analisis keekonomian enhanced oil recovery sumur

advertisement
Jurnal ESDM, Volume 5, Nomor 2, Nopember 2013, hal. 80-89
ANALISIS KEEKONOMIAN ENHANCED OIL RECOVERY
SUMUR MIGAS TIDAK PRODUKTIF INDRAMAYU JAWA BARAT
Idi Amin
Akademi Teknik Industri, Jl. Sunu No. 220, Makassar
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penggunaan minyak bumi dan gas alam (migas) telah mempengaruhi kehidupan manusia dan diprediksikan terus meningkat setiap tahun. Permasalahan utama adalah berkurangnya cadangan migas dan
meningkatnya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) di atmosfer, sehingga mengakibatkan efek gas
rumah kaca (GRK) dan pemanasan global di permukaan bumi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat analisis keekonomian enhanced oil recovery (EOR), dengan studi kasus pengembangan lanjut
pada sebuah lapangan migas yang tidak produktif di Indramayu, Jawa Barat. Penelitian ini didasarkan
pada hasil survei lapangan dan analisis laboratorium pada komposisi gas ikutan lapangan XT, selanjutnya dirancang proses CO2 capture dan CO2 storage di dalam formasi geologi di lapangan XJ. Hasil
analisis ekonomi menunjukkan keuntungan EOR pada lapangan XJ, dengan investasi US$ 7.500.000
dan internal rate of return (IRR) > minimum attractive rate of return (MARR) 15%, dihasilkan net
present value (NPV) US$ 247.000, internal rate of return (IRR) 17,41%, dan pay back period (PBP)
dicapai pada tahun 2015 dengan profitability index (PI) 1,01.
Kata kunci: minyak, gas, CO2, EOR, NPV, IRR.
ABSTRACT
The utilization of oil and natural gas has influenced human life and tends to increase every year. The
main problem is the decreasing of oil and gas reserve and the increasing of CO2 concentration in the
atmosphere that potentially causes greenhouse gases and global warming. The objective of the research is to analyze an EOR economic with case study about the advanced development of
unproductive oil and gas field in Indramayu, West Java. This research was based on a field survey
and laboratory analysis of the flaring gas composition from XT field, then it the process of CO 2
capture and CO2 storage in geological formation in XJ Field was designed. The economic analysis
shows that XJ field, with an investment of US$ 7,500,000 and IRR > MARR 15%, then the obtained
NPV reached US$ 247,000, IRR 17.41%, and PBP reached in 2015 with PI of 1.01.
Key words: oil and gas, CO2, EOR, NPV, IRR.
90
1.
Metode EOR dapat bernilai ekonomi
yang sangat besar terhadap industri migas
dan sekaligus bernilai positif dalam upaya
mitigasi dampak negatif pemanasan global
3:193)
, sehingga dalam penelitian ini sangat
penting untuk membuat perancangan dan
analisis keekonomian sebelum memulai investasi dan membangun industri migas
ber-basis EOR CO2 flooding.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat analisis keekonomian EOR, dengan
studi kasus pengembangan lebih lanjut
pada beberapa sumur minyak bumi dan
sumur gas alam yang tidak produktif pada
sebuah lapa-ngan minyak bumi dan gas
alam di Indra-mayu, Jawa Barat.
PENDAHULUAN
Minyak dan gas bumi merupakan
sum-ber penghasilan utama dalam proses
pem-bangunan dan telah mempengaruhi
segala bidang kehidupan manusia saat ini.
Peng-gunaan migas diprediksikan akan
terus meningkat setiap tahunnya dan permasalahan utama dalam pemakaian migas
adalah sifat-nya yang tidak terbarukan
yang
berdampak
pada
semakin
berkurangnya cadangan migas dan
terlepasnya GRK ke atmosfer akibat proses
pembakaran gas ikutan di industri migas.
Beberapa GRK yang berpengaruh terhadap
atmosfir adalah gas CO2 dan metan (CH4)
yang dapat mengakibatkan efek GRK dan
pemanasan global di permukaan bumi.
Pencarian lapangan dan sumur migas
yang
baru
terus
dilakukan
agar
ketersediaan migas sebagai salah satu
sumber devisa utama Indonesia dapat terus
tersedia. Salah satu alternatif adalah
memanfaatkan sumur-sumur migas tidak
produktif dengan meng-gunakan metode
EOR dan CO2 flooding, yaitu suatu metode
penginjeksian CO2 ke dalam sumur tidak
produktif lagi untuk mengangkat kembali
sisa-sisa migas, seka-ligus menyimpan gas
CO2 ke dalam formasi geologi.
CO2 flooding adalah metode yang
efektif dengan menurunkan jumlah minyak
yang tertinggal di reservoir melalui
beberapa me-kanisme seperti oil swelling,
viscosity re-duction, crude vaporization
dan miscible dis-placement1:1). Metode ini
biasanya dikenal dengan teknologi carbon
capture and sto-rage (CCS) dan berperan
penting dalam upa-ya mencegah dampak
negatif gas CO2 yang dilepaskan dari hasil
kegiatan
manusia
dan
memasuki
lingkungan atmosfir bumi.
Sekuestrasi CO2 sebagai proses
menang-kap emisi CO2 dan menyimpan
CO2 (CCS) dengan aman ke dalam
reservoir yang dinilai lebih baik
dibandingkan dengan melepas ke atmosfir
bumi, yang berasal dari gas buang industri,
pabrik, kendaraan dan lain-lain2:37).
2.
METODE
Penelitian ini didasarkan pada hasil
sur-vei lapangan dan analisis laboratorium
pada komposisi gas ikutan di lapangan XT
Indra-mayu, selanjutnya dirancang proses
CO2 capture dan CO2 storage di dalam
formasi geologi di lapangan XJ Indramayu.
Data analisis keekonomian diperoleh
dari dua tahap hasil simulasi, yaitu
pertama: data komposisi gas ikutan dari
lapangan XT disimulasikan dengan
program removal CO2 dalam proses Unit
Amine (carbon capture). Selanjutnya,
kedua: data karakteristik geo-logi,
reservoir dan fluida lapangan dan su-mur
migas di lapangan XJ disimulasikan
dengan program EOR dalam proses CO2
flooding (carbon storage). Terakhir, hasil
kedua simulasi tersebut di atas selanjutnya
diidentifikasi dan dianalisis dengan menggunakan program analisis kelayakan ekonomi,
dengan
parameter
berupa
perhitungan investasi awal EOR, IRR,
MARR, NPV, PBP dan PI.
3.
PEMBAHASAN
A. Carbon Capture
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap
potensi
gas
ikutan
yang
dapat
dimanfaatkan di lapangan XT, diketahui
dapat mencapai 4,5 hingga 6,5 MMscfd,
91
dan upaya tersebut masih dapat
ditingkatkan hingga mencapai 11 MMscfd,
jika dilakukan penambahan fasilitas
pengolahan gas ikutan4:94).
Hasil simulasi penangkapan gas CO2
menunjukkan bahwa jumlah gas ikutan
dari lapangan XT yang dapat dialirkan masuk ke dalam kolom absorber pada Unit
Amine adalah sebesar 85.000 kmol/jam.
Rancangan proses simulasi ini sangat
efisien dalam menangkap gas CO2 yang
berasal dari gas ikutan, yaitu dari konsentrasi awal sebesar 39,73% dengan laju alir
sebesar 33.762 kmol/jam pada input absorber, hingga kon-sentrasinya dapat dikurangi menjadi 17,49% dengan laju alir
sebesar 5.906 kmol/jam pada output stripper3:190).
Berdasarkan hasil perhitungan density
gas 22,4 liter atau 22,4 Nm3/kmol terhadap
berat molekul gas CO2, maka dapat
diketahui bahwa jumlah gas CO2 yang bisa
diproses dalam Unit Amine adalah sebesar
66.277 kg CO2/jam atau 1.590 ton
CO2/hari atau 580.585 ton CO2/tahun dari
gas ikutan. Jumlah CO2 yang bisa dimanfaatkan adalah sebesar 11.594 kg
CO2/jam atau 278 ton CO2/hari, atau
101.565 ton CO2/tahun dari proses removal
CO2 pada Unit Amine3:191). Gas CO2 tersebut selanjutnya dapat diguna-kan dalam
proses injeksi ke dalam formasi geologi
pada sumur EOR di lapangan XJ.
produksi mi-nyak bumi hasil EOR dari
sumur produksi sebesar 5,075 MMstb
selama 20 tahun EOR berlangsung, dari
tahun 2011 hingga 2030 dengan recovery
factor sebesar 9,53%. Per-olehan minyak
sebesar 5,075 MMstb diper-oleh dengan
menginjeksikan total volume CO2 sebesar
38,1 MMscfd ke dalam formasi geologi
sehingga total CO2 yang dapat di-simpan
secara permanen ke dalam reservoir
sebesar 2,055 Mton3:192).
Hasil estimasi dengan metode rule of
thumb
menunjukkan
prakiraan
pertambahan perolehan minyak dari
lapangan XJ adalah antara 4,26-8,52
MMstb, yaitu rata-rata sebesar 6,39
MMstb. Hasil estimasi tersebut juga
menunjukkan bahwa kisaran volume CO2
yang dapat dinjeksikan ke dalam reser-voir
adalah antara 1,15-4,6 Mton, yaitu rata-rata
sebesar 2,59 Mton3:192).
C. Peramalan Produksi
Peramalan produksi migas lapangan
XJ dapat diestimasi secara statistik
mengguna-kan metode decline curve
analysis terhadap sejarah produksi migas
lapangan XJ dari tahun 1990 hingga 2005.
Hal ini sesuai dengan hasil identifikasi
DPE-LPPM, yang menunjukkan bahwa
potensi cadangan mi-nyak bumi dan gas
alam di lapangan XJ sam-pai tahun 2004
mengalami penurunan volu-me produksi
dan cadangan5:3-29), seperti di-tunjukkan
pada Gambar 1.
B. Carbon Storage
Berdasarkan data hasil pengujian terhadap nilai tekanan tercampur minimum
(TTM) dengan menggunakan slim-tube terhadap minyak lapangan XJ, maka dapat diketahui bahwa batasan nilai TTM yang
dapat digunakan dalam proses injeksi
minimum gas CO2 ke dalam sumur injeksi
adalah se-besar 2.589,7 psi3:191).
Hasil rancangan proses penyimpanan
CO2 dengan menggunakan program simulasi reservoir, dengan 8 sumur injeksi,
yaitu yaitu XJ-48, XJ-49, XJ-52, XJ-78,
XJ-133, XJ-169, XJ-182 dan XJ-206, dan
2 sumur produksi, yaitu XJ-140, dan XJ50, diketahui dapat memberikan kumulatif
Gambar 1. Profil Decline Curve
Produksi Lapangan XJ.
92
Fhatoni, Kajian Pola Suplai BBM...
Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk melakukan analisis dan
evaluasi ki-nerja sumur migas adalah mengukur tingkat kapasitas produksi dan
melakukan peramalan kinerja sumur di
waktu yang akan datang. Analisis dilakukan data laju alir produksi sumur terhadap waktu. Interpretasi data ter-hadap
gejala penurunan laju produksi ini di-kenal
sebagai decline curve analysis6:2).
Berdasarkan metode dari decline curve
analysis tersebut di atas, maka hasil diagnostik plot dari data produksi lapangan XJ
dapat menghasilkan trendline garis lurus
yang sudah sesuai (plot match) dengan
trend data produksi lapangan XJ yang ada.
Ber-dasarkan dari data produksi yang ada
maka analisis rate decline dapat dilakukan
dengan menggunakan diagnostik plot
berupa log (qi/qt) terhadap t4 (empat
tahun), seperti ditunjukkan pada Gambar 2
dan 3.
menghasilkan persamaan garis linear pada
persamaan 1.
y = -0,015x – 0,564
...................
(1)
Koefisien regresi yang dihasilkan dari
diagnostik plot tersebut di atas adalah (R2)
= 0,959, yang berarti trendline yang
dihasilkan mendekati trend plot data
produksi. Diag-nostik plot untuk forecast
produksi gas alam yang diperoleh
menghasilkan persamaan garis linear pada
persamaan 2.
y = -0,038x – 0,507
...................
(2)
Koefisien regresi yang dihasilkan dari
diagnostik plot tersebut di atas adalah (R2)
= 0,968, yang berarti trendline yang
dihasilkan mendekati trend plot data
produksi. Tipe pe-nurunan produksi
lapangan XJ merupakan tipe exponential
decline rate. Persamaan ter-sebut di atas
digunakan dalam penurunan profil dan
peramalan produksi lapangan XJ.
Gambar 2. Diagnostik Plot Rate Decline
pada Forecast Minyak.
Gambar 4. Peramalan Produksi
Lapangan XJ dengan
Decline Curve Analysis.
Berdasarkan hasil peramalan tersebut
di atas, maka dapat diketahui bahwa
produksi migas hasil EOR dari lapangan
XJ dapat diramalkan produksinya selama
20 tahun, dari tahun 2011 hingga 2030,
dengan total produksi minyak bumi
sebesar 5 MMstb dan gas alam sebesar 329
MMscf. Data pera-malan produksi ini
dapat digunakan untuk membuat estimasi
cash flow investasi EOR jika lapangan XJ
Gambar 3. Diagnostik Plot Rate Decline
pada Forecast Gas.
Diagnostik plot untuk forecast
produksi minyak bumi yang diperoleh
93
diproduksikan kembali, seperti ditunjukkan
pada Tabel 1.
Tabel 1. Profil Produksi Lapangan XJ
setelah Peramalan Produksi.
Tahun
Produksi Minyak
(Bbl)
Produksi Gas
(MMscf)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
Total
345,44
333,71
322,38
311,44
300,86
290,65
280,78
271,25
262,04
253,14
244,55
236,25
228,23
220,48
212,99
205,76
198,78
192,03
185,51
179,21
5.076
33,372
30,577
28,015
25,668
23,517
21,547
19,742
18,088
16,573
15,184
13,912
12,688
11,679
10,700
9,804
9,009
8,229
7,540
6,909
6,329
329,1
Harga crude oil :
Harga gas :
92,00 US $/bbl
3,28 US $/MSCF
Model kerjasama :
Sifat Biaya :
Fee untuk minyak :
Fee untuk gas :
Operation cost minyak :
Operation cost gas :
Sifat Biaya :
Depresiasi: decline balance :
MARR :
Pajak Pendapatan :
Cost recovery ceiling/tahun :
Kontrak Kerja
Cost Recovery
1,00 US $/bbl
0,10 US $/MSCF
5,00 US $/bbl
0,25 US $/MSCF
Tidak Diekskalasi
5,00 Tahun
15,00 %
48,00 %
80,00 %
Sumber dana :
Modal Sendiri
E. Perhitungan Investasi EOR
Biaya investasi adalah biaya yang ditanamkan dalam rangka menyiapkan kebutuhan usaha untuk siap beroperasi dengan
baik. Biaya operasional, yaitu biaya yang
di-keluarkan dalam rangka menjalankan
akti-vitas usaha yang sesuai dengan tujuan.
Biaya perawatan, yaitu biaya yang
diperuntukkan dalam rangka menjaga atau
menjamin per-formance kerja fasilitas atau
peralatan agar selalu prima dan siap untuk
dioperasikan7:18).
Hasil analisis kelayakan ekonomi, menunjukkan bahwa investasi awal yang dibu-tuhkan adalah sebesar US$7.500.000
atau Rp. 67.462.500.000, dengan nilai kurs
US$1 = Rp. 8.995. Investasi awal dalam
proyek EOR tersebut terdiri dari investasi
sub surface facilities, berupa well oil services ter-hadap sumur injeksi sebanyak 8
buah dan sumur produksi sebanyak 2 buah
dengan total biaya sebesar US$ 1.500.000
atau Rp. 13.492.500.000. Investasi surface
facilities berupa penyediaan peralatanperalatan flow-line dan separator test
sebesar
US$150.000
atau
sebesar
Rp.2.698.500.000, termasuk biaya investasi field processing facilities sebesar
US$6.000.000.000
atau
sebesar
Rp.53.970.000.000, seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis Peralatan Proses.
Berdasarkan peramalan produksi tersebut di atas, maka dapat diketahui jumlah
kumulatif produksi minyak bumi dan gas
alam dari lapangan XJ. Hal ini dibutuhkan
dalam perhitungan umur investasi EOR
dan kesepakatan kontrak kerjasama.
D. Estimasi Cash Flow
Cash flow yang digunakan adalah cash
flow investasi yang bersifat estimasi atau
prediktif. Hal ini disebabkan karena
kegiatan evaluasi investasi pada umumnya
dilakukan sebelum kegiatan investasi
tersebut dilaksa-nakan, sehingga perlu
dilakukan estimasi atau perkiraan terhadap
cash flow yang dapat terjadi apabila
rencana
investasi
tersebut
dilaksanakan7:13), pada Tabel 2.
No.
Tabel 2. Asumsi Perhitungan.
Jumlah tahun produksi :
Jenis
Sub Surface Facilities :
1.
2.
20 Tahun
94
Well EOR Services 1 (2 unit)
Well EOR Services 2 (2 unit)
Fhatoni, Kajian Pola Suplai BBM...
3.
4.
5.
Surface Facilities :
Flowline 4' carbon steel & inconnel
Well Pad (2 unit)
Separator Test
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Field Processing Facilities
Separator
Dehydrator
Condensate Stabilization
Oil Tank
Gas Plant Area
Water Handling Facilities
Monitoring and Controlling System
Fuel System
Scada System
Gathering Line 8' Inconnel (15 km)
CO2 Removal Unit
Compressor 6 HP
Pompa 2HP
Gas Pipeline 12' carbon steel (15 km)
Condensate Pipeline 4' (10 km)
jumlah produksi mi-nyak dilapangan XJ
telah mengalami penu-runan.
Tabel 4. Tingkat Keekonomian EOR
No.
Tingkat Keekonomian
Nilai
1.
Pay Back Period (PBP)
4,45 Tahun
2.
Net Present Value (NPV)
3.
Internal Rate of Return (IRR)
17,83%
4.
Benefit to Cost Ratio (BCR)
1,01
307 US $
G. Uji Sensitivitas NPV dan IRR
Hasil perhitungan cash flow pada
Tabel 4 tersebut di atas menunjukkan
bahwa NPV dan IRR merupakan
parameter penting da-lam investasi EOR di
lapangan XJ. Ber-dasarkan hal itu maka
perlu dilakukan uji sensitivitas terhadap
kedua parameter ter-sebut.
Ketidakpastian berarti makin banyak
kemungkinan
yang
akan
terjadi.
Berdasarkan kondisi tersebut, apabila
dihadapkan pada masalah ketidakpastian
dalam penaksiran cash flow, maka uji
sensitivitas perlu dicoba untuk mengetahui
apa yang akan terjadi 8:272).
Data yang digunakan dalam analisis
ekonomi sebagian besar diperoleh berdasarkan perkiraan, sehingga ketelitiannya
per-lu
dipertimbangkan
pengaruhnya
terhadap
keputusan
yang
diambil.
Keputusan tersebut dipengaruhi oleh
variasi dari beberapa data, sehingga perlu
dilakukan evaluasi yang di-sebut sebagai
analisis sensitivitas. Pilihan alternatif
ternyata apabila berubah akibat perubahan
data tertentu, maka dikatakan keputusan
tersebut sensitif terhadap per-kiraan data,
dan sebaliknya jika suatu pilihan alternatif
tidak berubah terhadap berbagai perubahan
data, maka dikatakan bahwa ke-putusan
tersebut tidak sensitif 9:147).
Hasil uji sensitivitas perhitungan cash
flow investasi EOR terhadap indikator keekonomian, yaitu parameter NPV, dapat
di-lakukan
dengan
asumsi
bahwa
perubahan yang digunakan adalah 20%
lebih rendah pada kondisi base case dan
20% lebih tinggi (discount factor 20%)
F. Perhitungan Cash Flow EOR
Perhitungan cash flow yang menggunakan model kontrak bagi hasil, data produksi yang digunakan berdasarkan hasil
pe-ramalan
produksi.
Perhitungan
menggunakan data hipotetis yang dapat
digunakan sebagai basecase dalam
perhitungan cash flow. Hasil estimasi cash
flow EOR pada kondisi base case seperti
ditunjukkan pada Gambar 5.
Gambar 5. Contractor Cash Flow EOR.
Gambar 5 memperlihatkan bahwa
pada
tahun
kelima
EOR
telah
menghasilkan ke-untungan. Hal ini
menunjukkan bahwa pro-duksi sisa minyak
masih sangat meng-untungkan meskipun
95
pada kondisi base case, seperti ditunjukkan
pada Gambar 6.
Gambar 7. Uji Sensitivitas terhadap
IRR.
Berdasarkan hasil uji sensitivitas terha-dap parameter IRR tersebut di atas,
maka dapat diketahui bahwa perubahan
pada nilai capital investation dan
extraction cost sangat berpengaruh nyata
terhadap kelangsungan investasi EOR.
Perubahan terlihat jelas pada parameter
pay back of period, yang meru-pakan target utama penilaian dalam investasi EOR.
Berdasarkan hasil uji sensitivitas tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa
EOR tersebut layak untuk dilakukan,
walau-pun terjadi penurunan estimasi
produksi mi-nyak dan kenaikan biaya
investasi sampai 20%. Strategi-strategi
yang dapat dilakukan agar biaya investasi
dapat ditekan, diantara-nya adalah
menekan pembelian peralatan yang tidak
perlu, disain peralatan yang efi-sien
dengan memakai teknologi yang efektif,
penggunaan peralatan produksi buatan dari
dalam negeri, dan lain sebagainya.
Gambar 6. Uji Sensitivitas
terhadap NPV.
Berdasarkan hasil uji sensitivitas terhadap parameter NPV tersebut di atas,
maka dapat diketahui bahwa perubahan
pada nilai capital investation dan
extraction cost ber-pengaruh sangat nyata
terhadap kelang-sungan investasi EOR.
Perubahan kecil ter-lihat pada parameter
pay back of period yang merupakan target
utama penilaian dalam ber-investasi EOR.
Hasil uji sensitivitas (discount factor)
parameter perhitungan cash flow investasi
EOR terhadap indikator keekonomian,
yaitu IRR, dapat dilakukan dengan asumsi
bahwa perubahan yang digunakan adalah
20% lebih rendah pada kondisi base case
dan 20% lebih tinggi (discount factor 20%)
pada kondisi base case, seperti ditunjukkan
pada Gambar 7.
4.
SIMPULAN
Simpulan Khusus: Analisis keekonomian menunjukkan bahwa pemanfaatan
dan pengolahan migas hasil EOR dapat
mengha-silkan keuntungan dalam investasi
96
Fhatoni, Kajian Pola Suplai BBM...
EOR di lapangan XJ, dengan investasi
awal sebesar US$ 7.500.000 dan internal
rate of return (IRR) > minimum attractive
rate of return (MARR) 15%, dihasilkan
net present value (NPV) sebesar US$
247.000, internal rate of return (IRR)
17,41%, dan pay back period (PBP) dicapai pada tahun 2015 dengan profitability
index (PI) 1,01.
Simpulan Umum: CO2 yang berada di
dalam gas ikutan dapat ditangkap dan
diken-dalikan
dengan
menggunakan
beberapa cara penangkapan, salah satunya
dengan metode CO2 capture yaitu suatu
cara penangkapan dalam proses Unit
Amine di industri minyak dan gas.
Rancangan proses penangkapan CO2 dapat
menurunkan konsentrasi gas CO2 di dalam
gas ikutan, yaitu dari konsentrasi 39,73%
dengan laju alir 33.762 kmol/jam pada input absorber menjadi 17,49% dengan laju
alir 5.906 kmol/jam pada output stripper,
dengan tingkat efisiensi removal gas CO2
99,54%. Gas CO2 yang diproses dalam
Unit Amin 580.585 ton CO2/tahun, dan gas
CO2 yang ditangkap dan dimanfaatkan
101.565 ton CO2/tahun.
CO2 tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan dengan menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR), yaitu suatu
cara
penyimpanan
dengan
cara
penginjeksian (injection) CO2 ke dalam
formasi
geologi,
sekaligus
dapat
mengeluarkan sisa cadangan migas
(recovery) yang ada dalam reservoir.
Rancangan proses penyimpanan CO2
dengan sumur XJ-140 sebagai sumur enhanced oil recovery (EOR) merupakan
ran-cangan proses yang paling efektif dalam recovery minyak bumi dari lapangan
XJ, menghasilkan produksi kumulatif minyak 5,075 MMstb dengan faktor recovery
9,53% selama 20 tahun, dari tahun 20112030. Per-olehan minyak 5,075 MMstb
didapat dengan menginjeksikan total volume CO2 38,1 MM scfd selama 20 tahun,
dan total CO2 yang dapat disimpan secara
permanen ke dalam reservoir di lapangan
XJ 2,055 Mton. Hasil prakiraan dengan
metode rule of thumb me-nunjukkan po-
tensi pertambahan perolehan minyak 6,39
MMstb, dan faktor recovery 12%. Khusus
untuk gas CO2 yang dapat disimpan ke dalam reservoir lapangan XJ adalah sebesar
2,59 Mton.
Pada tahap awal dilakukan analisis
dan evaluasi kinerja sumur migas yang
tidak pro-duktif, dengan tujuan untuk
mengukur tingkat kapasitas produksi dan
melakukan per-amalan kinerja sumur di
waktu yang akan datang. Interpretasi data
terhadap laju pro-duksi dari tahun 19902004
menunjukkan
adanya
gejala
penurunan decline curve analysis dan data
hasil produksi yang ada.
Analisis rate decline dapat dilakukan
dengan menggunakan diagnostik plot
berupa perhitungan data log (qi/qt) terhadap t4. Ber-dasarkan hasil perhitungan
tersebut di atas, maka produksi minyak
hasil EOR dari la-pangan XJ dapat
diramalkan produksinya selama 20 tahun,
dari tahun 2011 sampai 2030, dengan total
kumulatif produksi mi-nyak 5,08 MMstb
dan gas 329,08 MMscf.
Hasil
identifikasi
terhadap
karakteristik reservoir dan kelayakan
teknologi pengo-lahan migas hasil EOR,
menunjukkan bahwa investasi proyek EOR
di lapangan XJ sudah layak untuk
dilakukan. Hasil analisis ke-layakan
ekonomi, menunjukkan bahwa in-vestasi
awal yang dibutuhkan adalah US$
7.500.000 atau Rp. 67.462.500.000,
dengan kurs US$1 = Rp. 8.995.
Investasi awal kontraktor dalam
proyek EOR tersebut terdiri dari beberapa
investasi, yaitu investasi sub surface facilities, berupa well oil services terhadap sumur injeksi se-banyak 8 buah dan sumur
produksi sebanyak 2 buah dengan total
biaya sebesar US$ 1.500.000 atau Rp.
13.492.500.000. Investasi surface facilities
berupa penyediaan pera-latan flowline dan
separator test sebesar US$150.000 atau
Rp.2.698.500.000, ter-masuk investasi
field
processing
facilities
sebesar
US$6.000.000.000
atau
sebesar
Rp. 53.970.000.000.
97
5.
1.
2.
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Gunadi
B,
Suarsana
IP,
Marhaendrajana T. Gas Injection
Programs in Pertamina West Java To
Obtain
Better
Recovery
Field
Screening,
Laboratory
and
A
Simulation Study. 2005; SPE 97507.
Syahrial E, Bioletty L. Kajian Potensi
Sekuestrasi CO2 dan EOR dalam Menciptakan Mekanisme Pembangunan
Bersih di Indonesia. Scientific
Contribu-tions to Petroleum Science
and Technology Journal 2007;
5(3):33-55.
Amin
I.
Rancangan
Proses
Pengendalian dan Pemanfaatan Gas
Karbon Dioksida pada Sumur Minyak
dan Gas Bumi dengan Teknologi
Carbon Capture and Storage. Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
[disertasi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor; 2011.
Rangkuti Z. Model Pemanfaatan Gas
Ikutan di Perusahaan Migas dalam
Rangka Mendukung Mekanisme Pembangunan
Bersih.
Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
5.
6.
7.
8.
9.
98
[disertasi]. Bogor: Institut Pertanian
Bogor; 2009.
[DPE-LPPM] Dinas Pertambangan
dan Energi Propinsi Jawa Barat dan
Lem-baga
Penelitian
dan
Pemberdayaan Masyarakat Institut
Teknologi Bandung. Pemanfaatan
Sumur-Sumur Migas Non Ekonomis
di Indramayu dan Maja-lengka.
Bandung: Institut Teknologi Bandung;
2003.
Permadi AS, Rawati H. Studi
Penerapan Solusi Semianalitik SatuFasa Radial Pada Kasus Injeksi Air
Pola Lima-Titik. Ikatan Ahli Teknik
Perminyakan Indo-nesia (IATMI)
Bulletin 2009; 9(17):2.
Giatman M. Ekonomi Teknik. Jakarta:
Divisi Buku Perguruan Tinggi, PT.
Rajagrafindo Persada; 2007.
Husnan S, Muhammad S. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan
(UPP) STIM YKPN; 2008.
Ristono A, Puryani. Ekonomi Teknik.
Yogyakarta: Graha Ilmu; 2011.
Download