Pasar Modal ASEAN Jangan Merugikan

advertisement
Pasar Modal ASEAN Jangan Merugikan
Perlu Pemetaan Kelebihan dan Kelemahan Indonesia
Rabu, 25 Maret 2009 | 05:50 WIB
Jakarta, Kompas - Integrasi pasar modal se-ASEAN yang akan diwujudkan tahun 2015 diharapkan tidak
merugikan Indonesia. Bila merugikan, lebih baik pasar modal Indonesia berdiri sendiri. Pasar modal
Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Demikian disampaikan para pelaku pasar modal Indonesia pada ”Seminar Regional Capital Market
Integration”, yang diselenggarakan Asian Development Bank bekerja sama dengan Departemen
Keuangan di Jakarta, Selasa (24/3). Selain para pelaku pasar modal Indonesia, seminar juga dihadiri
otoritas pasar modal se-ASEAN.
Menurut Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia Kahlil Rowter, integrasi pasar modal se-ASEAN
akan memberi peluang peningkatan likuiditas dan volatilitas terhadap efek-efek yang diperdagangkan di
pasar modal masing-masing negara.
Selain itu, integrasi akan memaksa pasar modal di tiap negara untuk semakin efisien, meningkatkan
standar keterbukaan informasi, monitoring pasar, sistem audit, dan hal-hal lain terkait perlindungan
investor.
Namun, kata Kahlil, jika pelaku pasar modal Indonesia tidak mampu bersaing mencapai hal itu, maka
kerugian yang akan diterima. Kerugian itu, antara lain, investor di Indonesia akan lebih memilih menjadi
nasabah perusahaan sekuritas negara lain, yang biaya transaksinya lebih, fasilitasnya fasilitas lebih baik,
atau memilih membeli saham-saham di negara lain.
Oleh karena itu, lanjut Kahlil, bila akan menjadi bagian dari integrasi pasar modal se-ASEAN, pasar
Indonesia harus membenahi diri, yaitu dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia, teknologi
informasi, infrastruktur, sistem perdagangan, dan pembenahan regulasi.
”Kalau tidak dibenahi dengan cepat dan baik, kita akan tertinggal dan mati,” tutur Kahlil.
Kaji mendalam
Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia, Abipriyadi Riyanto, menyarankan, sebelum ikut dalam
integrasi pasar modal se-ASEAN, para pelaku pasar modal Indonesia harus mengkaji berbagai hal
secara mendalam.
Dicontohkan, jika Malaysia menetapkan pajak reksa dana lebih rendah, industri reksa dana Indonesia
akan ditinggalkan investor. ”Jangan sampai pasar kita hanya menjadi santapan saja,” katanya.
Dengan jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa, Indonesia adalah pasar yang potensial bagi industri pasar
modal. Namun, pasar tersebut belum digarap dengan baik. Saat ini, investor di pasar modal Indonesia
baru sekitar 350.000 orang.
Menurut mantan Direktur Utama Bursa Efek Jakarta Mas Achmad Daniri, yang mendesak untuk segera
dilakukan oleh pasar modal Indonesia adalah meningkatkan efisiensi pasar. Ini diperlukan agar pasar
modal Indonesia siap bersaing dengan pasar modal negara lain.
Peningkatan efisiensi, kata Daniri, antara lain, menyempurnakan regulasi, meningkatkan kemampuan
pengawasan, dan meningkatkan penegakan hukum.
Selain itu, lanjut Daniri, peningkatan efisiensi juga terkait dengan penegakan tata kelola perusahaan yang
baik (good corporate governance) pada seluruh emiten dan perusahaan efek, serta meningkatkan
pengetahuan investor tentang industri pasar modal.
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany
menegaskan, pelaksanaan seminar tentang integrasi pasar modal ASEAN bukan untuk memaksa para
pelaku pasar menyetujui rencana itu.
”Seminar dilakukan untuk menampung pendapat pelaku pasar mengenai apa keuntungan dan kerugian
bagi Indonesia jika ikut bergabung dalam integrasi pasar modal ASEAN,” ujarnya.
Bersama pelaku pasar, kata Fuad, Bapepam-LK akan memetakan kelebihan dan kekurangan pasar
modal Indonesia dalam menghadapi integrasi pasar modal ASEAN tahun 2015. ”Kalau belum siap, tentu
kita enggak usah ikut dulu,” ujar dia.
Namun, lanjut Fuad, globalisasi dan regionalisasi sulit dihindari. Oleh karena itu, industri keuangan dunia
akan semakin terintegrasi, sekalipun tanpa upaya dari otoritas masing-masing negara.
”Karena itu, marilah kita lihat rencana integrasi ini sebagai tantangan untuk melakukan berbagai
perbaikan agar pasar modal kita semakin kuat dan bisa bersaing,” katanya. (REI)
Download