9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Relevan Penelitian

advertisement
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Penelitian Relevan
Penelitian mengenai Jenis-jenis Kalimat pada Pemakaian Bahasa Gaul di
Status BBM mahasiswa PBSI UMP angkatan 2012 kelas A berbeda dengan jenis
penelitian sejenis yang telah ada. Untuk membuktikannya, peneliti meninjau dua
penelitian mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Mahasiswa tersebut
adalah Waluyaningsih dan Riana. Penelitian Waluyaningsih dilakukan pada tahun
2010 dan penelitian Riana pada tahun 2013. Sedangkan penelitian dengan judul Jenisjenis Kalimat pada Pemakaian Bahasa Gaul di Status BBM mahasiswa PBSI UMP
angkatan 2012 kelas A dilakukan pada tahun 2016. Perbedaan penelitian sebelumnya
dapat dilihat sebagai berikut.
1.
Penelitian dengan Judul Ragam Bahasa Gaul dalam Wacana Kartu Seluler
pada Koran Harian Kompas
Penelitian tersebut dilakukan oleh Waluyaningsih pada tahun 2010 dari
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian Waluyaningsih bertujuan untuk
mendeskripsikan proses pembentukan ragam bahasa tidak baku (gaul) serta aspek dan
efek komunikasi dalam wacana iklan kartu seluler pada koran harian Kompas. Dalam
proses pembentukan bahasa gaul dalam wacana iklan kartu seluler pada koran harian
Kompas membahas mengenai: (a) proses nasalisasi “kata kerja aktif – in” untuk
membentuk kata kerja aktif transitif, (b) penghilangan, (c) pemendekan, (d)
penggunaan istilah lain, (e) penggantian, (f) pengindonesiaan bahasa asing (inggris
dan daerah), (g) penggunaan bahasa inggris secara utuh, (h) penambahan. Penelitian
9
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
10
tersebut merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data pada penelitian berupa
kosakata ragam bahasa tidak baku (gaul) yang terdapat dalam wacana iklan kartu
seluler pada koran harian kompas. Metode penelitian ada tiga tahap, yaitu: (a) Tahap
penyediaan data, (b) Tahap analisisan data, (c) Tahap hasil analisis data. Dalam tahap
penyediaan data metode yang digunakan metode simak teknik sadap dan metode
cakap dan teknik lanjutannya yaitu teknik catat. Kemudian metode yang digunakan
dalam tahap analisis data adalah metode padan dengan teknik dasar teknik Pilah Unsur
Penentu (PUP). Metode analisis lain yang digunakan adalah metode agih. Teknik
dasar yang digunakan dalam metode agih adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL).
Teknik lanjutan metode agih yang digunakan adalah teknik lesap, teknik ganti.
Sedangkan
tahap penyajian hasil analisis data, menggunakan metode penyajian
informal dan penyajian formal.
Penelitian di atas memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan. Perbedaannya yaitu penelitian yang akan peneliti lakukan
mengenai analisis jenis-jenis kalimat pada pemakaian bahasa gaul di status BBM
Mahasiswa PBSI UMP angkatan 2012 kelas A. Sedangkan penelitian di atas
berkenaan dengan proses terbentuknya ragam bahasa tidak baku (gaul). Serta aspek
dan efek komunikasi ragam bahasa tidak baku (gaul) dalam wacana kartu seluler pada
koran harian kompas. Persamaannya penelitian di atas dengan penelitian yang akan
peneliti lakukan, yaitu sama-sama meneliti tentang ragam bahasa tidak baku (gaul).
2.
Penelitian dengan Judul Proses Pembentukan Kata dalam Ragam Bahasa
Gaul pada Tabloid Gaul Edisi 15 – 21 Tahun 2012
Penelitian tersebut dilakukan oleh Riana pada tahun 2013 dari Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian Riana bertujuan untuk mendeskripsikan
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
11
proses pembentukan kata dalam ragam bahasa gaul pada tabloid Gaul edisi 15 – 21
tahun 2012. Proses pembentukan dalam kata bahasa gaul pada tabloid Gaul membahas
mengenai: (a) nasalisasi “kata kerja aktif – in” untuk membentuk kata kerja aktif
transitif. (b) bentuk pasif 1: “di + Kata Dasar + -in”, (c) bentuk pasif 2: “ke + Kata
Dasar”, (d) penggunaan istilah lain, (e) pengindonesiaan bahasa asing (inggri), (f)
penggunaan bahasa inggris secara utuh, (g) satuan yang lebih ringkas, (h) pemendekan
kata: singkatan, penggalan, akronim, (i) perubahan huruf, (j) sisipan “-ok-“, (k)
penggantian suku kata akhir, (l) nasalisasi kata kerja aktif. Penelitian tersebut
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data pada penelitian berupa kata ragam
bahasa tidak baku (gaul) yang terdapat dalam wacana tabloid Gaul edisi 15 hungga
edisi 21 tahun 2012. Tahap penelitian ada tiga tahap, yaitu: (a) Tahap penyediaan data,
(b) Tahap analisis data, (c) Tahap penyajian hasil analisis data. Dalam tahap
penyediaan data metode yang digunakan metode pustaka. Kemudian metode yang
digunakan dalam tahap analisis data, menggunakan metode agih. Teknik dasar yang
digunakan dalam metode agih adalah teknik Bagi Unsur Langsung (BUL). Teknik
lanjutan metode agih yang digunakan adalah teknik lesap, teknik ganti. Sedangkan
tahap penyajian hasil analisis data, menggunakan metode penyajian informal dan
penyajian formal.
Penelitian tersebut memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang
akan peneliti lakukan. Perbedaannya yaitu penelitian yang akan peneliti lakukan
mengenai analisis jenis-jenis kalimat pada pemakaian bahasa gaul di status BBM
Mahasiswa PBSI UMP angkatan 2012 kelas A. Sedangkan penelitian di atas
berkenaan dengan proses pembentukan kata dalam ragam bahasa gaul. Ragam bahasa
gaul itu terdapat pada tabloid Gaul edisi 15 – 21 tahun 2012. Persamaannya penelitian
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
12
di atas dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti tentang
ragam bahasa tidak baku (gaul).
B.
Kalimat
1.
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang berupa klausa yang dapat berdiri
sendiri dan mengandung pikiran lengkap (Putrayasa, 2009: 1). Menurut Alisyahbana,
(dalam Putrayasa, 2009: 1), kalimat adalah satuan bentuk bahasa yang terkecil, yang
mengucapkan suatu pikiran yang lengkap. Sedangkan menurut Dewi (2009: 3),
kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir turun dan naik. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik
turun, keras lemah, disertai jeda, dan akhiri intonasi naik atau turun. Dalam wujud
tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengann tanda baca titik (.),
tanya (?), atau seru (!).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil berupa
klausa yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap. Kalimat dalam
bahasa lisan yaitu satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang, disertai
nada akhir turun dan naik. Sedangkan kalimat dalam bahasa tulis adalah suatu kalimat
yang dimulai dari huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca. Tanda baca tersebut
diantaranya tanda baca baca titik (.), tanya (?), atau seru (!). Pada kalimat yang
berwujud tulisan juga dapat digunakan tanda koma (,), titik dua (:) tanda pisah (-).
2.
Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang biasa disebut jabatan kata (peran
kata), yakni yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
13
(Ket) (Achmad, 2015: 185). Sedangkan menurut Dewi (2009: 3), dalam kalimat
terdapat beberapa fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis unsur kalimat dapat dimiliki oleh
setiap kalimat. Unsur kalimat tersebut merupakan satuan gramatik dan unsur tersebut
dapat berupa kata, frasa, atau klausa yang membentuk kalimat. Selanjutnya unsurunsur dalam kalimat dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Subjek (selanjutnya disebut S)
Menurut Achmad (2015: 185), subjek (S) merupakan bagian kalimat yang
menunjuk pada pelaku, tokoh sosok sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi
pokok pembicaraan. Sebagian besar subjek diisi oleh kata benda, kata kerja, dan
klausa. Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa. Subjek
pada kalimat umumnya terletak di sebelah kiri predikat dan dapat diikuti partikel pun.
Partikel pun mengandung arti menggantikan kata juga, saja, meski, biar, kendati.
Partikel pun juga menyatakan aspek bahwa perbuatan mulai terjadi dan untuk
menguatkan atau manyatakan pokok kalimat (Depdiknas, 2007: 920). Pada kalimat,
subjek dapat menjadi objek jika kalimat tersebut dipasifkan (Dewi, 2009: 3). Subjek
yang diisi kata benda sebagai berikut:
Contoh:
b.
Ayah
membaca
S (kata benda)
P
koran di teras
O ket. Tempat
Predikat (selanjutnya disebut P)
Menurut Dewi (2009: 5), predikat merupakan unsur yang harus ada dalam
kalimat. Oleh karena itu predikat disebut unsur inti kalimat. Unsur predikat dapat diisi
oleh kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan, frasa kerja, frasa benda,
frasasifat, atau frasa bilangan. Predikat (P) adalah bagian dari kalimat yang memberi
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
14
tahu perbuatan yang dilakukan subjek. Predikat dapat dicari dengan rumus pertanyaan
bagaimana, mengapa atau diapakan (Achmad, 2015: 186). Berikut predikat yang
berupa kata kerja yaitu:
Contoh: Aditya sedang membaca buku
S
P
O
c.
Objek (selanjutnya disebut O)
Menurut Dewi (2009: 5), objek terletak setelah predikat. Objek wajib hadir
dalam kalimat transitif, dalam kalimat intransitif objek tidak diperlukan. Objek dalam
kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif. Objek dapat berupa kata benda
atau frasa benda, dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif dan dapat diganti dengan
pronomina –nya. Letak objek di belakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya objek. Objek dapat dicari dengan rumus
pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan subjek (Achmad, 2015: 187). Berikut
objek yang berupa kata benda yaitu:
Contoh: Amin meletakkan buku di meja
S
P
O
ket. Tempat
d.
Pelengkap (selanjutnya disebut Pel.)
Menurut Dewi (2009: 6), pelengkap disebut juga komplemen. Pelengkap pada
dasarnya mirip dengan objek sehingga orang sering mencampuradukkan pengertian
objek dan pelengkap. Objek dan pelengkap sama-sama terletak di belakang predikat.
Pelengkap berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, frasa depan, atau klausa.
Pelengkap berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek dan di belakang
objek jika objek hadir dalam kalimat. Selanjutnya pelengkap tidak dapat dijadikan
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
15
subjek dalam kalimat pasif, tidak dapat diganti dengan –nya, kecuali bergabung
dengan preposisi selain di, ke, dari, dan akan. Contoh pelengkap sebagai berikut:
Contoh: Ibu sedang belajar menanam pohon mangga di pekarangan
e.
Keterangan (selanjutnya disebut Ket.)
Menurut Dewi (2009: 7), keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling
mudah berpindah tempat. Keterangan dapat berada di akhir, di awal, atau di tengah
kalimat. Kehadiran keterangan dapat bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak
dalam kalimat. Keterangan dapat berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa
depan. Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan pelengkap dan klausa
dalam kalimat (Achmad, 2015:189). Keterangan alat dalam kalimat sebagai berikut:
Contoh: Fahri memotong kertas dengan gunting
S
P
]O
Ket. Alat
Menurut Dewi (2009: 7) keterangan dapat dibagi menjadi sembilan jenis.
Jenisrangan yaitu keterangan tempat, waktu, alat, tujuan, cara, penyerta, perbandingan
atau kemiripan, dan sebab. Sejalan dengan pendapat Dewi, Achmad (2015: 189)
membagi keterangan menjadi delapan jenis, antara lain keterangan waktu, tempat,
cara, alat, alasan/ sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Perbedaan pendapat dua ahli
tersebut hanya pada keterangan similatif. Untuk lebih jelasnya, macam-macam
keterangan menurut Dewi (2009: 7) akan di uraikan sebagai berikut:
1)
Tempat
Fungsinya keterangan tempat yaitu untuk memberikan informasi mengenai
tempat terjadinya peristiwa atau keadaan. Keterangan tempat juga berfungsi untuk
menunjukan tempat yang dituju atau arah. Selanjutnya keterangan tempat juga
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
16
berfungsi untuk menerangkan tempat asal atau yang ditinggalkan. Dapat pula
digunakan sebagai jawaban pertanyaan di mana, ke mana, dan dari mana. Makna
keterangan tempat dapat diketahui dengan adanya kata depan di, ke, dari, dalam, pada.
Berikut ini keterangan yang ditandai dengan kata depan di, ke, dari, yaitu:
Contoh: Andre berbicara dengan Ikbal di kamar
Ayah pergi ke medan
Ibu dari Manado
2)
Waktu
Keterangan waktu berfungsi untuk menginformasikan berlangsungnya sesuatu
dalam waktu tertentu. Keterangan waktu dapat pula berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai saat terjadinya peristiwa. Unsur pengisi keterangan waktu bukan
saja menjawab pertanyaan bilamana. Keterangan waktu dapat juga menjawab
pertanyaan sejak bilamana, hingga bilamana, dan berapa lama. Preposisi atau kata
penghubungnya yaitu sebelum, sesudah, selama, sepanjang. Berikut ini keterangan
waktu yang menggunakan kata penghubung sebelum, sesudah, dan sepanjang dalam
kalimat, yaitu:
Contoh: Saudara harus datang ke kantor sebelum pukul 5
Sesudah pukul sepuluh baru boleh pergi
Sepanjang tahun ini banyak terjadi bencana alam di Indonesia
3)
Alat
Keterangan alat menjelaskan tentang dengan alat apa seseorang melakukan
sesuatu (Ramlan, 1987: 128). Fungsinya keterangan alat yaitu untuk menyatakan ada
tidaknya alat yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Keterangan alat
digunakan untuk menjawab pertanyaan dengan apa. Selain dapat menjawab
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
17
pertanyaan tersebut, keterangan alat juga dapat menjawab pertanyaan dengan
memakai kata hubung. Preposisi atau kata penghubungnya keterangan alat yaitu:
dengan. Keterangan alat dalam kalimat sebagai berikut:
Contoh: Ikbal memotong kertas dengan gunting
Ibu memotong sayuran dengan pisau
Ayah memotong bambu dengan golok
4)
Tujuan
Keterangan tujuan berfungsinya untuk menunjukkan arah. Di dalam kalimat,
keterangan tujuan dapat juga berfungsi untuk menunjukan jurusan. Adapun fungsi
keterangan tujuan yang lain yaitu untuk menunjukkan maksud perbuatan atau
kejadian. Ciri keterangan tujuan yaitu dapat menjawab pertanyaan untuk siapa, bagi
siapa, kepad siapa. Preposisi atau kata penghubungnya yaitu: agar/ supaya, untuk,
bagi, demi. Contoh kalimat Agar kamu pintar, kamu harus belajar, keterangan
tujuannya yaitu pada kalimat Agar kamu pintar, sedangkan kalimat kamu harus
belajar adalah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan.
5)
Cara
Keterangan cara berfungsi untuk menyatakan jalannya suatu peristiwa dalam
kalimat itu berlangsung. Selain fungsi tersebut, keterangan cara juga dapat digunakan
untuk menjawab pertanyaan bagaimana subjek. Misalnya pada kalimat Pencuri itu
lari dengan cepat. Di dalam kalimat frasa dengan cepat menduduki fungsi keterangan
cara. Buktinya yaitu dapat menjawab pertanyaan bagaimana pencuri itu lari. Preposisi
kata penghubungnya keterangan cara yaitu: dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
Berikut ini kalimat yang menggunakan keterangan cara dalam kalimat dengan
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
18
menggunakan kata penghubung dengan dan secara, sebagai berikut:
Contoh: Pencuri itu masuk ke rumah dengan diam-diam
Secara hati-hati saat menganalisis data
6)
Penyerta
Fungsinya keterangan penyerta yaitu untuk menyatakan ada tidaknya orang
yang menyertai orang lain dalam melakukan sesuatu. Dapat dikemukakan bahwa
makna penyerta ditandai oleh kata depan dengan. Selain kata tersebut kata beserta dan
bersama juga digunakan untuk menandai makna ini. Keterangan penyerta dapat
menjawab pertanyaan dengan atau bersama dengan siapa. Preposisi atau kata
penghubung keterangan penyerta yaitu: dengan dan bersama. Berikut ini kaliamt yang
menggunakan keterangan penyerta, yaitu sebagai berikut:
Contoh: Abdul pergi dengan adiknya
Ahmad berlibur ke Jakarta bersama kedua orang tuannya
7)
Perbandingan atau kemiripan
Perbandingan atau kemiripan menduduki fungsi keterangan. Fungsinya untuk
menyatakan kesetaraan atau kemiripan antara suatu keadaan. Dapat pula menyatakan
kesetaraan kejadian atau perbuatan dengan keadaan. Selanjutnya dapat menyatakan
kesetaraan kejadian atau perbuatan yang lain. Ada juga perbandingan yang tidak
menunjukan persamaan, dalam hal ini digunakan kata depan daripada. Preposisi atau
kata penghubungnya yaitu: seperti, bagaikan, laksana. Keterangan perbandingan atau
kemiripan dalam kalimat yaitu:
Contoh: Rudi berlari seperti angin
Royan bertingkah bagaikan seorang dewa
Sinar matamu laksana bintang di langit
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
19
8)
Sebab
Jenis keterangan yang terakhir yaitu keterangan sebab. Fungsi keterangan
sebab yaitu untuk menyatakan sebab atau alasan terjadinya suatu keadaan. Keterangan
tersebut di dalam kalimat dapat juga menyatakan kejadian. Selanjutnya keterangan
sebab dapat menunjukan perbuatan yang terjadi. Keterangan sebab dalam kalimat
dapat dicari dengan pertanyaan mengapa atau sebab. Preposisi atau kata
penghubungnya yaitu: karena, sebab. Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan
keterangan sebab dengan kata penghubung karena dan sebab, yaitu:
Contoh: Karena perempuan itu, Ahmad rela meninggalkan istrinya
Sebab kecerobohannya tidak memakai helm, maka Martono ditilang
polisi
3.
Jenis Kalimat Berdasarkan Isinya
Menurut Putrayasa (2009: 19), jenis-jenis kalimat dibedakan berdasarkan 6
hal, yaitu: (a) jenis kalimat berdasarkan isi. (b) jenis kalimat berdasarkan jumlah
klausa. (c) jenis kalimat berdasarkan predikat yang membentuknya. (d) jenis kalimat
berdasarkan sifat hubungan Aktor-Aksi. (e) jenis kalimat berdasarkan struktur internal
klausa utama. (f) jenis kalimat berdasarkan ada tidaknya perubahan dalam
pengucapan. Dalam pembahasan kali ini, peneliti hanya membatasi mengenai jenis
kalimat berdasarkan isinya. Menurut Putrayasa (2009: 19) jenis kalimat berdasarkan
isinya dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu kalimat berita, kalimat tanya dan
kalimat perintah. sedangkan menurut Cook dalam Tariga (2009: 18) menyebut jenis
kalimat berdasarkan isinya dengan istilah kalimat berdasarkan jenis responsi yang
diharapkan dibedakan atas tiga bagian, yaitu kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan
dan kalimat perintah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang jenis kalimat
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
20
berdasarkan isinya:
a.
Kalimat Berita
Kalimat berita adalah kalimat yang mengandung suatu pengungkapaan
peristiwa atau kejadian. Kalimat berita sering juga disebut kalimat pernyataan.
Menurut Dewi (2009: 20) kalimat berita merupakan kalimat yang berisi pemberitaan.
Kalimat berita diakhiri dengan intonasi netral dan nada turun. Dalam kalimat berita
tidak ada unsur yang ditonjolkan. Kalimat berita yaitu kalimat yang dibentuk untuk
menyiarkan informasi tanpa mengharapkan responsi tertentu (Cook dalam Putrayasa,
2009: 19). Sedangkan menurut Achmad (2015: 208) kalimat berita adalah kalimat
yang isinya memberitahukan sesuatu.
1)
Bentuk Penulisan kalimat Berita
Menurut Putrayasa (2009: 20) bentuk penulisan kalimat berita dimulai dengan
huruf kapital di awal kalimat. Sedangkan menurut Achmad (2015: 208) penulisan
kalimat berita biasanya diakhiri tanda titik (.). Pada akhir kalimat digunakan tanda
titik (.). tanda titik (.) berfungsi untuk menunjukan kalimat tersebut sudah selesai.
Misalnya pada kalimat “Anak itu bermain bola.” Kalimat tersebut merupakan kalimat
berita, karena berisi pemberitaan ada anak yang bermain bola. Bentuk penulisan
kalimat berita tersebut di awali huruf kapital pada kata Anaknya. Di akhir kalimat
berita itu di akhiri tanda baca titik (.). Bentuk penulisan kalimat berita yang lain
sebagai berikut:
Contoh: Korban Lapindo blokir rumah Ical.
Aksi premanisme terjadi di kota-kota besar.
Anak itu bermain bola
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
21
2)
Struktur Kalimat Berita
Menurut Putrayasa (2009: 20), kalimat berita dipisahkan menjadi dua struktur,
yaitu struktur utama dan struktur variasi atau struktur inversi. Struktur utama kalimat
berita mengikuti hukum D-M. Hukum D-M (singkatan dari diterangkanmenerangkan) menyebutkan bahwa baik dalam kata majemuk maupun dalam kalimat,
segala sesuatu segala yang menerangkan selalu terletak di belakang yang diterangkan.
Sedangkan struktur inversinya dibagi menjadi dua, yaitu struktur inversi total dan
struktur inversi sebagian. Untuk lebih jelas tentang struktur kalimat berita, berikut
pemapaparannya, yaitu:
a)
Struktur Utama
Penyusunan frasa-frasa pada struktur utama ini mengikuti hukum D-M
(Diterangkan-Menerangkan). Artinya, frasa yang dianggap penting akan didahulukan
dari frasa yang dianggap kurang penting. Berdasarkan hukum D-M tersebut, terdapat
beberapa struktur utama dalam bahasa Indonesia, yaitu: (1) Subjek-Predikat (S-P),
contoh: Gubernur itu diperiksa. (2) Subjek-Predikat-Objek (S-P-O), contoh: Ketua
DPRD menerima usulan itu. (3) Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K),
contoh: Kepala Sekolah mengumumkan berita itu tadi pagi.
b)
Struktur Variasi atau Struktur Inversi
Struktur variasi atau struktur inversi dibedakan atas dua bagian, yaitu: Struktur
inversi total dan struktur inversi parsial atau sebagian. Inversi total terjadi kalau frasa
predikat secara keseluruhan mendahului subjek. Sedangkan struktur inversi parsial
dalam kalimat, terjadi apabila frasa objek, adverbial, atau objek dan adverbial
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
22
mendahului subjek. Jadi struktur inversi parsial atau sebagian terjadi apabila predikat
pada kalimat tetap berada di belakang subjek. Berikut adalah struktur variasi atau
struktur inversi di dalam kalimat, yaitu:
Contoh struktur inversi total: Bawa bibit itu kemari
P
S
Ket
Contoh struktur inversi parsial: Dengan sangat keras Andi menangis
O
S
P
b.
Kalimat Tanya
Menurut Putrayasa (2009: 26), kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung
suatu pertanyaan kepada orang lain. Ahli lain mengatakan bahwa kalimat tanya adalah
kalimat yang berisikan pertanyaan seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk
memperoleh jawaban dari pihak yang ditanya (Dewi, 2009: 21). Sedangkan menurut
Achmad (2015: 210) kalimat tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu
atau seseorang yang bertujuan untuk memperoleh informasi atau reaksi (jawaban)
tentang masalah yang diharapkan. Kata tanya yang dipergunakana yaitu bagaimana,
di mana, berapa, kapan, dan lain-lain.
1)
Bentuk Penulisan kalimat Tanya
Menurut Putrayasa (2009: 27), penulisan kalimat tanya dimulai dengan huruf
kapital. Kemudian di akhir kalimat tanya menggunakan tanda tanya (?). Tanda baca
tanya (?) digunakan untuk menggantikan intonasi tanya. Sedangkan menurut Achmad
(2015: 210) menyatakan bahwa kalimat tanya diakhiri dengan tanda tanya (?).
Misalnya pada kalimat “Di mana rumahmu?”. Kalimat tersebut merupakan kalimat
tanya, bentuk penulisannya yaitu diawali huruf kapital pada kata Di. Sedangkan di
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
23
akhir kalimat terdapat tanda baca tanya (?). Kalimat tanya yang lain sebagai berikut:
Contoh: Apa Saudara seorang mahasiswa?
Bagaimana cara menggunakan alat ini?
2)
Struktur Kalimat Tanya.
Menurut Putrayasa (2009:27), membedakan struktur kalimat tanya menjadi 6
(enam) struktur, yairu: a) Struktur kalimat berita (KB) + intonasi tanya, contoh
kalimatnya yaitu: Mereka bercerai? . b)
Struktur inversi kalimat berita (KB) +
intonasi tanya, contoh kalimatnya yaitu: Berceraikah mereka?. c) Struktur kalimat
berita (KB) + kata tanya “apa”, contoh kalimatnya sebagai berikut: Apakah buku ini
dipinjamkan?. d) Struktur pengganti unsur kalimat berita (KB) dengan kata tanya,
contoh kalimatnya sebagai berikut: Kepada siapakah Gadis memberikan surat itu?. e)
Struktur frasa, contoh kalimatnya yaitu: Gaun itu, siapakah perancangnya?. f) Struktur
kalimat langsung, contoh kalimatnya sebagai berikut: Pukul berapakah ayah
berangkat?. Tanya Bagus
c.
Kalimat Perintah
Menurut Putrayasa (2009: 31), kalimat perintah adalah kalimat yang isinya
menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. Ciri-ciri kalimat
perintah adalah mempergunakan intonasi perintah, diakhiri dengan nada naik pada
akhir kalimat. Kata kerja yang dipakai untuk mendukung isi perintah biasanya
merupakan kata dasar, mempergunakan partikel pengeras –lah. Dalam bentuk tulis
kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!). Kalimat perintah dapat berisi
permohonan, ajakan, persilaan, larangan, ejekan, atau harapan (Dewi, 2009: 22).
Sedangkan menurut Achmad (2015: 207), kalimat perintah adalah kalimat yang
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
24
bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Berikut
ini beberapa kali mat perintah yang lain, yaitu:
Contoh: Buanglah sampah itu
Belajarlah hingga pandai
Cuci piring itu
1)
Bentuk Penulisan Kalimat Perintah
Menurut Putrayasa (2009: 31) bentuk penulisan kalimat perintah dimulai
dengan huruf Kapital. Sedangkan di akhir kalimat perintah menggunakan tanda titik
(.) atau tanda seru (!). Sedangkan menurut Achmad (2015: 207), menyatakan bahwa
dalam penulisannya kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!). Tanda
baca seru digunakan untuk mengganti intonasi perintah. Misalnya pada kalimat
“Tutuplah pintu itu !”. Bentuk penulisan pada kalimat tersebut yaitu diawali huruf
kapital pada kata “Tutuplah”. Selanjutnya pada contoh kalimat tersebut diakhiri
dengan tanda baca seru (!). Bentuk penulisan kalimat perintah yang lain sebagai
berikut:
Contoh: Berikan buku ini kepadanya kalau dia datang !
Tanamkanlah modalmu di perusahaan ini !
Mandilah sekarang!
Berjuanglah hingga berhasil!
2)
Struktur Kalimat Perintah
Kalimat perintah menggunakan kalimat berita sebagai sumber strukturnya
ditambah dengan intonasi perintah. Menurut Suparman (dalam Putrayasa, 2009: 31),
kalimat perintah mempunyai kemungkinan struktur sebagai berikut: (1) Struktur
Subjek-Predikat (S-P), contoh: kalian beristirahat saja dulu !. (2) Struktur Keterangan
Modal-Subjek-Predikat (Ket. Modal-S-P), contoh: Hendaknya Saudara memehami
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
25
perasaannya !. (3) Struktur Predikat-Objek (P-O), contoh: Buanglah sampah itu !. (4)
Struktur Predikat (P), dalam struktur ini yang digunakan hanya predikat, dari struktur
predikat yang paling lengkap hingga tinggal predikatnya saja. Struktur P, merupakan
struktur yang paling tepat, karena subjeknya orang kedua (kamu) yang tidak
disebutkan. Sesungguhnya penyebutan orang kedua tidak perlu lagi, karena sudah
cukup jelas (Putrayasa, 2009: 32), contoh: Kerjakanlah !. (5) Struktur Oleh – Kamu,
struktur kalimat perintah ini hanya memperjelas pelakunya saja, yaitu orang kedua,
contoh: Bacalah oleh kamu buku ini !. (6) Struktur Jangan dan Tidak, struktur kalimat
perintah jangan dan tidak juga disebut kalimat larangan. Kata larangan jangan dan
tidak mempunyai fungsi yang berbeda. Kata jangan digunakan untuk melarang
melakuka sesuatu bagi lawan bicara yang kedudukannya lebih rendah daripada
pembicara. Sementara kata tidak digunakan untuk melarang melakukan sesuatu bagi
lawan bicara yang kedudukannya lebih tinggi daripaada pembicara, contoh: Jangan
tidur !. (7), contoh: Biarlah mereka mengatasi persoalan itu !.
C.
Bahasa Gaul
1.
Pengertian Bahasa Gaul
Bahasa Indonesia yang digunakan dikalangan anak remaja yang lebih dikenal
dengan istilah ABG (Anak Baru Gede) Indonesia saat ini sangat berbeda dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Menurut Mastuti (2008: 37), bahasa gaul
adalah bahasa yang tidak mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku. Ketidakbakuan
bahasa gaul tersebut tercermin dalam kosa kata, struktur kalimat dan intonasi. Ragam
bahasa gaul memiliki ciri khusus seperti singkat, lincah, dan kreatif. Kata-kata yang
digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
26
melalui proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek.
Sedangkan menurut Lumintaintang dalam Mastuti (2008: 38), bahasa gaul lebih
cenderung memilih ragam santai, sehingga tidak terlalu baku.
2.
Pembentukan Bahasa Gaul
Ada banya cara untuk menciptakan bahasa gaul, dari yang paling standar
sesuai aturan-aturan tertentu sehingga mudah untuk dipelajari. Tidak hanya itu, bahasa
gaul juga dapat dibentuk dari istilah-istilah baru yang sangat asing dan bahkan tidak
terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pembentukan kata dalam
bahasa gaul tidak memiliki rumus yang tetap dan dapat berubah seiring perkembangan
bahasa para pemakai bahasa tersebut. Bahasa gaul bersifat terbuka dalam menerima
istilah-istilah baru, oleh karena itu setiap istilah dalam bahasa gaul tidak bertahan
lama sesuai perkembangan zaman dan kalangan penutur bahasa tersebut. Bentuk
bahasa gaul akan diuraikan lebih lanjut menururut dua ahli untuk saling melengkapi,
yaitu sebagai berikut:
a)
Pembentukan Bahasa Gaul Menurut Indari Mastuti
Menurut Mastuti (2008:56) ada sebelas peraturan dalam membentuk bahasa
gaul, yaitu: 1) Proses nasalisasi kata kerja aktif + in untuk membentuk kata kerja
transitif aktif, contoh: pikir menjadi mikirin. 2) Bentuk pasif 1: di + kata dasar + in,
contoh: dua menjadi diduain. 3) Bentuk pasif 2: ke + kata dasar, contoh: timbang
menjadi ketimbang. 4) Penghilangan huruf (fonem) awal, contoh: habis menjadi abis.
5) Penghilangan huruf “h” pada awal suku kata bentuk baku, contoh: tahu menjadi
tau. 6) Pemendekan kata atau kontraksi dari dua kata yang berbeda, contoh: terima
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
27
kasih menjadi makasih. 7) Penggunaan istilah lain, contoh: cantik menjadi kece. 8)
Pengganti huruf “a’ dengan “e”, contoh: benar menjadi bener. 9) Pengganti diftong
“ au” dengan “o” dan “ai” dengan “e”, contoh: kalau menjadi kalo. 10)
Pengindonesiaan bahasa asing (Inggris), contoh: sorry menjadi sori. 11) Penggunaan
bahasa Inggris secara utuh, contoh: friend, what
b)
Pembentukan Bahasa Gaul Menurut i Dewa Putu Wijana
Sebagian besar kata-kata yang digunakan dalam bahasa gaul sudah dikreasikan
atau diubah maknanya oleh para pemakainya. Pengubahan tersebut bertujuan untuk
memenuhi berbagai kepentingan tertentu. Kepentingan tersebut seperti untuk menjalin
keakraban, melucu, menyindir, merahasiakan, dan sebagainya. Menurut Wijana (2010:
54), dari sekian banyak kata-kata bahasa gaul remaja yang telah mengalami perubahan
makna, jenis-jenis relasi hubungan bentuk dan makna yang dinyatakan dapat
dibedakan menjadi dua, yakni singkatan dan akronim. Kedua pembentukan bahasa
gaul tersebut diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
1)
Singkatan
Menurut Wijana (2010: 18) singkatan adalah pemendekan yang tidak dapat
dibaca sebagai kata biasa. Singkatan dapat dibentuk dengan bermacam-maacam cara,
dan hasilnya adalah bentuk-bentuk pendek yang di dalam bahasa gaul diberi makna
yang bermacam-macam. Satuan ekspresi bahasa gaul cukup banyak yang dikreasikan
dengan singkatan yaitu: (1) Singkatan huruf awal (abreviasi), contoh: BOS artinya
bekas orang susah. (2) Singkatan huruf awal diganti dengan angka, contoh: D3 artinya
dagang duit dengkul (wiraswasta). (3) Singkatan angka digunakan untuk
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
28
merepresentasikan kata, contoh: Dit4 yang artinya di tempat. (4) Singkatan berupa
kata, contoh: BGT artinya banget (sangat, sekali). (5) Satu kata mungkin disingkat
dengan satu huruf, sedangkan kata yang lain disigkat dengan beberapa huruf, contoh:
MBGT artinya mahal banget.
2)
Akronim
Berbeda dengan singkatan yang dibentuk dengan representasi huruf awal frasa,
atau beberapa huruf yang ada dalam kata. Menurut Wijana (2010: 21) akronim adalah
bentuk dari gabungan suku pembentuk frasa sehingga memungkinkan diucapkan
seperti kata biasa. Sering kali di dalam akronim berlaku aturan yang sangat longgar.
Dari kelonggaran tersebut sehingga bagian-bagian yang digabungkan tidak selalu suku
kata satuan yang direpresentasikan. Kelonggaran inilah yang menyebabkan akronim
sebagai satuan ekspresi yang paling besar jumlahnya dibandingkan dengan satuan
ekspresi yang lain. Adapun contoh akronim bahasa gaul yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Duren artinya duda keren
Gimrong artinya gigi mrongos
Hadija artinya hati-hati di jalan
Sate kambing artinya saya yang kate kok kamu yang bingung
Narkoba artinya nasi goreng karo bakwan
Pada contoh (a), (b), dan (c) pembentukan dilakukan dengan penggabungan
suku dengan berbagai kombinasinya, yakni suku awal dengan suku akhir (a) dan suku
awal dengan suku awal (b) dan (c). Dalam (d) dan (e) yang digabungkan tidak persis
suku kata, tetapi memungkinkan pula bagian kata. Misalnya bing dalam (d) mewakili
bingung dan ko serta ba dalam (e) mewakili karo dan bakwan, yang jelas-jelas bukan
suku kata-kata bersangkutan. Dari lima data di atas, terlihat bentuk akronim mungkin
dibentuk menjadi bentuk yang belum ada sebelumnya, seperti gimrong, tetapi sangat
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
29
memungkinkan pula dipadankan dengan bentuk-bentuk yang sudah ada sebelumnya
dengan berbagai motivasi atau latar belakang yang tidak mudah diidentifikasikan,
misalnya dengan buah-buahan duren, nama orang Hadija, dan obat terlarang narkoba.
D.
BlackBerry
1.
Pengertian BlackBerry
BlackBery pertama kali diperkenalkan pada tahun 1995. Saat itu Research In
Motion (RIM) pertama kali mengeluarkan BlackBery berupa 2-way pager yang
dilengkapi dengan keyboard ukuran kecil. Baru pada tahun 1997 BlackBery secara
resmi dikenalkan ke pasaran dan mendapatkan respon yang baik dari masyarakat.
BlackBerry adalah salah satu smart phone canggih yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan sesama pengguna BlackBerry. BlackBerry merupakan
gabungan dari fungsi komputer, elektronika, dan wireless. Fungsinya yaitu untuk
bermain game, akses facebook, chatting, mendengarkan musik, menjelajah internet,
dan sebagainya. Penemu BlackBerry yaitu Mike Lazaridis yang ingin membuktikan
impian gurunya dengan menemukan teknologi terbaru dan canggih. Pada awalnya
BlackBerry hanya bisa digunkan untuk sesama pengguna BlackBerry saja. Tetapi
seiring perkembangan zaman, BlackBerry dapat digunakan pada sistem operasi
Android dan IOS (Juju dan Matamaya, (2009: 1).
2.
BlackBerry messenger (BBM)
Salah satu keunggulan BlackBerry adalah terdapatnya fitur blackberry
Messenger (BBM). BBM adalah aplikasi chatting yang sudah terintegrasi dengan
hendheld BlackBerry dan hanya dapat digunakan oleh sesama pemilik BlackBerry
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
30
dengan menggunakan PIN yang dimiliki. Kelebihan dari BBM dibandingkan layanan
pesan yang lain yaitu dapat menemukan fitur untuk mengirim file dan voice note.
Tidak hanya untuk chatting saja, BBM juga dapat memberikan informasi,
mengungkapkan perasaan dan lain-lain melalui status BBM. Seiring kemajuan zaman,
fungsi BlackBery mungkin akan lebih canggih karena pengaruh perkembangan ilmu
dan teknologi yang selalu berkembang (Juju dan Matamaya, 2009: 134).
JENIS-JENIS KALIMAT ...,AZIZ SEFULLOH,FKIP UMP 2017
Download