Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS SEBELUM DAN SETELAH MENJALANI TINDAKAN HEMODIALISIS DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015 Roni Ferdi Dosen Akper Al-Maarif Baturaja [email protected] ABSTRAK Menurut hasil catatan rekam medis RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja penderita Gagal ginjal kronis di wilayah OKU tahun 2012 berjumlah jumlah 3314 orang,dan pada tahun 2013 sebanyak 1910 orang , pada tahun 2014 jumlah penderita sebanyak 465 orang, sedangkan pasien yang menjalani tindakan Hemodialisis sebanyak 39 orang pada tahun 2015.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tindakan hemodialisis terhadap perubahan tekanan darah pada penderita gagal ginjal kronis di ruang Hemodialisa RSUD DR.Ibnu Sutowo Baturaja. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain studi Cross Sectional yaitu melihat korelasi antara perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah dengan tindakan hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronis di ruang Hemodialisa RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja, populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menjalani tindakan hemodialisis berjumlah 39 pasien dan pengambilan sampel menggunakan teknik Accidental Sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan Checklist kemudian di program menggunakan spss versi 16.0. Dari Hasil uji statistik analisa bivariat didapatkan pvalue sistole 0,001 sedangkan diastole 0.686, artinya ada pengaruh tindakan hemodialisis terhadap perubahan tekanan darah pasien gagal ginjal kronis sebelum diberikan tindakan hemodialisis (pre test) dan setelah diberikan hemodialisis (post test) terutama perubahan pada tekanan darah sistole. Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi masukan dalam upaya-upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit,pendidikan kesehatan tentang Hemodialisa pada pasien gagal ginjal kronik Kata Kunci : Gagal ginjal kronik,Hemodialisa,Tekanan darah 81 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 sepanjang hidupnya (biasanya 3 kali Pendahuluan seminggu selama paling sedikit 3 Dialisis merupakan untuk mengeluarkan proses cairan atau 4 jam tiap kali terapi) atau dan sampai mendapat ginjal baru melalui produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak operasi pencangkokan ginjal. Pasien mampu memerlukan terapi melaksanakan fungsinya dengan baik (terjadi kerusakan pada dialisis yang kronis apabila terapi ini diperlukan ginjal). untukmempertahankan kelangsungan Selain itu, dialisis juga merupakan hidupnya dan mengendalikan gejala suatu proses pembuatan zat terlarut uremia. dan cairan dari darah melewati membrane semi permeable. Hal ini berdasarkan pada mempunyai peranan difusi, penting dalam menjaga kesehatan filtrasi. tubuh secara keseluruhan karena Hemodialisa merupakan suatu proses ginjal salah satu organ vital dalam yang digunakan pada pasien dalam tubuh. Ginjal di anggap mengalami keadaan sakit akut dan memerlukan kegagalan secara mendadak ketika terapi ginjal tersebut tidak bisa berfungsi osmosis dan ultra dialisis (beberapa prinsip Ginjal jangka hari pendek hingga beberapa secara mendadak. Jadi ginjal minggu) atau pasien dengan penyakit merupakan oragan vital dalam tubuh ginjal stadium terminal (ESRD; end- yang stage yang homeostatis tubuh, dimana ginjal membutuhkan terapi jangka panjang mengalami kegagalan menjalankan atau terapi permanen.Bagi penderita fungsinya GGK penumpukan renal disease) (Gagal hemodialisis kematian Ginjal akan tetapi Kronik), mencegah tidak berfungsi mempertahankan dapat mengakibatkan cairan tubuh dan uremia (Cahyaningsih, 2011). dapat Bila seseorang mengalami menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal kronik sampai pada fungsi ginjal secara keseluruhan. stadium 5 atau telah mengalami Pasien yang menderita gagal ginjal penyakit ginjal kronik (gagal ginjal) harus dimana laju filtrasi glomerulus (15 menjalani terapi dialysis 82 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 ml/menit) ginjal tidak mampu lagi Hal yang sama juga terjadi di menjalankan Jepang,pada akhir dengan baik maka dibutuhkan terapi didapatkan sebanyak untuk menggantikan fungsi ginjal. penderita Hingga dan pengganti ginjal. Sedangkan tahun transplantasi ginjal adalah tindakan 2000 terjadi peningkatan lebih dari yang efektif sebagai terapi untuk 200.000 penderita. (Santoso Djoko, gagal ginjal terminal (Nikon D. 2008.). seluruh saat ini fungsinya dialisis Cahyaningsih, 2011). yang Di Berdasarkan estimasi Badan tahun 1996 167.000 menerima Indonesia terapi peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka Kesehatan Dunia (WHO), secara 20%. global lebih dari 500 juta orang Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh mengalami penyakit gagal ginjal Indonesia (PDPERSI) menyatakan kronik. Sekitar 1,5 juta orang harus jumlah penderita gagal ginjal kronik menjalani hidup bergantung pada diperkirakan sekitar 50 orang per satu cuci darah.Di negara maju, angka juta penduduk.berdasarkan data dari penderita Indonesia tinggi. gangguan ginjal cukup Di data Renal dan informasi Registry, suatu Serikat kegiatan registrasi dari perhimpunan misalnya,angka kejadian penyakit nefrologi Indonesia, pada tahu 2008 gagal ginjal meningkat tajam dalam jumlah 10 terjadi darah) mencapai 2260 orang dari 2146 166.000 kasus. GGT (gagal ginjal orang pada tahun 2007 Menurut data tahap akhir) dan pada tahun 2000 pelayanan dialisis Indonesia, sesuai menjadi 372.000 kasus, angka ini data jumlah kegiatan dialisis yang diperkirakan masih akan terus naik. ditunjukan oleh salah satu RS milik Pada Depkes dan Pemda telah mencapai tahun. tahun Amerika Pusat Tahun 1996 pada tahun 2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari pasien hemodialisa (cuci 125.441 tindakan per tahun. 650.000 kasus. Selain diatas, sekitar Berdasarkan profil kesehatan di 6 juta hingga 20 juta individu di Sumatera Selatan melalui data yang Amerika mengalami diperoleh dari Rekam Medis ruang GGK (gagl ginjal kronis) tahap awal. hemodialisa RSUP Dr.Mohammad diperkirakan 83 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Hoesin Palembang, jumlah penderita terjadi pada penderita Hemodialisa gagal ginjal adalah 2013 berjumlah 545 orang yang menderita kronis penyakit pada gagal tahun gangguan hemodinamik (Landry dan Oliver,2012) ginjal Tekanan darah kronik dari 34.355 kunjungan pasien, faktor dan pada tahun 2011 sebanyak 553 kardiovaskular yang mortalitasnya penderita dari 34.652 kunjungan, meningkat sampai 20 kali lipat pada sedangkan pada priode bulan Januari pasien penyakit gagal ginjal kronis sampai Maret 2012 jumlah pasien yang penyakit hemodialisis.Pemahaman yang benar gagal ginjal kronik resiko merupakan utama penyakit menjalalani sebanyak 135 penderita dari 8.903 mengenai kunjungan ruang melibatkan perubahan tekanan darah hemodialisa (Rekam Medis RSUP intradialisis dapat mengarahkan pada Dr. Mohammad Hoesin Palembang pemilihan tata laksana yang baik pasien di 2012). mekanisme yang Pasien dengan penyakit ginjal Menurut hasil catatan rekam medis RSUD.DR.Ibnu fase akut membutuhkan penanganan Sutowo segera agar ginjal tidak mengalami jumlah penderita Gagal perburukan kondisi. Pasien gangguan ginjal kronis di wilayah OKU tahun ginjal dalam tahap lanjut (ERSD/end 2012 berjumlah state renal disease),beresiko sangat Baturaja 3314 orang,dan pada tahun 2013 sebanyak 1910 tingi orang , pada tahun 2014 jumlah komplikasi.kondisi ginjal menjadi penderita orang irreversible terhadap kerusakan yang RSUD.DR.Ibnu telah terjadi dan dapat menyebabkan (Rekam sebanyak Medis 465 Sutowo Baturaja 2015) memulai kematian apabila tidak mendapatkan Tindakan Hemodialisa saat ini mengalami untuk perkembangan penanganan yang yang tepat segera.Akibat dan kondisi cukup pesat, namun masih banyak sakitnya,mayoritas penderita mengalami masalah medis penyakit saat kelemahan dan ketidak mampuan menjalani Hemodialisa.Komplikasi yang sering dalam 84 pasien ginjal pemenuhan dengan mengalami perawatan Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 diri,sehinnga membutuhkan bantuan Hemodialisa dan dukungan dari keluarga dan Sutowo Baturaja Tahun 2015 ? tenaga medis. RSUD Dr.Ibnu 3. Adakah perubahan tekanan darah Berdasarkan hasil pengamatan pasien gagal ginjal kronis setelah studi pendahuluan yang dilakukan menjalani tindakan Hemodialisis pada tanggal 8 April 2015 di ruang di Hemodialisa RSUD.Dr.Ibnu Sutowo Dr.Ibnu Sutowo Baturaja Tahun Baturaja 2015 ? jumlah menjalani pasien terapi yang ruang Hemodialisa RSUD Hemodialisa sebanyak 40 orang yang mengalami 2. Metode Penelitian peningkatan atau penurunan tekanan 2.1. Jenis Penelitian darah pada saat menjalani tindakan Penelitian hemodialisa. yang digunakan adalah desain Quasi Eksperimen pre- Berdasarkan fenomena diatas dilakukan penelitian data dan maka perlu testand post-test One Group. Bentuk rancangan adalah sebagai berikut: tentang Skema perubahan tekanan darah pasien Desain quasi eksperimen Pre-test gagal ginjal kronis sebelum dan and Post-test One Group tindakan Pre-test Hemodialisis di ruang Hemodialisa O1 O2 setelah menjalani RSUD.DR.Ibnu Sutowo Baturaja. Rumusan Masalah Post-test X dalam penelitian ini adalah : Didalam desain ini observasi 1. Berapa distribusi frekuensi kasus 2. Perlakuan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu ; O1 Gagal Ginjal Kronik (GGK) di (Pre-test) RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja dilakukan Eksperimen, O2 (Post- Tahun 2015 ? test) observasi setelah dilakukan Berapa tekanan darah pasien gagal ginjal kronis sebelum menjalani Hemodialisis di ruang Observasi eksperimen, dan diasumsikan sebagai sebelum hasil efek eksperimen yang dilakukan. 85 O1-O2 dari Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Penelitian dilakukan Sampel adalah sebagian observasional dengan desain studi atau wakil populasi yang di Cross teliti Sectional yaitu melihat (Arikunto,2010). korelasi antara perubahan tekanan Sampel dalam penelitian ini darah sebelum dan sesudah dengan adalah seluruh klien yang di tindakan hemodialisa pada pasien rawat di Ruang Hemodialisa gagal RSUD.Dr.Ibnu ginjal kronis di ruang Sutowo Hemodialisa RSUD.DR.Ibnu Sutowo Baturaja Tahun 2015, Baturaja (Notoatmodjo,2007) diambil dengan cara 2.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di lakukan di pengambilan sampel menggunakan metode Quota sampling. ruang Hemodialisa RSUD.Dr.Ibnu 2.4. Analisa Data Sutowo Baturaja Tahun 2015. Waktu Analisa data dilakukan dalam 2 Penelitian dilaksanankan pada bulan Tahap yaitu: April - Mei 2015. 1) Analisa univariat Analisa yang dilakukan 2.3. Populasi dan untuk melihat distribusi Sampel frekuensi dari nilai pre-test Penelitian dan 2.3.1. Populasi Penelitian Populasi keseluruhan adalah unit teliti tentang perubahan tekanan darah analisis pada pasien. yang karakteristiknya akan di post-test 2) Analisa bivariat (Sabri,2008). Analisa yang digunakan Populasi pada penelitian ini untuk melihat perubahan adalah seluruh klien yang di tekanan darah pasien gagal rawat di Ruang Hemodialisa ginjal kronis sebelum dan RSUD.Dr.Ibnu Sutowo setelah menjalani tindakan 2015 dengan menggunakan uji Baturaja Tahun sebanyak 40 pasien. statistik t-test dengan kriteria apabila pvalue ≤ 2.3.2. Sampel Penelitian 86 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 0,05 maka ada perbedaan 1. Sistole 39 139.74 nilai sebelum dengan nilai 2. Diastole 39 80.51 setelah dilakukan Tindakan Hemodialisa, Berdasarkan tabel 1. apabila nila pvalue> 0,05 didapatkan bahwa tekanan darah maka tidak ada perbedaan pasien gagal ginjal kronis sebelum nilai sebelum dengan nilai dilakukan hemodialisis (pre test) setelah dilakukan tindakan nilai rerata sistole adalah 139.74 hemodialisa sedangkan nilai rerata diastole adalah (Hastono, 2006). 80.51. 3. Hasil dan Pembahasan Tabel 2.Distribusi Frekuensi Nilai 3.1. Hasil Analisa Univariat Post Setelah dilakukan teknik pengumpulan dengan observasi setelah menjalani tindakan data Hemodialisis di ruang Hemodialisa menggunakan RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja maka Tahun 2015 dapat diidentifikasi mengenai pengukuran tekanan darah pada pasien gagal ginjal kronis yang akan di laksanakan tindakan Hemodialisis dimana hasil yang didapat No Tekanan Darah N Mean 1. Sistole 39 155.90 2. Diastole 39 81.28 di Berdasarkan tabel 5.2. tampilkan dalam bentuk analisa data didapatkan bahwa perubahan tekanan di bawah ini. darah Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai setelah Pre Test sebelum menjalani tindakan hemodialisis (post test) nilai rerata hemodialisis tekanan di ruang Hemodialisa RSUD Dr.Ibnu sedangkan diastole 81.28 pasien gagal ginjal kronis dilakukan darah sistole tindakan 155.90 Sutowo Baturaja Tahun 2015 3.2. Hasil Analisa Bivariat No Tekanan N Mean Tabel 3.Distribusi rata-rata nilai pre Darah test dan post test perubahan tekanan darah pasien gagal 87 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 ginjal kronis sebelum dan pasien gagal ginjal kronis sebelum setelah menjalani tindakan diberikan tindakan hemodialisis (pre hemodialisis test) di ruang dan setelah diberikan Hemodialisa RSUD Dr.Ibnu hemodialisis (post test) terutama Sutowo Baturaja Tahun 2015 perubahan pada tekanan darah sistole. 4. Simpulan dan Saran Tekanan Mean SD SE Pvalue N 4.1. Simpulan darah Berdasarkan penelitian yang telah Pre Test 1.Sistole 139.74 23.895 3.826 2.Diastole 80.51 28.895 4.599 1.sistole 155.90 10.990 1.769 2.diastole 81.28 12.603 2.018 0,001 39 dilakukan, 0.686 39 ginjal nilai rerata (mean) tekanan darah pasien sistole 139.74 80.51 sedangkan 2. Dari 39 pasien didapatkan bahwa nilai rerata (mean) tekanan darah sistole 23,895 diastole 28.720. Pada pasien setelah dilakukan tindakan pengukuran kedua didapat rata-rata hemodialisis (pre test) sistole tekanan darah pasien gagal ginjal 155.90 sedangkan diastole 81.28 kronis setelah diberikan tindakan (post test) 3. sistole kronis diastole 12.603. Hasil uji statistik sistole tindakan tindakan di ruang hemodialisa RSUD Dr.Ibnu Sutowo Baturaja 0,001 Tahun 2015 dengan pvalue sistole sedangkan diastole 0.686, artinya ada pengaruh pengaruh tekanan darah pasien gagal ginjal dengan standar deviasi sistole 28.720 pvalue Ada hemodialisis terhadap perubahan 155.90 sedangkan diastole 81.28 didapatkan dilakukan sistole 139.74 sedangkan diastole diastole 80.51 dengan standar deviasi hemodialisis sebelum tindakan hemodialisis (pre test) sebelum diberikan tindakan hemodialisis (pre test) diambil 1. Dari 39 pasien didapatkan bahwa Nilai rerata perubahan darah gagal dapat simpulan sebagai berikut : Post test pasien maka 0,001 hemodialisis 4.2. Saran terhadap perubahan tekanan darah 88 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 1. Akatsuki Ners Blogshare. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hipotensi.http://akatsukinerst.blogspot.com.Makasar:Medi a online 1. Dari hasil penelitian ini sebaiknya pasien penderita gagal ginjal kronik yang menjalani tindakan hemodialisa selalu menjaga 2. Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner Suddarth.Volume 2 Edisi 8. Jakarta : EGC 3. Cahyaningsih, N.D. 2008. Hemodialisis (Cuci Darah). Yogyakarta: Mitra Cendikia. asupan cairan dan mengurangi makanan yang mempengaruhi peningkatan tekanan darah 2. Sebagai masukan bagi Rumah Sakit Dr. Ibnu Sutowo dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan khusunya untuk edukasi kesehatan pasien 4. Djoko, Santoso., 2008. Angka Kejadian Sakit Ginjal di Indonesia. 5. Hidayati Wahyu. 2013. Metode Perawatan Pasien Gangguan Sistem Perkemihan: Aplikasi Konsep Orem “selft-care deficit” dan studi kasus. Jakarta: Kencana terutama pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa. 3. Hasil penelitian diharapkan dapat 6. Mahdiana Ratna. 2011. Panduan Kesehatan Jantung dan Ginjal. Yogyakarta: Citra Medical Yogyakarta. digunakan sebagai bahan atau refrensi serta bisa menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat meningkatkan 7. Nursalam, Baticaca Fransiska B. 2009. Asuhan Keperawtan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: Salemba Medica mutu pendidikan 4. Hasil penelitian ini dijadikan data dasar penelitian selanjutnya dapat untuk dengan 8. Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta menggunakan sampel yang lebih banyak mengenai faktor-faktor 9. Pearce, Evelyn.C. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama yang mempengaruhi perubahan tekanan darah pasien gagal ginjal kronis pada saat tindakan hemodialisis. 10. Roderick, P., Roth, M., and Mindell, J., 2011, Prevalence of Daftar Pustaka 89 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 Chronic Kidney Disease in England: Finding from the 2009 Health Survey for England, Journal of Epidemiology and Community Health, 65 (Suppl II), A1-A40. 12. Williams & Wilkins. 2011. Kapita Selekta Penyakit. Edisi ke II. Jakarta:EGC 11. Sangadji Etta Mamang, Sopiah. 2010. Metodelogi Penelitian: Pendekatan Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta 90 Volume 1, Nomor 1, Juli 2016 73