1 BAB I PENDAHULUAN F. Latar Belakang Belajar merupakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
F. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan dalam
pendidikan untuk membentuk sumber daya yang tangguh. Belajar adalah
proses perubahan perilaku yang didapatkan seseorang sebagai hasil interaksi
yang dilakukannya di lingkungan Slameto (2010: 2). Siswa perlu dirangsang
untuk mengembangkan rasa cinta akan belajar dan keingintahuan tentang ilmu
pengetahuan, karena mampu memunculkan kebiasan-kebiasaan belajar yang
baik serta rasa diri yang sukses.
Proses belajar adalah sebuah wadah yang mampu mengubah siswa dari
mulai tidak bisa menjadi bisa. Siswa mampu menguasai semua hal yang
dipelajarinya, namun tidak semua siswa dapat melakukan hal tersebut secara
cepat ada siswa yang lambat dalam menangkapnya bahkan memiliki kesulitan
dalam belajar. Pada proses belajar siswa dituntun oleh guru agar dapat
memahami apa yang dipelajari.
Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang
digunakan di lapangan pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran.
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan
dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan
kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar
1
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
2
atau kemampuan dalam bidang studi matematika Abdurrahman (2009: 6).
Kesulitan belajar yang pada umumnya dijumpai di sekolah yaitu kesulitan
belajar membaca. Masing-masing siswa yang mengalami kesulitan belajar
membaca biasanya ditunjukkan pada saat kegiatan belajar mengajar siswa
tersebut kurang aktif, dalam membaca masih menggunakan jari untuk
menuntun membaca, dan setiap ditunjuk untuk membaca menghindar bahkan
tidak mau.
Membaca adalah hal yang paling utama pada proses pembelajaran.
Siswa dituntut untuk bisa memiliki keterampilan berbahasa tersebut karena
sebagai dasar dalam proses pembelajaran di sekolah. Membaca adalah suatu
kebutuhan yang harus dimiliki oleh semua individu khususnya dizaman yang
serba modern ini. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan yang
bersifat reseptif, disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan
mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman yang baru.
Melalui membaca seseorang mampu mempertinggi daya pemikirannya,
mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya.
Membaca merupakan proses perubahan atau perangkaian huruf ke
dalam bahasa lisan. Membaca merupakan suatu komponen yang bertahap
karena dalam membaca ada tahapan-tahapannya agar peserta didik lancar
membaca, salah satu tahapannya adalah tahapan pemula di dalam tahap
pemula dari yang awalnya tidak bisa membaca menjadi bisa. Tahap tersebut
biasa dijumpai pada kelas rendah, karena dalam kelas rendah banyak ditemui
siswa yang belum bisa membaca. Guru harus mampu mengetahui keadaan
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
3
siswa agar kedepannya tidak ada hambatan yang dialami oleh siswa salah
satunya adalah hambatan dalam membaca. Kesulitan membaca pada kelas
rendah biasa ditemui oleh guru karena sebelumnya tidak semua siswa
bersekolah TK atau PAUD. Hal ini menjadikan guru khususnya guru kelas
rendah untuk lebih teliti dalam menyampaikan atau melatih siswa terutama
dalam keterampilan membaca.
Abdurrahman (2009: 205) menyatakan bahwa anak berkesulitan
belajar membaca sering mengalami kekeliruan dalam mengenal kata.
Kekeliruan jenis ini mencakup penghilangan, penyisipan, penggantian,
pembalikan, salah ucap, pengubahan tempat, tidak mengenal kata, dan terbatabata. Gejala penghilang tampak misalnya pada saat dihadapkan pada bacaan
“bunga mawar merah” dibaca oleh siswa “bunga merah”. Penyisipan terjadi
jika siswa menambahkan kata pada kalimat yang sedang dibaca misalnya
“bapak pergi kerumah paman” dibaca “Bapak dan Ibu pergi ke rumah paman”.
Gejala keraguan tampak pada saat siswa berhenti membaca suatu kata dalam
kalimat karena tidak dapat mengucapkan kata tersebut. Mereka sering
membaca dengan irama yang tersentak-sentak karena sering berhadapan
dengan kata-kata yang tidak dikenal ucapannya.
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
4
Kesulitan belajar membaca yang dialami oleh siswa pada kelas rendah
merupakan hal yang biasa ditemukan oleh guru dilihat dari siswa yang
langsung masuk kejenjang sekolah dasar, akan tetapi dalam kenyataannya ada
juga yang mengalami kesulitan membaca pada kelas tinggi. Hal ini dapat
menghambat proses belajar siswa dan tidak bisa setara dengan siswa lain agar
pengetahuan yang diterima sama. Seperti yang peniliti lihat di MIM
Pandansari terdapat siswa pada kelas tinggi yang tidak bisa membaca. Hal
tersebut terlihat ketika observasi di kelas, ketika guru menyuruh siswa satu
persatu untuk membacakan hasil dari jawaban yang dimiliki oleh siswa ada
beberapa siswa yang tidak bisa membacakan hasil jawaban milik sendiri.
Kesulitan belajar membaca yang dialami siswa pada kelas tinggi
seharusnya tidak ada, namun di lapangan masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca bahkan ada siswa yang belum bisa
membaca sama sekali. Hal tersebut membuat guru dan orang tua merasa
cemas karena tidak tahu mengapa siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
membaca. Guru dan orang tua tidak diketahui pasti faktor apa saja yang
mempengaruhi kesulitan belajar membaca pada siswa yang mengalami
kesulitan belajar membaca.
Berdasarkan permasalahan dan kajian empiris di atas peneliti ingin
mengetahui tentang kesulitanbelajar membaca yang diformulasikan ke dalam
judul penelitian yaitu “Kesulitan Belajar membaca pada siswa kelas tinggi
(Studi Kasus di MIM Pandansari)”.
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
5
G. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka fokus penelitian ini
adalah siswa kelas IV dan V yang mengalami kesulitan dalam belajar
membaca.
H. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana bentuk kesulitan membaca yang dialami pada siswa kelas
tinggi?
2. Faktor apa saja yang membuat siswa kesulitan dalam membaca?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam membantu siswa
meningkatkan kemampuan membaca?
I. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bentuk dari kesulitan membaca yang dialami pada siswa kelas
tinggi.
2. Mengetahui faktor yang membuat siswa kesulitan dalam membaca
3. Mengetahui upaya yang dilakukan guru dalam membantu siswa
meningkatkan kemampuan membaca siswa.
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
6
J. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Menambah wacana dan ilmu pengetahuan baru dalam bidang pendidikan
khususnya pada anak berkesulitan belajar membaca.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan patokan oleh guru agar dapat
meningkatkan kemampuan pembelajarn pada siswa yang mengalami
kesulitan belajar khususnya membaca.
b. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi pedoman sekolah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran khusunya pada siswa yang berkesulitan belajar
membaca.
c. Bagi orang tua
Terutama kedua orang tua, agar lebih mengetahui pentingnya peran
kedua orang tua dalam proses belajar siswa dan juga orang tua dapat
memotivasi siswa agar semangat dalam belajar.
d. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memahami kesulitan belajar membaca yang
dialami siswa dan menambah wawasan tentang kesulitan belajar siswa
terutama pada membaca.
Kesulitan Belajar Membaca…, Layli Latifah, FKIP UMP, 2017
Download