MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERDASARKAN

advertisement
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) TERHADAP
SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh :
IMAS RAHMAYANTI
10.21.0518
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA, DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SILIWANGI BANDUNG
2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) TERHADAP
SISWA KELAS VIII SMPN 1 SUKAWENING GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh :
IMAS RAHMAYANTI
10.21.0518
Jurusan Pendidikan Bahasa, Dan Sastra Indonesia
Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung
2012
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: Model Pembelajaran Menulis Puisi Berdasarkan Pengalaman Pribadi Dengan
Menggunakan Teknik Siklus Belajar (Learning Cycle) Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sukawening Garut Tahun
Pelajaran 2011/2012.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran
menulis sebuah puisi menggunakan objek Daya Ingat. 2) Memperoleh gambaran kemampuan siswa dalam menulis sebuah
puisi ketika Model Siklus Belajar (Learning Cycle) diterapkan. 3) Melihat perbedaan tingkat kemampuan menulis dalam
menulis sebuah puisi dengan menggunakan metode Daya Ingat dan pendekatan Siklus Belajar (Learning Cycle)
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, mengunakan "pretest and posttest
groups design" (Sudjana & Ibrahim, 2001:18).
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu sebagai berikut. Sebelum
diterapkan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) penulis terlebih dahulu melakukan uji coba validitas suatu tolak ukur yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen dengan skor rata-rata tes awal sebesar 57,97, dengan
demikian kemampuan menulis puisi siswa di kelas eksperimen dikategorikan masih kurang.
Sesudah diterapkan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) dan diadakan tes akhir, perolehan skor rata-rata
kemampuan siswa kelas eksperimen sebesar 60,63, Sehingga kemampuan menulis puisi siswa dikategorikan cukup. Terdapat
perbedaan yang cukup berarti sebelum dan sesudah diberikan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Berdasarkan perhitungan
diperoleh thitung = 0,56, dan diperoleh ttabel = 0,312. Dari perhitungan tersebut terbukti bahwa thitung > ttabel Reliabilitas alat
ukur ketepatan diperoleh thitung = 0,71, sementara ttabel = 0,312. Dengan demikian, karena thitung > ttabel, instrumen dinyatakan
reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas eksperimen sebelum
menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) termasuk cukup baik. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata tes
awal sebesar 57,97. Berdasarkan hasil perhitungan skor rata-rata posttest kemampuan siswa setelah mendapat pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) memperoleh skor rata-rata 67,62 dikategorikan
baik dan diperoleh nilai thitung = 4,13, dan ttabel = 2,16 sehingga tuning = 4,13 > ttabel = 2,16 pada taraf kepercayaan 95% dengan
dk = 38 sehingga dinyatakan hasil penelitian memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menerapkan
Model Siklus Pembelajaran (Learning Cycle).
Kata Kunci : Menulis, Puisi, Learning Cycle
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran menulis puisi merupakan salah
satu tugas yang harus dilakukan oleh seorang guru
bahasa dan sastra Indonesia. Banyak teknik yang
digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil
ideal yang diharapkan dalam pembelajaran menulis
puisi adalah kemampuan siswa yang baik dalam
menghasilkan puisi.
Kenyataan seperti ini bukan berarti menulis
puisi adalah sesuatu yang menakutkan karena melalui
menulis puisi seseorang dapat memperoleh manfaat
yang positif. Perlu disadari bahwa proses
pembelajaran yang menyenangkan merupakan salah
satu faktor yang menunjang keberhasilan suatu
pembelajaran. Oleh karena itu, dituntut kreativitas
yang tinggi daripada pengajar untuk terus mencari
teknik dan media pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana belajar seperti penyampaian
materi pembelajaran. Adapun alasan mengapa model
pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran
yaitu menciptakan suasana yang menimbulkan
kenyamanan dan rasa santai, karena dalam keadaan
santai inilah siswa dapat berkonsentrasi dengan baik
dan mampu belajar dengan sangat mudah. Hal lain
yang menyebabkan siswa kurang efektif dalam
menulis puisi adalah:
1. Siswa terjebak oleh hal-hal yang membatasi
kreatifitasnya berupa kebakuan aturan.
2. Kegiatan pembelajaran yang menjemukan,
sehingga antusiasme siswa agak kurang terhadap
menulis puisi.
3. Kegiatan menulis merupakan hal yang sulit dan
menguras pikiran.
4. Kesulitan pemilihan tema, penggunaan diksi, dan
ketepatan ejaan sering menjadi kendala untuk
menulis.
Keberhasilan menulis puisi bergantung pada
kemampuan dalam menuangkan ekspresi perasaan
diri dan kehidupan sekitar yang diungkapkan melalui
olahan-olahan kata, sehingga ekspresi tersebut dapat
memancarkan aura keindahan untuk diapresiasi oleh
orang lain. Oleh karena itu, seorang guru perlu
mempersiapkan pengajaran dengan berbagai metode
pembelajaran dan pendekatan agar pembelajaran
berlangsung lancar, menyenangkan, dan siswa
mampu
mengekspresikan
hal
yang
ingin
diungkapkannya melalui puisi.
Oleh karena itu, salah satu model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah
"Siklus Belajar (Learning Cycle) yang merupakan
salah satu model pembelajaran menulis puisi dengan
cara menggunakan beberapa fase, sepeti Fase
Eksplorasi, Fase Pengenalan Konsep, dan Fase
Aplikasi Konsep. Fase-fase ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan kepada siswa dalam
pembelajaran menulis puisi.
Model Learning Cycle adalah salah satu
pendekatan interaksi dalam pembelajaran menulis
puisi di sekolah, sehingga siswa dapat menulis puisi
dengan efektif dan menyenangkan. Dalam penerapan
beberapa fase ini mereka kerap kali menyelidiki
suatu fenomena dengan bimbingan minimal.
Fenomena baru itu menimbulkan pertanyaanpertanyaan atau kekompleksan yang tidak dapat
mereka pecahkan dengan gagasan mereka atau
dengan pola-pola penalaran yang biasa mereka
gunakan, guru mengontrol langsung pengembangan
konsep yang dilakukan siswa dan membantu dalam
mengidentifikasi konsep, siswa belajar menggunakan
konsep-konsepnya
tersebut
dalam
berbagai
persoalan, sehingga konsep yang didapatkan lebih
utuh dan lebih memudahkan siswa dalam membuat
puisi.
KAJIAN TEORI DAN METODE
Model Pembelajaran
Saat kita membantu siswa memperoleh
informasi, gagasan, skill, nilai, cara berfikir, dan
tujuan mengekspresikan diri mereka sendiri, kita
sebenarnya tengah mengajari mereka untuk belajar.
Pada hakikatnya, hasil intruksi jangka panjang yang
paling penting adalah bagaimana siswa mampu
meningkatkan kapabilitas mereka untuk dapat belajar
lebih mudah dan lebih efektif pada masa yang akan
datang, baik karena pengetahuan dan skill yang
mereka peroleh maupun karena penguasaan mereka
tentang proses belajar yang lebih baik.
Pengertian klasik tentang pengajaran adalah
"merancang
dan
menciptakan
lingkunganlingkungan". Siswa belajar dengan cara berinteraksi
dengan lingkungan mereka dan mereka belajar
bagaimana cara belajar (learn how to learn) dengan
baik. Suatu model pengajaran merupakan gambaran
suatu lingkungan pembelajaran, yang juga meliputi
perilaku kita sebagai guru saat model tersebut
diterapkan. Model-model ini memiliki banyak
kegunaan yang menjangkau segala bidang
pendidikan, mulai dari mated perencanaan dan
kurikulum, hingga mated perancangan instruksional,
termasuk program-program multimedia (Joyce,
2009:29).
Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
pembelajar (student centered). Learning Cycle
merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase)
yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga
pembelajar dapat menguasai kompetensi-kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan
berperanan aktif. Learning Cycle pada mulanya
terdiri dari fase-fase eksplorasi (exploration),
pengenalan konsep (concept introduction), dan
aplikasi konsep (concept application) Karplus dan
Their dalam Renner (1988:39-58).
Learning Cycle tiga fase saat ini telah
dikembangkan dan disempurnakan menjadi 5 fase.
Pada Learning Cycle 5 fase, ditambahkan fase
engagement sebelum exploration dan ditambahkan
pula tahap evaluation pada bagian akhir siklus. Pada
model ini, fase concept introduction dan concept
application masing-masing diistilahkan menjadi
explanation dan elaboration. Karena itu Learning
Cycle 5 fase sering dijuluki Learning Cycle 5E
(Engagement,
Exploration,
Explaination,
Elaboration, dan Evaluation) (Lorsbach, 2002:42).
Teknik pembelajaran yang diterapkan dalam
model Siklus belajar (Learning Cycle) adalah proses
dimana siswa dapat membuat sebuah puisi melalui
pengalaman atau objek yang mereka amati langsung
di luar kelas, sehingga siswa dapat lebih mudah
mengekspresikan kiasan yang mereka dapat dari luar
kelas tersebut. Teori belajar konstruktivisme
menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam
diri manusia. Berdasarkan faham kontruktivisme,
dalam proses belajar mengajar, guru tidak hanya
memindahkan pengetahuan kepada peserta didik
dalam bentuk yang sempurna, tetapi peserta didik
harus membangun suatu pengetahuan itu berdasarkan
pengalamannya masing-masing. Sesuai dengan teori
belajar konstruktivisme yang telah dikemukakan di
atas maka guru diharapkan dapat menjadi fasilitator
sehingga siswa dapat membangun pengetahuan yang
dia miliki. Tidak hanya transfer pengetahuan dari
guru kepada siswa. Salah satu model pembelajaran
yang menganut pada teori belajar konstruktivisme
adalah Model Siklus Belajar (Learning Cycle).
Menulis
Menulis adalah salah satu aspek keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan tidak bertatap muka
dengan orang lain. "Menulis merupakan suatu
kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis, penulis harus terampil dalam
memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata.
Keterampilan tidak akan datang secara otomatis,
tetapi harus melalui latihan dan praktek yang banyak
dan teratur" H.G Tarigan dalam Ramadona
(2006:15).
Pengertian Menulis
Menulis termasuk keterampilan berbahasa
yang produktif dan ekspresif karena didasari oleh
pemahaman, perenungan, dan penemuan yang
sifatnya kreatif. Menulis merupakan suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara
tatap muka dengan orang lain, suatu kegiatan yang
produktif dan ekspresif (Tarigan, 1982:4).
Ada beberapa definisi menulis, diantaranya
sebagai berikut:
Menulis diartikan sebagai menurunkan atau
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang sehingga oiang lain dapat membaca
lambang-iambang grafik tersebut. Menulis bukan
sekedar menggambar huruf-huruf, tetapi ada pesan
yang dibawa oleh penulis melalui gambar-gambar
huruf tersebut, yaitu karangan. Karangan adalah
ekspresi dari pikiran, gagasan, pendapat, dan
pengalaman yang disusun secara sistematis dan logis.
(Tarigan, 1986:21).
Pengertian Puisi
Secara etimologi. menurut Aminuddin (1995:
134) istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, poeirna
'membuat' atau poeisies 'pembuatan', dan dalam
bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi
diartikan "membuat" dan "pembuatan" karena
melalui puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu,
baik fisik maupun batiniah.
Effendi (1995:213) menyatakan bahwa dalam
puisi terdapat bentuk-bentuk permukaan yang berupa
larik, bait, dan pertautan makna antara larik dan bait.
Kemudian penyair berusaha mengkonkretkan
pengertian-pengertian dan konsep abstrak dengan
menggunakan
pengimajian,
pengiasan,
dan
perlambangan.
Puisi menyentuh wilayah rasionalitas,
patriotisme, cinta, kemerdekaan, dan kebebasan
menelusuri gaun-gaun rindu terhadap sang kekasih,
tanah air, Tuhan, dan sesama manusia.
Peugungkapannya mempunyai kisah panjang,
kepedihan, dan berbagai tema lainnya. Karya sastra
berupa puisi mengandung unsur komunikasi yang
akan disampaikan kepada pembaca.
Menulis Puisi
Menulis puisi merupakan salah satu
pengembangan dunia kreativitas bagi anak, sekaligus
memberdayakan dunia imajinasi untuk pembekalan
diri anak. Banyak hal yang bisa dipetik dan memberi
manfaat dari pengembangan dunia kreatif-imajinatif
puisi tersebut untuk perkembangan dan kelanjutan
kehidupan atau bahkan masa depan anak (Nuryana
Asmaudi, 2003:2).
Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah eksperimen karena penelitian
yang memiliki derajat kepastian yang dianggap
paling tinggi (tidak mutlak) adalah penelitian
eksperimen. Eksperimen melihat ke depan dan
bersifat prediktif kondisi diatur sedemikian rupa oleh
peneliti, perlakuan terhadap objek dilakukan, akibat
suatu perlakuan diukur secara cermat, dan faktor luar
yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan
harapan derajat kepastian jawaban tinggi. Metode
yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, mengunakan "pretest and
posttest groups design" (Sudjana & Ibrahim,
2001:18).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Nilai Tes Awal dan Tes Akhir
Dalam bab ini dipaparkan analisis data yang
terdiri atas hasil menulis puisi sebelum menggunakan
penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle)
(tes x awal) dan sesudah menggunakan penerapan
Model Siklus Belajar (Learning Cycle) (tes akhir), uji
normalitas, uji hipotesis (gain) tes awal dan tes akhir,
hasil analisis puisi siswa.
Dalam menilai hasil menulis puisi yang
berupa data dalam penelitian ini tidak terlepas dari
aspek-aspek menulis puisi yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Aspek yang dinilai ada delapan aspek,
yaitu unsur fisik puisi (diksi, pengimajian, kata
kongkret, bahasa figuratif, dan bunyi), unsur batin
puisi (nada dan susana, amanat dan tema). Instrumen
yang digunakan dalam mengumpulkan data hasil
belajar siswa dalam menulis puisi yaitu dengan tes.
Tes ada dua, yaitu tes awal yaitu tes yang
dilaksanakan sebelum digunakan penerapan Model
Siklus Belajar (Learning Cycle) dan tes akhir yaitu
tes yang dilaksanakan setelah menggunakan
penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle).
Skor yang digunakan dalam mengukur aspek
kemampuan menulis puisi yaitu 4, skor tertinggi
dalam setiap aspek yaitu 4, sedangkan skor terendah
yaitu 1. Skor dari semua aspek maksimal 40. Jumlah
skor dari setiap aspek merupakan skor kotor,
sedangkan dalam menentukan skor bersih dapat
menggunakan skala 100 dengan menggunakan
rumus:
Skor bersih =
100
Deskripsi Hasil Tes
Deskripsi hasil Pretest terbagi menjadi dua,
yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada
siswa untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum
diberi perlakuan model tertentu. Posttest bertujuan
untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan dan setelah diberi perlakuan
model tertentu.
Deskrpsi data kelompok eksperimen berisi
gambaran skor pretest dan posttest yang didapat dari
sampel siswa kelas VIII F SMPN 1 Sukawening
Garut. Seluruh siswa tersebut berjumlah 40 orang.
Deskripsi data hasil pretest dan postest kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Terdapat nilai rata-rata kelas eksperimen
pada tes awal 57,97 sedangkan, rata-rata pada akhir
yang didapat siswa adalah 67,62. Nilai ini diperoleh
dari perhitungan jumlah nilai rata-rata dibagi jumlah
siswa (N=40). Terlihat adanya peningkatan yang
cukup signifikan dari tes awal ke tes akhir.
Dari data yang ada, terlihat nilai rata-rata
kelas pembanding pada tes awal 50,7 sedangkan,
rata-rata pada tes akhir yang didapat siswa adalah
60,63. Nilai ini diperoleh dari perhitungan jumlah
nilai rata-rata dibagi jumlah siswa (N=40).
Berdasarkan perhitungan dengan rumus
korelasi Product Moment diperoleh rhitung = 0,56, lalu
dikonsultasikan pada table r Product Moment pada
taraf kepercayaan 99% dengan n = 40, maka
diperoleh rtabel = 0.312. Dari perhitungan tersebut
terbukti bahwa rhitung > rtabel untuk lebih mudahnya,
hasil uji validitas tes dapat dilihat pada tabel berikut.
Hasil Uji Validitas Tes
rhitung rtabel Tafsiran
0,560 0,312 Valid
Reliabilitas alat ukur ialah ketepatan alat
tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.
Artinya, kapan pun alat ukur tersebut akan
memberikan hasil ukur yang sama (Sudjana,
1996:120-121).
Untuk menguji reliabilitas tes, penulis
menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik
dua ganjil-genap (Arikunto, 2006:180). Penulis
memberikan bobot 2 untuk masing-masing skala
penilaian pada aspek soal struktur puisi yang terdiri
dari diksi, pengimajian, kata kongkret, bahasa
figuratif, bunyi (rima dan ritma), jika salah 0, dan
bobot 3 untuk rnasing-masing skala penilaian pada
aspek soal struktur batin puisi yang terdiri dari nada
dan suasana, juga amanat, kecuali tema yang
memiliki bobot 4 untuk jawaban tepat, dan 0 untuk
jawaban salah. Berdasarkan hasil perhitungan indeks
korelasi diperoleh rxy = 0,56. Reliabilitas tes masih
menggunakan rumus Spearman Brown, setelah
diketahui jumlah rxy = 0,56. Selanjutnya dimasukan
kedalam rumus sebagai berikut :
2. xy
2.0,56
1,12
=
=
= 0,71
n=
1+
1 + 0,56 1,56
Dari perhitungan di atas, diperoleh rhitung=
0,71. sementara rtabel untuk n= 40 pada taraf
kepercayaab 99% adalah 0,312. Dengan demikian,
karena riming, > instrument dinyatakan reliabel.
Hasil Uji Reliabilitas Tes
rhitung
rtabel
Tafsiran
0,710
0,312
Reliabel
Uji Hipotesis
Setelah mengetahui data tes awal dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Maka untuk menguji kesamaan rata-rata kedua kelas
menggunakan uji t.
Sebagai data-data tersebut diperoleh, kriteria
hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut.
1. jika thitung < ttabel berarti hipotesis nol
diterima atau hipotesis kerja ditolak.
2. jika thitung > ttabel berarti hipotesis nol
ditolak atau hipotesis kerja diterima.
Hasil penelitian ini menunjukkan thitung = 5,06
dan ttabel = 2,64 sehingga thitung = 5,06 > ttabel = 2,64.
Berdasarkan kriteria pengujian, hipotesis kerja
memenuhi kriteria dan diterima. Hal ini
membuktikan bahwa Model Siklus Belajar (Learning
Cycle) berbasis inquiry dalam pembelajaran menulis
puisi siswa kelas VIII.
Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data hasil tes, kelas eksperimen
memiliki rata-rata nilai tes awal sebesar 57,97 dan
rata-rata nilai tes akhir sebesar 67,62 sedangkan kelas
kontrol memiliki rata-rata nilai tes awal sebesar 50,7
dan rata-rata nilai tes akhir sebesar 60,63. Hasil
pengolahan data menunjukkan distribusi data sampel
tersebar normal karea uji normalitas tes awal di kelas
eksperimen menunjukkan X2hitung = 0,49 pada taraf
kepercayaan 95% dengan dk = 3 diperoleh harga
X2tabel = 7,81 dan tes akhir menunjukkan X2hitung =
0,53 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = 3
diperoleh harga X2tabel = 7,81 sedangkan uji
normalitas tes awal di kelas kontrol menunjukkan
X2hitung = 0,40 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk
= 3 diperoleh harga X2tabel = 7,81 dan tes akhir
menunjukkan X2hitung = 0,52 pada taraf kepercayaan
95% dengan dk = 3 diperoleh harga X2tabel =7,81.
Berdasarkan hasil penghitungan uji t, harga
thitung = 5,06 dan ttabel = 2,16 sehingga thitung = 5,06>
ttabel = 2,16 pada taraf kepercayaan 95% dengan dk =
38. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang
bennakna antara rata-rata tes awal dan tes akhir
dalam pembelajaran menulis puisi melalui Model
Pembelajaran (teaming Cycle) terhadap siswa kelas
VIII SMPN 1 Sukawening - Garut tahun ajaran
2011/2012. Dengan pernyataan lain, penggunaan
Model Pembelajaran (Learning Cycle) efektif dalam
pembelajaran menulis puisi siswa kleas VIII.
SIMPULAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa
simpulan yang dapat dikemukakan, yaitu sebagai
berikut.
Sebelum diterapkan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle) penulis terlebih dahulu melakukan
uji coba validitas suatu tolak ukur yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu
instrumen dengan skor rata-rata tes awal sebesar
57,97, dengan demikian kemampuan menulis puisi
siswa di kelas eksperimen masih
kurang.
Sesudah diterapkan Model Siklus Belajar
(Learning Cycle) dan diadakan tes akhir, perolehan
skor rata-rata kemampuan siswa kelas eksperimen
sebesar 60,63, Sehingga kemampuan menulis puisi
siswa dikategorikan cukup.
Terdapat perbedaan yang cukup berarti
sebelum dan sesudah diberikan Model Siklus Belajar
(Learning
Cycle).
Berdasarkan perhitungan
diperoleh thitung = 0,56, dan diperoleh ttabel = 0,312.
Dari perhitungan tersebut terbukti bahwa laming >
ttabel Reliabilitas alat ukur ketepatan diperoleh thitung
= 0,71, sementara ttabel = 0,312. Dengan demikian,
karena thitung > ttabel, instrumen dinyatakan reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas
eksperimen sebelum menggunakan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle) termasuk cukup baik. Hal
ini terlihat dari perolehan skor rata-rata tes awal
sebesar 57,97. Berdasarkan hasil perhitungan skor
rata-rata posttest kemampuan siswa setelah mendapat
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
Model Siklus Belajar (Learning Cycle) memperoleh
skor rata-rata 67,62 dikategorikan baik dan diperoleh
nilai thitung = 4,13, dan ttabel = 2,16 sehingga tuning =
4,13 > ttabel = 2,16 pada taraf kepercayaan 95%
dengan dk = 38 sehingga dinyatakan hasil penelitian
memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum
dan sesudah menerapkan Model Siklus Pembelajaran
(Learning Cycle).
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra.
Bandung: CV Sinar Baru Offset.
Akhadiah,
Sabati,
at.all.1998.
Pembinaan
Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia .
Jakarta: Erlangga.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu
Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Effendi, S. 2002. Bimbingan apresiasi puisi. Jakarta :
Pustaka Jaya.
Ginanjar, Dona. 2007. Keefektifan Pembelajaran
Menulis Puisi dengan Menggunakan Media
Lagu
Karya
Band
Ungu.
Skripsi.
Bandung:UPI
Lorsbach, A.W. 2002. The Learning Cycle as A tool
for planning Science Instruction.
(http://www.coe.ilstu.edu/scienceed/lorsbcah/
275lrcy.html, diakse 12 mei 2011).
Marlina. 2007. Penerapan Model Siklus Belajar
(Learning
Cycle)dalam
pembelajaran
Menulis Berita di Kelas VIII SMP 3
Bandung. Skripsi. Bandung:UPI.
Nazir, Mohamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung; Tarsito.
Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu
Keteramplian Berbahasa. Bandung: Angkasa
Download