!T#Jt**1f:

advertisement
JURNAL KELAUTAN NASIONAL
Vol. I, Edisi Khusus Januari 2009
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanografi Fisik pada Musim Barat di Perairan
Pantai Timur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
Preliminary Study of Physical Oceanography Condition of East Coast of Kalimuntan
located hetween Balikpapan und Mahnkam Delta
!T#Jt**1f:
Bagian Oseanografi , Dept. ITK-FPIK IPB, [email protected]*
Program Studi Ilmu Kelautan, FMIPA, LINSRI**
Studi oseanografi di perairan ri$i*|Iffilat Makasar terutama pada bagian yang
dalam telah banyak dilakukan (Meyers et al., 1995; Meyer, 1996; Susanto and Gordon
2005). Sedangkan pada sisi barat selat yang dangkal belum banyak dilakukan, padahal di
daerah inibanyakkegiatan eksplorasi dan eksploitasimigas, misalnyaTotal dan Chevron.
Untukmengetahui struktursuhu, salinitas, densitas dankekeruhansertapolaarus dipantai
timur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam dilakukan penelitian pada bulan
Desember 2A07. Pengukuran terhadap beberapa parameter dilakukan dengan alat
Conductivity Temperature Depth di sembilan titik, pengukuran fluktuasi paras laut dan
arus juga dilalnrkan sel ama?hari 2 malam pada satu titik mooring. Untuk mengetahui pola
arus dilakukan prediksi dengan menggunakan model hidrodinamika yang tersedia pada
perangkat lunak SMS BOSS Ver. 8.1. Secara umum terlihat ada stratifftasi menegak
terhadap suhu, salinitas dan densitas baik tegak lurus pantai maupun sejajarpantai. Untuk
kekeruhan pola sebarannya berbeda dengan suhu, salinitas dan densitas. Hasil simulasi
pada saat musim barat menghasilkan kecepatan arus maksimum akibat pengaruh pasang
surut mencapai 38.6 cm/s menjauhi garis pantai, sedangkan dengan memasukkan
pengaruh angin (kecepatan 2.1 mls dan arah 174 (dari Selatan)) kecepatan arus
maksimum diperoleh sebesar 37.8 cm/s menujuke selatan.
'
Kata Kunci: Stretifrkas| CTD, dan Model hidrodinamiko
ABSTRACT
Several oceanography studieswere conducted atthe deeperpart of Makasar Straitnearta
theMakasarlsland (Meyers et aI., 1995; Meyer, 1996; Susanto andGordon2005). Onthe
other hand, little oceanograplry studies were conducted near the East Coast of
Kalimantan. In this region was also found several oil and gases exploration and
exploitation such as Total EE Chevron Oil Companies. Tb study the temperature, salinity,
density and transparency structures, CTD measurements were conducted at g stations in
December 2A07. Tidal and currentwere also measured during 2 days and 2 nights at one
mooring point. The coastal circulation patte.rns were predicted by using 2-D
hydrodynamics modelfrom SMS 8.1. Result showed, in general, temperature, salinity, and
density vertical stratification were observed either cross shore line or parallel to
shoreline. Simulation rnodel results showed thal maximum current speed due to tide effect
in north-west season was 38.6 cm/s with the direction awayfrom the coast. When wtnd
data input into the model, maximum speed was
3 7.
I
cm/s s outhward.
Key words : Stratifi cation, CTD and Hydro dinamic Mo del
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanografi Fisik pada Musim Barat di Perairan
140 Pantai Timur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
JURF$*L. ffi
PXFfSJtffilFL
.F'IASIONAL
'
Vol.
1o
Edisi Khusus Januari 2009
Selat Makasar, prakiraan awal
berdasarkan hasil studi ARLINDO
$
$e{eq,,,&$*fusssr merupakan
(Gordon and Susanto, 1999), arus lintas
di Selat Makasar (Gordon,
Susanto and Ffield, 1999), dan
Ftg.g&iran y ang
mecg&&fuW@| ,$**tawesi di mulut
Indonesia
selath*g@6ry eq--i*rrLautJawa
Ai muletx*{.wc .s$&{s- Ferairan ini
variabilitas suhu air laut di Selat Makasar
rn
er€pe.fu,ee,,,
'
':
: "
juga rnw*wfu&w
1
ry1** besar dari 5
pulau besar rrcg eda di Indonesia. yakni
Pulau rrytiw@di sasikrat dan pulau
Sula*'e.s,i di. *&e$, €fuffi" Secara umum
kondisi
retinrang dari
@
ryTry
selat
Mak*seqryry
eniadi dua
be$qy selatyang dalam
terdapat l*ruh @ &e,dq4?ta* Pulau
Sulawesi {>3
bagian
,@h ry.gk^"
keduaadal*hb ,
,qsgkal
(<2 0 m] :a*el @
df n*#.
$*t seiat
bagian:
0
,
lebih dekat ke dae@i pSa+:tiwtlrPglau
{G*eb*r t}-,
Fungsi Selst $q{aqr: sa$gat
penting disar:rpiug s**ag*i media
Kalimantan
dikffil
(Ffreldet a|,2000).
Sampai saat ini hampir sebagian
besar kegiatan penelitian tersebut
dilakukan di perairan dalam seperti di
Jeluk Labani yang memiliki kedalaman
2000 m dan lebar 45 km, dan jarang
sekali dilakukan kegiatan penelitian di
perairan dangkal yang berda di dekat
pantai timur Kalimantan. Padahal di
sekitar perairan pesisir timur Pulau
Kalimantan banyak terdapat kegiatan
ekplorasi dan elqploitasi migas serfa
kegiatan p"rik*uo. Oleh karena itu, di
dalam paper
ini akan dibahas tentang
kondisi oseanografi perairan pantai
timur Kalimantan terutama daerah
se.bagai
perairan pantai yang berada antara Teluk
ak la$t
mengalir dari Srurr*ra Pasifik ke
Samudera Hin#a ds**lrt kI iai lebih
Balikpapan dan sebelah selatan Delta
transportasi laue jage
salah satu al*r diffis$e sawa
dikenal dengar AR["SSE]* {Anls Liatas
Indonesia) atarE fud*:r*ssrsm tkrcxghfl aw.
Mahakam.
Data yang digunakan dalam
paper ini adalah hasil Pengukuran
parameter oseanografi selama survei
Berkaitaa d*rgan Arli::ds ladi banyak
sekali penelili** yreg tel*fudilakt:kan di
lapang dan data sekunder Yang
dikumpulkan dari berbagai sumber.
dr*gs* ber*agei tnjuan,
misalnya: listesffi m a sir aatara
antara Saral.rd€rs Ps$i& darr Sarnudera
Hindia di praira* *fury* {G*rdon
and Fi*e, lS63- wryr s"$sa air di
Kedua data tersebut dipakai sebagai
Selat Makasar
input model hidrodinamika dan hasilnya
baik dari data pengukuran di lapangan
dan model dibahas dalam PaPer ini.
Penelitian
ini
bertujuan untuk
Studi Fend*bxtm* Ke*di*i $seanografi Fisikpada Musim Barat di Perairan
Faut*i ??nur K*lixaat*n antara Balikpapan dan llelta Mahakam 141
JURNAL KELAUTAN{ NASIONAL
Vol.
fisik oseanografi
perairan pantai timur Kalimantan,
mengetahui kondisi
terutama antara Delta Mahakam dan
TelukBalikpapan
19 Desember
Khusus Januari 2009
20A7. Lokasi pengukuran
parameter oseanografi dapat dilihat pada
Gambarl.
2.
ll,rnroon
1.
l, Edisi
AlatdanBahan
Peralatan yang digunakan pada
lVaktu danlokasi
Kegiatan pengambilan data
lapangan dilaksanakan pada tan ggal | 4
penelitian ini ditabulasikan pada Tabel
1.
-
Gambar 1. Lolcasi dan titik sampling pengukuran CTD (ditandai dengan lingkaran
merah)
di perairan pantai timur Kalimantan antara Teluk g;'fikpap; dan Delta
Mahakam(CMap2005).
Tabel 1. Daftar qgryJatan yang diguna\a1 dalam penelitian oseanografi di pantai
timur Kalimantan antara Teluk Balikpapan dan pantai"selatan Delta
Mahakam.
Kegunaan
- GPS (Global Positioning System)
- Tidal Gauge
- Currentmeter AICM
- CTD (Conductivity, Temperature,
Depth)
- Anemometer
- penentuan posisi sampling
- untuk pengukuran pasang surut
- menentukan arah dan kecepatan arus
- untuk pengukuran salinitas, temperatur per kedalaman.
- untuk pengukuran kecepatan dan arah angin
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanograli Fisik pada Musim Barat di perairan
t42 Pantai rimur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
'''''
.'
Jt' RtAg. |frffi[-ffifdtq
:;:i
Vol. 1, Edisi Khusus Januari 2009
0]f AL
t'
'
.
rcSS-qI
,
:
"
:
:ji'i'l,.::.j..:,::,,1t,,t';,,,:.,.i..,a.,,,j:''r:.
j
:
Flatform Bekapai (0" 59.9'LS dan 117'
lfi*llErrtelhsa
r- fQrg;l-lblgsrmc
_r_
29.957',8T).
't,
g*. *"*
e
drnw.Y.'
@
(Sec
ffi q@ jrruge SBE
"M @W*
*g***
dilakukan
c. Pengukuran Salinitas,
Temperatur per kedalaman
Data hasil
p*,rt*n
Pengukuran salinitas, temPeratur
ui,
pada setiap kedalaman dilakukan dengan
cmmn setiap
dism,@
ffise
.r'r.::
dilakukan
ts
fu*wgan alat
selanqn 1S 'rc
menggunakan CTD. CTD diturunkanke
eq!ry@.
dila-eeeaw
W* :gw U3@ @gal
15
kemudian ditarik kembali ke pernnrkaan.
13.00
CTD memiliki tiga sensor utama, yakni
ffiq-, to.t*l
sensor tekanan, sensor temperatur, dan
Si Fkqform
sensor untuk mengetahui daya hantar
m*ui*]9,957'
listrik air laut (salinitas). Pengukuran
WT WffiF J"s
Deseehe,
t*gp$,.*g''
p.*.cruggry
.
#€#+*
s*rxp$,ff'
*ryry,Wk'
Brri
permukrer
'
*,fu.
'l:
: l
r*
tekanan pada CTD menggunakan strain
@ssian
,
ii: ::: r:1::;ii::'::::::::r:l:
b. Pe
: :r::r'
desibar kemudian tekanan dikonversi
Mryrii
men
,,
ryqq.tmtuk
.@
geraka* ry,.
e @m serta
t $gri
unruk verifui',q y*
model *
'STTJ,
dengan pg*
_.
pen$rkurr' #&fugac
g
cgrent
sistem @,*
meter tipe',,..&*ff
penguk$Eq
::::::
'
,"*3,q8,.,.&as;I
.'
.
pengukuraa
Pemasangan *:m','**
perekarnan
',',,,?qru
.4tr;qq.
jam
'6
ner@w3ffi?lfuipgga
jam 13.0* t*nsg*} I? pry@ry,3S?.
Lokasi penras*egsm *Iei Sikkdts" di
13.00 taaggal 15
gauge pressure monitor atau quartz
crystal. Tekanan akan dicatat dalam
:
,.l-..,.,,i,r.,rt.t,,,ll
-: -l
kolom perairan dengan menggunakan
winch secara perlahan hingga dasar
menjadi kedalaman dalam meter. Sensor
suhu yang terdapat pada CTD
menggunakan thermistor, termometer
platinum atau kombinasi keduanya. Sel
induktif yang terdapat dalam CTD
digunakan sebagai sensor salinitas.
Pengukuran data tercatat dalam bentuk
data
digital.
Data tersebut tersimpan
dalam CTD dan ditransfer ke komputer
setelah CTD diangkat dari perairan atau
transfer data dapat dilakukan secara
kontinu selama perangkat perantara
(interface) dari CTD ke komPuter
tersambung.
Pengukuran data salinitas dan
suhu per kedalaman diukur
di 9 titik
sampling(Gambarl).
Studi Pend*hulu*r Kondi*i &eanografr Fisik pada Musim Barat di Perairan
Pantai Timur Kelin*lte* aatara Balikpapan dan Delta Mahakam U3
JURNAL KELAUTAIY NASIONAL
4.
Vol. I, Edisi Khusus Januari 2009
laut menuju pantai. Kondisi ini
AnalisisData
Data berupa suhu, salinitas, densitas
mengakibatkan peningktatan slope garis
air laut (o) dan transparansi yang telah
diperoleh kemudian disajikan dalam
isotherm hingga kedalaman 12 m serta
bentuk sebaran melintang dengan
penurunan slope isotherm dari
kedalaman 35 m dari daerah pantai
software ODV (Ocean Data Wew) dan
menujulaut(Gambar2).
Microsoft
Excel. Dari hasil
tersebut
Gambaran tersebut diatas
dapat dianalisis kondisi sebaran masing-
menunjukkan adanya stratifikasi massa
air
masing parameter pada lokasi penelitian.
Pada penelitian
ini juga
dicoba
membuat simulasi pola arus 2D dengan
menggunakan SMS (Surface Water
Modelling System) Versi 8.1. Simulasi
dilakukan dengan melihat pola arus yang
dibangkitkan pasang surut serta dengan
melihat kondisi tanpa pengaruh serta
Gambar 2. Sebaran melintang suhu dari
denganpengaruhangin.
pantaike laut
HASILDAI{PEMBAIIASAN
yang masuk dari daratan (melalui
sungai) berada pada lapisan perrrukaan
SUHU
sedangkan massa air bersalinitas lebih
Suhu permukaan berkisar antara
28.9 - 29"C, dimana suhu permukaan
tinggi yang berasal dari laut berada pada
lapisanlebihdalam.
daerah pantai cenderung lebih hangat
Berdasarkan sebaran melintang
dibandingkan dengan suhu permukaan di
suhu dari selatan ke utara (Gambar 3),
kondisi suhu permukaan bagian utara
daerahlaut.
Garis isotherm zg'C terlihat
membentuk lidah yang memanjang ke
arah laut hingga kedalaman 16 m,
mengindikasikan adanya massa air dari
daerah pantai yang cenderung hangat
bergerak ke arah laut hingga kedalaman
Namun mulai pada
kedalaman 12 m terlihat adanya garis
tersebut.
Gambar 3. Sebaran melintang sejajar
pantai dari selatan ke utara
isotherm 28.6 "C yang bergerak dari arah
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanograli Fisik pada Musirn Barat di peroiran
144 Pantai fimur Kalimantan antara Barikpapan dan Detta Mahakam
JTTRNAL KELAUTAI{ NASIONAL
cenderung lebih hangat dibandingkan
Vol. 1, Edisi Khusus Januari 2009
(Gambar 10 dan Gambar
11)
dengan bagian selatan lokasi penelitian.
menyebabkan massa air dengan salinitas
Pada garis isothenn 29 "C, terlihat
indikasi bahwa massa air yang lebih
lebih rendah bergerak sarrpai ke stasiun
4 sehingganilai salinitas pada stasiun
hangat berasal dari utara menuju selatan
cenderung lebih rendah dibandingkan
hingga kedalaman 15 m. Hal ini sesuai
dengan salinitas sekitarnya. Akibat
dengan beberapa penelitian sebelumnya
kondisi tersebut maka terjadi
yang menyatakan bahwa karakter
transpor massa air di Selat Makassar
penumpukan massa air dengan salinitas
sepanjang tahun selalu mengalir ke
dihmjul&an dengan menanjaknya lereng
selatan dengan iotensitas volume yang
gans isohalin dafi stasiun 1 ke 2 serta
bervariasi akibat dari perbedaan tinggi
dari stasiun 3 ke stasiun 2.
paras
laut antarabarat Pasifik dan timur
lautSamuderaHindia"
SALINITAS
Pada gambar sebaran melintang
lebih tinggi pada stasiun
2.
ini
Halini juga
Pada ganrbar sebaran salinitas secara
melintang dari selatan ke utara (Gambar
5), nilai salinitas perurukaan pada daerah
bagian selatan cenderung lebih tinggi
dibandingkan dengan salinitas bagran
utara.
saliniAs dari pantai ke laut nilai salinitas
berkisaran antara 32.75
'* 34.03 psu
(Gambar 4). Pada lapisan perrrukaan,
massa air yang
memiliki salinitas lebih
rendah terukur pada stasiun 1.4 dan 3.
Sedangkan pada stasiun 2 nilai salinitas
cenderunglebihtinggi.
Gambar 5. Sebaran melintang salinitai
dari selatankeutara
Aliran massa air yang memiliki
salinitas lebih rendah dari Teluk
Balikapapan di bagian Selatan serta
Muara Bekapai di bagian Utara
Gambar 4. Sebaran melintang
salinitas dari pantai ke laut
mengakibatkan terdapat lereng isohalin
yang cenderung menaqiak baik dari
selatan maupun dari utara di bagian
tengah sebaran melintang.
Besar kemungkinan penganrh arus
dari Teluk Balikpapan ke arah tenggara
Studi Pendahuluan Ksndisi Oseanograli Fisik pada Musin Barat di Perairan
Pantai rimur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
A5
Vol. 1, Edisi Khusus Januarl2009
J{'RNAL KELAUTAI{ NASIONAL
Densitas perairan yang dalam hal
ini digambarkan melalui sebaran nilai
sigma-t sangat dipengaruhi oleh suhu,
salinitas, tekanan (kedalaman perairan)
dan proses-proses percampuran massa
air yang terjadi pada kolom perairan
tersebut.
Profil sigma-t memiliki
I
menuju stasiun 2, sedangkan
pada stasiun 3 dan 4 terlihat membentuk
stasiun
DBNSITAS
core hrngga kedalaman 8m, hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat dua
karakteristik massa air yang ssrna-saru
menuju ke stasiun 2. Dengan melihat
pola arus hasil simulasi dapat
disimpulkan bahwa massa air yang
pola
sebaran yang hampir sama dengan pola
satrinitas baik untuk sebaran melintang
berada pada stasiun 3 dan 4 merupakan
dari pantai ke laut maupun dari selatan ke
rendah menuju stasiun 2 yang memiliki
utara terutama pada lapisan permukaan
sigma-tlebihtinggi.
(Gambar
6 dan 7).
massa
air yang dibawa dari
Teluk
Balikpapan, yang memiliki sigmat lebih
Namun profil
ter$ebut akan mengilnrti profil suhu pada
kedalaman lebih dari 30m. Hal ini
menunjuklcan bahwa salinitas memiliki
pengaruh yang dominan terhadap
deasitas pada lapisan permukaan
sedangkan pada lapisan lebih dalam dari
30m suhu cenderung lebih dominan
terhadap densitas pada daerah penelitian
TRANSPARANSI
Pada sebaran melintang
tranparansi dari pantai ke laut (Gambar
8), karakteristik pertemuan massa air di
dapat dilihat dengan jelas.
stasiun
Dimana nilai tranparansi pada lokasi ini
cenderung lebih rendah dibandingkan
dengan lokasi sekitarnya.
2
Gambar 6. Sebaran melintang densitas
daripantai ke laut
Gambar
8.
Sebaran melintang
transparansi dari pantai ke laut
Pada kedalaman 5 m terlihat
dengan jelas bahwa pola sebaran
tranparansi akan berbanding terbalik
denganpola sebaran salinitas dan sigmat.
Gambar 7. Sebaran melintang densitas
dari selatankeutara
Nilai sigma-t di lapisan permukaan
pada sebaran dari pantai ke laut berkisar
antara 20.4 2A.9 Kglnf. Pada garis
isopiknal 20.8, tetdapat masukan dari
-
Transparansi di lapisan pennukaan
dari selatan ke utara berkisar antara 35
-
47.5 % (Gambar 9), dimana lapisan
bagian utara memiliki nilai tranparansi
yang lebih rendah dibandingkan dengan
daerah di bagian selatan. Hal ini
kemungkinan besar disebabkan oleh
StudiPendahuluan Kondisi Oseanografi Fisik pada Musim Barat dl Perairan
146 Pantai fimur Kalimantan anttra BaHkpapan dan Delta Mahakam
JT]RNAL KELAUTAI\I NASIONAL
banyaknya aktivitas di sekitar Muara
Bekapai yang akan menurunkan nilai
transparansi di daerah tersebut,
sedangkan di bagian selatan nilai
transparansi ini cenderung dipengaruhi
oleh masukan dari Teluk Balikpapan.
Vol. I, Edisi Khusus Januari 2009
laut Samudera India yang berbeda-beda
setiap musim. Sehingga angin yang
bergerak dari arah selatan berlawanan
dengaa arah transpor massa air yang
menujuSelatan.
Untuk melihat keakuratan model,
maka dilakukan verifikasi hasil model
dengan hasil pengukuran arus di
lapangan. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa model pola arus
memiliki pola pergerakan yang hampir
sama dengan hasil pengukuran di
Gambar
ilI"ouruo melintang
transparansi dari selatan ke utara
lapangan(Gambarl0).
Dari Gambar 10
ditunjukkan
bahwa arus cenderung bergerak dengan
arahsumbuutamaSW-SE.
POLAARUS
Dari hasil mooring
pengukuran
:ilus dilapangan diperoleh kecepatan
rata-rata arus adalah 5.3 crn/s, dengan
kecepatan malsimum sebesar 60.6 cm/s.
Pada penelitian ini juga dilalrukan
simulasi model pola arus untuk melihat
pola arus selama 15 hari di lokasi
penelitian. Sebagai data input untuk
model adalah batimetri, angin dan pasut.
Dari hasil simulasi pola arus pada
saat musim Barat kecepatan arus
maksimum akibat pengaruh pasang surut
dapat mencapai 38.6 cm/s sedangkan
dengan memasukkan pengaruh angin
(kecepatan 2.1 mls dan arah 174 " d^ri
arah utara) maka diperoleh kecepatan
ans maksimum sebesar 37.8 cm/s.
'.:
el
Gambar 10. Validasi arus hasil model
dengan hasil pengukuran lapangan.
Kondisi ini menunjukkan bahwa
pengaruh angin memperlemah
kecepatan arus di lokasi penelitian. Hal
ini
dimungkinkan karena karakter
transpor di Selat Makassar yang
sepanjang tahun selalu mengalir ke
selatan dengan intensitas volume yang
bervariasi akibat dari perbedaan tinggi
paras laut antara barat Pasifik dan timur
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanografr Fisik pada Musim Barat di perairan
Pantai rimur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
u7
JURNAL KELAUTAN NASIONAL
Vol. 1, Edisi Khusus Januari 2009
KecepatanArus (m/s)
KecepatanArus (m/s)
Maksimum
Maksimum
Minimum
Rata-rata
I o.zrg
. o.ooo
Maksirnum i o.a11
Rata-rata
Rata-rata
z o.o67
KecepatanArus (m/s)
Mininnrn
Minimum
! o.ooo
. o,o66
t
#-
{J
/^\
: 0.386
: o.ooo
: o.o41
KecepatanArus (m/s)
Maksimum
Minimum
Rata-rata
2
o.z7;
: o.ooo
: o.o41
{J
t- /\
L'
Gambar 11. Simulasi PolaArus Tanpa PengaruhAngin
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanograli Fisik pada Musim Barat di Perairan
r4g Pantai rimur Kalimantan antara Balikpapan dan Delta Mahakam
JURNAL KELAUTAN NASIONAL
VoI.
1o
Edisi Khusus Januari 2009
3:
*r:
fi::
iirr
f,,
fi;lir
gi
$i
fJ
KecepatanArus (m/s)
IJ
Maksimum : o.aoo
Minimum : o.ooo
Rata-rata : 0:o68
KeeepatanArus (m/s)
Maksirnum
/\
Minimum
Rata-rata
: 0.378
: o.oQo
: o.o41
IJ
"rr
n
,i
-,.&
KeeepatanArus (m/s)
Maksimum
Minimum
Rata-rata
: o.a1o
: o.ooo
z a.o67
tt
?
--
KecepatanArus (m/s)
,'
\.
Maksimum
Minimum
Rata-rata
z o.246
: o.ooo
: o.o42
"r
tt
/\
-\l--7-
V
Gambar 12. Simulasi PolaArus Dengan PengaruhAngin
Studi Pendahuluan Kondisi Oseanografi Fisik pada Musim Barat di Perairan
Pantai Timur Kalimantan antara Balikpapan dan Ilelta Mahakam 14g
JURNAL KELAUTAN NASIONAL
KESIMPULAI{
L
Hasil sebaran melintang dari
pantai ke laut untuk
suhu
menunjukkan bahwa terdapat
stratifikasi massa air yang masuk
dari daratan (sungai) berada pada
lapisan permukaan sedangkan
massa air yang berasal dari laut
berada pada lapisan yang lebih
dalam . Sedangkanuntuk salinitas
dan densitas menunjukkan bahwa
akibat pengaruh arus akan terjadi
peningkatan salinitas dan densitas
daerah dekat pantai akibat
masukan dari delta Balikpapan
yang membawa salinitas dan
densitasrendah.
di
2.
Hasil sebaran melintang dari
selatan ke utata, suhu akan
cenderung bergerak dari utara
menuju selatan sedangkan unftrk
salinitas dan densitas, masukan
dari daratan muara Bekapai (di
utara) dan teluk Balikpapan (di
selatan) akan mengakibatkan
terjadi kenaikan massa air di
3.
bagian tengah daerah sebaran
Dari profil sebaran diperoleh
bahwa profil densitas akan
dipengaruhi oleh salinitas pada
lapisan permukaan, sedangkan
pada kedalaman lebih dari 30 m
densitas akan dipengaruhi oleh
4.
suhuperairan.
Hasil simulasi pola arus
menunjukkan bahwa pengaruh
angin memperlemah kecepatan
arus di lokasi penelitian.
VoI. 1, Edisi Khusus Januari 2009
kepada ERM sebagai konsultan yang
mengkoordinasikan kegiatan ini
sehingga dapat berjalan dengan baik.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima
kasih kepada PrO LIpI yang memberikan
banfuan peralatan oseanografi sehingga
pengukuran parameter or*unogiJfi
selama di lapangan dapat dilakukan
denganbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Ffield,A., K. Vrancs,A.L. Gordon, R.D.
Susanto and S.L. Garzoli. 2000.
Temperature variabiity within
Makasar Strait. Geaphysic. Res.
Lett.Yol 27. No.2 : p 237 -240
Gordon, A.L. and R.A" Fine. 1996.
Pathways of water between the
Pacific and Indian Oceans in the
Indonesian seas. Nature, 379:
t46_149.
Gordon, A.L. and R.D. Susanto. 1999.
Makasar transport: Initial
estimate based on Arlindo
results. Ma r Tbch. Soc., 32:34-45
Gordon, A.L., R.D. Susanto, and A.
Ffield. 1999. Throughflow
within Makasar Strait. J.
Geophys. Res.
{Jser,s Guide to RMA2
WES Yersion 4. 5. U.S Army Corps
USACE. 20A5.
of Engineers. Waterways
Experiment Station (WES) Coasial
and Hydraulics Laboratory.
Van Rijn, L.C. 1993. prtnitptes af
sediment transport in riveyi,
estuaries and coastal seas. Aqua
Publications, Amsterdam
UcapanTerimaKasih
Penulis mengucapkan banyak
kasih kepada perusahan Vfinyak
flry,
TOTAL yang
memberikan bantuan
berupa dana sehingga kegiatan
penelitian ini dapat dilakukan. fami juga
mengucapkan banyak terima kasih
r
Studi Pendahuluan Kondisi ()seanografi Fisik pada Musim
Barat di perairan
Pantai
rimur
Kalimantan
antara
Balikpapan dan Detta Mahakam
150
Download