BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen pendapatan (yield management)merupakan teknik yang membantu perusahaan-perusahaan besar atau usaha kecil dan menengah untuk mencapai keuntungan tertinggi dengan benar; mengidentifikasi kelompok pelanggan bahwa perusahaan harus melayani; menentukankuantitas produk dan jasa yang tepat serta menyiapkan harga optimal untuk akan ditawarkan kepada para konsumen (Goksen, 2011). Menurut Goksen (2011) manajemen pendapatan berlaku di berbagai sektor. Sektor yang paling menarik bagi salah satunya adalah sektor pariwisata. Karena permintaan yang tinggi dan tetap akan tinggi. Bahwa tetap tinggi karena orang akan terus bepergian. Pelancong dapat melakukannya dengan mobil, bus, atau kereta api dan dengan pesawat. Jika berwisata bepergian ke negara lain dan tinggal di sana selama beberapa hari, tentu saja akan membutuhkan tempat untuk menginap. Namun, turismemutuskan di mana akan menginap, kapan dan sampai kapan ia menginap. Di sisi lain, pengusaha penginapan harus memutuskan berapa banyak memberikan penawaran produk dan bagaimana memaksimalkan keuntungannya. Terkait hal iniprodusen dapat melakukannya dengan menggunakan manajemen pendapatan (Goksen, 2011). Yogyakarta yang dikenal Kota Budaya dan Kota Pelajar, salah satu aset andalan sebagai sumber pemasukan daerah adalah pariwisata. Wisatawan baik domestik dan mancanegara banyak yang berkunjung ke tempat-tempat wisata 7 yang berada di Yogyakarta. Terkait dengan kunjungan wisatawan ini, khususnya saat-saat liburan, yang mana merupakan puncak jumlah wisatawan; harus mampu direspon oleh usaha perhotelan di Yogyakarta dengan memberikan produk dan pelayanan yang prima. Salah satu cara memberikan produk dan pelayanan yang prima adalah dengan memberikan pelayanan kepada tamu yang datang dan menginap secara maksimal (Bayoumi et al., 2012). Berdasarkan data BPS yang tercantum dalam Yogyakarta dalam Angka 2011, setiap tahunnya (2006-2010) jumlah permintaan jasa perhotelan terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini tidak hanya bagi wisatawan nusantara namun juga bagi wisatawan asing atau mancanegara. Gambar 1.1 menunjukkan jumlah peningkatan permintaan jasa perhotelan berbintang di Provinsi Yogyakarta periode 2006-2010. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Berbintang 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2006 2007 W. Mancanegara 2008 2009 2010 W. Nusantara Sumber: BPS, Yogyakarta dalam Angka 2011. Gambar 1.1Permintaan di Hotel Berbintang 8 Pertumbuhan jumlah peningkatan tidak hanya terjadi di hotel berbintang saja. Namun juga, pada hotel kategori melati pun mengalami peningkatan, baik dari wisatawan nusantara maupun mancanegara. Gambar 1.2 menunjukkan peningkatan jumlah permintaan hotel melati di Yogyakarta. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan yang Menginap di Hotel Melati 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2006 2007 W. Mancanegara 2008 2009 2010 W. Nusantara Sumber: BPS, Yogyakarta dalam Angka 2011. Gambar 1.2 Permintaan di Hotel Melati Sebagaimana ditunjukkan pada grafik pertumbuhan jumlah permintaan di hotel berbintang dan melati, jumlah permintaan masih didominasi dari wisatawan nusantara. Namun demikian, angka pertumbuhan permintaan jasa perhotelan lebih tinggi wisatawan mancanegara dibanding wisatawan nusantara. Salah satu kendala yang umum dihadapi oleh pengusaha bidang perhotelan adalah terkait dengan tidak menentunya jumlah kunjungan tamu yang menginap (BPS, 2011). Hal ini dipengaruhi oleh momen atau waktu-waktu tertentu yang bertepatan dengan puncak kunjungan wisatawan atau even tertentu. Untuk itu 9 pihak pengusaha hotel harus mampu membuat sebuah peramalan terhadap frekuensi jumlah kunjungan yang pada akhirnya digunakan sebagai penentuan kapasitas maupun harga bagi konsumen yang menginap. Tabel 1.1 menunjukkan persentase pertumbuhan permintaan di jasa perhotelan di Provinsi Yogyakarta. Seperti yang tertera pada Tabel 1.1, data persentase pertumbuhan wisatawan mancanegara memiliki rata-rata lebih tinggi daripada wisatawan nusantara. Tren persentase pertumbuhan wisatawan mancanegara dan nusantara cenderung menurun. Namun demikian, persentase pertumbuhan wisatawan mancanegara lebih stabil dibanding wisatawan nusantara. Tabel 1.1Persentase Pertumbuhan Permintaan Jasa Perhotelan di Provinsi Yogyakarta, 2007-2010 W. Mancanegara Berbintang Melati 2007 27,04 64,71 2008 25,11 22,31 2009 6,08 20,30 2010 8,76 13,20 Rata-rata 16,75 30,13 Sumber: BPS, Yogyakarta dalam Angka 2011. Tahun W. Nusantara Berbintang Melati 17,89 65,18 1,43 0,27 8,26 14,51 2,73 -0,01 7,58 19,99 Berdasarkan pada Tabel 1, khususnya bagi hotel melati, dapat dikatakan bahwa wisatawan mancanegara memiliki jumlah permintaan yang stabil. Sebaliknya permintaan dari wisatawan nusantara cenderung fluktuatif. Terkait kondisi tersebut, sayangnya pengusaha hotel tidak dapat mengandalkan hanya pada permintaan dari wisatawan mancanegara karena jumlah permintaan jauh lebih kecil dibanding wisatawan nusantara. Oleh karena 10 itu, para pengusaha hotel harus memiliki cara tersendiri dalam menyikapi permintaan yang cenderung fluktuatif. Pengusaha hotel wajib memiliki cara yang sesuai selain kemampuan dalam memperkirakan jumlah kunjungan. Menurut Russell dan Taylor (2009) salah satu cara dalam menghadapi lingkungan industri dengan karakteristik kapasitas yang tidak fleksibel dan mahal, ketersediaan barang dan jasa yang tidak menentu, pasar tersegmentasi, tingkat penjualan yang tinggi, dan ketidakpastian permintaan adalah dengan melakukan manajemen pendapatan. Manajemen pendapatan berfungsi untuk memaksimalkan keuntungan akibat sifat barang dan jasa yang sensitif terhadap waktu (Russell dan Taylor, 2009). Seperti dijelaskan oleh Russell dan Taylor (2009) pengusaha hotel dapat melakukan tiga pendekatan dalam memaksimalkan keuntungan. Pendekatan pertama, pengusaha hotel dapat melakukan kebijakan overbooking. Pendekatan kedua melalui diversifikasi tarif. Pendekatan ketiga dengan mengalokasikan tipe layanan. Penelitian ini menganalisis dan mengkaji tentang penerapan overbooking di layanan jasa perhotelan. Dipilihnya aspek overbooking selain dua aspek lain di manajemen pendapatan di hotel kelas melati dan penginapan dengan pertimbangan bahwa diversifikasi tarif dan alokasi layanan sudah umum dilakukan. Penelitian ini memilih perusahaanMaharani Guest House,karenasering terkendala dengan banyaknya pesanan kamar di saat-saat liburan dan hari besar. Dengan alasan tersebut Maharani Guest Housedipilih menjadi obyek dalam penelitian ini. 11 Maharani Guest House merupakan hotel bernuansa klasik khas Yogyakarta. Maharani Guest House yang berlokasi di Jl. Parangtritis, Gg. Sartono MJ III/811 berdiri dan beroperasi pada 19 Desember 2010. Dengan demikian, Maharani Guest House merupakan hotel yang relatif baru di Yogyakarta. Tantangan persaingan di industri hotel yang cukup ketat merupakan hal yang harus dihadapi oleh Maharani Guest Hause. Meskipun Yogyakarta adalah kota tujuan wisata dengan potensi pengunjung yang sangat besar, mengingat Maharani Guest House merupakan hotel yang relatif baru maka perlu adanya manajemen yang mampu mengoptimalkan keuntungan ditengah sengitnya persaingan di industri perhotelan. Berdasarkan uraian tersebut kemampuan dalam manajemen pendapatan sangat dibutuhkan. Ketepatanperkiraan akan frekuensi jumlah kunjungan dapat membantu pengusaha bidang perhotelan untuk menetapkan kapasitas maupun harga dan memaksimalkan keuntungan. Oleh karena itu, judul pada skripsi ini adalah “Manajemen Pendapatan (Yield Management): Studi pada MaharaniGuest House, Yogyakarta.” 1.2. Rumusan Masalah Salah satu yang menyebabkan kerugian di usaha perhotelan adalah fluktuasi jumlah dan frekuensi kunjungan. Pada hari-hari atau even tertentu jumlah kunjungan dan frekuensinya tinggi bahkan pihak pengusaha hotel terpaksa menolak overbooking kamar dari pada calon pengunjung. Namun, di sisi lain jumlah dan frekuensi kunjungan bahkan sama sekali jarang atau dapat tidak ada 12 sama sekali. Terkait hal ini, pihak manajemen hotel perlu memiliki kemampuan dalam memperkirakan jumlah dan frekuensi kunjungan untuk menentukan pembagian kelas kamar, kapasitas dan pada akhirnya penentuan harga yang mampu memaksimalkan keuntungan yang diperoleh pihak hotel. Kasus overbooking yang dihadapi oleh Maharani Guest House pada saatsaat liburan dan week end seringkali ditindaklanjuti dengan cara menyarankan tamu untuk mencari hotel lain. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi hotel Maharani Guest House, selain hilangnya potensi pemasukan bagi hotel, tamu yang kecewa akan memiliki kesan buruk terhadap Maharani Guest House. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang, maka perumusan pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagaimana pelaksanaan yield management di Hotel Maharani terkait dengan adanya kebijakan overbooking? b. Bagaimana kebijakan overbooking yang dapat direkomendasikan kepada Maharani Guest House? 13 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah. a. Menganalisis yield management di Hotel Maharani terkait dengan adanya kebijakan overbooking. b. Menentukan kebijakan overbooking bagi Maharani Guest House. 1.5. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini dilakukan di usaha perhotelan dalam menangani permasalahanoverbooking agar tercapai keuntungan yang maksimal. 2. Objek penelitian adalah perusahaan Maharani Guest House. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi manajer atau pengelola hotel tentang aspek-aspek manajemen pendapatan untuk pemaksimalankeuntungan hotel sekaligus efisiensi dalam pembiayaan operasional hotel melalui yieldmanagement. 2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan sarana pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah khususnya mengenai topik dalam manajemen operasi. 14 1.7. Sistematika Penulisan Dalam penelitian skripsi ini, struktur bab dibagi menjadi lima yang tersusun sebagai berikut. Bab I memuat latar belakang masalah penelitian; perumusan masalah yang dihadapi oleh industri hotel, khususnya Maharani Guest House; pertanyaan penelitian; tujuan penelitian; pembatasan penelitian; manfaat penelitian dan sistematika penulisan.Pada Bab II adalah tentang tinjauan pustaka yang memuat penelitian terdahulu, konsep, serta teori-teori relevan yang digunakan dalam penelitian ini.Pada Bab III menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hal-hal yang mencakup metode penelitian terkait, waktu pelaksanaan penelitian, tempat, jenis penelitian, obyek dan subyek penelitian, jenis dan sumber data, dan alat analisis data.Pada Bab IV akan diuraikan tentang profil dari Maharani Guest House yang dilanjutkan dengan uraian tentang hasil analisis dan pembahasan.Pada Bab V memuat kesimpulan dan saran penelitian. 15