Strategi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah

advertisement
Strategi Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam Rangka Peningkatan Investasi Daerah
Direktur Perencanaan Industri Agribisnis dan Sumber Daya Alam Lainnya
Bandung, 8 Maret 2017
© 2016 by Indonesian Investment Coordinating Board. All rights reserved
Faktor Pendorong Penanaman Modal
Perkembangan Ekonomi Hingga Akhir 2016
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2006-2016*
9%
60%
8%
50%
7%
6,2%
40%
5,6%
6%
5%
32,6%
30%
32,2%
27,0%
5,0%
4%
3%
20%
5,50%
6,35%
6,22%
6,01%
6,49%
6,23%
5,78%
4,63%
2%
5,01%
4,88%
5,02%
10%
0%
1%
0%
-10%
2006
2007
2008
Rata-Rata Pertumbuhan PDB
2009
2010
2011
2012
Rata-Rata PMTB / PDB
2013
2014
Pertumbuhan PDB
2015
2016
PMTB / PDB
Dari 4 komponen utama penggerak ekonomi, antara lain
belanja pemerintah, konsumsi masyarakat, investasi, dan
ekspor-impor, investasi diharapkan menjadi kunci
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari
Kontribusi Investasi/PMTB terhadap
pertumbuhan ekonomi semakin meningkat
dari rata-rata 27,0% pada 2006-2009 menjadi rata-rata 32,2%
pada 2010-2013 dan 32,6% pada 2014-2016, meskipun
pertumbuha ekonomi sedikit melambat pada 3 tahun terakhir.
Sumber: BPS dan Kemenkeu (2017)
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
3
Faktor Pendorong Investasi sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Indonesia Economic Performance
Indonesia Credit Rating
PWC:
APEC CEOs’ 2nd
Moody’s:
Rating: Baa3,
Outlook:
“Positive”,
Investment
Grade
(update 8 Feb
2017)
Main
Destinations
The Economist:
The 2nd
for investment
after China
(2015)
Investment
Priority
AmCham &
USCC:
75%
US companies
plan to expand
(2015)
in Asia (2015)
Indonesia
Fitch:
Rating: BBB-,
Outlook:
“Positive”,
BBB-,
Outlook:
“Stable”,
Investment
Grade
Investment
Grade
(Update 4 Apr
2016)
(Update 21 Dec
2016)
Indonesia
JBIC:
The 3rd Most
UNCTAD:
The Highest
FDI Growth
in Southeast
Asia (2014)
Rating and
Investment:
WEF:
Rank 41th in
Global
Competitiveness
Promising
Country
for Overseas
Business (2016)
Index
2016-2017
Japan Credit
Rating: BBB-,
Outlook:
“Stable”,
Investment
Grade
(Update 1 Feb
2016)
S&P:
Rating: BB+,
Outlook:
“Positive”
(Update 1 Jun
2016)
Sumber: Bank Indonesia, 2016 (update Februari 2017)
Lembaga pemeringkat utang dunia menilai Indonesia
Beberapa lembaga survei menilai bahwa Indonesia
menjadi tujuan investasi utama di dunia,
baik bagi investasi baru maupun perluasan.
sebagai negara yang “stabil” untuk
melakukan investasi. Hal ini menjadi salah satu
faktor pendorong masuknya investasi ke Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir.
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
4
Perbaikan Peringkat Ease of Doing Business (EODB)
Indonesia berada pada
peringkat 5 negara
yang paling
menunjukkan
peningkatan di dunia
dengan nilai DTF 2.95.
Bahkan, Indonesia
memecahkan rekor
dengan 7 perubahan
(reform) pada survei
tahun 2017
Source: World Bank Group
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
5
Paket Kebijakan Ekonomi
HARMONISASI PERATURAN
PENYEDERHANAAN PROSES
BIROKRASI
KEPASTIAN HUKUM
PAKET I, 9 Sept ‘15
MENDORONG DAYA SAING INDUSTRI: mengurangi dan menyederhanakan regulasi
serta mempermudah birokrasi
PAKET VIII, 21 Dec ‘15
KEPASTIAN USAHA DAN INVESTASI JASA PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG
(MRO) DAN MINYAK: one map policy yang mempermudah penyelesaian konflik lahan,
upaya meningkatkan produksi minyak nasional, dan mendorong jasa MRO
PAKET II, 29 Sept ‘15
PROMOSI INVESTASI DAN DEVISA: Kemudahan perizinan investasi (izin 3 jam), dan
insentif devisa hasil ekspor
PAKET III, 7 Oct ’15
PERLUASAN AKSES PEMBIAYAAN DAN PENGURANGAN BIAYA PRODUKSI:
Perluasan cakupan KUR, Fasilitasi jasa keuangan, pembiayaan ekspor, fasilitas
pertanahan, dan insentif listrik, BBM, Gas bagi industri
PAKET IV, 15 Oct ‘15
JAMINAN SISTIM PENGUPAHAN DAN PENGAMANAN PHK: sistem pengupahan
yang adil, sederhana dan terproyeksi serta Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang lebih
murah dan luas.
PAKET V, 22 Oct ‘15
REVALUASI ASET DAN AKSES PEMBIAYAAN SYARIAH: insentif pajak bagi
perusahaan yang merevaluasi aset, dan insentif dana investasi real estate, serta
kemudahan pembiayaan syariah
PAKET IX, 27 Jan ‘16
INFRASTRUKTUR LISTRIK DAN LOGISTIK: Pemenuhan listrik rakyat, stabilisasi
pasokan daging, dan agregator ekspor UKM untuk pengembangan logistik desa ke
pasar global
PAKET X, 11 Feb ‘16
KETERBUKAAN INVESTASI: perubahan kebijakan daftar negatif investasi yang
menjamin efektivitas pelaksanaan investasi, meningkatkan perlindungan dan
pengembangan UMKM dan koperasi, serta mendorong investasi teknologi tinggi,
padat modal, dan wisata
PAKET XI, 29 Mar ‘16
AKSES PEMBIAYAAN, DWELLING TIME, DAN INDUSTRI FARMASI/ALKES: Kredit
Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor, insentif BPHTB bagi DIRE, manajemen resiko
untuk kelancaran arus barang (INSW), dan pengembangan industri farmasi/alkes
PAKET XII, 28 Apr ‘16
PENINGKATAN PERINGKAT EASE of DOING BUSINESS (EoDB): Memangkas Izin,
Prosedur, Waktu, dan Biaya untuk Kemudahan Berusaha di Indonesia
PAKET VI, 6 Nov ‘15
MENGGERAKKAN EKONOMI DI WILAYAH PINGGIRAN DAN KELANCARAN
BAHAN BAKU OBAT: insentif KEK, pengairan, dan sistim eletronik (INSW) pengadaan
bahan baku obat
PAKET VII, 7 Dec ’15
INSENTIF PAJAK INDUSTRI PADAT KARYA DAN SERTIFIKASI TANAH:
Mendorong daya saing industri padat karya melalui insentif PPh Pasal 21 dan
kemudahan sertifikasi tanah
PAKET XIII, 24 Agustus ‘16
PERUMAHAN UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH (MBR):
menyederhanakan jumlah dan waktu perizinan dengan menghapus perizinan dan
rekomendasi untuk membangun rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR)
PAKET XIV, 10 November‘16
PETA JALAN SISTEM PERDAGANGAN NASIONAL BERBASIS ELEKTRONIK:
membangun pranata dan ekosistem perniagaan yang lebih efisien
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
6
Perkembangan Penanaman Modal
Perkembangan Realisasi Penanaman Modal 2011 –2016 (Rp Triliun)
FDI
DDI
Share PMA:
67.2%
Share PMDN:
2011
2012
2013
2014
2015
2016
32.8%
Total
PMA
175.3
221.0
270.4
307.0
365.9
396.6
1,736.2
Target PMA
177.2
206.8
272.6
297.3
343.7
386.4
1,684.0
PMDN
76.0
92.2
128.2
156.1
179.5
216.2
848.2
Target PMDN
62.8
76.7
117.7
159.3
175.8
208.4
800.7
PMA + PMDN
251.3
313.2
398.6
463.1
545.4
612.8
2,584.4
Total Target
240.0
283.5
390.3
456.6
519.5
594.8
2,484.7
% Realisasi
104.7%
110.5%
102.1%
101.4%
105.0%
103.0%
Growth y-o-y
21.6%
24.6%
27.2%
16.2%
17.8%
12.4%
Rata-rata pertumbuhan
investasi (y-o-y) selama
kurun waktu 2011 –2016
20.0%
54.4%
Realisasi investasi masih
terkonsentrasi di Pulau
Jawa pada tahun 2016
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
8
Rencana vs Realisasi Penanaman Modal per Sektor Utama 2011-2016 (Rp Triliun)
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Primer
117,2
90,4
89,0
110,5
108,1
252,5
Sekunder
344,2
479,2
832,0
767,0
870,0
833,6
Tersier
189,2
786,6
412,7
532,7
1355,1
1331,2
Total
650,6
1.356,1
1.333,7
1.410,2
2.333,3
2.417,2
Primer
60,5
73,8
86,8
91,7
95,0
89,0
Sekunder
99,6
155,8
201,1
199,1
236,0
335,8
Tersier
91,2
83,6
110,7
172,3
214,4
188,0
Total
251,3
313,2
398,6
463,1
545,4
612,8
Primer
51,6%
81,7%
97,5%
83,0%
87,9%
35,2%
Sekunder
28,9%
32,5%
24,2%
26,0%
27,1%
40,3%
Tersier
48,2%
10,6%
26,8%
32,3%
15,8%
14,1%
Total
38,6%
23,1%
29,9%
32,8%
23,4%
25,4%
Rencana
Realisasi
Persentase
Realisasi
terhadap
Rencana
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
9
Perkembangan Rencana vs Realisasi Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat 2011 –2016
Rencana
Rencana
Realisasi
78,8
100,0
2012
2013
26,3
51,9
59,7
9,0
2011
18,7
11,4
20,0
21,3
11,2
40,0
35,8
60,0
5,5
5,7
7,1
3,8
4,2
8,1
6,6
9,1
11,0
11,4
80,0
10,0
5,0
115,0
22,1
120,0
20,0
15,0
Realisasi
140,0
23,5
25,0
Rencana vs Realisasi PMDN Provinsi Jawa Barat
2011-2016 (Rp Triliun)
30,4
Rencana vs Realisasi PMA Provinsi Jawa Barat
2011- 2016 (US$ Miliar)
0,0
0,0
2011
2012
85,1
2013
2014
2015
2016
38,7% rencana PMA terealisasikan
selama 2011 – 2016
362,5
Realisasi
2015
2016
29,5% rencana PMDN terealisasikan
selama 2011 – 2016
32,9
Rencana
2014
106,9
Rencana
I n d o n e s i a
Realisasi
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
10
Kontribusi Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat terhadap Indonesia 2011 –2016
Realisasi PMA 2011 – 2016 (US$ Miliar)
Realisasi PMDN 2011 – 2016 (Rp Triliun)
848,2
159,4
20,7%
12,6%
32,9
106,9
Provinsi Jawa Barat
Total Wilayah
Rencana PMA 2011 – 2016 (US$ Miliar)
Provinsi Jawa Barat
Total Wilayah
Rencana PMDN 2011 – 2016 (Rp Triliun)
2.736,3
601,2
14,2%
13,2%
85,1
Provinsi Jawa Barat
362,5
Total Wilayah
Provinsi Jawa Barat
I n d o n e s i a
Total Wilayah
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
11
Perkembangan Kontribusi Penanaman Modal Provinsi Jawa Barat 2011-2016
Perkembangan Peringkat Rencana Penanaman Modal 2011 – 2016
Rank
2011
2012
2013
2014
2015
2016
1
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Barat
Kepulauan Riau
Banten
2
Sumatera Selatan
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara
Jawa Tengah
Jawa Barat
Jawa Barat
3
Banten
Sumatera Selatan
Jawa Barat
Jawa Timur
Banten
Sulawesi Selatan
4
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Riau
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Jawa Timur
Sumatera Selatan
5
Jawa Timur
Banten
Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Kalimantan Tengah
Perkembangan Peringkat Realisasi Penanaman Modal 2011 – 2016
Rank
2011
2012
2013
2014
2015
2016
1
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
Jawa Barat
2
Jawa Barat
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Jawa Timur
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Jawa Timur
Jawa Timur
3
Banten
Jawa Timur
Banten
Jawa Timur
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
4
Jawa Timur
Banten
Daerah Khusus
Ibukota Jakarta
Kalimantan Timur Banten
5
Papua
Kalimantan Timur Kalimantan Timur
Banten
Banten
Kalimantan Timur Sumatera Selatan
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
12
Tantangan Penanaman Modal
Kebutuhan Investasi Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi
World Bank IEQ, Oktober 2016
2017 GDP Growth Prospect (y/y)
5.3%
2017
National
Budget Plan
5.3%
International
Monetary
Fund
projection
5.3%
World Bank
5.5%
Asian
Development
Bank
Sumber: RAPBN 2017, World Economic Outlook (WEO), Indonesia Economic
Quarterly (IEQ) Report, Asian Development Outlook, 2016
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017
Sumber: Indonesia Economic Quarterly Report, 2016
Nota Keuangan dan RAPBN T.A. 2017
Pertumbuhan PMTB di tahun 2017 diperkirakan mengalami penguatan,
yang didorong oleh peningkatan pembangunan proyek-proyek
infrastruktur. Selain itu, Peningkatan investasi langsung baik Penanaman
Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
berbagai sektor ekonomi diharapkan meningkat sejalan dengan deregulasi
peraturan-peraturan di bidang investasi, perbaikan kemudahan berusaha
(ease of doing business), revisi Daftar Negatif Investasi (DNI), insentif fiskal
bagi sektor industri, penciptaan efisiensi di bidang logistik, dan berbagai
kemudahan fiskal lainnya bagi dunia usaha. Dengan memperhatikan
berbagai faktor tersebut, kinerja PMTB pada tahun 2017
diperkirakan mampu tumbuh sebesar 6,4 persen.
Investasi masih diharapkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang
utama pada tahun 2017 di luar konsumsi Pemerintah dan masyarakat. Bahkan berdasarkan
beberapa proyeksi ekonomi, pertumbuhan investasi diharapkan akan lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2016
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
14
Target Realisasi Investasi BKPM 2018
2015
2016
2017
2018
2019
Triliun
PMA
343.7
386.4
429.0
538.7*
569.9
PMDN
175.8
208.4
249.8
324.3*
363.0
Total
519.5
594.8
678.8
863.0*
933.0
Pertumbuhan
12.2%
14.5%
14.1%
27.1%
8.1%
*) Berdasarkan Sidang Kabinet tanggal 2 November 2016 yang disampaikan oleh Menkeu, sedangkan target dalam Renstra BKPM 2015-2019 adalah Rp 792,5 T
 Khusus untuk mengejar target kebutuhan investasi tahun 2018 yang disampaikan oleh Menkeu
dalam Sidang Kabinet tanggal 2 November 2016 yaitu sebesar Rp 863,0 T atau tumbuh 27,1%
diperlukan upaya-upaya khusus (inisiatif baru).
 Peranan PMA/PMDN terhadap PMTB ditargetkan menjadi 12,1% pada tahun 2019.
Berdasarkan Jenis Investasi
PMA
: 63,6%
PMDN
: 36,4%
Berdasarkan Sektor
Primer
: 15,7%
Sekunder : 53,5%
Tersier
: 30,8%
Berdasarkan Lokasi
Jawa
: 46,5%
Luar Jawa : 53,5%
Sumber: Renstra BKPM 2015-2019
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
15
Kontribusi (Share) Investasi per Wilayah 2015 – 2019
Kalimantan
Sulawesi
15,6%
7,9%
(2015: Rp 282,6 Triliun
 2019: Rp 354,5
Triliun)
(2015: Rp 27,8 Triliun
 2019: Rp 102,6
Triliun)
Maluku
1,8%
(2015: Rp 7,3 Triliun
 2019: Rp 18,7
Triliun)
Sumatera
15,9%
(2015: Rp 75,2 Triliun
 2019: Rp 163,1
Triliun)
Jawa
46,5%
(2015: Rp 282,6 Triliun
 2019: Rp 354,5
Triliun)
Papua
Bali dan Nusa
Tenggara
7,4%
(2015: Rp 33,2 Triliun
 2019: Rp 79,1
Triliun)
4,8%
(Rp 35,4
Triliun/tahun)
 Jawa, dengan fokus : Industri teknologi tinggi, jasa dan perdagangan.
 Luar Jawa : industri yang memberi nilai tambah, seperti industri hilir sektor pertanian (perkebunan, peternakan),
industri hilir perikanan, industri hilir pertambangan
 Khusus untuk Papua dan Papua Barat : mendorong pemerataan ekonomi melalui pengembangan investasi sektor
pertanian pengolahannya, industri perikanan dan pengolahannya, pertambangan dan pengolahannya, industri kimia.
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
16
Proyeksi Penanaman Modal Berdasarkan Wilayah (RP MILIAR)
Realisasi Penanaman Modal
Wilayah
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Total Sumatera
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
Daerah Istimewa
Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Total Jawa
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Total Bali-Nusa Tenggara
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Total Kalimantan
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Total Sulawesi
Maluku
Maluku Utara
Total Maluku
Papua Barat
Papua
Total Papua
Total Wilayah
2014
Total
Rata-Rata
Realisasi
Realisasi
2010-2014 2010-2014
12.125
2.425
42.682
8.536
6.149
1.230
66.595
13.319
10.313
2.063
46.081
9.216
1.496
299
10.349
2.070
6.505
1.301
17.524
3.505
219.819
43.964
257.795
51.559
292.482
58.496
49.167
9.833
2010
2011
2012
2013
83
2.315
146
1.827
563
3.438
237
552
201
1.678
11.039
63.240
31.233
1.335
462
8.456
1.233
9.374
2.310
6.085
388
1.540
1.829
3.348
35.023
52.673
45.748
4.313
1.611
8.358
1.560
15.826
2.853
10.009
327
1.333
1.066
4.877
47.820
45.510
49.280
7.971
4.519
13.467
1.545
17.185
3.122
8.002
319
1.769
1.670
3.388
54.986
30.198
76.507
16.951
5.451
10.087
1.665
22.382
1.466
18.548
226
5.155
1.739
4.232
70.951
66.175
89.713
18.598
55
23
1.098
564
1.425
3.166
24.221
19.937
140.021
2.852
3.817
35
6.704
2.726
8.493
3.859
17.843
32.922
2.164
1.416
7.242
147
24
1.181
12.173
26
2.244
2.270
208
3.184
3.392
208.521
21.496
23.844
148.097
4.652
4.228
50
8.931
5.910
8.269
4.567
10.808
1.183
30.737
2.313
5.953
4.792
212
125
269
13.665
105
1.182
1.287
345
13.186
13.531
251.271
42.209
29.564
175.632
7.446
5.768
93
13.307
6.389
9.252
5.960
23.088
928
45.618
1.098
7.862
7.562
1.229
483
231
18.464
80
1.133
1.213
334
10.877
11.211
313.264
67.028
39.011
230.259
6.718
6.004
111
12.833
8.686
6.406
10.772
28.316
814
54.995
687
8.659
5.268
2.080
330
709
17.734
504
3.651
4.155
815
22.836
23.651
398.613
57.421
30.009
263.341
4.825
6.131
170
11.126
14.809
11.253
8.009
35.674
1.845
71.591
1.121
16.201
7.952
2.993
90
876
29.233
138
1.209
1.347
1.748
13.814
15.562
463.151
212.375
142.364
957.350
26.494
25.947
460
52.901
38.521
43.674
33.168
115.729
4.770
235.862
7.384
40.091
32.816
6.661
1.051
3.266
91.269
854
9.418
10.272
3.450
63.897
67.347
1.634.820
Proyeksi Penanaman Modal
2017
2018
2019
5.579
10.588
1.949
22.146
2.727
18.495
2.141
5.154
1.946
4.476
75.200
57.241
91.969
27.337
6.453
14.375
2.559
24.673
3.779
20.789
3.948
5.810
2.456
5.357
90.200
59.392
97.080
29.142
7.338
18.951
3.282
26.899
5.062
22.898
6.292
6.421
3.045
6.312
106.500
60.304
100.362
30.431
9.108
23.524
4.074
33.391
6.284
28.424
7.810
7.970
3.779
7.835
132.200
64.142
106.749
32.368
10.806
32.053
5.426
37.776
8.671
32.545
12.132
9.160
4.884
9.646
163.100
65.128
110.455
33.836
Total
Proyeksi
2015-2019
39.284
99.491
17.290
144.886
26.524
123.151
32.323
34.514
16.110
33.627
567.200
306.206
506.616
153.114
633
2.349
2.590
2.795
2.973
3.209
13.916
2.783
42.475
28.473
191.470
5.299
5.189
92
10.580
7.704
8.735
6.634
23.146
954
47.172
1.477
8.018
6.563
1.332
210
653
18.254
171
1.884
2.054
690
12.779
13.469
326.964
61.967
41.738
282.600
7.061
8.379
3.560
19.000
12.849
14.107
13.988
28.762
4.794
74.500
2.510
9.875
10.557
2.307
1.599
953
27.800
2.081
5.219
7.300
10.153
23.047
33.200
519.600
69.133
45.264
302.600
9.675
10.207
5.018
24.900
16.120
17.195
17.280
32.923
5.283
88.800
3.807
12.374
15.244
3.541
1.887
1.249
38.100
2.673
6.827
9.500
13.648
27.152
40.800
594.900
75.430
48.078
317.400
12.934
12.086
6.880
31.900
20.775
21.572
21.954
38.743
5.955
109.000
5.618
15.101
21.569
5.277
2.131
1.604
51.300
3.720
9.680
13.400
17.906
31.394
49.300
678.800
80.231
51.137
337.600
17.516
16.367
9.317
43.200
24.416
25.353
25.801
45.532
6.999
128.100
7.962
21.400
30.567
7.478
3.020
2.273
72.700
4.469
11.631
16.100
22.736
39.864
62.600
792.500
87.504
54.367
354.500
24.539
20.208
13.353
58.100
31.327
31.724
32.674
53.366
7.810
156.900
12.222
27.080
45.227
11.574
3.442
3.054
102.600
5.122
13.578
18.700
30.998
48.102
79.100
933.000
374.265
240.584
1.594.700
71.726
67.247
38.128
177.100
105.487
109.950
111.697
199.325
30.841
557.300
32.119
85.829
123.164
30.177
12.078
9.132
292.500
18.065
46.935
65.000
95.441
169.559
265.000
3.518.800
74.853
48.117
318.940
14.345
13.449
7.626
35.420
21.097
21.990
22.339
39.865
6.168
111.460
6.424
17.166
24.633
6.035
2.416
1.826
58.500
3.613
9.387
13.000
19.088
33.912
53.000
703.760
2015
2016
Rata-Rata
Proyeksi
2015-2019
7.857
19.898
3.458
28.977
5.305
24.630
6.465
6.903
3.222
6.725
113.440
61.241
101.323
30.623
Sumber: Renstra BKPM 2015-2019
*) Berdasarkan Sidang Kabinet tanggal 2 November 2016 yang disampaikan oleh Menkeu target investasi 2018 adalah Rp 863,0 T
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
17
Potensi Pencapaian Target Realisasi Investasi
Berdasarkan Izin Prinsip (IP) proyek PMA dan PMDN periode 2015-2016 teridentifikasi 100 proyek PMA dan 100
proyek PMDN terbesar yang diperkirakan dapat direalisasikan berdasarkan sektor, lokasi dan negara
Lima Sektor Bidang Usaha Terbesar
PMA
No.
PMDN
Rencana
Investasi
(US$ Milyar)
Sektor
Rencana
Investasi
(Rp Triliun)
Sektor
1
Listrik, Gas dan Air
44,2
Listrik, Gas dan Air
243,0
2
Pertambangan
9,2
Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran
97,4
3
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
7,7
Jasa Lainnya
54,7
4
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik
5,6
Industri Mineral Non-Logam
43,7
5
Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran
5,3
Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik
23,2
Total
72,0
Total
462,0
Lima Lokasi Terbesar
Lima Negara PMA Terbesar
PMA
No.
Lokasi
PMDN
Rencana Investasi
(US$ Milyar)
Sektor
PMA
Rencana Investasi
(Rp Triliun)
No.
Lokasi
Rencana Investasi
(US$ Milyar)
1
Jawa Barat
10,9
Banten
138,5
1
R.R. Tiongkok
24,9
2
Kalimantan Tengah
9,8
Sumatera Utara
79,0
2
Malaysia
12,9
3
DKI Jakarta
8,7
Jawa Barat
52,8
3
Singapura
11,4
4
Banten
8,0
Sulawesi Tengah
52,4
4
Jepang
5,1
5
Kalimantan Barat
7,8
Kalimantan Timur
44,5
5
Hong Kong
4,2
Total
45,2
Total
367,2
Total
58,5
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
18
Tantangan 2017
Pengaruh ketidakpastian global





Tingkat permintaan yang lemah
Harga komoditas yang rendah
Economic rebalancing Tiongkok
Isu Geopolitik, e.g. Brexit
Kebijakan ekonomi AS dibawah
pemerintahan baru
 Kenaikan suku bunga The FED
 Pembalikan arus modal dari EMEs
Target pertumbuhan ekonomi: 5,5 – 5,9
Target investasi: Rp 631,5 T (Bappenas)
Tema RKP:
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan
Ekonomi Untuk Meningkatkan Kesempatan
Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan
Kesenjangan Antar Wilayah”
Pertumbuhan yang inklusif dan berkualitas






Mengentaskan kemiskinan
Mengurangi ketimpangan
Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan daya saing
Tata kelola yang baik
Institusi yang bersih dan efektif
Sumber: Kemenkeu (2017)
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
19
Kebijakan Pemerintah dalam
Mendorong Penanaman Modal
Program Nawa Cita
PROGRAM WAJIB
KESEHATAN
PENDIDIKAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PROGRAM PRIORITAS
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PEMBANGUNAN POROS MARITIM
PEMBANGUNAN KETAHANAN ENERGI
PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN
PROGRAM DUKUNGAN
REFORMASI BIROKRASI
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
21
Roadmap Rencana Umum Penanaman Modal
ARAH KEBIJAKAN
PENANAMAN
MODAL:
Visi RUPM Sampai Tahun 2025:
“Penanaman Modal yang
Berkelanjutan Dalam Rangka
Terwujudnya Indonesia yang
Mandiri, Maju, dan Sejahtera”
1.Perbaikan Iklim
Penanaman Modal
2.Mendorong
Persebaran
Penanaman Modal
3.Fokus
Pengembangan
Pangan,
Infrastruktur, dan
Energi
4.Penanaman Modal
yang Berwawasan
Lingkungan (Green
Investment)
5.Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil,
Menengah, dan
Koperasi (UMKMK)
6.Pemberian Fasilitas,
Kemudahan,
dan/atau Insentif
Penanaman Modal
7.Promosi Penanaman
Modal
Catatan : Fase dapat berlangsung secara paralel dan simultan
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
22
Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
VISI
MISI
AGENDA PEMBANGUNAN
NASIONAL
“Meningkatkan Produktivitas
Rakyat dan Daya Saing di Pasar
Internasional“
SUB AGENDA
PRIORITAS
“Penguatan Investasi”
Sasaran pembangunan untuk penguatan investasi dalam lima tahun ke depan
dalam RPJMN 2015-2019
1. Menurunnya waktu pemrosesan perizinan investasi nasional di pusat dan di daerah menjadi
maksimal 15 hari per jenis perizinan pada tahun 2019.
2. Menurunnya waktu dan jumlah prosedur untuk memulai usaha (starting a business) menjadi
7 hari dan menjadi 5 prosedur pada tahun 2019, sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan peringkat Indonesia pada Ease of Doing Business (EoDB).
3. Meningkatnya pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) menjadi
sebesar 12,1% pada tahun 2019.
4. Meningkatnya investasi PMA dan PMDN menjadi Rp 933 triliun pada tahun 2019 dengan
kontribusi PMDN yang semakin meningkat menjadi 38,9 %.
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
23
Pilar Kebijakan Penanaman Modal 2015-2019
Penguatan Investasi
2 Pilar Kebijakan
A. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha untuk
meningkatkan efisiensi proses perizinan bisnis
- Peningkatan kepastian hukum terkait investasi dan usaha
- Penyederhanaan prosedur perizinan investasi dan usaha di pusat
dan daerah, terutama untuk sektor pengolahan dan jasa
B. Peningkatan investasi yang inklusif terutama dari investor
domestik
- Pengutamaan peningkatan investasi
- Peningkatan upaya penyebaran investasi di daerah yang lebih
berimbang
- Peningkatan kemitraan antara PMA dan UKM lokal
- Pengembangan layanan investasi yang memberikan kemudahan,
- Peningkatan efektivitas strategi dan upaya promosi investasi
kepastian, dan transparansi proses perizinan bagi investor dan
pengusaha
- Peningkatan koordinasi dan kerjasama investasi antara
pemerintah dan dunia usaha
- Pemberian insentif dan fasilitasi investasi (berupa: insentif fiskal
dan non fiskal) yang lebih selektif dan proses yang transparan
- Pengembangan investasi lokal, terutama melalui investasi antar
wilayah yang dapat mendorong pengembangan ekonomi
- Pendirian Forum Investasi
daerah
- Peningkatan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif dan
- Pengembangan investasi keluar (outward investment),
menciptakan hubungan industrial yang harmonis
diutamakan pada ketahanan energi (energy security) dan
- Peningkatan persaingan usaha yang sehat melalui pencegahan
ketahanan pangan (food security)
dan penegakan hukum persaingan usaha
- Pengurangan dampak negatif dominasi PMA terhadap
perekonomian nasional
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
24
5 (Lima) Sektor Prioritas Investasi 2015 – 2019
1
INFRASTRUKTUR
35.000 MW
Pembangkit
Listrik
2
PERTANIAN
Food Estate
Jagung
Sapi
Padat Karya
Tekstil
Makanan dan
Minuman
Furniture
Substitusi Impor
Kimia &
Farmasi
Besi & Baja
Komponen
Orientasi Ekspor
Elektronik
Kelapa Sawit
dan Produk
Turunan
Produk kayu,
kertas dan
bubur kertas
Hilirisasi
Kakao
Gula
Smelter
Perkapalan
Cold Storage
Teknologi
Kelautan
3
4
5
INDUSTRI
MARITIM
PARIWISATA DAN KAWASAN
10 KEK
Pariwisata
24 Pelabuhan
8 KEK Existing
7 KEK Baru
I n d o n e s i a
Alas Kaki
Otomotif
14 Kawasan
Industri
prioritas dan
kawasan
industri
lainnya
I n v e s t m e n t
16 Destinasi
Prioritas
Pariwisata
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
25
Arah Kebijakan Penanaman Modal
Penguatan peran PTSP Pusat dan Daerah serta integrasi pelayanan perizinan antara PTSP Pusat dengan PTSP Daerah.
Integrasi Roadmap Pengembangan Sektoral
Koordinasi intensif antara Kemen PUPR dan Kementerian teknis terkait melalui rencana pengembangan yang terintegrasi
Integrasi kebijakan antara Industri Hulu, Antara dan Hilir, antara lain melalui Percepatan Implementasi Perpes No. 40 Tahun
2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi dan Permen ESDM No. 16 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Harga dan
Penguna Gas Tertentu.
Percepatan finalisasi RTRW Nasional (revisi), Provinsi dan Kab/Kota dengan melakukan koordinasi dengan Kemen PUPR.
Meningkatkan peran pelaku usaha dalam program pelatihan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Peningkatan layanan terpadu satu pintu serta penyederhanaan perizinan dan merevisi peraturan perundangan yang
menghambat investasi.
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
26
Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi 2017
“Perbaikan Iklim Investasi 2017“
1.
2.
3.
4.
5.
Kebijakan lebih ramah investasi dan kesan positif kepada investor
Perubahan peraturan perundang-undangan yang menghambat kebijakan investasi
Penyederhanaan jenis perizinan terkait investasi yang bersifat duplikasi
Koordinasi proyek investasi prioritas pada KL yang ditawarkan dalam rangka penanaman modal
Peningkatan layanan terpadu satu pintu di PTSP Pusat di BKPM
“Target Doing Business 2017; Arahan Presiden peringkat 40“
• Doing Business 2017 Perbandingan Regulasi kemudahan berusaha di 190 negara pada 10 indikator
(Memulai Usaha, Perizinan terkait Mendirikan Bangunan, Penyambungan Listrik, Pendaftaran
Properti, Akses Perkreditan, Perlindungan terhadap Investor Minoritas, Pembayaran Pajak,
Perdagangan Lintas Negara, Penegakan Kontrak, dan Penyelesaian Perkara Kepailitan)
• Laporan DB 2017 Indonesia negara Top Reformer dalam peningkatan kemudahan berusaha dengan
perbaikan di 7 indikator (Memulai Usaha, Penyambungan Listrik, Pendaftaran Properti, Akses
Perkreditan, Pembayaran Pajak, Perdagangan Lintas Negara dan Penegakan Kontrak)
• Peringkat Indonesia meningkat menjadi 91 dari sebelumnya di DB2016 peringkat 109 (atau 108
setelah penyesuaian data)
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
27
Rincian Proyek Prioritas Nasional Dalam RKP 2018
PROGRAM PRIORITAS
Perbaikan Iklim Investasi dan Penciptaan Lapangan Kerja
Dasar Pertimbangan: Iklim Investasi belum optimal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
KEGIATAN PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
KEGIATAN PRIORITAS
Pelaksanaan Harmonisasi dan
Simplifikasi Peraturan
Perizinan
Pengembangan Layanan
Perizinan Terpadu
Percepatan fasilitasi
penyelesaian masalah
investasi
Peningkatan Persaingan Usaha
yang Sehat
PROYEK PRIORITAS
PROYEK PRIORITAS
PROYEK PRIORITAS
PROYEK PRIORITAS
Peningkatan peringkat EoDB
Pengembangan sistem
perizinan nasional
Percepatan penyusunan RTRW
dan RDTR khususnya di
kawasan strategis
Pencegahan terhadap praktek
persaingan usaha tidak sehat
Pembentukan PTSP dan
pelimpahan kewenangan
perizinan kepada PTSP daerah
Perkuatan Data dan Informasi
Investasi
Pengawasan kegiatan usaha yang
sesuai dengan mekanisme
persaingan usaha yang sehat
Penyelesaian masalah
investasi
Penegakan hukum terhadap
praktek persaingan usaha tidak
sehat
Harmonisasi, sinkronisasi, dan
simplifikasi peraturan perizinan
tingkat pusat/kementerian
lembaga dan daerah
Perubahan regulasi pusat dan
daerah yang menghambat
investasi
I n d o n e s i a
I n v e s t m e n t
C o o r d i n a t i n g
B o a r d
28
TERIMA
KASIH
Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC)
Badan Koordinasi
Penanaman Modal
(BKPM)
Indonesia Investment
Coordinating Board
Jln. Jend. Gatot Subroto No. 44
Jakarta 12190 - Indonesia
t . +62 21 525 2008
f . +62 21 525 4945
e . [email protected]
www.bkpm.go.id
The Investment Coordinating Board of the Republic of Indonesia
29
Download