FENOMENA ANAK HASIL KLONING DALAM TINJAUAN HUKUM

advertisement
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
FENOMENA ANAK HASIL KLONING DALAM
TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN FIQIH KONTEMPORER
Umi Hani
Email: [email protected]
FSI Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin
ABSTRACT
Cloning of humans is a successful Western scientists in utilizing science
finally able to make a rapid progress that has outpaced all human forecasts .
Imagine, in this way be considered as a way to improve the quality of offspring : a
more intelligent, strong, handsome, or to reproduce offspring without the need for
conventional breeding process . However, in Islam there is no that does not allow
therefore the issue needs to be revisited. Therefore the aim of this study was to
determine custody of a child cloned in Contemporary Islamic law and
jurisprudence, and then to see the inheritance rights of a child cloned in
Contemporary Fiqh and Islamic law .
This research method uses a qualitative approach method with library
research. Materials used in the study of law is the primary legal materials , legal
materials and secondary legal materials tertiary . The method of data analysis used
in this study is descriptive analytical method .
Based on the research results according to Islamic law are forbidden because the
cloning process would prevent the implementation of many laws of Personality ' ,
such as the law of marriage , lineage , livelihood , rights and obligations between
father and son , inheritance , child care , relationships forbidden, actuator connect
gan ' asbabah , and others and violate nature that God has created man in trouble
for child birth . Human cloning is really a horrible act, which will be turned over
turned the structure of people's lives . According to contemporary Fikh law
allowed because it can help the child process on a family and give happiness to
them .
The person should preferably be done by doing cloning legitimate husband
and wife, which in no way could have inherited with cloning. Before doing
cloning should couples to consulate with the doctor.
Keywords : Cloning , Islamic Law Review , Contemporary Fiqh .
88
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
yang telah disebutkan dalam Qs.
PENDAHULUAN
Kloning terhadap manusia
Al-Baqarah: 29 yang berbunyi:
Barat
dalam
‫ض ج َِميعا ً ث ُ َّم‬
َ َ‫ه َُو الَّذِي َخل‬
ِ ‫ق لَكُم َّما فِي األَ ْر‬
‫ت‬
ٍ ‫اوا‬
ْ ‫ا‬
َ ‫س ْب َع‬
َ َّ‫س َّواهُن‬
َ ‫س َماء َف‬
َّ ‫ست َ َوى ِإلَى ال‬
َ ‫س َم‬
sains
yang
-٩٢- ‫ع ِلي ٌم‬
َ ٍ‫َوه َُو ِبك ُِل ش َْيء‬
membuat
Artinya:“Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak
(menciptakan)
langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit.
dan
Dia
Maha
mengetahui
segala
sesuatu.”(Qs. Al-Baqarah: 29)2
merupakan sebuah keberhasilan
para
ilmuwan
memanfaatkan
akhirnya
mampu
sebuah kemajuan pesat yang
telah
melampaui
seluruh
ramalan manusia. Betapa tidak,
cara ini dianggap sebagai jalan
untuk
memperbaiki
kualitas
keturunan: lebih cerdas, kuat,
rupawan,
ataupun
Ayat di atas menjelaskan bahwa
untuk
semua ciptaan Allah
memperbanyak keturunan tanpa
membutuhkan
untuk
proses
Revolusi
ini
termasuk
kemudian
tertarik
kaum
Anak
Ditinjau dari segi agama,
dan
merasa
tergerak
untuk
Hasil
Kloning
Dalam
melihat
latar
belakang di atas, maka rumusan
dilakukan
atau
penulis
Setelah
adalah boleh (mubah) asalkan
hewan
masih
Tinjauan Hukum Islam”
pada dasarnya hukum kloning
kepada
ini
mengangkat judul “Fenomena
Muslim.1
tersebut
ummat,
Berangkat dari hal inilah
sains Barat terhadap kehidupan
kloning
ayat
adalah
bersifat ‘Amm dan di Khaskan
semakin memantapkan dominasi
manusia,
kemaslahatan
namun
perkembangbiakan
konvensional.
ISSN: 2476 – 9576
masalah yang penulis ambil
pada
adalah:
tumbuh-tumbuhan sebagaimana
1. Bagaimana
perwalian
dari
anak hasil kloning dalam
1
Musthafa, Aziz dan Musbikin, 2005,
Kloning manusia Abad XXI Antara
Harapan, Tantangan dan pertentangan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 89
2 QS. Al-Baqarah (2): 29
89
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
hukum
Islam
dan
Fiqh
ISSN: 2476 – 9576
manusia, kemudian diambil inti
Kontemporer?.
selnya
(nukleusnya),
dan
2. Bagaimana hak waris bagi
selanjutnya ditanamkan pada sel
anak hasil kloning dalam
telur (ovum) wanita yang telah
hukum
dihilangkan inti selnya dengan
Islam
dan
Fiqh
Kontemporer?
suatu metode yang mirip dengan
proses pembuahan atau inse-
Adapun
tujuan
dari
minasi buatan. Dengan metode
penelitian ini adalah jawaban-
semacam itu, kloning manusia
jawaban dari rumusan masalah
dilaksanakan
yang ada di atas, yaitu untuk:
mengambil inti sel dari tubuh
1. Mengetahui perwalian dari
seseorang, lalu dimasukkan ke
anak hasil kloning dalam
dalam sel telur yang diambil dari
hukum
seorang
Islam
dan
Fiqh
Kontemporer.
dengan
perempuan.
cara
Lalu
dengan bantuan cairan kimiawi
2. Mengetahui hak waris dari
khusus dan kejutan arus listrik,
anak hasil kloning dalam
inti sel digabungkan dengan sel
hukum Islam dan
telur.3
Fiqih
Kontemporer.
B. Kloning Menurut Al-Qur’an
TINJAUAN PUSTAKA
dan Hadits
Melihat fakta kloning
manusia
A. Pengertian Kloning
membuat
menyeluruh,
syari’at Islam mengharamkan
Kloning manusia adalah
teknik
secara
keturunan
kloning
terhadap
manusia,
dengan kode genetik yang sama
dengan induknya yang berupa
3 Muhammad, Kartono, 2006.
"Aplikasi Medis dan Masa Depan
Kemanusiaan, dalam Jurnal Tarjih dan
Pengembangan
Pemikiran
Islam,
Yogyakarta: PP Muhammadiyah Majlis
Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam,
h. 121
manusia. Hal ini dapat dilakukan
dengan
cara
mengambil
sel
tubuh (sel somatik) dari tubuh
90
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
dengan
argumentasi
sebagai
ISSN: 2476 – 9576
mempunyai
berikut:
ayah.
Anak
produk kloning tersebut jika
1. Anak-anak
produk
proses
dihasilkan
dari
proses
kloning dihasilkan melalui
pemindahan sel telur yang
cara
telah digabungkan dengan inti
yang
tidak
(percampuran
antara
sperma
sel
dan
alami
sel
sel tubuh
telur).
ke dalam rahim
perempuan
yang
bukan
Padahal, cara alami inilah
pemilik sel telur, tidak pula
yang telah ditetapkan oleh
akan memunyai ibu sebab
syariat
rahim
sebagai
sunatullah
perempuan
yang
menghasilkan anak-anak dan
menjadi tempat pemindahan
keturunannya.
sel
Allah
SWT
telur
tersebut
hanya
berfirman:
menjadi
“Dan bahwasannya Dialah
yang menciptakan
berpasang-pasangan laki-laki
dan perempuan dari air mani
apabila dipancarkan.” (QS
an-Najm, 53: 45-46)
(mediator). Oleh karena itu,
kondisi
telah
sesungguhnya
bertentangan
dengan
”Hai manusia, sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa
dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu
disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui
lagi
Maha
Mengenal.” (QS al-Hujurât,
49:13)
pula,
“Bukankah dia dahulu setetes
mani yag ditumpahkan (ke
dalam rahim), kemudian
mani itu menjadi segumpal
darah,
lalu
Allah
menciptakannya
dan
menyempurnakannya. Lalu
Allah
menjadikan
daripadanya sepasang lakilaki dan perempuan.” (QS alQiyâmah, 75: 37-38).
2. Anak-anak produk kloning
Juga bertentangan dengan
dari perempuan tanpa adanya
tidak
ini
firman Allah SWT,
Dalam ayat lain dinyatakan
laki-laki
penampung
firman-Nya yang lain,
akan
91
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
”Panggilah mereka (anakanak angkat itu) dengan
(memakai) nama bapakbapak mereka; Itulah yang
lebih adil pada sisi Allah,
dan
jika
kamu
tidak
mengetahui
bapak-bapak
mereka, maka (panggilah
mereka sebagai) saudarasaudaramu seagama dan
maula-maulamu
[Maulamaula ialah: seorang hamba
sahaya
yang
sudah
dimerdekakan atau seorang
yang telah dijadikan anak
angkat, seperti Salim anak
angkat Huzaifah, dipanggil
maula Huzaifah] dan tidak
ada dosa atasmu terhadap
apa yang kamu khilaf
padanya, tetapi (yang ada
dosanya) apa yang disengaja
oleh hatimu. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS alAhzâb. 33: 5).
ISSN: 2476 – 9576
manusia. Ada juga kloning yang
bersifat
kamil;
membuat
manusia dengan menggunakan
teori seperti yang telah disebut
diatas
(tanpa
melakukan
hubungan suami istri). Qowaid
Fiqhiyah menyebutkan bahwa
Inti dari penjelasan kaidah ini
bahwa
syariat
itu
menjaga
kemashlahatan manusia, ketika
ada suatu permasalahan yaitu
pertentangan
antara
kemashlahatan
dan
kemadharatan
dan
kemadharatnnya
ternyata
lebih
besar
maka yang harus didahulukan
adalah
mengambil
kemashlahtan.
Menurut Fiqih Islam
kloning
pada
manusia
dan
METODE PENELITIAN
hewan tidak terlarang dan tidak
Metode
penelitian
berdosa selagi menjaga tidak
digunakan
adanya
pada
adalah kualitatif berdasarkan analisa
manusia dan hewan. Kloning
datanya yang bersifat deskriptif.4
manusia ada yang bersifat juz'i;
Penelitian
ini
dilakukan
secara
mengganti bagian tubuh yang
normatif
yaitu
mengkaji
secara
kemudharatan
dalam
yang
penelitian
ini
sudah tidak berfungsi dengan
anggota tubuh orang lain yang
sudah tidak terpakai, dengan
4 Amiruddin & Zainal Asikin.
2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum.
Cet. III, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal
6.
syarat menjaga kemashlahatan
92
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
menyeluruh tentang permasalahan
mengutip
kloning tersebut.
primer. Bahan
Penelitian
ini
berupa
penelitian
antara
bahan
Kontemporer,
langkah-langkah
Islam
yang
harus
hukum
lain:
kepustakaan (library research), maka
hukum
tersebut
Nalar
Fiqih
Metodologi
Fiqih
Kontemporer,
Masail
ditempuh dalam teknik pengumpulan
Fiqhiyah, Mercy Killing (Kematian
data
Medis),
adalah:
mencari
dan
menemukan data-data yang berkaitan
Kontemporer
dengan
Islam.
pokok
permasalahan, membaca
meneliti
untuk
data-data
dan
yang
Beberapa
Problem
dalam
Pendangan
3. Bahan hukum tersier, yaitu
didapat
bahan
yang
memberikan
memperoleh
data
yang
petunjuk maupun penjelasan
sekaligus
terjamin
dan
terhadap bahan hukum primer
mencatat data secara sistematis dan
dan bahan hukum sekunder,
konsisten.
seperti
lengkap
Pada
penelitian
hukum
kamus
dan
ensiklopedia.
Dalam
normatif yang hanya mengenal data
penelitian ini bahan hukum
sekunder
tersier
saja,
jenis
data
pada
penelitian ini adalah bahan hukum
adalah
ensiklopedi
hukum Islam.
primer, bahan hukum sekunder, dan
Metode
bahan hukum tersier.
analisis
data
yang digunakan dalam penelitian
1. Bahan Hukum Primer yaitu
ini adalah metode deskriptif
bahan-bahan hukum yang mengikat,
analitis, di mana permasalahan
seperti al-Qur’an, hadis, dan fiqih
akan dipaparkan secara detail,
kontemporer.
kemudian diadakan analisis isi
2. Bahan
ialah
bahan
Hukum
Sekunder
hukum
dan
yang
analisis
berbagai
kritis,
aspek
yang
memberikan penjelasan mengenai
memberikan
bahan hukum primer, atau bahan
jawaban
pustaka
dikemukakan di atas.
yang
mengacu
atau
93
terhadap
penjelasan
permasalahan
dapat
atau
yang
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
‫الدكر‬
‫الزوجين‬
‫من نطفة ا دا تمنى‬
HASIL PENELITIAN
‫خلق‬
‫نه‬
‫وا‬
‫واالنثى‬
“ dan bahwasanya Dialah
A. Perwalian
dari
anak
yang
hasil
menciptakan
berpasang-
kloning dalam hukum Islam
pasangan
laki-laki
dan
dan Fiqh Kontemporer
perempuan, dari air mani apabila
dipancarkan”’ ( Q.S. An- Najm :
Haram, hukum haram ini
ditujukan untuk teknologi kloning
45- 46)
pada manusia. Hal ini disebabkan
karena kloning pada manusia
Q. S. Al- Qiyaamah ayat 3:
dapat mengakibatkan kerancuan
‫الم يك نطفة من مني يمنى ثم كا ن‬
‫علقة فخلق فسوى‬
dan menghilangkan nasab dan
proses ini dilakukan tanpa melalui
“ Bukankah dia dahulu
pernikahan secara syar'i serta
setetes mani yang dipancarkan
dapat
pelaksanaan
(ke dalam rahim), kemudian mani
banyak hukum- hukum syara’ .
itu menjadi segumpal darah, lalu
Berikut
Allah
mencegah
dalil-dalil
yang
menciptakannya,
dan
menyempurnakannya”. ( Q. S. Al-
menguatkan keharaman kloning.
Q. S. Al- Mu’minun ayat 7:
Qiyaamah: 3)
‫فمن ابتغى ورا دلك فاو لءك هم العا‬
) : ‫ ( المؤ منون‬. ‫دون‬
Berdasarkan hasil penelitian
dari hukum fiqih kontemporer
“
mencari
Barang
merekalah
siapa
yang
dapat diketahui bahwa perwalian
itu
maka
anak hasil kloning. Berdasarkan
orang-orang
yang
Majma` Buhus Islamiyah Al-
di
balik
melampaui batas”. ( Q.S. Al-
Azhar
Mu’minun : 7)
mengeluarkan fatwa yang berisi
bahwa
Q. S. An- Najm ayat 45 –
di
Cairo
"kloning
Mesir
manusia
telah
itu
haram dan harus diperangi serta
46:
dihalangi dengan berbagai cara".
94
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
Fatwa
itu
menegaskan
ISSN: 2476 – 9576
mengikuti sunah Rasul, karena
bahwa Islam tidak menentang
Rasul
ilmu
yang
menikah. Dan barang siapa tidak
bermanfaat, bahkan sebaliknya,
mengikuti sunah rasul berarti
Islam justru mensupport bahkan
tidak
memuliakan
Rasulallah.
pengetahuan
para
ilmuwan.
menganjurkan
termasuk
Namun bila ilmu pengetahuan itu
mungikuti
membahayakan
Nabi,
serta
tidak
untuk
golongan
Kedua,
ajaran
karena
tidak
kedokteran
mereka
mengandung manfaat atau lebih
melakukan
besar
ketimbang
Ketiga, bagi kaum laki-laki yang
Islam
tidak beristeri bisa menimbulkan
demi
gangguan yang tidak diharapkan
melindungi manusia dari bahaya
seperti hal syahwatnya menjadi
itu. Karena dalam qaidah fiqhiyah
lemah, menimbulkan kesedihan
dalam Islam dijelaskan bahwa
dan kemuraman. Gerak tubuhnya
menolak mafsadah (kerusakan)
menjadi kaku dan bagi kaum
lebih
wanita badannya menjadi dingin
mudharatnya
manfaat,
maka
mengharamkannya
didahulukan
daripada
mengambil mashlahat.
(frigiditis).
hubungan
tidak
Keempat,
seksual.
ada
kecenderungan melakukan onani
(masturbasi) atau berzina yang
B. Hak waris bagi anak hasil
kloning dalam hukum Islam
sangat
dan Fiqh Kontemporer
Kelima, tidak bisa memanfaatkan
Adapun kloning pada gen
dicegah
Islam.
hubungan seksual.5
agama tidak dibenarkan (haram)
harus
oleh
kegembiraan dan kelezatan dalam
manusia menurut etika dan hukum
serta
dilarang
Hasil musyawarah Majelis
sedini
Ulama
mungkin. Hal ini karena akan
Indonesia
yang
menetapkan bahwa:
menimbulkan masalah baru dan
madharat
diantaranya;
yang
lebih
besar,
Pertama,
tidak
5 http://terbaru2010.com/pengertiankloning-gen-manusia-dan-menurut-agamaislam.html
95
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
1. Kloning tidak sama dengan,
ISSN: 2476 – 9576
dan
terabaikan-nya
dan sedikitpun tidak berarti,
sejumlah
penciptaan, melainkan hanya
timbul dari nasab.
sekedar pengggandaan.
2. Secara
kloning
telah disyari’atkan sebagai
tumbuh-tumbuhan
media berketurunan secara
dan hewan akan membawa
sah
kemanfaatan dan kemaslahatan
diperlukan
kepada umat manusia.
proses
3. Kloning
dapat
yang
b. institusi perkawinan yang
umum,
terhadap
hukum
menjadi
tidak
lagi,
karena
reproduksi
dapat
terhadap
manusia
dilakukan tanpa melakukan
membawa
manfaat,
hubungan seksual.
antara lain : rekayasa genetic
c. lembaga keluarga ( yang
lebih efisien dan manusia tidak
dibangun
perlu
perkawinan ) akan menjadi
kekurangan
khawatir
organ
akan
tubuh
hancur,
melalui
dan
pada
pengganti ( jika memerlukan )
gilirannyaakan terjadi pula
yang biasa diperoleh lewat
kehancuran moral ( akhlak
donor, dengan kloning ia tidak
),
akan lagi merasa kekurangan
syari’ah Islam lainnya.
ginjal, hati, jantung, darah, dan
sebagainya, karena ia
budaya,
hukum,
dan
d. tidak akan ada lagi rasa
bias
saling mencintai dan saling
mendapatkannya dari manusia
memerlukan antara laki-laki
hasil teknologi kloning.
dan perempuan.
4. Kloning terhadap manusia juga
e. hilangnya
maqashid
dapat menimbulkan mafsadat (
syari’ah dan perkawinan,
dampak negatif ) yang tidak
baik maqashid awwaliyah
sedikit, antara lain :
(utama) maupun maqashid
a. menghilangkan nasab anak
tabi’ah ( sekunder ).
hasil cloning yang berakibat
PENUTUP
hilangnya banyak hak anak
A. Kesimpulan
96
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
Berdasarkan
penelitian
hasil
mempunyai
dapat
berbeda tentang kemahraman
bahwa
melakukan kloning manusia, hal
maka
disimpulkan
memproduksi
anak
ISSN: 2476 – 9576
melalui
ini
pendapat
disebabkan
kloning
proses kloning akan mencegah
merupakan
pelaksanaan
disukuri karena sebagai salah
banyak
hukum-
hal
yang
satu
tentang
dimanfaatkan sebagai solusi bagi
nafkah,
hak
dan
nasab,
kewajiban
pasangan
antara bapak dan anak, waris,
perawatan
anak,
hubun-
Orang yang melakukan
kloning
samping
mencampur
sebaiknya
dilakukan
kloning
akan
oleh suami istri yang sah,yang
adukkan
dan
mana sama sekali tidak bisa
nasab
serta
memiliki
telah
melakukan
menghilangkan
menyalahi
mengalami
B. Saran-Saran
gan 'as}abah, dan lain-lain. Di
itu
yang
dapat
gangguan ketidak suburan.
hubungan
kemahraman,
yang
patut
hukum syara', seperti hukum
perkawinan,
penemuan
yang
fitrah
yang
keturunan.Dengan
kloning
.Sebelum
diciptakan Allah untuk manusia
melakukan kloning sebaiknya
dalam masalah kelahiran anak.
pasangan
Kloning
mengkonsultasikannnya dengan
manusia
sungguh
merupakan perbuatan keji yang
DAFTAR PUSTAKA
struktur kehidupan masyarakat.
A.
Dari beberapa pandangan
kontemporer
seperti
Bayoumi,
Yusuf
Al-
Qardhawi, HM Amin Abdullah
Anam,
Choirul.
2010.
Kewarisan Anak Hasil Inseminasi
Buatan Dan Akibat Hukum Terhadap
Kewarisan Anaknya, Kajian Antara
dan masih banyak lagi ulamaulama
yang
lain.
Buku dan Penelitian
Amiruddin dan Zainal Asikin.
2006. Pengantar Metode Penelitian
Hukum. Cet. III. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Quraish Shihab, Ali Yafi, Abdel
Mufti
istri
dokter.
akan dapat menjungkir balikkan
ulama
suami
Penulis
97
AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
Volume 1 Nomor 2, April 2016
ISSN: 2476 – 9576
Hukum Islam Dan Hukum Positif,
Skripsi, Malang: UIN Maulana
Malik Ibrahim.
Yusuf,
Muhammad, 2009.
Kematian
Medis
(Mercy
Killing), Yogakarta: penerbit teras.
Bisri, Cik Hasan. 2004. Pilarpilar Penelitian Hukum Islam dan
Pranata Sosial.Cet. I. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Zuhdi, Masjfuk. 1997. Masail
Fiqhiyah. Cet.7. Jakarta: CV Haji
Masagung.
Zallum,
Abdul
Qadim.
1998. Beberapa
Problem
Kontemporer dalam Pandangan
Islam,Bangil-Jatim: Al-Izzah
Khofshoh, Siti. 2009. Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Waris Anak
Hasil Kloning,skripsi, Surabaya:
IAIN Sunan Ampel.
Al Qur’an tafsir. Departemen Agama
RI.
Shahrur,
Muhammad. 2004.
Metodologi
Fiqih
Islam
Kontemporer, Yogyakarta: Elsaq
Press.
B. Website
http://dharwanto.blogspot.com/2012/
04/kloning-dalam-perspektif-hukumislam.html. Diakses pada 27
November 2012
Umar, Hasbi. 2007. Nalar
Fiqih Kontemporer, Jakarta: Gaung
Persada Press.
http://littlenancyy.blogspot.com/201
2/11/anak-hasil-cloning.html.
Diakses pada 27 November 2012
http://mufaqqih.multiply.com/journal/item/17?&show_interstitial=1&u=%2Fjourn
al%2Fitem. Diakses pada 5 Desember 2012
98
Download