GAMBARAN PERAN KELUARGA, KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF EFFICACY PADA IBU BAYI BEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA LEMAHIRENG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL Oleh: PITRIYANI NIM 030214B022 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO SEPTEMBER, 2016 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Artikel dengan judul “Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016” yang disusun oleh: Nama : Pitriyani NIM : 030214b022 Program Studi : DIV Kebidanan Telah dikonsulkan dan disetujui untuk diplublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran. Ungaran, September 2016 Pembimbing Utama Ida Sofiyanti, M.Keb NIDN. 0602018501 GAMBARAN PERAN KELUARGA, KONFLIK PERAN GANDA DAN SELF EFFICACY PADA IBU BAYI BEKERJA YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA LEMAHIRENG KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 ) Pitriyani* , Ida Sofiyanti, M.Keb**), Puji Pranowowati, S.KM, M.Kes**) *)Mahasiswa D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo **)Staf pengajar STIKES Ngudi Waluyo Email : [email protected] ABSTRAK Latar belakang : Menyusui secara eksklusif memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia, lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif serta perkembangan sosial yang lebih baik. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran keluarga, konflik peran ganda dan self efficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Metode : Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi penelitian ibu bayi usia 7-12 bulan yang bekerja di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, yaitu sebanyak 66 orang menggunakan convenience sampling dengan total sampel yaitu 30 orang. Alat pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil : Peran keluarga ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif sebagian besar kategori tinggi (60,0%), konflik peran ganda ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebagian besar kategori tinggi (53,3%), self Efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebagian besar kategori tinggi (53,3%). Saran : Sebaiknya tenaga kesehatan khususnya tenaga kesehatan di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang agar lebih memperhatikan tentang peran keluarga, konflik peran ganda dan self Efficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sehingga dapat mendukung tumbuh kembang bayi. Kata Kunci : Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda, Self Efficacy, ASI Eksklusif Kepustakaan : 52 (2005-2015) Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 ABSTRACT Background: Exclusive breastfeeding providing the opportunity of the baby to grow to be smarter, have more stable emotional, positive spiritual development, and better social development. This study aims to find the description of family role, multiple roles conflict, and self efficacy in working mother who does not give exclusive breastfeeding at Lemahireng Village Bawen Sub-district Semarang Regency. Method: The design of this study was cross sectional. The population in this study was mothers with infants aged 7-12 months who have working at Lemahireng Village Bawen Sub-district Semarang Regency, as many as 66 mothers that sampled by using the convenience sampling as many as 30 mothers that sampled. The data collection used questionnaires and data analyses used frequency distribution. Results: The family role of the working mothers who not give exclusive breastfeeding is mostly in the category of high (60.0%), the multiple roles conflict of the working mothers who does not give exclusive breastfeeding is mostly in the category of high (53.3%), the self efficacy of working mothers who does not give exclusive breastfeeding is mostly in the category of high (53.3%). Recommendation: The health professionals at Lemahireng Village Bawen Subdistrict Semarang Regency are expected to pay more attention toward the family role, multiple roles conflict and self efficacy in the working mothers who does not give exclusive breastfeeding at Lemahireng Village Bawen Sub-district Semarang Regency, so it can support the infants’ growth and development. Keywords : Family role, Multiple roles conflict, Self-efficacy, Exclusive breastfeeding Bibliographies : 52 (2005-2015) PENDAHULUAN Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang telah disiapkan untuk calon bayi saat ibu mengalami kehamilan. Semasa kehamilan, payudara akan mengalami perubahan untuk menyiapkan produksi ASI tersebut. Air Susu Ibu (ASI), merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara ibu melalui proses menyusui (Khasanah, 2011). Menyusui secara eksklusif akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui secara eksklusif sebenamya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2012). Alasan kegagalan praktik ASI eksklusif bermacam-macam, antara lain budaya pemberian makanan permulaan, keharusan pemberian susu formula karena ASI tidak keluar, penghentian pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja dan ibu yang ingin mencoba susu formula (Gunarto, 2014). Beberapa hal yang menghambat pemberian ASI eksklusif diantaranya gencamya pemasaran susu formula, rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sikap ibu terhadap ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja (Depkes Prov. Jateng, 2013). Faktor yang berhubungan dengan kegagalan pemberian ASI eksklusif sebagian besar sudah pemah dilakukan penelitian. Menurut peneliti faktor yang berhubungan Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 dengan kegagalan pemberian ASI yang belum diteliti antara lain peran keluarga, konflik peran ganda dan kepercayaan diri. Masalah pemberian ASI eksklusif juga disebabkan oleh kurangnya peran dari keluarga (Siswisuharjo dan Cakrawati, 2010). Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Effendi, 2007). Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif dengan jalan memberikan dukungan secara emosional kepada istri dan memberikan bantuan-bantuan praktis lainnya, seperti mengganti popok atau menyendawakan bayi. Pengertian tentang perannya yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk dapat mendukung ibu agar berhasil menyususi secara eksklusif (Roesli, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Juni 2016 di peroleh data Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, meliputi sembilan desa dimana jumlah bayi usia 7-12 bulan sebanyak 557 bayi, dimana jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif sebanyak 15 bayi. Desa dengan cakupan pemberian ASI Eksklusif terendah adalah Desa Lemahireng. Berdasarkan hasil wawancara untuk mengukur variabel peran keluarga, konflik peran ganda ibu bayi, kepercayaan diri dan kegagalan pemberian kegagalan pemberian ASI eksklusif dengan menggunakan tehnik wawancara terhadap 8 orang ibu bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan ASI secara eksklusif (memberikan makanan tambahan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim) dimana 2 ibu menyatakan peran keluarga kategori baik (memberikan motivasi, memberikan masukan, menasehati jika ibu tidak memberikan ASI eksklusif dan suami membantu pekerjaan rumah tangga yang lain saat ibu akan menyusui) dan 6 ibu menyatakan peran keluarga kategori kurang baik (keluarga kurang peduli masalah ASI eksklusif, faktor tidak sering dirumah ibu mertuanya kadang memberi susu formula dan takut jika dengan ASI saja bayinya tidak kenyang). Hasil studi pendahuluan juga menunjukkan 3 ibu menyatakan mengalami konflik peran ganda (merasa mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan, keuangan dan keterbatasan waktu sehingga menghambat pemberian ASI) dan 5 ibu tidak mengalami konflik peran ganda dengan alasan karena sudah terlanjur memberikan susu formula. Terkait dengan kepercayaan diri diperoleh 3 ibu tidak percaya diri memberi ASI dengan berbagai macam alasan yaitu takut bentuk payudaranya tidak baik lagi, takut jika hanya dengan ASI saja bayinya tidak akan gemuk tetapi 5 ibu juga merasa ketika memberikan ASI merasa bangga, mampu berperan sebagai ibu dan pencari nafkah serta mantab memberikan ASI secara ekslusif. Berdasarkan hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa sebagian ibu bayi 0-6 yang bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif meskipun peran keluarganya sudah baik dalam membantu agar memberi ASI eksklusif, tidak mengalami konflik peran ganda serta sebagian besar kepercayaan dirinya tinggi dalam memberi ASI eksklusif. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul, “Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda dan Self Efficacy pada Ibu Bayi Bekerja yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang”. 1. Tujuan Umum Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 Mengetahui gambaran peran keluarga, konflik peran ganda dan self efficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran peran keluarga ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. b. Mengetahui gambaran konflik peran ganda ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. c. Mengetahui gambaran self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian deskriptif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran peran keluarga, konflik peran ganda dan self efficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian dimana variabel-variabelnya diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Swarjana, 2012). Pengumpulan data variabel peran keluarga, konflik peran ganda, self efficacy akan dilakukan oleh peneliti hanya sekali dalam satu waktu. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada tanggal 6-7 Agustus 2016. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Lusiana, Andriyani dan Megasari, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bayi usia 7-12 bulan di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, yaitu sebanyak 66 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti (Lusiana, Andriyani dan Megasari, 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bayi usia 7-12 bulan di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yaitu sebanyak 66 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Menurut Indriantoro dan Supomo (2012), convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari elemen populasi (orang atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh penelitian. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah tidak terbatas sehingga penelitian memiliki kebebasan untuk memilih sampel yang paling cepat. Pertimbangan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 yang tidak memberi ASI eksklusif. Kriteria sampel dalam penelitian ini meliputi kriteria inklusi dan eksklusi, di mana kriteria tersebut dapat menentukan layak dan tidaknya sampel yang digunakan. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Peran Keluarga Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran Keluarga Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Frekuensi Persentase Peran keluarga (f) (%) Rendah 12 40,0 Tinggi 18 60,0 Jumlah 30 100,0 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa peran keluarga ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 18 orang (60,0 %). B. Gambaran Konflik Peran Ganda Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konflik Peran Ganda Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Frekuensi Persentase Konflik Peran Ganda (f) (%) Rendah 14 46,7 Tinggi 16 53,3 Jumlah 30 100,0 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa konflik peran ganda ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). C. Gambaran Self Efficacy Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Self Efficacy Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Self Efficacy Rendah Tinggi Frekuensi (f) 14 16 Persentase (%) 46,7 53,3 Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 Jumlah 30 100,0 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sebagian besar kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). PEMBAHASAN A. Gambaran Peran Keluarga Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang (40,0 %). Peran keluarga responden kategori rendah ditunjukkan dengan mereka yang menyatakan keluarga melarang ibu untuk memberikan susu formula atau makanan tambahan agar bayi lebih sehat (53,3%), keluarga memberikan bayi susu ibu yang telah diperah ketika ibu bekerja (53,3%) dan menyediakan anggaran (biaya) bagi ibu untuk mendukung pelaksanaan ASI eksklusif (70,0%). Responden menyatakan keluarga melarang ibu untuk memberikan susu formula atau makanan tambahan agar bayi lebih sehat. Mereka mengetahui bahwa ASI adalah makan terbaik bagi bayi baik dilihat dari kandungan, pengolahan atau cara pemberian, sehingga mereka melarang ibu untuk memberikan makanan atau minuman kepada basi sebelum berusia 6 bulan. Responden juga menyatakan bahwa keluarga menyediakan anggaran (biaya) bagi ibu untuk mendukung pelaksanaan ASI eksklusif. Biaya yang disediakan berupa biaya untuk peralatan menyusui seperti biaya pembelian pompa,biaya untuk pemenuhan gizi bagi ibu. Menurut Depkes (2011), keluarga yang berpendidikan tinggi lebih banyak informasi yang diperoleh terkait dengan pemberian ASI Eksklusif bagi bayi sehingga mereka cenderung mendorong ibu memberikan ASI Eksklusif. Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang umumnya berpengaruh pada tingkat pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi. Pendidikan juga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Semakin tinggi tingkat pendidikan keluarga, semakin tinggi kesadaran keluarga untuk memberikan ASI eksklusif. Hal ini mungkin disebabkan karena keluarga bependidikan tinggi biasanya lebih aktif menggali informasi termasuk yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif sehingga pemahaman mereka terhadap ASI meningkat yang pada akhirnya mendiring mereka untuk memberikan ASI eksklusif (Depkes, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak 18 orang (60,0%). Peran keluarga responden kategori tinggi ditunjukkan dengan mereka yang menyatakan keluarga melarang ibu dalam menyusui untuk menghindari bakteri yang ada pada ASI (63,3%), keluarga memberi informasi tentang dampak ASI ekslusif bagi masa depan bayi (73,3%), keluarga membuang pompa ASI agar ibu berganti kepada susu formula dari pada ASI (60,0%). Responden menyatakan keluarga melarang dalam menyusui. Menurut mereka menyusui dapat menularkan penyakit dari Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 ibu kepada anak melalui ASI sehingga agar tidak terjadi hal tersebut maka ibu tidak didorong atau dilarang oleh keluarga untuk menyusui. Responden juga menyatakan bahwa keluarga memberi informasi tentang dampak ASI ekslusif bagi masa depan bayi. Mereka menginformasikan jika bayi hanya diberikan ASI saja maka tidak kenyang, sehingga kualitas tidurnya yang akan menyebabkan oerkembangannya terhambat sehingga mereka melarang ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Beberapa responden menyatakan pula bahwa keluarga membuang pompa ASI agar ibu berganti kepada susu formula dari pada ASI. Mereka berpikir jika ibu masih menyimpan ponpa maka mereka akan memberikan ASI secara ekskusif. Menurut Friedman (2012), keluarga dapat sebagai pendorong ataupun penghambat agar ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai umur 0-6 bulan (Friedman, 2012). Keluarga responden yang bekerja tidak mendorong untuk mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru sekaligus tidak terkoordinasi perencanaan usaha tersebut, sehingga responden kurang termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif kepada anaknya. Peran keluarga sebagai pencari nafkah dapat menggangu pemberian ASI ekslusif pada bayi mereka hal ini di sebabkan pada bayi 0-6 bulan memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi sedangkan orang tua harus melakukan perannya sehingga intensitas dan frekuensi interaksi bayi dan orang tua akan berkurang, orang tua cenderung akan mengganti memberikan ASI tidak ekslusif tetapi hal itu juga di pengaruhi oleh interaksi sosial pada lingkungan, orang tua akan berusaha mencari informasi pada rekan kerja yang di anggap kompeten untuk memenuhi kebutuhan bayi 0-6 bulan sehingga kecenderungan memberikan ASI non ekslusif pada kalangan ibu bekerja di anggap hal yang wajar. Menurut Mubarok (2007), lingkungan pekerjaan dapat menjadi seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan merupakan semua kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan lingkungan disekitar disekitar kita. Peran keluarga merupakan seperangkat perilaku yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu (Effendi, 2001). Keluarga dapat sebagai pendorong dan mengajukan ide-ide baru serta merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang bisa mempengaruhi ibu, agar ibu dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya sampai umur 0-6 bulan (Friedman, 2012). B. Gambaran Konflik Peran Ganda Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran ganda ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori rendah yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Konflik peran ganda responden kategori rendah dimana mereka menyatakan pekerjaan tidak membuat bisa secara seimbang mengurus keperluan anak dan keluarga (36,7%) dan tangung jawab terhadap anak tidak mendukung waktu untuk bekerja (36,7%), menyusui sebelum bekerja menurunkan motivasi kerja saya (50,0%), menyusui sebelum bekerja menurunkan konsentrasi dalam bekerja (53,3%). Responden menyatakan pekerjaan tidak membuat bisa secara seimbang mengurus keperluan anak dan Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 keluarga. Meskipun bekerja mereka berupaya untuk mengurus keperluan anak termasuk pemberian ASI. Rasa tanggung jawab sebagai ibu mendorong mereka untuk tetap memberikan ASI meskipun mereka adalah seorang pencari nafkah. Mereka terkadang merasa bahwa dengan menyusui sebelum bekerja dapat meningkatkan motivasi dalam bekerja. Menurut Azwar dan Arinta (2013) faktor komunikasi dan interaksi dapat menurunkan konflik ketika istri dengan suami mau saling mengerti dan saling memahami. Komunikasi dan interaksi dengan suami merupakan hal yang penting. Faktor komunikasi dan interaksi dapat menjadi menurunkan konflik ketika istri dengan suami mau saling mengerti dan saling memahami dalam berbagai hal. Terjadinya salah pengertian ketika berkomunikasi dapat menyebabkan konflik. Dalam rumah tangga alangkah lebih baik apabila antara suami dan istri saling membicarakan apa yang mengganjal agar tidak terjadi perselisihan. Istri sebaiknya berkomunikasi dengan suami apabila hendak bekerja, agar suami dan istri sepakat mengenai waktu dan tugas istri pada saat di kantor dan di rumah. Ibu yang bisa membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus rumah dapat menjadi salah satu peredam dari konflik peran ganda. Hal ini dapat solusi dari pertentangan dalam diri ibu antara memprioritaskan karir atau keluarga. Adanya tekanan dalam karir dan keluarga yang masingmasing meminta keseimbangan waktu dapat teratasi. Adanya pandangan suami terhadap peran ganda wanita juga ikut berperan. Apabila suami memiliki pandangan yang positif tentang peran ganda wanita maka istri akan merasa didukung oleh suami sehingga lebih rileks dalam menjalankan peran gandanya. Namun hal ini akan berlaku sebaliknya apabila suami memiliki pandangan yang negatif mengenai peran ganda istri. Istri justru akan merasa tertekan dalam menjalankan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Faktor komunikasi dapat menjadi pereda konflik ketika individu yang satu dengan individu yang lain mau saling mengerti dan saling memahami dalam berbagai hal. Pada konflik peran ganda ibu bekerja, konflik dapat terjadi apabila antara tidak adanya saling pengertian dan pemahaman antara istri dengan keluarga maupun dengan rekan di kantor. Konflik peran ganda pada ibu bekerja dapat terjadi apabila tidak adanyakomunikasi yang seimbang antara ibu dengan keluarganya maupun lingkungan kerja. Misalnya: istri tidak pernah menjelaskan pada suaminya apa yang menjadi pekerjaannya selama ini, begitu pula suami yang tidak pernah berkomunikasi dengan istrinya mengenai apa yang seharusnya menjadi tugas istri di dalam keluarga. Hal ini berlaku pula sebaliknya pada komunikasi antara ibu bekerja dengan lingkungan kerjanya yang apabila tidak dilakukan secara seimbang dapat menyebabkan konflik (Azwar dan Arinta, 2013). Konflik peran ganda ini dapat mempengaruhi sikap ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. hal-hal yang dapat mempengaruhi adalah adanya pengetahuan, pengalaman, kepercayaan dan keyakinan, adanya perasaan senang dan tidak senang, adanya sistem nilai dan norma dalam masyarakat serta dorongan dan tindakan berperilaku. Hal-hal tersebut menyebabkan adanya respon atau perubahan sikap dalam pemberian ASI Eksklusif. selain itu ada dua faktor yang ikut berperan dalam perubahan sikap ini yaitu faktor internal (pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting dan adanya faktor emosional) dan faktor eksternal (pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 dan agama), hal-hal inilah yang kemudian membentuk sikap terhadap pemberian ASI Eksklusif, apakah positif atau negatif (Azwar dan Arinta, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran ganda ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Konflik peran ganda responden kategori tinggi dimana mereka menyatakan waktu kebersamaan saya dan keluarga berlebihan karena saya bekerja hanya 8 jam sehari (73,3%), kebutuhan bayi akan ASI menyebabkan saya berprestasi dalam bekerja (73,3%) dan waktu bekerja yang lama menjadi hambatan untuk memberikan ASI eksklusif (73,3%). Responden menyatakan waktu kebersamaan dan keluarga tidak berlebihan karena bekerja 8 jam sehari. Keterbatasan waktu antara suami dan sistri yang berkerja menimbulkan permasalahan dimana istri yang merasa sudah membantu suami mencari nafkah menuntut suami juga membantu dirinya dalam membantu tugas isntri dirumah sehingga istri dapat memberikan ASI. Akan tetapi apabila terjadi ketegangan maka solusinya umumnya memilh ke susu formula. Kebutuhan bayi akan ASI menyebabkan berprestasi dalam bekerja. Ibu akan berupaya keras untuk berprestasi dalam bekerja sehingga pendapatan yang diterima akan meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan bayi termasuk diantaranya susu formula. Responden juga menyatakan waktu bekerja yang lama menjadi hambatan untuk memberikan ASI eksklusif mereka yang harus bekerja lebih dari delapan jam sehari karena lembur terkadang mendorong untuk menggunakan susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Menurut Hermawati (2006), kegagalan pemberian ASI Eksklusif salah satunya disebabkan oleh kesibukan ibu. Meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga maupun sebagai ibu rumah tangga ternyata dapat menimbulkan konflik, karena kedua peran tersebut sama-sama membutuhkan waktu,tenaga dan perhatian. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa adanya peran yang harus dijalankan seorang wanita seperti peran dalam keluarga atau perkawinannya dan pekerjaannya sering kali menimbulkan konflik sebagai akibat tuntutan yang berbeda dari peran-peran tersebut misalnya, di satu sisi peran jenis kelaminnya menuntut untuk dapat mengasuh anaknya, melayani suaminya, tetapi di sisi lain ia memiliki tanggung jawab dalam karirnya yang harus dipenuhi. Konflik peran ganda ibu bekerja adalah sebuah proses sosial atau suatu situasi di mana wanita yang telah menikah dan mempunyai anak mengalami suatu kesulitan dalam menghasilkan pemenuhan dua atau lebih peran antara pekerjaan dan keluarga sehingga menghalangi prestasi satu dengan prestasi lainnya karena sasaran yang tidak sejalan dan seimbang dalam kehidupan sehari-hari. Pada ibu yang memiliki peran ganda dapat mengalami konflik apabila menghadapi dua motif yang berbeda dan positif untuk kedua-duanya, yaitu di satu sisi sudah menjadi tugasnya sebagai seorang istri dan ibu untuk melayani keluarga dan mengurus rumah tangga namun di sisi lain bekerja dapat membantu perekonomian keluarga. Wanita yang berperan ganda dapat memenuhi konflik dalam memenuhi seluruh perannya. Konflik pada ibu bekerja yang tinggi akan menyebabkan rendahnya sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada balitanya dan berlaku sebaliknya dengan semakin rendahnya konflik yang dialami pada peran ganda Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 ibu bekerja, maka akan mempertinggi sikap ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada balitanya (Hermawati, 2006). C. Gambaran Self Efficacy Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori rendah yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Self efficacy responden kategori rendah dimana mereka menyatakan bahwa mereka merasa yakin pada kemampuan menyusui meskipun hanya sekali sehari terutama saat akan berangkat bekerja (23,3%), merasa dengan bantuan susu formula atau makanan pendamping, bayi pertumbuhannya akan lebih lambat (43,3%), merasa ragu-ragu jika bayi diberikan ASI eksklusif maka pertumbuhannya akan berjalan normal (70,0%) dan merasa mantab jika harus memberikan ASI sambil bekerja mulai bayi lahir hingga usia 6 bulan (33,3%). Menurut Bandura (2006), faktor yang mempengaruhi self efficacy, yaitu pengalaman individu lain. Individu tidak bergantung pada pengalamannya sendiri tentang kegagalan dan kesuksesan sebagai sumber self efficacynya. Self efficacy juga dipengaruhi oleh pengalaman individu lain. Pengamatan individu akan keberhasilan individu lain dalam bidang tertentu akan meningkatkan self efficacy individu tersebut pada bidang yang sama. Individu melakukan persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika individu lain dapat melakukannya dengan sukses, maka individu tersebut juga memiliki kemampuan untuk melakukanya dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%). Self efficacy responden kategori tinggi dimana mereka menyatakan bahwa sedih karena harus memberikan ASI ditengah-tengah kesibukan bekerja (76,7%), merasa tidak mudah jika harus memberikan ASI meskipun hanya sekali dalam sehari (76,7%), merasa tidak mudah jika harus memberikan ASI sementara harus bekerja mencari nafkah (63,3%). Self efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu (Bandura, 2006). Menurut Baron dan Byrne (2006), self efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang kategori tinggi dimungkinkan didukung oleh faktor pengalaman akan kesuksesan yang pernah diperoleh. Menurut mubarak (2011) semakin dewasa usia seseorang maka tingkat berpikirnya akan semakin matang. Semakin matang seseorang, maka semakin banyak pula pengalaman dalam hidup, sehingga semakin tinggi pula tingkat self efficacynya. Umur membuat seseorang lebih dewasa dan menentukan sikap bagaimana yang baik dan mana tidak baik, akan tetapi melaksanakan pemberian ASI eksklusif tidak mudah untuk melakukannya, perlu adanya kesadaran dan keinginan dari ibu sendiri serta adanya dukungan dari keluarga Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 untuk kelancaran proses menyusui (Priyoto, 2011). Menurut teori, ibu yang berumur lebih muda dapat lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan ibu yang lebih tua. Usia 20-35 tahun merupakan rentang usia yang aman untuk bereproduksi dan pada umumnya ibu pada umur tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih baik dibandingkan ibu yang berumur >35 tahun (Roesli, 2012). Berdasarkan hasil penelitian didesa lemahireng self efficacy ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif menunjukkan kategori tinggi meskipun mereka termasuk rentang usia reproduksi sehat dalam memberikan ASI eksklusif. Pengalaman akan kesuksesan adalah sumber yang paling besar pengaruhnya terhadap self efficacy individu karena didasarkan pada pengalaman otentik. Pengalaman akan kesuksesan menyebabkan self efficacy individu meningkat, sementara kegagalan yang berulang mengakibatkan menurunnya self efficacy, khususnya jika kegagalan terjadi ketika self efficacy individu belum benar-benar terbentuk secara kuat. Kegagalan juga dapat menurunkan self efficacy individu jika kegagalan tersebut tidak merefleksikan kurangnya usaha atau pengaruh dari keadaan luar (Bandura, 2006). Individu tidak bergantung pada pengalamannya sendiri tentang kegagalan dan kesuksesan sebagai sumber self efficacynya. Self efficacy juga dipengaruhi oleh pengalaman individu lain. Pengamatan individu akan keberhasilan individu lain dalam bidang tertentu akan meningkatkan self efficacy individu tersebut pada bidang yang sama. Individu melakukan persuasi terhadap dirinya dengan mengatakan jika individu lain dapat melakukannya dengan sukses, maka individu tersebut juga memiliki kemampuan untuk melakukanya dengan baik (Bandura, 2006). Pengamatan individu terhadap kegagalan yang dialami individu lain meskipun telah melakukan banyak usaha menurunkan penilaian individu terhadap kemampuannya sendiri dan mengurangi usaha individu untuk mencapai kesuksesan. Ada dua keadaan yang memungkinkan self efficacy individu mudah dipengaruhi oleh pengalaman individu lain, yaitu kurangnya pemahaman individu tentang kemampuan orang lain dan kurangnya pemahaman individu akan kemampuannya sendiri (Bandura, 2006). KESIMPULAN 1. Peran keluarga ibu bayi bekerja kategori tinggi yaitu sebanyak 18 orang (60,0%) yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. 2. Konflik peran ganda ibu bayi bekerja kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. 3. Self efficacy ibu bayi bekerja kategori tinggi yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) yang tidak memberikan ASI Eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. SARAN 1. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil peneliti ini dapat memberikan informasi kepada tenaga kesehatan khususnya tenaga kesehatan di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang agar lebih memperhatikan tentang peran keluarga, konflik peran ganda dan self afficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sehingga dapat mendukung tumbuh kembang bayi. 2. Bagi STIKES Ngudi Waluyo Hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo khususnya dalam memperbanyak referensi tentang ASI eksklusif dan sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesadaran mengenai ASI Eksklusif kepada masyarakat khususnya ibu bayi yang bekerja di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang sehingga masyarakat dapat mendukung ibu-ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. 4. Bagi Peneliti Hasil peneliti ini diharapkan dapat menggali dan mendapatkan pengetahuan atau wawasan tentang gambaran peran keluarga, konflik peran ganda dan self afficacy pada ibu bayi bekerja yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang dan mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian ilmiah. DAFTAR PUSTAKA Andreas, 2008. Sosiologi 2. Jakarta : Quandra Aprillia, 2010. Hipnostetri. Rileks Nyaman dan Aman saat Hamil dan.Melahirkan. Jakarta. Gagas Media. Arikunto, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar. 2012. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A. 2006. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company. Baron, R.A, & Byrne, P. 2006. Social Psychology: Understandinvg Human Interaction. Boston: Allyn and Bacon Inc. David, H. (2003). Cross-cultural measurement invariance of work/family conflict scales across english-speaking samples. Journal of Occupational Health Psychology Depkes Prov. Jateng, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013. Semarang Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009. Semarang Depkes RI, 2013. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2013. Semarang Dinkes Kab. Semarang, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Semarang Effendy, 2008. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi II. Jakarta: EGC Fatimah, 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Bangetayu Semarang Februhartanty, 2008. Peran Ayah dalam Optimalisasi Praktek Pemberian ASI : Sebuah Studi di Daerah Urban Jakarta. http://www.gizi.net/makalah/download/SummaryGambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 Friedman, 2010. Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan. Praktek. Jakarta : EGC Ghozali, 2007. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hermawati, 2006. Faktor Resiko Penyebab Kegagalan Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo. Hennessy, 2005. Work -family conflict self -efficacy: A scale validationstudy dalam https://drum.umd.edu/dspace/bitstream/1903/2526/1/umi-umd2410.pdf. Hidayat, 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Hurlock, E. B. 2009. Developmenral psychology. Jakarta:Erlangga IDAI, 2009. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI Khasanah, 2011. ASI atau Susu Formula ya ?. Jogjakarta : FlashBook. Khomsan, A. 2006. Solusi Makanan Sehat. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada : 166-168 Kusnanto, 2014. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. EGC. Lusiana, Andriyani dan Megasari, 2015. Buku ajar metodologi penelitian kebidanan. Jakarta : Deepublish. Maryunani, 2012. Asuhan Kegawat Daruratan Dalam Kebidanan, Trans. Info Media, Jakarta. Mubarak dkk, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Salemba Medika, Jakarta. Musliha dan Fatmawati , 2010. Komunikasi Keperawatan Plus Materi Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta : Nuha Medika Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. EGC : Jakarta Noor, 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media. Group Notoatmodjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit PT. Rineka Cipta. Pratiwi, Purwanti. 2008. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia Priyoto, 2014. Teori Sikap dan Perilaku Dalam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Pudjiaji, 2011. Ilmu Gizi Klinis pada Anak.Edisi Keempat. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Purwanti, 2008. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia Putra, Mahardika, Andi., Hidayat, A,Aziz, Alimul., Aisyah, Siti, 2010. Hubungan Peran keluarga dalam Perawatan Kesehatan Terhadap Status Kesehatan Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya. from http. Journal from UMSurabaya.ac.id. Ramaiah, Savitri. (2006). Manfaat ASI dan Menyusui. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu popular Rini, 2012. Teori-teori Psikologi. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media Riwidikdo, 2009. Statistik Kesehatan, Yogyakarta : Mitra Cendika Press Roesli, 2012. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Pengembangan Swadaya. Nusantara. Sari, 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kegagalan ASI eksklusif di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun 2015 Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016 Schultz, Duane. P., Schultz, Sydney Ellen. 2008. Psychology And Industry Today (An Introduction To Industrial And Organizational Psychology 5th Edition). New York : Macmillan Publishing Company Simon, R.W. (2012). Gender multiple roles, role meaning, and mental health. Journalof Health and Social Behavior, 36, 182-194. Simon, T. L. (2012) The exploration of the working mother’s plight through psychoanalytic, feminist and intersubjective approach. San Francisco Bay Campus Alliant International University. dalam Http://www.proquest.umi.com. Siswisuharjo dan Cakrawati, 2010. Panduan Super Lengkap Hamil Sehat. Depok: Penebar Plus Smet, 2014. Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Soeroso, 2008. Sosiologi 1 SMA Kelas X. Bogor : Yudhistira Qudra . Soetjiningsih, 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sugiatmi, E., 2008. Curahan Jam Kerja Wanita Kepala Rumah Tangga Di Provinsi Jawa Tengah (Analisis Data Sensus Penduduk 1998. Skripsi. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta Suyanto, 2010. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group Swarjana, 2012.Metodologi penelitian kesehatan, Yogyakarta : Andi Offset Widyastuti dan Widyani, 2006. Panduan Perkembangan Anak Usia 0-1 Tahun. Jakarta: Niaga Swadaya YLKI, 2005.Jalan Panjang Menyukseskan Program ASI Eksklusif 6 Bulan, Warta Konsumen. Edisi Februari 2005/No.02/XXXI, hal. 10-14. Gambaran Peran Keluarga, Konflik Peran Ganda Dan Self Efficacy Pada Ibu Bayi Bekerja Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Lemahireng Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2016