upaya sosialisasi perubahan nama dan logo

advertisement
UPAYA SOSIALISASI PERUBAHAN NAMA
DAN LOGO KORAN SINDO OLEH PR DALAM
MENGELOLA CITRA PERUSAHAAN
Magdalena Silitonga
Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 085218027114
[email protected]
Maria Anggia Widya Kusumastuti, S.Sos., M.M
ABSTRAK
TUJUAN PENELITIAN adalah untuk memahami upaya dan kendala sosialisasi perubahan nama dan logo
Koran SINDO oleh Public Relations dalam mengelola citra perusahaan. METODE PENELITIAN yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara dan studi pustaka. ANALISIS yang digunakan yaitu analisis data dengan model “Miles dan
Huberman” dimana terdiri dari tiga jenis tahap yaitu reduksi, model data dan penarikan/verifikasi
kesimpulan. SIMPULAN yang diperoleh adalah bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO
dalam perubahan nama dan logo melaui publikasi, event, news, community involvement, dan inform or
image, serta lobbying and negotiation. Sedangkan kendalanya adalah kesulitan menjalin hubungan
kerjasama dengan media lain khususnya media non grou. Kendala lainnya adalah adanya kesalapahaman
pola pikir dari masyarakat mengenai visi misi perubahan tersebut.
Kata Kunci : Citra Perusahaan, Sosialisasi, Public Relation
ABSTRACT
The Purpose of this research is to understand the activities and theconstraints upon the changing of corporate
name and logo. The change of name and logo that is aimed at managing corporate image. This research
applied qualitative research methodology where data analysis is conducted in three phases: data reduction,
display data, and conclusion. The analysis concludes that public relations of SINDO use publication event,
news, community involvement, inform or image, and lobbying and negotiation, during the socialization of
change of corporate name and logo. On the constraint issues public relations considers partnership with
order media companies, especially that from non-group media companies, should be treated more carefully.
Further, public relation must also be able to cope with misunderstanding that come up along with the change
of corporate name and logo.
Keywords : Corporate Image, Socializations, Public Relations
PENDAHULUAN
Sosialisasi itu sangat penting dalam perusahaan agar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan
tersebut tercapai sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki setiap perusahaan. Menurut Cooley
(Sunarto,2004:32) konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang
berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking glass self, yang
menurutnya terbentuk melalui tiga tahap. Karena kemampuan seseorang untuk mempunyai diri untuk
berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi. Oleh karena itu seseorang yang tidak
mengalami sosialisasi tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain PR Koran SINDO
melakukan sosialisasi agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam perusahaan dapat terjalin interaksi
langsung dengan masyarakat atau publik atau juga perubahan tersebut dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat.
Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka
proses membangun dan membesarkan brand (Maulana,2012:192). Oleh karena perlu adanya sosialisasi
brand/produk perusahaan agar sesuatu yang telah disusun dan direncanakan dapat kenal dan diketahui
khususnya target audiens/ target pasar. Menurut Moriarty, Mitchell, & Wells (2011:252-254) dalam buku
“Adverting Edisi Ke Delapan” bahwa strategi komunikasi brand perlu adanya untuk cara kerja
mengkomunikasi brand tersebut agar dimensi komunikasi branding mengenai target sasarannya. Ada enam
efek dalam Facets Model sebagai berikut: memahami (menciptakan Identitas Brand); merasakan
(menunjukkan Personalitas Brand); memikirkan (menunjukkan Posisi Brand); mengasosiasikan
(menunjukkan Citra Brand); percaya (menciptakan janji Brand Dan Preferensi Brand); melakukan
(menginspirasi Loyalitas Brand).
Jadi dapat disimpulkan dari teori di atas bahwa suatu brand perusahaan itu harus unik sebagai
identitas brand itu sendiri dan brand juga harus memiliki karakteristik yang membedakan dari brand-brand
yang lain serta posisikan brand tersebut di dalam perusahaan agar melekat dalam gambar dan kenangan
personal. Sedangkan dari segi kekayaan citra brand akan menentukan kualitas relasi dan kekuatan asosiasi
dan koneksi emosional yang menghubungkan pelanggan dengan brand. Pengalaman pribadi dengan suatu
brand dapat melahirkan relasi brand dari waktu ke waktu karena konsumen lebih suka menggunakan brand
itu dan karenanya memunculkan loyalitas brand dan berulang-ulang membelinya.
Melihat pentingnya komunikasi brand diatas, penulis melakukan penelitian terhadap Koran SINDO
yang melakukan perubahan nama dan logo. Ada pun perubahan tersebut perlu adanya upaya sosialisasi yang
dilakukan dalam perubahan tersebut. Sosialisasi dalam perubahan nama dan logo yang dilakukan oleh Public
Relations Koran Sindo merupakan suatu strategi Public Relations dalam memperkenalkan dan memberitahu
sesuatu, baik mengenai produk, nama, atau pun layanan-layanan yang diberikan perusahaan agar publik
mengetahui dan dapat menerima informasi yang diberikan dengan baik. Kegiatan sosialisasi perubahan nama
dan logo itu tidak lepas dari upaya yang dilakukan salah satu divisi yakni PR/Public Relations yang
merupakan strategi PR dalam mengelola citra perusahaan. Menurut Rachmat Kriyantono (2012:10-11) dalam
buku PR Writing: Teknik Produksi Media Public Relations Dan Publisitas Korporat bahwa, “ada pun strategi
yang dilakukan PR merupakan tujuan PR agar citra perusahaan tersebut positif di mata publik”. Citra
perusahaan (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang public relations sendirian, tetapi perilaku
seluruh unsur perusahaan (karyawan, manager, dan lainnya) ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik
disadari atau tidak.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: Apa saja upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations
dalam mengelola citra perusahaan? dan Kendala apa saja yang dihadapi Public Relations di dalam kegiatan
sosialisasi perubahan-perubahan tersebut?. Dalam hal ini adapun pembatasan masalah dalam penelitian adalah
mengenai upaya Public Relations dalam mensosialisasikan perubahan nama dan logo pada periode Februari
2013 sampai dengan Mei 2013 melalui kegiatan atau strategi yang dilakukan PR dalam perubahan tersebut
serta melihat kendala apa saja yang dihadapi Public Relations dalam mensosialisasikan perubahan tersebut.
Sedangkan tujuan dari penelitian ada dua yaitu; Pertama, untuk memahami upaya sosialisasi perubahan nama
dan logo Koran SINDO oleh Public Relations dalam mengelola citra perusahaan. Kedua, untuk memahami
kendala yang dihadapi Public Relations di dalam kegiatan mensosialisasikan perubahan nama dan logo Koran
SINDO.
Teori yang mendasari dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi yaitu Menurut Suprapto
(2009:6) dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi bahwa komunikasi dalam organisasi
khususnya mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi (misalnya
peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola, dan sebagainya). Sedangkan untuk teori khusus dalam
penelitian ini adalah sosialisasi dimana PR Koran SINDO melakukan upaya sosialisasi tersebut sesuai dengan
strategi Public Relations antara lain publications, events, news, community involvement, inform or image,
serta lobbying and negotiation.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Menurut Rosady Ruslan
(2010:215) dalam buku Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi, penelitian kualitatif bertujuan
untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.
Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap
kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman
umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. Penelitian kualitatif (Moleong,2006:9) di dalam buku Metode
Penelitian Kualitatif dengan menggunakan metode dalam pengumpulan data melalui cara, yaitu survey,
pengamatan (observasi) dan penelaahan dokumentasi (documentary historical). Dalam pengumpulan dan
pencatat data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang utama adalah wawancara semistruktur
dan observasi dengan partisipatori observasi dimana penulis secara langsung melihat atau mengamati apa
yang terjadi pada objek penelitian yaitu upaya sosialisasi perubahan nama dan logo oleh PR KORAN SINDO
dalam mengelola citra perusahaannya. Penulis juga telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan
diamati yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan dalam analisis data penulis
menggunakan model Miles dan Huberman, dalam buku Ardianto (2011:223) yaitu Metodelogi Penelitian
Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif” ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data: reduksi, model
data (Data Display), dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Untuk memenuhi keabsahan data yang sedang
diteliti, penulis melakukan Triangulasi. Menurut Moloeng (Rosady Ruslan,2010:219) dalam buku Metode
Penelitian : Public Relations dan Komunikasi bahwa, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data
yang memanfaatkan pengecekan sumber lain untuk pembanding, yaitu penggunaan a) sumber, b) metode, c)
penyidik dan d) teori dalam penelitian secara kualitatif.
Penulis menggunakan triangulasi sumber yakni membandingkan dan pengecekan balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui:
a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat sebagai rakyat biasa, dengan yang
berpendidikan dan pejabat pemerintah. Misalnya, dalam penelitian ini penulis menggunakan para
pakar/ahli sebagai triangulasi sumber dalam membandingkan hasil pengamatan dimana triangulasi sumber
tersebut adalah Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI selaku Dosen PR Management di BINUS Universty dan
Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Etnographer.
HASIL DAN BAHASAN
Dari hasil pemaparan temuan yang diperoleh dari proses analisis data, penulis menarik kesimpulan
dalam pembahasan penelitian yang akan penulis gabungkan dengan teori-teori yang mendukung penelitian
ini. Kategorinya sebagai berikut:
A. Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO
Koran SINDO merupakan media cetak yang terbit setiap hari dan belum lama ini melakukan
perubahan logo dan nama serta tampilan dan kontennya juga. Tepat pada tanggal 1 Maret 2013 di MNC
Tower, media cetak tersebut melakukan press conference dan launching di Bundaran HI. Perubahan tersebut
merupakan suatu proses pengubahan citra sebuah institusi agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi
penggunaan produk dan jasa layanan di perusahaan tersebut. Ada pun latar belakang perubahan nama dan
logo Koran SINDO yaitu pada awalnya nama yang di luncurkan adalah “Harian Seputar Indonesia” yang
memang mengacu kepada nama yang diambil dari berita Seputar Indonesia. Kemudian dilakukan campaign
supaya tidak susah dalam pengucapannya, maka terciptalah nama Koran SINDO. Tapi pada kenyataannya,
ternyata audience itu banyak selalu berpikir bahwa Koran SINDO itu adalah program Seputar Indonesianya
RCTI. Jadi beranjak dari kenyataan inilah maka dari pihak perusahaan melakukan perubahan dengan
mengubah nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO dan itu juga dilakukan perubahan tidak
hanya dari perubahan nama dan logo tapi mulai yang menyangkut konten-kontenya juga semua benar-benar
dirubah dan ini bertujuan supaya image masyarakat yang tadinya bahwa Harian Seputar Indonesia adalah
program RCTI bisa kita kikis pelan-pelan. Jadi orang tidak terasosiasi ke brand yang lain atau produk yang
lain. Jadi dari pemaparan temuan penulis terhadap analisis data di atas bahwa Koran SINDO ingin melakukan
pembaharuan baik dari nama dan logo selain itu juga melakukan pembaharuan terhadap layanan, konten,
layout, dan yang lainnya untuk menjadi media cetak yang terbaik semakin lebih mendekatkan diri kepada
masyarakat melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif dari perusahaan.
B. Arti Nama dan Logo Koran SINDO
Nama dan logo merupakan hal yang sangat penting di dalam setiap perusahaan, dimana hal tersebut
merupakan hal yang dapat membedakan perusahaan yang satu dengan lain. Sehingga hal tersebut yang
menjadi salah satu strategi dari Koran SINDO untuk melakukan pembaruan terhadap nama dan logo sehingga
tidak terasosiasi dengan produk atau brand yang lain. Nama dan Logo merupakan salah satu bentuk identitas
perusahaan untuk membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Adapun makna dari logo dan
nama Koran SINDO yakni merupakan singkatan dari S adalah seputar dan INDO berasal dari kata Indonesia.
Sedangkan nama koran itu menunjukkan jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan PT media Nusantara
Informasi.
Sedangkan dari logo secara dasarnya ada burung rajawali dan bola dunia, dimana artinya burung
rajawali yang mengelilingi kepulauan Indonesia untuk dapat melihat Indonesia menjadi lebih baik, serta
mengajak masyarakat dari Sabang sampai Merauke untuk lebih maju. Dari sisi warna pada nama dan logo
terlihat ada 2 warna yang mencolok yaitu merah artinya spirit yang ada di grup koran sendiri mengartikan
koran yang semangat baru dan warna biru artinya sesuatu yang memang bersifat establish.
Perubahan nama dan logo Koran SINDO juga mengangkat tema besar yaitu “Generasi Semangat
Baru” dimana perubahan tersebut mengajak masyarakat bangsa Indonesia untuk maju bersama-sama menjadi
yang lebih baik. Koran SINDO menggunakan 4 orang sebagai brand ambassador generasi semangat baru
yang pertama Bapak Rhenald Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy
Boen Owner Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertaimentnya Happy Salma dan Dona Agnesia.
Mereka ini mewakili prespektif kita sebagai “Generasi Semangat Baru”. Mereka pribadi yang sukses dalam
artian menjalankan visi mereka dengan mewujudkan dalam aksi nyata mereka.
C. Upaya Sosialisasi Public Relations
Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo
yang baru yaitu terus mengkampanyekan perubahan nama dan logo tersebut agar masyarakat pun menjadi
lebih awareness terhadap brand dan produk Koran SINDO. Upaya sosialisasi juga sudah ada di hari pertama,
pada tanggal 1 Maret 2013 saat melakukan peresmian logo dan nama yang baru, Koran SINDO membagikan
sampling koran yang menggunakan logo dan nama baru secara gratis.
Jadi selama dua minggu pertama Koran SINDO fokus campaign baik melalui di print add maupun di
billboard. Semua yang ada di media yang basenya visual ditunjukkan kepada masyarakat, bahwa sekiranya
dari tanggal 1 Maret 2013 sampai di dua minggu berikutnya, upaya sosialisasi itu fokus terhadap rejuvenasi
dan perubahan logo yang baru.
Kemudian di fase berikutnya yakni memperkenalkan produk sama brand melalui “Mobil Semangat
Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013. Dimana Koran SINDO memberikan value
dan benefit kepada masyarakat selain mendapatkan koran juga mendapatkan dukungan sarapan pagi dengan
tujuan agar audiens atau masyarakat bersama-sama Koran SINDO memiliki semangat di pagi hari, dimana
juga Koran SINDO ada pula di pagi hari. Mobil Semangat Baru itu desain dengan logo baru Koran SINDO
dan ada di titik-titik lokasi yang strategis di Jakarta. Ada pun 12 lokasi tersebut sebagai berikut:
Rawamangun, Kampung Melayu, Uki Cililitan, Bulungan, Lebak Bulus, Cibubur, Fatmawati, Senen, Kelapa
Gading, Pasar Rebo, Depok, dan Bekasi.
Ada pun loper-loper wanita yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO yang ada di setiap
lampu merah merupakan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO di bulan Maret 2013.
Upaya sosialisasi tersebut tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat bawa Koran SINDO memberikan
banyak perubahan dan menjadi semakin yang terbaik serta menjadi media cetak pilihan masyarakat.
Setelah di bulan Maret ini, adapun upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO
tersebut terus dilakukan sampai akhir tahun 2013. Awal bulan April upaya sosialisasi selanjutnya ada “200
Jam Semangat Baru”. 200 Jam Semangat Baru adalah seminar yang digalang ke kampus-kampus dan sekolah
dimana pembicaranya adalah salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO seperti Bapak Rhenald
Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top
Nusantara, lalu dari sisi entertainment ada Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif
Koran SINDO sebagai Generasi Semangat Baru. Dan untuk kedepannya lagi PR Koran SINDO akan
menyusun perencanaan dalam upaya sosialisasi, baik dalam bentuk event-event yang berhubungan dengan
“Generasi Semangat Baru”. Event-event itu pun menurut penulis selama melakukan observasi di Koran
SINDO yakni ada Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community Carnival; Inspiring Women; Malam ReBi
Ke 9; dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kegiatan CSR yakni ikut serta dalam program Jalinan Kasih
untuk membantu seorang anak penderita kanker. Lalu dari kegiatan promosinya yaitu PR Koran SINDO
membuatkan perrmohonan khusus kepada pihak media (group dan non group), untuk dapat melakukan
promosi Koran SINDO di media tersebut. Untuk media grup hampir semuanya dapat di handle secara baik
oleh PR Koran SINDO. Sedangkan untuk media non grup sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang
lain-lain. Lalu dikarenakan logo dan nama Koran SINDO masih butuh peningkatan awareness di peliputan,
PR Koran SINDO pun mengajak dua stasiun TV yang dianggap sesuai dengan segmen Koran SINDO yaitu
Metro TV dan TV One untuk mau bekerja sama. Akan tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri
dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung dari sisi peliputan berita mengenai
Koran SINDO.
D. Kendala dalam Upaya Sosialisasi Perubahan Nama & Logo Koran SINDO
Kendala yang dihadapi PR Koran SINDO dalam melakukan upaya sosialisasi perubahan nama dan
logo tersebut itu tidak dilihat sebagai kendala tetapi melihat itu sebagai tantangan dalam membangun dan
menumbuhkan brand Koran SINDO. Tantangannya tersebut cukup berat dikarenakan pada saat menunjukkan
generasi semangat baru itu seolah-olah dilihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum muda. Karena
tema besar yang diangkat oleh Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo yang baru adalah “Generasi
Semangat Baru”. Tantangan tersebut adalah untuk menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa
Koran SINDO tidak memandang dari usia, latar belakang pekerjaan atau pun aktivitas-aktivitas masyarakat
lainnya dan bagaimana juga PR dapat menkomunikasikan hal tersebut sesuai dengan visi misi perubahan
nama dan logo Koran SINDO kepada masyarakat dan stakeholder. Generasi Semangat Baru diangkat sebagai
tema agar Indonesia dalam tahun ini atau pun setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan
hal yang negatif.
Tema itu pun diangkat menunjukkan bahwa Koran SINDO tidak membeda-bedakan atau mengkotakkotakan siapapun stakeholder yang ada di Indonesia, apakah pihak dari media lain, masyarakat biasa, atau
pun perusahaan-perusahaan lainnya. Kepada siapa pun Koran SINDO mengajak semua kalangan agar mereka
bisa turut menyukseskan “Semangat Baru”. Dengan media lain pun, karena Koran SINDO juga bagian dari
media, saat launching dan press conference hampir semua media diundang karena Koran SINDO mempunyai
tujuan yang positif dan strategis agar bersama-sama bisa maju. Kalau pun itu maju, bukan hanya Koran
SINDO saja tetapi untuk semua stakeholder Koran SINDO juga diajak maju. Oleh karena itu Koran SINDO
tidak menjadi antipasti baik kepada media yang satu atau pun dengan media yang lainnya, tetapi justru
bersinergi dengan mereka, agar Indonesia semakin baik dengan campaignnya semangat baru.
Kendala lainnya yang dihadapi oleh PR Koran SINDO seperti yang sudah dijelaskan dalam upaya
sosialisasi perubahan nama dan logo di atas bahwa adanya kerja sama antar media yang dilakukan perusahaan
tersebut dalam hal ini untuk peliputan, diantaranya Metro TV dan TV One. Tetapi dipertengahan jalan mereka
mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kegiatan promo
Koran SINDO. Kendala tersebut menjadi hambatan oleh PR Koran SINDO untuk dapat masuk ke media lain
dalam hal melakukan kerjasama. Tapi sebagian media ada yang mau kerjasama, dalam artian promo to
promo, tapi ada juga yang tidak mau karena mereka takut meningkatkan media yang lain.
Lalu PR Koran SINDO dalam waktu yang cepat mencari solusi ketempat media lain di Trans TV. Jadi
disini PR dituntun dapat bisa menjalin hubungan baik dengan antar media secara khusus seperti jika ada event
yang cukup besar, pendekatan yang dilakukan PR Koran SINDO begitu berbeda dengan biasanya misalnya
melakukan meeting khusus dengan pemimpin redaksinya, lalu memberikan space khusus yang berbeda
kepada pihak media tersebut apabila mereka membutuhkan publikasi.
Jadi dapat penulis tarik kesimpulan bahwa fungsi Public Relations di media tersebut itu sangat penting,
karena menurut Cutlip and Center pakar PR Internasional di dalam buku “Effective Public Relations” bahwa
fungsi PR yaitu menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama, membina hubungan
yang harmonis antar badan atau organisasi dengan publik sebagai khalayak sasaran, mengidentifikasi segala
sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi,
melayani keinginan publik, dan juga menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik serta mengatur
arus informasi, publikasi dan pesan dari organisasi ke publik atau sebaliknya.
E. Upaya Public Relations Mengelola Citra Perusahaan
Dalam hal mengelola citra perusahaan tersebut selama 7 (tujuh) tahun, dari tim PR Koran SINDO
sendiri melakukan berbagai banyak aktivitas tidak hanya dari sisi promosi (media grup dan non grup) saja,
tetapi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak luar. PR Koran SINDO juga
memiliki program-program dalam hal bagaimana mengelola citra perusahaan tersebut, yakni dengan adanya
media visit di Koran SINDO seperti yang dilakukan SD KUPU-KUPU pada tanggal 5 Maret 2013. Tujuan
adanya media visit tersebut agar pihak luar mengetahui bagaimana media Koran SINDO itu, lalu bagaimana
pelaksanaan pekerjaan di kantor misalnya apa yang dilakukan oleh pihak redaksi, sales, tim marcomm dan
yang lain-lain di dalam Koran SINDO, serta bagaimana tahap-tahap produksi Koran SINDO hingga koran
tersebut bisa langsung sampai ke masyarakat. Kegiatan itu secara tidak langsung dapat mengelola citra
perusahaan Koran SINDO di mata pihak eksternal Koran SINDO.
Selain itu dalam hal mengelola citra perusahaan PR Koran SINDO melakukan kegiatan CSR seperti
kegiatan yang dilakukan belum lama ini Koran SINDO memberikan bantuan kepada anak penderita kanker.
Jadi Koran SINDO ikut dalam program “Sindo Peduli”, dimana beberapa tahun yang lalu Koran SINDO
membangun Sekolah Ramah Gempa di pengalengan Jawa Barat. Lalu membangun sekolah Paud Ramah
Gempa juga di Padang dan rumah ramah gempa juga.
Koran SINDO juga mempunyai program-program Lunch Club, dimana Koran SINDO mengundang
para peminat atau para pembaca untuk mengirim profil perusahaannya dan Koran SINDO akan datang ke
tempat mereka lalu melakukan berbagai sharing mengenai Koran SINDO. Program ini dilakukan pada waktu
makan siang jadi mereka akan mendapatkan lunch yang gratis.
PR Koran SINDO juga menangani langsung promonya. Jadi promo Koran SINDO yang ada di grup
itu selalu naik setiap hari baik di RCTI, Global TV, Sindo Weekly, Genie, Mom & KIDS, Sindo Radio, MNC
TV, MNC Channel, dan masih banyak yang lainnya. PR Koran SINDO selalu create setiap harinya, apa yang
bisa di promosikan atau di publikasikan di pihak media lain. Jadi tidak akan pernah kosong kegiatan dalam
hal publikasi/promo. Jika tidak ada event atau promo, biasanya tim PR Koran SINDO bekerja sama dengan
tim brand membuat sesuatu promo internal untuk meningkatkan brand awareness Koran SINDO supaya
masyarakat awarenessnya tetap stabil dan tinggi.
Sedangkan dari segi pelayanan kepada publik dalam mengelola citra Koran SINDO, di dalam
perubahan nama dan logo Koran SINDO ada juga pembaharuan dari sisi layanan. Dimana Koran SINDO
sendiri membuat layanan telepon interaktif yaitu “Talk Center”. Jadi PR dalam mengelola citra perusahaan
membuka bauran komunikasi yang efektif dengan publik/masyarakat. Hot line ini ditujukan kepada
masyarakat atau pelaggan Koran SINDO yang ingin menyampaikan keluhan, saran, atau cara untuk
berlangganan Koran SINDO, atau juga menyampaikan kritikan akibat keterlambatan dan layanan agen yang
kurang memuaskan. Sehingga dengan adanya “Talk Center” masyarakat/para pembaca bisa dapat berinteraksi
langsung dengan Koran SINDO agar dapat mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan oleh para
pembaca atau publik.
Yang tidak kalah pentingnya juga menggunakan bauran channel social media baik itu twitter
maupun di facebook. Tujuannya pertama untuk membangun persepsi yang sama antara Koran SINDO dengan
masyarakat. Kedua, mempunyai hubungan mutual antara brand, produk, dan masyarakat, serta membangun
hubungan dengan masyarakat. Itu adalah aspek atau upaya PR dalam mengelola citra perusahaan dengan
saluran komunikasi.
Dari hasil pemaparan analisis data di atas, penulis menggunakan trianggulasi sumber dalam menguji
keabsahan data penelitian dimana salah satu cara dengan mewawancara sumber yang telah penulis pilih dan
sumber tersebut adalah dari Dosen BINUS University yaitu Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI matakuliah PR
Management dan Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Ethnographer. Ada pun hasil wawancara
yang diperoleh dari Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Berbicara logo itu bagian dari dalam identitas perusahaan atau jati diri perusahaan. Tugas
PR itu sendiri harus dapat mengatur atau sistem manejemen baik di dalam atau pun di luar
perusahaan. Dalam hal internal perusahaan ini PR melakukan controling dari bawah hingga
ke atasan, mempersiapkan konsep publikasi, informasi dan sebagainya. Lalu harus
menyiapkan iklan, mempersiapkan brosur atau mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan bagaimana publikasi informasi ke luar perusahaan dengan produk tersebut. Lalu dari
luar perusahaan bagaimana respon masyarakat dari informasi yang di berikan perusahaan
tersebut. Jadi kalau dia sudah melalui iklan orang tahu bahwa produk perusahan itu seperti
tersebut dan secara tidak langsung iklan tersebut juga mengajak masyarakat untuk
menggunakan produk tersebut”
Dari hasil wawancara dengan sumber menunjukkan bahwa PR dalam management sesuatu strategi
harus terlebihi dahulu di rencana secara tepat dan di komunikasikan dengan pihak internal perusahaan lalu
disosialisasikan terlebih dahulu ke internal perusahaan baru ke eksternal perusahaan. Seperti yang dilakukan
Koran SINDO dalam mensosialisasikan perubahan tersebut mengajak rekan-rekan karyawan hingga
pemegang saham di dalam perusahaan tersebut untuk bersama-sama untuk menjadi generasi semangat baru
untuk Indonesia yang lebih maju. Upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO dari hasil wawancara
penulis dengan sumber seperti yang diungkapkan oleh Bapak Marta Sanjaya bahwa;
“Koran SINDO melakukan kegiatan CSR sebagai salah satu strategi PR dalam
mensosialisasikan kegiatan dalam perubahan nama dan logo. Bagaimana logo tersebut bisa
dipahami dan diterima masyarakat dengan melalui event-event atau pun kegiatan-kegiatan
positif di mata masyarakat sehingga pada saat event itu dijalankan dan kehadiran
masyarakat sebagai suatu peserta. Tugas PR berkaitan dengan diluar perusahaan (eksternal)
dan di dalam perusahaan (internal). Kalau di luar perusahaan misalnya mengiklankan,
memasukan publikasi melalui poster, atau juga melalui media komunikasi massa. Itu semua
merupakan dari upaya sosialisasi, jadi orang-orang yang tidak tahu, tidak mengerti menjadi
mengerti melalui dari bukti kegiatan realisasi sosialisasi tersebut”
Ada pun pandangan tentang sosialisasi menurut sumber tentang sosialisasi tersebut seperti yang
disampaikan oleh Bapak Marta Sanjaya:
“Sosialisasi itu sendiri adalah orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang tidak
mengerti jadi mengerti. Seorang PR perlu menyampaikan informasi ke banyak orang baik
itu di dalam kegiatan, atau pun di dalam event sehingga dalam kegiatan atau event itu
dilakukan dalam merangkul masyarat untuk memperkenalkan ke orang banyak apa itu
produk, apa itu barang, apa itu jasa. Karena namanya PR dalam kegiatan sosialisasi
merupakan suatu bentuk kegiatan yang memperkenalkan kepada masyarakat. PR itu sendiri
yaitu menjaga image perusahaan, harga diri. Bagaimana tugas pertama PR untuk bisa
menjaga kredibilitas dan reputasi perusahaan dan itu merupakan bagian dari tanggung
jawab PR. Sehingga perlu melakukan penyampaian informasi dengan cara bersosialisasi
kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan kinerja PR”
Sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan sumber yang kedua Ibu Amalia mengungkapkan
bahwa dalam upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO itu:
“Perlu sekali, karena untuk menghindari kesimpangsiuran. Karena selama ini nama yang
dikenal berbagai macam, yaitu Seputar Indonesia, Sindo, Koran Sindo... sehingga yang ada
di benak audience maupun target audience nya bisa jadi bercampur aduk. Yang lebih
penting dalam sosialisasi bukan hanya menjelaskan nama barunya tetapi juga menguraikan
makna dari Brand Name yang dipilih (dalam hal ini yaitu Koran SINDO), mengapa
menggunakan LOGO seperti itu, apa tujuannya, dan visi misi Koran Sindo yang baru ini
menjadi sangat penting. Bila sosialisasi dilakukan dengan baik, akan mempermudah tugas
teman-teman di MarCom division, sehingga tidak harus selalu mengulang kembali
pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yaitu seputar nama dan siapa kah Koran yang baru
ini”
Dalam kutipan tanggapan Ibu Amalia di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa upaya
sosialisasi itu sangat penting di dalam mempromosikan sesuatu hal yang baru kepada masyarakat atau juga
untuk menghindari kesimpangsiuran terjadi terhadap perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan hendak
dicapai. Seperti kasus dalam penelitian ini bahwa dulu Koran SINDO sebelumnya mempunyai nama Harian
Seputar Indonesia. Banyak publik yang salah mempersepsikan terhadap nama yang dimiliki oleh PT Media
Nusantara Informasi (Koran SINDO) tersebut sehingga dari respon masyarakat pula tidak menyadari hal itu
sangat berbeda.
Ibu Amalia juga mengungkapkan juga bahwa awareness itu pekerjaan yang lebih mudah, karena
dengan adanya iklan besar-besaran di stasiun TV milik MNC maka banyak yang akan mengenalnya. Tetapi
bila untuk mendapatkan pembaca yang loyal, ini yang sulit, karena menyangkut apakah content dari Koran
SINDO ini yang diminati. Karena loyalitas bermula dari “intention to read’ terlebih dahulu, kemudian setelah
itu repeaters, artinya mau membaca lagi secara sering, barulah sebuah koran menjadi ‘soulmate’ dari seorang
pembacanya. Apa saja yang membuat orang tertarik untuk membaca KORAN SINDO dan beralih dari media
cetak yang lain? Apakah setiap anak muda selalu akan beralih ke SINDO, tipe anak muda yang seperti apa
dan yang bagaimana perilakunya terhadap kebutuhan informasi/entertainment, yang menjadi soulmate
SINDO? Semua itu yang harus dipelajari oleh SINDO secara seksama, needs nya ini yang harus digali
sehingga jelas dan clear – jangan hanya mengandalkan asumsi dari para redaktur seniornya saja, tetapi benarbenar harus memahami secara keseharian target audience (eksplorasi dengan cara ethnography), sehingga apa
yang akan diberikan sebagai value kepada konsumennya memang benar-benar VALUABLE dan
IRREPLACEABLE.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari uraian dan penyajian data penelitian mengenai upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran
SINDO oleh PR dalam mengelola citra perusahaan telah penulis kemukan di bab sebelumnya, maka pada bab
ini penulis akan mengemukakan beberapa simpulan yang berkenaan dengan hasil penelitian antara lain
sebagai berikut:
1.
Upaya Sosialisasi PR Koran SINDO
Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo yang baru
dilakukan itu sesuai dengan strategi PR yaitu “PENCILS” dimana terus mengkampanyekan perubahan nama
dan logo tersebut agar masyarakat pun menjadi lebih awareness terhadap brand dan produk Koran SINDO
ada pun upaya tersebut seperti:
a. Publications
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
Publikasi yang dilakukan PR Koran SINDO melalui media massa baik fokus campaign melalui di print
add maupun di billboard serta iklan yang ditayangkan di telivisi.
Event
Melakukan berbagai special event diantaranya Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community
Carnival; Inspiring Women; Malam ReBi Ke 9; Lunch Club, media visit dari SD Kupu-Kupu dan masih
banyak lagi event lainnya. Adapun juga kegiatan seminar “200 Jam Semangat Baru” yang digalang ke
kampus dan sekolah dengan pembicara salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO.
News
Menciptakan berita melalui press release, adlips (advertorial lips) dan lain-lain.
Community Involvement
Keterlibatan Koran SINDO dengan mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat seperti
adanya interaksi antara Koran SINDO dengan SINDO Community dengan melakukan berbagai kegiatan
positif dengan kelompok komunitas.
Inform or Image
Memberikan informasi kepada public atau menarik perhatian sehingga diharapkan dapat memperoleh
tanggapan yang positif seperti kegiatan memperkenalkan produk dan brand melalui “Mobil Semangat
Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013 dan menggunakan loper-loper wanita
yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO yang ada di pagi hari dekat lampu merah untuk
menarik perhatian masyarakat.
Lobbying and Negotiation
Dalam hal lobbying an negotiation PR melakukan kerjasama dengan berbagai media (group maupun non
group) untuk mendapatkan kesepakatan dalam hal publisitas di media tersebut .
Social Responsibility
Koran Sindo juga melakukan kegiatan CSR dalam program Jalinan Kasih untuk membantu seorang anak
penderita kanker yang bernama “Sidney”.
Kendala dalam Sosialisasi Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO
Kendala atau yang lebih tepatnya disebut sebagai tantangan oleh PR Koran SINDO dalam mensosialisasikan
perubahan nama dan logo yaitu:
a. Kendala utama adalah sulitnya menjalin hubungan kerjasama dengan media lainnya khususnya non
group untuk melakukan promo brand Koran SINDO yang baru di media tersebut sehingga dibutuhkan
komunikasi antar media partner yang efektif.
b. Adanya kesalahpahaman pola pikir masyarakat terhadap tema yang angkat di dalam perubahan nama dan
logo Koran SINDO yaitu “Generasi Semangat Baru” yang dianggap sebagai penetrasi terhadap kaum
muda. Tantangannya bagaimana PR dapat mengkampanyekan pesan tersebut dengan efektif sesuai
dengan visi misi perubahan tersebut.
Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada penelitian ini secara akademis dapat sebagai referensi
penelitian selanjutnya dan penulis menyarankan juga kepada penulis lainnya yang ingin meneliti dan
menganalisa mengenai upaya sosialisasi PR Koran SINDO agar meneliti mengenai sudut pandang lainnya
dengan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak perubahan nama dan logo bagi Koran SINDO.
Sedangkan untuk saran praktisnya adalah diharapkan Koran SINDO dapat menggali inspirasi dan membuat
inovasi-inovasi baru dalam menigkatkan kesadaran merek di mata masyarakat agar tidak terasosiasi dengan
produk yang lain dan PR Koran SINDO dapat menjalin hubungan baik dengan setiap stakeholdernya agar
terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan.
REFERENSI
Agung, Y. (2006). 101 Konsultasi Praktis Pemasaran 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Anonymous. (2009, September 10). Clear Coice Health Plans Introduces New Name, Logo, and Brand
Strategy. ProQuest Computing .
Ardianto, E. (2013). Handbook Of Public Relations: Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media
Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations: Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Hadi, I. P. (2009). Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Era Jurnalistik Modern. Jurnal Ilmiah
SCRIPTURA , 3 (1), 69.
Ihromi, T. O. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Kasali, R. (2007). Change!: Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang
Juga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Kriyantono, R. (2012). PR Writing: Teknik Produksi Media Public Relations Dan Publisitas Korporat.
Jakarta: Kencana
Maryati, K., & Suryawati, J. (2006). Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Mazwahid. (2012, Januari 16). Mengapa Harus Rebranding?, diakses 12 Maret 2013 dari
http://www.kampus.marketing.co.id
Moloeng, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moriarty, S., Mitchell, N., & Wells, W. (2011). ADVERTISING Edisi Ke Delapan. Jakarta: Kencana
Morissan. (2010). Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana.
Neonisa, D. (2011). Peran Iklan Layanan Masyarakat Dalam Sosialisasi Program Busway Oleh PEMPROV
DKI: Proses Sosialisasi Program Busway. Humaniora,2 (2).
Nova, F. (2009). Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: Grasindo
Nurjaman, K., & Umam, K. (2012). Komunikasi & Public Relation. Bandung: Pustaka Setia.
Prayudi, & Juanita, J. (2005). Strategic Corporate Communication Dalam Proses Repositioning Dan
Rebranding. Jurnal Ilmu Komunikasi , 2 (2), 170, diakses 5 April 2013 dari http://www.jurnal.uajy.ac.id
Rumanti, S. M. (2005). Dasar-Dasar Public Relations: Teori Dan Praktik. Jakarta: PT Grasindo.
Ruslan, R. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saraswati, M., & Widaningsih, I. (2006). Be SMART Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Sinatra, L., & Darmastuti, R. (2008). Kajian Peran Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perguruan
Tinggi Swasta Di Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA , 2 (2), 95-105.
Soekanto, S., & Sukanto, S. (2007). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI).
Walsh, M. F., Winterich, K. P., & Mittal, &. V. (2010). Do Logo Redesign Help Or Hurt You Brand? Journal
Of Product & Brand Management , 19 (2), 76-89.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
www.koran-sindo.com
RIWAYAT PENULIS
Magdalena Silitonga lahir di Jambi pada tanggal 12 Mei 1991. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina
Nusantara dalam bidang ilmu Public Relations, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2013.
Download