AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 ISSN: 2476 – 9576 FENOMENA ANAK HASIL KLONING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM DAN FIQIH KONTEMPORER Umi Hani Email: [email protected] FSI Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Banjarmasin ABSTRACT Cloning of humans is a successful Western scientists in utilizing science finally able to make a rapid progress that has outpaced all human forecasts . Imagine, in this way be considered as a way to improve the quality of offspring : a more intelligent, strong, handsome, or to reproduce offspring without the need for conventional breeding process . However, in Islam there is no that does not allow therefore the issue needs to be revisited. Therefore the aim of this study was to determine custody of a child cloned in Contemporary Islamic law and jurisprudence, and then to see the inheritance rights of a child cloned in Contemporary Fiqh and Islamic law . This research method uses a qualitative approach method with library research. Materials used in the study of law is the primary legal materials , legal materials and secondary legal materials tertiary . The method of data analysis used in this study is descriptive analytical method . Based on the research results according to Islamic law are forbidden because the cloning process would prevent the implementation of many laws of Personality ' , such as the law of marriage , lineage , livelihood , rights and obligations between father and son , inheritance , child care , relationships forbidden, actuator connect gan ' asbabah , and others and violate nature that God has created man in trouble for child birth . Human cloning is really a horrible act, which will be turned over turned the structure of people's lives . According to contemporary Fikh law allowed because it can help the child process on a family and give happiness to them . The person should preferably be done by doing cloning legitimate husband and wife, which in no way could have inherited with cloning. Before doing cloning should couples to consulate with the doctor. Keywords : Cloning , Islamic Law Review , Contemporary Fiqh . 88 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 yang telah disebutkan dalam Qs. PENDAHULUAN Kloning terhadap manusia Al-Baqarah: 29 yang berbunyi: Barat dalam ض ج َِميعا ً ث ُ َّم َ َه َُو الَّذِي َخل ِ ق لَكُم َّما فِي األَ ْر ت ٍ اوا ْ ا َ س ْب َع َ َّس َّواهُن َ س َماء َف َّ ست َ َوى ِإلَى ال َ س َم sains yang -٩٢- ع ِلي ٌم َ ٍَوه َُو ِبك ُِل ش َْيء membuat Artinya:“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”(Qs. Al-Baqarah: 29)2 merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan memanfaatkan akhirnya mampu sebuah kemajuan pesat yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun Ayat di atas menjelaskan bahwa untuk semua ciptaan Allah memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan untuk proses Revolusi ini termasuk kemudian tertarik kaum Anak Ditinjau dari segi agama, dan merasa tergerak untuk Hasil Kloning Dalam melihat latar belakang di atas, maka rumusan dilakukan atau penulis Setelah adalah boleh (mubah) asalkan hewan masih Tinjauan Hukum Islam” pada dasarnya hukum kloning kepada ini mengangkat judul “Fenomena Muslim.1 tersebut ummat, Berangkat dari hal inilah sains Barat terhadap kehidupan kloning ayat adalah bersifat ‘Amm dan di Khaskan semakin memantapkan dominasi manusia, kemaslahatan namun perkembangbiakan konvensional. ISSN: 2476 – 9576 masalah yang penulis ambil pada adalah: tumbuh-tumbuhan sebagaimana 1. Bagaimana perwalian dari anak hasil kloning dalam 1 Musthafa, Aziz dan Musbikin, 2005, Kloning manusia Abad XXI Antara Harapan, Tantangan dan pertentangan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 89 2 QS. Al-Baqarah (2): 29 89 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 hukum Islam dan Fiqh ISSN: 2476 – 9576 manusia, kemudian diambil inti Kontemporer?. selnya (nukleusnya), dan 2. Bagaimana hak waris bagi selanjutnya ditanamkan pada sel anak hasil kloning dalam telur (ovum) wanita yang telah hukum dihilangkan inti selnya dengan Islam dan Fiqh Kontemporer? suatu metode yang mirip dengan proses pembuahan atau inse- Adapun tujuan dari minasi buatan. Dengan metode penelitian ini adalah jawaban- semacam itu, kloning manusia jawaban dari rumusan masalah dilaksanakan yang ada di atas, yaitu untuk: mengambil inti sel dari tubuh 1. Mengetahui perwalian dari seseorang, lalu dimasukkan ke anak hasil kloning dalam dalam sel telur yang diambil dari hukum seorang Islam dan Fiqh Kontemporer. dengan perempuan. cara Lalu dengan bantuan cairan kimiawi 2. Mengetahui hak waris dari khusus dan kejutan arus listrik, anak hasil kloning dalam inti sel digabungkan dengan sel hukum Islam dan telur.3 Fiqih Kontemporer. B. Kloning Menurut Al-Qur’an TINJAUAN PUSTAKA dan Hadits Melihat fakta kloning manusia A. Pengertian Kloning membuat menyeluruh, syari’at Islam mengharamkan Kloning manusia adalah teknik secara keturunan kloning terhadap manusia, dengan kode genetik yang sama dengan induknya yang berupa 3 Muhammad, Kartono, 2006. "Aplikasi Medis dan Masa Depan Kemanusiaan, dalam Jurnal Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam, Yogyakarta: PP Muhammadiyah Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam, h. 121 manusia. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil sel tubuh (sel somatik) dari tubuh 90 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 dengan argumentasi sebagai ISSN: 2476 – 9576 mempunyai berikut: ayah. Anak produk kloning tersebut jika 1. Anak-anak produk proses dihasilkan dari proses kloning dihasilkan melalui pemindahan sel telur yang cara telah digabungkan dengan inti yang tidak (percampuran antara sperma sel dan alami sel sel tubuh telur). ke dalam rahim perempuan yang bukan Padahal, cara alami inilah pemilik sel telur, tidak pula yang telah ditetapkan oleh akan memunyai ibu sebab syariat rahim sebagai sunatullah perempuan yang menghasilkan anak-anak dan menjadi tempat pemindahan keturunannya. sel Allah SWT telur tersebut hanya berfirman: menjadi “Dan bahwasannya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan dari air mani apabila dipancarkan.” (QS an-Najm, 53: 45-46) (mediator). Oleh karena itu, kondisi telah sesungguhnya bertentangan dengan ”Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujurât, 49:13) pula, “Bukankah dia dahulu setetes mani yag ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang lakilaki dan perempuan.” (QS alQiyâmah, 75: 37-38). 2. Anak-anak produk kloning Juga bertentangan dengan dari perempuan tanpa adanya tidak ini firman Allah SWT, Dalam ayat lain dinyatakan laki-laki penampung firman-Nya yang lain, akan 91 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 ”Panggilah mereka (anakanak angkat itu) dengan (memakai) nama bapakbapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudarasaudaramu seagama dan maula-maulamu [Maulamaula ialah: seorang hamba sahaya yang sudah dimerdekakan atau seorang yang telah dijadikan anak angkat, seperti Salim anak angkat Huzaifah, dipanggil maula Huzaifah] dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS alAhzâb. 33: 5). ISSN: 2476 – 9576 manusia. Ada juga kloning yang bersifat kamil; membuat manusia dengan menggunakan teori seperti yang telah disebut diatas (tanpa melakukan hubungan suami istri). Qowaid Fiqhiyah menyebutkan bahwa Inti dari penjelasan kaidah ini bahwa syariat itu menjaga kemashlahatan manusia, ketika ada suatu permasalahan yaitu pertentangan antara kemashlahatan dan kemadharatan dan kemadharatnnya ternyata lebih besar maka yang harus didahulukan adalah mengambil kemashlahtan. Menurut Fiqih Islam kloning pada manusia dan METODE PENELITIAN hewan tidak terlarang dan tidak Metode penelitian berdosa selagi menjaga tidak digunakan adanya pada adalah kualitatif berdasarkan analisa manusia dan hewan. Kloning datanya yang bersifat deskriptif.4 manusia ada yang bersifat juz'i; Penelitian ini dilakukan secara mengganti bagian tubuh yang normatif yaitu mengkaji secara kemudharatan dalam yang penelitian ini sudah tidak berfungsi dengan anggota tubuh orang lain yang sudah tidak terpakai, dengan 4 Amiruddin & Zainal Asikin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Cet. III, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal 6. syarat menjaga kemashlahatan 92 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 ISSN: 2476 – 9576 menyeluruh tentang permasalahan mengutip kloning tersebut. primer. Bahan Penelitian ini berupa penelitian antara bahan Kontemporer, langkah-langkah Islam yang harus hukum lain: kepustakaan (library research), maka hukum tersebut Nalar Fiqih Metodologi Fiqih Kontemporer, Masail ditempuh dalam teknik pengumpulan Fiqhiyah, Mercy Killing (Kematian data Medis), adalah: mencari dan menemukan data-data yang berkaitan Kontemporer dengan Islam. pokok permasalahan, membaca meneliti untuk data-data dan yang Beberapa Problem dalam Pendangan 3. Bahan hukum tersier, yaitu didapat bahan yang memberikan memperoleh data yang petunjuk maupun penjelasan sekaligus terjamin dan terhadap bahan hukum primer mencatat data secara sistematis dan dan bahan hukum sekunder, konsisten. seperti lengkap Pada penelitian hukum kamus dan ensiklopedia. Dalam normatif yang hanya mengenal data penelitian ini bahan hukum sekunder tersier saja, jenis data pada penelitian ini adalah bahan hukum adalah ensiklopedi hukum Islam. primer, bahan hukum sekunder, dan Metode bahan hukum tersier. analisis data yang digunakan dalam penelitian 1. Bahan Hukum Primer yaitu ini adalah metode deskriptif bahan-bahan hukum yang mengikat, analitis, di mana permasalahan seperti al-Qur’an, hadis, dan fiqih akan dipaparkan secara detail, kontemporer. kemudian diadakan analisis isi 2. Bahan ialah bahan Hukum Sekunder hukum dan yang analisis berbagai kritis, aspek yang memberikan penjelasan mengenai memberikan bahan hukum primer, atau bahan jawaban pustaka dikemukakan di atas. yang mengacu atau 93 terhadap penjelasan permasalahan dapat atau yang AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 ISSN: 2476 – 9576 الدكر الزوجين من نطفة ا دا تمنى HASIL PENELITIAN خلق نه وا واالنثى “ dan bahwasanya Dialah A. Perwalian dari anak yang hasil menciptakan berpasang- kloning dalam hukum Islam pasangan laki-laki dan dan Fiqh Kontemporer perempuan, dari air mani apabila dipancarkan”’ ( Q.S. An- Najm : Haram, hukum haram ini ditujukan untuk teknologi kloning 45- 46) pada manusia. Hal ini disebabkan karena kloning pada manusia Q. S. Al- Qiyaamah ayat 3: dapat mengakibatkan kerancuan الم يك نطفة من مني يمنى ثم كا ن علقة فخلق فسوى dan menghilangkan nasab dan proses ini dilakukan tanpa melalui “ Bukankah dia dahulu pernikahan secara syar'i serta setetes mani yang dipancarkan dapat pelaksanaan (ke dalam rahim), kemudian mani banyak hukum- hukum syara’ . itu menjadi segumpal darah, lalu Berikut Allah mencegah dalil-dalil yang menciptakannya, dan menyempurnakannya”. ( Q. S. Al- menguatkan keharaman kloning. Q. S. Al- Mu’minun ayat 7: Qiyaamah: 3) فمن ابتغى ورا دلك فاو لءك هم العا ) : ( المؤ منون. دون Berdasarkan hasil penelitian dari hukum fiqih kontemporer “ mencari Barang merekalah siapa yang dapat diketahui bahwa perwalian itu maka anak hasil kloning. Berdasarkan orang-orang yang Majma` Buhus Islamiyah Al- di balik melampaui batas”. ( Q.S. Al- Azhar Mu’minun : 7) mengeluarkan fatwa yang berisi bahwa Q. S. An- Najm ayat 45 – di Cairo "kloning Mesir manusia telah itu haram dan harus diperangi serta 46: dihalangi dengan berbagai cara". 94 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 Fatwa itu menegaskan ISSN: 2476 – 9576 mengikuti sunah Rasul, karena bahwa Islam tidak menentang Rasul ilmu yang menikah. Dan barang siapa tidak bermanfaat, bahkan sebaliknya, mengikuti sunah rasul berarti Islam justru mensupport bahkan tidak memuliakan Rasulallah. pengetahuan para ilmuwan. menganjurkan termasuk Namun bila ilmu pengetahuan itu mungikuti membahayakan Nabi, serta tidak untuk golongan Kedua, ajaran karena tidak kedokteran mereka mengandung manfaat atau lebih melakukan besar ketimbang Ketiga, bagi kaum laki-laki yang Islam tidak beristeri bisa menimbulkan demi gangguan yang tidak diharapkan melindungi manusia dari bahaya seperti hal syahwatnya menjadi itu. Karena dalam qaidah fiqhiyah lemah, menimbulkan kesedihan dalam Islam dijelaskan bahwa dan kemuraman. Gerak tubuhnya menolak mafsadah (kerusakan) menjadi kaku dan bagi kaum lebih wanita badannya menjadi dingin mudharatnya manfaat, maka mengharamkannya didahulukan daripada mengambil mashlahat. (frigiditis). hubungan tidak Keempat, seksual. ada kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang B. Hak waris bagi anak hasil kloning dalam hukum Islam sangat dan Fiqh Kontemporer Kelima, tidak bisa memanfaatkan Adapun kloning pada gen dicegah Islam. hubungan seksual.5 agama tidak dibenarkan (haram) harus oleh kegembiraan dan kelezatan dalam manusia menurut etika dan hukum serta dilarang Hasil musyawarah Majelis sedini Ulama mungkin. Hal ini karena akan Indonesia yang menetapkan bahwa: menimbulkan masalah baru dan madharat diantaranya; yang lebih besar, Pertama, tidak 5 http://terbaru2010.com/pengertiankloning-gen-manusia-dan-menurut-agamaislam.html 95 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 1. Kloning tidak sama dengan, ISSN: 2476 – 9576 dan terabaikan-nya dan sedikitpun tidak berarti, sejumlah penciptaan, melainkan hanya timbul dari nasab. sekedar pengggandaan. 2. Secara kloning telah disyari’atkan sebagai tumbuh-tumbuhan media berketurunan secara dan hewan akan membawa sah kemanfaatan dan kemaslahatan diperlukan kepada umat manusia. proses 3. Kloning dapat yang b. institusi perkawinan yang umum, terhadap hukum menjadi tidak lagi, karena reproduksi dapat terhadap manusia dilakukan tanpa melakukan membawa manfaat, hubungan seksual. antara lain : rekayasa genetic c. lembaga keluarga ( yang lebih efisien dan manusia tidak dibangun perlu perkawinan ) akan menjadi kekurangan khawatir organ akan tubuh hancur, melalui dan pada pengganti ( jika memerlukan ) gilirannyaakan terjadi pula yang biasa diperoleh lewat kehancuran moral ( akhlak donor, dengan kloning ia tidak ), akan lagi merasa kekurangan syari’ah Islam lainnya. ginjal, hati, jantung, darah, dan sebagainya, karena ia budaya, hukum, dan d. tidak akan ada lagi rasa bias saling mencintai dan saling mendapatkannya dari manusia memerlukan antara laki-laki hasil teknologi kloning. dan perempuan. 4. Kloning terhadap manusia juga e. hilangnya maqashid dapat menimbulkan mafsadat ( syari’ah dan perkawinan, dampak negatif ) yang tidak baik maqashid awwaliyah sedikit, antara lain : (utama) maupun maqashid a. menghilangkan nasab anak tabi’ah ( sekunder ). hasil cloning yang berakibat PENUTUP hilangnya banyak hak anak A. Kesimpulan 96 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 Berdasarkan penelitian hasil mempunyai dapat berbeda tentang kemahraman bahwa melakukan kloning manusia, hal maka disimpulkan memproduksi anak ISSN: 2476 – 9576 melalui ini pendapat disebabkan kloning proses kloning akan mencegah merupakan pelaksanaan disukuri karena sebagai salah banyak hukum- hal yang satu tentang dimanfaatkan sebagai solusi bagi nafkah, hak dan nasab, kewajiban pasangan antara bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubun- Orang yang melakukan kloning samping mencampur sebaiknya dilakukan kloning akan oleh suami istri yang sah,yang adukkan dan mana sama sekali tidak bisa nasab serta memiliki telah melakukan menghilangkan menyalahi mengalami B. Saran-Saran gan 'as}abah, dan lain-lain. Di itu yang dapat gangguan ketidak suburan. hubungan kemahraman, yang patut hukum syara', seperti hukum perkawinan, penemuan yang fitrah yang keturunan.Dengan kloning .Sebelum diciptakan Allah untuk manusia melakukan kloning sebaiknya dalam masalah kelahiran anak. pasangan Kloning mengkonsultasikannnya dengan manusia sungguh merupakan perbuatan keji yang DAFTAR PUSTAKA struktur kehidupan masyarakat. A. Dari beberapa pandangan kontemporer seperti Bayoumi, Yusuf Al- Qardhawi, HM Amin Abdullah Anam, Choirul. 2010. Kewarisan Anak Hasil Inseminasi Buatan Dan Akibat Hukum Terhadap Kewarisan Anaknya, Kajian Antara dan masih banyak lagi ulamaulama yang lain. Buku dan Penelitian Amiruddin dan Zainal Asikin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Cet. III. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Quraish Shihab, Ali Yafi, Abdel Mufti istri dokter. akan dapat menjungkir balikkan ulama suami Penulis 97 AL – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Volume 1 Nomor 2, April 2016 ISSN: 2476 – 9576 Hukum Islam Dan Hukum Positif, Skripsi, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Yusuf, Muhammad, 2009. Kematian Medis (Mercy Killing), Yogakarta: penerbit teras. Bisri, Cik Hasan. 2004. Pilarpilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial.Cet. I. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Zuhdi, Masjfuk. 1997. Masail Fiqhiyah. Cet.7. Jakarta: CV Haji Masagung. Zallum, Abdul Qadim. 1998. Beberapa Problem Kontemporer dalam Pandangan Islam,Bangil-Jatim: Al-Izzah Khofshoh, Siti. 2009. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Waris Anak Hasil Kloning,skripsi, Surabaya: IAIN Sunan Ampel. Al Qur’an tafsir. Departemen Agama RI. Shahrur, Muhammad. 2004. Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, Yogyakarta: Elsaq Press. B. Website http://dharwanto.blogspot.com/2012/ 04/kloning-dalam-perspektif-hukumislam.html. Diakses pada 27 November 2012 Umar, Hasbi. 2007. Nalar Fiqih Kontemporer, Jakarta: Gaung Persada Press. http://littlenancyy.blogspot.com/201 2/11/anak-hasil-cloning.html. Diakses pada 27 November 2012 http://mufaqqih.multiply.com/journal/item/17?&show_interstitial=1&u=%2Fjourn al%2Fitem. Diakses pada 5 Desember 2012 98