BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan sejumlah

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijabarkan sejumlah teori yang menjadi kerangka
berpikir dalam melaksanakan penelitian. Penjabaran teori terbagi dalam sejumlah
bagian yaitu tinjauan teori mengenai Intensi membeli ulang, kepuasan pelanggan,
perceived value dan promosi penjualan. Selain itu terdapat juga dimensi dan
faktor-faktor dari intensi membeli ulang, kepuasan pelanggan, perceive value,dan
promosi penjualandan penjelasan tentang PT. Go-Jek Indonesia. Pada akhir bab
ini diuraikan mengenai pengaruh antara variable intensi membeli ulang, kepuasan
pelanggan, perceived value dan promosi penjualan, sehingga menghasilkan
hipotesis dari penelitian ini.
A. INTENSI MEMBELI ULANG
a) Definisi Intensi membeli ulang
Salah satu dari dampak penggunaan barang atau jasa adalah repurchase
atau pembelian kembali. Intensi membeli ulangadalah intensi untuk melakukan
pembelian kembali akan suatu produk sebanyak dua kali atau lebih, baik terhadap
produk yang sama maupun yang berbeda (Zeng, Zuahao, Rong, & Zhilin, 2009).
Chang, Lee, Chien, Huang dan Chen (2010) mengatakan bahwa intensi
membeli ulang merupakan adanya hubungan yang positif antara pengalaman
konsumen akan suatu produk terhadap kecenderungan konsumen untuk kembali
melakukan pembelian terhadap produk yang dievaluasi baik. Intensi membeli
ulang mengacu pada kemungkinan dalam menggunakan penyedia layanan
Universitas Sumatera Utara
kembali dimasa depan (Mosavi& Ghaedi, 2011). Lebih lanjut Hellier et al (2003)
mendefinisikan intensi membeli ulang sebagai penilaian individu mengenai
pembelian kembali layanan yang disediakan perusahaan yang sama, dengan
mempertimbangkan situasi saat ini dan kemungkinan situasi dimasa mendatang.
Cronin et al (2000) menyatakan bahwa adanya kemungkinan konsumen
untuk membeli kembali dari perusahaan yang sama jika mereka berpikir bahwa
apa yang mereka terima lebih berharga dari apa yang mereka berpikir bahwa apa
yang mereka terima lebih berharga dari apa yang mereka berikan. Dengan
pengalaman yang konsumen peroleh dari suatu produk dengan merek tertentu
akan menimbulkan kesan positif terhadap produk tersebut dan konsumen akan
melakukan pembelian ulang (Hellier et al, 2003).
Sedangkan Hume, Margee, Mort dan Winzar (2006), mendefinisikan
intensi membeli ulangadalah keputusan konsumen untuk terlibat dalam aktivitas
dimasa depan dengan seorang penyedia jasa dan bentuk aktivitas tersebut dimasa
depan. Lebih lanjut Hume at al (2006) berpendapat bahwa intensi
membeli
ulangmerupakan hasil dari sikap atau perilaku konsumen terhadap performa jasa
yang dikonsumsinya.
Berdasarkan definisi yang di kemukakan oleh beberapa ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa intensi membeli ulang merupakan kecendrungan
konsumen dalam merespon positif terhadap kualitas produk atau layanan suatu
perusahaan dan berintensi untuk mengkonsumsi kembali produk atau layanan
dengan mempertimbangkan situasi saat ini dan kemungkinan situasi dimasa
mendatang.
Universitas Sumatera Utara
b) Indikator-Indikator Intensi membeli ulang
Berdasarkan penelitian Triastuti & Tae (2012) ada beberapa indikator dari
intensi membeli ulang yaitu:
1. Selalu menjadi pilihan utama bagi konsumen untuk menikmati suatu barang
atau jasa. Dimana kesesuaian performa dari produk atau jasa yang
ditawarkan dengan yang diharapkan konsumen akan memberikan kepuasan
pada diri konsumen dan akan menjadikan pilihan utama dalam minat
membeli ulang konsumen di waktu mendatang terhadap suatu produk atau
jasa yang telah digunakan sebelumnya.
2. Bersedia untuk melakukan kembali transaksi atau pembelian suatu barang
atau jasa di perusahaan yang sama. Keinginan yang berasal dari dalam diri
konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan berkomitmen yang besar
untuk menggunakan kembali produk atau jasa di perusahaan yang sama.
3. Keinginan untuk menggunakan kembali dengan mengajak serta temanteman yang lain. Konsumen dengan percaya diri dapat memberikan
referensi kepada orang lain dari produk atau jasa digunakannya (Rangkuti
2006).
c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensi membeli ulang
Intensi
membeli ulang secara garis besardapat ditingkatkan dengan
memperhatikan beberapa faktor, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Faktor psikis
Merupakan faktor pendorong yang berasal dari dalam diri konsumen.
Yaitu motivasi,persepsi, pengetahuan, keyakinan, kepuasan dan sikap yang ada
didalam diri masing-masing individu. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Adhisti dan Tri (2016) kepuasan pelanggan menjadi faktor psikis yang signifikan
dalam menarik serta mempertahankan pelanggan, serta dapat menjadi suatu
kontruksi untuk memprediksi perilaku pembelian. Di dukung oleh penelitian
Hanzani (2016) yang menyatakan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
minat pembelian ulang adalah kepuasan pelanggan. Oleh karena itu penelitian ini
pengukur pengaruh kepuasan pada pelanggan terhadap intensi membeli ulang.
2. Faktor sosial
Merupakan proses dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh orang dan
kebudayaan yang ada di sekitarnya. Seperti keluarga, status sosial, dan kelompok
acuan.
3. Pemberdayaan bauran pemasaran
Faktor ini berasal dari perusahaan yang menjadi produsen terhadap produk
yang digunakan oleh konsumen.Terdiri dari produk, harga, promosi mix dan juga
distribusi.
.
B. KEPUASAN PELANGGAN
a) Definisi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan adalah tingkat perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan terhadap kinerja
Universitas Sumatera Utara
produk atau jasa atau hasil yang diharapkan. Jika kinerja di bawah harapan, maka
pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, maka pelanggan puas.
Sedangkan jika kinerja melebihi harapan, maka pelanggan amat puas atau
senang(Kotler& Keller, 2007).
Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) didefinisikan sebagai
evaluasi yang memberikan hasil dimana pengalaman yang dirasakan setidaknya
sama baiknya atau sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Lin (2003)
menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan dihasilkan dari pengukuran produk dan
layanan sesuai dengan pengalaman sebelumnya pelanggan serta evaluasi secara
keseluruhan pada pengalaman mengkonsumsi.
Menurut Gerson (2004) kepuasan pelanggan adalah persepsi konsumen
bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Konsumen yang puas akan
melakukan pembelian lebih banyak dan lebih sering. Semakin puas konsumen
maka semakin banyak uang yang dibelanjakannya. Biasanya akan semakin
memperoleh banyak keuntungan, mereka akan membeli lebih banyak sepanjang
waktu dan akan lebih sering membeli. Selain itu, Syamsiah (2009) menjelaskan
bahwa kepuasan pelanggan diartikan sebagai kemampuan untuk memberikan
pelayanan dan produk yang memuaskan bagi pelanggan melalui adanya rasa
senang, kepuasan terhadap pelayanan dan kepuasan terhadap sistem.
Umar (2003) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan didefinisikan
sebagai evaluasi pembelian, di mana persepsi terhadap kinerja alternatif produk
atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian.
Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang
Universitas Sumatera Utara
terjadi adalah ketidakpuasan. Supranto (2006) juga menjelaskan bahwa kepuasan
pelanggan adalah kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
diharapkan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan
adalah
tanggapan
yang
diberikan
oleh
pelanggan
setelah
membandingkan produk atau pelayanan yang telah di terima atau apa yang
dirasakan dengan produk atau pelayanan yang di harapkan, kepuasan ini
ditunjukkan dengan adanya rasa senang, kepuasan terhadap pelayanan dan
kepuasan terhadap sistem yang di dapatkan dari suatu perusahaan.
b) Indikator Kepuasan Pelanggan
Indikator yang akan digunakan mengacu pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Syamsiah (2009), terdiri beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur variabel kepuasan pelanggan adalah:
1. Rasa senang.
Rasa senang menunjukkan sejauh mana para pelanggan tersebut merasa
senang dengan pengalaman selama berhubungan dengan pihak perusahaan. Serta
memberikan kesan yang baik selama menikmati suatu barang atau jasa. Dalam hal
ini pengalaman dan kesan dari pengguna Go-Jek yang menimbulkan perasaan
senang selama menggunakan jasa transportasi online Go-Jek.
2. Kepuasan terhadap pelayanan
Kepuasan terhadap pelayanan menunjukkan sejauh mana para pelanggan
merasa puas dengan cara dan sikap para petugas dalam melayani, serta
memperhatikan pelayanan yang sesuai diharapkan pelanggan.
Dalam hal ini
Universitas Sumatera Utara
kepuasan yang dirasakan pengguna Go-Jek terhadap pelayanan jasa dari driver
Go-Jek.
3. Kepuasan terhadap sistem.
Kepuasan terhadap sistem menunjukkan sejauh mana kecepatan dan
kemudahan sistem pelayanan yang disediakan perusahaan mampu memberikan
kepuasan kepada pelanggannya. Dalam hal ini terkait sistem online yang
diberikan pihak Go-Jek dalam hal kecepatan dan kemudahan untuk mengakses
jasa transportasi online Go-Jek dalam upaya memberikan kepuasan kepada
pengguna.
c) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan penelitian Syamsiah (2009) dan Roza (2011) menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelangganantara lain:
1. Harga
Harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan
oleh pelanggan
untuk
memperoleh,
memiliki,
memanfaatkan
sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Bagi perusahaan,
penetapan harga merupakan cara untuk membedakan penawarannya dari para
pesaing selain itu penetapan harga bertujuan untuk mencari laba agar
perusahaan dapat berjalan (Hasan, 2009). Jika harga yang ditetapkan oleh
sebuah perusahaan tidak sesuai dengan mafaat produk maka hal itu dapat
menurunkan tingkat kepuasan pelanggan, dan sebaliknya jika harga yang
ditetapkan oleh sebuah perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterima maka
akan meningkatkan kepuasan pelanggan (Roza, 2011).
Universitas Sumatera Utara
2. Promosi
Promosi
adalah
fungsi
pemasaran
yang
fokus
untuk
mengkomunikasikan program-program pemasaran persuasive kepada target
pelanggan untuk mendorong terciptanya transaksi (Hasan 2009).Secara parsial
variabel promosi melalui uji statistik telah telah terbukti memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan (Roza, 2011).
Menurut peter dan Olson (2000) Ada 4 jenis promosi yang utama yaitu
iklan, publisitas, penjualan personal dan promosi penjualan. Menurut Alma
(2009),
tujuan
promosi
penjualan
untuk
menarik
konsumen baru
dan
meningkatkan kepuasan bagi konsumen yang lama. Oleh karena itu penelitian
ini pengukur pengaruh promosi penjualan terhadap kepuasan pelanggan.
3. Brand Image (Citra Merek)
Kotler dan Keller (2007), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin
mempunyai tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek. Oleh karena
itu, Brand Image adalahpersepsi masyarakat terhadap perusahaanatau produknya.
4. Customer Perceived Value
Perceived value ini menjadi salah satu faktor yang sering mempengaruhi
pada kepuasan pelanggan (Syamsiah, 2009).Perceived value didasarkan pada
evaluasi teliti yang dilakukan pelangganterhadap suatu produk atau jasa (Zeithml,
1998), dan dapat dinyatakan sebagai pertukaran antara manfaat yang dirasakan
(perceived benefits) dan biaya yang dirasakan (perceived costs) (jen & Hu,2003).
Berdasarkan hasil penelitian Syamsiah (2009) menyatakan bahwa perceived value
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang artinya semakin
tinggi nilai yang dirasakan, maka semakin kepuasan pelanggan.
5. Kualitas pelayanan
Tjiptono (2008) menyatakan bahwa kualitas atau mutu dalam industri
jasa pelayanan adalah suatu penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang
berlaku di tempat produk tersebut diadakan dan penyampaiannya setidaknya
sama dengan yang diinginkandan diharapkan oleh konsumen.Konsumen akan
merasa
puas
apabila
mereka
mendapatkan
pelayanan
yangsesuai yang
diharapkan terutama untuk industri jasa (Irawan, 2009)
C. PERCEIVED VALUE
a) Definisi Perceived Value
Perceived value telah mendapat perhatian baru-baru ini sebagai konstruksi
yang stabil untuk memprediksi perilaku pembelian (Cronin et al, 2000;
Parasuraman & Grewal, 2000; Hellier et al, 2003). Perceived value adalah
penilaian konsumen secara keseluruhan terhadap manfaat produk yang didasarkan
dari apa yang mereka terima dan apa yang mereka berikan (Lai,2004).
Hellier at al (2003) menjelaskan bahwa Perceived value merupakan
penilaian pelanggan secara keseluruhan dari layanan, penilaian pelanggan tentang
apa yang diterima (manfaat yang diberikan oleh layanan), dan apa yang diberikan
(biaya
atau
pengorbanan
dalam
memperoleh
dan
memanfaatkan
layanan).Sedangkan Woodruff(1997) juga menjelaskan bahwa Perceived value
merupakan hasil atau manfaat yang diterima oleh pelanggan dalam kaitannya
dengan total biaya (termasuk harga yang dibayar ditambah biaya lain yang terkait
Universitas Sumatera Utara
dengan pembelian suatu barang atau jasa.
Namun, apa yang menjadi nilai
tampaknya sangat personal, istimewa, dan mungkin sangat bervariasi dari suatu
pelanggan ke pelanggan yang lain (Zeithmal,1988). Oleh karena itu perceived
value merupakan penilaian subyektif pribadi (Xu, 2009).
Lebih lanjut lagi, Kotler dan Keller (2007) menyatakan bahwa nilai yang
dipersepsikan pelanggan (customer perceived value) merupakan selisih antara
penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu
penawaran terhadap alternatifnya. Perceive value ini merupakan penciptaan nilai
lebih yang dirasakan oleh konsumen terhadap nilai suatu produk atau jasa, baik
dari segi functional value (quality/performance value dan value of money) sebagai
cognitive based serta emotional value dan social value sebagai affective
based(Sweeney & Soutar, 2001).
Dapat disimpulkan bahwa perceived value merupakan penilaian pelanggan
secara keseluruhan terhadap kegunaan dari suatu produk berdasarkan hasil
persepsi dari manfaat (benefits) yang diterima dan pengorbanan yang diberikan
dalam keseluruhan proses pembelian yang bersifat sangat personal, istimewa dan
bervariasi. Dimensi
Perceived value ini di ukur dengan menggunakan skala
PERVAL yang terdiri dari functional value (quality/performance value dan value
of money) sebagai cognitive base serta emotional value dan social value sebagai
affective based yang telah menjadi dasar evaluasi penilaian pelanggan dari yang
telah mereka rasakan terhadap suatu barang atau jasa.
Universitas Sumatera Utara
b) Dimensi- Dimensi Perceived Value
Berdasarkan dari hasil riset yang dilakukan oleh Sweeney dan Soutar (2001)
pengukuran perceived value ini dengan menggunakan skala yang disebut sebagai
PERVAL (perceived value), yang digunakan untuk menilai persepsi konsumen
terhadap nilai suatu produk atau jasa. Adapun dimensi dari PERVAL yaitu:
1. Functional value (quality/performance value)
Functional value (quality/performance value) merupakan kegunaan
yang di dapatkan dari persepsi terhadap kualitas dan kinerja yang diharapkan
dari suatu produk atau jasa. Performance (kinerja) merupakan totalitas dari
kerja fisik yang dilakukan.
2. Functional value (price of money)
Functional value (price of money) merupakan kegunaan yang
didapatkan dari produk dikarenakan reduksi biaya jangka pendek dan jangka
panjang. Harga merupakan pendefinisian dari nilai sebagai perceived brand
utility yang relatif terhadap biaya, dimana pemilihan konsumen atas merek
tergantung pada perceived balance antara harga dari produk dan semua
kegunaan di dalamnya.
3. Emotional Value
Emotional value yaitu kegunaan yang berasal dari perasaan positif
akibat dari mengkonsumsi produk atau layanan. Emotional value merujuk
pada utilitas yang berasal dari keadaan afektif bahwa produk atau layanan
memberi suatu hasil. Emotional value diperoleh ketika produk atau layanan
membangkitkan perasaan atau keadaan afektif (Sweeney dan Soutar, 2001).
Universitas Sumatera Utara
4. Social Value
Social Value yaitu kegunaan yang di dapatkan konsumen dari kemampuan
produk untuk meningkatkan konsep diri sosial konsumen. Social value mengacu
pada utilitas sosial yang berasal dari produk atau layanan. Social value
berhubungan dengan penerimaan sosial dan peningkatan citra diri di antara
individu.
D. PROMOSI PENJUALAN
a) Definisi Promosi Penjualan
Menurut Peter dan Olson (2000) pemasar mengembangkan promosi untuk
mengkomunikasikan informasi tentang produk mereka dan mempengaruhi
konsumen untuk membelinya.Promosi pemasaran memberitahu konsumen tentang
karakteristik dan konsekuensi suatu produk, harga dan tempat dimana produk
tersebut dapat dicari. Informasi ini dapat menghemat waktu dan uang konsumen
yaitu dengan mengurangi biaya pencarian
Ada 4 jenis promosi yang utama yaitu iklan, promosi penjualan, penjualan
personal dan publisitas. Seperti semua strategi pemasaran lainnya promosi
dipandang konsumen sebagai aspek sosial dan fisik dari lingkungan yang dapat
mempengaruhi tanggapan afeksi dan kognisi konsumen disamping perilaku nyata
mereka. Dari sudut pandang manajemen pemasaran, tingkat kepentingan promosi
penjualan tidak boleh terlalu dilebih-lebihkan (Peter & Olson, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Promosi
penjualan
adalah
insentif-insentif
jangka
pendek
untuk
mendorong pembelian atau penjualan produk atau jasa. Dalam melakukan
promosi penjualan, produsen harus dapat mengemas suatu tawaran dengan alatalat promosi penjualan meliputi: sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan
harga (diskon), premium (hadiah pemberian), program frekuensi, imbalan
berlangganan, hadiah (kontes, undian, permainan), promosi bersama, promosi
silang, pajangan dan peragaan di tempat pembelian. Kupon yang diberikan pada
konsumen tetap merupakan bentuk paling populer dari promosi penjualan, yang
diikuti oleh promosi potongan harga (Kotler& Keller 2007)
Promosi penjualan dapat di definisikan sebagai pengaruh secara langsung
yang menawarkan nilai tambah atau insentif yang ditunjukan kepada distributor
ataupun pelanggan dengan tujuan untuk melakukan penjualan secara langsung
atau jangka pendek (Belch& Belch, 2001). Selain itu Kotler dan Keller (2007)
mengemukakan bahwa promosi penjualan adalah sebagai kumpulan alat-alat
insentif yang sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk merangsang
pembelian produk atau jasa tertentu yang ditawarkan dengan lebih cepat dan lebih
besar oleh konsumen.
Grewal dan Levy (2008) menjelaskan bahwa promosi penjualan sebagai
insentif spesial atau program-program menarik yang mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian produk dan jasa dan dalam waktu tertentu. Jadi, promosi
penjualan merupakan aktivitas promosi yang terdiri dari insentif jangka pendek
yang mendorong pembelian dengan segera dan meningkatkan penjualan dengan
segera dengan adanya penggunaan alat tertentu sebagai promosi penjualan.
Universitas Sumatera Utara
Tom (2002) juga menambahkan definisi mengenai promosi penjualan,
bahwa promosi penjualan adalah fungsi dari komunikasi pemasaran untuk
mendorong sebuah action dengan menambahkan nilai pada sebuah benda
berwujud di dalam penawaran yang dirancang untuk mendorong dan
mempercepat respon pelanggan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi
penjualan merupakan tindakan persuasif secara langsung yang menawarkan
insentif dan hadiah-hadiah untuk mendorong pelanggan menggunakan suatu
produk atau jasa dan menciptakan penjualan yang segera. Dimana dalam
melakukan promosi penjualan, produsen harus dapat mengemas suatu tawaran
dalam bentuk potongan harga, hadiah, undian, kupon dan lainnya yang dianggap
menarik minat beli konsumen.
b) Jenis Promosi penjualan
Secara garis besar Tjiptono (2008) menjelaskan terdapat tiga
klarifikasi utama promosi penjualan yaitu:
1. Consumer Promotion : yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
merangsang/ mendorong pelanggan untuk membeli. Customer
promotion berupa sampel, kupon, rebates, price off premium, contest
dan demonstrasi.
2. Trade promotion buying allowence : yaitu promosi penjualan yang
bertujuan untuk merangsang/ mendorong pedagang grosir, pengecer
dan distributor untuk memperdagangkan barang atau jasa, free goods,
cooperative advertising, dan push money.
Universitas Sumatera Utara
3. Sales force promotion yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk
memotivasi seperti pemberian bonus dan kontes.
c) Pengukuran Promosi Penjualan
Promosi penjualan di ukur berdasarkan penelitian Chandon, Wansink, dan
Laurent (2000) yaitu adanya keuntungan atau manfaatdari kegiatan promosi
penjualan. Promosi penjualan dapat memberikan nilai pelanggan yang lebih tinggi
dengan manfaat yang diperoleh. Manfaat atau keuntungan yang di peroleh oleh
konsumen dari promosi penjualan adalah:
1. Savings ( Penghematan Biaya)
Promosi penjualan dapat memberikan persepsi penghematan biaya dengan
menurunkanharga satuan produk yang dipromosikan, dengan menawarkan
kelebihan dari produk atau jasa yang sama secara gratis,atau dengan memberikan
pengembalian uangatau potongan harga untuk pembelian berikutnya pada produk
atau jasa yang sama atau berbeda. Kedua ukuran penurunan harga dan
penyimpangan dari referensi harga dapat menciptakan persepsi penghematan
biaya dan dapat mengurangi pembayaran (Chandon et al, 2000). Oleh karena itu,
seseorang akan mencoba mengurangi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
produk atau jasa tertentu dengan adanya promosi penjualan.
2. Quality (Peningkatan Kualitas Dari Produk Atau Jasa Yang Dibeli)
Dengan mengurangi harga produk/jasa atau dengan menawarkan ukuran
paket yang lebih kecil, promosi penjualandapat melegakan anggaran yang ketat
dan memungkinkan konsumen untuk memilih keproduk atau jasa yang lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
Seperti keuntungan dari Savings, keuntungan dari Quality bermuara kearah
peningkatan nilai dari uang tetapi, keuntungan Qualitybiasanya menghabiskan
lebih banyak uang. Oleh karena itu,Kualitas yang baik dapat meningkatkan nilai
uang yang memiliki keunggulan terhadap nilai pelanggan( Chandon et al,
2000).Pelanggan akan mendapatkan kualitas yang sama atau lebih baik dengan
adanya promosi yang ditawarkan. Seperti yang dilakukan pihak Go-Jek dengan
memberikan promosi penjualan berupa diskon 30% untuk Go-Car dan 50% untuk
GO-Ride. Dimana konsumen akan merasakan kualitas transportasi dengan
kualitas layanan yang memberikan kenyamanan seperti menggunakan kendaraan
pribadi di bandingkan dengan angkutan umum atau transportasi lainnya dengan
harga yang sama atau tidak jauh berbeda.
3. Convenience (Mengurangi Pencarian Dan Pengambilan Biaya)
Promosi penjualan dapat meningkatkan efisiensi belanja dengan mengurangi
biaya pencarian. Hal ini dilakukan dengan membantu konsumen menemukan
produk atau jasa yang mereka inginkan dengan mengingatkan mereka pada
produk atau jasa yang mereka perlu beli.
Promosi penjualan juga dapat meningkatkan efisiensi belanja dengan
mengurangi biaya keputusan. Ini dilakukan dengan memberikan konsumen
pilihan yang mudah untuk pembeliansecara tiba-tiba atau kuantitas dari pembelian
dan memberikan sinyal harga dan kualitas produk. Seperti iklan promosi
penjualan seperti adanya diskon, voucher dan lainnya yang ditawarkan Go-Jek
setiap kali membuka aplikasi Go-Jek. Dengan adanya iklan promosi tersebut
memudahkan dan mendorong konsumen untuk menggunakan transportasi Go-Jek.
Universitas Sumatera Utara
4. Value- expression (Ekspresi dan Peningkatan self-concept dan personal
values)
Beberapa konsumen merespon promosi penjualan untuk memenuhi nilainilai pribadi atau moral seperti menjadi "pembeli yang bertanggung jawab".
Manfaat nilai ekspresi dapat dihubungkan dengan nilai "moralitas". Jenis nilai
pelanggan ini meliputigratifikasi diperoleh dari kewajiban yang dipenuhi
seseorang.
Sedangkan konsumen lainnya merespon promosi penjualan untuk
mengekspresikan dan meningkatkan pendirian mereka sebagaipembeli cerdas, dan
mendapatkan pengakuan sosial atau afiliasi. Dimensi manfaat nilai-ekspresibisa
dihubungkan keutilitarian dari adanya “harga diri"karena menggambarkan
bagaimana konsumen menanggapi promosi penjualan untukmendapatkan status
dan kontrol atas orang lain.
5.
Exploration (Stimulation and variety)
Promosi penjualan yang terus berubah, dan terusmenarik perhatian
konsumen,
membuat
konsumen
dapat
memenuhi
kebutuhan
dasar
untukeksplorasi, variasi dan informasi. Manfaat eksplorasitelah didokumentasikan
dalam
konteks
belanja
yang
menjadi
variasi
pencarian
dan
perilaku
mengeksplorasi. Seperti adanya aneka ragam promosi penjualan mulai dari
diskon, voucher, hadiah, point dan lainnya yang ditawarkan pihak Go-Jek, dapat
menarik konsumen dan membuat konsumen mencari tahu tentang Go-Jek.
6. Entertainment (Hiburan dan Nilai Estetika)
Banyak promosi penjualan seperti undian, kontes, dan hadiah gratis
pada dasarnya menarik untuk di tonton dan berpartisipasi di dalamnya. Promosi
Universitas Sumatera Utara
penjualan ini menimbulkan kesenangan dan dapat menarik perhatian konsumen
terhadap aktifitas promosi penjualan yang dilakukan.Seperti adanya permainan
dan pemberian hadiah dari Go-Jek , yaitu memberikan satu kali kesempatan untuk
bermain token setiap satu kali menggunakan jasa Gojek dengan Go-Pay.
Permainan token ini dilakukan dengan memutar papan token untuk dapat
memenangkan poin- poin yang diberikan dari pihak Gojek. Sejumlah poin ini
nantinya dapat di tukar dengan voucher belanja dan hadiah yang telah ditentukan
dari pihak Gojek. Dengan adanya aktifitas promosi seperti ini dapat menarik dan
menghibur konsumen setelah melakukan pembelian.
Berdasarkan pengukuran promosi penjualan yang di kemukakan Chandon
et al., (2000) terdapatenam manfaat yang digunakan untuk mengukurpromosi
penjualan.
d) Tujuan Promosi penjualan
Tjiptono (2008) menjelaskan tujuan dari promosi penjualan yang ditujukan
pada pembeli akhir adalah sebagai berikut:
1. Menstimulasi pencarian, meliputi formulir permohonan informasi
tentang produk atau jasa layanan. Perusahaan dapat mendorong
pencarian informasidengan cara menawarkan sejumlah program seperti
katalog gratis, dan hadiah. Program seperti ini harus dikoordinasikan
dengan program periklanan supaya dapat berdampak optimal.
2. Mendorong percobaan produk atau jasa. Baik produk atau jasa layanan
baru yang terkait dapat mendorong konsumen untuk menggunakan
Universitas Sumatera Utara
suatu produk atau jasa. Produk sampel gratis, jasa layanan gratis dan
kupon banyak digunakan untuk mendorong
dan memberikan
pengalaman terhadap pemakaian suatu produk atau jasa. Jika hasil yang
didapat positif dapat membentuk sikap yang lebih positif dan lebih
cepat menarik konsumen dibandingkan dengan iklan.
3. Mendorong pembelian ulang yang pada gilirannya mengarah pada
terciptanya loyalitas dan mengikat pembeli pada produsen tertentu.
Program
yang
ditawarkan
meliputi
kupon
dalam
satu
kemasanyangdapat ditukarkan, kontes penjualan dan hadiah.
4. Membangun arus konsumen atau pelanggan yaitu merangsang para
konsumen atau pelanggan agar dapat menikmati produk atau jasa.
5. Memperbesar tingkat pembelian, melalui consumer loading dan tingkat
konsumsi yang meningkat. Dengan demikian konsumen yang sering
menggunakan suatu produk dan jasa dapat meningkatkan promosi
penjualan.
E. TRANSPORTASI ONLINE GO-JEK
Keberadaan jasa transportasi dirasa sangat penting sekali, khususnya jasa
trasportasi yang murah, nyaman, dan aman yang diinginkan oleh masyarakat
modern saat ini. Salah satu bisnis yang sedang berkembang saat ini adalah bisnis
jasa transportasi dengan sepeda motor atau yang dulu biasa disebut dengan ojek,
sebagai sarana angkutan, ojek dinilai banyak memberi keuntungan bagi golongan
masyarakat tertentu yang bersifat rutin maupun berkala dibutuhkan dalam
Universitas Sumatera Utara
menunjang pergerakan, karena tentu masyarakat sudah mengenal ojek tradisional
yang keberadaanya mulai marak sejak masa krisis moneter tahun 1998 (Zain,
Siambaton, & Kent, 2016).
Keuntungan lain dari sarana ini lebih disebabkan karena lingkup
pelayanan yang tidak dibatasi oleh rute-rute tertentu seperti angkutan umum
lainnya serta tidak memiliki jadwal yang tetap. Angkutan ojek ini mampu
memberikan pelayanan yang bersifat dari pintu ke pintu (sampai ke rumah).Tetapi
sekarang dikenal dengan istilah baru yaitu Ojek online.Jika dahulu ojek dikelola
secara konvensional dan kepemilikan tunggal, sekarang muncul bisnis baru Ojek
online yaitu suatu usaha komersial, yang menyediakan jasa transportasi bagi
umum dan dikelola secara professional (Zain et al, 2016).
Berawal
dari
banyaknya
jasa
transportasi
yang
bermunculan
mengakibatkan semakin kuat pula persaingan yang dihadapi oleh para pengemudi
ojek.Hampir di setiap sudut jalan besar dan area kampus banyak ditemui para
pengemudi ini.Namun apabila dicermati ada banyak hal yang harus dibenahi
dalam layanan ojek yang ada saat ini khususnya masalah keselamatan, kesopanan
dan kewajaran harga layanan.Masalah harga yang paling sering menjadi ganjalan
penumpang.Pengemudi ojek memasang tarif semau mereka sendiri.Tarif ojek
untuk jarak dekat tidak terpaut jauh dengan taksi mobil biasa. Muncul ide
perusahaan ojek online, yang dikelola secara profesional, dengan menyediakan
call center dankantor dan memberi value added yang berbeda dengan ojek pada
umumnya. Seperti yang kita ketahui layanan dari Go-Jek dari Go-Ride (Zain et al,
2016).
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia, ojek online dipelopori oleh Go-Jek Indonesia. Go-Jek
didirikan oleh pengusaha Indonesia bernama Nadiem Makarim.Sejak Januari
2015 Go-Jek meluncurkan aplikasi pesan via online yang dapat diakses melalui
yang menawarkan jasa transportasi antar penumpang dengan sepeda motor alias
ojek. Setiap jasa transportasi dituntut untuk selalu peka terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada pasar dan mampu menciptkan ide yang kreatif, hal ini
bertujuan agar jasa yang ditawarkannya dapat menarik bagi konsumen, sehingga
apa yang diinginkan konsumen dapat dipenuhi oleh perusahaan, dan bertahan
ditengah-tengah persaingan yang sangat ketat (Hasbullah, 2015).
Dengan demikian untuk mencapai titik kepuasan konsumen hingga
menimbulkan minat menggunakan kembali jasa Go-Jek, saat ini pemasar tidak
hanya gencar melakukan promosi, tetapi juga memberikan keunggulan dan
pengalaman unik kepada konsumen sehingga konsumen terkesan dan selalu
mengingat sebuah jasa transportasi yang digunakan. Pada awalnya Go-Jek
terkenal dengan layanan Go-Ride nya, namun seiring perkembangan teknologi,
pihak Go-Jek juga menyediakan berbagai fitur-fitur yang di sediakan transportasi
online Go-jek yaitu Go-food, Go-sent, Go-Box, Go-Glam, Go-Clean, Go-Med,
Go-Mart, Go-Tix, Go-Auto dan Go-Car (Nadiem, 2015).
F. Pengaruh Perceived Value terhadap Kepuasan Pelanggan
Tujuan paling utama dari usaha penjualan adalah menciptakan kepuasan
bagi para pelanggan (Ariningsih, 2012). Mowen dan minor (2002) menjelaskan
faktor-faktor yang memberi perasaan puas/tidak puas berdasarkan pengalaman,
Universitas Sumatera Utara
konsumen akan mengevaluasi seluruh kinerja layanan. Proses evaluasi dilakukan
dimana konsumen bertindak dengan membandingkan kinerja aktual dengan
harapan. Berdasarkan perbandingan kualitas harapan dengan kualitas kinerja
layanan, pelanggan akan mengalami emosi positif, emosi negatif atau emosi netral
tergantung apakah harapan mereka terpenuhi.Sehingga dapat dikatakan bahwa
kepuasan konsumen tergantung kepada persepsi konsumen yang mengevaluasi
apakah harapannya telah terpenuhi atau terlampaui (Syamsiah,2009). Oleh karena
itu, Perceived value ini menjadi salah satu faktor yang sering mempengaruhi pada
kepuasan pelanggan (Anggreini, 2015; Syamsiah, 2009).
Perceived value ini merupakan konstruk unik yang merupakan bagian
dari model indeks kepuasan konsumen dan salah satu
anteseden dari
kepuasan konsumen secara keseluruhan (Joseph, Wu, Chiao, & Thai, 2005).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lin (2003) menemukan bahwa
perceived value merupakan kontributor penting bagi kepuasan pelanggan.
Dalam penelitian Syamsiah (2009) menemukan bahwa perceived value
memiliki efek positif pada kepuasan pelanggan. Dimana Penelitian ini berhasil
membuktikan bahwa semakin tinggi nilai yang dirasakan pelanggan, maka akan
semakin tinggi kepuasan pelanggan.
Rumiris (2012) menemukan bahwa ketika perusahaan dapat memenuhi
ekspetasi pelanggan bahkan melebihi ekspetasi pelanggan maka pelanggan akan
merasa puas. Ekspetasi pelanggan tersebut berkaitan erat dengan nilai, dimana
Semakin superior nilai yang diterima pelanggan, maka semakin besar kepuasan
yang dirasakan pelanggan. Oleh karena itu, Hume dan Gillian (2008) yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa perceived value berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dari
nilai yang dirasakan (perceived value) terhadap kepuasan pelanggan.Artinya
semakin positif nilai yang dirasakan konsumen (Perceived value) terhadap suatu
produk atau jasa, maka akan tinggi pula kepuasan pelanggan .
G. Pengaruh Promosi penjualan terhadap Kepuasan Pelanggan
Sikap kepuasan yang dilakukan oleh para konsumen maupun pelanggan
sudah tentu menjadi suatu harapan perusahaan apabila kepuasan
tersebut
memberikan dampak jangka panjang dan memberikan profitabilitas (Ni Putu & Ni
Ketut, 2014). Salah satu cara untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan salah
satunya adalah dengan adanya promosi penjualan (Silviana, 2013).
Promosi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran yang ditujukan untuk memberikan kepuasan pelanggan terhadap suatu
barang dan jasa yang digunakan (Roza, 2011). Sehingga promosi yang baik
danterealisasikan dengan tepat maka tujuan umum dari suatuperusahaan yang
berhubungan langsung dengan para konsumennya bisa tercapai salah satunya
adalah terciptanya kepuasan pelanggan.
Salah satu bentuk promosi yang dilakukan adalah promosi penjualan,
Dimanapromosipenjualan
ini
diharapkan
mampu
memenuhikebutuhan
pelanggannya.Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari promosi penjualan yaitu
untuk menarik konsumen baru dan meningkatkan kepuasan bagi konsumen
Universitas Sumatera Utara
yang lama (Alma, 2009). Oleh karena itu, promosi penjualan merupakan faktor
penting dalam meningkatkan kepuasaan pelanggan (Yuvita, Wahyudi & Dwi,
2013; Roza, 2011).
Berdasarkan hasil
penelitian sebelumnya oleh Ni Putu dan Ni Ketut
(2014), menyatakan promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Apabila promosi penjualan semakin ditingkatkan
maka dapat meningkatkan kepuasaan pelanggan. Hasil penelitian ini didukung
dengan Ubeja (2014), dan Santoso dan Japarianto (2012) yang menyatakan
bahwa promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Dari hasil penelitian Koyong, Tumbel, dan Sepang (2016) menunjukan
bahwa promosi penjualan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.Dimana
variabel promosi penjualan dapat di jadikan startegi perusahaan untuk
mendapatkan perhatian konsumen, dan menadapatkan kepuasan konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dari
promosi penjualanterhadap kepuasan pelanggan.Artinya semakin menarik atau
bermanfaat promosi penjualan yang dilakukan terhadap suatu produk atau jasa,
maka akan tinggi pula kepuasan pelanggan
H. Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Intensi membeli ulang.
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin
berkembangnya tingkat persaingan pemenuhan kebutuhan manusia. Peran
pemasaran semakin penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang
menghasilkan barang atau jasa.Konsumen membeli barang dan jasa untuk
Universitas Sumatera Utara
memenuhi berbagai keinginan dan kebutuhan. Apabila customer merasa
keinginan serta kebutuhannya terpenuhi oleh suatu barang atau jasa yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan, maka hal tersebut dapat meningkatkan intensi
membeli ulang (Cristiani, 2012).
Intensi
pelangganmerasa
membeli ulangsuatuproduk atau jasa akan muncul ketika
bahwa
pengalaman
terhadap
suatu
produk
atau
jasa
yangpelanggan terima bisa memberikan kepuasanterhadap diri pelanggan tersebut
(Firman & Shaleh, 2013). Menurut Widiana, Supit dan Hartini (2010), kepuasan
berpengaruh signifikan terhadap pembelian kembali (repurchase), yang artinya,
semakin
tinggi
kepuasan
semakin
tinggi
pula intensi membeli kembali,
kesesuain antara kepuasan yang diharapkan dengan yang diperoleh konsumen
dapat meningkatkan pembelian kembali.
Kepuasan pelanggan sangat penting bagi perusahaan karena kepuasan
pelanggan merupakan penggerak utama fenomena pasca pembelian seperti intensi
membeli ulang (Firmawan & Saleh, 2013). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Firmawan dan Saleh (2013), dimana kepuasan pelanggan
berpengaruh signifikan terhadap intensi
membeli ulang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan maka akan
semakin besar pula probabilitas pelanggan untuk kembali menggunakan suatu
barang atau jasa di perusahaan yang sama.
Intensi membeli ulang dari pelanggan akan timbul bila pelanggan merasa
puas terhadap produk yang dibelinya. Evaluasi konsumen
mempunyai arti
penting
bagi
para
paska
pembelian
produsen. Pengalaman
konsumen
Universitas Sumatera Utara
menggunakan produk atau jasa berpengaruh dalam pengambilan keputusan beli di
datang (Godfried, 2011).Oleh karena itu, dalam penelitiannya Hellier et al (2003)
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan mempunyai pengaruh positif secara
langsung pada intensi membeli ulang.
Penelitian Solvang (2007) menyatakan bahwa kepuasan berpengaruh
sangat kuat terhadap intensi membeli ulang. Kemudian diperkuat dengan hasil
penelitian yang dilakukan Muzahid dan Noorjahan (2009) yang menyatakan hasil
bahwa kepuasan pelanggan mempunyai dampak positif bagi customer intensi
membeli ulang.
Berdasarkan hasil penelitian Adhisti dan Tri (2016) menunjukkan bahwa
kepuasan pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap intensi
membeli ulang. Di dukung oleh penelitian Pupuani dan Sulistiyawati (2013) yang
menyatakan bahwa ada pengaruh signifikansi kepuasan konsumen terhadap
perilaku pembelian ulang.
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dari
kepuasan pelangganterhadap intensi
membeli ulang. Artinya semakin tinggi
tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa, maka akan semakin
tinggi pula tingkat intensi membeli ulang pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
I. Pengaruh Perceived Value terhadap Intensi Membeli Ulang Melalui
Mediasi Kepuasan Pelanggan
Cronin, Brady dan Hult (2000) menjelaskan bahwa adanya kemungkinan
konsumen untuk membeli kembali dari perusahaan yang sama jika mereka
berpikir bahwa apa yang mereka terima lebih berharga dari apa yang mereka
berikan. Dengan pengalaman yang konsumen peroleh dari suatu produk atau jasa
akan menimbulkan kesan positif terhadap produk atau jasa tersebut dan konsumen
akan melakukan pembelian ulang (intensi membeli ulang) (Hellier et al.,2003).
Intensi membeli ulang suatu produk atau jasa akan muncul ketika pelanggan
merasa bahwa produk atau jasa yang pelanggan terima bisa memberikan kepuasan
terhadap diri pelanggan tersebut (Firmawan & Saleh, 2013).
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh customer perceived value atas
kinerja produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan
merasa puas bila harapannya terpenuhi dan sebaliknya akan kecewa bila
harapannya
tidak
sesuai
dengan kenyataan yang diperoleh (Ariningsih,
2012).Oleh karena itu, Perceived value ini menjadi salah satu faktor yang sering
mempengaruhi pada kepuasan pelanggan (Anggreini, 2015; Syamsiah, 2009).
Dimana kepuasan pelanggan mempunyai dampak positif secara langsung
bagiintensi membeli ulang (Muzahid & Noorjahan,2009).
Keterkaitan antara nilai yang dirasakan (perceived value) dan kepuasan
pelanggan atau intensi pembelian masa depan (intensi membeli ulang) dijadikan
perdebatan di dalam literatur pemasaran jasa. Iniberisi bahwa perceived value
memiliki pengaruh langsung pada seberapa puas pelanggan dengan supplier
Universitas Sumatera Utara
mereka dan bahwa kepuasan tergantung pada nilai (value), dan perhatiankecil
yang diberikan pada customer perceived value dalam melakukan evaluasi jasa.
Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa perceived value memberikan kontribusi
secara langsung pada kepuasan pelanggan, yang kemudian mengarahkan pada
intensi membeli ulang. (Syamsiah, 2009).
Nilai yang di persepsikan pelanggan (customer perceived value) untuk
membeli kembali suatu produk atau jasa akan muncul ketika pelanggan merasa
bahwa jasa yang diterimanya bisa memberikan kepuasan terhadap diri pelanggan
tersebut. Bila pelanggan puas pada pembelian pertama, maka pembelian
berikutnya cenderung akan dilakukan secara berulang-ulang pada satu merek,
sehingga pengambilan keputusan tidak lagi diperlukan karena pelanggan telah
mengetahui secara mendalam mengenai merek tersebut (Tatik 2008).
Ariningsih (2012) menyatakan bahwa Perceived value yang terdiri dari
emotional value, social value, quality/performance value, dan price/value of
money akan menentukan perilaku pembelian seseorang, sehingga
sangat
penting untuk dipahami karena dari persepsi tersebut akan menentukan tingkat
kepuasan yang dirasakan, kepuasan yang tinggi pada produk atau jasaakan
mendorong terciptanya intensi membeli ulang
Berdasarkan penelitian Rahab, Retno dan Tri (2015) menyatakan bahwa
kepuasan pelanggan diukur dari reaksi terhadap penggunaan layanan aktual dan
nilai yang dipersepsikan terhadap
padagilirannya
akan
harapan
mendorongkonsumen
layanan. Kepuasan pelanggan
untukintensimembeli
ulangdan
menyebabkan loyalitas pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dari
perceived valueterhadap intensi
membeli ulangmelalui mediasi kepuasan
pelanggan. Artinya semakin positif nilai yang dirasakan konsumen (Perceived
value) terhadap suatu produk atau jasa, maka akan tinggi pula kepuasan
pelanggan, dan semakin tinggi pula dampaknya terhadap intensi membeli ulang.
J. Pengaruh Promosi Penjualan terhadap Intensi membeli ulangMelalui
Mediasi Kepuasan Pelanggan
Saat ini intensi membeli ulang menjadi target suatu perusahaan untuk
dapat meningkatkan penjualan. Semakin tingginya intensitas konsumen
melakukan pembelian ulang maka perusahaan juga mendapatkan penjualan yang
lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas perusahaan (Silviana, 2013). Intensi
membeli ulang suatu produk atau jasa akan muncul ketika pelanggan merasa
bahwa pengalaman terhadap suatu produk atau jasa yangpelanggan terima bisa
memberikan kepuasan terhadap diri pelanggan tersebut (Firman & Shaleh, 2013).
Salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran yang ditujukan
untuk
menarik
minat
konsumen
danmemberikan
kepuasan
pelanggan
terhadapsuatu suatu barang dan jasa adalah kegiatan promosi yang dilakukan
suatu perusahaan (Silviana, 2013; Roza, 2011).
Lamb (2001) menyatakan bahwa salah satu cara mengembangkan
intensi membeli ulangadalah melalui kegiatan promosi yakni komunikasi yang
menginformasikan kepada calon pembeli sebuah atau sesuatu pendapatan atau
memperoleh suatu respon. Dimana minat membeli ulangdari pelanggan akan
Universitas Sumatera Utara
timbul bila pelanggan merasa puasterhadap produk/ jasa yang dibelinya
(Godfried, 2011).
Hasil
penelitian
Khan,
Hussain,
Syed,
Yaqoob,
Fahad,
(2012)
membuktikan bahwa hasil promosi produk atau jasa dapat membantu dengan cara
terbaik untuk membangun hubungan dengan pelanggan, karena semua orang
mencari kesepakatan terbaik yang mempunyai kesesuaian. Dimana terdapat
pengaruh positif antara promosi dengan kepuasan. Sehingga promosi penjualan
yang berkembang pada suatu produk atau jasa dapat berakibat pada meningkatnya
kepuasan pelanggan (Krisna, 2010). Menurut Yamit (2005) kepuasan yang
dialami konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulangatas
produk dan jasa di masa yang akan datang.
Semuel (2006) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dapat menjadi
variabel penghubung antara aplikasi bauran pemasaran yang terdiri dari personal
selling, iklan, publisitas dan promosi penjualan terhadap intensi membeli ulang.
Di dukung adanya penelitian Pupuani dan Sulistiyawati (2013) yang menunjukkan
bahwa variable promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.Sedangkan
kepuasan pelanggan
memberikan
pengaruh
langsung
terbesar
terhadap
perilaku intensi membeli ulang.
Muzahid dan Noorjahan (2009) yang menyatakan bahwa hasil kepuasan
pelanggan mempunyai dampak positif bagi konsumen untuk intensi membeli
ulang. Dimana Penambahan nilai atribut merupakan hal penting bagi pelanggan
ketika ia memilih berbagai produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, dan
kemungkinan untuk membeli kembali pasti lebih besar jika perusahaan berhasil
Universitas Sumatera Utara
memberikan sesuatu kepuasanbagi pelanggannya melalui adanya kegiatan
promosi penjualan yang diberikan kepada pelanggan (Ni Putu & Ni Ketut 2014;
Triastuti & Tae 2012; Krisna, 2010).
Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bahwa terdapat pengaruh positif dari
promosi penjualanterhadap intensi
membeli ulangmelalui mediasi kepuasan
pelanggan. Dimana artinya, semakin menarik promosi penjualan yang dilakukan
terhadap suatu produk atau jasa, maka akan tinggi pula kepuasan pelanggan, maka
dan semakin tinggi pula dampaknya terhadap intensi membeli ulang.
K. Skema Hubungan antar Variabel
Peran perceived value dan promosi penjualan terhadap Kepuasan
Pelanggan serta dampaknya terhadap intensi
membeli ulang pada pengguna
transportasi online Go-Jek dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 1. Dinamika Hubungan Antar Variabel
Universitas Sumatera Utara
L. HIPOTESA PENELITIAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. H1 = Ada pengaruh perceived value terhadap kepuasan pelanggan.
2. H2 = Ada pengaruh promosi penjualan terhadap kepuasan pelanggan.
3. H3 = Ada pengaruh kepuasan pelanggan terhadapintensi membeli ulang.
4. H4 = Ada pengaruhn perceived value terhadap intensi membeli ulang
melalui mediasi kepuasan pelanggan.
5. H5 = Ada pengaruh promosi penjualan terhadap intensi membeli ulang
melalui kepuasan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
Download