deiksis - jurnal pendidikan bahasa dan sastra

advertisement
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
PENGGUNAAN METODE SUGESTOPEDIA MELALUI
TEKNIK KATA-KATA BERIRAMA DALAM PEMBELAJARAN
MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SUSUKAN LEBAK
Mudopar
Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unswagati Cirebon
ABSTRAK
Pembelajaran menulis puisi di sekolah menengah pertama di wilayah
Kecamatan Susukan Lebak masih dianggap belum memberikan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil observasi awal disimpulkan bahwa kekurangmaksimalan ini
disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi pokok permasalahan, baik dari faktor
siswa maupun faktor yang bersumber dari guru. Faktor dari siswa yaitu mereka
beranggapan bahwa menulis puisi merupakan salah satu materi yang sulit dipahami.
Tidak hanya itu, mereka juga masih belum mampu menggunakan kata-kata yang tepat
untuk dijadikan sebuah puisi. Faktor dari pihak guru yaitu kurangnya kreativitas guru
dalam menggunakan model atau strategi pembelajaran yang menarik. Melihat kondisi
tersebut penulis melakukan penelitian eksperimen dengan cara menerapkan metode
sugestopedia melalui teknik kata-kata berirama dalam pembelajaran menulis puisi
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan Lebak. Sampel dalam penelitian ini
adalah kelas VIII.A dan VIII.C, kelas VIII.A dijadikan sebagai kelas eksperimen
sedangkan kelas VIII.C dijadikan sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data
penelitian ini yaitu dengan cara tes dan observasi. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dengan menggunakan uji statistik, uji tes. Setelah penulis melakukan
analisis data, hasil uji t membuktikan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas
VIII.C memperoleh nilai posttes rata-rata 5,37, lebih rendah dibandingkan dengan
nilai rata-rata kelas VIII.A yang menggunakan metode Sugestopedia melalui teknik
kata-kata berirama yaitu 6,72. Selain itu perhitungan hasil uji t juga membuktikan
bahwa thitung > ttabel atau 4,5 >2,77 pada taraf signifikan 5%. Hal ini, berarti H0 ditolak
dan Hi diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan metode sugestopedia melalui teknik kata-kata berirama
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan Lebak dapat dikatakan efektif.
Kata Kunci: metode sugestopedia, teknik kata-kata berirama, menulis puisi
54
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |
A. LATAR
BELAKANG
PERMASALAHAN
Salah satu keterampilan berbahasa
yang harus diajarkan dan dikuasai oleh
siswa di sekolah dalam berkomunikasi
adalah keterampilan menulis puisi.
Waloyo (Jabrohim, 2009: 67) menyatakan
bahwa menulis puisi merupakan suatu
kegiatan yang menuntut seseorang harus
benar-benar cerdas, harus benar-benar
menguasai
bahasa,
harus
luas
wawasannya, dan peka perasaannya.
Sementara menurut Kurniawan (2012: 27)
menyatakan bahwa kreativitas yang harus
dimiliki dalam diri siswa dalam menulis
puisi adalah kreativitas memilih diksi
karena kekuatan puisi terletak pada katakatanya (diksi), bagaimana kata-kata yang
singkat, pendek, dan sederhana, tetapi bisa
menggambarkan pengalaman, perasaan,
imajinasi, dan keindahan. Berdasarkan
pendapat para ahli tersebut, penulis
menyimpulkan bahwa menulis puisi
adalah kegiatan menulis kreatif yang
memerlukan pengetahuan dan imajinasi
yang tinggi terhadap suatu objek yang
diamati serta pengekspresian seorang
dalam mengemukakan perasaan yang
sedang dialami dengan menggunakan
kata-kata yang indah dan penuh makna.
Dalam pembelajaran keterampilan
menulis puisi tentunya banyak hal yang
perlu diperhatikan, salah satu di antaranya
adalah penggunan diksi yang mudah
dipahami. Oleh sebab itu, keterampilan
menulis puisi membutuhkan tingkat
kejelian dan keseriusan dari semua
penyelenggara pendidikan terutama guru
dan penyusun kurikulum sebagai sarana
pendukung pembelajaran. Pembelajaran
menulis puisi pada siswa sekolah
menengah pertama bermanfaat untuk
mengembangkan daya imajinasi dan minat
siswa
dalam
kegiatan
belajar.
Pembelajaran menulis puisi juga dapat
membantu siswa untuk berekspresi dan
mencurahkan segala perasaannya sehingga
dapat menjadikan pola pikir siswa lebih
berkembang.
Melalui
pembelajaran
menulis puisi dapat memberikan peluang
bagi siswa untuk berekspresi tentang
sebuah pengalaman, baik pengalaman
mengenai
kemanusiaan,
lingkungan
maupun pengalaman tentang nilai-nilai
budaya. Akan tetapi pada kenyataannya,
pembelajaran menulis puisi di SMP
Negeri yang ada di wilayah kecamatan
Susukan Lebak masih dianggap belum
memberikan hasil yang maksimal.
Kekurangmaksimalan ini disebabkan oleh
beberapa faktor yang menjadi pokok
permasalahan, baik dari faktor siswa
maupun faktor yang bersumber dari pihak
guru. Faktor penyebab dari siswa, yaitu
dalam keterampilan menulis puisi siswa
masih belum bisa berimajinasi secara
maksimal yang kemudian menuangkannya
ke dalam bentuk tulisan. Hal tersebut
kemudian menjadi penyebab persepsi yang
buruk dari siswa yaitu menulis puisi
merupakan materi yang tidak mudah dan
membosankan. Faktor penyebab dari guru
yaitu kurangnya kreativitas guru dalam
menggunakan model pembelajaran. Dari
data empiris tersebut maka diperlukan
teknik atau model pembelajaran yang
inovatif dan kreatif sehingga proses
pembelajaran berlangsung dengan aktif,
efektif, dan menyenangkan. Solusi yang
dilakukan untuk memecahkan permasalah
tersebut yaitu penulis menggunakan
metode sugestopedia melalui teknik katakata berirama dalam pembelajaran menulis
puisi.
55
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
B. PENGGUNAAN
METODE
SUGESTOPEDIA
MELALUI
TEKNIK KATA-KATA BERIRAMA
PADA PEMBELAJARAN MENULIS
PUISI
Sebagian besar siswa menganggap
bahwa
menulis puisi memang tidak
mudah, apalagi kebanyakan siswa tidak
menyukai materi tentang sastra. Dengan
menggunakan
metode
sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama ini
diharapkan dapat mempermudah siswa
dalam proses belajar menulis puisi. Siswa
diarahkan supaya memilih identitas
mereka yang baru. Siswa memiliki
kesempatan
untuk
mengembangkan
biografi tentang khayalannya sendiri
dengan cara mengungkapkannya ke
dalam tulisan. Suasana yang santai dan
menyenangkan akan memudahkan siswa
dalam menerima pelajaran.
Pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan
metode
sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama
bertujuan agar mempermudah siswa
dalam menulis puisi dengan cara
memberikan sugesti positif baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sugesti
langsung yaitu menarik kesadaran para
siswa dengan memberikan dorongan
motivasi bahwa mereka pasti bisa
menulis puisi, sedangkan sugesti tidak
langsung yaitu dengan cara memberikan
stimulan berupa pemutaran musik klasik
kepada siswa untuk meningkatkan daya
imajinasi mereka. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat Iskandarwassid dan
Sunendar (2009: 66) yang menyatakan
bahwa metode sugestopedia adalah
metode yang menekankan sugesti kepada
peserta didik agar mereka memiliki
kepercayaan diri. Maksudnya adalah
56
metode sugestopedia merupakan metode
yang memberikan sugesti baik itu
langsung maupun tidak langsung dan
memberikan pesan kepada peserta didik
bahwa belajar itu mudah sehingga mereka
memiliki kepercayaan diri dalam belajar.
Kepercayaan diri yang muncul tersebut
dapat menghilangkan asumsi negatif
siswa bahwa belajar menulis puisi itu
sulit. Penggunaan kata-kata berirama
menurut James Bellanca (2010: 35)
bertujuan untuk mempelajari irama, dan
menulis puisi berirama. Dari uraian teori
ahli tersebut penulis berpendapat bahwa
teknik ini dapat digunakan pada saat
proses pembelajaran menulis puisi
sebagai bentuk perkenalan dengan irama,
sebagai alat berbahasa, dan untuk
membantu
siswa
mengenal
atau
mengingat irama. Teknik kata-kata
berirama ini juga dapat digunakan
sebagai alat atau media yang diperlukan
dalam pembelajaran puisi ketika guru
memberikan contoh puisi. Berikut ini
merupakan
langkah-langkah
pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan
metode
sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama yang
penulis kembangkan dari teori para pakar.
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |
Kegiatan
Tahap Pembelajaran
2. Guru mengadakan
tinjauan kembali atau
mengulang bahan
pelajaran sebelumnya.
Bila siswa membuat
kesalahan, ia dikoreksi
dengan nada yang
mendorong ke arah
positif.
Guru
Siswa
a. Guru mengondisikan siswa
untuk belajar dengan tertib.
b. Guru bertanya tentang
materi pembelajaran
sebelumnya.
c. Guru memotivasi siswa
bahwa menulis puisi
tidaklah sulit.
d. Guru memberikan arahan
yang positif apabila siswa
membuat kesalahan dalam
menjawab.
a. Siswa siap belajar
dengan keadaan yang
tertib.
b. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru
tentang bahan pelajaran
sebelumnya.
c. Siswa aktif mengajukan
petanyaan yang
berhubungan dengan
menulis puisi.
d. Siswa dapat menjawab
pertanyaan yang
diberikan oleh teman
atau guru.
2. Guru menyajikan bahan
a. Guru menyajikan bahan
a. Siswa berkonsentrasi
baru dalam konteks
materi menulis puisi.
memperhatikan materi
melalui dialog-dialog
b. Guru meminta siswa
menulis puisi yang
panjang dan caranya tidak
memejamkan matanya dan
disampaikan oleh guru.
jauh berbeda dengan cara
memutarkan musik klasik
b. Siswa memejamkan
yang tradisional: bahan
untuk mengadakan
mata sambil
disajikan dan diperagakan,
perjalanan imajinatif.
memperdengarkan
diikuti dengan keterangan c. Guru membimbing siswa
musik klasik.
kata-kata baru dan tata
mengadakan perjalanan
c. Siswa mengadakan
bahasa. Dialog yang
imajinatif yaitu dengan
perjalanan imajinatif
dipergunakan sebagai
membayangkan berada di
yaitu dengan
bahan pelajaran harus
tempat yang sangat indah,
membayangkan berada
relevan, riil, menarik, dan
udara yang sangat sejuk,
di tempat yang sangat
dipergunakan sesuai
menatap ke atas langit
indah, udara yang
dengan isinya.
yang biru, berbaring di
sangat sejuk, menatap
hamparan rumput hijau,
ke atas langit yang
dan dikelilingi bungabiru, berbaring di
bunga yang sangat indah.
hamparan rumput
d. Setelah selesai
hijau, dan dikelilingi
mengadakan perjalanan
bunga-bunga yang
imajinatif guru meminta
sangat indah.
siswa untuk membuka
d. Siswa membuka
matanya kembali ke tahap
matanya kembali
pembelajaran berikutnya.
setelah selesai
mengadakan perjalanan
imajinatif
57
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
3. Séance tujuannya ialah
untuk reinforcement
bahan baru pada taraf
bawah sadar. Pada tatap
muka ini siswa dudukduduk dan menyantaikan
diri mereka dengan postur
duduk yang dinamakan
suasana. Kegiatan séance
terdiri dari dua macam,
yang aktif dan yang pasif.
Pada kegiatan aktif, siswa
melakukan kontrol
terhadap pernapasan
dengan ritme sebagai
berikut: 2 detik pertama
untuk menarik napas, 4
detik kemudian untuk
tahan napas, dan 2 detik
terakhir untuk istirahat.
Proses ini diulang-ulang
selama sekitar 25 menit.
Kemudian siswa
memejamkan mata sambil
menikmati alunan musik
dan ikut larut pada katakata yang dinarasikan oleh
guru.
C.
a. Guru meminta siswa untuk
melakukan kontrol
pernafasan.
b. Guru membacakan sebuah
puisi yang berjudul “Ibu”
dengan diiringi musik
klasik.
c. Guru menjelaskan
langkah-langkah membuat
puisi.
d. Guru menugaskan siswa
untuk membuat puisi.
e. Guru meminta salah satu
siwa untuk membaca puisi.
Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui
efektivitas
penggunaan
metode sugestopedia melalui teknik katakata berirama dalam pembelajaran
menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Susukan Lebak. Penelitian
tersebut dilakukan pada kelas VIII.A
sebagai kelas eksperimen yang mendapat
perlakuan dan kelas VIII.C sebagai kelas
kontrol yang tidak mendapat perlakuan.
Perlakuan di sini adalah penerapan
penggunaan metode sugestopedia melalui
teknik kata-kata berirama. Berdasarkan
hasil tes pembelajaran menulis puisi
terdapat perbedaan yang signifikan
58
( kegiatan aktif)
a. Siswa melakukan
kontrol pernafasan.
b. Siswa membuat puisi
c. Siswa membacakan
hasil puisinya didepan
kelas.
d. Siswa mengomentari
hasil puisi yang telah
dibuat oleh temannya.
(kegiatan pasif)
a. Siswa berkonsentrasi
memperhatikan.
Langkah-langkah
menulis puisi.
b. Siswa mendengarkan
sebuah puisi yang
dibacakan oleh guru.
terhadap hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan
ini dapat terlihat dari hasil perhitungan uji
statistik uji-t yang membuktikan bahwa
thitung > ttabel atau 4,5 > 2,77 pada taraf
signifikan 5%. Hal ini berarti Ho ditolak
dan Hi diterima. Hasil observasi proses
pembelajaran dapat diketahui tingkat
keaktifan
siswa
selama
proses
pembelajaran yang tertera pada masingmasing aspek. Pada aspek bertanya jawab
dengan guru tentang menulis puisi yang
pernah atau diketahui oleh siswa dalam
proses pembelajaran di kelas eksperimen
mendapatkan nilai baik. Hal ini
dikarenakan jumlah siswa yang aktif
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |
mengajukan
pertanyaan
yang
berhubungan dengan menulis puisi dan
siswa dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh teman atau guru berjumlah
25 siswa (57%). Pada saat menulis puisi
dengan
mengadakan
perjalanan
imajinatif, siswa mendapatkan nilai
sangat baik karena berkonsentrasi, fokus
dan tidak mengobrol dengan jumlah 38
siswa (100%). Pada aspek mengerjakan
tugas, siswa mendapatkan nilai baik
karena
bersungguh-sungguh
dalam
mengerjakan tugas dengan jumlah 31
siswa (75%).
Berdasarkan hasil pengamatan di
atas, dapat diketahui secara langsung
bahwa keaktifan siswa dengan menerima
materi pembelajaran dengan mudah dan
sangat baik. Siswa sangat antusias atau
aktif pada saat proses pembelajaran.
Keaktifan siswa tersebut seperti, aktif
bertanya jawab, mengerjakan tugas yang
diberikan guru dengan sungguh-sungguh,
serta dapat mengumpulkan tugas sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam penggunaan metode sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama, siswa
dapat dengan mudah menemukan ide
kreatifnya (imajinasi) dalam menulis
puisi sehingga siswa lebih termotivasi
untuk mengembangkan imajinasinya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa penggunaan metode sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama dalam
pembelajaran menulis puisi efektif karena
metode tersebut dapat mencapai hasil
maksimal. Berikut penulis sajikan
beberapa hasil menulis puisi siswa
dengan
menggunakan
metode
sugestopedia melalui media kata-kata.
Guruku
Kau selalu mengajari muridmu
Tanpa kenal lelah dan letih
Walau terkadang muridmu ini tak pernah
Mendengar nasihatmu tapi kau tetap sabar
Guruku walau di luar sana, banyak
rintangan, hadangan
Yang menunggu tapi kau selalu tulus
mengajari muridmu
Walau panas yang terik, walau hujan yang
deras
Tapi kau relakan aku demi aku, muridmu
Kau goreskan tita emas di atas kertas putih
Kau bagaikan kunang-kunang yang
menyinari masa depanku
Kau bagaikan kain sutera yang memiliki
kain yang halus
Dan kau berikan ilmu setengah hati
Guruku aku berjanji padamu
Akan kugapai gunung akan kugapai
bintang
Hanya
untukmu
walau
samudera
membentang
Walau termakan oleh waktu tapi aku tak
akan
Melupakan jasa-jasamu
Guruku... suatu saat nanti aku berjanji
Ku selalu mengingatmu sampai akhir
hayatku nanti
Terima kasih guruku....
Karna kau yang menuntunku untuk
menjalani
Kehidupan kelak dengan ilmu yang sudah
kau berikan
a. Diksi yang terdapat dalam puisi
- Tinta Emas
- Kunang-kunang
- Sehelai kain sutera
b. Majas yang terdapat dalam puisi
- Majas hiperbola, terlihat dari larik
berikut:
59
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Akan ku gapai gunung dan ku gapai
bintang
- Majas simbolik terlihat dalam larik
berikut:
Kau goreskan tinta emas di atas
kertas putih
- Majas metafora terlihat dalam larik
berikut:
Kau bagaikan kunang-kunang yang
selalu menyinari masa depanku
Kau bagai sehelai kain sutera yang
memiliki hati yang halus
c. Pengimajian yang terdapat dalam puisi
- Imaji pendengaran
Muridmu ini tak pernah mendengar
nasehatmu
Siswa sudah mampu menulis larik
puisi dengan menggunakan diksi yang
tepat dan bervariatif. Penggunaan diksi
yang tepat dapat terlihat dari penggunaan
diksi yang memilki keterkaitan antara
baris pertama dengan baris lainnya.
Penggunaan diksi yang variatif dapat
terlihat dari pilihan katanya yang
bervariasi dan tidak monoton. Pada larik
tersebut penulis menggunakan diksi yang
bermakna konotasi yang berbunyi kau
goreskan tinta emas di atas kertas putih
yang artinya menggoreskan prestasi.
Diksi dalam puisi tersebut juga
mengungkapkan perasaan pengarang
yaitu rasa kagum terhadap seorang guru.
Majas yang digunakan dalam puisi
tersebut yaitu majas hiperbola yaitu
majas yang berupa pernyataan berlebihan
dari kenyataannya dengan maksud
memberikan kesan mendalam atau
meminta perhatian. Hal tersebut dapat
terlihat dari larik puisi berikut Akan
kugapai gunung dan kugapai bintang.
60
Majas simbolik yaitu majas yang
melukiskan
sesuatu
dengan
mempergunakan benda, binatang, atau
tumbuhan sebagai simbol atau lambang.
Hal tersebut dapat terlihat dari larik puisi
berikut Kau goreskan tinta emas di atas
kertas putih. Majas metafora yaitu
Metafora
adalah
majas
yang
mengungkapkan
ungkapan
secara
langsung berupa perbandingan analogis.
Hal tersebut dapat terlihat dari larik puisi
berikut Kau bagaikan kunang-kunang
yang selalu menyinari masa depanku,
Kau bagai sehelai kain sutera yang
memiliki hati yang halus.
Siswa sudah mampu menggunakan
majas yang dapat memunculkan nilai
estetis (keindahan) yang terkandung
dalam rima puisinya. Majas yang
digunakan dalam puisi tersebut dapat
mengekspresikan perasaan pengarang.
Majas yang digunakan dalam puisi
tersebut juga memiliki penafsiran ganda
yaitu memiliki arti yang berbeda. Hal
tersebut dapat telihat pada larik puisi Kau
goreskan tinta emas di atas kertas putih
Siswa sudah mampu menggunakan
imaji untuk mendukung makna isi puisi
dan mendukung keutuhan puisi tetapi
siswa belum mampu menggunakan imaji
untuk mendukung keindahan.
Berdasarkan analisis jawaban siswa
di atas, penulis menyimpulkan bahwa
siswa sudah mampu menggunakan diksi
yang tepat dan variatif. Selain itu, siswa
mampu menggunakan diksi yang
bermakna konotasi dan siswa mampu
menggunakan majas serta imaji untuk
mendukung keindahan puisi, keutuhan
puisi, dan makna isi puisi.
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |
Sahabatku
Kau adalah segalanya untukku
Kau bagaikan bintang yang selalu
menerangi hidupku
Kau bagaikan embun pagi yang
menyejukkan hatiku
Kau bidadari dalam hidupku
Sahabat
Kau takkan terganti
Sampai ajal memisahkan kita nanti
Kau segalanya untukkudi hati
Sahabat
Ku akan tetap mengenang dan
menyayangimu
Meski kau sudah jauh meninggalkanku
Selamat jalan sahabatku
Kau adalah bidadari surga
a. Diksi yang terdapat dalam puisi
- Bintang
- Embun pagi
- Menyejukkan
- Biadadari
b. Majas yang terdapat dalam puisi
- Majas yang digunakan dalam puisi
tersebut
yaitu
majas
yang
mengungkapkan ungkapan secara
langsung berupa perbandingan
analogis. Terlihat dari larik berikut :
Kau adalah segalanya untukku
Kau bagaikan bintang yang selalu
menerangi hidupku
Kau bagaikan embun pagi yang
menyejukkan hatiku
Kau bidadari dalam hidupku
c. Pengimajian yang terdapat dalam puisi
- Imaji rasa atau sentuh
kau bagaikan embun pagi yang
menyejukkan hatiku
Siswa sudah mampu menulis larik
puisi dengan menggunakan diksi yang
tepat. Hal tersebut dapat terlihat dari
penggunaan diksi yang memilki keterkaitan
antara baris pertama dengan baris lainnya.
Siswa sudah mampu menggunakan diksi
yang bervariatif. Hal tersebut dapat terlihat
dari pilihan katanya yang bervariasi.
Namun siswa belum mampu menggunakan
diksi yang bermakna konotasi.
Siswa sudah mampu menggunakan
majas yang dapat memunculkan nilai
estetika (keindahan). Hal tersebut dapat
terlihat dari larik puisi berikut Kau
bagaikan bintang yang selalu menerangi
hidupku, Kau bagaikan embun pagi yang
menyejukkan hatiku, Kau bidadari dalam
hidupku. Selain itu, Siswa sudah mampu
menggunakan
majas
yang
dapat
mengekspresikan
pengarang
yaitu
menunjukkan rasa sayang kepada sahabat.
Siswa sudah mampu menggunakan
imaji yang dapat mendukung keindahan,
keutuhan, dan makna isi. Hal tersebut dapat
terlihat dari larik berikut kau bagaikan
embun pagi yang menyejukkan hatiku.
Berdasarkan analisis jawaban siswa
di atas, penulis menyimpulkan bahwa
siswa sudah mampu menggunakan diksi
dengan tepat dan variatif tetapi belum
mampu
menggunakan
diksi
yang
bermakna konotasi. Selain itu, siswa sudah
mampu menggunakan majas dan imaji
untuk mendukung keindahan, keutuhan
puisi, dan keutuhan makna puisi.
Ibu
Oh ibu......
Kau mengandungku selama sembilan bulan
Kau merawatku dengan kasih sayang yang
tulus
Kau mendidikku dengan sangat sabar dan
tabah
Kau yang selalu memberi penyemangat di
dalam hidupku disaat ku terpuruk
Oh ibuku...
Kau permata hatiku
61
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Kau adalah anugerah terindah dalam
hidupku
Kau adalah wanita terbaik dalam hidupku
Kau adalah malaikat tanpa sayapku
Oh ibu...
Kau segalanya dalam hidupku
Tanpa kau aku tak bisa menikmati
indahnya dunia
Kau bagaikan bintang yang menerangi
malamku
Kau bagaikan pagi yang menyejukkan
hatiku
Oh ibu...
Kasih sayangmu takan aku pernah lupakan
sampai kapan pun
Kau merawatku dengan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan
Terima kasih ibu
Kau selalu ada untukku
a. Diksi yang terdapat dalam puisi
- permata
- anugerah
- wanita
- Malaikat
b. Majas yang terdapat dalam puisi
- Majas yang digunakan dalam puisi
tersebut yaitu majas metafora
terlihat dari larik berikut :
Kau bagaikan bintang yang
menerangi malamku
Kau
bagaikan
pagi
yang
menyejukkan hatiku
c. Pengimajian yang terdapat dalam puisi
- Imaji rasa atau sentuh
Kau
bagikan
pagi
yang
menyejukkan hatiku
Siswa sudah mampu menulis larik
puisi menggunakan diksi yang tepat dan
variatif. Hal tersebut dapat terlihat dari
penggunaan
diksi
yang
memiliki
keterkaitan antara baris pertama dengan
62
baris lainnya dan pilihan kata dalam puisi
tersebut bervariasi atau tidak monoton.
Diksi yang digunakan dalam puisi tersebut
juga mengungkapkan perasaan pengarang
yaitu rasa sayang pada seorang ibu. Namun
siswa belum mampu menggunakan diksi
yang bermakna konotatif.
Majas yang digunakan dalam puisi
tersebut yaitu majas metafora. Hal tersebut
dapat telihat dari larik puisi berikut Kau
bagaikan bintang yang menerangi
malamku, Kau bagaikan pagi yang
menyejukkan hatiku. Siswa sudah mampu
menggunakan majas untuk menambah nilai
keindahan dalam puisinya. Selain itu juga
siswa sudah mampu menggunakan majas
untuk mengekspresikan perasaannya yaitu
mengungkapkan rasa kesedihan yang
dialami pengarang. Namun siswa belum
mampu menggunakan majas yang memiliki
penafsiran ganda.
Siswa sudah mampu menggunakan
imaji yang dapat mendukung keindahan,
keutuhan puisi dan makna isi puisi. Imaji
yang digunakan dalam puisi tersebut yaitu
imaji rasa atau sentuh. Hal tersebut dapat
terlihat dari larik puisi berikut Kau bagikan
pagi yang menyejukkan hatiku.
Berdasarkan analisis puisi di atas,
penulis menyimpulkan bahwa siswa sudah
mampu
menulis
puisi
dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat dan
variatif, tetapi diksi yang digunakan tidak
konotatif, diksi yang digunakan bisa
mengungkapkan perasaan. Begitu pula
dengan majas yang digunakan memiliki
nilai keindahan dan dapat mengekspresikan
perasaan pengarang. Selain itu, siswa sudah
mampu menggunakan imaji yang dapat
mendukung keindahan, keutuhan, dan
makna isi puisi.
DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA |
D.
SIMPULAN
Penelitian
ini
berjudul
Penggunaan
“Metode
Sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama dalam
Pembelajaran Menulis Puisi pada Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan
Lebak”. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Penggunaan metode sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama
dalam pembelajaran menulis puisi
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Susukan Lebak efektif. Kefektifan
penggunaan metode sugestopedia
melalui kata-kata berirama dalam
pembelajaran menulis puisi ini dapat
ditunjukkan melalui hasil tes pada
kelas eksperimen dengan nilai rata-rata
6,72,
sedangkan
kelas
kontrol
mempunyai
rata-rata
5,37.
Berdasarkan perhitungan tersebut
diperoleh nilai thitung > ttabel atau 4,5 >
2,77 pada taraf signifikasi 5% berarti
H0 ditolak dan H1 diterima. Dari data
tersebut bahwa metode sugestopedia
melalui teknik kata-kata berirama
efektif dalam pembelajaran menulis
puisi.
2. Berdasarkan hasil lembar observasi
yang peneliti peroleh dapat diketahui
bagaimana kegiatan guru dan siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Susukan
Lebak dalam pembelajaran menulis
puisi dengan menggunakan metode
sugestopedia melalui teknik kata-kata
berirama. Aktivitas guru dalam proses
pembelajaran di kelas eksperimen
memiliki nilai yang baik. Peran guru
sebagai fasilitator yaitu guru tidak
hanya menyampaikan materi secara
penuh tetapi juga harus memfasilitasi
siswa dengan memberikan berbagai
pengetahuan
serta
menyediakan
berbagai sarana yang diperlukan untuk
pembelajaran. Sementara aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran di
kelas eksperimen siswa lebih aktif dan
bersungguh-sungguh dalam belajar
dibandingkan pada kelas kontrol siswa
tidak bersemangat dalam mengikuti
pembelajaran.
Jadi,
penggunaan
metode sugestopedia melalui teknik
kata-kata berirama dapat memberikan
perubahan
positif
pada
siswa.
Perubahan dalam proses pembelajaran
ini adalah dapat meningkatkan
keaktifan siswa seperti kebiasaan
belajar dan antusias belajar siswa
maupun kemampuan berpikir siswa
dengan ikut terlibat dengan materi
yang diajarkan. Proses pembelajaran
dengan
menggunakan
metode
sugestopedia melalui media kata-kata
berirama ini dapat memberikan sugesti
positif pada siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2010. Pengantar Apresiasi
Karya Sastra. Bandung : Sinar
Baru Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Aunurrahman.
2009.
Belajar
dan
Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Bellanca, James. 2011. 200+ Strategi dan
Proyek Pembelajaran AKTIF.
Jakarta:
Djoko
Pradopo,
Rahmat.
2010.
Pengkajian Puisi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
63
| DEIKSIS - JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Farid, Miftah. 2008. Metode Mengajar.
http://faridsasakcreated.blogspot.com diakses (6
Mei 2014).
Fathurrohman, P. 2007. Strategi Belajar
Mengajar. Bandung : PT Refika
aditama.
Hamid,
M.Sholeh.
2011.
Metode
EDUTANMENT.
Jogjakarta:
DIVA Press.
Hidayatullah, Arief. 2009. Suggestopedia.
http://16arief.wordpress.com
diakses (6 Mei 2014)
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar
Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kualitatif Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Sukino. 2012. Menulis Itu Mudah.
Yogyakarta: Pustaka Populer.
Iskandarwassid dkk. 2009. Strategi
Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosda.
Sukmadinata, N. S. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Jabrohim dkk. 2009. Cara Menulis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tarigan. 2008. Menulis.
Angkasa Bandung.
Kosasih, E. 2009. Mantap Bersastra
Indonesia. Bandung : Yrama
Widya.
Tarigan. 2009. Metodologi Pengajaran
Bahasa.
Bandung:
Angkasa
Bandung.
Kurniawan, Sutardi. 2012. Penulisan
Sastra Kreatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Laelasari. 2007. Ensiklopedia Tokoh
Sastra
Indonesia.
Bandung:
Nuansa Aulia.
Marahimin, Ismail. 2009. Menulis Secara
Populer. Jakarta: Pustaka Jaya
64
Pradopo. 2008. Beberapa Teori Sastra,
Metode Pengkritikan Sastra dan
Sholeh, Hamid. 2011. Metode Edu
Tainment. Yogyakarta: Diva Press.
Bandung:
Tarigan. 2011. Prinsip-prinsip Dasar
Sastra.
Bandung:
Angkasa
Bandung.
Taum, Yoseph Yapi. 2011. Studi Sastra
Lisan (Sejarah, Teori, Metode dan
Pendekatan
Disertai
Contoh
Penerapanya).
Yogyakarta
:
Lamalera
Download