PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM (Brassica juncea L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Eva Yeremia
111434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM (Brassica juncea L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
Eva Yeremia
111434008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM (Brassica juncea L.)
Oleh :
Eva Yeremia
NIM : 111434008
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
(Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si)
Tanggal 15 Februari 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWICAISIM (Brassica juncea L.)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Eva Yeremia
NIM: 111434008
Telah dipertahankan di depan panitia penguji skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal: 22 Februari 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. M. Andi Rudhito, S.Pd
………………………
Sekretaris
: Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc
...............……………
Anggota
: Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si
............………………
Anggota
: Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd
............………………
Anggota
:Yoani Maria Lauda F., M.Si
………………………
Yogyakarta, 22 Februari 2016
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph. D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
“Bersyukurlah jika kau sudah di titik terendah dalam hidup, karena tidak
ada pilihan lain selain menuju titik tertinggi”
Kupersembahkan Karyaku yang sederhana ini dengan penuh cinta
kepada:
Orang Tuaku Tercinta
Suami dan AnakkuTersayang
Keluarga dan Saudara
Sahabat
Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO:
“Tak perlu malu karena berbuat kesalahan, sebab
kesalahan akan membuatmu lebih bijak dari sebelumnya”
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Februari 2016
Penulis,
(Eva Yeremia)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Eva Yeremia
NIM
: 111434008
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk
mengalihkan dalam media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Dibuat di
Yogyakarta
Pada Tanggal : 22 Februari 2016
Yang menyatakan,
Eva Yeremia
vii
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH KONSENTRASI MIKROORGANISME LOKAL (MOL)
DARI REBUNG BAMBU TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM (Brassica juncea L.)
Eva Yeremia
111434008
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman
sawi caisim (Brassica juncea L.) yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat
basah dan berat kering tanaman sawi caisim. Terdapat 5 kelompok dalam
penelitian ini yaitu 2 kelompok kontrol meliputi kontrol negatif yaitu dengan
pemberian air dan kontrol positif dengan pemberian NPK serta 3 kelompok
perlakuan MOL, masing-masing kelompok terdiri dari 7 ulangan. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah konsentrasi MOL yang digunakan yaitu 1%, 5% dan
10%. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi
yang meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Variabel
terkontrol meliputi volume cairan yang digunakan untuk penyiraman adalah 200
ml untuk setiap tanaman, waktu fermentasi, frekuensi penyiraman dan suhu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa MOL rebung bambu 5% meningkatkan
tinggi batang tanaman sawi caisim, tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah daun pada setiap kelompok tanaman. NPK berpengaruh
terhadap berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim karena jumlahnya
melebihi kebutuhan tanaman sawi sehingga menyebabkan penimbunan zat-zat
yang dapat mempengaruhi berat tanaman.
Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 16 terhadap tinggi batang,
jumlah daun, berat basah dan berat kering tanaman sawi menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pemberian MOL rebung bambu terhadap tinggi batang, berat
basah dan berat kering tanaman sawi caisim, tetapi tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap jumlah daun. Konsentrasi MOL rebung bambu yang paling
baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi yaitu sebesar 5%.
Kata kunci: MOL, rebung bambu, Brassica juncea L.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CONCENTRATIONS OF BAMBOO SHOOT
LOCAL MICROORGANISMS ON THE GROWTH OF
MUSTARD GREENS (Brassica juncea L.)
Eva Yeremia
111434008
Sanata Dharma University
This research was intended to find out the influence of concentrations of
bamboo shoots’ local microorganisms (MOL) on the growth of mustard greens
(Brassica juncea L.) which included the height of plant, the number of leaves, the
wet weight, and the dry weight. In this research, the researcher used five groups,
namely two control groups – negative control and positive control – and three
treatment groups in which each treatment consisted of seven repetitions. The
independent variables were the solution concentration which contained three
concentration, namely 1%, 5%, and 10%. The dependent variables were the
height of plant, the number of leaves, the fresh weight and the dry weight of
mustard greens. The control variables included the 200 ml of liquid volume which
was used in watering the mustard greens, the time, the watering frequency and the
temperature.
The result of this research showed that bamboo shoot local microorganism
5% increase stem height of mustard greens. However, there was no significant
influence on the number of leaves in each groups of plants. NPK effect the fresh
weight and the dry weight of mustard greens because the amount exceeds the
needs of mustard greens that causes the accumilation of substances that can effect
the weight of the plants.
The calculation using SPSS 16 showed that there were several influences of
bamboo shoots’ local microorganisms on the height of plant, the wet weight, and
the dry weight of the mustard greens. However, there was no significant influence
on the number of leaves.Based on the results, the best concentration of bamboo
shoots’ local microorganisms in raising the growth of mustard greens was 5%.
Key Words: local microorganism, bamboo shoot, Brassica juncea L
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal (MOL) dari Rebung
Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)”.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
dorongan, semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melindungi dan membimbing penulis
dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M. For. Sc. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing yang
dengan sabar dan tulus membimbing penulis selama proses penyusunan
skripsi.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Biologi yang telah membimbing dan
mengajari penulis selama perkuliahan di Pendidikan Biologi.
6. Segenap Staf Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah membantu dan melayani segala keperluan akademik penulis.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Bapak Slamet yang dengan senang hati selalu membantu penulis dalam
merawat tanaman sawi caisim di kebun Anggur.
8. Orangtuaku tercinta, Bapak Lukas Agem dan Ibu Mariani Sugai, Suamiku
Libertus Hanas, anakku Julian Nathaniel Alvaro, saudara-saudaraku, dan
segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat kepada
penulis untuk mendukung penulis dalam menjalankan tugas studi.
9. Sahabat baikku Salma, Gloria, Emi, Henny, Claudia, Tya, Nina, Wayan,
Thomas, Budin, Dyah, Fenti Kontam, Mega, Brigita dan teman-teman
“Virion” Pendidikan Biologi angkatan 2011, Papa Jimmy, Mama Chyntia,
Fany, Lia W, Eka, Chika, Deni, Natri, Galuh serta adik-adikku yang manis
Melly, Erina, Ichy dan Lonniyang selalu bersama-sama berjuang,
memberikan semangat, dukungan, waktu, perhatian selama melaksanakan
studi di Pendidikan Biologi dari awal masuk perkuliahan hingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah memberikan
doa, bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi penulis, bagi dunia pendidikan dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI..................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .........................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..................................................1
B. BATASAN PENELITIAN ................................................................4
C. RUMUSAN MASALAH ..................................................................4
D. TUJUAN PENELITIAN ...................................................................5
E. MANFAAT PENELITIAN ...............................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................7
A. SAWI CAISIM (Brassica juncea L.) ................................................7
1. DESKRIPSI TANAMAN SAWI CAISIM .................................7
2. MORFOLOGI .............................................................................8
3. SYARAT TUMBUH .................................................................10
4. HAMA DAN PENYAKIT ........................................................13
B. PERTUMBUHAN ...........................................................................17
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. REBUNG BAMBU .........................................................................19
D. MIKROORGANISME LOKAL (MOL) REBUNG BAMBU ........21
E. PUPUK NPK ...................................................................................23
F. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN .....................................25
G. KERANGKA BERPIKIR................................................................27
H. HIPOTESIS .....................................................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................29
A. JENIS PENELITIAN.......................................................................29
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN .......................................29
C. ALAT DAN BAHAN ......................................................................30
D. CARA KERJA .................................................................................31
a. PENANAMAN ..........................................................................32
b. PEMBUATAN LARUTAN MOL REBUNG BAMBU ...........32
c. PEMBUATAN KONSENTRASI MOL ....................................34
d. PEMBERIAN PERLAKUAN ...................................................35
e. PENGAMATAN .......................................................................35
E. METODE ANALISIS DATA .........................................................36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................41
1. TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ...........................41
2. JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM ..............................47
3. BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ...............................52
4. BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM ..............................59
BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN ..............................65
A. KOMPETENSI INTI .......................................................................65
B. KOMPETENSI DASAR .................................................................66
BAB VI PENUTUP ........................................................................................68
A. KESIMPULAN ...............................................................................68
B. SARAN ............................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................69
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
2.1 KANDUNGAN DALAM 100 GRAM SAWI ................................................ 7
2.2 KANDUNGAN DALAM 100 GRAM REBUNG BAMBU ........................ 21
3.1 PENGUJIAN STATISTIK (a) ...................................................................... 36
3.2 PENGUJIAN STATISTIK (b) ...................................................................... 38
3.3 DATA PENELITIAN TINGGI BATANG DAN JUMLAH DAUN
TANAMAN SAWI CAISIM .............................................................................. 40
3.4 DATA PENELITIAN BERAT BASAH DAN BERAT KERING TANAMAN
SAWI CAISIM ................................................................................................... 40
4.1 TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ........................................ 41
4.2 JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 48
4.3 BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ........................................... 52
4.4 BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 59
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
4.1 TINGGI BATANG TANAMAN SAWI CAISIM ........................................ 42
4.2 JUMLAH DAUN TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 49
4.3 BERAT BASAH TANAMAN SAWI CAISIM ........................................... 53
4.4 BERAT KERING TANAMAN SAWI CAISIM .......................................... 60
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 GAMBAR-GAMBAR ............................................................... 72
LAMPIRAN 2 HASIL UJI STATISTIK TINGGI BATANG TANAMAN SAWI
CAISIM ............................................................................................................... 76
LAMPIRAN 3 HASIL UJI STATISTIK TINGGI BATANG TANAMAN SAWI
CAISIM ............................................................................................................... 79
LAMPIRAN 4 HASIL UJI STATISTIK BERAT BASAH TANAMAN SAWI
CAISIM ............................................................................................................... 81
LAMPIRAN 5 HASIL UJI STATISTIK BERAT KERING TANAMAN SAWI
CAISIM ............................................................................................................... 84
LAMPIRAN 6 DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN
SAWI CAISIM ................................................................................................... 87
LAMPIRAN 7 SUHU HARIAN YOGYAKARTA ........................................... 91
LAMPIRAN 8 SILABUS ................................................................................... 93
LAMPIRAN 9 RPP ........................................................................................... 100
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan Sumber Daya Alam
(SDA). Indonesia disebut sebagai negara agraris karena sejak zaman dahulu
masyarakat Indonesia telah melakukan aktivitas bertani. Salah satu tanaman
yang banyak dibudidayakan oleh para petani adalah sawi.
Sawi caisim (Brassica juncea L.) termasuk dalam kelompok tanaman
sayuran yang mengandung zat-zat gizi lengkap yaitu serat, vitamin A, vitamin
B, vitamin B2, vitamin B6, vitamin C, kalium, fosfor, tembaga, magnesium,
zat besi, protein dan flavanoid. Dengan kandungan tersebut, sawi caisim
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan berkhasiat untuk mencegah kanker,
hipertensi, penyakit jantung, membantu kesehatan sistem pencernaan,
mencegah dan mengobati penyakit pelagra, serta menghindarkan ibu hamil
dari anemia ( Cahyono, 2003). Begitu banyak manfaat yang terkandung pada
sawi caisim terutama kandungan berbagai macam vitamin dan flavanoidnya
sehingga membuat masyarakat semakin tertarik untuk mengkonsumsi sawi
caisim organik. Sawi caisim organik dapat diperoleh melalui penggunaan
pupuk alami dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari lingkungan
sekitar.
Teknologi dengan kearifan lokal adalah memanfaatkan mikroorganisme
yang banyak terdapat pada tanaman atau produk pertanian itu sendiri.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Mikroorganisme dikelola sehingga menjadi faktor penyeimbang dalam
perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Kelompok mikroorganisme dapat
bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba
yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan
organik oleh tanaman. Teknologi tersebut dikembangkan untuk menunjang
pembangunan pertanian ramah lingkungan, menekan penggunaan pupuk kimia
dan pestisida dengan sistem alami yang akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas tanah, mengurangi biaya produksi dan menghasilkan bahan
pangan yang bebas bahan kimia sehingga bersih dan sehat untuk dikonsumsi.
Pemanfaatan bahan lokal sebagai teknologi terapan dan ramah lingkungan akan
mampu meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan lingkungan hidup
yang baik.
Rebung bambu merupakan tunas muda yang berasal dari tanaman bambu.
Tunas muda ini biasanya tumbuh di antara batang-batang bambu yang sudah
dewasa dengan warna kulit yang hitam pekat dan memiliki bulu-bulu halus
yang gatal. Masyarakat pada umumnya menggunakan rebung bambu sebagai
sayuran karena rasanya yang enak dan ekonomis karena mudah didapat dan
mudah tumbuh di mana saja. Tetapi rebung bambu ternyata dapat dijadikan
sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal (MOL).
MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai
sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara
mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang tumbuhan dan sebagai agen pengendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
hama dan penyakit tanaman, sehingga larutan MOL dapat digunakan baik
sebagai dekomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama
sebagai fungisida. Larutan MOL dibuat dengan sangat sederhana yaitu dengan
memanfaatkan limbah dari rumah tangga atau tanaman di sekitar lingkungan
misalnya sisa-sisa tanaman seoerti bonggol pisang, rebung bambu, buah nanas,
jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain. Bahan utama dalam
pembuatan larutan MOL terdiri dari 3 jenis komponen, antara lain: karbohidrat
yang berasal dari cucian beras, nasi bekas, singkong, kentang dan gandum;
glukosa yang berasal dari cairan gula merah, cairan gula pasir, air kelapa/nira
dan; sumber bakteri yang berasal dari keong mas, buah-buahan misalnya tomat,
pepaya dan kotoran hewan (Purwasasmita, 2009 dalam Anonim, 2011).
Menurut Maspari (2012), larutan MOL rebung bambu mempunyai
kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang
pertumbuhan tanaman. Selain itu larutan MOL rebung bambu juga
mengandung
mikroorganisme
yang
sangat
penting
untuk
membantu
pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Jika dilihat dari
kandungannya, larutan MOL rebung bambu bisa digunakan sebagai
perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif. Sehingga dalam penerapannya
diharapkan bahwa larutan MOL rebung bambu memiliki pengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman sawi caisim. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk
melakukan penelitian mengenai Pengaruh Konsentrasi Mikroorganisme Lokal
(MOL) dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Caisim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya dikhususkan pada pengaruh konsentrasi larutan
mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu terhadap pertumbuhan
tanaman sawi caisim yaitu tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat
kering tanaman sawi caisim. Tanaman sawi caisim yang digunakan dalam
setiap perlakuan berjumlah 7 tanaman dengan 3 tanaman sebagai cadangan.
Rebung bambu yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat yaitu rebung
bambu tabah (Gigantochloa nigrociliata). Terdapat 5 kelompok dalam
penelitian ini yang terdiri dari 3 kelompok perlakuan dengan pemberian larutan
MOL dengan konsentrasi 1%, 5% dan 10% dan 2 kelompok kontrol yaitu
pemberian air sebagai kontrol negatif dan pemberian NPK sebagai kontrol
positif.
Waktu penelitian dilakukan selama 1 bulan yang dimulai dari bulan
Oktober samapi November 2015. Penelitin ini dilakukan di Kebun Anggur,
Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Variabel
pertumbuhan yang diukur meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan
berat kering tanaman sawi caisim.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung
bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Pada konsentrasi larutan MOL rebung bambu berapakah yang memberikan
pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim?
D. Tujuan Penelitian
Terkait dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh larutan mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung
bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.
2. Mengetahui konsentrasi MOL rebung bambu yang memberikan pengaruh
terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitin ini bagi peneliti yaitu sebagai penambah wawasan
peneliti terkait dengan pemanfaat rebung bambu sebagai bahan dasar
dalam pembuatan larutan mikroorganisme lokal (MOL).
2. Bagi Dunia Pendidikan
Manfaat penelitin ini bagi dunia pendidikan yaitu:
a. Sebagai bahan bacaan bagi para guru untuk dapat dijadikan sebagai
panduan praktikum terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
b. Memberi pembelajarann kepada siswa terkait
dengan materi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan untuk kelas XII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Petani
a. Mengurangi pemakaian pupuk kimia oleh para petani.
b. Memberikan cara pembuatan pupuk yang murah dan cepat dengan
menggunakan rebung bambu.
c. Mengurangi pengeluaran biaya bagi petani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sawi Caisim (Brassica juncea L.)
1. Deskripsi Tanaman Sawi Caisim
Menurut Sunarjono (2004), sawi merupakan tanaman semusim
berbatang pendek hingga hampir tidak terlihat. Berdaun bulat panjang serta
berbulu halus, urat daun utama lebar dan berwarna putih. Daun caisim bila
dimasak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola
pertumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu
menutup daun yang tumbuh kemudian. Susunan dan warna bunga seperti
kubis. Tanaman sawi umumnya dibudidayakan di daerah dataran rendah dan
dataran tinggi. Kandungan sawi antara lain Vitamin A, Vitamin B dan
Vitamin C, Karbohidrat, Fe, Ca, P, Protein dan serat (Prasetio, 2013).
Menurut Zulkarnain (2013), dalam 100 gram daun sawi terkandung:
Tabel 2.1 Kandungan dalam 100 gram Sawi
Kandungan
Jumlah
Vitamin A
4,468 IU
Vitamin C
45 mg
Natrium
65 mg
Kalsium
105 mg
Kalium
252 mg
Besi
0,80 mg
Magnesium
19 mg
Fosfor
37 mg
Mangan
0,159 mg
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Di Indonesia dikenal tiga jenis sawi yaitu sawi putih atau sawi jabung,
sawi hijau dan sawi huma. Sawi putih (B. Juncea L. Var. Rugosa Roxb. dan
Prain) memiliki batang pendek, tegap dan berdaun lebar berwarna hijau tua,
tangkai daun panjang dan bersayap melengkung ke bawah. Sawi hijau atau
caisim varietas tosakan memiliki ciri-ciri batang pendek, daun berwarna
hijau keputih-putihan serta rasanya agak pahit, sedangkan sawi huma
memiliki ciri batang kecil-panjang dan langsing, daun panjang-sempit
berwarna hijau keputih-putihan serta tangkai daun panjang dan bersayap
(Rukmana, 2007). Klasifikasi tanaman sawi menurut Haryanto, dkk (2002)
adalah sebagai berikut:
Divisi
: Spermatophyta
subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales (Brassicales)
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica juncea L.
2. Morfologi
Karakteristik morfologi tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol
dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat. Berikut adalah morfologi
tanaman sawi.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Akar
Sistem perakaran caisim memiliki akar tunggang (radix primaria)
dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris)
menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm. Akar ini
berfungsi antara lain menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah,
serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Haryanto, 2003).
2. Batang
Tanaman caisim memiliki batang (caulis) yang pendek dan beruas,
sehingga hampir tidak kelihatan. Batang berfungsi sebagai alat
pembentuk dan penopang berdirinya daun. Caisim umumnya berdaun
dengan struktur daun halus, tidak berbulu. Daun caisim membentuk
seperti sayap dan bertangkai panjang yang berbentuk pipih (Rahmat,
2007)
3. Daun
Menurut Sunarjono (2004), daun tanaman sawi berbentuk bulat dan
lonjong, lebar dan sempit, ada yang berkerut-kerut (keriting), tidak
berbulu, berwarna hijau muda, hijau keputih-putihan sampai hijau tua.
Daun memiliki tangkai daun panjang dan pendek, sempit atau lebar
berwarna putih sampai hijau, bersifat kuat dan halus. Pelepah daun
tersusun saling membungkus dengan pelepah-pelepah daun yang lebih
muda tetapi tetap membuka. Daun sawi caisim memiliki tulang-tulang
duan yang menyirip dan bercabang-cabang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Bunga
Struktur
bunga
caisim
tersusun
dalam
tangkai
bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang
banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun,
empat helai mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang
sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002).
5. Buah dan Biji
Buah caisim termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya
memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji
(Rukmana, 2007). Biji caisim berbentuk bulat kecil berwarna coklat
atau coklat kehitam-hitaman. Biji caisim berbentuk bulat, berukuran
kecil, permukaannnya licin mengkilap, agak keras dan berwarna coklat
kehitaman (Cahyono, 2003).
3. Syarat Tumbuh
Sawi caisim dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah.
Akan tetapi, pada umumnya tanaman sawi caisim dibudidayakan di
dataran rendah, seperti di pekarangan, di ladang dan lain-lain. Sawi caisim
termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga dapat
ditanam sepanjang tahun asalkan pada saat musim kemarau disediakan air
yang cukup untuk penyiraman.
Menurut Zulkarnain (2013), untuk mendapatkan hasil panen yang
tinggi dan berkualitas, sawi hendaknya dibudidayakan di lingkungan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
cocok dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu faktor ekologi yang
meliputi tanah dan iklim di mana sawi dibudidayakan perlu mendapatkan
perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal.
a) Tanah
Pada umumnya, sawi dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian
tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian
5-1200 mdpl. Tanaman ini memiliki toleransi yang baik terhadap
lingkungan, baik terhadap suhu lingkungan yang tinggi maupun
terhadap suhu lingkungan yang rendah. Akan tetapi, kebanyakan daerah
penghasil sawi berada di ketinggian 100-500 mdpl. Keadaan tanah yang
dikehendaki adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus
dan drainase baik (Haryanto dkk, 2002).
b) pH
Menurut Haryanto dkk (2002), sawi menghendaki tanah yang
subur, gembur, berhumus dan memiliki drainase baik. Tanaman ini
tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH)
antara 6-7. Pada tanah asam (pH < 6) dianjurkan untuk melakukan
pengapuran, guna menurunkan keasaman atau menaikan pH tanah.
Takaran baik kapur maupun pupuk organik yang diberikan sangat
tergantung pH awal tanah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengukur
pH tanah sebelum penanaman sawi dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c) Iklim
Menurut Rukmana (2007), sawi menghendaki keadaan udara yang
dingin dengan suhu malam 15,60 C dang siang harinya 21,10 C serta
penyinaran matahari antara 10-13 jam perhari. Suhu di atas 240 C dapat
menyebabkan tepi daun terbakar, sedangkan suhu 130 C yang terlalu
lama dapat menyebabkan tanaman memasuki fase pertumbuhan
reproduktif yang terlalu dini. Pembungaan pada sawi bukan hanya
sensitif terhadap suhu rendah melainkan juga terhadap perubahan
intensitas cahaya sebanyak 16 jam per hari selama sebulan, dapat
menyebabkan terbentuknya bunga di sejumlah kultivar. Sebaliknya,
perubahan intensitas cahaya yang singkat disentai suhu tinggi, dapat
menyebabkan tanaman tumbuh pada fase vegetatif. Di daerah tropis dan
subtropis, sawi kebanyakan dibudidayakan di dataran rendah.
Penanaman pada musim kemarau perlu diiringi oleh penyiraman yang
teratur agar tanaman tidak kekeringan. Sebaliknya, penanaman pada
musim penghujan perlu disertai oleh pengaturan drainase yang baik,
agar air tidak menggenang di sektitar tanaman dan serangan ulat daun
dapat diatasi. Meskipun demikian, waktu tanaman yang dianjurkan
adalah akhir musim hujan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4. Hama dan Penyakit
Tumbuhan dapat mengalami gangguan oleh binatang atau organisme
kecil (virus, bakteri atau jamur). Menurut Rahmawati (2012), hewan dapat
disebut hama karena dapat mengganggu tumbuhan dengan memakannya.
Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan contoh
binatang yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri dan
jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan
tumbuhan, tetapi merusak tumbuhan dengan mengganggu proses-proses
dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh sebab itu,
tumbuhan yang terserang penyakit umumnya bagian tubuhnya utuh akan
tetapi aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian
(Rahmawati, 2012).
Menurut
Prasetio (2013), hama dan penyakit merupakan kendala
utama bercocok tanam. Hama maupun penyakit harus ditanggulangi
dengan cepat agar terhindar dari gagal panen. Organisme pengganggu
tanaman yang sering menyerang tanaman sawi yaitu kumbang daun
(Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh
(Crocidolomia binotalis) dan lalat penggerek daun (Lyriomiza sp.).
berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditumbulkan,
maka peringkat organisme pengganggu tesebut yang menyerang tanaman
sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C.
Binotalis. Hama P. vitata merupakan hama utama dan hama P. xylostella
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi,
sedangkan hama C. Binotalis perlu diwaspadai keberadaannya (Mukasan
dkk, 2005).
Berikut merupakan hama dan penyakit yang sering menyerang
tanaman sawi.
a. Hama
Menurut Rahmawati (2012), hama yang sering menyerang tanaman
sawi:
1) Jangkrik
Hama ini menyerang daun, membuat daun menjadi berlubanglubang sehingga mengganggu perkembangan dan pertumbuhan
caisim.
-
Indikasi: daun berlubang-lubang, jika serangan terus berlanjut
maka daun akan habis.
-
Pengendalian: lakukan penyemprotan dengan insektisida
organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh, air
tembakau, bawang putih dan minyak sereh.
2) Burung
Hama ini menyerang benih sawi caisim yang baru mulai
berkecambah.
-
Indikasi: seluruh benih sawi caisim habis dimakan burung
-
Pengendalian: tutup benih menggunakan daun pisang atau
plastik saat petang, saat pagi dibuka agar mendapat sinar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
matahari yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sawi.
3) Kutu Daun
Hama kutu ini menyerang daun, membuat daun menjadi layu dan
mengering.
-
Indikasi: tanaman layu kemudian mengering dan banyak
terdapat kutu pada daun.
-
Pengendalian: petik daun yang terserang hama, kemudian
diberi pestisida organik yang berupa campuran minyak
cengkeh, air tembakau, bawang putih dan minyak sereh.
4) Ulat Daun
Hama ini menyerang daun, merupakan hama yang sangat
merusak yang jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka daun
akan habis dalam waktu singkat dan tanaman kemudian akan mati.
-
Indikasi: daun berlubang-lubang dan lama-lama daun akan
habis.
-
Pengendalian: petik daun yang sudah berlubang. Kumpulkan
ulat daunnya dan musnahkan dan segera lakukan penyemprotan
dengan pestisida organik.
b. Penyakit
Menurut Rahmawati (2012), penyakit yang dapat menyerang tanaman
sawi, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1) Daun Mozaik
Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik. Virus mulai masuk
biasanya ketika tanaman masih berupa bibit. Virus ini menyerang
daun tanaman sawi.
-
Indikasi: pada daun terdapat corak bergaris-garis atau belang
hijau kuning.
-
Pengendalian: penyakit yang disebabkan oleh virus belum ada
obat yang efektif. Untuk menghindari penularan lebih luas
maka tanaman yang terkena penyakit ini harus segera dicabut
dan dibakar, dan lakukan penyulaman jika diperlukan.
2) Layu
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar.
-
Indikasi: tanaman terlihar layu pada siang hari, terutama saat
terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat menyebabkan
kematian tanaman.
-
Pengendalian: tanaman yang layu dicabut kemudian dibakar.
3) Kapang Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cladosporum fulvus cke yang
menyerang daun.
-
Indikasi: seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna
cokelat.
-
Pengendalian: tanaman disemprot secara teratur menggunakan
pestisida organik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora carotae yang
menyerang daun.
-
Indikasi: daun yang diserang memiliki bercak cokelat
kehitaman.
-
Pengendalian:
lakukan
penyemprotan
secara
teratur
menggunakan pestisida organik.
B. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan
adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat balik) karena
adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur
dan dinyatakan secara kuantitatif. Penambahan substansi dan pertambahan
banyak jumlah sel selain laju pertumbuhan tanaman dapat diukur
denganberbagai cara salah satunya adalah pengukuran tinggi tanaman serta
jumlah daun yang biasanya sering dilakukan (Gardner dkk, 2008).
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi karena pertambahan ukuran yang
disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses pembelahan secara
mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pembelahan sel
terutama terjadi di daerah jaringan meristem. Saat pertumbuhan, sel-sel
tumbuhan mengalami perkembangan hingga terbentuk organ-organ yang
mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda (Gardner dkk, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Menurut Gardner, dkk (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan, secara luas dikategorikan sebagai faktor eksternal (lingkungan)
dan faktor internal (genetik), dikelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor Eksternal
1. Iklim: cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin dan gas (CO2, O2,
N2, SO2, Fl, Cl, dan O3). Gas-gas ini seringkali merupakan polutan
atmosfer (kecuali untuk tiga gas pertama) dan konsentrasinya dapat
cukup tinggi untuk penghambat pertumbuhan.
2. Edafik (tanah): tekstur, struktur, bahan organik, kapasitas pertukaran
kation (KTK), pH, kejenuhan basa, dan ketersediaan nutrisi.
3. Biologis: gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda,
macam-macam tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah.
b. Faktor Internal
1.
Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis
2.
Laju fotosintetik : proses fotosintesis menghasilkan fotosintat yang
dimanfaatkan untuk proses-proses pertumbuhan yang ditandai
dengan pertambahan biomassa tanaman.
3.
Respirasi yang merupakan pertukaran gas antara organisme dengan
lingkungan (pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida)
untuk menunjang proses pertumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4.
Pembagian hasil asimilasi N: Nitrogen yang telah diserap disalurkan
ke bagian tubuh organisme untuk merangsang pertumbuhan akar
batang dan daun.
5.
Klorofil, karoten, dan kandungan pigmen lainnya yang berperan
dalam proses fotosintesis.
6.
Tipe dan letak meristem: masing-masing tipe dan letak meristem
pada tanaman berpengaruh pada tinggi dan ukuran tanaman.
7.
Kapasitas
untuk
menyimpan
cadangan
makanan
merupakan
kemampuan tumbuhan dalam menyimpan makanan dalam bagian
tubuhnya yaitu pada akar, daun dan batang.
8.
Aktivitas enzim untuk mengontrol reaksi kimia.
9.
Pengaruh langsung gen (misalnya heterosis, epistasis) yang berperan
dalam proses sintesis protein.
10. Diferensiasi: berhubungan dengan proses perubahan jaringan
meristem menjadi jaringan yang lebih kompleks.
C. Rebung Bambu
Rebung disebut juga trubus bambu atau tunas bambu merupakan kuncup
bambu muda yang muncul dari dalam tanah yang berasal dari akar rhizoma
maupun buku-bukunya. Rebung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan
yang tergolong ke dalam jenis sayur-sayuran. Tidak semua jenis bambu dapat
dimanfaatkan rebungnya untuk bahan pangan, karena rasanya yang pahit
(Kencana dkk, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Menurut Kencana dkk (2012), rebung bambu dapat dipanen setelah
rumpunnya berumur 3 tahun. Panen dilakukan 2 kali dalam seminggu pada saat
musim hujan dan dipanen 3 hari setelah ujung rebung muncul di atas
permukaan tanah atau rebung mencapai tinggi 30-50 cm.
Setiap ujung rebung memiliki bagian seperti ujung daun bambu tetapi
warnanya coklat. Tunas bambu muda yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan
adalah yang baru berusia kurang dari dua bulan. Lebih dari itu, tunas sudah
mengeras dan menjadi bambu. Rebung biasanya muncul di lapisan bawah dari
rumpun bambu dan berupa kerucut yang berlapis-lapis. Meskipun semua
bambu menghasilkan rebung, akan tetapi tidak semua bambu menghasilkan
rebung yang enak untuk dikonsumsi. Semua rebung bambu mengandung HCN
(asam sianida) yang merupakan senyawa beracun dengan tingkat beragam.
Rebung bambu yang memiliki kandungan HCN yang tinggi, selain rasanya
pahit, juga tidak aman untuk dikonsumsi. Rebung bambu yang mengandung
HCN dibawah ambang bahaya dapat dimakan sebagai sayuran atau campuran
bahan makanan lain. Bambu yang menghasilkan rebung dengan kandungan
HCN rendah dan dapat dimakan tidak sampai 10% dari seluruh spesies yang
ada. Bambu yang menghasilkan rebung dengan kandungan HCN rendah dan
enak untuk dikonsumsi diantaranya adalah bambu betung (Dendrocalamus
asper), bambu temen (Gigantochloa verticillata), bambu tabah (Gigantochloa
nigrociliata) dan bambu hijau (Bambusa aldhami) (Andoko, 2003).
Menurut Andoko (2003), kandungan senyawa utama di dalam rebung
mentah adalah air, yaitu sekitar 85,63 %. Di samping itu, rebung mengandung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
protein, karbohidrat, lemak, vitamin A, thiamin, riboflavin, vitamin C, serta
mineral lain seperti kalsium, fosfor, besi dan kalium.
Air
Protein
Lemak
Glukosa
Serat
Fosfor
Kalsium
Kalium
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin C
Tabel 2.2 Kandungan dalam 100 gram rebung bambu
Kandungan
Jumlah
85,63 g
2,50 g
0,20 g
2g
9,10 g
50 mg
28 mg
553 mg
0,10 mg
1,74 mg
0,08 mg
7 mg
D. Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung Bambu
Mikroorganisme lokal adalah sekelompok mikroorganisme yang aktif dan
berada di suatu tempat, yang didapat dari tanaman atau bagian tanaman.
Larutan mikroorganisme lokal adalah cairan yang terbuat dari bahan-bahan
alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikroorganisme
yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau
sebagai dekomposer dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi
tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikroorganisme yang berada di
tempat tersebut. Bahan-bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat
merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fitohormon) seperti
giberelin, sitokinin, auksin, dan inhibitor (Lindung, 2015). Untuk membuat
larutan MOL sebenarnya hanya dibutuhkan 3 bahan utama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1. Karbohidrat
Bahan ini dibutuhkan bakteri/ mikroorganisme sebagai sumber energi.
Penyedia karbohidrat bagi mikroorganisme bisa diperoleh dari air cucian
beras, nasi bekas/ nasi basi, singkong, kentang, gandum, dedak/ bekatul
dan lain-lain.
2. Glukosa
Bahan ini juga sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang bersifat
spontan (lebih mudah dimakan). Glukosa bisa didapat dari gula pasir, gula
merah, molases, air gula, air kelapa, air nira dan lain-lain.
3. Sumber Bakteri
Bahan yang mengandung banyak mikroorganisme yang bermanfaat bagi
tanaman antara lain buah-buahan busuk, sayur-sayuran busuk, keong mas,
nasi, rebung bambu, bonggol pisang, urine kelinci, pucuk daun labu, tapai
singkong dan buah maja. Biasanya dalam larutan MOL tidak hanya
mengandung 1 jenis mikroorganisme tetapi beberapa mikroorganisme di
antaranya Rhizobium sp, Azospirillum sp, Azotobacter sp, Pseudomonas
sp, Bacillus sp dan bakteri pelarut fosfat (Lindung, 2015).
Menurut Maspary (2012), MOL rebung bambu mempunyai kandungan C
organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan
tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mangandung mikroorganisme
yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter
dan Azospirillum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Pupuk NPK
Tanaman sawi caisim membutuhkan hara esensial untuk dapat hidup dan
berproduksi optimal. Adapun unsur hara esensial tersebut adalah unsur hara
makro seperti nitrogen, Fosfat dan kalium yang didapat dari pupuk majemuk
NPK (Lingga, 2003). Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang
mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan kandungan unsur
nitrogen 15% dalam bentuk NH3, fosfor dalam bentuk P2O5, dan kalium 15%
dalam bentuk K2O.
1. Nitrogen
Menurut Sutedjo (2008), nitrogen merupakan unsur hara utama dalam
pertumbuhan tanaman. Unsur nitrogen atau N merupakan unsur hara yang
sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman. Transformasi nitrogen sangat
kompleks. Lebih dari 98% unsur N di dalam tanah tidak tersedia untuk
tanaman akibat terakumulasi di dalam bahan organik atau terjerat dalam
mineral. Pemenuhan kebutuhan unsur N melalui pupuk kandang sangat
diperlukan karena unsur ini merupakan unsur paling banyak hilang setelah
pemanenan. Secara umum fungsi unsur nitrogen sebagai berikut:
a. Merangsang pertumbuhan akar, batang dan daun.
b. Membuat daun lebih tampak hijau karena nitrogen
c. Meningkatkan butir-butir hijau daun
d. Memperbanyak anakan
e. Meningkatkan mutu dan jumlah hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Akibat yang biasanya terjadi jika kekurangan unsur nitrogen antara lain:
a. Pertumbuhan kerdil
b. Daun kecil dan berwarna pucat
c. Daun bagian bawah mudah kering/ mati
d. Hasil panen rendah
2. Fosfat
Fungsi unsur fosfat menurut Lingga (2013), adalah sebagai berikut:
a. Memperpanjang akar sehingga batang kuat
b. Mempercepat pemasakan buah
c. Memperbaiki mutu dan jumlah hasil panen
Akibat yang biasa terjadi jika kekurangan unsur fosfat antara lain:
a. Tanaman kerdil
b. Daun bagian tepi dan ujung berwarna keunguan
c. Buah lambat masak dan biji kurang berisi
d. Buah salah bentuk dan kualitas turun
3. Kalium
Menurut Lingga (2003), fungsi kailum antara lain:
a. Memperbaiki pertumbuhan tanaman
b. Meningkatkan ketahanan serangan hama
c. Memperbaiku mutu hasil panen
d. Pembentukan protein dan karbohidrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kekurangan kalium berakibat:
a. Pinggi daun bintik-bintik putih kemerahan
b. Daun mengkerut/ melengkung dan berwarna kekuningan, merah
c. Pertumbuhan tanaman kerdil, mudah patah
d. Buah kecil sering ada bercak luka dan kualitas menurun
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian mengenai pengaruh konsentrasi MOL rebung bambu terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kailan pada tanah gambut oleh Fauzi dkk
(2013). Terdiri dari 6 perlakuan, 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 3
sampel tanaman. Adapun perlakuan sebagai berikut: (M0) tanpa MOL
rebung bambu, (M1) MOL rebung bambu konsentrasi 1 ml/L air, (M2)
MOL rebung bambu konsentrasi 5ml/L air, (M3) MOL rebung bambu
konsentrasi 10 ml/L air, (M4) MOL rebung bambu konsentrasi 15 ml/L air,
(M5) MOL rebung bambu konsentrasi 20 ml/L air. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi MOL rebung bambu
berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kailan pada tanah
gambut. Pemberian MOL rebung bambu yang paling efektif untuk
pertumbuhan tanaman kailan adalah konsentrasi 10 ml/L air.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Syamsuddin dkk (2011), mengenai
pengaruh berbagai macam mikroorganisme lokal terhadap pertumbuhan
dan hasil terung pada tanah alluvial. Perlakuan yang diberikan terdiri dari 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
perlakuan, setiap perlakuan terdiri 4 ulangan setiap ulangan terdiri dari 3
sampel. Adapun perlakuan sebagai berikut: mol bonggol pisang (p1), mol
buah-buhan (p2), mol sayur-sayuran (p3), mol rebung (p4), mol maja (p5),
mol nasi (p6). Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi
tanaman (cm), jumlah cabang produktif (cabang), diameter buah (cm),
panjang buah (cm), jumlah buah per tanaman (buah), berat buah per
tanaman (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mol bonggol pisang,
mol buah-buahan, mol sayur-sayuran, mol rebung, mol maja, mol nasi,
berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sridjono dan Supari (2012) mengenai
pengaruh konsentrasi larutan MOL (berbahan dasar keong mas, rebung
bambu dan bonggol pisang) dan asap cair terhadap pertumbuhan dan hasil
pada tanaman padi (Oryza sativa L.). perlakuan yang diberikan adlah
perlakuan tanpa MOL (M0), MOL dengan konsentrasi 10 cc/L air (M1),
MOL dengan konsentrasi20 cc/L air (M2), MOL dengan konsentrasi 30
cc/L air (M3), tanpa pemberian asap cair (L0), asap cair dengan konsentrasi
15 cc/L air (L1), asap cair dengan konsentrasi 25 cc/L air (L2), asap cair
dengan konsentrasi 35 cc/L air (L3). Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa pemberian perlakuan tersebut meningkatkan parameter pertumbuhan
yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, berat brangkasan, meningkatkan
panjang malai, berat gabah, jumlah butir isi dan berat 100 butir padi. Hasil
perlakuan yang terbaik terdapat pada kombinasi perlakuan M2L1 yakni
MOL dengan konsentrasu 20 cc/L air dengan kombinasi asap cair dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
konsentrasi 15 cc/L air memberikan hasil yang terbaik pada berat gabah
kering tertinggi (37,593/rumpun).
G. Kerangka Berpikir
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) merupakan cairan yang terbuat dari
bahan organik alami. Bahan-bahan organik tersebut diduga berupa zat yang
dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tanaman (fotohormon)
seperti giberelin, sitokinin, auksin dan inhibitor.
Rebung bambu dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan MOL
karena di dalam rebung bambu terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman yaitu unsur hara makro dan mikro. Dalam rebung terdapat unsur hara
makro berupa Protein 2,5 gram, Kalium (K) 553 mg, Kalsium (ca) 28 mg,
Fosfor (P) 50 mg, sedangkan unsur hara mikro dalam rebung yaitu Besi (Fe)
sebanyak 7 mg.
Larutan MOL rebung mempunyai kandungan C organik dan giberelin
yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu
MOL rebung bambu juga mengandung mikroorganisme yang sangat penting
untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum.
H. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemberian MOL dari rebung bambu akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman sawi caisim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2. Konsentrasi MOL dari rebung bambu yang akan memberikan pengaruh
terbaik terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim adalah konsentrasi 1%
atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental yaitu berupa
percobaan dengan menggunakan beberapa perlakuan pemberian larutan MOL
pada tanaman sawi caisim untuk mengetahui apakah perlakuan tersebut
memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim, terdapat 3
variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel
terkontrol.
1. Variabel bebas dalam penelitin ini yaitu pemberian larutan MOL dari
rebung bambu dengan 3 konsentrasi yaitu 1%, 5% dan 10%.
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tanaman sawi
caisim meliputi tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat kering.
3. Variabel terkontrol meliputi volume cairan yang digunakan untuk
penyiraman adalah 200 ml untuk setiap tanaman, umur dan ukuran bibit,
waktu dan frekuensi penyiraman dan suhu.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di Kebun Anggur Pendidikan Biologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Waktu
Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan yang dilaksanakan dari bulan
Oktober sampai bulan November 2015.
C. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bibit sawi
12. Timbanagn
2. Rebung bambu
13. Embrat
3. Air cucian beras
14. Sekop
4. Gula merah
15. Botol mineral besar
5. Ember plastik
16. Selang
6. Plastik lembaran
17. Kertas label
7. Tanah
18. Tempat pembenihan
8. Pupuk kandang
19. Alat tulis
9. Air
20. Kamera
10. Penggaris/ meteran
21. Isolasi
11. Polybag
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
D. Cara Kerja
- Persiapan media tanam:
a) Media tanaman yang digunakan merupakan media dengan campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
b) Tanah yang digunakan adalah tanah biasa dengan struktur remah dan
mempunyai pH 6-7.
c) Pupuk diberikan dengan cara disebar merata.
d) Tanah yang telah dicampur dengan pupuk didiamkan selama seminggu
agar tercampur dengan sempurna.
e) Setelah itu media yang sudah didiamkan selama seminggu dimasukkan
ke dalam polybag.
f) Polybag yang digunakan adalah polybag yang berlubang kecil di samping
bawah dengan jumlah lubang sekitar 12-14 buah.
g) Polybag diisi dengan tanah yang telah disiapkan hingga 5 cm dari
permukaan polybag.
h) Setelah itu media siap ditanami dan diberi label atau keterangan sesuai
dengan perlakuan yang digunakan.
- Persiapan bibit meliputi:
a) Biji sawi disemai terlebih dahulu sebelum ditanam.
b) Diperlukan wadah semai yang berfungsi sebagai tempat untuk menyemai
benih.
c) Pada wadah semai yang telah diisi media tanam dibuat lubang dengan
jari telunjuk sedalam 0,5-1 cm dengan jarak 5x5 cm.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d) Tiap lubang diisi dengan 1 benih, kemudian lubang ditutup tipis dengan
tanah.
e) Semaian disiram setiap pagi dan sore dengan menggunakan embrat.
f) Bibit sawi caisim yang digunakan adalah bibit yang telah berumur 1
minggu dengan ukuran bibit yang sama.
a. Penanaman
Tahapan penanaman bibit sawi caisim adalah sebagai berikut:
1. Disiapkan bibit yang akan ditanam dalam polybag yang berisi
media tanam yaitu berupa campuran tanah dan pupuk kandang.
2. Dibuat lubang tanam dalam polybag.
3. Bibit tanaman sawi caisim dikeluarkan dari media tumbuh
sebelumnya dengan hati-hati dan disiram terlebih dahulu sebelum
ditanam,
4. Bibit sawi caisim dimasukkan ke dalam polybag dengan kedalam 1
cm. Kemudian lubang ditutup dengan tanah sekitar serta agak
ditekan sedikit.
b. Pembuatan Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Rebung
Bambu
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan larutan
mikroorganisme lokal (MOL) dari rebung bambu yaitu rebung bambu
tabah (Gigantochloa nigrociliata) sebanyak 6 kg, 10 liter air cucian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
beras yang didapat dari 2,5 kg beras dengan 1 kali pencucian, 300 gram
gula merah, 1 buah ember plastik, selang, botol dan isolasi. 300 gram
Menurut Suwahyono (2014), cara pembuatan larutan MOL dari rebung
bambu adalah sebagai berikut:
1. Rebung bambu ditumbuk atau diiris tipis, lalu dimasukkan ke
dalam ember plastik.
2. Direndam dalam 10 liter air cucian beras.
3. Ditambahkan 300 gram gula merah kemudian diaduk rata.
4. Mulut ember ditutup dengan plasrik yang telah dilubangi sebagai
tempat ujung selang
5. Ujung selang direkatkan dengan lubang pada plastik menggunakan
isolasi lalu ujung selang yang satu dihubungkan dengan botol yang
berisi air untuk menjaga tekanan udara.
6. Dilakukan fermentasi selama 15 hari sampai tercium bau tape.
Setelah 15 hari, larutan MOL siap digunakan dengan cara
mencampurkan larutan MOL dengan air dengan perbandinga 1 liter
MOL
:
15
liter
mikroorganisme mati.
air
tanpa
kaporit
untuk
menghindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. Pembuatan Konsentrasi Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Rebung Bambu
Kelompok yang diberkan perlakuan berjumlah 3 dengan masingmasing 7 pengulangan dan 3 cadangan. Volume larutan yang diberikan
pada masing-masing tanaman adalah 200 ml. Untuk setiap perlakuan
memerlukan 2,1 liter larutan. Perbandingan umum dalam penggunaan
MOL menurut Anonim (2012), adalah 1 liter MOL : 15 liter air, artinya
dalam 15 liter air dimasukkan 1 liter larutan MOL. Perbandingan
tersebut digunakan sebagai patokan normal untuk membuat konsentrasi.
Dalam penelitian ini menggunakan perbandingan yang lebih kecil dari 1
liter Mol : 15 liter air, takaran normal untuk setiap kelompok penelitian
ini adalah 140 ml MOL : 2,1 liter air. Hal ini menjelaskan bahwa 140
ml MOL merupakan takaran minimum penggunaan MOL dari rebung
bambu terhadap pertumbuhan sawi caisim. Dalam penelitian ini akan
menggunakan 3 konsentrasi yaitu 1%, 5% dan 10 %. Maka perhitungan
untuk pembuatan larutannya adalah sebagai berikut:
A = 1%  21 ml MOL + 2079 ml air
B = 5%  105 ml MOL + 1995 ml air
C = 10%  210 ml MOL + 1890 ml air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan yaitu penyiraman dengan larutan MOL
dilakukan 1 minggu setelah masa tanam atau 1 minggu setelah tanaman
sawi caisim dipindahkan ke dalam polybag. Terdapat 3 perlakuan
dalam penelitian ini ditambah dengan 2 kontrol, yaitu:
Kontrol Negatif
: Penyiraman dengan air
Kontrol Positif
: Penyiraman dengan NPK
P1
: Perlakuan pertama dengan diberi larutan A
P2
: Perlakuan pertama dengan diberi larutan B
P3
: Perlakuan pertama dengan diberi larutan C
Penyiraman larutan MOL dan NPK dilakukan 1 kali dalam
seminggu, tanaman disiram dengan air biasa pada pagi dan sore hari
jika tidak diberikan MOL atau NPK.
e. Pengamatan
1. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari sekali dengan parameter
pengamatan yaitu tinggi batang (cm), jumlah daun (helai), dan
setelah panen ditimbang berat basah dan berat keringnya.
2. Pengukuran tinggi batang tanaman sawi caisim dilakukan dengan
cara mengukur tinggi batang utama dari pangkal batang hingga
ujung tanaman dengan menggunakan penggaris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3. Pengukuran jumlah daun tanaman sawi dilakukan dengan cara
manual yaitu dengan cara menghitung jumlah daun utama yang ada
dalam satu pohon tanaman sawi caisim.
4. Pengukuran berat basah dilakukan setelah panen, tanaman
langsung ditimbang untuk mendapatkan berat basah yang akurat.
5. Pengukuran berat kering dilakukan setelah tanaman dikeringkan di
bawah sinar matahari dan dioven selama 48 jam dalam suhu 400C
dengan cara menimbang berat kering tanaman sawi menggunakan
timbangan.
6. Dilakukan pendokumentasian setiap kali pengamatan sebagai bukti
dari pertumbuhan tanaman sawi tersebut.
E. Metode Analisi Data
Kuantitatif: Uji Anova independen
Kualitatif: deskrifptif analitis berdasarkan hasil pengujian secara kuantitatif
Data hasil pengamatan kondisi tanaman untuk setiap aspek (tinggi batang,
jumlah daun, berat basah dan berat kering) dimasukkan pada tabel seperti di
bawah ini:
Kelompok
ΣXi
(ΣXi)2
A
Tabel 3.1 Pengujian statistik (a)
B
C
D
A2
B2
C2
D2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Rumus statistik ditemukan oleh Ronald A. Sehingga disebut statistik F
(Suparno, 2011), rumus uji Anova independen sebagai berikut:
Ho : µ1=µ2=µ3
Hi : non Ho
Fobservasi=
MeanSquare =
MSbetween =
MSwithin =
SStotal = Σx2 –
SSbetween =
+
+ ... -
SStotal = SSbetween + SSwithin
Untuk menghitung kebebasan, menggunakan rumus:
Df untuk SSbetween = (K-1)
Df untuk SSwithin = (N- K)
Df untuk SStotal = N- 1
K= jumlah kelompok treatment
N= jumlah seluruh sampel
Selanjutnya dapat dibuat tabel yang menunjukkan hubungan angja-angka
tersebut yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sumber
Variasi
Between
Within
Total
SS
Tabel 3.2 Pengujiam statistik (b)
Df
MS=SS/df
F=Msbet/MSwit
Setelah numerator atau Df between dan denumerator atau Df
within ditemukan, maka cocokkan pada gambar tabel nilai kritikal untuk α
= .05 untuk mencari untuk Fkritikal. Jika Fobservasi> Fkritikal maka signifikan.
Maka Ho ditolak, dan Hi diterima.
Pada penelitian ini menggunakan uji statistik, yang meliputi uji
Normalitas menggunakan Kolmogrov-svirnov, uji Homogenitas, uji Anova dan
uji Post Hoc menggunakan uji Bonfferoni. Uji Normalitas bertujuan untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari sampel yang berdistribusi
normal. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0= Data berasal dari sampel yang berdistribusi normal
Hi= Data berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal
Dengan pengambilan keputusan:
a. Jika signifikan > 0.05 maka H0 diterima
b. Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak
Uji Homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan
memiliki varians yang sama (homogen) dan dapat diterima. Interpretasi
dilakukan dengan memilik salah satu statistik, yaitu yang berdasarkan pada
rata-rata (Based on Mean). Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 = Variansi populasi adalah sama
Hi = Variansi populasi adalah tidak sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Dengan pengambilamn keputusan:
c. Jika signifikan > 0.05 maka H0 diterima
d. Jika signifikan < 0.05 maka H0 ditolak
Uji Anova bertujuan untuk menguji apakah perlakuan mempunyai ratarata yang sama. Adapun hipotesisnya adalah:
H0 = tidak ada perbedaan rata-rata perlakuan
Hi = ada perbedaan rata-rata perlakuan
Untuk mementukan H0 atau Hi yang diterima maka ketentuan yang harus
diikuti adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikan atau probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
b. Jika signifikan atau probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
Uji Bonfferoni bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang
berbeda dan yang tidak berbeda. Dalam hal ini kelompok mana yang
memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data mentah hasil
pengamatan yang terdiri dari tinggi batang, jumlah daun, berat basah dan berat
kering tanaman sawi caisim. Pengumpulan data hasil pengamatan dilakukan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.3 Data Penelitian Tinggi Batang dan Jumlah Daun
Tanaman Sawi Caisim
Hari, Tanggal :
Waktu
:
Tanaman
Tinggi Batang (cm)
Jumlah Daun
Kontrol
1
2
Dst
NPK
1
2
Dst
MOL 1%
1
2
Dst
MOL 5%
1
2
Dst
MOL 10% 1
2
Dst
Tabel 3.4 Data Penelitian Berat Tanaman Sawi Caisim
Hari, Tanggal :
Waktu
:
Tanaman
Kontrol
1
2
Dst
NPK
1
2
Dst
MOL 1%
1
2
Dst
MOL 5%
1
2
Dst
MOL 10% 1
2
Dst
Berat Basah (gram)
Berat Kering (gram)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian larutan MOL dari rebung
bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi caisim (Brasicca juncea L.) dengan
parameter pertumbuhan yang diamati adalah tinggi batang, jumlah daun, berat
basah dan berat kering tanaman sawi adalah sebagai berikut:
1. Tinggi Batang Tanaman Sawi Caisim
Pengukuran pada tinggi batang tanaman sawi caisim dilakukan setiap 3
hari sekali, yaitu dimulai pada tanggal 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 Oktober dan 2
serta 5 November 2015. Pengukuran pada tinggi tanaman sawi caisim
dilakukan saat sawi berumur 14 hari hingga panen menggunakan mistar.
Berikut ini merupakan tabel pertambahan tinggi batang tanaman sawi caisim:
Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Batang Tanaman Sawi Caisim
Rata-rata tinggi batang tanaman sawi caisim
Tanggal
Air
NPK
MOL
MOL
MOL
1%
5%
10%
12 September
0,85
1,14
1,1
1,25
1,24
15 September
1,22
1,71
1,62
1,91
1,64
18 September
1,37
1,8
1,9
2,34
1,87
21 September
1,85
2,08
2,38
2,6
2,22
24 September
1,98
2,15
2,61
2,78
2,41
27 September
2,11
2,25
2,78
2,95
2,62
30 September
2,27
2,3
3,04
3,17
2,9
2 November
2,42
2,55
3,32
3,52
3,08
5 November
2,6
2,84
3,55
3,82
3,62
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata tinggi batang sawi
caisim yang tertinggi dilihat pada hari terakhir pengamatan yaitu pada tanggal
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
5 November terdapat pada perlakuan larutan MOL 5% dengan rata-rata 3,82
cm sedangkan tinggi batang tanaman yang terendah terdapat pada kontrol
negatif (air) yaitu 2,6 cm. Berikut adalah grafik tinggi batang tanaman sawi
caisim.
Tinggi Batang (cm)
Grafik Tinggi Batang Tanaman Sawi
Caisim
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Air
NPK
MOL Rebung 1%
MOL Rebung 5%
MOL Rebung 10%
Waktu Pengukuran
Gambar 4.1 Tinggi Batang Tanaman Sawi caisim
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa tinggi batang tanaman tertinggi terdapat
pada perlakuan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 5% yaitu 3,82
cm. Sedangkan tinggi tanaman terendah terdapat pada perlakuan kontrol
negatif yaitu 2,6 cm. Secara keseluruhan, berdasarkan grafik di atas tanaman
sawi caisim dengan perlakuan larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi
5% memiliki tinggi batang yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan tinggi
batang pada perlakuan lain. Secara berurutan tinggi tanaman dari tanaman yang
mempunyai batang paling tinggi ke tanaman yang memiliki batang yang paling
rendah yaitu perlakuan larutan MOL rebung bambu 5%, larutan MOL rebung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bambu 1%, larutan MOL rebung bambu 10%, NPK dan terakhir adalah dengan
menggunakan air biasa.
Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan uji
Normalitas
dan
uji
Homogenitas.
Uji
normalitas
bertujuan
untuk
memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui uji Normalitas menunjukkan
bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan taraf signifikansi > 0.05, dimana pada kontrol negatif (air) memiliki
nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil
dari populasi yang berdistribusi normal. Pada NPK memiliki nilai ρ value (sig)
= 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi yang
berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 1% memiliki nilai ρ value
(sig) = 0.075 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari populasi
yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 5% memiliki nilai ρ
value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari
populasi yang berdistribusi normal, dan perlakuan larutan MOL 10% nilai ρ
value (sig) = 0,109 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data diambil dari
populasi yang berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji
Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki
varians yang sama (homogen) dan dapat diterima.
Berdasarkan pada hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of
variances, dimana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.301 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
berarti lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0)
diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima varians populasi adalah sama
(homogen) dapat diterima. Setelah kelima perlakuan terbukti sama, maka
dilakukan uji Anova untuk menguji apakah kelima perlakuan tersebut
mempunya rata-rata yang sama.
Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova nilai probabilitas atau
signifikan = 0.031 < 0.05, jadi hipotesis nol (H0) ditolak. Hal ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan rata-rata tinggi batang dengan menggunakan kelompok
yang berbeda. Kontrol negatif (air), NPK, larutan MOL 1 %, larutan MOL 5%
dan larutan MOL 10 % mempunyai pengaruh terhadap tinggi batang tanaman
sawi caisim.
Setelah uji anova maka dilakukan uji Bonfferoni yang digunakan untuk
mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda, atau dalam
hal ini, perlakuan mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap tinggi
batang tanaman sawi. Berdasarkan hasil dari uji Bonfferoni dapat disimpulkan
bahwa kelompok yang paling baik untuk meningkatkan tinggi tanaman sawi
caisim adalah menggunakan larutan MOL 5%. Sedangkan kelompok yang
kurang baik dalam meningkatkan tinggi tanaman sawi caisim adalah air biasa.
Berikut adalah urutan kelompok yang paling baik dalam meningkatkan tinggi
batang tanaman sawi caisim, yaitu perlakuan dengan menggunakan larutan
MOL 5%, larutan MOL 1%, larutan MOL 10%, NPK dan air.
Tinggi merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman. Tanaman
setiap waktu terus tumbuh yang menunjukkan bahwa telah terjadi pembelahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dan pembesaran sel. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
fisiologi dan genetik. Pada sawi caisim, tinggi tanaman mencerminkan panjang
batang yang beruas dan berbuku sehingga juga mencerminkan kuantitas daun.
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang
paling baik untuk meningkatkan tinggi batang tanaman sawi adalah perlakuan
dengan menggunakan larutan MOL 5%. Tinggi batang pada pemberian MOL
dengan konsentrasi 5% memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro
dan mikro yang diperlukan untuk pertumbuhan tinggi tanaman sawi caisim
terpenuhi. Pada konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh
mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi
komposisi yang seimbang. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar
unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh
karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Rendahnya tinggi batang pada pemberian larutan MOL rebung bambu dengan
konsentrasi 1 % dan pada perlakuan air disebabkan oleh kekurangan hara pada
media tanam. Rendahnya tinggi batang pada tanaman sawi caisim dengan
pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 10 % disebabkan
oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan. Rendahnya tingi batang pada
tanaman sawi caisim dengan perlakuan NPK disebabkan karena unsur hara
yang tersedia jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan dengan larutan MOL
rebung bambu dengan konsentrasi 5%, 1% dan 10%. Pemberian pupuk NPK
dalam penelitian ini menggunakan 1 sendok pupuk NPK dan ditambah 2 liter
air. Unsur hara N, P dan K yang terkandung di dalam pupuk kimia tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
merupakan unsur hara essensial yang dibutuhkan oleh tanaman dalam
pertumbuhan. Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang memiliki
kaitan dengan unsur hara N, P dan K.
Menurut Lakitan (2002), Nitrogen merupakan salah satu unsur pembentuk
klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang dibutuhkan sebagai absorben cahaya
matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis. Apabila N meningkat
maka klorofil juga meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan dan
diakumulasikan ke pertumbuhan tinggi tanaman juga meningkat. Gardner dkk
(2008) menyatakan bahwa pertambahan tinggi tanaman terjadi karena
pembelahan sel, peningkatan jumlah sel dan pembesaran ukuran sel yang
membutuhkan energi dalam bentuk ATP. P merupakan unsur yang dibutuhkan
dalam pembentukan ATP tersebut. selanjutnya Salisbury dan Ross (2005),
menyatakan bahwa unsur K berperan penting dalam membuka dan
menutupnya stomata serta berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang
terlibat di dalam sintesis protein dan karbohidrat. Apabila K meningkat maka
karbohidrat juga meningkat sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
pertumbuhan tinggi tanaman. Sehingga dalam hal ini, unsur N, P dan K yang
dibutuhkan oleh tanaman sawi caisim untuk pertambahan tinggi tanaman sawi
kandungannya berlebihan, melalui pemberian pupuk NPK yang unsur haranya
melebihi jumlah yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman sawi sehingga
pertumbuhan tinggi tanaman sawi tidak dapat berlangsung secara optimal.
Menurut Maspary (2012), larutan MOL rebung bambu mempunyai
kandungan C organik dan giberelin yang tinggi sehingga mampu merangsang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pertumbuhan tanaman. Selain itu MOL rebung bambu juga mengandung
mikroorganisme yang sangat penting untuk membantu pertumbuhan tanaman
yaitu Azotobacter dan Azospirillium. Bakteri Azotobacter dan Azospirillum
merupakan bakteri yang dapat menambat nitrogen.
Menurut Dewi (2008), giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah,
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Berdasarkan pengaruh
pemberian larutan MOL rebung bambu 5% dengan hasil tinggi tanaman yang
paling baik, disebabkan karena aktivitas giberelin yang memenuhi kebutuhan
untuk pertumbuhan tinggi tanaman sawi caisim. Pada kondisi ini, keberadaan
mikroorganisme lokal yang tersedia di dalam tanah dengan konsentrasi di
bawah 5% belum mampu memenuhi ketersedian unsur hara serta Zat Pengatur
Tumbuh (ZPT) yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemberian larutan larutan
MOL rebung bambu dengan konsentrasi di atas 5% menjadikan jumlah
mikroorganisme melimpah sehingga aktivitas meneralisasi atau pengendapan
mineral menjadi sangat maksimal, akibatnya tanaman mengalami kelebihan
ketersediaan unsur hara serta ZPT sehingga pertumbuhannya menjadi tidak
optimal.
2. Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim
Pengukuran pada jumlah daun tanaman sawi caisim dilakukan bersamaan
dengan pengukuran tinggi batang yaitu dilakukan setiap 3 hari sekali, dimulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
pada tanggal 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30 Oktober dan 2 serta 5 November 2015.
Pengukuran pada tinggi tanaman sawi caisim dilakukan saat sawi berumur 14
hari hingga panen. Berikut merupakan tabel pertambahan jumlah daun tanaman
sawi caisim:
Tabel 4.2 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim
Tanggal
Rata-rata Jumlah daun tanaman sawi caisim
Air
NPK
MOL
MOL
MOL
1%
5%
10%
12 September
4,43
4,86
4,57
4,71
4,71
15 September
5,14
5,43
5,5
5,71
5,85
18 September
5,71
6
6,14
6,71
6,42
21 September
6
5,43
6,57
7
6,28
24 September
6,57
6,14
6,42
7,14
6,57
27 September
7,28
7,28
7,57
8,14
7,28
30 September
8,71
9,57
8,85
10,14
10
2 November
9,14
10,14
11,28
12,42
12,14
5 November
11,42
13,42
12,85
14,14
13,71
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah
daun yang paling tinggi terdapat pada perlakuan larutan MOL rebung bambu
5% sedangkan pertambahan jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada
control negatif (air). Pada perlakuan kontrol pada pengamatan tanggal 21
September, rata-rata jumlah daun mengalami penurunan, hal ini disebabkan
karena banyak daun yang layu karena terserang hama. Pada perlakuan larutan
MOL 10 % terjadi penurunan rata-rata jumlah daun pada tanggal 21 september
hal ini disebabkan karena hama yang menyebabkan penurunan jumlah daun
tanaman sawi caisim. Pertambahan jumlah daun berdasarkan rata-rata jumlah
daun ≤ 2 helai daun dalam setiap pengamatan. Berikut adalah grafik jumlah
daun tanaman sawi caisim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Grafik Jumlah Daun Tanaman Sawi
Caisim
Jumlah Daun (helai)
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Air
NPK
MOL Rebung 1%
MOL Rebung 5%
MOL Rebung 10%
Waktu Pengukuran
Gambar 4.2 Jumlah Daun Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)
Berdasarkan gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa tanaman sawi caisim
yang memiliki jumlah daun paling banyak terdapat pada perlakuan larutan
MOL rebung bambu 5% bila dibandingkan dengan jumlah daun pada
kelompok lainnya. Secara berurutan jumlah daun paling banyak sampai jumlah
daun yang paling sedikit adalah sebagai berikut, perlakuan larutan MOL
rebung bambu 5%, larutan MOL rebung bambu 10%, NPK, larutan MOL
rebung bambu 1% dan jumlah daun yang paling sedikit terdapat pada kontrol
negatif (air). Jika dilihat pada grafik di atas, menunjukkan bahwa perbedaan
jumlah daun pada masing-masing kelompok tidak berbeda nyata.
Sebelum dilakukan uji Anova, perlu dilakukan uji Normalitas dan uji
Homogenitas. Berdasarkan uji Normalitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil
bahwa data yang diperoleh merupakan data yang berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Hal ini dapat dibuktikan dengan taraf signifikan > 0.05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Dimana pada kontrol negatif diperoleh nilai ρ value (sig) = 0.200 > sehingga
Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Pada NPK memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05, sehingga Ho
diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Pada perlakuan larutan MOL 1% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.150 >
0.05 sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Pada perlakuan larutan MOL 5% memiliki nilai ρ
value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data yang diperoleh
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan larutan MOL 10%
memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data
yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Setelah dilakukan uji Normalitas, maka uji Homogenitas juga perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang
memiliki variasi yang sama. Untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki
varians yang sama (homogen) dan dapat diterima, maka dilakukan Test of
Homogenity of Variances.
Berdasarkan perhitungan melalui uji Homogenitas diperoleh hasil bahwa
pengujian dengan statistik Based on Mean diperoleh signifikansi = 0.197 >
0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti
asumsi bahwa kelima populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Dengan
demikian data pada penelitian ini adalah homogen. Setelah kelima perlakuan
terbukti sama, maka dilakukan uji Anova untuk menguji apakah kelima
perlakuan tersebut mempunya rata-rata yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova, dimana nilai
probabilitas atau signifikan = 0.224 > 0.05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak.
Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna dari rata-rata antara
kelima kelompok terhadap jumlah daun tanaman sawi caisim.
Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya
jumlah daun utama setiap tanaman. Daun merupakan organ tanaman tempat
mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan
makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis.
Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan proses
fotosintesis lebih banyak. Tanaman sawi caisim hampir pada seluruh perlakuan
terserang hama yang berupa jangkrik, ulat daun, ulat titik tumbuh dan kumbang
daun (lampiran 1). Jangkrik dan kumbang daun menyerang daun, membuat
daun berlubang sehingga mengganggu perkembangan dan pertumbuhan caisim.
Jika serangan terus berlanjut maka daun akan habis. Ulat daun merupakan ulat
yang menyerang daun memiliki ciri-ciri yaitu daun banyak yang berlubang
dengan jarak antar lubang yang sanngat dekat dan menggerombol. Ulat titik
tumbuh ini menyerang tanaman sawi caisim pada hampir semua tanaman
dengan ciri-ciri daun bagian dalam yang terlindungi oleh bagian luar rusak dan
kelihatan bekas gigitan, dari luar tanaman masih terlihat baik, tetapi setelah
diperiksa ternyata bagian dalam daun sudah rusak.
Keberadaan hama tersebut dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan
dapat
menurunkan
produktivitas
tanaman
sehingga
perlu
dilakukan
pengendalian. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara mekanik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
fisik serta kimiawi. Pengendalian secara mekanik dan fisik lebih diutamakan
dari pada pengendalian secara kimiawi dengan pertimbangan untuk menjaga
kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan konsumen, dan menghemat
biaya produksi.
Pengendalian secara mekanik dan fisik yaitu dengan
menangkap dan membunuh langsung hama tersebut. Pengendalian dengan cara
seperti ini dilakukan setiap hari, karena jika pengendalian tidak dilakukan
setiap hari maka dapat menghambat pertumbuhan tanaman sawi caisim.
3. Berat Basah Tanaman Sawi Caisim
Pengukuran berat basah tanaman sawi caisim dilakukan pada hari Jumat, 6
November 2015 di kebun Anggur. Pengukuran berat basah dilakukan segera
setelah panen, karena jika dibiarkan terlalu lama maka sawi caisim akan
kehilangan banyak air. Berikut ini merupakan berat basah tanaman sawi
caisim:
Tabel 4.3 Berat Basah Tanaman Sawi Caisim (gram)
Tanaman
Air
NPK
MOL
MOL
MOL
Ke1%
5%
10%
1
142
66
186
177
105
2
89
282
131
253
112
3
93
360
122
99
132
4
147
269
197
130
117
5
64
201
90
127
85
6
126
209
128
157
137
7
34
248
65
89
182
Rata-Rata
99,28
233,57
131,28
147,42
124,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa berat basah yang paling
berat terdapat pada NPK dengan rata-rata berat 233, 57 gram dan berat basah
yang terendah terdapat pada kontrol negatif (air) yaitu 99, 28 gram. Pada
kontrol negatif (air) tanaman ke-4 menunjukkan jumlah berat basah 147 gram,
sedangkan tanaman ke-7 memiliki jumlah berat basah 34 gram gram. Hal ini
disebabkan karena tanaman ke-7 terserang hama daun yang menyebabkan
jumlah daun menjadi berkurang dan menyebabkan berat kering yang rendah
pada tanaman. Berikut adalah grafik berat basah tanaman sawi caisim pada
masing-masing perlakuan.
Berat Basah Tanaman Sawi Caisim
250
Berat (Gram)
200
150
233,57
100
50
131,28
147,42
99,28
124,28
0
Air
NPK
MOL 1%
MOL 5%
MOL 10%
Kelompok
Gambar 4.3 Berat Basah Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)
Berdasarkan gambar 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan yang
memiliki berat basah paling tinggi yaitu pada kelompok NPK sedangkan berat
basah yang paling rendah terdapat pada kelompok air. Secara berurutan berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
basah yang tertinggi hingga berat basah terendah pada masing-masing
kelompok yaitu pada NPK, larutan MOL rebung bambu 5%, larutan MOL
rebung bambu 1%, larutan MOL rebung bambu 10% dan air.
Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari
media tanam. Berat basah tanaman sawi caisim dipengaruhi tinggi tanaman,
jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin
banyak jumlah daun dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman
juga akan semakin tinggi. Tanaman sawi caisim dengan pemberian NPK
memiliki berat basah tertinggi bila dibandingkan dengan tanaman sawi caisim
dengan perlakuan larutan MOL dan air. Pada tanaman sawi caisim yang diberi
NPK, banyak terdapat tunas baru sehingga dapat meningkatkan berat tanaman
sawi caisim, selain itu luas daun dan diameter batang juga turut mempengaruhi
berat basah tanaman sawi. Daun sawi caisim yang diberi NPK lebih luas bila
dibandingkan dengan daun sawi caisim pada perlakuan larutan MOL 1%,
larutan MOL 5%, larutan MOL 10% dan kontrol negatif yaitu air dan diameter
batangnya juga lebih besar bila dibandingkan dengan perlakuan larutan MOL
1%, larutan MOL 5%, larutan MOL 10% dan kontrol negatif yaitu air.
Kelompok yang menunjukkan hasil paling baik adalah NPK dengan berat
rata-rata tanaman adalah 233,57 gr, larutan MOL rebung bambu 5% 147,42 gr,
larutan MOL rebung bambu 1% 131,28 gr, larutan MOL rebung bambu 10%
124,28 gr dan air 99,28 gr. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tanaman
dalam menyerap air, jika tanaman dapat menyerap air secara optimal maka
berat basah pada tanaman akan meningkat. Pada penelitian ini dilakukan 2 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penyiraman pada tanaman sawi caisim yaitu pada pagi dan sore air agar
tanaman sawi caisim tidak mengalami kekurangan air. Kekurangan air dapat
menyebabkan tanaman menjadi layu dan proses pertambahan tinggi dan jumlah
daun juga terhambat. Pada perlakuan NPK didapatkan berat basah yang paling
tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini dipengaruhi karena
kandungan pada pupuk NPK yang tersedia sudah cukup baik bagi pertumbuhan
tanaman sehingga dapat meningkatkan bobot tanaman. Kandungan kalium
yang tinggi pada pupuk NPK juga berpengaruh dalam mencegah pengupan air,
sehingga tanaman akan terhindar dari kekeringan.
Melalui uji Normalitas yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa data
yang diperoleh merupakan data yang normal. Hal ini ditunjukkan oleh taraf
signifikansi pada semua kelompok =
0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima
bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan
uji Normalitas maka dilanjutkan dengan melaukan uji Homogenitas.
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada
Based on Mean adalah 0.270
>
0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa kelima populasi adalah
sama (homogen) dapat diterima. Dengan demikian data pada penelitian ini
adalah homogen.
Melalui uji Anova diperoleh taraf signifikansi sebesar 0.002. Dalam uji
Anova jika probabilitas atau signifikansi < 0.05 maka Hi diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat basah terhadap perlakuan yang
diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Jika uji Anova menunjukkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan
dengan uji Bonfferoni untuk mengetahui kelompok mana yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap berat basah tanaman sawi. Dari tabel uji
Bonfferoni menunjukkan bahwa kelompok yang paling baik dalam
meningkatkan berat basah tanaman sawi caisim yaitu NPK, larutan MOL 5%,
larutan MOL 1%, larutan MOL 10% dan air.
Menurut Salisbury dan Ross (2005), berat basah merupakan total berat
tanaman yang merupakan hasil aktivitas metabolik tanaman. Berat basah
tanaman sawi caisim terdiri dari daun, tangkai daun dan batang. Berat basah
tanaman merupakan berat tanaman yang masih segar dan diperoleh dengan
cara menimbang tanaman setelah panen dan ditimbang sebelum tanaman layu,
karena jika ditimbang setelah tanaman layu maka akan kehilangan kadar air
yang banyak.
Menurut Dewi (2008), giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah,
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Berdasarkan hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang paling berpengaruh terhadap
berat basah tanaman sawi adalah perlakuan dengan menggunakan NPK. Pada
konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme
lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang
seimbang namun beratnya tidak melebihi berat basah tanaman sawi caisim
yang diberi NPK. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
makro atau pun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu
pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Rendahnya berat basah pada pemberian larutan MOL rebung bambu
dengan konsentrasi 1 %
dan pada perlakuan kontrol disebabkan oleh
kekurangan hara pada media tanam. Sedangkan rendahnya berat basah pada
tanaman sawi dengan pemberian larutan MOL rebung bambu dengan
konsentrasi 10 % disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan.
Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya
sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi).
Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan
hasilnya (produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali
ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya
perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan
lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Tanaman yang berlebihan unsur
hara sering kali lebih sensitif pada faktor-faktor iklim yang tidak baik dan
mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan
penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah
morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh
terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman sawi caisim pada perlakuan
NPK karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi.
Proses pengamatan dilakukan pada musim kemarau dimana curah hujan
rendah dengan suhu udara yang tinggi dengan rata-rata 31-340 C (lampiran 7),
sedangkan menurut Sutanto (2005) 20%-90% berat basah berasal dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
kandungan air. Meskipun penyiraman sudah dilakukan secara teratur namun
tingginya intensitas sinar matahari menyebabkan proses transpirasi tanaman
menjadi lebih cepat sehingga kandungan air menjadi menurun. Latifa dan
Anggarwulan (2009) menjelaskan bahwa perlakuan naungan berpengaruh pada
kandungan nitrogen jaringan, berat basah tanaman, dan rasio pucuk/akar.
Pemberian naungan pada tanaman bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar
matahari yang mengenai tanaman sehingga tidak terjadi proses transpirasi
berlebih yang dapat menurunkan berat basah tanaman. Pada penanaman sawi
caisim ini tidak dilakukan perlakuan naungan sehingga jumlah intensitas
penyinaran matahari sangat besar pada tanaman.
Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari
media tanam. Berat basah tanaman sawi caisim dipengaruhi tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah tunas baru dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin
tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun, jumlah tunas baru dan semakin
subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Selain itu,
berat basah tanaman dipengaruhi juga oleh luas daun dan diameter batang.
Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan
diameter batang. Tetapi secara morfologi, diameter batang yang paling besar
terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi NPK, begitu juga pada luas
daun terdapat pada tanaman sawi caisim yang diberi perlakuan NPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
4. Berat Kering Tanaman Sawi Caisim
Setelah dilakukan pengukuran berat basah pada masing-masing perlakuan
maka tanaman sawi caisim tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari
hingga kering kemudian sawi yang sudah kering tersebut dioven selama 48 jam
dalam suhu 400 C. Setelah dilakukan pengovenan selama 48 jam maka sawi
caisim tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya. Berikut
merupakan berat kering tanaman sawi caisim:
Tanaman
Ke1
2
3
4
5
6
7
Rata-Rata
Tabel 4.4 Berat Kering Tanaman Sawi Caisim (gram)
Air
NPK
MOL
MOL
MOL
1%
5%
10%
11,183
5,312
14,185
13,968
8,032
8,076
17,532
10,808
17,337
8
8,436
23,664
9,472
8,611
8,83
12,867
17,455
16,422
11,253
10,424
5,936
12,075
7,866
10,148
7,84
13,177
12,416
10,422
13,678
10,704
2,784
19,565
5,525
8,171
15,347
8,92
15,43
10,67
11,88
9,91
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada kontrol negatif (air)
tanaman ke-1 menunjukkan berat kering sebesar 11, 183 gram, sedangkan
tanaman ke-7 memiliki berat 2,784 gram. Hal ini disebabkan karena tanaman
ke-7 terserang hama daun yang menyebabkan jumlah daun menjadi berkurang
dan menyebabkan berat kering yang rendah pada tanaman. Berikut merupakan
grafik berat kering tanaman sawi caisim:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berat Kering Tanaman Sawi Caisim
18
Berat Kering (gram)
16
14
12
10
8
15,43
6
4
8,92
10,67
11,88
MOL 1 %
MOL 5%
9,91
2
0
Air
NPK
MOL 10%
Perlakuan
Gambar 4.4 Berat Kering Tanaman Sawi Caisim (Brassica juncea L.)
Berdasarkan gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kelompok yang
menunjukkan hasil terbaik adalah NPK dengan berat rata-rata tanaman 15,43
gram. Sedangkan rata-rata berat kering yang paling rendah terdapat pada
perlakuan kontrol negatif (air) dengan berat 8,92 gram. Berikut adalah urutan
berat kering dari yang tertinggi hingga yang terendah yaitu NPK 15,43 gram,
larutan MOL 5% 11,88 gram, larutan MOL 1% 10,67 gram, larutan MOL 10%
9,91 gram dan air 8,92 gram.
Dilakukan uji Normalitas untuk memperlihatkan bahwa data berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui
uji Normalitas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikansi > 0.05, di
mana pada semua perlakuan memiliki taraf signifikansi sebesar 0.200 sehingga
Ho diterima bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji
Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki
varians yang sama (homogen).
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances,
di mana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.136 > 0.05 maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, yang berarti asumsi bahwa
kelima varians populasi adalah sama (homogen) dapat diterima.
Melalui uji Anova diperoleh taraf signifikansi = 0.041 < 0.05, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berat kering terhadap perlakuan yang
diberikan. Jika uji Anova menunjukkan hasil yang signifikan maka dilanjutkan
dengan uji Bonfferoni untuk mengetahui kelompok mana yang memberikan
pengaruh signifikan terhadap berat kering tanaman sawi caisim. Dari tabel uji
Bonfferoni menunjukkan bahwa kelompok yang paling baik
dalam
meningkatkan berat basah tanaman sawi caisim yaitu NPK, larutan MOL 5%,
larutan MOL 1%, larutan MOL 10% dan air.
Lakitan (2002) menanyatakan bahwa tinggi rendahnya bahan kering
tanaman tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur hara oleh akar
yang berlangsung selama proses pertumbuhan. Menurut Sugeng (2005) jika
fotosintesis berlangsung dengan baik maka tanaman akan tumbuh dengan baik
dan akar akan berkembang dengan baik pula sertadi ikuti dengan peningkatan
berat kering tanaman.
Menurut Dewi (2008), Giberelin memiliki fungsi utama yaitu mendorong
perkembangan biji, perkembangan kuncup, pemanjangan batang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pertumbuhan daun, mendorong pembungaan dan perkembangan buah,
mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi akar. Produksi tanaman biasanya
lebih akurat bila dinyatakan dalam ukuran berat kering daripada berat basah,
karena berat basah sangat dipengaruhi oleh kelembaban (Lestari dkk,2008).
Setelah dilakukan penimbangan berat basah pada tanaman sawi maka sawisawi yang telah dipanen tersebut dijemur di bawah sinar matahari selama ± 1
minggu hingga kering, kemudian dilakukan pengovenan dalam suhu 400 C
selama 48 jam atau 2 hari. Setelah pengovenan selesai maka dilakukan
penimbangan berat kering sawi menggunakan timbangan yang dilakukan
sebanyak 3 kali dan kemudian dihitung rata-rata berat keringnya.
Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya
sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi).
Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan
hasilnya (produksi) rendah. Sementara, kelebihan unsur-unsur hara seringkali
ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu bertambahnya
perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan
lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Tanaman yang berlebihan unsur
hara sering kali lebih sensitif pada factor-faktor iklim yang tidak baik dan
mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan
penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah
morfologi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh
terhadap pertambahan jumlah berat basah tanaman sawi caisim pada perlakuan
NPK karena jaringan yang memiliki kandungan air yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada konsentrasi 5 %, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh
mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi
komposisi yang seimbang namun beratnya tidak melebihi berat kering tanaman
sawi caisim yang diberi NPK. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar
unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh
karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Sementara rendahnya berat kering pada pemberian larutan MOL rebung bambu
dengan konsentrasi 1 % dan pada perlakuan air disebabkan oleh kekurangan
hara pada media tanam. Sedangkan rendahnya tinggi batang pada tanaman
sawi dengan pemberian larutan MOL rebung bambu dengan konsentrasi 10 %
disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan.
Berat kering tanaman dipengaruhi oleh jumlah daun, luas daun, tinggi
tanaman, jumlah anakan dan diameter batang. Dalam penelitian ini tidak
dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara
morfologi, diameter batang yang paling besar terdapat pada tanaman sawi
caisim yang diberi NPK, begitu juga pada luas daun terdapat pada tanaman
sawi caisim yang diberi NPK. Hal ini diebabkan karena unsur hara esensial
yang terkandung di dalam pupuk NPK merupakan unsur hara makro yang
sangat dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat mempengaruhi luas daun dan
diameter batang tanaman sawi caisim meskipun tinggi batang dan jumlah daun
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan pemberian larutan MOL rebung.
Oleh sebab itu semakin luas daunnya dan semakin besar diameter batangnya
maka berat suatu tanaman akan meningkat. Tanaman sawi caisim dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
pemberian NPK memiliki berat kering tertinggi bila dibandingkan dengan
tanaman sawi caisim dengan perlakuan larutan MOL dan air.
Menurut sahari (2007), tanaman dengan kandungan N yang lebih tinggi
memiliki daun yang lebar dengan warna daun yang lebih hijau sehingga
fotosintesis berjalan lebih baik. Hasil dari fotosintesis digunakan untuk
perkembangan dan pertumbuhan tanaman, antara lain pertambahan ukuran dan
tinggi tanaman, pembentukan cabang dan daun baru, yang diekspresikan dalam
bobot kering tanaman. Semakin tinggi fotosintat yang ditranslokasikan
sehingga bobot kering tanaman meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh
Pemberian Mikroorganisme Lokal (MOL) dari Rebung Bambu Terhadap
Pertumbuhan
Tanaman
Sawi
Caisim
(Brassica
juncea
L.)
dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi kelas XII semesters 1 pada materi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Penggunaan rebung bambu sebagai
dasar dalam pembuatan larutan MOL mengajarkan siswa untuk memanfaatkan
bahan yang berasal dari alam dan mudah didapat sehingga dapat menekan
penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini.
A. Kompotensi Inti:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengamati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan
proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
4. fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
5. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Peka dan peduli terhadap permasalahn lingkungan hidup, menjaga dan
menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama
yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan
santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas. Laboratorium
maupun di luar kelas/ laboratorium.
3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil
percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhandan perkembangan tumbuhan dan
melaporkan
secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan
ilmiah.
Penggunaan rebung bambu sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan
MOL dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan tumbuhan dengan topik “Pengaruh Pemberian
Larutan MOL dari Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam
praktikum ini menggunakan dua jenis pupuk, yaitu larutan MOL dan NPK.
Larutan MOL yang digunakan sudah difermentasikan terlebih dahulu sehingga
siap digunakan. Kegiatan diawali dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok.
Masing-masing kelompok akan mendapatkan 10 bibit tanaman sawi. Perangkat
pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis
data dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. pemberian larutan MOL dari rebung bambu berpengaruh secara signifikan
terhadap tinggi batang, berat basah dan berat kering tanaman sawi caisim.
Sedangkan pemberian larutan MOL dari rebung bambu tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap jumlah daun tanaman sawi caisim.
2. Pemberian MOL rebung bambu yang paling baik dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman sawi caisim yaitu dengan konsentrasi 5%.
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penelitian ini, disarankan
kepada sektor pertanian untuk menggunakan MOL dari rebung bambu
khususnya pada tanaman sawi caisim karena terbukti dalam meningkatkan
pertumbuhan tanaman sawi caisim dan disarankan untuk menyimpan larutan
MOL di dalam lemari pendingin agar proses fermentasi tidak berlanjut.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2003. Budidaya Rebung Bambu. Yogyakarta: Kanisius
Anonim. 2011. Peran dan Pemanfaatan Mikroorganisme Lokal (MOL)
Mendukung Pertanian Organik. Buletin No. 5 Tahun 2011. Selawesi
Selatan: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Anonim. 2012. Mikroba Juru Masak Tanaman. Trubus Exo. Trubus hal 24.
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau. Yogyakarta: Gava
Media
Dewi, Intan R. 2008. Peranan dan Fungsi Fitohormon bagi Pertumbuhan
Tanaman. Bandung: Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran
Fauzi, G., Siregar, C., dan Zulfita, D. 2013. Pengaruh Konsentrasi MOL Rebung
Bambu Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan pada Tanah
Gambut. Laporan Penelitian Vol. 2 No. 3 Hal. 50-51. Pontianak: Fakultas
Pertanian Universitas Tanjungpura
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants
(Fisiologi Tanaman Budidaya). Alih Bahasa H. Susilo dan Subiyanto)
Jakarta: UI
Haryanto, E. 2003. Sawi dan Selada, Jakarta: Pustaka Setia
Haryanto, T., Suhartini dan Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok:
Penebar Swadaya.
Kencana, P., Widia, W., dan Antara, N. 2012. Praktik Baik Budidaya Bambu
Rebung Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ). Denpasar:
Team UNUD-USAID-TPC Project.
Lakitan, B. 2002. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Latifa dan Anggarwulan. 2009. Kandungan Nitrogen Jaringan, Aktivitas Nitrat
Reduktase dan Biomassa Tanaman Kimpul (Xanthosoma sagittifolium)
pada Variasi Naungan dan Pupuk Nitrogen. Jurnal Bioteknologi 6 (2) Hal.
70-79.
Lestary, G.W. Solichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandunga Klorofil
dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) Setelah
Pemberian Asam Giberalat (GA3). Jurnal Bioteknologi 5(1) Hal. 4-8.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lindung. 2015. Teknologi Mikroorganisme Em4 dan MOL. Kementrian pertanian.
Balai Pelatihan Pertanian Jambi.
Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Maspary. 2012. Membuat MOL Rebung Bambu. http://gerbangpertanian.com.
Diakses pada 20 April 2015.
Mukasan dkk. 2005. Pengendalian Hama Tanaman Sawi dengan Pestisida
Nabati. BPTP Jakarta.
Pracaya. 2010. Hama dan penyakit Tanaman Edisi Revisi. Depok: Penebar
Swadaya.
Prasetio, B. 2013. Budidaya Sayuran Organik di Pot. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Rahardi, F. 2007. Agar Tanaman Cepat Berbuah. Jakarta: Agromedia.
Rahmat, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Rahmawati, R. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama Penyakit Tanaman.
Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru.
Rukmana, R. 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius.
Sahari, P. 2007. Pengaruh Jenis dan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Krokot Landa (Talinum triangulare Willd). Jurnal
Agriceca 7 No. 1 Hal. 2-5.
Salisbury, F.B dan C.W. Ross. 2005. Plant Physiologi. Norwalk: Easton Press.
Sridjono, H.H. dan Supari. 2012. Dampak Pemberian Larutan Mikroorganisme
Lokal (MOL) dan Asap Cair (Liquid Smoke) pada Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Penelitian Vo. 1 No. 1 Hal 35-40.
Universitas Muria Kudus.
Sugeng, W. 2005. Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Gava Media.
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suparno, P. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan Psikologi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma. Hal 91-92.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
Kanisius
Suwahyono, Untung dan TimpPenulis. 2014. Cara Cepat Buat Kompos dari
Limbah. Jakarta: Penebar Swadaya Hal. 44
Syamsuddin, A., Purwaningsih dan Asnawati. 2011. Pengaruh Berbagai Macam
Mikroorganisme Lokal Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung
pada Tanah Alluvial. Jurnal Penelitian Vol. 2 No. 2 Hal 4-9. Pontianak:
Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura.
Zulkarnain, M. 2013. Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang dan Custom-Bio
Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu pada Entisol di
Kebun Ngrangkah-Pawon. Kediri: Universitas Brawijaya Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 1
GAMBAR-GAMBAR
Rebung Bambu
Rebung Bambu yang Telah Dihaluskan
Alat dan Bahan untuk Pemupukan
Proses Fermentasi
Hasil penyemaian biji sawi caisim
Semaian Sawi Caisim setelah dipindahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Sawi Caisim Umur 6 HST
Perlakuan Kontrol
Perlakuan NPK
perlakuan MOL 1%
Perlakuan MOL 5%
Perlakuan MOL 10%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Daun Sawi yang terkena Hama
Proses Penyiraman
Proses Penimbangan Berat Basah Sawi
Hama yang menyerang sawi
Tanaman Sawi Umur 26 HST
Proses Penjemuran Sawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Proses Pengovenan Sawi
Proses Penimbangan Berat Kering Sawi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 2
HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK TINGGI
BATANG TANAMAN SAWI CAISIM
Uji Normalitas Tinggi Batang
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
perlakuan
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Statistic
df
Sig.
.160
7
.200*
.966
7
.870
NPK
.174
7
.200*
.937
7
.611
MOL 1 %
.291
7
.075
.895
7
.300
*
tinggibatang kontrol
MOL 5 %
.189
7
.200
.925
7
.512
MOL 10
%
.278
7
.109
.774
7
.022
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas Tinggi Batang
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
1.277
4
30
.301
Based on Median
.635
4
30
.642
Based on Median and
with adjusted df
.635
4
20.118
.644
Based on trimmed mean
1.134
4
30
.359
tinggibatang Based on Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Uji Anova Tinggi Batang
ANOVA
tinggibatang
Sum of
Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
Between
Groups
3.210
4
.803
3.087
.031
Within Groups
7.800
30
.260
Total
11.010
34
Uji Bonfferoni Tinggi Batang
Multiple Comparisons
Tinggibatang
Bonferroni
Mean
(I)
(J)
Difference (Iperlakuan perlakuan
J)
Std. Error
kontrol
NPK
95% Confidence Interval
Sig.
Lower
Bound
Upper Bound
NPK
-.23714
.27255
1.000
-1.0629
.5886
MOL 1 %
-.62157
.27255
.298
-1.4473
.2042
MOL 5 %
-.85286*
.27255
.039
-1.6786
-.0271
MOL 10
%
-.59000
.27255
.385
-1.4158
.2358
kontrol
.23714
.27255
1.000
-.5886
1.0629
MOL 1 %
-.38443
.27255
1.000
-1.2102
.4413
MOL 5 %
-.61571
.27255
.313
-1.4415
.2100
MOL 10
%
-.35286
.27255
1.000
-1.1786
.4729
.62157
.27255
.298
-.2042
1.4473
.38443
.27255
1.000
-.4413
1.2102
MOL 1 % kontrol
NPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
MOL 5 %
-.23129
.27255
1.000
-1.0570
.5945
MOL 10
%
.03157
.27255
1.000
-.7942
.8573
.85286*
.27255
.039
.0271
1.6786
NPK
.61571
.27255
.313
-.2100
1.4415
MOL 1 %
.23129
.27255
1.000
-.5945
1.0570
MOL 10
%
.26286
.27255
1.000
-.5629
1.0886
kontrol
.59000
.27255
.385
-.2358
1.4158
NPK
.35286
.27255
1.000
-.4729
1.1786
MOL 1 %
-.03157
.27255
1.000
-.8573
.7942
MOL 5 %
-.26286
.27255
1.000
-1.0886
.5629
MOL 5 % kontrol
MOL 10
%
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 3
HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK JUMLAH
DAUN TANAMAN SAWI CAISIM
Uji Normalitas Jumlah Daun
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
perlakuan Statistic
jumlahdaun Kontrol
.223
Shapiro-Wilk
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
7
.200*
.936
7
.607
*
NPK
.211
7
.200
.930
7
.553
MOL 1%
.264
7
.150
.933
7
.578
MOL 5%
.174
7
.200*
.977
7
.944
MOL
10%
.223
7
.200*
.863
7
.161
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas Jumlah Daun
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
jumlahdaun Based on Mean
df1
df2
Sig.
1.611
4
30
.197
Based on Median
.822
4
30
.521
Based on Median and
with adjusted df
.822
4
23.955
.524
1.597
4
30
.201
Based on trimmed mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Uji Anova Jumlah Daun
ANOVA
jumlahdaun
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between
Groups
6.496
4
1.624
1.511
.224
Within Groups
32.251
30
1.075
Total
38.747
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 4
HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK BERAT
BASAH TANAMAN SAWI CAISIM
Uji Normalitas Berat Basah
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
perlakuan Statistic
beratbasah kontrol
.167
Shapiro-Wilk
Df
Sig.
Statistic
df
Sig.
7
.200*
.941
7
.652
*
NPK
.217
7
.200
.944
7
.672
MOL 1%
.217
7
.200*
.939
7
.628
MOL 5%
.194
7
.200*
.910
7
.395
MOL
10%
.197
7
.200*
.939
7
.626
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas Berat Basah
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
1.364
4
30
.270
Based on Median
1.041
4
30
.403
Based on Median and
with adjusted df
1.041
4
17.348
.415
Based on trimmed mean
1.323
4
30
.284
beratbasah Based on Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Uji Anova Berat Basah
ANOVA
beratbasah
Sum of
Squares
df
Mean Square
Between
Groups
73739.257
4
18434.814
Within Groups
97775.714
30
3259.190
171514.971
34
Total
F
Sig.
5.656
.002
Uji Bonfferoni Berat Basah
Multiple Comparisons
beratbasah
Bonferroni
Mean
(I)
(J)
Difference (Iperlakuan perlakuan
J)
Std. Error
Control
NPK
95% Confidence Interval
Sig.
Lower
Bound
Upper Bound
-134.28571* 30.51553
.001
-226.7416
-41.8298
MOL 1%
-32.00000 30.51553
1.000
-124.4559
60.4559
MOL 5%
-48.14286 30.51553
1.000
-140.5987
44.3130
MOL
10%
-25.00000 30.51553
1.000
-117.4559
67.4559
kontrol
134.28571* 30.51553
.001
41.8298
226.7416
MOL 1%
102.28571* 30.51553
.022
9.8298
194.7416
MOL 5%
86.14286 30.51553
.084
-6.3130
178.5987
109.28571* 30.51553
.012
16.8298
201.7416
32.00000 30.51553
1.000
-60.4559
124.4559
-102.28571* 30.51553
.022
-194.7416
-9.8298
NPK
MOL
10%
MOL 1% kontrol
NPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
MOL 5%
-16.14286 30.51553
1.000
-108.5987
76.3130
7.00000 30.51553
1.000
-85.4559
99.4559
48.14286 30.51553
1.000
-44.3130
140.5987
-86.14286 30.51553
.084
-178.5987
6.3130
MOL 1%
16.14286 30.51553
1.000
-76.3130
108.5987
MOL
10%
23.14286 30.51553
1.000
-69.3130
115.5987
kontrol
25.00000 30.51553
1.000
-67.4559
117.4559
-109.28571 30.51553
.012
-201.7416
-16.8298
MOL 1%
-7.00000 30.51553
1.000
-99.4559
85.4559
MOL 5%
-23.14286 30.51553
1.000
-115.5987
69.3130
MOL
10%
MOL 5% kontrol
NPK
MOL
10%
NPK
*
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 5
HASIL PENGUJIAN STATISTIK DENGAN SPSS UNTUK BERAT
KERING TANAMAN SAWI CAISIM
Uji Normalitas Berat Kering
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
perlakuan Statistic
Shapiro-Wilk
df
Sig.
Statistic
Df
Sig.
.153
7
.200*
.941
7
.652
NPK
.203
7
.200*
.963
7
.844
MOL 1%
.199
7
.200*
.973
7
.919
MOL 5%
.227
7
.200*
.888
7
.266
MOL
10%
.237
7
.200*
.790
7
.033
beratkering kontrol
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Homogenitas Berat Kering
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic
df1
df2
Sig.
1.899
4
30
.136
Based on Median
1.104
4
30
.373
Based on Median and
with adjusted df
1.104
4
17.405
.386
Based on trimmed mean
1.876
4
30
.141
beratkering Based on Mean
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Uji Anova Berat Kering
ANOVA
beratkering
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between
Groups
175.787
4
43.947
2.853
.041
Within Groups
462.110
30
15.404
Total
637.897
34
Uji Bonfferoni Berat Kering
Multiple Comparisons
beratkering
Bonferroni
Mean
(I)
(J)
Difference (Iperlakuan perlakuan
J)
Std. Error
kontrol
Sig.
Lower
Bound
Upper Bound
*
2.09787
.042
-12.8655
-.1533
MOL 1%
-1.74957
2.09787
1.000
-8.1057
4.6065
MOL 5%
-2.38757
2.09787
1.000
-8.7437
3.9685
-.96029
2.09787
1.000
-7.3164
5.3958
6.50943*
2.09787
.042
.1533
12.8655
MOL 1%
4.75986
2.09787
.306
-1.5963
11.1160
MOL 5%
4.12186
2.09787
.588
-2.2343
10.4780
MOL
10%
5.54914
2.09787
.129
-.8070
11.9053
1.74957
2.09787
1.000
-4.6065
8.1057
-4.75986
2.09787
.306
-11.1160
1.5963
NPK
MOL
10%
NPK
95% Confidence Interval
kontrol
MOL 1% kontrol
NPK
-6.50943
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
MOL 5%
-.63800
2.09787
1.000
-6.9941
5.7181
.78929
2.09787
1.000
-5.5668
7.1454
2.38757
2.09787
1.000
-3.9685
8.7437
-4.12186
2.09787
.588
-10.4780
2.2343
.63800
2.09787
1.000
-5.7181
6.9941
1.42729
2.09787
1.000
-4.9288
7.7834
.96029
2.09787
1.000
-5.3958
7.3164
-5.54914
2.09787
.129
-11.9053
.8070
MOL 1%
-.78929
2.09787
1.000
-7.1454
5.5668
MOL 5%
-1.42729
2.09787
1.000
-7.7834
4.9288
MOL
10%
MOL 5% kontrol
NPK
MOL 1%
MOL
10%
MOL
10%
kontrol
NPK
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 6
DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
Tinggi Batang
Berikut ini tinggi batang tanaman sawi berdasarkan waktu pengamatan:
Rata-rata tinggi batang tanaman sawi caisim
Air
NPK
MOL
MOL
MOL
1%
5%
10%
0,85
1,14
1,1
1,25
1,24
1,22
1,71
1,62
1,91
1,64
1,37
1,8
1,9
2,34
1,87
1,85
2,08
2,38
2,6
2,22
1,98
2,15
2,61
2,78
2,41
2,11
2,25
2,78
2,95
2,62
2,27
2,3
3,04
3,17
2,9
2,42
2,55
3,32
3,52
3,08
2,6
2,84
3,55
3,82
3,62
Tanggal
12 September
15 September
18 September
21 September
24 September
27 September
30 September
2 November
5 November
Berikut ini tinggi batang tanaman sawi caisim berdasarkan tanaman per
perlakuan:
Perlakuan
Kontrol 1
2
3
4
5
6
7
1
NPK
2
3
4
5
6
7
12Okt
0,7
1
0,5
1
1
1,1
0,7
1
0,9
0,9
1
1,5
1,6
1,1
15Okt
1
1,2
1,3
1,2
1,5
1,4
1
1,2
1,5
1,5
1,8
1,9
2,2
1,9
18Okt
1,2
1,2
1,8
1,2
1,7
1,5
1
1,2
1,5
1,5
1,8
2,1
2,4
2,1
21Okt
2,2
1,5
1,8
1,9
2,3
2,2
1,1
1,2
2
2,5
1,9
2,3
2,5
2,2
24Okt
2,2
1,7
2
1,9
2,5
2,3
1,3
1,2
2,1
2,5
2
2,5
2,6
2,2
27Okt
2,3
1,8
2,1
2
2,6
2,5
1,5
1,3
2,3
2,5
2,1
2,7
2,6
2,3
30Okt
2,4
1,9
2,2
2,1
2,8
2,7
1,8
1,5
2,2
2,6
2,1
2,7
2,7
2,3
02Nov
2,5
2,1
2,4
2,3
2,9
2,9
1,9
2
2,4
2,8
2,3
3
2,9
2,5
05- RataNov rata
2,6
1,90
2,4
1,64
2,8
1,88
2,4
1,78
3
2,25
3
2,18
2
1,37
2,4
1,44
2,4
1,92
3
2,20
2,6
1,96
3,5
2,46
3,2
2,52
2,8
2,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
P1
P2
P3
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
2
0,9
0,6
1,2
0,8
1
1,2
1,9
1,3
0,7
0,9
1,4
1,1
1,5
1,3
1
1,1
0,9
1,3
1,2
1,9
2
1
1,1
1,2
2
1,6
2,5
2,6
1,5
1,4
1,6
1,9
2,1
2,3
1,7
1,2
1,6
1,3
1,6
1,6
2,5
2,4
1
1,1
1,6
2,6
1,9
2,7
3,1
2
1,7
1,8
2,3
2,8
2,7
1,7
1,4
1,9
1,5
2
1,3
3,3
3,2
1,5
1,4
2,3
2,1
2,2
4
3,2
2,1
2,1
2,5
2,5
3,1
2,7
2
1,8
2
1,8
2,2
2,3
3,5
3,5
1,7
1,8
2,5
2,2
2,5
4,1
3,5
2,2
2,5
2,6
2,7
3,2
2,8
2,2
2,1
2,2
2
2,3
2,4
3,7
3,7
2,1
2
2,7
2,3
2,5
4,2
3,6
2,3
2,6
2,7
3
3,5
3
2,4
2,2
2,5
2,2
2,5
2,6
4
3,8
2,5
2,2
3
2,5
2,8
4,5
4,1
2,5
2,7
2,8
3,3
3,4
3,4
2,7
2,5
3
2,3
2,8
2,7
4,3
4
2,8
2,4
3,2
2,7
3,3
4,9
4,4
2,7
2,9
3
4
4,1
3,6
2,8
2,7
3,2
2,4
3
3
4,5
4,3
3
2,7
3,4
3
3,3
5,2
4,7
3
3,2
3,4
4,2
4,5
3,8
3,7
3
3,5
3,5
3,5
3,2
5
Jumlah Daun
Berikut ini jumlah daun tanaman sawi berdasarkan waktu pengamatan:
Tanggal
12 September
15 September
18 September
21 September
24 September
27 September
30 September
2 November
5 November
Rata-rata Jumlah daun tanaman sawi caisim
Kontrol
NPK
MOL
MOL
MOL
1%
5%
10%
4,43
4,86
4,57
4,71
4,71
5,14
5,43
5,5
5,71
5,85
5,71
6
6,14
6,71
6,42
6
5,43
6,57
7
6,28
6,57
6,14
6,42
7,14
6,57
7,28
7,28
7,57
8,14
7,28
8,71
9,57
8,85
10,14
10
9,14
10,14
11,28
12,42
12,14
11,42
13,42
12,85
14,14
13,71
3,21
1,83
1,70
2,34
2,24
2,34
3,70
3,45
2,18
2,20
2,37
2,81
3,09
2,87
2,28
1,99
2,33
1,99
2,35
2,25
3,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berikut ini jumlah daun tanaman sawi caisim berdasarkan tanaman per perlakuan:
Kontrol
NPK
P1
P2
P3
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
7
12Okt
4
4
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
5
4
4
5
5
5
5
5
15Okt
4
5
6
6
5
6
4
2
6
7
6
6
5
6
5
5
5
6
6
5
6
6
6
6
5
6
5
6
6
5
6
6
6
6
6
18Okt
7
5
7
7
6
6
2
1
7
8
7
6
6
7
7
6
6
7
5
6
6
7
7
7
6
7
6
7
7
6
7
5
6
7
7
21Okt
7
6
5
6
6
5
7
1
6
8
5
5
7
6
8
6
7
6
6
5
8
6
7
7
7
8
7
7
7
5
6
6
7
6
7
24Okt
8
6
8
8
6
7
3
2
8
8
7
6
5
7
7
7
6
7
6
5
7
7
8
7
8
8
6
6
7
7
7
6
6
6
7
27Okt
8
6
9
9
7
8
4
3
9
10
8
6
7
8
9
8
7
8
7
6
8
8
9
7
10
9
7
7
7
7
7
6
7
8
9
30Okt
10
7
11
10
8
9
6
8
10
12
10
9
8
10
10
9
8
10
9
8
8
10
12
9
13
10
8
9
13
8
9
8
8
13
11
02Nov
10
8
12
10
7
10
7
7
11
15
11
8
9
10
12
11
10
13
12
11
10
13
16
13
15
10
9
11
15
11
10
10
10
17
12
05- RataNov rata
12
7,78
9
6,22
15
8,67
14
8,33
9
6,44
13
7,67
8
5
10
6,33
15
8,56
17
10
15
8,22
11
6,89
11
6,89
15
8,22
15
8,67
13
7,67
12
7,33
14
8,44
13
7,67
12
6,89
11
7,56
15
8,56
19
9,89
14
8,33
16
9,33
13
8,44
10
6,89
12
7,78
13
8,78
13
7,33
13
7,78
15
7,44
11
7,33
17
9,44
14
8,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berat Basah
Tanaman
Ke-
Perlakuan
Kontrol
NPK
MOL 1 %
MOL 5%
MOL
10%
1
2
3
4
5
6
7
142
66
186
177
105
89
282
131
253
112
93
360
122
99
132
147
269
197
130
117
64
201
90
127
85
126
209
128
157
137
34
248
65
89
182
99,28
233,57
131,28
147,42
124,28
RataRata
Berat Kering
Tanaman
Ke1
2
3
4
5
6
7
Perlakuan
Kontrol
NPK
MOL 1 %
MOL 5%
MOL 10%
11,183
5,312
14,185
13,968
8,032
8,076
17,532
10,808
17,337
8
8,436
23,664
9,472
8,611
8,83
12,867
17,455
16,422
11,253
10,424
5,936
12,075
7,866
10,148
7,84
13,177
12,416
10,422
13,678
10,704
2,784
19,565
5,525
8,171
15,347
15,43129
10,67143
11,88086
9,914143
RataRata
8,922714
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 7
SUHU HARIAN YOGYAKARTA BULAN OKTOBER-NOVEMBER 2015
Suhu Oktober 2015
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Suhu Siang Hari 0 C
35
36
35
35
35
31
33
34
34
36
34
35
34
36
36
36
36
33
36
36
36
36
36
35
36
36
37
32
36
34
32
Suhu Malam Hari 0 C
25
25
26
25
25
25
25
26
25
25
26
27
26
26
27
25
24
25
25
26
26
26
25
26
25
25
25
27
26
27
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Suhu Bulan November 2015
Tanggal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Suhu Siang Hari 0 C
32
33
33
33
32
33
33
33
33
33
34
34
35
34
36
34
33
36
36
36
34
36
36
33
33
32
32
36
35
35
Suhu Malam Hari 0 C
26
26
26
26
27
26
26
25
25
25
24
25
26
25
26
25
26
25
26
26
25
26
26
28
27
26
26
27
26
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 8
SILABUS PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Kompetensi Dasar
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi
Indikator
Waktu
4 JP
1.1.1
Siswa
1.1
Mengagumi
menunjukkan
sikap
dan
memahami
mengagumi
dan
keteraturan
dan
memahami
kompleksitas
keteraturan
dan
ciptaan
Tuhan
kompleksitas ciptaan
tentang
prosesTuhan tentang prosesproses yang terjadi
proses yang terjadi
dalam tubuh makhluk
dalam
tubuh
Sumber
- Gambar/
Tertulis
Video
Lisan
pertumbuhan
dan
perkembanga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
makhluk hidup di
tingkat seluler dan
menjaga
keteraturan, serta
mewujudkannyadal
am
pengamalan
ajaran
yang
dianutnya.
2.1
Berperilaku
ilmiah:
teliti,
tekun, jujur sesuai
data dan fakta,
disiplin, tanggung
jawab dan peduli
dalam
observasi
dan
eksperimen,
berani dan santun
dalam mengajukan
pertanyaan
dan
beragumentasi,
peduli lingkunagn,
gotong
royong,
bekerja sama, cinta
hidup
di
tingkat
seluler dan menjaga
keteraturan,
serta
mewujudkannyadala
m pengamalan ajaran
yang dianutnya.
2.1.1 Siswa bersikap
jujur, teliti, tekun dan
disiplin dalam proses
belajar,
dalam
melakukan percobaan
dan dalam melaporkan
hasil
percobaan
mengenai pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
2.1.2 Siswa mampu
bekerja sama dalam
melakukan pengamatan
dan percobaan baik di
dalam kelas maupun di
laboratorium
n
- Buku Biologi
kelas XII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
damai, berpendapat
secara ilmiah dan
kritis,
responsif
dan proaktif dalam
setiap tindakan dan
dalam melakukan
pengamatan
dan
percobaan di dalam
kelas/laboratorium
maupun di luar
kelas/laboratorium
3.1
Menganalisis
hubungan antara
faktor internal dan
eksternal dengan
proses
pertumbuhan dan
perkembangan
pada
makhluk
hidup berdasarkan
hasil percobaan.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
3.1.1 Siswa mampu - Pertumbuhan Mengamati
mengidentifikasi
dan
- Mengamati gambar
faktor-faktor yang
Perkembangan
dan video tentang
memengaruhi
Tumbuhan
pertumbuhan
dan
pertumbuhan
dan
perkembangan
perkembangan pada
tumbuhan.
- Faktor
luar
Tumbuhan
3.1.2 Siswa mampu
dan
faktor - Mengkaji data hasil
menjelaskan faktorfaktor
yang
dalam
yang
pengamatan
mempengaruhi
memengaruhi
pertumbuhan
pertumbuhan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
perkembangan
tumbuhan.
pertumbuhan
tanaman
pada
tumbuhan
Menanya
- Siswa
dimotivasi
untuk
membuat
pertanyaan tentang:
- Mengapa tumbuhan
mengalami
pertumbuhan
dan
perkembangan
- Perbedaan
pertumbuhan
dan
perkembangan
- Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan pada
tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Mengumpulkan
Data
- Menggali informasi
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
berdasarkan
video
yang ditonton
- Berdiskusi
untuk
mengumpulkan
informasi
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
- Berdiskusi
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
perkembangan
tumbuhan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Mengasosiasi
- Membaca
dan
menganalisis
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
untuk
memahami
konsep pertumbuhan
dan
perkembangan
pada tumbuhan.
- Menarik kesimpulan
tentang
konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
beserta faktor yang
mempengaruhinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
4.1
Merencanakan 4.1.1 Siswa mampu
dan
merancang kegiatan
melaksanakan
penelitian
yang
percobaan
berkaitan
dengan
tentang
faktor
faktor luar yang
luar
yang
memengaruhi proses
memengaruhi
pertumbuhan
dan
proses
perkembanagan
pertumbuhan dan
tanaman.
perkembangan
tanaman
dan 4.1.2 Siswa mampu
melaporkan
melaksanakan
secara
tertulis
kegiatan penelitian
dengan
pengaruh faktor luar
menggunakan
terhadap
tata
cara
pertumbuhan
penulisan ilmiah
tanaman.
yang benar.
4.1.3 Siswa mampu
membuat laporan
dan
mempresentasikan
hasil penelitian di
depan kelas
Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan
hasil diskusi tentang
eksperimen
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
- Melaporkan
percobaan
hasil
melalui
presentasi di depan
kelas dan laporan
tertulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 9
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/ 1
Materi
: Perkembangan dan Pertumbuhan Tumbuhan
Alokasi Waktu
: 4 JP x 45 menit (2x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pengetahuan, teknologi, sni budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Mengagumi
dan
memahami 1.2.1 Siswa menunjukkan sikap
keteraturan dan kompleksitas
mengagumi dan memahami
ciptaan Tuhan tentang proseshasil ciptaan Tuhan tentang
proses yang terjadi dalam tubuh
proses-proses yang terjadi
makhluk hidup di tingkat seluler
dalam tubuh makhluk hidup
dan menjaga keteraturan, serta
dan mewujudkannya dalam
mewujudkannyadalam
pengamalan
ajaran
yang
pengamalan
ajaran
yang
dianutnya.
dianutnya.
2.2 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, 2.2.1
jujur sesuai data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab dan
peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan dan
beragumentasi, peduli lingkunagn, 2.2.2
gotong royong, bekerja sama,
cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan
percobaan
di
dalam
Siswa jujur, teliti, dan disiplin
dalam melakukan percobaan
dan dalam melaporkan hasil
percobaan
mengenai
pertumbuhan
dan
perkembangan tumbuhan.
Siswa mampu bekerja sama
dalam melakukan pengamatan
dan percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
kelas/laboratorium maupun di luar
kelas/laboratorium.
3.1 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada makhluk
hidup
berdasarkan
hasil
percobaan.
3.1.1
Siswa
mampu
mendeskripsikan perbedaan
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
3.1.2 Siswa mampu mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
memengaruhi pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
3.1.3 Siswa mampu menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
4.1Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Siswa mampu merancang
percobaan tentang faktor luar yang
kegiatan
penelitian
yang
memengaruhi proses pertumbuhan
berkaitan dengan faktor luar
dan perkembangan tanaman dan
yang memengaruhi proses
melaporkan secara tertulis dengan
pertumbuhan
dan
menggunakan tata cara penulisan
perkembanagan tanaman.
ilmiah yang benar.
4.1.2 Siswa mampu melaksanakan
kegiatan penelitian pengaruh
faktor
luar
terhadap
pertumbuhan tanaman.
4.1.3
Siswa mampu membuat
laporan dan mempresentasikan
hasil penelitian di depan kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
C. Tujuan Pembelajaran
1.2.1.1 Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam
tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta
mewujudkannyadalam pengamalan ajaran yang dianutnya.
2.1.1.1 Melalui pengamatan, siswa mampu menujukkan sikap jujur, teliti,
tekun dan disiplin dalam proses belajar, dalam melakukan percobaan
dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2.1.2.1 Melalui pengamatan, siswa mampu bekerja sama dalam melakukan
pengamatan dan percobaan baik di dalam kelas maupun di
laboratorium.
3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa mampu mengidentifikasi pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan.
3.1.1.2
Melalui pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.1.3 Melalui kajian pustaka, siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu merancang kegiatan penelitian
yang berkaitan dengan faktor luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembanagan tanaman.
4.1.1.2 Melaluis pengamatan, siswa dapat melaksanakan kegiatan penelitian
pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
4.1.1.3 Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu membuat laporan dan
mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas
D. Materi Pembelajaran
Materi Pokok: Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran
: saintifik
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Eksperimen, Presentasi, Ceramah dan
Tanya Jawab
F. Media, Alat dan Sumber/Bahan Belajar
1. Media
a. Laptop
b. LCD (proyektor)
c. Gambar dan Video Pertumbuhan dan Perkembangan
d. Whiteboard
e. Spidol
f. Penghapus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2. Alat dan Bahan
a. Bibit sawi
b. Polybag
c. Tanah
d. MOL rebung bambu
e. NPK
f. Air
g. Alat tulis
3. Sumber Belajar
a. Buku SMA kelas XII
b. Internet
G. Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 JP)
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi belajar
1. Guru mengucapkan salam,
(10 menit)
dan mengecek kesiapan
siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Melakukan apersepsi
2. Guru menanyakan:
Pernahkah
kalian
menanam
mengamati
tunas pisang? Apabila
diamati terus menerus
maka
tunas
pisang
tersebut akan tumbuh
menjadi pohon pisang
dewasa.
Mengapa
demikian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Menyampaikan
Pembelajaran
Inti
(70 menit)
Tujuan
Pengantar Materi
Mengorganisasi Siswa
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/
mencoba
Mengasosiasi/Menalar
3. Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
4. Guru menjelaskan materi
pelajaran “Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Tumbuhan”
5. Siswa
dibagi
dalam
kelompok dengan tingkat
kemampuan
yang
berbeda-beda dan wakil
dari
tiap
kelompok
mengambil LKS
6. Siswa mengamati gambar
dan
video
mengenai
Pertumbuhan
dan
Perkembangan Tumbuhan
7. Membuat pertanyaan agar
dapat
berpikir
kritis
tentang pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
dan faktor-faktor yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan tumbuhan.
8. Menggali
informasi
tentang pertumbuhan dan
perkembangan
berdasarkan video yang
ditonton
9. Melalui buku sumber
siswa dapat berdiskusi
untuk
mengumpulkan
informasi
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
10. Siswa
membaca
dan
menganalisis
tentang
pertumbuhan
dan
perkembangan
untuk
memahami
konsep
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada
tumbuhan.
11. Siswa
menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Mengkomunikasikan
Penutup
(10 menit)
Penghargaan
Tindak lanjut
kesimpulan
tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan
beserta
faktor
yang
mempengaruhinya
12. Mempresentasikan hasil
diskusi
tentang
eksperimen pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan
13. Melakukan evalusi dengan
minta salah satu kelompok
untuk menanggapi hasil
presentasi kelompok lain
14. Memberikan penghargaan
kepada kelompok yang
melakukan
presentasi
dengan baik
15. Guru mengajak siswa
merangkum materi yang
telah dipelajari
16. Melakukan
refleksi
pembelajaran
dengan
melibatkan siswa
17. Memberikan tugas kepada
siswa untuk mempelajari
materi selanjutnya
18. Guru menutup kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam.
Pertemuan Kedua (2 JP)
Kegiatan
Fase
(waktu)
Pendahuluan Menyiapkan kondisi belajar
(10 menit)
Melakukan apersepsi
Kegiatan Guru dan Siswa
1. Guru
mengucapkan
salam, dan mengecek
kesiapan siswa untuk
mengikuti
kegiatan
pembelajaran.
2. Guru menanyakan:
Apakah kalian pernah
melakukan ekperimen?
Dalam
melakukan
ekperimen hal apa saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
yang perlu dilakukan?
Menyampaikan
Pembelajaran
Inti
(65 menit)
Tujuan
Pengantar Materi
Mengorganisasi Siswa
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan informasi/
mencoba
Mengkomunikasikan
Penutup
(15 menit)
Penghargaan
Tindak lanjut
3. Guru
menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
4. Guru menjelaskan materi
pelajaran “Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Tumbuhan”
5. Guru meminta siswa
bergabung ke dalam
kelompok
dan
mempersiapkan
hasil
ekperimen
6. Siswa mengkaji hasil
kerja ilmiah
7. Memberikan pertanyaan
tentang langkah-langkah
ekperimen
dan
penyusunan laporan hasil
percobaan.
8. Melalui buku sumber
siswa dapat mengolah
data hasil ekperimen.
9. Menemukan jalan keluar
terhadap
permasalahan
dalam percobaan.
10. Menyimpulkan
hasil
percobaan
11. Melaporkan
hasil
percobaan
melalui
presentasi di depan kelas
dan laporan tertulis
12. Memberikan penghargaan
kepada kelompok yang
melakukan
presentasi
dengan baik
13. Guru
bersama-sama
dengan siswa merangkum
materi
yang
telah
dipelajari
14. Melakukan
refleksi
pembelajaran
dengan
melibatkan siswa
15. Memberikan post tes
kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
16. Meminta siswa untuk
mempelajari materi yang
akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya.
17. Guru menutup kegiatan
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam.
H. Penilaian
1. Teknik Penilaian: pengamatan, laporan percobaan dan LKS, lembar
penilaian sikap, lembar penilaian hasil laporan, lembar penilaian presentasi
2. Bentuk instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian, Pendoman
Skoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
I. Instrumen Penilian
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPRITUAL
Petunjuk:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spritual peserta didik.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang
ditunjukkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4= selalu, apabila melakukan sesuai dengan pernyataan yang ada
3= sering, apabila sering melakukan sesuai dengan pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan.
2= kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan.
Nama Peserta Didik
:................................................................................
Kelas
:................................................................................
Tanggal Pengamatan
:................................................................................
Indikator
:................................................................................
1.1.1
Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami hasil
ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh
makhluk hidup dan mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
yang dianutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
No.
Aspek Pengamatan
1
1
2
3
4
Skor
2
3
4
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan pembelajaran
Mengucapkan rasa syukur terhadap karunia
Tuhan
Memberikan salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
Mensyukuri
karunia
Tuhan
yang
diwujudkan dalam manfaat mempelajari
biologi
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran:
Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No
18A tahun 2003 yaitu:
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik(SB)
Apabila memperoleh
skor akhir >3,33< skor
akhir 4,00
Apabila memperoleh
skor akhir >2,33 < skor
akhir ≤ 3,33
Apabila memperoleh
skor akhir >1,33 < skor
akhir ≤ 2,33
Apabila memperoleh
skor akhir ≤1,33
Tuntas
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
2.1.1
Siswa jujur, teliti, dan disiplin dalam melakukan percobaan dan
dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2.1.2
Siswa mampu bekerja sama dalam melakukan pengamatan dan
percobaan.
Penilaian Sikap dan Perilaku siswa dalam melakukan Penelitian
Petunjuk Pengisian:
Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik.
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditunjukkan oleh
peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
No.
Nama Siswa
1
Aspek yang Dinilai
2
3
Total
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Keterangan:
3= teliti
1 = jujur
4= kerja sama
2= disiplin
Rubrik penilaian
Jujur
Skor
3
2
1
Skor
3
2
1
Skor
3
2
1
Keterangan
Tidak menyontek atau melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan
karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan
tugas/ulangan
Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak
melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas/ulangan.
Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan
plagiat mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas
Disiplin
Keterangan
Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu,
mengerjakan tugas yang diberikan, memakai atribut sekolah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku disekolah, mengikuti pelajaran
dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran
Terkadang masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat
waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, terkadang memakai atribut
sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah, terkadang
mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan
pelajaran
Masuk kelas tidak tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak tepat
waktu, memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku,
tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah membawa buku
sesuai dengan pelajaran
Teliti
Keterangan
Teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil percobaan
ilmiah
Kurang teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil
percobaan ilmiah
Tidak teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil
penelitian ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Skor
3
2
1
Kerja sama
Keterangan
Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat
dalam melakukan diskusi dan pengamatan
Terkadang mampu berdinamika dalam kelompok, terkadang
menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
Tidak mampu berdinamika dalam kelompok, tidak menyampaikan
pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
Petunjuk Penskoran:
Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A
tahun 2003 yaitu:
Kategori
Sangat Baik(SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Keterangan
Apabila memperoleh skor akhir >3,33<
skor akhir 4,00
Apabila memperoleh skor akhir >2,33 <
skor akhir ≤ 3,33
Apabila memperoleh skor akhir >1,33 <
skor akhir ≤ 2,33
Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33
Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
3.1.1
Siswa
mampu
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
4.1.1 Siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor
luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman.
4.1.2
Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan tanaman.
4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas
Penilaian Laporan Eksperimen
No. Kelompok
Aspek Penilaian
Isi
Laporan
Tata Tulis Kelengkapan
dan
Data
Bahasa
Jumlah
Total
Nilai
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Rubrik Penilaian
Aspek
Isi Laporan
Tata Tulis dan Bahasa
Kelengkapan Data
Skor Indikator
3
Isi laporan sangat lengkap dan sesuai dengan
kaidah penulisan ilmiah
2
Isi laporan kurang lengkap dan kurang sesuai
dengan kaidah penulisan ilmiah
1
Isi laporan tidak lengkap dan tidak sesuai
dengan kaidan penulisan ilmiah
3
Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai
dengan EYD
2
Menggunakan tata tulis dan bahasa yang
kurang sesuai dengan EYD (kurang baku)
1
Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak
sesuai dengan EYD
3
Data dalam laporan penelitian lengkap
2
Data dalam laporan penelitian kurang lengkap
1
Data dalam laporan penelitian tidak lengkap
Penilaian :
-
Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan data
-
Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A
tahun 2003 yaitu:
Kategori
Sangat Baik(SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Keterangan
Apabila memperoleh
skor akhir >3,33< skor
akhir 4,00
Apabila memperoleh
skor akhir >2,33 <
skor akhir ≤ 3,33
Apabila memperoleh
skor akhir >1,33 <
skor akhir ≤ 2,33
Apabila memperoleh
skor akhir ≤1,33
Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
4.1.2
Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan tanaman.
4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas
Penilaian Presentasi Siswa
Isi Presentasi
Penampilan
Menjawab
Pertanyaan
Nama Kelompok
Bahasa
No.
Kekompakan
Aspek Penilaian
Skor
Rubrik Penilaian Presentasi
Aspek
Kekompakan
Skor
3
2
Bahasa
1
3
Indikator
Semua anggota kelompok kompak dalam melakukan
presentasi
Anggota kelompok kurang kompak dalam melakukan
presentasi
Kelompok tidak kompak dalam melakukan presentasi
Tutur kata jelas, dan menggunakan bahasa yang
sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
2
1
Menjawab
Pertanyaan
3
2
1
Penampilan
Isi Presentasi
3
2
1
3
2
1
Tutur kata kurang jelas dan dan bahasa yang
digunakan kurang sopan
Tutur kata tidak jelas dan dan bahasa yang digunakan
tidak sopan.
Semua anggota kelompok mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
Semua anggota kelompok kurang mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
(hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan saja)
Semua anggota kelompok tidak mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
Presentasi menarik dan kreatif
Presentasi kurang menarik dan kurang kreatif
Presentasi tidak menarik dan tidak kreatif
Jelas, mudah dipahami dan sesuai dengan
topik/permasalahan
Kurang jelas, kurang mudah dipahami dan kurang
sesuai dengan topik/permasalahan
Tidak jelas, susah dipahami dan tidak sesuai dengan
topik/permasalahan.
Penilaian :
-
Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan data
-
Kategori penilaian sikap peserta didik didasarkan pada Permendikbud No 18A
tahun 2003 yaitu:
Kategori
Sangat Baik(SB)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (K)
Keterangan
Apabila memperoleh skor
akhir >3,33< skor akhir 4,00
Apabila memperoleh skor
akhir >2,33 < skor akhir ≤
3,33
Apabila memperoleh skor
akhir >1,33 < skor akhir ≤
2,33
Apabila memperoleh skor
akhir ≤1,33
Tuntas/Tidak Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
LEMBAR PENILAIAN LKS
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
3.1.1
Siswa
mampu
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
4.1.1 Siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor
luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman.
4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan tanaman.
4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di
depan kelas
kedisiplinan
ketelitian
Tata Bahasa
Kerapian
Nama
Kelengkapan
data
Aspek Penilaian
No.
skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Rubrik penilaian
Aspek
Kerapian
Kelengkapan
Data
Skor
3
2
1
3
2
1
3
2
Tata Bahasa
1
3
2
Ketelitian
1
Kedisiplinan
3
2
1
Indikator
Rapi dan sangat jelas dalam menjawab pertanyaan
kurang rapi dan kurang jelas dalam menjawab
pertanyaan
Tidak rapi dan tidak jelas dalam menjawab pertanyaan
Menjawab pertanyaan dengan sangat lengkap
Menjawab pertanyaan kurang lengkap
Tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan
Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai dengan
EYD
Menggunakan tata tulis dan bahasa yang kurang sesuai
dengan EYD (kurang baku)
Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak sesuai
dengan EYD
Teliti dan sangat lengkap dalam menjawab pertanyaan
Kurang teliti dan kurang lengkap dalam menjawab
pertanyaan
Tidak teliti dan tidak lengkap dalam menjawab
pertanyaan
Mengumpulkan hasil kerja tepat waktu
Mengumpulkan hasil kerja tidak tepat waktu
Tidak mengumpulkan hasil kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP
PEMBELAJARAN (POST TES)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
:XII/I
Kisi-kisi Soal
:
3.1.1
Siswa mampu mengidentifikasi 1, 4
faktor-faktor
yang
memengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembangan
tumbuhan.
3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktorfaktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
No.
1.
2.
2
3, 5
Soal
Faktor
apakah
yang
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan?
Jawaban
Skor
Faktor eksternal: air, cahaya, 15
nutrisi,
pH,
oksigen,
kelembaban
Faktor Internal: hormon dan
gen
Bagaimana kondisi tumbuhan Kekurangan
unsur
Fe: 15
yang mengalami kekurangan muncul gejala klorosis dan
unsur Fe dan Mg?
daun
menguning
atau
nekrosa
Kekurangan
unsur
Mg:
muncul
bercak-bercak
kuning di permukaan daun
tua
Menciptakan
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Indikator
Memahami
Mengingat
Nomor Soal dan Tingkat
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
3.
4.
5.
Seorang
siswa
melakukan
sebuah penelitian mengenai
pengaruh intensitas
cahaya
matahari terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan.
Dia ingin mengetahui perbedaan
tumbuhan yang diletakkan di
tempat gelap dan di tempat yang
cukup terkena sinar matahari dan
di tempat yang terkena sinar
matahari langsung. Setelah
dilakukan pengamatn diperoleh
hasil bahwa tumbuhan yang
diletakkan di tempat gelap
mengalami pertumbuhan batang
yang jauh lebih panjang bila
dibandingkan dengan tumbuhan
yang diletakkan di tempat yang
cukup terkena sinar matahari
berwana pucat dan kurus,
tumbuhan yang diletakkan di
tempat yang cukup terkena sinar
memiliki pertumbuhan yang
normal, sedangkan tumbuhan
yang diletakkan di bahwah sinar
matahari
langsung
tinggi
batangnya jauh lebih pendek
dibandingkan tanaman dengan
perlakuan yang lain dan kerdil.
Menurutmu
apakah
yang
menyebabkan hal tersebut?
Apakah fungsi oksigen dalam
proses pertumbuhan tanaman?
Tanaman yang diletakkan di 30
tempat yang gelap memiliki
batang yang jauh lebih
panjang, hal ini dikarenakan
tumbuhan tersebut mencari
sumber cahaya, sedangkan
tanaman yang cukup terkena
sinar matahari memiliki
pertumbuhan yang normal
sedangkan tumbuhan yang
diletakkan di bawah sinar
mata hari langsung memiliki
tinggi batang yang lebih
pendek dah kerdil hal ini
disebabkan karena tanaman
tersebut mendapat sinar
matahari yang berlebihan
sehingga dapat menghambat
pertumbuhan.
Tanaman
memang
memerlukan
cahaya/ sinar matahari untuk
keberlangsungan hidupnya
namun dalam jumlah yang
normal.
Oksigen diperlukan oleh 15
setiap makhluk hidup untuk
melakukan respirasi aerob,
dengan
respirasi
aerob
makhluk
hidup
dapat
memperoleh energi untuk
pertumbuhannya.
Perhatikan informasi berikut!
Bagaimana
pengaruh 25
Rebung bambu dapat dijadikan MOLdari rebung bambu
bahan untuk pembuatan MOL terhadap
pertumbuhan
untuk
tanaman
karena tanaman?
mempunyai kandungan unsur
hara yang yang dibutuhkan oleh
tanaman. MOL yang berbahan
dasar rebung bambu ini memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kandungan giberelin yang tinggi
sehingga mampu merangsang
pertumbuhan tanaman. Selain itu
MOL rebung bambu juga
mengandung
mikroorganisme
yang sangat penting untuk
membantu
pertumbuhan
tanaman yaitu Azotobacter dan
Azospirillium.
Berdasarkan uraian di atas,
bagaimana
rumusan
masalahnya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LEMBAR KERJA SISWA 1
Judul: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
B. Alat dan Bahan
Alat tulis dan buku biologi kelas XII
C. Cara Kerja
1. Bentuklah kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 orang siswa
2. Cermati pertanyaan yang diberikan dan diskusikan bersama anggota
kelompokmu
3. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!
D. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan!
2. Sebutkan minimal 3 contoh dari pertumbuhan dan perkembangan!
3. Sebutkan dan jelaskan fase-fase pada pertumbuhan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
KUNCI JAWABAN LKS 1
1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan:
- Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diketahui atau ditentukan
berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya yang bersifat irreversibel
(Tidak dapat kembali seperti semula). Pertumbuhan meliputi bertambah
besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan.
-
Perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif yang melibatkan
perubahan struktur fungsi yang lebih kompleks
2. Contoh pertumbuhan dan perkembangan:
-
Pertumbuhan: tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, lebar daun.
-
Perkembangan: munculnya tunas, tunas daun, munculnya bunga dan
buah.
3. Ada 4 fase dalam pertumbuhan yaitu:
- Fase awal, pada fase ini pertumbuhan berlangsung lamban pada tumbuhan
- Fase log merupakan pertumbuhan yang maksimum pada tumbuhan dan
terjadi pertumbuhan yang sangat cepat
- Fase perlambatan, pada fase ini tumbuhan mengalami pertumbuhan yang
berlangsung secara lamban
- Fase stasioner, pada fase ini pertumbuhan tanaman terhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LEMBAR KERJA SISWA 2
Judul: Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
A. Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
2. Menjelaskan
faktor-faktor
perkembangan tumbuhan.
B. Alat dan Bahan
1. Bibit sawi
2. Larutan MOL rebung bambu
3. NPK
4. Polybag
5. Tanah
6. Air
7. Alat Tulis
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
C. Cara Kerja
1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa
2. Rancanglah sebuah eksperimen yang bertemakan “pengaruh pemberian
MOL rebung bambu terhadap pertumbuhan tanaman sawi”
3. Tentukan rumusan masalah, hipotesis, cara kerja dan hasil pengamatan.
4. Lakukan percobaan dengan perlakuan sebagai berikut:
- Kelompok 1:MOL rebung 5%
- Kelompok 2: MOL rebung 10%
- Kelompok 3: MOL rebung 15%
- Kelompok 4: NPK
- Kelompok 5: air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
5. Larutan MOL rebung bambu yang sudah jadi diencerkan dengan
perbandingan 1:15 dan dapat langsung diaplikasikan pada tanaman.
6. Lakukanlah pengamatan pada tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi
selama 7 hari
7. Catatlah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan
8. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil pengamatan masing-masing
kelompok berdasarkan format yang telah ditentukan!
D. Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman sawi:
Tanaman Ke-
Tinggi Batang
Jumlah Daun
1
2
Dst
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perlakuan mana yang
menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik? Mengapa?
2. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman
tersebut? Sebutkan!
3. Jelaskan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman?
4. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Contoh Format Laporan:
A. Acara Praktikum
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Hipotesis
E. Alat, Bahan dan Cara Kerja
F. Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
I. Daftar Pustaka
.
Download