PPT bab 8 Sejarah Indo

advertisement
Tujuan Pembelajaran
1. SETELAH MEMBACA TEKS MENGAMATI
LINGKUNGAN, PESERTA DIDIK MAMPU
MENYEBUTKAN TIGA PENGARUH HINDU-BUDHA DI
INDONESIA
2. SETELAH MEMBACA TEKS LAHIRNYA AGAMA
HINDU, PESERTA DIDIK MEDISKUSIKAN AKHIRNYA
MAMPU MENJELASKAN SECARA KRONOLOGIS
LAHIRNYA AGAMA HINDU DI INDIA DENGAN BENAR
3. SETELAH MEMBACA TEKS LAHIRNYA AGAMA
HINDU, PESERTA DIDIK MEDISKUSIKAN AKHIRNYA
MAMPU MENJELASKAN TENTANG EMPAT KITAB
AGAMA HINDU DI INDIA DENGANBENAR
lanjutan
4. Setelah membaca teks Lahirnya Agama Hindu, peserta
didik mediskusikan akhirnya mampu menjelaskan
tentang system kemasyarakatan yang dikembangkan
bangsa Arya di India dengan benar
5. Setelah membaca teks Lahirnya Agama Budha, peserta
didik mediskusikan akhirnya mampu menjelaskan secara
kronologis lahirnya Agama Budha di India dengan benar
6. Setelah membaca teks Lahirnya Agama Budha, peserta
didik mediskusikan akhirnya mampu menjelaskan
konsep hidup manusia menurut Agama Budha di India
dengan benar
Peta Jalur India ke Indonesia
Agama Hindu
Etimologi
Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu
(Bahasa Sanskerta). [5] Dalam Reg Weda, bangsa Arya
menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah
dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang
salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini
mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam
Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari
kaum Zoroaster di Iran. Pada awalnya kata Hindu merujuk
pada masyarakat yang hidup di wilayah sungai Sindhu.
Hindu sendiri sebenarnya baru terbentuk setelah Masehi
ketika beberapa kitab dari Weda digenapi oleh para
brahmana. Pada zaman munculnya agama Buddha, agama
Hindu sama sekali belum muncul semuanya masih
mengenal sebagai ajaran Weda.[ruju
Keyakinan Agama Hindu





Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan
yang disebut dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan
keyakinan dasar umat Hindu. Kelima keyakinan tersebut,
yakni:
Widhi Tattwa - percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
segala aspeknya
Atma Tattwa - percaya dengan adanya jiwa dalam setiap
makhluk
Karmaphala Tattwa - percaya dengan adanya hukum
sebab-akibat dalam setiap perbuatan
Punarbhava Tattwa - percaya dengan adanya proses
kelahiran kembali (reinkarnasi)
Moksa Tattwa - percaya bahwa kebahagiaan tertinggi
merupakan tujuan akhir manusia
Kitab suci : Weda
Weda terbagi menjadi empat, yaitu:
 Regweda Samhita
 Ayurweda Samhita
 Samaweda Samhita
 Atharwaweda Samhita
Keempat kitab tersebut disebut
Keempat
kitab Samhita".
tersebut disebut
"Caturweda
Selain keempat
"Caturweda
Samhita".
Selain
keempat
Weda tersebut, Bhagawadgita
yang
Weda
tersebut,
Bhagawadgita
yang
merupakan intisari ajaran Weda
merupakan
intisari"Weda
ajaranyang
Weda
disebut
disebut sebagai
kelima
".
sebagai "Weda yang kelima".
Dewa-Dewi di ajaran Hindu
Dalam ajaran agama Hindu, Dewa adalah makhluk
suci, makhluk supernatural, penghuni surga, setara
dengan malaikat, dan merupakan manifestasi dari
Tuhan Yang Maha Esa. Kata “dewa” berasal dari kata
“div” yang berarti “bersinar”. Dalam kitab suci Reg
Weda, Weda yang pertama, disebutkan adanya 33
Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut
merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan
Yang Maha Esa. Di antara Dewa-Dewi dalam agama
Hindu, yang paling terkenal sebagai suatu konsep
adalah: Brahmā, Wisnu, Çiwa. Mereka disebut
Trimurti
Sistem Catur Warna (Golongan Masyarakat)




Dalam ajaran Catur Warna, masyarakat dibagi
menjadi empat golongan, yaitu:
Brāhmana : golongan para pendeta, orang suci,
pemuka agama dan rohaniwan
Ksatria : golongan para raja, adipati, patih, menteri,
dan pejabat negara
Waisya : golongan para pekerja di bidang ekonomi
Sudra : golongan para pembantu ketiga golongan di
atas
Upacara dan peninggalan Hindu
lanjutan
Agama Budha
Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal
dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan,
dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang
dikaitkan dengan Siddhartha Gautama, yang secara umum dikenal
sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa
Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian
timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6
sampai ke-4 SEU (Sebelum Era Umum). Beliau dikenal oleh para
umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau
tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu
makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidyā),
kehausan/napsu rendah (taṇhā), dan penderitaan (dukkha),
dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan
sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana).
Kitab Suci agama Budha
Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka
sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat
sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama.
Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan
mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu
Sutta Piṭaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya
Piṭaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan
Abhidhamma Piṭaka (ajaran hukum metafisika dan
psikologi).
Moral dalam Budhisme
Kelima nilai-nilai kemoralan untuk umat awam adalah:
 Panatipata Veramani Sikkhapadam Samadiyami
 Adinnadana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
 Kamesu Micchacara Veramani Sikhapadam
 Musavada Veramani Sikkhapadam Samadiyami
 Surameraya Majjapamadatthana Veramani Sikkhapadam Samadiyami
Yang artinya:
 Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup.
 Aku bertekad akan melatih diri menghindari pencurian/mengambil barang
yang tidak diberikan.
 Aku bertekad akan melatih diri menghindari melakukan perbuatan asusila
 Aku bertekad akan melatih diri menghidari melakukan perkataan dusta
 Aku bertekad akan melatih diri menghindari makanan atau minuman yang
dapat menyebabkan lemahnya kesadaran
Aliran Buddha
Ada beberapa aliran dalam agama Buddha:
 Buddha Theravada
 Buddha Mahayana: Zen
 Buddha Vajrayana
Sejarah Budha
Sejarah Theravada tidak lepas dari sejarah Buddha Gautama sebagai pendiri agama Buddha.
Setelah Sang Buddha parinibbana (543 SM), tiga bulan kemudian diadakan Sidang Agung
Sangha (Sangha Samaya).
 Diadakan pada tahun 543 SM (3 bulan setelah bulan Mei), berlangsung selama 2 bulan
Dipimpin oleh Y.A. Maha Kassapa dan dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu yang semuanya Arahat.
Sidang diadakan di Goa Satapani di kota Rajagaha. Sponsor sidang agung ini adalah Raja
Ajatasatu. Tujuan Sidang adalah menghimpun Ajaran Sang Buddha yang diajarkan kepada
orang yang berlainan, di tempat yang berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Mengulang
Dhamma dan Vinaya agar Ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat, melebihi ajaran-ajaran
lainnya. Y.A. Upali mengulang Vinaya dan Y.A. Ananda mengulang Dhamma.
 Sidang Agung Sangha ke-2, pada tahun 443 SM , dimana awal Buddhisme mulai terbagi
menjadi 2. Di satu sisi kelompok yang ingin perubahan beberapa peraturan minor dalam
Vinaya, di sisi lain kelompok yang mempertahankan Vinaya apa adanya. Kelompok yang ingin
perubahan Vinaya memisahkan diri dan dikenal dengan Mahasanghika yang merupakan cikal
bakal Mahayana. Sedangkan yang mempertahankan Vinaya disebut Sthaviravada.
 Sidang Agung Sangha ke-3 (313 SM), Sidang ini hanya diikuti oleh kelompok Sthaviravada.
Sidang ini memutuskan untuk tidak mengubah Vinaya, dan Moggaliputta Tissa sebagai
pimpinan sidang menyelesaikan buku Kathavatthu yang berisi penyimpangan-penyimpangan
dari aliran lain. Saat itu pula Abhidhamma dimasukkan. Setelah itu ajaran-ajaran ini di tulis
dan disahkan oleh sidang. Kemudian Y.M. Mahinda (putra Raja Asoka) membawa Tipitaka ini
ke Sri Lanka tanpa ada yang hilang sampai sekarang dan menyebarkan Buddha Dhamma di
sana. Di sana ajaran ini dikenal sebagai Theravada.

Proses masuknya Hindu dan Budha
Proses masuknya pengaruh budaya India ke Indonesia, sering disebut
penghinduan. Pada dasarnya istilah ini sebenarnya kurang tepat,
karena disamping agama Hindu, masuk pula agama Budha. Proses ini
terjadi didahului adanya hubungan Indonesia dengan India, sebagai
akibat perubahan jalur perdagangan dari jalur tengah (sutera) berganti
ke jalur pelayaran (rempah-rempah. Hal ini didasarkan bukti
peninggalan arca dan prasasti di Indonesia. Sedangkan di India
terdapat karya sastra, diantaranya kitab Jataka, Ramayana dan
Raghuwamsa. Kitab Jataka berisi kisah perjalanan Budha yang
menjumpai Swarnabhumi. Kitab Ramayana terdapat istilah Jawadwipa
dan Swarnabhumi. Kitab Raghuwamsa karya Kalisada tentang
perdagangan India yang menyebutkan Dwipantara sebagai asal bahan
perdagangan cengkih atau lavanka.
Mengenai hipotesis/ teori masuknya pengaruh Hindu – Buddha di Indonesia,
para ahli berpendapat yang berlainan, dimana secara garis besar dibedakan atas:
 a. Teori Ksatria
Teori ini juga disebut teori prajurit atau kolonisasi yang dikemukakan CC. Berg
dan FDK. Bosch. FDK. Bosch menggunakan istilah hipotesa ksatria. Menurut
teori ini, peran utama masuknya budaya India ke Indonesia adalah ksatria. Hal
ini disebabkan di India terjadi kekacauan politik yaitu perang brahmana
dengan ksatria, para ksatria yang kalah melarikan diri ke Indonesia. Mereka
mendirikan kerajaan dan menyebarkan agama Hindu. Pendukung teori ini
kebanyakan sejarawan India, terutama Majumdar dan Nehru.
Hipotesis ksatria banyak mengandung kelemahan yaitu tidak adanya bukti
kolonisasi baik di India maupun di Indonesia. Kedudukan kaum ksatria dalam
struktur masyarakat Hindu tidak memungkinkan menguasai masalah agama
Hindu dan tidak nampak pemindahan unsur masyarakat India (sistem kasta,
bentuk rumah, pergaulan dan sebagainya). Tidak mungkin para pelarian
mendapat kedudukan sebagai raja di tempat yang baru.
lanjutan
 Teori Waisya
Teori ini dikemukakan NJ. Krom dan Mookerjee yang berpendapat;
orang India tiba ke Asia tenggara pada umumnya dan khususnya
Indonesia karena berdagang. Pelayaran perdagangan saat itu masih
tergantung sistem angin muson. Sehingga pedagang India terpaksa
tinggal di Indonesia selama beberapa saat untuk menanti bergantinya
arah angin. Mereka banyak menikah dengan penduduk setempat.
Keturunan dan keluarga pedagang ini merupakan awal penerimaan
pengaruh India. Tampaknya teori ini mengambil perbandingan proses
penyiaran Islam yang juga dibawa pedagang. Teori ini juga dibantah
ahli lain, karena tidak setiap orang boleh menyentuh kitab Weda.
Ajaran Hindu milik kaum brahmana dan hanya mereka yang
memahami kitab Weda.
lanjutan
 Teori Brahmana
Teori ini dikemukakan JC. Van Leur, FDK. Bosch dan OW. Wolters
yang berpendapat bahwa orang yang ahli agama Hindu adalah
brahmana. Orang Indonesia/ kepala suku aktif mendatangkan
brahmana untuk mengadakan upacara abhiseka secara Hindu,
sehingga kepala suku menjadi maharaja. Dalam perkembangannya,
para brahmana akhirnya menjadi purohito (penasehat raja).
Teori ini tampaknya dianggap lebih mendekati kebenaran karena
agama Hindu bersifat tertutup, dimana hanya diketahui kalangan
brahmana. Prasasti yang ditemukan berbahasa Sanskerta dan huruf
Pallawa. Candi yang ada di Indonesia banyak ditemukan arca Agastya.
Disamping itu brahmana di Indonesia berkaitan dengan upacara
Vratyastoma dan abhiseka.
lanjutan
 Teori Arus Balik/ Nasional
Teori arus balik atau disebut teori nasional ini muncul
dikemukakan JC. Van Leur, dimana sebagai dasar berpikir
adalah hubungan antara dunia maritim dengan
perdagangan. Hubungan dagang Indonesia dengan India
yang meningkat diikuti brahmana untuk menyebarkan
agama Hindu dan Budha. Orang- orang Indonesia yang
tertarik ajaran itu, mengirimkan kaum terpelajar ke India
untuk berziarah dan menuntut ilmu. Setelah cukup lama,
mereka kembali ke Indonesia dan ikut menyebarkan agama
Hindu- Budha dengan menggunakan bahasa sendiri.
Dengan demikian ajaran agama lebih cepat diterima
bangsa Indonesia.
TEORI SUDRA
 BAHWA YANG BERPERAN MENYEBARKAN
AGAMA HINDU BUDHA ADALAH KAUM
SUDRA
Peninggalan agama Budha
Download