Pengembangan Pembelajaran Multimedia Elektronik dan

advertisement
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
Pengembangan Pembelajaran Multimedia Elektronik dan Laboratorium
Kimia di SMA Negeri Kalimantan Timur
1
2
Muh. Amir Masruhim , PM Labulan , Usman
1, 2, 3
FKIP, Universitas Mulawarman
1
email : [email protected]
2
email : [email protected]
3
email : [email protected]
3
Abstrak
Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan pengembangan multimedia berbasis elektronik dan
laboratorium kimia pada siswa di SMA Kalimantan Timur. Metode yang digunakan
pengembangan dengan pendekatan kualitatif. Sumber data adalah Tingkat Satuan Pendidikan
Sekolah Menengah Atas. Hasil penelitian untuk aspek multimedia dari segi penyajian dan
penilaian tim ahli diperoleh 88% dan 93%. Kedua penilaian tersebut berada pada kategori
sangat baik dan sangat layak digunakan sebagai bahan ajar. Aspek desain laboratorium yang
berkaitan dengan tata letak, jumlah ruang dan penataan di dalam laboratorium memiliki kriteria
cukup baik dengan presentase 74,39 %. Aspek adminstrasi diperoleh 66,30% dengan kriteria
cukup baik. Aspek pengelolaan penyelenggaraan praktikum diperoleh 79,94% sangat siap.
Aspek kelengkapan alat dan bahan mencapai 90% dengan kriteria sangat siap. Penggunaan
multimedia interakgtif dan laboratorium kimia dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
meteri pelajaran.
Kata kunci: Pengembangan, Multimedia elektronik, laboratorium Kimia, SMA
PENDAHULUAN
Mata pelajaran kimia di SMA khususnya mata pelajaran kimia jurusan IPA, pada
materi atau pokok bahasan tertentu misalnya: sifat koligatif larutan, asam basa,
elektrolisis larutan elektrolit dan lainnya cenderung nilai siswa tidak mengalami
perubahan yang memuaskan. Hal tersebut terjadi karena materi-materi tersebut
memerlukan pemahaman kognitif dengan tingkatan analisa yang tinggi. Untuk
memudahkan pemahaman siswa yang memerlukan tingkatan analisa dan bersifat
abstrak diperlukan jalan keluar yang tepat yaitu dengan menggunakan media,
laboratorium sehingga menjadikan pembelajaran lebih inovatif, menarik dan siswa
dapat mengikuti serta mencerna pelajaran dengan menyenangkan.
Multimedia media elektronik membuat bahan presentase digital lebih
menyenangkan, manarik dan akhirnya siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Presentasi dapat memasukkan teks, audio, video, animasi, grafik dan tabel. Program
ini cukup memudahkan penggunaannya bagi guru, karena sebagian besar komputer
yang ada di sekolah sudah diinstal microsoff office, salah satunya memuat aplikasi
power point, sehingga guru tinggal memanfaatkan sesuai kebutuhannya.
Penyempurnaan Kurikulum yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk
mencetak generasi emas yaitu generasi yang bisa mengharumkan bangsa dengan
hasil karyanya. Untuk mencapai hal tersebut khususnya mata pelajaran kimia maka
diperlukan faktor penunjang yaitu laboratorium. Kegiatan praktikum di laboratorium
merupakan suatu kegiatan penting dalam proses belajar mengajar, kegiatan ini
dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Agar kegiatan praktikum terlaksana dengan baik, diperlukan sarana dan
prasarana yang berperan penting sebagai penunjang dalam pelaksanaan praktikum
kimia adalah laboratorium (Depdiknas, 2005).
Hofstein dan Naaman (2007) juga mengungkapkan bahwa kegiatan laboratorium
memiliki peranan khusus dalam kurikulum sains dan tenaga pendidik sains telah
menunjukkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari melibatkan siswa dalam
kegiatan laboratorium sains.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan
dalam penelitjian ini adalah: Bagaimana startegi pengembangan dan kelayakan
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
1
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
pembelajaran multimdia berbasis elektronik dan laboratorium kimia mata
pelajaran kimia pada siswa SMA negeri Kalimantan Timur.
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
untuk mendeskripsikan pengembangan pembelajaran multimedia berbasis elektronik
dan laboratorium kimia pada mata pelajaran kimia pada siswa SMA Kalimantan
Timur.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan menurut jenisnya datanya, penelitian ini termasuk
penelitian pengembangan yang mengarah pada pengembangan pembelajaran
multimedia interaktif dan laboratorium kimia. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif diperoleh informasi berupa komentar dan saran
perbaikan produk dari ahli multimedia dan laboratorium kimia, ahli multimedia dan
laboratorium kimia serta tanggapan siswa yang nantinya akan dideskripsikan secara
deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang akan dikembangkan.
Peneliti mdenggunakan model desain system pembelajaran yaitu model ADDIE
(Analysis, Disign, Development, Implementation, dan Evaluation). Berikut penjelasan
mengenai langkah-langkah penelitian dan pengembangan berdasarkan model ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation).
1. Perencanaan Dan Penyusunan
a. Analysis (Analisis)
Hal pertama penulis akan lakukan adalah identifikasi kompetensi inti
pembelajaraan kimia di SMA. Kemudian melakukan analisis kebutuhan berupa
menentukan kompetensi – kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa,
idikator pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Setelah itu membuat silabus serta
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunkan pendekatan
saintifik dan model pembnelajaran quantum teaching.
b. Design (desain)
Dalam peneltian pengembangan ini, penulis akan mendesain modul pembelajaran
kimia kelas X pada materi struktur atom, model pembelajaran yang digunakan
adalah quantum teaching, dengan menggunakan media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif yang menggunakan software lectora.
c. Development (Pengembangan)
Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Membuat sketsa media
Tahapan ini menentukan konsep dari media pembelajaran yang akan dibangun.
Pada tahapan ini dianalisa tujuan dari pembangunan media pembelajaran ini.
Tujuan ditentukan berdasarkan materi ajar beserta silabus materi yang akan
digunakan, serta menentukan bentuk ataua hasil media pembelajaran yang
diinginkan apakah linear atau non linear.
2) Pengumpulan Objek Rancangan
Tahapan pengumpulan objek yang akan digunakan berdasarkan konsep dan
rancangan. Pada tahapan ini pengumpulan objek dapat dilakukan berupa :
a) Pembuatan Teks.
b) Pengumpulan/Koleksi Teks Materi yang akan disampaikan.
c) Pembuatan Grafis.
d) Pengambilan Gambar.
e) Pengumuplan Suara.
f) Penganimasian.
3) Membuat Desain Tampilan pada Komputer
Maksud dari tahap desain (perancangan) adalah membuat spesifikasi secara
rinci mengenai arsitektur proyek, gaya dan kebutuhan material untuk proyek.
Spesifikasi dibuat secara rinci sehingga pada tahap selanjutnya, yaitu pada
tahap pembuatan prototype (assembly) tidak diperlukan keputusan baru, tetapi
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
2
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
menggunakan apa yang sudah ditentukan pada tahap desain. Setelah tampilan
didesain pada format naskah, maka lengkah selanjutnya yaitu mendesain
tampilan di layar computer.
d. Pembuatan Demo Media
Dalam pembuatan objek multimedia, dirancang objek – objek yang akan digunakan
dalam media pembelajaran seperti text, animasi, suara, grafis atau gambar, dan
narasi.
2. Validasi Oleh Tim Ahli
Produk berupa model pembelajran kimia berbasis multimedia interaktif dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching ini diuji tingkat validasi. Tingkat
validasi perangkat pembelajaran diketahui melalui hasil analisis kegiatan penilaian oleh
ahli materi pembelajaran kimia, ahli model pembelajaran dan ahli multimedia. Kegiatan
ini dilakukan untuk mereviw produk awal, memberi masukan untuk perbaikan. Uji ahli
bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat valid/layak digunakan atau
tidak sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.
a. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan berdasarkan penilaian, komentar dan masukan dari tim
ahli.
b. Implementation (Implementasi)
Dalam tahap impelmentasi, peneliti menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berupa modul berbasis mulitimedia interaktif
dengan model pembelajaran quantum teaching pada pokok bahasan structural
atom.
c. Evaluation (Evaluasi)
Produk berupa multimedia interaktif dan laboratorium kimia. Tingkat efektifitas
modul hasil pengembangan dapat diketahui melalui hasil analisis tanggapan guru
dan siswa sebagai pengguna modul di lapangan. Agar dapat diketahui reliabilitas
dari uji efektifitas ini maka uji dilakukan secara berulang pada beberapa kelas yang
berbeda.
d. Subyek yang akan diuji cobakan terhadap produk pengembangan terdiri dari :
a) Guru yang mengajar kimia di sekolah yang ada di SMA negeri Kalimantan Timur
b) Siswa – siswi kelas SMA Negeri Kalimantan Timur
Sumber data diperoleh dari sumber literatur dan sumber data primer. Data
literatur dilakukan melalui pengumpulan materi diambil dari buku – buku pembelajaran
yang relevam, artikel dan berita aktual dari internet. Sumber data primer yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran
instrumen skala bertingkat dan angket (kuisener) terhadap subyek penelitian yang
telah ditentukan.
Prosedur pengumpulan data kuantitatif skor penilaian yang diperoleh dari hasil
pengisian instrumen penilaian ahli materi pembelajaran, ahli media pembelajaran, ahli
laboratorium, siswa dan guru dianalisis dengan acuan yang diadaptasi dengan
menggunakan skala liker. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert, yaitu :
1) Sangat setuju (SS) dengan skor 4.
2) Setuju (S) dengan skor 3.
3) Tidak setuju (TS) dengan skor 2.
4) Sangat tidak setuju (STS) dengan skor 1.
Analisis data dilakukan melalui uji analisis reabilitas data. Menurut Arikunto
(2013) reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataan,
maka berpakalipun diambil, tetap akan sama. Dalam penelitian ini data dari hasil
angket atnggapan siswa dan guru diuji reabilitasnya dengan menggunakan rumus alfa.
Rumus alfa yang akan digunakan adalah sebagai berikut :
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
3
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
r11 =
Keterangan :
r11 = Reabilitas
k
= Banyaknya data
∑
= Jumlah Varian Data
= Varian Total
Tabel. 1. Interprestasi nilai r (Arikunto; 2009)
Besarnya NIlai r
0,801 – 1, 001
0.601 – 0,800
0,401 – 0,600
0,201 – 0,400
0,000 – 0,201
Interprestasi
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat Rendah
HASIL PENELITIAN
Validasi hasil penelitian dari para ahli disajikan sebagai berikut:
1. Validasi Oleh Ahli Modul
Validasi produk modul dilakuakan oleh ahli modul pembelajaran.
Tabel 2. Hasil penilaian ahli modul pembelajaran
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Aspek yang dinilai
Komponen modul
Petunjuk penggunaan
Sumber belajar
Pembelajaran berpusat pada siswa
Aktifitas yang bermakna dan menyenangkan
Memotivasi belajar siswa
Adaptif
Self instructional
Mudah dipelajari
Tersedia contoh soal
Latihan soal
Bahasa yang komonikatif
Penguatan langsung pada siswa
Melayani kebutuhan siswa
Jumlah
Nilai
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
4
4
4
49
Jumlah tersebut yang diperoleh dimasukkan dalam rumus persentase dan
hasilnya diperoleh sebesar 88%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari segi
penyajian modul berada pada kategori sangat baik dan sangat layak digunakan
sebagai bahan ajar.
2. Validasi oleh ahli multimedia
Vaidasi produk media dilakuakn oleh ahli multimedia. Proses analisi data yang
dilakukan adalah analisis data hasil penilaian dari ahli multimedia.
Tabel 3. Hasil penilaian ahli multimedia
No
1
2
3
4
5
Aspek Yang Dinilai
Media sesuai dengan tujuan
Media sesuai dengan perkembangan peswerta
didik
Estetika penggunaan program
Tampilan teks
Petunjuk penggunaan program
Nilai
4
4
3
3
3
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
4
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
No
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Aspek Yang Dinilai
Kualitas tampilan gambar
Tata letak gambar
Penggunaan animasi
Kualitas suara
Kelancaran video
Layout interaktif
Komposisi warna
Daya dukung music
Keterpaduan
Jumlah
Nilai
4
4
4
4
4
3
4
4
4
53
Hasil data yang diperoleh, kemudian dimasukkan dalam rumus persentase dan
hasilnya diperoleh sebesar 93%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penyajian
modul dari segi tampilan multimedia berada pada kategori sangat baik dan sangat
layak digunakan sebagai bahan ajar.
Pelaksanaan praktikum dilakukan oleh guru Aspek desain laboratorium yang
berkaitan dengan tata letak, jumlah ruang dan penataan di dalam laboratorium memiliki
kriteria cukup baik dengan presentase 74,39 %. Aspek adminstrasi menunjukkan dari
hasil wawancara dan observasi diperoleh 66,30% dengan kriteria cukup baik. Aspek
pengelolaan penyelenggaraan praktikum yang berkaitan bagaimana jalannya kegiatan
sebelum dan setelah praktikum berlangsung berdasarkan hasil data pendukung
mencapai prosentase 79,94% dari prosentase ini menujukkan jika kegiatan praktikum
dalam penyelenggaraannya sudah sangat siap. Aspek kelengkapan alat dan bahan
yang mencapai 90% dengan kriteria sangat siap, hal ini sesuai dengan data observasi
yang menunjukkan jika alat dan bahan di laboratorium kimia sudah memenuhi
standarisasi laboraotrium sekolah.
PEMBAHASAN
Guru kimia melakukan praktikum pada materi tertentu karena kimia yang bersifat
abstrak yang akan sulit dipahami siswa walaupun telah diajarkan dengan
menggunakan media pembelajaran elektronik dan diberi penjelasan langsung oleh
guru hal ini dikarenakan konsep yang ingin ditanamkan pada siswa kurang
tersampaikan dengan baik jadi siswa hanya bisa membayangkan saja selain itu kimia
yang bersifat instrumental sehingga diperlukan sebuah pembuktian. Akan tetapi jika
dilakukan kegiatan praktikum siswa dapat secara langsung melihat proses kimia yang
terjadi kemudian dapat mengaitkannya dengan konsep yang sudah ditekankan oleh
guru di kelas sehingga harapannya siswa lebih mudah memahami konsep kimia yang
diberikan.
Pengembangan modul pembelajaran berbasis multimedia interaktif dengan model
pembelajaran quantum teaching pada materi kimia, setelah diuji validitasnya oleh tim
pakar modul pembelajarn, ahli multimedia, dan ahli materi pembelajaran, produk yang
dihasilkan diukategorikan sangat layak, dengan peroleh nilai 88% dari ahli modul
pembelajaran, 93% dari ahli multi media interaktif, dan 92% dari ahli materi
pembelajaran.
Kegiatan praktikum siswa yang di lakukan di laboratorium tidak terlepas dari peran
guru dalam mempersiapkan kegiatan praktikum itu sendiri. Guru dituntut untuk mampu
bekerja dalam laboratorium agar mampu membimbing siswanya selama kegiatan
praktikum. Guru juga harus mampu mempersiapkan alat dan bahan untuk kegiatan
praktikum untuk itu guru perlu memiliki pengetahuan tentang bekerja di laboratorium.
Praktikum merupakan metode yang memfasilitasi diperolehnya berbagai
keterampilan-keterampilan
yang
meliputi:
keterampilan
merencanakan,
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
5
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
keterampilan menemukan masalah, keterampilan mengumpulkan informasi,
keterampilan memproses informasi, keterampilan interpretasi, dan keterampilan
komunikasi (Pabelon dan Mendoza, 2000). Proses belajar mengajar yang
dilakukan melalui kegiatan laboratorium kerja laboratorium), siswa tidak hanya
melakukan olah pikir (mind-on) tetapi juga olah tangan (hand-on). Eksperimen
atau praktikum kimia di laboratorium yang dilakukan di laboratorium dapat
memberi kesempatan nyata untuk berhadapan dengan gejala kimia yang
dibahas.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Prosedur pengembangan media pembelajaran telah menghasilkan modul
pembelajaran berbasis multimedia interaktif pembelajaran yang dapat digunakan
disekolah khususnya pada materi kimia
2. Tanggapan guru dan siswa secara keseluruhan terhadap modul pembelajaran
multimedia interaktif mencapai 81% dan 83%, sehingga modul ini berada pada
kategori sangat layak dan efektif untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran
3. Pengelolaan penyelenggaraan praktikum yang berkaitan bagaimana jalannya
kegiatan sebelum dan setelah praktikum diperoleh 79,94% dengan kreteria siap,
Kelengkapan alat dan bahan yang mencapai 90% dengan kriteria sangat siap.
4. Pengembangan laboratorium kimia dilakukan dengan memanfaatkan alat berbahan
local dan penyampaian materi tertentu bersamaan dengan pelaksanaan
praktikumu, sehingga siswa tidak lagi menghapal konsep tetapi langsung
mencermati dengan kegiatan praktikum.
Saran
1. Para guru dengan bidang lain agar mendesain pengembangan multimedia interaktif
tidak hanya dibidang kimia tetapi pada pata pelajaran yang lain
2. Penggunaan laboratorium terpisah antara laboratorium kimia, fisika dan biologi
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka
Cipta.
Ariani, N. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah. PT. Prestasi Pustakaraya.
Daryanto, 2010. Media pembelajaran. Yogyakarta, Gava media.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008. (online).
http://dc218.4shared.com/download/vj4M9Klo/5_PENGEMBANGAN_BAHAN_AJ
AR.rar?tsid=20120227-061731-a8f2e27
Haryadi.2006. Pengembangan Media pembelajaran Kimia Berbantuan Komputer
Tentang Kimia Unsur Untuk Siswa Kelas XII. UNY. Yogyakarta.13.
Hidayanto, DN. 2009. Pemikiran Kependidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas. PT. Artha
Karya Indosesia.
Mas’ud, M. 2012. Membuat Multimedia Pembelajaran dengan Lectora. Yogyakarta :
Pustaka Shonif. 1-2.
Mursell, J. dan Nasution S, 2006. Mengajar dengan Sukses. Jakarta, Bumi Aksara.
Jahja, R. 1986. Panduan Pengelolaan Laboratorium IPA. Depdikbud. Indonesia.
Moloeng, 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung Rosdakarya.
Moleong dan Lexy J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya.
Prasetyo, S. 2007. Pengembangan Pembelajaran Dengan Menggunakan Multimedia
Interaktif Untuk Pembelajaran yang Berkualitas. UNNES. Semarang.
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
6
Prosiding Seminar Nasional II Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajaran,
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman, Samarinda, 3 Desember 2016
Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran. PT. Dian Rakyat. Jakarta. 127
-136.
Rusman, 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Alfabeta. Bandung. 8586, 93-94, 140-150.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung, PT. Tarsito.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, alfabeta.
Suheri, A. 2006. Animasi Multimedia Pembelajaran. Jurnal Media Teknologi, Vol. 2 No.
1. Universitas Suryakencana. Cianjur.
Sukardi, 2007. Metodelogi Penelitian dan Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara.
Teoh, B.S.P. & Neo, T. K. 2007. “Interaktive Multimedia Learning : Student’s Attitudes
and Learning Impact In An Animation Course”. The Turkish Online Journal of
Educational Technology. Volume 6, Isue 4, 28 – 37.
Undang-Undang RI No. 20, 2005. Sistem Pendidikan Nasional.
Wena, M. 2014. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara. Jakarta.
230.
Wijaya, I K. W. B., I M. Kirna, dan I. N. Suardana. 2012. Model Demonstrasi Interaktif
Berbantuan Multimedia dan Hasil Belajar Siswa IPA Aspek Kimia SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 45 Nomor 1, hal. 88-89.
“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21”
7
Download