalahan 5% sehingga diperoleh sebesar 0,993 dan untuk skala motivasi sebesar sampel sebanyak 129 anak. Pengambilan sampel 0,844. Dengan demikian kedua skala dapat menggunakan sistem undian. dikatakan valid dan reliabel. didapat Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 820 Berdasarkan data diatas kemudian dilakukan Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan kategorisasi data iklim kelas. Kategori data iklim dalam penelitian ini adalah teknik analisis kelas dapat dilihat dalam tabel berikut. statistik Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Iklim deskriptif dan statistik inferensial. Analisis data statistik deskriptif digunakan untuk Kelas menyajikan data dimulai dengan menentukan No Kriteria Frekuensi Presentase Kategori skor minimal, skor maksimal, mean, dan standar 1. X ≥ 39 5 55,56 % Tinggi deviasi. Setelah itu dilakukan pengkategorisasian 2. 26 ≤ X < 39 4 44,44 % Sedang data 3. X< 26 0 0% Cukup 9 100 % yang didapat. Dalam penelitian ini kategorisasi data dibagi menjadi tiga yaitu tinggi, Total sedang, dan rendah. Kemudian dilanjutkan dengan analisis data inferensial dengan Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 5 kelas dari melakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari total 9 kelas yang memiliki iklim kelas tinggi. uji normalitas menggunakan Kolmogrov Smirnov Sedangkan 4 kelas memiliki iklim kelas yang dan uji linieritas menggunakan Anova. Langkah sedang. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar terakhir menguji hipotesis dengan teknik korelasi iklim kelas di TK Gugus 1 Kecamatan Minggir Product Moment Pearson. berada dalam kategori tinggi. Berikut tampilan grafiknya. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data yang diperoleh dalam penelitian di deskripsikan dengan menentukan nilai minimal, nilai maksimal, mean, dan standar deviasi. Data tersebut kemudian diolah menggunakan 5 4 3 2 1 0 Tinggi Sedang Rendah ketentuan kategorisasi menurut Saiffudin Azwar. Kategorisasi dalam penelitian ini ditentukan Gambar 1. Grafik Kategorisasi Iklim Kelas. dalam tiga kategori, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi data motivasi dapat dilihat dalam tabel Berikut deskripsi data iklim kelas. berikut ini. Tabel 3. Deskripsi Data Motivasi Tabel 1. Deskripsi Data Iklim Kelas Variabel Iklim Kelas Jumlah Item Statistik 13 Skor Minimum Skor Maksimum Mean SD Variabel Hipotetik Empirik 13 34 52 45 32,5 6,5 38,96 3,50 Motivasi Jumlah Item 9 Statistik Hipotetik Empirik Skor Minimum Skor Maksimum Mean SD 9 16 36 36 22,5 4,5 30,68 5,39 Berdasarkan data diatas, kategori motivasi dapat dilihat dalam tabel 4. 821 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Motivasi bahwa iklim kelas memberi kontribusi yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa SMA. Kriteria Frekuensi Presentase Kategori Subyek yang diteliti dalam penelitian tersebut 1. X ≥ 27 97 75,19 % Tinggi adalah anak SMA dan dalam penelitian ini adalah 2. 18 ≤ X ˂ 27 29 22,48 % Sedang anak TK. Penelitian dengan variabel ini memang 3. < 18 3 2,33% Rendah belum pernah dilakukan dii TK. Walaupun 129 100 % No Total begitu, dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa iklim kelas memang Untuk data motivasi, terdapat 97 anak (75,19%) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi yang termasuk dalam kategori tinggi, 29 anak motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. (22,48 %) termasuk dalam kategori sedang, dan 3 Hasil pengujian menunjukkan angka yang anak (2,33%) dalam kategori rendah. Dapat positif. Angka yang positif ini menunjukkan disimpulkan bahwa motivasi anak-anak TK bahwa ada hubungan yang positif diantara kedua Kelompok B di Gugus 1 Kec. Minggir sebagian variabel. Hal ini berarti semakin tinggi iklim besar termasuk dalam kategori tinggi. kelas akan semakin tinggi pula motivasi anak. Berikut tampilan grafiknya. Sebaliknya semakin rendah iklim kelas yang dibangun akan membuat motivasi anak menjadi rendah dalam mengikuti pembelajaran. Hubungan yang positif diantara kedua variabel ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang baik tidak hanya memerlukan materi, dan media yang baik saja, tetapi juga harus Gambar 2. Grafik Kategorisasi Motivasi berusaha pembelajaran menciptakan yang kondusif lingkungan sesuai perkembangan anak. Hal ini sesuai dengan Pembahasan pendapat (Ali Muhtadi, 2005) yang menyatakan bahwa suatu proses pembelajaran di sekolah yang Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TK se-Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman, diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara iklim kelas dan motivasi anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, Sleman tersebut. Hal ini diperkuat dari hasil nilai signifikansi yang diperoleh yaitu 0,001 (p < 0,05). Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyatna Hadinata (2009) penting bukan saja materi yang diajarkan atau pun siapa yang mengajarkan, melainkan bagaimana materi tersebut diajarkan. Bagaimana guru menciptakan iklim kelas dalam proses pembelajaran tersebut. Akan kurang maksimal jika hanya materi saja yang selalu dipikirkan, tapi iklim kelas anak tidak dibangun dengan baik. Padahal iklim kelas saat mengikuti pembelajaranlah yang menentukan anak merasa Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 822 nyaman atau tidak selama mengikuti Di TK gugus 1 ini sebagian besar iklim pembelajaran. Jika anak sudah merasa nyaman kelasnya masuk dalam kategori tinggi. Walaupun saat mengikuti pembelajaran, diharapkan anak belum ada yang mencapai nilai maksimal dalam dapat termotivasi untuk mengerjakan tugas yang iklim kelasnya. Hal ini dikarenakan dalam diberikan. Hal ini senada dengan pendapat pelaksanaannya kelas yang diteliti masih belum Kauchak dan Eggen (dalam Priyatna Hadinata, selalu mengoptimalkan peran aktif anak dalam 2009) yang mengatakan bahwa iklim kelas adalah pembelajaran, hal yang penting karena menciptakan suatu mengambil keputusan sudah dilakukan tapi lingkungan yang memberikan dorongan terhadap intensitasnya belum banyak. Guru sudah peduli motivasi dan juga prestasi dengan pemberian kesulitan dan kesempatan sering anak memberikan Dari penciptaan iklim kelas ini anak akan pendampingan yang menyeluruh ke semua anak lebih termotivasi mengikuti pembelajaran di di kelas. Guru mulai sering menyatakan perasaan kelas. Iklim kelas ini menekankan pada hubungan suka dan tidaknya. Sudah memberikan penguatan yang baik antara guru dan anak, serta antara anak jika anak melakukan hal yang baik. dan anak. Hubungan yang baik akan membuat Untuk iklim kelas sedang, rata-rata guru anak merasa aman, terhindar dari rasa takut dan masih kadang-kadang dalam mengoptimalkan tertekan dalam mengikuti pembelajaran sehingga peran aktif anak, memberi kesempatan anak anak akan lebih nyaman dalam mengikuti mengambil keputusan, dan menyatakan perasaan pembelajaran. Anak akan menjadi lebih terbuka suka dan tidaknya. Guru sudah peduli dengan dengan kesulitan yang dihadapi sehingga guru kesulitan anak tetapi pendampingan belum selalu dapat membimbing dan memberikan motivasi dilakukan. Kadang-kadang dalam hal ini lebih dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini sesuai tidak sering melakukan daripada melakukan dengan pendapat Rusdinal dan Elizar (2005: 115- tindakan tersebut. 117) mengatakan bahwa penciptaan iklim kelas Selain mempersyaratkan hubungan baik yang kondusif dapat membuat anak menjadi lebih antara terbuka dan luwes terhadap kesulitan dalam menekankan pentingnya hubungan antar anak. belajar, sehingga kesulitan anak tidak dipendam Untuk hubungan dengan teman di kelas, rata-rata begitu saja. Diharapkan dari sifat terbuka anak, anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan guru memberikan Minggir sudah baik, hubungan yang sudah pendampingan terhadap segala kesulitan yang dibangun selama dua semester ini membuat anak- anak terus anak menjadi sangat akrab satu sama lain. Anak memantau semua perkembangan anak dari segala juga sudah mampu mengontrol emosi saat marah. aspek dan memberikan pendampingan yang Tidak sesuai agar perkembangan anak menjadi lebih memaafkan kesalahan dari teman yang lain. Hal optimal. ini sesuai dengan pendapat (Rusdinal dan Elizar, menjadi hadapi. lebih Sehingga bisa guru dapat guru dan anak, membeda-bedakan iklim teman kelas dan juga mau 2005: 127) bahwa hubungan yang baik antara 823 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) sesama anak dapat menunjang terciptanya iklim waktu, mengerjakan tugas sesuai dengan perintah kelas yang kondusif bagi anak dalam mengikuti guru. Paling penting adalah ingin mengikuti pembelajaran. Anak akan merasa akrab dengan kegiatan. Karena menurut Nasution dalam Nyayu sesamanya tanpa ada rasa tidak senang kepada Khodijah (2014: 151) bahwa memotivasi anak teman dan akan menimbulkan suasana hati yang berarti mengatur kondisi-kondisi sehingga ia tenang dan aman untuk belajar sehingga tercipta ingin melakukan apa yang dapat dikerjakan. Jika aktivitas belajar yang lebih baik. Dengan begitu anak sudah ingin untuk mengerjakan kegiatan, anak akan lebih termotivasi untuk mengikuti bisa dibilang bahwa anak tersebut sudah memiliki pembelajaran. motivasi. Memiliki motivasi yang tinggi bisa Motivasi pada dasarnya terbagi menjadi dikarenakan anak sudah mengikuti pembelajaran dua, yaitu motivasi instrinsik (dari dalam diri) selama dua semester sehingga sudah terbiasa dan dan ekstrinsik (dari luar). Pada anak usia dini mampu mengerjakan tugas dengan baik sehingga motivasi lebih banyak didapat dari luar dirinya. kemampuan anak sudah berkembang dengan Karena kebanyakan anak melakukan suatu hal baik. karena ingin mendapatkan sesuatu misalnya hadiah atau pujian. Hal ini senada dengan Anak yang memiliki motivasi sedang adalah anak-anak yang sudah mampu pendapat menurut (Schunk, Dale H., Pintrich, mengerjakan tugas sesuai dengan perintah yang Paul R & Meece, Judith L., 2012: 357) individu diberikan, tetapi anak tidak mengerjakannya yang termotivasi secara ektrinsik mengerjakan sampai selesai. Sementara untuk anak yang tugas karena mereka meyakini bahwa partisipasi memiliki motivasi rendah, anak tidak mau tersebut akan menyebabkan berbagai konsekuensi mengerjakan tugas yang diberikan. Jika anak yang diinginkan, seperti mendapat hadiah, pujian, tidak termotivasi dalam mengerjakan tugas, anak dan terhindar dari hukuman. Seperti halnya anak- kurang dapat mencapai tujuan pembelajaran. anak yang menginginkan nilai bintang empat Yaitu dalam setiap tugas yang telah dikerjakan. Dalam berkembang. Hal ini sesuai dengan pendapat penelitian ini, iklim kelas menjadi faktor dari luar Ahmad Rohani (20014: 11) bahwa salah satu yang mempengaruhi motivasi anak. Karena iklim fungsi motivasi adalah memusatkan perhatian kelas lebih menitikberatkan pada hubungan anak peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang dengan orang lain yaitu guru dan teman- berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. temannya. Pada Motivasi anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir ini sebagian besar kemampuan dasarnya anak motivasi menjadi diperlukan kurang untuk mencapai suatu tujuan. Begitu juga bagi anak, motivasi ini dapat membantu anak dalam termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini diketahui mencapai dari perilaku anak saat mengikuti pembelajaran. perkembangan yang optimal. Walaupun motivasi Sebagian besar anak sudah mampu mengerjakan anak lebih banyak berasal dari luar dirinya. tugas sampai selesai, menyelesaikan tugas tepat tujuan pembelajaran yaitu Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 824 Kelas di TK Gugus 1 ini sebagian besar membuat kemampuan anak menjadi optimal hanya memiliki kelas Kelompok B saja, sehingga sehingga anak-anak mengikuti dan mengerjakan ada beberapa anak yang sebenarnya belum masuk kegiatan dalam Kelompok B, terpaksa harus masuk dalam meengerjakan tugas setiap hari membuat anak kelas tersebut, karena tidak ada kelas yang lain. mudah menyelesaikan tugas sesuai dengan Pemberian tugas seringkali disamakan dengan perintah yang diberikan. Dengan pengalaman anak yang tersebut anak sudah merasa mampu untuk seharusnya belum mampu diberikan tugas yang mengerjakan tugas, sehingga termotivasi untuk belum sesuai dengan usianya harus berusaha mengerjakan dengan baik. Hal ini sesuai dengan untuk menyelesaikannya. Hal ini membuat anak pendapat Dimyati dan Mudjiono (2009: 97-100) kurang semangat mengerjakan kegiatan. Sehingga bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi seringkali bermalas-malasan dalam mengerjakan anak untuk melaksanakan tugas perkembangan. kelompok B. Akibatnya anak dengan sangat baik. Pengalaman tugas. Bahkan ada yang tidak mau mengerjakan Kondisi siswa saat dilakukan penelitian tugas sama sekali. Beberapa anak ini tanpa sebagian besar dalam keadaan baik, sehingga sengaja menjadi sampel dalam penelitian. sangat mempengaruhi semangatnya dalam Dari pengujian yang telah dilakukan, mengikuti pembelajaran. Kondisi siswa yang iklim kelas memberikan sumbangan efektif mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati sebesar 8,8 % untuk motivasi anak. Hasil ini dan Mudjiono (2009: 97-100) meliputi kondisi didapat dari rumus sumbangan efektif dengan jasmani dan rohani. Saat penelitian anak-anak mengkuadratkan yang dalam keadaan sehat, gembira dan antusias diperoleh yaitu sebesar 0,296. Sedangkan 91,2% mengikuti pembelajaran. Kondisi lingkungan kemungkinan dipengaruhi oleh faktor lain. siswa saat mengikuti pembelajaran juga sudah Karena faktor yang mempengaruhi motivasi diusahakan dengan baik. Iklim kelas yang sangatlah yang dimiliki sebagian kelas di Gugus 1 sudah dimungkinkan mempengaruhi motivasi seperti termasuk dalam kategori tinggi, hal ini juga akan yang dikemukakan oleh Wlodkowski dan Jaynes membuat motivasi anak mengikuti pembelajaran (dalam Priyatna Hadinata, 2009) yaitu budaya, juga. Salah satu yang paling mendukung adalah keluarga, sekolah, dan kepribadian. Kemudian pergaulan siswa yang rukun satu sama lain, unsur-unsur lain yang dikemukakan oleh Dimyati membuat anak menjadi lebih semangat mnegikuti dan Mudjiono (2009: 97-100). Yaitu kemampuan pembelajaran, tanpa ada rasa takut dan tertekan. siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, Unsur-unsur dinamis serta unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran yang pembelajaran. pengalaman dengan teman sebayanya serta koefisien banyak. korelasi Beberapa hal Kemampuan anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan Minggir, sebagian besar sudah baik. Pembelajaran selama dua semester dalam belajar mempengaruhi dan adalah lingkungan di sekitar anak yang sudah dalam keadaan baik. 825 Hubungan Iklim Kelas.... (Ulfah Nur Azizah) Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa e. Memberikan pendampingan yang menyeluruh iklim kelas bukan satu-satunya faktor mutlak kepada semua anak terutama anak yang masih yang memiliki motivasi yang rendah. mempengaruhi motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil yang didapat Bagi peneliti selanjutnya, supaya dari penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis menggunakan variabel bebas lain yang diduga yang peneliti ajukan dapat diterima. Yaitu ada lebih berpengaruh besar terhadap motivasi anak hubungan yang signifikan dari iklim kelas dan TK Kelompok B. Peneliti selanjutnya juga motivasi pada anak TK Kelompok B di Gugus 1 diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor Kecamatan Minggir, Sleman, Yogyakarta. lain yang berpengaruh terhadap motivasi anak TK Kelompok B. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan DAFTAR PUSTAKA hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara iklim kelas dan motivasi pada anak TK Kelompok B di Gugus 1 Kecamatan, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dari koefisien korelasi yang dihasilkan sebesar 0,296 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,05). Hal ini berarti semakin tinggi iklim kelas, maka semakin tinggi motivasi Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ali Muhtadi. (2005). Menciptakan iklim kelas (Classroom Climate) yang kondusif dan berkualitas dalam proses pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, Nomor 2, Volume 1. Dale H. Schunk, Paul R. Pintrich & Judith L. Meece. (2012). Motivasi dalam pendidikan: teori, penelitian, dan aplikasi. Penerjemah: Ellys Tjo. Jakarta: Indeks. Danar Santi. (2009). Pendidikan anak usia dini antara teori dan praktik. Jakarta: Indeks. anak. Begitu sebaliknya, jika iklim kelas rendah Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya. maka motivasi anak juga rendah Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan kepada guru TK Kelompok B adalah: a. Guru lebih mengoptimalkan perannya dalam Nyayu Khodijah. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Priyatna Hadinata. (2009). Iklim kelas dan motivasi belajar siswa SMA. Jurnal Psikologi, Nomor 1, Volume 3. yang Rusdinal & Elizar. (2005). Pengelolaan kelas di taman kanak-kanak. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. d. Mengajak anak untuk lebih terbuka terhadap Sardiman. (2007). Interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. membangun iklim kelas. b. Lebih konsisten memberikan anak kesempatan dalam mengambil keputusan. c. Menyelenggarakan pembelajaran mengutamakan keaktifan anak. kesulitan yang dihadapi. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Edisi 8 Tahun ke-5 2016 826 Tarmidi dan Lita Hadiati. (2005). Prestasi belajar ditinjau dari persepsi siswa terhadap Iklim kelas pada siswa yang mengikuti program percepatan belajar. Jurnal Psikologi, Volume 1. Halaman 22.