1 SELEKSI BAKTERI ANTAGONIS LARVA PATIN

advertisement
AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan
1
Volume 5. Nomor. 1. Tahun 2011
ISSN 1978 -1652
SELEKSI BAKTERI ANTAGONIS LARVA PATIN SIAM
(Pangasius hypopthalmus) TERHADAP Aeromonas hydrophila
Antagonis Bacterial Selection of Siam Patin Larvae (Pangasius hypopthalmus)
Toward Aeromonas hydrophila
ARDIANSYAH KURNIAWAN
Bioteknologi Perikanan dan Kelautan, Budidaya Perairan, Universitas Brawijaya
Universitas Bangka Belitung, Jl. Merdeka No.04 Pangkalpinang
Abstract
Bacterial isolate of Patin siam ( Pangasius hypopthalmus) larvae are Bacillus mycoides, Bacillus megaterium,
Micrococcus sp, Acinetobacter baumannii, Pseudomonas putida, and Actinobacillus sp. Bacterial isolate identification
on protein precipitation method showed prohibit value is 6,07 – 6,20 mm. Extracellular metabolite method revealed
exclude value is 7,16 – 16,14 mm. Actinobacillus sp have ability for proscribe bigger than other bacteria isolate.
Keywords : Antibakteria, patin siam Pangasius hypopthalmus larvae, antibiotic Aeromonas hydrophilla,
protein presipitation, extracellular metabolite.
PENDAHULUAN
Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus)
sebagai salah satu komoditas perikanan air tawar
bernilai ekonomis penting memiliki masalah penyakit
yaitu bakteri patogen yang menginfeksi pangasius
terutama bakteri Aeromonas hydrophila. Ikan pangasius
yang terinfeksi bakteri ini mengalami kondisi perilaku
tidak normal, menolak pakan, pendarahan, warna pucat
dan sirip terkikis hingga luka pada kulit sampai ke
bagian otot (Slembrouck, Komarudin, dan Maskur,
2005).
Fase larva Pangasius hypophthalmus memiliki
kondisi yang lemah dengan organ tubuh yang baru
terbentuk dan belum sempurna menjadikan fase larva
sebagai masa kritis dalam pertumbuhan ikan patin.
Menurut Sularto (2008), larva ikan Pangasius
hypophthalmus memiliki panjang 1,6 mm dan bobot 1,5
mg setelah menetas dan mencapai panjang 5 mm setelah
berumur 10 hari, kuning telur yang menempel pada
bagian perut larva hingga berumur 20 jam.
Bakteri
patogen
Aeromonas
hydrophila
memungkinkan untuk menyebabkan lebih banyak
kematian pada ikan patin siam dalam fase larva
dibandingkan fase yang lain. Bakteri Aeromonas
hydrophila umumnya ditemukan di perairan beriklim
hangat baik perairan tawar, payau maupun laut. Bakteri
ini merupakan bakteri gram negatif yang bersifat
heterotropik dan mampu bergerak dengan flagel.
Aeromonas hydrophila mampu bertahan hidup pada
lingkungan aerob maupun anaerob. Aeromonas
hydrophila menyebabkan penyakit bagi ikan dengan
memproduksi Aerolysin Cytotoxic Enterotoxin (ACT)
yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. (White,
2009).
Penanggulangan penyakit akibat Aeromonas
hydrophilla seringkali dilakukan dengan penggunaan
antibiotik. Namun seiring permintaan konsumen untuk
menghilangkan penggunaan antibiotik, maka perlu ada
alternatif
pengganti
yang
mampu
menekan
pertumbuhan Aeromonas hydrophila tetapi tidak
membahayakan pertumbuhan larva ikan patin. Salah
satu alternatif untuk mengontrol bakteri patogen
khususnya Aeromonas hydrophilla pada budidaya ikan
patin
adalah
dengan
menambahkan
bakteri
antagonistik sebagai bio kontrol.
Bakteri yang teridentifikasi pada larva ikan
patin siam dalam penelitian Pirzada (2009) dan Andri
(2009) terdapat 6 jenis yaitu Bacillus mycoides,
Bacillus megatterium, Micrococcus sp, Acinetobacter
baumannii, Pseudomonas putida, dan Actinobacillus
sp.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui daya hambat terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila pada bakteri isolat dari
larva ikan patin siam.
2. Mengetahui kelompok senyawa protein atau non
protein yang memberikan penghambatan lebih besar
terhadap Aeromonas hydrophila.
Rumusan Masalah. Berdasarkan uraian tersebut di
atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab
permasalahan berikut :
1. Apakah bakteri isolat dari larva ikan patin
siam memiliki daya hambat terhadap bakteri
Aeromonas hydrophila?
AKUATIK-SELEKSI BAKTERI ANTAGONIS LARVA PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) TERHADAP
Aeromonas hydrophila
ISSN 1978-652
Antagonis Bacterial Selection of Siam Patin Larvae (Pangasius hypopthalmus) Toward Aeromonas hydrophila
2
2. Apakah senyawa protein atau non protein yangberdasarkan ukuran partikel. Metode pemisahan dengan
memberikan penghambatan lebih besar terhadapmikrofilter menggunakan metode pada Gambar 2.
Aeromonas hydrophila?
METODE
Waktu Dan Tempat Penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan November 2008 sampai bulan
Januari 2009 di Laboratorium Mikrobiologi dan
Laboratorium
Biomedik
Fakultas
Kedokteran
Universitas Brawijaya.
Uji
Penghambatan
Terhadap
Bakteri
Aeromonas hydrophilla. Isolat bakteri dari larva ikan
patin di uji kemampuan penghambatannya terhadap
bakteri Aeromonas hydrophilla dengan metode cakram.
Metabolit ekstraseluler dari bakteri-bakteri yang
diisolasi dari larva ikan patin siam, diekstrak melalui 2
cara yaitu menggunakan presipitasi protein dan mikro
filter untuk mengetahui kandungan senyawa protein atau
non protein yang memiliki kemampuan mengahmbat
pertumbuhan Aeromonas hydrophila.
Pemurnian protein yang terdapat pada bakteri
dilakukan dengan metode presipitasi protein untuk
mendapatkan protein kasar sesuai metode Dennison.C,
(2002) ditampilkan pada Gambar 1.
Gambar 2. Metode Penyaringan Mikro Filter
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Penghambatan Terhadap Bakteri Aeromonas
hydrophilla. Uji penghambatan metabolit Aeromonas
hydrophilla menunjukkan adanya daya hambat dari
protein kasar hasil presipitasi protein dan filtrat hasil
penyaringan mikro filter terhadap pertumbuhan
Aeromonas hydrophila dengan adanya zona bening
disekitar cakram. Diameter zona bening semakin besar
menunjukkan semakin besar juga kemampuan
menghambat bakteri Aeromonas hydrophila. Hasil uji
penghambatan terdapat pada Gambar 3 serta hasil
pengukuran uji penghambatan ditunjukkan dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Penghambatan Metabolit Isolat
Bakteri Terhadap Aeromonas hydrophilla
Bakteri Penghasil
Metabolit
Gambar 1. Metode Presipitasi Protein.
Presipitasi
protein
Micro filter
Kontrol Negatif
6.00
6.00
Bacillus mycoides
6.03
6.03
Bacillus megatterium
6.08
7.18
Micrococcus sp
6.13
8.28
Actinobacter baumannii
6.17
10.32
Pseudomonas putida
6.17
12.36
Actinobacillus sp
6.21
16.14
Ektraksi dengan mikrofilter dilakukan untuk
memisahkan partikel bakteri dan metabolitnya.
Penggunaan mikrofilter ini tidak memisahkan senyawasenyawa dalam bakteri tetapi terjadi pemisahan
Volume 5. Nomor. 1. Tahun 2011
3
AKUATIK-SELEKSI BAKTERI ANTAGONIS LARVA PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) TERHADAP
Aeromonas hydrophila
ISSN 1978-652
Antagonis Bacterial Selection of Siam Patin Larvae (Pangasius hypopthalmus) Toward Aeromonas hydrophila
(a)
( b)
Gambar 3. Hasil Uji daya hambat protein kasar dari presipitasi protein isolat bakteri (a)
dan metabolit isolat bakteri dengan metode penyaringan mikro filter (b) terhadap
Aeromonas hydrophila.
Keterangan : (1) Bacillus mycoides, (2) Bacillus megatterium, (3) Micrococcus sp,
(4)Acinetobacter baumannii, (5) Pseudomonas putida, (6) Actinobacillus sp, (k)kontrol
Bakteri dengan daya hambat paling besar adalah
didinding sel melalui membentuk pori untuk meningkatkan
bakteri Actinobacillus sp yaitu dengan diameter 6,21mm
permeabilitas sel.
pada protein kasar dan 16,14 mm hasil mikro filter.
Sintesa metabolit ekstraseluler menghasilkan
Actinobacillus sp menjadi bakteri yang memiliki
senyawa non protein yang memiliki kemampuan
kemampuan bakteriosidal dan atau bakteriostatik paling
menghambat pertumbuhan bakteri lain yang disebut
besar dibandingkan isolat lainnya.
antibotik. Mekanisme antibiotik dalam menghambat
Proses ekstraksi dengan mikro filter menghasilkan
pertumbuhan bakteri lain dengan target intraseluler
penghambatan lebih besar dibandingkan proses ekstraksi
(Suparjo, 2008).
melalui presipitasi protein dalam uji hambat terhadap
Aeromonas hydrophilla . Hal ini ditunjukkan dalam
SIMPULAN DAN SARAN
kemampuan protein kasar mengahsilakn zona bening
dengan diameter berkisar antara 6,03 – 6,21 mm, sedangkan
SIMPULAN
kemampuan filtrat mikro filter menghasilkan zona bening
Isolat bakteri dari larva ikan patin siam
dengan diameter 6,03 – 16,14.
memiliki
kemampuan
menghambat
Hasil diatas membuktikan bahwa senyawa
Aeromonas hydrophila dan Actinobacillus sp
memiliki kemampuan paling besar dengan
penghambat pertumbuhan Aeromonas hydrophilla yang
daya hambat 6, 21 mm pada protein kasar dan
memiliki daya lebih besar adalah metabolit ekstra sesuler
16,14 mm pada filtrate mikrofilter.
dibandingkan senyawa non protein. Hal ini menunjukan
Daya hambat terhadap Aeromonas hydrophila
bahwa isolat bakteri lebih banyak menghasilkan antibiotik
sebesar 6,03 – 6,21 mm pada protein kasar
dibandingkan bakteriosin. Sifat bakteriosidal maupun
dan 6,03 – 16,14 mm pada filtrat mikro filter
bakteriostatik dari isolat bakteri memiliki mekanisme
menjadikan kemampuan bakteriosidal dan
antibiotik.
atau bakteriostatik dari isolat bakteri bersifat
Menurut Cleveland dkk (2001), terdapat dua bagian
antibiotik.
besar dari bakteri yang mampu bersifat bakteriosidal dan
atau bakteriostatik yaitu senyawa yang disintesa secara
SARAN
ribosomal dan metabolit ekstraseluler.
Perlu dilakukan uji lanjutan pada waktu
Sintesa ribosomal menghasilkan senyawa protein
pertumbuhan
dalam produksi antibiotic dan
yang memiliki kemampuan bakteriosidal atau bakteriostatik
analisa senyawa terkandung dalam metabolit
disebut sebagai bakteriosin dan dapat diaplikasikan pada
ekstraseluler Actinobacillus sp.
bahan pangan. Mekanisme bakteriosin menghambat
pertumbuhan bakteri lain dengan menyerang membran dan
Volume 5. Nomor. 1. Tahun 2011
AKUATIK-SELEKSI BAKTERI ANTAGONIS LARVA PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) TERHADAP
Aeromonas hydrophila
Antagonis Bacterial Selection of Siam Patin Larvae (Pangasius hypopthalmus) Toward Aeromonas hydrophila
4
SSN 1978-652
indonesia, Pangasius djambal. IRD dan Pusat Riset
DAFTAR PUSTAKA
Andri. K., 2009. Kajian aktivitas enzim lipase pada Perikanan Budidaya, Badan Riset Kelautan dan
bakteri Micrococcus sp dan B. megaterium dari Perikanan.
larva ikan patin siam. Tesis. Universitas Brawijaya
Sularto Pamungkas Wahyu, dan Bambang
Iswanto, 2008. Perkembangan Awal Larva
Cleveland, J., T.J Montville, I.F. Nes, M.L Chikindas,
Ikan Patin Hasil Persilangan Antara
2001. Bacteriocins : safe, natural antimicrobials
Betina Patin Siam dengan Jantan Patin
for food preservation. J. Food Microbiol.
Jambal. Loka Riset Pemuliaan dan
Dennison.C, 2002. A Guide to Protein Isolation. Kluwer
Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar.
Academic Publisher. New York
Sukamandi. Subang
Pirzada H.A, , 2009. Kajian Aktivitas Enzim Protease
Suparjo. 2008. Bakteriosin dan peranannya
dalam
ekologi
Mikroba
Rumen.
Bakteri Proteolitik Yang Diisolasi dari Larva
Laboratorium Makanan Ternak. Fakultas
Ikan
Patin
Siam
(Pangasius hypopthalmus). Tesis. Universitas
Peternakan. Universitas Jambi
Brawijaya.
White.R, 2009. Diagnosis of Aeromonas
Slembrouck.J, O. Komarudin, dan Maskur. 2005.
hydrophila Infection in Fish. Animal
Disease Diagnostic Laboratory
Petunjuk teknis pembenihan ikan patin
Volume 5. Nomor. 1. Tahun 2011
Download