“APLIKASI KLINIS FLUID THERAPY PADA ANJING DAN KUCING ”

advertisement
“APLIKASI KLINIS FLUID THERAPY
PADA ANJING DAN KUCING ”
Oleh:
Prof. Dr. drh. Ida Tjahajati, MS.
Direktur “KLINIK HEWAN JOGJA”
Dosen Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKH UGM
“Seminar dasar-dasar Fluid Therapy dan
Aplikasi klinis Fluid therapy pada Anjing dan Kucing”
Jakarta, 15 Juni 2015
Anjing dan kucing: hewan kesayangan yang Unik, lucu,
menyenangkan  HIBURAN  KESEJAHTERAAN
Trend pasien: dominan Anjing dan Kucing
Terjadi hal yang tidak diinginkan:
- Kehilangan Cairan Tubuh -
Membutuhkan pertolongan Cepat
“Emergency”
Distribusi Cairan tubuh
Dehidrasi
 Dehidrasi didefinisikan sebagai
kekurangan cairan tubuh yang
diikuti oleh kehilangan
elektrolit, dan perubahan
keseimbangan asam-basa
(Lorenz et al, 1987).
Apa yang menyebabkan cairan tubuh
menurun ?
 Kehilangan cairan tubuh : diare, muntah,
pendarahan, terbakar, poliuria dll.
 Dilatasi pembuluh darah, turunnya output
darah (blood flow), turunnya kemampuan
jantung memompa darah
Kondisi klinis yang menyebabkan
kehilangan cairan:







Gangguan gastrointestinal : muntah,
Diare,
Drainase fistula,
Infeksi,
Obstruksi usus,
Demam, dan
Luka bakar (Bukowski dan Aiello, 2008)
Elektrolit Normal Serum (mEq/l)
Na+
Anjing
Kucing
K+
Ca ++
143 - 153
4,2 - 5,4
5,0 - 6,1
146 - 156
3,2 - 5,5
4,9 - 5,5
Mg++
0,43 0,60
0,43 0,70
HPO4
Cl -
HCO3
3,2 - 8,1
100-120
18-25
3,2 - 6,5
114-126
18-22
Perubahan Elektrolit
Gangguan
Air
Gastritis/muntah
Loss
Diare
Loss
Ginjal Akut/Oliguria
Loss
Terbakar
Loss
Na+
K+
-
Ca++
Mg++
HPO4
Cl-
HCO3
Terapi Cairan (Fluid Therapy)?
• Terapi cairan merupakan
tindakan pengobatan
esensial untuk pasien
dalam kondisi kritis atau
memerlukan perawatan
intensif.
(Mar Vista Medical Center, 2006).
Isn’t that
bandage a
little tight?
• Tujuan utama dari terapi cairan:
– untuk mengatasi dehidrasi,
– memulihkan volume sirkulasi darah
pada keadaan hipovolemia atau shock,
– mengembalikan dan mempertahankan
elektrolit (Na+ dan K+), dan
– Mempertahankan asam basa dalam
tubuh ke arah batas normal.
Mengapa harus diberi Cairan?







Correct dehydration
Correct electrolyte abnormalities
Correct acid-base abnormalities
Prevent dehydration (GI disease)
Deliver drugs in a constant-rate infusion
Diuresis (renal disease, toxicities)
Anesthetic and surgical support
(Mar Vista Medical Center, 2006).
Mengapa harus diberi Cairan?
• Replace fluid deficits (rehydration)
• Replace ongoing losses (V, D, burns,
etc.)
• Improve tissue perfusion
• Replace intravascular volume
• Fluid diuresis to eliminate toxins
• Nutritional support
• Replacement of specific components
(blood, plasma, etc)
• Anesthetic and surgical support
(Mensach IVECCS, 2005)
Mengapa diberikan cairan selama surgery?
1. Untuk mencegah hipotensi:
- vasodilatasi
- penurunan fungsi kardiovaskular
- kehilangan darah
- kehilangan cairan evaporasi
2. Mencegah / keseimbangan asambasa
(asidosis) karena:
- depresi pernapasan: asidosis
respiratorik
- Penurunan fungsi jantung:
asidosis metabolik
(Mar Vista Medical Center, 2006).
Evaluasi Kekurangan Cairan (Dehidrasi)
 Tingkat dehidrasi dievaluasi secara qualitatif
 Dehidrasi menimbulkan gejala klinis kalau sudah
mencapai diatas 5%.
 Gejala klinis dehidrasi meningkat parah pada waktu
tingkat dehidrasi 10 – 12%
• Gejala klinis kehilangan cairan tubuh tidak
akan terdeteksi sampai tubuh kehilangan
cairan mencapai 5 persen dari total berat
badan.
• Kehilangan yang meningkat sampai
melebihi 7%, akan menyebabkan kulit pada
mata masuk ke kantung mata (mata
cekung) dan elastisitas kulit menurun.
• Berat ringannya gejala yang muncul
tergantung prosentase cairan yang hilang.
• Sirkulasi akan kolap jika kehilangan cairan
tubuh mencapai 15%, sedangkan jika
sampai mencapai 20% hewan akan mati
(Wingfield, 2009).
• Gejala klinis dehidrasi yang dapat dipakai
sebagai acuan adalah:
– hilangnya elastisitas kulit (turgor),
– membran mukosa kering,
– waktu pengisian kapiler (capillary refilling time)
yang bertambah,
– dehidrasi yang berat dapat menyebabkan
kelelahan, depresi, dan shock,
– pemeriksaan laboratorium: PCV dan TPP
meningkat, BJ urin lebih dari 1.035 (Hall 1983)
Diagnosis Dehidrasi ?
• Pemeriksaan fisik
• Sejarah penyakit, makan dan
minum
• Penurunan BB
• Jumlah air yang keluar: urin,
diare, muntah
• Hasil pemeriksaan lab. :
– PCV
• meningkat
– albumin atau total protein plasma
(TPP)
• meningkat
– BUN, creatinine
• meningkat
Turgor kulit
• Elastisitas kulit akan bervariasi
tergantung pada jumlah lemak dalam
jaringan subkutan
• Hewan tua atau hewan kurus
mungkin elastisitas kulit berkurang
• Hewan gemuk dapat memiliki
elastisitas kulit baik meskipun ketika
dehidrasi
Gejala klinik dehidrasi
• <5%
• Tidak ada gejala
klinis
Gejala klinik dehidrasi
• 5-6% = “mild dehydration”:
• Membrana mukosa kering
• Turgor kulit sedikit turun
Gejala klinik dehidrasi
•
•
•
•
•
7-8% = “moderate dehydration”
Mukosa mulut kering
Turgor kulit turun
CRT 2-3 detik
Depresi, mata masuk ke
kantong mata
Gejala klinik dehidrasi
•
•
•
•
•
•
10-12% = “severe dehydration”
Turgor kulit sangat turun
CRT >3 sec
Markedly sunken eyeballs
Ekstrimitas dingin
+/- shock
Gejala klinik dehidrasi
• 12-15% : shock, diikuti kematian
Ringkasan Tingkat Dehidrasi
Dehidrasi
< 5%
: kalau dari anamnesa ada informasi kehilangan cairan
tubuh (muntah, diare, pendarahan, dll.)
5 – 6%
: turgor kulit sedikit menurun, membrana mukosa
mengering
7 – 8%
: turgor kulit menurun, mukosa mulut kering,
pulsus normal, agak tachycardia,kencing berkurang.
9 – 10% : turgor kulit turun, mukosa kering, mata
kering, oliguria, pulsus cepat, tachycardia, mukosa
kering dan pucat.
10 - 12%
12 -15%
: turgor kulit sangat turun, mukosa membran kering,
pulsus cepat dan lemah, napas cepat, depresi
mental, hypothermia, gemetar, ektremitas dingin.
: shock berat, diikuti dengan kematian
Tanda-tanda Klinis dan Perkiraan Prosentase
Kehilangan Darah
Klas 1 Kehilagan darah sampai 15%
Tachicardia sedang, tekanan darah,
pulsus dan respirasi belum terpengaruh
Klas 2 Kehilangan darah 15% - 30%
Tachicardia, tachypnea, pulsus lemah.
Klas 3 Kehilangan darah 30% - 40%
Mukosa pucat, CRT lemah, tachicardia,
tachypnea, depresi, tekanan darah
turun.
Klas 4 Kehilangan darah > 40%
Sangat pucat/membrana mukosa putih,
CRT sangat lemah, ektremitas dingin,
tachicardia, tachypnea, pulsus lembut
seperti meraba benang,tekanan darah
turun, delirium, depresi.
.
Kebutuhan volume Cairan
Kebutuhan volume Cairan
 Jumlah cairan yang diperlukan untuk
penggantian cairan yang hilang
bergantung atas status dari hewan.
 Perhatian pertama ditujukan pada
status volume darah, dan
 perhatian selanjutnya ditujukan pada
pengembalian total air tubuh dan
elektrolit.
 Tiga fase dalam terapi cairan, yaitu
 emergensi (darurat),
 replacement (penggantian),
 fase maintenan (mempertahankan).
 Fase emergensi adalah cairan yang harus segera diberikan
ke dalam tubuh hewan akibat tubuh kehilangan cairan yang
banyak dalam waktu singkat seperti pada :
 kasus kecelakaan,
 operasi bedah yang mengakibatkan banyak darah yang keluar,
 luka bakar.
• Fase replacement adalah
pemberian cairan yang harus
diberikan ke dalam tubuh
hewan selama periode
dehidrasi.
• Fase ini berdasarkan atas
kebutuhan cairan untuk
mengembalikan:
– status cairan tubuh hewan
menjadi normal,
– penggantian cairan tubuh yang
hilang secara normal,
– dan mengganti cairan tubuh
yang hilang secara abnormal
(Lorenz et al., 1987).
 Seorang klinikus harus menyediakan
waktu yang khusus untuk merencanakan
terapi cairan supaya tidak terjadi
kecerobohan dalam pemberian dan
pemilihan cairan.
 Pendekatan ini dilakukan untuk
menghindari pemberian cairan berlebih
pada pasien anjing kecil atau pemberian
cairan yang kurang jumlahnya pada
pasien anjing besar.
• Cairan yang hilang akibat dehidrasi harus diganti
dalam jangka waktu 24 jam.
• Jumlah yang dibutuhkan bergantung atas
prosentase (%) tingkat dehidrasi, proses penyakit
dan pertimbangan dokter
• Kebutuhan untuk mengatasi dehidrasi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Jumlah cairan yang diperlukan =
% Dehidrasi x Berat badan (Kg) x 1000 ml
• Kekurangan cairan dikalkulasi dari presentase dehidrasi :
% dehidrasi x berat badan x 1000 = defisit cairan dalam ml
Contoh : anjing 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5%,
maka defisit cairan : 5/100 x 20 x 1000 = 1000 ml
• Pada waktu memberikan cairan
pengganti, hewan harus diamati
terhadap kemungkinan terjadinya
overhidrasi dengan memeriksa:
–
–
–
–
–
–
turgor kulit,
suhu tubuh,
kecepatan pulsus dan respirasi,
warna dan kelembaban selaput mukosa,
produksi urin, dan
auskultasi jantung dan paru-paru secara
rutin (Hall, 1983).
Perhitungan kekurangan cairan
tubuh
Perhitungan kekurangan cairan tubuh
• Perhitungan perkiraan jumlah kekurangan
cairan tubuh dengan memperhatikan:
– Perkiraan cairan tubuh yang hilang dari normal,
– maintenan harian cairan tubuh, dan
– kehilangan cairan tubuh secara abnormal.
• Perkiraan cairan tubuh yang hilang adalah
– jumlah dari cairan tubuh hewan yang hilang
sebelum pasien /hewan dibawa ke dokter
hewan,
– diperkirakan dari sejarah penyakit,
– hasil pemeriksaan fisik,
– perubahan berat badan hewan,
– dan data laboratorium.
• Cairan maintenan adalah cairan dalam tubuh
pasien yang hilang secara normal, dibedakan
menjadi dua:
– Pertama kehilangan yang dapat diukur, yang keluar
dalam bentuk urin (sensible loss).
Volumenya sebanyak 2/3 dari total volume cairan
maintenan (27 – 40 ml/kg BB/hari).
– Kedua, kehilangan cairan secara normal yang tidak
dapat diukur (insensible loss) yaitu cairan yang
hilang pada saat respirasi, terengah-engah dan
keringat, dan melalui feses.
Volumenya sebanyak 1/3 dari volume cairan
maintenan (13 – 20 ml/kgBB/hari).
Total volume cairan maintenan yang dibutuhkan
berkisar 40 – 60 ml/kgBB/hari.
• Pada pasien yang tidak mau makan dan minum, kebutuhan
air dan energi adalah sama. 1 kcal energi = 1 ml air
• Diperkirakan kebutuhan air yang diperlukan meliputi 50
ml/kgBB/hari, sehingga untuk memperoleh hasil yang lebih
akurat disarankan menggunakan perhitungan:
• Kebutuhan cairan untuk maintenance = {(30x kgBB) + 70}
(Wingfield, 2009).
• Pada anjing yang shock diperlukan dosis cairan 40-90
ml/kg/jam
• sedangkan pada kucing 20 – 60 ml/Kg/jam
(Baldwin, 2001b).
Volume Terapi Cairan =
•
•
Kekurangan cairan + maintenance volume per hari +
abnormal cairan yang hilang
Kekurangan cairan dikalkulasi dari presentase dehidrasi :
% dehidrasi x berat badan x 1000 = defisit cairan dalam ml
Contoh : anjing 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5%, maka
defisit cairan : 5/100 x 20 x 1000 = 1000 ml
Berapa banyak terapi cairan untuk 24 jam dengan berat
badan 20 kg dengan tingkat dehidrasi 5% ?
• Maintenance fluids :
Kcal energi/hari = ( 30 x kgBB) + 70 = ml/hari
Berat anjing 20 kg  ( 30 x 20 ) + 70 = 670 ml/hari
• Jadi kalau defisit cairan misal 1.000 ml dan kehilangan
cairan yang lain misal 400 ml
 Volume cairan untuk 1 hari =
1.000 + 670 + 400 = 2.070 ml
Table Daily water requirements for cats
Body weight (kg)
Total water mL/day
mL/hr
1.0
80
3
1.5
108
5
2.0
134
6
2.5
159
7
3.0
182
8
3.5
204
9
4.0
226
9
4.5
147
10
5.0
267
11
Table Daily water requirements for dogs
Body weight (kg)
Total water mL/day
mL/hr
1
132
6
2
222
9
3
301
13
4
373
16
5
441
18
10
742
31
20
1.248
52
30
1.692
71
40
2.100
87
50
2.481
103
Calculating Fluid Requirements in
Hospitalized Animals
• Replacement fluids (80% of deficit)
plus
• Maintenance fluids
plus
• On-going losses
equals
Total Fluid needs over 1st 24 HRS
(Thomson Delmar, 2004)
Calculating Fluid Volumes
• Must consider that animals require fluids for the
following:
– Rehydration
– Maintenance
– Ongoing fluid loss
• Make sure the units of measure are the same when
performing these calculations
• Make sure the volumes make sense; we don’t give
1,000 liters to a 2 kg cat
(Thomson Delmar, 2004)
Pilihan untuk terapi cairan
Prinsip Dasar Terapi Cairan
• Keseimbangan cairan
• Elektrolit
• pH (Asam - Basa)
• Tekanan osmotik
Types of Crystalloids
• Isotonic
–
–
–
–
0.9% sodium chloride (normal saline)
Lactated Ringer’s solution
Normosol
Plasmalyte
• Hypotonic
– 5% dextrose in water (D5W)
– ¼ NS (0.25% normal saline)
– ½ NS (0.45% normal saline)
• Hypertonic
– 0.9% normal saline with 5% dextrose
– 10% dextrose in water
– 3% normal saline
© 2004 by Thomson Delmar Learning, a
part of the Thomson Corporation.
Types of Colloids
Colloid solutions are fluids with large molecules that
enhance the oncotic force of blood, causing fluid to
move from the interstitial and intracellular spaces into
the vascular space
• Natural Blood products: • Synthetic
– Dextrans
– Whole blood
– Oxypolygelatin
– Plasma, albumin
– Hetastarch
– Platelet-rich plasma
– Oxyglobin
– Packed RBC’s
– “Parvo serum”
Tranfusi Darah
• Contoh cairan infus :
Ringers Dextrose,
Lactat Ringers/
Hartman,
Saline/NaCl,
Dextrose
• Contoh infus set
• Contoh jarum infus :
abocat
Contoh cairan infus
DATA DARI : HANDBOOK FOR THE VETERINARY PRACTITIONER VOLUME 1
DATA DARI : HANDBOOK FOR THE VETERINARY PRACTITIONER VOLUME 1
Rute Pemberian Terapi Cairan??
Rute pemberian Cairan
Per Oral
• Jika pasien mau minum dan tidak muntah lagi,
pemberian secara oral merupakan pilihan yang paling
baik.
• Contoh larutan yang diberikan secara oral adalah Entrolit,
Pedialit, dan Gatorade.
• Jika pasien tidak mau minum, pemberian peroral dapat
dilakukan dengan menggunakan syring, cairan
disemprotkan melalui pipi di gigi geraham.
• Pemberian peroral adalah pemberian cairan yang paling
murah dan ekonomis dalam pemberian suplemen nutrisi,
dengan asumsi muntah atau gangguan gastrointestinal
tidak berat (Baldwin, 2001a).
Per oral
– Jika gastrium
bekerja dengan
baik, tidak ada atau
sedikit muntah
– Merupakan rute
yang paling aman
Subcutaneus
• Pemberian cairan secara subcutaneus dilakukan jika tingkat
dehidrasi ringan, dan hewan terlihat sedikit agresif.
• Larutan yang digunakan adalah larutan isotonik dan jumlah
yang diberikan tidak lebih dari 5 sampai 10 ml pada setiap
injeksi.
• Pemberian atau tempat penyuntikan larutan harus aseptik
dan dilakukan pada berbagai lokasi untuk memenuhi volume
cairan yang dibutuhkan oleh hewan.
• Kecepatan penyerapan larutan subcutaneus ditentukan oleh
kondisi tubuh pasien.
• Secara umum, penyerapan larutan secara subcutaneus
berlangsung selama 6 sampai 8 jam.
• Jika larutan yang disuntikan masih tertahan dalam periode
waktu tersebut, dianjurkan pemberian larutan secara
intravena dulu untuk mempercepat perfusi carian perifer
(Mar Vista Animal Medical Center, 2006).
Subcutaneous
– Works well in most animal
– Sometimes need to use
multiple sites
– Can’t add glucose, large
quantity KCl, or some drugs
– No MICRO drip for
subcutan
Subcutan fluid therapy
Subcutan fluid therapy
Intravena
• Pemberian cairan secara intravena dilakukan
jika tingkat dehidrasi yang diderita oleh hewan
mencapai 7% atau lebih.
• Lokasi tempat pemberian secara intravena
yaitu vena periperal (misal vena cephalica,
vena saphena, vena jugularis), dan intraosseus
(Baldwin, 2001).
• Pemberian secara intravena juga dilakukan
untuk perbaikan volume cairan ekstraseluler
yang harus segera dilakukan pada kasus
hemorhagic shock karena luka atau operasi
(bedah) (Baldwin, 2001a).
Intravena
Intravenous
– Merupakan rute terbaik
– Kemungkinan masalah:
• Volume overload
• Catheter reactions
(swelling, fever)
– 24-hour maintenance
• Efek samping pemberian
secara intravena yaitu :
– dapat menimbulkan phlebitis,
septicemia, dan overhidrasi,
– memerlukan waktu pemberian
yang lama,
– memerlukan asisten untuk
restrain pasien.
• Penggunaan kateter
yang lama (menetap)
kadang-kadang dapat
menimbulkan
komplikasi: seperti
–
–
–
–
thromboplebitis,
thromboembolism,
septikemia, dan
bakterial endocarditis.
Untuk mengurangi efek dari iv dianjurkan :
• penggunaan cateter menetap bila diperlukan,
• pertahankan kondisi seaseptik mungkin saat
pemasangan cateter,
• letakan tampon yang berisi betadin diatas
tempat masuknya kateter ke kulit,
• periksa secara rutin kulit disekitar tempat
masuknya kateter, terutama adanya kemerahan,
dan bengkak dan periksa adanya demam,
leukositosis atau aritmia. Jika gejala itu teramati
segera cabut kateter dan berikan antibiotika
pada pasien,
• jika harus menggunakan kateter dalam waktu
lama, bila menungkinkan ganti kateter setiap 4-5
hari dengan yang baru (Mar Vista Animal Medical
Center, 2006).
IV Catheters
• Size: GAUGES
• Kecil - besar
Taping
So How Is It Delivered?
• Infusion pump (easy)
• IV drip set: drops per ml written on
package
• Regular Drip sets have 10, 15, or 20
drops per ml
– Med – large dogs
• Micro drip sets have 60 drops per ml
– Small dogs - cats
Intraperitoneal
• Pemberian larutan secara intraperitoneal sangat cepat, mudah
dan cairan yang diberikan akan segera direabsorbsi untuk
meningkatkan sirkulasi volume cairan.
• Akan tetapi pemberian secara intraperitoneal
– sangat potensial menyebabkan peritonitis karena bakteri,
– luka viscera,
– dan menurunkan ventilasi respirasi karena mengganggu pergerakan
diafragma,
– bahkan cairan yang diberikan dapat masuk ke rongga dada.
•
Saat ini pemberian larutan secara intraperitoneal tidak
dianjurkan lagi (Baldwin, 2001a).
INTRAOSSEOUS
• If situation is dire and no
vein accessible
• Into the medullary (bone
marrow) cavity of long
bones
– Femur or Humerus are
commonly used
• Used frequently in birds
Intraoseus fluid therapy
Kecepatan Pemberian Cairan
Kecepatan pemberian cairan
• Beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap kecepatan pemberian cairan
adalah :
– rute yang digunakan,
– kehadiran penyakit primer,
– kondisi klinis pasien,
– tujuan terapi,
– komposisi cairan yang diberikan,
– kesulitan restrain yang diperlukan.
• Secara umum Formula yang dapat
digunakan sebagai acuan memperkirakan
kecepatan maksimal yang aman untuk
pemberian infuse intravena :
Berat badan (kg) x 90 = .... ml larutan/jam
atau kecepatan pemberian cairan dapat
diberikan sebanyak 70-80 tetes per menit,
tergantung ukuran hewan.
(2004 by Thomson Delmar, 2004)
Kecepaatan infus
• Kecepatan tergantung dari tingkat dehidrasi
• Idealnya, pemberian cairan diberikan dalam waktu
selama 24 jam.
• Cairan disimpan dalam botol atau kantong cairan,
disertakan cara pemberian
• Cairan dapat diberikan :
– Dewasa (anjing sedang sampai besar) biasanya kecepatan
15 - 20 tetes/ml
– Kucing atau anjing kecil biasanya kecepatan 60 tetes/ml
Risiko Pemberian Cairan
Risiko Pemberian Cairan
• Jika pemberian cairan dilakukan secara
berlebihan, maka risiko yang paling sering
terjadi adalah overhidrasi.
• Gejala kelebihan cairan akan ditunjukan
dengan
– edema pulmonum sebagai gejala akhir,
– gejala yang mengawali adalah: gelisah, menggigil,
takikardia, keluar leleran serous dari hidung,
takipnea, batuk, mata mendelik, muntah, dan
diare (Baldwin, 2001b).
• Kesalahan umum yang sering dilakukan
pada terapi cairan diantaranya:
– tidak menimbang berat badan pasien,
– memberikan cairan yang mengandung kadar
natriun yang tinggi pada pasien yang berisiko
edema,
– memberikan furosemid pada penderita yang
sedang mendapatkan terapi cairan,
– tidak memperhitungkan kebutuhan kalium
pasien atau pasien tidak cukup mendapat
kalium dari infus yang digunakan
– memberikan cairan yang berlebihan pada
penderita gagal ginjal,
– memberikan cairan terlalu lambat pada
penderita shock (Willyanto, 2010).
Monitoring selama terapi cairan
• Timbang berat
badan setiap hari
Monitoring selama terapi cairan
• Auskultasi paruparu:
– Crackles
– Wheezes
– Nasal discharge
• Serous
Monitoring selama terapi cairan
• Volume urine
Monitoring selama terapi cairan
• Central venous
pressure (CVP)
Monitoring selama terapi cairan
• Overdosis:
–Serous nasal discharge
–Dyspnea, crackles
–Restlessness
–Decreased PCV, TP
–Increased BP
• Untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan, yang
dapat mengancam jiwa pasien,
maka perlu dilakukan
monitoring terhadap kondisi
pasien secara regular setiap 4
jam dan dicatat kondisi selama
24 jam termasuk jumlah urin
yang dikeluarkan.
• Parameter yang harus dicatat
dan frekuensi monitoring
tergantung atas kasus pasien,
sebaiknya semua hal tentang
perkembangan pasien dicatat
sehingga dapat data yang
lengkap dari pasien.
• Untuk monitoring terapi
cairan hal-hal yang
perlu dicatat juga
adalah
–
–
–
–
–
PCV,
total protein plasma,
berat badan,
BUN,
elektrolit serum
terutama Natrium dan
Kalium (Baldwin, 2001a).
DAFTAR PUSTAKA
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Bukowski JA, Aiello SE. 2008. Dog and Cat Diarrhea. Vet-approved pet
information.http://webvet.com. Tanggal 3 Desember 2009.
Baldwin K. 2001a. Transfusion Medicine for the companion animal. Atlanticcoast
veteriner conference (ACVC) http://www.vin.com. Tgl akses 3 Desember 2009.
Baldwin K. 2001b. Fluid Therapy for the companion animal. Atlantic
coast veteriner conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3
Desember 2009. Baldwin K. 2001c. Intravenous and
Intraosseus Catheter Placement in the companion animal. Atlantic coast veteriner
conference (ACVC). http://www.vin.com. Tanggal akses 3 Desember 2009
Hartanto, WW. 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit Perioperatif. Bagian Farmakologi
Klinik dan Terapeutik
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Bandung.
Heitz U, Horne MM. 2005. Fluid, Electrolyte and Acid Base Balance. 5th Ed.
Missouri, ElseiverMosby. Wingfield WE. 2009. Fluid and Elektrolite therapy. http://www.
cvmbs.colostate.edu/clinsci/wing/fluids/fluids.htm. 22 mei 2009
Krina Erawan. Fluid Therapy
TERIMAKASIH
Pilihan untuk terapi cairan
• Jenis cairan yang digunakan dalam terapi cairan
dikelompokkan menjadi larutan kristaloid dan koloid.
• Larutan kristaloid adalah larutan yang dapat
menembus membran sel dengan mudah.
• Larutan ini mengandung elektrolit dalam berbagai
macam komposisi.
• Kandungan utamanya adalah natrium.
• Apabila dimasukkan ke dalam tubuh, lebih dari 75%
larutan kristaloid akan meninggalkan ruang
intravaskular dalam waktu 30 menit setelah pemberian
(Willyanto, 2010).
Larutan koloid
• Larutan koloid adalah larutan yang memiliki
osmolalitas lebih tinggi dari cairan
ekstraseluler.
• Larutan koloid tidak dapat menembus dinding
pembuluh darah dan menjaga tekanan
osmotik cairan darah.
• Pemberian cairan koloid bersamaan dengan
cairan kristaloid pada waktu resusitasi atau
maintenance akan memulihkan dan
mempertahankan tekanan intravaskular.
• Gambar 1 : Potongan melintang kapiler.
• Molekul koloid terlalu besar untuk melewati membran sehingga tetap di dalam kapiler
(Ettinger dan Feldman, 2005)
Larutan Kristaloid
• Secara umum larutan polionik dan isotonic seperti larutan
laktat ringer adalah larutan serbaguna karena
komposisinya mirip dengan larutan ekstraselular.
• Laktat ringer adalah larutan alkalin karena mengandung
laktat sebagai precursor bicarbonate.
• Larutan ringer mengandung sejumlah chlor sebagai
pengganti laktat yang berfungsi sebagai larutan penetral
asam.
• Laktat ringer dan larutan ringer mengandung kalium
(kalium) dalam jumlah kecil.
• Penambahan kalium chlorida (KCl) pada larutan diperlukan
untuk pasien dengan kondisi kehilangan kalium yang
banyak (hipokalemia) (Hall, 1983; Lorenz et al., 1987).
Larutan hipotonik
• Larutan hipotonik adalah larutan yang memiliki
osmolalitas lebih rendah dari serum darah
(cairan ekstraseluler)
• Contoh larutan hipotonik adalah
– 0,45% NaCl atau
– 2,5% dektrose/NaCl.
• Larutan ini tidak digunakan dalam keadaaan
shock, tetapi dapat digunakan sebagai cairan
maintenance pada pasien yang memiliki risiko
retensi cairan atau gagal jantung.
Larutan isotonik
• Larutan isotonik adalah larutan yang
memiliki osmolalitas sama dengan
serum darah.
• Sangat berguna untuk maintenance
dan terapi shock.
• Contoh larutan isotonik:
– NaCl 0,9%
– Lactated ringer’s solution, dan
– Normosol
Natrium chloride (0.9%)
• Natrium chloride (0.9%) atau saline sering disebut larutan
fisiologis, mengandung 154 mEq natrium (Na) dan 154 mEq
Chloride.
• Tidak mengandung kalsium, kalium, dan magnesium.
• Konsentrasi natrium (Na) mirip dengan cairan ekstraselular
tetapi konsentrasi chloridanya lebih tinggi.
• Peningkatan jumlah chloride dapat menyebabkan keasaman
cairan ekstraselular meningkat (hiperchloremik metabolic
acidosis).
• Larutan ini harus dihindari pada pasien yang menderita gagal
jantung, hipertensi, dan asidosis metabolik (Baldwin, 2001b).
Larutan lactate ringers solution (LRS)
• Larutan lactate ringers solution (LRS)
mengandung kalsium, kalium dan laktat.
• Kandungan laktatnya akan diubah menjadi
karbonat oleh hati.
• Larutan ini harus dihindari pada pasien penderita
penyakit hati, kanker, hiperkalsemia, dan
hiperkalemia.
• Normosol menyerupai LRS tetapi mengandung
magnesium dan mengandung asetat dan
glukonat, asetat dan glukonat dimetabolisme di
otot (Willyanto, 2010).
Larutan hipertonik
• Larutan hipertonik adalah larutan yang
memiliki osmolalitas lebih tinggi dari serum.
• Contohnya adalah 7,5% NaCl.
• Cairan ini baik diberikan pada penderita
shock untuk meningkatkan tekanan
intravaskular.
• Biasanya diberikan dalam bentuk bolus kecil
(3-5ml/kg).
• Cairan ini bekerja dengan cara menarik
cairan dari rongga interstitial dan
intraseluler.
• Larutan glukosa 5% juga bersifat isotonis.
– Awalnya digunakan untuk menyuplai air untuk mengurangi
dehidrasi karena kehilangan air murni (pure water)
(hipernatremia) seperti pada kasus kelelahan karena
hipertermia.
– Air murni tidak dapat diberikan secara parenteral karena
bersifat hipotonik dan menyebabkan eritrosit bengkak dan
hemolisis.
– Karena glukosa 5% tidak mengandung elektrolit maka
tidak baik diberikan pada pasien yang kehilangan elektrolit.
• Larutan glukosa 10%, 20% dan 50% dapat diberikan
secara intravena secara perlahan-lahan sampai terlarut
dengan baik.
– Awalnya diberikan untuk mensuplai kalori dan penderita
diuresis osmotic pada penderita insufisiensi renal.
• Larutan glukosa hanya dapat diberikan secara
intravena (Baldwin, 2001b).
Larutan Koloid
• Ada tiga macam larutan koloid sintetik yang biasa digunakan,
yaitu
• Hetastarch, larutan ini memiliki berat molekul yang lebih tinggi
daripada cairan ekstraseluler, karena itu akan tetap berada di
dalam buluh darah selama 12 – 48 jam.
• Dektran, memiliki berat molekul yang lebih rendah dari
hetastarch, tetapi ukuran molekul lebih bervariasi dan memiliki
daya osmotik lebih kuat. Berada dalam buluh darah selama 4 –
8 jam.
• Oxyglobin adalah larutan hemoglobin sapi yang telah
mengalami pemurnian dicampur dalam LRS yang sudah
dimodifikasi.
– Larutan oxyglobin dapat berfungsi sebagai sistem transportasi
oksigen dalam tubuh. Sangat baik diberikan pada penderita
anemia hemolitik dan trauma.
– Kapasitas pengangkutan oksigen dapat dipertahankan sampai 40
jam (Willyanto 2010).
Fluid Additives
• Special additives can be supplemented to crystalloid
solutions
• When administering additives, it is important to
remember to withdraw and discard an amount of
fluid equal to the amount of additive being
supplemented
• Types of additives:
–
–
–
–
–
50% dextrose
Potassium
Sodium bicarbonate
Calcium
Vitamins
© 2004 by Thomson Delmar Learning, a
part of the Thomson Corporation.
Additives
 Always label the fluid
bag with the amount
and concentration of
all additives
immediately!
 Date fluids
Drops per minute can be calculated
the following formula (Davis, 2008)
Drops size
Formula
10 drop / ml
(mL/hr) : 6 = drop/min
15 drop / ml
(mL/hr) : 4 = drop/min
20 drop / ml
(mL/hr) : 3 = drop/min
60 frop / ml
(mL/hr) : 1 = drop/min
Download