Keanekaragaman Jenis Ikan di Padang Lamun Teluk Mayalibit

advertisement
II.
Tinjauan Pustaka
A. Defenisi Padang lamun
Lamun (seagrass) merupakan satu- satunya
tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang memiliki
rhizome, daun dan akar sejati yang hidup terendam di
dalam laut (Bengen, 2001). Lamun sebagai tumbuhan
yang memiliki pembuluh. Secara structural dan
fungsional lamun memiliki kesamaan dengan tumbuhan
daratan. Umumnya lamun membentuk padang lamun
yang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau oleh
cahaya matahari yang memadai bagi pertumbuhannya
(Begen 2001).
Jenis lamun mempunyai morfologi luar yang
secara kasar hampir serupa dan mempunyai tipe daun
yang panjang dan tipis dan mirip pita (kecuali genus
Halophila), serta mempunyai saluran air dan
pertumbuhannya monopodial yaitu pertumbuhan yang
hanya terdiri dari satu cabang pada setiap individu.
Sebahagian besar lamun berumah dua, yaitu dalam satu
tumbuhan hanya ada bunga jantan atau betina saja.
Sistem pembiakannya bersifat khas karena melalui
penyerbukan di dalam air (Nontji 1987).
Den Hartog (1970 ) menyatakan bahwa tumbuhan
lamun memiliki beberapa sifat yang memungkinkan yang
berhasil hidup di laut antara lain: 1) Mampu hidup di
media air asin, 2) Mampu berfungsi normal dalam
6
keadaan terbenam, 3) Mempunyai system perakaran
yang berkembang biak, 4) Mampu melaksanakan daur
generative dalam keadaan terbenam, 5) Mampu bertahan
dalam kondisi lingkungan laut yang kurang stabil.
Jumlah spesies Agiospermae dengan sifat seperti di
atas tidak banyak yaitu 49 spesies dan terbagi dalam 2
famili, Potasetonaceae dengan 9 genus dan 38 spesies
dan Hydrocharitaceae dengan 3 genus dan 11 spesies.
Jumlah spesies lamun pada saat ini meningkat menjadi
58 spesies dari 12 genus, 4 famili dan 2 ordo dengan
tumbuhan spesies baru berasal dari Australia (Den
Hatog, 1970; Tomascik et al., 1997)
Menurut (Bengen 2001), jenis lamun yang
membentuk kominitas padang lamun tunggal antara lain
Thalassia hemprichii, Enhalus acroides, Helophilo ovalis,
Cymodocea serrulata, dan thalassodendron ciliatum.
Ekosistem padang lamun hidup beraneka ragam biota
seperti ikan, krustacea, molusca (pinnasp., Lanibis sp.,
Strombus.,) Ekinodermata (Holothuila sp., Synapta sp.,
Diadema sp., Achanster sp.,) dan cacing (Polichaeta)
(Fortes 1990).
B. Sebaran dan Fungsi Padang Lamun
Penyebaran ekosistem padang lamun di Indonesia
mencakup perairan Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, nusa Tenggara dan Papua (Danuri et
7
al.,1995). Dari 12 genus lamun di dunia, 7 genus
merupakan lamun tropis yaitu Enhalus, Thalassia,
Holophila, Halodule, Cymodocea, Syringodium, dan
thalassodendron, serta 5 genus lamun suptropis yaitu
Zostera, philospadix, Heterozostera, Posidonia, dan
Amphibolis.
Secara etiologi ekosistem padang lamun
mempunyai beberapa fungsi yang penting di daerah
pesisir dan laut (Nybakken 1992) yaitu:
1. Sumber utama produktivitas primer di perairan
dangkal.
2. Sumber
makanan
penting
bagi
banyak
organisme (dalam bentuk detritus).
3. Menstabilkan
dasar-
dasar
lunak
dimana
kebanyakan spesies tumbuh dengan system
perakaran padat dan saling menyilang.
4. Tempat berlindung organism.
5. Tempat pembesaran bagi banyak spesies yang
menghabiskan waktu dewasanya di lingkungan
lain.
6. Sebagai perangkap sedimen dan selanjutnya
membentuk dasar.
7. Sebagai peredam arus sehingga menjadikan
perairan di sekitarnya tenang.
8. Sebagai tudung pelindung dari panas matahari
yang kuat bagi penghuninya.
8
Lamun sebagai habitat biota memberikan
perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan
tumbuhan. (Kukichi dan Peres 1977) menyatakan bahwa
komunitas hewan di padang lamun berdasarkan
struktur mikrohabitatnya serta pola kehidupan
hewannya itu sendiri di bagi dalam empat kategori yaitu:
1. Kategori pertama ialah biota yang hidup di daun
terdiri dari: (a) Flora epifitik dan mikro serta
meiofauna
Protozoa,
yang
hidup
Foreminifera,
di
dalamnya
Nematoda,
seperti
Polychaeta,
Rotifera, Tardigrada, Copepoda, dan Arthopoda, (b)
Fauna sesil seperti Hidrozoa, Actinia, Bryozoa,
Polychaeta, dan Asoidia;
(c) epifauna bergerak,
merayap dan berjalan did au seperti gastropoda,
Polychaeta, Turbelaria, Nemertinia, Crustacea, dan
beberapa Echinodermata (d) hewan- hewan yang
dapat
berenang
beristirahat
di
bebas
tetapi
daun
seperti
juga
dapat
Mysidacea,
Hydromedusa, cephalopoda, dan Syngnathidae.
2. Kategori kedua ialah biota yang menempel pada
batang dan Rhizoma, biota yang termasuk adalah
Polychateta dan Amphipoda,
3. (3) Kategori ketiga ialah spesies yang bergerak yang
hidup di perairan di bawah tajuk daun
yaitu
berupa ikan, udang dan cumi- cumi. Hewan yang
bergerak cepat ini dapat dibagi dalam sub kategori
berdasarkan periode tinggal di padang lamun yaitu
9
penghuni tetap, penghuni musiman, pengunjung
temporal dan migrasi tak menentu, dan
4. (4) Kategori keempat ialah hewan- hewan yang
hidup pada dan di dalam sedimen. Semua jenis
benthos baik epi maupun fauna benthos termasuk
dalam kelompok lautan Atlantik di temukan 36
genera dan 62 spesies (Goneau dan Wells 1957
dalam Nybakken, 1992).
C. Habitat Ikan Pada Ekosistem Padang Lamun
Ikan merupakan salah satu organism yang
berasosiasi dengan padang lamun. Menurut (Hutomo
dan Azkab 1987), lamun mempunyai berbagai peranan
bagi kehidupan ikan yaitu:
1. Sebagai daerah asuhan dan perlindungan. Padang
lamun
mempunyai
peranan
sebagai
daerah
asuhan. Ekosistem lamun yang kaya akan detritus
organik yang merupakan makanan bagi ikan- ikan
muda, helaian daun- daun lamun yang lebat dapat
digunakan sebagai tempat ikan- ikan muda dari
ancaman predator.
2. Sebagai makanan ikan.
Padang lamun berfungsi
sebagai makanan ikan. Ikan kakatua dari family
Scaridae: (Scarus sp, dan Sparisoma sp); family
Siganidae: (Siganus gattatus, Siganus virgatus, dan
Siganus cannalicutatus);
10
family Hemimphridae
termasuk dalam kelompok ikan terumbu diurnal
yang merupakan ikan- ikan pemakan lamun
(Hutomo 1985). Dan,
3. Sebagai
padang
pengembalaan
atau
tempat
mencari makan.
4. Hubungan padang lamun sebagai tempat mencari
makan di perairan tropis dilihat dari variasi fauna
padang lamun dalam siklus harian. Tidak semua
jenis ikan yang berasosiasi dengan lamun menetap
secara permanen di padang lamun.
Tidak semua jenis ikan yang berasosiasi dengan
lamun menetap secara permanen dipadang lamun. Ada
empat kategori utama asosiasi ikan-ikan di perairan
Indonesia, yaitu (Thomascik et al. 1997):
1. Penghuni penuh yang memijah dan menghasilkan
kebanyakan hidupnya di padang lamun (misalnya
Apogon margaritophorus)
2. Penghuni yang menghabiskan hidupnya di padang
lamun selama masa juvenile hingga siklus dewasa
hidupnya di padang lamun (misalnya Halichoeres
leparensis,
Praneasus
Quinqulineata,
tomentosus,
duodecimalis,
Paramia
Gerres macrosoma, Monacanthus
M.
Hajam,
Hemiglyphidodon
plagiumetopon, dan Sygnathoides biaculeatus)
3. Penghuni yang ada di padang lamun hanya selama
tahapan juvenile misalnya Siganus canalicatus,
Siganus virgatus, Siganus chrysospilos, Letrinus
11
spp, Scarus spp, Abudefduf spp, Monacanthus
mylii, mulloides samoensis, Pelates quadrlineatus,
dan Upeneus tragula)
4. Penghuni berkala atau transit yang mengunjungi
padang lamun berlindung atau mencari makan.
12
Download