C idaun – Keyakinan dan kegigihan adalah salah satu modal untuk mengubah nasib manusia. Setelah berupaya bertahun-tahun, akhirnya warga Desa Karangwangi dan Desa Cimahi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur Jawa Barat dapat merasakan air yang mengalir ke kamar mandi di rumah masing-masing serta bergairahnya aktivitas menanam padi dan berkebun. “Selama ini, kami hanya panen padi setahun sekali. Sebab tidak ada irigasi. Sawah kami sawah tadah hujan untuk menanam padi dan cabai,” jelas Ketua Koperasi Cahaya Mandiri Tantan Lesmana kepada media baru-baru ini. Berkat KUR lahan pertanian kembali produktif Tanaman cabai sering gagal panen dan mati kering. Tantan menuturkan, selama bertahuntahun, sekitar 2.800 KK warga Karang wangi menghadapi masalah tidak ada irigasi/pengairan yang berdampak pada tidak maksimalnya mengarap lahan pertanian. Padahal di sekitar desa itu mengalir Sungai Cilaki yang dapat membasahi sawah dan untuk dialirkan ke rumah-rumah. Desa ini berada di atas Sungai Cilaki. Masalahnya, biaya membeli mesin pompa air dan lain-lain menguras kantong sekitar 500 juta. Dari mana warga bisa mengumpulkan biaya nyaris setengah miliar dalam waktu setahun? Mereka adalah warga Kondisi lahan pertanian kering dan tidak produktif menengah ke bawah yang perlu bantuan sebelum adanya sistem irigasi. modal. Doa dan harapan yang digaungkan setiap usai shalat dan melayangkan surat kepada pemerintah meminta bantuan pompa mesin air akhirnya terjawab pada tahun 2016. “Akhirnya, ada pemerhati yang memberikan bantuan untuk membeli mesin pompa air, pipa, membangun bak penampungan air dan lain-lain.” jelas Tantan yang diaminkan oleh Kepala Desa Karangwangi. Selanjutnya, untuk menjalankan pertanian ini, warga masih membutuhkan modal, kami berupaya menjalin kerjasama dengan perbankan untuk dapatkan pinjaman untuk menjalankan operasional pertanian warga dan mendirikan koperasi, ujar Tantan serius. 4. 5. 6. 1. 2. 1. Warga bergotong royong membersihkan jalur untuk aliran irigasi. 2. Gulungan selang air untuk pengairan ke lahan pertanian. 3. Karyawan Bank Artha Graha membantu proses penempatan mesin pompa air. 3. 4. Pemasangan mesin pompa air. 5. Pemasangan pipa air untuk dialirkan kerumah warga Cidaun. 6. Warga Cidaun mencoba air yang mengalir dari bak penampungan membuat pipa air yang dialirkan ke rumah warga yang jika dibentangkan sepanjang 8 km. dengan pipa-pipa itu, air juga dialirkan ke lahan-lahan pertanian. “Kami optimis, dengan kredit produktivitas ini, pendapatan warga yang mayoritas petani akan meningkat. Dan penduduk sudah bisa menikmati air bersih di rumah,” ungkap. Antonius Bayu Putra Pria berusia sekitar 37 tahun mencari cara agar mendapat kredit dari perbankan. Hingga suatu hari, Allah SWT mempertemukan dirinya dengan enterpreneurs muda Antonius Bayu Putra – akrab disapa Bayu – yang bersedia menjadi Bapak Angkat. Dari sinilah kisah membangkitkan perekonomian warga secara ril dimulai. “Pak Bayu menghubungkan kami ke Bank Artha Graha dan dengan senang hati menjadi Bapak Angkat untuk desa kami. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bank Artha Graha yang telah mempercayai kami mengulirkan dana KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk sekitar 3000 KK / warga desa Karangwangi dan Cimahi,” terang Tantan tamatan SMP di Cianjur. Tantan dan seluruh warga bersyukur dengan kredit dari Bank Artha Graha Cabang Bandung, mesin pompa itu sekarang menjadi milik warga dan dapat Tantan menjelaskan, Bank Artha Graha memberikan kredit kepada Koperasi Cahaya Tani Mandiri (CTM) - koperasi warga Karangwangi yang dibentuk pada 23 November 2016 di Kampung Kp. Kubangwangi RT.004/01 Desa Karangwangi Kecamatan. Cidaun Kabupaten Cianjur itu menaungi 30 kelompok petani yang per kelompok beranggota 15-30 orang – serta pendampingan. Warga paham, limpahan bermiliar-milaran dana tanpa manajemen yang professional akan menjadi masalah kelak. Pada awalnya anggota koperasi ini hanya 60 anggota, kini seiring perkembangan, anggota koperasi terus bertambah menjadi 230 anggota serta menyusul 750 calon anggota yang sedang diproses. Koperasi menyediakan pupuk, pestisida dan gudang. Semua modal Koperasi CTM didanai oleh Bank Artha Graha termasuk penyuluh pertanian. “Pak Bayu yang paham dunia bisnis mendampingi kami di koperasi. Kami ingin koperasi kami berkembang dan anggota sejahtera,” ajak Tantan didampingi Sekretaris Koperasi CTM Dede Rosandi, S.Pd. “Pak Bayu menghubungkan kami ke Bank Artha Graha dan Pak Bayu dengan senang hati menjadi Bapak Angkat untuk desa kami. Bagaimana dengan pemasaran produk pertanian? Di mana-mana kendala pemasaran produk pertanian acapkali menjadi problem utama, sebelumnya panen warga dibeli oleh tengkulak dengan harga di bawah pasar. Dengan adanya kerjasama warga dengan Koperasi warga Karangwangi tidak perlu cemas dengan hasil produk pertanian mereka, dikarenakan koperasi akan membeli hasil pertanian mereka dengan harga sesuai pasar. Jika setiap kecamatan bisa mandiri dari swasembada pangan, tidak diragukan lagi pilar ke 7 Nawa Cita Presiden Indonesia Joko Widodo yakni menjaga kedaulatan ketahanan pangan Indonesia bisa mandiri akan terwujud. Nawa Cita tersebut sejalan dengan cita-cita Pembina Artha Graha Peduli, Pak Tomy Winata yang akan membawa 3 juta KK rakyat kelas bawah bisa menjadi kelas menengah, sehingga Indonesia akan menjadi makmur, ada tertera pada pilar ke 4 Artha Graha Peduli Yakni Pemberdayaan Masyarakat. Tantan (tengah baju biru) berdiskusi dengan bapak angkat bayu (kiri Tantan). Kelompok Tani berada di Kantor Koperasi Cahaya Tani Mandiri (CTM) Foto atas : kondisi sebelum ada pengairan. Foto bawah : kondisi sesudah mendapatkan pengairan. Ayong-Sangtombolang Hanny Pontoh pengusaha pertanian sebagai bapak angkat "Saat masih kecil sering dengar nasihat kalau tidak ada petani yang bekerja keras, kita mau makan apa. Kalau tidak yang kerja keras, kita mau makan ikan apa. Saya ingat itu sejak masih kecil." Kalimat berangkai-rangkai itu sangat menyentuh direnungan, diamalkan dan disebarluaskan. Siapakah yang telah lantang mengeluarkan pernyataan yang menggugah itu? “Adalah Presiden Joko Widodo yang mengingatkan warga untuk menghormati profesi petani dan nelayan. Hal ini dilontarkan di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh, Sabtu (6/5/2017) pada pembukaan Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di hadapan 35 ribu petani dan nelayan dari seluruh Indonesia. Tidak bisa dibantah lagi, menjadi petani, nelayan atau bergelut di bidang pertanian adalah profesi yang mulia yang menyediakan kebutuhan pangan bagi seluruh umat manusia di dunia yang mencapai sekitar 7,5 miliar jiwa. "Makanya kita harus sayang sama petani dan nelayan," ajak Jokowi lulusan Fakultas Kehutanan UGM. Komitmen pemerintah jelas yakni berupaya tidak lagi mengimpor pangan seperti beras, jagung, bawang dan cabai. Jokowi menyebutkan dua tahun lalu harga jagung turun drastis akibat impor yang mencapai 3,6 juta/ton.tahun dan ini mengganggu perekonomian para petani di dalam negeri. Kemudian Presiden ke-7 ini membatasi impor jagung hingga 900 ribu/ ton/tahun. Mantan Konsultan PT. Kertas Kraft Aceh ini menargetkan akan menghentikan impor jagung tahun 2017 karena kebutuhan dibidang ini dapat dipenuhi oleh petani Indonesia. Siapa pun Foto atas : Kunjungan karyawan Bank Artha Graha ke lokasi pertanian. mewujudkan Foto bawah : Lahan pertanian yang dikelola oleh para petani itu kita harus ketahanan mendukung pangan dan mandiri dari sektor urusan perut ini untuk kita layak memberikan apresiasi kepada anak-anak muda yang bergelut di bidang pertanian. Sebut saja Hanny Pontoh, entreprener lincah yang bergelut di bidang pertanian. "Kita harus sayang kepada petani dan nelayan yang sudah bekerja keras," Joko Widodo Presiden RI “Awal usaha kami di bidang hasil bumi padi, jagung, kelapa. Usaha ini sudah memasuki generasi ke-2 sejak tahun 1975,” ungkap Hanny Pontoh. Melalui bendera Gilingan Padi Sinar Abadi yang bergerak di sektor penggilingan beras dan hasil bumi di Dusun I AyongSangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow, Menado, Hanny berupaya meningkatkan pendapatan bisnisnya dan masyarakat petani. Sejatinya berbisnis di bidang pertanian sering diliputi tidak kepastian. Misal panen bisa gagal karena dihajar hama, diserang perubahan cuaca dan butuh berbulanbulan bahkan bertahun-tahun untuk panen atau memetik rupiah mengalir ke kocek. Dari aspek dagang, Hanny sudah memiliki usaha pengembangan perumahan dan penyedian alat-alat berat seperti dump truk, 6 excavator dan lain-lain yang disewakan untuk kontraktor. Tentu saja ini “Dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dari Bank Artha Graha, kami akan meningkatkan penjualan hasil bumi seperti kelapa, kopra, penyedian bibit serta penyewaan mesin pertanian. Bagaimana caranya? Telah lama Hanny menjalin kerja sama bisnis dengan petani di daerahnya dalam pembelian gabah untuk digiling di pabriknya. Nah yang bikin kita terkesima, dia bekerjasama dengan lebih dari 1.000 petani di daerahnya. Komitmennya berupaya meningkatkan pendapatan ratusan petani dan warganya sekitarnya. Keberhasilan mendongkrak pendapatan petani - mayoritas warga Indonesia berstatus petani - akan mengubah perekonomian negara ini ke arah lebih baik. Desa yang makmur akan berdampak ke perkotaan terutama menahan arus urbanisasi. “Dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat ( KUR ) dari Bank Artha Graha, kami akan meningkatkan penjualan hasil bumi seperti kelapa, kopra, penyedian bibit serta penyewaan mesin pertanian. Kami merencanakan mendirikan gudang untuk menampung hasil-hasil produk pertanian,” ajaknya yang senada mewujudkan cita-cita Nawacita yang dicanangkan oleh Kabinet Jokowi-Jusuf Kalla. lebih cepat balik modal. “Kami tidak bisa meninggalkan usaha sektor pertanian yang telah dijalani selama 30 tahun dan ini generasi kedua yang melanjutkan dan mengembangkan usaha pertanian. Kerja di sektor ini kerja menghidupi masyarakat,” jelasnya berfilosofi. Bagaimana cara Hanny bersinegis dengan seribu petani tradisional? Sebagai Bapak Angkat, dia berkewajiban mulia yaitu membina petani, mengajari pembukuan, pedampingan di lapangan serta mempersiapkan modal untuk pembiayaan pengolahan hasil yang meliputi biaya petani, bibit, pupuk, sewa mesin dan panen. Menjelang musim tanam, timnya menyediakan dana buat para petani di desanya antara lain untuk pembiayaan bibit, pupuk, dan ongkos kerja kepada petani. Masa panen sekitar 3 bulan dan petani masing-masing menggarap 3 hektar lahan pertanian. Berbisnis adalah berhitung-hitung dari rincian biaya produksi hingga profit. Hanny punya hitung-hitungan sendiri dalam mengelolah usaha pertanian. Sebut saja, 1 hektar sawah lazimnya menghasilkan 5 ton gabah. Kemudian 5 ton gabah mengeluarkan 3 ton beras. Nah sedangkan 1 hektar sawah butuh biaya Rp 5 juta (dihitung secara kasar untuk bibit hingga panen). Maka pembiayaan untuk 990 petani x 3 hektar x 5 juta = 14, 85 miliar. Jika sekitar 990 petani, maka biaya pembelian hasil beras petani adalah untuk bibit 990 petani x 3 hektar x 3 ton = 8.910 ton. Dari 8.910 ton gabah menghasilkan 5.346 ton beras yang kemudian 5.346 ton beras x 1.000 kg x Rp 9.000/kg = 48,1 miliar. Sehingga total pembiayaan yang diberikan oleh BAG yaitu 48,1 miliar + 14,85 miliar = 62, 95 miliar. 1. 2. 3. 1. Penyuluhan KUR kepada warga binaan/ petani binaan bapak angkat Hanny Pontoh. 2. Proses pendaftaran KUR oleh karyawan Bank Artha Graha 3. Gabah hasil panen para petani binaan bapak angkat Hanny Pontoh Biaya yang dihabiskan untuk pembelian hasil bumi setiap bulan menghabiskan sekitar Rp 8 milair dengan gross margin 12 persen. penghasilan Hanny lainnya dari jasa penyewaan 10 traktor pertanian, 5 mesin penggilingan padi, dan 8 mesin pemotong padi. Sistem penjualan yang dilakukan oleh Hanny dalam bentuk tunai dan kredit. Biasanya petani yang telah dibiayai oleh tim Hanny telah mengambil sejumlah modal untuk keperluan pertanian sehari-hari dan kebutuhan mereka dihitung sesuai dengan pengambilan yang nantinya dipotong pada waktu pembelian gabah atau beras menjelang masa panen. Hasil produk seperti beras, jagung, kelapa, kopra dan palawija dijual ke toko-toko hasil bumi yang total omzet debitur selama sebulan mencapai 7-8 miliar. Spanduk selamat datang AGP di peternakan Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah C ilacap – Apa masalah umum yang dihadapi oleh pengusaha kecil? Ya tidak salah lagi yakni modal hingga pemasaran. Hukum bisnis yang berlaku di mana-mana yakni jika produk melimpah, permintaan stabil, maka lazimnya harga produk anjlok. Begitulah yang disaksikan oleh pengusaha muda Agus Gugun di Dusun Cibungur, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. “Saya prihatin dengan harga jual ayam hidup milik peternak tradisional yang dibeli murah oleh tengkulak,” papar Agus Gugun di Cilacap baru-baru ini. Agus menyaksikan nasib peternak ayam tradisional yang secara umum tak berdaya menghadapi tengkulak yang membeli ayam hidup secara murah yakni Rp1.200 - Rp1.500/ekor dengan berat maksimum 1 kg. Bila tengkulak tidak membeli semua ayam yang digemukan itu, peternak ayam hidup tradisional itu memberikan ke tetangga yang telah membantu memanen ayam. “Saya butuh kredit perbankan untuk membantu peternak-peternak ayam tradisional,” pinta pria kelahiran Bandung , 29 November 1976. Agus sangat serius mengembangkan bisnis ayam hidup ini. Untuk itu, dia mengundang yayasan Artha Graha Peduli (AGP) yang di wakili oleh Bank Artha Graha ke lokasi peternakannya di Dusun Cibungur, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk mengkaji kelayakan dan kesejahteraan peternak ayam pada 26 Mei 2017. Agus Gugun (baju putih peci hitam) peternak ayam tradisional. Pengusaha travel ini sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Bank Artha Graha karena ingin berkarya kepada masyarakat sekitarnya, “Saya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui program KUR Bank Artha Graha,. Misi dan visi bank itu sejalan dengan hidup saya,” ungkapnya serius. tradisional di sekitarnya, Agus juga mengajarkan peternak tradisional tersebut bagaimana cara memelihara ayam yang benar sehingga kualitas daging ayam bagus. “Saya memiliki kandang ayam modern yang tidak menimbulkan polusi serta truk pengangkut ayam dari lokasi peternakan “Saya ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar melalui program KUR Bank Artha Graha, Misi dan visi bank itu sejalan dengan hidup saya,” Bisnis penggemukan ayam hidup yang digeluti sejak tahun 2009 ini telah banyak memberi pelajaran bagi Agus sejak mencari bibit ayam (DOC) hingga mata rantai distrubusi ayam hidup hingga ke Pulo Gadung di Jakarta. Wal hasil Agus memiliki pembeli utama atau bandar ayam di Pulo Gadung yakni Haji Hasan dan P. Tahang. Sebuah prestasi yang telah direbut oleh pengusaha dari luar Jakarta untuk memasarkan ayam-ayam hidup dari Cilacap. CV. Adikara Farm di Cilacap Jawa Tengah (kiri) Ayam-ayam sedang program penggemukan (kanan) “Agar peternak ayam tradisional menikmati harga ayam hidup yang tinggi, mereka menitipkan hasil ternak ayam hidupnya untuk dijual di Bekasi, Parung, Pisangan dan Pulo Gadung di Jakarta. ”Selain ikut membantu peternak ke pasar,” jelasnya berpromosi.Agus tidak sekedar bicara. Perwakilan Bank Artha Graha menyaksikan kandang semi close– house (semi kandang tertutup) di area seluas 3.400 meter persegi. Menariknya, mekanisme hasil panen ayam hidup ini tidak dijual eceran namun dijual berdasarkan pesanan. Tentu saja ayam yang sehat dan bugar itu karena Agus rajin menyuapi dengan berbagai mineral, vitamin A, vitamin B, vitamin C, herbal dan lain-lain. “Selama ini setiap dua kali panen menghasilkan 80.000 ekor setiap tiga bulan. Jika kredit dikucurkan, saya bisa menambah panen ayam yang bisa memenuhi kebutuhan prottei hewani sekaligus meningkatkan pendapatan peternak ayam tradisional dengan memotong mata rantai tengkulak. Yang lebih penting, semangat peternak ayam meningkat,” harapnya panjang lebar. Bisnis ayam memang sangat menggiurkan. Dari kotoran ayam dapat menjadi pakan untuk ikan atau pupuk alami. Pada waktu bersamaan, produksi jagung yang melimpah dapat diolah menjadi pakan ayam.