Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Pendidikan Politik Perempuan Amirullah1 Abstrak Manusia merupakan elemen pokok dalam pelaksanaan berbagai aktivitas politik. Setiap manusia meskipun ia bukan sebagai subjek politik, tetapi ia pasti merupakan objek politik. Sistem politik demokratis yang dianut dan dijalankan dalam suatu negara, menghendaki partisipasi masyarakat (warga Negara). Terkait dengan sistim politik yang demokratis, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di dalamnya. Pemenuhan hak-hak politik perempuan merupakan salah satu jalan bagi perbaikan nasib perempuan. Keterwakilan perempuan di parlemen dan pemerintahan bukan tujuan akhir, namun merupakan entri point bagi perjuangan demi jutaan nasib perempuan lainnya. Partai politik memiliki fungsi dan tanggung jawab yang signifikan dalam upaya meningkatkan partisipasi politik dan memperjuangkan kepentingan politik perempuan. Partisipasi politik perempuan tidak akan pernah mendapat hasil selama partai politik tidak melakukan upaya-upaya maksimal dalam pemberdayaan perempuan. Pendidikan politik yang dilakukan oleh partai politik terhadap perempuan untuk memenuhi fungsi, kewajiban dan tanggung jawabnya sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang telah ditetapkan. Kata-kata kunci : Pendidikakan politik, dan perempuan. 1 Amirullah, Dosen FKIP PPKN Unsyiah, Email: [email protected], [email protected] ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |104 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan masih sangat rendah, bahkan meskipun telah PENDAHULUAN Sistem politik demokratis yang dianut dan dijalankan dalam suatu negara, ditetapkan kebijakan kuota 30 % (Murdiono, 2009: 4). menghendaki partisipasi masyarakat (warga Negara) dalam setiap proses politik, akan Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah selama ini partai politik sudah menentukan dan memberikan pengaruh dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan setiap partisipasi pengambilan keputusan yang politik perempuan? Partisipasi menentukan arah, serta tujuan bangsa dan politik perempuan tidak akan pernah mendapat Negara tersebut. Tanpa adanya partisipasi hasil selama partai politik tidak melakukan politik dari warga negara, baik laki-laki upaya-upaya maksimal dalam pemberdayaan maupun perempuan, tidak mungkin dapat perempuan, meningkatkan kesadaran politik terbentuknya perempuan, suatu pemerintahan yang kapasitas kinerja dan demokratis. Yang akan terjadi justru sikap kepemimpinan perempuan melalui sosialisasi mendominasi dan subjekivitas dari penguasa dan semata, sehingga akan merugikan bangsa dan pelatihan. Negara tersebut secara keseluruhan. perempuan memiliki akses yang sangat rendah Era demokratisasi, pemenuhan hak- pendidikan politik Mengingat serta pelatihan- secara statistik terhadap pendidikan serta kondisi sosial hak asasi manusia terutama di bidang politik, budaya partai politik memiliki fungsi dan tanggung meminggirkan jawab upaya perempuan di ranah publik dan politik. Di dan samping itu, UU No. 2 Tahun 2008, politik menyatakan bahwa partai politik mempunyai perempuan. Terutama sejak berbagai Undang- fungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi undang masyarakat dan anggotanya. Oleh karenanya, yang signifikan meningkatkan partisipasi memperjuangkan politik politik kepentingan mengamanatkan partisipasi dalam peningkatan perempuan melalui menjadi dan agama dan penting yang selama ini mendiskriminasikan untuk kebijakan penetapan kuota politik laki-laki dan bagaimanakah perempuan dalam setiap proses politik pada politik yang dilakukan oleh partai politik masing-masing partai politik. selama ini implementasi mengetahui, terhadap pendidikan perempuan untuk Lahirnya UU No. 10 Tahun 2008 memenuhi fungsi, kewajiban dan tanggung tentang Pemilu yang menetapkan aturan kuota jawabnya sesuai dengan undang-undang dan 30 % bagi perempuan sebenarnya menjadi peraturan yang telah ditetapkan. Terutama berita baik bagi kaum perempuan. Namun partai-partai besar di Indonesia yang memiliki ternyata, penyertaan 30% perempuan di dalam pengaruh sangat kuat di dalam pemerintahan keanggotaan secara dan memiliki pendukung yang cukup banyak, otomatis mengubah paradigma partai untuk serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam berpihak kepada perempuan. Karena terbukti melakukan pemberdayaan dan pendidikan bahwa keterlibatan perempuan di dalam politik terhadap perempuan. partai ISSN 2086 – 1397 politik tidak Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |105 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Beranjak dari rendahnya keterlibatan jabatan-jabatan publik tersebut, umumnya perempuan dalam politik yang ternyata juga partai politik mengambil dari luar kader atau terjadi di Aceh, bahkan Aceh termasuk ke anggota partai yang bersangkutan (Romli, dalam daerah yang sama sekali tidak memiliki 2008: 29-30). wakil perempuan di Parlemen nasional. Di Guna menaikkan bargaining position, tingkatan daerah pun, masih sangat minim sangat caleg perempuan yang lolos ke DPRA. Atas perempuan diberdayakan dalam segala segi dasar inilah penelitian ini dilakukan. kehidupan, terutama dalam bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: Demikian 1. Mendapatkan pendidikan informasi politik tentang terhadap perempuan yang dilakukan oleh partai politik. 2. terkait halnya bagaimana pula terkait kaum kepada kesempatan memasuki arena politik. Seperti yang dinyatakan oleh Anugrah (2009:46-47): “Perempuan terdidik dan tingkat intelektual, merupakan Mengetahui kendala-kendala yang kepada syarat pencapaian mutlak keterwakilan bagi realisasi yang efektif. dihadapi oleh partai politik dalam Feminisasi politik memiliki aspek korelasi mengimplementasikan dengan pendidikan politik terhadap perempuan. tuntutan mencerdaskan kaum perempuan secara fair. Seorang perempuan yang berdiri di panggung politik, jika dirinya KAJIAN PUSTAKA Persoalan yang umumnya muncul benar-benar efektif menjadi wakil rakyat, pada partai-partai politik saat ini adalah pola terlebih sebagai wakil dari kaum perempuan, seleksi, penjenjangan dan pendidikan bagi maka para anggota kurang dilakukan secara lebih tambah dari tokoh-tokoh lainnya termasuk dari memadai. Memang ada beberapa partai politik kaum yang sudah melakukan seperti itu, namun kesetaraan gender. Oleh karenanya, dalam sebagian partai politik yang lain belum kejuangannya merebut persamaan kedudukan, melakukan secara melembaga. Fenomena dan melenyapkan diskriminasi gender, kiranya munculnya „kader instan‟ dan ketidaksiapan pula parpol dalam mengajukan calon anggota pendidikan politik bagi kaum perempuan.” legislatif atau eksekutif, semua itu kehadirannya pria yang akan mau ditumbuhkan Pemberdayaan memiliki berjuang secara fair gender nilai untuk proses (gender menunjukkan bahwa partai politik belum empowerment) menurut Mawaya dan Kabeer melakukan pola rekrutmen dan pendidikan menegaskan secara sistematik dan ajeg. Proses kaderisasi lingkungan yang kondusif bagi perempuan pun masih terbatas pada pemahaman kader untuk menggunakan kemampuannya dalam tentang yang mengenali masalah-masalah sosial, termasuk bersangkutan, belum sampai pada promosi juga kemampuan untuk mengambil tindakan hasil kaderisasi dan pendidikan politik untuk dan pilihan strategis bagi kehidupan mereka. mengisi jabatan-jabatan publik. Untuk mengisi Pemberdayaan juga memberikan kesempatan visi-misi ISSN 2086 – 1397 partai politik pentingnya penciptaan Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |106 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan kepada perempuan untuk berpartisipasi dalam dalam kesempatan ranah publik berbicara, dan untuk melalui kemampuannya mengetahui prosedur-prosedur pembicaraan di mengakses sumber daya ekonomi dan parlemen di dalam dan di luar. Termasuk di kekuasaan, menjadi bagian dari pengambil antaranya seminar dan lokakarya dimana keputusan dan menikmati hasil dari akses anggota-anggota parlemen dijelaskan soal sumber daya dan pengambilan keputusan “pembicaraan media” (yakni jenis informasi tersebut (Alfirdaus, 2008:148). apa yang diminati media dan bagaimana cara Selain program-program khusus yang terbaik menyampaikannya) dan saran disesuaikan bagi perempuan, latihan-latihan bagaimana membuat jaringan dengan pribadi orientasi yang melibatkan laki-laki maupun media dan mana yang lebih simpati pada isu- perempuan isu perempuan (Karam dkk, 1999:126). juga penting. Dalam acara pelatihan bersama, perempuan di dorong untuk Oleh karena itu, setiap partai politik mengemukakan bidang-bidang kepentingan hendaknya mampu melakukan pendidikan mereka dan membuat jaringan dengan rekanan politik, mencerdaskan, dan memajukan kaum laki-laki, perempuan begitu pula dengan belajar terutama konstituennya. Jika bagaimana mendobrak codes of conduct yang kader-kader partai dari kalangan perempuan mapan. Pada saat bersamaan, wakil laki-laki masih relatif lebih terbelakang dibanding akan dibuat peduli dengan isu-isu perempuan dengan kaum pria, sedangkan perempuan dan pentingnya wakil perempuan yang dapat merupakan aset dalam organik partai, tugas bertindak efektif dalam legislatur. Karena itu, partai adalah menjadikan kaum perempuan pelatihan dan orientasi anggota laki-laki sebagai sumber daya elit partai. Kaum memainkan peran penting dalam pengarus- perempuan harus diproses supaya siap dalam utamaan isu-isu dan perspektif perempuan lingkaran elit partai. Proses yang ditempuh (Karam dkk, 1999:125). adalah bagaimana supaya kaum perempuan Selain informasi tentang aturan-aturan menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan prosedur parlemen yang tertulis maupun dan memiliki jati diri (Anugrah, 2009:30-31). tidak tertulis, perempuan juga seharusnya METODE PENELITIAN dapat mengikuti pelatihan proyeksi suara dan Penelitian pidato publik membantu. yang Banyak khususnya sangat perempuan yang ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Pendekatan ini biasanya menuturkan dan menafsirkan data yang mengalami kesulitan untuk berbicara secara berkenaan dengan situasi yang terjadi, sikap otoritas dan beberapa di antaranya mendapat dan kesulitan untuk membuat diri mereka di masyarakat, dengar dalam badan-badan legislatif yang pertentangan dua kondisi atau lebih, pengaruh lebih khususnya terhadap suatu kondisi, perbedaan antar fakta, mereka di negara-negara demokrasi sedang dan lain-lain. Deskriptif kualitatif dilakukan berkembang, mengaku menemui kesulitaan dengan mengangkat fakta, keadaan, variabel, besar. ISSN 2086 – 1397 Pendatang baru, pandangan yang hubungan menggejala antar di variabel, Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |107 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika kini belum diketahui berapa jumlah pasti penelitian berlangsung dan menyajikannya penduduk Banda Aceh pasca tsunami). secara apa adanya. Bagdan dan Taylor Kota Banda Aceh memiliki kepadatan mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai penduduk tertinggi diantara kabupaten/kota prosedur penelitian yang menghasilkan data lainnya yakni 3.457/km². Kota Banda Aceh deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan terdiri dari 9 Kecamatan yaitu Baiturrahman, dari orang-orang dan perilaku yang dapat Banda Raya, Jaya Baru, Kuta Alam, Kuta diamati. Perilaku ini diarahkan pada latar Raja, Lueng Bata, Meuraksa, Syiah Kuala, belakang dan individu tersebut secara utuh Ulee Kareng), 17 Mukim, 70 Desa dan 20 (Moleong, 2006:4). Kelurahan. Data yang diperoleh melalaui wawancara, studi dokumentasi, selanjutnya Walikota Banda Aceh yang sekarang adalah Illiza Saaduddin Djamal dengan wakilnya Zainal Abidin.. diolah, diinterpretasikan dengan memfokuskan Mayoritas penduduk Banda Aceh pada penajaman makna sedapat mungkin beragama Islam, meskipun terdapat penganut dalam bentuk aslinya, yang dideskripsikan agama lain seperti Kristen dan Konghucu. dalam bentuk narasi pemaparan Banda Aceh memiliki penduduk yang cukup kontekstual, melalui kata-kata yang logis dan plural, karena mayoritas penduduk merupakan uraian kalimat secara jelas dengan cara pendatang. Penduduk di kota Banda Aceh pun mengaitkan berbagai temuan data, disertai berasal dari berbagai etnis, baik etnis Aceh cuplikan wawancara berupa kalimat langsung sendiri seperti suku Aceh, Gayo, Aneuk disertai komentar dari peneliti berdasarkan Jamee, Singkil, dll maupun etnis di luar Aceh teori yang mendukung. seperti Batak, Minang, Jawa bahkan etnis dengan Penelitian ini dilakukan di Kota Banda Aceh. Salah satu kota sekaligus ibu kota Tionghoa. Perekonomian Kota Banda Aceh Provinsi Aceh. Sebagai ibu kota, Banda Aceh didominasi oleh kegiatan perdagangan dan menjadi pusat segala kegiatan pemerintahan, jasa-jasa, baik jasa pemerintahan, wisata, ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sebelah disamping perikanan (nelayan dan petambak). utara Banda Aceh berbatasan dengan Selat Sebagai pusat segala kegiatan ekonomi, politik Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan dan pemerintahan, masayarakat Banda Aceh Kabupaten Aceh Barat memiliki tingkat aktivitas, kesibukan serta etos berbatasan dengan Hindia kerja yang cukup tinggi dan padat, sehingga berbatasan dengan itu menjadikan penduduk Banda Aceh sedangkan di Besar, sebelah Samudra sebelah Timur dengan Kabupaten Aceh Besar. Banda Aceh 2 memiliki kondisi perekonomian dan memiliki luas 61,36 km . Jumlah penduduk kemamapanan lebih baik di banding dengan kota Banda Aceh sebelum terjadinya bencana daerah lain di Aceh. Tsunami adalah sekitar 230.828 jiwa (hingga Sumber data dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang dapat memberikan ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |108 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan informasi dan keterangan sesuai dengan Setelah mendapat persetujuan dari permasalahan penelitian. Agar penelitian ini ketua masing-masing partai, penulis langsung lebih terfokus dan tidak bias, partai politik menjumpai satu persatu para pengurus partai yang akan menjadi sumber dan subjek yang dapat memberikan informasi melalui penelitian wawancara. ini adalah yang berdasarkan Wawancara dengan para pengamatan awal, yaitu partai-partai politik pengurus dan pejabat teras partai, ketua besar dan berpengaruh yang secara real bidang/departemen terkait, anggota partai dan melakukan pemberdayaan dan pendidikan anggota legislatif perempuan, dll yang menjadi terhadap perempuan di Aceh, yakni Partai subjek data penelitian. Golkar, PPP dan PKS. Analisis data adalah proses menyusun Golkar dapat dijadikan referensi dalam secara sistematis data yang diperoleh dari hal keterwakilan perempuan di parlemen hasil wawancara, catatan lapangan, dan data Aceh, PPP dapat dijadikan referensi dalam hal yang telah diolah dilakukan penafsiran dan keterwakilan interpretasi, di bidang eksekutif dan kepemimpinan perempuan (pertama dan satu- untuk Untuk yang juga merupakan pimpinan partai berasal dengan dari PPP), sedangkan PKS dapat dijadikan sebagai berikut: dalam hal keanggotaan dan kaderisasi Partai. kesimpulan, sehingga mudah untuk dipahami. satunya kepala daerah perempuan di Aceh, referensi membuat menganalisis data dilakukan menggunakan langkah-langkah Reduksi data ini dilakukan untuk penyempurnaan data, baik pengurangan Subjek penelitian dalam penelitian ini terhadap data yang kurang perlu dan tidak adalah orang yang benar-benar mengetahui relevan, maupun penambahan terhadap data secara praktikal dan konseptual mengenai hal yang dirasa masih kurang. Kegiatan mereduksi tertentu yang terkait dengan penelitian karena data mencakup unsur-unsur spesifik termasuk tugas/jabatan/kedudukan/fungsi, seperti Ketua (1) proses pemilihan data atas dasar tingkat Umum relevansi Partai atau Sekjen Partai, dan kaitannya dengan setiap Bidang/departemen Pendidikan dan Kaderisasi kelompok data, (2) menyusun data dalam Partai, Perempuan, satuan-satuan sejenis. Pengelompokkan data anggota/kader perempuan, anggota legislatif dalam satuan yang sejenis ini juga dapat perempuan, dari PKS, GOLKAR dan PPP. diekuivalenkan Ketua bidang Penelitian ini di awali dengan menjumpai pengurus partai yang menjadi sebagai kegiatan kategorisasi/variable, (3) membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian. objek penelitian ini, yaitu partai Golkar, PPP Melalui reduksi data dapat menajam, dan PKS kemudian difasilitasi untuk dapat menggolong, mengarahkan, membuang yang melakukan wawancara dengan para pengurus tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan partai lainnya. cara sedemikian rupa sehingga dapat diambil dan diverifikas data. ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |109 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Data kualitatif dapat disederhanakan Langkah berikutnya dalam proses dan transformasikan dalam aneka macam cara, analisis yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui kesimpulan ringkasan singkat, melakukan verifikasi data. Kesimpulan awal menggolongkan-nya dalam satu pola yang yang dikemukan masih bersifat sementara dan lebih luas, dsb. Kegiatan lain yang masih akan berubah biladitemukan bukti-bukti kuat termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan yang mendukung tahap pengumpulan data memfokuskan, dan berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti- catatan bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi atau uraian menyederhanakan mentransfer dari data kasar ke lapangan. data kualitatif adalah berdasarkan menarik temuan dan data dimana makna-makna yang muncul dari Setelah data langkah data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, analisis selanjutnya adalah penyajian (display) dan kecocokannya, yakni yang merupakan data. menyusun validitasnya. Penarikan kesimpulan/verifikasi sekumpulan informasi yang kompleks ke merupakan proses perumusan makna dari hasil dalam suatu bentuk yang sistematis. Penyajian penelitian yang diungkapkan dengan kalimat data yang singkat-padat dan mudah difahami, serta Penyajian diarahkan data agar terorganisasikan, hubungan, direduksi, adalah data hasil tersusun sehingga reduksi dalam pola dilakukan dengan cara berulangkali menjadi sekumpulan melakukan peninjauan mengenai kebenaran yang memberi dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dengan relevansi dan konsistensinya terhadap dan pengambilan tindakan. Pada langkah ini judul, tujuan dan perumusan masalah yang peneliti berusaha menyusun data yang relevan ada. informasi sehingga tersusun menjadi informasi yang dapat Apabila kesimpulan yang disimpulkan dan memiliki makna tertentu. dikemukakan pada tahap awal didukung oleh Penyajian-penyajian baik bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten merupakan suatu cara yang utama bagi analisis dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai kembali ke lapangan maka kesimpulan yang jenis grafik, jaringan, uraian naratif, bagan, diperoleh hubungan antar kategori, dan lain sejenisnya. kredibel. Sejak awal pengumpulan data, Bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan peneliti sebaiknya mulai memutuskan antara peneliti terjadi. data yang mempunyai makna dengan data Semuanya dirancang guna menggabungkan yang tidak diperlukan atau tidak bermakna. informasi yang tersusun dalam suatu bentuk Pada langkah verifikasi ini peneliti sebaiknya yang masih tetap terbuka untuk menerima masukan memahami padu dan yang apa mudah lebih yang diraih serta merencanakan kerja penelitian selanjutnya merupakan kesimpulan yang data. untuk mencapai tujuan penelitian. ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |110 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Ketika HASIL PENELITIAN reformasi bergulir dan Dokumen Soeharto berhasil dilengserkan dari jabatannya Profil Golkar sebagai presiden Republik Indonesia, hal ini Partai Golongan Karya (Partai Golkar) berimbas pada Golkar. Golkar juga dituntut adalah sebuah partai politik di Indonesia. untuk dibubarkan. Di bawah kepemimpinan Sebelumnya Akbar bernama Golongan Karya Tanjung, Golkar berubah wujud (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga Karya (Sekber Golkar). Partai Golkar bermula mengusung citra sebagai Golkar baru dan dengan berdirinya Sekber Golkar pada masa- Akbar masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno, Golkar dari serangan eksternal dan krisis citra tepatnya pada tanggal 20 Oktober 1964 oleh partai. Angkatan Darat Tanjung berhasil mempertahankan untuk menandingi Partai Golkar kemudian ikut dalam Komunis Indonesia Pemilu 1999 dan mengalami penurunan suara (PKI) dalam kehidupan politik di Indonesia. di peringkat ke dua di bawah PDIP dengan Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono terpilih perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari sebagai ketua Sekber Golkar yang pertama,. suara sah. Namun pada pemilu legislatif 2004 pengaruh Partai Pada awal pertumbuhannya, Sekber Golkar beranggotakan organisasi dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara berkembang sah. Pada pemilu legislatif 2009 lalu suara menjadi 291 organisasi fungsional. Organisasi- Partai Golkar kembali turun ke posisi dua. organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber Saat ini, Golkar dipimpin oleh Aburizal Bakrie Golkar yang terpilih dalam Munas VIII di Pekanbaru fungsional yang ini 61 Golkar menjadi pemenang pemilu legislatif kemudian kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Riau menggantikan Jusuf Kalla. Kelompok Induk Organisasi (KINO). Pada pemilu 2009, Golkar memenuhi Untuk menghadapi Pemilu 1971, 7 kuota perempuan 30 persen. Dari 640 calon KINO mengeluarkan keputusan bersama pada legislator, 164 diantaranya caleg perempuan tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi atau 30,27 persen. Pemilu 2004 lalu, Golkar peserta pemilu melalui satu nama dan tanda hanya gambar yaitu Golongan Karya (Golkar). Logo Sedang pada pemilu 1999, Golkar hanya dan nama ini, sejak pemilu 1971, tetap sanggup memenuhi 13,3 persen. dipertahankan sampai sekarang. Dalam Pemilu 1971, Golongan Karya tampil mampu Partai memenuhi Golkar juga 14,28 persen. menunjukkan sebagai keberpihakannya pada perempuan dengan pemenang. Kemenangan ini diulangi pada kebijakan memprioritaskan untuk memilih pemilu-pemilu caleg berikutnya selama perempuan bila perolehan suara pemerintahan Orde Baru, yaitu Pemilu 1977, terbanyaknya sama dengan caleg laki-laki. 1982, 1987, 1992, dan 1997. Sebagaimana ditegaskan dalam surat edaran ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |111 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Partai Golkar Nomor 8/2008 sebagai hasil secara tegas menjaga NKRI, mempertahankan keputusan Rapimnas IV tahun 2008. Pancasila Profil PPP menegakkan Partai Persatuan Pembangunan yang sebagai dasar negara supremasi hukum. PPP berpegang perjuangannya, Islam yang dan Dalam pada disingkat PPP adalah partai politik dengan jati pemahaman “Rahmatan diri Islam yang merupakan hasil fusi dari „Alamin” yakni pemahaman Islam yang beberapa partai yang berbasis Islam, yaitu inklusif, moderat, santun, damai, serta anti partai Nahdatul Ulama (NU), Partai Muslim radikalisme. Lil Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Jabatan ketua umum pada awalnya Indonesia (PSSI), dan Partai Islam Persatuan berbentuk presidium yang terdiri dari KH Tarbiyah Islamiyah (Perti). Keempat partai Idham Chalid sebagai Presiden Partai serta tersebut memfusikan politiknya dalam satu Mintaredja, Thayeb Gobel, Rusli Halil dan partai Masykur sebagai politik bernama Partai Persatuan wakil presiden partai. Pembangunan (PPP) yang dideklarasikan Sedangkan saat ini, PPP dipimpin oleh pada tanggal 5 januari 1973. Kegiatan lain Suryadharma Ali yang juga menjabat sebagai yang tidak bersifat politik, tetap dilakukan Menteri Agama. oleh organisasi masing-masing sebagaimana PPP menunjukkan keberpihakannya sediakala, bahkan lebih ditingkatkan dalam terhadap partisipasi politik perempuan melalui pembangunan mental dan spiritual. kebijakannya seperti yang tertuang di dalam Dari sejak sampai AD/ART PPP yang memberikan perintah reformasi bergulir tahun 1998, PPP adalah afirmatif agar perempuan di lingkungan PPP satu-satunya partai politik yang menjadi maju dan berkembang, antara lain: Pertama, wadah perjuangan aspirasi politik umat Islam Pasal 71 AD PPP memerintahkan agar setiap di tingkatan Indonesia. berdirinya Indentitas Islam PPP kepemimpinan PPP harus mencerminkan corak “Islam ke-Indonesiaan” memerhatikan kesetaraan dan keadilan gender atau yang berdasarkan kualitas sumber daya manusia. berpegang pada harmoni antara universalitas Kedua, dalam ketentuan komposisi Pengurus Islam dan lokalitas Harian di berbagai tingkatannya ada perintah “Islamnya orang Indonesia” ke-Indonesiaan. PPP dalam hal ini, meletakkan hubungan Islam dan afirmatif negara bersih, Pengurus Harian terdiri atas kaum perempuan simbiotik, sinergis, serta saling membutuhkan (Pasal 15 AD PPP). Ketiga, dalam komposisi dan memelihara. Mahkamah dalam hubungan yang agar minimal Partai 30 yang persen dari mempunyai Terwujudnya Negara Indonesia yang kewenangan memutus perkara perselisihan damai, makmur, sejahtera serta religius dan internal yang bersifat final dan mengikat ada bermodal menjadi orientasi perjuangan politik perintah afirmatif agar 2 dari 9 anggota PPP. Dalam mewujudkannya, PPP senantiasa Mahkamah Partai terdiri atas perempuan yang menjunjung tinggi nilai dan prinsip demokrasi, bahkan ISSN 2086 – 1397 dalam kenegaraan, dalam UU Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |112 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Mahkamah Konstitusi pun tidak ada perintah Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan semacam itu. Dewan Profil PKS Kabupaten/Kota). Partai sebelumnya Keadilan Sejahtera (PKS), bernama Partai bergabung Daerah Sehari dengan (setingkat kemudian, PKS. PK Dengan Keadilan (PK), penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) sebuah partai resmi berubah nama menjadi PKS (Partai adalah politik berbasis Islam di Indonesia sebagai Keadilan Sejahtera). mana PPP. PKS berdiri pada 20 Juli 1998, dengan Pimpinan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah Setelah Pemilu Wahid 2004, Hidayat kemudian ketua MPR dan terpilih digantikan oleh Nur sebagai Tifatul konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Sembiring yang terpilih menjadi Presiden PK Kebayoran Baru, Jakarta. Sejahtera Partai Keadilan bergerak melalui periode 2005-2010. Sembiring dipercaya Tifatul menjabat Menteri gerakan dakwah di kampus yang kemudian Komunikasi dan Informatika. Maka estafet menjelma menjadi gerakan politik. Partai ini kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan didirikan oleh sejumlah aktivis dan intelektual Ishaq sebagai pjs Presiden PK Sejahtera. Pada muda muslim, seperti Dr. M. Hidayat Nur Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni Wahid, M.A, Lutfi Hassan Khaq, M.A dan Dr. 2010 di Jakarta, Luthfi Hasan Ishaaq terpilih Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, M.Sc. Nur menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2010- Mahmudi 2015. kemudian diangkat menjadi Presiden Partai Keadilan pertama dengan Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh Sekretaris Jenderalnya adalah H. Anis Matta, suara sebanyak 7,34% (8.325.020) dari jumlah L.c. Nur Mahmudi kemudian menjadi Menteri total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari Kehutanan dan Perkebunan dalam kabinet total 550 kursi di DPR. Pada 9 Juli 2008 PKS pemerintahan K.H. Abdurrahman Wahid dan memperoleh nomor urut 8 dalam pemilu 2009 digantikan dan mendapat 57 kursi (10%) di DPR oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000. hasil Pemilihan Umum Anggota DPR 2009, Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang batas (7,9%) dan menjadi satu-satunya partai--selain minimum keikut sertaan parpol pada pemilu Demokrat--yang mengalami kenaikan jumlah selanjutnya (electoral threshold) dua persen, persentase perolehan suara. maka PK harus mengubah namanya untuk HASIL WAWANCARA dapat ikut kembali di Pemilu berikutnya. Komitmen partai terhadap pendidikan dan Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera peningkatan kapasitas politik perempuan (PK syarat Sejahtera) berlakunya setelah mendapat sebanyak 8.206.955 suara menyelesaikan seluruh Berdasarkan hasil pengumpulan data proses verifikasi Departemen Kehakiman dan di HAM wawancara dan dokumentasi menunjukkan (Depkehham) ISSN 2086 – 1397 di tingkat Dewan lapangan, temuan-temuan melalui Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |113 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan bahwa, dari ketiga partai baik Partai Golkar, hanya mencakup aspek ekonomi dan sosial PPP dan PKS, tidak ada satupun partai yang seperti pelatihan kewirausahaan, keterampilan memiliki kebijakan khusus dan program industri rumah tangga, penyuluhan kesehatan strategis terkait dengan pemberdayaan politik ibu dan anak (Posyandu) dan pengajian dan perempuan demi meningkatkan pemahaman, arisan ibu-ibu. Tidak ada yang menyangkut kesadaran dan partisipasi perempuan sesuai dengan pemberdayaan di bidang politik. amanat kebijakan kuota 30 persen, baik di Di dalam Program Kerja Bidang dalam visi-misi, platform, AD/ART maupun Perempuan DPW PKS Tahun 2011 pun, hasil keputusan-keputusan rapat besar seperti terlihat, dari 11 agenda kegiatan yang telah Munas, Rakornas, Rakerda. terlaksana selama tahun 2011, hanya ada 2 Semua pimpinan partai menyatakan bahwa, kebijakan terkait dengan pemberdayaan perempuan adalah melalui dibentuknya Bidang/Biro agenda kegiatan yang menyangkut dengan pemberdayaan dan pendidikan politik bagi anggota perempuan partai. Pemberdayaan Melalui indikator-indikator di atas, Perempuan atau melalui pemberian porsi yang menjadi sangat diragukan jika partai-partai sama dan seimbang antara laki-laki dan tersebut menyatakan bahwa mereka memiliki perempuan di dalam memperoleh diklat-diklat komitmen yang baik untuk mensukseskan dan pelatihan kader atau pada kajian-kajian kebijakan rutin yang dilaksanakan oleh partai. Partai- dinyatakan oleh Marijan (2010:49): kuota. Karena seperti yang partai tersebut juga tidak memiliki konsep “Kebijakan affirmative action Kuota 30 % yang jelas tentang pelaksanaan pendidikan perempuan diberlakukan karena didasarkan politik tidak pada pemahaman bahwa adanya kesempatan bagi yang sama masih belum mampu menghasilkan perempuan menganggarkan plot disamping dana khusus pemberdayaan politik perempuan. sesuatu yang sama (similar result). Kelompok- Partai Golkar sesungguhnya memiliki kebijakan khusus bagi perempuan kelompok yang termarginalkan secara politik, pada termasuk perempuan, pada kenyataannya tidak Rencana Operasional partai Golkar dalam memiliki titik pijak yang sama ketika harus mensukseskan Pilkada 2010-2013, Pemilu bersaing dengan kelompok-kelompok yang Legislatif 2014 dan Pemilihan Presiden dan lain. Implikasinya, mereka selalu kalah di Wakil Presiden 2014, yang memuat tentang dalam persaingan.” kerja-kerja dan strategi partai di semua aspek Secara tidak langsung, kebijakan termasuk di dalam organisasi sayap dan kuota sedang memaksakan partai-partai politik fungsional perempuan. untuk menerapkan kebijakan dan strategi Namun sangat disayangkan bahwa khusus untuk meningkatkan partisipasi politik yang menjadi agenda pemberdayaan bagi perempuan. Jika peningkatan kapasitas politik perempuan pelaksanaan perempuan hanya bergantung pada diklat- pelatihan-pelatihan dan pemberdayaan yang diklat atau pelatihan kader yang belum tentu adalah ISSN 2086 – 1397 berupa Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |114 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan dilaksanakan setahun sekali, maka apa pemberdayaan yang berasal dari dalam partai bedanya sebelum dan sesudah kebijakan kuota hanyalah berupa diklat-diklat dan pelatihan diterapkan. Adanya bidang pemberdayaan kader bersama yang diperuntukkan secara perempuan pun tidak dapat dijadikan tolak umum bagi anggota dan kader laki-laki dan ukur telah terlaksananya pendidikan politik perempuan. yang efektif bagi perempuan ketika partai Pada dasarnya diklat-diklat dan tidak menetapkan kebijakan mengenai konsep pelatihan kader tersebut merupakan kegiatan dasar pendidikan dan pemberdayaan politik. yang sudah terprogram, seperti pada Partai Pada akhirnya, bidang perempuan hanyalah Golkar sebagai pelaksanaannya ternyata tidak memiliki skala bidang yang bersifat formalitas semata. PPP. Namun dalam waktu yang tetap, sangat bergantung pada Padahal, kebijakan partai merespon isu dan gender merupakan suatu tantangan, kondisi, momendan pendanaan, walaupun biasanya diusahakan untuk diadakan minimal terutama menjawab pembaharuan kebijakan setahun internal untuk isu keterwakilan perempuan pemberdayaan ini bersifat umum, bukan sebagai mandat UU Partai Politik, dan UU pendidikan Pemilu. Kebijakan itu berimplikasi pada perempuan, sehingga tidak akan ditemukan kehendak untuk materi-materi yang terkait kebutuhan politik memperbaharui orientasi agar berdampak yang perempuan seperti kepemimpinan perempuan, produktif bagi parpol. Mandat keterwakilan hak-hak dan situasi politik perempuan, strategi perempuan pemenangan bagi perempuan. politik dan adalah komitmen untuk melakukan sekali. Namun politik pendidikan khusus dan terhadap pembaharuan substansi dan proses legislasi, Pada Partai Golkar, memang terdapat atau membangun politik emansipatoris, yaitu diklat-diklat khusus perempuan terutama bagi politik yang punya skenario mempercepat organisasi sayap perempuannya KPPG. Dan perbaikan kualitas hidup kelompok rentan dan dalam diklat yang pernah diberikan terhadap perempuan (Irianto dan Hendrastiti , 2008:35- KPPG tersebut, pemberdayaan dan materi- 6). materi yang diberikan sudah sangat baik. Pelaksanaan pendidikan politik terhadap Namun perempuan khusus bagi perempuan tersebut jauh lebih Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, temuan-temuan melalui wawancara dan dokumentasi menunjukkan bahwa, pelaksanaan disayangkan, diklat-diklat tidak terpogram, lebih tidak terjadwal dan lebih insidentil dibandingkan dengan diklatdiklat gabungan. politik Di satu sisi, PPP terlihat lebih baik terhadap anggota dan kader perempuan di karena memiliki agenda untuk melaksanakan dalam partai terdiri dari pendidikan dan diskusi bulanan yang diikuti oleh anggota pemberdayaan yang berasal dari dalam dan perempuan PPP, yang juga menjadi sarana dari luar partai. Bentuk pendidikan dan untuk ISSN 2086 – 1397 pendidikan sangat saling berbagi informasi tentang Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |115 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan persoalan perempuan politik. jika dirinya benar-benar efektif menjadi wakil Pelaksanaannya cukup rutin, namun kehadiran rakyat, terlebih sebagai wakil dari kaum peserta perempuan, maka kehadirannya akan memiliki diskusi dan selama ini pun belum maksimal. Di PKS, yang terjadi justru, adanya nilai pemilahan dalam memperoleh pendidikan termasuk dari kaum pria yang mau berjuang politik antarsesama anggota karena pendidikan untuk kesetaraan gender. Oleh karenanya, politik dalam yang berkesinambungan hanya tambah dari kejuangannya tokoh-tokoh merebut lainnya persamaan diberikan pada tokoh-tokoh perempuan. PKS kedudukan, dan melenyapkan diskriminasi memang gender, kiranya pula ditumbuhkan secara fair memberikan berkesinambungan pembinaan pada seluruh secara anggota, namun hanya dalam persoalan dakwah dan keislaman. Sedangkan pendidikan proses pendidikan politik bagi kaum perempuan. “ politik Partai politik yang terlembaga pun terhadap perempuan yang bersifat regular dan idealnya melakukan pendidikan politik dan menyeluruh seolah luput dari perhatian partai. pelatihan kepemimpinan secara regular, karena Kondisi dimana partai politik tidak dapat melaksanakan pemberdayaan pendidikan politik secara melalui pendidikan dan pelatihan inilah dan diharapkan nantinya akan lahir kader dan intensif, pemimpin partai yang berkualitas (Romli, terjadwal, reguler, dan menyeluruh bagi 2008:29). anggota dan kader perempuannya sungguh Pelaksanaan pendidikan politik yang ironis di tengah desakan besar peningkatan bersifat khusus dan berkualitas terhadap partisipasi politik terhadap perempuan. Karena anggota dan kader perempuan partai, ketiga seperti partai yang ada sangat bergantung pada yang dinyatakan oleh Anugrah (2009:46-47) bahwa: lembaga International Republican Institute “Guna menaikkan perempuan yang bargaining masih sangat position minim (IRI). Selama ini IRI cukup intens dalam melakukan pendidikan-pendidikan politik partisipasinya dalam politik, sangat terkait khusus terhadap anggota perempuan parpol. kepada perempuan Pendidikan-pendidikan politik yang dilakukan diberdayakan dalam segala segi kehidupan, oleh IRI berbentuk pelatihan-pelatihan dan terutama dalam bidang pendidikan. Demikian training untuk meningkatkan pengetahun dan halnya kesempatan kapasitas politik perempuan. Materi-materi memasuki arena politik. Perempuan terdidik yang diberikan di dalam pelatihan pun sudah dan tingkat intelektual, merupakan syarat sangat baik, seperti mengenai kepemimpinan mutlak bagi realisasi pencapaian keterwakilan dan advokasi perempuan, strategi dan teknik yang efektif. Feminisasi politik memiliki kampanye, aspek korelasi dengan tuntutan mencerdaskan penjangkauan konstituen, capacity building, kaum Seorang public speaking, dsb. Para pemateri yang perempuan yang berdiri di panggung politik, dihadirkan oleh IRI pun merupakan pakar- bagaimana pula terkait perempuan ISSN 2086 – 1397 kaum kepada secara fair. manajemen jaringan dan Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |116 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan pakar dan tokoh-tokoh publik yang berpengalaman dan berkapasitas. bersifat update khusus untuk perempuan dan Namun sangat disayangkan, karena IRI merupakan yang politik. Sedangkan pada partai Golkar dan pelaksanaan PPP, media yang terdapat di partai hanya kegiatannya sangat bergantung pada ada atau berupa tabloid bulanan dan koran harian yang tidaknya program dan pendanaan, sehingga bersifat umum. pelaksanaan NGO pada situs tersebut terdapat rubrik yang pendidikan politik terhadap Terkait pada penjenjangan dan anggota perempuan parpol pun tidak memiliki levelisasi pada ketiga partai tersebut, memang skala waktu yang jelas dan pasti. Jika memiliki terdapat adanya penjenjangan dan levelisasi program dan dana, IRI bisa melaksanakan antara anggota perempuan dalam memperoleh pendidikan politik perempuan dalam setahun pendidikan politik. Namun penjenjangan yang hinga berkali-kali, namun jika tidak ada ada bersifat bias. Jika di dalam partai Golkar, program dan dana, di dalam setahun belum penjenjangan hanya antara anggota biasa dan tentu bisa melaksanakan pendidikan politik pengurus, perempuan. kebijakan dan keputusan partai yang bersifat Jika IRI dapat melaksanakan pendidikan politik, maka barulah anggota dan kader perempuan hanya terkait adanya khusus dan rahasia yang hanya boleh diketahui oleh pengurus. memperoleh Pada PPP, penjenjangan yang ada pendidikan politik khusus, jika IRI tidak bersifat struktural, artinya level keanggotan melaksanakan maka merekapun tidak akan diukur berdasarkan tingkatan struktur yang memperoleh pendidikan politik khusus. Apa mereka duduki, namun hal ini tidak terlihat lagi, tidak semua anggota perempuan dapat begitu jelas dalam pelaksanaan pendidikan berpartisipasi pada semua pelatihan dan politik yang dilaksanakan. Sedangkan di PKS, training yang dilaksanakan oleh IRI tersebut. penjenjangan terlihat sangat baik dan rapi Kebanyakan delegasi, karena PKS sendiri merupakan partai kader, akan namun penjenjangan yang ada terkait dengan dilaksanakan diskusi khusus agar pengetahuan pemahaman keislaman dan komitmen serta dan pengalaman yang diperoleh para delegasi kerja-kerja dapat dbagikan dan diterapkan juga oleh mengenai anggota perempuan lainnya. pembinaan intens hanya diberikan pada tokoh- meskipun peserta nantinya partai itupun bersifat kemudian Sedangkan bentuk pendidikan politik tokoh dalam kepartaian. pendidikan perempuan politik semata. Sedangkan perempuan, Dibandingkan yang memanfaatkan media khusus untuk dengan penjenjangan, kondisi ini lebih terlihat perempuan, tidak terdapat di dalam partai. sebagai diskriminasi. Namun dalam hal ini, PKS terlihat lebih baik Mengenai pembinaan dan pendidikan karena PKS memiliki situs web internet bagi caleg perempuan, kesemua partai dari (www.pks.net) media sejak dini sudah melakukan upaya untuk informasi dan pendidikan bagi anggota, dan melakukan pembinaan dan pendidikan bagi ISSN 2086 – 1397 yang merupakan Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |117 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan para caleg, baik laki-laki maupun perempuan. Perempuan yang mengalami kesulitan Namun pembinaan dan pendidikan yang untuk berbicara secara otoritas dan beberapa di bersifat intensif dilakukan tetap pada saat-saat antaranya mendapat kesulitan untuk membuat menjelang terhadap diri mereka di dengar dalam badan-badan anggota legislatif perempuan, pembinaan dan legislatif yang lebih besar. Pendatang baru, pendidikan yang dilakukan baik oleh partai khususnya mereka di negara-negara demokrasi maupun oleh parlemen sendiri, hanya sekali sedang waktu pada saat baru menjadi anggota kesulitaan dalam kesempatan berbicara, dan legislatif. Seperti yang dinyatakan oleh Ibu untuk Nurlelawati selaku Anggota DPRA dari fraksi pembicaraan di parlemen di dalam dan di luar partai Golkar: (Karam dkk, 1999: 124-125). pemilu. Sedangkan berkembang, mengaku mengetahui menemui prosedur-prosedur “Pengetahuan dan kapasitas politik yang Hal saya miliki sejak awal, sebagian besar berasal pelaksanaan dari bimbingan suami, karena kebetulan suami masyarakat dan konstituen perempuan oleh saya (Bapak Salman Ishak) adalah pejabat dan partai politik. Karena, baik Partai Golkar, PPP anggota birokrasi yang sudah cukup paham maupun PKS kesemuanya mengakui bahwa tentang seluk-beluk pemerintahan. Di samping partai sangat jarang bahkan tidak pernah itu, dan melakukan pendidikan politik bagi masyarakat pengalaman-pengalaman ketika bersentuhan dan konstituen perempuan. Jika pun ada, langsung dengan masyarakat saat saya masih hanya pada saat-saat menjelang pemilu dan di Dharma Wanita dan PKK juga sangat kampanye. pengetahuan-pengetahuan berkontribusi. Sedangkan yang berasal dari yang sangat ironi pendidikan adalah politik bagi Partai Golkar dan PKS sesungguhnya partai memang ada, namun sifatnya minim cukup karena pemberdayaan terhadap masyarakat, namun pendidikan dan pembinaan yang berasal dari partai tidak reguler.” Padahal perempuan rutin melakukan pembinaan dan hanya dalam aspek ekonomi, sosial dan ingin keluarga. Di satu sisi, kegiatan-kegiatan berkiprah di parlemen pun tidak akan pernah tersebut memang terkesan lebih menarik minat mampu dan menyentuh langsung persoalan keseharian menjalankan fungsi yang dan peran maksimal tanpa adanya peningkatan kualitas masyarakat. pengetahuan dan kapasitas oleh partai politik. bahwa alasan mengapa partai lebih membuat Di samping informasi tentang aturan-aturan pemberdayaan yang bersifat ekonomi, sosial dan prosedur parlemen yang tertulis maupun dan tidak tertulis, perempuan juga seharusnya dilakukan dapat mengikuti pelatihan proyeksi suara dan meningkatkan simpati masyarakat terhadap pidato partai publik membantu. ISSN 2086 – 1397 yang khususnya sangat Namun, keluarga adalah dengan dibanding sangat disayangkan kegiatan orientasi dengan demikian demi kegiatan pemberdayaan yang bersifat politis. Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |118 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Seperti yang juga tercantum di dalam Terkait dengan politik perempuan, Rencana Operasional partai Golkar dalam perempuan yang ingin berpartisipasi di dalam mensukseskan Pilkada 2010-2013, Pemilu politik dan pemerintahan tidak akan pernah Legislatif 2014 dan Pemilihan Presiden dan memperoleh dukungan terhadap masyarakat Wakil Presiden 2014: Adanya penugasan bagi selama partai politik tidak berusaha mengubah setiap Pokkar untuk melakukan penggalangan mindset teritorial di lingkungannya masing-masing patriarki. Asumsi yang menempatkan kaum antara lain kegiatan-kegiatan yang bersifat perempuan tidak setara dan tidak sama penting pemberdayaan ekonomi rakyat serta kegiatan dengan laki-laki di arena politik, menyebabkan yang dapat meningkatkan simpati masyarakat masyarakat tersebut akan mengalami kesulitan terhadap Partai Golkar. untuk mendorong kaum perempuan di ranah UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, tujuan dan fungsi Partai politik sangat meningkatkan masih sangat 2009:11). Dan salah satu persoalan terbesar politik politik perempuan adalah, masyarakat dan rangka konstituen perempuan yang secara statistik dan lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan pemerintahan (Pasal 10 ayat 2 point a). Serta konstituen laki-laki, justru tidak memilih Partai sarana kandidat perempuan. Hal ini dikarenakan, dan mereka belum paham tentang perlunya adanya masyarakat luas agar menjadi warga negara perwakilan perempuan yang dapat berfungsi Indonesia dan untuk memperjuangkan aspirasi dan nasib kehidupan jutaan perempuan lainnya melalui mekanisme bernegara politik, anggota dan masyarakat penyelenggaraan Politik pendidikan partisipasi yang lokal agar memiliki representasi (Murdiono, jelas menyatakan: Tujuan khusus Partai Politik adalah masyarakat dalam kegiatan berfungsi politik yang sebagai bagi sadar kewajibannya politik anggota akan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan hak (Pasal 11 ayat 1 poin a). kelompok maupun lembaga yang memiliki kekuasaan dengan kebijakan dan pendidikan politik bagi masyarakat luas dan perempuan khususnya. orientasi tertentu terutama memiki tujuan memperoleh melalui penganggaran. Di sinilah letak pentingnya Benar bahwa partai politik merupakan untuk baik dan bersaing tersebut tidak memiliki konsep yang memadai untuk akan perlunya dilaksanakan pendidikan politik merebut dukungan masyarakat. Namun sangat bagi calon dan anggota yang akan bergabung disayangkan, ketika dikarenakan orientasi ini di dalam partai. Seperti yang dinyatakan oleh pendidikan Romli, politik cara mempengaruhi Terkait rekrutmen pun, ketiga partai masyarakat menjadi (2008: 29-30): “Persoalan yang terbaikan dan masyarakat hanya menjadi objek umumnya muncul pada partai-partai politik politik yang tidak diberdayakan secara politik saat ini adalah pola seleksi, penjenjangan dan demi keuntungan partai semata. pendidikan bagi para anggota kurang dilakukan secara lebih memadai sehingga ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |119 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan lahirnya fenomena munculnya „kader instan‟ Golkar, sebenarnya bisa saja membuat agenda dan ketidaksiapan parpol dalam mengajukan khusus perempuan, tapi mengingat prosedural calon anggota legislatif atau eksekutif, semua pengajuan itu menunjukkan bahwa partai politik belum pengajuannya melakukan pola rekrutmen dan pendidikan memilih untuk ikut serta pada agenda diklat secara sistematik dan ajeg. Proses kaderisasi gabungan saja. pun masih terbatas pada pemahaman kader tentang visi-misi partai politik yang bersangkutan.” program dan bantuan dana yang rumit, mereka lebih Sedangkan di PKS, kendala terbesar justru berasal dari para anggota dan kader perempuan sendiri. Paradigma yang selama ini Kendala-kendala dalam pelaksanaan pendidikan politik terhadap perempuan berlaku di PKS adalah tidak semua perempuan perlu terjun ke politik praktis Berdasarkan hasil pengumpulan data untuk masuk ke dalam pemerintahan seperti di di lapangan, terutama melalui pengakuan- eksekutif dan legislatif. Bagi perempuan- pengakuan pengurus dan anggota perempuan perempuan partai, mereka mengalami kendala-kendala seputaran pemerintahan, sehingga mereka tertentu terkait pelaksanaan pendidikan politik lebih memililih untuk fokus melakukan kerja- bagi perempuan, baik itu kendala teknis, kerja internal partai, pemberdayaan ekonomi kendala yang berasal dari internal maupun dari dan eksternal partai. Dibandingkan Kendala yang dihadapi oleh Partai Golkar dan PPP dalam melaksanakan PKS, keluarga politik serta terjun bukan hanya kajian-kajian ke politik Islam. praktis, perempuan lebih memilih untuk mengurusi anak dan keluarga. Persoalan politik di pendidikan politik terhadap perempuan adalah pemerintahan, pada pendanaan. Karena pada setiap partai, sepenuhnya pada pihak laki-laki yang diyakini tidak adanya plot anggaran khusus bagi untuk mewakilkan kepentingan-kepentingan pemberdayaan politik perempuan yang secara perempuan regular dan meyeluruh. Jika pun ada plot merupakan amanah juga ladang fitnah karena anggaran, adalah pada diklat-diklat yang mereka tidak yakin akan mampu menjalankan pelaksanaannya insidentil. tanggung jawab sebagai pemangku jabatan Pendanaan untuk perempuan juga. Bagi mempercayakan mereka, jabatan melaksanakan dengan tanggung jawab rumah tangga mereka pendidikan politik perempuan sepenuhnya yang tidak sedikit. Dengan ini, anggota menjadi beban para pengurus perempuan perempuan PKS sendiri tidak tertarik dan tidak sendiri. Sehingga seperti yang terjadi di PPP, merasa penting terhadap pendidikan politik para anggota dan pengurus perempuan partai perempuan. sampai harus membuat organisasi bayangan Hal ini dibuktikan, meski PKS yang diberi nama Lady Care yang salah satu memiliki lebih banyak kader perempuan tujuannya adalah termasuk untuk mencari dana dibandingkan dengan anggota dan kader laki- melalui lembaga lain. Sedangkan di Partai laki namun tidak ada satu pun perempuan yang ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |120 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan menduduki jabatan-jabatan strategis di PKS, Jika mengamati realitas politik tidak adanya perempuan yang terpilih sebagai Indonesia, terlihat bagaimana secara kuantitas anggota legislatif baik di tingkatan provinsi laki-laki lebih banyak yang menempati posisi- maupun posisi strategis, baik di lembaga eksekutif, kabupaten/kota, apa lagi yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah. yudikatif, maupun legislatif. Kondisi ini Paradigma dimana dengan tanggung berangkat dari konsep yang sudah mengakar jawab sebagai pekerja domestik, perempuan mendaging dalam sistem patriarki bahwa tidak dimungkinkan untuk beraktivitas di perempuan lebih lemah daripada laki-laki ranah publik, atas dasar anggapan bahwa sehingga jabatan-jabatan publik lebih tepat tanggung jawab rumah tangga mereka akan jika diberikan pada kaum laki-laki (Adji, dkk, terabaikan dan ranah publik adalah miliknya 2009: 47). kaum adam tersebut memiliki kesamaan dengan paradigma patriarki. Sama halnya seperti yang dimuat di dalam Jurnal Perempuan bahwa konsep nilai Masyarakat yang menganut sistem tentang perempuan yang menjadi gambaran patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan (representasi) yang dirumuskan oleh PKS kekuasaan dibandingkan adalah bahwa perempuan merupakan aktor perempuan. Patriarki merupakan kultur yang penting untuk menjalankan berbagai fungsi secara turun-temurun membentuk perbedaan sosial, perilaku, status, dan otoritas antara laki-laki perempuan, yaitu keluarga. Tugas utama dan perempuan sangat terkait dengan penjagaan yang perempuan dominan di masyarakat sehingga yang memerlukan perempuan sendiri meyakini bahwa kondisi moralitas tersebut merupakan suatu normalitas bahkan kesejahteraan sosial, terutama kesejahteraan kodrat. keluarga. Perempuan memiliki andil yang Salah satu efek dari paradigma ini adalah, stereotip yang melekat kepada serta upaya keterlibatan peningkatan cukup penting dalam gerakan politik, yaitu untuk mendukung agenda kebijakan partai perempuan sebagai pekerja domestik. Secara politik konvensional, laki-laki merupakan sumber regenerasi yang akan menjaga kelangsungan utama pendapatan dalam keluarga sedangkan hidup perjuangan partai. Dan meskipun tidak perempuan rumah ada pelarangan bagi perempuan untuk aktif di tangga. Laki-laki bekerja di luar rumah untuk ranah publik dan politik, namun dalam mencari nafkah sedangkan perempuan bekerja kenyataannya, PKS memisahkan perempuan di dalam rumah untuk melakukan semua dari pusat menjadi pinggiran (Lubis, 2009:83- pekerjaan rumah. Pada akhirnya, perempuan 84). merupakan pengurus melalui demonstrasi maupun proses memiliki tanggung jawab ganda, yakni sebagai Selain itu, Ibu Putri selaku Sekretaris ibu yang harus merawat anak-anaknya dan Bidang Perempuan DPW PKS menyatakan istri yang melayani suaminya di rumah bahwa, (Wardani, 2009: 23-26). ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |121 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan “Bagi para perempuan PKS, partisipasi politik baik di parlemen dan pemerintahan perempuan di ranah politik praktis seperti di menjadi suatu bentuk perjuangan konkrit yang dalam parlemen dan pemerintahan tidak harus ditempuh demi peningkatan kualitas menjadi hidup perempuan. parameter kepentingan agar perempuan kepentingandidengar dan Fakta di lapangan menunjukkan diperhatikan, karena anggota parlemen dan bahwa penyelesaian terhadap problem yang pemimpin laki-laki PKS selama ini diyakini dialami tidak hanya memperjuangkan aspirasi laki-laki dilakukan melalui mekanisme penyelesaian semata namun juga ikut memperjuangkan kasus aspirasi perempuan. kompleksnya persolan ekonomi Sedangkan ternyata perkasus tak dapat mengingat permasalahan betapa yang dialami dihadapi oleh perempuan di berbagai ranah kehidupan, perempuan PKS namun membutuhkan penyelesaian melalui melakukan kebijakan-kebijakan yang berbasis gender pemberdayaan dengan memberikan pelatihan- serta terlembaga melalui institusi-institusi pelatihan negara. Selama ini yang terjadi adalah, masyarakat cukup yang terkait perempuan perempuan, selama ini sudah keterampilan menciptakan masyarakat guna kemandirian perempuan. membantu ekonomi Oleh bagi pengabaian terhadap karenanya, pengalaman kepentingan perempuan dan dan tidak jikapun disuruh memilih antara menjadi tokoh diikutsertakannya perempuan dalam berbagai yang menduduki jabatan di dalam partai dan perumusan kebijakan yang bersifat publik. pemerintahan atau mengurus keluarga, Seperti yang dintakan oleh Irianto dan perempuan PKS akan lebih memilih untuk Hendrastiti, (2008:5-7) ada beberapa alasan mengurus anak dan keluarga.” mengapa betapa pentingnya perspektif gender termasuk melalui keterlibatan perempuan di Anggapan yang demikian dalam parlemen dan pemerintahan. menunjukkan betapa para perempuan PKS Pertama, menyangkut kewenangan tidak paham tentang pentingnya partisipasi dan fungsi anggota parlemen, dalam hal politik legislasi, perempuan demi menciptakan penganggaran (budgeting) dan pemerintahan yang bersperspektif gender demi pengawasan (monitoring). Dari lembaga inilah perbaikan kualitas akan perempuan yang hidup rentan lahir berbagai terhadap Pengabaian diskriminasi dan ketidakdilan di berbagai perempuan dan ranah. melahirkan produk Pemenuhan masih masyarakat hak-hak politik tentang produk legislasi. pengalaman kepekaan hidup gender akan yang tidak legislasi realistis, merugikan, dan bahkan semakin perempuan yang selama ini diperjuangkan, menjauhkan bukan hanya sekedar agar terpenuhinya hak potensi partisipatif, namun lebih dari itu, peran serta selanjutnya akan merugikan bangsa. yang perempuan ada pada dari aktualisasi dirinya, yang dan partisipasi aktif perempuan di bidang ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |122 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Kedua, ketiadaan anggota dewan pengalaman perempuan, berdampak pada perempuan yang berperspektif gender akan keseluruhan kualitas pembangunan manusia. melahirkan perancangan anggaran yang tidak Dan selama ini, kebijakan publik yang adil karena tidak mengakomodasi kebutuhan- dirancang masih buta gender (gender blind) kebutuhan realistis kaum perempuan (anak- dan bias kelas, yang merugikan kebanyakan anak khususnya dari kelompok miskin). perempuan dan orang miskin. Padahal perempuanlah yang menjadi korban Ironis sekali bahwa pemahaman terdepan dalam bidang-bidang yang paling politik dasar mengenai kondisi perempuan dan esensial upaya seperti kesehatan, pendidikan, memperjuangkannya melalui lingkungan hidup, ketenagakerjaan, bantuan mekanisme politik tidak dipahami bahkan oleh hukum, dan banyak lagi. anggota dan pengurus bidang perempuan Ketiga, ketiadaan keterwakilan partai sendiri. Terang saja, para perempuan perempuan secara memadai di parlemen juga PKS tidak merasa penting untuk berpartisipasi akan melahirkan keterbatasan akses bagi kaum di ranah politik parlemen dan pemerintahan. perempuan (terutama kelompok miskin), untuk Di sini lah semakin menunjukkan betapa menyuarakan kepentingannya. Keterwakilan pentingnya pendidikan politik khusus terhadap perempuan secara memadai sangat penting anggota dan kader perempuan di dalam partai untuk memastikan bahwa pengalaman hidup politik, karena jika hal ini saja tidak dipahami perempuan proses oleh mereka yang berkecimpung di dalam kebijakan. partai politik, bagaimana dengan masyarakat diperhitungkan pengambilan keputusan dalam dan Kebijakan kuota bagi perempuan di parlemen, hendaknya dipahami sebagai luas? affirmative Partai Golkar juga mengalami kendala action, dalam rangka mendorong tercapainya internal pemajuan hak politik perempuan ketika peran politik bagi anggota dan kader perempuannya perempuan masih dikarenakan, kebanyakan perempuan di Partai terbatas. Kebijakan kuota di berbagai negara Golkar tidak begitu tertarik terhadap kegiatan- telah memperlihatkan bahwa keterwakilan kegiatan yang bersifat politis dan tidak begitu perempuan secara memadai di parlemen kuat antusias untuk terlibat ke dalam politik praktis relevansinya dengan kemajuan bangsa. seperti masuk ke dalam pemerintahan dan dalam bidang politik Keempat, kondisi hidup warga negara merupakan cerminan pendidikan parlemen. Hal ini didasari pada anggapan bahwa kondisi yang terdapat di lapangan maupun dampak (outcomes) kebijakan publik. selama ini menunjukkan bahwa, penentu Kebijakan publik besar dampaknya dan akan seseorang bisa menang dalam kontestasi sangat menentukan, apakah perempuan (dan pemilu adalah pada seberapa banyak uang anak) dapat mengakses keadilan sosial dan yang dimilki, bukan tergantung pada kualitas. keadilan bahwa Sehingga meningkatkan kualitas dan kapasitas kebijakan publik yang tidak memperhitungkan di bidang politik tidak menjadi begitu penting ISSN 2086 – 1397 Telah hasil melaksanakan (output) hukum. dari dalam terbukti Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |123 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan bagi perempuan di Partai Golkar, karena kendala. Jika oleh pengurus perempuan PPP kualitas sebaik apapun tidak akan ada gunanya yang menyatakan bahwa kendala utama jika tidak ditopang oleh pendanaan yang kuat. terletak pada pendanaan, maka pengurus Pada kenyataannya, sistem politik perempuan Partai Golkar dan PKS Indonesia memang tidak begitu memihak pada menyatakan bahwa kendala utama terletak perempuan. Gerakan perempuan Indonesia pada masyarakat yang tidak begitu tertarik sendiri cukup dikejutkan dengan putusan dengan pemberdayaan di bidang politik, Mahkamah 22-24/PUU- sehingga Partai Golkar dan PKS jarang VI/2008, tanggal 23 Desember 2008 tentang memberikan pemberdayaan politik terhadap judicial review terhadap UU No. 10 Tahun masyarakat dan konstituen perempuan, kecuali 2008 hanya pada saat-saat menjelang pemilu dan Konstitusi tentang No. Pemilu. menyulitkan upaya Putusan perempuan tersebut untuk kampanye. mencapai jumlah yang adil dalam parlemen, Namun, seperti yang dinyatakan oleh melalui dicabutnya pasal 214 UU Pemilu No. Ibu Nurlelawati sebagai Anggota DPRA dari 10 Tahun 2008. Pertimbangan mengedepankan Fraksi Partai Golkar: suara terbanyak memang nampak adil dalam “Ketidaktertarikan masyarakat terhadap prinsip demokrasi. Namun putusan yang politik seharusnya tidak menjadi alasan bagi tampak netral dan obyektif itu, ternyata partai berdampak tidak adil bila diterapkan kepada pemberdayaan dan pendidikan di bidang kelompok diuntungkan politik. Masyarakat tidak tertarik justru karena (perempuan). Putusan ini lebih jauh menjadi mereka tidak paham pentingnya pengetahuan kendala bagi upaya affirmative action untuk politik dan pentingnya berpartisipasi di dalam menyetarakan politik. yang tidak kelompok diuntungkan (Irianto yang dan tidak Hendrastiti, politik untuk tidak Dan ketidaktertarikan melaksanakan ketidakpahaman masyarakat serta itulah yang 2008:19). Liberalisasi politik di Indonesia seharusnya menjadi tugas bagi partai politik selama ini telah menunjukkan bahwa siapa untuk yang kuat dan memiliki pendanaan yang memberikan penyadaran terhadap masyarakat memadai maka dialah yang akan berkuasa. agar mereka tidak lagi menjadi korban politik Terkait hal ini, perempuan berada pada kondisi seperti yang selama ini terjadi, terutama yang sangat dirugikan. Dan pada akhirnya terhadap berdampak menganalogikan, apa bila terdapat murid yang pada jatuhnya semangat mencari cara-cara perempuan. mau ketika belajar, kita bodoh sebagai modal penting dalam memenangi kemudian menjadi alasan bagi guru untuk kontestasi politik yang ada. tidak mau mengajarinya? Justru karena murid politik tidak Sama guna perempuan untuk menjadikan kapasitas politik Pendidikan dan strategis apakah terhadap tersebut bodoh dan tidak ingin belajar, sang masyarakat dan konstituen perempuan pun guru harus semakin giat untuk mengajarinya selama ini diakui masih mengalami berbagai ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |124 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan agar murid tersebut menjadi pintar dan giat sampai pada bakal calon yang akan belajar.” maju dalam pemilu dan tidak sampai KESIMPULAN DAN SARAN pada bakal calon, tidak adanya sangsi 1. yang tegas bagi parpol yang tidak dapat Kesimpulan Bentuk atau pola pendidikan dan memenuhi kuota 30 % baik di dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh Partai pencalonan caleg maupun di dalam Golkar bagi anggota dan kader perempuan keanggotaan dan strukturisasi parpol, hanya berupa diklat-diklat bersama yang kebijakan kuota yang hanya mengacu diperuntukkan secara umum bagi anggota dan pada aspek kuantitas tanpa menyentuh kader laki-laki dan perempuan. Pendidikan aspek kualitas (termasuk pengabaian politik oleh PPP juga dilakukan melaui terhadap pendidikan politik perempuan). pelatihan kader bersama yang disebut dengan 2. Diharapkan kepada setiap partai politik LKD (Latihan kader dasar) dan diskusi agar bulanan khusus bagi anggota perempuan. kongkrit dalam mengimplementasikan Sedangkan bagi anggota dan kader perempuan kebijakan kuota dalam segi pendidikan PKS pendidikan politik diperoleh melalui dan pemberdayaan politik perempuan kajian-kajian keislaman yang dilakukan secara demi meningkatkan kesadaran politik rutin. Dalam pelaksanaan pendidikan politik dan memberikan bekal bagi karir politik yang bersifat lebih khusus dan berkualitas perempuan terhadap anggota dan kader perempuan partai, pembaharuan kebijakan internal yang ketiga partai yang ada sangat bergantung pada mengatur lembaga International Republican Institute pendidikan politik perempuan. (IRI). Bentuk-bentuk tersebut berupa pendidikan politik pelatihan-pelatihan dan melakukan langkah-langkah seperti konsep melakukan khusus bagi 3. Para anggota dan kader perempuan partai hendaknya mempertegas diri training. Partai Golkar, PPP maupun PKS memiliki keberanian untuk mendesak sangat jarang melakukan pendidikan politik dan menutut sikap-sikap partai yang bagi masyarakat dan konstituen perempuan. belum sepenuhnya berpihak terhadap Saran perempuan, Berikut ini dikemukakan beberapa saran, pemberdayaan dan pendidikan politik yaitu: agar perempuan tidak hanya sekedar 1. Terkait aspek hukum, termasuk dalam hal adanya menjadi pelengkap atau alat untuk kelemahan di dalam Undang-Undang melakukan mobilisasi dan kerja-kerja seperti UU Pemilu dan UU Parpol yang partai semata. mengatur tentang persoalan partisipasi politik perempuan dan kebijakan kuota, yakni dimana kebijakan kuota hanya ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |125 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan DAFTAR PUSTAKA Adji, Muhamad, dkk. 2009. Perempuan dalam Kuasa Patriarki. Bandung: Universitas Padjadjaran. Alfirdaus dan Laila Kholid. 2008. Kebijakan Setengah Hati Kuota Perempuan Dalam Partai Politik Dan Parlemen. Jurnal Konstitusi: Membangun Konstitusionalitas Indonesia, Membangun Budaya Sadar Berkostitusi. Vol. 5 Nomor 2, November. Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Anugrah, Astrid. 2009. Keterwakilan Perempuan dalam Politik. Jakarta: Pancuran Alam. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Cipta. Arivia, Gadis, Filsafat Berperspektif Feminis, Yayasan Jurnal Perempuan (YJP), Jakarta Selatan. Bari, Farzana. 2010. Partisipasi Perempuan dalam Politik dan Pemerintah. Jakarta: United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia. Budiardjo, Mirriam. 2008. Dasar-Dasar ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hidayat, Rachmad, 2004, Ilmu yang Seksis, Jendela, Yogyakarta. Hoogerwerf. 1982. Ilmu Pemerintahan. Jakarta : Erlangga. Ihromi, Tapi Omas dkk. 2006. Penghapusan Diskriminasi Terhadap Wanita. Bandung: PT Alumni. Irianto, Sulistyowati dan Titiek Kartika Hendrastiti. 2008. Panduan tentang Gender di Parlemen. Jakarta: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) dan UNDP Indonesia. Karam, Azza dkk. 1999. Perempuan di Parlemen, Bukan Sekedar Jumlah, Bukan Sekedar Hiasan. Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan. Kartaprawira, Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia: Suatu Model Pengantar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju. Lubis, Dina Anggita. 2009. Partisipasi Politik Perempuan DI DPD PKS Kota Medan (Persoalan, Hambatan, dan Strategi). Medan: Pasca Sarjana USU. Nugroho, Riant. 2009. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo. Marijan, Kacung. 2010. Sistem Politik Indonesia (Konsolidasi Demokrasi Pasca Orde Baru). Jakarta: Drenada Media. Milles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UIPress. Moleong, Lexi. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |126 Amirullah, Pendidikan Politik Perempuan Murdiono, Mukhamad. 2009. Perempuan Dalam Parlemen: Studi Analisis Kebijakan Kuota Perempuan Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Parawansa, Khofifah Indar, dkk. 2002. Perempuan di Parlemen: Bukan Sekedar Jumlah. Jakarta: Ameepro. Romli, Lili. 2008. Masalah Kelembagaan Partai Politik di Indonesia Pasca Orde Baru. Jurnal Penelitian Politik, (Online), Volume 5, No 1: 21-30. (http://www.himhim.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/jurnal.pdf, diakses pada tanggal 7 Maret 2012). Solechah, Siti Nur. 2009. Rekrutmen Politik Perempuan Bakal Calon Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. (Online), Kajian Vol 14 No.4 Desember 2009,(http://www.isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/14409547574_0853-9316 pdf, diakses pada tanggal 12 Desember 2011) . Suratiyah, Ken. 1998. Wacana Perempuan dalam Keindonesiaan dan Kemodernan. Yogyakarta: PT. Cidesindo bekerjasama dengan U.I.I. Yogyakarta & Yayasan IPPSDM. Subarsono, A.Go. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tim Jurnal Perempuan. 2006. Sejauh Mana Komitmen Negara. Jakarta: Jurnal Perempuan. Wahab, Solichin Abudl. 1997. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. (Jakarta: Bumi Aksara. Wardani, Eka Harisma. 2009. Belenggu-Belenggu Patriarki: Sebuah Pemikiran Feminisme Psikoanalisis Toni Morrison Dalam The Bluest Eye. Semarang: Universitas Diponegoro. Wibowo, Eddi dkk. 2004. Ilmu Politik Kontemporer. Yogyakarta: YPAPI. Widodo, Joko. 2008. Analisis Kebijakan Publik. Jakarta: Bayumedia Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Press. ISSN 2086 – 1397 Volume VII Nomor 1. Januari – Juni 2016 |127