UPAYA SOSIALISASI PERUBAHAN NAMA DAN LOGO KORAN SINDO OLEH PR DALAM MENGELOLA CITRA PERUSAHAAN Magdalena Silitonga Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 085218027114 [email protected] Maria Anggia Widya Kusumastuti, S.Sos., M.M ABSTRAK TUJUAN PENELITIAN adalah untuk memahami upaya dan kendala sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations dalam mengelola citra perusahaan. METODE PENELITIAN yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka. ANALISIS yang digunakan yaitu analisis data dengan model “Miles dan Huberman” dimana terdiri dari tiga jenis tahap yaitu reduksi, model data dan penarikan/verifikasi kesimpulan. SIMPULAN yang diperoleh adalah bahwa upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo melaui publikasi, event, news, community involvement, dan inform or image, serta lobbying and negotiation. Sedangkan kendalanya adalah kesulitan menjalin hubungan kerjasama dengan media lain khususnya media non grou. Kendala lainnya adalah adanya kesalapahaman pola pikir dari masyarakat mengenai visi misi perubahan tersebut. Kata Kunci : Citra Perusahaan, Sosialisasi, Public Relation ABSTRACT The Purpose of this research is to understand the activities and theconstraints upon the changing of corporate name and logo. The change of name and logo that is aimed at managing corporate image. This research applied qualitative research methodology where data analysis is conducted in three phases: data reduction, display data, and conclusion. The analysis concludes that public relations of SINDO use publication event, news, community involvement, inform or image, and lobbying and negotiation, during the socialization of change of corporate name and logo. On the constraint issues public relations considers partnership with order media companies, especially that from non-group media companies, should be treated more carefully. Further, public relation must also be able to cope with misunderstanding that come up along with the change of corporate name and logo. Keywords : Corporate Image, Socializations, Public Relations PENDAHULUAN Sosialisasi itu sangat penting dalam perusahaan agar tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut tercapai sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki setiap perusahaan. Menurut Cooley (Sunarto,2004:32) konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking glass self, yang menurutnya terbentuk melalui tiga tahap. Karena kemampuan seseorang untuk mempunyai diri untuk berperan sebagai anggota masyarakat tergantung pada sosialisasi. Oleh karena itu seseorang yang tidak mengalami sosialisasi tidak akan dapat berinteraksi dengan orang lain. Dengan kata lain PR Koran SINDO melakukan sosialisasi agar perubahan-perubahan yang terjadi di dalam perusahaan dapat terjalin interaksi langsung dengan masyarakat atau publik atau juga perubahan tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand (Maulana,2012:192). Oleh karena perlu adanya sosialisasi brand/produk perusahaan agar sesuatu yang telah disusun dan direncanakan dapat kenal dan diketahui khususnya target audiens/ target pasar. Menurut Moriarty, Mitchell, & Wells (2011:252-254) dalam buku “Adverting Edisi Ke Delapan” bahwa strategi komunikasi brand perlu adanya untuk cara kerja mengkomunikasi brand tersebut agar dimensi komunikasi branding mengenai target sasarannya. Ada enam efek dalam Facets Model sebagai berikut: memahami (menciptakan Identitas Brand); merasakan (menunjukkan Personalitas Brand); memikirkan (menunjukkan Posisi Brand); mengasosiasikan (menunjukkan Citra Brand); percaya (menciptakan janji Brand Dan Preferensi Brand); melakukan (menginspirasi Loyalitas Brand). Jadi dapat disimpulkan dari teori di atas bahwa suatu brand perusahaan itu harus unik sebagai identitas brand itu sendiri dan brand juga harus memiliki karakteristik yang membedakan dari brand-brand yang lain serta posisikan brand tersebut di dalam perusahaan agar melekat dalam gambar dan kenangan personal. Sedangkan dari segi kekayaan citra brand akan menentukan kualitas relasi dan kekuatan asosiasi dan koneksi emosional yang menghubungkan pelanggan dengan brand. Pengalaman pribadi dengan suatu brand dapat melahirkan relasi brand dari waktu ke waktu karena konsumen lebih suka menggunakan brand itu dan karenanya memunculkan loyalitas brand dan berulang-ulang membelinya. Melihat pentingnya komunikasi brand diatas, penulis melakukan penelitian terhadap Koran SINDO yang melakukan perubahan nama dan logo. Ada pun perubahan tersebut perlu adanya upaya sosialisasi yang dilakukan dalam perubahan tersebut. Sosialisasi dalam perubahan nama dan logo yang dilakukan oleh Public Relations Koran Sindo merupakan suatu strategi Public Relations dalam memperkenalkan dan memberitahu sesuatu, baik mengenai produk, nama, atau pun layanan-layanan yang diberikan perusahaan agar publik mengetahui dan dapat menerima informasi yang diberikan dengan baik. Kegiatan sosialisasi perubahan nama dan logo itu tidak lepas dari upaya yang dilakukan salah satu divisi yakni PR/Public Relations yang merupakan strategi PR dalam mengelola citra perusahaan. Menurut Rachmat Kriyantono (2012:10-11) dalam buku PR Writing: Teknik Produksi Media Public Relations Dan Publisitas Korporat bahwa, “ada pun strategi yang dilakukan PR merupakan tujuan PR agar citra perusahaan tersebut positif di mata publik”. Citra perusahaan (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang public relations sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur perusahaan (karyawan, manager, dan lainnya) ikut andil dalam pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apa saja upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations dalam mengelola citra perusahaan? dan Kendala apa saja yang dihadapi Public Relations di dalam kegiatan sosialisasi perubahan-perubahan tersebut?. Dalam hal ini adapun pembatasan masalah dalam penelitian adalah mengenai upaya Public Relations dalam mensosialisasikan perubahan nama dan logo pada periode Februari 2013 sampai dengan Mei 2013 melalui kegiatan atau strategi yang dilakukan PR dalam perubahan tersebut serta melihat kendala apa saja yang dihadapi Public Relations dalam mensosialisasikan perubahan tersebut. Sedangkan tujuan dari penelitian ada dua yaitu; Pertama, untuk memahami upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh Public Relations dalam mengelola citra perusahaan. Kedua, untuk memahami kendala yang dihadapi Public Relations di dalam kegiatan mensosialisasikan perubahan nama dan logo Koran SINDO. Teori yang mendasari dalam penelitian ini adalah komunikasi organisasi yaitu Menurut Suprapto (2009:6) dalam buku Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi bahwa komunikasi dalam organisasi khususnya mempunyai hubungan dengan satu atau lebih dimensi-dimensi struktur organisasi (misalnya peranan, status, kompleksitas teknologi, pola-pola, dan sebagainya). Sedangkan untuk teori khusus dalam penelitian ini adalah sosialisasi dimana PR Koran SINDO melakukan upaya sosialisasi tersebut sesuai dengan strategi Public Relations antara lain publications, events, news, community involvement, inform or image, serta lobbying and negotiation. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Menurut Rosady Ruslan (2010:215) dalam buku Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi, penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. Penelitian kualitatif (Moleong,2006:9) di dalam buku Metode Penelitian Kualitatif dengan menggunakan metode dalam pengumpulan data melalui cara, yaitu survey, pengamatan (observasi) dan penelaahan dokumentasi (documentary historical). Dalam pengumpulan dan pencatat data, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang utama adalah wawancara semistruktur dan observasi dengan partisipatori observasi dimana penulis secara langsung melihat atau mengamati apa yang terjadi pada objek penelitian yaitu upaya sosialisasi perubahan nama dan logo oleh PR KORAN SINDO dalam mengelola citra perusahaannya. Penulis juga telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan dalam analisis data penulis menggunakan model Miles dan Huberman, dalam buku Ardianto (2011:223) yaitu Metodelogi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif” ada tiga jenis kegiatan dalam analisis data: reduksi, model data (Data Display), dan penarikan/verifikasi kesimpulan. Untuk memenuhi keabsahan data yang sedang diteliti, penulis melakukan Triangulasi. Menurut Moloeng (Rosady Ruslan,2010:219) dalam buku Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi bahwa, triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahaan data yang memanfaatkan pengecekan sumber lain untuk pembanding, yaitu penggunaan a) sumber, b) metode, c) penyidik dan d) teori dalam penelitian secara kualitatif. Penulis menggunakan triangulasi sumber yakni membandingkan dan pengecekan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda melalui: a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat sebagai rakyat biasa, dengan yang berpendidikan dan pejabat pemerintah. Misalnya, dalam penelitian ini penulis menggunakan para pakar/ahli sebagai triangulasi sumber dalam membandingkan hasil pengamatan dimana triangulasi sumber tersebut adalah Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI selaku Dosen PR Management di BINUS Universty dan Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Etnographer. HASIL DAN BAHASAN Dari hasil pemaparan temuan yang diperoleh dari proses analisis data, penulis menarik kesimpulan dalam pembahasan penelitian yang akan penulis gabungkan dengan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Kategorinya sebagai berikut: A. Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO Koran SINDO merupakan media cetak yang terbit setiap hari dan belum lama ini melakukan perubahan logo dan nama serta tampilan dan kontennya juga. Tepat pada tanggal 1 Maret 2013 di MNC Tower, media cetak tersebut melakukan press conference dan launching di Bundaran HI. Perubahan tersebut merupakan suatu proses pengubahan citra sebuah institusi agar lebih dapat menarik lebih banyak lagi penggunaan produk dan jasa layanan di perusahaan tersebut. Ada pun latar belakang perubahan nama dan logo Koran SINDO yaitu pada awalnya nama yang di luncurkan adalah “Harian Seputar Indonesia” yang memang mengacu kepada nama yang diambil dari berita Seputar Indonesia. Kemudian dilakukan campaign supaya tidak susah dalam pengucapannya, maka terciptalah nama Koran SINDO. Tapi pada kenyataannya, ternyata audience itu banyak selalu berpikir bahwa Koran SINDO itu adalah program Seputar Indonesianya RCTI. Jadi beranjak dari kenyataan inilah maka dari pihak perusahaan melakukan perubahan dengan mengubah nama Harian Seputar Indonesia menjadi Koran SINDO dan itu juga dilakukan perubahan tidak hanya dari perubahan nama dan logo tapi mulai yang menyangkut konten-kontenya juga semua benar-benar dirubah dan ini bertujuan supaya image masyarakat yang tadinya bahwa Harian Seputar Indonesia adalah program RCTI bisa kita kikis pelan-pelan. Jadi orang tidak terasosiasi ke brand yang lain atau produk yang lain. Jadi dari pemaparan temuan penulis terhadap analisis data di atas bahwa Koran SINDO ingin melakukan pembaharuan baik dari nama dan logo selain itu juga melakukan pembaharuan terhadap layanan, konten, layout, dan yang lainnya untuk menjadi media cetak yang terbaik semakin lebih mendekatkan diri kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan-kegiatan positif dari perusahaan. B. Arti Nama dan Logo Koran SINDO Nama dan logo merupakan hal yang sangat penting di dalam setiap perusahaan, dimana hal tersebut merupakan hal yang dapat membedakan perusahaan yang satu dengan lain. Sehingga hal tersebut yang menjadi salah satu strategi dari Koran SINDO untuk melakukan pembaruan terhadap nama dan logo sehingga tidak terasosiasi dengan produk atau brand yang lain. Nama dan Logo merupakan salah satu bentuk identitas perusahaan untuk membedakan antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Adapun makna dari logo dan nama Koran SINDO yakni merupakan singkatan dari S adalah seputar dan INDO berasal dari kata Indonesia. Sedangkan nama koran itu menunjukkan jenis produk yang diproduksi oleh perusahaan PT media Nusantara Informasi. Sedangkan dari logo secara dasarnya ada burung rajawali dan bola dunia, dimana artinya burung rajawali yang mengelilingi kepulauan Indonesia untuk dapat melihat Indonesia menjadi lebih baik, serta mengajak masyarakat dari Sabang sampai Merauke untuk lebih maju. Dari sisi warna pada nama dan logo terlihat ada 2 warna yang mencolok yaitu merah artinya spirit yang ada di grup koran sendiri mengartikan koran yang semangat baru dan warna biru artinya sesuatu yang memang bersifat establish. Perubahan nama dan logo Koran SINDO juga mengangkat tema besar yaitu “Generasi Semangat Baru” dimana perubahan tersebut mengajak masyarakat bangsa Indonesia untuk maju bersama-sama menjadi yang lebih baik. Koran SINDO menggunakan 4 orang sebagai brand ambassador generasi semangat baru yang pertama Bapak Rhenald Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertaimentnya Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif kita sebagai “Generasi Semangat Baru”. Mereka pribadi yang sukses dalam artian menjalankan visi mereka dengan mewujudkan dalam aksi nyata mereka. C. Upaya Sosialisasi Public Relations Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo yang baru yaitu terus mengkampanyekan perubahan nama dan logo tersebut agar masyarakat pun menjadi lebih awareness terhadap brand dan produk Koran SINDO. Upaya sosialisasi juga sudah ada di hari pertama, pada tanggal 1 Maret 2013 saat melakukan peresmian logo dan nama yang baru, Koran SINDO membagikan sampling koran yang menggunakan logo dan nama baru secara gratis. Jadi selama dua minggu pertama Koran SINDO fokus campaign baik melalui di print add maupun di billboard. Semua yang ada di media yang basenya visual ditunjukkan kepada masyarakat, bahwa sekiranya dari tanggal 1 Maret 2013 sampai di dua minggu berikutnya, upaya sosialisasi itu fokus terhadap rejuvenasi dan perubahan logo yang baru. Kemudian di fase berikutnya yakni memperkenalkan produk sama brand melalui “Mobil Semangat Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013. Dimana Koran SINDO memberikan value dan benefit kepada masyarakat selain mendapatkan koran juga mendapatkan dukungan sarapan pagi dengan tujuan agar audiens atau masyarakat bersama-sama Koran SINDO memiliki semangat di pagi hari, dimana juga Koran SINDO ada pula di pagi hari. Mobil Semangat Baru itu desain dengan logo baru Koran SINDO dan ada di titik-titik lokasi yang strategis di Jakarta. Ada pun 12 lokasi tersebut sebagai berikut: Rawamangun, Kampung Melayu, Uki Cililitan, Bulungan, Lebak Bulus, Cibubur, Fatmawati, Senen, Kelapa Gading, Pasar Rebo, Depok, dan Bekasi. Ada pun loper-loper wanita yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO yang ada di setiap lampu merah merupakan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO di bulan Maret 2013. Upaya sosialisasi tersebut tujuannya untuk menarik perhatian masyarakat bawa Koran SINDO memberikan banyak perubahan dan menjadi semakin yang terbaik serta menjadi media cetak pilihan masyarakat. Setelah di bulan Maret ini, adapun upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO tersebut terus dilakukan sampai akhir tahun 2013. Awal bulan April upaya sosialisasi selanjutnya ada “200 Jam Semangat Baru”. 200 Jam Semangat Baru adalah seminar yang digalang ke kampus-kampus dan sekolah dimana pembicaranya adalah salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO seperti Bapak Rhenald Kasali selaku Owner Rumah Perubahan/ Founder Rumah Perubahan, Billy Boen Owner Young On Top Nusantara, lalu dari sisi entertainment ada Happy Salma dan Dona Agnesia. Mereka ini mewakili prespektif Koran SINDO sebagai Generasi Semangat Baru. Dan untuk kedepannya lagi PR Koran SINDO akan menyusun perencanaan dalam upaya sosialisasi, baik dalam bentuk event-event yang berhubungan dengan “Generasi Semangat Baru”. Event-event itu pun menurut penulis selama melakukan observasi di Koran SINDO yakni ada Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community Carnival; Inspiring Women; Malam ReBi Ke 9; dan masih banyak lagi. Sedangkan untuk kegiatan CSR yakni ikut serta dalam program Jalinan Kasih untuk membantu seorang anak penderita kanker. Lalu dari kegiatan promosinya yaitu PR Koran SINDO membuatkan perrmohonan khusus kepada pihak media (group dan non group), untuk dapat melakukan promosi Koran SINDO di media tersebut. Untuk media grup hampir semuanya dapat di handle secara baik oleh PR Koran SINDO. Sedangkan untuk media non grup sejauh ini sudah di cover untuk Metro TV dan yang lain-lain. Lalu dikarenakan logo dan nama Koran SINDO masih butuh peningkatan awareness di peliputan, PR Koran SINDO pun mengajak dua stasiun TV yang dianggap sesuai dengan segmen Koran SINDO yaitu Metro TV dan TV One untuk mau bekerja sama. Akan tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung dari sisi peliputan berita mengenai Koran SINDO. D. Kendala dalam Upaya Sosialisasi Perubahan Nama & Logo Koran SINDO Kendala yang dihadapi PR Koran SINDO dalam melakukan upaya sosialisasi perubahan nama dan logo tersebut itu tidak dilihat sebagai kendala tetapi melihat itu sebagai tantangan dalam membangun dan menumbuhkan brand Koran SINDO. Tantangannya tersebut cukup berat dikarenakan pada saat menunjukkan generasi semangat baru itu seolah-olah dilihat sebagai penetrasi yang ditunjukkan kepada kaum muda. Karena tema besar yang diangkat oleh Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo yang baru adalah “Generasi Semangat Baru”. Tantangan tersebut adalah untuk menegaskan kepada semua masyarakat Indonesia bahwa Koran SINDO tidak memandang dari usia, latar belakang pekerjaan atau pun aktivitas-aktivitas masyarakat lainnya dan bagaimana juga PR dapat menkomunikasikan hal tersebut sesuai dengan visi misi perubahan nama dan logo Koran SINDO kepada masyarakat dan stakeholder. Generasi Semangat Baru diangkat sebagai tema agar Indonesia dalam tahun ini atau pun setelah tahun ini merujuk menjadi lebih baik dan meninggalkan hal yang negatif. Tema itu pun diangkat menunjukkan bahwa Koran SINDO tidak membeda-bedakan atau mengkotakkotakan siapapun stakeholder yang ada di Indonesia, apakah pihak dari media lain, masyarakat biasa, atau pun perusahaan-perusahaan lainnya. Kepada siapa pun Koran SINDO mengajak semua kalangan agar mereka bisa turut menyukseskan “Semangat Baru”. Dengan media lain pun, karena Koran SINDO juga bagian dari media, saat launching dan press conference hampir semua media diundang karena Koran SINDO mempunyai tujuan yang positif dan strategis agar bersama-sama bisa maju. Kalau pun itu maju, bukan hanya Koran SINDO saja tetapi untuk semua stakeholder Koran SINDO juga diajak maju. Oleh karena itu Koran SINDO tidak menjadi antipasti baik kepada media yang satu atau pun dengan media yang lainnya, tetapi justru bersinergi dengan mereka, agar Indonesia semakin baik dengan campaignnya semangat baru. Kendala lainnya yang dihadapi oleh PR Koran SINDO seperti yang sudah dijelaskan dalam upaya sosialisasi perubahan nama dan logo di atas bahwa adanya kerja sama antar media yang dilakukan perusahaan tersebut dalam hal ini untuk peliputan, diantaranya Metro TV dan TV One. Tetapi dipertengahan jalan mereka mengundurkan diri dikarenakan satu dan lain hal sehingga mereka tidak bisa mendukung kegiatan promo Koran SINDO. Kendala tersebut menjadi hambatan oleh PR Koran SINDO untuk dapat masuk ke media lain dalam hal melakukan kerjasama. Tapi sebagian media ada yang mau kerjasama, dalam artian promo to promo, tapi ada juga yang tidak mau karena mereka takut meningkatkan media yang lain. Lalu PR Koran SINDO dalam waktu yang cepat mencari solusi ketempat media lain di Trans TV. Jadi disini PR dituntun dapat bisa menjalin hubungan baik dengan antar media secara khusus seperti jika ada event yang cukup besar, pendekatan yang dilakukan PR Koran SINDO begitu berbeda dengan biasanya misalnya melakukan meeting khusus dengan pemimpin redaksinya, lalu memberikan space khusus yang berbeda kepada pihak media tersebut apabila mereka membutuhkan publikasi. Jadi dapat penulis tarik kesimpulan bahwa fungsi Public Relations di media tersebut itu sangat penting, karena menurut Cutlip and Center pakar PR Internasional di dalam buku “Effective Public Relations” bahwa fungsi PR yaitu menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama, membina hubungan yang harmonis antar badan atau organisasi dengan publik sebagai khalayak sasaran, mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi, dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi, melayani keinginan publik, dan juga menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik serta mengatur arus informasi, publikasi dan pesan dari organisasi ke publik atau sebaliknya. E. Upaya Public Relations Mengelola Citra Perusahaan Dalam hal mengelola citra perusahaan tersebut selama 7 (tujuh) tahun, dari tim PR Koran SINDO sendiri melakukan berbagai banyak aktivitas tidak hanya dari sisi promosi (media grup dan non grup) saja, tetapi juga dapat dilakukan dengan meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak luar. PR Koran SINDO juga memiliki program-program dalam hal bagaimana mengelola citra perusahaan tersebut, yakni dengan adanya media visit di Koran SINDO seperti yang dilakukan SD KUPU-KUPU pada tanggal 5 Maret 2013. Tujuan adanya media visit tersebut agar pihak luar mengetahui bagaimana media Koran SINDO itu, lalu bagaimana pelaksanaan pekerjaan di kantor misalnya apa yang dilakukan oleh pihak redaksi, sales, tim marcomm dan yang lain-lain di dalam Koran SINDO, serta bagaimana tahap-tahap produksi Koran SINDO hingga koran tersebut bisa langsung sampai ke masyarakat. Kegiatan itu secara tidak langsung dapat mengelola citra perusahaan Koran SINDO di mata pihak eksternal Koran SINDO. Selain itu dalam hal mengelola citra perusahaan PR Koran SINDO melakukan kegiatan CSR seperti kegiatan yang dilakukan belum lama ini Koran SINDO memberikan bantuan kepada anak penderita kanker. Jadi Koran SINDO ikut dalam program “Sindo Peduli”, dimana beberapa tahun yang lalu Koran SINDO membangun Sekolah Ramah Gempa di pengalengan Jawa Barat. Lalu membangun sekolah Paud Ramah Gempa juga di Padang dan rumah ramah gempa juga. Koran SINDO juga mempunyai program-program Lunch Club, dimana Koran SINDO mengundang para peminat atau para pembaca untuk mengirim profil perusahaannya dan Koran SINDO akan datang ke tempat mereka lalu melakukan berbagai sharing mengenai Koran SINDO. Program ini dilakukan pada waktu makan siang jadi mereka akan mendapatkan lunch yang gratis. PR Koran SINDO juga menangani langsung promonya. Jadi promo Koran SINDO yang ada di grup itu selalu naik setiap hari baik di RCTI, Global TV, Sindo Weekly, Genie, Mom & KIDS, Sindo Radio, MNC TV, MNC Channel, dan masih banyak yang lainnya. PR Koran SINDO selalu create setiap harinya, apa yang bisa di promosikan atau di publikasikan di pihak media lain. Jadi tidak akan pernah kosong kegiatan dalam hal publikasi/promo. Jika tidak ada event atau promo, biasanya tim PR Koran SINDO bekerja sama dengan tim brand membuat sesuatu promo internal untuk meningkatkan brand awareness Koran SINDO supaya masyarakat awarenessnya tetap stabil dan tinggi. Sedangkan dari segi pelayanan kepada publik dalam mengelola citra Koran SINDO, di dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO ada juga pembaharuan dari sisi layanan. Dimana Koran SINDO sendiri membuat layanan telepon interaktif yaitu “Talk Center”. Jadi PR dalam mengelola citra perusahaan membuka bauran komunikasi yang efektif dengan publik/masyarakat. Hot line ini ditujukan kepada masyarakat atau pelaggan Koran SINDO yang ingin menyampaikan keluhan, saran, atau cara untuk berlangganan Koran SINDO, atau juga menyampaikan kritikan akibat keterlambatan dan layanan agen yang kurang memuaskan. Sehingga dengan adanya “Talk Center” masyarakat/para pembaca bisa dapat berinteraksi langsung dengan Koran SINDO agar dapat mengetahui apa yang diinginkan dan diharapkan oleh para pembaca atau publik. Yang tidak kalah pentingnya juga menggunakan bauran channel social media baik itu twitter maupun di facebook. Tujuannya pertama untuk membangun persepsi yang sama antara Koran SINDO dengan masyarakat. Kedua, mempunyai hubungan mutual antara brand, produk, dan masyarakat, serta membangun hubungan dengan masyarakat. Itu adalah aspek atau upaya PR dalam mengelola citra perusahaan dengan saluran komunikasi. Dari hasil pemaparan analisis data di atas, penulis menggunakan trianggulasi sumber dalam menguji keabsahan data penelitian dimana salah satu cara dengan mewawancara sumber yang telah penulis pilih dan sumber tersebut adalah dari Dosen BINUS University yaitu Bapak Marta Sanjaya, SIP., MSI matakuliah PR Management dan Ibu Amalia E Maulana selaku Brand Consultant & Ethnographer. Ada pun hasil wawancara yang diperoleh dari Bapak Marta Sanjaya bahwa; “Berbicara logo itu bagian dari dalam identitas perusahaan atau jati diri perusahaan. Tugas PR itu sendiri harus dapat mengatur atau sistem manejemen baik di dalam atau pun di luar perusahaan. Dalam hal internal perusahaan ini PR melakukan controling dari bawah hingga ke atasan, mempersiapkan konsep publikasi, informasi dan sebagainya. Lalu harus menyiapkan iklan, mempersiapkan brosur atau mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana publikasi informasi ke luar perusahaan dengan produk tersebut. Lalu dari luar perusahaan bagaimana respon masyarakat dari informasi yang di berikan perusahaan tersebut. Jadi kalau dia sudah melalui iklan orang tahu bahwa produk perusahan itu seperti tersebut dan secara tidak langsung iklan tersebut juga mengajak masyarakat untuk menggunakan produk tersebut” Dari hasil wawancara dengan sumber menunjukkan bahwa PR dalam management sesuatu strategi harus terlebihi dahulu di rencana secara tepat dan di komunikasikan dengan pihak internal perusahaan lalu disosialisasikan terlebih dahulu ke internal perusahaan baru ke eksternal perusahaan. Seperti yang dilakukan Koran SINDO dalam mensosialisasikan perubahan tersebut mengajak rekan-rekan karyawan hingga pemegang saham di dalam perusahaan tersebut untuk bersama-sama untuk menjadi generasi semangat baru untuk Indonesia yang lebih maju. Upaya sosialisasi yang dilakukan PR Koran SINDO dari hasil wawancara penulis dengan sumber seperti yang diungkapkan oleh Bapak Marta Sanjaya bahwa; “Koran SINDO melakukan kegiatan CSR sebagai salah satu strategi PR dalam mensosialisasikan kegiatan dalam perubahan nama dan logo. Bagaimana logo tersebut bisa dipahami dan diterima masyarakat dengan melalui event-event atau pun kegiatan-kegiatan positif di mata masyarakat sehingga pada saat event itu dijalankan dan kehadiran masyarakat sebagai suatu peserta. Tugas PR berkaitan dengan diluar perusahaan (eksternal) dan di dalam perusahaan (internal). Kalau di luar perusahaan misalnya mengiklankan, memasukan publikasi melalui poster, atau juga melalui media komunikasi massa. Itu semua merupakan dari upaya sosialisasi, jadi orang-orang yang tidak tahu, tidak mengerti menjadi mengerti melalui dari bukti kegiatan realisasi sosialisasi tersebut” Ada pun pandangan tentang sosialisasi menurut sumber tentang sosialisasi tersebut seperti yang disampaikan oleh Bapak Marta Sanjaya: “Sosialisasi itu sendiri adalah orang yang tidak tahu menjadi tahu, orang yang tidak mengerti jadi mengerti. Seorang PR perlu menyampaikan informasi ke banyak orang baik itu di dalam kegiatan, atau pun di dalam event sehingga dalam kegiatan atau event itu dilakukan dalam merangkul masyarat untuk memperkenalkan ke orang banyak apa itu produk, apa itu barang, apa itu jasa. Karena namanya PR dalam kegiatan sosialisasi merupakan suatu bentuk kegiatan yang memperkenalkan kepada masyarakat. PR itu sendiri yaitu menjaga image perusahaan, harga diri. Bagaimana tugas pertama PR untuk bisa menjaga kredibilitas dan reputasi perusahaan dan itu merupakan bagian dari tanggung jawab PR. Sehingga perlu melakukan penyampaian informasi dengan cara bersosialisasi kepada masyarakat umum yang berkaitan dengan kinerja PR” Sedangkan dari hasil wawancara penulis dengan sumber yang kedua Ibu Amalia mengungkapkan bahwa dalam upaya sosialisasi yang dilakukan Koran SINDO itu: “Perlu sekali, karena untuk menghindari kesimpangsiuran. Karena selama ini nama yang dikenal berbagai macam, yaitu Seputar Indonesia, Sindo, Koran Sindo... sehingga yang ada di benak audience maupun target audience nya bisa jadi bercampur aduk. Yang lebih penting dalam sosialisasi bukan hanya menjelaskan nama barunya tetapi juga menguraikan makna dari Brand Name yang dipilih (dalam hal ini yaitu Koran SINDO), mengapa menggunakan LOGO seperti itu, apa tujuannya, dan visi misi Koran Sindo yang baru ini menjadi sangat penting. Bila sosialisasi dilakukan dengan baik, akan mempermudah tugas teman-teman di MarCom division, sehingga tidak harus selalu mengulang kembali pertanyaan-pertanyaan yang mendasar yaitu seputar nama dan siapa kah Koran yang baru ini” Dalam kutipan tanggapan Ibu Amalia di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa upaya sosialisasi itu sangat penting di dalam mempromosikan sesuatu hal yang baru kepada masyarakat atau juga untuk menghindari kesimpangsiuran terjadi terhadap perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan hendak dicapai. Seperti kasus dalam penelitian ini bahwa dulu Koran SINDO sebelumnya mempunyai nama Harian Seputar Indonesia. Banyak publik yang salah mempersepsikan terhadap nama yang dimiliki oleh PT Media Nusantara Informasi (Koran SINDO) tersebut sehingga dari respon masyarakat pula tidak menyadari hal itu sangat berbeda. Ibu Amalia juga mengungkapkan juga bahwa awareness itu pekerjaan yang lebih mudah, karena dengan adanya iklan besar-besaran di stasiun TV milik MNC maka banyak yang akan mengenalnya. Tetapi bila untuk mendapatkan pembaca yang loyal, ini yang sulit, karena menyangkut apakah content dari Koran SINDO ini yang diminati. Karena loyalitas bermula dari “intention to read’ terlebih dahulu, kemudian setelah itu repeaters, artinya mau membaca lagi secara sering, barulah sebuah koran menjadi ‘soulmate’ dari seorang pembacanya. Apa saja yang membuat orang tertarik untuk membaca KORAN SINDO dan beralih dari media cetak yang lain? Apakah setiap anak muda selalu akan beralih ke SINDO, tipe anak muda yang seperti apa dan yang bagaimana perilakunya terhadap kebutuhan informasi/entertainment, yang menjadi soulmate SINDO? Semua itu yang harus dipelajari oleh SINDO secara seksama, needs nya ini yang harus digali sehingga jelas dan clear – jangan hanya mengandalkan asumsi dari para redaktur seniornya saja, tetapi benarbenar harus memahami secara keseharian target audience (eksplorasi dengan cara ethnography), sehingga apa yang akan diberikan sebagai value kepada konsumennya memang benar-benar VALUABLE dan IRREPLACEABLE. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari uraian dan penyajian data penelitian mengenai upaya sosialisasi perubahan nama dan logo Koran SINDO oleh PR dalam mengelola citra perusahaan telah penulis kemukan di bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa simpulan yang berkenaan dengan hasil penelitian antara lain sebagai berikut: 1. Upaya Sosialisasi PR Koran SINDO Upaya-upaya sosialisasi yang dilakukan oleh PR Koran SINDO dalam perubahan nama dan logo yang baru dilakukan itu sesuai dengan strategi PR yaitu “PENCILS” dimana terus mengkampanyekan perubahan nama dan logo tersebut agar masyarakat pun menjadi lebih awareness terhadap brand dan produk Koran SINDO ada pun upaya tersebut seperti: a. Publications b. c. d. e. f. g. 2. Publikasi yang dilakukan PR Koran SINDO melalui media massa baik fokus campaign melalui di print add maupun di billboard serta iklan yang ditayangkan di telivisi. Event Melakukan berbagai special event diantaranya Event Rekor Bisnis dan BII; Jakarta Community Carnival; Inspiring Women; Malam ReBi Ke 9; Lunch Club, media visit dari SD Kupu-Kupu dan masih banyak lagi event lainnya. Adapun juga kegiatan seminar “200 Jam Semangat Baru” yang digalang ke kampus dan sekolah dengan pembicara salah satu dari icon brand ambassador Koran SINDO. News Menciptakan berita melalui press release, adlips (advertorial lips) dan lain-lain. Community Involvement Keterlibatan Koran SINDO dengan mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat seperti adanya interaksi antara Koran SINDO dengan SINDO Community dengan melakukan berbagai kegiatan positif dengan kelompok komunitas. Inform or Image Memberikan informasi kepada public atau menarik perhatian sehingga diharapkan dapat memperoleh tanggapan yang positif seperti kegiatan memperkenalkan produk dan brand melalui “Mobil Semangat Baru” yang hadir di setiap pagi sampai akhir bulan Maret 2013 dan menggunakan loper-loper wanita yang mengenakan rompi khusus dari Koran SINDO yang ada di pagi hari dekat lampu merah untuk menarik perhatian masyarakat. Lobbying and Negotiation Dalam hal lobbying an negotiation PR melakukan kerjasama dengan berbagai media (group maupun non group) untuk mendapatkan kesepakatan dalam hal publisitas di media tersebut . Social Responsibility Koran Sindo juga melakukan kegiatan CSR dalam program Jalinan Kasih untuk membantu seorang anak penderita kanker yang bernama “Sidney”. Kendala dalam Sosialisasi Perubahan Nama dan Logo Koran SINDO Kendala atau yang lebih tepatnya disebut sebagai tantangan oleh PR Koran SINDO dalam mensosialisasikan perubahan nama dan logo yaitu: a. Kendala utama adalah sulitnya menjalin hubungan kerjasama dengan media lainnya khususnya non group untuk melakukan promo brand Koran SINDO yang baru di media tersebut sehingga dibutuhkan komunikasi antar media partner yang efektif. b. Adanya kesalahpahaman pola pikir masyarakat terhadap tema yang angkat di dalam perubahan nama dan logo Koran SINDO yaitu “Generasi Semangat Baru” yang dianggap sebagai penetrasi terhadap kaum muda. Tantangannya bagaimana PR dapat mengkampanyekan pesan tersebut dengan efektif sesuai dengan visi misi perubahan tersebut. Saran Adapun saran yang ingin penulis sampaikan pada penelitian ini secara akademis dapat sebagai referensi penelitian selanjutnya dan penulis menyarankan juga kepada penulis lainnya yang ingin meneliti dan menganalisa mengenai upaya sosialisasi PR Koran SINDO agar meneliti mengenai sudut pandang lainnya dengan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak perubahan nama dan logo bagi Koran SINDO. Sedangkan untuk saran praktisnya adalah diharapkan Koran SINDO dapat menggali inspirasi dan membuat inovasi-inovasi baru dalam menigkatkan kesadaran merek di mata masyarakat agar tidak terasosiasi dengan produk yang lain dan PR Koran SINDO dapat menjalin hubungan baik dengan setiap stakeholdernya agar terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan. REFERENSI Agung, Y. (2006). 101 Konsultasi Praktis Pemasaran 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Anonymous. (2009, September 10). Clear Coice Health Plans Introduces New Name, Logo, and Brand Strategy. ProQuest Computing . Ardianto, E. (2013). Handbook Of Public Relations: Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian Untuk Public Relations: Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hadi, I. P. (2009). Perkembangan Teknologi Komunikasi Dalam Era Jurnalistik Modern. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA , 3 (1), 69. Ihromi, T. O. (2004). Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Kasali, R. (2007). Change!: Tak Peduli Berapa Jauh Jalan Salah yang Anda Jalani, Putar Arah Sekarang Juga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Kriyantono, R. (2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Kriyantono, R. (2012). PR Writing: Teknik Produksi Media Public Relations Dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Maryati, K., & Suryawati, J. (2006). Sosiologi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga Mazwahid. (2012, Januari 16). Mengapa Harus Rebranding?, diakses 12 Maret 2013 dari http://www.kampus.marketing.co.id Moloeng, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moriarty, S., Mitchell, N., & Wells, W. (2011). ADVERTISING Edisi Ke Delapan. Jakarta: Kencana Morissan. (2010). Manajemen Public Relations : Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana. Neonisa, D. (2011). Peran Iklan Layanan Masyarakat Dalam Sosialisasi Program Busway Oleh PEMPROV DKI: Proses Sosialisasi Program Busway. Humaniora,2 (2). Nova, F. (2009). Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan. Jakarta: Grasindo Nurjaman, K., & Umam, K. (2012). Komunikasi & Public Relation. Bandung: Pustaka Setia. Prayudi, & Juanita, J. (2005). Strategic Corporate Communication Dalam Proses Repositioning Dan Rebranding. Jurnal Ilmu Komunikasi , 2 (2), 170, diakses 5 April 2013 dari http://www.jurnal.uajy.ac.id Rumanti, S. M. (2005). Dasar-Dasar Public Relations: Teori Dan Praktik. Jakarta: PT Grasindo. Ruslan, R. (2010). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Saraswati, M., & Widaningsih, I. (2006). Be SMART Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo Media Pratama. Sinatra, L., & Darmastuti, R. (2008). Kajian Peran Public Relations Dalam Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi Swasta Di Jawa Tengah. Jurnal Ilmiah SCRIPTURA , 2 (2), 95-105. Soekanto, S., & Sukanto, S. (2007). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi (Edisi Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Suprapto, T. (2009). Pengantar Teori Dan Manajemen Komunikasi. Yogyakarta: MedPress (Anggota IKAPI). Walsh, M. F., Winterich, K. P., & Mittal, &. V. (2010). Do Logo Redesign Help Or Hurt You Brand? Journal Of Product & Brand Management , 19 (2), 76-89. Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo www.koran-sindo.com RIWAYAT PENULIS Magdalena Silitonga lahir di Jambi pada tanggal 12 Mei 1991. Penulis menamatkan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Public Relations, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2013.