6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka yang digunakan dalam pembahasan hasil penelitian ini,
yaitu efektivitas komunikasi, opini publik, aktivitas perusahaan dan dampaknya,
dan strategi perusahaan. Bahan pustaka mengenai efektivitas komunikasi yang
digunakan adalah pengertian efektivitas komunikasi dan faktor-faktor yang
mempengaruhi komunikasi efektif. Opini publik yang digunakan adalah
pengertian opini publik, pembentukan dan metode mempengaruhi opini publik.
Aktivitas perusahaan dan dampaknya yang digunakan, yaitu klasifikasi aktivitas
perusahaan dan dampak yang timbul akibat aktivitas perusahaan. Strategi
perusahaan yang digunakan adalah strategi komunikasi dan strategi program.
Strategi komunikasi meliputi penerapan pola komunikasi dan penggunaan metode
komunikasi, sedangkan strategi program ialah kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan.
2.1. Efektivitas Komunikasi
2.1.1. Pengertian Efektivitas Komunikasi
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang
dimaksudkannya. Selain itu, komunikasi yang efektif adalah komunikasi dimana
makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan
komunikator. Bila S adalah pengirim atau sumber pesan dan R adalah penerima
pesan, maka komunikasi dikatakan mulus dan lengkap bila respon yang
diinginkan S dan R sama (Tubbs dan Moss, 1996).
R = makna yang ditangkap penerima = 1
S makna yang dimaksud pengirim
Menurut Tubbs dan Moss (1996), tolak ukur yang dapat dijadikan ukuran
bagi komunikasi efektif, yaitu pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap,
hubungan yang makin baik, dan tindakan.
a. Pemahaman
Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan
seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini, komunikator
7
dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas
pesan yang disampaikan.
b. Kesenangan
Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan kita
terhadap orang yang berinteraksi dengan kita.
c. Pengaruh pada sikap
Tindakan mempengaruhi orang lain merupakan bagian dari kehidupan seharihari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan
berusaha agar orang lain memahami ucapan kita.
d. Hubungan yang makin baik
Keefektivan komunikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana
psikologis yang positif dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia
dibayang-bayangi oleh ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh
komunikator yang paling kompeten pun bisa saja berubah makna atau
didiskreditkan.
e. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita
inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi.
Tampaknya lebih mudah menggunakan agar pesan kita dipahami daripada
mengusahakannya agar pesan kita disetujui. Terdapat beberapa cara
membangkitkan tindakan pada penerima pesan, yaitu : (1) memudahkan
pemahaman penerima tentang apa yang anda harapkan (2) menyakinkan
penerima bahwa tujuannya ini masuk akal (3) mempertahankan hubungan
harmonis dengan penerima.
Menurut Effendy (1993) dalam Imami (2003), komunikasi yang efektif
menimbulkan dampak atau efek, seperti : (1) kognitif, yaitu yang timbul pada
komunikan
yang
menyebabkan
dia
menjadi
tahu
atau
meningkatnya
intelektualitasnya (2) afektif, yaitu komunikan tergerak hatinya (3) prilaku, yaitu
dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau
kegiatan. Komunikasi efektif dapat terjadi bila penerima pesan terdedah terhadap
pesan yang disampaikan oleh sumber. Dengan demikian, komunikasi yang efektif,
8
yaitu terjadinya pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang
makin baik, dan tindakan. Selain itu, komunikasi yang efektif pun menimbulkan
dampak kognitif, afektif, dan perilaku.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Efektif
Effendy (2000) dalam Nur (2004) mengemukakan bahwa terdapat dua
faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi yaitu:
a. Faktor pada komponen komunikan
Faktor yang harus diperhatikan oleh seorang komunikan dalam menyampaikan
suatu pesan yaitu: (1) waktu yang tepat untuk suatu pesan, (2) bahasa yang
harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti, (3) sikap dan nilai yang harus
ditampilkan agar efektif, (4) jenis kelompok dimana komunikasi itu
dilaksanakan. Seorang dapat dan akan menerima pesan hanya kalau terdapat
kondisi berikut sebagai simultan: (1) ia dapat dan benar-benar mengerti pesan
komunikasi; (2) pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa
keputusannya sesuai dengan tujuannya; (3) pada saat ia mengambil keputusan,
ia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya;
serta (4) ia mampu untuk menepati janjinya baik secara mental maupun secara
fisik.
b. Faktor pada komponen komunikator
Untuk melaksanakan komunikasi efektif, terdapat dua faktor penting pada diri
komunikator yakni kepercayaan pada komunikator (source credibility) dan
daya tarik komunikator (source atrractiveness).
i. Kepercayaan kepada komunikator
Kepercayaan pada komunikator ditentukan oleh keahliannya dan dapat
tidaknya ia dipercaya. Penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan yang
besar akan dapat meningkatkan daya perubahan sikap, sedang kepercayaan
yang kecil akan mengurangi daya perubahan yang menyenangkan. Lebih
dikenal dan disenanginya komunikator oleh komunikan, lebih cenderung
komunikan merubah kepercayaannya kepada arah yang dikehendaki
komunikator.
9
ii. Daya tarik komunikator
Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap melalui mekanisme daya tarik. Jika pihak komunikan
merasa bahwa komunikator ikut serta dengan mereka dalam hubungannya
dengan opini secara memuaskan.
Komunikasi efektif, menurut Effendy (1998) dalam Retno (2001)
ditentukan oleh: (1) komunikator yang mampu mengenal komunikan, memahami
kerangka tujuan dengan pengalaman, (2) ketepatan pesan yang disampaikan, dan
(3) pemilihan media. Selain itu, menurut Surjahadedi (2001) dalam Setyawan
(2005) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh kuat dalam
proses komunikasi untuk tercipta komunikasi efektif adalah karakteristik individu.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imami
(2003) berkaitan dengan faktor-faktor komunikasi yang berhubungan dengan
kefektivan komunikasi, dapat diketahui bahwa karakteristik anggota berhubungan
dengan efektivitas komunikasi. Adapun faktor yang berhubungan tersebut adalah
usia.
2.2. Karakteristik Komunikasi Individu Masyarakat
Devito (1997) dalam Febrianty (2006) menerangkan bahwa dalam
memberikan informasi ataupun mempengaruhi khalayak harus memperhatikan
beberapa peubah dari karakteristik personal khalayak tersebut, diantaranya: umur,
jenis kelamin, faktor budaya, pekerjaan, pendapatan, status, dan agama. Menurut
Newcomb, et. al. (1978) dalam Sari (2007) mengemukakan bahwa karakteristik
individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki seseorang individu yang
ditampilkan melalui pola pikir, pola sikap, dan pola tindak terhadap lingkungan
hidup individu tersebut. Karakteristik individu sering dibedakan atas dasar umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi serta bangsa dan agama.
Roger (2003) dalam Febrianty (2006) menyatakan bahwa terdapat tiga
kategori dari karakteristik adopter untuk penerima suatu hasil inovasi maupun
hasil penelitian, yaitu:
a. Status sosial ekonomi yang meliputi umur, pendidikan formal, status sosial,
dan tingkat mobilitas sosial.
10
b. Peubah personal yang meliputi empati, tingkat dogmatis, rasionalistis dan
fatalis, intelegensi, kemudahan dalam menerima perubahan sikap dan ilmu
pengetahuan, kemudahan dalam menghadapi ketidakpastian dan resiko, serta
tingkat aspirasi terhadap pendidikan, pekerjaan dan status.
c. Perilaku komunikasi yang meliputi partisipasi sosial, tingkat keterlibatan dalam
jaringan komunikasi pada suatu sistem sosial, kekosmopolitan, hubungan
dengan agen pembaharu, tingkat keterdedahan terhadap saluran komunikasi
interpersonal dan media massa, keaktifan dalam mencari informasi suatu
inovasi, tingkat pengetahuan atas suatu inovasi dan derajat kepemimpinan.
2.3. Opini Publik
2.3.1. Pengertian Opini Publik
Istilah opini publik sebagai terjemahaan dari bahasa Inggris public
opinion, yang di masyarakat dikenal dengan istilah pendapat umum. Dalam
aktivitas public relations yang menyangkut pendapat umum (opini publik)
merupakan aspek yang penting untuk keberhasilan menciptakan opini publik
positif dan pada akhirnya tercipta citra yang baik bagi suatu organisasi maupun
perusahaan (Ruslan, 2004). Opini publik merupakan sekumpulan pandangan
individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini,
pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional, dan dukungan sosial
(Cutlip, et. al., 2005).
Opini publik identik dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam
mengungkapkan ide-ide, pendapat, keinginan, kebutuhan, keluhan, kritik yang
membangun, dan kebebasan. Dengan kata lain, opini publik merupakan efek dari
kebebasan dalam mengungkapkan ide-ide dan pendapat (Rousseau, et. al dalam
Rumanti, 2002). Berelson dalam Effendy (2002) melihat opini publik dari proses
komunikasi lengkap dengan semua komponennya: komunikator, pesan,
komunikan, dan efek. Efek ini mendefinisikan bahwa opini publik merupakan
efek komunikasi dalam bentuk pernyataan yang bersifat kontrovesial dari
sejumlah orang sebagai pengekspresian sikap terhadap masalah sosial yang
menyangkut kepentingan umum. Timbulnya opini publik pada seseorang atau
11
sejumlah komunikan disebabkan ia atau mereka menerima suatu pesan dari
seorang komunikator.
Menurut Emory S. Bogardus dalam Ruslan (2008), berpendapat dalam
praktiknya terdapat beberapa macam tentang opini publik, antara lain:
a. Opini personal (personal opinion)
Opini berdasarkan penafsiran individu atau setiap orang akan berbeda
pandanganya terhadap suatu masalah.
b. Opini pribadi (private opinion)
Opini merupakan landasan bagi opini personal, karena merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari opini pribadi.
c. Opini kelompok (group opinion)
Opini kelompok ini dibagi menjadi opini minoritas dan opini mayoritas. Opini
kelompok ini sangat dekat dengan opini publik.
d. Opini koalisi (coalition opinion)
Opini ini adalah penggabung dari beberapa kelompok opini minoritas dan
menjadi opini mayoritas. Penggabungan opini ini dinamakan opini koalisi.
e. Opini konsesus (concensus opinion)
Opini ini melalui suatu proses perundingan untuk mencapai kesepakatan
bersama (konsesus) dan merupakan opini terbentuk opini mayoritas
berdasarkan kesepakatan bersama (deadling).
f. Opini umum (general opinion)
Bentuk opini ini bersifat pendapat umum yang berakar dari nilai-nilai yang
berkembang dan berlaku di masyarakat atau kelompok tertentu berdasarkan
adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, dan norma-norma yang dianut oleh
masyarakat tertentu.
2.3.2. Pembentukan dan Metode Mempengaruhi Opini Publik
Rumanti (2002) mengungkapkan bahwa metode dan teknik yang
digunakan untuk pembentukan opini publik harus memperhatikan: (1) siapa
kelompok publiknya, (2) tujuannya apa, (3) kapan harus dicapai, (4) mengapa itu
dilaksanakan, (5) media apa yang tepat, (6) apa yang harus dicapai, (7) apa
12
sekiranya yang harus dicapai, (8) siapa yang harus melaksanakan, dan (9) evaluasi
masing-masing kegiatan dan keseluruhan. Selain itu, dalam penyampaian
informasi kepada publik harus adanya kepercayaan, sikap semakin terbuka, jujur,
objektif, dan transparan akan mudah menyampaikan dan terciptanya opini publik
yang berkualitas.
Faktor-faktor yang membentuk opini publik, yaitu dipengaruhinya oleh
komponen affect (perasaan atau emosi), behaviour (tingkah laku), dan cognition
(pengertian atau nalar). Ketiga komponen tersebut ditentukan oleh faktor
penentu, seperti latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang
dianut, dan berita yang bercabang (D. W. Rajecki dalam Ruslan, 2008). Menurut
Rumanti (2002), dalam menciptakan opini publik, bentuk dan isi pesan perlu
disesuaikan dengan kelompok publik yang dituju, sesuai dengan tingkatan
mereka.
2.4. Aktivitas Perusahaan dan Dampaknya
Industri merupakan salah satu kegiatan yang dapat membawa pengaruh
positif seperti peningkatan bagi kemakmuran seseorang. Namun, selain itu
industri pun dapat memberikan pengaruh yang negatif, salah satunya adalah
menyebabkan kerusakan lingkungan. Menurut Kristanto (2004), aktivitas industri
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Industri dasar atau hulu
Industri hulu memiliki sifat sebagai berikut: padat modal, berskala besar,
menggunakan teknologi maju dan teruji. Lokasinya selalu dipilih dekat dengan
bahan baku yang mempunyai sumber energi sendiri sehingga industri hulu
membutuhkan perencanaan yang matang beserta tahapan pembangunannya,
mulai dari perencanaan sampai operasional. Selain itu, dibutuhkan penggaturan
tata ruang, rencana pemukiman, pengembangan kehidupan perekonomian,
perusakan lingkungan, dan lain-lain. Pembangunan industri ini dapat
mengakibatkan perubahan lingkungan, baik dari aspek sosial-ekonomi, budaya,
dan pencemaran.
13
b. Industri hilir
Industri hilir merupakan perpanjangan proses industri hulu. Industri jenis ini
memiliki ciri sebagai berikut: mengolah bahan setengah jadi menjadi barang
jadi, lokasinya selalu diusahakan dekat dengan pasar, menggunakan teknologi
madya dan teruji, serta padat karya.
c. Industri kecil
Industri kecil banyak berkembang di pedesaan dan perkotaan, memiliki
peralatan yang sederhana, sistem pengolahaannya sederhana, dan tata letak
pabrik maupun pengolahan limbah belum mendapat perhatian.
Aktivitas pertambangan yang termasuk dalam industri dasar atau hulu
banyak dilakukan di negara-negara dunia ketiga, hal ini dimotivasi untuk
memperoleh devisa yang tinggi sehingga menyebabkan dampak sosial yang
muncul dari kegiatan pertambangan seringkali kurang mendapat perhatian.
Conyers (1994) dalam Hadi (2001) mengemukakan empat masalah yang timbul
dalam kegiatan eksploitasi tembaga di pertambangan Bougainville Papua New
Guinea, yaitu (1) masalah pengambilalihan dan perubahan peruntukan tanah, (2)
masalah lingkungan berupa timbulnya polusi dan limbah pertambangan, (3)
masalah sosial yang akibat munculnya kota pertambangan, (4) masalah datangnya
pendatang dari daerah dan negara lain untuk bekerja di pertambangan.
Pertambangan yang dilakukan di Bougainville Papua New Guinea telah
membawa implikasi sosial yang dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan
pertambangan. Kegiatan pertambangan membuka kesempatan kerja dan peluang
usaha bagi masyarakat sekitar, namun juga terdapat potensi konflik sosial akibat
kegiatan pertambangan, baik konflik antar anggota komunitas setempat maupun
konflik antara anggota komunitas setempat dengan pendatang. Konflik antar
anggota komunitas disebabkan karena adanya persaingan akses ke perusahaan,
sedangkan hal-hal yang menimbulkan konflik antara anggota komunitas setempat
dengan pendatang menyangkut masalah-masalah: (1) persaingan mendatangkan
pekerjaan di pertambangan, (2) masalah kepemilikan tanah dan rendahnya harga
pembebasan tanah, (3) masalah kerawanan sosial akibat masuk pendatang seperti
munculnya prostitusi dan perjudian, meningkatnya harga kebutuhan pokok, (4)
14
masalah lingkungan hidup berupa polusi dan menurunnya ketersediaan dan
kualitas air.
2.5. Strategi Perusahaan dalam Pembentukan Opini Publik Mengenai
Aktivitas Perusahaan
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam pembentukan opini
publik yang positif dapat dilakukan melalui strategi komunikasi dan strategi
program. Strategi komunikasi, diidentifikasikan dari penerapan pola komunikasi
dan penggunaan metode komunikasi sedangkan strategi program komunikasi
diidentifikasikan dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
2.5.1. Pola Komunikasi Perusahaan
Salah satu komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap
masyarakat, yaitu menggunakan komunikasi publik. Komunikasi publik adalah
pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau luar
organisasi, secara tatap muka atau melalui media (Muhammad, 2009). Menurut
Muhammad (2009), tujuan umum dari komunikasi publik adalah untuk
memberikan informasi kepada sejumlah orang mengenai organisasinya misalnya
mengenai aktivitas-aktivitas organisasi dan hasil produksi organisasi. Selain itu,
komunikasi publik bertujuan untuk menjalin hubungan antara organisasi dengan
masyarakat diluar organisasi. Komunikasi publik pun dapat digunakan untuk
memberikan hiburan kepada sejumlah orang seperti menceritakan pengalaman
yang menyenangkan kepada orang banyak.
Komunikasi publik perusahaan dilakukan oleh bagian Hubungan
Masyarakat (Humas) atau Public Relations (PR). Peranan PR ini sangat penting
untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar perusahaan.
Kebanyakan organisasi telah banyak menyadari pentingnya komunikasi publik
dan telah memiliki program-program khusus untuk menjalin hubungan dengan
masyarakat sekitar. Hal ini dimaksudkan pada saat melakukan interaksi baik
dalam program maupun luar program perusahaan, pemberian informasi kepada
publik bertujuan untuk mengubah sikap publik terhadap informasi yang diberikan,
misalnya bertambah kepercayaan orang atau kesan baik terhadap perusahaan
tersebut (Muhammad, 2009).
15
Menurut Wilson, et. al. (1986) dalam Febrianty (2006), terdapat empat
model komunikasi yang digunakan dalam komunikasi publik, yaitu:
a.
Model publisitas: menekankan pola pesan satu arah dari sumber kepada
publik tanpa perlu memperhatikan kebenaran informasi yang disampaikan.
b.
Model informasi: bersifat satu arah, namun telah mementingkan kebenaran
informasi. Model informasi memandang publik sebagai sasaran yang rasional,
jika diberi informasi yang cukup akan mendatangkan keputusan benar
terhadap suatu isu. Komunikasi publik bertugas menyediakan informasi yang
lengkap dan akurat berdasarkan fakta yang ada.
c.
Model asimetris dua arah: model ini telah bersifat dua arah dengan mencoba
menangkap umpan balik dari publik. Pada model ini memandang penting
untuk mengetahui posisi publik pada isu. Penyampaian pesan memakai
prinsip persuasi dalam upaya memperoleh dukungan publik.
d.
Model ko-orientasi: model ini tidak hanya mengubah orientasi publik
terhadap perusahaan, tetapi juga menggambarkan bahwa perusahaan dan
publiknya bersama-sama menyesuaikan persepsi tentang suatu ide atau sikap.
2.5.2. Penggunaan Metode Komunikasi
Pemberian informasi kepada publik melalui komunikasi publik yang
diterapkan oleh suatu organisasi dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui
media massa. Komunikasi publik secara tatap muka dapat dilakukan dengan
presentasi. Presentasi ini dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu yang bersifat
informasi dan mencari komitmen (Muhammad, 2009). Menurut Ruslan (2008),
metode komunikasi melalui media massa yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi secara luas kepada publik sasarannya, dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a.
Media cetak yang bersifat komersial, misalnya surat kabar harian, tabloid,
majalah berita atau hiburan yang terbitnya secara berkala mingguan dan
bulanan, tersebar luas dan dibaca oleh masyarakat umum.
b.
Media elektronik, seperti stasiun televisi dan radio baik milik pemerintah
maupun swasta. Media elektronik ini mempunyai pendengar atau pemirsa
dalam jumlah besar dan tersebar secara luas.
16
2.5.3. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Menurut Wibisono (2007), mendefinisikan tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) sebagai tanggung jawab
perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis, meminimalkan
dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang mencakup aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan (triple bottom line) dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan berkelanjutan. CSR merupakan fungsi yang sangat penting
dalam mengembangkan lingkungan sosial perusahaan sehingga perkembangan
masyarakat akan seiring dengan perkembangan perusahaan. Selain itu, tidak akan
terjdinya ketimpangan antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Idealnya
CSR ini harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam kebijakan perusahaan yang
merupakan investasi masa depan perusahaan bukan sekedar dianggap biaya sosial
(Ambadar, 2008).
Tiga kategori bentuk tanggung jawab sosial perusahaan menurut Rudito
(2007) sebagaimana dikutip oleh Herlin (2008) dalam Rahmanita (2010), yaitu:
a.
Public Relations: usaha untuk menanamkan persepsi positif kepada
komunitas tentang kegiatan yang diadakan oleh perusahaan. Usaha ini lebih
mengarah pada menjalin hubungan baik antara perusahaan dengan komunitas.
Kegiatan ini biasanya dilakukan berbentuk kampanye yang sama sekali tidak
terkait dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
b.
Strategi defensif: usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk
menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah tertanam terhadap
kegiatan perusahaan, karyawannya dan biasanya untuk melawan serangan
negatif dari anggapan komunitas atau komentar yang sudah terlanjur
berkembang atau bertolak belakang dengan persepsi-persepsi yang ada di
komunitas pada umumnya.
c.
Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benar-benar
berasal dari visi perusahaan dengan melakukan program untuk kebutuhan
komunitas atau komunitas yang berada di sekitar perusahaan atau kegiatan
perusahaan yang berbeda dari hasil perusahaan itu sendiri. Kegiatan
perusahaan dalam konteks ini adalah tidak sama sekali mengambil suatu
17
keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk menanamkan kesan baik
terhadap komunitas berkaitan dengan kegiatan perusahaan.
Philip Kotler dan Nancy Lee dalam Corperate Social Responbility Doing
The Most Good For Your Company and Your Cause (2005) sebagaimana dikutip
Ambadar (2008), menjelaskan bahwa perusahaan secara praktis memaksimalkan
tingkat pengembangan investasi melalui sejumlah kegiatan yang berdampak
positif bagi masyarakat dan lingkungannya. Hal ini ditujukkan sebagai salah satu
bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menerapkan strategi perusahaan. Namun berbeda komunikasi yang diterapkan,
komunikasi CSR bukan suatu produk yang berwujud dan segera menunjukkan
hasilnya, sehingga strategi komunikasi lebih rumit dan ditunjukkan untuk bisa
menyentuh sisi afektif sasaran khalayak daripada sisi kognitif mereka.
Implementasi CSR yang dilakukan oleh perusahaan sebagai salah satu
bentuk strategi yang dilakukan oleh perusahaan memiliki tiga alasan penting
untuk merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial, yaitu: 1)
perusahaan adalah bagian dari masyarakat oleh karena itu wajar jika perusahaan
mementingkan kepentingan masyarakat. Kegiatan ini sebagai kompensasi atau
umpan balik atas penguasaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi oleh
perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploratif, 2) kalangan bisnis dan
masyarakat sebaikanya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme
sehingga terciptanya hubungan yang harmonis diantara keduanya, 3) tanggung
jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam bahkan menghindari
konflik sosial. Potensi konflik ini bisa terjadi akibat dampak operasional
perusahaan atau akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara
masyarakat dan komponen perusahaan (Wibisono, 2007).
Manfaat implementasi CSR bagi perusahaan dikemukakan oleh Wibisono
(2007) adalah: 1) mempertahankan atau mendongkrak reputasi dan citra
perusahaan, 2) mendapatkan lisensi sosial dari masyarakat sekitar perusahaan
untuk terus dapat beroperasi, 3) mereduksi risiko bisnis perusahaan melalui
adanya hubungan yang harmonis dengan para stakeholders perusahaan, 4)
melebarkan akses terhadap sumber daya, 5) membentangkan akses menuju
market, 6) mereduksi biaya, misal dengan upaya mengurangi limbah melalui daur
18
ulang ke dalam siklus produksi, 7) memperbaiki hubungan dengan stakeholders,
8) memperbaiki hubungan dengan regulator, 9) meningkatkan semangat dan
produktivitas karyawan, 10) peluang mendapatkan penghargaan.
Berdasarkan konsep tentang keterlibatan masyarakat dan perusahaan
dalam implementasi program CSR, terdapat manfaat bagi perusahaan dan
masyarakat (Rogovsky, 2000 seperti yang dikutip Wibisono, 2007). Manfaat bagi
perusahaan: (1) reputasi dan citra yang lebih baik, (2) lisensi untuk beroperasi
secara sosial, (3) bisa memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja lokal, (4)
keamanan yang lebih besar, (5) infrakstruktur dan lingkungan sosial ekonomi
yang lebih baik, (6) menarik dan menjaga personal yang kompeten untuk
memiliki komitmen yang tinggi, (7) menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa
dan mungkin pelanggan lokal yang bermutu, dan (8) laboratorium pembelajaran
untuk inovasi organisasi. Manfaat implementasi CSR bagi masyarakat: (1)
peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan pendanaan,
(2) pendanaan investasi masyarakat, pengembangan infrastruktur, (3) keahlian
komersial, (4) kompetisi teknis dan personal individual pekerjaan yang terlibat,
dan (5) representatif bisnis sebagai jurus promosi bagi prakarsa-prakarsa
masyarakat.
2.6. Kerangka Pemikiran
Aktivitas perusahaan dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif
terhadap masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Melihat hal tersebut,
maka perusahaan akan meminimalkan dampak negatif yang akan muncul dan
memaksimalkan dampak positif yang akan terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Cara yang akan dilakukan oleh perusahaan adalah dengan merancang dan
menerapkan strategi yang akan dilaksanakan untuk mengatasi hal tersebut.
Strategi yang dilakukan oleh perusahaan, salah satunya melalui penerapan pola
komunikasi yang tepat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat,
penggunaan metode komunikasi yang sesuai dengan sasaran, dan penerapan
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Strategi tersebut dipilih untuk
menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dan masyarakat serta
terjalinnya komunikasi yang efektif antara perusahaan dengan masyarakat
sehingga akan terbentuknya opini publik terhadap keberadaan perusahaan dan
19
tanggung jawab sosial perusahaan dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Komunikasi yang efektif ini dilihat dari pemahaman masyarakat mengenai
keberadaan perusahaan dan keberadaan kegiatan tanaman jarak pagar.
Keefektivan komunikasi yang diduga akan terbentuknya opini publik ini
diduga pula berhubungan dengan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal yang diduga berhubungan dengan efektivitas komunikasi, yaitu faktor
individu komunikan yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
motivasi. Faktor eksternal yang diduga berhubungan dengan efektivitas
komunikasi, yaitu faktor lingkungan yang meliputi jarak tempat tinggal dengan
aktivitas
perusahaan,
dampak
aktivitas
perusahaan,
keterlibatan
dengan
perusahaan, keterlibatan proses komunikasi, dan keterdedahan komunikasi. Secara
sistematis, hubungan antar faktor tersebut disajikan pada gambar 1.
20
Strategi PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk.
• Penerapan Pola Komunikasi
• Penggunaan Metode Komunikasi
• Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan
Faktor Individu
Komunikan
• Usia
• Jenis kelamin
• Tingkat
pendidikan
• Motivasi
Efektivitas
Komunikasi
PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
• Pemahaman
Opini
Publik
Tentang
PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
• Opini publik tentang keberadaan
perusahaan (sosial, ekonomi, dan
lingkungan)
• Opini publik tentang kegiatan
proyek tanaman jarak pagar (sosial,
ekonomi, dan lingkungan)
Faktor
Lingkungan
• Jarak dengan
aktivitas
perusahaan
• Dampak
aktivitas
perusahaan
(sosial,
ekonomi, dan
lingkungan)
• Keterlibatan
dengan
perusahaan
• Keterlibatan
proses
komunikasi
• Keterdedahan
komunikasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Efektivitas Komunikasi dengan Opini Publik
Tentang PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Keterangan :
: berhubungan
2.7. Hipotesa Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesa uji yang diajukan dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Terdapat hubungan signifikan antara faktor individu komunikan dengan
efektivitas komunikasi.
21
2. Terdapat hubungan signifikan antara faktor lingkungan dengan efektivitas
komunikasi.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara efektivitas komunikasi dengan
opini publik.
2.8. Definisi Konseptual
Definisi konseptual yang terdapat dalam penelitian ini mencakup variabel
yang dianalisis secara kualitatif, yaitu:
Strategi komunikasi: suatu perencanaan yang dilakukan dalam mencapai tujuan
agar informasi yang disampaikan tepat pada sasarannya. Strategi komunikasi yang
dilakukan ini meliputi penerapan pola komunikasi, penggunaan metode
komunikasi, dan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
i. Penerapan pola komunikasi: bentuk penyampaian pesan yang dilakukan oleh
perusahaan terhadap masyarakat, yang dapat dikategorikan menjadi model
publisitas, model informasi publik, model komunikasi asimetris dua arah, dan
model ko-orientasi.
ii. Penggunaan metode komunikasi: cara yang dilakukan oleh perusahaan
dalam menyampaikan pesan terhadap masyarakat, yang dapat dikategorikan
menjadi pertemuan tatap muka, pemilihan petugas lapang yang kompeten, dan
penggunaan media.
iii. Kegiatan tanggung jawab perusahaan: wujud dari kepedulian perusahaan
terhadap masyarakat akibat aktivitas perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif yang timbul dan memaksimalkan dampak positif yang muncul. Bentuk
tanggung jawab sosial perusahaan dapat dibedakan menjadi public relations,
strategi defensif, dan keinginan tulus perusahaan.
2.9. Definisi Operasional
Untuk kepentingan penelitian ini dirumuskan sejumlah definisi operasional
dianalisis secara kuantitatif, sebagai berikut:
a. Faktor individu komunikan: ciri yang melekat pada diri seorang komunikan
diantaranya meliputi:
22
i. Usia adalah umur responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai
dilakukannya penelitian ini. Pengukuran dinyatakan dalam tahun dengan
(1) kategori masa muda awal (20-30 tahun), (2) kategori pertengahan (3050 tahun), (3) kategori tua (> 50 tahun) (Havighurst, 1950 dalam
Mugniesyah, 2006).
ii. Jenis kelamin adalah identitas seksual yang melekat pada diri seseorang,
dikategorikan dalam (1) laki-laki dan (2) perempuan.
iii. Tingkat pendidikan adalah pendidikan terakhir yang dilaksanakan oleh
responden. Tingkat pendidikan dikategorikan dalam (1) Tamat SD (2)
Tamat SLTP (3) Tamat SMA (4) Tamat Perguruan Tinggi.
iv. Motivasi adalah sejumlah alasan dan tujuan yang diinginkan oleh
responden terhadap kaitannya dengan perusahaan. Pada variabel ini akan
digunakan dua pilihan jawaban, yaitu (1) ya, akan diberi skor 1, (2) tidak,
akan diberi skor 0. Responden digolongkan menjadi dua kategori, yaitu
motivasi tinggi jika memiliki skor 5 sedangkan motivasi rendah jika
memiliki skor 0-4.
b. Faktor lingkungan: hal-hal atau ciri yang berasal dari luar diri seseorang
sehingga dapat mempengaruhinya, diantaranya meliputi:
i.
Jarak dengan kegiatan perusahaan adalah jarak tempat tinggal
responden dari jarak aman tempat kegiatan perusahaan, yaitu proses
penambangan. Selain itu, jarak tempat tinggal responden dari kegiatan
proyek tanaman jarak pagar yang dapat mempengaruhi responden dalam
merasakan dampak yang ditimbulkan. Variabel ini diukur dengan
mengetahui jarak antara tempat tinggal responden dengan kegiatan
perusahaan dan proyek tanaman jarak pagar yang dinyatakan dalam
kilometer. Jarak tempat tinggal tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu
“jauh” dan “dekat”. Jarak yang termasuk dalam kategori “dekat” jika
tempat tinggal responden ≤ 3 km dan termasuk dalam kategori “jauh” jika
tempat tinggal responden > 3 km.
ii.
Dampak aktivitas perusahaan adalah dampak yang timbul akibat
aktivitas keberadaan perusahaan yang dirasakan oleh responden dari aspek
23
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Variabel ini diukur dengan memberikan
pilihan pertanyaan dengan pilihan (1) ya dengan skor 1, (2) tidak dengan
skor 0, kepada responden mengenai dampak-dampak yang dirasakannya
dan digolongkan menjadi:
(1) Dampak rendah, jika skor 1-5
(2) Dampak tinggi, jika skor 6-9
iii. Keterlibatan dengan perusahaan adalah keterlibatan responden dalam
hal aktivitas perusahaan atau tidak. Variabel ini diukur dengan
memberikan pilihan terkait dengan keterlibatan masyarakat dengan
perusahaan. Jika memiliki keterlibatan dengan perusahaan maka diberikan
skor 2 dan jka tidak memiliki keterlibatan dengan perusahaan maka
diberikan skor 1. Variabel ini dikategorikan menjadi dua, yaitu terlibat
dengan perusahaan dan tidak terlibat dengan perusahaan.
iv. Keterlibatan proses komunikasi adalah keikutsertaan responden dalam
melakukan pertukaran informasi antara perusahaan dengan responden
berdasarkan intensitas pertemuan, frekuensi pertemuan, dan kualitas
pertemuan. Variabel ini diukur dengan memberikan pilihan kepada
responden mengenai proses komunikasi yang dilakukan antara perusahaan
dengan masyarakat menggunakan skala likert berskala empat terhadap
sebuah pertanyaan. Skala likert tersebut mencakup pilihan: (1) selalu
dengan skor 4, (2) sering dengan skor 3, (3) jarang dengan skor 2, (4) tidak
pernah dengan skor 1. Responden digolongkan menjadi dua, yaitu
keterlibatan proses komunikasi tinggi jika memiliki skor 13-27 sedangkan
keterlibatan proses komunikasi rendah jika memiliki skor 2-12.
v. Keterdedahan komunikasi adalah aktivitas komunikasi responden
terhadap komunikasi perusahaan, meliputi kegiatan penerimaan informasi,
pencariaan informasi, dan penyampaian umpan balik. Variabel ini diukur
dengan mengetahui aktivitas penerimaan informasi, pencarian informasi,
dan penyampaian umpan balik dengan menggunakan skala likert berskala
empat terhadap sebuah pertanyaan. Skala likert tersebut mencakup pilihan
: (1) selalu dengan skor 4, (2) sering dengan skor 3, (3) jarang dengan skor
24
2, (4) tidak pernah dengan skor 1. Responden dikategorikan menjadi dua,
yaitu terdedah apabila memiliki skor 5-12 dan tidak terdedah apabila
memiliki skor 3-4.
c. Efektivitas komunikasi adalah terjadinya pemahaman dan pengaruh pada
sikap masyarakat terhadap pesan yang disampaikan oleh pihak perusahaan
sehingga terbentuknya kesamaan makna antara perusahaan dengan masyarakat.
Variabel dalam efektivitas komunikasi yang diukur adalah pemahaman
responden terhadap keberadaan perusahaan dan keberadaan kegiataan tanaman
jarak pagar.
Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas informasi yang diperoleh
responden terhadap keberadaan perusahaan dan keberadaan proyek tanaman
jarak pagar. Pada variabel ini diukur dengan memberikan jawaban pilihan,
yaitu (1) sangat setuju (SS) dengan skor 4, (2) setuju (S) dengan skor 3, (3)
tidak setuju (TS) dengan skor 2, (4) sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.
Responden digolongkan menjadi dua kategori, yaitu responden yang memiliki
pemahaman tinggi apabila memiliki skor 28-40 dan responden yang memiliki
pemahaman rendah apabila memiliki skor 10-27.
d. Opini publik ini merupakan suatu pendapat, gagasan, ataupun ide-ide yang
dikeluarkan oleh responden mengenai suatu persoalan yang muncul. Opini
publik ini diukur berdasarkan pengetahuan dan pengalaman responden
terhadap keberadaan perusahaan dan keberadaan kegiatan tanaman jarak pagar.
Pengukuran opini publik ini dilakukan dengan menggunakan skala likert
berskala empat terhadap sebuah pernyataan. Skala likert tersebut mencakup
pilihan: (1) sangat setuju (SS) dengan skor 4, (2) setuju (S) dengan skor 3, (3)
tidak setuju (TS) dengan skor 2, (4) sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.
Skor total dari masing-masing variabel opini publik digolongkan menjadi dua,
yaitu “opini positif” dan “opini negatif”. Adapun obyek opini publik yang
dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
i. Opini publik terhadap keberadaan perusahaan (sosial, ekonomi, dan
lingkungan): pendapat, gagasan, ataupun ide-ide yang dikeluarkan oleh
responden terhadap keberadaan perusahaan dalam kegiatan-kegiatan yang
dilakukan perusahaan yang berada di sekitar masyarakat pada aspek sosial,
25
ekonomi, dan lingkungan. Opini publik terhadap keberadaan perusahaan
pada aspek sosial digolongkan menjadi “opini publik negatif” jika skor total
8-14 dan “opini publik positif” jika skor 15-18. Opini publik terhadap
keberadaan perusahaan pada aspek ekonomi akan digolongkan menjadi
“opini publik negatif” jika skor total 5-15 dan “opini publik positif” jika
skor
16-20. Opini publik terhadap keberadaan perusahaan pada aspek
lingkungan akan digolongkan menjadi “opini publik negatif” jika skor total
5-10 dan “opini publik positif” jika skor 11-20.
ii. Opini publik terhadap kegiatan proyek tanaman jarak pagar (sosial,
ekonomi, dan lingkungan): pendapat, gagasan, ataupun ide-ide yang
dikeluarkan oleh responden terhadap kegiatan proyek tanaman jarak pagar
yang dapat memberikan dampak pada aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Opini publik terhadap kegiatan proyek tanaman jarak pagar
yang memberikan dampak pada aspek sosial akan digolongkan menjadi
“opini publik negatif” jika skor total 5-15 dan “opini publik positif” jika
skor 16-20. Opini publik terhadap kegiatan proyek tanaman jarak pagar
yang memberikan dampak pada aspek ekonomi akan digolongkan menjadi
“opini publik negatif” jika skor total 5-13 dan “opini publik positif” jika
skor 14-20. Opini publik terhadap kegiatan proyek tanaman jarak pagar
yang memberikan dampak pada aspek lingkungan akan digolongkan
menjadi “opini publik negatif” jika skor total 5-15 dan “opini publik positif”
jika skor 16-20.
Download