perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PELAPIS KITOSAN TERHADAP MASA SIMPAN BUAH PISANG AMBON (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) ASAL TAWANGMANGU Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Sains Oleh: Resha Gracika Susanto NIM. M0410052 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 i commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ii commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGARUH PELAPIS KITOSAN TERHADAP MASA SIMPAN BUAH PISANG AMBON (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) ASAL TAWANGMANGU Resha Gracika Susanto Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Surakarta ABSTRAK Pisang Ambon (Musa× paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) merupakan salah satu buah penting di Indonesia. Buah ini tumbuh baik di Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Pisang tergolong buah klimaterik yang mudah busuk sehingga diperlukan penanganan pascapanen yang tepat untuk memperpanjang masa simpan sehingga dapat dipasarkan ke tempat yang lebih jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi pelapis kitosan terhadap masa simpan serta menentukan perlakuan konsentrasi kitosan yang optimal dalam memperpanjang masa simpan buah Pisang Ambon asal Tawangmangu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan variasi konsentrasi kitosan yang terdiri atas empat taraf (0, 0,5, 1, 1,5, dan 2 %) sebanyak lima ulangan pada masing-masing kelompok perlakuan. Pengamatan parameter fisiologis setiap hari yaitu susut bobot. Kemudian pada hari ke-4 dan 8 HSP (Hari Setelah Penyimpanan) dilakukan pengamatan terhadap gula reduksi, kekerasan buah, vitamin C, dan pigmen klorofil buah. Data penelitian kemudian dianalisis mengunakan analisis varians dan jika terdapat beda nyata di antara perlakuan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pelapis kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot, kadar gula reduksi, kadar vitamin C, dan pigmen klorofil buah namun berpengaruh nyata terhadap kekerasan buah. Pelapis kitosan konsentrasi 1 – 2 % berperan dalam memperpanjang masa simpan buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu karena dapat mempertahankan kekerasan pisang tetap tinggi hingga 4 HSP. Kata Kunci : Musa x paradisiaca var. sapientum (L.) Kuntze, Pisang Ambon kitosan, masa simpan buah. iii commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id THE EFFECT OF CHITOSAN COATING TO THE STORAGE LIFE AMBON BANANA (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) FROM TAWANGMANGU Resha Gracika Susanto Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sebelas Maret University, Surakarta ABSTRACT “Ambon” banana (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) is one of important fruit in Indonesia. This plant grow well in Tawangmangu Karanganyar regency. Banana is a climateric fruit which easily rotten so require proper post harvest handling to extend shelf life and can be marketed to another distant place. The aims of this research were to find out effect of chitosan coating and determine the optimal chitosan concentration in extending Ambon banana (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) storage life. This research used Completely Randomized Design (CRD) with 5 treatments i.e 0, 0,5, 1, 1,5, and 2 % of chitosan and five replication. Weight loss was observed every day. Reduction sugar, firmness, vitamin C, and total chlorophyl were observed after 4 and 8 days after treatment. Data collected were analyzed using Anava then followed by DMRT in 95% confidence level to determine the significant difference between treatments. The result showed that chitosan concentrations didn’t have significant effect to weight loss, reduction sugar level, vitamin C level, total chlorophyl but had significant effect to fruit firmness. Chitosan coating 1 - 2 % concentration have role extending Ambon banana (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) storage life based on it’s firmness. Keywords: Musa x paradisiaca var. sapientum (L.) Kuntze, Ambon Banana, chitosan, storage life of fruit iv commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDAHULUAN Subsektor hortikultura di Indonesia berpotensial untuk menunjang pembangunan perekonomian nasional karena produk hortikultura seperti buahbuahan dapat tumbuh di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu buah yang dapat tumbuh di Indonesia adalah buah pisang. Dari berbagai kultivar, Pisang Ambon merupakan salah satu kultivar buah pisang yang penting di Indonesia (Simmonds, 1966). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihatin et al. (2013) pisang yang berasal dari Kabupaten Karanganyar merupakan komoditas basis pertanian yang pertumbuhannya cepat, memiliki daya saing tinggi dan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pengembangan pada buah tersebut. Buah pisang mudah busuk dan tidak dapat disimpan lama karena laju respirasi yang tinggi dan produksi etilen yang terus berlangsung selama pemanenan (Suprayatmi, 2005). Oleh karena itu diperlukan penanganan pascapanen buah pisang yang tepat untuk menjaga kualitas buah. Penanganan pascapanen ini bertujuan untuk memperpanjang masa simpan buah pisang sehingga dapat dipasarkan lebih luas ke tempat lain (Sholihati, 2004). Selain itu, berdasarkan survei yang telah dilakukan Mahani (2002), pedagang pengumpul pisang tidak melakukan penambahan zat atau perlakuan tertentu untuk memperpanjang masa simpan pisang karena tidak mengetahui perlakuan apa saja yang dapat memperpanjang masa simpan buah pisang. Untuk memperpanjang masa simpan pisang dapat menggunakan edible coating. Peran edible coating adalah memodifikasi atmosfer selama penyimpanan dan berfungsi sebagai lapisan barrier untuk mencegah perpindahan gas dari dalam buah ke lingkungan sekitarnya (Turhan, 2010). Salah satu jenis edible coating berasal dari bahan kitosan.Untuk itu diperlukan adanya penelitian aplikasi kitosan pada Pisang Ambon asal Tawangmangu. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi ilmiah untuk meningkatkan masa simpan Pisang Ambon asal Tawangmangu sehingga dapat meningkatkan pengembangan pemasarannya. 5 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain buah pisang Ambon (Musa × paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu, akuades, kitosan, gliserin, aseton 80%, asam asetat 1%, fenol, NaOH, asam askorbat, kertas saring, akuabides, kertas label, tissue, tissue basah, alumunium foil, dinitrosalisilat (DNS), Na-metabisulfit, garam rocelle (KNa-tartrat), dan glukosa anhidrat. Penelitian ini bersifat eksperimen menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan konsentrasi kitosan 5 taraf (0, 0,5, 1, 1,5, 2 %) sebanyak 5 kali ulangan pada masing-masing variasi kelompok perlakuan dengan suhu penyimpanan 27oC. Persiapan Bahan Persiapan terdiri atas 2 tahap yaitu meliputi sortasi buah dan pembersihan kulit buah. Buah yang digunakan adalah buah pisang yang diambil dari lahan di wilayah Tawangmangu yang telah mencapai derajat kemasakan optimal yakni hijau matang. Pembuatan Larutan Kitosan Larutan kitosan 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 % dibuat dengan cara masing-masing melarutkan 5 g, 10 g, 15 g, 20 g kitosan dalam 1000 ml asam asetat 1 %. Proses Pelapisan pada Buah Buah Pisang Ambon dicelupkan ke dalam larutan kitosan dengan konsentrasi 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 % selama 5 menit. Penyimpanan Buah Buah Pisang Ambon disimpan pada suhu 27°C. Penyimpanan pisang yaitu selama 8 hari dan dilakukan pengukuran susut bobot setiap hari, pengukuran gula commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 reduksi, vitamin C, pigmen klorofil total, kekerasan dilakukan pada hari ke-4 dan hari ke-8 penyimpanan. Pengukuran Parameter Fisiologis dan Biokimia Buah Susut Bobot Susut bobot buah = bobot buah awal − bobot buah akhir (Bastian et al., 2004) Total Gula Reduksi dengan Metode DNS Sebanyak 1 g sampel buah yang telah dihaluskan dilarutkan dalam 10 ml akuades. Larutan tersebut diambil 1 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 ml reagen DNS 1 % lalu divorteks. Tabung reaksi yang berisi sampel dan reagen DNS 1 % dimasukkan ke dalam air yang sudah didihkan selama 5 menit, kemudian didinginkan dalam air. Sebanyak 1 ml KNatartrat 40 % ditambahkan ke dalam tabung reaksi kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm menggunakan spektrofotometer UV Vis Lambda 25 Perkin Elmer (Miller, 1959). Klorofil Total Dengan Metode Spektrofotometri Kulit buah seberat 1 g digerus dalam mortar kemudian ditambah aseton 80 % sebanyak 10 ml. Filtrat yang diperoleh diukur absorbansinya pada panjang gelombang 645 dan 663 nm dengan spektrofotometer UV Vis Lambda 25 Perkin Elmer kemudian dihitung dengan rumus: Klorofil total (mg/l) = 8,02 x A663 + 20,2 x A645 (Hendry dan Grime, 1993) Pengukuran Kekerasan Buah Data pada tiga titik yang berbeda (pangkal, tengah, ujung buah) kemudian dihitung rata-ratanya menggunakan penetrometer. Nilai kekerasan buah dinyatakan dalam satuan kg/cm2 . (Suryana, 1999) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 Pengukuran Kadar Vitamin C Daging buah pisang ditimbang 5 g dan dihaluskan. Filtrat buah yang telah terbentuk kemudian ditambah akuabides 10 mL, dihomogenkan dan diukur serapannya pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 264 nm. (Wardani, 2012) Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Anova (Analysis of variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel yang diukur. Jika terdapat beda nyata di antara perlakuan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95 %. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Susut Bobot Buah Pisang Ambon selama mengalami kenaikan susut bobot yang ditandai dengan adanya penurunan berat basah (Gambar 1). Gambar 1. Pengaruh pelapis kitosan terhadap berat basah buah Pisang Ambon (g) Penurunan berat basah terjadi karena respirasi dan transpirasi. Proses respirasi yang masih berlangsung pasca panen akan menyebabkan karbohidrat commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 dalam buah dirombak menjadi CO2 dan H2O yang mudah menguap sehingga buah kehilangan susut bobotnya (Muchtadi, 1992). Hasil Anova menunjukkan bahwa pelapisan kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap susut bobot pisang (Tabel 1). Hal ini dikarenakan kitosan yang tersusun dari polisakarida hanya efektif mengontrol difusi CO2 dan O2 dan sedikit menahan penguapan air (Falahuddin, 2009) sehingga kitosan tidak berpengaruh nyata dalam menahan penguapan air hasil respirasi dan transpirasi. Tabel 1. Hasil Anova variasi konsentrasi kitosan terhadap parameter susut bobot buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum L.) Kuntze) asal Tawangmangu Kadar Susut bobot per hari (g) (x̅ ± SD) Kitosan 1 HSP 2 HSP 3 HSP 4 HSP 5 HSP 6 HSP 7 HSP 0 2,56a±0,27 2,93a±0,46 2,94a±0,40 2,84a±0,37 2,90a±0,39 3,00a±0,58 3,12a ±0,59 0,5 2,56a±0,70 3,16a±0,28 302a ±0,31 3,16a±0,36 3,06a±0,42 3,02a±0,66 3,12a ±0,68 1 3,02a±0,47 3,04a±0,49 3,14a±0,36 3,16a±0,47 3,20a±0,36 2,98a±0,22 2,80a ±0,20 1,5 3,18b±0,44 3,12a±0,35 3,00a±0,44 3,00a±0,45 3,00a±0,33 2,82a±0,30 2,92a±0,69 2 2,30a±0,57 2,82a±1,08 2,68a±0,57 2,64a±0,58 2,64a±0,65 2,60a±0,55 2,74a±0,63 (%) Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 95 %. b. Kekerasan Buah Setelah pasca panen buah pisang akan mengalami perubahan kekerasan. Teskstur kulit dan daging buah akan mengalami perubahan dari tekstur keras menjadi lunak (Rohmana, 2002). Hasil Anova terhadap parameter kekerasan perlakuan kitosan 1 %, 1,5 %, 2 % menunjukkan beda nyata dibandingkan dengan perlakuan kitosan 0 % dan 0,5 % pada penyimpanan hari ke-4 (Tabel 2) namun pada hari ke-8 tidak berbeda nyata antar konsentrasi kitosan. Menurut Qanytah (2004), kondisi seperti ini sama seperti yang terjadi pada kulit manggis (Garciana mangostana) yaitu mengalami laju kehilangan air yang cepat dalam suhu ruang karena nampaknya tidak memiliki lapisan lilin sehingga menyebabkan kulit manggis menjadi keras dan kering kemudian sulit dibelah. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 Buah pisang yang awalnya nilai kekerasan tinggi akan menjadi lunak karena adanya pemecahan makromolekul menjadi mikromolekul untuk bahan respirasi yang masih berjalan selama pascapanen. Pemecahan karbohidrat untuk bahan respirasi yakni pektin dan hemiselulosa akan melemahkan dinding sel dan adanya gaya kohesi menyebabkan antar sel terikat satu dengan yang lain (Wills, 1981). Tabel 2. Kekerasan buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu selama penyimpanan dengan pelapisan kitosan Kekerasan Kadar Kitosan (kg/cm2) (x̅ ± SD) (%) 4 HSP 8 HSP 0 0,33a ± 0,58 0,32a ± 0,03 0,5 0,34a ± 0,37 0,33a ± 0,02 1 0,40b ± 0,27 0,32a ± 0,01 1,5 0,40b ± 0,24 0,33a ± 0,02 2 0,40b ± 0,34 0,34a ± 0,03 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 95 %. c. Kadar Gula Reduksi Gula reduksi yang berupa glukosa dan sukrosa terbentuk karena hidrolisis sukrosa yang tidak dapat balik sehingga degradasi sukrosa juga merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk menentukan masa simpan buah yakni dengan pengukuran gula reduksi. Hasil Anova menunjukkan bahwa variasi konsentrasi pelapisan kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula reduksi buah selama 8 hari penyimpanan (Tabel 3). Kandungan gula reduksi yang tidak berbeda nyata antar konsentrasi pelapisan kitosan karena pada hari ke-4 dan ke-8 diperkirakan buah telah memasuki tahap senesence. Karbohidrat sudah digunakan dalam proses respirasi yang berjalan cepat sebelum tahap senesence (Winarno, 2002). commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 Tabel 3. Kadar gula buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu selama penyimpanan dengan pelapisan kitosan Kadar gula reduksi hari ke- (mg/mL) (x̅ ± SD) Kadar Kitosan (%) 4 HSP 8 HSP 0 1,49a ± 0,27 1,35a ± 0,38 0,5 1,19a ± 0,40 1,16a ± 0,31 1 1,02a ± 0,26 1,24a ± 0,40 1,5 1,12a ± 0,17 0,85a ± 0,82 2 1,07a ± 0,39 1,16a ± 0,35 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 95 %. d. Kadar Vitamin C (Asam Askorbat) Selama penyimpanan buah Pisang Ambon terjadi perubahan biokimiawi seperti perubahan kadar vitamin C. Vitamin C berperan dalam melawan oksigen reaktif yang terbentuk selama proses fotosintesis dan respirasi. Hasil Anova menunjukkan bahwa variasi konsentrasi pelapisan kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C hingga 8 hari penyimpanan (Tabel 4). Beberapa reaksi yang masih berjalan menyebabkan produksi vitamin C makin tinggi karena vitamin C berperan sebagai aksi antioksidan untuk mencegah kerusakan dalam sel (Soares et al., 2004). Selain itu produksi D-glukosa dari laju respirasi juga mempengaruhi sintesis vitamin C. Semakin tinggi respirasi maka makin tinggi pembentukan vitamin C hal ini dikarenakan D-glukosa merupakan bahan awal dalam pembentukan asam askorbat (Goodman, 1991) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 Tabel 4. Kadar vitamin C buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu selama penyimpanan dengan pelapisan kitosan Kadar vitamin C Kadar Kitosan (ppm) (x̅ ± SD) 4 HSP 8 HSP 0 10,72a ± 1,37 11,31a ± 1,31 0,5 10,18a ± 1,81 10,52a ± 0,87 1 8,57a ± 3,06 10,29a ± 1,93 1,5 7,70a ± 2,79 10,11a ± 1,54 2 7,60a ± 2,35 9,84a ± 1,75 (%) Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 95 %. e. Kandungan Klorofil Total Selama proses pematangan, terjadi perubahan warna pada kulit pisang yakni ketika mentah berwarna hijau dan pada saat matang berwana kuning hingga akhirnya menjadi busuk hal ini terjadi karena proses degradasi klorofil. Hasil Anova perlakuan kitosan tidak memberikan beda nyata terhadap kandungan klorofil total dalam buah pada hari ke-4 dan ke-8 hari penyimpanan (Tabel 5). Hal ini dikarenakan pada hari ke-4 hingga ke-8 buah sudah mengalami kerusakan akibat degradasi klorofil dan rusaknya sel penyusun buah selama pematangan yang telah berlangsung (Yanto, 2007). Karena buah sudah mengalami kerusakan, maka pemberian kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap klorofil total. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 Tabel 5. Klorofil total buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) asal Tawangmangu selama penyimpanan dengan pelapisan kitosan Pigmen klorofil total Kadar Kitosan (%) (mg/g) (x̅ ± SD) 4 HSP 8 HSP 0 1,59a ± 1,78 0,65a ± 0,40 0,5 1,77a ± 1,17 0,85a ± 0,43 1 3,21a ± 2,34 1,20a ± 0,64 1,5 2,47a ± 0,99 1,09a ± 0,62 2 2,55a ± 0,92 0,91a ± 1,85 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada DMRT 95 %. f. Mekanisme Pengaruh Kitosan Terhadap Masa Simpan Buah Pisang Ambon (Musa x paradisiaca L. var. sapientum (L.) Kuntze) Asal Tawangmangu Lapisan kitosan memodifikasi atmosfir internal dalam buah yakni dengan cara menurunkan serapan kadar O2 dan menjaga kadar CO2 dalam buah tetap tinggi (El Ghaouth et al., 1992). Kitosan dapat menutup permukaan Pisang Ambon sehingga menghambat masuknya O2 masuk dalam buah sehingga proses respirasi dan transpirasi terhambat (Han, 2004), menekan produksi gula reduksi serta menciptakan kondisi anaerob sehingga hasil respirasi yang berupa panas dan H2O sehingga dapat menurunkan produksi vitamin C. Kitosan juga berperan dalam menjaga kadar CO2 internal dalam buah tetap tinggi. Tingginya CO2 dapat menghambat laju respirasi dan menghambat aktivitas hormon etilen sehingga dapat menjaga kekerasan buah tetap tinggi dan menghambat degradasi klorofil total. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 KESIMPULAN 1. Aplikasi pelapis kitosan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar gula reduksi, susut bobot, kadar vitamin C, kadar klorofil namun berpengaruh nyata pada kekerasan buah Pisang Ambon asal lokal Tawangmangu pada hari ke-4 penyimpanan. 2. Konsentrasi kitosan 1 - 2 % dapat menjaga kekerasan buah Pisang Ambon asal lokal Tawangmangu tetap tinggi hingga hari ke-4 penyimpanan. UCAPAN TERIMA KASIH Ibu Dra. Endang Anggarwulan, M.Si., Ibu Siti Lusi Arum Sari, M.Biotech. yang telah memberikan saran dan bimbingan selama penelitian dan penyusunan skripsi serta Ibu Widya Mudyantini, M.Si. yang telah membantu dukungan moril serta materiil dari awal penelitian hingga terselesaikannya penyusunan skripsi. DAFTAR PUSTAKA Bastian, F., A.B. Tawali, dan A. Laga. 2004. Mempelajari Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Mutu Buah Apel Varietas Red Delicious (Malus sylvetris). Seminar Hasil Penelitian. Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. El-Ghaouth, A., R. Ponnamapalam, F. Castaigene, and J. Arul. 1992. Chitosan coating to extend the storage life of tomatoes. Horticultural Science 27: 1016–1018. Falahuddin, A. 2009. Kitosan Sebagai Edible Coating Pada Otak - Otak Bandeng (Chanos chanos Forskal) Yang Dikemas Vakum. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 Goodman, S. 1991. Vitamin C: The Master Nutrient. Diterjemahkan oleh: Muhilal dan Komari. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Han, C., Y. Zhao, S.W. Leonard, and M.G. Traber. 2004. Edible coating to improve storability and enhance nutritional value of fresh and frozen strawberrries (Fragaria x ananassa) and raspberries. Journal Postharvest Biology Technology 32: 67-78. Hendry, G.A.F. and J.P. Grime. 1993. Methods in Comparative Plant Ecology: A Laboratory Manual. Chapman and Hill, London. Mahani. 2002. Studi Spesifikasi Mutu Konsumen dan Spesifikasi Mutu Industri Pisang Ambon. Tesis. Program Studi Ilmu Pangan Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Miller, G.C. 1959. Use of the dinitrosalicylic acid reagent for the determination of reducing sugar. Journal Analitic Chemists 31: 420-428. Muchtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran Dan Buah-Buahan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Qanytah. 2004. Kajian Perubahan Mutu Manggis (Garcinia mangostana) Dengan Perlakuan Precooling dan Penggunaan Giberelin Selama Penyimpanan. Tesis. Program Studi Teknologi Pascapanen Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rohmana. 2000. Aplikasi Zat Pengatur Tumbuh Dalam Penanganan Pascapanen Pisang Cavendish (Musa cavendishii L.) Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Sholihati. 2004. Kajian Penggunaan Bahan Penyerap Etilen Kalium Permanganat Untuk Memperpanjang Umur Simpan Pisang Raja (Musa paradisiaca var. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 sapientum L.). Tesis. Program Studi Teknologi Pascapanen Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Simmonds, N.W. 1966. Bananas. 2nd Edition. Longmans, London. Soares, A.D.B., M.L.P.A Gomez, C.H. de Mesquita and F.M. Lajolo. 2004. Ascorbic acid biosynthesis: a precursor study on plants. Brazilian Journal Plant Physiology 16 (3): 147-154. Suprayatmi, M. 2005. Aplikasi 1-MCP (1-methylcyclopropene) Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Pisang Ambon Pada Penyimpanan Suhu Ruang (20-25oC). Tesis. Program Studi Ilmu Pangan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Suryana, K. 1999. Pengaruh jenis bahan pelapis dan suhu simpan terhadap daya simpan dan kualitas buah pisang Cavendish (Musa cavendishii). Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Institut Pertanian, Bogor. Turhan, K.N. 2010. Is edible coating an alternative to map for fresh and minimally processed fruits?. Acta Horticulture 876: 299-305. Wardani, L.A. 2012. Validasi metode analisis dan penentuan kadar vitamin C pada minuman buah kemasan dengan spektrofotometri UV-Visible. Skripsi. Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok. Wills, R.H., T.H. Lee., W.B. Graham, Glasson and E.G. Hall. 1981. Post Harvest, An Introduction to the Phisiology and Handling of Fruit and Vegetables. New South Wales University Press, New Wales. Winarno, F.G. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. M-Brio Press, Bogor. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 Yanto, A. 2007. Karakterisasi Optik Buah Pisang Lampung Selama Pematangan Dengan Metode Reflektansi VIS-NIR. Skripsi. Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor. commit to user