Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 ANALISIS NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SEPATU DAHLAN KARYA KHRISNA PABICHARA Fita Fatria Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Email : [email protected] Abstrak Novel dapat menjadi media yang efektif untuk menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai pendidikan (edukatif), terutama pendidikan karakter. Novel Sepatu Dahlan adalah salah satu dari beberapa novel yang mengandung nilai pendidikan. Novel Sepatu Dahlan adalah novel yang inspiratif, karya dari Khrisna Pabichara. Pendidikan karakter menjadi sorotan publik, terutama bagi masyarakat luas mengenai berbagai aspek kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai edukatif dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Nilai edukatif merupakan nilai-nilai pendidikan yang di dalamnya mencakup sikap individu dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi (konten). Metode ini digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen. Dokumen dalam penelitian ini adalah Novel Sepatu Dahlan dalam tahapan analisis dokumen dimulai dari tahap pembacaan, pencatatan dokumen, hingga analisis dokkumen.Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan karakter dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara dapat diambil beberapa nilai edukatif di antaranya adalah: Nilai Religius(Agama), Disiplin, Kerja Keras, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Menghargai Prestasi, Bersahabat/komunikatif dan Tanggung Jawab. Kedelapan nilai edukatif tersebut memiliki saling keterkaitan.Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi dan masukkan bagi mahasiswa, para peneliti, para pendidik dan semua pihak yang membutuhkan. Kata Kunci : Nilai-nilai Edukatif, Novel Abstract Character education is being the hot issue discussing in order to build up the good character for both individual and social life. This research deals with the analysis of education values in Sepatu Dahlan by Khrisna Pabhicara. This novel is kind of inspirative novel which contains character values. To achieve the objectives of the study, decriptive qualitative method was used with content analysis method. the data were taken from documents of Sepatu Dahlan novel. Then, there were three steps followed, namely; reading, rewriting, and analyzing. The data analysis showed that there are eight character values found in Sepatu Dahla, they are; a) religious values, b) discipline, c) hardwork, d) independence, e) curiosity, f) appreciation, g) communicative skill and h) responsibility. These eight character values relate each other. It is suggested that all these character values are expected to be an informative input for students, researhcers, teachers, and lecturers. Keywords : Character values, novel melalui penggabungan imajinasi individu 1. Pendahuluan Pada sastra sastrawan dengan obsesi masyarakatnya. menggambarkan keadaan manusia dalam Karya sastra tidak dapat berdiri tanpa masyarakatnya. Karya sastra senantiasa ada unsur-unsur yang membangunnya. dipergunakan mengekspresikan Daya tarik sastra terdapat pada unsur- secara unsur karya sastra tersebut. Aspek yang kepribadian hakikatnya untuk manusia karya kolektif 1 Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 terdapat pada karya sastra biasanya tidak sedikit dari anak-anak dan siswa berkenaan dengan persoalan estetika, yang moralitas, psikologi, masyarakat dan menyimpang. sebagainya. Hal tersebut terjadi karena kepribadian dan karakter pendidikan sebuah karya sastra merupakan gambaran bangsa. Upaya untuk memperbaiki dan kehidupan sosial masyarakat. Dalam membangun karakter melalui pendidikan karya sastra banyak terdapat dimensi menurut Pasal 1 Butir 1 UU 20/2003: pendekatan-pendekatan dalam mengkaji sastra. Novel Sepatu Dahlanmerupakan novel yang inspiratif.Penelitimemilih novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara sebagai bahan acuan dalam penelitian, karena terdapat di dalam novel nilai-nilai sosial budaya, pendidikan, Oleh politik, moral dan agama yang dapat menceritakan latar kuat dijadikan Dahlan sebagai dapat bahan juga dalam pendidikan Indonesia bangsa menjadi tugas permasalahan judul dalam penelitian ini, yaitu Analisis Nilai-nilai Edukatif dalam Novel Sepatu karakter Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Penelitian persoalan agar latarbelakang pada penelitian ini. Maka peserta didik ini diperlukan tersebut yang menjadipandangan sebagai bahan ajar untuk meningkatkan nilai-nilai Saat bangsa Berdasarkan menambah bahan sebagai pengaplikasian pembentukan itu, bangsa tersebut. pembelajaran novel. Hal ini juga dapat dalam Karena bisa memasukkan 18 nilai-nilai karakter pembelajaran sastra, khususnya pada sosial rasa mendidik dan memberikan pengajaran negeri ini, yaitu Bapak Dahlan Iskan. Sepatu menipisnya guru mengenai kepribadian dan karakter belakang terbentuknya seorang yang istimewa di Novel yang pemahaman yang menyeluruh dari para membangun karakter seseorang. Novel ini tindakan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. kehidupan, maka muncullah berbagai macam melakukan karakter dilakukan untuk memperoleh hasil yang bermanfaat, maka sorotan tujuan yang diharapkan harus tercapai publik, terutama bagi masyarakat luas dengan baik. Tujuan penelitian mengenai berbagai aspek kehidupan. yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu, Seperti halnya di kalangan masyarakat, 2 Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 untuk mendeskripsikan Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada falsafah postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) diaman peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Nilai-nilai Edukatif dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara.Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, baik bagi penulis maupun kepada orang lain dan Sebagai bahan masukan bagi pembaca untuk memperkaya bidang pengetahuannya studi Indonesia.Dari Bahasa 18 dan nilai dalam Sastra pendidikan karakter di atas, ada 16 nilai yang terdapat dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara, yaitu Religius, Penelitian Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, desain Kreatif, Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/ dengan yang termasuk dengan Analisis dengan peneliti kedalam sendiri penelitian melakukan penulisan dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi, maka sumber datanya adalah dokumen atau catatan 2. Metode berupa novel Sepatu Dahlan karya Berdasarkan permasalahan yang Khrisna Pabicahara. diteliti, penelitian ini termasuk kedalam 3. Hasil Dan Pembahasan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menggunakan adalah subjek darimana data itu diperoleh. kepribadian bangsa. ini penelitiannya Instrumen pustaka (percetakan). Sumber data adalah norma-norma sesuai sosiologis. yaitu kepada anak didik untuk dapat berdiri kemanusiaan pendekatan dengan dan informasi mengenai nilai-nilai moral merupakan usaha memberikan tuntutan dengan (konten) penulis gunakan untuk memperoleh data pembentukan kepribadian anak didik, maka mendidik sendiri menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang lingkungan, Peduli sosial, Tanggung jawab.Berkaitan analisisisi karena komunikatif, Gemar membaca, Peduli ini metode Berdasarkan permasalahan yang deskriptif. diteliti, penelitian ini adalah penelitian Penelitian kualiatif menurut Sugiyono kualitatif. (2008:15) : Penelitian menggunakan 3 metode kualitatif ini deskriptif. Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 Penelitian ini melibatkan suatu variabel nilai-nilai edukatif pada novel Sepatu yang sesuai dengan tujuan penelitian, Dahlan karya Khrisna Pabichara yang yaitu mendiskripsikan nilai-nilai edukatif saling berkaitan adalah : dalam novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara. Nilai edukatif dalam kehidupan pada novel Sepatu Dahlan menggambarkan digunakan nilai-nilai untuk kehidupan yang melangsungkan pribadi untuk Dalam mempertahankan sesuatu yang benar adalah yang dikaji pada penelitian ini adalah Menghargai Rasa Ingin Prestasi, membaca Bersahabat/ “Religius adalah Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran pada novel Sepatu Dahlan karya Khrisna agama yang dianutnya, toleran terhadap nilai pelaksanaan ibadah agama lain, dan edukatif pada Novel Sepatu Dahlan berdasarkan Pabichara penganalisisan hidup rukun dengan pemeluk agama yaitu lain”. Sedangkan menurut KBBI (2008) terhadap “Agama adalah sistem yang mengatur nilai-nilai edukatif pada novel Sepatu tata Dahlan karya Khrisna Pabichara, maka edukatif tersebut. tentunya diharapkan dan kuasa serta kaidah yang berhubungan Nilai-nilai dengan pergaulan manusia dan manusia karakter yang bersumber dari sosial budaya keimanan/kepercayaan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha ada saling keterkaitan di antara kedelapan nilai Berkaitan lebih baik. Menurut Syarbini (2012 : 26) yang menggambarkan nilai-nilai edukatif Khrisna tersebut. Agama menuntun manusia ke arah yang dalam peneltian ini adalah data kualitatif Karya karya menjunjung tinggi nilai religius/agama. ini, maka diperlukan sebuah data. Data delapan pendidikan dengan kehidupan sosial manusia selalu memperoleh hasil analisis pada penelitian Keterkaitan sumber akan berlangsung dengan cara siswa Tahu, komunikatif dan Tanggung Jawab. Untuk Pabichara. sebagai berkarakter. Penanaman nilai karakter nilai Religius (Agama), Disiplin, Kerja Mandiri, pembelajaran penanaman kedelapan nilai edukatif untuk berinteraksi. Nilai-nilai edukatif Keras, kegiatan lainnya”. Agama mengajarkan kepada dapat manusia ditanamkan kepada peserta didik melalui harmonis. kegiatan pembelajaran pengapresiasian untuk Nilai hidup rukun religius dan (agama) berkaitan dengan nilai disiplin, mandiri, suatu karya sastra. Analisis terhadap 4 Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 rasa ingin tahu, bekerja keras, saling disiplin dalam diri anak-anaknya, karena menghargai, disiplin adalah kunci untuk kemajuan bertanggung jawab, bersahabat dan lainnya. dan kesuksesan. Menurut Syarbini (2012: 26) “Kerja keras adalah Perilaku Disiplin merupakan sikap patuh kita terhadap peraturan yang berlaku di yang lingkungan sekitar kita. Sikap disiplin sungguh terhadap agama adalah suatu keharusan hambatan dalam beribadah. Dalam bahasa Nabi, menyelesaikan tugas dengan sebaik- perilaku disiplin itu tersirat dalam sifat baiknya”.Seperti contoh kutipan berikut: ihsan. Dalam bahwa ihsan adalah menyembah Allah kamu melihatNya. Konsekuensi dari perilaku ihsan adalah komitmen untuk melakukan segala aturan Allah dalam menjalani perintah dan menjauhi laranganNya. Seperti contoh kutipan berikut: “Biasanya, setelah salat Subuh aku bertualang ke pematang-pematang sawah atau jalanan pembatas ladang untuk menyabit rumput.” (Pabichara, 2012 : 74) ini disebabkan miskin. dan karena Terkadang menyaksikan tugas, serta orang penduduknya kita yang sering mengaku muslim, yang sama sekali tidak berbuat sesuai dengan harapan ilmu. Seperti kutipan berikut: “Kalau kalian lapar, carilah ikan di sungai. Atau, mintalah pekerjaan kepada Mandor Komar dan upahnya barang sebatang-dua batang tebu. Ingat, semiskin apa pun kita, Bapak dan Ibu ndak rela kalau kita meminta-minta belas kasihan tetangga, keluarga, atau siapa saja. untuk disiplin dalam beribadah. Seperti Dahlan dan keluarganya selalu disiplin ibadah belajar berbagai penduduk yang harus bekerja keras, hal Orang tua mendidik anak-anak melaksanakan mengatasi sungguh- Desa Kebon Dalem memiliki “Selesai salat Magrib, Aku dan Zain langsung pulang ke rumah, meninggalkan teman-teman yang malam ini berencana mencari ikan di sungai.” ..... “Di atas tikar pandan, Mbak Sofwati baru saja selesai salat.”(Pabichara, 2012 : 107) dalam dalam upaya “Nyaris seluruh lelaki dewasa di ekbon dalem bekerja sebagai buruh. Ada yang menggarap tanha bengkok milik aparat desa, ada yang jadi buruh harian di perkebuanan tebu. Ada juga yang jadi kuli nyeset di ladang tebu. Ibu-ibu juga aktif membantu suami-suami mereka dengan membatik.meski upah hanya diterima sekali setiap dua bulan. Anak-anaknya pun tak kalah giat. Ada yang mengembala domba, sapi, atau kerbau. Ada yang nguli ngangkut di Pasar Takeran”. (Pabichara, 2012 : 15) sebuah Hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan seakan-akan menunjukan dan pekerjaan serta tak mau membuangbuang waktu. Bapak selalu mengajarkan 5 Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 Kita harus kuat, harus bisa menolong diri sendiri,ujar Mbak Sofwati lagi sembari merengkuh kami ke dalam pelukannya.” (Pabichara, 2012 : 109) pemahaman seseorang. merupakan suatu sikap menghormati keberadaan, harkat, dan martabat orang lain sebagaimana yang diajarkan dalam Bapak telah mengajarkan anak- agama. Menurut Syarbini (2012: 27) anaknya untuk hidup mandiri. Orang tua “Menghargai prestasi adalah Sikap dan Dahlan tidak menyukai anak-anaknya tindakan yang mendorong dirinya untuk kalau harus meminta-minta belas kasihan menghasilkan sesuatu yang berguna bagi tetangga atau siapa saja. Lebih baik masyarakat, berkerja untuk mendapatkan sesuatu dan artinya “.....Mbak Atun sudah memberikan teladan dan pelajaran yang sangat berharga, merantau di usia muda ke tempat yang belum pernah dia kunjungi, dan perempuan pula. Mbak Sofwati pun begitu. Gigih menuntut ilmu, menjadi pengurus organisasiorganisasi kemahasiswaan, dan perempuan pula. Jika mereka berdua saja sanggup hidup mandiri dan jauh dari siapa pun yang masih kerabat dekatnya, mengapa aku harus takut?.....” (Pabichara, 2012 : 362) hasil usaha, hasil karya orang lain, karena dengan sikap seperti itu kehidupan akan berjalan dengan tenteram dan damai karena setiap orang akan menyadari pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai tersebut. Seperti kutipan berikut: “Dengan badan yang makin tegap, Imran tumbuh menjadi lelaki paling ganteng di kelas kami. Dialah yang pertama mengucapkan selamat kepadaku waktu pertama kali aku datang ke sekolah dengan sepatu hasil keringat sendiri...... “(Pabichara, 2012 : 341) Bentuk menghargai dapat keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Menurut Syarbini (2012: 27) “Rasa ingin tahu adalah Sikap dan dilakukan melalui ucapan dan perbuatan tindakan yang selalu berupaya untuk yang baik. Sehingga terjalinlah hubungan mengetahui lebih mendalam dan meluas yang harmonis dan tenteram dalam dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan masyarakat, didengar”. Nilai rasa ingin tahu ini bangsa, dan negara. Membuat orang lain senang dan gembira keaktifan karena hasil karyanya dihargai dapat seseorang dalam mempelajari sesuatu pengetahuan menghormati wajib menghargai dan menghormati terbatas, kesadaran dan pengakuan akan menambah serta ciptaan, dan pemikiran orang lain. Kita Manusia memiliki kemampuan untuk mengakui, Menghargai hasil karya orang lain Seperti kutipan berikut: cerminan dan menghormati keberhasilan orang lain”. tidak mudah tergantung pada orang lain. merupakan Menghargai melahirkan atau 6 sikap bersahabat atau Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 komunikatif Syarbini antar sesama. (2012: komunikatif 27) adalah Menurut keputusan, hal itu untuk membentuk “Bersahabat/ salah satu upaya membina keserasian tindakan yang dan kerukunan hidup antar sesama agar memperlihatkan rasa senang berbicara, terwujud kehidupan masyarakat yang bergaul, dan bekerja sama dengan orang saling menghormati dan menghargai lain”. Bersahabat/ komunikatif sangat sesuai dibutuhkan semua orang dalam segala seseorang bidang. Seperti dalam kehidupan sosial percaya baik di sekolah, berorganisasi, berteman perkembangan sikap yang lain seperti atau bergaul bahkan hubungan kita halnya sikap kreatif dan tanggungjawab. dengan orang tua. Seperti kutipan berikut: Menurut Syarbini (2012: 28) “Tanggung “Aku sedang memikirkan cara membujuk Bapak agar mau menjual domba.” “Buat apa?” “Beli sepatu...” “kamu biasa nyeker, kan?” “Buat main voli, kom.” “oh...,pakai saja celengan bersama kita.” Aku menggeleng denga tegas. (Pabichara, 2012 : 148) jawab derajat manusia. merupakan sikap Rasa dasarbagi dan perilaku yang terhadap seharusnya diri dia sendiri, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa”. Selaras dengan KBBI (2008) “Tanggung jawab adalah keadaan wajib menaggung segala sesuatunya”. Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian hidup manusia ,bahwa setiap manusia di bebani dengan tangung jawab. Seperti kutipan berikut: “Mulai besok, selama seminggu, kalian harus datang lebih pagi dan menyapu seluruh lingkungan sekolah sampai bersih. Sekarang kembali ke kelas!” “Inggih” (Pabichara, 2012 : 106) mengangguk, “Bongkar saja.” (Pabichara, 2012 : 232) “Bagaimana kami harus mengganti bersosialisasi yang kerusakan baik dapat terpelihara jika kita menjalin Panjenengan?” komunikasi yang baik pula. Dahlan dan teman-teman adalah dan masyarakat, lingkungan (alam, sosial “dirumah kadir”. Hubungan diri lakukan, “yang lain dimana?” aku sebagai kewajibannya, menunggu sampean.” tegas harkat seseorang untuk melaksanakan tugas dan “.....Tanpa angin tanpa hujan, tibatiba dia minta agar celengan bersama itu dibongkar. “Buat apa?”, “Bu Sulastri harus dibawa ke rumah sakit.” “oh...” “makin parah. Dari tadi kami Dengan dengan saling menghargai 7 sepeda tanya anak Bapak Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 perusaha menenangkan hati juragan pemimpin dalam organisasi sekolah itu. harus melaksanakan tanggung jawab ................... sebagai pemimpin, bukan berprilaku “Kalau dibayar dengan domba butuh sekehendak berapa ekor, Gan?” tanya Bapak. mengenyampingkan dasar dari ajaran (Pabichara, 2012 : 134) agama Tanggung manusia jawab yang mengajarkan adalah beradab. pada sebagai dan seorang tidak pemimpin. Tuhan menciptakan manusia di bumi ini Bapak bukanlah tanpa tanggung jawab, agar melainkan untuk menngisi kehidupan bertanggung jawab atas perbuatannya manusia mempunyai tanggung jawab karena merusak sepeda temannya dan langsung harus diganti dengan dombanya. Kita tindakan manusia tidak bisa lepas dari harus merasa bertanggung jawab karena hukuman-hukuman kita menyadari akibat baik atau buruk dituangkan dalam berbagai kitab suci perbuatannya itu, dan menyadari pula mlalui bahwa Kedelapan nilai edukatif pihak Dahlan ciri hati lain memerlukan terhadap tuhan. Sehingga tuhan berbagai yang macam agama. yaitu nilai pengadilan atau pengorbanan. Tetapi Religius (Agama), Disiplin, Kerja Keras, tanggung merupakan Mandiri, Rasa Ingin Tahu, Menghargai kesejaterahaan, keselamatan, pendidikan Prestasi, Bersahabat/ komunikatif dan dan kehidupan. Seperti kutipan berikut: Tanggung jawab juga “Ada dua syarat yang harus di penuhi oleh santri yang akan kalian pilih. Pertama, santri iu harus tawaduk, harus rendah hati. Terpilih menjadi pemimpin bukan berarti menjadi penguasa yang berhak memerintah sekehendak hati, melainkan menjadi pelayan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Kedua harus tawakal.....” (Pabichara, 2012 : 158) Jawab merupakan suatu pembentuk karakter peserta didik yang keseluruhannya keterkaitan. memiliki Dimana saling nilai religius (agama) yang menjadi dasar dari seluruh keterkaitan dalam pengembangan nilainilai edukatif sebagai pembentuk karakter anak bangsa. 4. Kesimpulan Tanggung jawab terhadap diri Objek sendiri menuntut kesadaran setiap orang mengembangkan utama dalam peneltian ini adalah nilai-nilai edukatif. untuk memenuhi kewajibannya sendiri daam kajian Nilai edukatif adalah hal-hal penting keperibadian yang dapat memberikan tuntunan kepada sebagai manusia pribadi. Seperti kutipan manusia di atas yang menerangkan untuk menjadi dalam perkembangannya 8 pertumbuhan hingga dan tercapai Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 kedewasaan dalam arti jasmani dan bekerja keras, hal ini disebabkan rohani. Nilai edukatif merupakan nilai- karena penduduknya miskin. nilai pendidikan yang di dalamnya d) Mandiri adalah sikap dan prilaku dalam yang tidak mudah tergantung pada kehidupan pribadi maupun kehidupan orang lain dalam menyelesaikan sosial. Nilai edukatif yang terdapat pada tugas. Sikap Dahlan yang sangat Desa mandiri mencakup sikap Kebon individu Dalem dan Pesantren Takeran dalam novel Sepatu Dahlan berpikir dapat menyelesaikan suatu permasalahan. karya Khrisna Pabichara. Nilai-nilai dalam e) Rasa Ingin Tahu merupakan sikap tersebut dapat dan tindakan yang selalu berupaya membangun berbagai unsur cerita dalam untuk mengetahui lebih mendalam novel. Nilai-nilai edukatif yang dianalisis dan adalah : dipelajarinya, dilihat, dan didengar. a) Nilai Religius adalah Sikap dan perilaku yang patuh meluas dari sesuatu yang f) Menghargai prestasi adalah sikap dan dalam tindakan yang mendorong dirinya melaksanakan ajaran agama yang untuk menghasilkan sesuatu yang dianutnya, berguna toleran terhadap bagi masyarakat, pelaksanaan ibadah agama lain, dan mengakui, hidup rukun dengan pemeluk agama keberhasilan orang lain lain. serta menghormati g) Bersahabat/Komunikatif b) Disiplin merupakan tindakan yang dan adalah tindakan yang memperlihatkan rasa menunjukkan perilaku tertib dan senang patuh pada berbagai ketentuan dan bekerja sama dengan orang lain. peraturan. berbicara, bergaul dan h) Tanggung Jawab sikap dan perilaku c) Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya seseorang untuk melaksanakan tugas sungguh- dan kewajibannya, yang seharusnya sungguh dalam mengatasi berbagai dia lakukan, terhadap diri sendiri, hambatan belajar dan tugas, serta masyarakat, lingkungan (alam, sosial menyelesaikan tugas dengan sebaik- dan budaya), negara dan Tuhan Yang baiknya. Desa Maha Esa. memiliki penduduk Kebon yang Dalem suka i) Nilai religius(agama) menjadi dasar dalam 9 kehidupan manusia. Vol 1, Nomor.1 April, Th. 2016 Daftar Pustaka Admin. 2010. Riwayat Hidup Dahlan Iskan.http://kualatungkalboy.blogspo t.com. 23.30 Oktober Escarpit, Robert. 2008. Sosiologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Kementerian Pendidikan Nasional, dalam Suyadi. 2013. Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya. Moleong, Lexy J. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pabichara, Khrisna. 2012. Sepatu Dahlan. Jakarta: Noura Books. Suprayetno. 2009. Psikologi Agama. Bandung: Citapustaka. Suroto. 1990. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga. Suyadi. 2012. Mnenerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Mentari Pustaka. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan : dengan pendekatan baru. Bandung: Rosdakarya. 10