5 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan organisme dipengaruhi oleh organisme lain, sehingga membentuk hubungan diantara keduanya. Interaksi antara dua organisme yang hidup bersama-sama disebut simbiosis. Parasitisme merupakan bentuk interaksi antara dua organisme yang merugikan salah satu pihak. Parasit mempunyai ukuran tubuh lebih kecil dari inangnya, metabolismenya tergantung dari inang (Cheng 1973) dan tidak menyebabkan inang mati (Ricklefs 1993). Ektoparasit adalah parasit yang hidup di luar jaringan inang dan melakukan penetrasi hanya dengan sebagian kecil tubuhnya. Pada endoparasit, seluruh atau bagian besar tubuhnya masuk ke dalam jaringan inangnya (Dropkin 1989). Kumbang Elaeidobius kamerunicus merupakan kumbang moncong (weevil) yang termasuk dalam ordo Coleoptera dan famili Curculionidae. Kumbang ini berukuran kecil (panjang ± 4 mm dan lebar ±1,5 mm) dan berwarna cokat kehitam-hitaman (Syed et al. 1982). Kumbang E. kamerunicus merupakan polinator bunga kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Populasi serangga penyerbuk terancam oleh pestisida, penyakit, parasit, predator, polusi, kerusakan habitat, dan kompetisi (Kevan 1999). Nematoda parasit pada kumbang E. kamerunicus telah dilaporkan di Malaysia (Poinar et al. 2002). Nematoda parasit tersebut ialah Elaeolenchus parthenonema dan Cylindrocorpus inevectus (Poinar et al. 2003). Nematoda tersebut dapat menyebabkan populasi kumbang menurun. Dropkin (1989) melaporkan efek infeksi dari nematoda yang paling menonjol ialah menghambat pertumbuhan inangnya. Kurniawan (2010) melaporkan E. kamerunicus di Banten terparasit nematoda dalam jumlah banyak yang kemungkinan dapat menyebabkan kematian pada fase telur dan larva dari E. kamerunicus. Spesies dan populasi nematoda parasit pada kumbang E. kamerunicus di Indonesia, sampai saat ini belum pernah dilaporkan. Dalam penelitian ini, dipelajari populasi nematoda parasit pada E.kamerunicus di kebun kelapa sawit di Sukabumi dan Bogor. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mempelajari populasi nematoda parasit pada kumbang E. kamerunicus dari kebun Cikidang, Sukabumi dan Cimulang, Bogor milik perkebunan PTPN Nusantara VIII. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2010-Januari 2011. Pengambilan sampel kumbang dilakukan pada bulan JuniNovember 2010 di perkebunan PTPN VIII Cikidang, Sukabumi dan Cimulang, Bogor (Lampiran 1, 2, dan 3). Identifikasi dan penghitungan populasi nematoda parasit dilakukan pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011 di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Objek penelitian ini adalah nematoda parasit pada kumbang E. kamerunicus. Peralatan yang digunakan yaitu gunting tanaman, kantong plastik, luxmeter, hydrometer, termometer, kamera, tabung bekas film, alat tulis, tabung 0,5 ml, pinset, pipet, spidol, gelas objek, kaca penutup, rotator, alat sentrifugasi, mikroskop cahaya, counter, dan foto mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan ialah larutan alkohol 70%, gliserin dan eosin Koleksi Kumbang E. kamerunicus Pengambilan sampel kumbang dilakukan pada bulan Juni, Juli, Oktober (kebun Cikidang) dan Juli, Oktober, November (kebun Cimulang). Setiap kebun dipilih 3 blok, yaitu blok 29, 54, 55 (kebun Cikidang) dan blok 19, 20, 26 (kebun Cimulang). Setiap blok dipilih 5 pohon kelapa sawit. Koleksi kumbang dilakukan dengan mengambil tiga spikelet dari bagian pangkal, tengah, dan ujung tandan bunga. Pengambilan kumbang dilakukan antara pukul 08.00-14.00 WIB. Pada setiap pengambilan sampel, dilakukan pengukuran intensitas cahaya dengan menggunakan luxmeter, kelembaban udara dengan hydrometer, dan suhu udara menggunakan termometer. Pemisahan Nematoda dari Tubuh Kumbang Pemeriksaan nematoda parasit pada setiap sampel dilakukan 5 kali ulangan. Setiap ulangan diambil dari 5 individu kumbang. Jumlah total kumbang yang diamati adalah 375 individu kumbang setiap bulan 6 pengambilan sampel. Lima kumbang tersebut dimasukan ke dalam tabung 0,5 ml yang berisi alkohol 70%. Selanjutnya tabung tersebut dirotator dan disentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 5 menit. Endapan yang terbentuk hasil sentrifugasi dipakai untuk pengamatan nematoda. Pembuatan Preparat Semi-permanen Endapan yang berisi cacing hasil sentifugasi dipindah ke gelas objek cekung. Selanjutnya diberi gliserin 5% sebagai penjernih dan diwarnai eosin 1% agar terlihat jelas ciri individu nematoda. Spesimen pada gelas objek ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop. Penghitungan dan Identifikasi Nematoda Jumlah nematoda parasit dihitung per 5 individu kumbang. Sebanyak 25 preparat semi-permanen nematoda dilakukan identifikasi berdasarkan Poinar (1979) dan Poinar et al. (2002). Analisis Data Spesies nematoda parasit pada kumbang yang didapatkan dideskripskan. Populasi nematoda pada setiap bulan pengamatan ditampilkan dalam tabel. Jumlah nematoda dengan curah hujan ditampilkan dalam bentuk scater plot dan dianalisis dengan korelasi Pearson dengan software Sigmaplot 11.0. HASIL Spesies Nematoda Parasit pada E. kamerunicus Nematoda parasit pada kumbang E. kamerunicus di kebun Cikidang, Sukamaju, Sukabumi dan kebun Cimulang, Cikasungka, Bogor adalah Elaeolenchus parthenonema. Nematoda E. parthenonema memiliki ciri sebagai berikut: bentuk tubuh ramping, panjang antara 230-400 µm dan rata-rata lebar tubuh adalah 17 µm (Gambar 1A). Bagian anterior (daerah kepala) terdapat stilet yang berbentuk ramping dengan penonjolan basal terlihat jelas (Gambar 1B) dan bagian esofagus terlihat jelas (Gambar 1C). Panjang ekor berkisar 33,7 µm, bentuk ekor menyerupai kerucut tajam, dengan ujung meruncing seperti duri. Jantan memiliki ekor yang melengkung 45-90o dan ujung meruncing seperti duri (Gambar 1D). Daerah bibir tampak menonjol dan bagian depannya berbentuk silindris (Gambar 1E). 20 µm 20 µm 100 µm A D B C E Gambar 1 Nematoda parasit E. parthenonema: fase juvenile (A), fase dewasa dengan stilet yang terlihat (B), bagian esofagus (C), individu jantan dengan ekor yang melengkung (D), dan bagian mulut yang berbentuk silindris (E). Populasi E. parthenonema