PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Eva Yeremia 111434008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh: Eva Yeremia 111434008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) Oleh : Eva Yeremia NIM : 111434008 Telah disetujui oleh: Pembimbing (Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si) Tanggal 15 Februari 2016 ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWICAISIM (Brassica juncea L.) Dipersiapkan dan ditulis oleh: Eva Yeremia NIM: 111434008 Telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi Program Studi Pendidikan Biologi JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 22 Februari 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Dr. M. Andi Rudhito, S.Pd ……………………… Sekretaris : Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc ...............…………… Anggota : Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si ............……………… Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ............……………… Anggota :Yoani Maria Lauda F., M.Si ……………………… Yogyakarta, 22 Februari 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan, Rohandi, Ph. D iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN “Bersyukurlah jika kau sudah di titik terendah dalam hidup, karena tidak ada pilihan lain selain menuju titik tertinggi” Kupersembahkan Karyaku yang sederhana ini dengan penuh cinta kepada: Orang Tuaku Tercinta Suami dan AnakkuTersayang Keluarga dan Saudara Sahabat Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO: “Tak perlu malu karena berbuat kesalahan, sebab kesalahan akan membuatmu lebih bijak dari sebelumnya” v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 22 Februari 2016 Penulis, (Eva Yeremia) vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Eva Yeremia NIM : 111434008 Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal : 22 Februari 2016 Yang menyatakan, Eva Yeremia vii : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) Eva Yeremia 111434008 Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brassica juncea L.) yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim. Terdapat 5 kelompok dalam penelitian ini yaitu 2 kelompok kontrol meliputi kontrol negatif yaitu dengan pemberian air dan kontrol positif dengan pemberian NPK serta 3 kelompok perlakuan MOL, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi MOL yang digunakan yaitu 1%, 5% dan 10%. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Variabel terkontrol meliputi volume cairan yang digunakan untuk penyiraman adalah 200 ml untuk setiap tanaman, waktu fermentasi, frekuensi penyiraman dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL rebung bambu 5% meningkatkan tinggi batang tanaman sawi caisim, tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun pada setiap kelompok tanaman. NPK berpengaruh terhadap berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim karena jumlahnya melebihi kebutuhan tanaman sawi sehingga menyebabkan penimbunan zat-zat yang dapat mempengaruhi berat tanaman. Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 16 terhadap tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian MOL rebung bambu terhadap tinggi batang, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim, tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap jumlah daun. Konsentrasi MOL rebung bambu yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi yaitu sebesar 5%. Kata kunci: MOL, rebung bambu, Brassica juncea L. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE INFLUENCE OF CONCENTRATIONS OF BAMBOO SHOOT LOCAL MICROORGANISMS ON THE GROWTH OF MUSTARD GREENS (Brassica juncea L.) Eva Yeremia 111434008 Sanata Dharma University This research was intended to find out the influence of concentrations of bamboo shoots’ local microorganisms (MOL) on the growth of mustard greens (Brassica juncea L.) which included the height of plant, the number of leaves, the wet weight, and the dry weight. In this research, the researcher used five groups, namely two control groups – negative control and positive control – and three treatment groups in which each treatment consisted of seven repetitions. The independent variables were the solution concentration which contained three concentration, namely 1%, 5%, and 10%. The dependent variables were the height of plant, the number of leaves, the fresh weight and the dry weight of mustard greens. The control variables included the 200 ml of liquid volume which was used in watering the mustard greens, the time, the watering frequency and the temperature. The result of this research showed that bamboo shoot local microorganism 5% increase stem height of mustard greens. However, there was no significant influence on the number of leaves in each groups of plants. NPK effect the fresh weight and the dry weight of mustard greens because the amount exceeds the needs of mustard greens that causes the accumilation of substances that can effect the weight of the plants. The calculation using SPSS 16 showed that there were several influences of bamboo shoots’ local microorganisms on the height of plant, the wet weight, and the dry weight of the mustard greens. However, there was no significant influence on the number of leaves.Based on the results, the best concentration of bamboo shoots’ local microorganisms in raising the growth of mustard greens was 5%. Key Words: local microorganism, bamboo shoot, Brassica juncea L ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)”. Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, dorongan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melindungi dan membimbing penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. 4. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi. 5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan mengajari penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi. 6. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis. x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Bapak Slamet yang dengan senang hati selalu membantu penulis dalam merawat tanaman sawi caisim di kebun Anggur. 8. Orangtuaku tercinta, Bapak Lukas Agem dan Ibu Mariani Sugai, Suamiku Libertus Hanas, anakku Julian Nathaniel Alvaro, saudara-saudaraku, dan segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat kepada penulis untuk mendukung penulis dalam menjalankan tugas studi. 9. Sahabat baikku Salma, Gloria, Emi, Henny, Claudia, Tya, Nina, Wayan, Thomas, Budin, Dyah, Fenti Kontam, Mega, Brigita dan teman-teman “Virion” Pendidikan Biologi angkatan 2011, Papa Jimmy, Mama Chyntia, Fany, Lia W, Eka, Chika, Deni, Natri, Galuh serta adik-adikku yang manis Melly, Erina, Ichy dan Lonniyang selalu bersama-sama berjuang, memberikan semangat, dukungan, waktu, perhatian selama melaksanakan studi di Pendidikan Biologi dari awal masuk perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca pada umumnya. Penulis xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................... vii ABSTRAK .................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................x DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GRAFIK .........................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1 A. LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................1 B. BATASAN PENELITIAN ................................................................4 C. RUMUSAN MASALAH ..................................................................4 D. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................5 E. MANFAAT PENELITIAN ...............................................................5 BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................7 A. SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) ................................................7 1. DESKRIPSI TANAMAN SAWI CAISIM .................................7 2. MORFOLOGI .............................................................................8 3. SYARAT TUMBUH .................................................................10 4. HAMA DAN PENYAKIT ........................................................13 B. PERTUMBUHAN ...........................................................................17 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI C. REBUNG BAMBU .........................................................................19 D. MIKROORGANISME LOKAL (MOL) REBUNG BAMBU ........21 E. PUPUK NPK ...................................................................................23 F. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN .....................................25 G. KERANGKA BERPIKIR................................................................27 H. HIPOTESIS .....................................................................................27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................29 A. JENIS PENELITIAN.......................................................................29 B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .......................................29 C. ALAT DAN BAHAN ......................................................................30 D. CARA KERJA .................................................................................31 a. PENANAMAN ..........................................................................32 b. PEMBUATAN LARUTAN MOL REBUNG BAMBU ...........32 c. PEMBUATAN KONSENTRASI MOL ....................................34 d. PEMBERIAN PERLAKUAN ...................................................35 e. PENGAMATAN .......................................................................35 E. METODE ANALISIS DATA .........................................................36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................41 1. TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ...........................41 2. JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM ..............................47 3. BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ...............................52 4. BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM ..............................59 BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN ..............................65 A. KOMPETENSI INTI .......................................................................65 B. KOMPETENSI DASAR .................................................................66 BAB VI PENUTUP ........................................................................................68 A. KESIMPULAN ...............................................................................68 B. SARAN ............................................................................................68 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................69 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL 2.1 KANDUNGAN DALAM 100 GRAM SAWI ................................................ 7 2.2 KANDUNGAN DALAM 100 GRAM REBUNG BAMBU ........................ 21 3.1 PENGUJIAN STATISTIK (a) ...................................................................... 36 3.2 PENGUJIAN STATISTIK (b) ...................................................................... 38 3.3 DATA PENELITIAN TINGGI BATANG DAN JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM .............................................................................. 40 3.4 DATA PENELITIAN BERAT BASAH DAN BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM ................................................................................................... 40 4.1 TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ........................................ 41 4.2 JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 48 4.3 BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ........................................... 52 4.4 BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 59 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR 4.1 TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ........................................ 42 4.2 JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 49 4.3 BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ........................................... 53 4.4 BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 60 xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 GAMBAR-GAMBAR ............................................................... 72 LAMPIRAN 2 HASIL UJI STATISTIK TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ............................................................................................................... 76 LAMPIRAN 3 HASIL UJI STATISTIK TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ............................................................................................................... 79 LAMPIRAN 4 HASIL UJI STATISTIK BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ............................................................................................................... 81 LAMPIRAN 5 HASIL UJI STATISTIK BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM ............................................................................................................... 84 LAMPIRAN 6 DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI CAISIM ................................................................................................... 87 LAMPIRAN 7 SUHU HARIAN YOGYAKARTA ........................................... 91 LAMPIRAN 8 SILABUS ................................................................................... 93 LAMPIRAN 9 RPP ........................................................................................... 100 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). Indonesia disebut sebagai negara agraris karena sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah melakukan aktivitas bertani. Salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan oleh para petani adalah sawi. Sawi caisim (Brassica juncea L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran yang mengandung zat-zat gizi lengkap yaitu serat, vitamin A, vitamin B, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium, zat besi, protein dan flavanoid. Dengan kandungan tersebut, sawi caisim memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan berkhasiat untuk mencegah kanker, hipertensi, penyakit jantung, membantu kesehatan sistem pencernaan, mencegah dan mengobati penyakit pelagra, serta menghindarkan ibu hamil dari anemia ( Cahyono, 2003). Begitu banyak manfaat yang terkandung pada sawi caisim terutama kandungan berbagai macam vitamin dan flavanoidnya sehingga membuat masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi sawi caisim organik. Sawi caisim organik dapat diperoleh melalui penggunaan pupuk alami dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Teknologi dengan kearifan lokal adalah memanfaatkan mikroorganisme yang banyak terdapat pada tanaman atau produk pertanian itu sendiri. 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Mikroorganisme dikelola sehingga menjadi faktor penyeimbang dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroorganisme dapat bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Teknologi tersebut dikembangkan untuk menunjang pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan penggunaan pupuk kimia dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan pangan yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk dikonsumsi. Pemanfaatan bahan lokal sebagai teknologi terapan dan ramah lingkungan akan mampu meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan lingkungan hidup yang baik. Rebung bambu merupakan tunas muda yang berasal dari tanaman bambu. Tunas muda ini biasanya tumbuh di antara batang-batang bambu yang sudah dewasa dengan warna kulit yang hitam pekat dan memiliki bulu-bulu halus yang gatal. Masyarakat pada umumnya menggunakan rebung bambu sebagai sayuran karena rasanya yang enak dan ekonomis karena mudah didapat dan mudah tumbuh di mana saja. Tetapi rebung bambu ternyata dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal (MOL). MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan dan sebagai agen pengendali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 hama dan penyakit tanaman, sehingga larutan MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat dengan sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seoerti bonggol pisang, rebung bambu, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain. Bahan utama dalam pembuatan larutan MOL terdiri dari 3 jenis komponen, antara lain: karbohidrat yang berasal dari cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang dan gandum; glukosa yang berasal dari cairan gula merah, cairan gula pasir, air kelapa/nira dan; sumber bakteri yang berasal dari keong mas, buah-buahan misalnya tomat, pepaya dan kotoran hewan (Purwasasmita, 2009 dalam Anonim, 2011). Menurut Maspari (2012), larutan MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu larutan MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Jika dilihat dari kandungannya, larutan MOL rebung bambu bisa digunakan sebagai perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif. Sehingga dalam penerapannya diharapkan bahwa larutan MOL rebung bambu memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 B. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya dikhususkan pada pengaruh konsentrasi larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim yaitu tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim. Tanaman sawi caisim yang digunakan dalam setiap perlakuan berjumlah 7 tanaman dengan 3 tanaman sebagai cadangan. Rebung bambu yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat yaitu rebung bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata). Terdapat 5 kelompok dalam penelitian ini yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan dengan pemberian larutan MOL dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10% dan 2 kelompok kontrol yaitu pemberian air sebagai kontrol negatif dan pemberian NPK sebagai kontrol positif. Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan yang dimulai dari bulan Oktober samapi November 2015. Penelitin ini dilakukan di Kebun Anggur, Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Variabel pertumbuhan yang diukur meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim. C. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 2. Pada konsentrasi larutan MOL rebung bambu berapakah yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim? D. Tujuan Penelitian Terkait dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. 2. Mengetahui konsentrasi MOL rebung bambu yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Manfaat penelitin ini bagi peneliti yaitu sebagai penambah wawasan peneliti terkait dengan pemanfaat rebung bambu sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal (MOL). 2. Bagi Dunia Pendidikan Manfaat penelitin ini bagi dunia pendidikan yaitu: a. Sebagai bahan bacaan bagi para guru untuk dapat dijadikan sebagai panduan praktikum terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan b. Memberi pembelajarann kepada siswa terkait dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan untuk kelas XII. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Petani a. Mengurangi pemakaian pupuk kimia oleh para petani. b. Memberikan cara pembuatan pupuk yang murah dan cepat dengan menggunakan rebung bambu. c. Mengurangi pengeluaran biaya bagi petani. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sawi Caisim (Brassica juncea L.) 1. Deskripsi Tanaman Sawi Caisim Menurut Sunarjono (2004), sawi merupakan tanaman semusim berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Berdaun bulat panjang serta berbulu halus, urat daun utama lebar dan berwarna putih. Daun caisim bila dimasak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh kemudian. Susunan dan warna bunga seperti kubis. Tanaman sawi umumnya dibudidayakan di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Kandungan sawi antara lain Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C, Karbohidrat, Fe, Ca, P, Protein dan serat (Prasetio, 2013). Menurut Zulkarnain (2013), dalam 100 gram daun sawi terkandung: Tabel 2.1 Kandungan dalam 100 gram Sawi Kandungan Jumlah Vitamin A 4,468 IU Vitamin C 45 mg Natrium 65 mg Kalsium 105 mg Kalium 252 mg Besi 0,80 mg Magnesium 19 mg Fosfor 37 mg Mangan 0,159 mg 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu sawi putih atau sawi jabung, sawi hijau dan sawi huma. Sawi putih (B. Juncea L. Var. Rugosa Roxb. dan Prain) memiliki batang pendek, tegap dan berdaun lebar berwarna hijau tua, tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijau atau caisim varietas tosakan memiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna hijau keputih-putihan serta rasanya agak pahit, sedangkan sawi huma memiliki ciri batang kecil-panjang dan langsing, daun panjang-sempit berwarna hijau keputih-putihan serta tangkai daun panjang dan bersayap (Rukmana, 2007). Klasifikasi tanaman sawi menurut Haryanto, dkk (2002) adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rhoeadales (Brassicales) Famili : Cruciferae (Brassicaceae) Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea L. 2. Morfologi Karakteristik morfologi tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat. Berikut adalah morfologi tanaman sawi. 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 1. Akar Sistem perakaran caisim memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar ini berfungsi antara lain menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003). 2. Batang Tanaman caisim memiliki batang (caulis) yang pendek dan beruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang berdirinya daun. Caisim umumnya berdaun dengan struktur daun halus, tidak berbulu. Daun caisim membentuk seperti sayap dan bertangkai panjang yang berbentuk pipih (Rahmat, 2007) 3. Daun Menurut Sunarjono (2004), daun tanaman sawi berbentuk bulat dan lonjong, lebar dan sempit, ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua. Daun memiliki tangkai daun panjang dan pendek, sempit atau lebar berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat dan halus. Pelepah daun tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih muda tetapi tetap membuka. Daun sawi caisim memiliki tulang-tulang duan yang menyirip dan bercabang-cabang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 4. Bunga Struktur bunga caisim tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002). 5. Buah dan Biji Buah caisim termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji (Rukmana, 2007). Biji caisim berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman. Biji caisim berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannnya licin mengkilap, agak keras dan berwarna coklat kehitaman (Cahyono, 2003). 3. Syarat Tumbuh Sawi caisim dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Akan tetapi, pada umumnya tanaman sawi caisim dibudidayakan di dataran rendah, seperti di pekarangan, di ladang dan lain-lain. Sawi caisim termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga dapat ditanam sepanjang tahun asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Menurut Zulkarnain (2013), untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi dan berkualitas, sawi hendaknya dibudidayakan di lingkungan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 cocok dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu faktor ekologi yang meliputi tanah dan iklim di mana sawi dibudidayakan perlu mendapatkan perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal. a) Tanah Pada umumnya, sawi dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 5-1200 mdpl. Tanaman ini memiliki toleransi yang baik terhadap lingkungan, baik terhadap suhu lingkungan yang tinggi maupun terhadap suhu lingkungan yang rendah. Akan tetapi, kebanyakan daerah penghasil sawi berada di ketinggian 100-500 mdpl. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus dan drainase baik (Haryanto dkk, 2002). b) pH Menurut Haryanto dkk (2002), sawi menghendaki tanah yang subur, gembur, berhumus dan memiliki drainase baik. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) antara 6-7. Pada tanah asam (pH < 6) dianjurkan untuk melakukan pengapuran, guna menurunkan keasaman atau menaikan pH tanah. Takaran baik kapur maupun pupuk organik yang diberikan sangat tergantung pH awal tanah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengukur pH tanah sebelum penanaman sawi dilaksanakan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 c) Iklim Menurut Rukmana (2007), sawi menghendaki keadaan udara yang dingin dengan suhu malam 15,60 C dang siang harinya 21,10 C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam perhari. Suhu di atas 240 C dapat menyebabkan tepi daun terbakar, sedangkan suhu 130 C yang terlalu lama dapat menyebabkan tanaman memasuki fase pertumbuhan reproduktif yang terlalu dini. Pembungaan pada sawi bukan hanya sensitif terhadap suhu rendah melainkan juga terhadap perubahan intensitas cahaya sebanyak 16 jam per hari selama sebulan, dapat menyebabkan terbentuknya bunga di sejumlah kultivar. Sebaliknya, perubahan intensitas cahaya yang singkat disentai suhu tinggi, dapat menyebabkan tanaman tumbuh pada fase vegetatif. Di daerah tropis dan subtropis, sawi kebanyakan dibudidayakan di dataran rendah. Penanaman pada musim kemarau perlu diiringi oleh penyiraman yang teratur agar tanaman tidak kekeringan. Sebaliknya, penanaman pada musim penghujan perlu disertai oleh pengaturan drainase yang baik, agar air tidak menggenang di sektitar tanaman dan serangan ulat daun dapat diatasi. Meskipun demikian, waktu tanaman yang dianjurkan adalah akhir musim hujan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 4. Hama dan Penyakit Tumbuhan dapat mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri atau jamur). Menurut Rahmawati (2012), hewan dapat disebut hama karena dapat mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi merusak tumbuhan dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh sebab itu, tumbuhan yang terserang penyakit umumnya bagian tubuhnya utuh akan tetapi aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian (Rahmawati, 2012). Menurut Prasetio (2013), hama dan penyakit merupakan kendala utama bercocok tanam. Hama maupun penyakit harus ditanggulangi dengan cepat agar terhindar dari gagal panen. Organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis) dan lalat penggerek daun (Lyriomiza sp.). berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditumbulkan, maka peringkat organisme pengganggu tesebut yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. Binotalis. Hama P. vitata merupakan hama utama dan hama P. xylostella PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hama C. Binotalis perlu diwaspadai keberadaannya (Mukasan dkk, 2005). Berikut merupakan hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman sawi. a. Hama Menurut Rahmawati (2012), hama yang sering menyerang tanaman sawi: 1) Jangkrik Hama ini menyerang daun, membuat daun menjadi berlubanglubang sehingga mengganggu perkembangan dan pertumbuhan caisim. - Indikasi: daun berlubang-lubang, jika serangan terus berlanjut maka daun akan habis. - Pengendalian: lakukan penyemprotan dengan insektisida organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih dan minyak sereh. 2) Burung Hama ini menyerang benih sawi caisim yang baru mulai berkecambah. - Indikasi: seluruh benih sawi caisim habis dimakan burung - Pengendalian: tutup benih menggunakan daun pisang atau plastik saat petang, saat pagi dibuka agar mendapat sinar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 matahari yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi. 3) Kutu Daun Hama kutu ini menyerang daun, membuat daun menjadi layu dan mengering. - Indikasi: tanaman layu kemudian mengering dan banyak terdapat kutu pada daun. - Pengendalian: petik daun yang terserang hama, kemudian diberi pestisida organik yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih dan minyak sereh. 4) Ulat Daun Hama ini menyerang daun, merupakan hama yang sangat merusak yang jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka daun akan habis dalam waktu singkat dan tanaman kemudian akan mati. - Indikasi: daun berlubang-lubang dan lama-lama daun akan habis. - Pengendalian: petik daun yang sudah berlubang. Kumpulkan ulat daunnya dan musnahkan dan segera lakukan penyemprotan dengan pestisida organik. b. Penyakit Menurut Rahmawati (2012), penyakit yang dapat menyerang tanaman sawi, sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 1) Daun Mozaik Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik. Virus mulai masuk biasanya ketika tanaman masih berupa bibit. Virus ini menyerang daun tanaman sawi. - Indikasi: pada daun terdapat corak bergaris-garis atau belang hijau kuning. - Pengendalian: penyakit yang disebabkan oleh virus belum ada obat yang efektif. Untuk menghindari penularan lebih luas maka tanaman yang terkena penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, dan lakukan penyulaman jika diperlukan. 2) Layu Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar. - Indikasi: tanaman terlihar layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman. - Pengendalian: tanaman yang layu dicabut kemudian dibakar. 3) Kapang Daun Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun. - Indikasi: seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat. - Pengendalian: tanaman disemprot secara teratur menggunakan pestisida organik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 4) Bercak Daun Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora carotae yang menyerang daun. - Indikasi: daun yang diserang memiliki bercak cokelat kehitaman. - Pengendalian: lakukan penyemprotan secara teratur menggunakan pestisida organik. B. Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Penambahan substansi dan pertambahan banyak jumlah sel selain laju pertumbuhan tanaman dapat diukur denganberbagai cara salah satunya adalah pengukuran tinggi tanaman serta jumlah daun yang biasanya sering dilakukan (Gardner dkk, 2008). Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi karena pertambahan ukuran yang disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses pembelahan secara mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pembelahan sel terutama terjadi di daerah jaringan meristem. Saat pertumbuhan, sel-sel tumbuhan mengalami perkembangan hingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda (Gardner dkk, 2008). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 Menurut Gardner, dkk (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, secara luas dikategorikan sebagai faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik), dikelompokkan sebagai berikut: a. Faktor Eksternal 1. Iklim: cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin dan gas (CO2, O2, N2, SO2, Fl, Cl, dan O3). Gas-gas ini seringkali merupakan polutan atmosfer (kecuali untuk tiga gas pertama) dan konsentrasinya dapat cukup tinggi untuk penghambat pertumbuhan. 2. Edafik (tanah): tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas pertukaran kation (KTK), pH, kejenuhan basa, dan ketersediaan nutrisi. 3. Biologis: gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, macam-macam tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah. b. Faktor Internal 1. Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis 2. Laju fotosintetik : proses fotosintesis menghasilkan fotosintat yang dimanfaatkan untuk proses-proses pertumbuhan yang ditandai dengan pertambahan biomassa tanaman. 3. Respirasi yang merupakan pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan (pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida) untuk menunjang proses pertumbuhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 4. Pembagian hasil asimilasi N: Nitrogen yang telah diserap disalurkan ke bagian tubuh organisme untuk merangsang pertumbuhan akar batang dan daun. 5. Klorofil, karoten, dan kandungan pigmen lainnya yang berperan dalam proses fotosintesis. 6. Tipe dan letak meristem: masing-masing tipe dan letak meristem pada tanaman berpengaruh pada tinggi dan ukuran tanaman. 7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan merupakan kemampuan tumbuhan dalam menyimpan makanan dalam bagian tubuhnya yaitu pada akar, daun dan batang. 8. Aktivitas enzim untuk mengontrol reaksi kimia. 9. Pengaruh langsung gen (misalnya heterosis, epistasis) yang berperan dalam proses sintesis protein. 10. Diferensiasi: berhubungan dengan proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan yang lebih kompleks. C. Rebung Bambu Rebung disebut juga trubus bambu atau tunas bambu merupakan kuncup bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar rhizoma maupun buku-bukunya. Rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran. Tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya yang pahit (Kencana dkk, 2012). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Menurut Kencana dkk (2012), rebung bambu dapat dipanen setelah rumpunnya berumur 3 tahun. Panen dilakukan 2 kali dalam seminggu pada saat musim hujan dan dipanen 3 hari setelah ujung rebung muncul di atas permukaan tanah atau rebung mencapai tinggi 30-50 cm. Setiap ujung rebung memiliki bagian seperti ujung daun bambu tetapi warnanya coklat. Tunas bambu muda yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan adalah yang baru berusia kurang dari dua bulan. Lebih dari itu, tunas sudah mengeras dan menjadi bambu. Rebung biasanya muncul di lapisan bawah dari rumpun bambu dan berupa kerucut yang berlapis-lapis. Meskipun semua bambu menghasilkan rebung, akan tetapi tidak semua bambu menghasilkan rebung yang enak untuk dikonsumsi. Semua rebung bambu mengandung HCN (asam sianida) yang merupakan senyawa beracun dengan tingkat beragam. Rebung bambu yang memiliki kandungan HCN yang tinggi, selain rasanya pahit, juga tidak aman untuk dikonsumsi. Rebung bambu yang mengandung HCN dibawah ambang bahaya dapat dimakan sebagai sayuran atau campuran bahan makanan lain. Bambu yang menghasilkan rebung dengan kandungan HCN rendah dan dapat dimakan tidak sampai 10% dari seluruh spesies yang ada. Bambu yang menghasilkan rebung dengan kandungan HCN rendah dan enak untuk dikonsumsi diantaranya adalah bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu temen (Gigantochloa verticillata), bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata) dan bambu hijau (Bambusa aldhami) (Andoko, 2003). Menurut Andoko (2003), kandungan senyawa utama di dalam rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 85,63 %. Di samping itu, rebung mengandung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin, vitamin C, serta mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi dan kalium. Air Protein Lemak Glukosa Serat Fosfor Kalsium Kalium Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Tabel 2.2 Kandungan dalam 100 gram rebung bambu Kandungan Jumlah 85,63 g 2,50 g 0,20 g 2g 9,10 g 50 mg 28 mg 553 mg 0,10 mg 1,74 mg 0,08 mg 7 mg D. Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung Bambu Mikroorganisme lokal adalah sekelompok mikroorganisme yang aktif dan berada di suatu tempat, yang didapat dari tanaman atau bagian tanaman. Larutan mikroorganisme lokal adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau sebagai dekomposer dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di tempat tersebut. Bahan-bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fitohormon) seperti giberelin, sitokinin, auksin, dan inhibitor (Lindung, 2015). Untuk membuat larutan MOL sebenarnya hanya dibutuhkan 3 bahan utama: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 1. Karbohidrat Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi. Penyedia karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul dan lain-lain. 2. Glukosa Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat spontan (lebih mudah dimakan). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dan lain-lain. 3. Sumber Bakteri Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas, nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai singkong dan buah maja. Biasanya dalam larutan MOL tidak hanya mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme di antaranya Rhizobium sp, Azospirillum sp, Azotobacter sp, Pseudomonas sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut fosfat (Lindung, 2015). Menurut Maspary (2012), MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mangandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 E. Pupuk NPK Tanaman sawi caisim membutuhkan hara esensial untuk dapat hidup dan berproduksi optimal. Adapun unsur hara esensial tersebut adalah unsur hara makro seperti nitrogen, Fosfat dan kalium yang didapat dari pupuk majemuk NPK (Lingga, 2003). Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur nitrogen 15% dalam bentuk NH3, fosfor dalam bentuk P2O5, dan kalium 15% dalam bentuk K2O. 1. Nitrogen Menurut Sutedjo (2008), nitrogen merupakan unsur hara utama dalam pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara yang sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangat kompleks. Lebih dari 98% unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik atau terjerat dalam mineral. Pemenuhan kebutuhan unsur N melalui pupuk kandang sangat diperlukan karena unsur ini merupakan unsur paling banyak hilang setelah pemanenan. Secara umum fungsi unsur nitrogen sebagai berikut: a. Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun. b. Membuat daun lebih tampak hijau karena nitrogen c. Meningkatkan butir-butir hijau daun d. Memperbanyak anakan e. Meningkatkan mutu dan jumlah hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 Akibat yang biasanya terjadi jika kekurangan unsur nitrogen antara lain: a. Pertumbuhan kerdil b. Daun kecil dan berwarna pucat c. Daun bagian bawah mudah kering/ mati d. Hasil panen rendah 2. Fosfat Fungsi unsur fosfat menurut Lingga (2013), adalah sebagai berikut: a. Memperpanjang akar sehingga batang kuat b. Mempercepat pemasakan buah c. Memperbaiki mutu dan jumlah hasil panen Akibat yang biasa terjadi jika kekurangan unsur fosfat antara lain: a. Tanaman kerdil b. Daun bagian tepi dan ujung berwarna keunguan c. Buah lambat masak dan biji kurang berisi d. Buah salah bentuk dan kualitas turun 3. Kalium Menurut Lingga (2003), fungsi kailum antara lain: a. Memperbaiki pertumbuhan tanaman b. Meningkatkan ketahanan serangan hama c. Memperbaiku mutu hasil panen d. Pembentukan protein dan karbohidrat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 Kekurangan kalium berakibat: a. Pinggi daun bintik-bintik putih kemerahan b. Daun mengkerut/ melengkung dan berwarna kekuningan, merah c. Pertumbuhan tanaman kerdil, mudah patah d. Buah kecil sering ada bercak luka dan kualitas menurun F. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan pada tanah gambut oleh Fauzi dkk (2013). Terdiri dari 6 perlakuan, 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 3 sampel tanaman. Adapun perlakuan sebagai berikut: (M0) tanpa MOL rebung bambu, (M1) MOL rebung bambu konsentrasi 1 ml/L air, (M2) MOL rebung bambu konsentrasi 5ml/L air, (M3) MOL rebung bambu konsentrasi 10 ml/L air, (M4) MOL rebung bambu konsentrasi 15 ml/L air, (M5) MOL rebung bambu konsentrasi 20 ml/L air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi MOL rebung bambu berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kailan pada tanah gambut. Pemberian MOL rebung bambu yang paling efektif untuk pertumbuhan tanaman kailan adalah konsentrasi 10 ml/L air. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsuddin dkk (2011), mengenai pengaruh berbagai macam mikroorganisme lokal terhadap pertumbuhan dan hasil terung pada tanah alluvial. Perlakuan yang diberikan terdiri dari 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 perlakuan, setiap perlakuan terdiri 4 ulangan setiap ulangan terdiri dari 3 sampel. Adapun perlakuan sebagai berikut: mol bonggol pisang (p1), mol buah-buhan (p2), mol sayur-sayuran (p3), mol rebung (p4), mol maja (p5), mol nasi (p6). Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah cabang produktif (cabang), diameter buah (cm), panjang buah (cm), jumlah buah per tanaman (buah), berat buah per tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mol bonggol pisang, mol buah-buahan, mol sayur-sayuran, mol rebung, mol maja, mol nasi, berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Sridjono dan Supari (2012) mengenai pengaruh konsentrasi larutan MOL (berbahan dasar keong mas, rebung bambu dan bonggol pisang) dan asap cair terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman padi (Oryza sativa L.). perlakuan yang diberikan adlah perlakuan tanpa MOL (M0), MOL dengan konsentrasi 10 cc/L air (M1), MOL dengan konsentrasi20 cc/L air (M2), MOL dengan konsentrasi 30 cc/L air (M3), tanpa pemberian asap cair (L0), asap cair dengan konsentrasi 15 cc/L air (L1), asap cair dengan konsentrasi 25 cc/L air (L2), asap cair dengan konsentrasi 35 cc/L air (L3). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemberian perlakuan tersebut meningkatkan parameter pertumbuhan yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, berat brangkasan, meningkatkan panjang malai, berat gabah, jumlah butir isi dan berat 100 butir padi. Hasil perlakuan yang terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan M2L1 yakni MOL dengan konsentrasu 20 cc/L air dengan kombinasi asap cair dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 konsentrasi 15 cc/L air memberikan hasil yang terbaik pada berat gabah kering tertinggi (37,593/rumpun). G. Kerangka Berpikir Larutan mikroorganisme lokal (MOL) merupakan cairan yang terbuat dari bahan organik alami. Bahan-bahan organik tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fotohormon) seperti giberelin, sitokinin, auksin dan inhibitor. Rebung bambu dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan MOL karena di dalam rebung bambu terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur hara makro dan mikro. Dalam rebung terdapat unsur hara makro berupa Protein 2,5 gram, Kalium (K) 553 mg, Kalsium (ca) 28 mg, Fosfor (P) 50 mg, sedangkan unsur hara mikro dalam rebung yaitu Besi (Fe) sebanyak 7 mg. Larutan MOL rebung mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. H. Hipotesis Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pemberian MOL dari rebung bambu akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 2. Konsentrasi MOL dari rebung bambu yang akan memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim adalah konsentrasi 1% atau lebih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental yaitu berupa percobaan dengan menggunakan beberapa perlakuan pemberian larutan MOL pada tanaman sawi caisim untuk mengetahui apakah perlakuan tersebut memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim, terdapat 3 variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel terkontrol. 1. Variabel bebas dalam penelitin ini yaitu pemberian larutan MOL dari rebung bambu dengan 3 konsentrasi yaitu 1%, 5% dan 10%. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi caisim meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. 3. Variabel terkontrol meliputi volume cairan yang digunakan untuk penyiraman adalah 200 ml untuk setiap tanaman, umur dan ukuran bibit, waktu dan frekuensi penyiraman dan suhu. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian dilaksanakan di Kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 2. Waktu Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang dilaksanakan dari bulan Oktober sampai bulan November 2015. C. Alat dan Bahan Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Bibit sawi 12. Timbanagn 2. Rebung bambu 13. Embrat 3. Air cucian beras 14. Sekop 4. Gula merah 15. Botol mineral besar 5. Ember plastik 16. Selang 6. Plastik lembaran 17. Kertas label 7. Tanah 18. Tempat pembenihan 8. Pupuk kandang 19. Alat tulis 9. Air 20. Kamera 10. Penggaris/ meteran 21. Isolasi 11. Polybag PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 D. Cara Kerja - Persiapan media tanam: a) Media tanaman yang digunakan merupakan media dengan campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. b) Tanah yang digunakan adalah tanah biasa dengan struktur remah dan mempunyai pH 6-7. c) Pupuk diberikan dengan cara disebar merata. d) Tanah yang telah dicampur dengan pupuk didiamkan selama seminggu agar tercampur dengan sempurna. e) Setelah itu media yang sudah didiamkan selama seminggu dimasukkan ke dalam polybag. f) Polybag yang digunakan adalah polybag yang berlubang kecil di samping bawah dengan jumlah lubang sekitar 12-14 buah. g) Polybag diisi dengan tanah yang telah disiapkan hingga 5 cm dari permukaan polybag. h) Setelah itu media siap ditanami dan diberi label atau keterangan sesuai dengan perlakuan yang digunakan. - Persiapan bibit meliputi: a) Biji sawi disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. b) Diperlukan wadah semai yang berfungsi sebagai tempat untuk menyemai benih. c) Pada wadah semai yang telah diisi media tanam dibuat lubang dengan jari telunjuk sedalam 0,5-1 cm dengan jarak 5x5 cm. 31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 d) Tiap lubang diisi dengan 1 benih, kemudian lubang ditutup tipis dengan tanah. e) Semaian disiram setiap pagi dan sore dengan menggunakan embrat. f) Bibit sawi caisim yang digunakan adalah bibit yang telah berumur 1 minggu dengan ukuran bibit yang sama. a. Penanaman Tahapan penanaman bibit sawi caisim adalah sebagai berikut: 1. Disiapkan bibit yang akan ditanam dalam polybag yang berisi media tanam yaitu berupa campuran tanah dan pupuk kandang. 2. Dibuat lubang tanam dalam polybag. 3. Bibit tanaman sawi caisim dikeluarkan dari media tumbuh sebelumnya dengan hati-hati dan disiram terlebih dahulu sebelum ditanam, 4. Bibit sawi caisim dimasukkan ke dalam polybag dengan kedalam 1 cm. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitar serta agak ditekan sedikit. b. Pembuatan Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung Bambu Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu yaitu rebung bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata) sebanyak 6 kg, 10 liter air cucian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 beras yang didapat dari 2,5 kg beras dengan 1 kali pencucian, 300 gram gula merah, 1 buah ember plastik, selang, botol dan isolasi. 300 gram Menurut Suwahyono (2014), cara pembuatan larutan MOL dari rebung bambu adalah sebagai berikut: 1. Rebung bambu ditumbuk atau diiris tipis, lalu dimasukkan ke dalam ember plastik. 2. Direndam dalam 10 liter air cucian beras. 3. Ditambahkan 300 gram gula merah kemudian diaduk rata. 4. Mulut ember ditutup dengan plasrik yang telah dilubangi sebagai tempat ujung selang 5. Ujung selang direkatkan dengan lubang pada plastik menggunakan isolasi lalu ujung selang yang satu dihubungkan dengan botol yang berisi air untuk menjaga tekanan udara. 6. Dilakukan fermentasi selama 15 hari sampai tercium bau tape. Setelah 15 hari, larutan MOL siap digunakan dengan cara mencampurkan larutan MOL dengan air dengan perbandinga 1 liter MOL : 15 liter mikroorganisme mati. air tanpa kaporit untuk menghindari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 c. Pembuatan Konsentrasi Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung Bambu Kelompok yang diberkan perlakuan berjumlah 3 dengan masingmasing 7 pengulangan dan 3 cadangan. Volume larutan yang diberikan pada masing-masing tanaman adalah 200 ml. Untuk setiap perlakuan memerlukan 2,1 liter larutan. Perbandingan umum dalam penggunaan MOL menurut Anonim (2012), adalah 1 liter MOL : 15 liter air, artinya dalam 15 liter air dimasukkan 1 liter larutan MOL. Perbandingan tersebut digunakan sebagai patokan normal untuk membuat konsentrasi. Dalam penelitian ini menggunakan perbandingan yang lebih kecil dari 1 liter Mol : 15 liter air, takaran normal untuk setiap kelompok penelitian ini adalah 140 ml MOL : 2,1 liter air. Hal ini menjelaskan bahwa 140 ml MOL merupakan takaran minimum penggunaan MOL dari rebung bambu terhadap pertumbuhan sawi caisim. Dalam penelitian ini akan menggunakan 3 konsentrasi yaitu 1%, 5% dan 10 %. Maka perhitungan untuk pembuatan larutannya adalah sebagai berikut: A = 1% ïƒ 21 ml MOL + 2079 ml air B = 5% ïƒ 105 ml MOL + 1995 ml air C = 10% ïƒ 210 ml MOL + 1890 ml air PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 d. Pemberian Perlakuan Pemberian perlakuan yaitu penyiraman dengan larutan MOL dilakukan 1 minggu setelah masa tanam atau 1 minggu setelah tanaman sawi caisim dipindahkan ke dalam polybag. Terdapat 3 perlakuan dalam penelitian ini ditambah dengan 2 kontrol, yaitu: Kontrol Negatif : Penyiraman dengan air Kontrol Positif : Penyiraman dengan NPK P1 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan A P2 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan B P3 : Perlakuan pertama dengan diberi larutan C Penyiraman larutan MOL dan NPK dilakukan 1 kali dalam seminggu, tanaman disiram dengan air biasa pada pagi dan sore hari jika tidak diberikan MOL atau NPK. e. Pengamatan 1. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali dengan parameter pengamatan yaitu tinggi batang (cm), jumlah daun (helai), dan setelah panen ditimbang berat basah dan berat keringnya. 2. Pengukuran tinggi batang tanaman sawi caisim dilakukan dengan cara mengukur tinggi batang utama dari pangkal batang hingga ujung tanaman dengan menggunakan penggaris. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 3. Pengukuran jumlah daun tanaman sawi dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara menghitung jumlah daun utama yang ada dalam satu pohon tanaman sawi caisim. 4. Pengukuran berat basah dilakukan setelah panen, tanaman langsung ditimbang untuk mendapatkan berat basah yang akurat. 5. Pengukuran berat kering dilakukan setelah tanaman dikeringkan di bawah sinar matahari dan dioven selama 48 jam dalam suhu 400C dengan cara menimbang berat kering tanaman sawi menggunakan timbangan. 6. Dilakukan pendokumentasian setiap kali pengamatan sebagai bukti dari pertumbuhan tanaman sawi tersebut. E. Metode Analisi Data Kuantitatif: Uji Anova independen Kualitatif: deskrifptif analitis berdasarkan hasil pengujian secara kuantitatif Data hasil pengamatan kondisi tanaman untuk setiap aspek (tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering) dimasukkan pada tabel seperti di bawah ini: Kelompok ΣXi (ΣXi)2 A Tabel 3.1 Pengujian statistik (a) B C D A2 B2 C2 D2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 Rumus statistik ditemukan oleh Ronald A. Sehingga disebut statistik F (Suparno, 2011), rumus uji Anova independen sebagai berikut: Ho : µ1=µ2=µ3 Hi : non Ho Fobservasi= MeanSquare = MSbetween = MSwithin = SStotal = Σx2 – SSbetween = + + ... - SStotal = SSbetween + SSwithin Untuk menghitung kebebasan, menggunakan rumus: Df untuk SSbetween = (K-1) Df untuk SSwithin = (N- K) Df untuk SStotal = N- 1 K= jumlah kelompok treatment N= jumlah seluruh sampel Selanjutnya dapat dibuat tabel yang menunjukkan hubungan angja-angka tersebut yaitu: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Sumber Variasi Between Within Total SS Tabel 3.2 Pengujiam statistik (b) Df MS=SS/df F=Msbet/MSwit Setelah numerator atau Df between dan denumerator atau Df within ditemukan, maka cocokkan pada gambar tabel nilai kritikal untuk α = .05 untuk mencari untuk Fkritikal. Jika Fobservasi> Fkritikal maka signifikan. Maka Ho ditolak, dan Hi diterima. Pada penelitian ini menggunakan uji statistik, yang meliputi uji Normalitas menggunakan Kolmogrov-svirnov, uji Homogenitas, uji Anova dan uji Post Hoc menggunakan uji Bonfferoni. Uji Normalitas bertujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0= Data berasal dari sampel yang berdistribusi normal Hi= Data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal Dengan pengambilan keputusan: a. Jika signifikan > 0.05 maka H0 diterima b. Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen) dan dapat diterima. Interpretasi dilakukan dengan memilik salah satu statistik, yaitu yang berdasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H0 = Variansi populasi adalah sama Hi = Variansi populasi adalah tidak sama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 Dengan pengambilamn keputusan: c. Jika signifikan > 0.05 maka H0 diterima d. Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak Uji Anova bertujuan untuk menguji apakah perlakuan mempunyai ratarata yang sama. Adapun hipotesisnya adalah: H0 = tidak ada perbedaan rata-rata perlakuan Hi = ada perbedaan rata-rata perlakuan Untuk mementukan H0 atau Hi yang diterima maka ketentuan yang harus diikuti adalah sebagai berikut: a. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05 maka H0 diterima b. Jika signifikan atau probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak Uji Bonfferoni bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda. Dalam hal ini kelompok mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data mentah hasil pengamatan yang terdiri dari tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim. Pengumpulan data hasil pengamatan dilakukan dalam bentuk tabel sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 Tabel 3.3 Data Penelitian Tinggi Batang dan Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim Hari, Tanggal : Waktu : Tanaman Tinggi Batang (cm) Jumlah Daun Kontrol 1 2 Dst NPK 1 2 Dst MOL 1% 1 2 Dst MOL 5% 1 2 Dst MOL 10% 1 2 Dst Tabel 3.4 Data Penelitian Berat Tanaman Sawi Caisim Hari, Tanggal : Waktu : Tanaman Kontrol 1 2 Dst NPK 1 2 Dst MOL 1% 1 2 Dst MOL 5% 1 2 Dst MOL 10% 1 2 Dst Berat Basah (gram) Berat Kering (gram) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian larutan MOL dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brasicca juncea L.) dengan parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi adalah sebagai berikut: 1. Tinggi Batang Tanaman Sawi Caisim Pengukuran pada tinggi batang tanaman sawi caisim dilakukan setiap 3 hari sekali, yaitu dimulai pada tanggal 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 Oktober dan 2 serta 5 November 2015. Pengukuran pada tinggi tanaman sawi caisim dilakukan saat sawi berumur 14 hari hingga panen menggunakan mistar. Berikut ini merupakan tabel pertambahan tinggi batang tanaman sawi caisim: Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Sawi Caisim Rata-rata tinggi batang tanaman sawi caisim Tanggal Air NPK MOL MOL MOL 1% 5% 10% 12 September 0,85 1,14 1,1 1,25 1,24 15 September 1,22 1,71 1,62 1,91 1,64 18 September 1,37 1,8 1,9 2,34 1,87 21 September 1,85 2,08 2,38 2,6 2,22 24 September 1,98 2,15 2,61 2,78 2,41 27 September 2,11 2,25 2,78 2,95 2,62 30 September 2,27 2,3 3,04 3,17 2,9 2 November 2,42 2,55 3,32 3,52 3,08 5 November 2,6 2,84 3,55 3,82 3,62 Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi batang sawi caisim yang tertinggi dilihat pada hari terakhir pengamatan yaitu pada tanggal 41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 5 November terdapat pada perlakuan larutan MOL 5% dengan rata-rata 3,82 cm sedangkan tinggi batang tanaman yang terendah terdapat pada kontrol negatif (air) yaitu 2,6 cm. Berikut adalah grafik tinggi batang tanaman sawi caisim. Tinggi Batang (cm) Grafik Tinggi Batang Tanaman Sawi Caisim 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Air NPK MOL Rebung 1% MOL Rebung 5% MOL Rebung 10% Waktu Pengukuran Gambar 4.1 Tinggi Batang Tanaman Sawi caisim Gambar 4.1 menunjukkan bahwa tinggi batang tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 5% yaitu 3,82 cm. Sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan kontrol negatif yaitu 2,6 cm. Secara keseluruhan, berdasarkan grafik di atas tanaman sawi caisim dengan perlakuan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 5% memiliki tinggi batang yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tinggi batang pada perlakuan lain. Secara berurutan tinggi tanaman dari tanaman yang mempunyai batang paling tinggi ke tanaman yang memiliki batang yang paling rendah yaitu perlakuan larutan MOL rebung bambu 5%, larutan MOL rebung PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 bambu 1%, larutan MOL rebung bambu 10%, NPK dan terakhir adalah dengan menggunakan air biasa. Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan uji Normalitas dan uji Homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui uji Normalitas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikansi > 0.05, dimana pada kontrol negatif (air) memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada NPK memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 1% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.075 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 5% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal, dan perlakuan larutan MOL 10% nilai ρ value (sig) = 0,109 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen) dan dapat diterima. Berdasarkan pada hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, dimana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.301 yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 berarti lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima varians populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Setelah kelima perlakuan terbukti sama, maka dilakukan uji Anova untuk menguji apakah kelima perlakuan tersebut mempunya rata-rata yang sama. Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova nilai probabilitas atau signifikan = 0.031 < 0.05, jadi hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan rata-rata tinggi batang dengan menggunakan kelompok yang berbeda. Kontrol negatif (air), NPK, larutan MOL 1 %, larutan MOL 5% dan larutan MOL 10 % mempunyai pengaruh terhadap tinggi batang tanaman sawi caisim. Setelah uji anova maka dilakukan uji Bonfferoni yang digunakan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda, atau dalam hal ini, perlakuan mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tinggi batang tanaman sawi. Berdasarkan hasil dari uji Bonfferoni dapat disimpulkan bahwa kelompok yang paling baik untuk meningkatkan tinggi tanaman sawi caisim adalah menggunakan larutan MOL 5%. Sedangkan kelompok yang kurang baik dalam meningkatkan tinggi tanaman sawi caisim adalah air biasa. Berikut adalah urutan kelompok yang paling baik dalam meningkatkan tinggi batang tanaman sawi caisim, yaitu perlakuan dengan menggunakan larutan MOL 5%, larutan MOL 1%, larutan MOL 10%, NPK dan air. Tinggi merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman. Tanaman setiap waktu terus tumbuh yang menunjukkan bahwa telah terjadi pembelahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 dan pembesaran sel. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik. Pada sawi caisim, tinggi tanaman mencerminkan panjang batang yang beruas dan berbuku sehingga juga mencerminkan kuantitas daun. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan tinggi batang tanaman sawi adalah perlakuan dengan menggunakan larutan MOL 5%. Tinggi batang pada pemberian MOL dengan konsentrasi 5% memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan tinggi tanaman sawi caisim terpenuhi. Pada konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Rendahnya tinggi batang pada pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 1 % dan pada perlakuan air disebabkan oleh kekurangan hara pada media tanam. Rendahnya tinggi batang pada tanaman sawi caisim dengan pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 10 % disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan. Rendahnya tingi batang pada tanaman sawi caisim dengan perlakuan NPK disebabkan karena unsur hara yang tersedia jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan dengan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 5%, 1% dan 10%. Pemberian pupuk NPK dalam penelitian ini menggunakan 1 sendok pupuk NPK dan ditambah 2 liter air. Unsur hara N, P dan K yang terkandung di dalam pupuk kimia tersebut PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 merupakan unsur hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pertumbuhan. Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang memiliki kaitan dengan unsur hara N, P dan K. Menurut Lakitan (2002), Nitrogen merupakan salah satu unsur pembentuk klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang dibutuhkan sebagai absorben cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis. Apabila N meningkat maka klorofil juga meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan dan diakumulasikan ke pertumbuhan tinggi tanaman juga meningkat. Gardner dkk (2008) menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman terjadi karena pembelahan sel, peningkatan jumlah sel dan pembesaran ukuran sel yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP. P merupakan unsur yang dibutuhkan dalam pembentukan ATP tersebut. selanjutnya Salisbury dan Ross (2005), menyatakan bahwa unsur K berperan penting dalam membuka dan menutupnya stomata serta berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang terlibat di dalam sintesis protein dan karbohidrat. Apabila K meningkat maka karbohidrat juga meningkat sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Sehingga dalam hal ini, unsur N, P dan K yang dibutuhkan oleh tanaman sawi caisim untuk pertambahan tinggi tanaman sawi kandungannya berlebihan, melalui pemberian pupuk NPK yang unsur haranya melebihi jumlah yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman sawi sehingga pertumbuhan tinggi tanaman sawi tidak dapat berlangsung secara optimal. Menurut Maspary (2012), larutan MOL rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillium. Bakteri Azotobacter dan Azospirillum merupakan bakteri yang dapat menambat nitrogen. Menurut Dewi (2008), giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Berdasarkan pengaruh pemberian larutan MOL rebung bambu 5% dengan hasil tinggi tanaman yang paling baik, disebabkan karena aktivitas giberelin yang memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan tinggi tanaman sawi caisim. Pada kondisi ini, keberadaan mikroorganisme lokal yang tersedia di dalam tanah dengan konsentrasi di bawah 5% belum mampu memenuhi ketersedian unsur hara serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian larutan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi di atas 5% menjadikan jumlah mikroorganisme melimpah sehingga aktivitas meneralisasi atau pengendapan mineral menjadi sangat maksimal, akibatnya tanaman mengalami kelebihan ketersediaan unsur hara serta ZPT sehingga pertumbuhannya menjadi tidak optimal. 2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim Pengukuran pada jumlah daun tanaman sawi caisim dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi batang yaitu dilakukan setiap 3 hari sekali, dimulai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 pada tanggal 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 Oktober dan 2 serta 5 November 2015. Pengukuran pada tinggi tanaman sawi caisim dilakukan saat sawi berumur 14 hari hingga panen. Berikut merupakan tabel pertambahan jumlah daun tanaman sawi caisim: Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim Tanggal Rata-rata Jumlah daun tanaman sawi caisim Air NPK MOL MOL MOL 1% 5% 10% 12 September 4,43 4,86 4,57 4,71 4,71 15 September 5,14 5,43 5,5 5,71 5,85 18 September 5,71 6 6,14 6,71 6,42 21 September 6 5,43 6,57 7 6,28 24 September 6,57 6,14 6,42 7,14 6,57 27 September 7,28 7,28 7,57 8,14 7,28 30 September 8,71 9,57 8,85 10,14 10 2 November 9,14 10,14 11,28 12,42 12,14 5 November 11,42 13,42 12,85 14,14 13,71 Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah daun yang paling tinggi terdapat pada perlakuan larutan MOL rebung bambu 5% sedangkan pertambahan jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada control negatif (air). Pada perlakuan kontrol pada pengamatan tanggal 21 September, rata-rata jumlah daun mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena banyak daun yang layu karena terserang hama. Pada perlakuan larutan MOL 10 % terjadi penurunan rata-rata jumlah daun pada tanggal 21 september hal ini disebabkan karena hama yang menyebabkan penurunan jumlah daun tanaman sawi caisim. Pertambahan jumlah daun berdasarkan rata-rata jumlah daun ≤ 2 helai daun dalam setiap pengamatan. Berikut adalah grafik jumlah daun tanaman sawi caisim. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Grafik Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim Jumlah Daun (helai) 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Air NPK MOL Rebung 1% MOL Rebung 5% MOL Rebung 10% Waktu Pengukuran Gambar 4.2 Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa tanaman sawi caisim yang memiliki jumlah daun paling banyak terdapat pada perlakuan larutan MOL rebung bambu 5% bila dibandingkan dengan jumlah daun pada kelompok lainnya. Secara berurutan jumlah daun paling banyak sampai jumlah daun yang paling sedikit adalah sebagai berikut, perlakuan larutan MOL rebung bambu 5%, larutan MOL rebung bambu 10%, NPK, larutan MOL rebung bambu 1% dan jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada kontrol negatif (air). Jika dilihat pada grafik di atas, menunjukkan bahwa perbedaan jumlah daun pada masing-masing kelompok tidak berbeda nyata. Sebelum dilakukan uji Anova, perlu dilakukan uji Normalitas dan uji Homogenitas. Berdasarkan uji Normalitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa data yang diperoleh merupakan data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dapat dibuktikan dengan taraf signifikan > 0.05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Dimana pada kontrol negatif diperoleh nilai ρ value (sig) = 0.200 > sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada NPK memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05, sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 1% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.150 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 5% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan larutan MOL 10% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji Normalitas, maka uji Homogenitas juga perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang memiliki variasi yang sama. Untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen) dan dapat diterima, maka dilakukan Test of Homogenity of Variances. Berdasarkan perhitungan melalui uji Homogenitas diperoleh hasil bahwa pengujian dengan statistik Based on Mean diperoleh signifikansi = 0.197 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Dengan demikian data pada penelitian ini adalah homogen. Setelah kelima perlakuan terbukti sama, maka dilakukan uji Anova untuk menguji apakah kelima perlakuan tersebut mempunya rata-rata yang sama. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova, dimana nilai probabilitas atau signifikan = 0.224 > 0.05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dari rata-rata antara kelima kelompok terhadap jumlah daun tanaman sawi caisim. Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah daun utama setiap tanaman. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan proses fotosintesis lebih banyak. Tanaman sawi caisim hampir pada seluruh perlakuan terserang hama yang berupa jangkrik, ulat daun, ulat titik tumbuh dan kumbang daun (lampiran 1). Jangkrik dan kumbang daun menyerang daun, membuat daun berlubang sehingga mengganggu perkembangan dan pertumbuhan caisim. Jika serangan terus berlanjut maka daun akan habis. Ulat daun merupakan ulat yang menyerang daun memiliki ciri-ciri yaitu daun banyak yang berlubang dengan jarak antar lubang yang sanngat dekat dan menggerombol. Ulat titik tumbuh ini menyerang tanaman sawi caisim pada hampir semua tanaman dengan ciri-ciri daun bagian dalam yang terlindungi oleh bagian luar rusak dan kelihatan bekas gigitan, dari luar tanaman masih terlihat baik, tetapi setelah diperiksa ternyata bagian dalam daun sudah rusak. Keberadaan hama tersebut dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan dapat menurunkan produktivitas tanaman sehingga perlu dilakukan pengendalian. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara mekanik dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 fisik serta kimiawi. Pengendalian secara mekanik dan fisik lebih diutamakan dari pada pengendalian secara kimiawi dengan pertimbangan untuk menjaga kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan konsumen, dan menghemat biaya produksi. Pengendalian secara mekanik dan fisik yaitu dengan menangkap dan membunuh langsung hama tersebut. Pengendalian dengan cara seperti ini dilakukan setiap hari, karena jika pengendalian tidak dilakukan setiap hari maka dapat menghambat pertumbuhan tanaman sawi caisim. 3. Berat Basah Tanaman Sawi Caisim Pengukuran berat basah tanaman sawi caisim dilakukan pada hari Jumat, 6 November 2015 di kebun Anggur. Pengukuran berat basah dilakukan segera setelah panen, karena jika dibiarkan terlalu lama maka sawi caisim akan kehilangan banyak air. Berikut ini merupakan berat basah tanaman sawi caisim: Tabel 4.3 Berat Basah Tanaman Sawi Caisim (gram) Tanaman Air NPK MOL MOL MOL Ke1% 5% 10% 1 142 66 186 177 105 2 89 282 131 253 112 3 93 360 122 99 132 4 147 269 197 130 117 5 64 201 90 127 85 6 126 209 128 157 137 7 34 248 65 89 182 Rata-Rata 99,28 233,57 131,28 147,42 124,28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa berat basah yang paling berat terdapat pada NPK dengan rata-rata berat 233, 57 gram dan berat basah yang terendah terdapat pada kontrol negatif (air) yaitu 99, 28 gram. Pada kontrol negatif (air) tanaman ke-4 menunjukkan jumlah berat basah 147 gram, sedangkan tanaman ke-7 memiliki jumlah berat basah 34 gram gram. Hal ini disebabkan karena tanaman ke-7 terserang hama daun yang menyebabkan jumlah daun menjadi berkurang dan menyebabkan berat kering yang rendah pada tanaman. Berikut adalah grafik berat basah tanaman sawi caisim pada masing-masing perlakuan. Berat Basah Tanaman Sawi Caisim 250 Berat (Gram) 200 150 233,57 100 50 131,28 147,42 99,28 124,28 0 Air NPK MOL 1% MOL 5% MOL 10% Kelompok Gambar 4.3 Berat Basah Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Berdasarkan gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan yang memiliki berat basah paling tinggi yaitu pada kelompok NPK sedangkan berat basah yang paling rendah terdapat pada kelompok air. Secara berurutan berat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 basah yang tertinggi hingga berat basah terendah pada masing-masing kelompok yaitu pada NPK, larutan MOL rebung bambu 5%, larutan MOL rebung bambu 1%, larutan MOL rebung bambu 10% dan air. Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam. Berat basah tanaman sawi caisim dipengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Tanaman sawi caisim dengan pemberian NPK memiliki berat basah tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman sawi caisim dengan perlakuan larutan MOL dan air. Pada tanaman sawi caisim yang diberi NPK, banyak terdapat tunas baru sehingga dapat meningkatkan berat tanaman sawi caisim, selain itu luas daun dan diameter batang juga turut mempengaruhi berat basah tanaman sawi. Daun sawi caisim yang diberi NPK lebih luas bila dibandingkan dengan daun sawi caisim pada perlakuan larutan MOL 1%, larutan MOL 5%, larutan MOL 10% dan kontrol negatif yaitu air dan diameter batangnya juga lebih besar bila dibandingkan dengan perlakuan larutan MOL 1%, larutan MOL 5%, larutan MOL 10% dan kontrol negatif yaitu air. Kelompok yang menunjukkan hasil paling baik adalah NPK dengan berat rata-rata tanaman adalah 233,57 gr, larutan MOL rebung bambu 5% 147,42 gr, larutan MOL rebung bambu 1% 131,28 gr, larutan MOL rebung bambu 10% 124,28 gr dan air 99,28 gr. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap air, jika tanaman dapat menyerap air secara optimal maka berat basah pada tanaman akan meningkat. Pada penelitian ini dilakukan 2 kali PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 penyiraman pada tanaman sawi caisim yaitu pada pagi dan sore air agar tanaman sawi caisim tidak mengalami kekurangan air. Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan proses pertambahan tinggi dan jumlah daun juga terhambat. Pada perlakuan NPK didapatkan berat basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini dipengaruhi karena kandungan pada pupuk NPK yang tersedia sudah cukup baik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan bobot tanaman. Kandungan kalium yang tinggi pada pupuk NPK juga berpengaruh dalam mencegah pengupan air, sehingga tanaman akan terhindar dari kekeringan. Melalui uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa data yang diperoleh merupakan data yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh taraf signifikansi pada semua kelompok = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji Normalitas maka dilanjutkan dengan melaukan uji Homogenitas. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada Based on Mean adalah 0.270 > 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Dengan demikian data pada penelitian ini adalah homogen. Melalui uji Anova diperoleh taraf signifikansi sebesar 0.002. Dalam uji Anova jika probabilitas atau signifikansi < 0.05 maka Hi diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat basah terhadap perlakuan yang diberikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Jika uji Anova menunjukkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Bonfferoni untuk mengetahui kelompok mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap berat basah tanaman sawi. Dari tabel uji Bonfferoni menunjukkan bahwa kelompok yang paling baik dalam meningkatkan berat basah tanaman sawi caisim yaitu NPK, larutan MOL 5%, larutan MOL 1%, larutan MOL 10% dan air. Menurut Salisbury dan Ross (2005), berat basah merupakan total berat tanaman yang merupakan hasil aktivitas metabolik tanaman. Berat basah tanaman sawi caisim terdiri dari daun, tangkai daun dan batang. Berat basah tanaman merupakan berat tanaman yang masih segar dan diperoleh dengan cara menimbang tanaman setelah panen dan ditimbang sebelum tanaman layu, karena jika ditimbang setelah tanaman layu maka akan kehilangan kadar air yang banyak. Menurut Dewi (2008), giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang paling berpengaruh terhadap berat basah tanaman sawi adalah perlakuan dengan menggunakan NPK. Pada konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang namun beratnya tidak melebihi berat basah tanaman sawi caisim yang diberi NPK. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 makro atau pun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Rendahnya berat basah pada pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 1 % dan pada perlakuan kontrol disebabkan oleh kekurangan hara pada media tanam. Sedangkan rendahnya berat basah pada tanaman sawi dengan pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 10 % disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan. Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya (produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Tanaman yang berlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman sawi caisim pada perlakuan NPK karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi. Proses pengamatan dilakukan pada musim kemarau dimana curah hujan rendah dengan suhu udara yang tinggi dengan rata-rata 31-340 C (lampiran 7), sedangkan menurut Sutanto (2005) 20%-90% berat basah berasal dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 kandungan air. Meskipun penyiraman sudah dilakukan secara teratur namun tingginya intensitas sinar matahari menyebabkan proses transpirasi tanaman menjadi lebih cepat sehingga kandungan air menjadi menurun. Latifa dan Anggarwulan (2009) menjelaskan bahwa perlakuan naungan berpengaruh pada kandungan nitrogen jaringan, berat basah tanaman, dan rasio pucuk/akar. Pemberian naungan pada tanaman bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman sehingga tidak terjadi proses transpirasi berlebih yang dapat menurunkan berat basah tanaman. Pada penanaman sawi caisim ini tidak dilakukan perlakuan naungan sehingga jumlah intensitas penyinaran matahari sangat besar pada tanaman. Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam. Berat basah tanaman sawi caisim dipengaruhi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah tunas baru dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun, jumlah tunas baru dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Selain itu, berat basah tanaman dipengaruhi juga oleh luas daun dan diameter batang. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara morfologi, diameter batang yang paling besar terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi NPK, begitu juga pada luas daun terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi perlakuan NPK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 4. Berat Kering Tanaman Sawi Caisim Setelah dilakukan pengukuran berat basah pada masing-masing perlakuan maka tanaman sawi caisim tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering kemudian sawi yang sudah kering tersebut dioven selama 48 jam dalam suhu 400 C. Setelah dilakukan pengovenan selama 48 jam maka sawi caisim tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya. Berikut merupakan berat kering tanaman sawi caisim: Tanaman Ke1 2 3 4 5 6 7 Rata-Rata Tabel 4.4 Berat Kering Tanaman Sawi Caisim (gram) Air NPK MOL MOL MOL 1% 5% 10% 11,183 5,312 14,185 13,968 8,032 8,076 17,532 10,808 17,337 8 8,436 23,664 9,472 8,611 8,83 12,867 17,455 16,422 11,253 10,424 5,936 12,075 7,866 10,148 7,84 13,177 12,416 10,422 13,678 10,704 2,784 19,565 5,525 8,171 15,347 8,92 15,43 10,67 11,88 9,91 Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada kontrol negatif (air) tanaman ke-1 menunjukkan berat kering sebesar 11, 183 gram, sedangkan tanaman ke-7 memiliki berat 2,784 gram. Hal ini disebabkan karena tanaman ke-7 terserang hama daun yang menyebabkan jumlah daun menjadi berkurang dan menyebabkan berat kering yang rendah pada tanaman. Berikut merupakan grafik berat kering tanaman sawi caisim: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Berat Kering Tanaman Sawi Caisim 18 Berat Kering (gram) 16 14 12 10 8 15,43 6 4 8,92 10,67 11,88 MOL 1 % MOL 5% 9,91 2 0 Air NPK MOL 10% Perlakuan Gambar 4.4 Berat Kering Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kelompok yang menunjukkan hasil terbaik adalah NPK dengan berat rata-rata tanaman 15,43 gram. Sedangkan rata-rata berat kering yang paling rendah terdapat pada perlakuan kontrol negatif (air) dengan berat 8,92 gram. Berikut adalah urutan berat kering dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu NPK 15,43 gram, larutan MOL 5% 11,88 gram, larutan MOL 1% 10,67 gram, larutan MOL 10% 9,91 gram dan air 8,92 gram. Dilakukan uji Normalitas untuk memperlihatkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui uji Normalitas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikansi > 0.05, di mana pada semua perlakuan memiliki taraf signifikansi sebesar 0.200 sehingga Ho diterima bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen). Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, di mana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.136 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima varians populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Melalui uji Anova diperoleh taraf signifikansi = 0.041 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat kering terhadap perlakuan yang diberikan. Jika uji Anova menunjukkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan dengan uji Bonfferoni untuk mengetahui kelompok mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap berat kering tanaman sawi caisim. Dari tabel uji Bonfferoni menunjukkan bahwa kelompok yang paling baik dalam meningkatkan berat basah tanaman sawi caisim yaitu NPK, larutan MOL 5%, larutan MOL 1%, larutan MOL 10% dan air. Lakitan (2002) menanyatakan bahwa tinggi rendahnya bahan kering tanaman tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur hara oleh akar yang berlangsung selama proses pertumbuhan. Menurut Sugeng (2005) jika fotosintesis berlangsung dengan baik maka tanaman akan tumbuh dengan baik dan akar akan berkembang dengan baik pula sertadi ikuti dengan peningkatan berat kering tanaman. Menurut Dewi (2008), Giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah, mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Produksi tanaman biasanya lebih akurat bila dinyatakan dalam ukuran berat kering daripada berat basah, karena berat basah sangat dipengaruhi oleh kelembaban (Lestari dkk,2008). Setelah dilakukan penimbangan berat basah pada tanaman sawi maka sawisawi yang telah dipanen tersebut dijemur di bawah sinar matahari selama ± 1 minggu hingga kering, kemudian dilakukan pengovenan dalam suhu 400 C selama 48 jam atau 2 hari. Setelah pengovenan selesai maka dilakukan penimbangan berat kering sawi menggunakan timbangan yang dilakukan sebanyak 3 kali dan kemudian dihitung rata-rata berat keringnya. Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya (produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Tanaman yang berlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada factor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman sawi caisim pada perlakuan NPK karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Pada konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang namun beratnya tidak melebihi berat kering tanaman sawi caisim yang diberi NPK. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sementara rendahnya berat kering pada pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 1 % dan pada perlakuan air disebabkan oleh kekurangan hara pada media tanam. Sedangkan rendahnya tinggi batang pada tanaman sawi dengan pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 10 % disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan. Berat kering tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun, luas daun, tinggi tanaman, jumlah anakan dan diameter batang. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara morfologi, diameter batang yang paling besar terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi NPK, begitu juga pada luas daun terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi NPK. Hal ini diebabkan karena unsur hara esensial yang terkandung di dalam pupuk NPK merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat mempengaruhi luas daun dan diameter batang tanaman sawi caisim meskipun tinggi batang dan jumlah daun yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pemberian larutan MOL rebung. Oleh sebab itu semakin luas daunnya dan semakin besar diameter batangnya maka berat suatu tanaman akan meningkat. Tanaman sawi caisim dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 pemberian NPK memiliki berat kering tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman sawi caisim dengan perlakuan larutan MOL dan air. Menurut sahari (2007), tanaman dengan kandungan N yang lebih tinggi memiliki daun yang lebar dengan warna daun yang lebih hijau sehingga fotosintesis berjalan lebih baik. Hasil dari fotosintesis digunakan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman, antara lain pertambahan ukuran dan tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru, yang diekspresikan dalam bobot kering tanaman. Semakin tinggi fotosintat yang ditranslokasikan sehingga bobot kering tanaman meningkat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.) dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi kelas XII semesters 1 pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Penggunaan rebung bambu sebagai dasar dalam pembuatan larutan MOL mengajarkan siswa untuk memanfaatkan bahan yang berasal dari alam dan mudah didapat sehingga dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini. A. Kompotensi Inti: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengamati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 4. fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 5. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar 1.1 Peka dan peduli terhadap permasalahn lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas. Laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhandan perkembangan tumbuhan dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah. Penggunaan rebung bambu sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan MOL dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan dengan topik “Pengaruh Pemberian Larutan MOL dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam praktikum ini menggunakan dua jenis pupuk, yaitu larutan MOL dan NPK. Larutan MOL yang digunakan sudah difermentasikan terlebih dahulu sehingga siap digunakan. Kegiatan diawali dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapatkan 10 bibit tanaman sawi. Perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. pemberian larutan MOL dari rebung bambu berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi batang, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim. Sedangkan pemberian larutan MOL dari rebung bambu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah daun tanaman sawi caisim. 2. Pemberian MOL rebung bambu yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim yaitu dengan konsentrasi 5%. B. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, disarankan kepada sektor pertanian untuk menggunakan MOL dari rebung bambu khususnya pada tanaman sawi caisim karena terbukti dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi caisim dan disarankan untuk menyimpan larutan MOL di dalam lemari pendingin agar proses fermentasi tidak berlanjut. 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Andoko, A. 2003. Budidaya Rebung Bambu. Yogyakarta: Kanisius Anonim. 2011. Peran dan Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Mendukung Pertanian Organik. Buletin No. 5 Tahun 2011. Selawesi Selatan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Anonim. 2012. Mikroba Juru Masak Tanaman. Trubus Exo. Trubus hal 24. Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava Media Dewi, Intan R. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan Tanaman. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Fauzi, G., Siregar, C., dan Zulfita, D. 2013. Pengaruh Konsentrasi MOL Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan pada Tanah Gambut. Laporan Penelitian Vol. 2 No. 3 Hal. 50-51. Pontianak: Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya). Alih Bahasa H. Susilo dan Subiyanto) Jakarta: UI Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada, Jakarta: Pustaka Setia Haryanto, T., Suhartini dan Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok: Penebar Swadaya. Kencana, P., Widia, W., dan Antara, N. 2012. Praktik Baik Budidaya Bambu Rebung Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ). Denpasar: Team UNUD-USAID-TPC Project. Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Latifa dan Anggarwulan. 2009. Kandungan Nitrogen Jaringan, Aktivitas Nitrat Reduktase dan Biomassa Tanaman Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) pada Variasi Naungan dan Pupuk Nitrogen. Jurnal Bioteknologi 6 (2) Hal. 70-79. Lestary, G.W. Solichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandunga Klorofil dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah Pemberian Asam Giberalat (GA3). Jurnal Bioteknologi 5(1) Hal. 4-8. 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 Lindung. 2015. Teknologi Mikroorganisme Em4 dan MOL. Kementrian pertanian. Balai Pelatihan Pertanian Jambi. Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. Maspary. 2012. Membuat MOL Rebung Bambu. http://gerbangpertanian.com. Diakses pada 20 April 2015. Mukasan dkk. 2005. Pengendalian Hama Tanaman Sawi dengan Pestisida Nabati. BPTP Jakarta. Pracaya. 2010. Hama dan penyakit Tanaman Edisi Revisi. Depok: Penebar Swadaya. Prasetio, B. 2013. Budidaya Sayuran Organik di Pot. Yogyakarta: Penerbit Andi. Rahardi, F. 2007. Agar Tanaman Cepat Berbuah. Jakarta: Agromedia. Rahmat, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius. Rahmawati, R. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru. Rukmana, R. 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius. Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius. Sahari, P. 2007. Pengaruh Jenis dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Krokot Landa (Talinum triangulare Willd). Jurnal Agriceca 7 No. 1 Hal. 2-5. Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2005. Plant Physiologi. Norwalk: Easton Press. Sridjono, H.H. dan Supari. 2012. Dampak Pemberian Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Asap Cair (Liquid Smoke) pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Penelitian Vo. 1 No. 1 Hal 35-40. Universitas Muria Kudus. Sugeng, W. 2005. Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Gava Media. Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya. Suparno, P. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Hal 91-92. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta: Kanisius Suwahyono, Untung dan TimpPenulis. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari Limbah. Jakarta: Penebar Swadaya Hal. 44 Syamsuddin, A., Purwaningsih dan Asnawati. 2011. Pengaruh Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung pada Tanah Alluvial. Jurnal Penelitian Vol. 2 No. 2 Hal 4-9. Pontianak: Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Zulkarnain, M. 2013. Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang dan Custom-Bio Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu pada Entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon. Kediri: Universitas Brawijaya Malang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 Lampiran 1 GAMBAR-GAMBAR Rebung Bambu Rebung Bambu yang Telah Dihaluskan Alat dan Bahan untuk Pemupukan Proses Fermentasi Hasil penyemaian biji sawi caisim Semaian Sawi Caisim setelah dipindahkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Sawi Caisim Umur 6 HST Perlakuan Kontrol Perlakuan NPK perlakuan MOL 1% Perlakuan MOL 5% Perlakuan MOL 10% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 Daun Sawi yang terkena Hama Proses Penyiraman Proses Penimbangan Berat Basah Sawi Hama yang menyerang sawi Tanaman Sawi Umur 26 HST Proses Penjemuran Sawi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 Proses Pengovenan Sawi Proses Penimbangan Berat Kering Sawi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Lampiran 2 HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM Uji Normalitas Tinggi Batang Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova perlakuan Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. .160 7 .200* .966 7 .870 NPK .174 7 .200* .937 7 .611 MOL 1 % .291 7 .075 .895 7 .300 * tinggibatang kontrol MOL 5 % .189 7 .200 .925 7 .512 MOL 10 % .278 7 .109 .774 7 .022 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Homogenitas Tinggi Batang Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.277 4 30 .301 Based on Median .635 4 30 .642 Based on Median and with adjusted df .635 4 20.118 .644 Based on trimmed mean 1.134 4 30 .359 tinggibatang Based on Mean PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 Uji Anova Tinggi Batang ANOVA tinggibatang Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 3.210 4 .803 3.087 .031 Within Groups 7.800 30 .260 Total 11.010 34 Uji Bonfferoni Tinggi Batang Multiple Comparisons Tinggibatang Bonferroni Mean (I) (J) Difference (Iperlakuan perlakuan J) Std. Error kontrol NPK 95% Confidence Interval Sig. Lower Bound Upper Bound NPK -.23714 .27255 1.000 -1.0629 .5886 MOL 1 % -.62157 .27255 .298 -1.4473 .2042 MOL 5 % -.85286* .27255 .039 -1.6786 -.0271 MOL 10 % -.59000 .27255 .385 -1.4158 .2358 kontrol .23714 .27255 1.000 -.5886 1.0629 MOL 1 % -.38443 .27255 1.000 -1.2102 .4413 MOL 5 % -.61571 .27255 .313 -1.4415 .2100 MOL 10 % -.35286 .27255 1.000 -1.1786 .4729 .62157 .27255 .298 -.2042 1.4473 .38443 .27255 1.000 -.4413 1.2102 MOL 1 % kontrol NPK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 MOL 5 % -.23129 .27255 1.000 -1.0570 .5945 MOL 10 % .03157 .27255 1.000 -.7942 .8573 .85286* .27255 .039 .0271 1.6786 NPK .61571 .27255 .313 -.2100 1.4415 MOL 1 % .23129 .27255 1.000 -.5945 1.0570 MOL 10 % .26286 .27255 1.000 -.5629 1.0886 kontrol .59000 .27255 .385 -.2358 1.4158 NPK .35286 .27255 1.000 -.4729 1.1786 MOL 1 % -.03157 .27255 1.000 -.8573 .7942 MOL 5 % -.26286 .27255 1.000 -1.0886 .5629 MOL 5 % kontrol MOL 10 % *. The mean difference is significant at the 0.05 level. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Lampiran 3 HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM Uji Normalitas Jumlah Daun Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova perlakuan Statistic jumlahdaun Kontrol .223 Shapiro-Wilk Df Sig. Statistic df Sig. 7 .200* .936 7 .607 * NPK .211 7 .200 .930 7 .553 MOL 1% .264 7 .150 .933 7 .578 MOL 5% .174 7 .200* .977 7 .944 MOL 10% .223 7 .200* .863 7 .161 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Homogenitas Jumlah Daun Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic jumlahdaun Based on Mean df1 df2 Sig. 1.611 4 30 .197 Based on Median .822 4 30 .521 Based on Median and with adjusted df .822 4 23.955 .524 1.597 4 30 .201 Based on trimmed mean PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Uji Anova Jumlah Daun ANOVA jumlahdaun Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 6.496 4 1.624 1.511 .224 Within Groups 32.251 30 1.075 Total 38.747 34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Lampiran 4 HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM Uji Normalitas Berat Basah Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova perlakuan Statistic beratbasah kontrol .167 Shapiro-Wilk Df Sig. Statistic df Sig. 7 .200* .941 7 .652 * NPK .217 7 .200 .944 7 .672 MOL 1% .217 7 .200* .939 7 .628 MOL 5% .194 7 .200* .910 7 .395 MOL 10% .197 7 .200* .939 7 .626 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Homogenitas Berat Basah Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.364 4 30 .270 Based on Median 1.041 4 30 .403 Based on Median and with adjusted df 1.041 4 17.348 .415 Based on trimmed mean 1.323 4 30 .284 beratbasah Based on Mean PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 Uji Anova Berat Basah ANOVA beratbasah Sum of Squares df Mean Square Between Groups 73739.257 4 18434.814 Within Groups 97775.714 30 3259.190 171514.971 34 Total F Sig. 5.656 .002 Uji Bonfferoni Berat Basah Multiple Comparisons beratbasah Bonferroni Mean (I) (J) Difference (Iperlakuan perlakuan J) Std. Error Control NPK 95% Confidence Interval Sig. Lower Bound Upper Bound -134.28571* 30.51553 .001 -226.7416 -41.8298 MOL 1% -32.00000 30.51553 1.000 -124.4559 60.4559 MOL 5% -48.14286 30.51553 1.000 -140.5987 44.3130 MOL 10% -25.00000 30.51553 1.000 -117.4559 67.4559 kontrol 134.28571* 30.51553 .001 41.8298 226.7416 MOL 1% 102.28571* 30.51553 .022 9.8298 194.7416 MOL 5% 86.14286 30.51553 .084 -6.3130 178.5987 109.28571* 30.51553 .012 16.8298 201.7416 32.00000 30.51553 1.000 -60.4559 124.4559 -102.28571* 30.51553 .022 -194.7416 -9.8298 NPK MOL 10% MOL 1% kontrol NPK PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 MOL 5% -16.14286 30.51553 1.000 -108.5987 76.3130 7.00000 30.51553 1.000 -85.4559 99.4559 48.14286 30.51553 1.000 -44.3130 140.5987 -86.14286 30.51553 .084 -178.5987 6.3130 MOL 1% 16.14286 30.51553 1.000 -76.3130 108.5987 MOL 10% 23.14286 30.51553 1.000 -69.3130 115.5987 kontrol 25.00000 30.51553 1.000 -67.4559 117.4559 -109.28571 30.51553 .012 -201.7416 -16.8298 MOL 1% -7.00000 30.51553 1.000 -99.4559 85.4559 MOL 5% -23.14286 30.51553 1.000 -115.5987 69.3130 MOL 10% MOL 5% kontrol NPK MOL 10% NPK * *. The mean difference is significant at the 0.05 level. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 Lampiran 5 HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM Uji Normalitas Berat Kering Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova perlakuan Statistic Shapiro-Wilk df Sig. Statistic Df Sig. .153 7 .200* .941 7 .652 NPK .203 7 .200* .963 7 .844 MOL 1% .199 7 .200* .973 7 .919 MOL 5% .227 7 .200* .888 7 .266 MOL 10% .237 7 .200* .790 7 .033 beratkering kontrol a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Uji Homogenitas Berat Kering Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.899 4 30 .136 Based on Median 1.104 4 30 .373 Based on Median and with adjusted df 1.104 4 17.405 .386 Based on trimmed mean 1.876 4 30 .141 beratkering Based on Mean PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Uji Anova Berat Kering ANOVA beratkering Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 175.787 4 43.947 2.853 .041 Within Groups 462.110 30 15.404 Total 637.897 34 Uji Bonfferoni Berat Kering Multiple Comparisons beratkering Bonferroni Mean (I) (J) Difference (Iperlakuan perlakuan J) Std. Error kontrol Sig. Lower Bound Upper Bound * 2.09787 .042 -12.8655 -.1533 MOL 1% -1.74957 2.09787 1.000 -8.1057 4.6065 MOL 5% -2.38757 2.09787 1.000 -8.7437 3.9685 -.96029 2.09787 1.000 -7.3164 5.3958 6.50943* 2.09787 .042 .1533 12.8655 MOL 1% 4.75986 2.09787 .306 -1.5963 11.1160 MOL 5% 4.12186 2.09787 .588 -2.2343 10.4780 MOL 10% 5.54914 2.09787 .129 -.8070 11.9053 1.74957 2.09787 1.000 -4.6065 8.1057 -4.75986 2.09787 .306 -11.1160 1.5963 NPK MOL 10% NPK 95% Confidence Interval kontrol MOL 1% kontrol NPK -6.50943 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 MOL 5% -.63800 2.09787 1.000 -6.9941 5.7181 .78929 2.09787 1.000 -5.5668 7.1454 2.38757 2.09787 1.000 -3.9685 8.7437 -4.12186 2.09787 .588 -10.4780 2.2343 .63800 2.09787 1.000 -5.7181 6.9941 1.42729 2.09787 1.000 -4.9288 7.7834 .96029 2.09787 1.000 -5.3958 7.3164 -5.54914 2.09787 .129 -11.9053 .8070 MOL 1% -.78929 2.09787 1.000 -7.1454 5.5668 MOL 5% -1.42729 2.09787 1.000 -7.7834 4.9288 MOL 10% MOL 5% kontrol NPK MOL 1% MOL 10% MOL 10% kontrol NPK *. The mean difference is significant at the 0.05 level. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 Lampiran 6 DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI Tinggi Batang Berikut ini tinggi batang tanaman sawi berdasarkan waktu pengamatan: Rata-rata tinggi batang tanaman sawi caisim Air NPK MOL MOL MOL 1% 5% 10% 0,85 1,14 1,1 1,25 1,24 1,22 1,71 1,62 1,91 1,64 1,37 1,8 1,9 2,34 1,87 1,85 2,08 2,38 2,6 2,22 1,98 2,15 2,61 2,78 2,41 2,11 2,25 2,78 2,95 2,62 2,27 2,3 3,04 3,17 2,9 2,42 2,55 3,32 3,52 3,08 2,6 2,84 3,55 3,82 3,62 Tanggal 12 September 15 September 18 September 21 September 24 September 27 September 30 September 2 November 5 November Berikut ini tinggi batang tanaman sawi caisim berdasarkan tanaman per perlakuan: Perlakuan Kontrol 1 2 3 4 5 6 7 1 NPK 2 3 4 5 6 7 12Okt 0,7 1 0,5 1 1 1,1 0,7 1 0,9 0,9 1 1,5 1,6 1,1 15Okt 1 1,2 1,3 1,2 1,5 1,4 1 1,2 1,5 1,5 1,8 1,9 2,2 1,9 18Okt 1,2 1,2 1,8 1,2 1,7 1,5 1 1,2 1,5 1,5 1,8 2,1 2,4 2,1 21Okt 2,2 1,5 1,8 1,9 2,3 2,2 1,1 1,2 2 2,5 1,9 2,3 2,5 2,2 24Okt 2,2 1,7 2 1,9 2,5 2,3 1,3 1,2 2,1 2,5 2 2,5 2,6 2,2 27Okt 2,3 1,8 2,1 2 2,6 2,5 1,5 1,3 2,3 2,5 2,1 2,7 2,6 2,3 30Okt 2,4 1,9 2,2 2,1 2,8 2,7 1,8 1,5 2,2 2,6 2,1 2,7 2,7 2,3 02Nov 2,5 2,1 2,4 2,3 2,9 2,9 1,9 2 2,4 2,8 2,3 3 2,9 2,5 05- RataNov rata 2,6 1,90 2,4 1,64 2,8 1,88 2,4 1,78 3 2,25 3 2,18 2 1,37 2,4 1,44 2,4 1,92 3 2,20 2,6 1,96 3,5 2,46 3,2 2,52 2,8 2,15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 P1 P2 P3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 2 0,9 0,6 1,2 0,8 1 1,2 1,9 1,3 0,7 0,9 1,4 1,1 1,5 1,3 1 1,1 0,9 1,3 1,2 1,9 2 1 1,1 1,2 2 1,6 2,5 2,6 1,5 1,4 1,6 1,9 2,1 2,3 1,7 1,2 1,6 1,3 1,6 1,6 2,5 2,4 1 1,1 1,6 2,6 1,9 2,7 3,1 2 1,7 1,8 2,3 2,8 2,7 1,7 1,4 1,9 1,5 2 1,3 3,3 3,2 1,5 1,4 2,3 2,1 2,2 4 3,2 2,1 2,1 2,5 2,5 3,1 2,7 2 1,8 2 1,8 2,2 2,3 3,5 3,5 1,7 1,8 2,5 2,2 2,5 4,1 3,5 2,2 2,5 2,6 2,7 3,2 2,8 2,2 2,1 2,2 2 2,3 2,4 3,7 3,7 2,1 2 2,7 2,3 2,5 4,2 3,6 2,3 2,6 2,7 3 3,5 3 2,4 2,2 2,5 2,2 2,5 2,6 4 3,8 2,5 2,2 3 2,5 2,8 4,5 4,1 2,5 2,7 2,8 3,3 3,4 3,4 2,7 2,5 3 2,3 2,8 2,7 4,3 4 2,8 2,4 3,2 2,7 3,3 4,9 4,4 2,7 2,9 3 4 4,1 3,6 2,8 2,7 3,2 2,4 3 3 4,5 4,3 3 2,7 3,4 3 3,3 5,2 4,7 3 3,2 3,4 4,2 4,5 3,8 3,7 3 3,5 3,5 3,5 3,2 5 Jumlah Daun Berikut ini jumlah daun tanaman sawi berdasarkan waktu pengamatan: Tanggal 12 September 15 September 18 September 21 September 24 September 27 September 30 September 2 November 5 November Rata-rata Jumlah daun tanaman sawi caisim Kontrol NPK MOL MOL MOL 1% 5% 10% 4,43 4,86 4,57 4,71 4,71 5,14 5,43 5,5 5,71 5,85 5,71 6 6,14 6,71 6,42 6 5,43 6,57 7 6,28 6,57 6,14 6,42 7,14 6,57 7,28 7,28 7,57 8,14 7,28 8,71 9,57 8,85 10,14 10 9,14 10,14 11,28 12,42 12,14 11,42 13,42 12,85 14,14 13,71 3,21 1,83 1,70 2,34 2,24 2,34 3,70 3,45 2,18 2,20 2,37 2,81 3,09 2,87 2,28 1,99 2,33 1,99 2,35 2,25 3,63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 Berikut ini jumlah daun tanaman sawi caisim berdasarkan tanaman per perlakuan: Kontrol NPK P1 P2 P3 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 12Okt 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 15Okt 4 5 6 6 5 6 4 2 6 7 6 6 5 6 5 5 5 6 6 5 6 6 6 6 5 6 5 6 6 5 6 6 6 6 6 18Okt 7 5 7 7 6 6 2 1 7 8 7 6 6 7 7 6 6 7 5 6 6 7 7 7 6 7 6 7 7 6 7 5 6 7 7 21Okt 7 6 5 6 6 5 7 1 6 8 5 5 7 6 8 6 7 6 6 5 8 6 7 7 7 8 7 7 7 5 6 6 7 6 7 24Okt 8 6 8 8 6 7 3 2 8 8 7 6 5 7 7 7 6 7 6 5 7 7 8 7 8 8 6 6 7 7 7 6 6 6 7 27Okt 8 6 9 9 7 8 4 3 9 10 8 6 7 8 9 8 7 8 7 6 8 8 9 7 10 9 7 7 7 7 7 6 7 8 9 30Okt 10 7 11 10 8 9 6 8 10 12 10 9 8 10 10 9 8 10 9 8 8 10 12 9 13 10 8 9 13 8 9 8 8 13 11 02Nov 10 8 12 10 7 10 7 7 11 15 11 8 9 10 12 11 10 13 12 11 10 13 16 13 15 10 9 11 15 11 10 10 10 17 12 05- RataNov rata 12 7,78 9 6,22 15 8,67 14 8,33 9 6,44 13 7,67 8 5 10 6,33 15 8,56 17 10 15 8,22 11 6,89 11 6,89 15 8,22 15 8,67 13 7,67 12 7,33 14 8,44 13 7,67 12 6,89 11 7,56 15 8,56 19 9,89 14 8,33 16 9,33 13 8,44 10 6,89 12 7,78 13 8,78 13 7,33 13 7,78 15 7,44 11 7,33 17 9,44 14 8,67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 Berat Basah Tanaman Ke- Perlakuan Kontrol NPK MOL 1 % MOL 5% MOL 10% 1 2 3 4 5 6 7 142 66 186 177 105 89 282 131 253 112 93 360 122 99 132 147 269 197 130 117 64 201 90 127 85 126 209 128 157 137 34 248 65 89 182 99,28 233,57 131,28 147,42 124,28 RataRata Berat Kering Tanaman Ke1 2 3 4 5 6 7 Perlakuan Kontrol NPK MOL 1 % MOL 5% MOL 10% 11,183 5,312 14,185 13,968 8,032 8,076 17,532 10,808 17,337 8 8,436 23,664 9,472 8,611 8,83 12,867 17,455 16,422 11,253 10,424 5,936 12,075 7,866 10,148 7,84 13,177 12,416 10,422 13,678 10,704 2,784 19,565 5,525 8,171 15,347 15,43129 10,67143 11,88086 9,914143 RataRata 8,922714 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 Lampiran 7 SUHU HARIAN YOGYAKARTA BULAN OKTOBER-NOVEMBER 2015 Suhu Oktober 2015 Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Suhu Siang Hari 0 C 35 36 35 35 35 31 33 34 34 36 34 35 34 36 36 36 36 33 36 36 36 36 36 35 36 36 37 32 36 34 32 Suhu Malam Hari 0 C 25 25 26 25 25 25 25 26 25 25 26 27 26 26 27 25 24 25 25 26 26 26 25 26 25 25 25 27 26 27 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 Suhu Bulan November 2015 Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Suhu Siang Hari 0 C 32 33 33 33 32 33 33 33 33 33 34 34 35 34 36 34 33 36 36 36 34 36 36 33 33 32 32 36 35 35 Suhu Malam Hari 0 C 26 26 26 26 27 26 26 25 25 25 24 25 26 25 26 25 26 25 26 26 25 26 26 28 27 26 26 27 26 25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 Lampiran 8 SILABUS PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/I Kompetensi Dasar Materi Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran Penilaian Alokasi Indikator Waktu 4 JP 1.1.1 Siswa 1.1 Mengagumi menunjukkan sikap dan memahami mengagumi dan keteraturan dan memahami kompleksitas keteraturan dan ciptaan Tuhan kompleksitas ciptaan tentang prosesTuhan tentang prosesproses yang terjadi proses yang terjadi dalam tubuh makhluk dalam tubuh Sumber - Gambar/ Tertulis Video Lisan pertumbuhan dan perkembanga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannyadal am pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkunagn, gotong royong, bekerja sama, cinta hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannyadala m pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1.1 Siswa bersikap jujur, teliti, tekun dan disiplin dalam proses belajar, dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.2 Siswa mampu bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik di dalam kelas maupun di laboratorium n - Buku Biologi kelas XII PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan. 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 3.1.1 Siswa mampu - Pertumbuhan Mengamati mengidentifikasi dan - Mengamati gambar faktor-faktor yang Perkembangan dan video tentang memengaruhi Tumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan perkembangan pada tumbuhan. - Faktor luar Tumbuhan 3.1.2 Siswa mampu dan faktor - Mengkaji data hasil menjelaskan faktorfaktor yang dalam yang pengamatan mempengaruhi memengaruhi pertumbuhan pertumbuhan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 perkembangan tumbuhan. pertumbuhan tanaman pada tumbuhan Menanya - Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang: - Mengapa tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan - Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan - Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 Mengumpulkan Data - Menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan video yang ditonton - Berdiskusi untuk mengumpulkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan - Berdiskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perkembangan tumbuhan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 Mengasosiasi - Membaca dan menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. - Menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan beserta faktor yang mempengaruhinya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 4.1 Merencanakan 4.1.1 Siswa mampu dan merancang kegiatan melaksanakan penelitian yang percobaan berkaitan dengan tentang faktor faktor luar yang luar yang memengaruhi proses memengaruhi pertumbuhan dan proses perkembanagan pertumbuhan dan tanaman. perkembangan tanaman dan 4.1.2 Siswa mampu melaporkan melaksanakan secara tertulis kegiatan penelitian dengan pengaruh faktor luar menggunakan terhadap tata cara pertumbuhan penulisan ilmiah tanaman. yang benar. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas Mengkomunikasikan - Mempresentasikan hasil diskusi tentang eksperimen pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan - Melaporkan percobaan hasil melalui presentasi di depan kelas dan laporan tertulis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 Lampiran 9 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Mata Pelajaran : Biologi Kelas/ Semester : XII/ 1 Materi : Perkembangan dan Pertumbuhan Tumbuhan Alokasi Waktu : 4 JP x 45 menit (2x Pertemuan) A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 pengetahuan, teknologi, sni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1.2 Mengagumi dan memahami 1.2.1 Siswa menunjukkan sikap keteraturan dan kompleksitas mengagumi dan memahami ciptaan Tuhan tentang proseshasil ciptaan Tuhan tentang proses yang terjadi dalam tubuh proses-proses yang terjadi makhluk hidup di tingkat seluler dalam tubuh makhluk hidup dan menjaga keteraturan, serta dan mewujudkannya dalam mewujudkannyadalam pengamalan ajaran yang pengamalan ajaran yang dianutnya. dianutnya. 2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.2.1 jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan beragumentasi, peduli lingkunagn, 2.2.2 gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam Siswa jujur, teliti, dan disiplin dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Siswa mampu bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan percobaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan. 3.1.1 Siswa mampu mendeskripsikan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3.1.2 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.3 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Siswa mampu merancang percobaan tentang faktor luar yang kegiatan penelitian yang memengaruhi proses pertumbuhan berkaitan dengan faktor luar dan perkembangan tanaman dan yang memengaruhi proses melaporkan secara tertulis dengan pertumbuhan dan menggunakan tata cara penulisan perkembanagan tanaman. ilmiah yang benar. 4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 C. Tujuan Pembelajaran 1.2.1.1 Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannyadalam pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1.1.1 Melalui pengamatan, siswa mampu menujukkan sikap jujur, teliti, tekun dan disiplin dalam proses belajar, dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.2.1 Melalui pengamatan, siswa mampu bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik di dalam kelas maupun di laboratorium. 3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa mampu mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3.1.1.2 Melalui pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.1.3 Melalui kajian pustaka, siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman. 4.1.1.2 Melaluis pengamatan, siswa dapat melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 4.1.1.3 Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas D. Materi Pembelajaran Materi Pokok: Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman E. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran : saintifik Metode Pembelajaran : Diskusi, Eksperimen, Presentasi, Ceramah dan Tanya Jawab F. Media, Alat dan Sumber/Bahan Belajar 1. Media a. Laptop b. LCD (proyektor) c. Gambar dan Video Pertumbuhan dan Perkembangan d. Whiteboard e. Spidol f. Penghapus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 2. Alat dan Bahan a. Bibit sawi b. Polybag c. Tanah d. MOL rebung bambu e. NPK f. Air g. Alat tulis 3. Sumber Belajar a. Buku SMA kelas XII b. Internet G. Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama (2 JP) Kegiatan Fase Kegiatan Guru dan Siswa (waktu) Pendahuluan Menyiapkan kondisi belajar 1. Guru mengucapkan salam, (10 menit) dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Melakukan apersepsi 2. Guru menanyakan: Pernahkah kalian menanam mengamati tunas pisang? Apabila diamati terus menerus maka tunas pisang tersebut akan tumbuh menjadi pohon pisang dewasa. Mengapa demikian? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Menyampaikan Pembelajaran Inti (70 menit) Tujuan Pengantar Materi Mengorganisasi Siswa Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi/ mencoba Mengasosiasi/Menalar 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi pelajaran “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” 5. Siswa dibagi dalam kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan wakil dari tiap kelompok mengambil LKS 6. Siswa mengamati gambar dan video mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 7. Membuat pertanyaan agar dapat berpikir kritis tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 8. Menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan video yang ditonton 9. Melalui buku sumber siswa dapat berdiskusi untuk mengumpulkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan 10. Siswa membaca dan menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 11. Siswa menarik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 Mengkomunikasikan Penutup (10 menit) Penghargaan Tindak lanjut kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan beserta faktor yang mempengaruhinya 12. Mempresentasikan hasil diskusi tentang eksperimen pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 13. Melakukan evalusi dengan minta salah satu kelompok untuk menanggapi hasil presentasi kelompok lain 14. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan baik 15. Guru mengajak siswa merangkum materi yang telah dipelajari 16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 17. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya 18. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. Pertemuan Kedua (2 JP) Kegiatan Fase (waktu) Pendahuluan Menyiapkan kondisi belajar (10 menit) Melakukan apersepsi Kegiatan Guru dan Siswa 1. Guru mengucapkan salam, dan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Guru menanyakan: Apakah kalian pernah melakukan ekperimen? Dalam melakukan ekperimen hal apa saja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 yang perlu dilakukan? Menyampaikan Pembelajaran Inti (65 menit) Tujuan Pengantar Materi Mengorganisasi Siswa Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi/ mencoba Mengkomunikasikan Penutup (15 menit) Penghargaan Tindak lanjut 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi pelajaran “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” 5. Guru meminta siswa bergabung ke dalam kelompok dan mempersiapkan hasil ekperimen 6. Siswa mengkaji hasil kerja ilmiah 7. Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah ekperimen dan penyusunan laporan hasil percobaan. 8. Melalui buku sumber siswa dapat mengolah data hasil ekperimen. 9. Menemukan jalan keluar terhadap permasalahan dalam percobaan. 10. Menyimpulkan hasil percobaan 11. Melaporkan hasil percobaan melalui presentasi di depan kelas dan laporan tertulis 12. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan baik 13. Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi yang telah dipelajari 14. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 15. Memberikan post tes kepada siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 16. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 17. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam. H. Penilaian 1. Teknik Penilaian: pengamatan, laporan percobaan dan LKS, lembar penilaian sikap, lembar penilaian hasil laporan, lembar penilaian presentasi 2. Bentuk instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian, Pendoman Skoring PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 I. Instrumen Penilian LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPRITUAL Petunjuk: Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spritual peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditunjukkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4= selalu, apabila melakukan sesuai dengan pernyataan yang ada 3= sering, apabila sering melakukan sesuai dengan pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan. 2= kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Nama Peserta Didik :................................................................................ Kelas :................................................................................ Tanggal Pengamatan :................................................................................ Indikator :................................................................................ 1.1.1 Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami hasil ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup dan mewujudkannya dalam pengamalan ajaran yang dianutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 No. Aspek Pengamatan 1 1 2 3 4 Skor 2 3 4 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran Mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan Memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi Mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi Jumlah Skor Petunjuk Penskoran: Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A tahun 2003 yaitu: Kategori Keterangan Tuntas/Tidak Tuntas Sangat Baik(SB) Apabila memperoleh skor akhir >3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir >2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Apabila memperoleh skor akhir >1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33 Tuntas Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/I Indikator : 2.1.1 Siswa jujur, teliti, dan disiplin dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.2 Siswa mampu bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Penilaian Sikap dan Perilaku siswa dalam melakukan Penelitian Petunjuk Pengisian: Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditunjukkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: No. Nama Siswa 1 Aspek yang Dinilai 2 3 Total 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 Keterangan: 3= teliti 1 = jujur 4= kerja sama 2= disiplin Rubrik penilaian Jujur Skor 3 2 1 Skor 3 2 1 Skor 3 2 1 Keterangan Tidak menyontek atau melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas/ulangan Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas/ulangan. Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan plagiat mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas Disiplin Keterangan Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, memakai atribut sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah, mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran Terkadang masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, terkadang memakai atribut sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah, terkadang mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran Masuk kelas tidak tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah membawa buku sesuai dengan pelajaran Teliti Keterangan Teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil percobaan ilmiah Kurang teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil percobaan ilmiah Tidak teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil penelitian ilmiah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 Skor 3 2 1 Kerja sama Keterangan Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan Terkadang mampu berdinamika dalam kelompok, terkadang menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan Tidak mampu berdinamika dalam kelompok, tidak menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan Petunjuk Penskoran: Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A tahun 2003 yaitu: Kategori Sangat Baik(SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Keterangan Apabila memperoleh skor akhir >3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir >2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Apabila memperoleh skor akhir >1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33 Tuntas/Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 LEMBAR PENILAIAN LAPORAN Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/I Indikator : 3.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1.1 Siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman. 4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas Penilaian Laporan Eksperimen No. Kelompok Aspek Penilaian Isi Laporan Tata Tulis Kelengkapan dan Data Bahasa Jumlah Total Nilai Siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Rubrik Penilaian Aspek Isi Laporan Tata Tulis dan Bahasa Kelengkapan Data Skor Indikator 3 Isi laporan sangat lengkap dan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah 2 Isi laporan kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah 1 Isi laporan tidak lengkap dan tidak sesuai dengan kaidan penulisan ilmiah 3 Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai dengan EYD 2 Menggunakan tata tulis dan bahasa yang kurang sesuai dengan EYD (kurang baku) 1 Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak sesuai dengan EYD 3 Data dalam laporan penelitian lengkap 2 Data dalam laporan penelitian kurang lengkap 1 Data dalam laporan penelitian tidak lengkap Penilaian : - Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan data - Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A tahun 2003 yaitu: Kategori Sangat Baik(SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Keterangan Apabila memperoleh skor akhir >3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir >2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Apabila memperoleh skor akhir >1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33 Tuntas/Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/I Indikator : 4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas Penilaian Presentasi Siswa Isi Presentasi Penampilan Menjawab Pertanyaan Nama Kelompok Bahasa No. Kekompakan Aspek Penilaian Skor Rubrik Penilaian Presentasi Aspek Kekompakan Skor 3 2 Bahasa 1 3 Indikator Semua anggota kelompok kompak dalam melakukan presentasi Anggota kelompok kurang kompak dalam melakukan presentasi Kelompok tidak kompak dalam melakukan presentasi Tutur kata jelas, dan menggunakan bahasa yang sopan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 2 1 Menjawab Pertanyaan 3 2 1 Penampilan Isi Presentasi 3 2 1 3 2 1 Tutur kata kurang jelas dan dan bahasa yang digunakan kurang sopan Tutur kata tidak jelas dan dan bahasa yang digunakan tidak sopan. Semua anggota kelompok mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain Semua anggota kelompok kurang mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain (hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan saja) Semua anggota kelompok tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain Presentasi menarik dan kreatif Presentasi kurang menarik dan kurang kreatif Presentasi tidak menarik dan tidak kreatif Jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan topik/permasalahan Kurang jelas, kurang mudah dipahami dan kurang sesuai dengan topik/permasalahan Tidak jelas, susah dipahami dan tidak sesuai dengan topik/permasalahan. Penilaian : - Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan data - Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A tahun 2003 yaitu: Kategori Sangat Baik(SB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K) Keterangan Apabila memperoleh skor akhir >3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir >2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Apabila memperoleh skor akhir >1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33 Tuntas/Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 LEMBAR PENILAIAN LKS Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XII/I Indikator : 3.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1.1 Siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman. 4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas kedisiplinan ketelitian Tata Bahasa Kerapian Nama Kelengkapan data Aspek Penilaian No. skor PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Rubrik penilaian Aspek Kerapian Kelengkapan Data Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 Tata Bahasa 1 3 2 Ketelitian 1 Kedisiplinan 3 2 1 Indikator Rapi dan sangat jelas dalam menjawab pertanyaan kurang rapi dan kurang jelas dalam menjawab pertanyaan Tidak rapi dan tidak jelas dalam menjawab pertanyaan Menjawab pertanyaan dengan sangat lengkap Menjawab pertanyaan kurang lengkap Tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai dengan EYD Menggunakan tata tulis dan bahasa yang kurang sesuai dengan EYD (kurang baku) Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak sesuai dengan EYD Teliti dan sangat lengkap dalam menjawab pertanyaan Kurang teliti dan kurang lengkap dalam menjawab pertanyaan Tidak teliti dan tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan Mengumpulkan hasil kerja tepat waktu Mengumpulkan hasil kerja tidak tepat waktu Tidak mengumpulkan hasil kerja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 LEMBAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN (POST TES) Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester :XII/I Kisi-kisi Soal : 3.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi 1, 4 faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. No. 1. 2. 2 3, 5 Soal Faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? Jawaban Skor Faktor eksternal: air, cahaya, 15 nutrisi, pH, oksigen, kelembaban Faktor Internal: hormon dan gen Bagaimana kondisi tumbuhan Kekurangan unsur Fe: 15 yang mengalami kekurangan muncul gejala klorosis dan unsur Fe dan Mg? daun menguning atau nekrosa Kekurangan unsur Mg: muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua Menciptakan Mengevaluasi Menganalisis Menerapkan Indikator Memahami Mengingat Nomor Soal dan Tingkat Pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 3. 4. 5. Seorang siswa melakukan sebuah penelitian mengenai pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dia ingin mengetahui perbedaan tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap dan di tempat yang cukup terkena sinar matahari dan di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Setelah dilakukan pengamatn diperoleh hasil bahwa tumbuhan yang diletakkan di tempat gelap mengalami pertumbuhan batang yang jauh lebih panjang bila dibandingkan dengan tumbuhan yang diletakkan di tempat yang cukup terkena sinar matahari berwana pucat dan kurus, tumbuhan yang diletakkan di tempat yang cukup terkena sinar memiliki pertumbuhan yang normal, sedangkan tumbuhan yang diletakkan di bahwah sinar matahari langsung tinggi batangnya jauh lebih pendek dibandingkan tanaman dengan perlakuan yang lain dan kerdil. Menurutmu apakah yang menyebabkan hal tersebut? Apakah fungsi oksigen dalam proses pertumbuhan tanaman? Tanaman yang diletakkan di 30 tempat yang gelap memiliki batang yang jauh lebih panjang, hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut mencari sumber cahaya, sedangkan tanaman yang cukup terkena sinar matahari memiliki pertumbuhan yang normal sedangkan tumbuhan yang diletakkan di bawah sinar mata hari langsung memiliki tinggi batang yang lebih pendek dah kerdil hal ini disebabkan karena tanaman tersebut mendapat sinar matahari yang berlebihan sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Tanaman memang memerlukan cahaya/ sinar matahari untuk keberlangsungan hidupnya namun dalam jumlah yang normal. Oksigen diperlukan oleh 15 setiap makhluk hidup untuk melakukan respirasi aerob, dengan respirasi aerob makhluk hidup dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. Perhatikan informasi berikut! Bagaimana pengaruh 25 Rebung bambu dapat dijadikan MOLdari rebung bambu bahan untuk pembuatan MOL terhadap pertumbuhan untuk tanaman karena tanaman? mempunyai kandungan unsur hara yang yang dibutuhkan oleh tanaman. MOL yang berbahan dasar rebung bambu ini memiliki PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 kandungan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillium. Berdasarkan uraian di atas, bagaimana rumusan masalahnya? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 LEMBAR KERJA SISWA 1 Judul: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan A. Tujuan 1. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan B. Alat dan Bahan Alat tulis dan buku biologi kelas XII C. Cara Kerja 1. Bentuklah kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang siswa 2. Cermati pertanyaan yang diberikan dan diskusikan bersama anggota kelompokmu 3. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas! D. Pertanyaan 1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan! 2. Sebutkan minimal 3 contoh dari pertumbuhan dan perkembangan! 3. Sebutkan dan jelaskan fase-fase pada pertumbuhan! PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 KUNCI JAWABAN LKS 1 1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan: - Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya yang bersifat irreversibel (Tidak dapat kembali seperti semula). Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan. - Perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif yang melibatkan perubahan struktur fungsi yang lebih kompleks 2. Contoh pertumbuhan dan perkembangan: - Pertumbuhan: tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, lebar daun. - Perkembangan: munculnya tunas, tunas daun, munculnya bunga dan buah. 3. Ada 4 fase dalam pertumbuhan yaitu: - Fase awal, pada fase ini pertumbuhan berlangsung lamban pada tumbuhan - Fase log merupakan pertumbuhan yang maksimum pada tumbuhan dan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat - Fase perlambatan, pada fase ini tumbuhan mengalami pertumbuhan yang berlangsung secara lamban - Fase stasioner, pada fase ini pertumbuhan tanaman terhenti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 LEMBAR KERJA SISWA 2 Judul: Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan A. Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2. Menjelaskan faktor-faktor perkembangan tumbuhan. B. Alat dan Bahan 1. Bibit sawi 2. Larutan MOL rebung bambu 3. NPK 4. Polybag 5. Tanah 6. Air 7. Alat Tulis yang mempengaruhi pertumbuhan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 C. Cara Kerja 1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa 2. Rancanglah sebuah eksperimen yang bertemakan “pengaruh pemberian MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi” 3. Tentukan rumusan masalah, hipotesis, cara kerja dan hasil pengamatan. 4. Lakukan percobaan dengan perlakuan sebagai berikut: - Kelompok 1:MOL rebung 5% - Kelompok 2: MOL rebung 10% - Kelompok 3: MOL rebung 15% - Kelompok 4: NPK - Kelompok 5: air PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 5. Larutan MOL rebung bambu yang sudah jadi diencerkan dengan perbandingan 1:15 dan dapat langsung diaplikasikan pada tanaman. 6. Lakukanlah pengamatan pada tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi selama 7 hari 7. Catatlah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan 8. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil pengamatan masing-masing kelompok berdasarkan format yang telah ditentukan! D. Hasil Pengamatan Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman sawi: Tanaman Ke- Tinggi Batang Jumlah Daun 1 2 Dst E. Pertanyaan 1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perlakuan mana yang menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik? Mengapa? 2. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tersebut? Sebutkan! 3. Jelaskan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman? 4. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan! PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Contoh Format Laporan: A. Acara Praktikum B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis E. Alat, Bahan dan Cara Kerja F. Hasil Pengamatan G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka .