“APLIKASI KLINIS FLUID THERAPY PADA ANJING DAN KUCING ” Oleh: Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, MS. Direktur “KLINIK HEWAN JOGJA” Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKH UGM “Seminar dasar-dasar Fluid Therapy dan Aplikasi klinis Fluid therapy pada Anjing dan Kucing” Jakarta, 15 Juni 2015 Anjing dan kucing: hewan kesayangan yang Unik, lucu, menyenangkan HIBURAN KESEJAHTERAAN Trend pasien: dominan Anjing dan Kucing Terjadi hal yang tidak diinginkan: - Kehilangan Cairan Tubuh - Membutuhkan pertolongan Cepat “Emergency” Distribusi Cairan tubuh Dehidrasi Dehidrasi didefinisikan sebagai kekurangan cairan tubuh yang diikuti oleh kehilangan elektrolit, dan perubahan keseimbangan asam-basa (Lorenz et al, 1987). Apa yang menyebabkan cairan tubuh menurun ? Kehilangan cairan tubuh : diare, muntah, pendarahan, terbakar, poliuria dll. Dilatasi pembuluh darah, turunnya output darah (blood flow), turunnya kemampuan jantung memompa darah Kondisi klinis yang menyebabkan kehilangan cairan: Gangguan gastrointestinal : muntah, Diare, Drainase fistula, Infeksi, Obstruksi usus, Demam, dan Luka bakar (Bukowski dan Aiello, 2008) Elektrolit Normal Serum (mEq/l) Na+ Anjing Kucing K+ Ca ++ 143 - 153 4,2 - 5,4 5,0 - 6,1 146 - 156 3,2 - 5,5 4,9 - 5,5 Mg++ 0,43 0,60 0,43 0,70 HPO4 Cl - HCO3 3,2 - 8,1 100-120 18-25 3,2 - 6,5 114-126 18-22 Perubahan Elektrolit Gangguan Air Gastritis/muntah Loss Diare Loss Ginjal Akut/Oliguria Loss Terbakar Loss Na+ K+ - Ca++ Mg++ HPO4 Cl- HCO3 Terapi Cairan (Fluid Therapy)? • Terapi cairan merupakan tindakan pengobatan esensial untuk pasien dalam kondisi kritis atau memerlukan perawatan intensif. (Mar Vista Medical Center, 2006). Isn’t that bandage a little tight? • Tujuan utama dari terapi cairan: – untuk mengatasi dehidrasi, – memulihkan volume sirkulasi darah pada keadaan hipovolemia atau shock, – mengembalikan dan mempertahankan elektrolit (Na+ dan K+), dan – Mempertahankan asam basa dalam tubuh ke arah batas normal. Mengapa harus diberi Cairan? Correct dehydration Correct electrolyte abnormalities Correct acid-base abnormalities Prevent dehydration (GI disease) Deliver drugs in a constant-rate infusion Diuresis (renal disease, toxicities) Anesthetic and surgical support (Mar Vista Medical Center, 2006). Mengapa harus diberi Cairan? • Replace fluid deficits (rehydration) • Replace ongoing losses (V, D, burns, etc.) • Improve tissue perfusion • Replace intravascular volume • Fluid diuresis to eliminate toxins • Nutritional support • Replacement of specific components (blood, plasma, etc) • Anesthetic and surgical support (Mensach IVECCS, 2005) Mengapa diberikan cairan selama surgery? 1. Untuk mencegah hipotensi: - vasodilatasi - penurunan fungsi kardiovaskular - kehilangan darah - kehilangan cairan evaporasi 2. Mencegah / keseimbangan asambasa (asidosis) karena: - depresi pernapasan: asidosis respiratorik - Penurunan fungsi jantung: asidosis metabolik (Mar Vista Medical Center, 2006). Evaluasi Kekurangan Cairan (Dehidrasi) Tingkat dehidrasi dievaluasi secara qualitatif Dehidrasi menimbulkan gejala klinis kalau sudah mencapai diatas 5%. Gejala klinis dehidrasi meningkat parah pada waktu tingkat dehidrasi 10 – 12% • Gejala klinis kehilangan cairan tubuh tidak akan terdeteksi sampai tubuh kehilangan cairan mencapai 5 persen dari total berat badan. • Kehilangan yang meningkat sampai melebihi 7%, akan menyebabkan kulit pada mata masuk ke kantung mata (mata cekung) dan elastisitas kulit menurun. • Berat ringannya gejala yang muncul tergantung prosentase cairan yang hilang. • Sirkulasi akan kolap jika kehilangan cairan tubuh mencapai 15%, sedangkan jika sampai mencapai 20% hewan akan mati (Wingfield, 2009). • Gejala klinis dehidrasi yang dapat dipakai sebagai acuan adalah: – hilangnya elastisitas kulit (turgor), – membran mukosa kering, – waktu pengisian kapiler (capillary refilling time) yang bertambah, – dehidrasi yang berat dapat menyebabkan kelelahan, depresi, dan shock, – pemeriksaan laboratorium: PCV dan TPP meningkat, BJ urin lebih dari 1.035 (Hall 1983) Diagnosis Dehidrasi ? • Pemeriksaan fisik • Sejarah penyakit, makan dan minum • Penurunan BB • Jumlah air yang keluar: urin, diare, muntah • Hasil pemeriksaan lab. : – PCV • meningkat – albumin atau total protein plasma (TPP) • meningkat – BUN, creatinine • meningkat Turgor kulit • Elastisitas kulit akan bervariasi tergantung pada jumlah lemak dalam jaringan subkutan • Hewan tua atau hewan kurus mungkin elastisitas kulit berkurang • Hewan gemuk dapat memiliki elastisitas kulit baik meskipun ketika dehidrasi Gejala klinik dehidrasi • <5% • Tidak ada gejala klinis Gejala klinik dehidrasi • 5-6% = “mild dehydration”: • Membrana mukosa kering • Turgor kulit sedikit turun Gejala klinik dehidrasi • • • • • 7-8% = “moderate dehydration” Mukosa mulut kering Turgor kulit turun CRT 2-3 detik Depresi, mata masuk ke kantong mata Gejala klinik dehidrasi • • • • • • 10-12% = “severe dehydration” Turgor kulit sangat turun CRT >3 sec Markedly sunken eyeballs Ekstrimitas dingin +/- shock Gejala klinik dehidrasi • 12-15% : shock, diikuti kematian Ringkasan Tingkat Dehidrasi Dehidrasi < 5% : kalau dari anamnesa ada informasi kehilangan cairan tubuh (muntah, diare, pendarahan, dll.) 5 – 6% : turgor kulit sedikit menurun, membrana mukosa mengering 7 – 8% : turgor kulit menurun, mukosa mulut kering, pulsus normal, agak tachycardia,kencing berkurang. 9 – 10% : turgor kulit turun, mukosa kering, mata kering, oliguria, pulsus cepat, tachycardia, mukosa kering dan pucat. 10 - 12% 12 -15% : turgor kulit sangat turun, mukosa membran kering, pulsus cepat dan lemah, napas cepat, depresi mental, hypothermia, gemetar, ektremitas dingin. : shock berat, diikuti dengan kematian Tanda-tanda Klinis dan Perkiraan Prosentase Kehilangan Darah Klas 1 Kehilagan darah sampai 15% Tachicardia sedang, tekanan darah, pulsus dan respirasi belum terpengaruh Klas 2 Kehilangan darah 15% - 30% Tachicardia, tachypnea, pulsus lemah. Klas 3 Kehilangan darah 30% - 40% Mukosa pucat, CRT lemah, tachicardia, tachypnea, depresi, tekanan darah turun. Klas 4 Kehilangan darah > 40% Sangat pucat/membrana mukosa putih, CRT sangat lemah, ektremitas dingin, tachicardia, tachypnea, pulsus lembut seperti meraba benang,tekanan darah turun, delirium, depresi. . Kebutuhan volume Cairan Kebutuhan volume Cairan Jumlah cairan yang diperlukan untuk penggantian cairan yang hilang bergantung atas status dari hewan. Perhatian pertama ditujukan pada status volume darah, dan perhatian selanjutnya ditujukan pada pengembalian total air tubuh dan elektrolit. Tiga fase dalam terapi cairan, yaitu emergensi (darurat), replacement (penggantian), fase maintenan (mempertahankan). Fase emergensi adalah cairan yang harus segera diberikan ke dalam tubuh hewan akibat tubuh kehilangan cairan yang banyak dalam waktu singkat seperti pada : kasus kecelakaan, operasi bedah yang mengakibatkan banyak darah yang keluar, luka bakar. • Fase replacement adalah pemberian cairan yang harus diberikan ke dalam tubuh hewan selama periode dehidrasi. • Fase ini berdasarkan atas kebutuhan cairan untuk mengembalikan: – status cairan tubuh hewan menjadi normal, – penggantian cairan tubuh yang hilang secara normal, – dan mengganti cairan tubuh yang hilang secara abnormal (Lorenz et al., 1987). Seorang klinikus harus menyediakan waktu yang khusus untuk merencanakan terapi cairan supaya tidak terjadi kecerobohan dalam pemberian dan pemilihan cairan. Pendekatan ini dilakukan untuk menghindari pemberian cairan berlebih pada pasien anjing kecil atau pemberian cairan yang kurang jumlahnya pada pasien anjing besar. • Cairan yang hilang akibat dehidrasi harus diganti dalam jangka waktu 24 jam. • Jumlah yang dibutuhkan bergantung atas prosentase (%) tingkat dehidrasi, proses penyakit dan pertimbangan dokter • Kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Jumlah cairan yang diperlukan = % Dehidrasi x Berat badan (Kg) x 1000 ml • Kekurangan cairan dikalkulasi dari presentase dehidrasi : % dehidrasi x berat badan x 1000 = defisit cairan dalam ml Contoh : anjing 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5%, maka defisit cairan : 5/100 x 20 x 1000 = 1000 ml • Pada waktu memberikan cairan pengganti, hewan harus diamati terhadap kemungkinan terjadinya overhidrasi dengan memeriksa: – – – – – – turgor kulit, suhu tubuh, kecepatan pulsus dan respirasi, warna dan kelembaban selaput mukosa, produksi urin, dan auskultasi jantung dan paru-paru secara rutin (Hall, 1983). Perhitungan kekurangan cairan tubuh Perhitungan kekurangan cairan tubuh • Perhitungan perkiraan jumlah kekurangan cairan tubuh dengan memperhatikan: – Perkiraan cairan tubuh yang hilang dari normal, – maintenan harian cairan tubuh, dan – kehilangan cairan tubuh secara abnormal. • Perkiraan cairan tubuh yang hilang adalah – jumlah dari cairan tubuh hewan yang hilang sebelum pasien /hewan dibawa ke dokter hewan, – diperkirakan dari sejarah penyakit, – hasil pemeriksaan fisik, – perubahan berat badan hewan, – dan data laboratorium. • Cairan maintenan adalah cairan dalam tubuh pasien yang hilang secara normal, dibedakan menjadi dua: – Pertama kehilangan yang dapat diukur, yang keluar dalam bentuk urin (sensible loss). Volumenya sebanyak 2/3 dari total volume cairan maintenan (27 – 40 ml/kg BB/hari). – Kedua, kehilangan cairan secara normal yang tidak dapat diukur (insensible loss) yaitu cairan yang hilang pada saat respirasi, terengah-engah dan keringat, dan melalui feses. Volumenya sebanyak 1/3 dari volume cairan maintenan (13 – 20 ml/kgBB/hari). Total volume cairan maintenan yang dibutuhkan berkisar 40 – 60 ml/kgBB/hari. • Pada pasien yang tidak mau makan dan minum, kebutuhan air dan energi adalah sama. 1 kcal energi = 1 ml air • Diperkirakan kebutuhan air yang diperlukan meliputi 50 ml/kgBB/hari, sehingga untuk memperoleh hasil yang lebih akurat disarankan menggunakan perhitungan: • Kebutuhan cairan untuk maintenance = {(30x kgBB) + 70} (Wingfield, 2009). • Pada anjing yang shock diperlukan dosis cairan 40-90 ml/kg/jam • sedangkan pada kucing 20 – 60 ml/Kg/jam (Baldwin, 2001b). Volume Terapi Cairan = • • Kekurangan cairan + maintenance volume per hari + abnormal cairan yang hilang Kekurangan cairan dikalkulasi dari presentase dehidrasi : % dehidrasi x berat badan x 1000 = defisit cairan dalam ml Contoh : anjing 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5%, maka defisit cairan : 5/100 x 20 x 1000 = 1000 ml Berapa banyak terapi cairan untuk 24 jam dengan berat badan 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5% ? • Maintenance fluids : Kcal energi/hari = ( 30 x kgBB) + 70 = ml/hari Berat anjing 20 kg ( 30 x 20 ) + 70 = 670 ml/hari • Jadi kalau defisit cairan misal 1.000 ml dan kehilangan cairan yang lain misal 400 ml Volume cairan untuk 1 hari = 1.000 + 670 + 400 = 2.070 ml Table Daily water requirements for cats Body weight (kg) Total water mL/day mL/hr 1.0 80 3 1.5 108 5 2.0 134 6 2.5 159 7 3.0 182 8 3.5 204 9 4.0 226 9 4.5 147 10 5.0 267 11 Table Daily water requirements for dogs Body weight (kg) Total water mL/day mL/hr 1 132 6 2 222 9 3 301 13 4 373 16 5 441 18 10 742 31 20 1.248 52 30 1.692 71 40 2.100 87 50 2.481 103 Calculating Fluid Requirements in Hospitalized Animals • Replacement fluids (80% of deficit) plus • Maintenance fluids plus • On-going losses equals Total Fluid needs over 1st 24 HRS (Thomson Delmar, 2004) Calculating Fluid Volumes • Must consider that animals require fluids for the following: – Rehydration – Maintenance – Ongoing fluid loss • Make sure the units of measure are the same when performing these calculations • Make sure the volumes make sense; we don’t give 1,000 liters to a 2 kg cat (Thomson Delmar, 2004) Pilihan untuk terapi cairan Prinsip Dasar Terapi Cairan • Keseimbangan cairan • Elektrolit • pH (Asam - Basa) • Tekanan osmotik Types of Crystalloids • Isotonic – – – – 0.9% sodium chloride (normal saline) Lactated Ringer’s solution Normosol Plasmalyte • Hypotonic – 5% dextrose in water (D5W) – ¼ NS (0.25% normal saline) – ½ NS (0.45% normal saline) • Hypertonic – 0.9% normal saline with 5% dextrose – 10% dextrose in water – 3% normal saline © 2004 by Thomson Delmar Learning, a part of the Thomson Corporation. Types of Colloids Colloid solutions are fluids with large molecules that enhance the oncotic force of blood, causing fluid to move from the interstitial and intracellular spaces into the vascular space • Natural Blood products: • Synthetic – Dextrans – Whole blood – Oxypolygelatin – Plasma, albumin – Hetastarch – Platelet-rich plasma – Oxyglobin – Packed RBC’s – “Parvo serum” Tranfusi Darah • Contoh cairan infus : Ringers Dextrose, Lactat Ringers/ Hartman, Saline/NaCl, Dextrose • Contoh infus set • Contoh jarum infus : abocat Contoh cairan infus DATA DARI : HANDBOOK FOR THE VETERINARY PRACTITIONER VOLUME 1 DATA DARI : HANDBOOK FOR THE VETERINARY PRACTITIONER VOLUME 1 Rute Pemberian Terapi Cairan?? Rute pemberian Cairan Per Oral • Jika pasien mau minum dan tidak muntah lagi, pemberian secara oral merupakan pilihan yang paling baik. • Contoh larutan yang diberikan secara oral adalah Entrolit, Pedialit, dan Gatorade. • Jika pasien tidak mau minum, pemberian peroral dapat dilakukan dengan menggunakan syring, cairan disemprotkan melalui pipi di gigi geraham. • Pemberian peroral adalah pemberian cairan yang paling murah dan ekonomis dalam pemberian suplemen nutrisi, dengan asumsi muntah atau gangguan gastrointestinal tidak berat (Baldwin, 2001a). Per oral – Jika gastrium bekerja dengan baik, tidak ada atau sedikit muntah – Merupakan rute yang paling aman Subcutaneus • Pemberian cairan secara subcutaneus dilakukan jika tingkat dehidrasi ringan, dan hewan terlihat sedikit agresif. • Larutan yang digunakan adalah larutan isotonik dan jumlah yang diberikan tidak lebih dari 5 sampai 10 ml pada setiap injeksi. • Pemberian atau tempat penyuntikan larutan harus aseptik dan dilakukan pada berbagai lokasi untuk memenuhi volume cairan yang dibutuhkan oleh hewan. • Kecepatan penyerapan larutan subcutaneus ditentukan oleh kondisi tubuh pasien. • Secara umum, penyerapan larutan secara subcutaneus berlangsung selama 6 sampai 8 jam. • Jika larutan yang disuntikan masih tertahan dalam periode waktu tersebut, dianjurkan pemberian larutan secara intravena dulu untuk mempercepat perfusi carian perifer (Mar Vista Animal Medical Center, 2006). Subcutaneous – Works well in most animal – Sometimes need to use multiple sites – Can’t add glucose, large quantity KCl, or some drugs – No MICRO drip for subcutan Subcutan fluid therapy Subcutan fluid therapy Intravena • Pemberian cairan secara intravena dilakukan jika tingkat dehidrasi yang diderita oleh hewan mencapai 7% atau lebih. • Lokasi tempat pemberian secara intravena yaitu vena periperal (misal vena cephalica, vena saphena, vena jugularis), dan intraosseus (Baldwin, 2001). • Pemberian secara intravena juga dilakukan untuk perbaikan volume cairan ekstraseluler yang harus segera dilakukan pada kasus hemorhagic shock karena luka atau operasi (bedah) (Baldwin, 2001a). Intravena Intravenous – Merupakan rute terbaik – Kemungkinan masalah: • Volume overload • Catheter reactions (swelling, fever) – 24-hour maintenance • Efek samping pemberian secara intravena yaitu : – dapat menimbulkan phlebitis, septicemia, dan overhidrasi, – memerlukan waktu pemberian yang lama, – memerlukan asisten untuk restrain pasien. • Penggunaan kateter yang lama (menetap) kadang-kadang dapat menimbulkan komplikasi: seperti – – – – thromboplebitis, thromboembolism, septikemia, dan bakterial endocarditis. Untuk mengurangi efek dari iv dianjurkan : • penggunaan cateter menetap bila diperlukan, • pertahankan kondisi seaseptik mungkin saat pemasangan cateter, • letakan tampon yang berisi betadin diatas tempat masuknya kateter ke kulit, • periksa secara rutin kulit disekitar tempat masuknya kateter, terutama adanya kemerahan, dan bengkak dan periksa adanya demam, leukositosis atau aritmia. Jika gejala itu teramati segera cabut kateter dan berikan antibiotika pada pasien, • jika harus menggunakan kateter dalam waktu lama, bila menungkinkan ganti kateter setiap 4-5 hari dengan yang baru (Mar Vista Animal Medical Center, 2006). IV Catheters • Size: GAUGES • Kecil - besar Taping So How Is It Delivered? • Infusion pump (easy) • IV drip set: drops per ml written on package • Regular Drip sets have 10, 15, or 20 drops per ml – Med – large dogs • Micro drip sets have 60 drops per ml – Small dogs - cats Intraperitoneal • Pemberian larutan secara intraperitoneal sangat cepat, mudah dan cairan yang diberikan akan segera direabsorbsi untuk meningkatkan sirkulasi volume cairan. • Akan tetapi pemberian secara intraperitoneal – sangat potensial menyebabkan peritonitis karena bakteri, – luka viscera, – dan menurunkan ventilasi respirasi karena mengganggu pergerakan diafragma, – bahkan cairan yang diberikan dapat masuk ke rongga dada. • Saat ini pemberian larutan secara intraperitoneal tidak dianjurkan lagi (Baldwin, 2001a). INTRAOSSEOUS • If situation is dire and no vein accessible • Into the medullary (bone marrow) cavity of long bones – Femur or Humerus are commonly used • Used frequently in birds Intraoseus fluid therapy Kecepatan Pemberian Cairan Kecepatan pemberian cairan • Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan pemberian cairan adalah : – rute yang digunakan, – kehadiran penyakit primer, – kondisi klinis pasien, – tujuan terapi, – komposisi cairan yang diberikan, – kesulitan restrain yang diperlukan. • Secara umum Formula yang dapat digunakan sebagai acuan memperkirakan kecepatan maksimal yang aman untuk pemberian infuse intravena : Berat badan (kg) x 90 = .... ml larutan/jam atau kecepatan pemberian cairan dapat diberikan sebanyak 70-80 tetes per menit, tergantung ukuran hewan. (2004 by Thomson Delmar, 2004) Kecepaatan infus • Kecepatan tergantung dari tingkat dehidrasi • Idealnya, pemberian cairan diberikan dalam waktu selama 24 jam. • Cairan disimpan dalam botol atau kantong cairan, disertakan cara pemberian • Cairan dapat diberikan : – Dewasa (anjing sedang sampai besar) biasanya kecepatan 15 - 20 tetes/ml – Kucing atau anjing kecil biasanya kecepatan 60 tetes/ml Risiko Pemberian Cairan Risiko Pemberian Cairan • Jika pemberian cairan dilakukan secara berlebihan, maka risiko yang paling sering terjadi adalah overhidrasi. • Gejala kelebihan cairan akan ditunjukan dengan – edema pulmonum sebagai gejala akhir, – gejala yang mengawali adalah: gelisah, menggigil, takikardia, keluar leleran serous dari hidung, takipnea, batuk, mata mendelik, muntah, dan diare (Baldwin, 2001b). • Kesalahan umum yang sering dilakukan pada terapi cairan diantaranya: – tidak menimbang berat badan pasien, – memberikan cairan yang mengandung kadar natriun yang tinggi pada pasien yang berisiko edema, – memberikan furosemid pada penderita yang sedang mendapatkan terapi cairan, – tidak memperhitungkan kebutuhan kalium pasien atau pasien tidak cukup mendapat kalium dari infus yang digunakan – memberikan cairan yang berlebihan pada penderita gagal ginjal, – memberikan cairan terlalu lambat pada penderita shock (Willyanto, 2010). Monitoring selama terapi cairan • Timbang berat badan setiap hari Monitoring selama terapi cairan • Auskultasi paruparu: – Crackles – Wheezes – Nasal discharge • Serous Monitoring selama terapi cairan • Volume urine Monitoring selama terapi cairan • Central venous pressure (CVP) Monitoring selama terapi cairan • Overdosis: –Serous nasal discharge –Dyspnea, crackles –Restlessness –Decreased PCV, TP –Increased BP • Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat mengancam jiwa pasien, maka perlu dilakukan monitoring terhadap kondisi pasien secara regular setiap 4 jam dan dicatat kondisi selama 24 jam termasuk jumlah urin yang dikeluarkan. • Parameter yang harus dicatat dan frekuensi monitoring tergantung atas kasus pasien, sebaiknya semua hal tentang perkembangan pasien dicatat sehingga dapat data yang lengkap dari pasien. • Untuk monitoring terapi cairan hal-hal yang perlu dicatat juga adalah – – – – – PCV, total protein plasma, berat badan, BUN, elektrolit serum terutama Natrium dan Kalium (Baldwin, 2001a). DAFTAR PUSTAKA • • • • • • • • • • Bukowski JA, Aiello SE. 2008. Dog and Cat Diarrhea. Vet-approved pet information.http://webvet.com. Tanggal 3 Desember 2009. Baldwin K. 2001a. Transfusion Medicine for the companion animal. Atlanticcoast veteriner conference (ACVC) http://www.vin.com. Tgl akses 3 Desember 2009. Baldwin K. 2001b. Fluid Therapy for the companion animal. Atlantic coast veteriner conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3 Desember 2009. Baldwin K. 2001c. Intravenous and Intraosseus Catheter Placement in the companion animal. Atlantic coast veteriner conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3 Desember 2009 Hartanto, WW. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi Klinik dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung. Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, Electrolyte and Acid Base Balance. 5th Ed. Missouri, ElseiverMosby. Wingfield WE. 2009. Fluid and Elektrolite therapy. http://www. cvmbs.colostate.edu/clinsci/wing/fluids/fluids.htm. 22 mei 2009 Krina Erawan. Fluid Therapy TERIMAKASIH Pilihan untuk terapi cairan • Jenis cairan yang digunakan dalam terapi cairan dikelompokkan menjadi larutan kristaloid dan koloid. • Larutan kristaloid adalah larutan yang dapat menembus membran sel dengan mudah. • Larutan ini mengandung elektrolit dalam berbagai macam komposisi. • Kandungan utamanya adalah natrium. • Apabila dimasukkan ke dalam tubuh, lebih dari 75% larutan kristaloid akan meninggalkan ruang intravaskular dalam waktu 30 menit setelah pemberian (Willyanto, 2010). Larutan koloid • Larutan koloid adalah larutan yang memiliki osmolalitas lebih tinggi dari cairan ekstraseluler. • Larutan koloid tidak dapat menembus dinding pembuluh darah dan menjaga tekanan osmotik cairan darah. • Pemberian cairan koloid bersamaan dengan cairan kristaloid pada waktu resusitasi atau maintenance akan memulihkan dan mempertahankan tekanan intravaskular. • Gambar 1 : Potongan melintang kapiler. • Molekul koloid terlalu besar untuk melewati membran sehingga tetap di dalam kapiler (Ettinger dan Feldman, 2005) Larutan Kristaloid • Secara umum larutan polionik dan isotonic seperti larutan laktat ringer adalah larutan serbaguna karena komposisinya mirip dengan larutan ekstraselular. • Laktat ringer adalah larutan alkalin karena mengandung laktat sebagai precursor bicarbonate. • Larutan ringer mengandung sejumlah chlor sebagai pengganti laktat yang berfungsi sebagai larutan penetral asam. • Laktat ringer dan larutan ringer mengandung kalium (kalium) dalam jumlah kecil. • Penambahan kalium chlorida (KCl) pada larutan diperlukan untuk pasien dengan kondisi kehilangan kalium yang banyak (hipokalemia) (Hall, 1983; Lorenz et al., 1987). Larutan hipotonik • Larutan hipotonik adalah larutan yang memiliki osmolalitas lebih rendah dari serum darah (cairan ekstraseluler) • Contoh larutan hipotonik adalah – 0,45% NaCl atau – 2,5% dektrose/NaCl. • Larutan ini tidak digunakan dalam keadaaan shock, tetapi dapat digunakan sebagai cairan maintenance pada pasien yang memiliki risiko retensi cairan atau gagal jantung. Larutan isotonik • Larutan isotonik adalah larutan yang memiliki osmolalitas sama dengan serum darah. • Sangat berguna untuk maintenance dan terapi shock. • Contoh larutan isotonik: – NaCl 0,9% – Lactated ringer’s solution, dan – Normosol Natrium chloride (0.9%) • Natrium chloride (0.9%) atau saline sering disebut larutan fisiologis, mengandung 154 mEq natrium (Na) dan 154 mEq Chloride. • Tidak mengandung kalsium, kalium, dan magnesium. • Konsentrasi natrium (Na) mirip dengan cairan ekstraselular tetapi konsentrasi chloridanya lebih tinggi. • Peningkatan jumlah chloride dapat menyebabkan keasaman cairan ekstraselular meningkat (hiperchloremik metabolic acidosis). • Larutan ini harus dihindari pada pasien yang menderita gagal jantung, hipertensi, dan asidosis metabolik (Baldwin, 2001b). Larutan lactate ringers solution (LRS) • Larutan lactate ringers solution (LRS) mengandung kalsium, kalium dan laktat. • Kandungan laktatnya akan diubah menjadi karbonat oleh hati. • Larutan ini harus dihindari pada pasien penderita penyakit hati, kanker, hiperkalsemia, dan hiperkalemia. • Normosol menyerupai LRS tetapi mengandung magnesium dan mengandung asetat dan glukonat, asetat dan glukonat dimetabolisme di otot (Willyanto, 2010). Larutan hipertonik • Larutan hipertonik adalah larutan yang memiliki osmolalitas lebih tinggi dari serum. • Contohnya adalah 7,5% NaCl. • Cairan ini baik diberikan pada penderita shock untuk meningkatkan tekanan intravaskular. • Biasanya diberikan dalam bentuk bolus kecil (3-5ml/kg). • Cairan ini bekerja dengan cara menarik cairan dari rongga interstitial dan intraseluler. • Larutan glukosa 5% juga bersifat isotonis. – Awalnya digunakan untuk menyuplai air untuk mengurangi dehidrasi karena kehilangan air murni (pure water) (hipernatremia) seperti pada kasus kelelahan karena hipertermia. – Air murni tidak dapat diberikan secara parenteral karena bersifat hipotonik dan menyebabkan eritrosit bengkak dan hemolisis. – Karena glukosa 5% tidak mengandung elektrolit maka tidak baik diberikan pada pasien yang kehilangan elektrolit. • Larutan glukosa 10%, 20% dan 50% dapat diberikan secara intravena secara perlahan-lahan sampai terlarut dengan baik. – Awalnya diberikan untuk mensuplai kalori dan penderita diuresis osmotic pada penderita insufisiensi renal. • Larutan glukosa hanya dapat diberikan secara intravena (Baldwin, 2001b). Larutan Koloid • Ada tiga macam larutan koloid sintetik yang biasa digunakan, yaitu • Hetastarch, larutan ini memiliki berat molekul yang lebih tinggi daripada cairan ekstraseluler, karena itu akan tetap berada di dalam buluh darah selama 12 – 48 jam. • Dektran, memiliki berat molekul yang lebih rendah dari hetastarch, tetapi ukuran molekul lebih bervariasi dan memiliki daya osmotik lebih kuat. Berada dalam buluh darah selama 4 – 8 jam. • Oxyglobin adalah larutan hemoglobin sapi yang telah mengalami pemurnian dicampur dalam LRS yang sudah dimodifikasi. – Larutan oxyglobin dapat berfungsi sebagai sistem transportasi oksigen dalam tubuh. Sangat baik diberikan pada penderita anemia hemolitik dan trauma. – Kapasitas pengangkutan oksigen dapat dipertahankan sampai 40 jam (Willyanto 2010). Fluid Additives • Special additives can be supplemented to crystalloid solutions • When administering additives, it is important to remember to withdraw and discard an amount of fluid equal to the amount of additive being supplemented • Types of additives: – – – – – 50% dextrose Potassium Sodium bicarbonate Calcium Vitamins © 2004 by Thomson Delmar Learning, a part of the Thomson Corporation. Additives Always label the fluid bag with the amount and concentration of all additives immediately! Date fluids Drops per minute can be calculated the following formula (Davis, 2008) Drops size Formula 10 drop / ml (mL/hr) : 6 = drop/min 15 drop / ml (mL/hr) : 4 = drop/min 20 drop / ml (mL/hr) : 3 = drop/min 60 frop / ml (mL/hr) : 1 = drop/min