BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Teori Belajar

advertisement
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembahasan Teori
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Belajar tidak akan pernah terlepaskan dari kehidupan manusia.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dialami oleh
individu. Seperti yang didefinisikan oleh Sagala (2010: 13) belajar
merupakan komponen kegiatan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan
acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun (tersembunyi).
Sedangkan belajar menurut Baharudin dan Esa (2010:11) adalah proses
manusia untuk mencapai berbagai macam kopentensi, keterampilan dan
sikap sejak manusia itu lahir sampai akhir hayat.
Beberapa hal yang menjadi penekanan dan keunggulan pandangan
konstruktivistik seperti yang diungkapkan oleh Orlich (2007: 38) sebagai
berikut:
1) Emphasis on Prior Experience (Menekankan pada pengalaman
sebelumnya)
Prinsip utama dari model konstruktivisme adalah pemikiran
bahwa peserta didik membawa pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh sebelumnya. Pembelajaran dibangun atas apa yang peserta
didik miliki kemudian dikembangkan dengan konteks yang lain.
Pengalaman dan pengetahuan yang mereka peroleh sebelumnya
5
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
2
adalah hal yang dapat dikembangkan oleh peserta didik melalui proses
pembelajaran.
2) Personal Construction of Meaning (Menekankan makna yang
dibangun sendiri)
Keunggulan lain dari model pembelajaran konstruktivisme ini
adalah peserta didik harus membangun atau menemukan sendiri apa
yang mereka pelajari.
3) Contextual and Shared Learning (Pembelajaran yang dilakukan
bersama dan kontekstual)
Konstruktivisme
menekankan
pada
pembelajaran
yang
kontekstual sehingga menyediakan pembelajaran yang bersifat nyata
daripada menyampaikan sesuatu dalam bentuk abstrak.
4) Changing Roles For Teacher and Learners
Konsep konstruktivisme mengungkapkan peserta didik belajar
bersama teman lain. Guru melihat pada apa yang dibutuhkan oleh
peserta didik sehingga memungkinkan guru untuk menjalankan
perannya sebagai fasilitator. Selain berperan sebagai fasilitator, guru
juga harus mengarahkan dan mendorong peserta didik untuk
membangun sendiri pengetahuannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori
kontruktivisme
ini
menekankan
suatu
proses
belajar
yang
memanfaatkan informasi baru yang didapat dari pengalaman dan
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
3
aktivitas belajar individu. Pada penelitian eksperimen ini penggunaan
pendekatan proses membaca mengacu pada teori kontruktivisme.
2. Pendekatan Proses Membaca
Dalam proses belajar mengajar tidak akan pernah terlepas dari
pendekatan. Berkaitan dengan konsep pendekatan, strategi, dan model
pembelajaran, (Warso, 2013:147) menjelaskan arti dari pendekatan adalah
konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
pemikiran
tentang
bagaimana
metode
pembelajaran
diterapkan
berdasarkan teori tertentu. Dengan demikian pendekatan merupakan
konsep dasar yang digunakan oleh guru sebagai acuan dalam
menggunakan suatu metode.
Proses membaca meskipun tampak sederhana ternyata melalui
serangkaian tahapan penting yang harus dilakukan agar menghasilkan
proses dan hasil yang tepat serta memahami isi teks. Pembelajaran
membaca dengan pendekatan proses meliputi langkah-langkah, sebagai
berikut:
a. Persiapan untuk membaca
b. Membaca,
c. Merespon
d. Mengeksplorasi teks, dan
e. Memperluas interpretasi
(Tompkins & Hoskisson, 1995: 200-206; Tompkins, 2010: 42-50)
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
4
a. Tahap Persiapan Membaca
Persiapan membaca tidak dapat diartikan hanya dengan
membuka sampul buku kemudian langsung membaca. Ada tahapantahapan tertentu yang membangun persiapan membaca, antara lain:
1) Memilih teks
Pada tahapan ini, pembaca memilih teks yang hendak meraka
baca. Memilih buku tidak semudah yang dibayangkan. Siswa perlu
tahu tentang diri mereka sebagai pembaca dalam hal jenis buku yang
disukai dan penulis favorit mereka. Sebagai pembaca mereka mampu
menunjukkan buku yang mereka telah baca dan dapat menjelaskan
kandungan isi dari buku yang mereka baca. Selain itu juga harus
mampu menjelaskan mengapa mereka menikmati apa yang mereka
baca.
2) Menghubungkan teks dengan pengalaman pribadi dan pengalaman
membaca sebelumnya. Pada tahapan ini pembaca membuat
hubungan antara pengalaman hidupnya dengan bahan bacaan.
3) Memprediksi isi teks. Pada tahap ini pembaca melakukan prediksi
atau memperkirakan isi dari bacaan/ teks.
4) Mengadakan tinjauan pendahuluan terhadap teks. Tujuan utama
tahap ini adalah untuk mengaitkan antara pengetahuan sebelumnya
dengan teks yang akan dibaca.
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
5
b. Tahap Membaca
Pada tahap ini peserta didik membaca teks secara keseluruhan.
Ada lima macam model membaca yang dapat dilakukan. Kelima
macam model membaca ini dapat diterapkan sesuai dengan jenis dan
tujuan pembelajaran membaca di sekolah. Kelima model membaca
tersebut yaitu:
1) Membaca nyaring (readingaloud)
Peserta didik mendengarkan guru membaca teks atau bahan
bacaan. Cara lain dalam strategi ini adalah dengan mendengarkan
sumber suara tertentu seperti tape recorder yang diperdengarkan
secara keras.
2) Membaca bersama (shared reading)
Peserta didik berbagi bacaan yang berbeda dengan teman di
kelas. Berbagi bacaan dimungkinkan terjadi ketika variasi bacaan
lebih dari satu.
3) Membaca berpasangan (buddy reading)
Dua peserta didik membaca teks bersama-sama. Kadangkadang mereka bergiliran membaca keras, kadang-kadang mereka
berdua membaca tanpa suara, dan pada waktu lain satu kelas
membacakan bersama-sama.
4) Membaca terbimbing
Peserta didik membaca bahan bacaan dengan bimbingan guru.
Sebelum kegiatan dimulai, guru mengajak peserta didik melakukan
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
6
prediksi isi bacaan. Setelah itu peserta didik membaca bahan bacaan
untuk mengkonfrontir isi bacaan dengan prediksi awal. Guru dapat
menghentikan kegiatan membaca sewaktu-waktu ketika diperlukan,
seperti berhenti pada akhir paragraf dua dan lain sebagainya dengan
maksud membahas isi teks bacaan.
5) Membaca bebas (independent reading)
Peserta didik membaca secara mandiri dengan bahan bacaan
bebas atau dapat ditentukan oleh guru. Strategi ini mampu
menumbuhkan
rasa
tanggung jawab
siswa
terhadap
bahan
bacaannya. Dalam strategi ini, siswa diperbolehkan membaca
seluruh teks atau sebagian teks, dan disesuaikan dengan kebutuhan
individu mereka.
c. Tahap Merespon
Pada tahap ketiga ini yaitu merespon, peserta didik memberi
tanggapan terhadap kegiatan membaca mereka dan terus berusaha
memahami isi. Ada dua langkah yang dapat dilakukan peserta didik
untuk tahap ini yakni:
1) Memberi tanggapan dalam bentuk tertulis pada format hasil
membaca
2) Berpartisipasi dalam diskusi klasikal
Kedua langkah ini dapat di terapkan sesuai dengan situasi dan
kebutuhan di kelas. Setelah memberi respon, para peserta didik kembali
memperhatikan teks untuk menggali isinya lebih dalam lagi.
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
7
d. Tahap Mengeksplorasi Teks
Pada tahap ini peserta didik melakukan langkah-langkah: 1)
membaca ulang teks; 2) menemukan gaya bahasa khusus penulis (the
author's craft); 3) mempelajari kosakata baru; 4) mengidentifikasi ide
bacaan; dan 5) berpartisipasi dalam pengajaran singkat yang dilakukan
guru. Kegiatan menggali teks ini lebih dimaksudkan untuk memahami
isi bacaan secara lebih mendetail.
e. Tahap Memperluas Interpretasi
Pada tahap terakhir dalam proses membaca, yakni memperluas
interpretasi, dapat dilakukan kegiatan-kegiatan: 1) mereproduksi teks
dengan bahasa sendiri; 2) bermain peran sesuai dengan isi teks; 3)
mempresentasikan isi teks dengan program Powerpoint.
Berdasarkan uraian dari tahapan pendekatan proses membaca di
atas, dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu kegiatan
yang tidak hanya melibatkan aktivitas berfikir secara kognitif atau
membaca yang dilihat dari volume suara namun kegiatan membaca
memiliki beberapa tahapan , antara lain mengeksplorasi teks dan
memperluaskan intepretasi.
3. Keterampilan Membaca
a. Pengetian Keterampilan Membaca
Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa
yang memiliki peran sangat penting. Ketika melakukan kegiatan
membaca akan banyak melibatkan organ tubuh yang dilakuakan untuk
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
8
kegiatan tersebut. Seperti yang dijelaskan menurut Rahim ( 2008 : 2)
membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan
banayak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif,
sedangkan menurut Dalman (2013 : 5) membaca merupakan kegiatan
atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai
informasi yang terdapat dalam tulisan.
Pada hakikatnya keterampilan membaca perlu dimiliki oleh setiap
orang. Menurut Dadang, Iskandarwasid (2009:46) keterampilan
membaca pada umumnya diperoleh dengan cara mempelajarinya
disekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan keterampilan yang
sangat unik serta berperan penting bagi pengembangan pengetahuan,
dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia.
Membaca merupakan salah satu keterampilan dalam berbahasa,
yaitu seperti dikemukakan oleh Tomkins & Hoskisson (1995:17)yaitu:
Traditionally, language arts educators have defined language arts as
the study of four modes of language: listening, talking, reading and
writing.
Sudah menjadi hal yang umum, bahwa ahli bahasa telah mendefiniskan
seni berbahasa sebagai pembahasan dari keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Tompkins & Hoskisson (1995: 198) mengemukakan bahwa
membaca merupakan sebuah proses transaktif di mana pembaca
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
9
menegosiasikan arti atau penafsiran. Dengan demikian membaca adalah
suatu proses bertukar suatu informasi atau berinteraks dengn bacaan
dimana pembaca nantilah yang akan memaknai sebuah bacaan tersebut.
Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan kegiatan membaca pada
kegiatan membaca nyaring. Menurut Dalman (2013: 63) Membaca
nyaring merupakan kegiatan membaca dengan mengeluarkan suara atau
kegiatan melafalkan lambang-lambang bunyi bahasa dengan suara yang
cukup keras. Sedangkan menurut Tarigan (2008: 23) membaca nyaring
adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
murid atau pun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan
perasaan seseorang pengarang
Berdasarkan pengertian membaca nyaring diatas dapat disimpulkan
bahwa membaca nyaring merupakan kegiatan membaca yang dilakukan
dengan mengeluarkan suara yang keras dan dapat dilakukan dengan
bersama-sama, dimana kegiatan membaca nyaring bertujuan untuk
menyuarakan lambang-lambang bunyi bahasa.
b. Tujuan Membaca Nyaring
Membaca dilakukan untuk memperoleh suatu tujuan. Secara umum
tujuan membaca adalah untuk mendapatkan suatu informasi yang
dibutuhkan oleh pembaca. Menurut Tarigan ( 2008 : 9 ) tujuan utama
dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh suatu
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Sedangkan
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
10
menurut Rahim ( 2008 : 11) membaca hendaknya mempunyai tujuan,
karena seseorang yang membaca dengan satu tujuan, cenderung lebih
menerima dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Disamping itu, menurut Elis, dkk dalam (Rahim) tujuan membaca
adalah pemahaman, menghasilkan siswa yang lancar membaca. Salah
satu kegiatan yang dapat membantu mencapai tujuan umum yaitu sering
membacakan
cerita
dan
mendiskusikannya.
Dengan
demikian,
membacakan suatu materi bacaan dapat dikatakan sebagai bagian dari
membaca nyaring yang bertujuan untuk berbagi pengalaman yang
menyenangkan, berbagi informasi yang diperoleh dari teks bacaan, dan
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi mengenai suatu
teks bacaan.
c. Aspek-Aspek Keterampilan Membaca
Membaca merupakan suatu proses atau kegiatan, oleh karena itu
membaca memiliki aspek atau unsur penting di dalamnya. Berikut
adalah aspek-aspek penting dalam membaca:
1.
Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggap berada pada urutan yang lebih rendah (lower order).
Aspek ini mencakup:
a) Pengenalan bentuk
b) Pengenalan unsur-unsur linguistic
c) Pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi
d) Kecepatan membaca ketaraf lambat
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
11
2.
Keterampilan yang bersifat pemahaman
a) Memahami pengertian sederhana
b) Memahami signifikasi atau makna
c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)
d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan
dengan keadaan. (Broughton, et al, 1978:211)
Menurut Dalman (2013: 64) Keterampilan yang dituntut dalam
membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, diantaraya adalah, (1)
Menggunakan ucapan yang tepat, 2) Menggunakan frasa yang tepat, 3)
Menggunakan intonasi suara yang wajar, 4) Posisi sikap yang baik, 5)
Menguasai tanda-tanda baca, 6) Membaca dengan terang dan jelas, 7)
Membaca dengan penuh perasaan, ekspresif, 8) Membaca dengan tidak
terbata-bata, 9) Mengerti serta memahami bahan bacaan yang
dibacanya, 10) Kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang
dibacanya, 11) Membaca dengan tanpa terus menerus melihat bahan
bacaan, dan 12) Membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.
Sedangkan menurut Tarigan (2008 : 25-26), aspek-aspek membaca
nyaring lebih dispesifikan untuk pada kelas IV (empat) di sekolah
dasar, yaitu: a) Memahami bacaan pada tingkat dasar, b) Kecepatan
mata dan suara, dan c) Patah kata dalam satu detik.
Dari elemen-elemen membaca nyaring di atas, maka peneliti
memodifikasi elemen-elemen tersebut untuk kepentingan penelitian
dalam pengambilan penilaian keterampilan membaca nyaring dapat
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
12
terakomodasi menjadi beberapa indikator, sebagai berikut: a) ketepatan,
b) lafal, c) intonasi, d) kelancaran, dan e) kenyaringan. Indikator
keterampilan membaca berikut ini nantinya akan dijadikan sebagai
acuan dalam menyusun kisi-kisi keterampilan membaca nyaring.
d. Jenis-Jenis Keterampilan Membaca
Membaca merupakan bentuk keterampilan yang memiliki berbagai
tujuan, oleh karena itu jenis-jenis membaca menjadi terbagi sesuai
dengan tujuannya. Menurut Saddhono (2012: 69-70) Jenis keterampilan
membaca dibagi menjadi dua, yaitu keterampilan membaca karya
ilmiah dan keterampilan membaca karya ilmiah popular.
1) Keterampilan membaca karya ilmiah
Karangan
ilmiah
adalah
karangan
ilmu
pengetahuan
yang
menyajikan fakta umum dan metodologi penulisan yang baik dan
benar.
2) Keterampilan membaca karya ilmiah popular
Karya imiah popluer disajikan dengan gaya dan bahasa yang lebih
bebas dari karya ilmiah. Diksi atau pilihan kata cenderung lebih
lentur meluncur berbaris demi baris. Karya ilmiah popular dapat kita
jumpai pada: majalah, koran, dan tabloid.
4. Minat Membaca
a. Pengertian Minat Baca
Minat adalah sesuatu hal yang sangat menentukan hasil dari
suatu
usaha.
Minat
menurut
Susanto
(2013:16)
merupakan
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
13
kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu.
Dalam kegiatan membaca minat sangatlah
dibutuhkan. Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata
demi kata dan isi yang terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga
membaca dapat memahami hal-hal yang dituangkan dalam bacaan itu
(Damlan, 2013:141). Tampubolon dalam (Damlan, 2013:141) minat
baca adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenali huruf
untuk menangkap makna dari tulisan tersebut.
b. Indikator Ketercapaian Minat
Dari penjelasan di atas, minat dicirikan dengan rasa suka, rasa
tertarik dan rasa senang sebagai bentuk ekspresi terhadap suatu hal
yang
diminati.
Minat
menurut
Djamarah
(2008:132)
dapat
diekspresikan siswa melalui :
1)
Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.
2)
Pastisipasi aktif dalam kegiatan yang diamati.
3)
Memberikan perhatian luang lebih besar terhadap sesuatu
yangdiminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).
Selanjutnya definisi minat ini menjadi dasar penyusunan
indikator untuk angket minat.
c. Faktor yang mempengaruhi Minat Baca
Menumbuhkan minat dalam hal membaca tidaklah mudah. Perlu
adanya dorongan atau motivasi baik dari luar maupun dari dalam diri
individu untuk mempunyai minat dalam membaca. Menurut Bunata
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
14
dalam (Damlan, 2013: 142) minat baca dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Faktor lingkungan keluarga
Ditengah kesibukkan sebaiknya orang tua menyisihkan waktu untuk
menemani anaknya membaca buku, dengan begitu orang tua dapat
memberikan contoh yang baik dalam meningkatkan kreativitas
membaca anak.
2) Faktor kurikulum dan pendidikan sekolah yang kurang kondusif.
Kurikulum yang tidak secara tegas mencantumkan kegiatan
membaca dalam suatu bahan kajian, serta para tenaga kependidikan
baik sebagai guru, dosen maupun para pustakawan yang tidak
memberikan motivasi pada anak-anak peserta didik bahwa
membaca itu penting untuk menambah ilmu pengetahuan, melatih
berfikir kritis, menganalisis persoalan, dan sebagainya.
3) Faktor
infrastruktur
masayarakat
yang
kurang
mendukung
peningkatan minat baca masyarakat.
Kurangnya minat baca masyarakat ini bisa dilihat dari kebiasaan
sehari-hari. Banyak orang yang lebih memilih menghabiskan uang
demi hal lain daripada membeli buku. Orang juga kadang lebih suka
pergi ketempat hiburan daripada pergi ke toko buku. Mereka hanya
pergi ke toko buku atau perpustakaan bila memang diperlukan saja.
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
15
4) Faktor keberadaan dan kejangkauan bahan bacaan.
Sebaiknya pemerintah daerah mengadakan program perpustakaan
keliling atau perpustakaan tetap di tiap-tiap daerah agar lebih mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
mewujudkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membaca diatas
adalah adanya kerjasama antara keluarga, sekolah, lingkungan
masyarakat, dan ketersediaan bahan bacaan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian oleh
Kastam Syamsi, Esti Swastika S, & Setiyawan P yang mengadakan penelitian
tentang penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran menulis dengan
siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Minomartani 3, Kecamatan Ngaglik,
Kabupaten Sleman, sebagai subjeknya. Dengan model penelitian tindakan
kelas, ia menyimpulkan bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan
pendekatan proses dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Selain
itu, sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran membaca pun terbukti semakin
positif.
Siswa tampak semakin bergairah dan senang mengikuti kegiatan
pembelajatan membaca.
C. Kerangka Pikir
Pendekatan Proses Membaca menurut Tomkins dan Hosskison merupakan
pendekatan yang tidak hanya menekankan peserta didik untuk dapat
mengetahui informasi dari membaca tetapi terdapat beberapa tahapan yang
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
16
nantinya akan membuat peserta didik dapat berkembang baik kemampuan
kognitif maupun kemampuan motoriknya, oleh karena itu pendekatan proses
membaca menurut Tomkins dan Hosskison ini terdiri dari beberapa tahapan
membaca yang harus dilakukan, yaitu persiapan untuk membaca, membaca,
merespon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretrasi.
Pendekatan proses dalam membaca menurut Tomkins dan Hosskison
menekankan pada proses atau kegiatan membaca. Sehingga, banyak sekali
kegiatan yang menghubungkan aktivitas kognitif dengan motorik siswa.
Dengan adanya tahapan membaca diatas menjadikan peserta didik untuk lebih
tertarik dan merasakan hal baru dalam membaca.
Kondisi awal
keterampilan
membaca dan minat
membaca
Penerapan
Pendekatan
Proses
Membaca
Keterampilan
membaca dan
minat membaca
Kondisi Akhir
Memberikan Pengaruh
terhadap Keterampilan
dan Minat Membaca
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
17
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangkaberpikir, dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
1.
Ada pengaruh pembelajaran pendekatan proses membaca terhadap
keterampilan membaca.
2.
Ada pengaruh pembelajaran pendekatan proses membaca terhadap minat
membaca.
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
18
Pengaruh Penerapan Pendekatan..., Tatap Tlaga Sasian, FKIP, UMP, 2016
Download