ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN BREBES TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Oleh Aer Sondari NIM. 6411411009 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 i Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang Oktober 2015 ABSTRAK Aer Sondari Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes, VI + 103 halaman + 20 tabel + 4 gambar + 10 lampiran JKN adalah program untuk menjamin kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Indikator keberhasilan JKN adalah kepuasan masyarakat yang dinilai dari pelayanan rumah sakit, tetapi setelah berjalan > 1 tahun kepuasan peserta cenderung rendah. Studi Pendahuluan di RSUD Kabupaten Brebes menyatakan bahwa pasien JKN merasa belum puas terhadap pelayanan rawat jalan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan pasien rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2015. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 70 pasien JKN yang diperoleh melalui random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner harapan pelayanan sebanyak 21 item (α>306) dan kuesioner pengalaman pelayanan sebanyak 21 item (α>306). Analisis yang dilakukan adalah univariat menggunakan Importance Performance Analysis (IPA). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai rata-rata tingkat kepuasan yaitu 91,3 % dimana tingkat kesesuaian dimensi reliability 88,8%, responsiveness 92,2%, assurance 92,7%, emphaty 93% dan tangible 90,1%. Berdasarkan analisis dengan diagram kartesius dimana dari 21 atribut, terdapat 5 item berada di kuadran I, 5 item di kuadran II, 6 item di kuadran III, dan 5 item di kuadran IV. Saran yang diberikan adalah mempertahankan dan meningkatkan kinerja dengan cara melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelayanan yang diberikan. Kata Kunci Kepustakaan : : Kepuasan Pasien, Mutu Pelayanan, JKN, Rawat Jalan 35 (2005-2013) ii Public Health Science Departement Faculty of Sport Science Semarang State University September 2015 ABSTRACT Aer Sondari Analysis Patient Satisfaction of National Health Assurance (JKN)’s Participants to Services Outpatient in Regional Hospital Brebes VI + 103 pages + 20 table + 4 image + 10 attachments Since 1st January 2014 the government has organized a program National Health Assurance (JKN) to ensure public health as a whole. The indicators of success JKN was the satisfaction of the public who rated by hospital service. After the program runs > 1 year was the satisfaction of participants tend to be low. The introduction research has been carried out in the regional hospital (RSUD) Brebes and the result said that the patient of participants JKN not to feel satisfied of outpatients service. The research was made to know the description of JKN patient satisfaction generally based on health service quality in outpatient in the regional hospital Brebes. This research is a deskriftif quantitative. This sample amount of 70 patients of JKN taken by stratified random sampling technique. Data collected by questionnaire of service expectations as much as 21 items (α>3,06) and sevice experience as much as 21 items (α>3,06). Analysis tool used the Importance-Performance Analysisi (IPA). The results of this study indicated that average value of fitness levels for all dimensions are 91,3 % which the level of concordance 88,8% reliability dimensions, responsiveness 92,2%, assurance 92,7%, emphaty 93% and tangible 90,1%. Based on the importance-performance matrix of 21 attributes which are investigated there are 7 (seven) items that are in quadrant A, 9 (nine) items in quadrant B, 2 (two) items in quadrant C and 3 (three) items in quadrant D. The advice given is to maintain and improve the performance of the regional hospital Brebes in a way to evaluate regularly to the service provided. Keyword : Literature : Patient Satisfaction, Quality of Service, Outpatient, National Health Assurance (JKN) 35(2005-2013) iii iv v MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Kesuksesan bukanlah kunci dari kebahagiaan. Sebaliknya kebahagiaan adalah kunci dari kesuksesan. Bila kita menyukai apa yang kita lakukan dan merasa bahagia melakukannya, maka kau pasti sukses. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri, dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri.” (QS. Al-Isra’: 7) “Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya menggunakan untuk memotong, ia akan memotongmu (menggilasmu).” (H.R. Muslim) Kelemahan terbesar kita terletak pada sikap kita untuk menyerah. Jalan yang pasti untuk meraih sukses adalah selalu berusaha lagi. (Thomas A. Edison) PERSEMBAHAN Almarhum Ayahanda tercinta Ibunda tercinta Adik-adikku tersayang (Rike Diannita dan Ahmad Dzaky) vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes Tahun 2015” dapat terselesaikan dengan baik. Penyelesaian skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Negeri Semarang. Sehubungan dengan pelaksanaan penelitian sampai tersusunnya skripsi ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat: 1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Tandiyo Rahayu M.Pd. atas izin penelitian. 2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Irwan Budiono, S.KM., M.Kes(Epid), atas persetujuan penelitian. 3. Dosen Pembimbing, Dr. Bambang Budi Raharjo, M.Si, yang telah memberikan arahan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dosen Penguji I, dr. Intan Zainafree, MH.Kes, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Dosen Penguji II, Galuh Nita P., SKM, M.Si, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, atas bimbingan dan arahannya selama perkuliahan. vii 7. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD mberikan motivasi, bantuan dan doa viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. ............................................................................................ i ABSTRAK ............................................................................................................ ii ABSTRACT .......................................................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 9 1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................. 10 1.6 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori........................................................................................ 12 2.1.1 Ruang Lingkup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ...................... 12 2.1.2 Rumah Sakit ..................................................................................... 17 2.1.3 Rawat Jalan ...................................................................................... 19 2.1.4 Kepuasan Pasien .............................................................................. 25 2.1.5 Karakteristik Responden .................................................................. 30 2.1.6 Dimensi Mutu Pelayanan ................................................................. 33 2.2 Kerangka Teori ....................................................................................... 37 ix BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................... 38 3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 38 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............................ 39 3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................................. 41 3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 41 3.6 Sumber Data............................................................................................ 44 3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data .............................. 45 3.8 Prosedur Penelitian ................................................................................. 49 3.9 Teknik Analisis Data............................................................................... 50 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum RSUD Brebes ............................................................ 55 4.2 Hasil Penelitian ....................................................................................... 57 4.2.1 Analisis Karakteristik Responden .................................................... 57 4.2.2 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan ........................ 60 4.2.3 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan ............................ 67 4.2.4 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Brebes................................................ 73 4.2.5 Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasien JKN Rawat Jalan ...................................................................................... 77 4.2.6 Diagram Kartesius Pelayanan Rawat Jalan RSUD Kabupaten Brebes. ............................................................................................. 79 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Karakteristik Responden ....................................................... 83 5.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Brebes .......................................................... 83 5.2.1 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Reliability ......................................................................................... 83 x 5.2.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Responsiveness................................................................................. 85 5.2.3 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Assurance ......................................................................................... 87 5.2.4 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Emphaty ........................................................................................... 88 5.2.5 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Tangible ........................................................................................... 89 5.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Berdasarkan Analisis Diagram Kartesius ........................................................................................ 90 5.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian ..................................................... 96 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ................................................................................................. 97 6.2 Saran ....................................................................................................... 98 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Keaslian Penelitian....................................................................................10 Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................39 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas.....................................................................................47 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...........................57 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...........................................58 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................58 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepesertaan JKN ...........59 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................60 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan .............................................................................................61 Tabel 4.7 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat Jalan .............................................................................................62 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan .............................................................................................63 Tabel 4.9 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................64 Tabel 4.10 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................65 Tabel 4.11 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................67 xii Tabel 4.12 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat Jalan .............................................................................................68 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................70 Tabel 4.14 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................71 Tabel 4.15 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan.........................................................................................................72 Tabel 4.16 Perhitungan Tingkat Kesesuaian dan Penilaian Kepuasan Setiap Atribut .....................................................................................................74 Tabel 4.17 Urutan Prioritas Peningkatan Kinerja Atribut .........................................78 xiii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Analisis Pelayanan Rawat Jalan ........................................................ 20 Gambar 2.2 Kerangka Teori .................................................................................. 37 Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 38 Gambar 3.2 Diagram Kartesius ............................................................................. 54 xiv DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi .........................................105 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian Kepada RSUD Kabupaten Brebes ..............106 Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari KesbanPol............................................107 Lampiran 4 Surat Keterangan dari RSUD Kabupaten Brebes ........................108 Lampiran 5 Kuesioner Penelitian ....................................................................109 Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .....................................113 Lampiran 7 Surat Keterangan telah Mengambil Data ....................................115 Lampiran 8 Rekapitulasi Data.........................................................................116 Lampiran 9 Data Mentah Hasil Penelitian ......................................................118 Lampiran 10 Dokumentasi ................................................................................124 Lampiran 11 STO RSUD Brebes ......................................................................128 Lampiran 12 Ethical Clearance .........................................................................129 xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas kesehatannya. Berdasarkan UU RI No 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh pelayanan kesehatan. Hal ini membutuhkan campur tangan pelayanan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang sesuai dengan cita-cita bangsa dengan pelayanan yang efektif, efisien dan terarah. Diperlukan suatu sistem yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat (Candra A, 2010:58). Dalam rangka memenuhi hak masyarakat sebagaimana diamanatkan konsititusi dan undang-undang, akhir tahun 2004 pemerintah menetapkan Undang-Undang (UU) No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), dengan salah satu programnya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Diharapkan dengan JKN pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan dalam sistem asuransi. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang bersifat wajib, disusun dan diselenggarakan menurut asas kemanusiaan, asas manfaat dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Adnan Nur, 2005). Adanya dukungan dari pemerintah ini berarti pembiayaan kesehatan dengan sistem asuransi sosial adalah penting. JKN dimulai sejak 1 Januari 2014. Berdasarkan Perpes 1 2 No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan menjelaskan bahwa jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Program JKN setelah diterapkan kurang lebih 1 tahun Thabrany H (2014:94) masih belum bisa berjalan lancar dan masih banyak kekurangan. Persepsi kualitas buruk oleh kelas atas, pelayanan yang seragam bagi semua peserta menyebabkan penduduk kelas menengah atas kurang memiliki kebanggaan khusus, pelayanan yang beragam juga sering menyebabkan waktu tunggu yang lama sehingga tidak menyenangkan kelas atas. Kepuasan peserta JKN cenderung rendah, kontak fasilitas kesehatan yang mengakibatkan pilihan fasilitas kesehatan terbatas hal ini mempunyai potensi keluhan dan ketidakpuasan peseta (Thabrany H, 2014:95). Prinsip JKN yang komprehensif diadopsi dan diperbaiki dari manfaat PT. Askes, dalam artian pengobatan semua jenis penyakit dijamin, baik yang murah maupun yang mahal. Tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan lanjutan berdasarkan Permenkes No 27 Tahun 2014 dilakukan dengan pola pembayaran Indonesian Case Base Groups (INA-CBG’s) tetapi kenyataan di lapangan banyak RS dan dokter yang dibayar secara borongan (kapitasi dan CBG’s) mengubah sendiri layanan dan membatasinya (Thabrany H, 2014:185). Banyak rumah sakit dan dokter yang tidak memberikan layanan sesuai dengan konsep JKN yaitu semua kebutuhan medis diberikan (Thabrany 3 H,2014:186). Banyak RS yang membatasi pemberian obat dan layanan dengan alasan tidak dijamin JKN. Petugas BPJS juga masih berpikiran lama dengan menyetujui pembatasan. Banyak keluhan peserta disampaikan karena rumah sakit membatasi hari rawat atau biaya berobat, seolah besaran Indonesian Case Base Groups (CBG’s) adalah penggantian maksimum. Sesungguhnya besaran CBG’s adalah pembayaran rata-rata. Pemahaman dokter dan RS tentang CBG’s masih rendah. Menurut Thabrany H (2014:184) suksesnya JKN lebih banyak tergantung pada layanan dokter dan layanan tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu industri jasa yaitu jasa kesehatan. Sebagai suatu industri jasa maka rumah sakit tentunya harus menjalankan fungsifungsi bisnis dalam manajerialnya, salah satunya adalah bagaimana menghasilkan suatu produk jasa yang bermutu atau berkualitas (Yoga C, 2010:18). Pelayanan kesehatan sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk pengabdian kepada kepentingan masyarakat banyak dan tidak dapat diartikan sebagai suatu unsur untuk mencari keuntungan pribadi atau golongan. Oleh karena itu, mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit harus berkualitas untuk mewujudkan suksesnya program JKN. Indikator keberhasilan BPJS Kesehatan atau program JKN adalah tingkat kepuasan masyarakat (Depkes RI, 2014). Kepuasan dinilai dari pelayanan. Rumah sakit dan para dokter yang menjadi subyeknya. Dalam dunia bisnis, Soedjas T (2006:3) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan banyak tergantung pada cara kita menghargai pelanggan. Tingkat kepuasan pasien yang akurat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan mutu layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran tingkat kepuasan pasien perlu dilakukan secara berkala, teratur, akurat, dan 4 berkesinambungan (Tahir dan Balqis, 2014). Pengukuran kepuasan peserta JKN (customer satisfaction measurement) perlu dilakukan terus menerus secara konsisten dan valid paling tidak setiap enam bulan (Depkes RI, 2014:71). Menurut Kusumapradja R dan Ni Putu (2013,68) Pelayanan rawat jalan sering diibaratkan sebagai “pintu gerbang” bagi rumah sakit, yang akan mempengaruhi keputusan pasien untuk tetap atau tidak memakai jasa pelayanan rumah sakit tersebut. Bila dalam pelayanan ini, pasien mendapatkan pelayanan prima yang sesuai atau bahkan dapat melampaui harapan pasien, maka akan terbentuk sikap positif pasien terhadap pelayanan rawat jalan ini. Sikap positif akan berpengaruh kepada keputusan pasien untuk melakukan kunjungan ulang ke rumah sakit tersebut, bahkan cenderung akan menjadi pasien yang loyal (Kusumapradja, dkk, 2013:68). Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional bersifat wajib dan dilakukan secara bertahap sehingga mencakup seluruh penduduk (Perpes No 72 Tahun 2013). Pentahapan kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) atau JKN ini adalah peserta askes sosial, peserta jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek, PJKMU, Jamkesda, POLRI, dan TNI pada tahun 2014 ditetapkan sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah menyebutkan cakupan peserta JKN tahun 2014 untuk daerah Jawa Tengah adalah 54,37% atau 18.085.821 jiwa dari jumlah total seluruh penduduk sebesar 35.840.148 jiwa. 5 Kabupaten Brebes merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk yang paling banyak yaitu 1.733.869 jiwa (BPS, Sensus 2010-2011) sedangkan jumlah coverage atau penerima manfaat jaminan pemeliharaan kesehatan tahun 2014 menurut BPJS Kesehatan Divisi Regional VI, Jawa Tengah bukan merupakan urutan yang pertama melainkan yang ke-2 yaitu sejumlah 1.254.418 jiwa (71, 49%). Urutan pertama jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan atau JKN adalah Kabupaten Cilacap dengan cakupan 76,09% yang jumlah penduduknya terbanyak kedua setelah Kabupaten Brebes yaitu 1.676.089 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa belum mencapai target kepesertaan yang sesuai dengan Pasal 14 UU BPJS yang berisi setiap warga negara Indonesia dan warga asing yang sudah berdiam di Indonesia selama minimal enam bulan wajib menjadi anggota BPJS Kesehatan. Berdasarkan hal tersebut seharusnya perbandingan antara jumlah peserta dengan jumlah penduduk adalah sebanding. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Brebes adalah satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Brebes dan menjadi tempat rujukan utama masyarakat untuk mendapatkan fasilitas rujukan pelayanan kesehatan. Hal ini dapat terjadi tentu apabila mutu pelayanan kesehatannya sesuai yang diharapkan masyarakat. Khususnya bagi pasien dari peserta JKN, RSUD Kabupaten Brebes merupakan alternatif pilihan pertama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena adanya kebijakan rujukan berjenjang pada program JKN. Berdasarkan data jumlah kunjungan rawat jalan di sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Brebes dari Dinas Kesehatan dibandingkan dengan rumah sakit lain (RS Swasta) di Kabupaten Brebes, RSUD Kab. Brebes memiliki rata- 6 rata kunjungan pasien rawat jalan yang lebih banyak. Jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes yaitu 82.011 pasien, sedangkan yang rumah sakit lainnya dibawah 22.000 pasien. Salah satu alasan pasien memilih RSUD Brebes adalah fasilitas pelayanan yang lebih baik di bandingkan rumah sakit lain (rumah sakit swasta). Tetapi disamping itu, banyaknya jumlah pasien rawat jalan ini menimbulkan beberapa masalah, seperti lingkungan yang dianggap kurang nyaman, pelayanan tenaga medis yang kurang maksimal, serta pelayanan pelayanan pengobatan yang belum memuaskan. Pelayanan yang kurang memuaskan ini dapat dapat dibuktikan dengan jumlah kunjungan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes yang mengalami penurunan pada tahun 2013. Berdasarkan data kegiatan kunjungan rawat jalan Tahun 2011-2014 dari rekam medis RSUD Kabupaten Brebes, bahwa diketahui jumlah kunjungan pada tahun 2012 yaitu 68.499 pasien sedangkan pada tahun 2013 adalah 67719 pasien. Hal ini terjadi penurunan kunjungan sebesar 780 kunjungan pasien. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan yang lebih mencolok lagi karena adanya program JKN yaitu sebesar 79.528. Selain hal tersebut, hasil dari studi pendahuluan bahwa di RSUD Kabupaten Brebes terdapat data kepuasan pasien yang dilakukan secara berkala tetapi data kepuasan tersebut adalah secara umum, dan data mengenai kepuasan pasien peserta JKN belum ada sedangkan menurut Peta Jalan Menuju JKN pengukuran kepuasan peserta dilakukan paling tidak enam bulan sekali. Karena keterbatasan waktu dan tenaga peneliti juga menyebarkan kuesioner studi pendahuluan terhadap tiga puluh pasien rawat jalan peserta JKN dan hasilnya adalah 33% pasien merasa tidak puas terhadap pelayanan administrasi, 30 % tidak puas terhadap pelayanan 7 dokter, 56 % tidak puas terhadap keadaan lingkungan rumah sakit dan 36% terhadap pelayanan penunjang medik. Alasan ketidakpuasan peserta antara lain adalah karena kurang nyamannya ruangan tunggu karena tidak dijaga kebersihannya, keramahan dan pemberian informasi oleh petugas kurang memuaskan. 1.2 Rumusan Masalah Data sekunder yang diperoleh dari BPJS Kesehatan Regional Semarang 2014 menunjukan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Brebes adalah yang paling tinggi, tetapi jumlah kepesertaan JKN bukan yang paling tinggi melainkan yang ke-2. Sedangkan untuk kepesertaan JKN adalah wajib untuk seluruh warga Indonesia jadi seharusnya jumlah penduduk dan jumlah kepesertaan JKN ini adalah imbang. Tetapi disamping itu dengan adanya program JKN jumlah pasien rawat jalan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Brebes meningkat serta menyebabkan beberapa masalah pada pelayanan kesehatan yang diberikan. Menurut hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan di RSUD Kabupaten Brebes, terdapat data kepuasan tetapi secara umum dan dengan subjek peserta JKN belum ada, selain itu penyebaran kuesioner terhadap 30 responden dengan hasil yaitu 38,75 % pasien merasa tidak puas dengan pelayanan rawat jalan rumah sakit. Hal ini membuktikan mutu pelayanan rumah sakit menjadi berkurang. Padahal suksesnya JKN lebih banyak tergantung pada layanan dokter dan layanan tenaga kesehatan lainnya di fasilitas kesehatan. Dengan mengacu pada uraian diatas, terdapat pertanyaan untuk penelitian ini yaitu : 8 1. Bagaimana kakteristik peserta JKN yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes? 2. Bagaimana tingkat kepentingan pasien peserta JKN (konsumen) terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes? 3. Bagaimana tingkat kinerja kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes menurut pasien peserta JKN (konsumen)? 4. Bagaimana tingkat kepuasan pasien peserta JKN berdasarkan kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kinerja terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes dilihat dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphatydan tangible? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien peserta JKN yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes. b. Untuk mengetahui tingkat kepentingan pasien peserta JKN (konsumen) terhadap kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes. c. Untuk mengetahui tingkat kinerja kualitas pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes menurut pasien peserta JKN (konsumen). d. Mengetahui tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes berdasarkan kesesuaian antara 9 tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pelayanan dilihat dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphatydan tangible. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi BPJS Kesehatan Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan dan pengembangan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari aspek pelayanan RSUD. 1.4.2 Bagi RSUD Kabupaten Brebes Bagi pengelola pelayanan kesehatan dalam hal ini rumah sakit yaitu sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. 1.4.3 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan refrensi penelitian ilmiah mahasiswa dalam mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat khususnya dibidang Administrasi dan Kebijakan Kesehatan serta memperkaya bahasan tentang program dan manajemen sumber daya manusia bidang kesehatan yang berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan. 1.4.4 Bagi Peneliti Sebagai tempat untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh, menambah daya nalar serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai Gambaran tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes. 1.5 Keaslian Penelitian 10 Tabel 1.1 Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini No Judul Penelitian Nama Peneliti 1. Pengaruh Pelayanan Petugas Kesehatan terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Peserta Askes Sosial di Rumah Sakit Umum Tebing Tinggi Tahun 2006. Analisis Mutu Pelayanan Rawat Inap terhadap Kepuasan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Sitorus 2. Sufia AM Tahir Tahun dan Rancangan Tempat Penelitian Penelitian 2006 Survey ExRumah Sa- planatory kit Umum Daerah Tebing Tinggi 2014 Rumah Sakit Islam Faisal Makassar Penelitian Kuantitatif Cross Sectional Variabel Penelitian Hasil Penelitian Variabel Terikat : Kepuasan Pasien Peserta Askes Variabel Bebas: Pelayanan Petugas Rumah Sakit Pelayanan kesehatan dengan kategori baik (51,06%) dan tingkat kepuasan pasien dengan kategori puas (53,08%) Variabel Terikat : Kepuasan Pasein Peserta JKN Variabel Bebas : Mutu Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Kepuasan dari perspektif pasien peserta JKN terhadap lima variabel rata-rata skor 3,5 atau 87,7% Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai gambaran tingkat kepuasan peserta JKN terhadap mutu pelayanan rawat jalan RSUD Kab. Brebes belum pernah dilakukan. 2. Variabel yang berbeda dengan penelitian terdahulu adalah pelayanan rawat jalan rumah sakit umum. 3. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta JKN yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes. 11 4. Tempat penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Brebes. 5. Penelitian ini menggunakan desain penelitian desain cross sectional. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian 1.6.1 Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes. 1.6.2 Ruang Lingkup Waktu Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Juli-Agustus 2015 1.6.3 Ruang Lingkup Materi Materi dalam penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap mutu pelayanan rawat jalan rumah sakit. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Ruang Lingkup Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 2.1.1.1 Pengertian JKN Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) untuk menjamin kesehatan masyarakat secara menyeluruh agar dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Candra A, 2010:63). Jaminan kesehatan diselenggarakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Karena itu, maka peserta jaminan kesehatan adalah orang/ individu yang telah membayar iuran atau dapat pula iurannya dibayarkan oleh pihak lain yaitu pemerintah atau pemberi kerja (Candra A, 2010:63). Sedangkan asuransi kesehatan sosial (sosial health insurance) adalah suatu mekanisme pendanaan pelayanan kesehatan yang semakin banyak digunakan di seluruh dunia karena kehandalan sistem ini menjamin kebutuhan kesehatan rakyat suatu negara (Thabrany, 2014:50). Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dimulai sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh badan hukum yang disebut Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, Sistem Jaminan Sosial Nasional ini dijalankan dengan prinsip: kegotongroyongan; nirlaba; keterbukaan; kehati-hatian; akuntabilitas; porta12 13 bilitas kepesertaan bersifat wajib; dana amanat; dan hasil pengelolaan; Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesarbesar kepentingan peserta. Manfaat layanan kesehatan yang dijamin dan tidak dijamin oleh JKN adalah bervariasi luas (Depkes RI, 2012). Dalam JKN prinsipnya diadopsi dan diperbaiki manfaat PT. Asuransi Kesehatan (Askes) yang benar-benar komprehensif dalam artian pengobatan semua jenis penyakit dijamin, baik yang murah maupun yang mahal. Manfaat JKN adalah manfaat dasar atau standar yang bertujuan pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan setiap penduduk. Paket jaminan kesehatan yang telah berlaku di Indonesia dikenal sebagai paket jaminan komprehensif, artinya, seluruh layanan atas indikasi medis dijamin (Thabrany H, 2014:97). 2.1.1.2 Kepesertaan JKN Karena bersifat nasional maka kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh warga negara untuk menjadi peserta jamian kesehatan nasional (Candra A, 2012:62). Pada pasal 17 UU No.40 Tahun 2004 dinyatakan bahwa setiap peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan presentase dari upah atau suatu nominal tertentu. Sumber dana JKN ini berasal dari tiga sumber yaitu pemerintah, pemberi kerja, dan masyarakat itu sendir. Peserta dalam JKN adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan peserta JKN tersebut meliputi: 14 Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut: a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. b. Peserta bukan PBI adalah peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas: (1) Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu: Pegawai Negeri Sipil; anggota TNI; anggota Polri; pejabat negara; pegawai pemerintah non pegawai negeri; dan pegawai swasta. (2) Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluargannya, yaitu: pekerja diluar hubungan kerja atau pekerja mandiri (3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya (4) Penerima pensiun (5) WNI di luar negeri Dalam UU SJSN, perluasan kepesertaan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan kemampuan manajemen. Kesepakatan Nasional sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Peta Jalan JKN dan sesuai dengan Perpes nomor 12/2013 dan telah diubah (pasal 6) dengan Perpres 111/2013 bahwa seluruh peserta Jaminan Kesehatan yang berasal dari Askes Sosial/PNS, Jamkesmas, JPK Jamsostek, TNI/POLRI dan sebagian Jamkesda (diperkirakan dalam Peta Jalan mencakup sekitar121,6 juta jiwa) berganti menjadi peserta JKN dan dikelola oleh BPJS Kesehatan. 15 Sedangkan pemberi kerja pada badan usaha milik negara usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil paling lambat tanggal 1 Januari 2015, sementara pemberi kerja mikro paling lambat tanggal 1 Januari 2016 dan pekerja bukan penerima upah berdasarkan Perpes 111/2013 paling lambat harus masuk JKN pada tanggal 1 Januari 2019 (Depkes RI, 2012). 2.1.1.3 Hak dan Kewajiban Peserta JKN Pada Perpres No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan menyebutkan bahwa Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan a) identitas peserta b) manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Dan setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk: a. membayar iuran b. melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta pada saat pindah kerja (Depkes RI, 2014). 2.1.1.4 Prinsip JKN Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut (Kemenkes. 2013): a. Prinsip Kegotongroyongan Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu mem- bantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 16 b. Prinsip Nirlaba Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar- besarnya kepentingan peserta. Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas. Prinsip prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya. c. Prinsip Portabilitas Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan ja- minan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. d. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta se- hingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. e. Prinsip Dana Amanat Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan- badan penyelenggara untuk dikelola sebaik- baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta. f. Prinsip Hasil Pengelolaan 17 Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta. JKN di Indonesia, penerapannya melalui mekanisme asuransi sosial dengan prinsip kendali biaya dan mutu. Yakni integrasinya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya yang terkendali. Keuntungan memiliki asuransi kesehatan sosial selain premi yang terjangkau dengan manfaat komprehensif, kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan (sustainabilitas) dan dapat dilayani di seluruh wilayah Indonesia (portabilitas) (Depkes RI, 2013). 2.1.2 Rumah Sakit 2.1.2.1 Pengertian Rumah Sakit Berdasarkan Permenkes No.147 Tahun 2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut American Hospital Association dalam Cecep (2012:30), rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kepada pasien Rumah Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial (UU No 44 Tahun 2009). Oleh karena itu rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna. Rumah sakit sebagai salah satu sistem pelayanan kesehatan secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan kesehatan mencakup pelayanan 18 medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan (Susatyo H, dkk, 2012: 107). Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit menurut perkembangannya karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dibidang kesehatan. Rumah Sakit saat ini tidak saja bersifat pengobatan (kuratif) tetapi juga rehabilitasi (rahabilitatif). Kedua pelayanan tersebut secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Sasaran pelayanan Rumah Sakit menurut Susatyo, dkk (2012: 108) tidak hanya individu pasien, tetapi keluarga dan juga masyarakat umum. Pelayanan kesehatan tersebut adalah yang dimaksud dengan pelayanan secara paripurna. 2.1.2.2 Klasifikasi Rumah Sakit Menurut UU No. 44 tahun 2009 Pasal 19, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya. Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, rumah sakit dikategorikan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. a. Rumah sakit umum yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua jenis bidang dan jenis penyakit. b. Rumah sakit khusus yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. UU No. 44 Tahun 2009 Pasal 24 menyatakan bahwa dalam penyeleng- garaan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan fungsi rujukan, rumah sakit 19 umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan rumah sakit. Klasifikasi rumah sakit umum terdiri: a. Rumah Sakit Umum Kelas A Fasilitas dan kemampuan pelayanan medik yang harus dipunyai rumah sakit umum kelas A paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medic, 12 (dua belas pelayanan spesialis lain dan 13 (tiga belas) pelayanan medik sub spesialis. b. Rumah Sakit Umum Kelas B Fasilitas dan kemampuan pelayanan medic yang harus dipunyai rumah sakit umum kelas A paling sedikit 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 5 (lima) pelayanan spesialis penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan spesialis lain dan 2 (dua) pelayanan medik sub spesialis dasar. c. Rumah Sakit Umum Kelas C Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) pelayanan spesialis penunjang medik. d. Rumah Sakit Umum Kelas D Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medic paling sedkit 2 (dua) pelayanan medik spesialis dasar. e. Rumah Sakit Khusus Jenis rumah sakit khusus antara lain rumah sakit ibu dan anak, jantung, kanker, orthopedic, paru, jiwa, kusta, mata, ketergantungan obat, stroke, 20 penyakit infeksi, bersalin, gigi dan mulut, rehabilitasi medik, telinga hidung tenggorokan, bedah, ginjal, kulit dan kelamin. Saat ini pemerintah sudah berusaha meningkatkan status Rumah Sakit di Kabupaten menjadi kelas C (Susatyo H, dkk, 2012: 107). 2.1.3 Rawat Jalan 2.1.3.1 Pengertian Rawat Jalan Pelayanan rawat jalan merupakan kegiatan pelayanan medis yang berkaitan dengan kegiatan poliklinik (Cecep A, 2012:43). Karena bersifat rawat jalan maka pasien yang berobat hanya jam kerja saja, pasien tidak menginap dirumah sakit. Alur pelayanan pasien yang berkunjung ke poliklinik rawat jalan yaitu mulai dari pendaftaran, menunggu pemeriksaan di ruang tunggu dan mendapatkan pelayanan pemeriksaan/ pengobatan di ruang periksa. Kemudian pelayanan pengambilan obat di apotik, pemeriksaan laboratorium ataupun pemeriksaan penunjang lainnya. Menurut Sabarguna B (2012:96), pelayanan rawat jalan fokus pada elemen penting dari segi: pasar; pelayanan; organisasi termasuk pula: sistem pembayaran; sistem pemberian pelayanan; batasan hukum; kepuasan pasien; hasil manajemen; dan status kesehatan masyarakat. Keterkaitannya sebagai berikut: Sistem Pem- Pasar Kepuasan Pasien Batasan Hukum Pemberi Pela- Sistem Pemberian Pelayanan Organisasi Status Kesehatan Masyarakat Pembayaran Hasil Manajemen 21 Peran masing-masing segi akan tergantung pada jenis pelayanan. Pelayanan rawat jalan harus memperhatikan dan melibatkan segi yang terkait dan berperan termasuk didalamnya yaitu kepuasan pasien (Sabarguna B, 2012:96). 2.1.3.2 Prosedur Pelayanan Rawat Jalan Prosedur pelayanan rawat jalan di rumah sakit menurut Bagus (2010:22) adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan Pasien Rawat Jalan Pelayanan bagian penerimaan memegang peranan penting di rumah sakit. Kesan baik atau buruknya manajemen rumah sakit tergantung pada pelayanan ini. Untuk itu kesiapan petugas, kelengkapan dan prasarana dibagian penerimaan pasien haruslah optimal. Diperlukan petugas yang memiliki dedikasi tinggi seperti terampil, ramah, sopan, simpatik, luwes, penuh pengertian, mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik.prosedur kerja yang jelas dan tegas serta tersusun rapi, data yang akurat, tariff serta peralatan untuk pelayanan harus sesuai standar. 2. Pemeriksaan Dokter Pelayanan dokter dalam proses rawat jalan merupakan pelayanan utama ru- mah sakit, dengan tujuan mengupayakan kesembuhan bagi pasien secara optimal, melalui prosedur serta tindakan yang dapat dipertanggung jawabkan. Mereka dapat memberikan dampak langsung pada mutu pelayanan dan dapat memberikan prestige pada rumah sakit. Dokter umum maupun doker spesialis memeriksa pasien dengan menjalankan penatalaksanaan perawatan pasien tersebut yang meliputi pemeriksaan, diagnosa, pemeriksaan tambahan, pemeriksaan lanjutan, ajuran-anjuran dan lain-lain. 22 3. Hak Perawatan oleh Dokter Hak perawatan pasien di ruang pemeriksaan/poli ialah oleh dokter yang ja- ga/bertugas. Pasien mendapatkan proses pengobatan dan nasihat yang diberikan oleh dokter akan tercapai dengan baik bila dokter dapat mengadakan komunikasi timbal balik dengan pasiennya. Dokter sangat memperhatikan kepentingan pasien, dan bersedia mendengarkan pendapat dan keluhan pasien, akan menyebabkan pasien lebih bersedia mematuhi bimbingan/nasihatnya sehingga kesembuhan sebagai produk yang diinginkan oleh kedua belah pihak akan segera terwujud (Isfandyarie A, 2006). 4. Pemberian Informasi Dalam memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang mengobati, bisa disebut sebagai hak atas informasi. Inti dari hak informasi ini adalah hak pasien dalam memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya tentang hal-hal yang berhubungan penyakitnya. Dalam hal ini terjadi hubungan dokter- pasien, hak pasien atas informasi ini secara otomatis menjadi kewajiban dokter untuk dijalankan baik diminta atau tidak oleh pihak pasien. Menurut Isfandyarie (2006), beberapa kendala dalam memberikan informasi yang mungkin kurang dapat dilakukan oleh banyak dokter: (a) Kesibukan dan rutinitas pekerjaan dokter yang banyak menyita waktu, sehingga dokter kurang mempunyai waktu untuk memberikan seluruh informasi. 23 (b) Banyaknya pasien yang dihadapi dokter setiap hari mungkin dapat menyebabkan dokter mengalami kebosanan atau kejenuhan dalam memberikan informasi yang berlebihan. Keadaan pasien yang sakit baik secara fisik maupun psikis menimbulkan kesulitan pula bagi dokter. Informasi yang terlalu banyak dapat menyebabkan pasien menjadi takut sehingga dapat memperburuk proses penyembuhan. Bahkan pasien mungkin akan menolak tindakan medis karena ketakutan. Sedangkan pemberian terlalu sedikit informasi dapat menyebabkan salah penafsiran. 2.1.3.3 Mutu Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain. Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No 81/93 menyatakan pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat/daerah, BUMN/BUMD dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Mutu pelayanan kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan dengan standar –standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman yang dapat memberikan hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan telah 24 mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dampak pada kematian, kesakitan, ketidakmampuan dan kekurangan gizi (Thabrany, 2001:64) Menurut Montgomery yang dikutip Supranto (1997), kualitas dinyatakan sebagai berikut: Quality is the extent to which products meet the requirements of people who use them. Jadi, suatu produk dikatakan berkualitas bagi seseorang kalau produk tersebut memenuhi kebutuhannya (Wijono D, 2009). Kualitas pelayanan kesehatan sering kali dipertanyakan banyak orang namun pembahasannya juga seringkali tidak utuh sehingga setiap pengguna memiliki persepsi berbeda. Bagi seorang pasien kualitas yang baik ia kaitkan dengan kesembuhan penyakitnya, meningkatnya derajat kesehatan, kecepatan pelayanan kesehatan, kepuasannya terhadap lingkungan fisik sarana kesehatan dan tarif yang dianggapnya memadai. Setiap orang yang menilai kualitas pelayanan kesehatan berdasarkan standar atau kriteria karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan dalam latar belakang, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan . Setiap pasien yang berkunjung ke rumah sakit tentu mempunyai keinginan atau harapan terhadap pelayanan yang diberikan. Rumah sakit selayaknya memahami keinginan dan harapan pasien tersebut. Dengan memperhatiakan berbagai sudut pandang, dapat dirangkum dalam sembilan dimensi kualitas (Wijono Djoko,2009). 1. Manfaat, pelayanan yang diberikan menunjukan manfaat dan hasil yang diinginkan. 25 2. Ketepatan, pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasien sesuai dengan standar keprofesian. 3. Ketersediaan, pelayanan yang dibutuhkan tersedia. 4. Keterjangkauan, pelayanan yang diberikan dapat dicapai dan mampu dibiayai. 5. Kenyamanan, pelayanan diberikan dalam suasana nyaman. 6. Hubungan interpersonal, pelayanan yang diberikan memperhatikan komunikasi, rasa hormat, perhatian dan empati yang baik. 7. Waktu, pelayanan yang diberikan memperhatikan waktu tunggu pasien dan tepat waktu sesuai perjanjian. 8. Kesinambungan, pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan berkesinambungan yang memerlukan tindak lanjut perawatan. 9. Legitimasi dan akuntabilitas, pelayanan yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan, baik dari aspek medik maupun aspek hukum. Pada hakikatnya sebuah perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya adalah untuk memperoleh dan mempertahankan keuntungan (Lerbin R, 2005:3). Kunci dari hal ini adalah kepuasan pelanggan. Sehingga penting sekali untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sebaik-baiknya. Dapat dikatakan bahwa pelayanan pelanggan adalah menyediakan segala sesuatu untuk orang lain yang dilakukan berdasarkan kesadaran untuk melayani, berpandangan ke masa depan, penuh inisiatif, menunjukkan perhatian serta selalu melakukan evaluasi salah satunya adalah melakukan survey kepuasan pelanggan. 26 2.1.4 Kepuasan Pasien 2.1.4.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah puas; merasa senang; perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang karena mengonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu jasa. Menurut Kotler dalam Lerbin R (2005:2), kepuasan adalah tingkat kepuasan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Pasien atau klien merupakan individu terpenting di rumah sakit sebagai konsumen sekaligus sasaran produk rumah sakit (Bagus, 2010). Dalam mengambil keputusan, konsumen yaitu pasien, tidak akan berhenti hanya sampai pada proses penerimaan pelayanan. Pasien akan mengevaluasi pelayanan yang diterimanya tersebut. Hasil dari proses evaluasi itu akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas. Kepuasan pasien adalah keadaan saat keinginan, harapan dan kebutuhan pasien dapat dipenuhi (Bagus,2010). Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya. Kepuasan pasien menurut (Sabarguna B, 2008:45) merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien puas mereka akan terus melakukan 27 pemakaian terhadap jasa pilihannya, tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk menciptakan kepuasan pasien, rumah sakit harus mampu menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya (Sabarguna B, 2008:45). 2.1.4.2 Harapan Pelanggan Harapan atas kinerja produk berlaku sebagai standar perbandingan terhadap kinerja aktual produk (Hasan Ali, 2013: 95). Harapan pelanggan diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Pada dasarnya ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dalam mengevaluasinya, pelanggan akan menggunakan harapan sebagai standar atau acuan. Oleh karena itu dalam konteks kepuasan, harapan umumnya dimaknai sebagai keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya dari standar prediksi dan standar ideal yang dibuat oleh pelanggan itu sendiri. Riset dalam sektor jasa menunjukan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa terbentuk oleh faktor enduring service intensif, transitory service intensif, personal needs, past experience, dan positive word of mouth (Hasan Ali, 2013: 96), dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Enduring Service Intensif Enduring service intensif merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap produk jasa. Harapan muncul disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang tentang produk jasa. Seorang pelanggan akan berharap bahwa ia 28 patut dilayani dengan baik apabila pelanggan lain dilayani dengan baik oleh pemberi jasa. b. Transitory Service Intensif Transitory service intensif merupakan faktor individual yang bersifat sementara yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap jasa, karena: - Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan ingin perusahaan bisa membantunya. - Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi acuannya untuk menentukan baik-buruknya jasa berikutnya. c. Personal Needs Kebutuhan fisik, sosial, dan psikologis yang dirasakan seseorang akan menjadi dasar bagi kesejahteraannya yang sekaligus akan menentukan harapannya. d. Past Experience Pengalaman pelanggan dengan produk/ jasa lain yang memiliki karakteristik serupa. Pengalaman ini dapat mempengaruhi pembentukan norma atau standar tingkat kinerja yang harus dapat dipenuhi. e. Positive Word of Mouth Rekomendasi yang positif yang bersumber dari orang lain yang terpercaya (para ahli, teman, keluarga, dan publikasi media massa) lebih cepat diterima sebagi refrensi karena pelanggan sering mengalami kesulitan dalam mengevaluasi jasa yang belum dirasakannya sendiri, kecuali pelanggan telah memiliki past experience. 29 2.1.4.3 Pengukuran Tingkat Kepuasan Konsumen Tingkat kepuasan pelanggan sangat bergantung pada mutu atau kualitas suatu produk/jasa (Supranto, 2011:3). Aspek mutu bisa diukur. Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau jasa). Sebetulnya banyak metode untuk mengukur kualitas pelayanan, namun metode yang banyak digunakan adalah sebagai berikut (Nursya'bani P, 2006): 1. Metode Servqual dengan Gap Model, yaitu Servqual berasal dari kata Service Quality yang artinya kualitas layanan. Metode ini didasarkan pada Gap Model yang dikembangkan oleh Parasuraman et.al (1988, 1991, 1993, 1994). Kualitas layanan merupakan fungsi gap antara harapan konsumen terhadap layanan dan persepsi mereka terhadap layanan aktual yang dihasilkan perusahaan. 2. Metode Servqual dengan Bobot Kepentingan, yaitu pada metode Servqual dengan Gap Model diatas tidak mempertimbangkan bobot tertentu. Dengan kata lain masing-masing dimensi dianggap memiliki bobot yang sama, maka pada metode ini masing-masing dimensi diberikan bobotnya untuk mengetahui dimensi mana yang paling berpengaruh. 3. Analisis Importance-Performance, yaitu analisis ini pertama kali diperkenalkan oleh Martilla and James, 1997 (Nursya’bani P, 2006) sebagai kerangka sederhana menganalisis atribut-atribut produk. Analisis ini digunakan untuk membandingkan antara penilaian konsumen terhadap tingkat kepentingan terhadap kualitas layanan (Importance) dengan tingkat kinerja kualitas layanan (Performance). 30 Ada dua komponen yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan (Imbalo S, 2013:160). Pengukuran harapan pasien dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi aspek-aspek layanan kesehatan yang dianggap penting oleh pasien. 2.1.5 Karakteristik Responden Kepuasan adalah salah satu sikap perilaku membeli, yang melakukan pem- belian secara berulang dalam kurun waktu tertentu dan berkesinambungan. Menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010), proses pengambilan keputusan membeli dipengaruhi secara langsung oleh faktor karakteristik individu (pasien), faktor psikologis, maupun secara tidak langsung oleh faktor sosial dan budaya. Jadi, perilaku konsumen merupakan agregasi faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk membeli dan pasca-pembelian. Karakteristik pasien adalah ciri khas yang dimiliki setiap pasien yang membedakannya dengan pasien lain yang terdiri atas jenis kelamin, umur, pekerjaan, penghasilan dan status ekonomi, pendidikan, dan sumber biaya pengobatan (Kusumapradja R dan Ni Putu, 2013:64). Dalam penelitian ini, karakteristik pasien yang akan diteliti adalah dari dimensi umur, penghasilan, pendidikan, dan sumber biaya pengobatan. Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu (Diah W, 2009:48): 2.1.5.1 Umur Penelitian yang dilakukan WHO di 9 negara berkembang telah menyimpulkan bahwa populasi terbanyak yang menggunakan sarana pelayanan kesehatan adalah kelompok umur lima tahun (balita) dan kelompok umur 30-35 tahun. 31 Masyarakat yang berobat kepelayanan kesehatan sebagian masyarakat rentan yaitu balita, ibu hamil, dan usia lanjut. Sedangkan masyarakat yang berkunjung ke pelayanan kesehatan dalam arti mengantar kebanyakan umur produktif (15-55 tahun). 2.1.5.2 Jenis Kelamin Dalam suatu keluarga, seorang pria yang menjadi kepala keluarga cenderung melindungi atau intervensi, dan memberikan rasa aman bagi keluarganya. Menurut Notoatmojo dalam Diah W, (2009:49) menyatakan bahwa pria juga cenderung lebih mempengaruhi wanita dalam memberikan pendapat atau pertimbangan untuk melakukan sesuatu. 2.1.5.3 Pendidikan Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status sosio ekonomi. Pendidikan mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan yang rendah berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang rendah. Pendidikan dan sosioekonomi menentukan tingkat kesehatan seseorang. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku kesehatan serta membantu mencegah penyakit. Ada teori yang menyatakan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung banyak menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memang menurutnya kurang puas. Beberapa dengan seseorang dengan tingkat pendidikan yang rendah, ia cenderung lebih banyak menerima karena tidak tahu apa yang dibutuhkannya, asal sembuh saja itu sudah cukup baginya. 2.1.5.4 Pekerjaan 32 Kelompok masyarakat yang bekerja cenderung dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan juga lingkungan keluarga. Hal ini ada hubungannya dengan teori yang menyatakan bahwa seseorang yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik terhadap pelayanan yang diterimanya jika memeng tidak merasa puas bagi dirinya dibandingkan dengan yang tidak bekerja. Akan tetapi dari penjelasan lanjutan dari Lumenta dalam Diah W (2009:49) menyatakan bahwa faktor tidak mutlak demikian, karena ada faktor – faktor lain yang mempengaruhi. 2.1.5.5 Penghasilan/ Pendapatan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah menyatakan bahwa pendapatan adalah penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau dihasilkan oleh anggota keluarga. Menurut Benyamin Lumenta dalam Diah W(2009:49), sumber dana sangat berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan masyarakat. Tingkat tercapainya pelayanan medis juga ditentukan biaya yang meningkat, sehingga faktor ekonomi sebenarnya menjadi penyebab utama naik dan turunnya tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dengan kata lain bahwa semakin tinggi penghasilan yang diperoleh maka semakin tinggi pula harapan atau keinginan yang lebih, namun faktor ini tidak mutlak demikian adanya, tidak terlepas dari sesuatu hal yang mempengaruhinya. 2.1.5.6 Sumber pembiayaan kesehatan Teori kepuasan pelanggan, seseorang yang membayar untuk suatu produk cenderung lebih banyak menuntut atau berharap produk yang dibeli memang berkualitas dibandingkan dengan seorang yang mendapatkan produk tersebut 33 secara gratis atau membayar lebih murah. Di dalam pelayanan kesehatan, seseorang yang membayar pelayanan akan cenderung lebih banyak menuntut terhadap pelayanan yang ada (tidak mudah puas) dibandingkan dengan seseorang yang tidak membayar atau membayar lebih ringan. Tetapi ini semua tidak terlepas dari faktor lain yang mempengaruhi. 2.1.6 Dimensi Mutu Pelayanan Mutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan pelanggan baik berupa kebutuhan yang dinyatakan maupun kebutuhan yang tersirat. Mutu atau kualitas pelayanan rumah sakit menurut adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai standar profesi, standar pelayanan profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat konsumen (Febriana dan Supriyanto, 2013:133). Sama seperti produk, pelayanan juga merupakan driver kepuasan pelanggan yang bersifat multidimensi. Konsep dimensi kualitas pelayanan yang paling popular adalah konsep Service Quality (ServQual) yang dikembangkan oleh Parasuraman, Berry dan Zeithaml sejak 15 tahun yang lalu. Konsep ServQual adalah konsep yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di seluruh dunia yang berkecimpung dalam hal pelayanan pelanggan. Ketika pertama konsep dari di- 34 mensi pelayanan ini diformulasikan, terdapat 10 dimensi. Setelah itu, disederhanakan menjadi 5 dimensi yaitu (Irwan H, 2009:58): 2.1.6.1. Tangible Suatu service tidak dapat dilihat, tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan. Pasien akan mempunyai persepsi bahwa rumah sakit mempunyai pelayanan kesehatan yang baik apabila bangunan terlihat mewah (Irwan H, 2009:58). Tangible yang baik akan mempengaruhi presepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Oleh karena itu penting bagi suatu perusahaan untuk mengetahui aspek tangible yang paling tepat, yaitu masih memberikan impresi yang positif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan tetapi tidak menyebabkan harapan pelanggan yang terlalu tinggi. 2.1.6.2. Reliability Kepuasan pelanggan terhadap pelayanan juga ditentukan oleh dimensi reliability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Ada 2 aspek dari dimensi ini. Pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak error. Sebuah rumah sakit misalnya dikatakan tidak “reliable” kalau petugas di bagian farmasi melakukan kesalahan dalam pemberian obat pasien yang satu dengan yang lain tertukar. 35 2.1.6.3. Responsiveness Responsivennes adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sama seperti dimensi pelayanan lainnya, maka kepuasan terhadap dimensi responsiveness adalah berdasarkan presepsi dan bukan aktualnya. 2.1.6.4. Assurance Dimensi assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Ada 4 aspek dari dimensi ini yaitu: a. Keramahan Keramahan adalah salah satu aspek kualitas pelayanan yang paling mudah diukur dan program kepuasan yang paling murah. Ramah berarti banyak senyum dan bersikap sopan. b. Kompetensi Apabila pelanggan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan pelayanan atau produk yang di berikan dan kemudian tidak dapat memberikan jawaban yang baik, pelanggan akan mulai kehilangan kepercayaannya. Hal ini akan dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap kualitas pelayanan. c. Kredibilitas 36 Keyakinan pelanggan terhadap perusahaan akan banyak dipengaruhi oleh kredibilitas atau reputasi dari perusahaan tersebut. d. Keamanan Pelanggan harus mempunyai rasa aman dalam mendapatkan pelayanan. 2.1.6.5. Emphaty Pelanggan dari kelompok menengah atas mempunyai harapan yang tinggi agar perusahaan penyedia jasa mengenal mereka secara pribadi. Apabila tidak, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memuaskan mereka dari aspek ini. Dimensi empati adalah dimensi yang memberikan peluang besar untuk memberikan pelayanan yang bersifat “surprise”. Sesuatu yang tidak diharapkan pelanggan, ternyata diberikan oleh penyedia jasa. Pelayanan yang berempathi, akan mudah diciptakan, kalau setiap karyawan mengerti kebutuhan spesifik pelanggannya. Kelebihan dari konsep ServQual ini adalah karena di dasarkan atas suatu riset yang sangat komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai instrument yang jelas untuk melakukan pengukuran. 37 2.2 Kerangka Teori Atribut Pelayanan : Dimensi Mutu Pelayanan : Tangibles Reliability Responsivennes Assurance Emphaty Harapan Pelanggan Enduring Service Intensifier Transitory Service Intensifier Personal Needs Past Experience Word-of-mouth Dokter Perawat Administrasi Lingkungan Fasilitas Penunjang Medik Pelayanan yang diterima Karakteristik : Persepsi Mutu Pelayanan Kepuasan Peserta JKN Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Penanggung Jawab Biaya Peserta JKN Gambar 2.2 Kerangka teori modifikasi dari Parasuraman, dkk Boy S. Sabarguna 2008. Irine Diana Sari W. 2008. Budiono 2001. Tjandra Yoga Aditama 2002. Imbalo S.Pohan 2003. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Harapan Pasien JKN Rawat Jalan Kebijakan Program Jaminan Kesehatan Nasional Dimensi Mutu : - Tengible - Reliabilty - Responsivennes - Assurance - Emphaty Kepuasan Peserta JKN terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pelayanan Rawat jalan Karakteristik Pasien - Umur - Jenis Kelamin - Pekerjaan - Pendidikan - Penanggungjawab biaya peserta JKN Pelayanan yang Diterima Gambar 3.1 Kerangka Konsep Keterangan : = = Yang dianalisis = Tidak dianalisis 3.2 Variabel Penelitian Variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien rawat jalan peserta JKN. Sedangkan variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan rawat jalan (tangible, reliability, responsiveness, emphaty dan assurance) yang diberikan rumah sakit kepada pasien peserta JKN. 38 39 3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Kategori 1 2 3 4 5 6 Harapan : 1. Tidak penting 2. Kurang Penting 3. Cukup Penting 4. Penting 5. Sangat Penting Ordinal 1. 2. 3. Reliability Penilaian (Skoring) tingkat kenyataan dan harapan pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan pada dimensi kehandalan (reliability) yang meliputi:Kehandalan petugas pendaftaran, Kehandalan pemeriksaan, Kedisiplinan waktu, Alur pelayanan yang tidak berbelit-belit Kuesioner Responsiveness Penilaian (Skoring) tingkat kenyataan dan harapan pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan pada dimensi ketanggapan (responsiveness) yang meliputi: Ketanggapan dokter, Kejelasan informasi oleh petugas, Kerjasama antar petugas, Ketanggapan petugas Kuesioner Assurance Kuesioner Penilaian (Skoring) tingkat kenyataan dan harapan pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan pada dimensi jaminan (assurance) yang meliputi: keahlian dokter, jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan, ketrampilan petugas. Skala Kenyataan : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat Baik (Supranto J, 2011:240) Harapan : 1. Tidak penting 2. Kurang Penting 3. Cukup Penting 4. Penting 5. Sangat Penting Ordinal Kenyataan : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat Baik (Supranto J, 2011:240) Harapan : Ordinal 1. Tidak penting 2. Kurang Penting 3. Cukup Penting 4. Penting 5. Sangat Penting Kenyataan : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat Baik 40 4. 5. 6. Emphaty Tangible Kepuasan Pasien Penilaian (Skoring) tingkat kenyataan dan harapan pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan pada dimensi empati (emphaty) yang meliputi: perhatian, pelayanan tanpa memandang status sosial dan komunikasi yang baik. Penilaian (Skoring) tingkat kenyataan dan harapan pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan pada dimensi tangible yang meliputi: keramahan petugas, kebersihan dan kerapihan ruangan, penataan ruangan, kelengkapan alat-alat pemeriksaan. Kepuasan pasien diperoleh dengan cara menghitung tingkat kesesuaian, dimana diperoleh dari membandingkan antara tingkat kinerja (kenyataan) dan tingkat kepentingan (harapan) setiap atribut dari dimensi reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible Kuesioner (Supranto J, 2011:240) Harapan : Ordinal 1. Tidak penting 2. Kurang Penting 3. Cukup Penting 4. Penting 5. Sangat Penting Kenyataan : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat Baik Kuesioner (Supranto J, 2011:240) Harapan : Ordinal 1. Tidak penting 2. Kurang Penting 3. Cukup Penting 4. Penting 5. Sangat Penting Kenyataan : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat Baik (Supranto J, 2011:240) Perhitungan 1. MemuasOrdinal TKi kan (≥Tingkat kesesuaian keseluruhan) Rumus : 2. Belum memuaskan TKi = (Skor kesKinerja (Ken- (<Tingkat esuaian keseyataan) /Skor luruhan Kepentingan (Hara(Supranto J, pan))×100% 2011:241) 41 3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena (Bambang Prasetyo, 2013: 42). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan pendekatan dimana variabel-variabel yang masuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek observasi diukur sekaligus pada waktu yang sama (Soekidjo Notoatmojo, 2002: 146). Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran tingkat kepuasan pasien rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes. 3.5 3.5.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasien yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes. Berdasarkan data bulan Januari dan Februari tahun 2015 rata-rata jumlah pasien rawat jalan peserta JKN perbulan di RSUD Kabupaten Brebes adalah 5227 pasien. Dan rata-rata jumlah kunjungan satu hari adalah 174 pasien. 42 3.5.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta JKN Kabupaten Brebes yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes pada bulan Februari-Maret 2015. Untuk menentukan besaran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus. Menurut Bambang dan Lina, (2013: 137), sebuah rumus yang dapat digunakan untuk menentukan besaran sampel, yaitu rumus Slovin. n = Besar sampel N = Jumlah populasi e = Konstanta = 0,1 yaitu penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan sebesar 0,1 Berdasarkan rumus diatas, maka diperoleh jumlah sampel minimal yaitu : Jadi jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah 64 orang. 43 Pengambilan sampel pada responden dilakukan dengan metode pengambilan sampel secara acak stratifikasi (Stratified Random Sampling). Pengambilan sampel acak stratifikasi ini adalah suatu metode pengambilan sampel di mana populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang saling pisah tuntas, dan dari setiap strata diambil sampel secara acak (Heru S dan Yasril, 2009: 33). Maka dari itu sampel diambil dari peserta JKN yang heterogen yang datang untuk melakukan pelayanan rawat jalan dan bersedia menjadi responden dalam penelitian. Pemilihan sampel penelitian didasarkan atas kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,2008). Adapun sampel dipilih berdasarkan pertimbangan kriteria inklusi sebagai berikut : a. Pasien rawat jalan peserta JKN (PBI maupun Non PBI). b. Pasien lama/ pasien JKN yang sebelumnya pernah datang 3 kali untuk melakukan pelayanan rawat jalan. 2. c. Bersedia menjadi responden. d. Pasien yang berumur ≥16 tahun. e. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,2008). 44 Kriteria eksklusi dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah : a) Tidak bersedia menjadi responden. b) Pasien umum dan peserta asuransi swasta. c) Pasein berumur ≤ 16 tahun. d) Tidak bisa membaca dan menulis. 3.6 Sumber Data 3.6.1 Jenis dan sumber data a) Data Primer Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumber data utama melalui wawancara dengan responden menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner. b) Data Sekunder Data sekunder digunakan sebagai penunjang dan pelengkap dari data primer yang ada relevansinya dengan keperluan penelitian. Data sekunder dalam hal ini diperoleh dari berbagai sumber meliputi: refrensi buku; hasil penelitian sebelumnya; internet; jurnal; data jumlah kepesertaan JKN dari BPJS Kesehatan Divisi Regional VI Jawa Tengah dan DIY; serta hasil pencatatan dan pelaporan Bagian Rekam Medik RSUD Kabupaten Brebes. 45 3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Pengambilan Data 3.7.1 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yaitu alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner Digunakan untuk mengetahui identitas responden dan variabel-variabel meliputi variabel bebas dan variable terikat. Variabel bebas yang meliputi pelayanan rawat jalan yaitu, pelayanan administrasi, pelayanan dokter rawat jalan, pelayanan perawat rawat jalan, lingkungan langsung pasien dan pelayanan penunjang medik. Sedangkan untuk variabel terikatnya yaitu meliputi kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan di rumah sakit melalui penilaian dimensi mutu pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathi). Kuesioner diberikan kepada pasien selaku responden yang terpilih dan diisi oleh responden pada waktu itu juga. Pemberian kuesioner terhadap responden melalui 2 (dua) tahap yaitu yang pertama, sewaktu pasien baru datang di bagian pendaftaran sewaktu akan menjalani rawat jalan, ini untuk mengukur tingkat kepentingan pasien, dan yang kedua adalah setelah pasien selesai menjalani pemeriksaan kesehatan dari poli dan mengambil resep obat dari apotek, ini untuk mengukur tingkat pelaksanaan dari pelayanan kesehatan sehingga dapat diketahui tingkat kepuasan pasien. 46 Pada kuesioner akan dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji coba latihan terhadap 30 pasien yang sudah merasakan pelayanan jasa rawat jalan dari awal datang sampai dengan pelayanan perawatan langsung dari RSUD Kabupaten Brebes. Responden dalam uji coba tersebut adalah pasien yang berbeda dengan responden yang akan dijadikan sampel. 1) Uji Validitas Menurut Suharsimi (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Uji validitas adalah prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur atau pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat apa yang hendak diukur. Dalam penelitian uji validitas akan dapat dipakai untuk memilih item item pernyataan yang relevan untuk dianalisis. Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antar skor dari masing-masing item pernyataan dibanding skor total. Perhitungan dilakukan dengan rumus Pearson Product Moment (Suharsimi, 2013:213). r xy = √{ }{ } Dimana : r xy : koefisien korelasi pearson antara skor butir X dengan skor varia- bel Y N : Jumlah responden uji coba 47 ƩX : Jumlah skor butir X ƩY : Jumlah skor variabel Y Kemudian dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Suharsimi, 2013:214). Hasil pengujian validitas dan reliabilitas selengkapnya ada pada lampiran dan diringkas pada tabel berikut ini. Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Atribut r hasil Harapan Kenyataan 1 0,387 0,344 2 0,643 0,439 3 0,385 0,417 4 0,483 0,371 5 0,497 0,489 6 0,516 0,537 7 0,454 0,348 8 0,395 0,643 9 0,506 0,434 10 0,509 0,420 11 0,384 0,426 12 0,447 0,499 13 0,578 0,662 14 0,464 0,517 15 0,341 0,417 16 0,539 0,419 17 0,538 0,654 18 0,314 0,416 19 0,624 0,472 20 0,416 0,629 21 0,665 0,522 r tabel 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 0,306 Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Suharsimi, 2013:221). Untuk men- 48 guji reliabilitas suatu kuesioner digunakan rumus koefisien reliabilitas alfa cronbach. Dimana α = Koefisien alpha n = Jumlah item ƩVi = Jumlah varian item Vt = Varian total Menurut Suharsimi (2013:231) instrumen dinyatakan reliabel apabila α>0,60. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan nilai croabach’s alpha untuk tingkat harapan sebesar 0,878 dan tingkat kenyataan sebesar 0,877. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 sehingga kuesioner dikatakan reliable. 3.7.2 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan data primer ini didapatkan langsung melalui wawancara dengan responden. Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari suatu sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Soekidjo Notoatmojo, 2002: 102). Wawancara dilakukan untuk mengetahui persepsi responden tentang kualitas pelayanan serta kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan RSUD Kabupaten Brebes. Untuk mengantisipasi kesalahan pengisian kuesioner dan menyamakan persepsi, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut. 49 (a) Memberikan petunjuk pengisian kuesioner. (b) Memberikan penjelasan agar pertanyaan dijawab dengan sejujurjujurnya karena kerahasiaan jawaban akan dijamin. 3.8 3.8.1 Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Penelitian 1. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan petugas rumah sakit untuk menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian serta kegiatan yang dilakukan. 2. Memilih sampel untuk dijadikan sebagai responden penelitian. 3. Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk wawancara kepada responden. 3.8.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Melakukan koordinasi dengan pihak instalasi rawat jalan bahwa akan melaksanakan penelitian. 2. Mendatangi responden yang ada di rawat jalan sesuai dengan kriteria. 3. Melakukan wawancara dan pengamatan berpedoman pada kuesioner penelitian. 3.8.3 Tahap Pasca Penelitian Melakukan pengolahan data yang sudah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian dianalisis dan disajikan. 3.9 Teknik Analisis Data Data mentah yang dikumpulkan oleh peneliti kemudian dianalisis agar memberikan arti yang berguna dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini. 50 Langkah-langkah dalam pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.9.1 Pengolahan Data 3.9.1. 1 Editing Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengkoreksi data yang meliputi kelengkapan pengisian jawaban, konsisten atas jawaban, kesalahan jawaban, dan jumlah kuesioner yang telah diisi sehingga dapat diperbaiki jika dirasakan masih ada kesalahan dan keraguan data. Editing dilakukan ditempat penelitian, agar cepat dapat dikoreksi apabila terjadi kesalahan. 3.9.1. 2 Pengkodean (Coding) Memberikan kode pada jawaban yang ada untuk mempermudah dalam proses pengelompokan dan pengolahan data. Mengkode jawaban adalah memberi angka pada setiap jawaban. 3.9.1. 3 Penilaian (Skoring) Penilaian dilakukan dengan pedoman nilai yang telah ditentukan sebelumnya. 3.9.1. 4 Entry Data Kegiatan memasukan data yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas komputer. 3.9.1. 5 Tabulation Data kemudian dimasukan ke dalam tabel yang sesuai dengan kriteria, dalam hal ini juga menggunakan fasilitas komputer. 51 3.9.2 Analisis data Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Sehingga data tersebut dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan SPSS yang meliputi analisis univariat dan bivariat. 3.9.2.1 Analisa dengan statistik deskriptif Pada data responden digunakan analisis prosentase dari seluruh responden yang diambil untuk penelitian, dimana akan menggambarkan bagaimana komposisi ditinjau dari beberapa segi secara umum, yaitu: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status kepesertaan JKN dan poli yang dituju responden pada pelayanan rumah sakit. 3.9.2.2 Analisis dengan Importance Performance Analysis Untuk menggambarkan tingkat rata-rata kepuasan responden yang mendapat pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes dengan cara membandingkan tingkat rata-rata dari tingkat kepentingan (harapan) pasien terhadap pelayanan rawat jalan dengan tingkat rata-rata kinerja pelayanan/Importance Performance Analysis (Supranto, 2011:239). Dalam penelitian ini, digunakan skala Linkert dengan lima tingkat penilaian yang terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan bobot sebagai berikut: (a) Jawaban sangat penting diberi bobot 5 (b) Jawaban penting diberi bobot 4 52 (c) Jawaban cukup penting diberi bobot 3 (d) Jawaban kurang penting diberi bobot 2 (e) Jawaban tidak penting diberi bobot 1 Sedangkan untuk kinerja/penampilan (kepuasan) diberikan lima penilaian dengan bobot sebagai berikut: (a) Jawaban sangat baik diberi bobot 5, berarti sangat puas (b) Jawaban baik diberi bobot 4, berarti puas (c) Jawaban cukup baik diberi bobot 3, berarti cukup puas (d) Jawaban kurang baik berarti diberi bobot 2, berarti kurang puas (e) Jawaban tidak baik berarti diberi bobot 1, berarti tidak puas Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan hasil penelitian kinerja/penampilan maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan (harapan) pelanggan dan tingkat pelaksanaan pelayanannya. Tingkat kesesuaian adalah hasil perbandingan antara skor kinerja/pelaksanaan pelayanan dengan skor kepentingan (harapan) pelanggan. Hal ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Dalam penelitian ini terdapat dua buah variabel yang diwakilkan oleh huruf X dan Y, dimana X merupakan tingkat kinerja yang dapat memberikan gambaran kepuasan para pasien, sedangkan Y merupakan tingkat kepentingan (harapan) pasien. Adapun rumus yang digunakan: 53 Dimana: Tki = Tingkat kesesuaian Xi = Skor penilaian kinerja Yi = Skor penilaian kepentingan pasien Selanjutnya sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan, sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan. Dalam penyederhanaan rumus, maka untuk setiap faktor yang mempengaruhi kepuasanpasien dengan : ̅ Dimana : Ʃ ̅ = Skor rata-rata tingkat pelayanan yang diterima = Skor rata-rata tingkat pelayanan yang diharapkan n = Jumlah responden Hasil dari skor rata-rata tersebut dimasukan dalam diagram yang disebut diagram Kartesius, yaitu merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( , ), dimana ̅ merupakan rata-rata dari skor tingkat pelayanan yang diterima atau kepuasan pasien seluruh faktor atau atribut dan ̅ adalah rata-rata skor tingkat pelayanan yang diharapkan seluruh faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Rumus selanjutnya : N ̅ N ̅ ̅ ̅ Dimana K = Banyaknya atribut/fakta yang dapat mempengaruhi kepuasan pasien 54 Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke dalam diagram kartesius seperti dibawah ini. Kepentingan/Harapan Prioritas Utama Pertahankan Prestasi A B C D Prioritas Rendah Berlebihan Kinerja Pelaksanaan/Kepuasan Gambar 3.2 Diagram Kartesius Keterangan : A. Menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pasien, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun rumah sakit belum melaksankannya sesuai keinginan pasien. Sehingga mengecewakan atau tidak puas. B. Menunjukkan unsur jasa yang telah berhasil dilaksanakan rumah sakit, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan. C. Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pasien, pelaksanaannya oleh rumah sakit biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan cukup memuaskan. D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pasien kurang penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tapi sangat memuaskan. BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum RSUD Kabupaten Brebes Rumah Sakit Umum Daerah Brebes adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes yang merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Barat dan didirikan pada tahun 1954. RSUD Brebes memiliki luas lahan 3,99 Ha atau 39.900 m², dengan luas bangunan 14.114 m². RSUD Kabupaten Brebes memiliki komitmen untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan utamanya dalam rangka menghadapi era persaingan global. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan memenangkan persaingan tersebut, RSUD Kabupaten Brebes berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bupati No 445/473, tanggal 21 Desember tahun 2010 menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD). Sesuai Peraturan Pemerintah 23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan BLU dan Permendagri 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan keuangan BLUD, tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan keuntungan, dan dalam melaksanakan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. RSUD Kabupaten Brebes merupakan rumah sakit umum kelas B ditetapkan pada tanggal 10 september 2012 berdasarkan surat keputusan menteri kesehatan RI nomor HK.03.05/I/2231/12. Sebagai rumah sakit tipe B berikut fasilitas yang dimiliki: (1) pelayanan purna waktu untuk 4 spesialis dasar (penyakit dalam, be55 56 dah, anak, kebidanan dan kandungan): (2) 4 spesialis lain (THT, mata, kulit kelamin dan syaraf) dan ditambah fsilitas ICU. Dengan demikian terdapat 8 pelayanan spesialis untuk rawat jalan dan rawat inap. Disamping itu terdapat pelayanan penunjang (farmasi, laboratorium klinik, radiologi, fisioterapi, bank darah), serta pelayanan penunjang lain (gizi, IPSRS, laundry, kesling, kantin, koperasi, satpam, informasi, parkir dan ambulance). Rencana startegis bisnis RSUD Kabupaten Brebes tahun 2012-2017: 1. Meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan: 2. Menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, aman dan terjangkau oleh masyarakat luas: 3. Mengembangkan sistem layanan medis, penunjang dan administrasi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi secara tepat, efektif dan efisien. 4. Meningkatkan kapabilitas dan loyalitas sumber daya manusia 5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan karyawati. 6. Mengembangkan organisasi menuju kemandirian dengan menerapakan prinsip-prinsip good governance: Sebagai rumah sakit pemerintah, RSUD Kabupaten Brebes harus tetap menjaga dan meningkatkan kualitas jasa pelayanan agar tetap survive di tengah-tengah perkembangan rumah sakit swasta yang pesat di wilayah Kabupaten Brebes dan daerah sekitarnya. Keberadaan RSUD Kabupaten Brebes selama ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Brebes dan sekitarnya. 57 4.2 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupat- en Brebes. Sampel minimal dalam penelitian ini berjumlah 64 orang dan dibulatkan menjadi 70 responden yang merupakan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang sudah mendapatkan pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes pada tahun 2015. 4.2.1 Analisis Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasien peserta JKN yang sudah merasakan pelayanan jasa rawat jalan dari awal datang sampai dengan akhir pelayanan di RSUD Kabupaten Brebes. Dengan demikian diharapkan responden benar-benar dapat mewakili pasien rawat jalan peserta JKN di RSUD Kabupaten Brebes, dan memahami bahwa pilihan mereka terhadap rumah sakit tersebut berdasarkan pengalaman langsung dan pertimbangan tertentu. Responden dalam penelitian ini dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, status kepesertaan JKN dan pendidikan responden. 4.2.1.1 Jenis Kelamin Responden Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan jenis kelamin responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 No. 1. 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Frekuensi 24 46 70 Prosentase(%) 34.3 65.7 100 58 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 70 responden pasien rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diteliti sebagian besar adalah perempuan yaitu 65.7 %, sedangkan laki-laki yaitu 24 (34.3 %). 4.2.1.2 Usia Responden Berdasarkan penelitian, diperoleh distribusi data berdasarkan umur responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No. 1. 2. 3. 4. Umur < 20 21 - 30 31 – 40 >41 Jumlah Frekuensi 4 19 19 28 70 Prosentase(%) 5.7 27.1 27.1 40 100 Pada tabel 4.2 diketahui ebahwa presentase responden menurut kelompok umur. Kelompok umur penting mendukung aplikasi kebijakan peningkatan dimensi kualitas pelayanan agar dapat lebih meningkatkan kepuasan konsumen. Sebagian besar responden didominasi oleh kelompok umur >41 yaitu sejumlah 28 responden (40 %). 4.2.1.3 Pekerjaan Responden Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan pekerjaan responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.3 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Tidak Bekerja Petani/Buruh Swasta PNS/TNI/POLRI Pelajar/Mahasiswa Lain-lain Jumlah Frekuensi 13 8 19 5 4 21 70 Prosentase (%) 18,6 11,4 27,1 7,1 5,7 30 100 59 Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden sebagian besar bekerja sebagai karyawan swasta yaitu 27,1%, yang tidak bekerja ada 13 orang (18,6%), 11,4 % responden bekerja sebagai petani/buruh, PNS hanya terdapat sebanyak 7,1%, 5,7 % bekerja sebagai petani, dan 3 responden (4,3 %) adalah seorang pelajar/mahasiswa. Sedangkan 21 lainnya (30 %) adalah pekerjaan lainnya seperti wiraswasta, tukang becak dan bekerja sebagai bangunan dan lain-lain. 4.2.1.4 Status Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Responden Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan status kepesertaan JKN responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.4 No. 1. 2. Klasifikasi Responden Berdasarkan Status Kepesertaan JKN Status Kepesertaan JKN PBI (Penerima Bantuan Iuran) Non PBI Jumlah Frekuensi 36 34 70 Prosentase (%) 51.4 48.6 100 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa dari 70 responden yang diteliti, yaitu sama rata non PBI sebesar 48,6 % dan PBI sebesar 51,4% (34 orang). 4.2.1.5 Pendidikan Responden Berdasarkan penelitian diperoleh distribusi data berdasarkan tingkat pendidikan responden yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 4.5 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Tingkat SD Tingkat SMP Tingkat SMA Tingkat Akademi Tingkat Perguruan Tinggi Jumlah Frekuensi 3 20 18 22 5 2 70 Prosentase (%) 4,3 28,6 25,7 31,4 7,1 2,9 100 60 Berdasarkan tabel 4.5 dari 70 responden pasien rawat jalan peserta JKN di RSUD Kabupaten Brebes sebagian besar tingkat pendidikannya adalah setingkat SMA yaitu 31,4 %, responden yang berpendidikan setingkat SD sebesar 28,6 %, setingkat SMP sebesar 25,7 %, tingkat Akademi ada 5 responden (7,1 %), dan ada 2 responden (2,9 %) yang tingkat pendidikannya setingkat perguruan tinggi, tetapi ada juga responden yang tidak sekolah sebanyak 3 orang (4,3 %). 4.2.2 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan Dalam penilaian skor tingkat kepentingan (harapan) pasien JKN terhadap pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes menggunakan skala linkert dengan lima tingkat penilaian. Setiap pernyataan dalam kuesioner, jawaban tidak penting diberi bobot 1, kurang penting diberi bobot 2, cukup penting diberi bobot 3, jawaban penting diberi bobot 4 dan sangat penting diberi bobot 5. Berikut distribusi jawaban dan skor tingkat kepentingan (harapan) responden: 4.2.2.1 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Reliability Dimensi reliability diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut ini distibusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap dimensi reliability pelayanan rawat jalan: Tabel 4.6 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan No. 1 Pernyataan Harapan (Kepentingan) Jawaban TPt Reliability Prosedur penerimaan 1 pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang (1,4%) cepat dan tepat. Skor KPt CPt Pt SPt - 5 29 35 (7,1%) (41,4%) (50%) 307 61 2 Pelayanan pemeriksaan 1 1 8 diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang (1,4%) (1,4%) (11,4%) cepat dan tepat. 3 Jadwal pelayanan rumah 1 1 11 sakit dijalankan tepat waktu (1,4%) (1,4%) (15,7%) 4 Prosedur pelayanan 1 12 rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelit-belit. (1,7%) (17,1%) Rata-rata Keterangan : Spt = Sangat Penting, Pt = Penting, Cpt = Penting, Tpt = Tidak Penting 24 36 303 (24,3%) (51,4%) 32 25 289 (45,7%) (35,7%) 30 27 292 (42,9%) (38,6%) 297,75 Cukup Penting, Kpt =Kurang Dari tabel 4.6 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan pasien peserta JKN terhadap dimensi reliability pelayanan rawat jalan adalah 297,75. Distribusi jawaban responden tersebar merata pada dimensi ini. Harapan tertinggi pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari dimensi reliability adalah pada atribut (1) yaitu prosedur penerimaan pasien yang cepat dan tepat (307). 4.2.2.2 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Responsiveness Dimensi responsiveness diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dapat diuraikan pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat Jalan No. 5 Pernyataan Harapan (Kepentingan) Responsiveness Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Jawaban TPt - KPt Skor CPt Pt SPt 4 30 36 (5,7%) (42,9%) (51,4%) - 312 62 6 7 8 Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Rata-rata - 10 30 30 (14,3%) (42,9%) (42,9%) 20 32 17 - 300 1 - 275 (1,4%) (28,6%) (45,,7%) (24,3%) 1 4 26 39 - 313 (1,4%) (5,7%) (37,1%) (55,7%) 300 Dari tabel 4.7 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan pasien terhadap dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan adalah 300. Harapan tertinggi adalah pada atribut (8) yaitu pasien peserta JKN mengharapkan tindakan yang cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan dengan skor 313. Dan pada atribut (5) skor harapan hampir sama yaitu 312, dimana terdapat 51,4% responden menyatakan sangat penting dan 42,9% menyatakan penting. 4.2.2.3 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Assurance Dimensi assurance diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut ini distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap dimensi assurance pelayanan rawat jalan: Tabel 4.8 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan No. 9 10 Pernyataan Harapan (Kepentingan) Assurance Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Jawaban TPt Skor KPt CPt Pt SPt 1 24 28 17 (40%) (24,3%) 25 36 271 (8,6%) (34,3%) 3 6 304 (4,3%) (8,6%) (35,7%) (51,4%) 63 11 12 Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Rata-rata 1 7 24 38 (1,4%) (10%) (34,3%) (54,3%) 5 27 38 309 313 (7,1%) (38,6%) (54,3%) 299,25 Dari tabel 4.8 didapatkan informasi bahwa rata-rata skor harapan responden pada dimensi assurance yaitu 299,25. Atribut (12) merupakan atribut dengan harapan yang paling tinggi, dimana 54,3% responden menyatakan sangat penting dan 38,6% responden menyatakan penting terhadap ketrampilan dokter, perawat dan petugas dalam bekerja. 4.2.2.4 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Emphaty Dimensi emphaty diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap dimensi emphaty pelayanan rawat jalan dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.9 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan No. 13 14 15 Pernyataan Harapan (Kepentingan) Jawaban TPt KPt CPt Emphaty Memberikan perhatian 1 12 secara khusus kepada setiap pasien. (1,4%) (17,1%) Perhatian terhadap 1 2 14 keluhan pasien dan keluarganya. (1,4%) (2,9%) (20%) Pelayanan kepada 1 1 5 semua pasien tanpa memandang status so(1,4%) (1,4%) (7,1%) sial dan lain-lain. Skor Pt SPt 40 17 (57,1%) 35 (24,3%) 18 (50%) (25,7%) 40 23 (57,1%) (32,9%) 283 277 293 64 16 Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik Rata-rata 3 43 24 (4,3%) (61,4%) (34,3%) 301 288,5 Dari tabel 4.9 didapatkan infromasi bahwa harapan tertinggi pasien terhadap dimensi emphaty adalah pada atribut (16) responden berharap tinggi (301) terjalin komunikasi yang baik antara pasien JKN dan petugas rawat jalan dimana, 61,4% menjawab penting dan 34,3% lainnya menyatakan sangat penting. 4.2.2.5 Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Dimensi Tangible Dimensi tangible diwakilkan oleh lima atribut yang mewakili. Berikut ini distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kepentingan (harapan) responden terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan: Tabel 4.10 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan No. 17 18 19 Pernyataan Harapan (Kepentingan) Tangible Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. Penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Jawaban TPt KPt CPt Pt SPt 3 1 42 24 (4,3%) 1 (1,4%) 8 (60%) 37 (34,3%) 24 297 294 (1,4%) (11,4%) 3 15 21 Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Rata-rata (52,9%) 33 (34,3%) 19 278 (4,3%) (21,4%) 20 Skor 2 (47,1%) (27,1%) 34 34 312 (2,9%) (48,6%) (48,6%) 8 40 22 (11,4%) (57,1%) (31,4%) 294 295 65 Dari tabel 4.10 diketahui bahwa rata-rata skor harapan pasien JKN terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan adalah sebesar 295. Harapan tertinggi adalah pada atribut (20) yaitu kelengkapan dan kesiapan serta kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai, dimana ada 48,6% responden menyatakan penting dan 48,6% juga menyatakan sangat penting. 4.2.2.6 Skor Tingkat Kepentingan (Harapan) Setiap Dimensi Berdasarkan tabel skor tingkat kepentingan (harapan) responden setiap atribut didapatkan bahwa skor rata-rata harapan tertinggi terhadap pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes adalah pada dimensi responsiveness sebesar 300 kemudian disusul yang kedua adalah pada dimensi assurance sebesar 299,25 selanjutnya reliability sebesar 297,75 tangible sebesar 295 dan yang terakhir adalah pada dimensi emphaty sebesar 288,5. Rata-Rata Skor Kepentingan (Harapan) 305 300 295 290 285 280 297.75 300 299.25 295 288.5 Rata-Rata Skor Kepentingan (Harapan) Gambar 5.1 Rata-rata Skor Kepentingan (Harapan) 4.2.3 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden pada Pelayanan Rawat Jalan Dalam penilaian skor tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap kualitas pelayanan rawat jalan ini juga menggunakan skala linkert dengan lima tingkat 66 penilaian kinerja. Setiap pernyataan dalam kuesioner, jawaban tidak baik diberi bobot 1, kurang baik diberi bobot 2, cukup baik diberi bobot 3, jawaban baik diberi bobot 4 dan sangat baik diberi bobot 5. Berikut skor tingkat penilaian responden terhadap kinerja (kenyataan) pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes: 4.2.3.1 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Reliability Dimensi reliability diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut ini distibusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi reliability pelayanan rawat jalan: Tabel 4.11 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Reliability Pelayanan Rawat Jalan. No. Pernyataan Kinerja (Performance) TB KB Reliability Prosedur penerimaan 1 3 pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) (1,4%) (4,3%) yang cepat dan tepat. 2 Pelayanan pemerik2 saan diagnosis dan 2 perawatan terhadap pasien yang cepat dan (2,9%) (2,9%) tepat. 3 Jadwal pelayanan ru- 1 4 mah sakit dijalankan tepat waktu (1,4%) (5,7%) 4 Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelit-belit. Rata-rata Keterangan : SB = Sangat Baik, B = Baik, CB = Tidak Baik 1 Jawaban CB Skor B SB 25 32 9 (35,7%) (45,7%) (12,9%) 16 41 9 255 263 (22,9%) (58,6%) (12,9%) 18 45 2 25,7%) (64,3%) (2,9%) 7 51 12 253 285 (10%) (72,9%) (17,1%) 264 Cukup Baik, KB = Kurang Baik, TB = Dari tabel diatas didapat informasi bahwa skor rata-rata kinerja pelayanan RSUD Kabupaten Brebes pada dimensi reliability menurut penilaian responden 67 adalah 264. Atribut (4) prosedur pelayanan rawat jalan merupakan atribut dengan nilai skor tertinggi (285). Sedangkan untuk nilai kinerja terendah (253) pada dimensi reliability adalah pada atribut (3) jadwal pelayanan rumah sakit. 4.2.3.2 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Responsiveness Dimensi responsiveness diwakilkan oleh empat atribut yaitu yang mewakili. Distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dapat diuraikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.12 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Responsiveness Pelayanan Rawat Jalan. No. 5 6 7 8 Pernyataan Kinerja (Performance) Responsivennes Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Rata-rata Jawaban TB KB Skor CB B SB 3 10 48 9 (4,3%) (14,3%) (68,6%) (12,9%) 3 10 40 17 273 281 (4,3%) 1 (14,3%) 3 (57,1%) 53 (24,3%) 13 (1,4%) 6 (4,3%) 16 (75,7%) 40 (18,6%) 8 (8,6%) (22,9%) (57,1%) (11,4%) 288 260 275,5 Berdasarkan tabel diatas didapat informasi bahwa skor rata-rata kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dimensi responsiveness terhadap pasien peserta JKN adalah 275,5. Atribut (7), dokter yang didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien merupakan atribut dengan nilai skor kinerja 68 tertinggi (288). Sedangkan untuk nilai kinerja terendah (253) pada dimensi responsiveness adalah pada atribut (8) yaitu tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan. 4.2.3.3 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Assurance Dimensi assurance diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili. Berikut ini distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi assurance terhadap pelayanan rawat jalan yang disajikan dalam tabel 4.13 Tabel 4.13 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Assurance Pelayanan Rawat Jalan. No. Pernyataan Kinerja (Performance) Jawaban TB 9 10 11 12 Assurance Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Rata-rata KB Skor CB B SB 1 10 49 10 (1,4%) (14,3%) (70%) (14,3%) 8 52 10 (11,4%) (74,3%) (14,3%) 18 49 3 278 282 265 (25,7%) (70%) (4,3%) 12 45 13 281 (17,1%) (64,3%) (18,6%) 276,5 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kinerja pelayanan RSUD kabupaten Brebes pada dimensi assurance menurut penilaian responden adalah 281. Skor tertinggi kinerja adalah pada atribut (10) yaitu penge- 69 tahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Dan atribut (11) adalah atribut dengan skor kinerja paling rendah. 4.2.3.4 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Emphaty Dimensi emphaty diwakilkan oleh empat atribut yang mewakili, yaitu Distribusi jawaban tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi emphaty pelayanan rawat jalan dapat disajikan dalam tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Distribusi Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Emphaty Pelayanan Rawat Jalan. No. 13 14 15 16 Pernyataan Kinerja (Performance) Jawaban TB Emphaty Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. Pelayanan kepada 1 semua pasien tanpa memandang status so(1,4%) sial dan lain-lain. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik Rata-rata KB Skor CB B SB 3 19 44 4 (4,3%) 3 (27,1%) 14 (62,9%) 46 (5,7%) 7 (4,3%) (20%) (65,7%) (10%) 1 9 47 12 (1,4%) (12,9%) (67,1%) (17,1%) 1 14 50 5 (1,4%) (20%) (71,4%) (7,1%) 259 267 278 269 268,5 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata kinerja pelayanan RSUD kabupaten Brebes pada dimensi emphaty menurut penilaian responden adalah 268,5. Skor tertinggi kinerja (278) adalah pada atribut (15) yaitu pelayanan rumah sakit yang tanpa memandang status sosial. Sedangkan atribut (11) adalah atribut dengan skor kinerja paling rendah yaitu 259 bahwa rumah sakit kurang memberikan perhatian secara khusus kepada pasien. 70 4.2.3.5 Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Dimensi Tangible Dimensi tangible diwakilkan oleh lima atribut yang mewakili. Distribusi jawaban dan perhitungan skor tingkat kinerja (kenyataan) responden terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan dapat diuraikan pada tabel berikut ini: Tabel 4.15 Distribus Jawaban dan Perhitungan Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Responden terhadap Dimensi Tangible Pelayanan Rawat Jalan. No. 17 18 19 20 21 Pernyataan Kinerja (Performance) Jawaban TB Tangible Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah. Kebersihan, kerapihan 1 dan kenyamanan ruangan. (1,4%) Penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alatalat pemeriksaan yang dipakai. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Rata-rata KB Skor CB B SB 3 18 41 8 (4,3%) 4 (25,7%) 30 (58,6%) 34 (11,4%) 1 (5,7%) 1 (42,9%) 24 (48,6%) 44 (1,4%) 1 (1,4%) (34,3%) (62,9%) (1,4%) 1 11 48 10 (1,4%) (15,7%) (68,6%) (14,3%) 3 51 16 264 240 255 277 293 (4,3%) (72,6%) (22,9%) 265,8 Berdasarkan tabel 4.15 didapatkan infromasi tentang penilaian responden terhadap dimensi tangible pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes. Skor rata-rata kinerja pada dimensi ini adalah 265,8. Atribut dengan skor tingkat kinerja tertinggi (293) adalah pada atribut (21) yaitu kerapihan dan kebersihan penampilan petugas. Sedangkan yang terendah adalah pada atribut (18). 4.2.3.6 Skor Tingkat Kinerja (Kenyataan) Setiap Dimensi Berdasarkan tabel skor penilaian responden terhadap kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dari setiap atribut dapat disimpulkan bahwa 71 skor rata-rata penilaian kinerja tertinggi adalah pada dimensi assurance yaitu dengan skor 276,5. Pada dimensi responsiveness skor 275,5 adalah kedua. Selanjutnya emphaty dengan skor sebesar 268,5 menempati posisi ketiga. Kemudian reliability dengan skor kinerja sebesar 269 dan yang terakhir adalah pada dimensi tangible sebesar 265,8. Berikut adalah diagram skor penilaian responden terhadap kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes berdasarkan dimensi: Rata-Rata Skor Kinerja 280 275.5 276.5 275 270 265 268.25 264 265.8 260 Rata-Rata Skor Kinerja 255 Gambar 5.2 Rata-rata Skor Kinerja (Kenyataan). 4.2.4 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Peserta JKN terhadap Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Brebes. Pada dasarnya, pengertian kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan, jadi kinerja suatu barang/ jasa dikatakan puas lebih dari atau sama dengan yang diharapkan. Penilaian tingkat kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan rawat RSUD Kabupaten Brebes ini didapatkan dengan cara menghitung tingkat kesesuaian. Tingkat kesesuaian ini didapatkan dengan cara membandingkan skor rata-rata tingkat kepent- 72 ingan (harapan) dengan skor rata-rata kinerja (kenyataan) pelayanan yang disebut dengan Importance Performance Analysis (Supranto, 2011:239). Perhitungan tingkat kesesuaian dapat dijelaskan pada tabel 4.16 berikut ini: Tabel 4.16 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Perhitungan Tingkat Kesesuaian dan Penilaian Kepuasan Setiap Atribut Atribut Reliability Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang cepat dan tepat. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat. Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelitbelit. Rata-rata Responsivennes Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Rata-rata Assurance Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. ̅ ̅ TK (%) Kriteria Kesesuaian 305 3.6 4.4 83.1 BM 263 302 3.8 4.3 86.8 BM 253 289 3.7 4.1 87.5 BM 285 292 4.1 4.2 97.6 88.8 M BM 273 312 3.9 4.5 87.5 BM 281 300 4.0 4.3 M 288 275 4.1 3.8 93.7 104. 7 260 313 3.7 4.5 83.1 92.2 BM M M Kinerja (x) Harapan (y) 255 M 278 271 4.0 3.8 102.. 6 282 304 4.0 4.3 92.8 M 265 309 3.8 4.4 85.8 BM 281 313 4.0 4.5 89.8 BM 73 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. Rata-rata Emphaty Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien. Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik Rata-rata Tangible Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. Penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Rata-rata Jumlah Keseluruhan 92.7 M 259 283 3.7 4.0 91.5 M 267 277 3.8 4.0 96.4 M 278 293 4.0 4.2 94.9 M 269 301 3.8 4.3 89.4 93 BM M 264 297 3.8 4.2 88.9 BM 240 294 3.4 4.2 81.3 BM 255 278 3.6 4.0 91.7 M 277 312 4.0 4.5 88.8 BM 293 294 4.2 4.2 99.7 90.1 1917 .7 91.3 M BM Rata-Rata Kepuasan Pasien Keterangan : M= Memuaskan, BM = Belum Memuaskan Dari tabel 4.16 didapatkan informasi tentang tingkat kesesuaian setiap atribut, tingkat kesesuaian setiap dimensi, dan tingkat kesesuaian secara keseluruhan. Dari 21 atribut, terdapat 10 atribut yang memiliki tingkat kesesuaian ≥ tingkat kesesuaian keseluruhan artinya atribut-atribut tersebut dapat dikatakan sudah memuaskan pasien peserta JKN. Selain kepuasan setiap atribut, dinilai pula kepuasan setiap dimensi. Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat kesesuaian atau kepuasan secara keseluruhan adalah 91,3 %. terdapat 3 dimensi yang memiliki 74 tingkat kesesuaian ≥ tingkat kesesuaian keseluruhan yaitu dimensi responsiveness (92,2%), assurance (92,7%), dan emphaty (93%). Dimensi tersebut dapat dikatakan sudah memuaskan pasien. Sedangkan dimensi reliability (88,8%) dan tangible (90,1%) dikatakan belum memuaskan pasien. Berikut detail kepuasan setiap dimensi yaitu: a. Dimensi Reliability Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya adalah 88,8%.. Terdapat 3 (tiga) atribut yang menunjukkan bahwa pasien JKN belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti, prosedur penerimaan pasien yang cepat (83,1%), pemeriksaan diagnosis dan perawatan yang cepat dan tepat (86,8%) dan ketepatan jadwal pelayanan (87,5%). b. Dimensi Responsiveness Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya adalah 92,2%. Terdapat 2 (dua) atribut yang menunjukkan bahwa pasien belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti ketanggapan dokter dalam menyelesaikan keluhan pasien (87,2%) dan tindakan yang cepat pada saat pasien membutuhkan (83,1%). c. Dimensi Assurance Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya adalah 92,7%. Terdapat 2 (dua) atribut yang menunjukkan bahwa pasien belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti jaminan dan kepercayaan berupa kesembuhan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan (85,8%) dan ketrampilan para dokter (89,8%). 75 d. Dimensi Emphaty Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya adalah 93%. Terdapat 1 (satu) atribut yang menunjukkan bahwa pasien belum puas terhadap kualitas pelayanan yaitu komunikasi yang baik antara petugas dan pasien (89,4%). e. Dimensi Tangible Pada dimensi ini diketahui bahwa rata-rata presentase tingkat kesesuaiannya adalah 90,1%.. Terdapat 3 (tiga) atribut yang menunjukkan bahwa pasien belum puas terhadap kualitas pelayanan seperti atribut pelayanan yang sopan dan ramah (88,9%), atribut kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan (81,3%), atribut kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan (88,8%). 4.2.5 Urutan Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan Pasien JKN Rawat Jalan Dengan melihat besarnya nilai tingkat kesesuaian maka akan dapat diketahui atribut mana yang harus mendapatkan prioritas untuk diperbaiki. Semakin kecil nilai persentase maka semakin tinggi prioritasnya. Karena hal tersebut mengindikasikan terjadi kesenjangan yang semakin besar antara tingkat kinerja dan tingkat kepentingan dari atribut yang bersangkutan. Berdasarkan hasil olah data diperoleh tingkat kesesuaian dan prioritas perbaikan untuk masing-masing atribut seperti disajikan pada tabel 4.17 berikut: Tabel 4.17 Urutan Prioritas Peningkatan Kinerja Atribut Urutan Prioritas 1 Atribut Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. No. Atribut 18 Tingkat Kesesuaian (%) 81.6 76 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang cepat dan tepat. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu Kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien Penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelit-belit. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. 1 83.1 8 83.1 11 85.8 2 3 86.8 87.5 5 87.5 20 88.8 17 88.9 16 89.4 12 89.8 13 19 91.5 91.7 10 92.8 6 93.7 15 14 94.9 96.4 4 97.6 21 99.7 9 102.6 7 104.7 Berdasarkan tabel 4.17 terkait urutan prioritas perbaikan kualitas dapat disimpulkan bahwa atribut atribut (18) merupakan prioritas pertama karena memiliki tingkat kesesuaian terkecil. Sedangkan atribut (7) merupakan prioritas terakhir. Setelah diketahui urutan prioritas, analisis dilanjutkan dengan diagram kartesius guna mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan. 77 4.2.6 Diagram Kartesius Pelayanan Rawat Jalan Peserta JKN RSUD Kabupaten Brebes Untuk mengetahui strategi peningkatan kualitas pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes terhadap pasien peserta JKN, maka dilakukanlah analisis melalui diagram kartesius. Sebelum membuat diagram kartesius, maka dilakukan penentuan sumbu X dan sumbu Y dan koordinat setiap atribut melalui perhitungan rataan. Sumbu X digram kartesius didapatkan dari rataan skor tingkat kinerja. Sumbu Y diagram didapatkan dari rataan skor tingkat kepentingan. Kemudian dibuat diagram kartesius dengan menggunakan SPSS. Gambar 4.3 Diagram Kartesius Sumber : Pengolahan Data Primer, 2015 Dari gambar 4.3 diagram diatas terlihat bahwa letak item pernyataan atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta JKN terhadap pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes tahun 2015 tersebar menjadi 4 kuadran, 78 yaitu kuadran A, kuadran B, kuadran C, dan kuadran D. Berikut merupakan persebaran atribut-atribut dalam setiap kuadran berdasarkan gambar yaitu: 1. Kuadran A Kuadran A menunjukkan faktor-faktor yang penanganannya perlu diprioritaskan karena keberadaan faktor-faktor inilah yang sangat penting oleh pelanggan, namun pelaksanaannya masih mengecewakan dan belum memuaskan yaitu terdiri atas: a. Item (1), prosedur penerimaan pasien JKN yang cepat dan tepat. b. Item (2), pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat. c. Item (3), jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu d. Item (8), tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. e. Item (11), jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan. f. Item (17), pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah g. Item (18), kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. 2. Kuadran B Kuadran B menunjukkan faktor-faktor yang perlu dipertahankan karena pada umumnya tingkat pelaksaannya dianggap sangat penting dan telah sesuai dengan harapan pasien sehingga dapat memuaskan pasien rawat jalan terdiri atas: a. Item (4), prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelit-belit. 79 b. Item (5), kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. c. Item (6), petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. d. Item (10), pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. e. Item (12), ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. f. Item (15), pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain. g. Item (16), petugas dan pasien JKN terjalin komunikasi yang baik. h. Item (20), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. i. 3. Item (21), kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Kuadran C, terdiri atas: Kuadran C menunjukkan faktor-faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pasien, pelaksanaannya biasa-biasa saja dan dianggap cukup memuaskan yaitu: 4. a. Item (13), memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien b. Item (19), penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Kuadran D 80 Kuadran D menunjukkan faktor-faktor yang dianggap pasien kurang penting namun pelaksanaannya berlebihan dan dilakukkan dengan baik sekali dalam pelayanan administrasi sehingga sangat memuaskan terdiri atas: a. Item (7), dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. c. Item (9), petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. d. Item (14), perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. BAB V PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Karakteristik Responden Penilaian pasien rawat jalan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhadap pelayanan RSUD Kabupaten Brebes pada dimensi reliability, responsivennes, assurance, emphaty, dan tangible sebagian besar terdistribusi pada penilaian memuaskan dan belum memuaskan. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 responden diketahui bahwa sebagian besar jumlah responden sebanyak 91,4 % adalah pada usia 16-55 atau usia produktif dan paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan 46 orang (65,7 %). Dari tingkat pendidikan dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan paling banyak memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 22 orang (31,4%). Mayoritas responden bekerja sebagai karayawan swasta sebanyak 19 orang (27,1 %), 13 orang (18,6%) tidak bekerja yang sebagian besar adalah ibu-ibu. Petani 8 orang (11,4%), PNS 5 orang (7,1%) dan sisanya berstatus pelajar dan lain-lain. Menurut Jacobalis (2008), umur dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen terhadap mutu pelayanan kesehatan. Responden dalam penelitian ini didominasi dengan jenis kelamin perempuan (65,7%) dan (40%) > 40 tahun. Hal ini dapat mempengaruhi perbedaan penilaian kepuasan. Kemudian tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir rasional dan irrasional seseorang mengambil keputusan (self monitoring) menggunakan/memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan (Snyder M, 2012). Responden yang didominasi latar belakang (31,4%) berpendidikan SMA memiliki 81 82 kecenderungan konsistensi persepsi yang tinggi (tetap pada pendirian) dibanding dengan latar belakang pendidikan rendah. 5.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN pada Pelayanan Rawat Jalan di RSUD Kabupaten Brebes. 5.2.1 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Reliability Dimensi kehandalan (reliability) berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apa pun dalam penyampaian jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. Sebuah rumah sakit dikatakan handal kalau proses penerimaan paisen dilakukan dengan cepat dan prosedur pengadministrasian serta pembayaran yang praktis, tindakan yang cepat dan tepat terhadap pemeriksaan dan pengobatan, pemeriksaan laboratorium, kunjungan dokter, perawatan dijalankan dengan tepat serta penerimaan hasil pemeriksaan secara cepat dan tepat (Supranto, 2011). Dalam hal ini kebutuhan pasien adalah kebutuhan untuk sembuh dari sakit yang dapat dicapai melalui diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat pula. Dimensi reliability pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes terhadap pasien peserta JKN dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut, yaitu kehandalan petugas pendaftaran, kehandalan pemeriksaan, kedisiplinan waktu, dan alur pelayanan. Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut pada tabel 4.16 dari empat atribut yang mewakili dimensi reliability, hanya ada satu atribut yang dikatakan dapat memuaskan pasien yaitu prosedur pelayanan 83 rawat jalan untuk pasien JKN yang tidak berbelit-belit. Sedangkan tiga atribut lainnya belum memuaskan pasien. Ketidakpuasan ini disebabkan pasien JKN merasa petugas kesehatan lambat dalam memberikan pelayanan. Pasien merasa bahwa prosedur administrasi penerimaan pasien dilakukan dengan lambat sehingga pasien harus menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan. Selain itu jadwal pelayanan pengobatan yang diberikan juga sering tidak tepat waktu yang disebabkan dokter datang terlambat ke rumah sakit. Sedangkan pelayanan yang tepat waktu dinilai sangat penting bagi pasien JKN karena setiap pasien menginginkan masalah kesehatannya cepat dan segera diatasi sebagaimana yang disampaikan oleh Kuntjoro (2005) bahwa harapan utama saat pasien datang ke rumah sakit adalah kesembuhan dari penyakit yang diderita. Kesembuhan merupakan salah satu bukti keberhasilan kinerja pelayanan klinis, sehingga bila pasien sembuh bukan saja menunjukkan keberhasilan kinerja pelayanan, tetapi juga membuat pasien puas karena tujuan utamanya tercapai (Budayanti,2007). Pelayanan rawat jalan terhadap pasien peserta JKN berdasarkan dimensi ini masih dibawah rata-rata. Artinya pelayanan ini belum dianggap handal, akurat dan terpercaya. Sebagaimana menurut Parasuraman et al yang menyatakan reliability yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. 84 5.2.2 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Responsiveness Dimensi daya tanggap (responsiveness) berkaitan dengan kesediaan dan kemampuan karyawan untuk membantu pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan. Rumah sakit dikatakan memiliki daya tanggap apabila petugas selalu siap sedia untuk membantu pasien pemberian informasi yang jelas kepada pasien, sistem pelayanan yang tidak berbelit-belit dan cepat tanggap terhadap keluhan pasien (Supranto,2002). Dimensi responsiveness pelayanan rawat jalan pasien JKN RSUD Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut yaitu, ketanggapan dokter, kejelasan informasi oleh petugas, kerjasama antar petugas, dan ketanggapan petugas. Seorang pelanggan akan mengharapkan bahwa ia seharusnya juga dilayani dengan baik apabila pelanggan yang lainnya dilayani dengan baik oleh penyedia jasa. Disinilah diperlukan responsivitas penyedia jasa untuk memperlakukan dan memanjakan pelanggan secara nyata, pelanggan butuh dilayani dan dihargai tanpa membedakan status sosial ekonomi (Tjiptono F, 2000). Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari empat atribut, hanya dua atribut yang dinyatakan sudah memuaskan pasien dan dua lainnya dinyatakan belum memuaskan pasien. Atribut yang sudah memuaskan pasien adalah petugas memberikan infromasi yang jelas dan kerjasama antara dokter dan perawat yang baik. Sedangkan atribut yang belum memuaskan pasien adalah kemampuan, ketanggapan pada keluhan pasien dan tindakan yang cepat pada saat pasien membutuhkan. 85 Pasien belum merasa puas pada dimensi ini disebabkan karena pasien JKN merasa petugas kesehatan tidak tanggap dalam melayani kebutuhan pasien seperti ketanggapan dokter dan perawat dalam melayani keluhan. Ketidaktanggapan petugas ini disebabkan karena peningkatan jumlah kunjungan pasien sejak adanya program JKN ini sehingga petugas tidak tanggap terhadap keluhan pasien serta kurangnya tingkat kepekaan petugas kesehatan terhadap kebutuhan pasien. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiarto dalam Nur Alam (2010) bahwa tingkat kepekaan yang tinggi terhadap pelayanan perlu diikuti dengan tindakan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Kepastian pelayanan merupakan bentuk layanan langsung dalam membantu pasien yang didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan. Meskipun demikian, berdasarkan importance performance analysis diperoleh bahwa pelayanan rawat jalan berdasarkan dimensi reliability sudah dikatakan puas karena nilai tingkat kesesuaian dimensi ini diatas rata-rata. Artinya pelayanan sudah dinilai sigap dan cepat dalam pelayanan. Sebagaimana menurut Soraya (2011) menyebutkan responsiveness yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani transaksi, serta penanganan keluhan pelanggan. 5.2.3 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Assurance Dimensi jaminan (assurance) berkenaan dengan perilaku karyawan yang mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan mencip- 86 takan rasa aman bagi pelanggan. Rumah sakit dikatakan memiliki jaminan apabila pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien disertai dengan keahlian dokter dalam menetapkan diagnosis, ketrampilan dan pengetahuan personel medis, serta jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan yang diberikan (Supranto, 2011). Dimensi assurance pelayanan pasien JKN rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh empat atribut yaitu kemampuan menjaga kerahasiaan diagnose penyakit, keahlian dokter, perawat serta petugas lainnya, kemudian jaminan dan kepercayaan yang diberikan petugas dan ketrampilan petugas. Jaminan merupakan tolok ukur kemampuan serta pengetahuan petugas agar sepenuhnya dapat dipercaya tanpa ragu sebagai profesionalisme yang handal. Kegagalan dalam memberikan jaminan kepada pasien akan berakibat kekhawatiran pasien untuk menerima pertolongan. Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut pada tabel 4.16 diketahui dari empat atribut yang mewakili dimensi assurance, terdapat dua atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien yaitu menjaga kerahasiaan diagnose dan pengetahuan serta kemampuan dokter dan petugas. Sedangkan atribut yang dikatakan belum memuaskan pasien adalah jaminan dan kepercayaan pasien terhadap pelayanan serta ketrampilan petugas. Salah satu elemen penting clinical governance adalah jaminan pasien atas pelayanan yang diberikan. Kekhawatiran pasien akan muncul jika dokter/perawat gagal memberikan jaminan atas pertolongannya. Hal ini terkait dengan kompetensi keahlian dan keilmuan. Pasien butuh kepastian, diagnosis dan prediksi kesem- 87 buhan yang tepat dan hal-hal yang berkaitan dengan keadaan penyakitnya (rasa aman) (Tjiptono F, 2000). Meskipun demikian, berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut bahwa nilai rata-rata kesesuaian dimensi assurance sudah dapat memuaskan pasien. Artinya dimensi ini sudah dinilai mampu memberikan jaminan atau keyakinan pasien dalam memperoleh informasi, sebagaimana menurut Kotler (2005) bahwa pengetahuan, kepercayaan dan kesopanan pemberi jasa untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan yang berupa pengetahuan dan kemampuan petugas dalam bekerja, serta jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan akan berdampak pada tingkat kepuasan pasien. 5.2.4 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Emphaty Dimensi empati (emphaty) berkenaan dengan kemapuan perusahaan untuk memahami masalah pelanggan dan bertindak ramah demi pelanggan. Rumah sakit dikatakan memiliki dimensi empati apabila peduli terhadap keluhan pasien, kepedulian terhadap kebutuhan dan keinginan pasien, tidak pilih pilih dalam memberikan pelayanan kepada semua pasien dan kesimpatikan dokter dan petugas terhadap pasien (Supranto,2011). Dimensi emphaty pelayanan rawat jalan pasien JKN RSUD Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukan oleh empat atribut, yaitu keramahan petu- 88 gas, perhatian petugas rawat jalan, pelayanan yang tanpa memandang status sosial, serta komunikasi antara pasien dan petugas. Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari empat atribut yang mewakili dimensi emphaty, terdapat tiga atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien yaitu perhatian khusus kepada pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, pelayanan kepada pasien tanpa memandang status sosial. Sedangkan satu atribut yaitu komunikasi antara pasien dan petugas dikatakan belum memuaskan pasien. Disamping jaminan, salah satu elemen penting clinical governance lainnya adalah empati. Pasien membutuhkan perhatian dan komunikasi teraupetik yang harmonis. Perhatian yang diberikan penyedia pelayanan akan dapat memberikan rasa nyaman dan aman dalam menjalani perawatan (Tjiptono F, 2000). Selain itu, berdasarkan nilai rata-rata tingkat kesesuaian dimensi emphaty dapat disimpulkan bahwa dimensi ini sudah dapat memuaskan pasien sebagaimana menurut Karl Albert dalam Yamit (2001) bahwa orang yang berinteraksi langsung dengan pelanggan harus memberikan pelayanan kepada pelanggan secara tulus, responsive, ramah, fokus, dan menyadari bahwa kepuasan pelanggan adalah segalanya. 5.2.5 Gambaran Kepuasan Pasien Peserta JKN Berdasarkan Dimensi Tangible Dimensi bukti fisik (tangible) berkaitan dengan daya tarik fasilitas fisik, kelengkapan, dan material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karya- 89 wan. Rumah sakit memiliki bukti fisik yang baik apabila kondisi interior dan eksterior ruangan ditata secara menarik, kondisi kenyamanan dan kebersihan gedung, kerapihan dan kebersihan gedung, kerapihan dan kebersihan petugas, dan kecanggihan peralatan yang ada (Supranto,2011). Harapan pasien terhadap dimensi tangible merupakan keyakinan pasien sebelum menerima pelayanan yang nantinya akan dijadikan standar atau acuan dalam menilai pelayanan (Depkes RI, 2004). Dimensi tangible pelayanan rawat jalan terhadap pasien peserta JKN di RSUD Kabupaten Brebes dalam penelitian ini ditunjukkan oleh lima atribut, yaitu keramahan dan kesopanan oleh petugas, kebersihan dan kerapihan ruangan rawat jalan, penataan ruangan, kelengkapan dan kebersihan alat-alat yang dipakai, serta kerapihan petugas. Berdasarkan importance performance analysis melalui tingkat kesesuaian atribut pada tabel 4.16 diperoleh dari lima atribut yang mewakili dimensi tangible, hanya dua atribut yang dikatakan sudah dapat memuaskan pasien yaitu penataan ruang rawat jalan dan kerapihan penampilan karyawan. Sedangkan tiga atribut lainnya dikatakan belum memuaskan pasien. Selain itu berdasarkan importance performance analysis diperoleh bahwa dimensi tangible memiliki nilai tingkat kesesuaian yang belum memuaskan pasien. Padahal dimensi ini menjadi penting sebagai ukuran dari pelayanan karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, dicium dan diraba. Sebagaimana menurut Soraya (2011) menyatakan karena suatu bentuk jasa tidak bisa dilihat, dicium, diraba maka bukti fisik menjadi penting sebagai ukuran dari suatu pelayanan. 90 Kepuasan pasien JKN terhadap dimensi tangible harus ditingkatkan karena tangible yang baik menyebabkan harapan pasien terhadap pelayanan menjadi tinggi. Hal ini berkaitan dengan pernyataan Leonard L Berry, dimana jasa merupakan perbuatan, penampilan atau sebuah jasa yang dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Walaupun penampilan jasa diwakili oleh wujud tertentu, namun esensi yang dibeli adalah penampilan (Alma,2007). Selain itu, menurut Perwani hal yang penting dalam housekeeping dan berkaitan erat dengan mutu produk/ jasa adalah bagaimana institusi penyedia pelayanan mampu menghadirkan keindahan, kerapihan, kebersihan, dan kelengkapan dan kesehatan terhadap produk jasa yang ditawarkan kepada pelanggan (Perwani, 2006). 5.3 Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Berdasarkan Analisis Diagram Kartesius Perusahaan dapat mengetahui peringkat pelayanan menurut kepuasan pelanggan dan kinerja perusahaan serta mengidentifikasi tindakan apa yang perlu dilakukan manajemen perusahaan melalui penjabaran keseluruhan atribut kualitas pelayanan kedalam diagram kartesius (Supranto J,2011). Melalui importance-performance analysis dapat pula diketahui letak dari pelaksanaan atribut setiap dimensi kualitas pelayanan yang mempengaruhi pasien. Sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan kualitas. Berikut ini merupakan gambar diagram kartesius tingkat kepentingan (harapan) dan tingkat kinerja (kenyataan) dengan ke-empat kuadrannya : 91 HIGH High Leverage Attributes to Maintain Attributes to Improve IMPORTANCE Low Leverage Attribute to maintain Attributes to De-emphasize LOW Gambar 5.1 Diagram Importance/Performance Matrix (Kartesius) Sumber : Measuring Customer Satisfaction Berdasarkan gambar didapatkan posisi atribut dimensi kualitas pelayanan rawat jalan untuk pasien peserta JKN yang terbagi kedalam empat kuadran dengan menggunakan diagram kartesius yaitu : 5.3.1 Kuadran A ( Attributes To Improve) Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh pasien peserta JKN, tetapi pada kenyataannya atribut-atribut ini belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang dicapai masih rendah). Atribut yang berada pada kuadran ini menunjukan letak kelemahan pihak manajemen RSUD Kabupaten Brebes dalam memenuhi kebutuhan pasien peserta JKN. Berikut atribut-atribut yang termasuk kedalam kuadran ini: a. Item (1), prosedur penerimaan pasien JKN yang cepat dan tepat. b. Item (2), pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat. c. Item (3), jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan tepat waktu d. Item (8), tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. 92 e. Item (11), jaminan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan. f. Item (17), pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah g. Item (18), kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. Atribut yang masuk dalam kuadran ini penanganannya harus diprioritaskan oleh pihak manajemen RSUD Brebes. Caranya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga performace yang ada didalam kuadran ini meningkat. Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan kuadran A adalah lokasi berbagai aspek atau atribut layanan kesehatan yang dirasakan penting oleh pasien, tetapi pelaksanaannya menurut pasien masih kurang. Dengan demikian, atribut layanan kesehatan harus menjadi perhatian utama di dalam peningkatan mutu atau kinerja. Kuadran A merupakan posisi atribut yang memiliki high importance, low performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut masih dibawah harapan pasien, sehingga berdampak pada ketidakpuasan pasien peserta JKN. Hal ini berpengaruh pada keberhasilan program Jaminan Kesehatan Nasional. 5.3.2 Kuadran B (Maintain Performance) Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh pasien dan atribut yang dianggap oleh pasien sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Atribut yang termasuk dalam kuadran ini adalah : 93 a. Item (4), prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN tidak berbelitbelit. b. Item (5), kemampuan dokter dan perawat untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. c. Item (6), petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. d. Item (10), pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. e. Item (12), ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja. f. Item (15), pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain. g. Item (16), petugas dan pasien JKN terjalin komunikasi yang baik. h. Item (20), kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. i. Item (21), kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Kinerja atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini harus dipertahankan karena semua atribut ini menjadikan pelayanan rawat jalan RSUD Brebes unggul dimata pasien. Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan semua aspek atau atribut yang terdapat pada kuadran B merupakan atribut yang dianggpa sangat penting oleh pasien, dan kinerja telah berada diatas penilaian rata-rata kinerja atau telah sejalan dengan harapan pasien atau hampir memuaskan. Sehingga atribut tersebut perlu dipertahankan. 94 5.3.3 Kuadran C (Attributes to Maintain) Atribut yang berada dalam kuadran C merupakan atribut dengan prioritas rendah karena pengaruh atribut tersebut dianggap kurang begitu penting bagi pasien. Keadaan ini menunjukkan bahwa atribut yang berada dalam kuadran ini belum menjadi perhatian kebutuhan pasien. Atribut yang berada dalam kuadran ini menunjukkan letak kelemahan pihak manajemen RSUD Brebes dalam memenuhi kebutuhan pasien peserta JKN, namun saat ini masih dianggap belum begitu penting. Berikut atribut-atribut yang masuk kedalam kuadran ini adalah : a. Item (13), memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien b. Item (19), penataan ruangan rawat jalan (dalam dan luar). Strategi peningkatan kualitas dalam kuadran ini yaitu meningkatkan kinerja atribut-atribut ini setelah meningkatkan kinerja atribut-atribut dalam kuadran A. Sebagaimana pada tabel 4.17 menunjukkan atribut-atribut tersebut berada pada urutan prioritas 12-13 untuk ditingkatkan. Artinnya atribut-atribut tersebut menjadi prioritas rendah (dibawah prioritas utama) dalam peningkatan kinerja atribut. Sebagaimana menurut Pohan (2007) menyatakan semua aspek atau atribut yang terdapat dalam kuadran C merupakan atribut yang dianggap penting oleh pasien. Kinerja juga belum memadai, karena masih dibawah nilai rata-rata penilaian kinerja. Walaupun atribut tersebut perlu ditingkatkan, prioritasnya masih dibawah prioritas atribut yang terdapat dalam kuadran A. Kuadran C merupakan posisi atribut yang memiliki low importance dan low performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut masih 95 dibawah rata-rata penilaian kinerja, sehingga berdampak pada ketidakpuasan pasien JKN terhadap atribut tersebut. Dari ketidakpuasan pasien ini berkonsekuensi pada keberhasilan program JKN dimana indikatornya adalah kepuasan masyarakat yang dinilai dari pelayanan rumah sakit. 5.3.4 Kuadran D (Low Leverage) Ini adalah wilayah yang memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting oleh pasien JKN sedangkan pelakasanaanya sudah baik sehingga dirasakan terlalu berlebihan. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya maupun sumber daya. a. Item (7), dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. b. Item (9), petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. c. Item (14), perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya. Atribut yang terdapat pada kuadran D ini tidak butuh strategi peningkatan kualitas. Kuadran D merupakan posisi atribut yang memiliki low importance, high performance. Artinya kualitas atau kinerja pelayanan atribut tersebut sesuai dan melebihi harapan pasien, sehingga berdampak pada kepuasan pasien terhadap atribut tersebut. Atribut dalam kuadran ini harus dipertahankan guna menciptakan loyalitas dan minat pasien JKN. 5.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti yaitu sebagai berikut : 96 5.4.1 Kemungkinan terjadi bias pengukuran kuesioner, karena kriteria responden tidak tersebar rata sedangkan umur dan jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen. Hal ini dapat mengurangi validitas pengukuran kepuasan pasien rawat jalan. 5.4.2 Kemungkinan terjadi bias karena kepuasan pasien dalam penelitian ini tidak mendeskripsikan per aspek pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes seperti pelayanan administrasi, pelayanan dokter, pelayanan penunjang, bukti langsung dan pelayanan perawat, tetapi mendeskripsikan secara umum pelayanan rawat jalan terhadap pasien peserta JKN. 5.4.3 Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif sehingga tidak mencari atau menjelaskan hubungan atau tidak menguji hipotesis. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan uraian dan analisis hasil dari bab-bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan karakteristik responden dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien rawat jalan peserta JKN di RSUD Kabupaten Brebes berada pada rentang usia 16-63 tahun. Bila dilihat dari jenis kelamin maka perempuan lebih mendominasi pelayanan rawat jalan untuk peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Untuk pasien yang berpendidikan SMA paling banyak memanfaatkan pelayanan. Sedangkan dari segi pekerjaan maka sebagian besar pasien berasal dari kalangan swasta. Dan untuk status kepesertaan JKN diambil 50% masing-masing untuk PBI dan Non PBI. 2. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara keseluruhan pelayanan rawat jalan di RSUD terdapat 2 (dua) dimensi pasien belum merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan yaitu dimensi reliability (88,8%) dan tangible (90,1%). 3. Terdapat 7 atribut yang berada di kuadran A dan menjadi prioritas utama serta harus dilaksanakan sesuai dengan harapan pasien. 4. Faktor-faktor yang berada pada kuadran B merupakan faktor yang perlu dipertahankan pelaksanaanya karena sudah sesuai dengan harapan pasien JKN yaitu berjumlah 9 atribut. 97 98 5. Faktor-faktor yang berada pada kuadran C adalah faktor-faktor yang dinilai kurang penting oleh pasien namun telah dilakukan cukup baik oleh rumah sakit dan cukup memuaskan, faktor tersebut ada 2 (dua) yaitu perhatian secara khusus kepada pasien dan penataan ruangan. 6. Faktor-faktor pada kuadran D yang pelaksanaannya dilakukan sangat baik oleh rumah sakit tetapi dinilai kurang penting oleh pasien sehingga terkesan sangat memuaskan atau berlebihan, antara lain terdapat 3 atribut yaitu: kerjasama dokter dan perawat, petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien, dan perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarga. 6.2 Saran 1. Bagi BPJS Kesehatan a. Pihak BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara, perlu memperketat pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan untuk peserta JKN di rumah sakit untuk meningkatkan kepuasan pasien. 2. Bagi Manajemen RSUD Kabupaten Brebes a. Pihak RSUD Brebes perlu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan dari segi kehandalan dan penampilan dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan yang diberikan. b. Pihak RSUD Brebes perlu mempertahankan kinerja terhadap pelayanan yang telah dapat memuaskan pasien JKN seperti dari segi jaminan, empati dan ketanggapan dengan cara melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan pelayanan. 99 c. Pihak RSUD Brebes segera mengadakan perbaikan sesuai atributatribut yang menjadi prioritas utama, yaitu: i. Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu dengan cara membuat jadwal piket dan memperketat pengawasan terhadap petugas kebersihan. ii. Pihak RSUD Brebes sebaiknya menyediakan kotak saran dan kritik agar dapat mengetahui kebutuhan, keinginan dan harapan pasien JKN sebagai bahan masukan guna melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan. iii. Perlunya memasang informasi tentang alur pelayanan pasien rawat jalan secara detail seperti menempel papan informasi/alur pelayanan di bagian pendaftaran sehingga pasien benar-benar mengerti langkah-langkah yang akan dilaluinya untuk menjalani proses rawat jalan. iv. Untuk mempercepat pelayanan administrasi atau pendaftaran, pihak rumah sakit kiranya perlu menyediakan tenaga administrasi yang benar-benar memiliki kompetensi dibidangnya sehingga pelayanan pada proses pendaftaran dan pengarsipan dokumen setiap pasien dapat tercatat dengan baik. v. Meningkatkan kinerja dokter dan perawat seperti ketrampilan, kecepatan dan ketepatan pelayanan pemeriksaan diagnosis. 100 vi. Petugas meningkatkan performance, khususnya komunikasi yang lebih baik saat memberikan pelayanan, sehingga akan memberikan rasa nyaman pada pasien. vii. Menegakkan peraturan terkait dengan jadwal pelayanan rawat jalan agar tepat waktu. 3. Bagi peneliti selanjutnya a. Melakukan penelitian kepuasan pasien peserta JKN pada pelayanan rawat jalan di RSUD Kabupaten Brebes yang lebih dikhususkan pada pelayanan masing-masing poliklinik atau masing masing atribut pelayanan rawat jalan seperti mulai dari pelayanan administrasi sampai dengan pelayanan penunjang medik. Atau penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis yang berbeda (seperti : customer satisfaction index, gap analysis, dsb) DAFTAR PUSTAKA Adnan Nur, Dkk, 2005, Perbandingan Tingkat Kepuasan Peserta Askes Wajib dan Sukarela terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Tingkat I. JMPK Vol.08/No.4/ Desember/2005, PT Askes Kantor Cabang Solo, Jawa Tengah. Ali Jadoo et al, 2012, Level of patients’ satisfaction toward National Health Insurance in Istanbul City-Turkey, BMC Public Health, 12, Malaysia Badan Pusat Statistika Jawa Tengah, 2014, Data Jumlah Kependudukan Tahun 2014, Semarang. Bagus, 2010, Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal Tahun 2010, UNDIP FKM, Semarang. Bambang, Lina, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Budayanti, Saripermanik, 2007, Mutu Pelayanan Kesehatan bagi Pasien Askeskin berdasarkan Standar Pelayanan Publik Studi di RSUD Banyumas, Tesis Manajemen Universitas Jendral Soedirman Purwokerto, Purwokerto. Candra Yoga, 2010, Manajemen Administrasi Rumah Sakit Edisi Ke-2, UI Pres, Jakarta. Depkes RI, 2012, Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, Jakarta. Depkes RI, 2013, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), Jakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, 2013, Profil Kesehatan Kabupaten Brebes Tahun 2013, Brebes Febriana A dan Stefanus S, 2013, Mutu Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Dimensi Dabholkar di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam, Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, Volume I, No 2, April-Juni 2013, hlm.132139. Hasan A, 2013, Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan, CAPS (Center for Academic Publishing Service), Yogyakarta. Heru S dan Yasril, 2009, Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta. 102 Irawan H, 2009, 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Isfandyarie, Anny, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi bagi Dokter Buku 1,Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta Kotler, Philip, 2005. Manajemen Pemasaran, Jakarta :Indeks. Kusumapradja R, Ni Putu, dan Ali Germas, 2013, Analisis Hubungan Antara Kualitas Pelayanan, Karakteristik Pasien, dan Hambatan Pindah Loyalitas Pasien Rawat Jalan RSUD Cibinong, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul, Jakarta, Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 1, Januari 2013. Maulidhany, F, 2012, Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Hidayatullah Yogyakarta, Jurnal 32 Kindai, Vol 8 No 2. Peraturan Presiden No 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta. Perwani, 2006, Mencoba Mendefinisikan Housekeeping, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Pohan Imbalo S. 2007, Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta :EGC. Purnama, Nursya’bani, 2006, Manajemen Kualitas, Perspektif Global, Edisi Pertama, Ekonisia FE-UII, Yogyakarta. Rashid, Amina, 2014, Patient Satisfaction Survey as a Tool Towards Quality Improvement, Oman Medical Journal,Vol.29 No 1:3-7. RSUD Kabupaten Brebes, 2014, Data Kunjungan Pasien Rawat Jalan RSUD Kabupaten Brebes Tahun 2014, Brebes Sabarguna B, 2008, Pemasaran Pelayanan Rumah Sakit, Sagung Seto, Jakarta. Snyder, M & Gangestad, S, 2012, On the Nature Self Monitoring: Matters of Assesment, Matters of Validity. Journal of Personality and Social Psychology, Vol 16. Sopiyudin Dahlan, 2004, Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Arkanas, Jakarta. 103 Soraya, Eva. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan Provider Jasa Seluler Indosat IM3 terhadap Kepuasan Konsumen. Universitas Muhamadiyah Semarang, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Skripsi Suharsimi, Arikunto, 1998, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta Supranto, J, 2011, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan, Rineka Cipta, Jakarta. Susatyo H, Arita, 2012, Cara Mudah Memahami Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit, Gosyen Publishing, Yogyakarta. Thabrany H, 2014, Jaminan Kesehatan Nasional, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Tjiptono, F, 2000, Manajemen Jasa, Penerbit Adi, Yogyakarta. Triwibowo, C, 2012 Perizinan dan Akreditasi Rumah Sakit, Sebuah Kajian Hukum Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta. Undang-Undang No 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS). Wike, Diah, 2009, Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di Rsud Tugurejo Semarang, Tesis, S2 UNDIP, Semarang. 104 105 Lampiran 1. Surat Tugas Pembimbing 106 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian kepada RSUD Brebes 107 Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpol 108 Lampiran 4. Surat Keterangan dari RSUD Brebes 109 Lampiran 5. Instrumen Penelitian KUESIONER TENTANG KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL Dalam rangka penyusunan Skripsi, saya (Mahasiswa Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang), melakukan survey dengan judul penelitian saya adalah “Analisis Kepuasan Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di RSUD Kabupaten Brebes”. Untuk itu saya membutuhkan pendapat anda untuk mendukung penelitian ini. Semua jawaban yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya untuk kepentingan penelitian. Terimakasih atas kerja samanya. IDENTITAS RESPONDEN 1. 2. 3. 4. 5. No. Responden Nama Umur Jenis Kelamin Alamat : : : Th : L/P : Berilah tanda silang (X) pada jawaban anda. 6. Pendidikan terakhir : (1) (2) (3) 7. Tingkat SMA Tingkat Akademi Tingkat Perguruan Tinggi Tidak bekerja Petani/ Buruh Swasta (4) (5) (6) PNS/TNI/POLRI Pelajar/Mahasiswa Lain-lain Status kepesertaan JKN (1) 9. (4) (5) (6) Pekerjaan (1) (2) (3) 8. Tidak sekolah Tingkat SD Tingkat SMP PBI (Penerima Bantuan Iuran) (Jamkesmas, Jamkesda) Tujuan poli (2) Non PBI (PNS, TNI, Polri, BPJS Mandiri) 110 Kuesioner 1 Petunjuk 1. Berilah tanda cek list (√) pada jawaban yang anda anggap penting sesuai menyangkut harapan anda terhadap pelayanan RSUD Kab. Brebes. 2. Isilah dengan sejujur-jujurnya karena penilaian anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi pelayanan yang anda terima. 3. Pilihlah jawaban dengan kategori : Dimensi Reliability 1. 2. 3. 4. Responsivennes 5. 6. 7. 8. Assurance 9. = Tidak Penting (=1) KPt = Kurang Penting (=2) CPt = Cukup Penting (=3) Pt = Penting (=4) SPt = Sangat Penting (=5) JENIS PERNYATAAN Pelayanan Rawat Jalan Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang cepat dan tepat. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat. Jadwal pelayanan rumah sakit dijalankan dengan tepat waktu. Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN (BPJS Kesehatan) tidak berbelit-belit. Kemampuan dokter dan perawat rawat jalan untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. 10. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dan bekerja. 11. Jaminan berupa kesembuhan dari pelayanan rawat jalan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan yang diberikan. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya 12. Emphaty TPt 13. 14. TPt Jawaban KPt CPt Pt SPt 111 15. 16. Tangible 17. 18. 19. 20. 21. Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial dan lain-lain. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik. Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. Penataan ruangan rawat jalan ( dalam dan luar ). Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai . Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). Kuesioner 2 Petunjuk 1. Berilah tanda cek list (√) pada jawaban yang anda anggap paling sesuai menyangkut pengalaman pelayanan yang anda terima terhadap kinerja pelayanan rawat jalan RSUD Kabupaten Brebes. 2. Isilah dengan sejujur-jujurnya karena penilaian anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan mempengaruhi pelayanan yang anda terima. 3. Pilihlah : TB KB = Kurang Baik (=2) CB = Cukup Baik (=3) B = Baik (=4) SB = Sangat Baik (=5) Dimensi Reliability 1. 2. 3. 4. Responsivennes 5. 6. 7. 8. Assurance = Tidak Baik (=1) 9. JENIS PERNYATAAN Pelayanan Rawat Jalan Prosedur penerimaan pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang cepat dan tepat. Pelayanan pemeriksaan diagnosis dan perawatan terhadap pasien yang cepat dan tepat. Kedisiplinan jadwal pelayanan rawat jalan. Prosedur pelayanan rawat jalan untuk peserta JKN (BPJS Kesehatan) yang tidak berbelit-belit. Kemampuan dokter dan perawat rawat jalan untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan pasien. Petugas memberikan informasi yang jelas, mudah dimengerti oleh pasien. Dokter didampingi oleh perawat dalam memeriksa pasien. Tindakan cepat pada saat pasien membutuhkan pelayanan. Petugas mampu menjaga kerahasiaan diagnose penyakit pasien peserta JKN. TB Jawaban KB CB B SB 112 10. Pengetahuan dan kemampuan dokter, perawat dan petugas lainnya dan bekerja. 11. Jaminan berupa kesembuhan dan kepercayaan terhadap pelayanan rawat jalan. Ketrampilan para dokter, perawat dan petugas lainnya dalam bekerja Memberikan perhatian secara khusus kepada setiap pasien Perhatian terhadap keluhan pasien dan keluarganya Pelayanan kepada semua pasien tanpa memandang status sosial (status kepesertaan JKN) dan lain-lain. Antara petugas pelayanan rawat jalan dan pasien peserta JKN terjalin komunikasi yang baik. Pelayanan oleh petugas rawat jalan yang sopan dan ramah. Kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan. Penataan ruangan rawat jalan ( dalam dan luar ). Kelengkapan, kesiapan dan kebersihan alat-alat pemeriksaan yang dipakai. Kerapihan dan kebersihan penampilan petugas (karyawan). 12. Emphaty 13. 14. 15. 16. Tangible 17. 18. 19. 20. 21. Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 113 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER TINGKAT KEPENTINGAN (HARAPAN) Reliability Statistics Scale Statistics Cronbach's Alpha Mean N of Items .878 91.10 21 Variance Std. Deviation 57.128 N of Items 7.558 Item-Total Statistics Cronbach's AlScale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation pha if Item Deleted Pertanyaan 1 86.67 52.851 .387 .875 Pertanyaan 2 86.43 51.771 .643 .868 Pertanyaan 3 86.63 52.516 .385 .876 Pertanyaan 4 87.10 51.817 .483 .872 Pertanyaan 5 86.90 52.369 .497 .872 Pertanyaan 6 86.57 52.530 .516 .872 Pertanyaan 7 86.87 51.154 .454 .874 Pertanyaan 8 86.87 52.120 .395 .876 Pertanyaan 9 86.83 50.489 .506 .872 Pertanyaan 10 86.57 50.530 .509 .872 Pertanyaan 11 86.67 52.230 .384 .876 Pertanyaan 12 86.57 53.082 .447 .873 Pertanyaan 13 87.07 50.271 .578 .869 Pertanyaan 14 86.90 52.645 .464 .873 Pertanyaan 15 86.67 53.954 .341 .876 Pertanyaan 16 86.67 52.920 .539 .871 Pertanyaan 17 86.73 51.513 .538 .870 Pertanyaan 18 86.87 54.533 .314 .877 Pertanyaan 19 87.00 49.862 .624 .867 Pertanyaan 20 86.60 53.766 .416 .874 Pertanyaan 21 86.83 51.868 .665 .868 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER TINGKAT KINERJA (KENYATAAN) 21 114 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .877 Scale Statistics N of Items Mean 21 Variance 81.70 Std. Deviation 53.597 7.321 Item-Total Statistics Cronbach's AlScale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation pha if Item Deleted Pertanyaan 1 77.87 49.430 .344 .876 Pertanyaan 2 77.83 49.730 .439 .873 Pertanyaan 3 78.10 48.852 .417 .874 Pertanyaan 4 77.87 48.326 .371 .877 Pertanyaan 5 77.60 50.041 .489 .872 Pertanyaan 6 77.53 47.913 .537 .869 Pertanyaan 7 77.53 50.326 .348 .875 Pertanyaan 8 77.73 47.237 .643 .866 Pertanyaan 9 77.57 49.771 .434 .873 Pertanyaan 10 77.97 49.413 .420 .873 Pertanyaan 11 77.87 48.602 .426 .873 Pertanyaan 12 77.60 49.972 .499 .871 Pertanyaan 13 77.80 46.648 .662 .865 Pertanyaan 14 78.23 48.668 .517 .870 Pertanyaan 15 77.97 49.826 .417 .873 Pertanyaan 16 77.73 49.995 .419 .873 Pertanyaan 17 77.70 46.424 .654 .865 Pertanyaan 18 78.10 48.231 .416 .874 Pertanyaan 19 77.97 50.378 .472 .872 Pertanyaan 20 77.77 47.633 .629 .867 Pertanyaan 21 77.67 49.747 .522 .871 N of Items 21 115 Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Mengambil Data 116 Lampiran 8 Rekapitulasi Data Rekapitulasi Identitas Responden Pasien Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) RSUD Kabupaten Brebes No Umur JK Pendidikan Pekerjaan Status JKN Poli Bedah Alamat 1 36 P SMA Swasta PBI Brebes 2 63 P SMA Lain-lain Non PBI Syaraf Brebes 3 38 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Jatibarang 4 33 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Pemaron 5 42 P SD TB Non PBI Syaraf Pasarbatang 6 40 P SD Lain-lain Non PBI Dalam Gandasuli 7 33 L SMP Swasta PBI Bedah Bojongsari 8 16 L SD Swasta PBI Jantung Pejagan 9 27 P D3 Lain-lain PBI Syaraf Pesantunan 10 40 L SMA Lain-lain Non PBI Jantung Gandasuli 11 43 P TS TB PBI Gigi Gandasuli 12 52 P SMA Lain-lain Non PBI Dalam Brebes 13 29 L SMP Swasta PBI Mata Malahayu 14 21 P SMP Swasta PBI Gigi Ciduwet 15 20 P SMA TB PBI Syaraf Ambulu 16 41 P SD Petani PBI Dalam Cimohong 17 45 P SMA Lain-lain PBI Dalam Brebes 18 31 P SMA TB PBI Mata Malahayu 19 38 P SD Petani PBI Dalam Sawojajar 20 53 P SMA Lain-lain Non PBI Gigi Bulakamba 21 36 P SD TB Non PBI Jantung Sawojajar 22 41 P SMP TB PBI Dalam Randusanga 23 34 P SMP Swasta Non PBI Jatibarang 24 46 L SMA Swasta PBI Losari 25 16 L SMP Pelajar PBI Syaraf Klampok 26 29 P SD Lain-lain PBI Mata Kaliwengi 27 30 P SD TB PBI Jiwa Brebes 28 60 P SD Petani PBI Dalam Kemurang 29 46 L SD Lain-lain Non PBI Dalam Banjaranyar 30 35 P SD Petani PBI Jantung Klampok 117 31 23 P SMA Swasta Non PBI Jiwa Brebes 32 56 P SD TB Non PBI Syaraf Songgom 33 30 L SMA Swasta Non PBI 34 22 L SMA Lain-lain PBI Kulit Brebes 35 53 P SD Lain-lain PBI Dalam Tanjung 36 50 P SMP Lain-lain Non PBI Dalam Pasarbatang 37 37 P SMA TB Non PBI Syaraf Brebes 38 36 L SD Petani PBI Dalam Songgom 39 40 P TS Petani Non PBI Dalam Grinting 40 45 L S1 PNS Non PBI Dalam Kaligangsa 41 27 P SMP TB PBI Mata Pasarbatang 42 22 P SMA Swasta PBI Paru Pasarbatang 43 23 P SMA TB Non PBI Kulit Jatibarang 44 45 P SMA Swasta Non PBI Dalam Pasarbatang 45 48 L SMA Swasta Non PBI Dalam Grinting 46 19 L SMP Pelajar Non PBI Bedah Pasarbatang 47 60 P TS TB PBI Mata Jatibarang 48 25 P SMP Lain-lain PBI Gigi Brebes 49 30 L SMP Swasta PBI Gigi Pasarbatang 50 37 L SMA Swasta Non PBI Dalam Jatibarang 51 23 P D3 Mahasiswa Non PBI Gigi 52 36 P SMP Petani Non PBI 53 39 P SMP TB PBI Paru Grinting 54 47 L SMP Lain-lain Non PBI Mata Sawojajar 55 26 P SMA Swasta Non PBI 56 53 L SMP Lain-lain PBI 57 47 L D3 PNS Non PBI 58 50 L SMA PNS Non PBI 59 35 P SD Lain-lain PBI Mata Jatibarang 60 23 P D3 Mahasiswa Non PBI THT 61 28 P SMP Swasta PBI Tanjung Bulakamba 62 32 P SD Lain-lain PBI Dalam Bulakamba 63 56 L D3 Swasta Non PBI 64 43 L SMP Swasta PBI 65 52 P SD Lain-lain PBI Syaraf 66 30 L SMA Swasta Non PBI THT 67 55 P SD Petani PBI Jantung Losari 68 43 P SMP Lain-lain PBI Jantung Songgom 69 29 L S1 PNS Non PBI THT Jatibarang 70 63 L SMA PNS Non PBI Syaraf Jatibarang Brebes Sarireja Jatibarang Syaraf Syaraf Dalam Syaraf Tanjung Ciduwet Ciduwet Pejagan Kemurang Malahayu Pasarbatang Tanjung Lampiran 9 Data Mentah Hasil Penelitian REKAPITULASI DATA HARAPAN (TINGKAT KEPENTINGAN) PASIEN PESERTA JKN TERHADAP PELAYANAN RAWAT JALAN RSUD KAB. BREBES No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 4 2 4 5 5 3 5 4 3 5 3 4 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 3 3 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 6 4 4 4 3 4 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 7 4 2 4 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 4 4 4 4 5 2 4 3 8 5 4 3 4 4 5 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 2 2 4 4 3 9 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 10 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 4 5 4 4 5 4 12 5 3 1 1 5 3 3 5 3 5 5 5 3 2 4 4 4 5 3 4 3 13 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 14 5 4 4 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 15 5 5 5 5 4 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 16 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 17 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 18 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 20 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 119 21 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 22 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 23 4 4 2 4 5 4 4 5 5 2 5 5 2 5 4 4 2 5 2 4 4 24 5 5 3 5 5 5 3 5 3 5 2 5 3 3 5 5 5 4 4 5 3 25 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 26 3 3 4 3 5 4 3 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 29 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 30 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 35 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 36 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 4 37 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 4 3 5 4 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 40 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 41 4 4 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 42 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 5 5 5 5 44 1 1 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 45 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 46 5 5 4 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 47 4 5 4 5 5 5 4 4 4 2 3 3 5 1 5 5 5 5 5 5 5 120 48 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 49 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 50 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 3 3 5 5 51 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 3 3 4 3 2 4 4 5 4 5 5 52 4 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 5 5 53 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 54 4 5 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 55 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 56 4 5 4 3 4 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 57 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 3 3 4 5 4 4 3 5 5 58 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 59 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 3 60 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 61 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 3 4 4 62 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 63 5 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 64 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 3 5 3 3 5 4 65 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 66 5 4 5 5 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 67 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 3 4 5 5 4 4 5 5 68 5 4 3 3 5 3 3 5 3 5 5 5 4 3 4 4 4 5 3 4 3 69 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 70 5 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 REKAPITULASI PENILAIAN PASIEN PESERTA JKN TERHADAP KINERJA PELAYANAN RAWAT JALAN RSUD KAB. BREBES No. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 1 4 3 3 5 4 3 3 4 5 5 4 5 4 5 5 4 3 3 4 5 4 2 2 1 2 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 4 3 3 1 3 2 4 3 3 5 4 5 3 5 4 3 4 5 5 5 3 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 8 5 5 5 4 2 5 4 2 3 5 4 3 4 5 3 4 5 3 5 5 5 9 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 10 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 11 4 4 3 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 3 3 4 5 12 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 13 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 14 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 15 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 16 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 19 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 3 5 4 5 4 4 4 4 21 3 3 3 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 4 22 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 122 23 3 4 4 5 3 4 5 3 3 4 5 4 3 4 5 4 3 2 4 4 3 24 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 5 3 4 4 4 25 2 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 27 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 29 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 30 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 31 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 32 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 33 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 34 3 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 38 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 40 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 41 3 2 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 1 1 3 3 3 4 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 45 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 46 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 47 3 5 3 4 3 3 4 3 5 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 5 4 48 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 123 49 3 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 50 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 1 4 3 3 3 5 5 51 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 52 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 5 53 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5 54 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 55 3 3 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 56 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 57 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 58 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 59 4 4 2 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 5 60 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 61 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 5 62 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 63 3 5 4 5 3 4 4 3 4 5 4 5 3 4 5 4 3 3 4 4 5 64 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 67 3 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 68 3 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 4 69 4 5 4 5 5 3 5 5 5 5 3 5 3 3 5 5 3 2 4 4 5 70 3 3 4 3 4 5 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian Gambar 1. Penjelasan Pengisian Kuesioner kepada Responden Gambar 2. Pengisian Kuesioner Gambar 3. Pemberian Souvenir untuk Responden 125 Gambar 4. Pengisian Kuesioner oleh Responden Gambar 5. Membacakan Kuesioner untuk Responden 126 Gambar 6. Penjelasan Pengisian Kuesioner kepada Responden Gambar 7. Tampilan Luar Pelayanan Rawat Jalan RSUD Brebes 127 Gambar 8. Tampilan Dalam Pelayanan Rawat Jalan RSUD Brebes Gambar 9. Ruang Tunggu Pelayanan Obat untuk Pasien JKN Lampiran 11. Struktur Organisasi RSUD Kabupaten Brebes Lampiran 12. Ethical Clearance