BAB 2 Landasan Teori 2.1. Teori Dasar Pada teori

advertisement
BAB 2
Landasan Teori
2.1. Teori Dasar
Pada teori dasar atau umum ini kami akan menjelaskan teori yang akan sering
digunakan sebagai penunjang dalam membuat skripsi kami. Beberapa kami ambil
dari buku yang menjadi patokan dalam metodologi pembuatan skripsi kami.
2.1.1. Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 65), basis data adalah kumpulan dari
data terkait secara logikal dan dides kripsikan, didesain untuk memenuhi
kebutuhan informasi di suatu organisasi.Menurut O’Brien dan Marakas (2010:
173), basis data adalah kumpulan terintegrasi dari elemen data yang secara
logika saling berhubungan.Menurut Martin, James (2011: 24) basis data adalah
suatu kumpulan data terhubung (interralateddata) yang di simpan secara
bersama-sama pada suatu media, tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu
suatu kerangkapan data (controlledredundancy) dengan cara tertentu sehingga
muda untuk digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu
atau lebih program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan pada program yang menggunakannya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa data
merupakan sebuah bukti atau fakta dari sebuah kegiatan yang dapat disimpan.
2.1.2. Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 66), DBMS adalah sistem perangkat
lunak
yang
memungkinkan
pengguna
untuk
menjelaskan,
membuat,
memelihara, dan mengatur akses ke database.Menurut Rainer dan Turban
(2009: 111), DBMS adalah seperangkat program yang menyediakan untuk
pengguna dengan alat untuk menambahkan, menghapus, mengakses, dan
menganalisa data yang disimpan dalam satu lokasi.Menurut Zhipeng Wang
(2012: 37), DBMS merupakan sebuah perangkat spesifikasi formal dan
verifikasi model keamanan pada operasi database / SQL.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DBMS
adalah sebuah sistem perangkat lunak yang digunakan untuk menambahkan,
7
8
menghapus, mengakses, dan mengatur akses ke database.DBMS menyediakan
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1)
DBMS memperbolehkan pengguna untuk mendefinisikan basis data
melalui Data Definition Language (DDL).
2)
DBMS memperbolehkan pengguna untuk menyisipkan, memperbaharui,
menghapus,
dan
mengambil
data
dari
basis
data
melaluiDataManipulationLanguage (DML).
3)
DBMS menyediakan akses ke dalam basis data. Sebagai contoh, DBMS
menyediakan:
a) Sistem keamanan.
b) Sistem integritas.
c) Sistem pengendalian konkurensi.
d) Sistem pengendalian perbaikan.
e) Katalog yang dapat diakses pengguna.
2.1.2.1. Komponen DBMS
Adapun komponen DBMS menurut Connolly (2010: 68) sebagai
berikut :
Gambar 2.1. Komponen DBMS
(Connolly dan Begg, 2010: 68)
Keterangan Gambar:
1)
Hardware (Perangkat Keras)
DBMS
dan
aplikasi
membutuhkan
perangkat
keras
untuk
menjalankannya.Perangkat keras dapat melingkupi komputer pribadi,
mainframe, dan sebuah jaringan computer.
9
2) Software (Perangkat Lunak)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu
sendiri dan program aplikasi, bersama dengan sistem operasi,
termasuk perangkat lunak jaringan jika DBMS digunakan melalui
jaringan.
3)
Data
Komponen penting dalam lingkungan DBMS, ditentukan dari sudut
pandang dari pengguna akhir mengenai data.Faktanya data merupakan
jembatan antara komponen mesin dengan komponen manusia.
4) Procedure (tata cara)
Prosedur merupakan petunjuk dan aturan dalam membangun dan
menggunakan database.
5)
People (manusia)
Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat dalam sistem
tersebut.
2.1.2.2. Keuntungan dan Kerugian DBMS
2.1.2.2.1. Keuntungan DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 77), keuntungan
DBMS adalah sebagai berikut:
a) Mengendalikan data yang berulang
b) Konsistensi data
c) Informasi lebih dari jumlah data yang sama
d) Berbagi data
e) Meningkatkan integrasi data
f) Meningkatkan keamanan
g) Penguatan standar
h) Skala ekonomis
i) Menyeimbangkan kebutuhan yang konflik
2.1.2.2.2. Kerugian DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 80), kerugian
DBMS adalah sebagai berikut:
a)
Kompleksitas
10
b)
Ukuran
c)
Biaya dari DBMS
d)
Biaya dari perangkat keras tambahan
e)
Biaya konversi
f)
Kinerja
g)
Pengaruh yang besar dari kegagalan
2.1.2.3. Fungsi DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2010: 99) fungsi DBMS adalah
sebagai berikut:
a) Penyimpanan, pengambilan, dan pembaharuan datadalamdatabase
b) Katalog yang dapat diakses pengguna
c) Mendukung transaksi
d) Layanan pengendalian jasa
e) Layanan pemulihan
f)
Layanan perizinan
g) Mendukung data komunikasi
h) Layanan integritas
i)
Layanan untuk mendukung keterpisahan data
j)
Layanan utilitas
2.1.3. Diagram Aliran Data
Menurut Whitten etal (2004: 308) diagram aliran data adalah sebuah bagan
yang menjelaskan gambaran aliran data dari sistem dan yang hal-hal yang dilakukan
oleh sistem.
Dapat disimpulkan bahwa diagramalirandata ini mempunyai simbol-simbol
yang dapat mengungkapkan komponen-komponen dasar dari proses dan aliran
sistem. Beberapa pengertian simbol (lihat daftar simbol) yang digunakan di dalam
diagram arus data, adalah:
11
Tabel 2.1. Simbol-simbol Diagram Aliran Data
Simbol
Keterangan
Proses adalah kerja yang dilakukan pada
atau sebagai respons terhadap aliran data
masuk atau kondisi.
Data Flow menunjukan input data ke
proses atau output data (atau informasi)
dari proses. Data flow juga digunakan
untuk menunjukan pembuatan,
pembacaan, penghapusan atau
pembaruan data dalam file atau
database.
External Agent mendefinisikan orang,
unit organisasi, sistem, atau organisasi
luar yang berinteraksi dengan sistem.
Data Store adalah penyimpanan data
yang ditujukan untuk penggunaan
selanjutnya. Sinonimnya adalah file dan
database.
2.1.4. Database Languages
2.1.4.1. Data Definition Language (DDL)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), DataDefintionLanguage
(DDL) merupakan bahasa yang memungkinkan DBA atau pengguna
untuk mendeskripsikan dan memberi nama dari entitas, atribut, dan
hubungan yang diperlukan untuk aplikasi, bersama dengan integritas yang
terkait dan batasan keamanan.
12
Dapat disimpulkan bahwa Data Definition Language merupakan
bahasa yang dapat membantu pengguna untuk mengklasifikasikan data
yang saling terkait dan memiliki batasan keamanan.
2.1.4.2. Data Manipulation Language (DML)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 92), Data Manipulation
Language (DML) adalah bahasa yang menyediakan satu set operasi yang
mendukung manipulasi dasar operasi data dalam database. Operasi
manipulasi data meliputi :
1) Penambahan data baru ke dalam database
2) Merubah data yang disimpan dalam database
3) Perolehan kembali data yang ada dalam database
DML dibagi menjadi 2 jenis yaitu Procedural dan Nonprocedural.Procedural DML adalah suatu bahasa yang memperbolehkan
pengguna untuk mendeskripsikan ke sistem data apa yang dibutuhkan dan
bagaimana mendapatkan data tersebut secara tepat, sedangkan Nonprocedural DML adalah sebuah bahasa yang mengizinkan pengguna
untuk menentukan data apa yang dibutuhkan tanpa memperhatikan
bagaimana data diperoleh.
2.1.4.3. Structured Query Language (SQL)
Menurut Turban (2009: 112), Structured Query Language (SQL)
merupakan bahasa query yang paling terkenal yang digunakan untuk
meminta informasi.Menurut Connolly dan Begg (2010: 184), SQL adalah
salah satu contoh dari bahasa berbasis transformasi ataubahasa yang
dirancang menggunakan relasi guna mentransformasikan data masukan
(input) menjadi data keluaran (output) yang dibutuhkan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Structured Query Language bahasa yang dapat membantu pengguna
untuk mentransformasikan data yang akan di input dan dapat menjadi
sebuah output.
13
2.1.5. Database Application Life Cycle
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), untuk merancang aplikasi
sistem basis data diperlukan tahapan-tahapan dalam siklus hidup, antara lain:
Gambar 2.2.Database Application Life Cycle
(Connolly dan Begg, 2010:314)
2.1.5.1. Database Planning
Menurut Connolly dan Begg (2010: 313), databaseplanning
adalah merencanakan bagaimana setiap tahapan dari siklus hidup ini
dapat direalisasikan menjadi lebih efesien dan efektif.
Beberapa hal yang terlibat dalam perumusan suatu strategi sistem
informasi:
1) Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan
kebutuhuan sistem informasi.
2) Evaluasi sistem informasi yang sedang berjalan untuk menentukan
kelebihan dan kekurangan.
14
3) Penilaian terhadap peluang teknologi informasi yang dapat memberi
keuntungan kompetitif.
2.1.5.2. System Definition
Menurut Connolly dan Begg (2010: 316), systemdefinition adalah
mendeskripsikan cakupan dan batasan dari aplikasi basis data, baik
pengguna dan area aplikasi tersebut. Pertama-tama harus mengidentifikasi
batasan dari sistem yang akan kita investigasi dan bagaimana membuat
antarmuka dengan sistem informasi tiap bagian dari organisasi.
Dalam mendefinisikan sistem, harus ditentukan oleh userview, yaitu
mendefinisikan apa yang dibutuhkan oleh aplikasi basis data berdasarkan
pandangan dari tiap bagian tugas (misalnya manager atausupervisor) atau
area aplikasi perusahaan (misalnya marketing, personnel, atau stock
control).
2.1.5.3. Requirement Collection and Analysis
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:
316),requirementcollectionand analysis merupakan proses pengumpulan
dan analisis informasi mengenai bagian dari perusahaan yang didukung
oleh aplikasi basis data, dan mengunakan informasi tersebut untuk
mengidentifikasi kebutuhan pengguna untuk sistem yang baru.
Tiga pendekatan utama untuk mengelola persyaratan dari aplikasi
basis data dengan banyak pandangan pengguna, antara lain:
1) Pendekatan Sentralisasi
Yaitu kebutuhan untuk tampilan setiap pengguna digabungkan ke
sebuah set persyaratan tunggal untuk aplikasi basis data baru.
2) Pendekatan Integrasi Tampilan
Yaitu kebutuhan untuk setiap tampilan pengguna dibangun pada
model data terpisah untuk merepresentasikan tampilan pengguna
tersebut.
3) Gabungan dari pendekatan sentralisasi dan pendekatan integrasi
tampilan.
15
2.1.5.4. Database Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 320), perancangan basis data
adalah proses membuat perancangan basis data yang mendukung
pekerjaan dan tugas perusahaan.
Ada 4 pendekatan dalam merancang basis data, yaitu:
1) Pendekatan Bottom-up
Pendekatan ini dimulai dari tingat paling dasar yaitu atribut, dimana
melalui analisis gabungan antara atribut, dikelompokan ke dalam
relasi yang merepresentasikan tipe entitas dan hubungan antar
entitas.Pendekatan ini digunakan jika perancangan basis datanya lebih
sederhana dengan jumlah atribut yang sedikit.
2) Pendekatan Top-down
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang terdiri
dari beberapa hubungan relasional dan entitas.Pendekatan ini biasa
digunakan jika basis data yang digunakan lebih kompleks dengan
jumlah atribut yang banyak.
3) Inside-out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda
dengan identifikasi awal entitas utama dan kemudian menyebar ke
entitas, hubungan, dan atribut terkait lainnya yang lebih dulu
diidentifikasi.
4) Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian yang
berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
Menurut Connolly dan Begg (2010: 322), Dalam perancangan
basis data terdapat 3 tahapan penting yang diperlukan agar
mendapatkan sebuah database yang diinginkan, yaitu:
1) Conceptual Database Design
Proses membangun suatu model data dari informasi perusahaan
dan bebas dari pertimbangan fisik, dimana lebih menekankan
konsep.
16
2) Logical Database Design
Proses membangun model dari informasi yang telah diperoleh
berdasarkan model data khusus, tapi bebas dari hal yang berkaitan
dengan DBMS dan pertimbangan fisik lain.
3) Physical Database Design
Proses dari pembuatan yang menjelaskan implementasi basis data
dalam
secondary
storage,
yang
menggambarkan
struktur
penyimpanan dan metode akses yang akan digunakan dalam
mengakses data secara tepat.
2.1.5.5. DBMS Selection(opsional)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 352), pemilihan DBMS yang
sesuai untuk mendukung aplikasi basis data.
Dapat ditarik kesimpulan pada tahap ini merupakan tahap untuk
memilih dan menentukan aplikasi yang akan dipakai dan dapat
mendukung basis data yang telah kita rancang.
2.1.5.6. Application Design
Menurut Connolly dan Begg (2010: 329), perancangan aplikasi
adalah merancang userinterface dan program aplikasi yang akan
digunakan untuk memproses basis data.
Dapat disimpulkan pada tahap ini merupakan tahap untuk
membuat rancangan interface untuk pengguna yang membantu dalam
penyimpanan dan memproses basis data.
2.1.5.7. Prototyping (opsional)
Menurut Connolly dan Begg (2010: 333), prototyping adalah
membuat model kerja dari aplikasi basis data, yang memperbolehkan
perancang atau pengguna untuk mengevaluasi hasil akhir sistem, baik dari
segi tampilan maupun fungsi yang dimiliki sistem.
Terdapat 2 macam strategi prototipe yang digunakan, yaitu:
1) RequirementsPrototyping, menggunakan suatu prototype untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi basis data yang
17
diusulkan dan suatu waktu prototipe kebutuhan yang lengkap tersebut
dibuang.
2) Evolutionary Prototyping, digunakan untuk tujuan yang sama,
perbedaan yang penting adalah bahwa prototype tidak dibuang tetapi
dengan perkembangan yang lebih lanjut menjadi aplikasi basis data
yang digunakan.
2.1.5.8. Implementation
Menurut Connolly dan Begg (2010: 333), implementation
merupakan realisasi secara fisik dari basis data dan desain aplikasi.
Dapat disimpulkan bahwa dalam tahap ini merupakan langkah
penerapan sebuah sistem baru.
2.1.5.9. Data Convertion and Loading
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:
334),
DataConvertionandLoading adalah mencakup pengambilan data dari
sistem lama untuk dipindahkan ke dalam sistem yang baru.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa langkah ini diperlukan hanya
ketika suatu sistem basis data baru sedang menggantikan sistem yang
lama.
2.1.5.10. Testing
Menurut Connolly dan Begg (2010: 334), testing adalah suatu
proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan menemukan
kesalahan.
Dapat disimpulkan bahwa tahap ini merupakan langkah dimana
sebuah sistem dicoba dalam penerapannya.
2.1.5.11. Operation Maintenance
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2010:
335),
operation
maintenance adalah proses mengawasi dan memelihara sistem basis data
yang sudah dijalankan. Kegiatan dalam tahap pemeliharaan, yaitu:
1) Mengawasi kinerja sistem, jika kinerja menurun maka memerlukan
perbaikan atau pengaturan ulang basis data.
18
2) Memelihara dan melakukan pembaharuan aplikasi basis data (ketika
diperlukan).
2.1.6. Entity Relationship Modeling
Menurut Connolly dan Begg (2010: 371), entityrelationshipmodeling
merupakan pemodelan yang berguna untuk memberikan pemahaman yang tepat
terhadap data dan penggunaannya di dalam suatu perusahaan.Model ini
menggunakan pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai
dengan mengidentifikasikan data-data terpenting yang disebut dengan entitas
dan hubungan antara entitas-entitas tersebut yang digambarkan dalam suatu
model.EntityRelationshipDiagram (ERD), data model yang didasarkan pada
persepsi terhadap dunia nyata yang tersusun atas kumpulan objek-objek dasar
yang disebut entitas dan hubungan antarobjek. (Octafian Tri. D, 2011: 150).
Dari
beberapa
pengertian
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
entityrelationshipmodelingmerupakan pemodelan yang dapat digunakan dalam
perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data-data dan
kumpulan objek-objek dasar.
2.1.6.1. Tipe Entitas
Menurut Connolly dan Begg (2010: 372), entitas adalah
sekumpulan objek dengan sifat yang sama, yang diidentifikasi di dalam
organisasi karena keberadaannya yang bebas (independen). Setiap entitas
dilambangkan dengan sebuah persegi panjang yang diberi nama dari
entitas tersebut. Nama entitas biasanya adalah kata benda tunggal.
Gambar 2.3. Representasi Diagram dari Tipe Entitas
(Connolly dan Begg, 2010: 374)
19
Tipe entitas antara lain:
1) Tipe entitas kuat
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung dengan
entitas lain.
2) Tipe entitas lemah
Sebuah tipe entitas yang keberadaannya bergantung dengan entitas
lain.
2.1.6.2. Tipe Hubungan
Menurut Connolly dan Begg (2010: 374), tipe hubungan adalah
sebuah set asosiasi yang memiliki arti diantara tipe entitas.
Derajat tipe hubungan adalah jumlah jenis entitas yang
berpartisipasi dalam satu hubungan.
1) Binary
Merupakan sebuah hubungan yang mempunyai derajat dua.
Gambar 2.4. Hubungan Binary
2) Ternary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat tiga.
Gambar 2.5. Hubungan Ternary
20
3) Quartenary
Merupakan hubungan yang mempunyai derajat empat.
Gambar 2.6. Hubungan Quartenary
2.1.6.3. Atribut
Menurut Connolly dan Begg (2010: 379), atribut adalah sebuah
sifat dari entitas atau tipe hubungan.
1) Simple Attribute
Sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal yang mempunyai
keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih
kecil lagi disebut atomicattribute.
2)
Composite Attribute
Sebuah atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masingmasing komponen mempunyai keberadaan yang bebas.
3) Single-Valued Attribute
Sebuah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian
dari tipe entitas.
4)
Multi-Valued Attribute
Sebuah atribut yang mempunyai nilai untuk setiap kejadian dari tipe
entitas.
21
5)
Derived Atrribute
Sebuah atribut yang merepresentasikan nilai yang dapat diturunkan
dari nilai atribut yang berhubungan atau satu set atribut, tidak perlu
bera da dalam tipe entitas yang sama.
2.1.6.4. Key
Menurut Connolly dan Begg (2010: 381-382), key adalah sebuah
field yang digunakan untuk mengidentifikasi satu atribut atau lebih secara
unik mengidentifikasi setiap record. Terdapat macam-macamkey. Seperti:
1)
Candidate Key
Merupakan set atribut minimal yang secara unik mengidentifikasi
setiap kejadian dari sebuah tipe entitas.
2)
Primary Key
Merupakan
candidatekey
yang
dipilih
untuk
secara
unik
mengidentifikasi suatu tipe entitas.
3)
Composite Key
Merupakan sebuah candidatekey yang terdiri atas dua atau lebih
atribut.
4)
Foreign Key
Merupakan candidatekey yang tidak terpilih menjadi PrimaryKey atau
biasa disebut dengan SecondaryKey.
5)
Alternate Key
Merupakan sebuah atribut, atau set atribut dengan satu relasi yang
cocok dengan beberapa hubungan candidatekey.
2.1.6.5. Structural Constraints
Menurut Connolly dan Begg (2010: 385), batasan utama pada
hubungan disebutmultiplicity.Multiplicityadalah sebuah jumlah atau jarak
dari
kejadian
yang
memungkinkan
sebuah
tipe
entitas
yang
berhubungandengan kejadian tunggal dari jenis entitas terkait dari
hubungan khusus.
1) Hubungan One to One (1:1)
22
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah kejadian entitas
pada entitas yang satu dengan sebuah kejadian entitas lainnya yang
ikut serta dalam relasi tersebut.
2) Hubungan One to Many (1:*)
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara sebuah kejadian entitas
yang satu atau lebih kejadian entitas pada entity yang lainnya yang
ikut serta dalam relasi tersebut.
3) Hubungan Many to Many (*:*)
Setiap relasi menggambarkan hubungan antara satu atau lebih
kejadian entitas pada entitas yang satu atau lebih lainnya yang ikut
serta dalam relasi tersebut.
2.1.7. Normalisasi
Menurut Indrajani (2011: 57), normalisasi adalah sebuah teknik dengan
pendekatan bottom-up yang digunakan untuk membantu mengidentifikasikan
hubungan. Dimulai dari menguji hubungan, yaitu functionaldependencies antara
atribut.Pengertian lainnya adalah suatu teknik yang menghasilkan sekumpulan
hubungan dengan sifat-sifat yang diinginkan dan memenuhi kebutuhan pada
perusahaan.
Hasil perancangan menggunakan ERD terkadang masih mengandung
bentuk tabel yang tidak bisa mengatasi anomali danedudansi, maka dari itu
diperlukan sebuah teknik normalisasi terhadap hasil rancangan tersebut.
(Saraswati: 53)
Menurut Indrajani (2011, 59-61), proses normalisasi terdiri dari beberapa
tahap, yaitu:
a)
Unnormalized Form (UNF)
Merupakan suatu table yang berisikan satu atau lebih grup yang berulang.
b)
First Normal Form (1NF)
Merupakan sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom berisikan satu dan
hanya satu nilai.
c)
Second Normal Form (2NF)
Merupakan sebuah relasi dalam 1NF dan setiap atribut non-primary-key
bersifat fully functionallydependent pada primary key.
23
d)
Third Normal Form (3NF)
Adalah sebuah relasi dalam 1NF dan 2NF, dimana tidak terdapat atribut
non-primary-key yang bersifat transitivelydependent pada primary key.
e)
Boyce-codd Normal Form (BCNF)
BCNF menetapkan dengan jelas bahwa untuk dependency ini agar
ditetapkan dalam relasi A, maka A harus merupakan candidate key.
2.1.8. Metodologi Desain Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2010: 466), metodologi desain basis data
adalah sebuah pendeketan terstruktur yang menggunakan prosedur, teknik,
peralatan dan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses
perancangan. Tahapan metodologi desain basis data, yaitu:
2.1.8.1. Desain Basis Data Konseptual
Desain basis data konseptual adalah proses mengkontruksi model
data yang digunakan dalam perusahaan terlepas dari semua pertimbangan
fisik.Langkah-langkah dalam perancangan basis data konseptual adalah
sebagai berikut:
Step 1: Membangun model data konseptual.
Tujuannya adalah untuk membangun model data konseptual dari
data kebutuhan perusahaan
Step 1.1: Mengidentifikasi tipe entitas.
Step 1.2.: Mengidentifikasi tipe relasi.
Step 1.3: Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut suatu
entitas atau hubungan.
Step 1.4: Menentukan domain atribut.
Step 1.5: Mengidentifikasi atribut candidatekey dari setiap tipe
entitas,
dan
jika
terdapat
lebih
dari
satu
candidatekeymaka dipilih satu menjadi primarykey,
dan sisanya menjadi alternatekey.
Step 1.6: Mempertimbangkan penggunaan konsep pemodelan
lanjutan (langkah optional).
Step 1.7: Mengecek model untuk redudansi.
24
Step 1.8: Memvalidasi
model
konseptual
lokal
terhadap
transaksi pengguna.
Step 1.9: Meninjau kembali model data konseptual lokal dengan
pengguna.
2.1.8.2. Desain Basis Data Logikal
Desain basis data logikal adalah proses mengkonstruksi model
dari informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan model data
spesifik, terlepas dari DMBS khusus dan pertimbangan fisikal lainya.
Step 2: Membangun dan memvalidasi model data logikal.
Tujuannya untuk menerjemahkan data model konseptual kedalam
model data logis, kemudian untuk memvalidasikan model
tersebut guna memerikasa model tersebut benar secara struktural
dan mampu mendukung transaksi yang dibutuhkan.
Step 2.1: Menurunkan hubungan untuk data model logikal.
Step 2.2: Memvalidasikan hubungan menggunakan normalisasi.
Step 2.3: Memvalidasi hubungan terhadap transaksi pengguna.
Step 2.4: Mengecek batasan integritas.
Step 2.5: Meninjau data model logikal dengan pengguna.
Step 2.6: Menggabungkan data model logikal kedalam model
global (langkah opsional).
Step 2.7: Mengecek perkembangan kedepannya.
2.1.8.3. Desain Basis Data Fisikal
Desain basis data fisikal adalah proses memproduksi deskripsi
dari implementasi basis data pada tempat penyimpanan sekunder, yang
mendefinisikan relasi dasar, organisasi file, dan indeks yang digunakan
untuk mencapai akses efisien ke dalam data, dan batasan integritas terkait
dan batasan keamanan.
Step 3: Menerjemahkan data model logikal untuk target DBMS.
Tujuannya untuk menghasilkan skema basis data relational dari
data model logikal yang dapat diimplementasikan dalam target
DBMS.
Step 3.1: Merancang relasi dasar.
25
Step 3.2: Merancang representasi dari data turunan.
Step 3.3: Merancang batasan umum.
Step 4: Merancang organisasi file dan index.
Tujuannya untuk menentukan file organisasi yang optimal, untuk
menyimpan hubungan dasar dan indeks yang diperlukan untuk
mencapai kinerja yang pantas untuk diterima.
Step 4.1: Menganalisis transaksi.
Step 4.2: Memilih file organisasi.
Step 4.3: Memilih indeks.
Step 4.4: Memperkirakan kebutuhan space disk.
Step 5: Merancang pandangan pengguna.
Tujuannya
untuk
merancang
tampilan
pengguna
yang
diidentifikasi dengan menggunakan kumpulan kebutuhan dan
tahapan analisis dari siklus hidup pengembangan sistem basis
data.
Step 6: Merancang mekanisme pengamanan.
Tujuannya untuk merancang mekanisme keamanan basis data
seperti yang yang ditentukan oleh pengguna selama kebutuhan
pengumpulan siklus hidup pengembangan basis data.
Step 7: Mempertimbangkan pengenalan dari redudansi terkontrol.
Tujuanya untuk menentukan apakah memperkenalkan redudansi
secara terkendali dengan relaksasi aturan normalisasi akan
meningkatkan kinerja sistem.
Step 8: Memantau dan menyesuaikan sistem operasional.
Tujuannya
untuk
mengawasi
meningkatkan
kinerja
dari
ketidaklayakan
rancangan
sistem
sistem
keputusan
operasional
untuk
atau
dan
memperbaiki
mencerminkan
perubahan kebutuhan.
2.1.9. C#
Menurut Erico Darmawan dan Laurentius Risal (2010: 5), C# (C sharp)
adalah sebuah bahasa pemrograman berbasis objek yang didukung oleh
Microsoft .NET Framework.Microsoft .NET Framework adalah perantara agar
aplikasi dengan bahasa pemrograman yang didukung dapat berkomunikasi
26
dengan sistem operasi yang digunakan oleh komputer.Selain itu, .NET
Framework juga memungkinan C# untuk berkomunikasi denga bahasa
pemrograman lainnya yang juga didukung oleh .NET Framework seperti VB
.NET, F#, atau C++.
Dengan kata lain, aplikasi yang kita buat dapat menggunakan komponenkomponen lain yang dibuat dengan menggunakan VB .NET, F#, atau C++.
2.1.10. SQL Server
Menurut Knight, Brianet al(2008: 2), SQL Server merupakan salah satu
produk database kelas server yang dikembangkan oleh Microsoft Co. , Release
terbaru yang diluncurkan Microsoft memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan
database perusahaan besar dengan fitur-fitur Business Intelegence dan integrasi
yang lebih maksimal platform yang dirilis hingga saat ini.
SQL
Server
memilikiotentikasi
kuatdanperlindunganaksessertamemilikifiturmanajemen
lebihbaik.SQL
password
yang
yang
Server
menggunakanKebijakanManajemenBerbasisuntukmendeteksiketidakpatuhankeb
ijakankeamanan, yang memungkinkanhanyapersonil yang berwenangakseske
database.
2.2. Teori Khusus
2.2.1. Hotel
Menurut David K. Hayes dan Jack D. Ninemeier, hotel merupakan
properti yang menyediakan jasa penginapan atau peristirahatan dan servis
termasuk fasilitas dan makanan.Berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata No. PM.86/HK.501/MKP/2010 – Bab 1 Pasal 1 ayat 3, Hotel adalah
penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu
bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum,
kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya.
2.2.1.1. Check-in
Menurut David K. Hayes dan Jack D. Ninemeier, Check-in
terbagi atas 2 jenis yaitu Front-DeskCheck-in dan SelfCheck-in. FrontDeskCheck-in merupakan kegiatan yang dilakukan tamu yang akan
27
menginap dengan mendaftarkan identitas diri di area Front-Desk dan
status dikonfirmasikan oleh Front-Desk. Sedangkan Self Check-in
merupakan pendataan identitas tamu yang akan menginap dilakukan oleh
tamu sendiri.
2.2.1.2. Check-out
Menurut David K. Hayes dan Jack D. Ninemeier , terdapat 2 hal
yang perlu diperhatikan ketika tamu melakukan Check-out, yaitu :
1) Penyelesaian tagihan tamu, yang mencakup :
a. Konfirmasi dari identitas tamu.
b. Memeriksa dan memberikan kepada tamu setiap surat/fax/pesan
yang mungkin belum/tidak tersampaikan.
c. Menanyakan dan mengembalikan setiap barang yang tamu
dititipkan di safe deposit box hotel.
d. Memberikan tagihan akhir.
e. Membuat copy dari tagihan untuk diperiksa kembali oleh tamu.
f. Memproses pembayaran tamu .
g. merubah status ketersediaan kamar hotel.
2) Melakukan rebookingdari tamu yang mungkin akan datang kembali.
Menurut James A. Bardi, Check-out merupakan waktu untuk
melayani tamu yang telah menginap dengan menanyakan metode
pembayaran yang akan digunakan. Tujuan dari Check-out adalah untuk
memproses permintaan tamu untuk penyelesaian pembayarannya secepat
dan seefisien mungkin.
2.2.2. Persediaan
Menurut Assauri (2008: 237), persediaan adalah sejumlah bahan-bahan,
partsyang disediakan dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi/produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari komponen atau langganan setiap
waktu. Menurut Ukas (2006: 389), persediaan adalah supplybahanbaku, bahan
setengah jadi atau barang dalam proses dan barang jadi bagi perusahaan untuk
tetap mempertahankan agar bisa memenuhi kebutuhan operasionalnya.
28
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
persediaan adalah barang atau bahan yang disediakan untuk memenuhi
permintaan pelanggan yang disimpan dan siap untuk digunakan dalam kegiatan
operasional sebuah perusahaan
2.2.2.1. Titik Pemesanan Ulang (Re-Order Point)
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2010: 83), dalam
mengatur
persediaan
diperlukan
perhitungan
dalam
mengambil
keputusan kapan harus memesan kembali, biasanya dinyatakan dengan
menggunakan sebuah titik pemesanan ulang (Re-Order Point), yaitu
tingkat persediaan dimana ketika persediaan telah mencapai tingkat
tersebut, pemesanan harus dilakukan.
ROP dinyatakan sebagai berikut :
ROP= (Permintaan per hari) x (Waktu tunggu untuk pesanan baru dalam
hari)
2.2.3. Pembelian
Menurut Assauri (2008: 223), pembelian adalah salah satu fungsi yang
penting dalam berhasilnya operasi suatuperusahaan. Fungsi ini dibebani
tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang
tersedia pada waktu dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang
berlaku. Pengawasan perlu dilakukan terhadap pelaksanaan fungsi ini, karena
pembelian menyangkut investasi dana dalam persediaan dan kelancaran arus
bahan ke dalam pabrik. Menurut Chitale & Gupta (2007: 213), pembelian adalah
pengadaan bahan baku, mesin, dan peralatan lainnya melalui pembayaran.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelian adalah proses mendapatkan barang atau jasa yang diperlukan oleh
suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional.
Download