BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Peneliti menemukan penelitian sebelumnya menganai novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Berikut beberapa penelitian tersebut: 1. Skripsi tulisan Alfian Khoirul Sujatmiko, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta (2015) yang berjudul Aspek Moral dalam Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Tinjauan Sosiologi Sastra dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra di SMA. Skripsi ini membahas pendeskripsian latar sosio-historis pengarang Ahmad Tohari dan struktur yang membangun dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari ditinjau dari sosiologi sastra, serta aspek moral yang terkandung dalam novel Orang-orang Proyek dan implementasi aspek moral sebagai pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini melalui karya, penulis ingin mengangkat tokoh orang kecil yang tertindas. Dilihat latar sosialnya kehidupan orang kecil menjadi korban penguasa. 2. Skripsi tulisan Choirul Lutfi Bastoni, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (2011) yang berjudul Kepribadian Tokoh Utama dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari. Skripsi ini memfokuskan pembahasan pada pendeskripsian kepribadian 9 10 tokoh utama dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari dengan menggunakan pendekatan psikologi Sigmund Freud. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan orientasi teoretis analisis isi. Kesimpulan penelitian ini tokoh utama yaitu Kabul lebih banyak didominasi oleh energi id sehingga segala bentuk perbuatan dan pemikirannya. Id yang berasal dari wilayah ketidaksadaran tokoh Kabul terbentuk dari pengalamannya di masa lalu yang kembali muncul kepermukaan dalam bentuk energi yang lainnya. Kekuatan id yang menguasai tokoh Kabul banyak di dominasi oleh bentuk kecemasan yang muncul dari tokoh Kabul yang banyak mendapat tekanan yang berasal dari keadaan yang terjadi di lingkungannya maupun dari tokoh lain baik itu berupa tekanan yang berupa fisik maupun psikis. 3. Skripsi tulisan Juniastuti Minasari, Jursan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang (2012) yang berjudul Kegunaan Unsur Bahasa Jawa Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari. Skripsi ini membahas unsur-unsur serta kegunaan bahasa Jawa dalam novel tersebut. Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa lokal yang digunakan pengarang untuk menciptakan keindahan dalam karya sastra. Kesimpulan pada penelitian ini adalah (1) bahasa Jawa yang digunakan pada novel OOP karya Ahmad Tohari ditemukan 292 bahasa yang terdiri atas penyisipan unsur berupa kata dasar sebanyak 79.10%, penyisipan unsur berupa kata turunan sebanyak 16.43%, penyisipan unsur berupa frasa sebanyak 3.42 %, penyisipan unsur berupa klausa 1.02 %. Penggunaan bentuk bahasa Jawa dalam novel OOP yang terdiri atas kata dasar, kata 11 turunan, dan frasa. Kata dasar dan kata jadian diklasifikasikan berdasarkan jenis kata. Frasa yang ditemukan dalam novel OOP adalah frasa endosentris. (2) hasil analisis makna bahasa Jawa yang terdiri atas makna makna denotatif, makna konotatif, makna kontekstual dan makna simbolik. Makna konotatif sebagian besar menggunakan nilai rasa yang positif dan menggunakan bahasa yang sopan. (3) fungsi berdasarkan fungsi komunikasi kultural atau budaya Jawa. Fungsi komunikasi kultural dilihat dari fungsi kata jadian, fungsi kata ulang, fungsi kata majemuk dan fungsi frasa, fungsi kata sapaan dan fungsi prokem bahasa Jawa. Fungsi kultural atau budaya berhubungan dengan etnis Jawa, dan kehidupan Jawa. Fungsi berdasarkan fungsi untuk percakapan atau pembicaraan antar tokoh berdasarkan stratifikasi sosialnya. Selanjutya adalah fungsi imajinasi. Fungsi imajinasi ditunjukkan pada latar belakang tokoh, latar budaya Jawa, kosakata yang dipakai pengarang dan latar belakang pengarang. 4. Skripsi tulisan Andrey Pranata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara (2009) yang berjudul Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra. Skripsi ini membahas penerapan struktural dan sosiologis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode membaca heuristik dan hermeneutik. Penelitian ini menguraikan struktur novel Orang-Orang Proyek yang mencakup latar, alur, penokohan, dan tema; dan menguraikan nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Serta terdapat nilai-nilai sosial yang terdapat pada novel OOP yang dapat diterima serta menambah pengetahuan untuk masyarakat. 12 5. Skripsi tulisan Komang Ayu Agustina, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha (2012) yang berjudul Analisis Strukturalisme Genetik pada novel OrangOrang Proyek Serta Kaitannya dengan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Analisis ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik deskriptif. Kesimpulan penelitian ini untuk menemukan menemukan hubungan penciptaan unsur intrinsik dalam novel OrangOrang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk. Pandangan social Ahmad Tohari dalam novel Orang-Orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk adalah humanisme universal yang terdiri dari pendapat keagamaan, kesenian, sosial, budaya, politik, dan nilai moral. Serta, struktur sosial dalam novel Orang-Orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk dibagi menjadi dua, yaitu lembaga pemerintah dan agama dengan ada homologi antara struktur teks dan struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan Ronggeng Dukuh Paruk. 6. Skripsi tulisan Gunawan, Jurusan Pendidikan Bahasa-Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta (2010) yang berjudul Konflik Batin Tokoh Kabul dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari: Tinjauan Psikologi Sastra dengan Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga jenis konflik batin yang dialami tokoh Kabul dalam novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari yaitu (1) konflik mendekat-mendekat, yang terdiri atas (a) konflik batin antara dua pilihan yang mulia, (b) konflik batin antara perasaan bahagia dengan 13 kesusahan; (2) konflik mendekat-menjauh, yang terdiri atas (a) konflik batin antara kejujuran dan kecurangan, (b) konflik batin ketika mempertahankan idealisme, (c) konflik batin antara tanggung jawab dan beban pekerjaan yang berat (d) konflik batin antara ketulusan dan paksaan dalam membantu, (e) konflik batin mengenai keinginan menikah, (f) konflik batin antara perasaan cinta dan merebut pacar orang lain; (3) konflik menjauh-menjauh, terdiri atas (a) konflik batin akibat terjadi kecurangan di masyarakat, (b) konflik batin akibat adanya tekanan, ketidaknyamanan, dan kecurangan. 7. Skripsi tulisan Agustin Ayuningtyas, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang (2009) yang berjudul Interaksi Sosial pada Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis, dengan pendekatan sosiologis. Berdasarkan hasil dari penelitian interaksi sosial (1) Wujud akomodasi, berupa mengurangi masalah perbedaan suku, budaya dan kedudukan pekerjaan antarsesama. Dengan cara menyatukan pendapat sehingga kedua belah pihak sama-sama memahami dan juga bagaimana manusia dapat berinteraksi dengan makluk hidup lainnya dan alam di sekitarnya, (2) Wujud asimilasi yang berupa bagaimana menyatukan sikap yang sama antara sesama manusia, seperti memahami dan menghormati pendapat orang lain, (3) Wujud persaingan yang berupa bagaimana mencari kebenaran dan kebutuhan hidup yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki melalui pendidikan di dalam keluarga maupun 14 di dalam lingkungan sekitarnya, (4) Wujud kontravensi berupa keraguan antar sesama mengenai sikap seseorang yang tidak tegas dalam melakukan sebuah tindakan. Seperti memfitnah orang, menyangkal pernyataan orang, dan membenci sehingga tidak memikirkan ketenteraman antar sesama. 8. Skripsi tulisan Andi Dwi Handoko, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret (2010) yang berjudul Novel OrangOrang Proyek dan Kaitannya dengan Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari (Analisis Strukturalisme Genetik). Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan strukturalisme genetik. Metode yang digunakan adalah metode dialektik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-Orang Proyek dan Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia Ahmad Tohari dalam novel Orang-orang Proyek dan Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah pandangan humanisme universal yang terdiri dari pandangan religius, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai moral; dan (3) struktur sosial dalam novel Orang-Orang Proyek dan Trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk dibagi menjadi dua, yakni institusi pemerintahan dan religi serta ada homologi antara struktur teks dan struktur sosial dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk. 9. Tesis tulisan Widowati, Universitas Gajah Mada (2005) yang berjudul Korupsi dalam Novel Orang-Orang Proyek Karya Ahmad Tohari (Kajian Sosiologi Sastra). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa novel menjadi salah satu 15 alat bagi pengarang sebagai wakil dari masyarakat untuk mengkritisi pemerintah atas tindakan korupsi yang terjadi pada masa Orde Baru, dan novel juga memiliki tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu sastra, khususnya dalam menerapkan teori sosiologi sastra dalam novel. 10. Tesis tulisan Abdul Halim Bin Bandan, Fakulti Bahasa Moden dan Komunikasi, Universiti Putra Malaysia (1999) yang berjudul Cerita Rakyat Kaum Bajau Sempona, Sabah: Suatu Analisis Citra Masyarakat. Penelitian ini membahas tentang cerita rakyat kaum Bajau di daerah Sempoma dengan analisis pendekatan sosiologi. Sebanyak 15 cerita yang dijadikan sampel kajian untuk menganalisis lebih mendalam mengenai pola-pola sosiologi. Meliputi unsur sosial (dari aspek kepercayaan, pekerjaan, penggunaan masa, tingkah lakum keselamatan diri sendiri, pemikiran, moral, keluarga, cita-cita, agama dan lain-lain), unsur politik dan unsur ekonomi masyarakat Bajau. Penelitian ini diperoleh melalui informan dari berbagai golongan. 15 cerita dari 6 orang informan semua dari masyarakat Bajau serta masyarakat Sabah. Teori analisis penelitian ini menggunakan teori Alan Swingewood (1972). Kajian ini menunjukan bagaimana masyarakat Bajau yang memiliki ciri yang sama dengan bangsa Melayu, dengan kata lain menjelaskan masyarakat Bajau adalah berbangsa Melayu Jati. Mereka merupakan sebagian dari bangsa Melayu yang kini berasa di seluruh Kepulauan Melayu (Semenanjung Malaysia, Kepulauan Indonesia, Selatan 16 Thai, Singapura, Brunei Darussalam, Kepulauan Borneo dan Kepulauan Filipina). 11. Tesis tulisan Lalu Irsyad Kabul, S2 Sastra Universitas Gajah Mada Yogyakarta (2011) yang berjudul Refleksi Tentang Tenaga Kerja Wanita Indonesia (TKWI): Tinjauan Sosiologi Sastra Terhadap Novel Galaksi Kinanthi Karya Tasaro GK. Penelitian ini membahas perlakuan tidak manusiawi terhadap Tenaga Kerja Wanita Indonesia (selanjutnya disingkat TKWI) yang terdapat dalam karya sastra dan dilihat melalui novel Galaksi Kinanthi (selanjutnya disingkat GK) karya Tasaro GK menggunakan analisis dengan teori sosiologi sastra oleh Alan Swingewood. Hasil penelitian yang disusun dalam tesis ini menunjukkan bahwa: 1) novel GK yang diterbitkan pada tahun 2009 atau pada era reformasi memiliki relevansi dengan konteks zaman yang melahirkannya. Termasuk di dalamnya adalah lingkungan sosial budaya yang menjadi latar penciptaan novel GK. Kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil pada era reformasi mempengaruhi kondisi sosial masyarakat Indonesia seperti yang diperlihatkan melalui problem sosial yang dialami para tokoh di dalam cerita; 2) perlakuan tidak manusiawi terhadap TKWI dalam novel GK yang menjadi masalah dalam penelitian ini memperlihatkan gambaran realitas kehidupan yang kerap dialami masyarakat terutama yang menjadi TKWI. Perlakuan tidak manusiawi yang menimpa sebagian TKWI di luar negeri yang terdapat dalam novel GK antara lain, gaji yang tidak pernah dibayar, pelecehan seksual dan pemerkosaan, penyiksaan secara fisik dan mental, dan eksploitasi jam kerja; 3) hadirnya perlakuan tidak manusiawi 17 terhadap TKWI dalam novel GK sangat bermanfaat sebagai titik tolak refleksi atas keadaan yang terjadi pada masa kini; 4) faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat menjadi TKWI antara lain persoalan tekanan ekonomi, perdagangan manusia (human trafficking), dan kecilnya kesempatan kerja. 5) faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan dengan persoalan kemiskinan. Fakta menunjukkan bahwa sebagian TKWI berasal dari daerah-daerah atau wilayah yang kurang menguntungkan secara ekonomi dan sosial, dalam arti miskin karena tanahnya kurang subur ataupun miskin kesempatan kerja meskipun tanahnya subur. Dalam novel GK, persoalan kemiskinan ini ditunjukkan oleh tokoh yang hidup di daerah Gunung Kidul, satu daerah di Yogyakarta yang pernah menjadi ikon daerah miskin di Indonesia. Berdasarkan tinjauan objek material maka novel Orang-Orang Proyek cenderung diteliti menggunakan kajian strukturalisme genetik, psikologi sastra, unsur kegunaan bahasa Jawa dan sosiologi sastra. Penelitian ini menggunakan kajian sosiologi sastra sama dengan penelitian sebelumnya, tetapi objek formalnya berbeda. Oleh karena itu, penelitian dengan judul kegagalan sistem demokrasi layak dilakukan. 2. Landasan Teori Sastra merupakan ciptaan sosial yang memunculkan sebuah gambaran (cermin) kehidupan, yang mencangkup hubungan antarmanusia, masyarakat, maupun peristiwa yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Swingewood dan Laurenson (1972:31), karya sastra bukanlah sebagai artefak, 18 melainkan hasil proses dialektika pemikiran (imajinasi) yang dapat dijadikan dokumen sosial-budaya. Sastra tidak hanya memberi dampak pada masyarakat, tetapi juga menerima dampak dari masyarakat. Hasil dari imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam sebuah tulisan disebut sebagai karya sastra. Karya sastra mampu merangkum sekian peristiwa yang dapat dijelaskan dengan sistematis dan terperinci melalui metode sosiologi yang kemudian disebut sebagai sosiologi sastra (Wahyudi, 2013: 89). Menurut Swingewood dan Laurenson (1972: 11-12) sosiologi adalah pendekatan ilmiah yang menekankan analisis secara objektif tentang manusia dalam masyarakat, tentang lembaga kemasyarakatan, dan proses-proses sosial. Sastra juga berkaitan dengan dunia kemasyarakatan dan memiliki keinginan melakukan perubahan terhadap dunia kemasyarakatan. Berkaitan dengan sastra dan masyarakat, Swingewood dan Laurenson (1972:13) menyajikan tiga konsep dalam pendekatan karya sastranya, yaitu sastra sebagai refleksi/cerminan zaman, sastra dalam hubungannya dengan kesejahteraan dan sejarah karya sastra. 1. Karya sebagai Refleksi Sosial Perspektif yang paling popular mengambil aspek dokumenter sastra yang memberikan perhatian pada cerminan zaman (Swingewood dan Laurenson, 1972:13). Maksudnya adalah dokumen yang dapat digunakan untuk melihat suatu fenomena dalam masyarakat pada masa tersebut. Inilah yang kemudian diistilahkan sebagai dokumentasi sastra yang merujuk pada cerminan zaman. Swingewood menempatkan karya sastra sebagai refleksi langsung (cerminan) berbagai aspek struktur sosial, hubungan kekeluargaan, konflik kelas, trend lain yang mungkin 19 muncul, dan komposisi populasi. Selanjutnya, karya sastra diposisikan sebagai sentral diskusi yang menitikberatkan pada pembahasan intrinsik teks dengan menghubungkannya terhadap fenomena yang terjadi pada saat karya tersebut diciptakan. Menurut Ratna (2002: 35), pada dasarnya kejadian yang terkandung dalam karya sastra merupakan prototipe kejadian yang pernah atau mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Ratna (2002: 36), dalam masyarakat terkandung faktafakta yang tak terhitung jumlah dan komposisinya. Fakta-fakta dalam pandangan sosiologi dengan sendirinya dipersiapkan dan dikondisikan oleh masyarakat dan eksistensinya selalu dipertimbangkan dalam antarhubungan dengan fakta sosial lain yang juga telah dikondisikan secara sosial. Fakta sosial sendiri bersumber di dalam masyarakat, baik masyarakat secara keseluruhan maupun kelompok-kelompok tertentu. Menurut Swingewood (1972:14), hubungan antara pengalaman tokoh yang imajiner dengan sejarah, tema, dan gaya merupakan cara yang relevan untuk mengetahui keterkaitan karya sastra dengan pola masyarakat yang terletak di luar teks. Adanya sebuah kebenaran dari sebuah karya sastra dan masyarakat bersandar pada nilai-nilai otentik kemanusiaan, antara lain kebutuhan, aspirasi, dan hasrat yang termediasi melalui interaksi sosial. 2. Kepengarangan dan Produksi Perspektif kedua tentang sosiologi sastra mengambil cara lain dengan memberikan penekanan pada bagian produksi dan lebih khusus pada situasi sosial penulis (Swingewood dan Laurenson, 1972:17). Pendekatan 20 oleh Swingewood dipindahkan dari pembahasan karya sastra ke pembahasan situasi produksi karya sastra, khususnya situasi pengarang. Menurut Ratna (2002:100-101), pola hubungan antara karya sastra dengan masyarakat dipandang sebagai pola yang selalu berada dalam proses perubahan. Dinamika pola hubungan mengimplikasikan pengaruh artistik seni sastra atas struktur sosial dalam kondisi struktur intrinsik karya yang juga berubah. Perubahan struktur sosial sebagai akibat perubahan infrastruktur sosial ekonomi yang mempengaruhi pola perilaku masyarakat secara keseluruhan, termasuk penerimaan terhadap rangsangan-rangsangan etis dan estetis. Sebagian pola perubahan ditranformasikan dan dibakukan dalam kerangka pemahaman praktis untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dapat dimanfaatkan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Karya sastra, sama seperti karya seni pada umumnya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan praktis, yaitu berbagai kebutuhan yang memiliki kaitan dengan ekonomi dan politik. 3. Sejarah dan Karya Sastra Perspektif ketiga menuntut satu keahlian yang lebih tinggi, mencoba melacak bagaimana suatu karya sastra benar-benar diterima oleh masyarakat tertentu pada suatu momen sejarah. Maksudnya, ialah memfokuskan perhatian pada penerimaan masyarakat terhadap karya yang berhubungan dengan cerita yang mengandung unsur sejarah (Swingewood dan Laurenson, 1972:21). Menurut Ratna (2002: 104), novel dianggap sebagai genre yang paling memadai untuk menerjemahkan kompleksitas struktur sosial. Novel dengan 21 demikian merupakan pertemuan antara kesadaran sosial dengan kesadaran tertinggi subjek pengarang (kreator), sekaligus membuktikan kapasitas intuitif sastra dalam merefleksikan keadaan sosial. Unsur-unsur karya sastra, baik dalam bentuk struktur ide, seperti etika, emansipasi, dan religi, maupun dalam bentuk unit-unit sosial, seperti politik, ekonomi, dan hukum dianggap fakta-fakta kultural yang perlu ditampilkan. Sebagai gejala sosial, unsur tersebut merupakan referensi kondisi sosiohistoris tertentu (dalam Ratna, 2002: 340). Pada penelitian ini, penulis akan fokus pada pembahasan karya sebagai cerminan masyarakat yang terdapat dalam novel Orang-Orang Proyek. Penulis juga akan membahas mengenai gagalnya sistem demokrasi yang terjadi pada masa Orde Baru yang tercermin pada novel tersebut. 22 B. Kerangka Pikir Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada tahap awal penulis menentukan objek material dan objek formal sebagai bahan penelitian. Karya sastra sebagai cerminan masyarakat dapat menjadi media untuk meneliti sosiologi sastra. Novel Orang-Orang Proyek dipandang sebagai cerminan masyarakat Indonesia pada Masa Orde Baru. Melalui novel ini pengarang memberikan informasi mengenai sejarah masa lalu. 2. Tahap kedua penulis mulai menentukan latar belakang masalah dan perumusan masalah. Penulis menemukan permasalahan mengenai sistem demokrasi yang dibelenggu oleh penguasa Orde Baru. 3. Tahap ketiga adalah menentukan teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut. Penelitian mengenai cerminan masayarakat masa Orde Baru dalam novel Orang-Orang Proyek dikaji menggunakan analisis sosiologi sastra. 4. Tahap keempat penulis menentukan metode dan teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis mimesis, yaitu mengungkap bagaimana kekuasaan, penguasa yang otoriter, dan kondisi masa Orde Baru 5. Tahap kelima analisis dengan cara mendeskripsikan sistem demokrasi, ketidakadilan hak politik, dan suara masyarakat yang dibelenggu, serta praktik partai politik yang mendominasi. 6. Tahap akhir adalah penarikan kesimpulan, yaitu menyimpulkan hasil analisis permasalahan dari penelitian ini. Berikut bagan kerangka pikir: 23 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Novel Orang-Orang Proyek karya Ahmad Tohari Sosiologi Sastra Kegagalan Sistem Demokrasi Deskripsi kegagalan sistem Situasi sosial dan politik yang demokrasi tercermin pada novel Orang- yang tercermin dalam novel Orang-Orang Proyek Kesimpulan Orang Proyek