Di Natal Ini, Sudahkah Kristus Lahir di Hatimu??

advertisement
INTEGRITY
Edisi 33
Christian Lifestyle Magazine
Cara Menghindari
Perceraian
Kuasa Doa Yabes
Di Natal Ini,
Sudahkah Kristus Lahir di Hatimu??
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Family
9 hal dilakukan
ayah yang hebat!
Faith
Apakah Nama Anda
Tercatat di Surga?
Kesaksian
Dr. Paul Kalanithi:
Hidupku Tinggal 3 Bulan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
CONTENTS
26 CONTENTS
FAITH
Apakah Nama Anda Tercatat di
Surga?
“Tetapi bersukacitalah karena namamu ada
terdaftar di sorga...”
30 14 KESAKSIAN
Dr. Paul Kalanithi:
Hidupku Tinggal 3 Bulan
“Clocks are now kind of irrelevant to me ... time, where it used to have sort of a
linear progression now feels more like a space.”
CHARACTER BUILDING
40 CHRISTMAS
Natal, kelahiran Sang Juruselamat
46 FAMILY
Cara Menghindari Perceraian
Dalam sebuah pernikahan atau keluarga,
seorang suami harus berfungsi sesuai
perintah firman Tuhan
Mengapa orang Kristen harus jaga
hati & tidak boleh kepahitan?
9 hal dilakukan ayah yang hebat!
“Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar,
dikasihi orang yang lebih baik dari pada perak dan emas
(Amsal 22:1).”
FAITH
Kejujuran Menentukan Masa Depan
Anda, Percayakah?
CHARACTER BUILDING
78 FAMILY
5 Generasi yang Melayani Tuhan
36 72
54 FAITH
Kristen palsu (KTP) Vs
Kristen asli (Beriman)
“Kristen yang bertumbuh akan bermultiplikasi. Firman Tuhan
berkata bahwa benih yang kecil akan bertumbuh mejadi
lebih besar, bahkan burung-burung di udara bersarang pada
cabang-cabangnya.”
50 82 CHRISTMAS
Di Natal Ini, Sudahkah Kristus Lahir
di Hatimu??
Kasih Allah itu berasal dari diri-Nya sendiri dan tidak
memandang bulu.
88 CHARACTER BUILDING
Tangguh menghadapi badai hidup
Jadikanlah itu pokok-pokok doa syafaat, maka kita akan
menjadi kuat dan dapat menanggung segala beban
karena Tuhan pasti menolong.
BUSINESS
Sukses Cara Dunia
Vs Sukses Dalam Tuhan
62 HEALTH
20
PRAYER
Kuasa Doa Yabes
“Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati aku
berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai
aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa
aku!’ Dan Allah mengabulkan permintaanya itu (1 Tawarikh 4:10).”
10
76
PRAYER
Keuntungan ikut Doa Fajar
Dengan ikut Doa Fajar, doa dan seruan hati kita
didengar oleh Tuhan.
Bahaya Diabetes Melitus
”Penyakit ini diakibatkan oleh karena adanya
gangguan sistem metabolism dalam tubuh
manusia.”
66 LEADERSHIP
Dampak Sebuah Kepemimpinan
“Pemimpin yang tidak dapat membedakan
otoritas dan kemampuan justru akan
memperlambat kinerja dan menurunkan
motivasi orang lain yang memiliki kemampuan
tersebut.”
94 VISI
“Visi adalah pandangan ke depan yang datangnya dari Tuhan. Artinya,
mesti terjadi karena dari Dia.”
11
EDITOR’S NOTE
Shalom,
Sungguhkah kita mempunyai hati bagi generasi? Mungkin tak banyak orang yang
memiliki kepedulian seperti itu.
Di Perjanjian Lama, Musa, Yosua, dan Kaleb mau berdiri bagi bangsanya, Israel.
Daud pun melakukan kehendak Allah pada zamannya dan berpesan, “Aku ini
akan menempuh jalan segala yang fana, maka kuatkanlah hatimu dan berlakulah
seperti laki-laki. Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap TUHAN, Allahmu,
dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti
segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, seperti yang tertulis
dalam hukum Musa, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan
dalam segala yang kautuju (1 Raj. 2:2-3).”
EDITORIAL
Penanggung Jawab:
Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD
Pemimpin Redaksi:
Pdm. Robertus Purwadi, S.Pd, SE
Salomo berpesan juga, “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan
Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban
setiap orang. Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang
berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat
(Pengk. 12:13-14).”
Tim Redaksi:
Timbul Berutu, S.Th
Pdp. Pinkan Moningka
Pdp. Elizabeth Sulastri, M.Th
Pdm. Imani Hia, S.Th
Franisz Ginting
Di Perjanjian Baru, ada seorang perempuan Samaria bersaksi tentang Dia kepada
orang-orang di sekitarnya (Yoh. 4:1-42). Kemudian, ada juga seorang anak kecil
memberi bekalnya berupa 5 roti dan 2 ikan kepada Tuhan Yesus untuk menjadi
berkat bagi ribuan orang (Yoh. 6:9). Pendek kata, mereka peduli terhadap
generasi.
Iklan:
Pdm. Roy R Tanudjaja, MSc
Pdp. Erna Sari, SE CBC
Handrie Nathanael
Suryanti Suma Ferdinanto, S.Th
Perbuatan signifikan seperti apa yang kita lakukan pada zaman ini supaya menjadi
warisan berharga bagi generasi-generasi yang akan datang?
Semoga kita pun menjadi generasi yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa dan
peduli generasi. Kiranya nama Tuhan dimuliakan—bukan hanya di generasi dulu
dan yang ada saat ini, melainkan di banyak generasi mendatang juga. Dan sampai
selama-lamanya.
Gembala GBI CK7 dan segenap tim redaksi majalah Integrity mengucapkan
selamat merayakan Hari Natal 2016 dan menyambut Tahun Baru 2017.
(Disclaimer: Meskipun isi telah diteliti dengan saksama untuk
menjaga ketepatan informasi, kami mohon maaf apabila ada
kekurangan dan lain-lain hal yang mungkin terjadi karena
ketidaksengajaan. Pembaca tetap perlu melakukan pemeriksaan
ulang terhadap semua informasi, termasuk penawaran produk
dan jasa melalui iklan dalam majalah Integrity.)
12
Admin:
Pdp. Ferry Sunaryo, SE
Design Graphics:
Jimmy, S.Ds
Website:
Ronaldo Alvin Andrianes, S.Kom
Promosi:
Tjung Fuk Nji, S.Kom
Rinto Akim
Dicetak oleh:
Maju Jaya Printing
Lawyer:
Kaleb Winarto, SH
13
KESAKSIAN
dua tahun lagi. Namun, 2 tahun itu pun
baginya harus dijalani dengan penuh
perjuangan.
P
aul Kalanithi, adalah seorang
dokter ahli bedah saraf.
Sebelum memiliki gelar
neurolog itu, ia merupakan
sarjana S1 biologi serta
lulusan S2 sastra Inggris dari Universitas
Stanford. Kemudian, walau sebenarnya
ingin melanjutkan studi S3 untuk menjadi
profesor di bidang sastra Inggris, ia
merasakan sebuah panggilan dalam
hatinya untuk menjadi seorang dokter.
Dr. Paul Kalanithi:
Hidupku Tinggal 3 Bulan
14
Dengan tekad bulat, ia mengubah
jalan hidupnya dengan mengambil
gelar magister di bidang sejarah dan
filsafat ilmu kedokteran di Universitas
Cambridge. Tidak hanya itu, ia juga studi
dan lulus cum laude dari Yale School of
Medicine pada 2007. Itulah perubahan
drastis pertama yang dilakukan dalam
hidupnya.
Kanker Mengubah Hidupnya
Di luar dugaan dan di tengah segala
prestasinya itu, pada Maret 2013, Dr.
Paul Kalanithi didiagnosis terserang
penyakit kanker paru stadium IV dan
Foto: Paul Kalanithi
memiliki sisa umur sedikit lagi. Padahal,
ia telah menjaga pola makan dan hidup
sehat. Ia juga tidak pernah menyentuh
batang rokok. Bagaimanapun, penyakit
yang belum ditemukan obatnya tersebut
menyerangnya. (Kanker paru sendiri
merupakan penyebab nomor satu
kematian dibandingkan karena kanker
usus, payudara, maupun prostat.)
Menyadari betapa singkatnya sisa
umurnya, ia mulai mengubah prioritasprioritas hidup. Ia ingin mengukir sisa
hidupnya menjadi suatu kebahagiaan
dan kebanggaan yang berarti. Hidupnya
bukan sekadar untuk menghindari
penderitaan, melainkan lebih untuk
menciptakan kenangan-kenangan yang
indah.
Sesuai diagnosis dokter, Dr. Paul Kalanithi
hanya memiliki sisa hidup selama 3
bulan. Tetapi, ternyata Tuhan—Pribadi
yang mungkin tidak dipedulikannya
sebelum terserang kanker ini, sebab
ia awalnya seorang ateis—masih
menganugerahinya waktu hidup selama
Paul Kalanithi berkata, “Jika saya masih
punya 2 tahun, saya akan menulis. Kalau
masih punya 10 tahun, saya akan kembali
melayani di bidang kedokteran.” Ya,
ia mempunyai bakat menulis yang luar
biasa karena pernah mengenyam sastra
Inggris.
Semasa perawatan di rumah sakit, ia
menulis sejumlah artikel yang sangat
menyentuh hati untuk beberapa media
massa. Salah satunya adalah artikel
berjudul How Long Have I Got Left?
untuk koran New York Times yang
mendapat banyak respons positif
dan mengharukan dari para pembaca
karena gaya menulisnya yang jujur
menyampaikan penderitaan beserta
harapan-harapannya.
Paul
sendiri
berkata bahwa aturan kejujuran nomor
satu sebagai seorang dokter: “Be honest
about the prognosis, but always leave
”
Clocks are now kind of
irrelevant to me … time,
where it used to have sort
of a linear progression,
now feels more like a
space.
—Paul Kalanithi
”
15
KESAKSIAN
some room for hope (Jujurlah tentang hasil
diagnosis dan apa dampaknya yang akan
terjadi, tapi selalu sediakanlah ruang bagi
harapan).”
Pada 4 Juli 2014, lahirlah putri tunggal
mereka yang diberi nama Elizabeth
Acadia, atau yang akrab mereka panggil
Cady.
untuk menyadari apa yang dirasakan
oleh tiap anggota keluarga dan apa
dampak yang mereka alami dari penyakit
saya ini.”
Ia juga menulis buku berjudul When
Breath Becomes Air untuk menggoreskan
kenangan-kenangannya
maupun
pengalamannya sebelum kematiannya.
Keberadaan Cady seolah mengisi ruang
harapan bagi sisa hidup Paul serta
yang dapat membuatnya untuk terus
bersyukur dan menikmati kehidupan
ini meskipun terserang kanker. Paul
pun makin menghargai waktu bersama
istri, anak, orangtua serta saudarasaudaranya. Baginya, mungkin harta
yang paling indah adalah keluarga. Ia
juga makin menikmati hal-hal sederhana
seperti bunga-bunga di jalan, matahari
yang baru terbit di pagi hari, dan
pemandangan luar yang barangkali
selama ini terlewat begitu saja karena
terburu-buru atau sibuk bekerja.
Puji Tuhan, Lucy Kalanithi, istrinya bisa
mengerti perasaan suaminya. Bahkan,
jika ingin melihat sisi positifnya, satu
berkat tersendiri bagi pasangan itu
ialah cinta mereka makin erat—yang
sebelumnya penuh perselisihan karena
berbagai hal dan persoalan. Namun,
kanker paru yang dialami Paul seolah
mempererat kesatuan hati mereka
dalam pernikahan.
Bersama istrinya, ia juga menggalang
dana melalui Bonnie J. Addario Lung
Cancer Foundation dan mengajak
orang-orang untuk menyadari dampak
kanker paru.
Juga pada masa perawatannya, Paul dan
istrinya ingin segera memiliki seorang
bayi—suatu hal yang sebenarnya sudah
mereka inginkan sejak lama. Ia berkata,
“Kami memang berencana mempunyai
anak. Dan tidak ada alasan bagi kami
untuk tidak terus melanjutkan kehidupan
atau melakukan hal-hal yang ingin kami
lakukan dengan sisa waktu yang masih
saya miliki.”
16
Semua Mendatangkan Kebaikan
“Sebuah penyakit tak hanya dialami
seseorang yang mengidapnya,” kata Paul
Kalanithi, “melainkan juga dirasakan oleh
seisi keluarganya. Jadi, sangat penting
Bagi Paul sendiri, semenjak terdiagnosis
kanker paru seolah menjadi pedang
bermata dua—ia dibawa menjauh
dari hidup dan dibawa mendekat pada
kematian. Kemudian, semakin cepat
putrinya, Cady bertumbuh, maka
semakin cepat pula Paul untuk tidak
akan bisa lagi bertemu dengannya.
Menurutnya, hal buruk yang disebabkan
17
KESAKSIAN
mempergunakan waktu hidup Anda
dengan mengisi hal-hal yang positif? Dan
saat ini, apabila kita sedang mengalami
guncangan atau penderitaan, apakah
kita mau memilih jalan yang benar
dan mengandalkan Tuhan? Apakah
harus menunggu penyakit datang baru
melakukan hal-hal yang benar?
Foto: Paul Kalanithi
merupakan hal abstrak seperti rasa
benci, cinta, maupun arti kehidupan—
apalagi tentang Tuhan.
Tetapi, setelah mengidap kanker itu, Paul
Kalanithi kembali kepada kesadaran akan
adanya Tuhan serta betapa berharganya
kehidupan ini. Hingga ia meninggal
dunia pada 9 Maret 2015. Di usia yang
ke-37. Delapan bulan setelah kelahiran
putrinya, Cady.
Bagaimana dengan Anda? Apakah
Anda menyadari betapa penting dan
berharganya hidup ini? Apakah Anda
oleh kanker bukanlah sekadar waktu
yang serba-terbatas, melainkan juga
tenaga yang sangat memudar.
Paul Kalanithi menyadari waktunya
terbatas. Tinggal sedikit waktu lagi.
Ternyata, hanya pada waktu ia divonis
terkena penyakit kankerlah, ia baru
menyadari bahwa hidupnya selama
ini belumlah benar-benar berguna
bagi orang banyak dan bagikeluarga.
Bahkan mungkin tidak bagi dirinya
sendiri. Kepandaian, kepintaran, dan
kesuksesannya tidaklah menjamin dia
mengerti akan arti dan tujuan hidup.
Paul sempat teringat ayat Pengkhotbah
18
1:14, “Aku telah melihat segala perbuatan
yang dilakukan orang di bawah matahari,
tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah
kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”
Karena itu, ia bukan menghitung maju
(bertambah)
umurnya,
melainkan
mundur (berkurang).
Ada banyak batasan dalam hidup ini yang
mungkin diijinkan Tuhan terjadi demi
kebaikan manusia. Alkitab versi Today’s
English Version mengatakan, “I have
learned that everything has limits [Aku
melihat batas-batas kesempurnaan]
(Mzm. 119:96 a).” Manusia memiliki
beberapa keterbatasan, diantaranya
keterbatasan fisik, emosi, mental, dan
waktu.
Lama sebelum terserang penyakit
kanker, Paul merupakan seorang ateis
(tidak percaya akan adanya Tuhan). Hal
itu banyak terjadi pada beberapa saintis,
terutama di luar negeri seperti Amerika
dan Eropa. Namun, seiring divonis
menderita sakit kanker paru, ia mulai
mempercayai Tuhan. Istrinya yang juga
seorang dokter spesialis penyakit dalam,
pernah bertanya kepadanya, “Sayang,
apakah kamu percaya adanya Tuhan…?”
Paul menjawab secara tersirat dengan
pertanyaan, “Sayang, kamu sendiri
apakah percaya akan adanya cinta?”
Namun jika hal-hal yang tidak baik
menimpa Anda percayalah kepada Tuhan,
sebab Ia bisa memakai segala sesuatu
yang kita alami untuk menjadi berkat,
baik bagi sesama maupun diri sendiri,
dan mendatangkan kemuliaan bagi
nama-Nya. Adalah lebih baik memulai
dari sekarang mempersembahkan waktu
dan hidup kita kepada Tuhan dan sesama.
”
Adversity toughens manhood,
and the characteristic of the
good or the great man is not
that he has been exempt from
the evils of life, but that he
has surmounted them.
—Patrick Henry
”
Sebagaimana cinta itu ada, Tuhan itu ada.
Paul juga menyesali akan lalunya yang
disia-siakan. Seandainya masa mudanya
lebih memikirkan hal-hal rohani, mungkin
ia bisa saja menjadi pendeta daripada
seorang dokter ataupun penulis. Namun,
melalui bukunya, When Breath Becomes
Air terlihat nilai-nilai rohaninya yang
tinggi.
Meski lahir dan dibesarkan di tengah
keluarga Kristen, karena ia sendiri
meneruskan karier sebagai saintis, ia
tidak bisa menyimpulkan, menyatakan
dengan gamblang, atau meneliti tentang
sesuatu yang menurut ilmu pengetahuan
Foto: Paul Kalanithi & family
19
PRAYER
KITAB
TAWARIKH
Penyerbuan & Pembinasaan Yerusalem
_ 600 SM )
oleh Raja Nebukadnezar ( +
K
ira-kira 600 tahun sebelum
Yesus lahir ke dunia, Israel
terbagi menjadi dua, yaitu
di bagian Utara (kerajaan
Israel) dan di bagian
Selatan (kerajaan Yehuda). Dan di masa
Perjanjian Lama, Tuhan berbicara kepada
umat Israel melalui para mediator, yaitu
nabi-nabinya. Misalnya, Nabi Yehezkiel,
Maleakhi, dan lain-lain. Apa yang
disampaikan? Ada 2 hal: soal uang (atau
persembahan dan perpuluhan) dan soal
pernikahan.
Kuasa Doa Yabes
“Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan
memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka,
sehingga kesakitan tidak menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
(1 Tawarikh 4:10).”
20
Tetapi, ternyata orang-orang Israel tidak
mau merespons peringatan dari nabinabi itu. Tuhan yang berkata bahwa
umat Israel menipu dan mencuri uang
Tuhan, maka hidup mereka terkutuk (lih.
Maleakhi 3:8-9). Tapi, orang Israel malah
tidak takut. Lalu, karena Tuhan marah,
maka dari masa akhir Perjanjian Lama
sampai ke awal Perjanjian Baru, sekitar
300 – 400 tahun, Tuhan berdiam diri.
Kita sebagai manusia melihat keras
kepalanya umat Israel tentu akan
kehabisan akal menghadapi mereka.
Bagaimana caranya supaya mereka tidak
tetap keras kepala? Tuhan itu panjang
sabar. Dan Bapa mengirimkan Anak-Nya
yang tunggal, Yesus Kristus, memasuki
masa Perjanjian Baru.
70 Tahun Masa
DITULIS
Pembuangan di Babel
_ 450 SM )
(+
Raja Koresy Mengizinkan orangorang Pembuangan kembali ke
_ 538 SM )
Israel ( +
Beberapa jemaat masa kini pun mungkin
ada yang seperti orang Israel yang
tidak mau mendengarkan peringatan
atau nasihat dari pemimpin dan hamba
Tuhan. Contoh sederhananya, ketika
diminta membawa Alkitab ke gereja,
tapi tidak mau membawa. Karena
Tuhan sudah memakai para nabi untuk
memperingatkan orang-orang Israel,
kita pun juga sebaiknya mendengarkan
peringatan dari pemimpin atau hamba
Tuhan. Juga, utamakan beribadah ke
gereja di hari Minggu. Hujan ataupun
tidak, tetaplah pergi beribadah. Hari
Minggu jangan kita pakai untuk jalan-jalan
ke manapun. Lalu, melupakan Tuhan.
Akankah kita tetap bandel dan tidak mau
mendengarkan Tuhan—seperti orang
Israel waktu itu? Karena seperti itu,
akhirnya Tuhan marah. Dia mengizinkan
dan mengirim Raja Nebukadnezar
untuk menghukum orang Israel. Kota
Yerusalem, ibukotanya Yehuda dibakar
dan Bait Allah pun dihancurkan. Tetapi,
orang-orang pintar di Israel dibawa dan
ditawan selama 70 tahun seperti nubuat
Nabi Yeremia (lih. Yer. 25).
Setelah itu, Tuhan menggerakkan Raja
Koresh untuk melepaskan bangsa Israel
dan berbuat baik bagi mereka. Dan
orang-orang Israel yang telah menjadi
_ 4 SM )
Kelahiran Yesus ( +
tawanan selama 70 tahun itu akhirnya
pulang, kembali ke Israel.
Kita harus menyadari terlebih dulu
bahwa peristiwa itu terjadi dengan
orang-orang Israel dalam keadaan rohani
yang hancur. Mereka semula mengharap
Sang Mesias (Juruselamat) akan segera
datang menyelamatkan dan menolong
umat Israel, tetapi menjadi kecewa
karena menganggap Dia tidak datangdatang sebab sudah ditawan selama 70
tahun. Mereka putus asa. Berapa banyak
dari antara kita, orang-orang Kristen,
yang juga sedang dilanda keputusasaan?
Misalnya, kita rajin ke gereja dan berdoa
supaya segera mendapatkan pekerjaan,
tapi kita belum mendapatkan jawaban
dan masih saja mengganggur.
Nah, di tengah pengalaman orang
Israel tersebut, suatu hari ketika
orang-orang Israel baru pulang dari
Babel (diperkirakan Irak masa kini),
ada seorang bernama Yabes, yang juga
sedang putus asa.
Orang Israel yang telah merasakan
menjadi budak belian jauh sebelumnya,
mungkin sekitar selama ratusan tahun di
Mesir, mereka menjerit kepada Tuhan
supaya membebaskan mereka. Tuhan
mengutus Musa untuk memimpin dan
21
PRAYER
membebaskan bangsa Israel dari menjadi
budak belian di Mesir. Selama masa
pembebasan dan perjalanan di padang
gurun berpuluh-puluh tahun, Tuhan
menentukan Yosua yang memimpin
umat-Nya masuk ke Tanah Perjanjian,
yaitu Israel kala itu, dan mendudukinya.
Setelah berhasil menduduki, Yosua
membagi-bagikan daerah-daerah dan
tanah-tanah di sana kepada semua
penduduk serta suku-suku Israel, kecuali
suku Lewi sebab mereka mengemban
jabatan imam TUHAN (Yos. 18:7).
Singkat cerita, Yabes tadi pun
mendapatkan sejumlah wilayah atau
tanah yang hanya sedikit. Untuk bercocok
tanam, kurang luas. Untuk memelihara
ternak, juga kurang. Suatu hari, ia sedang
merenungi dan meratapi nasibnya. Kita
harus mengingat bahwa ia sedang putus
asa, patah semangat dan rohani. Dan
mungkin sudah tidak tahu mau berbuat
apa lagi. Mendapatkan pembagian tanah
cuma sedikit, yang tidak bisa diolah
atau diusahakan menjadi apa pun yang
berguna, ia pasti makin putus asa dan
merasa masa depannya amat suram.
Lalu, mari kita baca kitab 1 Tawarikh 4:9.
Kalau kita membaca kitab 1 Tawarikh,
isinya penuh silsilah atau nama-nama
22
keturunan
suku Ibrani.
Ada sekitar
500 ratusan
di dalamnya.
Dari Adam
sampai Daud.
Mungkin
bagi
yang
kurang gemar
membaca,
akan bosan—
sebab yang
s e n a n g
membaca
saja belum tentu mau membacanya.
Tetapi, di tengah-tengah kebosanan
tersebut, ada dua ayat yang luar biasa,
yaitu tentang doa Yabes (lih. 1 Taw. 4:910). Mungkin kita tidak tahu mengapa
Tuhan menaruh 2 ayat itu di tengahtengah ayat yang mungkin membosankan
bagi sebagian besar orang.
Jika kita mau mengerti, mengimani, dan
menghidupi kedua ayat atau doa Yabes
itu, Tuhan akan memberkati kita juga
secara luar biasa seperti Dia memberkati
Yabes.
Lebih dimuliakan daripada suadarasaudaranya
Yabes lebih dimuliakan daripada suadarasaudaranya. Bahkan, di versi bahasa
Inggris The Message disebutkan, ia pria
yang lebih baik ketimbang saudarasaudara lelakinya. Pria yang terhormat.
“Jabez was a better man than his brothers,
a man of honor (1 Taw. 4:9 a).”
Ibunya memberinya nama Yabes
sebab dia telah melahirkannya dengan
kesakitan. Jadi, nama Yabes pun berarti
sakit. Maukah kita diberi nama seperti
itu? Tentu tidak, bukan? Kita tentu mau
memiliki nama yang bagus dan ingin
sehat. Misalnya, nama untuk orang
Tionghoa, Ho Kie Lai, atau untuk orang
Jawa, bernama Subur Selamat. Nama itu
penting.
Bayangkan, sudah putus asa, tanpa
harapan besar, Yabes diberi nama jelek
oleh ibunya! Barangkali ia tambah putus
asa dan sangat sedih. Karena itu, Yabes
berseru kepada Tuhan, “Kiranya Engkau
memberkati aku berlimpah-limpah dan
memperluas daerahku, dan kiranya
tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi
aku dari pada malapetaka, sehingga
kesakitan tidak menimpa aku!”
Selain itu, latar belakang singkat
penyebab Yabes berseru kepada Tuhan
adalah ketika suku Yehuda sedang
menyusun nama-nama keturunan suku
tersebut, kedapatanlah nama Yabes.
Namun, karena nama Yabes berarti
kesakitan ataupun kesedihan, suku
Yehuda hendak menghapus namanya dari
silsilah sebab mewakili nama yang buruk
terhadap suku itu. Karena itulah, Yabes
malah makin sungguh-sungguh berdoa
kepada Tuhan sehingga Dia mengabulkan
doanya.
Pada waktu ia putus asa, ia mencari
wajah Tuhan. Tidak seperti kebanyakan
orang—bukannya mencari Tuhan, malah
pergi ke peramal. Bukannya mencari
kehendak-Nya di dalam Alkitab, malah
mengandalkan jimat. Ketika Yabes
mengalami kesulitan, ia berdoa kepada
Tuhan. Mungkin saudara-saudaranya
tidak. Itulah sebabnya, ia lebih dimuliakan
daripada saudara-saudaranya. Sebab ia
mengandalkan Dia. Sekalipun namanya
jelek, Yabes tidak memiliki karakter
seperti namanya—melainkan ia tetap
percaya pada Tuhan dan memiliki iman.
Mungkin saat ini kita mengalami
banyak hal yang membuat kita hampir
menyerah. Tapi, cobalah meniru Yabes.
Carilah wajah Allah. Berseru dan berdoa
kepada-Nya.
“Yabes berseru kepada Allah Israel,
katanya: ‘Kiranya Engkau memberkati
aku berlimpah-limpah dan memperluas
daerahku, dan kiranya tangan-Mu
menyertai aku, dan melindungi aku dari
pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak
menimpa aku!’ Dan Allah mengabulkan
permintaannya itu (1 Taw. 4:10).”
Kalau kita merasa putus asa, jangan pergi
kepada yang lain, tetapi pergilah kepada
Tuhan Yesus Kristus melalui doa, pujian,
dan penyembahan. Jadi, hal nomor satu
yang harus kita lakukan, seperti Yabes,
ialah mencari Tuhan.
Tuhan kita adalah Tuhan yang
unlimited
“Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang
tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar
sebilah pedang tajam bermata dua,
dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan
matahari yang terik (Why. 1:16).”
“Langit adalah takhta-Ku, dan bumi
adalah tumpuan kaki-Ku (Kis. 7:49 a).”
Allah kita adalah Allah yang luar biasa!
Jadi, Yabes pun pintar dan beruntung
karena ia bukan mencari yang lain,
melainkan hanya Allahnya yang luar
biasa besar itu. Tuhan kita adalah Tuhan
yang unlimited (tidak terbatas). Yabes
melakukan hal yang benar, yaitu mencari
Tuhan. Setelah itu, ia mendoakan empat
hal ini:
1. kiranya Engkau memberkati aku
berlimpah-limpah
2. kiranya Engkau memperluas
daerahku
3. kiranya tangan-Mu menyertai
aku
4. kiranya Engkau melindungi aku
daripada malapetaka, sehingga
kesakitan tidak menimpa aku
Kiranya Engkau memberkati aku
berlimpah-limpah
Karena Yabes melihat pembagian lahan
tanah baginya begitu kecil, tidak bisa
berbuat banyak, hampir ia putus asa. Jadi
ia berdoa kepada Tuhan. Dengan iman.
“Doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya
(Yak. 5:16 b).” Kalau doa kita belum
dijawab, mungkin kita bukan atau belum
menjadi orang benar di mata Tuhan. Atau
kita sudah hidup benar, tapi mungkin kita
belum yakin atas apa yang kita doakan.
Maka, doa kita tidak ada kuasanya.
Ingat, doa orang yang benar, bila dengan
yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Itu merupakan syarat—menjadi orang
yang benar terlebih dulu. Lalu, yakin.
Maka, doa kita akan besar kuasanya.
Seperti Yabes yang sudah melakukan hal
yang benar, yakni mencari wajah Tuhan.
Kurang sanggupkah Tuhan menjawab
doa supaya memberkati kita berlimpahlimpah? Kalau kita ragu-ragu bahwa Ia
sanggup, tidak akan terjadi apa pun. Atau,
mungkin kita malah menertawakan—
seperti Sara (Kej. 18:2)—yang orang lain
doakan dan imani bagi kita, maka itu juga
pertanda bahwa kita tidak yakin.
Di kerajaan surga, Tuhan sebenarnya
sudah menyediakan segala sesuatu yang
kita perlukan untuk hidup ini. Tetapi,
jika selama hidup kita yang singkat ini,
kita tidak pernah meminta kepada-Nya,
maka kita pun tidak akan diberi olehNya. Ingat, Tuhan yang kita sembah
adalah Tuhan yang unlimited. Maka,
apa pun permintaan kita dan yang kita
doakan, adalah sesuatu yang gampang.
Masalahnya, kita hanya tidak pernah
meminta kepada Dia.
“Mintalah,
maka
akan
diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan
mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu (Mat. 7:7).”
“Kamu mengingini sesuatu, tetapi
kamu tidak memperolehnya, lalu kamu
membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu
tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu
tidak memperoleh apa-apa, karena kamu
tidak berdoa. Atau kamu berdoa juga,
tetapi kamu tidak menerima apa-apa,
karena kamu salah berdoa, sebab yang
kamu minta itu hendak kamu habiskan
untuk memuaskan hawa nafsumu (Yak.
4:2-3).”
Kiranya Engkau memperluas
daerahku
Kita bisa berdoa kepada Tuhan untuk
memperluas wilayah-wilayah usaha,
daerah bisnis, kantor, dan lain-lain. Atau
wilayah rohani kita seperti gedung gereja
atau apa pun. Katakan saja kepada Tuhan.
Misalnya, supaya usaha kita tidak hanya
di Jakarta, tetapi juga sampai Singapura.
Bukan hanya nasional, tapi internasional
juga. Bukan hanya tingkat ASEAN, tapi
juga sampai Eropa. Mungkin memang
terdengar tidak masuk akal, tapi ukuran
Tuhan adalah ukuran kelimpahan.
23
PRAYER
David Oyedepo
David Oyedepo adalah seorang gembala
Gereja Faith Tabernacle di Nigeria.
Sebelum menggembalakan gereja besar
tersebut pernah mengalami peliknya
kemiskinan. Gereja yang ia gembalakan
sebelumnya pun kecil. Lalu, hanya
bermodalkan doa, ia mempraktikkan
doa Yabes.
Suatu hari, Tuhan menyuruhnya untuk
memindahkan gereja kecilnya ke
sebuah daerah bernama Ota. Daerah
yang lumayan jauh untuk dijangkau.
Apalagi, banyak orang miskin di wilayah
itu. Lahannya gersang. Secara rasional,
ia keberatan dan berpikir pasti biaya
operasional penggembalaan gereja tidak
akan cukup. Tetapi, sebagai penuai jiwa
dan mau mendengarkan perintah Tuhan,
ia pun melakukannya. Ia ikuti firman
Tuhan.
Suatu ketika, ada seorang jemaat yang
ikut naik bus antar-jemput supaya dapat
menghadiri ibadah gereja baru di Ota
tersebut. Sayangnya, ketika ibadah
selesai dan hendak pulang, ia tertinggal
bus. Ia menemui Pdt. David Oyedepo
dan memintanya untuk menolong
memberi uang agar bisa pulang naik bus
umum.
Pdt. David menyuruhnya menunggu
sebentar agar bisa berdoa. Ternyata beliau
tidak bisa memberi uang, malah hanya
Foto: Gereja Faith Tabernacle
di Nigeria
24
ayat dari Mazmur 1:1-3, “Berbahagialah
orang yang tidak berjalan menurut
nasihat orang fasik, yang tidak berdiri
di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat
TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam. Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran
air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.”
Dan ia menyuruh jemaat tersebut
menghapalkannya sembari berjalan kaki
pulang.
Sesampainya di sebuah jalan, ia melihat
seorang penjual minyak. Lalu, Tuhan
berbicara kepadanya supaya ia pun
berjualan minyak. Walau penjual minyak
di daerah itu sudah banyak, tapi ia
tetap taat. Ia percaya saja meski tidak
mengerti. Akhirnya, ia menjual minyak.
Hingga sekitar 10 tahun kemudian,
jemaat tersebut menjadi salah satu
orang terkaya dan raja minyak di
Nigeria. Ia diberkati Tuhan berlimpahlimpah. Ia pun tergerak menyalurkan
berkat. Bukan semata-mata untuk
keluarganya, atau menunggu sampai
mengalami sesuatu yang buruk dulu
baru mempersembahkan sesuatu untuk
Tuhan. Ia percaya berkatnya sebagai
bagian dari milik Tuhan.
Ia
membeli sekitar 650 hektar
lahan tanah di Ota dan
mempersembahkannya
pada
pihak
gereja
Pdt. David Oyedepo.
Kemudian,
mendirikan
pabrik-pabrik
supaya
orang-orang miskin bisa
bekerja. Juga membangun
sekolah. Tidak hanya itu,
ia pun menghadiahi Pdt.
David sebuah jet pribadi!
Karena Pdt. David Oyedepo berdoa
seperti doa Yabes, maka terjadilah sesuai
imannya (lih. Mark. 11:24). Gerejanya
pun makin luar biasa besar dan dipakai
luar biasa oleh Tuhan. Jadi, jangan
menganggap doa Yabes adalah doa yang
mengawur, asal-asalan, atau biasa-biasa
saja.
Kiranya tangan-Mu menyertai aku
Jangan sampai Tuhan membiarkan kita
berjalan sendiri.
Kenapa ini menjadi poin ketiga? Sebab
pada bagian yang pertama hasilnya
kita diberkati Tuhan. Lalu kedua, usaha
atau wilayah diperluas. Tetapi, banyak
orang Kristen setelah berdoa dan
mengalami berkat bagian pertama dan
kedua dari doa Yabes, sudah tidak lagi
mengandalkan Tuhan. Tidak lagi merasa
ada urusan dengan-Nya. Hari Minggu
tidak lagi dipakai untuk beribadah, tapi
mengurusi proyek pemerintah. Atau,
alasan lainnya.
Inilah mungkin kelemahan orang Kristen.
Setelah mendapat banyak berkat, tidak
punya waktu melayani dan mencari Dia
lagi. Janganlah kita menjadi demikian.
Mereka lupa bahwa semua berkat itu
datangnya dari Tuhan. Padahal, bagian
ketiga ini, penyertaan tangan Tuhan,
sangat penting. Bahkan paling penting!
Jangan sampai Tuhan akan menarik
kembali berkat-berkat-Nya. Itu semua
hanya masalah waktu untuk kapan Dia
akan menariknya.
Suatu hari, Bruce Wilkinson penulis
buku The Prayer of Jabez (Doa Yabes)
mengajak anaknya ke sebuah theme
park atau taman hiburan. Ia berenang
bersama anaknya di kolam renang yang
ada di sana. Ketika anaknya mencoba
papan seluncur yang pendek, ia tidak
takut dan hanya tertawa. Tetapi, ketika
mau mencoba papan yang sangat tinggi,
ia takut meluncur. Kemudian, Bruce
Wilkinson naik menyusul ke papan
seluncur yang tinggi itu dan mencoba
meluncur bersama anaknya. Ia ingin
menyertai anaknya—demikian juga yang
Bapa inginkan bagi kita, anak-anak-Nya!
Kadang
kalau
kita
hanya
mengalami
persoalan
kecil,
kita
menggampangkannya.
Lalu,
mengandalkan manusia atau hal lain.
Tetapi, saat kita misalnya menghadapi
suatu masalah atau penyakit yang gawat,
bagaimana reaksi kita? Kita sering hanya
mencari Tuhan kalau mengalami badai
hidup yang dahsyat. Tidak demikian
halnya dengan Yabes. Ia berdoa
supaya kiranya tangan Tuhan selalu
menyertainya.
Kalau bagian pertama dan kedua di doa
Yabes sudah kita dapat, Iblis tidak akan
tinggal diam. Ia akan mulai bergerak
menyerang. Mengapa? Supaya kita
kecewa terhadap Tuhan.
Ada seseorang yang pernah memiliki
saham di Wall Street dan berdoa
seperti doa Yabes, yakni supaya Tuhan
meningkatkan
portofolionya.
Dan
itu yang terjadi. Meskipun doa Yabes
bukan semata-mata menjadi jalan pintas
terhadap segala sesuatu, kita bisa setia
mempraktikkannya dan mencari wajahNya. Dan belum tentu yang kita kerjakan
akan berhasil, seperti yang pernah
dialami Bruce Wilkinson terhadap
sebuah proyeknya di Afrika meski telah
mendoakan serta meyakini doa Yabes.
Doa Yabes juga menunjukkan, berkat
dan perlindungan dari Allah tidak datang
secara otomatis, tetapi terjadi sebagai
hasil penyerahan diri total kepadaNya. Dan tujuan doa bukanlah sekadar
mendapatkan keinginan,
melainkan lebih pada
makin menjadi seperti
yang Allah rancangkan
bagi hidup kita.
Kiranya Engkau
melindungi aku dari
pada malapetaka,
sehingga kesakitan
tidak menimpa aku
Bagian
ini
hampir
sama dengan bagian di
Doa Bapa Kami, yaitu:
“Janganlah
membawa
kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat
(Mat. 6:13 a).” Seperti seorang gladiator
di Roma kuno yang bertarung di arena
melawan singa, kita sering kali mungkin
berhadapan dengan pencobaan. Bisa
saja Tuhan menolong dan membuat
kita menang. Tetapi, alangkah jauh lebih
baiknya kalau kita tidak perlu jatuh di
dalam pencobaan. Berdoalah supaya
Tuhan melindungi kita dari malapetaka
dan tidak membawa kita ke dalam
pencobaan.
Kenapa kita lebih senang memilih
mengalami
kebangkrutan
atau
kehancuran terlebih dulu, baru bertobat
dan melayani Dia? Bukankah lebih baik
Tuhan melindungi kita senantiasa supaya
tidak mengalami semua itu?
Suatu hari, Bruce Wilkinson merasa
kelelahan setelah sepanjang hari
melayani Tuhan di kota Chicago. Dari
sana, ia hendak menuju Los Angeles.
Ia berdoa kepada Tuhan agar diberi
waktu untuk istirahat. Tapi, ketika
berada di dalam pesawat dan duduk di
kelas ekonomi, para penumpang di sisi
kiri dan kanannya sedang berbuat tidak
senonoh. Beliau berdoa supaya mereka
segera menghentikannya, namun masih
saja tetap melakukan.
Bruce Wilkinson berdoa lagi supaya
Tuhan benar-benar membuat dirinya
bisa beristirahat. Akhirnya, para
penumpang itu mulai berhenti berbuat
tidak senonoh, sehingga Bruce bisa
tidur nyenyak. Bruce bersukacita karena
Tuhan menjawab doanya.
Tidak berkali-kali nama Yabes muncul
di Alkitab. Tidak terlalu terkenal. Tidak
seperti Musa atau Daud yang sering
muncul dan amat terkenal. Tetapi, Yabes
mungkin seperti kita yang memiliki
nama tidak terkenal dan orang biasa.
Dan mungkin hari-hari ini ada di antara
kita yang mengalami seperti Yabes yang
putus asa, kehilangan harapan, dan
merasa masa depan suram sebelum
memanjatkan doanya.
Tetapi, carilah wajah Allah terlebih dulu,
jangan yang lain. Berserulah kepada-Nya.
Berdoalah seperti doa Yabes: “Kiranya
Engkau memberkati aku berlimpahlimpah dan memperluas daerahku, dan
kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan
melindungi aku dari pada malapetaka,
sehingga kesakitan tidak menimpa aku!”
Semoga Tuhan mengabulkan doa kita.
(Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD)
25
FAITH
Siapa saja yang bisa terhapus dari
Kitab Kehidupan—menurut Wahyu
3:1-6 ini?
Apakah Nama Anda
Tercatat di Surga?
•
•
•
•
26
Pada suatu sore, di sebuah rumah sakit,
seorang pasien wanita terlihat bimbang
dan kebingungan. Wanita berusia tua
itu pun telah didiagnosis oleh dokter
akan segera menghembuskan napas
terakhirnya beberapa hari ke depan.
Dan saat dia merenungkan firman Tuhan,
“Dan setiap orang yang tidak ditemukan
namanya tertulis di dalam kitab kehidupan
itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api
itu (Why. 20:15),” ia tampak makin
bimbang, akankah namanya ada tercatat
di surga ketika meninggal kelak? Atau,
namanya tidak terdaftar dalam kitab
kehidupan?
dan secara otomatis nama kita terdaftar
di surga (Luk. 10:20).
Bila Anda menjadi wanita di atas, apakah
Anda yakin nama Anda tertulis dalam
kitab kehidupan? Bagaimana supaya nama
kita ada di dalam Kitab Kehidupan? Kita
harus memberi diri untuk dibaptis selam
seperti yang diteladankan oleh Tuhan
Yesus. Dan setelah Ia dibaptis, Bapa
memperkenan Dia. “Lalu terdengarlah
suara dari sorga yang mengatakan: ‘Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah
Aku berkenan (Mat. 3:17).” Saat kita
dibaptis, Roh Kudus turun atas kita, dan
ada pengakuan dari surga bahwa kita
mengikrarkan diri menjadi anak Allah,
“Barangsiapa menang, ia akan dikenakan
pakaian putih yang demikian; Aku tidak
akan menghapus namanya dari kitab
kehidupan, melainkan Aku akan mengaku
namanya di hadapan Bapa-Ku dan di
hadapan para malaikat-Nya (Why. 3:5).”
Tetapi, apakah nama kita bisa dihapus
walau telah terdaftar di surga atau
Kitab Kehidupan? Bisa saja! Seperti
jemaat di Sardis (lih. Why. 3:1-6). Bila
kita kalah dalam peperangan melawan
yang jahat, maka nama kita terhapus
dari kitab kehidupan. Contoh kekalahan
ialah tidak lagi mau berdoa, berpuasa,
atau memberi persembahan ataupun
perpuluhan. Jadi, syarat supaya nama
kita tidak dihapus dari Kitab Kehidupan
adalah kita harus menang.
“Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan
sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan
ia tidak akan keluar lagi dari situ; dan
padanya akan Kutuliskan nama AllahKu, nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem
baru, yang turun dari sorga dari Allah-Ku,
dan nama-Ku yang baru (Why. 3:12).”
•
Mereka yang mati secara rohani,
menganggap dirinya hidup, padahal
sesungguhnya sudah mati secara
rohani
Mereka yang tidak mau bertobat,
lebih mementingkan hidup dalam
daging daripada dipimpin oleh Roh
Kudus
Mereka yang tidak mau berjaga-jaga
dan tidak mau menolak tipu daya
dosa
Mereka yang tidak mau hidup kudus
(menjaga pakaian tetap putih).
Mereka yang kaki diannya padam,
rohnya tidak menyala-nyala lagi bagi
Tuhan
Tuhan menegur jemaat Sardis karena,
“…engkau dikatakan hidup, padahal
engkau mati (Why. 3:1).” Lalu, “…tidak
ada satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku (Why.
3:2).” Gawat. Mungkin tabiat duniawi
orang-orang di sana sudah mengkhamiri
atau mempengaruhi jemaat, sehingga
mereka tidak lagi tertarik pada hal-hal
kerajaan Allah.
Berbagai aktivitas mereka mungkin
bersifat Kristen, tetapi esensinya tidak
lagi rohani. Tujuan hidup menjauh dari
panggilan sebagai murid-murid Yesus.
Namun, Tuhan dengan panjang sabarNya masih meminta mereka untuk
bertobat dan memberikan kesempatan.
Dengan harapan, kesempatan bertobat
secara radikal akan mengembalikan
orientasi hidup mereka pada kehidupan
rohani yang berkenan kepada Tuhan.
Kita melihat jemaat di Sardis telah mati
secara rohani dan hanya beberapa
anggotanya yang setia pada Injil. Secara
27
FAITH
lahiriah, mereka tampak hidup, aktif, dan
memiliki keberhasilan atau kerohanian
yang baik. Tetapi, Yesus melihat
kehidupan batin dan hati mereka itu
payah. Mereka menikmati reputasi
baik yang sebenarnya tidak layak dan
tidak sesuai kenyataan. Mereka tidak
mengenal jati diri atau menyadari
keadaan mereka yang sesungguhnya.
Sebab itu, Tuhan Yesus memerintahkan
agar mereka bangkit dan menguatkan
apa pun yang masih ada (Why. 3:11).
Masih ada sisa-sisa baik yang harus
kembali diperjuangkan, walau tidak
satu pun pekerjaan mereka didapati
sempurna di hadapan-Nya. Dengan
menjaga hidup tetap berkenan kepada
Allah, maka nama mereka pun tidak
akan terhapus dari Kitab Kehidupan.
Karena itu, taatilah firman Tuhan,
bertobat dari jalan-jalan yang jahat,
selalu
berjaga-jaga
menjelang
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kalinya, mengenakan pakaian putih yang
melambangkan 3 hal, yaitu kesucian,
suasana sukacita, dan kemenangan.
“
Sepanjang sejarah gereja, selalu ada
beberapa orang yang tak mencemarkan
pakaian dan telah berusaha untuk kembali
pada kesederhanaan, kemurnian, dan
pengabdian diri kepada
Tuhan. Mereka yang tidak mencemarkan
pakaiannya di kehidupan ini dengan
hal-hal yang tidak suci akan menikmati
sukacita besar dalam pesta perkawinan
Anak Domba Allah sebagai orang yang
ikut dalam kemenangan Tuhan.
menyerahkan orang-orang mati yang ada
di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut
menyerahkan orangorang mati yang ada di
dalamnya, dan mereka dihakimi masingmasing menurut perbuatannya. Lalu maut
dan kerajaan maut itu dilemparkanlah
ke dalam lautan api. Itulah kematian
yang kedua: lautan api. Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya tertulis di
dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan
ke dalam lautan api itu.”
Jika nama kita tidak tertulis di dalam
Kitab Kehidupan, maka akan masuk ke
Hari Penghakiman mengerikan yang
terlihat di Wahyu 20:11-15, “Lalu aku
melihat suatu takhta putih yang besar dan
Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapanNya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya. Dan aku
melihat orang-orang mati, besar dan kecil,
berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab
lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orangorang mati dihakimi menurut perbuatan
mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis
di dalam kitab-kitab itu. Maka laut
Akhirnya, setiap orang yang telah
mengalami kelahiran baru, tapi menolak
untuk bertekun dalam iman dan menang
terhadap yang jahat, maka namanya akan
dihapus dari Kitab Kehidupan. Dengan
terhapusnya nama dari Kitab Kehidupan,
berarti akan kehilangan hidup yang
kekal. Dan pada akhirnya, dihukum ke
dalam lautan api.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu
takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada
terdaftar di sorga.
—Lukas 10:20
“
Dan bersyukurlah apabila akhir-akhir ini
Tuhan sedang menegur kita dan diijinkan
mengalami
guncangan-guncangan.
“Karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak (Ibr. 12:6).” Kita
mungkin mengetahui arti dari menghajar.
Tetapi, tahukah Anda arti dari menyesah?
Menyesah ialah memukul dengan barang
yang melenting (karet atau rotan dan
lain-lain), ataupun mencuci dengan
membanting-bantingkan pada batu.
Allah mungkin melakukannya sebab Ia
mengasihi kita. Dan Ia mau supaya kita
mendapat bagian dalam kekudusanNya, berada di surga, dan nama kita
ada tertulis di Kitab Kehidupan. “Sebab
mereka mendidik kita dalam waktu yang
pendek sesuai dengan apa yang mereka
anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh
bagian dalam kekudusan-Nya (Ibr.
12:10).” (IM)
28
29
FAITH
Maukah kita menggenapi
rencana-Nya
dan
memberi dampak bagi
generasi saat ini?
“Masih adakah orang yang hidupnya
benar?”
“Masih adakah hamba Tuhan yang
mengabdikan segenap hidupnya tanpa
pamrih?”
“Masih adakah orang Kristen yang tidak
mementingkan uang?”
Mungkin sulit menemukan orang seperti
itu. Apalagi di generasi sekarang ini.
5 Generasi
yang Melayani Tuhan
30
Tetapi, Allah menempatkan kita di dunia
pada masa sekarang ini adalah supaya
kita melayani dan menjadi teladan bagi
generasi kita. Seperti Allah menjumpai
Daud sebagai seorang yang melayani
pada masanya sesuai kehendak Allah,
sehingga Allah meninggikan dia. “Sebab
Daud melakukan kehendak Allah pada
zamannya (Kis. 13:36 a).” Dalam bahasa
aslinya dikatakan bahwa Daud melakukan
kehendak Allah bagi generasinya. Daud
melakukan kehendak-Nya bagi generasi
selama Daud hidup. Jadi, selama kita
hidup, kita pun dianggap paling tepat
oleh Allah untuk melayani generasi yang
ada saat ini.
Langkah awal untuk
memberi dampak adalah
dengan menjadi teladan
melalui karakter Kristus
(1 Tim. 4:12-14). Tuhan
telah
memberi
kita
talenta-talenta yang sangat
tepat sesuai kemampuan
kita. Dan dengan talenta
tersebutlah kita memberi
dampak bagi generasi
kita. Talenta adalah segala
sesuatu yang bersifat
positif, yang lebih kita miliki dibanding
orang
lain.
Tetapi,
waspadalah,
talenta tersebut bisa saja digunakan
untuk memuliakan Tuhan, atau malah
mendukakan hati-Nya, merusak hidup
kita sendiri, bahkan menghujat Dia.
Kata dalam bahasa Yunani untuk ‘teladan’
adalah tupos yang berarti model, gambar,
ideal, atau pola. Nah, apakah hidup kita
layak menjadi teladan?
Menjadi Generasi Yang Melakukan
Kehendak-Nya
Mungkin banyak orang beranggapan
hanya generasi muda yang bersemangat.
Banyak juga gereja yang menganggap
hanya generasi mudalah yang aktif
melakukan pelayanan. Lalu, orang-orang
berusia 40 tahun atau lebih dianggap
sudah tidak pantas terlibat.
Di bidang sekuler pun karyawankaryawan yang berusia 35 - 40 tahun
sudah berkurang wilayah pengembangan
kariernya. Dan kalau belum memperoleh
posisi mapan, mereka akan sulit
berpindah-pindah pekerjaan.
Fenomena
tersebut
memperjelas
kesenjangan tajam antar-generasi. Lalu,
orang-orang yang sudah tua merasa
tidak mungkin bisa lebih bersemangat
daripada orang yang masih muda. Tetapi,
apakah hal itu juga berlaku dalam hal
berkarya untuk melayani Tuhan?
Di dalam Tuhan, generasi muda ataupun
tua sama-sama berharganya. Tuhan
melihat dan mengenal hati, bukannya
usia. Tuhan tahu hati yang panas, dingin,
ataupun suam. Hati yang panas akan
menyala-nyala melayani Dia. Hati yang
dingin tidak mau lagi mendekat kepadaNya. Hati yang suam-suam kuku mulai
menjauhkan diri dari Tuhan.
5 Generasi Akan Dipakai Tuhan
Secara Luar Biasa Untuk Melayani
Sebagai gereja yang dipakai oleh Tuhan
melalui 5 generasi untuk melayani,
mungkin bukan hanya satu generasi yang
dominan, melainkan kelima generasi
tersebut.
Dalam Yoel 2:28-29 dikatakan, tiga
generasi yaitu anak-anak, teruna-teruna,
dan orang tua akan dipakai Tuhan secara
luar biasa. Hari-hari ini generasi-generasi
tersebut terbagi menjadi lima kelompok,
yaitu:
• Generasi Silent: 70 tahun ke atas
(generasi yang lebih banyak berdoa)
yang lahir pada 1922 – 1945
• Generasi Baby Boomers: usia 52
- 69 tahun yang lahir sekitar 1946 –
1964
• Generasi X: 37 - 51 tahun yang
lahir pada 1965 – 1979
• Generasi Y: 17 - 36 tahun (Millenial
Generation) yang lahir pada 1980 –
1994
• Generasi Z: 16 tahun ke bawah
(lahir setelah era 1995-an ke atas)
Penuaian jiwa secara besar-besaran
31
FAITH
kandas apabila hal-hal seperti ini
masih berkembang. Tuhan tahu
semua hal itu akan terjadi dalam
generasi sekarang dan selanjutnya.
Dan Ia mengizinkannya agar terjadi
penuaian jiwa besar-besaran.
pun akan terjadi pada kelima generasi
tersebut. Dan semuanya untuk
kemuliaan nama Tuhan. Mintalah kepada
Tuhan untuk mengirimkan penuaipenuai jiwa pada akhir zaman dan
supaya kita menjadi penuai jiwa. “KataNya kepada mereka: ‘Tuaian memang
banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena
itu mintalah kepada Tuan yang empunya
tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerjapekerja untuk tuaian itu (Luk. 10:2).’”
Kekristenan di beberapa negara maju
seperti Amerika, Korea Selatan, dan
Jepang semakin menurun, terutama
pada kaum muda (atau Generasi Y).
Korea Selatan pun yang pada 2010
menjadi negara pusat doa dan pengutus
misionaris
terbesar
kedua,
tapi
mengalami penurunan seperti Amerika.
Apalagi kekristenan di Jepang untuk
Generasi Y dan Z, tidak mencapai 1
persen dari total jumlah penduduknya
pada tahun 2016 ini. Apa sebabnya?
Karena anak-anak muda di sana dilahap
oleh media sosial. Bahkan, hal itu tak
menutup kemungkinan akan menyerang
negara-negara lain.
Sebagai orang Kristen, kita harus jeli
32
membaca tanda-tanda zaman. Banyak
hal yang mencoba mengecohkan
perhatian dan fokus kita terhadap Tuhan
Yesus menjelang kedatangan-Nya yang
kedua kali. “Dan pada pagi hari, karena
langit merah dan redup, kamu berkata:
Hari buruk. Rupa langit kamu tahu
membedakannya tetapi tanda-tanda
zaman tidak (Mat. 16:3).”
Perhatikan beberapa hal yang
akan terjadi dpada masa yang akan
datang:
• Teknologi bergerak begitu cepat
Dalam 10 - 40 tahun ke depan akan
terjadi percepatan dan lompatan luar
biasa di bidang teknologi. Penting
bagi kita mempersiapkan diri supaya
jangan menjadi korban teknologi.
Masa percepatan ini sudah ada.
Teknologi dan media bergerak
begitu cepat sehingga kita merasa
susah mengejar. Teknologi adalah
jalan tol informasi, dan informasi
tersebut sifatnya memuridkan.
Jika kita tidak mempersiapkan
generasi, teknologilah yang akan
mempengaruhi dan memuridkan
mereka.
Generasi sekarang tidak menyadari
bahwa mereka sedang dimuridkan
oleh dunia ini. Puluhan ribu informasi
mengalir begitu saja, tanpa disaring.
Sadar atau tidak, kita dibentuk oleh
pesan dan informasi. Informasi akan
mengubah cara pandang seseorang.
Dan melalui informasi yang tidak
disaring, kita akan mempercayai
nilai-nilai yang salah.
• Anti-agama
Pengertian ateis pada zaman sekarang
bukan lagi seperti pengertian pada
awalnya. Ateis zaman sekarang
mengenal
firman, tapi tidak
melakukannya. Memiliki Alkitab tapi
tidak membacanya. Membaca tapi
tidak merenungkan. Merenungkan
tapi tidak mempraktikkannya.
• Menjadi tuhan atas dirinya
sendiri
Beberapa orang menganggap sains
dan teknologi cukup untuk hidup
di masa depan. Ilmu pengetahuan
dibuat maju sedemikian rupa
sehingga manusia seolah menjadi
tuhan atas dirinya sendiri. Iman
generasi di bawah kita berisiko
Pentakosta Ketiga
Hari-hari ini, gereja sedang memasuki
Pentakosta yang ketiga. Jika ada
Pentakosta ketiga, tentu ada Pentakosta
pertama dan kedua. Pentakosta pertama
terjadi kurang lebih 2.000 tahun yang
lalu pada waktu Roh Kudus dicurahkan
untuk pertama kalinya. Waktu itu, muridmurid Yesus dipakai oleh Tuhan menjadi
saksi-saksi-Nya.
Mereka
dipenuhi
oleh Roh Kudus, berbahasa roh, dan
kemudian bergerak dari Yerusalem,
Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi.
Dan dalam kurun waktu 100 tahun,
70% dari masyarakat dunia pada waktu
itu menjadi umat Kristen. Sayangnya,
setelah itu kekristenan menurun dan
memasuki Masa Kegelapan (Dark Ages)
kira-kira selama 1.000 tahun karena ulah
gereja sendiri.
Saat ini, kekristenan menjadi sekitar
30%. Dan dari 30% ini, 70%-nya
dimenangkan sejak awal abad ke-20
melalui peristiwa Azusa Street pada
1906 dengan pelayanan seorang hamba
Tuhan berkulit hitam bernama William
J. Seymour. Tuhan memakai William
Seymour secara luar biasa dan dia
bernubuat, “100 tahun setelah ini (kirakira era hari-hari ini pada 2016 dan
seterusnya), Roh Kudus akan dicurahkan
double portion!” Double portion bukan
berarti dua kali lipat saja, melainkan
berkali-kali lipat!
Dia pun bisa memakai kita dan 5 generasi
untuk melayani generasi yang ada pada
saat ini.
Menurut riset Barna Research dan Life
Research, dari Generasi Y di Amerika
yang rutin pergi beribadah ke gereja
hanya sekitar 30 - 40%. Sedangkan, di
Korea Selatan kurang lebih hanya 3%.
Generasi anak sekarang adalah generasi
yang sangat-sangat akrab bukan saja
terhadap penggunaan komputer, tapi
juga dengan dunia maya atau internet
yang kita masuki dan jelajahi.
Kita harus memahami 3 ciri
tantangan generasi masa kini agar
kita bisa mulai mempersiapkan diri:
1. Penampilan lahiriah
Generasi
kini
menekankan
penampilan lahiriah, jauh melebihi
generasi-generasi
sebelumnya,
sebab mereka memiliki ketakutanketakutan. Terutama pada para
remaja, yakni takut gemuk, takut
bodoh, dan takut miskin (maupun
takut sukses). Menjadi gemuk seolah
berarti tidak menarik dan tidak sehat.
Nilai-nilai sekarang membentuk
pola pikir mereka untuk menjadi
orang yang ramping. Tidak ramping
berarti tidak menarik. Mereka juga
takut bodoh sebab keadaan sekitar
mengondisikan dan mendambakan
prestasi akademik. Sejak kecil,
mereka pun diarahkan masuk ke
sekolah favorit agar kelak menjadi
manusia favorit pula. Dengan kata
lain, jika tidak masuk sekolah favorit,
berarti tidak menjadi anak favorit.
Untuk
merespons
penekanan
yang sangat kuat pada penampilan
lahiriah, kita perlu mengembalikan
definisinya pada makna Alkitab.
Firman Tuhan telah memberi garis
jelas tentang nilai. Tatkala Samuel
memandang kakaknya Daud, Eliab,
Samuel mengira Eliab-lah yang
akan diurapi Tuhan menjadi raja
Israel menggantikan Saul. Namun,
perhatikan
pernyataan
Tuhan,
“Janganlah pandang parasnya atau
perawakannya yang tinggi, sebab Aku
telah menolaknya. Bukan yang dilihat
manusia yang dilihat Allah; manusia
melihat apa yang di depan mata,
tetapi Tuhan melihat hati (1 Sam.
16:7).”
Menjaga penampilan itu memang
baik,
namun
mengagungkan
penampilan itu bahaya. Sejak kecil,
anak semestinya menyadari harga
dirinya bukan berasal dari kecantikan
atau ketampanan, kepandaian, atau
Nah, sebagaimana Tuhan mampu
memakai seorang William Seymour
untuk menuai jiwa-jiwa bagi generasinya,
33
FAITH
kekayaan. Melainkan, menyadari
bahwa misi hidup bukanlah untuk
mengesankan
manusia,
tapi
menyenangkan hati Tuhan.
2. Tidak benar-benar mengenal
Tuhan
Generasi
masa
kini
lebih
menitikberatkan aspek knowing
(mengetahui) daripada doing dan
being (melakukan, mempraktikkan).
Pengetahuan rohani menggantikan
kehidupan rohani. “Tetapi hendaklah
kamu menjadi pelaku firman dan
bukan hanya pendengar saja; sebab
jika tidak demikian kamu menipu
diri sendiri. Sebab jika seorang hanya
mendengar firman saja dan tidak
melakukannya, ia adalah seumpama
seorang yang sedang mengamat-amati
mukanya yang sebenarnya di depan
cermin. Baru saja ia memandang
dirinya, ia sudah pergi atau ia segera
lupa bagaimana rupanya (Yak. 1:2224).”
Padahal, mengenal Tuhan secara
mendalam menuntut proses, baik
mental ataupun waktu—tidak ada
jalan pintas atau pengkarbitan.
Mengetahui tanpa perbuatan tidak
akan menciptakan manusia kristiani
atau murid Yesus, melainkan
hanya akan mencetak pengamat
kekeristenan atau fans Kristus.
3. Kekurangan teladan
Karena tidak memiliki panutan,
masyarakat akan hidup dengan
ketidakpastian. Figur hamba Tuhan
yang berbudi luhur, tanpa cacat
moral, dan penuh pengabdian
menjadi langka. Dan gereja yang
seharusnya merupakan kumpulan
orang berdosa yang berusaha
hidup suci, telah berubah menjadi
kumpulan orang yang disucikan,
namun masih hidup penuh dalam
dosa.
Generasi masa kini pesimis dan skeptis
terhadap kebenaran. Jadilah saksi
hidup dan contoh yang nyata dan dapat
diandalkan.
Pada waktu Allah menetapkan Yeremia
menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, ia
menolak. Ia menjawab, “Ah, Tuhan
Allah! Sesungguhnya aku tidak pandai
berbicara, sebab aku ini masih muda
(Yer. 1:6).” Namun, Tuhan menegur dia:
“Janganlah katakan: Aku ini masih muda,
tetapi kepada siapa pun engkau Kuutus,
haruslah engkau pergi, dan apa pun
yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah
kusampaikan (Yer. 1:7).”
Dengarkanlah teguran Tuhan supaya kita
menjadi berkat dan melayani generasi di
Tahun Pentakosta Ketiga ini. (IM)
“How far you go in life depends on
your being tender with the young,
compassionate with the aged,
sympathetic with the striving, and
tolerant of the weak and strong.
Because someday in your life you
will have been all of these.”
—George Washington Carver
34
35
CHARACTER BUILDING
dia lamar menyambut hangat dan
memanggilnya untuk wawancara kerja.
Namun beberapa hari kemudian, semua
menolaknya untuk berkerja.
Kegagalan terjadi berulang-ulang. Hingga
akhirnya membuat dia gusar. Dia mulai
menganggap
perusahan-perusahan
tersebut rasial, enggan menerima warga
negara asing.
S
eorang wanita asal Asia pergi
ke negara Perancis untuk
kuliah. Dia harus belajar dan
bekerja serabutan di sana
karena dana berkuliah yang ia
dapatkan hanya dari beasiswa.
Setelah beberapa waktu tinggal di sana,
dia memperhatikan dan mengetahui
celah sistem pembayaran untuk
transportasi di dekat tempat kuliah dan
bekerjanya. Pembayaran transportasi di
sana menggunakan sistem otomatis atau
membeli tiket sesuai tujuan melalui
mesin.
Kejujuran Menentukan
Masa Depan Anda,
Percayakah?
36
Setiap perhentian kendaraan umum,
menggunakan metode self-service dan
sangat jarang diperiksa oleh petugas.
Bahkan pemeriksaan secara insidental
(dilakukan pada waktu tertentu saja,
tidak rutin) oleh petugas pun hampir
tidak ada.
Setelah dia menemukan kelemahan
sistem tersebut, karena merasa bisa
mengakalinya, maka dengan kepintaran
dan
kelicikannya
dia
mencoba
menghitung-hitung
kemungkinan
tertangkap
petugas
kalau
tidak
membeli tiket. Dan hasil kemungkinan
ketahuannya sangat kecil—setidaknya,
begitulah yang dia sangka.
Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum
tanpa membayar. Wanita itu bahkan
merasa bangga atas “kepintarannya”.
Dia juga menenangkan diri sendiri
karena menganggap dirinya adalah
mahasiswi dari negara miskin, sehingga
kalau bisa irit, ya sebisa mungkin harus
irit. Namun, dia tidak sadar bahwa
dia sedang melakukan kesalahan fatal
yang lambat laun akan mempengaruhi
kariernya kelak. Tak menyadari bahwa
hidup ini dibentuk oleh pilihan-pilihan,
keputusan-keputusan kecil yang pada
akhirnya akan bertumpuk.
Empat tahun berlalu…
Akhirnya, dia lulus secara cum laude
atau sangat memuaskan dari fakultas
di universitas yang ternama. Ini
membuatnya penuh percaya diri bahwa
kalau mulai mengajukan lamaran kerja
di perusahan terkenal di Perancis, akan
mudah dan bisa segera diterima bekerja.
Awalnya,
semua
perusahan
Lalu, suatu hari, wanita itu memaksa
masuk ke bagian SDM salah satu
perusahaan, bermaksud untuk menemui
manajernya. Dia sangat ingin tahu
mengapa perusahaan itu menolaknya.
Ternyata, penjelasan manajer SDM itu di
luar dugaannya.
Manajer: “Nona, saat Anda memohon
bekerja di perusahaan kami, kami
amat terkesan dengan background
(latar belakang atau riwayat) Anda.
Pendidikan, prestasi, dan berdasarkan
kemampuan Anda, sebenarnya Andalah
yang kami cari-cari selama ini.”
Wanita: “Kalau begitu… kenapa
perusahan ini tidak mau menerima
saya?”
“Setelah kami memeriksa latar belakang
Anda lagi, yang mungkin tidak Anda
ketahui, ternyata Anda pernah tiga kali
kena sanksi tidak membayar tiket naik
kendaraan umum.”
“
Kepandaian atau IQ
sebesar apa pun tidak
akan bisa menolong jika
kita memiliki sikap dan
etika yang buruk, atau
ketidakjujuran.
“
yang
37
CHARACTER BUILDING
“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut,
memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang
tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat
berharga di mata Allah.”
(1 Petrus 3:3-4)
“Oh ya…? Sebenarnya saya tahu tiga kali
tidak membayar tiket itu… tapi masa sih
cuma karena hal sekecil itu saya ditolak?”
“Kami tidak menganggapnya sebagai
perkara kecil, Nona. Kami memperoleh
informasi bahwa pertama kali Anda
melanggar hukum itu terjadi di minggu
pertama Anda masuk di negara ini.
Petugas percaya dengan penjelasan Anda
bahwa Anda masih belum mengerti
sistem transportasi di negara kami. Lalu,
Anda diampuni. Tapi, Anda tertangkap
lagi dua kali setelah itu…”
“Oh... mungkin waktu itu karena saya
tidak ada uang kecil…”
“Tidak, tidak. Kami tidak bisa menerima
penjelasan dari Anda. Kami yakin, Anda
telah melakukan banyak pelanggaran.”
“Lain kali saya masih bisa berubah,
kan…???”
38
“Kami tidak tahu, Nona. Tapi… kami
tahu, perbuatan Anda membuktikan dua
hal. Pertama, Anda tidak mengikuti
peraturan yang ada. Anda pintar
mencari kelemahan dalam peraturan dan
memanfaatkannya untuk kepentingan
diri sendiri. Kedua, Anda tidak dapat
dipercaya. Banyak pekerjaan di
perusahan kami bergantung pada
trust (kepercayaan). Jika Anda diberi
tanggung jawab penjualan, Anda akan
dipercayakan kuasa yang besar. Demi
menghemat biaya, kami pasti tidak
sanggup memakai sistem kontrol untuk
mengawasi pekerjaan. Perusahan kami
hampir mirip-mirip transportasi di negeri
ini. Karena itu, kami tidak bisa memakai
jasa Anda. Saya pun berani menyatakan
bahwa mungkin tak hanya di negara
kami, melainkan di seluruh Eropa, tidak
akan ada perusahan yang mau menerima
Anda karena perkara ini...”
Wanita itu seperti terbangun dari
mimpinya. Dan sangat-sangat menyesal.
Perkataan terakhir dari manajer itu
membuat hatinya gemetar.
Pesan moral dari contoh pengalaman
wanita itu ialah betapa pentingnya
kejujuran kita. Bahkan, saat sekiranya
tampak tidak ada pertolongan atau
jalan keluar lain, tetapi apabila kita
jujur, Tuhanlah yang akan menyediakan
pertolongan bagi kita. “Ia menyediakan
pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi
perisai bagi orang yang tidak bercela
lakunya (Ams. 2:7).”
Kepandaian atau IQ sebesar apa pun
tidak akan bisa menolong jika kita
memiliki sikap dan etika yang buruk,
atau ketidakjujuran.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita
jujur dengan Tuhan, misalnya tentang
persembahan dan perpuluhan? Yakinlah,
saat kita jujur, kita akan punya masa
depan. “Perhatikanlah orang yang tulus
dan lihatlah kepada orang yang jujur,
sebab pada orang yang suka damai
akan ada masa depan (Mzm. 37:37).”
Jadi, percayakah Anda kejujuran akan
menentukan masa depan? Percayalah!
(IM)
39
CHRISTMAS
Natal,
kelahiran Sang Juruselamat
K
ata ‘natal’ berasal dari
bahasa Latin Dies Natalis
(Hari
Lahir).
Dalam
bahasa Inggris, perayaan
Natal disebut Christmas,
dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse
(1038) atau Cristes-messe (1131), yang
berarti misa Kristus. Christmas biasa pula
ditulis Χ’mas, suatu penyingkatan yang
cocok dengan tradisi Kristen, karena
huruf X dalam bahasa Yunani merupakan
singkatan dari Kristus atau dalam bahasa
Yunani berarti Chi-Rho.
40
Kelahiran Yesus Kristus,
Juruselamat Manusia
Cerita kelahiran Yesus dalam Perjanjian
Baru ditulis dalam kitab Matius (Mat.
1:18-2:23) dan Lukas (Luk. 2:1-21).
Menurut Lukas, Maria mengetahui
dari seorang malaikat bahwa dia telah
mengandung dari Roh Kudus tanpa
persetubuhan. Setelah itu, dia dan
suaminya, Yusuf, meninggalkan rumah
mereka di Nazaret untuk berjalan ke
kota Betlehem guna mendaftar dalam
sensus yang diperintahkan oleh Agustus,
Kaisar Romawi saat itu.
Karena mereka tidak mendapat tempat
untuk menginap di kota itu, bayi Yesus
dibaringkan di sebuah palungan (sebuah
tempat untuk makan dan minum
domba).
Kelahiran Kristus di Betlehem Efrata,
Yudea, di kampung halaman Daud,
nenek moyang Yusuf, mengenapi nubuat
Nabi Mikha (Mikha 5:1-2).
Matius mencatat silsilah dan kelahiran
Yesus dari seorang perawan, dan
kemudian beralih ke kedatangan orangorang majus dari Timur—yang diduga
adalah Arabia atau Persia—untuk
melihat Yesus yang baru dilahirkan.
Orang-orang bijak tersebut mula-mula
tiba di Yerusalem dan melaporkan
kepada raja Yudea, Herodes Agung,
bahwa mereka telah melihat sebuah
bintang—yang sekarang disebut Bintang
Betlehem—menyambut
kelahiran
seorang raja. Penyelidikan lebih lanjut
memandu mereka ke Betlehem Yudea
dan rumah Maria dan Yusuf. Mereka
mempersembahkan emas, kemenyan,
dan mur kepada bayi Yesus.
Ketika bermalam, orang-orang majus
itu mendapatkan mimpi yang berisi
peringatan bahwa Raja Herodes
merencanakan pembunuhan terhadap
anak tersebut. Karena itu, mereka
memutuskan untuk langsung pulang
tanpa memberitahu Herodes. Matius
kemudian melaporkan bahwa keluarga
Yesus mengungsi ke Mesir untuk
menghindari tindakan Raja Herodes
yang memutuskan untuk membunuh
semua anak berumur di bawah 2 tahun
di Betlehem untuk menghilangkan
saingan terhadap kekuasaannya.
Setelah kematian Herodes, barulah
Yesus dan orangtua-Nya kembali dari
Mesir. Tetapi, untuk menghindar dari
raja Yudea baru (anak Herodes Agung,
yakni Herodes Arkhelaus), mereka pergi
ke Galilea dan tinggal di Nazaret.
41
CHRISTMAS
Mengapa dirayakan
tanggal 25 Desember?
Perayaan Natal baru dimulai pada sekitar
tahun 200 M di Aleksandria (Mesir). Para
teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei,
tetapi ada pula pada 19 atau 20 April. Di
tempat-tempat lain, perayaan dilakukan
pada 5 atau 6 Januari; ada pula pada
bulan Desember.
Sisi lain dari cerita kelahiran Yesus yang
disampaikan oleh kitab Lukas adalah
penyampaian berita itu oleh para
malaikat kepada para gembala. Dalam
Matius dicatat bahwa ada orang-orang
majus dari Timur datang ke Yudea
karena melihat sebuah bintang besar
yang bersinar di atas wilayah Yerusalem.
Mereka mengikuti bintang itu hingga ke
kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus.
Beberapa astronom dan sejarawan
telah berusaha menjelaskan gabungan
sejumlah peristiwa angkasa yang
dapat ditelusuri yang mungkin dapat
menerangkan penampakan bintang
raksasa yang tidak pernah dilihat
sebelumnya itu. Pendapat paling kuat
adalah dari Johannes Kepler yang
menerangkan bahwa Bintang Natal atau
Bintang Betlehem itu secara astronomis
adalah konjungsi planet Jupiter dan
Saturnus pada konstalasi Pisces. Dan
konjungsi ini memang benar terjadi pada
Desember tahun 7 SM.
Asal-mula Peringatan Natal
Sekalipun Perjanjian Baru tidak pernah
menyebutkan adanya perayaan hari
kelahiran Yesus dilakukan oleh gereja
awal, namun perayaan Natal dilakukan
sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran Juruselamat manusia.
42
Di dunia belahan Timur, orangorang sejak dahulu telah memikirkan
mukjizat pemunculan Allah dalam rupa
manusia. Menurut tulisan-tulisan lama,
suatu golongan Kristen di Mesir telah
merayakan “pesta Epifania” (pesta
Pemunculan Tuhan) pada tanggal 4
Januari. Gereja sebagai keseluruhan
bukan saja menganggap kehadiran Yesus
sebagai Epifania, tetapi terutama sebagai
kelahiran-Nya di dunia. Sesuai dengan
anggapan ini, gereja Timur merayakan
pesta Epifania pada 6 Januari sebagai
pesta kelahiran Yesus.
Perayaan kedua pesta ini berlangsung
pada 5 Januari malam (menjelang tanggal
6 Januari) dengan suatu tata ibadah
yang indah, yang terdiri dari Pembacaan
Alkitab dan puji-pujian. Ephraim dari
Syria menganggap Epifania sebagai pesta
yang paling indah. Ia berkata: “Malam
perayaan Epifania ialah malam yang
membawa damai sejahtera dalam dunia.
Siapakah yang mau tidur pada malam,
ketika seluruh dunia sedang berjagajaga?” Pada malam perayaan Epifania,
semua gedung gereja dihiasi karangan
bunga. Pesta ini khususnya dirayakan
dengan gembira di gua Betlehem,
tempat Yesus dilahirkan.
Perayaan pada 25 Desember dimulai
pada tahun 221 oleh Sextus Julius
Africanus, dan baru diterima secara luas
pada abad ke-5. Ada berbagai perayaan
keagamaan dalam masyarakat nonKristen dilakukan pada bulan Desember.
Dan dewasa ini, umum diterima
bahwa perayaan Natal pada tanggal
25 Desember adalah penerimaan ke
dalam gereja tradisi perayaan nonKristen terhadap (dewa) matahari: Solar
Invictus (Surya tak Terkalahkan), dengan
menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah
Sang Surya Agung itu sesuai berita
Alkitab.
Meskipun kapan tepatnya hari Natal
jatuh masih menjadi perdebatan,
agama Kristen pada umumnya sepakat
untuk menetapkan setiap tanggal 25
Desember dalam kalender Gregorian.
Ini didasari atas kesadaran bahwa
bukan
mementingkan
ketepatan
tanggalnya, namun esensi atau inti dari
setiap peringatan tersebut untuk dapat
diwujudkan dari hari ke hari. Dan
apakah Kristus Yesus sendiri telah lahir
di hati Anda, secara pribadi mengakui
dan menerima Dia sebagai Juruselamat
dan Tuhan?
Pohon Natal
Pohon Natal di gereja atau di rumahrumah mungkin berhubungan dengan
tradisi Mesir ataupun Ibrani kuno.
Ada pula yang menghubungkannya
dengan pohon khusus di taman Eden
CHRISTMAS
(lih. Kej. 2:9). Tetapi, dalam kehidupan
pra-Kristen Eropa memang ada tradisi
menghias pohon dan menempatkannya
dalam rumah pada perayaan tertentu.
Tradisi “Pohon Terang” modern
berkembang dari Jerman pada abad ke18.
Kartu Natal
Terdapat pula tradisi mengirim kartu
Natal, yang dimulai pada tahun 1843
oleh John Callcott Horsley dari
Inggris. Biasanya dengan gambar yang
berhubungan dengan kisah kelahiran
Yesus Kristus disertai tulisan: Selamat
Hari Natal dan Tahun Baru. Dewasa
ini, orang memakai teknologi informasi
(e-mail) berkirim kartu Natal elektronik.
Sinterklas
Dalam perayaan Natal di Indonesia juga
dikenal tradisi Sinterklaas, yang berasal
dari Belanda. Tradisi yang dirayakan
pada 6 Desember ini sekarang dikenal
dengan Santa Claus (Sint Nicolaas atau
Santo Nikolas), seorang tokoh legenda
yang mengunjungi rumah anak-anak
pada malam dengan kereta salju terbang
ditarik beberapa ekor rusa kutub
membagi-bagi hadiah.
Santo Nikolas sebenarnya berasal dari
kota Myra dan diyakini hidup pada
abad ke-4 M. Dia terkenal karena
kebaikannya memberi hadiah kepada
orang miskin. Di Eropa (lebih tepatnya di
Belanda, Belgia, Austria, dan Jerman), ia
digambarkan sebagai uskup berjanggut
dengan jubah keuskupan resmi, tetapi
kemudian gambaran ini menjalar
ke seluruh dunia dengan
penambahan
sejumlah
atribut, seperti topi dan
sebagainya.
Dalam
dunia
modern,
perayaan Natal secara sekuler
lebih menekankan aspek saling
memberi hadiah Natal sehingga
ada yang beranggapan, Santa
Nikolas lebih penting daripada
Yesus Kristus.
Tradisi Sinterklaas Belanda menjadi
bagian dari acara keluarga (untuk
mendisiplin anak-anak) dengan
mengunjungi rumah-rumah disertai
pembantu berkulit hitam (Zwarte
Piet) yang memikul karung berisi
hadiah untuk anak yang baik, tetapi
karung itu juga tempat anak-anak
nakal dimasukkan untuk dibawa pergi.
Di Amerika Serikat, tokoh ini disebut
Santa Claus dan digambarkan
pertama kali oleh suatu iklan
44
minuman sejak 1931 sebagai seorang tua
gendut, bercambang putih, berpakain
merah dengan sepatu bot, ikat pinggang
hitam, dan topi runcing lembut. Yang
sering kita lihat juga Natal dimeriahkan
dengan banyak cahaya lampu berkelapkelip. Selain untuk menambah semarak
perayaan, ini juga memiliki pemahaman
cahaya yang ada. Maksudnya, Kristus
akan mengusir kuasa kegelapan.
Makna Lilin dalam Natal
Dalam masa Natal, lilin menggambarkan
atau memberikan gambaran Kristus.
Kristus dilambangkan sebagai Terang
bagi dunia yang gelap.
Di dalam Alkitab pun tertulis tentang
terang, yaitu di Perjanjian Lama,
tepatnya Yesaya 9:1-6, terang yang
besar. Sedangkan, di dalam Perjanjian
Baru pada Yohanes 1:1-18, yaitu terang
manusia.
Bukan hanya di dalam peribadahan,
di rumah-rumah dan toko-toko pun
kerap dihiasi dengan lampu-lampu
kelap-kelip. Hal ini muncul sejak zaman
Patristik (zaman yang berlangsung
setelah Perjanjian Baru sampai abad ke8. Ada juga pendapat yang mengatakan,
zaman ini masih berlangsung sampai era
Thomas Aquinas. Istilah Patristik pertama
kali digunakan oleh bapa-bapa gereja
setelah zaman para rasul hingga abad ke8) sebagai gambaran akan terang yang
mengalahkan kegelapan. Penggunaan
lilin dan lampu-lampu kelap-kelip
merupakan pengaruh dari pesta cahaya
Yahudi atau Hanukah. Hari raya
Hanukkah dirayakan sekitar
masa Adven dan Natal,
dan
terkadang
sering disebut
dengan istilah
Natal
Yahudi.
(IM)
45
FAMILY
Bagi kita yang menikah, mungkin
perlu mengintrospeksi apa saja yang
masih kurang dan belum kita lakukan
di dalam pernikahan. Sehingga kita
bisa memperbaiki keluarga kita. Dan
mungkin bagi Anda yang akan memasuki
jenjang pernikahan, tanyakanlah apakah
ada hal-hal berikut ini atau tidak.
Ada “4 Vitamin C Rohani” yang
mesti kita miliki supaya pernikahan
dan keluarga kita menjadi kokoh dan
terhindar dari perceraian. Apa saja
keempat vitamin itu?
D
i Amerika Serikat, dalam
2 pernikahan selalu
diakhiri dengan sebuah
perceraian.
Artinya,
50% pernikahan di sana
pasti berakhir. Lihat saja bintang film
Amerika atau artis-artis Hollywood,
seperti yang baru-baru ini dialami
pasangan suami istri Brad Pitt dengan
Angelina Jolie, hampir semuanya
bercerai.
CARA MENGHINDARI
PERCERAIAN
46
Sedangkan, di Australia, di dalam 3
pernikahan selalu diakhiri dengan 1
perceraian. Artinya, sepertiga keluarga
di sana gagal berumah tangga.
Kemudian, di Singapura, di dalam 4
pernikahan diakhiri dengan sebuah
perceraian. Artinya, 25% pernikahan
berujung pada rumah tangga kandas.
Dan ternyata, hal yang cukup
mencengangkan adalah hal tersebut
bukan hanya terjadi pada orang-orang
dunia atau non-Kristen, melainkan
juga bahkan pada kalangan pasanganpasangan Kristen. Padahal, ketika
pasangan Kristen menikah tentu
diberkati dan didoakan supaya apa yang
sudah dipersatukan oleh Allah tidak bisa
dicerai-beraikan oleh manusia. Hanya
mautlah yang bisa memisahkan.
Kenyataannya, di tengah perjalanan
pernikahan, badai di dalam rumah tangga
datang, lalu menghancurkan pernikahan
itu. Di akhir zaman ini, Iblis berusaha
supaya kita, orang-orang Kristen tidak
mencapai destiny atau tujuan hidup
kita. Di dalam perjalanan hidup, Iblis
berusaha untuk menghancurkan kita.
Iblis juga berusaha menghancurkan
gereja. Mengapa? Sebab gereja terdiri
dari keluarga-keluarga. Kalau keluarga
hancur, maka gereja juga akan hancur.
Kita sering melihat keluarga yang awalnya
diberkati, happy dan successful, tapi pada
waktu badai datang—badai ekonomi,
badai pernikahan—keluarga itu hancur
sehingga gereja pun ikut runtuh.
Bagaimana supaya kita menjadi keluarga
yang solid dan kuat? Seperti halnya
tubuh yang memerlukan banyak sekali
vitamin supaya sehat dan kuat, demikian
jugalah pernikahan atau keluarga kita.
Vitamin C pertama: Commitment
(komitmen atau berjanji di hadapan
Tuhan)
“Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi
antara engkau dan isteri masa mudamu
yang kepadanya engkau telah tidak setia,
padahal dialah teman sekutumu dan isteri
seperjanjianmu (Maleakhi 2:14).” Seperti
janji nikah.
Berapa tahun usia pernikahan kita?
Apakah rasa cinta itu masih ada seperti
ketika masa pacaran dan pertama kali
bertemu atau berpegangan tangan?
Apakah kita masih jatuh cinta dengan
orang yang sama?
Janji nikah yang kita ucapkan adalah
komitmen di hadapan Tuhan. Kita
berkomitmen
menerima
suami
atau istri yang sah, satu-satunya,
dan untuk selamanya atau seumur
“
Keluarga yang kokoh adalah
keluarga yang memiliki
kebersamaan, sesibuk apa
pun pelayanan dan pekerjaan
mereka. Berikanlah waktu yang
lebih banyak untuk pasangan
dan anak-anak kita.
“
47
FAMILY
hidup sampai maut memisahkan.
Kita berjanji mengasihi pasangan kita
dengan sungguh-sungguh, hidup kudus,
bijaksana, setia, dan saling menghormati
sepanjang hidup.
Banyak suami yang mungkin pada awal
pernikahan masih hidup miskin dan
seadanya, tapi akhirnya bisa menjadi
kaya, lalu mulai tidak mencintai istrinya
lagi. Kemudian, Tuhan mulai menghajar
lewat berbagai persoalan hingga, puji
Tuhan, akhirnya bisa dipulihkan kembali.
Mengapa Tuhan menghajarnya? Karena
sebelumnya ia telah berjanji di hadapan
Tuhan, bukan manusia.
Komitmen adalah dasar nomor satu
supaya kita tetap solid dan kuat dalam
pernikahan dan keluarga. Apa pun yang
terjadi, kita tetap mau mengasihi.
Falling in love is easy, but staying in love
is the real challenge (Jatuh cinta itu
gampang, tapi tetap saling cinta dan
mempertahankan kasih adalah tantangan
yang sesungguhnya)!
Vitamin C kedua: Consecration
(mengabdi kepada Tuhan)
“Maka berkatalah isterinya kepadanya:
‘Masih bertekunkah engkau dalam
kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan
matilah!’ Tetapi jawab Ayub kepadanya:
‘Engkau berbicara seperti perempuan gila!
Apakah kita mau menerima yang baik dari
Allah, tetapi tidak mau menerima yang
buruk?’ Dalam kesemuanya itu Ayub tidak
berbuat dosa dengan bibirnya (Ayub 2:9,
10).”
“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk
beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada
hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
allah yang kepadanya nenek moyangmu
beribadah di seberang sungai Efrat, atau
allah orang Amori yang negerinya kamu
diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku,
kami akan beribadah kepada TUHAN
(Yos. 24:15 c).”
Dalam sebuah pernikahan atau keluarga,
seorang suami harus berfungsi sesuai
perintah firman Tuhan, yaitu menjadi
imam. Para istri atau ibu tidak boleh
Hasil sebuah survei di Amerika mencatat
sebuah dampak bagi anak-anak dari
pasangan suami istri atau orangtua
sebagai berikut:
•
•
•
•
Bila ayah dan ibu tidak setia ke
gereja, anaknya menjadi rohani
atau takut akan Tuhan hanya
6%
Bila ibu yang setia ke gereja,
anaknya menjadi rohani hanya
15%
Bila ayah yang setia ke gereja,
anaknya menjadi rohani hanya
55%
Bila ayah dan ibu setia ke gereja,
anaknya menjadi rohani atau
takut akan Tuhan mencapai
87%
Hasil survei tersebut menandakan, peran
seorang pria atau suami dalam keluarga
yang setia ke gereja sangat berdampak
bagi keturunan dibandingkan peran
seorang istri atau wanita dalam keluarga
itu yang setia ke gereja.
Ada sebuah kesaksian seorang suami yang
dulunya tidak punya apa-apa, lalu menjadi
pengusaha sukses yang mempunyai tiga
pabrik, tapi lalu tidak memperhatikan
keadaan rohani keluarganya dan tidak
membawa istri atau anaknya untuk
takut akan Tuhan. Anaknya kemudian
diketahui terkena penyakit hepatitis C
karena menggunakan narkoba ataupun
seks bebas. Suami atau ayah dari anak
itu menuai apa yang ia tabur.
48
Jawabannya,
kami cuma mau
papa dan mama
ada
waktu
bersama kami.
mengambil posisi tersebut agar suami
atau pria tetap memiliki otoritas ilahi
di tengah keluarga. Menjadi imam juga
berarti membawa teladan dan karakter
Yesus ke dalam rumah tangganya,
mengajak keluarga, istri, anak-anaknya
untuk takut akan Tuhan dan mengabdi
kepada-Nya.
Statistik pengguna narkoba, statistik
penyakit hepatitis C, homoseksual,
penyakit HIV sangat-sangat mengerikan
dan meningkat di Indonesia. Mengapa?
Karena otoritas ilahi dari figur seorang
ayah atau suami untuk membawa
keluarga mengabdi kepada Tuhan tidak
dilakukan.
Milikilah keturunan yang takut akan
Tuhan. Apa gunanya kita mencari banyak
harta saat masih muda kalau pada waktu
usia tua, kita menuai atau mempunyai
anak-anak yang terkena HIV, pengguna
narkoba, dan lain-lain?
Vitamin C ketiga: Communion
(persekutuan atau kebersamaan)
Sebuah keluarga harus membangun
dan mempunyai suatu persekutuan
melalui mezbah keluarga serta saat
teduh bersama. Perlu juga waktu untuk
bersama-sama lewat liburan atau jalanjalan. Sering kali kita disibukkan dengan
bermacam pekerjaan, padahal keluarga
dan anak-anak membutuhkan kita.
“Kamu
harus
mengajarkannya
kepada
anakanakmu dengan
membicarakannya,
apabila
engkau
duduk di rumahmu
dan apabila engkau
sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring dan apabila engkau bangun (Ul.
11: 19).” Sebuah karakter dalam film
The Godfather, Don Corleone seorang
tokoh yang kejam saja bisa mengatakan,
“A man who doesn’t spend time with his
family can never be a real man (Seorang
pria yang tidak punya waktu untuk
keluarganya tidak layak untuk disebut
sebagai seorang pria sejati).”
Uang memang perlu, tapi waktu juga
lebih perlu untuk memenuhi kebutuhan
keluarga kita. Keluarga yang kokoh adalah
keluarga yang memiliki kebersamaan.
Sesibuk apa pun pelayanan dan
pekerjaan mereka. Berikanlah waktu
yang lebih banyak untuk pasangan dan
anak-anak kita.
Vitamin C keempat: Chopping Skill
(hikmat atau kemampuan untuk
menyelesaikan masalah)
Sering kali yang mengalami kesulitan
melakukan hal ini ialah para istri.
Mungkin di bagian vitamin ke-1, 2, dan
3, para istri cukup hebat, tapi lemah
pada vitamin ke-4 ini. Para istri atau ibuibu harus meminta hikmat dari Tuhan
tentang bagaimana caranya supaya suami
betah di rumah dan tidak marah-marah.
Kita pun tidak bisa meminta pasangan
kita berubah tanpa kita sendiri terlebih
dulu berubah.
Kita harus meminta dan mempunyai
hikmat dari Tuhan untuk menyelesaikan
masalah yang ada di dalam keluarga.
Hikmat akan menjadikan rumah dan
keluarga sebagai tempat yang paling
menyenangkan dan membahagiakan di
muka bumi ini daripada tempat yang
ainnya.
Semoga semua 4 Vitamin C ini ada di
dalam pernikahan dan keluarga kita.
(Pdm. DR. Janto Simkoputera, MD, PhD)
Di sebuah Sekolah Minggu di Singapura
pernah dilakukan pertanyaan kepada
sebanyak 150 anak di sana, “Apa yang
kamu mau dari Papa atau Mama kamu?
Mau mainan atau apa?” Apa yang menjadi
jawaban sebagian besar dari mereka?
49
BUSINESS
Sukses Cara Dunia Vs
Sukses Dalam Tuhan
A
da seorang pendeta
bernama E. V. Hill yang
menerima
undangan
untuk
berkhotbah
di sebuah gereja di
kota besar di Amerika Serikat. Saat
berkhotbah, ia menjelaskan perbedaan
antara daerah perkotaan yang kaya itu
dengan daerah pinggiran kumuh di dekat
tempatnya melayani.
“Saya tahu apa yang kurang di sini…”
kata Pdt. E. V. Hill, “di sini tidak ada grafiti
(coret-coret di dinding jalanan) sama
sekali. Saya bersedia membuatnya bagi
Anda. Saya akan mengambil satu ember
cat dan berjalan mengelilingi kawasan
ini, lalu saya akan menuliskan satu kata
ini di atas rumah jutaan dolar dan mobil
mahal buatan Eropa milik Anda semua:
sementara.”
“Kenapa saya ingin menulis kata itu?
Karena tidak ada satu pun dari kekayaan
ini bersifat kekal.”
Banyak orang mungkin berpendapat
bahwa kesuksesan diukur dengan
kekayaan. Seperti anak muda dalam
Matius 19:22 dan Markus 10:17-22—
atau bahkan menurut Lukas 18:18 adalah
seorang pemimpin—yang berpikir lebih
baik memiliki banyak harta daripada
mengikut Tuhan.
“Pada waktu Yesus berangkat untuk
meneruskan perjalanan-Nya, datanglah
seorang berlari-lari mendapatkan Dia
dan sambil bertelut di hadapan-Nya
ia bertanya: ‘Guru yang baik, apa yang
harus kuperbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal?’ Jawab Yesus: ‘Mengapa
kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun
yang baik selain dari pada Allah saja.
Engkau tentu mengetahui segala perintah
Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan
saksi dusta, jangan mengurangi hak orang,
50
hormatilah ayahmu dan ibumu!’ Lalu kata
orang itu kepada-Nya: ‘Guru, semuanya
itu telah kuturuti sejak masa mudaku.’
Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh
kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya:
‘Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah,
juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah
itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah
Aku.’ Mendengar perkataan itu ia menjadi
kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab
banyak hartanya (Mrk. 10:17-22).”
Kekayaan bukan hanya tentang uang
atau benda-benda yang kita miliki. Hal
yang lebih berharga daripada harta
adalah waktu. John C. Maxwell berkata,
“Semakin muda usia kita, semakin kita
merasa memiliki banyak kebebasan
untuk melakukan apa pun terhadap
waktu, perkataan, uang, dan lainnya.
Tapi, semakin kita bertumbuh di dalam
kepemimpinan, kita seharusnya sadar
melepaskan
kebebasan-kebebasan
tersebut.”
Harta yang sesungguhnya pun bisa
berarti hubungan yang kita miliki dengan
teman-teman atau kerabat-kerabat kita.
Mungkin doa Yabes dalam 1 Tawarikh
4:10, terutama tentang: kiranya Engkau
memperluas daerahku berbicara juga
tentang memperoleh teman-teman
baru dari Tuhan. Semakin banyak teman,
semakin luas networking atau relasi kita.
Kamuflase Kesuksesan Menurut
Dunia
Dunia sering kali memandang ukuran
kesuksesan ialah popularitas, kekayaan,
dan menjadi apa pun yang kita inginkan.
Padahal Tuhan menilai lain. Bagi Tuhan,
kegigihan kita mengemban kepercayaan
yang Ia berikan merupakan bentuk
kesuksesan. Seperti yang dilakukan
hamba-hamba
yang
baik
dalam
perumpamaan tentang talenta (Mat.
25:14-30). Talenta bisa melambangkan
semua kemampuan, waktu, sumber
daya, dan kesempatan untuk melayani.
Kita harus tahu bahwa posisi dan
pelayanan kita di surga akan ditentukan
oleh kesetiaan kita dalam kehidupan
dan pelayanan kita di bumi. Dalam
perumpamaan di Matius 25:14-30 itu,
sebenarnya semua talenta adalah milik
Tuhan. Hamba-hamba tersebut hanya
dipercaya untuk mengelolanya.
Seandainya anak muda yang kaya
menyadari kekayaannya merupakan
kepercayaan dari-Nya, pasti ia akan
mengelolanya hanya untuk kemuliaan
Tuhan. Sebab Dia yang akan memelihara
hidupnya (Mat. 6:25-34). 1 Korintus 4:7
c versi The Message mengatakan, “Isn’t
everything you have and everything you are
sheer gifts from God? (Bukankah semua
yang kamu punyai dan hidupmu sendiri
pun semata-mata anugerah dari Tuhan?)”
“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya,
51
BUSINESS
susah payah tidak akan menambahinya”
(Ams. 10:22). Bayangkan, apabila Simon
sang nelayan, sebelum menjadi Petrus
penjala manusia, terus-menerus bekerja
keras menjadi nelayan dan menjala ikan
seumur hidupnya, kesuksesan seperti
apa yang ia alami? “Guru, telah sepanjang
malam kami bekerja keras dan kami tidak
menangkap apa-apa (Luk. 5:5 a).” Bisa
saja ia akan mengalami sukses menurut
ukuran dunia, tetapi ia tidak sukses di
dalam Tuhan.
Apakah Kekayaan dan Kesuksesan
Merupakan Tanda Rohani yang
Sehat?
Apakah kekayaan yang meningkat dapat
dianggap sebagai tanda kerohanian yang
sehat? Belum tentu. Memiliki kekayaan
tidaklah salah, tetapi apabila itu
membuat kita jatuh cinta pada kekayaan
atau uang, akan sukar bagi kita untuk
masuk kerajaan surga (Mat. 19:23).
Salah satu ukuran kerohanian yang
sehat dan sukses di dalam Tuhan ialah
kita melakukan sesuatu dengan penuh
sukacita dan yang terbaik untuk Dia di
manapun kita berada. Tolok ukur lainnya
ialah rasa ucapan syukur. Mampukah
kita mengucap syukur dalam segala hal?
Orang yang mampu bersyukur akan
52
berkata, “Terima kasih, Tuhan, karena
kami masih bisa makan seperti ini…”
Jangan iri terhadap kesuksesan atau
keberhasilan orang lain. Kalau kita iri
terhadap orang lain, berarti kita berpikir
bahwa supaya bahagia, kita harus
memiliki lebih dan lebih banyak benda
atau harta lagi. Padahal, menjadi dan
merasa bahagia itu pilihan. Kita memilih
untuk bahagia—terlepas dari apa pun
yang kita alami atau miliki. Kalau kita
tak bahagia dengan apa yang kita miliki
sekarang, bagaimana kita bisa merasa
bahagia dengan memiliki lebih lagi?
“Walaupun seorang berlimpah-limpah
hartanya, hidupnya tidaklah tergantung
dari pada kekayaannya itu (Luk. 12:15).”
Banyak orang yang mempunyai karunia
untuk memiliki. Tapi, tak banyak
orang yang memiliki karunia untuk
menikmati yang mereka miliki! Hal itu
sangat tragis. Lebih baik kita mempunyai
keduanya, yaitu karunia untuk memiliki
serta karunia untuk menikmati.
Di London terdapat dua tempat yang
menarik, yaitu museum Bank of England
dan museum Clockmakers. Tempat yang
pertama merupakan ruang menyimpan
uang-uang. Tempat yang kedua untuk
menyimpan arloji-arloji. Dua tempat
tersebut seolah menggambarkan bahwa
uang dan waktu merupakan sumber
daya yang sangat penting. Tetapi,
kedua hal itu menjadi dilema besar.
Bukankah kita sering memakai waktu
yang berharga untuk bekerja setengah
mati mencari uang, lalu menghabiskan
begitu banyak uang untuk mengisi
waktu liburan? Kita jarang memiliki
kedua hal itu secara seimbang. Tetapi,
lihatlah teladan Tuhan Yesus. Meskipun
kesibukan-Nya amat menyita waktu, Ia
meluangkan waktu di pagi hari, bahkan
larut malam untuk berdoa, mencari dan
melakukan kehendak Bapa. Ia selalu
memiliki ketersediaan waktu tenaga,
dan “uang” (time margin, energy margin,
and money margin).
Kita harus selalu mengingat bahwa
kesuksesan ialah kasih karunia dari
Tuhan. Ukuran kesuksesan yang sejati
di dalam hidup ini kembali pada halhal yang sederhana. Melihat anak-anak
bertumbuh. Memiliki banyak sahabat
baik. Masih punya banyak kesempatan
untuk berbuat baik. Dan lainnya. “Akhir
kata dari segala yang didengar ialah:
takutlah akan Allah dan berpeganglah
pada perintah-perintah-Nya, karena ini
adalah kewajiban setiap orang. Karena
Allah akan membawa setiap perbuatan
ke pengadilan yang berlaku atas segala
sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik,
entah itu jahat (Pengkhobah 12:13-14).”
Raja Salomo memulai kitab Pengkhotbah
dengan sinis bahwa hidup ini sia-sia. Tapi,
ia mengakhirinya dengan nasihat bijak
tentang makna hidup yang sejati. Yaitu,
takut akan Allah, mengasihi Dia,
dan menaati firman-Nya merupakan
tujuan dan kepuasan yang tidak dapat
ditemukan melalui cara lain. Itulah arti
sukses di dalam Tuhan. (IM)
53
FAITH
K
ita pasti kesal jika
mendapat selembar uang
Rp100.000 palsu. Seperti
halnya uang palsu tidak
akan berguna, demikian
juga dengan iman yang palsu. Iman palsu
itu bisa tampak sangat asli atau autentik,
tetapi dalam jangka panjang, akan
tampak hasilnya.
Semasa pelayanan-Nya di bumi, Tuhan
Yesus sering berhadapan dengan
kepalsuan dan kemunafikan manusia.
Seperti halnya ketika Ia membalik mejameja penukar uang (Mat. 21:12), begitu
pulalah Ia akan menghardik orang-orang
munafik.
Tetapi, kita sering tidak bisa membedakan
antara orang-orang munafik (memiliki
iman palsu) dengan orang-orang Kristen
sejati.
Ada 7 hal yang menandakan Kristen
KTP atau palsu:
1. Merasa lebih bersalah tidak ke
gereja di hari Minggu daripada
menyakiti hati orang lain
Kita menganggap kehadiran di gereja
adalah tanda utama orang Kristen
hidup benar. Kita lebih menghargai
kehadiran di gedung gereja daripada
sikap yang baik terhadap orang lain.
Kristen palsu (KTP)
Vs
Kristen asli (Beriman)
54
Kalau kita seperti itu, mungkin kita
belum mengenal karakter Yesus. Ia
menjelaskan tentang hukum yang
terutama, “Jawab Yesus kepadanya:
‘Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal
budimu. Itulah hukum yang terutama
dan yang pertama. Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri (Mat. 22:37-39).’”
Ketahuilah bahwa bisa saja kita
selalu hadir beribadah hari Minggu di
gereja, tetapi masih hidup jauh dari
hadirat Tuhan.
2. Menganggap Alkitab penting,
namun merendahkan Tuhan
Yesus
Mungkin kita sangat paham tahaptahap memperoleh keselamatan
kekal, tetapi tanpa menghargai
Sumber keselamatan itu sendiri.
Mungkin kita hapal dan telah tamat
membaca 66 kitab di Alkitab.
Jika kita tahu banyak tentang ayat,
tapi tidak hidup benar seperti Yesus,
kita tak menyadari perkataan-Nya,
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci,
sebab kamu menyangka bahwa olehNya kamu mempunyai hidup yang
kekal,tetapi walaupun Kitab-kitab
Suci itu memberi kesaksian tentang
Aku, namun kamu tidak mau datang
kepada-Ku untuk memperoleh hidup
itu (Yoh. 5:39-40).”
Orang-orang Farisi hafal lima kitab
pertama
(Pentateukh)
Alkitab.
Mengira dengan begitu, berarti
mereka telah menjadi orangorang benar. Padahal pengetahuan
hanya akan menaikkan ego dan
membelakangi
Juruselamat.
Bukankah seluruh isi Alkitab
menggenapkan
tentang
Tuhan
Yesus? Jadi, saat kita membaca dan
merenungkan isi firman Tuhan,
coba tanya diri kita sendiri terlebih
dulu apakah kita makin mengasihi
Tuhan Yesus dan rindu memiliki
keintiman dengan Dia? Ataukah
sekadar menambah pengetahuan
akan firman?
3. Merasa aman bermain-main
dengan godaan dan dosa
Selidikilah hati kita. Mengapa kita
lebih sering senang mendekat pada
dosa daripada mendekat kepadaNya?
4. Merasa tidak apa-apa membenci
seseorang yang sangat menyakiti
kita
Beberapa orang susah mengampuni.
Yesus memberi teladan kepada kita
ketika Ia berseru, “Ya Bapa, ampunilah
mereka, sebab mereka tidak tahu apa
yang mereka perbuat (Luk. 23:34).”
55
FAITH
“
Misalnya, hanya kalau ada masalah kita
baru berdoa. Semua untuk kepentingan
sendiri. Mungkin itu wajar kalau kita
baru mengenal Tuhan Yesus sebab iman
belum bertumbuh.
Kristen yang bertumbuh
akan bermultiplikasi. Firman
Tuhan berkata bahwa benih
yang kecil akan bertumbuh
menjadi lebih besar, bahkan
“Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada
Yesus: ‘Kami ini telah meninggalkan segala
sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah
yang akan kami peroleh (Mat. 19:27)?’”
Petrus masih sebagai Kristen sayuran
yang hanya memikirkan kepentingannya
sendiri dengan mengatakan, Apakah yang
akan kami peroleh?
burung-burung di udara
datang bersarang pada cabangcabangnya.
“
Kita bisa mengampuni, walau
tak mudah. Tetapi, kita tidak bisa
mengaku sebagai pengikut Kristus
apabila tanpa belajar mengampuni.
5. Merasa menjadi orang Kristen
sejati, namun tak pernah bergaul
dengan orang-orang berdosa
Banyak orang menganggap, bergaul
dengan orang-orang berdosa akan
membuat berdosa juga. Padahal,
Yesus bergaul dengan pemungut
cukai dan orang berdosa (Mat.
9:10-11, Luk. 5:30, Mrk. 2:15). Ia
menjamah dan menyembuhkan
orang-orang sakit. Dalam budaya
Yahudi,
menyentuh
orang
berpenyakit membuat seseorang
tidak kudus atau najis. Tapi, Yesus
seolah tidak peduli terhadap hal atau
stigma itu. Ia ingin menyembuhkan,
memulihkan keadaan fisik maupun
rohani mereka.
6. Mempercayai bahwa Tuhan
hanya berada di dalam suatu
gedung atau bangunan tertentu,
bukannya di antara orang-orang
percaya
Sebelum pengorbanan Yesus di kayu
salib, Bait Suci merupakan tempat
orang Israel bertemu dengan Allah
mereka. Tempat itu merupakan
segala-galanya bagi mereka. Dan
56
Kristen Yang Asli - Beriman Dan
Bertumbuh
Kristen
yang
bertumbuh
akan
bermultiplikasi. Firman Tuhan berkata
bahwa benih yang kecil akan bertumbuh
menjadi lebih besar, bahkan burungburung di udara datang bersarang pada
cabang-cabangnya.
hanya sedikit orang yang dapat
memasukinya. Setelah kematian
Yesus dan kebangkitan-Nya, hadirat
Allah meninggalkan Bait Suci itu
untuk masuk ke dalam umat-Nya.
Hal ini ditandai dengan terbelahnya
tirai Bait Allah.
Izinkan Tuhan bekerja dan bergerak
melalui diri kita, ke manapun kita
pergi dan berada.
7. Menganggap apa yang kita
ketahui lebih penting daripada
apa pun yang kita lakukan
Malam sebelum Ia disalib, Ia
mengumpulkan kedua belas muridNya untuk perjamuan terakhir
(Yoh. 13:5). Sesaat setelah itu, Ia
mengambil wadah air dan menyeka
satu per satu kaki murid-Nya dengan
kain. Mungkin kita belum mengerti
tradisi Yahudi bahwa membasuh kaki
orang lain merupakan tugas seorang
budak. Dengan kata lain, Yesus
menempatkan diri-Nya lebih rendah
daripada para murid-Nya.
Tuhan Yesus tidak banyak memberi
“teori
papan
tulis”
tentang
pengajaran-pengajaran-Nya. Yesus
tidak pandai berteori, Ia lebih senang
mempraktikkan apa yang diajarkanNya. Sering kali Ia merendahkan diriNya sendiri. Ia seolah menyimpulkan
seluruh pengajaran-Nya melalui
peristiwa membasuh kaki itu—
menjadi pelayan.
Frank Powell berkata, “There’s a
trendy message, even in Christian
circles, that challenges people to ‘Rise
up!’ If you’re a follower of Jesus, that’s
a faulty message. Christianity isn’t
about rising up. It’s about falling down.
In God’s kingdom, the more power you
have, the more feet you wash. Be very
careful about people who love to talk
but hate to serve. The most spiritually
mature Christians aren’t always the
most eloquent or wise. Those most like
Jesus are the ones who grab a towel
and place the needs of others above
their own.”
“Kristen Sayuran”
Kekristenan yang seperti sayur berarti
menjadikan Tuhan sebagai Tuhan saat
ada kebutuhan-kebutuhan pribadi saja.
“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji
sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang
di ladangnya. Memang biji itu yang paling
kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila
sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari
pada sayuran yang lain, bahkan menjadi
pohon, sehingga burung-burung di udara
datang bersarang pada cabang-cabangnya
(Mat. 13:31-32).”
Kekristenan kita harus berbuah dan
dapat dinikmati orang lain. Apa ciri-ciri
kekristenan yang bertumbuh?
• Perubahan cara berpikir atau pola
pandang
Kita mau melihat dan berpikir seperti
cara Tuhan berpikir atau memandang.
Ketika berhadapan dengan tantangan,
kita tidak mengeluh. Kita malah ingin
mengetahui rancangan-Nya dalam
hidup kita ini. Tuhan pasti memiliki
rencana melalui tiap tantangan yang
kita hadapi
• Haus dan lapar akan Tuhan
Seperti halnya jemaat mulamula yang rajin berkumpul dalam
pertemuan ibadah karena haus dan
lapar akan Tuhan, kita juga harus
demikian. Jangan menjauhi ibadah
(Ibr. 10:25)
• Rindu berjalan dalam iman
Di fase ini, seseorang tidak lagi
menggunakan kepintaran ataupun
pengalamannya saja, melainkan
imannya. Ia ingin mengalami sesuai
firman Tuhan. Gelar kependidikan
mungkin takkan membuat kita takut
akan Tuhan; yang dapat membuat
kita takut akan Dia ialah menjadi
pelaku firman
Bagaimana Caranya Supaya
Kekristenan Kita Bertumbuh?
Tinggallah di dalam Tuhan. “Akulah
pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku
yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan
setiap ranting yang berbuah, dibersihkanNya, supaya ia lebih banyak berbuah.
Kamu memang sudah bersih karena
firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat
berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
57
FAITH
masalah. Kristen KTP (kekristenan palsu
atau “KW”) akan bersungut-sungut saat
ada masalah. Atau malah meninggalkan
Dia ketika sedang diberkati oleh Tuhan.
Sebaliknya,
orang
Kristen
yang
bertumbuh akan makin jatuh cinta
kepada-Nya—baik saat ada
masalah maupun ketika diberkati
berlimpah-limpah. Ia akan makin
mengandalkan dan mengagumi Dia lebih
lagi.
Kristen Galilea
Apa itu Kristen Galilea? Salah satu tempat
terkenal di Israel adalah Danau Galilea.
Danau tersebut memiliki beberapa
sebutan seperti Tiberias, Kineret (Kinos
atau Harpa), dan Genesaret.
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian
juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok
anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di
luar Aku kamu tidak dapat berbuat apaapa (Yoh. 15:1-5).”
ikuti proses dari Tuhan. Akan ada
proses padang gurun, dapur pemurnian,
dan lembah kekelaman dalam hidup ini.
Kalau kita mau makin bertumbuh, kita
harus melewati proses-Nya dan selama
diproses jangan marah-marah kepada
Tuhan karena Dia sedang membersihkan
kita.
Milikilah kedekatan dengan Tuhan dan
berpautlah kepada-Nya. Kemudian,
Cara melihat kekristenan kita bertumbuh
dan berbuah adalah saat mengalami
58
Dataran Tinggi Golan (Golan Heights)
dan Gunung Hermon (Mount Hermon)
adalah dua tempat yang menjadi sumber
mata air tawar bagi bangsa Israel.
Sumber mata air itu mengalir ke Danau
Galilea dan kemudian mengalirkannya
lagi ke Sungai Yordan hingga akhirnya ke
Laut Mati.
Tarik pelajaran dari hal itu, yakni
semoga kita menjadi Kristen Galilea
yang menerima aliran berkat, kemudian
mengalirkan berkat tersebut bagi orangorang lain juga.
59
FAITH
Ketika Tuhan Yesus menjumpai muridmurid-Nya di pantai Danau Tiberias
(Yoh. 21:1-14), mereka tidak mengenali
karena Dia sudah dalam tubuh
kemuliaan. Walaupun begitu, muridmurid tetap taat akan perkataan-Nya.
Akhirnya, mereka menebarkan jala
sesuai perintah dan mendapatkan 153
ekor ikan.
Mengapa 153 ekor ikan?
Beberapa tahun lalu, ada sebuah
penelitian
yang
dilakukan
yang
menemukan bahwa di dalam Danau
Galilea terdapat 153 jenis spesies ikan!
Apa artinya? Yang tertulis dalam zaman
Tuhan Yesus dan masa sekarang adalah
kebenaran. Dan ikan-ikan tersebut tetap
ada karena pemeliharaan Tuhan.
Kembali ke ayat Yohanes 21:1-14,
di pantai Danau Galilea terdapat api
unggun, lalu Yesus menyuruh muridmurid-Nya membakar ikan untuk
dimakan. Artinya, Tuhan menuntun kita
agar dapat menikmati setiap berkat dariNya dan hidup dalam pemeliharaan-Nya.
Kristen Galilea, yaitu orang-orang yang
menerima berkat dari Tuhan, hidup
dalam pemeliharaan-Nya, taat akan
perintah-Nya, dan mengalirkan kembali
berkat tersebut bagi banyak orang.
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi
Akulah yang memilih kamu. Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap, supaya apa yang kamu minta
kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikanNya kepadamu (Yoh. 15:16).”
Kita pun sudah dipilih dan diselamatkan
melalui kematian dan kebangkitan Tuhan
Yesus. Jadi, jangan sia-siakan anugerah
tersebut. Mengucap syukurlah dengan
cara pergi dan menghasilkan buah.
Ada sejumlah buah yang bisa kita
hasilkan:
• Buah jiwa-jiwa
Apakah kita sudah memenangkan
jiwa-jiwa bagi Tuhan Yesus dan
mengajak mereka ke gereja?
• Buah pertobatan
Adakah perubahan gaya hidup dan
tidak kembali melakukan perbuatanperbuatan manusia lama?
• Buah pelayanan
Bukannya dilayani dan gemar
mengkritik, tapi kita mau aktif
terlibat dalam pelayanan supaya kita
belajar dan diproses
• Buah-buah roh
Karakter kita makin menyerupai
karakter Kristus. “Tetapi buah Roh
ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,
kesabaran, kemurahan, kebaikan,
kesetiaan,
kelemahlembutan,
penguasaan diri. Tidak ada hukum
yang menentang hal-hal itu (Gal.
5:22-23).”
Bagaimana kalau kita tidak menghasilkan
buah? Apa hukumannya? Matius 3:10
berkata bahwa pohon itu akan dipotong
dan dibuang ke dalam api. Jika kita tidak
berbuah, kita akan ditebang dan dibuang
ke dalam api. Kemudian, di Matius 21:1819, Yesus melihat pohon ara yang tidak
berbuah sehingga pohon
itu dikutuk, dan seketika itu
menjadi kering.
Buah-buah itu memang
tidak dapat dihasilkan dalam
beberapa tahun; butuh
proses dan waktu yang
cukup lama. Dan mungkin
Tuhan
bisa
memakai
orang-orang di sekitar kita
untuk memproses kita.
Lewat itu semua, semoga
kita menjadi orang-orang
Kristen yang asli, beriman
dan bertumbuh. (IM)
60
HEALTH
Salah satu penyakit yang timbul akibat gangguan pancreas adalah Diabetes mellitus.
Diabetes dibagi menjadi 2 jenis yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
Pada kondisi diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin sebagaimana seharusnya dan hal tersebut menyebabkan
gula darah naik. Pankreas juga kehilangan kemampuan memproduksi dan melepaskan insulin sesuai dengan kadar
normal tubuh. Sedangkan pada diabetes tipe 1, sistem imun tubuh justru menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan
insulin sehingga pada penderita diabetes tipe 1 dibutuhkan suntikan insulin seumur hidupnya.
Penyakit diabetes mellitus ( DM ) juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit Gula darah. Penyakit
ini diakibatkan oleh karena adanya gangguan sistem metabolism dalam tubuh manusia, dimana organ pancreas tidak
mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Pancreas merupakan organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu:
1. Menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin dimana enzim tersebut berguna untuk memecah makanan
sehingga dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing masing misalnya amylase
untuk menguraikan karbohidrat dan lipase untuk menguraikan lemak menjadi kolesterol dan asam lemak.
Gejala gejala diabetes :
Berikut ini adalah gejala-gejala umum yang terjadi pada penyakit diabetes:
- Rasa haus
- Banyak kencing
- Berat badan turun
- Rasa lapar
- Badan lemas
- Rasa gatal
- Kesemutan
- Mata kabur
- Kulit Kering
Komplikasi yang dapat terjadi :
Jika tidak cepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi, seperti :
1. Diabetic Ganggren
2. Serta menghasilkan hormon atau fungsi endokrin. Hormon tersebut adalah insulin . insulin akan mengikat glukosa
dari darah unutk dibawa ke beberapa jaringan di dalam tubuh agar bisa digunakan sebagai energi.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
62
Arteriosclerose ( Penyempitan pembuluh darah)
Otak  stroke
Jantung  Heart attack
Ginjal  diabetic nephropathy  Resiko cuci darah
Kaki  Resiko Amputasi ) Mata  Penglihatan Kabur
Libido berkurang
63
HEALTH
3. Diabetic Polynueropathy ( saraf  perasaan baal, dingin, linu)
4. Kekebalan tubuh menurun.
Bagaimana cara mengobatinya?
Ada 4 pilar Pengendalian penyakit diabetes:
1. Edukasi : pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan
pengendalian harus dilakukan seumur hidup
2. Makanan : jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk, demikian pula bila makan melebihi diet yang
ditentukan, maka kadar gula darah akan meningkat. Dan yang terpenting adalah makanan yang manis sudah
sangat tidak dianjurkan karena mengandung short chain glucose yang dapat meningkatkan gula darah dalam
waktu singkat.
3. Olahraga diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada dalam darah
4. Jaga berat badan ideal
5. Obat: hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah turun dengan meminum obat, bukan berarti telah
sembuh, tetapi harus konsultasi dengan dokter untuk dapat menentukan dosis yang tepat.
Jenis jenis obat yang dapat digunakan dan mungkin sering didengar ( tetapi melalui anjuran dan konsultasi dengan
dokter ) diantaranya adalah :
1. Metformin ( contoh : Glucophage )
2. Sulfonylurea ( contoh : Amaryl , Diamicron ) Penggunaan obat ini tidak dianjurkan dalam jangka waktu panjang
karena dapat menyebabkan fungsi kerja pancreas menjadi berat.
3. Acarbose ( Contoh :Glurenorm )
4. DP 4 inhibitor ( contoh : Januvia , Galvus )
5. SGLT 2 Inhibitor ( contoh Forxiga )
6. Insulin ( contoh : Novorapid , Novomix, Levemir, Lantus )
Beberapa golongan obat diatas memiliki cara bekerjanya masing masing dalam menurunkan gula darah, dan
penggunaannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan fungsi kerja organ tubuh lainnya. Pemilihan menggunakan
obat oral maupun insulin harus dikonsultasikan dan dikontrol ketat dibawah anjuran dokter supaya komplikasi dapat
diminimalisir dan target control gula darah dapat tercapai dengan maksimal.
64
65
LEADERSHIP
D
alam memilih muridmurid-Nya, mengapa
Yesus memilih orangorang
biasa
yang
berprofesi
sebagai
nelayan, pemungut cukai, dan tabib?
Mengapa Yesus tidak mengambil para
cerdik-pandai dari kalangan terpelajar?
Padahal saat itu banyak kalangan ahli
kitab, seperti orang Farisi dan golongan
Saduki. Jawabanya jelas, Yesus memilih
orang yang mau melakukan kehendakNya, bukan mereka yang bisa namun
tidak mau.
Yesus sedang mempersiapkan calon
pemimpin rohani bagi bangsa Israel.
Untuk itulah Ia memilih mereka agar
diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus
dan ajaran-ajaran Yesus sebagai sarana
untuk memenangkan jiwa bagi kerajaan
Allah. Yesus tahu cara memaksimalkan
potensi para murid-Nya.
Hal-hal apa saja yang harus dimiliki
seseorang supaya berhasil menjadi
pemimpin yang baik?
Seorang pemimpin haruslah memiliki
kemampuan untuk memotivasi. Ia
juga harus bijak menggunakan setiap
wewenangnya. Seorang pemimpin harus
fokus mendorong orang lain supaya
melakukan hal-hal yang tepat.
Seorang pemimpin harus memiliki
prinsip dan strategi menghadapi situasi
atau tantangan.
Ia memerlukan strategi yang tepat
untuk mengatur semua program supaya
berjalan lancar. Dan mengantisipasi
masalah dan memberi solusi kalau tidak
berjalan mulus.
Seorang
pemimpin
harus
bisa
mengembangkan kemampuan dan
keahliannya untuk bisa membawa orang
lain naik ke level yang lebih tinggi. Sebab
banyak hal yang akan dihadapi dan
dituntut dari seorang pemimpin.
Seorang pemimpin juga merupakan
pelopor, yaitu bersedia melangkah dan
memasuki zona atau teritorial yang
belum diketahui, mau menempuh risiko,
mencoba cara-cara baru yang lebih baik.
Kalau kepemimpinan bagus, hasil atau
dampaknya bagus. Kalau kepemimpinan
jelek, hasilnya juga jelek.
Dampak Kepemimpinan Positif
Kepemimpinan seseorang dapat dilihat
dari hasil yang dicapainya bersama
dengan orang yang dipimpinnya.
Seorang pemimpin yang bekerja keras
akan mampu mengembangkan intuisi
kepemimpinan yang kuat. Apa fungsi
intuisi dalam kepemimpinan?
- Membaca situasi
Para pemimpin mampu membaca situasi
yang tidak dibaca oleh orang lain dalam
segala keadaan.
- Membaca tren
Para pemimpin tahu waktu untuk
mundur dari apa yang sedang terjadi
pada saat tertentu, tetapi berani untuk
maju mengikuti perubahan di masa
mendatang.
- Membaca sumber daya
Para pemimpin selalu memaksimalkan
setiap aset dan sumber daya yang ada,
dan ingat bahwa sumber daya manusia
(SDM) adalah aset terbesar.
- Membaca orang lain
Para pemimpin mengetahui apa yang
sedang terjadi di antara orang-orang
yang dipimpinnya, dan mengerti serta
merasakan apa saja pengharapan, rasa
takut, serta keprihatinan mereka.
Dampak
Sebuah Kepemimpinan
66
67
LEADERSHIP
para pengikutnya sebelum mereka dapat
bertindak dan memiliki motivasi.
Kesehatian dan kebersamaan antara
pemimpin dengan orang-orang lain
akan lebih berpengaruh dan berkesan.
Kepedulian pemimpin akan mengubah
dan menarik hati orang lain.
Pemimpin Kristen
Kekuatan seorang pemimpin Kristen
tidak hanya diukur dari apa yang dapat
ia kerjakan, tetapi dari hubungannya
dengan Tuhan. Kekuatan seorang
pemimpin rohani dapat dilihat dan
dibuktikan
dalam
pengertiannya,
penghayatan dan praktik prinsip-prinsip
rohani dalam keputusan, tindakan, dan
setiap aspek kehidupannya. Hal yang
sulit, tapi bukan mustahil.
- Membaca diri sendiri
Para pemimpin harus mengembangkan
kemampuan untuk membaca diri
sendiri—kekuatannya, kelemahannya,
dan kondisi pikirannya. Juga harus
memiliki kualitas daya tarik yang kuat
melalui sikap dan kepribadiannya
Dampak kepemimpinan negatif
Seorang pemimpin yang tidak dapat
memimpin dengan baik akan membawa
dampak buruk terhadap orang-orang
yang dipimpinnya. Sebab seorang
pemimpin memiliki pengaruh besar bagi
orang-orang yang mengikutinya.
Setiap pemimpin tentu memiliki
keterbatasan dalam hal-hal tertentu. Ini
menjadi salah satu faktor tidak efektifnya
seseorang
memimpin.
Dengan
mengambil banyak waktu melakukan
hal-hal di luar kemampuan utamanya,
maka akan banyak energi terbuang
dan tidak menghasilkan sesuatu yang
maksimal.
Pemimpin yang tidak dapat membedakan
68
antara otoritas dan kemampuannya
justru akan memperlambat kinerja dan
menurunkan motivasi orang lain yang
memiliki kemampuan tersebut. Seorang
pemimpin yang tidak menyadari bahwa
pemimpin bekerja melalui orang-orang
lain akan kehilangan kesempatan untuk
melakukan yang terbaik.
Seorang pemimpin harus berpikir lebih
jauh (thinking beyond), lebih besar
(thinking big), dan mempersiapkan
segala sesuatu untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan yang akan
terjadi (thinking possibilities).
Seorang pemimpin juga harus memiliki
kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikan. Grace Murray Hopper
berkata, “You manage this; you lead
people (Anda bukan mengatur orangorang; Anda memimpin mereka).”
Sebab kepemimpinan atau leadership
merupakan cara seorang pemimpin
memberikan instruksi kepada orangorang yang dipimpinnya.
Perlu teknik dan keahlian khusus untuk
memiliki pengaruh yang besar. Cara
seorang pemimpin haruslah tegas
dan tidak mementingkan diri sendiri.
Pemimpin harus bekerja sama dengan
para stafnya, mempertimbangkan setiap
saran ataupun komentar mereka agar
bisa memperbaiki diri dan lebih maju
dalam
kepemimpinannya.
Dengan
menghargai pendapat-pendapat setiap
orang dan mengambil keputusan yang
terbaik—tanpa membuat seorang pun
merasa terabaikan— semua pihak akan
puas dan rela melakukan setiap tugas
yang ada.
Kepemimpinan menuntut tanggung
jawab yang besar. Seorang pemimpin
adalah orang yang mengesahkan
setiap keputusan yang telah disetujui
bersama. Maka, untuk berjalannya suatu
rancangan, seorang pemimpin harus
memakai otoritasnya dengan tepat.
Seorang pemimpin harus memiliki
kemampuan
mengarahkan
dan
membawa setiap orang yang dipimpinnya
mengalami perubahan dan kemajuan
dari keadaan mereka sebelumnya.
Seperti yang telah dilakukan Tuhan
Yesus terhadap murid-murid-Nya.
Menjadikan mereka tampil beda dalam
hal-hal yang positif. Itu juga akan menjadi
pelajaran yang baik bagi orang-orang
lain untuk menghargai orang lain dan
menyadari bahwa setiap orang pasti
memiliki sesuatu yang istimewa dalam
diri mereka.
Seorang pemimpin harus mau bekerja
nyata, bukan hanya berbicara mengejar
tujuan. Harus tanpa keinginan menipu
atau memanfaatkan orang lain. Juga
memiliki hubungan dan komunikasi
yang baik, memperhatikan keperluankeperluan
orang-orang
yang
dipimpinnya, dan memberikan fasilitasfasilitas yang memadai.
Gairah seorang pemimpin akan
membangkitkan semangat orang-orang
yang dipimpinnya. Pemimpin mungkin
harus menjadi yang pertama-tama
membangkitkan motivasi di dalam diri
Seorang pemimpin yang kuat mempunyai
iman (berakar ke bawah) dan karakter
(berbuah ke atas) dalam kehidupannya
(Mzm. 1:3, Yes. 37:31). Mari kita lihat
sejumlah contoh kepemimpinan di
dalam firman Tuhan berikut ini dan yang
bisa kita pelajari dari mereka.
Kepemimpinan Musa
Menerima pendidikan di istana Firaun
selama 40 tahun tidak cukup memadai
untuk memperlengkapi Musa bagi
misinya. Menyendiri bersama Allah
selama 40 tahun pembinaan dan
penderitaan ketika menggembalakan
“
Pemimpin yang tidak dapat
membedakan antara otoritas
dan kemampuannya justru
akan memperlambat kinerja
dan menurunkan motivasi
orang lain yang memiliki
kemampuan tersebut.
“
domba di padang gurun juga diperlukan
untuk mempersiapkannya bagi tugas
mendatang dalam menggembalakan
bangsa Israel melalui gurun itu.
Musa memiliki kepemimpinan yang
sangat berpengaruh. Pengaruh bisa
dirasakan orang-orang yang bersama
dengannya karena ia:
•
•
•
•
•
Meninggalkan zona nyaman (istana
Firaun) dalam hidupnya
Taat akan panggilannya
Mengandalkan Tuhan
Memiliki kehidupan berdoa dan
berpuasa
Lembut hati
Musa, yang hidup sederhana di Midian
selaku seorang gembala, tidak memiliki
nama terkenal karena telah meninggalkan
popularitas sewaktu diangkat menjadi
anak oleh putri Firaun. Kerinduan dan
cinta kasih yang membara membawanya
kembali untuk menghadap Firaun demi
Allah yang mengutusnya. Dengan iman,
kesabaran, ketaatan, kesetiaan, dan
kekuatan dari Tuhan, Musa memimpin
bangsa Israel sampai ke perbatasan
Tanah Kanaan.
Kepemimpinan Yusuf
Yusuf berusia sekitar 17 tahun ketika
dijual sebagai budak oleh kakakkakaknya (Kej. 37: 2). Tiga belas
tahun lamanya Yusuf menjadi budak
dan 3 tahun terakhir ia habiskan
waktunya dalam penjara. Lalu, Allah
mengangkatnya pada posisi kehormatan
dan kepemimpinannya pada usia sekitar
30 tahun. Dalam semua proses itu, Yusuf
tetap setia kepada Allah.
Kepemimpinan
Yusuf
adalah
kepemimpinan yang memiliki visi.
Tuhan membentuk dia melalui mimpi
ketika dia masih kanak-kanak (Kej. 37:7,
69
LEADERSHIP
dan setia bagi Musa selama 40 tahun
pengembaraan di padang gurun. Sebagai
orang yang dipenuhi Roh Kudus, ia
dipersiapkan sebagai pengganti Musa.
Allah memanggilnya untuk menuntun
umat-Nya memasuki Tanah Perjanjian.
Kepemimpinan
Yosua
adalah
kepemimpinan
yang
bersifat
sejati. Ketika menjadi abdi Musa, ia
selalu mengikuti setiap perintah Musa.
Ketaatan Yosua membawanya naik ke
tingkat yang lebih tinggi dan menarik
hadirat Tuhan dalam hidupnya. Yosua
sangat gigih membela Tuhan sehingga
ia sanggup berdiri di hadapan bangsa
Israel dan mengatakan, ia dan seisi
rumahnya akan tetap mengikut Allah. Ini
membuktikan bahwa ia memiliki prinsip
yang teguh.
9). Karena pikirannya belum matang,
ia menceritakan mimpinya kepada
saudara-saudaranya yang menyebabkan
mereka merasa iri, sakit hati, dan
terhina.
Tetapi, semua yang dialami Yusuf
menggenapi visi dalam hidupnya dan
menganggapnya
sebagai
jembatan
baginya
untuk
berjalan
meraih
kemenangan. Ia lebih sabar, tangguh,
dan memiliki hati yang bisa merasakan
keadaan orang-orang bawahannya
ketika ia sudah menjadi
pemimpin.
Dalam perjalanan hidupnya, Yusuf selalu
mendapat penyertaan Tuhan karena
ia menjaga kekudusan hidupnya. Yusuf
juga tidak mau memanfaatkan atau
berkompromi dengan sesuatu yang
tidak benar di hadapan Tuhan. Ia pun
tidak menjadi kecewa ketika apa yang
diinginkan hatinya tidak diindahkan
orang lain. Dan tetap sabar menantikan
penggenapan visinya.
70
Yusuf memiliki kemurnian hidup dan
terbina dalam kerendahan hati dan
iman. Ketika menghadapi hal-hal sukar,
ia tidak melawan, memberontak, atau
mengumpat Allah, dan mengungkapkan
kekecewaan atas masalah-masalah yang
ia hadapi. Bahkan, ia menyatakan bahwa
kemenangan-kemenangan yang ia raih
adalah berkat Allah.
Kepemimpinan Yosua
Yosua merupakan hamba yang akrab
Yosua bertekun di hadapan Allah
dengan memulai kepemimpinannya
dari keluarganya untuk memimpin dan
mendorong mereka melakukan hal
yang benar (Yos. 24:15). Ia sadar bahwa
keluarga adalah langkah awal untuk
berhasil menjadi pemimpin yang besar.
Walau pada awalnya Yosua tidak memiliki
pengaruh bagi orang Israel, ia terus
bertekun, sabar, dan tidak memaksakan
kehendak, tapi ia melakukan bagian
tugasnya dengan iman. Sehingga, di
tengah-tengah perjalanan hidupnya,
Yosua berhasil menjadi pemimpin besar
yang berpengaruh, menolong dan
membawa banyak orang mengalami
peningkatan secara rohani maupun
jasmani.
Kepemimpinan Yesus
Yesus memberi teladan kepemimpinan
yang baik kepada murid-murid-Nya dan
mengajari mereka tentang kebenarankebenaran rohani. Secara bertahap
Ia memposisikan mereka menjadi
pemimpin yang mandiri dengan memberi
mereka pengalaman langsung yang
berharga. Ia tidak membiarkan mereka
begitu saja apa adanya untuk terus maju.
Yesus benar-benar memperlengkapi
mereka untuk jadi pemimpin.
Kepemimpinan
Yesus
adalah
kepemimpinan terbesar sepanjang
sejarah manusia. Kehadiran Yesus
selalu menarik perhatian banyak orang
di manapun, dari berbagai tempat,
latar belakang, status ekonomi, dan
kepribadian. Mereka menyadari, Yesus
bisa memberikan apa yang mereka
perlukan.
Banyak prinsip yang telah diberikan
oleh Yesus untuk memperlengkapi
pemimpin-pemimpin gereja. Misalnya:
- Pengajaran
Ke manapun Yesus pergi, Ia selalu
mengajar orang banyak yang mengikuti
Dia, terutama dengan cerita atau
perumpamaan. Ia mendidik dan
menegur orang Farisi. Dan dengan
saksama, Ia mengajari murid-murid-Nya,
lalu menjelaskan setiap perumpamaan
dengan arti-arti rohani (Mrk. 14:11-12).
Yesus bisa memakai apa pun sebagai
bahan pengajaran-Nya. Pengajaran
Yesus juga tidak menentang hukum yang
berlaku.
- Petunjuk dalam praktik
Yesus selalu memberi teladan (Yoh.
13:15). Ini membuktikan bahwa semua
pengajaran-Nya adalah hal-hal yang bisa
diterapkan dalam kehidupan seharihari. Setiap waktu dalam keterbatasan
murid-murid-Nya, Ia selalu memberi
pengertian dan menilai peningkatan
mereka. Ia selalu bersama-sama mereka.
Dan setelah melewatkan cukup waktu
dengan mereka, Ia memberi wewenang
dan mengutus mereka.
- Penilaian
Yesus selalu memperhatikan kemajuan
murid-murid-Nya,
memberikan
nasihat-nasihat, dan nilai-nilai terhadap
kemajuan mereka. Penilaian yang Yesus
beri mencakup hal rohani dan jasmani.
Yesus menekankan, untuk menjadi
seorang pemimpin harus memiliki iman
yang bisa memindahkan gunung, standar
kekudusan tinggi, motivasi yang benar,
dan komitmen yang teguh
Kepemimpinan Paulus
Tujuan Paulus dalam kepemimpinannya
adalah
melipatgandakan
kepemimpinannya. Untuk mencapai
itu, ia mulai bekerja dengan mementor
bibit pemimpin muda dan memberi
pengaruh untuk mengembangkan dan
memaksimalkan potensi.
Ke manapun Paulus pergi, apa pun yang
ia kerjakan, ia terus memperlengkapi
sebanyak mungkin orang (1 Tim.
1:2). Tak hanya memberi nasihat dan
semangat, ia juga menetapkan standar
yang tinggi supaya setiap pemimpin
muda juga menjadi teladan dan pengaruh
yang baik.
Kepemimpinan bukan sekadar pangkat
dan gelar yang diterima atau diberi
kepada seseorang. Tetapi, lebih
daripada itu, kepemimpinan adalah
sebuah pekerjaan atau tindakan
yang memerlukan keahlian dan
pengorbanan. Kepemimpinan juga
harus didasari dengan iman, kasih, dan
pengharapan kepada Kristus. (IM)
71
CHARACTER BUILDING
jahat. Berkat untuk orang yang menjaga
hatinya suci adalah akan melihat dan
memandang Tuhan melimpahkan berkatberkat-Nya ke dalam hidupnya. Izinkan
Tuhan memeriksa hati kita apakah ada
perzinaan, percabulan, dan rasa sakit
hati. Lalu, biarkan Tuhan membersihkan
hati kita dari segala keinginan daging,
maka hati kita akan tetap suci.
3. Menjaga motivasi hati tetap
benar
“Aku tahu, ya Allahku, bahwa Engkau
adalah penguji hati dan berkenan
kepada keikhlasan, maka aku pun
mempersembahkan semuanya itu dengan
sukarela dan tulus ikhlas. Dan sekarang,
umat-Mu yang hadir di sini telah kulihat
memberikan persembahan sukarela
kepada-Mu dengan sukacita (1 Taw.
29:17).” Raja Daud menjaga hatinya
dengan membawa persembahan kepada
Tuhan dengan motivasi yang benar.
Apa pun yang kita lakukan, atau
menolong orang lain, harus dengan
motivasi yang benar. Dan tulus. Banyak
orang
mengharapkan
pengakuan,
apresiasi, atau pujian dari orang-orang
sehingga apa pun yang dilakukannya
tanpa motivasi yang benar. Selalu
tendensius. Miliki motivasi yang benar
karena Ia berkenan pada ketulusan hati.
Mengapa orang Kristen
harus jaga hati & tidak boleh
kepahitan?
R
eputasi, harta, ataupun
bahkan
pengurapan—
walaupun
itu
semua
penting—Tuhan
tak
memerintahkan kita untuk
menjaganya, tapi Tuhan mau agar kita
menjaga hati. “Jagalah hatimu dengan
segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan (Ams. 4:23).” Ketika
kita terus-menerus menjaga hati, maka
72
reputasi, harta, pengurapan, ataupun
apa pun akan terjaga dalam hidup kita.
Sering kita mendengar tentang menjaga
hati. Tapi, apa sesungguhnya arti menjaga
hati?
1. Menjaga suasana hati tetap
damai
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui
segala akal, akan memelihara hati dan
pikiranmu dalam Kristus Yesus (Flp. 4:7).”
Suasana Natal biasanya adalah suasana
damai. Dan ayat tersebut mengajak agar
hati kita terpelihara oleh damai sejahtera.
Jangan izinkan masalah atau kebencian
merampas dan menghilangkan damai
sejahtera dan sukacita di hati pada Natal
tahun ini. Melainkan, hati harus penuh
pengampunan. Kalau sulit mengampuni
atau mengucap syukur, itu tandanya kita
tak menjaga hati.
Musa tak sampai masuk ke Tanah
Perjanjian karena ia tak bisa menjaga hati
karena kemarahannya ketika memukul
bukit batu (Bil. 20:10-12, Mzm.
106:32-33). Tuhan memerintahkannya,
“Katakanlah di depan mata mereka
kepada bukit batu itu (ay. 8),” tapi ia
malah berkata di hadapan orang-orang
Israel secara tergesa-gesa dan bernafsu,
lalu memukul bukit batu itu dua kali. Ia
tak menjaga suasana hatinya tetap damai.
2. Menjaga isi hati tetap suci
“Berbahagialah orang yang suci hatinya,
karena mereka akan melihat Allah (Mat.
5:8).” Menjaga hati tetap suci adalah
tidak mencemarinya dengan hal-hal
4. Menjaga luapan hati untuk tetap
manis
“Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu:
Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian
pengajaran; nyanyian kasih. Hatiku
meluap dengan kata-kata indah, aku
hendak menyampaikan sajakku kepada
raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis
yang mahir (Mzm. 45:1-2).”
Luapan hati dapat terlihat melalui
ekspresi di gadget, media sosial, atau
perkataan kita. Sering kali perkataan
73
CHARACTER BUILDING
matang, watak teruji, ketaatan yang
dewasa, dan perkenanan Allah.
Rick Warren berkata, “God has a plan for
your life. You probably know that. But he
also has a timetable for your life. Here’s
the rub: God never explains his timetable
(Tuhan memang punya rencana bagi
hidup Anda. Tapi, kita jarang tahu kapan
waktu penggenapannya).” Lupakah kita
akan ayat berikut? “Karena Ia tahu jalan
hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku
akan timbul seperti emas (Ayub 23:10).”
kita bukan yang manis, membuat orang
yang mendengar atau membacanya pun
geram. Kata-kata yang manis bisa seperti,
“Please (tolong),” “Thank you (terima
kasih),” atau “I’m sorry… (maaf).” Katakata tersebut pasti mendatangkan reaksi
yang menyenangkan dari orang lain atau
keluarga kita yang mendengarkan.
“Jika seorang menyucikan dirinya dari
hal-hal yang jahat, ia akan menjadi
perabot rumah untuk maksud yang mulia,
ia dikuduskan, dipandang layak untuk
dipakai tuannya dan disediakan untuk
setiap pekerjaan yang mulia (2 Tim.
2:21).”
5. Melihat Hati
Jika kita ingin agar Tuhan memakai hidup
kita, kita mesti menjaga kesucian hati
kita. Ketika Ia menilai seseorang, Tuhan
melihat hati. “Demikianlah juga ketika
utusan-utusan raja-raja Babel datang
kepadanya untuk menanyakan tentang
tanda ajaib yang telah terjadi di negeri,
ketika itu Allah meninggalkan dia untuk
mencobainya, supaya diketahui segala isi
hatinya (2 Taw. 32:31).”
Kadang-kadang Allah juga menarik
tanda-tanda kedekatan dan perkenananNya untuk menguji kemurnian dan
keteguhan hati hamba-hamba-Nya.
Tujuannya, supaya mereka rendah hati
74
dan siap untuk tugas atau tanggung
jawab yang lebih besar. Tapi, Ia pun
menjauhkan diri-Nya dari orang-orang
fasik. “TUHAN itu jauh dari pada orang
fasik, tetapi doa orang benar didengarNya (Ams. 15:29).”
Allah menguji umat-Nya melalui
beberapa cara seperti:
• keadaan buruk yang seolah
tak kunjung berhenti, seperti
pengalaman Yusuf di Mesir
• penderitaan jasmani atau emosional,
seperti pengalaman Ayub
• penundaan penggenapan janji-janji
Allah, seperti Abraham beserta
Sara (Kej. 15-21) dan mimpi-mimpi
Yusuf (Kej. 37:1-36, 42:6). Ingat,
penundaan bukanlah pembatalan
• ujian ketaatan, seperti Abraham
terhadap Ishak (Kej. 22:1-24) atau
Raja Saul (1 Sam 15:1-35)
• musim-musim kekeringan rohani
pada rentang waktu tertentu dalam
kehidupan ini
Di tengah-tengah zaman yang serba
tergesa-gesa ini, sangat mudah bagi kita
untuk tak mempercayai-Nya. Di tengahtengah penderitaan yang berat, sangat
mudah bagi kita untuk tak setia kepadaNya. Belajarlah mempercayai Allah
dan tetap setia kepada-Nya. Mengapa?
Agar kita menghasilkan buah iman yang
Allah menguji bukan berarti Ia tak
berkenan atau menghukum kita, tapi
mungkin ada tujuan-Nya yang lebih
besar bagi hidup kita.
Mungkin kita bukan orang yang
sempurna, tapi semoga kita memiliki
hati yang murni. Salah satu menjaga dan
mempunyai hati yang murni ialah melalui
pengakuan. St. Augustine berkata, “The
confession of bad works is the beginning of
good works (Pengakuan akan hal-hal jahat
adalah permulaan untuk hal-hal baik).”
Kata ‘mengaku’ dalam bahasa Yunani
memakai kata homologeo yang terdiri
dari kata homo (sama) serta logeo
(berbicara). Artinya, berbicara yang sama
tentang dosa kita sebagaimana Tuhan
melihat atau mengatakannya. Sehati
dengan Tuhan. Dan mengaku bahwa
hal-hal jahat yang kita lakukan bukanlah
ketidaksengajaan atau kesalahan belaka,
melainkan benar-benar dosa. Bukan juga
berarti seolah nego dengan Tuhan untuk
tidak melakukannya lagi, atau berjanji
berbuat baik bila diampuni. Melainkan,
cukuplah sekadar mengakui.
Menjelang dan memasuki masa Natal
tahun ini, belajarlah berjaga-jaga
terhadap hati. Dan jangan kepahitan.
(IM)
75
PRAYER
Keuntungan
ikut Doa Fajar
“Mereka semua bertekun dengan sehati
dalam doa bersama-sama (Kisah Para
Rasul 1:14 a).” Ayat tersebut bisa
berbicara juga tentang Menara Doa.
Dan penuaian jiwa besar-besaran akan
terjadi karena adanya Menara Doa.
Di gereja GBI PRJ CK7 sendiri telah
diadakan Menara Doa, yaitu melalui
Doa Fajar yang militan dan radikal
(bersemangat tinggi). Dan Doa Fajar
adalah menara doa tertinggi karena
dilakukan di pagi-pagi hari benar yang
dimulai pukul 04.45 WIB. Firman Tuhan
mengatakan bahwa pada waktu pagi,
Tuhan mempertajam pendengaran kita.
“Setiap
pagi
Ia
mempertajam
pendengaranku untuk mendengar seperti
seorang murid (Yes. 50. 4 c).”
Setiap kita wajib aktif dalam kegerakan
Tuhan yang dahsyat menjelang penuaian
76
jiwa di akhir zaman ini. Karena itu, mau
tidak mau kita harus melakukannya
dengan cara ikut masuk menara doa
yang ada, yaitu Doa Fajar. Dengan cepat
terlibat dan bergabung dalam Doa Fajar,
maka penuaian jiwa besar-besaran pun
akan segera terjadi.
Apa yang harus kita lakukan untuk
penuaian jiwa di akhir zaman?
1. Bertekun untuk berdoa
Tekun artinya sungguh-sungguh, tanpa
kenal putus asa. Begitu juga kita, jangan
jemu-jemu berdoa. Bertekun sampai
Tuhan memberikan jawaban.
2. Sehati (unity) untuk berdoa
Sehati bukan bicara sekadar kumpulkumpul, melainkan bersatu dalam satu
tujuan dan motivasi. Dengan sehati, akan
mengalirkan kuasa ilahi dari tempat yang
mahatinggi.
3. Berdoa bersama-sama
Doa bersama-sama artinya lebih dari
satu orang, dan ini bisa dilakukan salah
satunya melalui Doa Fajar.
Doa Fajar adalah salah satu sarana bagi
jemaat Tuhan untuk dapat berdoa,
memuji, serta menyembah Tuhan
secara bersama-sama, dan menerima
pengajaran firman Tuhan. Saat kita
memuji dan menyembah di pagi hari
secara bersama, mendengarkan firmanNya, dan memperhatikan orang-orang
yang kekurangan melalui memanjatkan
doa syafaat kita bagi mereka maupun
kebutuhan pribadi kita, maka sesuai
dengan Kisah Para Rasul yang menulis
tentang cara hidup jemaat mula-mula
(lih. Kis. 2:41-47), kita akan menuai jiwajiwa bagi Tuhan.
Keuntungan ikut Doa Fajar
Dengan ikut Doa Fajar, kita mengikuti
teladan Tuhan Yesus. “Pagi-pagi benar,
waktu hari masih gelap, Ia bangun dan
pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi
dan berdoa di sana (Mark. 1:35).”
Dengan ikut Doa Fajar, mata
Tuhan tertuju pada kita dan kita
diperhatikan oleh-Nya. “Apakah
gerangan
manusia,
sehingga
dia
Kauanggap agung, dan Kauperhatikan,
dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji
setiap saat (Ayub 7:17-18)?”
Dengan ikut Doa Fajar, doa dan seruan
hati kita didengar oleh Tuhan.
“TUHAN, pada waktu pagi Engkau
mendengar seruanku, pada waktu pagi
aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan
aku menunggu-nunggu (Mzm. 5:3).”
Dengan ikut Doa Fajar, yakinlah bahwa
kita diberi kepekaan rohani untuk
mendengar suara-Nya (lih. Yes. 50. 4
c).
Nah, kita perlu solusi untuk mengalahkan
penghalang-penghalang itu. “Tetapi
aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya (1 Kor. 9:27 a).”
Doa Fajar memiliki kuasa yang luar
biasa. Dan doa kita bisa mengubah
kutuk menjadi berkat.
Tips mengalahkan penghalang ikut
Doa Fajar:
1. Buat komitmen untuk datang ke
Doa Fajar
2. Atur alarm Anda
3. Ingat, tidak ada kemuliaan tanpa
penderitaan
Tetapi, tentu tidak mudah sebab akan
ada dua penghalang utama untuk kita
datang dan ikut Doa Fajar:
• Keinginan daging kita. “Sebab, jika
kamu hidup menurut daging, kamu
akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu
mematikan
perbuatan-perbuatan
tubuhmu, kamu akan hidup (Rm.
8:13).”
• Kemalasan. “Tidur sebentar lagi,
mengantuk sebentar lagi, melipat
tangan sebentar lagi untuk tinggal
berbaring (Ams. 6:10).”
Kita harus melatih tubuh kita dan
menguasainya agar bisa mengalahkan
kedagingan
kita
sehingga
dapat
mengikuti teladan Tuhan Yesus. Dan
mungkin semua itu akan membantu
mencapai destiny atau tujuan hidup kita.
(IM)
77
FAMILY
D
ampak seorang ayah
bagi anak, terutama
putranya,
ibarat
seorang pandai besi
menempa
sebuah
pedang. Sebagaimana tukang tempa
tak hanya membuat pedang, melainkan
juga mengasah ketajamannya, demikian
jugalah tugas seorang ayah untuk
menjaga anak-anaknya dari ketumpulan
rohani.
Banyak orang mungkin menganggap
menjadi seorang ayah yang hebat
ialah tidak pernah membentak, selalu
menyamaratakan perlakuan terhadap
anak, atau selalu ada ketika anak-anak
membutuhkan. Tapi, jika begitu, pasti
banyak para ayah yang tak memenuhi
kualifikasi tersebut.
9 hal dilakukan
ayah yang hebat!
78
Bagaimana kita bisa menjadi seorang
ayah yang hebat? Salah satu caranya
ialah mengasihi istri, ibu dari anak-anak
kita. Atau, juga dengan sungguh-sungguh
bekerja agar unggul di dalam pekerjaan
kita.
Rick Johnson, pengarang banyak buku,
seperti Better Dads, Stronger Sons dan
10 Things Great Dads Do memberikan
sejumlah tips menjadi seorang ayah yang
hebat.
1. Bersenang-senang bersama
Menetapkan tujuan itu penting. Misalnya
dalam pekerjaan. Jadi, tetapkan tujuan
seperti apa yang kita ingin capai dalam
pekerjaan? Tanpa tujuan, entah bekerja
keras 12 jam sehari, puluhan tahun, atau
seahli apa pun, akan sia-sia semuanya.
Dengan tekanan pekerjaan tanpa tujuan
seperti itu, akan sulit bagi kita untuk
bersenang-senang. Dengan tahu tujuan,
akan memudahkan kita menetapkan
waktu untuk bersenang-senang bersama
keluarga atau anak-anak kita.
Tawa pun merupakan sebuah senjata
ampuh bagi seorang ayah. Bahkan tawa
mungkin yang paling ditunggu-tunggu
seorang anak ketika ayah mereka sampai
di rumah sepulang dari bekerja.
2. Lakukan sesuatu yang baru
Segala sesuatu yang baru memang tidak
selalu baik, tapi segala sesuatu yang baik
akan membuat hidup kita terasa baru.
Beranikah kita, ketika anak kita meminta
sesuatu yang belum pernah dilakukan
bersama, lalu kita menyanggupinya?
Ada kalanya kita bukan hanya berusaha
mencoba berada di dalam posisi pasangan
kita, tapi juga mencoba memposisikan
79
FAMILY
diri kita seperti mereka. Waktu berjalan
cepat. Jangan sampai momen untuk
bersama-sama melakukan sesuatu yang
baru itu lenyap.
3. Miliki teman-teman yang
berarti
Tahun 1988, teolog Carl Henry
memprediksikan
melalui
bukunya
Twilight of A Great Civilization, seiring
Amerika kehilangan warisan JudeoChristian (kekristenan yang bersanding
dengan bangsa Yahudi), maka hal-hal
duniawi akan makin merajalela di sana.
Dan kemungkinan besar itu sedang dan
telah terjadi.
Dengan memiliki teman-teman yang
sehat dalam kerohanian, keluarga
serta anak-anak kita akan tercegah dan
terlindungi dari pengaruh buruk dunia.
Ada beberapa penyebab yang membuat
kita enggan membuka diri dan
berteman, seperti terlalu sibuk, egois
atau sombong, terlalu takut, penuh
kepalsuan ataupun persaingan, dan tak
memiliki karakter Kristus.
4. Komunikasi
John C. Maxwell berkata, “Everyone
communicates, few connect (Kita semua
berkomunikasi, tapi sedikit orang yang
benar-benar berkomunikasi).”
tapi karena ayah mereka tahu apa yang
lakukannya. “Nama baik lebih berharga
dari pada kekayaan besar, dikasihi orang
lebih baik dari pada perak dan emas
(Amsal 22:1).”
6. Kerohanian yang sehat
Sebenarnya ketika kita mendidik
anak-anak kita, kita pun sedang
mempersiapkan mereka tentang cara
mendidik anak-anak mereka, cucucucu kita secara tak langsung. Sebab
apa yang kita ajarkan akan mereka
teruskan kepada generasi selanjutnya.
Dengan kerohanian yang sehat, kita bisa
mengajarkan hal-hal yang baik kepada
mereka.
7. Bentuk karakter
Jangan terlalu memanjakan anak-anak.
Tanpa mempersiapkan mereka dan
memberi tahu bahwa tak segala sesuatu
bisa diperoleh secara mudah, apalagi
di masa depan kelak, mereka akan
menggampangkan banyak hal.
Penderitaan merupakan salah satu cara
atau kesempatan untuk menguji diri
kita sendiri. Demikian juga halnya tanpa
menyadari adanya penderitaan di dalam
hidup ini, anak-anak akan lemah ketika
merasa menghadapi sesuatu yang sulit.
8. Tahu prioritas
Anak-anak
merupakan
anggota
keluarga, namun bukan berarti mereka
menjadi pusat perhatian seisi keluarga.
Sebagai ayah atau suami, kita mesti
memberitahukan hal itu. Tapi idealnya,
memang anak adalah prioritas nomor
satu dibandingkan pekerjaan kita.
9. Jadi imam
Bagaimana kita bisa mengetahui apa
yang harus dilakukan apabila kita tidak
berfokus terlebih dahulu kepada Tuhan?
Karena itu, penting bersaat teduh di
pagi hari, membaca firman Tuhan untuk
mengetahui apa yang harus kita lakukan
pada hari itu. Terutama bersama keluarga
dan anak-anak kita. “Berbahagialah orang
yang mendengarkan daku, yang setiap hari
menunggu pada pintuku, yang menjaga
tiang pintu gerbangku. Karena siapa
mendapatkan aku, mendapatkan hidup,
dan TUHAN berkenan akan dia (Ams.
8:34-35).”
Sebagaimana seorang ibu dapat
menentukan suasana atau keadaan di
dalam rumah, begitu juga halnya seorang
ayah akan menentukan nilai dan arah
di dalam keluarga. Saat seorang ayah
menjadi ayah yang hebat, anak-anak pun
akan menjadi lebih bahagia, lebih sehat,
dan berpotensi untuk sukses. (IM)
Jika kita tak memiliki waktu cukup untuk
berkomunikasi dengan anak-anak, maka
orang lain atau teman-teman mereka
yang akan sering melakukannya.
5. Jati diri sejati
Seorang ayah harus mengenali jati
dirinya—mengapa ada di dunia, visi
hidupnya, siapa dirinya di dalam
Tuhan? Sehingga ketika anak-anak
membicarakan ayahnya mereka akan
bangga. Bukan karena hal-hal besar,
80
81
CHRISTMAS
M
ungkin sebagian besar
dari
kita
pernah
menyaksikan
film
Home Alone yang
tokoh utamanya ialah
seorang anak kecil dan berlatar waktu
Natal. Jika belum pernah, mungkin kita
perlu menyaksikannya, baik Home Alone
1 atau 2 maupun 3 dari film itu. Mengapa?
Karena kadang kita perlu melihat sesuatu
dengan lebih baik menggunakan sudut
pandang seorang anak kecil.
Hari ini, mungkin tepat tanggal 25
Desember, dan Anda sekeluarga
sedang merayakan Natal di rumah.
Tetapi, apakah Anda masih benar-benar
merasakan sukacita Natal? Sukacita
seperti dulu ketika kita masih anak-anak
yang sangat ingin merayakan merasakan
sukacita Natal?
Jangan biarkan Yesus lahir dan datang
ke dunia ini saja, tetapi kita juga harus
memberi diri supaya Dia lahir dan datang
di hati kita masing-masing.
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti
berikut: pada waktu Maria, ibu-Nya,
bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia
mengandung dari Roh Kudus, sebelum
mereka hidup sebagai suami istri (Mat.
1:18)
Di Natal Ini,
Sudahkah Kristus
Lahir di Hatimu??
82
Tugas Berat Maria
Maria menerima tugas berat untuk
mengandung Sang Mesias. Namun,
Maria mau taat menerima tugas itu
dengan iman. Allah pun menguatkan
Maria dengan meyakinkan Yusuf untuk
setia mendampingi Maria.
Mengikut Tuhan memang kerap tidak
mudah. Firman dan perintah-Nya
terkadang sulit diterima dengan akal.
Tapi, apabila kita mengasihi-Nya, hal itu
akan menjadi kekuatan bagi kita. Ada
dua hal yang bisa kita pegang supaya
tetap taat seperti Maria.
Pertama,
merupakan sebuah anugerah jika
kita dipakai oleh Allah sebagai sarana
penggenapan rencana-Nya. Kedua, lewat
iman kita percaya bahwa Allah akan
memampukan kita menjalani rencanaNya. Seperti halnya Allah meneguhkan
Yusuf untuk mendampingi Maria, Ia pasti
memberikan segala yang kita perlukan
untuk mampu terus berjalan.
Bertumbuh dewasa
Mungkin banyak orang ketika Natal
hanya menganggap bahwa hari atau
peristiwa itu merupakan peringatan
semata-mata
untuk
merayakan
kelahiran Yesus 2.000 tahun yang lalu
serta kehadiran-Nya di bumi sebagai
bayi. Sebagian kita menganggap bahwa
Yesus hanya menjadi seorang bayi yang
tak berdaya di dekapan ibunda-Nya.
Padahal, bayi Yesus bertumbuh terus
menjadi dewasa hingga mati di kayu salib
menebus dosa, menjadi Juruselamat
seluruh umat manusia (Mat 1:21).
Jika Yesus hanya tetap menjadi bayi,
bayangkan betapa Dia tak akan berkuasa
menebus kita ataupun mengubahkan
kehidupan banyak orang.
Mungin banyak juga orang Kristen
yang kehilangan arti yang sejati untuk
Natal. Halford E. Luccock berkata,
“Kita bisa saja terpesona dengan kisah
seorang bayi yang membuat kita begitu
emosional. Namun, kisah itu tidak
mendorong kita untuk berbuat sesuatu
atau menuntut perubahan dalam cara
hidup atau berpikir. Pertanyaan yang
penting bagi kita adalah apakah Natal
yang kita rayakan hanya merupakan
cerita tentang seorang bayi ataukah lebih
dari itu? Yaitu, kisah abadi tentang bayi
yang bertumbuh menjadi Pribadi yang
menebus dunia dari segala dosa dan
memanggil kita untuk bersekutu dengan
tujuan-Nya yang agung dan mulia?”
Kita hanya akan dapat menangkap makna
Natal atau kedatangan Kristus ke dunia
apabila kita juga melihat kelahiran-Nya
dari sisi penyaliban dan kebangkitanNya.
Fokus Natal
Jika Natal hanya berfokus pada
perayaannya, tidak pada Kristus, sungguh
ironis. Banyak orang yang mungkin
bertanya, “Hadiah apa yang bisa aku
dapatkan?” Bukannya bertanya tentang
apa yang bisa kita berikan kepada Tuhan.
Mungkin di gereja juga banyak yang
sibuk dengan berbagai persiapan acara,
tapi lupa tentang makna Natal yang
83
CHRISTMAS
Yesus seharusnya menjadi alasan utama
kita merayakan Natal. Dan ada tiga hal
tentang arti Natal yang sejati yang dapat
kita sampaikan kepada orang lain:
• Natal adalah perayaan untuk
menghormati Yesus sebab Anak
Allah yang mengambil rupa manusia
dan diam di antara kita (Yoh. 1:14)
sesunguhnya dan menjadi hanya sebuah
rutinitas tahunan.
“Mereka masuk ke dalam rumah itu dan
melihat Anak itu bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka
pun membuka tempat harta bendanya
dan mempersembahkan persembahan
kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan
mur (Mat. 2:11).”
Orang-orang Majus berfokus pada
Kristus. Mereka datang ke Betlehem
dari negeri yang jauh—yang diduga dari
Arab atau Persia—dan memberikan
persembahan bagi-Nya. Fokus mereka
adalah menyembah Kristus. Bukan aku,
aku, dan aku, atau menuruti keinginan
dan kepentingan diri sendiri. Emas,
kemenyan, dan mur yang dibawa orang
Majus pun merupakan barang-barang
berharga yang mahal pada waktu itu.
Saat Natal akan menjadi lebih indah
apabila kita memusatkan diri pada
Yesus. Dialah arti yang sesungguhnya
dari Natal. Jangan biarkan Yesus lahir
dan datang ke dunia ini saja, tapi kita juga
harus memberi diri supaya Dia datang di
hati kita masing-masing. Dialah Pusat
perayaan Natal kita.
Merayakan Natal dengan
sederhana
Apabila seorang raja dan ratu berkunjung
ke suatu tempat, sangat wajar kalau
persiapannya sangat banyak. Namun,
ketika Tuhan “berkunjung” ke bumi,
Dia memilih untuk dilahirkan sebagai
seorang bayi yang bergantung penuh
pada pengasuhan seorang wanitamuda
di sebuah kandang domba.
84
Philip Yancey berkata, “Saat saya
membaca kisah kelahiran Yesus,
saya tidak bisa tidak menyimpulkan
bahwa walaupun dunia mungkin lebih
mementingkan mereka yang kaya dan
berkuasa, Allah lebih mementingkan
mereka yang hidup sangat sederhana.”
Mungkin di tengah perayaan Natal yang
meriah, mewah, serta sarat hadiah,
apakah kita mau meniru kesederhanaan
Yesus Kristus? Seperti halnya Yesus
Kristus yang datang dalam kerendahan,
demikian juga kita dipanggil untuk
bersukacita dalam perendahan diri di
hadapan Bapa.
Jangan salah, kita bisa saja tetap
merayakan Natal dengan penuh sukacita,
tapi dengan hati yang sederhana. Kita
bisa mengingat kebaikan-Nya sepanjang
tahun yang telah Ia perbuat. Memang kita
tidak tahu secara pasti tanggal kelahiranNya dan Alkitab tidak memerintahkan
kita untuk merayakan hari kelahiranNya. Namun, bukanlah hal yang salah
apabila kita merayakannya asalkan
Kristus tetap menjadi yang terutama di
dalam hati dan hidup kita. Dialah Pusat
perayaan Natal kita.
Berkumpullah
dan
bersukacitalah
bersama
dengan
keluarga.
“Bersukacitalah dengan orang yang
bersukacita (Rm. 12:15 a).” Dan bila kita
mengasihi-Nya, Dia pun memberkati
perayaan yang kita lakukan.
Jangan merayakan Natal tanpa Yesus!
Natal bukan sekadar perayaan, saling
tukar kado, lantas melupakan Yesus
sebagai Pribadi terpenting dalam Natal
itu sendiri. Rayakanlah Natal dan rasakan
kasih-Nya. Terimalah kado terbesar dari
Allah, yaitu Yesus Kristus, Anak-Nya
yang tunggal.
Mungkin banyak orang yang merayakan
Natal dengan kesedihan ataupun
kesederhanaan tahun ini, bahkan mungkin
terasa begitu buruk bagi mereka. Tapi,
sekali lagi, Natal tidaklah harus penuh
kegembiraan agar bermakna. Dan bila
kita masih memiliki semangat seperti
anak-anak yang ingin sekadar merayakan
Natal—melihat Natal dari mata seorang
anak kecil, kita akan tetap memiliki Natal
yang bermakna.
Arti Natal yang Sejati
Makna Natal lebih daripada sekadar arti
harfiahnya, melainkan pada implikasinya
atau tujuan kita merayakannya. Perayaan
Natal bukan untuk menjauhkan kita
dari kenyataan hidup, melainkan untuk
melaluinya bersama Raja Damai. Yesus
pun merupakan hadiah terindah untuk
segala zaman. Mengapa? Sebab, pada
Natal yang pertama itu Bapa telah
mengarunikan hadiah terindah di atas
segalanya—Dia mengaruniakan AnakNya yang tunggal. “Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal (Yoh. 3:16).”
• Yesus datang untuk kita. Dia lahir
untuk mati disalib karena dosa kita,
dan Dia bangkit untuk memberi kita
pengampunan dan hidup kekal (1
Kor. 15:3,4)
• Kita dapat mendorong orang lain
untuk menerima Kristus dengan
iman, dan menerima tawaran
keselamatan-Nya (Yoh. 1:12, 3:16)
Apakah arti Natal sekadar kado-kado
indah di bawah pohon terang dan lampulampu hiasnya, pohon-pohon Natal di
mal-mal, dan ucapan Selamat Natal
dari orang terdekat? Padahal, makna
Natal ialah membagi kasih, terutama
kepada orang-orang yang mungkin
tak layak mendapatkannya. Sebab kita
adalah anak-anak Bapa dan kitalah
sahabat-sahabat-Nya, jadi kita bisa turut
berbahagia bersama-Nya.
Natal memang berbicara tentang
kelahiran Tuhan Yesus. Tetapi, sekarang
Natal pun bisa berbicara tentang orangorang yang lahir baru, seperti Nikodemus
(Yoh. 3:1-21). Sulit bagi seorang Farisi
untuk percaya kepada Tuhan Yesus
waktu itu dan pasti menghadapi banyak
risiko. Tapi, ia tidak takut dan itu bisa
kita ketahui ketika ia membela Yesus.
“Nikodemus, seorang dari mereka, yang
dahulu telah datang kepada-Nya, berkata
kepada mereka: ‘Apakah hukum Taurat
kita menghukum seseorang, sebelum ia
didengar dan sebelum orang mengetahui
apa yang telah dibuatNya (Yoh. 7:50-51)?’”
Nikodemus tidak pernah
takut lagi setelah ia percaya
kepada Tuhan Yesus. Dan itulah
tanda orang yang telah percaya,
yaitu ia selalu bersama dengan
Tuhan Yesus.
Nikodemus tidak hanya membela
Tuhan Yesus, tetapi juga memberikan
minyak campuran antara minyak mur
dan gaharu sebagai penyembahan yang
berharga kepada-Nya. “Juga Nikodemus
datang ke situ. Dialah yang mula-mula
datang waktu malam kepada Yesus. Ia
membawa campuran minyak mur dengan
minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati
beratnya. Mereka mengambil mayat
Yesus, mengapaninya dengan kain lenan
dan membubuhinya dengan rempahrempah menurut adat orang Yahudi bila
menguburkan mayat (Yoh. 19:39-40).”
Orang yang lahir baru, ia harus
meninggalkan pola hidup lama, lalu
masuk ke anggota kerajaan Allah.
Tingkah lakunya, cara hidupnya, dan
cara berpikirnya menjadi baru.
Menerima Berkat dan Mukjizat
Natal
Natal tidak akan memiliki arti apa-apa
sebelum kita menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat. Nah, sudahkah
Kristus lahir di hati Anda?
Natal juga adalah saatnya untuk
merenungkan apa yang telah Allah
berikan kepada kita dan apa yang dapat
kita berikan kepada-Nya.
Natal memang hanya sekali setahun,
tapi kita pun bisa merayakannya setiap
hari apabila kita tetap memiliki harapan,
kedamaian, dan sukacita yang berasal
dari Allah saat Natal tiba. Semoga
Pribadi yang
kita
sembah
dan elukan saat
Natal
itu
pun
berkuasa penuh atas
kehidupan kita dan
sanggup mengubahkan
total kehidupan dan masa
depan kita menjadi lebih baik.
Semoga kita pun merayakan, makin
menyadari, dan menghargai arti Natal
yang sejati. Sehingga anak-anak kita
dan orang-orang di sekitar kita pun
melihatnya serta meneladan yang kita
lakukan saat Natal. Terlebih lagi, mereka
melihat Kristus hidup di dalam kita.
Figur Yesus di saat Natal harus lebih dan
jauh lebih dominan ketimbang Sinterklas
atau lainnya. Dan melebihi keadaan
apa pun yang kita alami. Dalam dunia
modern, perayaan Natal secara sekuler
lebih menekankan aspek saling memberi
hadiah Natal sehingga beranggapan
Santa Claus lebih penting daripada Yesus
Kristus.
Tujuan pertama-tama Natal memang
ialah merayakan atau perayaannya.
Lukas 2:10 pada Alkitab versi New
International Version berkata, “I bring you
good news of great joy that will be for all
the people.” Kita bisa membaginya ke
dalam tiga hal:
• bersifat pribadi: I bring you (aku
memberitakan kepadamu)
85
CHRISTMAS
telah diikrarkan-Nya kepada nenek
moyangmu, maka TUHAN telah
membawa kamu keluar dengan
tangan yang kuat dan menebus
engkau dari rumah perbudakan, dari
tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu
haruslah kauketahui, bahwa TUHAN,
Allahmu, Dialah Allah, Allah yang
setia, yang memegang perjanjian dan
kasih setia-Nya terhadap orang yang
kasih kepada-Nya dan berpegang
pada perintah-Nya, sampai kepada
beribu-ribu keturunan (Ul. 7:7-9).”
• bersifat positif: good news of great
joy (kesukaan besar)
• bersifat universal: for all the people
(untuk seluruh bangsa)
Dengan kata lain, siapa pun kita, apa pun
yang telah kita lakukan, di manapun kita,
berita sukacita Natal ini ialah untuk kita
semua. Singkatnya, Natal merupakan
momen untuk merayakan bahwa Tuhan
sungguh-sungguh mengasihi kita. Jika kita
sadar betapa kita begitu dikasihi olehNya, sudah seharusnya kita merayakan
Natal ini dengan penuh sukacita.
Di hari Natal ini, kita merayakan kasih
Tuhan yang telah diberikan kepada
manusia melalui kelahiran Yesus sebagai
kasih yang sejati. Seperti apa sifat kasih
yang sejati dari Allah?
• Kasih Allah itu murni. “Bukan karena
lebih banyak jumlahmu dari bangsa
manapun juga, maka hati TUHAN
terpikat olehmu dan memilih kamu-bukankah kamu ini yang paling
kecil dari segala bangsa? -- tetapi
karena TUHAN mengasihi kamu
dan memegang sumpah-Nya yang
86
• Kasih Allah itu berasal dari diri-Nya
sendiri dan tidak memandang bulu.
Tidak memandang apakah kita
miskin atau kaya, tua atau muda.
Kasih-Nya tanpa syarat. Dia mau
mengasihi kita apa adanya, tanpa
syarat atau kondisi tertentu terlebih
dahulu. Kalau kita menganggap
mahal darah Yesus, maka jangan
menganggap diri kita murah
2. Happy (bersukacita). “Damai
sejahtera Allah, yang melampaui
segala akal, akan memelihara hati
dan pikiranmu dalam Kristus Yesus
(Flp. 4:7).” Sukacita kita sebagai
orang Kristen bukan naik-turun
sesuai keadaan, namun tidak
bersyarat, melampaui segala akal—
kapan pun, apa pun kondisinya kita
mau bersyukur, berbahagia, dan
bersukacita.
3. Honorable (bermartabat, pantas
dihormati). “Jika ya, hendaklah
kamu katakan: ya, jika tidak,
hendaklah kamu katakan: tidak. Apa
yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat (Mat. 5:37).” Orang yang
bermartabat adalah orang yang
berintegritas. (IM)
• Kasih Allah itu tidak dapat diukur.
“Sebab kasih-Mu besar mengatasi
langit, dan setia-Mu sampai ke awanawan (Mzm. 108:5).”
Orang-orang yang merayakan Natal
bukan hanya orang yang mengalami
Natal, namun juga berubah menjadi
jauh lebih baik. Orang yang mengalami
Natal seharusnya memiliki kualitas
dalam hidupnya. Ada tiga ciri orang yang
hidupnya berkualitas:
1. Holy (kudus). “Setiap orang yang
lahir dari Allah, tidak berbuat dosa
lagi; sebab benih ilahi tetap ada
di dalam dia dan ia tidak dapat
berbuat dosa, karena ia lahir
dari Allah (1 Yoh. 3:9).”
Kekudusan bukan soal bisa
atau tidak, tapi soal mau atau
tidak mau.
87
CHARACTER BUILDING
T
menitipkan atau melemparkan.
Itu berarti masalah kita akan
diselesaikan oleh Tuhan sendiri
sebab Ia bertanggung jawab atas
hidup kita. Ketika kita menyerahkan
beban kita, maka kita akan merasa
tenang. Setelah diserahkan jangan
berusaha untuk mengambil kembali
beban yang sudah diserahkan
kepada Tuhan. “Marilah kepada-Ku,
semua yang letih lesu dan berbeban
berat, Aku akan memberi kelegaan
kepadamu (Mat. 11:28).”
idak ada permasalahan
yang
tidak
dapat
diselesaikan.
Sebab
Tuhan Yesus Kristus
memberikan
hikmat
dan jalan keluar sehingga kita bisa
menanggung
permasalahan
dan
pergumulan kita dalam Dia.
Tangguh menghadapi badai hidup
“The thing I have noticed about average people is they don’t want anybody else to rise above average.”
—John C. Maxwell
88
Rahasia untuk Dapat
Menanggung Beban Hidup
• Tanggalkan beban yang harus
ditanggalkan
Beban itu harus kita tanggalkan
supaya tidak ada rintangan dalam
hidup kita. Beban keterikatan
akan dosa yang membelenggu,
kepahitan, sakit hati harus kita
tanggalkan supaya kita bisa hidup
berkemenangan. “Karena kita
mempunyai banyak saksi, bagaikan
awan yang mengelilingi kita, marilah
kita menanggalkan semua beban
dan dosa yang begitu merintangi
kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan
bagi kita (Ibr. 12:1).”
•
Serahkan beban yang harus
kita serahkan
Tuhan Yesus mengajarkan kita
untuk
menyerahkan
segala
permasalahan hidup kita—bukan
•
•
Terimalah beban yang harus
diterima
Setelah kita menyerahkan beban
permasalahan kepada Tuhan, maka
Ia memberi kita kuk untuk kita pikul.
Dan semuanya akan terasa ringan dan
enak. “Pikullah kuk yang Kupasang
dan belajarlah pada-Ku, karena Aku
lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak
dan beban-Kupun ringan (Mat. 11:2930).”
Hindari beban yang harus
dihindari
Ada beban karena kehendak Tuhan,
tetapi ada juga beban masalah
karena kebodohan kita. Jadilah orang
yang berhikmat untuk menghindari
beban masalah bertambah banyak
dan berat. Jangan menambah
beban hidup dengan masalah baru,
sementara masalah yang pertama
saja belum terselesaikan. Selesaikan
segala permasalahan kita dengan
menyerahkan semua beban kita
kepada Tuhan dan jangan lagi
menanggung sendirian. “Ketika Daud
sampai ke puncak, ke tempat orang
sujud menyembah kepada Allah,
maka datanglah Husai, orang Arki,
mendapatkan dia dengan jubah yang
terkoyak dan dengan tanah di atas
kepala. Berkatalah Daud kepadanya:
‘Jika engkau turut dengan aku, maka
engkau menjadi beban kepadaku nanti
(2 Sam. 15:32-33).’”
•
Bagikan beban yang harus
dibagikan
Sharing-kanlah beban masalah kita
kepada Tuhan dan komunitas orangorang percaya. Jadikanlah itu pokokpokok doa syafaat, maka kita akan
menjadi kuat dan dapat menanggung
segala beban karena Tuhan pasti
menolong.
“Bertolong-tolonganlah
menanggung bebanmu! Demikianlah
kamu memenuhi hukum Kristus (Gal.
6:2).”
Iman yang Progresif
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu.
Kita sering kali hanya memiliki sudut
pandang atau perspektif yang kecil.
Padahal, Tuhan melihat gambaran
besarnya dari segala yang kita alami.
Dan Ia dapat memakai penderitaan kita
sebagai salah satu cara untuk memberkati
ataupun mendidik kita.
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut
bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
89
CHARACTER BUILDING
terpanggil sesuai dengan rencana Allah
(Rm. 8:28).”
“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir
ke daerah Tirus dan Sidon. Maka
datanglah seorang perempuan Kanaan
dari daerah itu dan berseru: ‘Kasihanilah
aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku
perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita.’ Tetapi Yesus sama sekali
tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepada-Nya:
‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak.’ Jawab Yesus: ‘Aku diutus
hanya kepada domba-domba yang hilang
dari umat Israel.’ Tetapi perempuan itu
mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’ Tetapi
Yesus menjawab: ‘Tidak patut mengambil
roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing.’ Kata
perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun
anjing itu makan remah-remah yang jatuh
dari meja tuannya.’ Maka Yesus menjawab
dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar
imanmu, maka jadilah kepadamu seperti
yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga
anaknya sembuh (Mat. 15:21-28).”
Untuk dapat memahami makna
kebenaran dari setiap ayat Alkitab,
kita harus belajar dengan sungguh dan
melihat dari berbagai sudut pandang.
Pada Matius 15:21-28, Tuhan Yesus pergi
dan menyingkir ke daerah Tirus dan
Sidon. Daerah Tirus dan Sidon adalah
daerah orang-orang kafir, tidak percaya
Tuhan. Di situ terdapat seorang wanita
Kanaan yang datang kepada Tuhan
meminta belas kasihan-Nya karena
anaknya kerasukan setan. Tapi Tuhan
diam. Tidak menjawab. Tetapi, wanita itu
tidak kecewa, melainkan terus berjalan
mengikuti Tuhan Yesus. Berkali-kali
wanita itu datang kepada-Nya, tapi Dia
menolak dengan keras. Namun, wanita
Kanaan itu memiliki iman yang kuat,
sehingga walaupun ditolak oleh Tuhan
saat itu, imannya makin kuat. Semakin
keras penolakan dari Tuhan, semakin ia
sujud menyembah kepada-Nya.
Fokus wanita itu adalah agar
permohonannya
dikabulkan,
yaitu
kesembuhan anaknya. Namun, fokus
Tuhan bukanlah pada permohonannya,
melainkan kepada pemohonnya. Tuhan
tak berfokus pada apa yang kita doakan,
tapi sering kali Ia lebih berfokus kepada
diri kita. Ia ingin kita masuk dalam
proses pemurnian karena Ia tahu bahwa
kecenderungan manusia hanya ingin
memiliki yang diingini hatinya.
Kekuatan kita harus lahir dari dalam,
yaitu kemurnian. Untuk itu, kita harus
mengaplikasikan hal yang rohani pada
kehidupan yang jasmani. Apabila yang
Jadi, jika hari ini permintaan kita belum
dijawab Tuhan, mungkin kita belum
matang dalam proses. Kecenderungan
manusia adalah cara yang instan dan
melupakan proses kehidupan. Bila
iman kita sudah kuat dan proses kita
jalani, maka fokus hidup kita bukan lagi
tentang jawaban doa, tapi kematangan
hidup. Tuhan mau menjawab atau tidak
permohonan kita, takkan terlalu jadi
masalah lagi, melainkan yang terlebih
penting ialah menyembah Dia.
Rasul Paulus pernah meminta agar Tuhan
mencabut duri dalam daging, tapi Tuhan
menjawab, “Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, justru dalam kelemahanlah
kuasa-Ku menjadi sempurna.” Rasul
Paulus tidak mengeluh kepada Tuhan,
melainkan berkata, “Terlebih aku suka
dalam penderitaan dan penganiayaan
karena Injil, karena jika aku lemah maka
aku kuat.”
Orang yang tidak mau masuk dalam
proses hidup cenderung tak menjadi
diri sendiri—dan membandingkan diri
dengan orang lain. Kita beranggapan,
kalau saya seperti dia (atau mereka), pasti
hidup saya lebih baik. Padahal, kita lupa,
tidak ada orang sukses tanpa proses.
Wanita Kanaan menyadari siapa dirinya
di hadapan-Nya. Dan karena imannya, ia
yakin bahwa siapa pun yang menyembah
kepada Tuhan akan memperoleh kasih
karunia. Setiap proses kehidupan,
kegagalan yang terjadi dalam hidup
kita, bisa menjadi cara Tuhan untuk
90
masalahnya. Berpikirlah seperti Kristus
berpikir dan taklukkanlah pikiran kita
di dalam pikiran Kristus. “Memang
kami masih hidup di dunia, tetapi kami
tidak berjuang secara duniawi, karena
senjata kami dalam perjuangan bukanlah
senjata duniawi, melainkan senjata yang
diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang
sanggup untuk meruntuhkan bentengbenteng. Kami mematahkan setiap
siasat orang dan merubuhkan setiap
kubu yang dibangun oleh keangkuhan
manusia untuk menentang pengenalan
akan Allah. Kami menawan segala pikiran
dan menaklukkannya kepada Kristus (2
Kor. 10:3-5).” Masalah diizinkan Tuhan
terjadi dalam hidup kita supaya hidup
kita menjadi lebih baik di pandangan
mata-Nya.
dari dalam kita benar, akan ada kuasa
Allah. Kata ‘murni’ berasal dari kata
Ibrani, tahor, dan dari kata tersebutlah
lahir kata tahir. Hati yang murni atau
tahir berbicara tentang kedalaman
hati yang tanpa tipu muslihat dan tidak
bersumpah palsu.
mengajarkan sesuatu bagi kita agar
menjadi kebaikan bagi kita.
Kita Lebih Daripada Pemenang
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari
pada orang-orang yang menang, oleh Dia
yang telah mengasihi kita (Rom. 8:37).”
Bagaimana kita menjadi umat yang lebih
dari pemenang?
Tanda orang berubah adalah sudut
pandang berubah. Lalu, cara melihat
suatu hal menjadi berubah pula. Dan
perubahan itu dimulai dari perubahan
hati.
Perubahan
seperti
apakah
yang Tuhan mau bagi kita? Bukan
perubahan dari luar, tapi perubahan
dari dalam, yaitu hati kita sebab ketika
mengalami perubahan hati, maka akan
mempengaruhi perubahan yang di luar.
2. Apa pun yang hadapi tidak akan
melampaui kekuatan kita
Tuhan selalu dan pasti memberi
kekuatan dan jalan keluar bagi kita ketika
menghadapi masalah. Jangan sampai
masalah itu membuat kita kehilangan
pengharapan dan kekuatan. “Sebab tujuh
kali orang benar jatuh, namun ia bangun
kembali, tetapi orang fasik akan roboh
dalam bencana (Ams. 24:16).”
3. Tuhan membuat jalan keluar bagi
kita
Allah setia. Ia takkan membiarkan dan
meninggalkan kita bergumul sendiri
dengan permasalahan kita. Selalu ada
cara bagi Tuhan untuk memberi atau
membuat jalan bagi mukjizat dan
keajaiban. “Ketika Yesus melihat orang
itu berbaring di situ dan karena Ia tahu,
bahwa ia telah lama dalam keadaan
itu, berkatalah Ia kepadanya: ‘Maukah
engkau sembuh?’ Jawab orang sakit itu
kepada-Nya: ‘Tuhan, tidak ada orang
yang menurunkan aku ke dalam kolam
itu apabila airnya mulai goncang, dan
sementara aku menuju ke kolam itu,
orang lain sudah turun mendahului aku.’
Kata Yesus kepadanya: ‘Bangunlah,
angkatlah tilammu dan berjalanlah.’ Dan
1. Hati-hati dengan permainan
persepsi
Di mata Tuhan, segala permasalahan
dan pencobaan yang kita alami adalah
pencobaan biasa; dan bukan yang luar
biasa. Bangunlah persepsi menurut
ukuran dan sudut pandangnya Tuhan; dan
bukan sudut pandang manusia. Persepsi
Daud dan Saul bertolak belakang ketika
menghadapi musuh yang sama—Goliat.
Dan kemenangan menjadi milik Daud
karena ia memiliki persepsi yang benar.
Ketika persepsi kita
kita sudah menguasai
dari masalah. Lihatlah
masalah yang ada; dan
benar, maka
sekitar 70%
mukjizat atas
bukan melihat
91
CHARACTER BUILDING
pembelajaran karena proses. Tanpa
proses, tidak ada pertempuran. Kata
ketaatan dari bahasa Ibrani mempunyai
arti kita mendengar dan melakukan apa
yang kita dengar. Ketika kita memiliki
ketaatan, Tuhan akan memberkati setiap
aspek kehidupan kita.
pada saat itu juga sembuhlah orang itu
lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan.
Tetapi hari itu hari Sabat (Yoh. 5:6-9).”
Jadilah kuat. Dan jadilah pemenang atas
setiap masalah yang kita hadapi.
Ketika Badai Datang
Dalam kehidupan ini, kita pasti
mengalami badai atau masalah. Meski
kita cenderung enggan mengalami badai,
namun melaluinya, kita dapat melihat
mukjizat dari Tuhan.
Mengapa mesti
kehidupan kita?
•
•
•
ada
badai
dalam
Menguji kekuatan iman
Apakah kita dapat melihat Allah
dalam berbagai badai yang kita
hadapi? Semakin besar badai,
semestinya semakin besar kekuatan
iman kita
Menguji cinta kita kepada Yesus
Saat kita diberkati, mudah bagi kita
untuk mengatakan kita mencintai
Dia. Namun, bagaimana saat
datang badai? Apa kita masih dapat
menyatakan cinta?
Menguji respons kita terhadap badai
Respons kita terhadap badai harus
benar, yaitu menjadikannya sebagai
kesempatan agar firman Tuhan
nyata dalam hidup kita
Tetapi, bagaimana cara menghadapi
badai?
1. Datanglah kepada Yesus
“Maka datanglah murid-murid-Nya…
(Mat. 8:25).” Saat badai datang dalam
hidup kita, hal pertama yang harus kita
lakukan adalah datang kepada Yesus.
Jangan kepada dunia! Tetap fokus kepada
Tuhan!
92
2. Bangunkan Dia
“…membangunkan Dia (Mat. 8:25).”
Sering kali kita malah mengacuhkan
Tuhan.
3. Berkata-kata kepada Tuhan
“Katanya: ‘Tuhan, tolonglah… (Mat.
8:25).’” Kita harus berkata-kata,
mencurahkan isi hati kita kepada Tuhan.
Tuhan mau intim dengan kita. Sampaikan
dalam doa kita apa yang menjadi
kebutuhan kita. Bukannya Tuhan tak
peduli terhadap apa yang kita mau, tapi
Ia terlebih rindu memberikan yang kita
butuhkan.
4. Bereskan karakter kita
“‘Mengapa kamu takut, kamu yang
kurang percaya?’ Lalu bangunlah Yesus
menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali (Mat.
8:26).” Kita harus mengubah karakter
yang kurang baik seperti kesombongan,
pelit, dan lainnya. Pembentukan karakter
tidaklah instan, tapi ada proses. Saat
Tuhan membentuk karakter kita, maka
ujung kehidupan kita tak pernah dilepasNya.
Pola Hidup Benar Menjadikan Kita
Kuat
Di masa-masa akhir ini akan terjadi masa
sukar, di mana manusia akan mencintai
dirinya sendiri dan menjadi hamba
uang. Marilah memiliki gaya hidup yang
benar—seperti yang sudah diteladanan
oleh Tuhan Yesus. Karena tujuan
tertinggi kekrtistenan bukanlah hanya
untuk masuk surga, melainkan menjadi
seperti Pemilik surga.
Kekuatan kita harus lahir dari dalam,
yaitu kemurnian, untuk itu kita harus
mengaplikasikan yang rohani pada
kehidupan yang jasmani. Apabila yang
dari dalam kita benar maka akan ada
kuasa Allah yang didemonstrasikan-Nya.
Tuhan juga mau kita memiliki ketaatan.
Yesus pun mau taat dari apa yang
telah diderita-Nya. Ketaatan lahir dari
Tuhan Mendidik & Mengajar Orang
yang Dikasihinya
Ada bentuk kasih yang lain Allah yang
dinyatakan kepada kita. Apakah bentuk
kasih yang lain itu? Kasih tersebut bisa
dalam bentuk didikan, peringatan, dan
hajaran yang membentuk dan mengubah
kita menjadi lebih sesuai dengan
kehendak-Nya.
“Hai anakku, janganlah engkau menolak
didikan TUHAN, dan janganlah engkau
bosan akan peringatan-Nya. Karena
TUHAN memberi ajaran kepada yang
dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada
anak yang disayangi (Ams. 3:11-12).”
Mungkin hari-hari ini kita sedang
merasakan didikan atau proses yang
keras dari Tuhan. Ini bukanlah karena
Tuhan jahat, tidak peduli terhadap kita.
Melainkan, Tuhan sedang mengajar kita
untuk bergantung penuh dan berserah
total kepada-Nya. Juga, Ia sedang
menunjukkan kasih-Nya kepada kita
seperti seorang ayah kepada anak yang
disayanginya.
Mengapa Allah mendidik dan menghajar
kita dengan keras?
•
Supaya Kita Hidup Dalam
Pertobatan
Tujuan Tuhan mendidik dan
menghajar kita dengan keras adalah
supaya kita hidup dalam pertobatan.
Relakanlah hati kita dan bertobat.
Bertobat bukan hanya mengakui
segala dosa, tapi juga meninggalkan
perbuatan-perbuatan
jahat
tersebut, lalu mengambil keputusan
untuk hidup berkenan kepada-Nya.
Pertobatan juga berarti memikirkan
perkara-perkara yang di atas, bukan
lagi
perkara-perkara
duniawi.
Pertobatan juga hidup dalam
kekudusan.
•
Supaya Kita Menjadi Kuat di
Dalam Tuhan
Kalau Ia sedang mendidik kita,
jangan anggap enteng karena
didikan tersebut supaya kita menjadi
kuat. Dan jangan putus asa. Melalui
didikan dan teguran, Ia juga melatih
otot-otot rohani kita.
•
Supaya Kita Semakin Indah di
Hadapan Tuhan
Karakter kita akan terbentuk
menjadi lebih baik, makin indah, dan
berkenan kepada Allah lewat didikan
dan teguran yang kita terima.
Apa Rahasianya Dapat Tetap
Bertahan di Masa Sukar?
1. Selalu berhasil dalam pekerjaan
(Kej. 39:2-3)
Tuhan tidak pernah membuat kita
hidup naik turun, tapi akan membuat
kita selalu berhasil. Seperti halnya yang
dialami Yusuf karena ia selalu disertai
oleh-Nya dan menjadi kegemaran
Tuhan. Maka, jika ingin selalu berhasil
dalam segala aspek kehidupan, kita
harus menjadi kegemaran-Nya. Ciri-ciri
orang yang menjadi kegemaran Tuhan
ialah kerendahanhatian serta hidup
dalam kekudusan.
2. Sikap yang manis (bersikap
positif) [Kej. 39:6 b]
Yusuf manis dalam bersikap, itu yang
menjadi kunci bertahan melewati
kesukaran. Belajarlah seperti Yusuf.
Sikap manis lebih baik daripada wajah
yang manis. Bersikaplah manis dan
positif menghadapi kesukaran. Maka
kita juga akan menjadi kegemaran atau
kesukaan orang.
3. Menjadi favorit di dalam
keluarga (Kej. 50:21)
Jadilah orang yang digemari di keluarga,
tak hanya di lingkungan sekitar. Karena
dengan menjadi orang kegemaran di
dalam keluarga, secara otomatis kita
akan menjadi kegemaran di sekitar kita,
dan memberi pengaruh bagi mereka
melalui ketabahan dan kemenangan kita
melewati masa-masa sukar. (IM)
“Doing the right thing daily, compounds
over time.”
—John C. Maxwell
93
VISI
Jadi, perhatikan baik-baik apabila Tuhan
menegur dan mengajar Anda! Sehebat
apa pun kita dan orang-orang yang
bekerja dengan kita, kalau kita tidak
meminta konfirmasi atau peneguhan
dari Tuhan lewat doa, kita akan terjeblos
dalam kegagalan dan kesalahan. Karena
itu, di tahun Ayin Zayin, Tuhan ingin
menasihati, menegur, dan mengajar jalan
mana yang harus kita tempuh.
Di mana kita bisa menujukan mata kita
kepada Tuhan? Pertama, datanglah ke
gereja untuk memuji dan menyembah
Dia. Mengucap syukur bahwa kita masih
dapat hidup dan merasakan kebaikankebaikan-Nya. Mengucaplah syukur
untuk banyak hal baik yang masih kita
punyai—seperti rumah, kendaraan, atau
lainnya.
S
ebelum memahami makna
tahun baru Yahudi tersebut,
yaitu Ayin Zayin, kita harus
tahu terlebih dulu arti tentang
visi. Visi adalah pandangan
ke depan yang datangnya dari Tuhan.
Artinya, mesti terjadi karena dari Dia.
Amsal 29:18 berkata, “Bila tidak ada
wahyu (vision), menjadi liarlah rakyat.
Berbahagialah orang yang berpegang pada
hukum.” Jadi, jika sebuah gereja tidak
memiliki visi atau wahyu, maka menjadi
liarlah jemaatnya karena tidak tahu ke
mana arah yang akan dituju. Visi itu
penting dan gereja harus memiliki visi.
Karena visi datangnya dari Tuhan, maka
pemimpin gereja harus peka mendengar
suara Tuhan—apakah betul dari Dia atau
tidak? Jangan bukan dari Tuhan, tapi
malah berkata datangnya dari Dia. Visi
yang bukan datang dari Tuhan tidak akan
terjadi.
94
Arti Ayin Zayin
Kalender orang Yahudi atau Israel,
mulai tanggal 3 Oktober 2016 – 20
September 2017 masuk menjadi tahun
Ayin Zayin atau 5777.
Ayin Zayin
Ayin = angka 70 yang melambangkan
bahwa mata Tuhan sedang tertuju
kepada kita. Dia juga akan menegur
kita, serta mengajar dan menunjukkan
jalan hidup yang harus kita tempuh.
Jadi, mata kita pun harus tertuju
kepada-Nya supaya kita tidak terjeblos
ke dalam dosa dan kekalahan.
“Aku hendak mengajar dan menunjukkan
kepadamu jalan yang harus kautempuh;
Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku
tertuju kepadamu (Mzm. 32:8).”
“Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju
kepada mereka yang takut akan Dia,
kepada mereka yang berharap akan kasih
setia-Nya (Mzm. 33:18).”
Ada seorang pengusaha yang pernah
mendapatkan dan menang tender bisnis
sebesar sekitar 40 juta dolar AS, tetapi
ketika ia sedang berdoa di Doa Fajar
dan menujukan matanya kepada Tuhan
untuk mendengar dan taat kepada-Nya,
ia memperoleh petunjuk dari Tuhan
terkait proyek itu.
Walaupun semua akuntannya berkata
bahwa pasti untung kalau mengambil
tender tersebut, ia tidak merasakan
damai sejahtera. Ia hanya mau taat
kepada Tuhan dan tidak mengambil
proyek itu. Ia membiarkan pihak lain yang
mengerjakan. Singkat cerita, ternyata
ada mark-up atau penggelembungan
dana di proyek itu. Lalu, pihak-pihak
yang terkait dijebloskan ke penjara.
Kedua, bacalah firman Tuhan. Saat kita
membaca Alkitab, mata kita sebenarnya
sedang tertuju kepada Tuhan. Dan kita
bisa saja tiba-tiba memperoleh hikmat,
pewahyuan, atau bahkan konfirmasi dari
Tuhan.
Ketiga, melalui doa. Tentu kita berdoa
dan berharap kepada Tuhan, dan
bukannya kepada si Iblis.
Zayin = angka 7 melambangkan pedang
yang berarti enam hal berikut ini, yaitu:
•
•
•
•
•
•
Peperangan rohani
Kemurkaan Allah
Keruntuhan
Musim ekstrem
Penyembahan
Penuaian jiwa
Pedang
Di tahun Ayin Zayin ini, pedang akan
turun di hidup kita. Kita akan mengalami
berbagai masalah. Arti dari pedang
tersebut adalah untuk memisahkan
antara kambing dengan domba. Supaya
menjadi domba, Tuhan akan mengajar
dan menuntun kita agar tidak salah
langkah.
Tahun ini juga akan terjadi banyak
guncangan. Tetapi, kiranya di tahun
yang penuh guncangan ini kita tidak
terguncang supaya kita menjadi dombadombanya Allah. Jagalah hati dan
kerendahhatian Anda.
“Apabila Anak Manusia datang dalam
kemuliaan-Nya dan semua malaikat
bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan
bersemayam di atas takhta kemuliaanNya.
Lalu
s e m u a
bangsa akan
dikumpulkan
di hadapanNya
dan
Ia
akan
memisahkan
m e r e k a
seorang dari
pada seorang,
sama seperti
gembala
memisahkan
domba dari
kambing, dan
Ia akan menempatkan domba-domba di
sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing
di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan
berkata kepada mereka yang di sebelah
kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati
oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang
telah disediakan bagimu sejak dunia
dijadikan (Mat. 25:31-34).”
Domba di sebelah kanan akan masuk
surga. Kambing di sebelah kiri akan
masuk ke neraka.
Kita harus mengambil keputusan yang
benar sesuai kehendak Tuhan dan
mata kita harus tertuju kepada Tuhan.
Seandainya kita diperhadapkan dengan
dua pilihan: apakah memilih menerima
proyek yang sangat besar dan kita akan
menjadi sangat kaya tapi menjadi tidak
mengenal dan mengandalkan Tuhan lagi,
atau diutus pelayanan ke sebuah daerah
pedalaman yang jauh untuk orang-orang
miskin tapi merasakan damai sejahtera?
Manakah yang akan kita pilih?
Jika Tuhan menuntun dan menyuruh kita
untuk berpuasa, apakah kita mau atau
malah makan dengan tenang-tenang
saja?
Mungkin kita pun sedang mengalami
pedang yang harus membuat kita
menentukan memilih jalan yang ini atau
yang itu. Misalnya, hari Minggu harus
memilih apakah menerima proyek dan
mengikuti perintah manusia ataukah
setia beribadah dan melayani Tuhan?
Atau misalnya, haruskah menikah
dengan seseorang yang beragama lain
dan berkompromi atau tidak?
Kalau mata kita tertuju kepada Tuhan,
kita akan tahu jalan mana yang harus kita
tempuh serta menerima konfirmasi dan
tuntunan-Nya.
95
VISI
Pedang itu mungkin sesuatu yang tidak
enak dan kita harus menentukan pilihan.
Tujuannya adalah supaya kita lebih
memiliki komitmen, dan bukan menjadi
prajurit yang memble atau melempem,
melainkan gagah perkasa bersama
Tuhan.
Peperangan rohani
Tuhan mengizinkan banyak hal jahat,
salah satunya LGBT, terjadi supaya
gereja sadar akan adanya peperangan
rohani. Dan gereja seharusnya menjadi
“bengkel” untuk memperbaiki atau
mengubah orang-orang yang mungkin
sebelumnya brengsek dan tidak benar
agar menjadi setengah, seperempat,
bahkan sampai sama sekali tidak
brengsek lagi dan benar-benar menjadi
orang benar.
“Karena itu Allah menyerahkan
mereka kepada hawa nafsu yang
memalukan, sebab isteri-isteri mereka
menggantikan persetubuhan yang wajar
dengan yang tak wajar. Demikian juga
suami-suami meninggalkan persetubuhan
yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka
seorang terhadap yang lain, sehingga
mereka melakukan kemesuman, laki-laki
dengan laki-laki, dan karena itu mereka
menerima dalam diri mereka balasan yang
setimpal untuk kesesatan mereka (Rm.
1:26-27).”
Memasuki peperangan rohani ini,
kita harus menjadi pemenang. Dan
kemenangan kita bergantung pada
Penasihat yang ajaib, yaitu Tuhan Yesus.
“Karena hanya dengan perencanaan
engkau dapat berperang, dan kemenangan
tergantung pada penasihat yang banyak
(Ams. 24:6).” Peperangan kita bukan
melawan darah dan daging, tapi
melawan roh-roh jahat di udara. “Karena
perjuangan kita bukanlah melawan darah
96
dan daging, tetapi melawan pemerintahpemerintah,
melawan
penguasapenguasa, melawan penghulu-penghulu
dunia yang gelap ini, melawan roh-roh
jahat di udara (Ef. 6:12).”
Kemurkaaan Allah
“Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan
Allah yang hidup (Ibr. 10:31).” Kalau kita
dimarahi atau ditegur oleh manusia atau
pemimpin, mungkin cuma mengerikan.
Tapi, kalau sampai kita dimarahi oleh
atau kena murka Allah, mengerikan
benar!
Keruntuhan
Di tahun Ayin Zayin ini, mungkin akan
terjadi berbagai keruntuhan seperti
di bidang ekonomi, di dalam iman—
sebelumnya percaya Tuhan menjadi
tidak lagi—dan lainnya. Mungkin
kita menganggap dan merasa ini
semua belum terjadi. Tapi, karena ini
merupakan visi atau pandangan ke
depan yang datangnya dari Tuhan, maka
akan terjadi.
Musim ekstrem
Kita tahu bahwa akhir-akhir ini mungkin
sering hujan. Di tahun Ayin Zayin ini akan
terjadi musim-musim yang ekstrem.
Dalam makna rohani, menghadapi musim
ekstrem ini kita harus mengenakan
pakaian yang cocok dan menyesuaikan
diri dengan cuaca yang ada (lih. Efesus
6:11-18). Kita tentu tidak bisa memakai
celana pendek untuk keluar rumah saat
musim salju, bukan? Demikian juga
halnya, kalau kita menghadapi cuaca
ekstrem di kehidupan, mata kita harus
tertuju kepada Tuhan.
Penyembahan
Di tahun Ayin Zayin ini, kita harus banyak
memuji dan menyembah Tuhan. Memuji
dan menyembah seperti apa? “Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam
roh dan kebenaran; sebab Bapa
menghendaki
penyembah-penyembah
demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa
menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran (Yoh.
4:23-24).” Mungkin banyak orang
ataupun gereja yang tidak seperti itu.
Kita pun butuh keintiman dengan Tuhan.
Penuaian jiwa
Kunci penuaian jiwa adalah sesuai hidup
intim dengan Tuhan, taat, dan memiliki
kesatuan hati (unity). “Supaya mereka
semua menjadi satu, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku
di dalam Engkau, agar mereka juga di
dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku (Yoh.
17:21).” Gereja yang sejati adalah gereja
yang menggembalakan umat untuk tahu
ke mana arah yang harus dituju dan
memancarkan terang kemuliaan Tuhan
Yesus Kristus sehingga menuai banyak
jiwa yang datang kepada-Nya. (Pdm. DR.
Janto Simkoputera, MD, PhD)
97
Formulir Pemasangan Iklan
Tgl:
Christian Lifestyle Magazine
Nama/PT
:
Alamat :
Telp./Handphone:
Pilihan iklan:
DOUBLE PREMIUM INSIDE
: Rp 10.000.000
OUTSIDE BACK COVER
: Rp 8.000.000
INSIDE FRONT / BACK COVER
: Rp 7.000.000
INSIDE (FULL PAGE)
: Rp 5.000.000
- FREE promosi di website dan akun social media (Facebook, Twitter, Path)
- GBI PRJ khusus untuk pemasangan iklan Double Premium Inside & Outside Back Cover
- Materi Iklan berupa: JPEG, TIFF, CMYK 300 DPI, ukuran 210 mm x 275 mm + bleed 0,5 cm (CD)
Menyetujui
(…………………………)
INFORMASI IKLAN
Handrie
Yanti
SPESIFIKASI
0817 0938 063
0815 895 8855
Email: [email protected]
JADWAL TERBIT
- Maret
- Juni - September - Desember Ukuran Jumlah Halaman
Cover Content Warna Jadwal Terbit Oplah : 210 mm x 275 mm
: 100 halaman
: Art Carton 260 gram
: Matte Paper 100 gram
: 4/4 Full Colour
: 3 bulan sekali
: 10.000 eksemplar
ADVERTISEMENT SIZES
FULL PAGE
bleed size
220 x 285mm
275 mm
210 mm
DOUBLE PREMIUM SPREAD (DPS)
bleed size
420 mm
285 x 430 mm
275 mm
98
210 mm
210 mm
99
100
Download