Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan

advertisement
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Pendidikan Politik Perempuan
Amirullah1
Abstrak
Manusia merupakan elemen pokok dalam pelaksanaan berbagai aktivitas politik. Setiap manusia
meskipun ia bukan sebagai subjek politik, tetapi ia pasti merupakan objek politik. Sistem politik
demokratis yang dianut dan dijalankan dalam suatu negara, menghendaki partisipasi masyarakat
(warga Negara). Terkait dengan sistim politik yang demokratis, laki-laki dan perempuan memiliki
hak yang sama di dalamnya. Pemenuhan hak-hak politik perempuan merupakan salah satu jalan bagi
perbaikan nasib perempuan. Keterwakilan perempuan di parlemen dan pemerintahan bukan tujuan
akhir, namun merupakan entri point bagi perjuangan demi jutaan nasib perempuan lainnya. Partai
politik memiliki fungsi dan tanggung jawab yang signifikan dalam upaya meningkatkan partisipasi
politik dan memperjuangkan kepentingan politik perempuan. Partisipasi politik perempuan tidak akan
pernah mendapat hasil selama partai politik tidak melakukan upaya-upaya maksimal dalam
pemberdayaan perempuan. Pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap perempuan
untuk memenuhi fungsi, kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang telah ditetapkan.
Kata-kata kunci : Pendidikakan politik, dan perempuan.
1
Amirullah, Dosen FKIP PPKN Unsyiah, Email: [email protected], [email protected]
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |104
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
masih sangat rendah, bahkan meskipun telah
PENDAHULUAN
Sistem politik demokratis yang dianut
dan
dijalankan
dalam
suatu
negara,
ditetapkan kebijakan kuota 30 % (Murdiono,
2009: 4).
menghendaki partisipasi masyarakat (warga
Negara)
dalam setiap proses politik, akan
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan,
apakah
selama
ini partai politik sudah
menentukan dan memberikan pengaruh dalam
menjalankan fungsinya untuk meningkatkan
setiap
partisipasi
pengambilan
keputusan
yang
politik
perempuan?
Partisipasi
menentukan arah, serta tujuan bangsa dan
politik perempuan tidak akan pernah mendapat
Negara tersebut. Tanpa adanya partisipasi
hasil selama partai politik tidak melakukan
politik dari warga negara, baik laki-laki
upaya-upaya maksimal dalam pemberdayaan
maupun perempuan, tidak mungkin dapat
perempuan, meningkatkan kesadaran politik
terbentuknya
perempuan,
suatu
pemerintahan
yang
kapasitas
kinerja
dan
demokratis. Yang akan terjadi justru sikap
kepemimpinan perempuan melalui sosialisasi
mendominasi dan subjekivitas dari penguasa
dan
semata, sehingga akan merugikan bangsa dan
pelatihan.
Negara tersebut secara keseluruhan.
perempuan memiliki akses yang sangat rendah
Era demokratisasi, pemenuhan hak-
pendidikan
politik
Mengingat
serta
pelatihan-
secara
statistik
terhadap pendidikan serta kondisi sosial
hak asasi manusia terutama di bidang politik,
budaya
partai politik memiliki fungsi dan tanggung
meminggirkan
jawab
upaya
perempuan di ranah publik dan politik. Di
dan
samping itu, UU No. 2 Tahun 2008,
politik
menyatakan bahwa partai politik mempunyai
perempuan. Terutama sejak berbagai Undang-
fungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi
undang
masyarakat dan anggotanya. Oleh karenanya,
yang
signifikan
meningkatkan
partisipasi
memperjuangkan
politik
politik
kepentingan
mengamanatkan
partisipasi
dalam
peningkatan
perempuan
melalui
menjadi
dan
agama
dan
penting
yang
selama
ini
mendiskriminasikan
untuk
kebijakan penetapan kuota politik laki-laki dan
bagaimanakah
perempuan dalam setiap proses politik pada
politik yang dilakukan oleh partai politik
masing-masing partai politik.
selama
ini
implementasi
mengetahui,
terhadap
pendidikan
perempuan
untuk
Lahirnya UU No. 10 Tahun 2008
memenuhi fungsi, kewajiban dan tanggung
tentang Pemilu yang menetapkan aturan kuota
jawabnya sesuai dengan undang-undang dan
30 % bagi perempuan sebenarnya menjadi
peraturan yang telah ditetapkan. Terutama
berita baik bagi kaum perempuan. Namun
partai-partai besar di Indonesia yang memiliki
ternyata, penyertaan 30% perempuan di dalam
pengaruh sangat kuat di dalam pemerintahan
keanggotaan
secara
dan memiliki pendukung yang cukup banyak,
otomatis mengubah paradigma partai untuk
serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam
berpihak kepada perempuan. Karena terbukti
melakukan pemberdayaan dan pendidikan
bahwa keterlibatan perempuan di dalam politik
terhadap perempuan.
partai
ISSN 2086 – 1397
politik
tidak
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |105
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Beranjak dari rendahnya keterlibatan
jabatan-jabatan publik tersebut, umumnya
perempuan dalam politik yang ternyata juga
partai politik mengambil dari luar kader atau
terjadi di Aceh, bahkan Aceh termasuk ke
anggota partai yang bersangkutan (Romli,
dalam daerah yang sama sekali tidak memiliki
2008: 29-30).
wakil perempuan di Parlemen nasional. Di
Guna menaikkan bargaining position,
tingkatan daerah pun, masih sangat minim
sangat
caleg perempuan yang lolos ke DPRA. Atas
perempuan diberdayakan dalam segala segi
dasar inilah penelitian ini dilakukan.
kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan.
Penelitian ini bertujuan untuk:
Demikian
1.
Mendapatkan
pendidikan
informasi
politik
tentang
terhadap
perempuan yang dilakukan oleh partai
politik.
2.
terkait
halnya
bagaimana
pula
terkait
kaum
kepada
kesempatan memasuki arena politik. Seperti
yang dinyatakan oleh Anugrah (2009:46-47):
“Perempuan terdidik dan tingkat intelektual,
merupakan
Mengetahui kendala-kendala yang
kepada
syarat
pencapaian
mutlak
keterwakilan
bagi
realisasi
yang
efektif.
dihadapi oleh partai politik dalam
Feminisasi politik memiliki aspek korelasi
mengimplementasikan
dengan
pendidikan
politik terhadap perempuan.
tuntutan
mencerdaskan
kaum
perempuan secara fair. Seorang perempuan
yang berdiri di panggung politik, jika dirinya
KAJIAN PUSTAKA
Persoalan yang umumnya muncul
benar-benar efektif menjadi wakil rakyat,
pada partai-partai politik saat ini adalah pola
terlebih sebagai wakil dari kaum perempuan,
seleksi, penjenjangan dan pendidikan bagi
maka
para anggota kurang dilakukan secara lebih
tambah dari tokoh-tokoh lainnya termasuk dari
memadai. Memang ada beberapa partai politik
kaum
yang sudah melakukan seperti itu, namun
kesetaraan gender. Oleh karenanya, dalam
sebagian partai politik yang lain belum
kejuangannya merebut persamaan kedudukan,
melakukan secara melembaga. Fenomena
dan melenyapkan diskriminasi gender, kiranya
munculnya „kader instan‟ dan ketidaksiapan
pula
parpol dalam mengajukan calon anggota
pendidikan politik bagi kaum perempuan.”
legislatif
atau
eksekutif,
semua
itu
kehadirannya
pria
yang
akan
mau
ditumbuhkan
Pemberdayaan
memiliki
berjuang
secara
fair
gender
nilai
untuk
proses
(gender
menunjukkan bahwa partai politik belum
empowerment) menurut Mawaya dan Kabeer
melakukan pola rekrutmen dan pendidikan
menegaskan
secara sistematik dan ajeg. Proses kaderisasi
lingkungan yang kondusif bagi perempuan
pun masih terbatas pada pemahaman kader
untuk menggunakan kemampuannya dalam
tentang
yang
mengenali masalah-masalah sosial, termasuk
bersangkutan, belum sampai pada promosi
juga kemampuan untuk mengambil tindakan
hasil kaderisasi dan pendidikan politik untuk
dan pilihan strategis bagi kehidupan mereka.
mengisi jabatan-jabatan publik. Untuk mengisi
Pemberdayaan juga memberikan kesempatan
visi-misi
ISSN 2086 – 1397
partai
politik
pentingnya
penciptaan
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |106
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam
dalam kesempatan
ranah
publik
berbicara,
dan
untuk
melalui
kemampuannya
mengetahui prosedur-prosedur pembicaraan di
mengakses sumber daya
ekonomi dan
parlemen di dalam dan di luar. Termasuk di
kekuasaan, menjadi bagian dari pengambil
antaranya seminar dan lokakarya dimana
keputusan dan menikmati hasil dari akses
anggota-anggota parlemen dijelaskan soal
sumber daya dan pengambilan keputusan
“pembicaraan media” (yakni jenis informasi
tersebut (Alfirdaus, 2008:148).
apa yang diminati media dan bagaimana cara
Selain program-program khusus yang
terbaik
menyampaikannya)
dan
saran
disesuaikan bagi perempuan, latihan-latihan
bagaimana membuat jaringan dengan pribadi
orientasi yang melibatkan laki-laki maupun
media dan mana yang lebih simpati pada isu-
perempuan
isu perempuan (Karam dkk, 1999:126).
juga
penting.
Dalam
acara
pelatihan bersama, perempuan di dorong untuk
Oleh karena itu, setiap partai politik
mengemukakan bidang-bidang kepentingan
hendaknya mampu melakukan pendidikan
mereka dan membuat jaringan dengan rekanan
politik, mencerdaskan, dan memajukan kaum
laki-laki,
perempuan
begitu
pula
dengan
belajar
terutama
konstituennya.
Jika
bagaimana mendobrak codes of conduct yang
kader-kader partai dari kalangan perempuan
mapan. Pada saat bersamaan, wakil laki-laki
masih relatif lebih terbelakang dibanding
akan dibuat peduli dengan isu-isu perempuan
dengan kaum pria, sedangkan perempuan
dan pentingnya wakil perempuan yang dapat
merupakan aset dalam organik partai, tugas
bertindak efektif dalam legislatur. Karena itu,
partai adalah menjadikan kaum perempuan
pelatihan dan orientasi anggota laki-laki
sebagai sumber daya elit partai. Kaum
memainkan peran penting dalam pengarus-
perempuan harus diproses supaya siap dalam
utamaan isu-isu dan perspektif perempuan
lingkaran elit partai. Proses yang ditempuh
(Karam dkk, 1999:125).
adalah bagaimana supaya kaum perempuan
Selain informasi tentang aturan-aturan
menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri,
dan prosedur parlemen yang tertulis maupun
dan memiliki jati diri (Anugrah, 2009:30-31).
tidak tertulis, perempuan juga seharusnya
METODE PENELITIAN
dapat mengikuti pelatihan proyeksi suara dan
Penelitian
pidato
publik
membantu.
yang
Banyak
khususnya
sangat
perempuan
yang
ini
menggunakan
pendekatan Kualitatif. Pendekatan ini biasanya
menuturkan
dan
menafsirkan
data
yang
mengalami kesulitan untuk berbicara secara
berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap
otoritas dan beberapa di antaranya mendapat
dan
kesulitan untuk membuat diri mereka di
masyarakat,
dengar dalam badan-badan legislatif yang
pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh
lebih
khususnya
terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta,
mereka di negara-negara demokrasi sedang
dan lain-lain. Deskriptif kualitatif dilakukan
berkembang, mengaku menemui kesulitaan
dengan mengangkat fakta, keadaan, variabel,
besar.
ISSN 2086 – 1397
Pendatang
baru,
pandangan
yang
hubungan
menggejala
antar
di
variabel,
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |107
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika
kini belum diketahui berapa jumlah pasti
penelitian berlangsung dan menyajikannya
penduduk Banda Aceh pasca tsunami).
secara apa adanya. Bagdan dan Taylor
Kota Banda Aceh memiliki kepadatan
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai
penduduk tertinggi diantara kabupaten/kota
prosedur penelitian yang menghasilkan data
lainnya yakni 3.457/km². Kota Banda Aceh
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
terdiri dari 9 Kecamatan yaitu Baiturrahman,
dari orang-orang dan perilaku yang dapat
Banda Raya, Jaya Baru, Kuta Alam, Kuta
diamati. Perilaku ini diarahkan pada latar
Raja, Lueng Bata, Meuraksa, Syiah Kuala,
belakang dan individu tersebut secara utuh
Ulee Kareng), 17 Mukim, 70 Desa dan 20
(Moleong, 2006:4).
Kelurahan.
Data
yang
diperoleh
melalaui
wawancara, studi dokumentasi, selanjutnya
Walikota
Banda
Aceh
yang
sekarang adalah Illiza Saaduddin Djamal
dengan wakilnya Zainal Abidin..
diolah, diinterpretasikan dengan memfokuskan
Mayoritas penduduk Banda Aceh
pada penajaman makna sedapat mungkin
beragama Islam, meskipun terdapat penganut
dalam bentuk aslinya, yang dideskripsikan
agama lain seperti Kristen dan Konghucu.
dalam bentuk narasi
pemaparan
Banda Aceh memiliki penduduk yang cukup
kontekstual, melalui kata-kata yang logis dan
plural, karena mayoritas penduduk merupakan
uraian kalimat secara jelas dengan cara
pendatang. Penduduk di kota Banda Aceh pun
mengaitkan berbagai temuan data, disertai
berasal dari berbagai etnis, baik etnis Aceh
cuplikan wawancara berupa kalimat langsung
sendiri seperti suku Aceh, Gayo, Aneuk
disertai komentar dari peneliti berdasarkan
Jamee, Singkil, dll maupun etnis di luar Aceh
teori yang mendukung.
seperti Batak, Minang, Jawa bahkan etnis
dengan
Penelitian ini dilakukan di Kota Banda
Aceh. Salah satu kota sekaligus ibu kota
Tionghoa.
Perekonomian
Kota
Banda
Aceh
Provinsi Aceh. Sebagai ibu kota, Banda Aceh
didominasi oleh kegiatan perdagangan dan
menjadi pusat segala kegiatan pemerintahan,
jasa-jasa, baik jasa pemerintahan, wisata,
ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sebelah
disamping perikanan (nelayan dan petambak).
utara Banda Aceh berbatasan dengan Selat
Sebagai pusat segala kegiatan ekonomi, politik
Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan
dan pemerintahan, masayarakat Banda Aceh
Kabupaten
Aceh
Barat
memiliki tingkat aktivitas, kesibukan serta etos
berbatasan
dengan
Hindia
kerja yang cukup tinggi dan padat, sehingga
berbatasan
dengan itu menjadikan penduduk Banda Aceh
sedangkan
di
Besar,
sebelah
Samudra
sebelah
Timur
dengan Kabupaten Aceh Besar. Banda Aceh
2
memiliki
kondisi
perekonomian
dan
memiliki luas 61,36 km . Jumlah penduduk
kemamapanan lebih baik di banding dengan
kota Banda Aceh sebelum terjadinya bencana
daerah lain di Aceh.
Tsunami adalah sekitar 230.828 jiwa (hingga
Sumber data dalam penelitian ini
adalah pihak-pihak yang dapat memberikan
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |108
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
informasi dan keterangan sesuai dengan
Setelah mendapat persetujuan dari
permasalahan penelitian. Agar penelitian ini
ketua masing-masing partai, penulis langsung
lebih terfokus dan tidak bias, partai politik
menjumpai satu persatu para pengurus partai
yang akan menjadi sumber dan subjek
yang dapat memberikan informasi melalui
penelitian
wawancara.
ini
adalah
yang
berdasarkan
Wawancara
dengan
para
pengamatan awal, yaitu partai-partai politik
pengurus dan pejabat teras partai, ketua
besar dan berpengaruh yang secara real
bidang/departemen terkait, anggota partai dan
melakukan pemberdayaan dan pendidikan
anggota legislatif perempuan, dll yang menjadi
terhadap perempuan di Aceh, yakni Partai
subjek data penelitian.
Golkar, PPP dan PKS.
Analisis data adalah proses menyusun
Golkar dapat dijadikan referensi dalam
secara sistematis
data yang diperoleh dari
hal keterwakilan perempuan di parlemen
hasil wawancara, catatan lapangan, dan data
Aceh, PPP dapat dijadikan referensi dalam hal
yang telah diolah dilakukan penafsiran dan
keterwakilan
interpretasi,
di
bidang
eksekutif
dan
kepemimpinan perempuan (pertama dan satu-
untuk
Untuk
yang juga merupakan pimpinan partai berasal
dengan
dari PPP), sedangkan PKS dapat dijadikan
sebagai berikut:
dalam
hal
keanggotaan
dan
kaderisasi Partai.
kesimpulan,
sehingga mudah untuk dipahami.
satunya kepala daerah perempuan di Aceh,
referensi
membuat
menganalisis data dilakukan
menggunakan
langkah-langkah
Reduksi data ini dilakukan untuk
penyempurnaan
data,
baik
pengurangan
Subjek penelitian dalam penelitian ini
terhadap data yang kurang perlu dan tidak
adalah orang yang benar-benar mengetahui
relevan, maupun penambahan terhadap data
secara praktikal dan konseptual mengenai hal
yang dirasa masih kurang. Kegiatan mereduksi
tertentu yang terkait dengan penelitian karena
data mencakup unsur-unsur spesifik termasuk
tugas/jabatan/kedudukan/fungsi, seperti Ketua
(1) proses pemilihan data atas dasar tingkat
Umum
relevansi
Partai
atau
Sekjen
Partai,
dan
kaitannya
dengan
setiap
Bidang/departemen Pendidikan dan Kaderisasi
kelompok data, (2) menyusun data dalam
Partai,
Perempuan,
satuan-satuan sejenis. Pengelompokkan data
anggota/kader perempuan, anggota legislatif
dalam satuan yang sejenis ini juga dapat
perempuan, dari PKS, GOLKAR dan PPP.
diekuivalenkan
Ketua
bidang
Penelitian ini di awali
dengan
menjumpai pengurus partai yang menjadi
sebagai
kegiatan
kategorisasi/variable, (3) membuat koding data
sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian.
objek penelitian ini, yaitu partai Golkar, PPP
Melalui reduksi data dapat menajam,
dan PKS kemudian difasilitasi untuk dapat
menggolong, mengarahkan, membuang yang
melakukan wawancara dengan para pengurus
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan
partai lainnya.
cara sedemikian rupa sehingga dapat diambil
dan diverifikas data.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |109
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Data kualitatif dapat disederhanakan
Langkah berikutnya dalam proses
dan transformasikan dalam aneka macam cara,
analisis
yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui
kesimpulan
ringkasan
singkat,
melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal
menggolongkan-nya dalam satu pola yang
yang dikemukan masih bersifat sementara dan
lebih luas, dsb. Kegiatan lain yang masih
akan berubah biladitemukan bukti-bukti kuat
termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan
yang mendukung tahap pengumpulan data
memfokuskan,
dan
berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-
catatan
bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi
atau
uraian
menyederhanakan
mentransfer dari data kasar
ke
lapangan.
data
kualitatif
adalah
berdasarkan
menarik
temuan
dan
data dimana makna-makna yang muncul dari
Setelah
data
langkah
data harus diuji kebenarannya, kekokohannya,
analisis selanjutnya adalah penyajian (display)
dan kecocokannya, yakni yang merupakan
data.
menyusun
validitasnya. Penarikan kesimpulan/verifikasi
sekumpulan informasi yang kompleks ke
merupakan proses perumusan makna dari hasil
dalam suatu bentuk yang sistematis. Penyajian
penelitian yang diungkapkan dengan kalimat
data
yang singkat-padat dan mudah difahami, serta
Penyajian
diarahkan
data
agar
terorganisasikan,
hubungan,
direduksi,
adalah
data
hasil
tersusun
sehingga
reduksi
dalam
pola
dilakukan
dengan
cara
berulangkali
menjadi
sekumpulan
melakukan peninjauan mengenai kebenaran
yang
memberi
dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dengan relevansi dan konsistensinya terhadap
dan pengambilan tindakan. Pada langkah ini
judul, tujuan dan perumusan masalah yang
peneliti berusaha menyusun data yang relevan
ada.
informasi
sehingga
tersusun
menjadi
informasi
yang
dapat
Apabila
kesimpulan
yang
disimpulkan dan memiliki makna tertentu.
dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
Penyajian-penyajian
baik
bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten
merupakan suatu cara yang utama bagi analisis
dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti
kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai
kembali ke lapangan maka kesimpulan yang
jenis grafik, jaringan, uraian naratif, bagan,
diperoleh
hubungan antar kategori, dan lain sejenisnya.
kredibel. Sejak awal pengumpulan data,
Bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan
peneliti sebaiknya mulai memutuskan antara
peneliti
terjadi.
data yang mempunyai makna dengan data
Semuanya dirancang guna menggabungkan
yang tidak diperlukan atau tidak bermakna.
informasi yang tersusun dalam suatu bentuk
Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya
yang
masih tetap terbuka untuk menerima masukan
memahami
padu
dan
yang
apa
mudah
lebih
yang
diraih
serta
merencanakan kerja penelitian selanjutnya
merupakan
kesimpulan
yang
data.
untuk mencapai tujuan penelitian.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |110
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Ketika
HASIL PENELITIAN
reformasi
bergulir
dan
Dokumen
Soeharto berhasil dilengserkan dari jabatannya
Profil Golkar
sebagai presiden Republik Indonesia, hal ini
Partai Golongan Karya (Partai Golkar)
berimbas pada Golkar. Golkar juga dituntut
adalah sebuah partai politik di Indonesia.
untuk dibubarkan. Di bawah kepemimpinan
Sebelumnya
Akbar
bernama
Golongan
Karya
Tanjung,
Golkar
berubah
wujud
(Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan
menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga
Karya (Sekber Golkar). Partai Golkar bermula
mengusung citra sebagai Golkar baru dan
dengan berdirinya Sekber Golkar pada masa-
Akbar
masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno,
Golkar dari serangan eksternal dan krisis citra
tepatnya pada tanggal 20 Oktober 1964 oleh
partai.
Angkatan
Darat
Tanjung berhasil mempertahankan
untuk
menandingi
Partai Golkar kemudian ikut dalam
Komunis
Indonesia
Pemilu 1999 dan mengalami penurunan suara
(PKI) dalam kehidupan politik di Indonesia.
di peringkat ke dua di bawah PDIP dengan
Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono terpilih
perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari
sebagai ketua Sekber Golkar yang pertama,.
suara sah. Namun pada pemilu legislatif 2004
pengaruh Partai
Pada awal pertumbuhannya, Sekber
Golkar
beranggotakan
organisasi
dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara
berkembang
sah. Pada pemilu legislatif 2009 lalu suara
menjadi 291 organisasi fungsional. Organisasi-
Partai Golkar kembali turun ke posisi dua.
organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber
Saat ini, Golkar dipimpin oleh Aburizal Bakrie
Golkar
yang terpilih dalam Munas VIII di Pekanbaru
fungsional
yang
ini
61
Golkar menjadi pemenang pemilu legislatif
kemudian
kemudian
dikelompokkan
berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh)
Riau menggantikan Jusuf Kalla.
Kelompok Induk Organisasi (KINO).
Pada pemilu 2009, Golkar memenuhi
Untuk menghadapi Pemilu 1971, 7
kuota perempuan 30 persen. Dari 640 calon
KINO mengeluarkan keputusan bersama pada
legislator, 164 diantaranya caleg perempuan
tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi
atau 30,27 persen. Pemilu 2004 lalu, Golkar
peserta pemilu melalui satu nama dan tanda
hanya
gambar yaitu Golongan Karya (Golkar). Logo
Sedang pada pemilu 1999, Golkar hanya
dan nama ini, sejak pemilu 1971, tetap
sanggup memenuhi 13,3 persen.
dipertahankan sampai sekarang. Dalam Pemilu
1971,
Golongan
Karya
tampil
mampu
Partai
memenuhi
Golkar
juga
14,28
persen.
menunjukkan
sebagai
keberpihakannya pada perempuan dengan
pemenang. Kemenangan ini diulangi pada
kebijakan memprioritaskan untuk memilih
pemilu-pemilu
caleg
berikutnya
selama
perempuan
bila
perolehan
suara
pemerintahan Orde Baru, yaitu Pemilu 1977,
terbanyaknya sama dengan caleg laki-laki.
1982, 1987, 1992, dan 1997.
Sebagaimana ditegaskan dalam surat edaran
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |111
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Partai Golkar Nomor 8/2008 sebagai hasil
secara tegas menjaga NKRI, mempertahankan
keputusan Rapimnas IV tahun 2008.
Pancasila
Profil PPP
menegakkan
Partai Persatuan Pembangunan yang
sebagai
dasar
negara
supremasi
hukum.
PPP
berpegang
perjuangannya,
Islam
yang
dan
Dalam
pada
disingkat PPP adalah partai politik dengan jati
pemahaman
“Rahmatan
diri Islam yang merupakan hasil fusi dari
„Alamin” yakni pemahaman Islam yang
beberapa partai yang berbasis Islam, yaitu
inklusif, moderat, santun, damai, serta anti
partai Nahdatul Ulama (NU), Partai Muslim
radikalisme.
Lil
Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam
Jabatan ketua umum pada awalnya
Indonesia (PSSI), dan Partai Islam Persatuan
berbentuk presidium yang terdiri dari KH
Tarbiyah Islamiyah (Perti). Keempat partai
Idham Chalid sebagai Presiden Partai serta
tersebut memfusikan politiknya dalam satu
Mintaredja, Thayeb Gobel, Rusli Halil dan
partai
Masykur sebagai
politik
bernama
Partai
Persatuan
wakil
presiden
partai.
Pembangunan (PPP) yang dideklarasikan
Sedangkan saat ini, PPP dipimpin oleh
pada tanggal 5 januari 1973. Kegiatan lain
Suryadharma Ali yang juga menjabat sebagai
yang tidak bersifat politik, tetap dilakukan
Menteri Agama.
oleh organisasi masing-masing sebagaimana
PPP menunjukkan keberpihakannya
sediakala, bahkan lebih ditingkatkan dalam
terhadap partisipasi politik perempuan melalui
pembangunan mental dan spiritual.
kebijakannya seperti yang tertuang di dalam
Dari
sejak
sampai
AD/ART PPP yang memberikan perintah
reformasi bergulir tahun 1998, PPP adalah
afirmatif agar perempuan di lingkungan PPP
satu-satunya partai politik yang menjadi
maju dan berkembang, antara lain: Pertama,
wadah perjuangan aspirasi politik umat Islam
Pasal 71 AD PPP memerintahkan agar setiap
di
tingkatan
Indonesia.
berdirinya
Indentitas
Islam
PPP
kepemimpinan
PPP
harus
mencerminkan corak “Islam ke-Indonesiaan”
memerhatikan kesetaraan dan keadilan gender
atau
yang
berdasarkan kualitas sumber daya manusia.
berpegang pada harmoni antara universalitas
Kedua, dalam ketentuan komposisi Pengurus
Islam dan lokalitas
Harian di berbagai tingkatannya ada perintah
“Islamnya
orang
Indonesia”
ke-Indonesiaan. PPP
dalam hal ini, meletakkan hubungan Islam dan
afirmatif
negara
bersih,
Pengurus Harian terdiri atas kaum perempuan
simbiotik, sinergis, serta saling membutuhkan
(Pasal 15 AD PPP). Ketiga, dalam komposisi
dan memelihara.
Mahkamah
dalam
hubungan
yang
agar
minimal
Partai
30
yang
persen
dari
mempunyai
Terwujudnya Negara Indonesia yang
kewenangan memutus perkara perselisihan
damai, makmur, sejahtera serta religius dan
internal yang bersifat final dan mengikat ada
bermodal menjadi orientasi perjuangan politik
perintah afirmatif agar 2 dari 9 anggota
PPP. Dalam mewujudkannya, PPP senantiasa
Mahkamah Partai terdiri atas perempuan yang
menjunjung tinggi nilai dan prinsip demokrasi,
bahkan
ISSN 2086 – 1397
dalam
kenegaraan,
dalam
UU
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |112
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Mahkamah Konstitusi pun tidak ada perintah
Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan
semacam itu.
Dewan
Profil PKS
Kabupaten/Kota).
Partai
sebelumnya
Keadilan
Sejahtera (PKS),
bernama Partai
bergabung
Daerah
Sehari
dengan
(setingkat
kemudian,
PKS.
PK
Dengan
Keadilan (PK),
penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan)
sebuah partai
resmi berubah nama menjadi PKS (Partai
adalah
politik berbasis Islam di Indonesia
sebagai
Keadilan Sejahtera).
mana PPP. PKS berdiri pada 20 Juli 1998,
dengan
Pimpinan
nama
awal Partai
Keadilan (disingkat PK) dalam
sebuah
Setelah Pemilu
Wahid
2004, Hidayat
kemudian
ketua MPR dan
terpilih
digantikan
oleh
Nur
sebagai
Tifatul
konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar,
Sembiring yang terpilih menjadi Presiden PK
Kebayoran Baru, Jakarta.
Sejahtera
Partai
Keadilan
bergerak
melalui
periode
2005-2010.
Sembiring dipercaya
Tifatul
menjabat Menteri
gerakan dakwah di kampus yang kemudian
Komunikasi dan Informatika. Maka estafet
menjelma menjadi gerakan politik. Partai ini
kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan
didirikan oleh sejumlah aktivis dan intelektual
Ishaq sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada
muda muslim, seperti Dr. M. Hidayat Nur
Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni
Wahid, M.A, Lutfi Hassan Khaq, M.A dan Dr.
2010 di Jakarta, Luthfi Hasan Ishaaq terpilih
Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. Nur
menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2010-
Mahmudi
2015.
kemudian
diangkat
menjadi
Presiden Partai Keadilan pertama dengan
Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh
Sekretaris Jenderalnya adalah H. Anis Matta,
suara sebanyak 7,34% (8.325.020) dari jumlah
L.c. Nur Mahmudi kemudian menjadi Menteri
total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari
Kehutanan dan Perkebunan dalam kabinet
total 550 kursi di DPR. Pada 9 Juli 2008 PKS
pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid dan
memperoleh nomor urut 8 dalam pemilu 2009
digantikan
dan mendapat 57 kursi (10%) di DPR
oleh Hidayat
Nur
Wahid yang
terpilih pada 21 Mei 2000.
hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009,
Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun
1999 tentang
batas
(7,9%) dan menjadi satu-satunya partai--selain
minimum keikut sertaan parpol pada pemilu
Demokrat--yang mengalami kenaikan jumlah
selanjutnya (electoral threshold) dua persen,
persentase perolehan suara.
maka PK harus mengubah namanya untuk
HASIL WAWANCARA
dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya.
Komitmen partai terhadap pendidikan dan
Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera
peningkatan kapasitas politik perempuan
(PK
syarat
Sejahtera)
berlakunya
setelah mendapat sebanyak 8.206.955 suara
menyelesaikan
seluruh
Berdasarkan hasil pengumpulan data
proses verifikasi Departemen Kehakiman dan
di
HAM
wawancara dan dokumentasi menunjukkan
(Depkehham)
ISSN 2086 – 1397
di
tingkat
Dewan
lapangan,
temuan-temuan
melalui
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |113
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
bahwa, dari ketiga partai baik Partai Golkar,
hanya mencakup aspek ekonomi dan sosial
PPP dan PKS, tidak ada satupun partai yang
seperti pelatihan kewirausahaan, keterampilan
memiliki kebijakan khusus dan program
industri rumah tangga, penyuluhan kesehatan
strategis terkait dengan pemberdayaan politik
ibu dan anak (Posyandu) dan pengajian dan
perempuan demi meningkatkan pemahaman,
arisan ibu-ibu. Tidak ada yang menyangkut
kesadaran dan partisipasi perempuan sesuai
dengan pemberdayaan di bidang politik.
amanat kebijakan kuota 30 persen, baik di
Di dalam Program Kerja Bidang
dalam visi-misi, platform, AD/ART maupun
Perempuan DPW PKS Tahun 2011 pun,
hasil keputusan-keputusan rapat besar seperti
terlihat, dari 11 agenda kegiatan yang telah
Munas, Rakornas, Rakerda.
terlaksana selama tahun 2011, hanya ada 2
Semua pimpinan partai menyatakan
bahwa,
kebijakan
terkait
dengan
pemberdayaan perempuan adalah melalui
dibentuknya
Bidang/Biro
agenda kegiatan yang menyangkut dengan
pemberdayaan dan pendidikan politik bagi
anggota perempuan partai.
Pemberdayaan
Melalui indikator-indikator di atas,
Perempuan atau melalui pemberian porsi yang
menjadi sangat diragukan jika partai-partai
sama dan seimbang antara laki-laki dan
tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki
perempuan di dalam memperoleh diklat-diklat
komitmen yang baik untuk mensukseskan
dan pelatihan kader atau pada kajian-kajian
kebijakan
rutin yang dilaksanakan oleh partai. Partai-
dinyatakan oleh Marijan (2010:49):
kuota.
Karena
seperti
yang
partai tersebut juga tidak memiliki konsep
“Kebijakan affirmative action Kuota 30 %
yang jelas tentang pelaksanaan pendidikan
perempuan diberlakukan karena didasarkan
politik
tidak
pada pemahaman bahwa adanya kesempatan
bagi
yang sama masih belum mampu menghasilkan
perempuan
menganggarkan
plot
disamping
dana
khusus
pemberdayaan politik perempuan.
sesuatu yang sama (similar result). Kelompok-
Partai Golkar sesungguhnya memiliki
kebijakan
khusus
bagi
perempuan
kelompok yang termarginalkan secara politik,
pada
termasuk perempuan, pada kenyataannya tidak
Rencana Operasional partai Golkar dalam
memiliki titik pijak yang sama ketika harus
mensukseskan Pilkada 2010-2013, Pemilu
bersaing dengan kelompok-kelompok yang
Legislatif 2014 dan Pemilihan Presiden dan
lain. Implikasinya, mereka selalu kalah di
Wakil Presiden 2014, yang memuat tentang
dalam persaingan.”
kerja-kerja dan strategi partai di semua aspek
Secara
tidak
langsung,
kebijakan
termasuk di dalam organisasi sayap dan
kuota sedang memaksakan partai-partai politik
fungsional perempuan.
untuk menerapkan kebijakan dan strategi
Namun sangat disayangkan bahwa
khusus untuk meningkatkan partisipasi politik
yang menjadi agenda pemberdayaan bagi
perempuan. Jika peningkatan kapasitas politik
perempuan
pelaksanaan
perempuan hanya bergantung pada diklat-
pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan yang
diklat atau pelatihan kader yang belum tentu
adalah
ISSN 2086 – 1397
berupa
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |114
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
dilaksanakan
setahun
sekali,
maka
apa
pemberdayaan yang berasal dari dalam partai
bedanya sebelum dan sesudah kebijakan kuota
hanyalah berupa diklat-diklat dan pelatihan
diterapkan. Adanya bidang pemberdayaan
kader bersama yang diperuntukkan secara
perempuan pun tidak dapat dijadikan tolak
umum bagi anggota dan kader laki-laki dan
ukur telah terlaksananya pendidikan politik
perempuan.
yang efektif bagi perempuan ketika partai
Pada
dasarnya
diklat-diklat
dan
tidak menetapkan kebijakan mengenai konsep
pelatihan kader tersebut merupakan kegiatan
dasar pendidikan dan pemberdayaan politik.
yang sudah terprogram, seperti pada Partai
Pada akhirnya, bidang perempuan hanyalah
Golkar
sebagai
pelaksanaannya ternyata tidak memiliki skala
bidang
yang
bersifat
formalitas
semata.
PPP.
Namun
dalam
waktu yang tetap, sangat bergantung pada
Padahal, kebijakan partai merespon
isu
dan
gender
merupakan
suatu
tantangan,
kondisi, momendan pendanaan, walaupun
biasanya diusahakan untuk diadakan minimal
terutama menjawab pembaharuan kebijakan
setahun
internal untuk isu keterwakilan perempuan
pemberdayaan ini bersifat umum, bukan
sebagai mandat UU Partai Politik, dan UU
pendidikan
Pemilu. Kebijakan itu berimplikasi pada
perempuan, sehingga tidak akan ditemukan
kehendak
untuk
materi-materi yang terkait kebutuhan politik
memperbaharui orientasi agar berdampak yang
perempuan seperti kepemimpinan perempuan,
produktif bagi parpol. Mandat keterwakilan
hak-hak dan situasi politik perempuan, strategi
perempuan
pemenangan bagi perempuan.
politik
dan
adalah
komitmen
untuk
melakukan
sekali.
Namun
politik
pendidikan
khusus
dan
terhadap
pembaharuan substansi dan proses legislasi,
Pada Partai Golkar, memang terdapat
atau membangun politik emansipatoris, yaitu
diklat-diklat khusus perempuan terutama bagi
politik yang punya skenario mempercepat
organisasi sayap perempuannya KPPG. Dan
perbaikan kualitas hidup kelompok rentan dan
dalam diklat yang pernah diberikan terhadap
perempuan (Irianto dan Hendrastiti , 2008:35-
KPPG tersebut, pemberdayaan dan materi-
6).
materi yang diberikan sudah sangat baik.
Pelaksanaan pendidikan politik terhadap
Namun
perempuan
khusus bagi perempuan tersebut jauh lebih
Berdasarkan hasil pengumpulan data
di
lapangan,
temuan-temuan
melalui
wawancara dan dokumentasi menunjukkan
bahwa,
pelaksanaan
disayangkan,
diklat-diklat
tidak terpogram, lebih tidak terjadwal dan
lebih insidentil dibandingkan dengan diklatdiklat gabungan.
politik
Di satu sisi, PPP terlihat lebih baik
terhadap anggota dan kader perempuan di
karena memiliki agenda untuk melaksanakan
dalam partai terdiri dari pendidikan dan
diskusi bulanan yang diikuti oleh anggota
pemberdayaan yang berasal dari dalam dan
perempuan PPP, yang juga menjadi sarana
dari luar partai. Bentuk pendidikan dan
untuk
ISSN 2086 – 1397
pendidikan
sangat
saling
berbagi
informasi
tentang
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |115
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
persoalan
perempuan
politik.
jika dirinya benar-benar efektif menjadi wakil
Pelaksanaannya cukup rutin, namun kehadiran
rakyat, terlebih sebagai wakil dari kaum
peserta
perempuan, maka kehadirannya akan memiliki
diskusi
dan
selama
ini
pun
belum
maksimal. Di PKS, yang terjadi justru, adanya
nilai
pemilahan dalam memperoleh pendidikan
termasuk dari kaum pria yang mau berjuang
politik antarsesama anggota karena pendidikan
untuk kesetaraan gender. Oleh karenanya,
politik
dalam
yang
berkesinambungan
hanya
tambah
dari
kejuangannya
tokoh-tokoh
merebut
lainnya
persamaan
diberikan pada tokoh-tokoh perempuan. PKS
kedudukan, dan melenyapkan diskriminasi
memang
gender, kiranya pula ditumbuhkan secara fair
memberikan
berkesinambungan
pembinaan
pada
seluruh
secara
anggota,
namun hanya dalam persoalan dakwah dan
keislaman.
Sedangkan
pendidikan
proses
pendidikan
politik
bagi
kaum
perempuan. “
politik
Partai politik yang terlembaga pun
terhadap perempuan yang bersifat regular dan
idealnya melakukan pendidikan politik dan
menyeluruh seolah luput dari perhatian partai.
pelatihan kepemimpinan secara regular, karena
Kondisi dimana partai politik tidak
dapat
melaksanakan
pemberdayaan
pendidikan
politik
secara
melalui
pendidikan
dan
pelatihan
inilah
dan
diharapkan nantinya akan lahir kader dan
intensif,
pemimpin partai yang berkualitas (Romli,
terjadwal, reguler, dan menyeluruh bagi
2008:29).
anggota dan kader perempuannya sungguh
Pelaksanaan pendidikan politik yang
ironis di tengah desakan besar peningkatan
bersifat khusus dan berkualitas terhadap
partisipasi politik terhadap perempuan. Karena
anggota dan kader perempuan partai, ketiga
seperti
partai yang ada sangat bergantung pada
yang
dinyatakan
oleh
Anugrah
(2009:46-47) bahwa:
lembaga International Republican Institute
“Guna
menaikkan
perempuan
yang
bargaining
masih
sangat
position
minim
(IRI). Selama ini IRI cukup intens dalam
melakukan
pendidikan-pendidikan
politik
partisipasinya dalam politik, sangat terkait
khusus terhadap anggota perempuan parpol.
kepada
perempuan
Pendidikan-pendidikan politik yang dilakukan
diberdayakan dalam segala segi kehidupan,
oleh IRI berbentuk pelatihan-pelatihan dan
terutama dalam bidang pendidikan. Demikian
training untuk meningkatkan pengetahun dan
halnya
kesempatan
kapasitas politik perempuan. Materi-materi
memasuki arena politik. Perempuan terdidik
yang diberikan di dalam pelatihan pun sudah
dan tingkat intelektual, merupakan syarat
sangat baik, seperti mengenai kepemimpinan
mutlak bagi realisasi pencapaian keterwakilan
dan advokasi perempuan, strategi dan teknik
yang efektif. Feminisasi politik memiliki
kampanye,
aspek korelasi dengan tuntutan mencerdaskan
penjangkauan konstituen, capacity building,
kaum
Seorang
public speaking, dsb. Para pemateri yang
perempuan yang berdiri di panggung politik,
dihadirkan oleh IRI pun merupakan pakar-
bagaimana
pula
terkait
perempuan
ISSN 2086 – 1397
kaum
kepada
secara
fair.
manajemen
jaringan
dan
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |116
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
pakar
dan
tokoh-tokoh
publik
yang
berpengalaman dan berkapasitas.
bersifat update khusus untuk perempuan dan
Namun sangat disayangkan, karena
IRI
merupakan
yang
politik. Sedangkan pada partai Golkar dan
pelaksanaan
PPP, media yang terdapat di partai hanya
kegiatannya sangat bergantung pada ada atau
berupa tabloid bulanan dan koran harian yang
tidaknya program dan pendanaan, sehingga
bersifat umum.
pelaksanaan
NGO
pada situs tersebut terdapat rubrik yang
pendidikan
politik
terhadap
Terkait
pada
penjenjangan
dan
anggota perempuan parpol pun tidak memiliki
levelisasi pada ketiga partai tersebut, memang
skala waktu yang jelas dan pasti. Jika memiliki
terdapat adanya penjenjangan dan levelisasi
program dan dana, IRI bisa melaksanakan
antara anggota perempuan dalam memperoleh
pendidikan politik perempuan dalam setahun
pendidikan politik. Namun penjenjangan yang
hinga berkali-kali, namun jika tidak ada
ada bersifat bias. Jika di dalam partai Golkar,
program dan dana, di dalam setahun belum
penjenjangan hanya antara anggota biasa dan
tentu bisa melaksanakan pendidikan politik
pengurus,
perempuan.
kebijakan dan keputusan partai yang bersifat
Jika
IRI
dapat
melaksanakan
pendidikan politik, maka barulah anggota dan
kader
perempuan
hanya
terkait
adanya
khusus dan rahasia yang hanya boleh diketahui
oleh pengurus.
memperoleh
Pada PPP, penjenjangan yang ada
pendidikan politik khusus, jika IRI tidak
bersifat struktural, artinya level keanggotan
melaksanakan maka merekapun tidak akan
diukur berdasarkan tingkatan struktur yang
memperoleh pendidikan politik khusus. Apa
mereka duduki, namun hal ini tidak terlihat
lagi, tidak semua anggota perempuan dapat
begitu jelas dalam pelaksanaan pendidikan
berpartisipasi pada semua pelatihan dan
politik yang dilaksanakan. Sedangkan di PKS,
training yang dilaksanakan oleh IRI tersebut.
penjenjangan terlihat sangat baik dan rapi
Kebanyakan
delegasi,
karena PKS sendiri merupakan partai kader,
akan
namun penjenjangan yang ada terkait dengan
dilaksanakan diskusi khusus agar pengetahuan
pemahaman keislaman dan komitmen serta
dan pengalaman yang diperoleh para delegasi
kerja-kerja
dapat dbagikan dan diterapkan juga oleh
mengenai
anggota perempuan lainnya.
pembinaan intens hanya diberikan pada tokoh-
meskipun
peserta
nantinya
partai
itupun
bersifat
kemudian
Sedangkan bentuk pendidikan politik
tokoh
dalam
kepartaian.
pendidikan
perempuan
politik
semata.
Sedangkan
perempuan,
Dibandingkan
yang memanfaatkan media khusus untuk
dengan penjenjangan, kondisi ini lebih terlihat
perempuan, tidak terdapat di dalam partai.
sebagai diskriminasi.
Namun dalam hal ini, PKS terlihat lebih baik
Mengenai pembinaan dan pendidikan
karena PKS memiliki situs web internet
bagi caleg perempuan, kesemua partai dari
(www.pks.net)
media
sejak dini sudah melakukan upaya untuk
informasi dan pendidikan bagi anggota, dan
melakukan pembinaan dan pendidikan bagi
ISSN 2086 – 1397
yang
merupakan
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |117
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
para caleg, baik laki-laki maupun perempuan.
Perempuan yang mengalami kesulitan
Namun pembinaan dan pendidikan yang
untuk berbicara secara otoritas dan beberapa di
bersifat intensif dilakukan tetap pada saat-saat
antaranya mendapat kesulitan untuk membuat
menjelang
terhadap
diri mereka di dengar dalam badan-badan
anggota legislatif perempuan, pembinaan dan
legislatif yang lebih besar. Pendatang baru,
pendidikan yang dilakukan baik oleh partai
khususnya mereka di negara-negara demokrasi
maupun oleh parlemen sendiri, hanya sekali
sedang
waktu pada saat baru menjadi anggota
kesulitaan dalam kesempatan berbicara, dan
legislatif. Seperti yang dinyatakan oleh Ibu
untuk
Nurlelawati selaku Anggota DPRA dari fraksi
pembicaraan di parlemen di dalam dan di luar
partai Golkar:
(Karam dkk, 1999: 124-125).
pemilu.
Sedangkan
berkembang,
mengaku
mengetahui
menemui
prosedur-prosedur
“Pengetahuan dan kapasitas politik yang
Hal
saya miliki sejak awal, sebagian besar berasal
pelaksanaan
dari bimbingan suami, karena kebetulan suami
masyarakat dan konstituen perempuan oleh
saya (Bapak Salman Ishak) adalah pejabat dan
partai politik. Karena, baik Partai Golkar, PPP
anggota birokrasi yang sudah cukup paham
maupun PKS kesemuanya mengakui bahwa
tentang seluk-beluk pemerintahan. Di samping
partai sangat jarang bahkan tidak pernah
itu,
dan
melakukan pendidikan politik bagi masyarakat
pengalaman-pengalaman ketika bersentuhan
dan konstituen perempuan. Jika pun ada,
langsung dengan masyarakat saat saya masih
hanya pada saat-saat menjelang pemilu dan
di Dharma Wanita dan PKK juga sangat
kampanye.
pengetahuan-pengetahuan
berkontribusi. Sedangkan yang berasal dari
yang
sangat
ironi
pendidikan
adalah
politik
bagi
Partai Golkar dan PKS sesungguhnya
partai memang ada, namun sifatnya minim
cukup
karena
pemberdayaan terhadap masyarakat, namun
pendidikan
dan pembinaan yang
berasal dari partai tidak reguler.”
Padahal
perempuan
rutin
melakukan
pembinaan
dan
hanya dalam aspek ekonomi, sosial dan
ingin
keluarga. Di satu sisi, kegiatan-kegiatan
berkiprah di parlemen pun tidak akan pernah
tersebut memang terkesan lebih menarik minat
mampu
dan menyentuh langsung persoalan keseharian
menjalankan
fungsi
yang
dan
peran
maksimal tanpa adanya peningkatan kualitas
masyarakat.
pengetahuan dan kapasitas oleh partai politik.
bahwa alasan mengapa partai lebih membuat
Di samping informasi tentang aturan-aturan
pemberdayaan yang bersifat ekonomi, sosial
dan prosedur parlemen yang tertulis maupun
dan
tidak tertulis, perempuan juga seharusnya
dilakukan
dapat mengikuti pelatihan proyeksi suara dan
meningkatkan simpati masyarakat terhadap
pidato
partai
publik
membantu.
ISSN 2086 – 1397
yang
khususnya
sangat
Namun,
keluarga
adalah
dengan
dibanding
sangat
disayangkan
kegiatan
orientasi
dengan
demikian
demi
kegiatan
pemberdayaan yang bersifat politis.
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |118
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Seperti yang juga tercantum di dalam
Terkait dengan politik perempuan,
Rencana Operasional partai Golkar dalam
perempuan yang ingin berpartisipasi di dalam
mensukseskan Pilkada 2010-2013, Pemilu
politik dan pemerintahan tidak akan pernah
Legislatif 2014 dan Pemilihan Presiden dan
memperoleh dukungan terhadap masyarakat
Wakil Presiden 2014: Adanya penugasan bagi
selama partai politik tidak berusaha mengubah
setiap Pokkar untuk melakukan penggalangan
mindset
teritorial di lingkungannya masing-masing
patriarki. Asumsi yang menempatkan kaum
antara lain kegiatan-kegiatan yang bersifat
perempuan tidak setara dan tidak sama penting
pemberdayaan ekonomi rakyat serta kegiatan
dengan laki-laki di arena politik, menyebabkan
yang dapat meningkatkan simpati masyarakat
masyarakat tersebut akan mengalami kesulitan
terhadap Partai Golkar.
untuk mendorong kaum perempuan di ranah
UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai
Politik, tujuan dan fungsi Partai politik sangat
meningkatkan
masih
sangat
2009:11).
Dan salah satu persoalan terbesar
politik
politik perempuan adalah, masyarakat dan
rangka
konstituen perempuan yang secara statistik
dan
lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan
pemerintahan (Pasal 10 ayat 2 point a). Serta
konstituen laki-laki, justru tidak memilih
Partai
sarana
kandidat perempuan. Hal ini dikarenakan,
dan
mereka belum paham tentang perlunya adanya
masyarakat luas agar menjadi warga negara
perwakilan perempuan yang dapat berfungsi
Indonesia
dan
untuk memperjuangkan aspirasi dan nasib
kehidupan
jutaan perempuan lainnya melalui mekanisme
bernegara
politik,
anggota
dan
masyarakat
penyelenggaraan
Politik
pendidikan
partisipasi
yang
lokal agar memiliki representasi (Murdiono,
jelas menyatakan: Tujuan khusus Partai Politik
adalah
masyarakat
dalam
kegiatan
berfungsi
politik
yang
sebagai
bagi
sadar
kewajibannya
politik
anggota
akan
dalam
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
hak
(Pasal 11 ayat 1 poin a).
kelompok maupun lembaga yang memiliki
kekuasaan
dengan
kebijakan
dan
pendidikan politik bagi masyarakat luas dan
perempuan khususnya.
orientasi tertentu terutama memiki tujuan
memperoleh
melalui
penganggaran. Di sinilah letak pentingnya
Benar bahwa partai politik merupakan
untuk
baik
dan
bersaing
tersebut tidak memiliki konsep yang memadai
untuk
akan perlunya dilaksanakan pendidikan politik
merebut dukungan masyarakat. Namun sangat
bagi calon dan anggota yang akan bergabung
disayangkan, ketika dikarenakan orientasi ini
di dalam partai. Seperti yang dinyatakan oleh
pendidikan
Romli,
politik
cara
mempengaruhi
Terkait rekrutmen pun, ketiga partai
masyarakat
menjadi
(2008:
29-30):
“Persoalan
yang
terbaikan dan masyarakat hanya menjadi objek
umumnya muncul pada partai-partai politik
politik yang tidak diberdayakan secara politik
saat ini adalah pola seleksi, penjenjangan dan
demi keuntungan partai semata.
pendidikan
bagi
para
anggota
kurang
dilakukan secara lebih memadai sehingga
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |119
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
lahirnya fenomena munculnya „kader instan‟
Golkar, sebenarnya bisa saja membuat agenda
dan ketidaksiapan parpol dalam mengajukan
khusus perempuan, tapi mengingat prosedural
calon anggota legislatif atau eksekutif, semua
pengajuan
itu menunjukkan bahwa partai politik belum
pengajuannya
melakukan pola rekrutmen dan pendidikan
memilih untuk ikut serta pada agenda diklat
secara sistematik dan ajeg. Proses kaderisasi
gabungan saja.
pun masih terbatas pada pemahaman kader
tentang
visi-misi
partai
politik
yang
bersangkutan.”
program
dan
bantuan
dana
yang rumit, mereka
lebih
Sedangkan di PKS, kendala terbesar
justru berasal dari para anggota dan kader
perempuan sendiri. Paradigma yang selama ini
Kendala-kendala
dalam
pelaksanaan
pendidikan politik terhadap perempuan
berlaku
di
PKS
adalah
tidak
semua
perempuan perlu terjun ke politik praktis
Berdasarkan hasil pengumpulan data
untuk masuk ke dalam pemerintahan seperti di
di lapangan, terutama melalui pengakuan-
eksekutif dan legislatif. Bagi perempuan-
pengakuan pengurus dan anggota perempuan
perempuan
partai, mereka mengalami kendala-kendala
seputaran pemerintahan, sehingga mereka
tertentu terkait pelaksanaan pendidikan politik
lebih memililih untuk fokus melakukan kerja-
bagi perempuan, baik itu kendala teknis,
kerja internal partai, pemberdayaan ekonomi
kendala yang berasal dari internal maupun dari
dan
eksternal partai.
Dibandingkan
Kendala yang dihadapi oleh Partai
Golkar
dan
PPP
dalam
melaksanakan
PKS,
keluarga
politik
serta
terjun
bukan
hanya
kajian-kajian
ke
politik
Islam.
praktis,
perempuan lebih memilih untuk mengurusi
anak dan keluarga. Persoalan politik di
pendidikan politik terhadap perempuan adalah
pemerintahan,
pada pendanaan. Karena pada setiap partai,
sepenuhnya pada pihak laki-laki yang diyakini
tidak adanya plot anggaran khusus bagi
untuk mewakilkan kepentingan-kepentingan
pemberdayaan politik perempuan yang secara
perempuan
regular dan meyeluruh. Jika pun ada plot
merupakan amanah juga ladang fitnah karena
anggaran, adalah pada diklat-diklat yang
mereka tidak yakin akan mampu menjalankan
pelaksanaannya insidentil.
tanggung jawab sebagai pemangku jabatan
Pendanaan
untuk
perempuan
juga.
Bagi
mempercayakan
mereka,
jabatan
melaksanakan
dengan tanggung jawab rumah tangga mereka
pendidikan politik perempuan sepenuhnya
yang tidak sedikit. Dengan ini, anggota
menjadi beban para pengurus perempuan
perempuan PKS sendiri tidak tertarik dan tidak
sendiri. Sehingga seperti yang terjadi di PPP,
merasa penting terhadap pendidikan politik
para anggota dan pengurus perempuan partai
perempuan.
sampai harus membuat organisasi bayangan
Hal
ini
dibuktikan,
meski
PKS
yang diberi nama Lady Care yang salah satu
memiliki lebih banyak kader perempuan
tujuannya adalah termasuk untuk mencari dana
dibandingkan dengan anggota dan kader laki-
melalui lembaga lain. Sedangkan di Partai
laki namun tidak ada satu pun perempuan yang
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |120
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
menduduki jabatan-jabatan strategis di PKS,
Jika
mengamati
realitas
politik
tidak adanya perempuan yang terpilih sebagai
Indonesia, terlihat bagaimana secara kuantitas
anggota legislatif baik di tingkatan provinsi
laki-laki lebih banyak yang menempati posisi-
maupun
posisi strategis, baik di lembaga eksekutif,
kabupaten/kota,
apa
lagi
yang
mencalonkan diri sebagai kepala daerah.
yudikatif, maupun legislatif. Kondisi ini
Paradigma dimana dengan tanggung
berangkat dari konsep yang sudah mengakar
jawab sebagai pekerja domestik, perempuan
mendaging dalam sistem patriarki bahwa
tidak dimungkinkan untuk beraktivitas di
perempuan lebih lemah daripada laki-laki
ranah publik, atas dasar anggapan bahwa
sehingga jabatan-jabatan publik lebih tepat
tanggung jawab rumah tangga mereka akan
jika diberikan pada kaum laki-laki (Adji, dkk,
terabaikan dan ranah publik adalah miliknya
2009: 47).
kaum adam tersebut memiliki kesamaan
dengan paradigma patriarki.
Sama halnya seperti yang dimuat di
dalam Jurnal Perempuan bahwa konsep nilai
Masyarakat yang menganut sistem
tentang perempuan yang menjadi gambaran
patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan
(representasi) yang dirumuskan oleh PKS
kekuasaan
dibandingkan
adalah bahwa perempuan merupakan aktor
perempuan. Patriarki merupakan kultur yang
penting untuk menjalankan berbagai fungsi
secara turun-temurun membentuk perbedaan
sosial,
perilaku, status, dan otoritas antara laki-laki
perempuan, yaitu keluarga. Tugas utama
dan
perempuan sangat terkait dengan penjagaan
yang
perempuan
dominan
di
masyarakat
sehingga
yang
memerlukan
perempuan sendiri meyakini bahwa kondisi
moralitas
tersebut merupakan suatu normalitas bahkan
kesejahteraan sosial, terutama kesejahteraan
kodrat.
keluarga. Perempuan memiliki andil yang
Salah satu efek dari paradigma ini
adalah,
stereotip
yang
melekat
kepada
serta
upaya
keterlibatan
peningkatan
cukup penting dalam gerakan politik, yaitu
untuk mendukung agenda kebijakan partai
perempuan sebagai pekerja domestik. Secara
politik
konvensional, laki-laki merupakan sumber
regenerasi yang akan menjaga kelangsungan
utama pendapatan dalam keluarga sedangkan
hidup perjuangan partai. Dan meskipun tidak
perempuan
rumah
ada pelarangan bagi perempuan untuk aktif di
tangga. Laki-laki bekerja di luar rumah untuk
ranah publik dan politik, namun dalam
mencari nafkah sedangkan perempuan bekerja
kenyataannya, PKS memisahkan perempuan
di dalam rumah untuk melakukan semua
dari pusat menjadi pinggiran (Lubis, 2009:83-
pekerjaan rumah. Pada akhirnya, perempuan
84).
merupakan
pengurus
melalui demonstrasi maupun proses
memiliki tanggung jawab ganda, yakni sebagai
Selain itu, Ibu Putri selaku Sekretaris
ibu yang harus merawat anak-anaknya dan
Bidang Perempuan DPW PKS menyatakan
istri yang melayani suaminya di rumah
bahwa,
(Wardani, 2009: 23-26).
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |121
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
“Bagi para perempuan PKS, partisipasi
politik baik di parlemen dan pemerintahan
perempuan di ranah politik praktis seperti di
menjadi suatu bentuk perjuangan konkrit yang
dalam parlemen dan pemerintahan tidak
harus ditempuh demi peningkatan kualitas
menjadi
hidup perempuan.
parameter
kepentingan
agar
perempuan
kepentingandidengar
dan
Fakta
di
lapangan
menunjukkan
diperhatikan, karena anggota parlemen dan
bahwa penyelesaian terhadap problem yang
pemimpin laki-laki PKS selama ini diyakini
dialami
tidak hanya memperjuangkan aspirasi laki-laki
dilakukan melalui mekanisme penyelesaian
semata namun juga ikut memperjuangkan
kasus
aspirasi
perempuan.
kompleksnya
persolan
ekonomi
Sedangkan
ternyata
perkasus
tak
dapat
mengingat
permasalahan
betapa
yang
dialami
dihadapi
oleh
perempuan di berbagai ranah kehidupan,
perempuan
PKS
namun membutuhkan penyelesaian melalui
melakukan
kebijakan-kebijakan yang berbasis gender
pemberdayaan dengan memberikan pelatihan-
serta terlembaga melalui institusi-institusi
pelatihan
negara. Selama ini yang terjadi adalah,
masyarakat
cukup
yang
terkait
perempuan
perempuan,
selama
ini
sudah
keterampilan
menciptakan
masyarakat
guna
kemandirian
perempuan.
membantu
ekonomi
Oleh
bagi
pengabaian
terhadap
karenanya,
pengalaman
kepentingan
perempuan
dan
dan
tidak
jikapun disuruh memilih antara menjadi tokoh
diikutsertakannya perempuan dalam berbagai
yang menduduki jabatan di dalam partai dan
perumusan kebijakan yang bersifat publik.
pemerintahan
atau
mengurus
keluarga,
Seperti yang dintakan oleh Irianto dan
perempuan PKS akan lebih memilih untuk
Hendrastiti, (2008:5-7) ada beberapa alasan
mengurus anak dan keluarga.”
mengapa betapa pentingnya perspektif gender
termasuk melalui keterlibatan perempuan di
Anggapan
yang
demikian
dalam parlemen dan pemerintahan.
menunjukkan betapa para perempuan PKS
Pertama,
menyangkut
kewenangan
tidak paham tentang pentingnya partisipasi
dan fungsi anggota parlemen, dalam hal
politik
legislasi,
perempuan
demi
menciptakan
penganggaran
(budgeting)
dan
pemerintahan yang bersperspektif gender demi
pengawasan (monitoring). Dari lembaga inilah
perbaikan
kualitas
akan
perempuan
yang
hidup
rentan
lahir
berbagai
terhadap
Pengabaian
diskriminasi dan ketidakdilan di berbagai
perempuan
dan
ranah.
melahirkan
produk
Pemenuhan
masih
masyarakat
hak-hak
politik
tentang
produk
legislasi.
pengalaman
kepekaan
hidup
gender
akan
yang
tidak
legislasi
realistis, merugikan, dan bahkan semakin
perempuan yang selama ini diperjuangkan,
menjauhkan
bukan hanya sekedar agar terpenuhinya hak
potensi
partisipatif, namun lebih dari itu, peran serta
selanjutnya akan merugikan bangsa.
yang
perempuan
ada
pada
dari
aktualisasi
dirinya,
yang
dan partisipasi aktif perempuan di bidang
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |122
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Kedua,
ketiadaan
anggota
dewan
pengalaman
perempuan, berdampak pada
perempuan yang berperspektif gender akan
keseluruhan kualitas pembangunan manusia.
melahirkan perancangan anggaran yang tidak
Dan selama ini, kebijakan publik yang
adil karena tidak mengakomodasi kebutuhan-
dirancang masih buta gender (gender blind)
kebutuhan realistis kaum perempuan (anak-
dan bias kelas, yang merugikan kebanyakan
anak khususnya dari kelompok miskin).
perempuan dan orang miskin.
Padahal perempuanlah yang menjadi korban
Ironis
sekali
bahwa
pemahaman
terdepan dalam bidang-bidang yang paling
politik dasar mengenai kondisi perempuan dan
esensial
upaya
seperti
kesehatan,
pendidikan,
memperjuangkannya
melalui
lingkungan hidup, ketenagakerjaan, bantuan
mekanisme politik tidak dipahami bahkan oleh
hukum, dan banyak lagi.
anggota dan pengurus bidang perempuan
Ketiga,
ketiadaan
keterwakilan
partai sendiri. Terang saja, para perempuan
perempuan secara memadai di parlemen juga
PKS tidak merasa penting untuk berpartisipasi
akan melahirkan keterbatasan akses bagi kaum
di ranah politik parlemen dan pemerintahan.
perempuan (terutama kelompok miskin), untuk
Di sini lah semakin menunjukkan betapa
menyuarakan kepentingannya. Keterwakilan
pentingnya pendidikan politik khusus terhadap
perempuan secara memadai sangat penting
anggota dan kader perempuan di dalam partai
untuk memastikan bahwa pengalaman hidup
politik, karena jika hal ini saja tidak dipahami
perempuan
proses
oleh mereka yang berkecimpung di dalam
kebijakan.
partai politik, bagaimana dengan masyarakat
diperhitungkan
pengambilan
keputusan
dalam
dan
Kebijakan kuota bagi perempuan di parlemen,
hendaknya
dipahami
sebagai
luas?
affirmative
Partai Golkar juga mengalami kendala
action, dalam rangka mendorong tercapainya
internal
pemajuan hak politik perempuan ketika peran
politik bagi anggota dan kader perempuannya
perempuan
masih
dikarenakan, kebanyakan perempuan di Partai
terbatas. Kebijakan kuota di berbagai negara
Golkar tidak begitu tertarik terhadap kegiatan-
telah memperlihatkan bahwa keterwakilan
kegiatan yang bersifat politis dan tidak begitu
perempuan secara memadai di parlemen kuat
antusias untuk terlibat ke dalam politik praktis
relevansinya dengan kemajuan bangsa.
seperti masuk ke dalam pemerintahan dan
dalam
bidang
politik
Keempat, kondisi hidup warga negara
merupakan
cerminan
pendidikan
parlemen. Hal ini didasari pada anggapan
bahwa kondisi yang terdapat di lapangan
maupun dampak (outcomes) kebijakan publik.
selama ini menunjukkan bahwa, penentu
Kebijakan publik besar dampaknya dan akan
seseorang bisa menang dalam kontestasi
sangat menentukan, apakah perempuan (dan
pemilu adalah pada seberapa banyak uang
anak) dapat mengakses keadilan sosial dan
yang dimilki, bukan tergantung pada kualitas.
keadilan
bahwa
Sehingga meningkatkan kualitas dan kapasitas
kebijakan publik yang tidak memperhitungkan
di bidang politik tidak menjadi begitu penting
ISSN 2086 – 1397
Telah
hasil
melaksanakan
(output)
hukum.
dari
dalam
terbukti
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |123
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
bagi perempuan di Partai Golkar, karena
kendala. Jika oleh pengurus perempuan PPP
kualitas sebaik apapun tidak akan ada gunanya
yang menyatakan bahwa kendala utama
jika tidak ditopang oleh pendanaan yang kuat.
terletak pada pendanaan, maka pengurus
Pada kenyataannya, sistem politik
perempuan
Partai
Golkar
dan
PKS
Indonesia memang tidak begitu memihak pada
menyatakan bahwa kendala utama terletak
perempuan. Gerakan perempuan Indonesia
pada masyarakat yang tidak begitu tertarik
sendiri cukup dikejutkan dengan putusan
dengan pemberdayaan di bidang politik,
Mahkamah
22-24/PUU-
sehingga Partai Golkar dan PKS jarang
VI/2008, tanggal 23 Desember 2008 tentang
memberikan pemberdayaan politik terhadap
judicial review terhadap UU No. 10 Tahun
masyarakat dan konstituen perempuan, kecuali
2008
hanya pada saat-saat menjelang pemilu dan
Konstitusi
tentang
No.
Pemilu.
menyulitkan
upaya
Putusan
perempuan
tersebut
untuk
kampanye.
mencapai jumlah yang adil dalam parlemen,
Namun, seperti yang dinyatakan oleh
melalui dicabutnya pasal 214 UU Pemilu No.
Ibu Nurlelawati sebagai Anggota DPRA dari
10 Tahun 2008. Pertimbangan mengedepankan
Fraksi Partai Golkar:
suara terbanyak memang nampak adil dalam
“Ketidaktertarikan
masyarakat
terhadap
prinsip demokrasi. Namun putusan yang
politik seharusnya tidak menjadi alasan bagi
tampak netral dan obyektif itu, ternyata
partai
berdampak tidak adil bila diterapkan kepada
pemberdayaan dan pendidikan di bidang
kelompok
diuntungkan
politik. Masyarakat tidak tertarik justru karena
(perempuan). Putusan ini lebih jauh menjadi
mereka tidak paham pentingnya pengetahuan
kendala bagi upaya affirmative action untuk
politik dan pentingnya berpartisipasi di dalam
menyetarakan
politik.
yang
tidak
kelompok
diuntungkan
(Irianto
yang
dan
tidak
Hendrastiti,
politik untuk tidak
Dan
ketidaktertarikan
melaksanakan
ketidakpahaman
masyarakat
serta
itulah
yang
2008:19). Liberalisasi politik di Indonesia
seharusnya menjadi tugas bagi partai politik
selama ini telah menunjukkan bahwa siapa
untuk
yang kuat dan memiliki pendanaan yang
memberikan penyadaran terhadap masyarakat
memadai maka dialah yang akan berkuasa.
agar mereka tidak lagi menjadi korban politik
Terkait hal ini, perempuan berada pada kondisi
seperti yang selama ini terjadi, terutama
yang sangat dirugikan. Dan pada akhirnya
terhadap
berdampak
menganalogikan, apa bila terdapat murid yang
pada
jatuhnya
semangat
mencari
cara-cara
perempuan.
mau
ketika
belajar,
kita
bodoh
sebagai modal penting dalam memenangi
kemudian menjadi alasan bagi guru untuk
kontestasi politik yang ada.
tidak mau mengajarinya? Justru karena murid
politik
tidak
Sama
guna
perempuan untuk menjadikan kapasitas politik
Pendidikan
dan
strategis
apakah
terhadap
tersebut bodoh dan tidak ingin belajar, sang
masyarakat dan konstituen perempuan pun
guru harus semakin giat untuk mengajarinya
selama ini diakui masih mengalami berbagai
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |124
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
agar murid tersebut menjadi pintar dan giat
sampai pada bakal calon yang akan
belajar.”
maju dalam pemilu dan tidak sampai
KESIMPULAN DAN SARAN
pada bakal calon, tidak adanya sangsi
1.
yang tegas bagi parpol yang tidak dapat
Kesimpulan
Bentuk atau pola pendidikan dan
memenuhi kuota 30 % baik di dalam
pemberdayaan yang dilakukan oleh Partai
pencalonan caleg maupun di dalam
Golkar bagi anggota dan kader perempuan
keanggotaan dan strukturisasi parpol,
hanya berupa diklat-diklat bersama yang
kebijakan kuota yang hanya mengacu
diperuntukkan secara umum bagi anggota dan
pada aspek kuantitas tanpa menyentuh
kader laki-laki dan perempuan. Pendidikan
aspek kualitas (termasuk pengabaian
politik oleh PPP juga dilakukan melaui
terhadap pendidikan politik perempuan).
pelatihan kader bersama yang disebut dengan
2. Diharapkan kepada setiap partai politik
LKD (Latihan kader dasar) dan diskusi
agar
bulanan khusus bagi anggota perempuan.
kongkrit dalam mengimplementasikan
Sedangkan bagi anggota dan kader perempuan
kebijakan kuota dalam segi pendidikan
PKS pendidikan politik diperoleh melalui
dan pemberdayaan politik perempuan
kajian-kajian keislaman yang dilakukan secara
demi meningkatkan kesadaran politik
rutin. Dalam pelaksanaan pendidikan politik
dan memberikan bekal bagi karir politik
yang bersifat lebih khusus dan berkualitas
perempuan
terhadap anggota dan kader perempuan partai,
pembaharuan kebijakan internal yang
ketiga partai yang ada sangat bergantung pada
mengatur
lembaga International Republican Institute
pendidikan politik perempuan.
(IRI).
Bentuk-bentuk
tersebut
berupa
pendidikan
politik
pelatihan-pelatihan
dan
melakukan
langkah-langkah
seperti
konsep
melakukan
khusus
bagi
3. Para anggota dan kader perempuan
partai hendaknya
mempertegas diri
training. Partai Golkar, PPP maupun PKS
memiliki keberanian untuk mendesak
sangat jarang melakukan pendidikan politik
dan menutut sikap-sikap partai yang
bagi masyarakat dan konstituen perempuan.
belum sepenuhnya berpihak terhadap
Saran
perempuan,
Berikut ini dikemukakan beberapa saran,
pemberdayaan dan pendidikan politik
yaitu:
agar perempuan tidak hanya sekedar
1. Terkait
aspek
hukum,
termasuk
dalam
hal
adanya
menjadi pelengkap atau alat untuk
kelemahan di dalam Undang-Undang
melakukan mobilisasi dan kerja-kerja
seperti UU Pemilu dan UU Parpol yang
partai semata.
mengatur tentang persoalan partisipasi
politik perempuan dan kebijakan kuota,
yakni dimana kebijakan kuota hanya
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |125
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Muhamad, dkk. 2009. Perempuan dalam Kuasa Patriarki. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Alfirdaus dan Laila Kholid. 2008. Kebijakan Setengah Hati Kuota Perempuan Dalam Partai Politik
Dan Parlemen. Jurnal Konstitusi: Membangun Konstitusionalitas Indonesia, Membangun
Budaya Sadar Berkostitusi. Vol. 5 Nomor 2, November. Jakarta: Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia.
Anugrah, Astrid. 2009. Keterwakilan Perempuan dalam Politik. Jakarta: Pancuran Alam.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Arivia, Gadis, Filsafat Berperspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), Jakarta Selatan.
Bari, Farzana. 2010. Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintah. Jakarta: United Nations
Development Programme (UNDP) Indonesia.
Budiardjo, Mirriam. 2008. Dasar-Dasar ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Hidayat, Rachmad, 2004, Ilmu yang Seksis, Jendela, Yogyakarta.
Hoogerwerf. 1982. Ilmu Pemerintahan. Jakarta : Erlangga.
Ihromi, Tapi Omas dkk. 2006. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Bandung: PT Alumni.
Irianto, Sulistyowati dan Titiek Kartika Hendrastiti. 2008. Panduan tentang Gender di Parlemen.
Jakarta: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan UNDP
Indonesia.
Karam, Azza dkk. 1999. Perempuan di Parlemen, Bukan Sekedar Jumlah, Bukan Sekedar Hiasan.
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan.
Kartaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju.
Lubis, Dina Anggita. 2009. Partisipasi Politik Perempuan DI DPD PKS Kota Medan (Persoalan,
Hambatan, dan Strategi). Medan: Pasca Sarjana USU.
Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia (Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru). Jakarta:
Drenada Media.
Milles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UIPress.
Moleong, Lexi. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |126
Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan
Murdiono, Mukhamad. 2009. Perempuan Dalam Parlemen: Studi Analisis Kebijakan Kuota
Perempuan Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Parawansa, Khofifah Indar, dkk. 2002. Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah. Jakarta:
Ameepro.
Romli, Lili. 2008. Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jurnal
Penelitian
Politik,
(Online),
Volume
5,
No
1:
21-30.
(http://www.himhim.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/jurnal.pdf, diakses pada tanggal 7 Maret
2012).
Solechah, Siti Nur. 2009. Rekrutmen Politik Perempuan Bakal Calon Anggota DPRD Provinsi
Sumatera
Utara.
(Online),
Kajian
Vol
14
No.4
Desember
2009,(http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/14409547574_0853-9316 pdf, diakses pada
tanggal 12 Desember 2011) .
Suratiyah, Ken. 1998. Wacana Perempuan dalam Keindonesiaan dan Kemodernan. Yogyakarta: PT.
Cidesindo bekerjasama dengan U.I.I. Yogyakarta & Yayasan IPPSDM.
Subarsono, A.Go. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tim Jurnal Perempuan. 2006. Sejauh Mana Komitmen Negara. Jakarta: Jurnal Perempuan.
Wahab, Solichin Abudl. 1997. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan
Negara. (Jakarta: Bumi Aksara.
Wardani, Eka Harisma. 2009. Belenggu-Belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme
Psikoanalisis Toni Morrison Dalam The Bluest Eye. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wibowo, Eddi dkk. 2004. Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta: YPAPI.
Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia
Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Press.
ISSN 2086 – 1397
Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |127
Download