PEMBERIAN VITAMIN B6 SEBAGAI UPAYA MENGURANGI KECEMASAN PADA REMAJA AKHIR DENGAN PREMENSTRUASI SYNDROM (Studi kasus pada Nn. “S” di Karang Taruna Cemara Bhakti Kelurahan Cemoro Kandang Malang) Ulul Fikriya1, Yeni Agus Safitri2, Tut Rayani Aksohini Wijayanti3 Program Studi Kebidanan Politeknik Kesehatan RS dr. Soepraoen Kesdam V/Brawijaya Malang Jl. Sodanco Supriadi No.22 Malang 65147. Telp (0341) 351275, Fax (0341) 351310 ABSTRAK Pendahuluan Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang banyak dialami wanita usia reproduktif adalah terjadinya premenstruasi sindrom yang merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal pada siklus menstruasi. Berbagai metode penanganan premenstruasi sindrom dapat dilakukan, baik farmakologi maupun non farmakologi.Terapi meliputi pemberian progesteron, kontrasepsi oral, vitamin B6 dan diuretika. Vitamin B6 dibutuhkan untuk mengontrol produksi zat serotonin pada otak yang dapat mengurangi kecemasan yang merupakan salah satu gejala psikologi yang timbul saat premenstruasi sindrom terjadi. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi kecemasan pada remaja akhir dengan premenstruasi sindrom dengan pemberian vitamin B6 di Karangtaruna Cemara Bhakti. Metode penelitian yang akan digunakan adalah deskripsi observasional dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 1 subyek penelitian. Observasi dilakukan pada remaja akhir yang mengalami premenstruasi syndrom. Pemberian vitamin B6 sebanyak 10 mg selama dua minggu. Pengumpulan data menggunakan lembar wawancara, SOP, SAP, dan instrumen HARS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan kecemasan yang dialami Nn. “S” dengan premenstruasi syndrome setelah pemberian vitamin B6. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terjadi penurunan kecemasan pada remaja “S” setelah pemberian vitamin B6 dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan. Kata kunci : Remaja, kecemasan, premenstruasi sindrom, vitamin B6 ABSTRACT Introduction One of reproductive health problems experienced by a lot of women of reproductive age is the occurrence of premenstrual syndrome, which is a common cycle disorders in women is characterized by physical and emotional symptoms that consistently occur during the luteal phase of the menstrual cycle. Various methods of handling premenstrual syndrome can be done, both pharmacological and non pharmacology. Therapy include progesterone administration, oral contraceptives, vitamin B6 and diuretics. Vitamin B6 is needed to control the production of serotonin in the brain substance that can reduce anxiety which is one of the psychological symptoms that arise when premenstrual syndrome occurs. The aim of research to identify anxiety in the late teens with premenstrual syndrome by administering vitamin B6 in Karangtaruna Fir Bhakti. The research method to be used is the description of the observational case study approach. Subjects were selected based on inclusion and exclusion criteria as much as 1 study subjects. Observations made in the late teens who experience premenstrual syndrome. Giving vitamin B6 10 mg for two weeks. Collecting data using the questionnaires, SOP, SAP, and HARS instruments. The results of this study showed a decrease in anxiety experienced by Ms. "S" with premenstrual syndrome after administration of vitamin B6. The conclusion of this study is the decrease anxiety in adolescents "S" after the administration of vitamin B6 from anxiety is becoming mild anxiety. Keywords: Teen, anxiety, premenstrual syndrome, vitamin B6 102 Aksohini Wijayanti, Pemberian Vitamin B6 Sebagai Upaya Mengurangi Kecemasan 103 PENDAHULUAN Salah satu masalah kesehatan reproduksi yang banyak dialami wanita usia reproduktif adalah terjadinya premenstruasi sindrom yang merupakan gangguan siklus yang umum terjadi pada wanita ditandai dengan gejala fisik dan emosional yang konsisten, terjadi selama fase luteal pada siklus menstruasi (Saryono, 2009). Gejala PMS bisa fisik, perilaku atau keduanya, setiap wanita mengalami gejala yang berbeda. Gejala-gejala ini berlangsung beberapa hari sebelum menstruasi. Peristiwa PMS yang ditentukan oleh proses somato-psikis sifatnya meliputi unsur-unsur hormonal, biokimiawi dan psikososial. Sering disertai dengan gangguan fisik dan mental. Tetapi juga disertai perasaan tidak nya man dan stress mental. Gejala ini merupakan kombinasi dari fisikal distress, psikologikal dan perubahan tingkah laku dimana gejala tersebut sangat parah sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari (Ramaiah, 2006). Kecemasan ketidakmampuan timbul untuk akibat berhubungan intrapersonal. Kecemasan dapat mempengaruhi aspek intrapersonal maupun personal. Kesulitan mendengarkan akan mengganggu hubungan dengan orang lain. Kecemasan dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan dengan orang lain (Suliswati, 2005). Sebanyak 95% perempuan Indonesia mengalami gejala premenstruasi. Premenstruasi sindrom sedang hingga berat diderita berturut turut oleh 3,9% dan 1,1% angka tersebut lebih rendah ataupun dibanding perempuan Jepang (Wahyuni, Barat, 2010). Cina 2009). Sindrom pramenstruasi dapat menyerang hingga 90% wanita dan meliputi berbagai perubahan fisik dan emosi. PMS sejati dikatakan mempengaruhi hampir 40% wanita, dengan sekitar 5-10% membuat mereka sangat tidak berdaya, yaitu hingga mendominasi hidup mereka selama fase siklus tersebut (Andrews, 2009). Beberapa penelitian mengindikasikan adanya abnormalitas neurotransmitter pusat karena terjadi penurunan ambilan serotonin oleh platelet dan penurunan kadar serotonin darah perifer penderita PMS selama fase luteal siklus tersebut. Salah satu gejala psikologis dari premenstruasi sindrom adalah timbulnya kecemasan. (Andrews, 2009). Pada gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal. Pengaturan kecemasan berhubungan dengan aktivitas dari neuro transmmiter Gamma Amino Butyric Acid (GABA), yang mengontrol aktifitas neuron di bagian otak yang berfungsi untuk pengeluaran kecemasan. Mekanisme kerja terjadinya kecemasan diawali dengan penghambatan neuro transmmiter di otak oleh GABA. Mekanisme biologis ini menunjukkan bahwa masalah kecemasan terjadi terhadap efisiensi transmitter (Sudjinawati, karena adanya proses 2012). neuro Berbagai metode penanganan premenstruasi sindrom dapat dilakukan, baik farmakologi maupun non farmakologi. Terapi meliputi pemberian progesteron, kontrasepsi oral, vitamin B6 dan diuretika (Benson, 2008). Vitamin B6 dibutuhkan untuk mengontrol produksi zat serotonin pada otak yang dapat mengurangi 104 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor2, Oktober 2016. Hlm.102-109 kecemasan yang merupakan salah satu gejala Kecemasan pada Premenstruasi Syndrom psikologi Merupakan abnormalitas neurotransmitter pusat yang timbul saat premenstruasi karena terjadi penurunan ambilan serotonin oleh sindrom terjadi (Saryono, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang platelet dan penurunan kadar serotonin darah dilakukan pada tanggal 22 November 2014di perifer penderita PMS selama fase luteal siklus Karangtaruna Cemara Bhakti tersebut. Salah satu gejala psikologis dari Kandangyang beranggota aktif Cemoro 15 orang premenstruasi sindrom adalah timbulnya terdapat 6 wanita usia 19-22 tahun. Dari 6 kecemasan. Pengumpulan data menggunakan wanita tersebut 5 orang wanita mengeluh skala HARS. adanya gangguan sebelum datangnya menstruasi.Dari 5 orang tersebut ada 4 orang HASIL PENELITIAN yang mengeluh timbulnya rasa cemas. Setelah Tingkat Kecemasan Remaja yang Mengalami dikaji menggunakan skala HARS ada 2 orang Kecemasan pada Premestruasi Sindrom Usia yang mengalami kecemasan ringan dan 2 orang 20 Tahun Sebelum Pemberian Vitamin B6 yang mengalami kecemasan sedang. Namun, dari 4 wanita yang mengalami kecemasan tersebut belum ada yang mendapat penanganan. MATERIAL DAN METODE Subyek Penelitian Remaja putri usia 19 – 20 tahun, mengalami premenstruasi syndrom, siklus Dari grafik diatas diperoleh data terbanyak menstruasi dengan kategori kuat yaitu kecemasan sedang teratur, tidak mengalami gangguan psikiatri, dengan prosentase 71,4 % dan kecemasan tidak dalam pengaruh obat-obatan dan bersedia ringan dengan prosentase 28,6 % dengan menjadi subyek penelitian. derajat nyeri sedang kategori lemah. dan bersedia menjadi subyek penelitian. Tingkat Kecemasan Remaja yang Mengalami Pemberian Vitamin B6 Vitamin B6 bertanggung Kecemasan pada Premestruasi Sindrom Usia jawab terhadap pembentukan neurotransmitter yang esensial bagi fungsi sistem syaraf. Neurotransmitter tersebut anatara lain serotonin, melatonin, epinephrine, norepinephrine, dan Pengumpulan data menggunakan SOP. GABA. 20 Tahun Sesudah Pemberian Vitamin B6 Aksohini Wijayanti, Pemberian Vitamin B6 Sebagai Upaya Mengurangi Kecemasan 105 Dari grafik diatas diperoleh data terbanyak 71,4% kategori kuat. Penyebab kecemasan pada dengan kategori kuat yaitu kecemasan ringan premestruasi sindrom pada remaja “S” adalah dengan prosentase 64,3 % dan kecemasan karena gaya hidup yang dipengaruhi oleh sedang padatnya aktifitas remaja sehingga kurang bisa dengan prosentase 35,7% dengan mengontrol emosi dan dikarenakan oleh faktor kategori lemah. psikologis yang dikarenakan oleh mood remaja Perubahan Tingkat Kecemasan pada Remaja berubah-ubah dan gaya hidup yang kurang baik. Akhir Menurut dengan Premenstruasi Sindrom Sebelum dan Sesudah Pemberian Vitamin B6 Saryono timbulnya sindrom (2009) kecemasan yaitu pada faktor bahwa faktor premenstruasi hormonal, kimiawi, genetik, psikologis dan gaya hidup. Menurut Andrews (2009) ketidakseimbangan antara hormon esterogen dan progesteron berhubungan dengan premenstruasi sindrom. Kadar hormon esterogen sangat berlebihan dan melampaui Berdasarkan grafik diatas terdapat perubahan data antara kecemasan sebelum pemberian vitamin B6 yaitu kecemasan sedang menurun dengan prosentase 71,4% menjadi 35,7% dan kecemasan sesudah pemberian vitamin B6 yaitu kecemasan ringan dengan prosentase 28,6% meningkat menjadi 64,3%. Sehingga prosentase terbanyak dari sebelum dan sesudah pemberian vitamin B6 terdapat perubahan dari kecemasan sedang menurun batas normal, sedangkan kadar progesteron menurun. Hal ini menyebabkan perbedaan genetik pada sensitifitas reseptor dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel. Selain faktor hormonal, premenstruasi sindrom berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan seperti timbulnya kecemasan yang disebabkan oleh fungsi serotonin yang dialami penderita. Sindrom premenstruasi biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka menjadi kecemasan ringan. terhadap perubahan hormonal dalam siklus menstruasi. PEMBAHASAN Tingkat Kecemasan Remaja yang Mengalami Kecemasan pada Premestruasi Sindrom Usia pemberian vitamin dan hasil penelitian karena pada hasil penelitian yaitu berdasarkan data terbanyak kecemasan 20 Tahun Sebelum Pemberian Vitamin B6 Sebelum Tidak terdapat kesenjangan antara teori B6 berdasarkan data terbanyak kecemasan remaja “S” dalam kriteria sedang dengan prosentase remaja “S” dalam kriteria sedang dengan prosentase 71,4% kategori kuat. Menurut Saryono (2009) dijelaskan bahwa salah satu gejala psikologis yang timbul pada saat 106 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor2, Oktober 2016. Hlm.102-109 premenstruasi sindrom adalah kecemasan yang terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh biasanya ditandai dengan gejala seperti rasa enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil metabolit utama yang dikeluarkan dalam urin Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan (Almatsier, 2006). hormon estrogen dan progesterone. Menurut Menurut Almatsier (2006) Kekurangan Andrews (2009) faktor gaya hidup dalam diri vitamin B6 menimbulkan gejala-gejala yang wanita terhadap pengaturan pola makan juga berkaitan memegang peranan yang tidak kalah penting. protein, seperti lemah, mudah tersinggung, dan Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, sangat sukar tidur. Kekurangan vitamin B6 berat dapat berperan terhadap gejala-gejala premenstruasi menimbulkan kerusakan pada sistem saraf sindrom. Rendahnya kadar vitamin dan mineral pusat. Menurut Olivia (2004) Vitamin B6 dapat berperan menyebabkan gejala-gejala dari premenstruasi sindrom semakin memburuk. dengan dalam gangguan metabolisme metabolisme karbohidrat, protein dan lemak, menguatkan kekebalan tubuh, membantu transmisi impuls saraf, Tingkat Kecemasan Remaja yang Mengalami menjaga keseimbangan elektrolit tubuh (natrium Kecemasan pada Premestruasi Sindrom Usia dan kalium), merangsang pertumbuhan sel 20 Tahun Setelah Pemberian Vitamin B6 darah merah, dan membantu sintesa DNA dan RNA. B6 juga berperan dalam pembentukan Setelah pemberian vitamin B6 sebanyak 10 senyawa struktural yang berfungsi sebagai mg dan dilakukan observasi setiap hari selama transmitter kimia pada sistem saraf, dan juga dua terbanyak penting dalam mempertahankan keseimbangan kecemasan remaja “S” dalam kriteria ringan hormon dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu dengan prosentase 64,3% kategori kuat. vitamin B6 berperan sebagai koenzim dan minggu. Berdasarkan data terlibat dalam diabsorbsi vitamin B6 dihidrolisis oleh enzim Vitamin B6 fosfotase di dalam usus halus. Di dalam hati, pembentukan neurotransmitter yang esensial ginjal dan otak vitamin B6 difosforilasi kembali bagi fungsi sistem syaraf. Neurotransmitter untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP tersebut oleh enzim oksidase. Fosforilasi dan perubahan epinephrine, norepinephrine dan GABA. Menurut Almatsier (2006) Sebelum metabolisme asam bertanggungjawab antara lain serotonin, amino. terhadap melatonin, vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah Menurut Suhardjo (2010), Vitamin B6 merah dimana PLP terikat pada hemoglobin. sendiri merupakan salah satu anggota dari Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh vitamin B kompleks yang banyak memiliki disimpan dalam otot. PLP dalam hati diikat oleh manfaat, apoenzim dan beredar di dalam darah dalam mengonversi keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak salah satu triptofan di antaranya menjadi adalah serotonin, Aksohini Wijayanti, Pemberian Vitamin B6 Sebagai Upaya Mengurangi Kecemasan 107 neurotransmitter antidepresi yang dibutuhkan berubah-ubah serta gaya hdup remaja yang oleh otak. kurang baik. Tidak terdapat kesenjangan antara teori Menurut Andrews (2009) definisi PMS dan hasil di lapangan yaitu menurut teori adalah gejala fisik, psikologis dan perilaku yang vitamin yang menimbulkan distress dan tidak disebabkan oleh pembentukan penyakit anorganik yang secara teratur timbul B6 mengasilkan bertanggungjawab terhadap neurotransmitterserotonin hormon dapat lagi selama fase yang sama pada siklus ovarium menurunkan kecemasan dan pada hasil di (atau menstruasi) dan secara signifikan menurun lapangan kecemasan berdasarkan data terbanyak atau hilang selama sisa siklus tersebut.Salah kecemasan remaja “S” dalam kriteria ringan satu gejala psikologis premenstruasi sindrom dengan prosentase 64,3% kategori kuat. adalah yang timbulnya kecemasan. Kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik Perubahan Tingkat Kecemasan pada Remaja yang Akhir dikomunikasikan dengan Premenstruasi Sindrom Sebelum dan Sesudah Pemberian Vitamin B6 secara subjektif secara dialami dan intrapersonal. kecemasan adalah kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab Sebelum pemberian vitamin B6 10mg berdasarkan data terbanyak kecemasan remaja “S” dalam kriteria sedang dengan prosentase 71,4% kategori kuat.Dan setelah pemberian vitamin B6 sebanyak 10mg dan dilakukan observasi setiap hari selama dua minggu berdasarkan data terbanyak kecemasan remaja “S” dalam kriteria ringan dengan prosentase 64,3% kategori kuat. Ada perbedaan data terbanyak antara sebelum pemberian vitamin B6 dan sesudah vitamin B6 yaitu dari kecemasan dengan kriteria sedang menurun menjadi kecemasan dengan kriteria ringan. Penyebab kecemasan pada premestruasi sindrom pada Remaja “S” adalah dipengaruhi oleh padatnya aktifitas remaja sehingga kurang bisa mengontrol emosi dan dikarenakan oleh faktor psikologis yang dikarenakan oleh mood remaja yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya. Kecemasan merupakan respon insividu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Suhardjo (2010) Vitamin B6 sendiri merupakan salah satu anggota dari vitamin B kompleks yang banyak memiliki manfaat, salah mengonversi satu triptofan di antaranya menjadi adalah serotonin, neurotransmitter anti depresi yang dibutuhkan oleh otak salah satunya untuk menurunkan kecemasan. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan hasil di lapangan yaitu menurut Saryono (2009) wanita dengan premenstruasi sindrom ditemukan adanya metabolisme progesteron yang berbeda, menghasilkan lebih sedikit 108 Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor2, Oktober 2016. Hlm.102-109 allopregnanolone yang sangat peka terhadap KESIMPULAN rangsangan di Terjadi penurunan kecemasan pada remaja “S” sebanyak satu tingkat dari sebelum dan setelah pemberian vitamin B6 dari kecemasan sedang menjadi kecemasan ringan. otak dan berefek sebagai ansiolitik (meningkatkan kecemasan). Menurut Suhardjo (2010) Vitamin B6 sendiri merupakan salah satu anggota dari vitamin B kompleks yang banyak memiliki manfaat, salah satu di antaranya adalah mengonversi triptofan menjadi serotonin yang dapat menurunkan kecemasan. Hal tersebut ditunjukkan perubahan data antara berdasarkan kecemasan sebelum pemberian vitamin B6 yaitu kecemasan sedang menurun dengan prosentase 71,4% menjadi 35,7% dan setelah pemberian vitamin B6 sebanyak 10 mg dan dilakukan observasi setiap hari selama dua minggu kecemasan sesudah pemberian vitamin B6 yaitu kecemasan ringan dengan prosentase 28,6% meningkat menjadi 64,3%. Sehingga prosentase terbanyak dari sebelum dan setelah pemberian vitamin B6 sebanyak 10 mg terdapat perubahan dari kecemasan sedang menurun menjadi kecemasan ringan. Menurut Olivia (2004) kandungan vitamin B6 (piridoksin) berperan dalam pembentukan senyawa struktural yang berfungsi sebagai transmitter kimia pada sistem saraf, dan juga penting dalam mempertahankan keseimbangan hormon dan sistem kekebalan tubuh. Selain itu vitamin B6 berperan sebagai ko enzim dan terlibat dalam metabolisme asam amino yang mengasilkan hormon serotonin neurotransmitter antidepresi pada otak. Sehingga hal tersebut yang menyebabkan vitamin B6 dapat menurunkan kecemasan. DAFTAR RUJUKAN 1. Ali, Asrori. 2009. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara. 2. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia. 3. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. 4. Andrews, G. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC. 5. Benson, Ralph. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC. 6. Budianto, Agus. 2004. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Pres. 7. Deswita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya. 8. Durand. 2006. Psikologi Abnormal . Yogyakarta : Pustaka Belajar. 9. Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 10. Karmila, Mayalisya. 2011. Kecemasan dan Dampak dari Perilaku Seksual Pra nikah pada Mahasiswa. FPS UNS. 11. Notoatmodjo. 2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 12. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. 13. Olivia, Ferni. 2004. Seluk Beluk Food Suplement. Jakarta : Gramedia. 14. Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta : Ar-ruzz media. 15. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka. 16. Ramaiah, Savitri. 2006. Penyebab Gejala dan Cara Menanggulangi Premenstruasi Syndrome. Jakarta: Ilmu Populer. 17. Romauli, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. 18. Sarastika, Pradipta. 2014. Manajemen Pikiran untuk Mengatasi Stress, Depresi, Kemarahan danKecemasan. Jakarta: Araska Publisher. Aksohini Wijayanti, Pemberian Vitamin B6 Sebagai Upaya Mengurangi Kecemasan 109 19. Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogjakarta: Nuha Medica. 20. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 21. Sudjiwanati. 2012. Penanganan Stress, Kecemasan dan Depresi pada Kasus Klinis. Malang : Citra Malang. 22. Suhardjo. 2010. Defisiensi Vitamin dan Mineral. Bogor: PAU-IPB. 23. Suliswati. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. 24. Sofyan, Musttika. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP-IBI. 25. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. 26. Wahyuni. 2010. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Sindroma Pramenstruasi pada Siswi SMP. STIKES Aisyiyah Surakarta. 27. Wong , at al. 2009. Buku Ajar Keperawatan. Jakarta : EGC.