PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG

advertisement
Dinamika
Vol. 5, No. 4, Oktober 2015
ISSN 0854-2172
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG
BILANGAN BULAT MELALUI METODE BERVARIASI
Sudarso
SDN 02 Pait Kec. Siwalan Kab. Pekalongan
Abstrak
Pada awal semester I tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan tingkat penguasaan terhadap materi
operasi hitung bilangan bulat pada siswa kelas V Sekolah Dasar 02 Pait masih rendah. Hali ini
disebabkan karena siswa kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa.
Desain penelitian ini terdiri dari dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Teknik pengambilan data
dilakukan dengan cara melakukan tes, mengadakan pengamatan dan wawancara. Analisis data
meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam memahami materi operasi hitung bilangan bulat melalui metode demonstrasi mengalami
peningkatan ketuntasan belajar siswa. Sedangkan kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan
observer selama pembelajaran pada siklus I. Kerjasama belum tampak jelas, ketua kelompok masih
mendominasi kerja kelompok. Pada siklus II kerjasama antar siswa meningkat, tumbuh sikap
kompetisi serta muncul rasa tanggung jawab.
© 2015 Dinamika
Kata Kunci: Prestasi Siswa, Pembelajaran Matematika, Metode Bervariasi.
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi pada saat ini pembelajaran terus mengalami perkembangan
yang pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu upaya untuk membantu peserta didik agar dapat
tumbuh dan berkembang dalam pendidikan.
Pada umumnya kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang ditandai adanya hambatanhambatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencegah timbulnya kesulitan atau
hambatan dalam belajar tersebut peserta didik serta orang-orang yang bertanggung jawab dalam
pendidikan diharapkan dapat mengurangi timbulnya kesulitan tersebut.
Keberhasilan proses belajar mengajar dilihat dari kemampuan menyelesaikan masalah-masalah
yang diberikan serta siswa merasa nyaman dengan pembelajaran yang berlangsung. Metode yang
tepat menjadikan peserta didik merasa tertarik dengan apa yang dipelajari. Siswa semakin semangat
dalam belajar ketika guru dapat memberikan pembelajaran menggunakan metode yang mudah
diterima.
Siswa terkadang merasa jenuh dengan apa yang disampaikan oleh guru karena metode
pembelajaran yang sangat membosankan. Mereka menganggap cara penyampaian seperti model
78
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
ceramah susah ditangkap, karena ketika pembelajaran berlangsung siswa hanya dituntut untuk
mendengarkan dan memperhatikan tanpa ikut serta untuk aktif dalam pembelajaran.
Seorang guru yang memperhatikan situasi, kondisi, toleransi, pandangan dan jangkauan
peserta didik ialah mendorong atau menimbulkan variasi dalam mengajar. Yang mana salah satunya
adalah dengan mengkombinasi atau memvariasi metode pengajaran sehingga dalam proses mengajar
guru tidak terpaku dalam satu metode saja dan ini bertujuan agar peserta didik tidak merasa bosan
dalam belajar.
Dalam hal ini metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponenkomponen yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Metode merupakan suatu alat untuk
memotivasi dan sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam pengajaran.
Pada awal semester I tahun pelajaran 2010/2011 menunjukkan tingkat penguasaan terhadap
materi pelajaran tersebut rendah. Hal ini terlihat dari hasil nilai ulangan harian, hanya 2 siswa dari 15
siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Pait yang mencapai penguasaan materi sebesar 70 (Nilai
Batas Tuntas). Hal ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan
materi pembelajaran. Guru sebagai pengajar hanya menggunakan model pembelajaran yang
monoton, sehingga siswa merasa bosan dan akibatnya penguasaan terhadap materi rendah.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran Matematika harus digunakan metode pembelajaran
alternatif yang tidak membosankan. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah metode
bervariasi. Dengan metode bervariasi diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
berlangsung menarik bagi siswa sehingga memperoleh hasil yang maksimal.
Dengan alasan tersebut, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) khususnya mata pelajaran Matematika, dengan mengupayakan peningkatan
pembelajaran Matematika melalui pengguanaan metode bervariasi dengan judul “Upaya Peningkatan
Prestasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui
Metode Bervariasi di Kelas V Sekolah Dasar 02 Pait”. Setelah menganalisis masalah yang ada penulis
menentukan fokus perbaikan dengan memilih penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan
aktivitas dan prestasi belajar siswa tentang operasi hitung bilangan bulat.
Dari hasil diskusi terungkap bahwa: 1) Siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, 2) Siswa
kurang berani menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, 3) Sebagian besar siswa masih salah dalam
mengerjakan soal-soal latihan, 4) Siswa mengalami kesulitan dalam operasi hitung bilangan bulat,
dan 5) Hasil ulangan siswa belum memuaskan.
Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifan pembelajaran di atas, untuk membantu siswa
agar menguasai materi dengan baik, penulis merumuskan masalah yang diantaranya: (1) Apakah
penggunaan metode bervariasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) Apakah penggunaan
metode bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan (3) Apakah penggunaan metode
bervariasi dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat pada
siswa kelas V semester I kelas V SD negeri 02 Pait.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah penggunaan metode bervariasi
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, (2) Untuk mengetahui apakah penggunaan metode
bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan (3) Untuk mengetahui apakah penggunaan
metode bervariasi dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran operasi hitung bilangan
bulat pada siswa kelas V semester I kelas V SD negeri 02 Pait.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Bagi guru,
penelitian ini dapat memberikan wawasan teknik operasi hitung bilangan bulat. Bagi siswa, hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan keterampilan operasi
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI
METODE BERVARIASI
Sudarso
79
hitung bilangan bulat. Bagi sekolah, penelitain ini dapat memberikan manfaat mutu proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yakni pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2010.
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Pait Kecamatan Siwalan Kabupaten
Pekalongan tahun pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari 15 siswa. Prosedur penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu
merencanakan (Planning), melakukan tindakan (Acting), mengamati (Observing), dan refleksi
(Reflecting).
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu menggunakan lembar observasi, tes dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif.
Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil tes tertulis siswa pada pra siklus, siklus I,
dan siklus II. Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif yaitu :
Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil observasi aktivitas belajar
siswa dan, minat belajar siswa, dan kinerja guru pada masing-masing siklus. Berikut rumus yang
digunakan untuk data kualitatif:
Dengan kriteria keberhasilan sebagai berikut:
Tabel 1. Presentase Keberhasilan
Persentase
Kriteria
90% ≤ SR ≤ 100%
Sangat Baik
80% ≤ SR ≤ 90%
Baik
70% ≤ SR ≤ 80%
Cukup
60% ≤ SR ≤ 70%
Kurang
SR < 60%
Sangat Kurang
Sumber: Hakim dan Mara, (20013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Siklus I
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus I meliputi 3 kegiatan yaitu, 1) Persiapan menyusun program
pembelajaran yaitu guru merumuskan tujuan yang akan dicapai dalm pembelajaran, mencari model
pembelajaran, metode serta teknik yang sesuai dengan materi. Merancang instrumen penilaian, baik
proses maupun hasil pembelajaran; 2) Menyusun program pembelajaran, yaitu menentukan alokasi
waktu, memilih materi yang sesuai, merumuskan tujuan pembelajaran, menyusun skenario, dan
80
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
merancang instrumen penilaian; 3) Mencoba/berlatih menggunakan skenario yang disusun agar
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan tindakan terdiri dari 3 kegiatan utama yakni pendahuluan, kegiatan inti
dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan, guru memotivasi siswa dengan meminta siswa untuk
menceritakan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang manfaat penjumlahan dan
pengurangan, menyampaikan tujuan pembelajaran, serta megadakan pretest. Pada kegiatan inti guru
menyampaikan informasi tentang langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode bervariasi,
siswa belajar mengerjakan soal-soal dalam buku/LKS, guru membantu membimbing tiap-tiap
kelompok siswa dalam mengerjakan soal latihan, mengecek kembali beberapa siswa setelah siswa
belajar dengan bantuan siswa lain. Pada kegiatan penutup guru menyimpulkan hasil pembelajaran
dan mengadakan evaluasi berupa pertanyaan secara lisan kemudian memberi penghargaan pada
siswa atau kelompok yang bekerja dengan baik serta memberi pelatihan lanjutan dan tugas rumah.
3. Tahap Pengamatan
Tahap pengamatan pada siklus I berisi kegiatan pengumpulan data menggunakan cara tes
dan non tes. Cara tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menyerap
materi pembelajaran. Pengumpulan data non tes melalui observasi atau pengamatan dan wawancara.
Lembar observasi untuk mengetahui sejauh mana kondisi kelas saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung melalui pengamatan aktivitas dan minat belajar siswa yang terdiri dari, kesiapan anak
menerima pelajaran serta kondisi anak pada proses pembelajaran. Disamping pengamatan diatas,
guru perlu mengadakan wawancara dengan siswa untuk mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam
penyusunan laporan.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi berupa kegiatan analisis terhadap data yang diperoleh dari kegiatan observasi,
wawancara maupun kegiatan lain dalam siklus I. Hasil analisis digunakan sebagai pedoman untuk
melangkah pada kegiatan selanjutnya, sehingga pada kegiatan siklus berikutnya guru harus mampu
memperbaiki aktivitas yang kurang maksimal, gairah belajar yang pasif menjadi lebih baik dan dapat
disempurnakan.
Observasi yang dilaksanakan pada siklus I meliputi observasi aktivitas siswa, aktivitas guru ,
dan prestasi belajar siswa.
Tabel 1. Hasil Pengamatan/Observasi Siklus I
No
Aspek
Hasil Pengamatan
Keterangan
1.
Perhatian siswa
instruksional
2.
3.
dalam
Hampir semua siswa aktif
Ditandai
dengan
mendemonstrasikan peraga model
balok garis bilangan untuk
mengerjakan soal.
Perhatian siswa dalam
melaksanakan tugas
Hampir
semua
siswa
melaksanakan tugas
Ditandai dengan mencoba mengisi
soal opeasi hitung campuran
bilangan bulat.
Keseriusan siswa dalam
melaksanakan tugas
Hampir semua siswa serius
Sambil bermain siswa berdiskusi
serius melaksanakan tugas.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI
METODE BERVARIASI
Sudarso
81
4.
Tingkat kesalahan siswa
dalam melaksanakan tugas
75% dari 15 siswa yang
maju menjawab dengan
benar
Kesalahan terjadi pada soal
menentukan operasi campuran
bilangan bulat.
5.
Tanggapan dari siswa
Semua
siswa
senang
dengan
penggunaan
metode bervariasi yang
dibantu dengan alat peraga
Semua menjawab setuju belajar
dengan metode secara bervariasi
(tanya jawab, tugas)
6.
Kecepatan
soal
3-4 menit/soal
Jumlah soal yang diselesaikan 8
soal dari 10 soal isian.
7.
Hasil tes formatif
Rata-rata 73,3
Persentase ketuntasan 73,33%
mengerjakan
Siklus II
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus II dilakukan dengan perbaikan dan penyempurnaan
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan adalah
membuat Rencana Pembelajaran dengan materi yang sama dengan siklus I. Menyiapkan lembar
observasi, wawancara dan jurnal, menyiapkan alat peraga dan sumber bahan ajar yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir sama hanya saja kekurangan-kekurangan
pada saat dilakukan siklus I diperbaiki dan pendekatan-pendekatan lebih ditingkatkan lagi.
3. Tahap Pengamatan
Pada tahap pengamatan siklus II dilakukan dengan mengamati aktivitas dan minat belajar
siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan difokuskan pada keseriusan siswa dalam
pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Kemajuan-kemajuan yang dicapai dan kelemahankelemahan yang mncul juga dijasikan pusat sasaran dalam observasi
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi digunakan untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode demonstrasi
dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat, dan mengetahui perubahan perilaku siswa setelah
pembelajaran. Sesuai dengan landasan teori, maka dalam penelitian tindakan kelas ini diajukan
hipotesis sebagai berikut : penggunaan metode bervariasi dapat mmeningkatkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat, penggunaan metode
bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat,
penggunaan metode bervariasi dapat meningkatkan aktivitas guru dalam pembelajaran operasi hitung
bilangan bulat pada kelas V semester I Sekolah Dasar Negeri 02 Pait.
Tabel 2. Hasil Pengamatan/Observasi Siklus II
No
Aspek
1.
Perhatian siswa
instruksional
2.
Perhatian siswa dalam
melaksanakan tugas
82
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
dalam
Hasil Pengamatan
Keterangan
Semua siswa aktif
Semua mengerjakan tugas.
Semua siswa melaksanakan
tugas
Semua mengerjakan tugas.
3.
Keseriusan siswa dalam
melaksanakan tugas
Semua siswa serius
Sambil
bermain
siswa
berdiskusi dan tanya jawab
dan dapat menyelesaikan tugas
dengan cepat.
4.
Tingkat kesalahan siswa
dalam melaksanakan tugas
Dari 15 siswa (4 kelompok)
yang
maju
semuanya
melaksanakan tugas dengan
benar
Tidak ada kesalahan.
5.
Tanggapan dari siswa
Semua siswa senang dengan
pembelajaran
operasi
penjumlahan
dan
pengurangan bilangan bulat
Ada perubahan persepsi siswa
dari
semula
menyatakan
semua sulit menjasi tidak sulit.
6.
Kecepatan
soal
2-3 menit/soal
Jumlah soal yang diselesaikan
10 soal dari 10 soal isian.
7.
Hasil tes formatif
Rata-rata 83,0
Persentase ketuntasan 93,33%
mengerjakan
B. Pembahasan
1. Dampak Kompetensi Siswa
Hasil evaluasi perbaikan pembelajaran siklus I belum berhasil mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Penguasaan materi dan keberanian sebagian besar siswa belum terlihat, masih terdapat 4
siswa (26,6%) yang belum tuntas belajarnya dari 15 siswa (73,34%).
Hasil pembelajaran siswa siklus II menunjukkan hasil yang optimal. Rata-rata kelas 83,0 dan
nilai ketuntasan naik 20% yaitu dari 73,33% (11 siswa) menjadi 93,33% (14 siswa). Siswa yang belum
tuntas tinggal 1 siswa (6,66%).
Hasil evaluasi belajar siswa mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa
dengan metode bervariasi untuk mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan ketutasan
belajar, antara lain : 1) Pada studi awal (pra siklus) siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 13 siswa
dari 15 siswa atau sebesar 86,6%; 2) Pada siklus I siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 4 siswa
dari 15 siswa atau sebesar 26,66%; 3) Pada siklus II siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 1 siswa
dari 15 siswa atau sebesar 6,66%. Disamping itu, siswa yang menguasai materi pelajaran mengalami
kenaikan, yaitu : 1) Pada pra siklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa dari 15 siswa atau
sebesar 13,33% dengan rata-rata kelas 55,3 dan persentase sebanyak 55,30%; 2) Pada siklus I siswa
yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa dari 15 siswa atau sebesar 73,33% dengan rata-rata kelas 74,3;
3) Pada siklus II siswa yang tuntas belajar sebanyak 14 siswa dari 15 siswa atau sebesar 93,33% dengan
rata-rata kelas 93,33.
Gambar1. Grafik Persentase Ketuntasan
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI
METODE BERVARIASI
Sudarso
83
93,33%
100,00%
90,00%
73,33%
80,00%
70,00%
60,00%
55,30%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan kompetensi siswa semakin meningkat
dari pra siklus, siklus I hingga siklus II.
2. Dampak Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, diperoleh aktivitas siswa selama
proses pembelajaran telah melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hal ini terlihat dari antusias
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga minat belajar siswa semakin meningkat. Peningkatan
dapat dilihat dari penilaian yang diberikan oleh pengamat pada tiap siklusnya.
Pada Siklus I perhatian siswa dalam instruksional belum seluruhnya aktif, tetapi pada siklus II
perhatian siswa seluruhnya aktif. Perhatian siswa dalam melaksanakan tugas pada siklus I belum
spenuhnya aktif namun pada siklus II perhatian siswa seluruhnya aktif. Dari aspek yang telah
dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus
II.
SIMPULAN
Berdasarkan analisi dan pembahasan penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar
Tentang Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Metode Bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas V SD Negeri 02 Pait. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya keterampilan siswa pada
beberapa aspek, yaitu (a) menghitung operasi hitung bulat dengan tingkat kesukaran yang sedang, (b)
memecahkan masalah soal cerita yang sangat kompleks, dan (c) menghitung dengan cara cepat
namun tetap akurat.. Metode Bervariasi dapat meningkatkan sikap dan minat belajara siswa tentang
operasi hitung bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek aktivitas siswa selama
pembelajaran, diantaranya yaitu; (a) semua siswa melaksanakan tugas, (b) persepsi siswa mulai
berubah, dari menganggap sulit menjadi mudah, dan (c) menjawab soal evaluasi dengan baik.
84
Dinamika
Vol. 5. No. 4. (2015)
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1993. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Angkasa Bandung.
Hakim A. R. dan M. B Harahap. 2013. Upaya Penguatan Struktur Kognitif Siswa Melalui
Model
Pembelajaran Advance Organizer dengan Pemberian LKS Terstruktur
Berdasarkan Teori APOS.
Jurnal Online Pendidikan Fisika 2(1): 33-41.
Karso. 1998. Pendidikan Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Peningkatan
Mutu Guru Kelas SD Setara D II.
Khafid, M, Suyati. 2004. Pelajaran Matematika 5. Jakarta : Erlangga.
Sardiman, AM. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Suhardjono. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan kedua belas. Bumi Aksara. Jakarta.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI
METODE BERVARIASI
Sudarso
85
Download