Proses-proses dalam Pembentukan Vaastusastra

advertisement
TEMU ILMIAH IPLBI 2012
PROSES-PROSES DALAM PEMBENTUKAN VAASTUSASTRA:
KAJIAN TERHADAP MAYAMATAM, MANASARA,
MANUSYALAAYACANDRIKA DAN TACCUSASTRA
Indah Widiastuti
Sejarah Teori dan Kritik Arsitektir/ Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan kebijakan,
Institut Teknologi Bandung.
Abstrak
Artikel ini merupakan essay hasil tinjuan kritis terhadap beberapa vaastusastra (pengetahuan
arsitektur dari India), yaitu Mayamatam dan Manasara dan Manusyaalaayacandrika dan Taccusastra
(dari Kerala, India Selatan). Kajian sosial-historis, tekstual dan kultural antara vaastusastravaastusastra tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kompleksitas pengetahuan
arsitektur tradisional India sebagai bahan refleksi terhadap pengetahuan arsitektur Indonesa yang
kerap disebut sebagai buah pengaruh dari arsitektur budaya dari India.
Kata-kunci : jurnal, naskah, panduan, penulisan, template
Pengantar
Kekhasan bangun-pengetahuan arsitektur India
adalah tradisi kodifikasi pengetahuan yang
berakar pada paradigma ritual Weda (Vedic) dan
penggunaan bahasa Sansekerta (Vatsyayan, 34, dalam Lowel, 1990) yang diwujudkan dalam
bentuk naskah pengetahuan atau sastra
(Shastra). Kodifikasi ini diistilahkan oleh Lewis
Rowell (1993) sebagai Shastric Traditions atau
tradisi Sastrik. Pengetahuan arsitektur dalam
paradigm ini disebut vaastuvidya adapun
perwujudan naskahnya disebut vaastusastra.
Mayamatam dan Manasara adalah dua
vaastusastra dari tradisi Sastrik yang paling
banyak dirujuk dalam pembahasan pengetahuan
adiluhung mengenai arsitektur yang khas India,
karenanya dalam artikel ini vaastusastra ini
disebut sebagai “vaastusastra universal”.
Vaastusastra
memiliki
versi
regional“vaastusastra regional”- yang memuat aspek
pertukangan yang khas dari suatu daerah, yang
tidak teruraikan secara detail pada vaastusastra
universal.
pengetahuan arsitektur asli di Indonesia,
pemosisian pengetahuan arsitektur tertulis dan
tak tertulis serta aplikasinya dalam prakteknya.
Metode
Kajian dilakukan dengan cara menstudi tiga
literatur utama hasil dari studi yang ditulis oleh
sarjana Modern, yaitu “Mayamatam”, oleh Bruno
Dagens (1995), “Manasara“, oleh PK Acharya
(1990) dan “Manusyalaya Chandrika” yang
berupa Commenterary Book, oleh A Achuthyan
dan BT Prabhu (1998). Mayamatam dan
Manasara merupakan vaastusastra-universal
sedangkan
Manusyalaayacandrika
adalah
vaastusastra-regional dari Kerala, India Selatan.
Taccusastra adalah pengetahuan lokal yang
diakui secara kolektif oleh para artisan lokal
yang belum sepenuhnya terkodifikasi. Bahan
mengenai Taccusastra untuk kajian ini diperoleh
dari hasil diskusi dengan beberapa penukang
tradisional dan interaksi dengan para pengajar
di dua sekolah Vaastu di Kerala. Sisipan bahanbahan literatur mengenai vaastusastra selain
dari ketiga buku ikut memperjelas konteks dan
mempertajam analisis
Kajian ini dimaksudkan sebagai bahan refleksi
terhadap
wacana
proses
pembentukan
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012 | 73
Proses-Proses Dalam Pembentukan Vaastusastra: Kajian Terhadap Mayamatam, Manasara, Manusyalaayacandrika dan Taccusastra
Pembahasan
Vaastusastra
Manasara
wilayah yang luas dengan variasi lingkungan
dan sejarah sosial budaya yang tinggi.
Universal
:
Mayamatam
dan
Sebelumnya perlu dipahami bahwa Vaastuvidya
adalah ilmu (vidya) sedangkan vaastusastra
adalah naskah (sastra) tentang bangunan,
membangun dan budaya berhuni dari India.
Vaastuvidya memiliki basis filosofis, pranata dan
praktek ritual Weda atau Hindu dan
dikomunikasikan dengan bahasa Sansekerta.
Hakikat vaastuvidya adalah cabang taksonomi
dari badan pengetahuan Weda/Vedic. Prabhu
(1998) menguraikan empat kategori besar kitab
dalam Weda dan Hindu yaitu Rg Veda, Yajur
Veda, sama Veda dan Atharvaveda. Secara
normatif vastuvidya terbentuk dari kombinasi
pengetahuan mengenai ruang (kalpa) dan
waktu (jotisa). Karenanya tidaklah aneh bila
horoskop menjadi penting dalam pertimbangan
konstruksi (Gambar 1).
Para
sarjana
vaastusastra
tidak
dapat
memastikan waktu tepat kapan Mayamatam dan
Manasara ditulis. Namun PK Acharya (1998)
dan Dagens (2000) sepakat akan pentingnya
rentang waktu antara abad ke 6 Masehi hingga
abad 12 Masehi. Pada masa-masa ini
perkembangan kota, bangunan beragama
bermunculan, literatur-literatur kuno ditulis
ulang dengan sistematika yang lebih akurat.
Candi-candi masa Pallava, kompleks relijius
raksasa Borobudur di Indonesia dan Todaiji di
Nara dibangun. dibangun dan India pun tengah
memasuki masa penting perdagangan Global
Asia kuno yang didorong perkembangan
perdagangan dengan Mediterania, Arab dan
Cina.
Vaastusastra Regional : Manusyalaayacandrika
Manusyalaayacandrika
adalah teks yang
populer di lingkungan penukang dan arsitek
lokal di Kerala, India Selatan. Berdasarkan
berbagai studi BTS Prabhu berkesimpulan
bahwa
penulis
Manusyalaayacandrika
kemungkinan dilahirkan sekitar abad 16-17
Masehi dari suatu tempat di Tirur (BTS Prabhu,
1998).
Gambar 1. Posisi Vaastuvidya dalam
Bangun
Pengetahuan Paradigma Weda. (Sumber: BTS Prabhu,
1998).
Ada beberapa naskah utama vaastuvidya
(vaastusastra) yang paling dikenal dan lengkap
di India: Mayamatam dan Manasara. Menurut
Prabu (1998) keunikan dari masing masing teks
terletak pada perbedaan penekanan bahasan
aspek lingkungan binaan dan karakter sektarian
yang melandasi konteks sejarah sosial naskahnaskah tersebut. Namun penulis juga melihat
bahwa perbedaan korelatif terhadap situasi
kesejarahan dan geografis dari daerah tempat
masing-masing pengetahuan itu berasal. Hal ini
bisa dipahami karena India sendiri adalah
74 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012
Sistematika Manusyalaayacandrika menunjukan
bahwa ia ditulis dengan merujuk pada
sistematika Mayamatam. Penekanan pada
rumah tinggal ketimbang tata kota pada
Manusyalayacandrikha
berkorelasi
dengan
sistem sosial tanpa dominasi sebuah kerajaan
sentral. Akibatnya pembentukan kota formal
tidak terjadi di Kerala.
Pengetahuan Lokal Tertulis dan Tak Tertulis:
Taccusastra
Selain Manusyalayacandika ada lagi bentuk
pengetahuan “”membangun”” yang lebih populis
namun tak selalu terkodifikasi menurut tradisi
sastrik. Pengetahuan ini secara kolektif oleh
masyarakat setempat dikenal sebagai Taccusastra. Bila Mayamatam dan Manusyalayacandrikha dikomunikasikan dalam bahasa
Sansekerta, Taccusastra dikomunikasikan dalam
Indah Widiastuti
bahasa lokal masyarakat Kerala - Malayalam.
Perbedaan prinsipil antara sastra universal dan
regional bisa sangatlah besar. Dalam sastra
Universal sudut suci Timur-Laut biasanya
berkorelasi dengan Dewa Siwa sedangkan sudut
paling profan adalah Barat-Daya, tempat
berdiamnya Dewa Ganesa.
Namun karena
aspek wanita, kekerabatan matrilineal dan dapur
diangap tinggi dan suci di Kerala, baik dalam
Manusyalaayacandrika maupun Taccusastra
Sudut Timur-Laut adalah lokasi dari dapur dan
tempat para wanita berkumpul. Sastra regional
ini diwariskan secara turun temurun.
Namun demikian pengetahuan lokal tak tertulis
ini juga tidak sepenuhnya lepas dari tradisi
sastrik. Beberapa peminjaman kata Sansekerta
atau konsep dalam kandungannya merupakan
indikasi dari upaya para para penukang lokal
untuk memutakhirkan penge-tahuan asli. Hingga
kini
banyak
keluarga
penukang
yang
menyimpan naskah naskah pengetahuan
membangun di rumah mereka. Beberapa
bahkan menyimpanya di tempat yang aman dan
sakral seperti “kamar leluhur” (Mahcu-Ara).
Analisis dan Interpretasi
Kajian atas pokok bahasan Manusyalaayacandrika dan Taccusastra dapat memberi
gambaran sebuah produksi pengetahuan yang
bersifat bolak balik dari
pembentukan
vaastuvidya universal dari pengetahuan lokal
dan proses regionalisasi dari vaastuvidya dan
vaastusastra absolut menjadi ke bentuk yang
lebih lokal. Produksi naskah Manusyalaayacandrika adalah contoh penggunaan sistem
Mayamatam untuk mengkodifikasi serakan
pengetahuan pertukangan bangunan di Kerala
(taccusastra). Manusyalaayacandrika juga bisa
disebut sebagai “regionalisasi” dari Mayamatam.
Sementara itu unsur Sansekerta dalam
Taccusastra adalah contoh upaya pemutakhiran
pengetahuan lokal dengan menggunakan tradisi
sastrik universal.
Dari aspek proses secara umum dapat disarikan
beberapa keboleh-jadian yang mempengaruhi
berbagai perubahan vaastuvidya
Aspek Sosial-Historis Vaastuvidya dan
Vaastusastra
Hal yang tidak banyak disadari adalah bahwa
perkembangan dan penyebarannya budaya
Weda
ke seluruh wilayah India
dan
mancanegaranya tidak serentak dan dengan
cara yang seragam. Sarjana-sarjana Kerala
(Thampuran, 2001, Rajeevan, 1995 dll)
menyatakan bahwa Weda baru mampu
menembus pegunungan Western Ghats dan tiba
di pantai Barat India pada waktu yang hampir
bersamaan dengan masuknya agama Kristen.
Taccusastra sendiri nampaknya memiliki akar
yang lebih tua daripada teks teks universal. Di
Kerala Selatan masih ada banyak tempat yang
memiliki bangunan kayu asli yang berusia lebih
dari 400 tahun yang mengindikasikan telah
adanya pengetahuan membangun yang sudah
solid. Padahal Manusyalaayacandrika sendiri
baru ditulis sekitar abad 16-17 Masehi.
Menilik
penggunaan
bahasa,
Manusyalaayacandrika
merupakan
bukti
Sanskritisasi teks teks lokal dan oral yang biasa
dilakukan oleh para Brahmana. Sistem Zamindar
(landlordship) di Kerala menyebabkan pemilik
tanah menempati status tertinggi, dan biasanya
dipegang oleh Brahmana dan tuan tanah asli,
yang biasanya juga berafiliasi dengan lembaga
kebrahmanaan. Kebrahmanaan menjadi titik
yang mengkaitkan suatu institusi
atau
masyarakat pada jejaring politik, sosial dan
ekonomi dan kekuasaan yang lebih besar.
Situasi Kontemporer masa kini juga memberi
warna baru dari sebuah proses transformasi
pengetahuan yang tak jauh berbeda dengan
sistem dominasi sebelumnya- Kebrahmanaan
dan Weda – dalam bentuk pendidikan formal.
Sejak tahun 1980 an sekolah sekolah vaastu
bermunculan di Kerala, dan pada tahun 2004,
“Vastu Vidya Gurukulam” disahkan oleh negara
sebagai Sekolah Tinggi Wastu milik negara, Di
lembaga-lembaga inilah Manusyalaayacandrika
menjadi populer kembali.
Aspek Keprofesian
Pengetahuan profesi para penukang di Kerala di
dibina dalam
lingkungan suku atau marga
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012 | 75
Proses-Proses Dalam Pembentukan Vaastusastra: Kajian Terhadap Mayamatam, Manasara, Manusyalaayacandrika dan Taccusastra
(keluarga besar). Kondisi Ini meberi konteks
tersendiri pada konsep “pewarisan”” dan
pengembangan pengetahuan lokal Taccusastra.
Secara umum konsep kekerabatan di India
adalah
kekerabatan
unilineal
(keluarga
besar/clan) dipimpin oleh seorang paman.
Kesatuan komunitas ini menjadi institusi
pelestari pengetahuan yang lebih solid daripada
naskah. Konsep pembagian peran profesi arsitek
yang formal (Guru/ Acharya, Sthapati/ Arsitekperancang, Taksaka/arsitek-penukang, Vardaki/
Penukang dan Sutragrahi/asisten penukang)
tidak dapat sepenuhnya membantu menjelaskan
situasi sosial keprofesian dari Taccan ini. Dari
pengalaman berinteraksi dengan beberapa
taccan penulis mendapati kecenderungan bahwa
mereka adalah pada dasarnya seniman atau
manusia berselera tinggi yang memiliki
kelekatan tanggung jawab dan perasaan dengan
lingkungan.
Kesimpulan
dan
Refleksi
terhadap
Pengetahuan Arsitektur Nusantara
Vaastuvidya adalah sebuah rumusan formal
yang selama ini digunakan untuk menelaah
bentuk pengaruh pengetahuan arsitektur India
pada arsitektur Nusantara. Namun kajian ini
menunjukan
bahwa
vaastuvidya
dan
vaastusastra
ternyata
bukanlah
sebuah
kompleks pengetahuan yang homogen dan
sederhana. keragaman faktor sejarah, lokasi dan
karakter lingkungan menjadi dasar munculnya
ragam Vaastusastra dan Vaastuvidya di India
sendiri.
Dengan
demikian
pertanyaan
kontekstual penting yang mestinya terlebih
dahulu dijawab dalam diskusi mengenai
pengaruh arsitektur India di Indonesia adalah:
Vaastividya yang mana, dari daerah mana dan
dari kurun waktu apa di India?
Ada
tiga
spektrum
bentuk
kodifikasi
vaastusastra
berdasarkan
derajat
keberpengaruhan pengetahuan tersebu, yaitut:
1) vaastusastra universal
(Mayamatam,
Manasara),
2)
vaastusastra
regional
(Manusyalayacandrikha), dan pengetahuan lokal
popular baik yang tertulis dan tak tertulis
(Taccusastra). Ketiganya memiliki konteks
sejarah yang berbeda. Dugaan yang ingin
dibuktikan lebih dalam adalah bahwa wacana
76 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012
arsitektur Nusantara yang disebut sebagai hasil
pengaruh arsitektur India kemungkinan setara
dengan wacana orisinalitas arsitektur buah dari
pengetahuan Taccusastra.
Beberapa faktor yang menentukan otoritas dan
keberpengaruhan sebuah pengetahuan sastrik
adalah institusi kebrahmanaan sebagai lembaga
otorisasi pengetahuan dan kekuasaan politik
kerajaan besar dari India Selatan seperti Pallava
dan Chola. Konteks historis ini kemungkinan
merupakan
latar
belakang
popularitas
Mayamatam dan Manasara sebagai vaastusastra
universal, terutama Mayamatam.
Semakin tinggi pengaruh kekuasaan politik
semakin besar jangkauan pengaruh naskah
naskah sastrik itu. Di masa kinipun, lembaga
pendidikan formal dibawah pemerintah juga
menjadi agen pelestari tradisi vaastusastra.
Ketiga, corak politik dan Idelogi juga ternyata
menentukan popularitas dan persepsi terhadap
sebuah vaastusastra, seperti politik. Struktur
komunitas berhaluan sosialis, demokrasi dan
kerakyatan membuat segala pengetahuan
populis berbahasa lokal (Malayalam) sangat
dihargai.
Daftar Pustaka
Dagens, Bruno. (2000) : Mayamatam – Vol 1. Indira
Gandhi National Centre for the Arts,New Delhi, New
Delhi.
Tarapada Bhattacharya (1986): The Cannons of Indian
Art of a Study on Vastu-Vidya. Firma KLM Private
Ltd, Calcutta.
Prasanna Kumar Acharya (1998): Architecture of
Manasara – Manasara Series, Vol. IV, Low Price
Publication, New Delhi
Lewis Rowell (1993):
Reviewed Work - Shastric
Traditions in Indian Arts by Anna Libera Dallapiccola,
Journal of the American Oriental Society, Vol. 113,
No. 3, 469-476.
Achyutyan A, & Balagopal T.S Prabhu (1998): An
Engineering Commentary on Manusyalaayacandrika
of Tirumangalat Nilakanthan Musat; Calicut:
Vastuvidyaprathistanam
Download