Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 ANALISIS AWAL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA KELAS XI DI KOTA MALANG Preliminary Study On Science Process Skills Of XI Grade Students Of Senior High School In Malang Ndzani Latifatur Rofi’ah1), Hadi Suwono2), dan Dwi Listyorini2) Pascasarjana, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang 2 Jurusan Biologi-FMIPA, Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang Email: [email protected] 1 Abstrak Persaingan dalam berbagai bidang kehidupan dapat menimbulkan dampak positif maupun negativ. Keterampilan hidup (Life skills) sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga seseorang dapat beradaptasi dan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pendidikan yang berorientasi pada life skills bisa dicapai dengan pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses. Keterampilan proses merupakan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan, dan menerapkan konsep. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa, khususnya di bidang sains. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 7 Malang yang berjumlah 66 siswa. Keterampilan proses sains siswa diukur dengan menggunakan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menafsirkan, memprediksi, mengkomunikasikan, menyimpulkan tergolong rendah dengan rata-rata persentase 48,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu adanya pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa sekolah menengah atas. Kata Kunci: keterampilan proses sains, keterampilan proses siswa, keterampilan proses siswa SMA Abstract Competitions in various aspects of life can raise positive or negative impact. Life skill is indispensable in social life to be able to adapt and cope the challenges in daily life. Life skills education can be achieved by learning methodes which emphasize on process skills. Process skills are skills required to acquire, develop, and implement the concept. In this regard, it is necessary to study the students' science process skills. The subjects were 66 XI grade students of SMAN 7 Malang. A Specifically designed test were elaborated to measure the students‘ science process skills. The results showed that the students' ability to interpret, predict, communicate, and concludes are low with average percentage of 48.7%. According to the research, it is needed to develop a learning methode which can improve students‘ science process skills. Keywords: science process skills, student‘s science process skills, science process skills of senior high school students PENDAHULUAN Pada abad ke-21, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi sangat cepat (Osman et al., 2009). Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Di era ini pendidikan harus membekali siswa dengan keterampilan hidup, bukan dengan langsung memberikan mereka dengan informasi yang mereka butuhkan (Demirbas & Tanriverdi, 2011). Keterampilan hidup (Life skills) didefinisikan sebagai kemampuan psikososial yang mencakup sikap, pengetahuan dan 583 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 perilaku adaptif dan positif yang memungkinkan individu untuk menangani tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari secara efektif (WHO, 1999; UNICEF, 2003). Life skills sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga seseorang dapat beradaptasi dan mampu menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Pengembangan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui pendidikan di sekolah (Khera & Khosla, 2012), dengan melibatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran (AGI, 2013). Salah satu pembelajaran yang digunakan yaitu pembelajaran sains yang menekankan pada keterampilan proses. Sains merupakan pendekatan untuk mempelajari alam (McLelland, 2003). Sains sebagai disiplin akademis melibatkan belajar konsep serta proses (Guevara & Almario, 2015). Tujuan pendidikan sains adalah untuk membantu siswa memahami pengetahuan ilmiah dan mengembangkan kemampuan siswa dalam penyelidikan ilmiah (Shahali & Halim, 2010). Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari tentang kehidupan seperti interaksi antar makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya (Nugroho, 2004). Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu, memahami alam dan makhluk hidup secara sistematis. Biologi memiliki dimensi proses, produk, sikap ilmiah, sehingga dalam pembelajarannya peserta didik diharapkan memenuhi pencapaian ketiga dimensi tersebut (Yulaikah et al., 2015). Pentingnya keterampilan proses sains merupakan tantangan serius dalam menemukan cara untuk meningkatkan pembelajaran sebagai sarana memperbaiki hasil pendidikan (Guevara & Almario, 2015). Keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang terarah baik kognitif maupun psikomotor yang dimiliki ilmuwan untuk melakukan penyelidikan ilmiah, menemukan suatu konsep, prinsip, teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya (German, 1999; Mei, 2007; Rustaman, 2012). Keterampilan proses sains merupakan keterampilan berpikir yang digunakan untuk membangun pengetahuan sehingga dapat memecahkan masalah dan merumuskan hasil (Özgelen, 2012). Keterampilan proses sains sangat penting untuk pembelajaran biologi. Pengembangan pemahaman dalam sains tergantung kepada kemampuan melakukan keterampilan proses dalam perilaku ilmiah (Harlen, 1999). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dan menemukan alternatif solusi dari permasalahan yang muncul sehingga pada pembelajaran biologi diharapkan pencapaian keterampilan proses sains siswa lebih tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA SMAN 7 Malang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 66 siswa. Pengukuran keterampilan proses dilakukan melalui tes. Tes keterampilan proses dikembangkan berdasarkan indikator keterampilan proses menurut Hamilton & Swortzel, 2007 ; Tek & Ruthven, 2005. Pada penelitian ini berfokus pada beberapa indikator yaitu memprediksi, menafsirkan, mengkomunikasikan dan menyimpulkan. 584 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa yaitu pada indikator memprediksi sebesar 66,16%, menafsirkan sebesar 59,09%, mengkomunikasikan sebesar 9,09%, dan menyimpulkan sebesar 60,60%. Dari keempat indikator tersebut diperoleh rata-rata persentase sebesar 48,7% (Gambar 1) Gambar 1. Persentase Keterampilan Proses Sains Siswa Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains siswa masih rendah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMAN 7 Malang diperoleh hasil bahwa pembelajaran di kelas kurang menekankan pada proses ilmiah, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan ceramah, diskusi, dan presentasi. Rendahnya keterampilan proses sains siswa ini disebabkan karena dalam pembelajaran siswa cenderung tidak terlibat dengan obyek yang konkret (Widayanto, 2009). Penyebab rendahnya keterampilan proses sains siswa yaitu disebabkan oleh proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan dengan hanya menerapkan metode ceramah dan diskusi. Guru kurang memberikan kesempatan pada seluruh siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Siswa hanya memperhatikan penjelasan guru mengenai fakta-fakta dan konsep-konsep tanpa mencari dan menemukan sendiri, belum ada usaha siswa untuk mencari informasi yang relevan dengan materi yang diajarkan oleh guru (Rahmawati et al., 2014). Belajar biologi adalah usaha mengembangkan kemampuan berpikir, bersikap, dan terampil bekerja ilmiah. Pembelajaran biologi perlu dirancang untuk memfasilitasi siswa menemukan fakta, membangun konsep, dan menemukan nilai baru melalui proses sebagaimana ilmuwan menemukan ilmu (Hancer & Yilmaz, 2007). Proses pembelajaran biologi menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi maupun keterampilannya menggunakan metode ilmiah. 585 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 PENUTUP Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yang dilakukan adalah keterampilan proses sains siswa SMA Kelas XI MIA di Kota Malang masih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains yaitu pada indikator memprediksi sebesar 66,16%, menafsirkan sebesar 59,09%, mengkomunikasikan sebesar 9,09%, dan menyimpulkan sebesar 60,60%. Dari keempat indikator tersebut diperoleh rata-rata persentase sebesar 48,7%. DAFTAR PUSTAKA Adolescent Girls Initiative (AGI). 2013. Life Skills: What are they, Why do they matter, and How are they taught? Learning From Practice Series, Juni 2013. Demirbas, M. & Tanriverdi,G. 2011. The Level of Science Process Skills of Science Students in Turkey. Germann, P. J. 1999. Developing Science Process Skills Through Direct Inquiry. The American Biology Teacher, 53(4) : 243-247. Guevara & Almario, C. 2015. Science Process Skills Development Through Innovations in Science Teaching. Research Journal of Educational Sciences, 3(2) : 6-10. Hamilton, R.L. & Swortzel, K.A. 2007. Assessing Mississippi Teachers Capacity for Teaching Science Integrated Process Skills. Journal of Southern Agricultural Education Research, 57 (1), 100-113. Hancer, A. & Yilmaz, Z. 2007. The Effect of Characteristic of Adolescence on The Science Process Skills of The Child. Journal of Applied Science, 7(23) : 38113814. Harlen, W. 1999. Purposes and Procedures for Assessing Science Process Skills. Assesment in Education : Principles, Policy & Practice, 6(1), 129-144. Khera, S.& Khosla, S. 2012. A Study of Core Life Skills of Adolescents in Relation to Their Self Concept Developed through YUVA School Life Skill Programme. International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research, 1 (11): 115-125. McLelland, C.V. 2003. The Nature of Science and The Scientific Method. (Online), (http://www.geosociety.org/educate/NatureScience.pdf), diakses 1 Desember 2015. Mei, G. 2007. Promoting Science Process Skill and The Relevance of Science through Science Alive. Proceedings of the Redesigning Pedagogy: Culture, Knowledge and Understanding. Singapore. Nugroho, L. H. & Sumardi. 2004. Biologi Dasar. Yogyakarta: Penebar Swadaya. Osman, K., Hamid, S. H. A. & Hassan, A. 2009. Standard Setting : Inserting Domain Of The 21st Century Thinking Skills Into The Existing Science Curriculum In Malaysia. Procedia Social and Behavioral Sciences, 1 : 2573–2577. Özgelen, S. 2012. Students‘ Science Process Skills within a Cognitive Domain Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 8(4) : 283-292. 586 Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016 Rahmawati, D., Nugroho, S.E. & Putra, N.M.D. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Berbasis Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Unnes Physics Education Journal, 3(1) : 41-45. Shahali, E.H.M. & Halim, L. 2010. Development and Validation of a Test of Integrated Science Process Skills. Procedia Social and Behavioral Sciences, 9 : 142-146. Tek, O.E. & Ruthven, K. 2005. Acquisition of Science Process Skills Amongst Form 3 Students in Malaysian Smart and Mainstream Schools. Journal of Science and Mathematics Education in S.E. Asia, 28(1) : 103-124. United Nations Children‘s Fund (UNICEF). 2003. Life Skills: Definition of Terms. (Online), (www.unicef.org), diakses 3 Desember 2015. Widayanto. 2009. Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa Kelas X Melalui Kit Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 : 1-7. World Health Organization (WHO). 1999. Partners in Life Skills Education - Conclusions from A United Nations Inter-Agency Meeting. Geneva: Department of Mental Health, Social Change and Mental Health Cluster, WHO Yulaikah, S., Alfindasari, D. & Adawiyah, R. 2015. Integrasi Scientific Inquiry dengan Kompetensi Profesional Guru Biologi pada Pembelajaran Biologi di Abad ke21. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015. UMM. Malang. 587