SOSIALISASI Market Code of Conduct (CoC) Edisi Kedua Bagian IV : Middle Office 08 Desember 2016 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) Middle Office - Tujuan Memberikan panduan bagi Manajemen Middle Office yang memiliki fungsi pengawasan atas karyawan yang melakukan pengukuran dan monitoring risiko atas transaksi pasar keuangan secara langsung dan secara harian sesuai dengan best market practices 2 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) Middle Office - Coverage 1. Cakupan Middle Office: i. Trade Surveillance ii. Pencegahan Kealpaan (Missed), Kegagalan, Kesalahan Pencatatan iii. Pasar Buatan (Artifical Market) and Manipulasi Pasar iv. Internal Review v. Best Practice dalam pelaksanaan Mark to Market (MtM) 2. Prime Broker i. Kerahasiaan ii. Perselisihan iii. Risiko 3. Sengketa, Keluhan dan Tuntutan i. Sengketa dan Mediasi ii. Kepatuhan dan Keluhan iii. Tuntutan Penyelesaian 3 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 7 : Praktek Middle Office Pengawasan Perdagangan (Trade Surveilance) • Pencegahan Kealpaan (missed), Kegagalan atau Kesalahan dalam Pencatatan Perusahaan harus memastikan telah menerapkan sistem dan kebijakan pengawasan perdagangan yang mampu : o Mengevaluasi semua perdagangan o Mengidentifikasi catatan yang alpa, gagal atau salah o Mengidentifikasi petugas yang akan dilaporkan jika terjadi kesalahan atau kemungkinan pelanggaran ketentuan transaksi • Pasar Buatan (Artificial Market) dan Manipulasi Pasar o Akan atau berpotensi mengganggu faktor-suplai dan permintaan yang normal di pasar untuk suatu produk keuangan o Berpotensi untuk menciptakan manipulasi pasar atau manipulasi harga o Tidak didasarkan kepada transaksi yang sah atau murni dan bertujuan spekulasi 4 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 7 : Praktek Middle Office Pengawasan Perdagangan ( Trade Surveilance ) • Pendeteksian Manipulasi Pasar o Perusahaan harus berusaha untuk menjalankan perdagangan dan memelihara informasi rekening secara tepat waktu dan akurat, serta selalu melakukan rekonsiliasi catatan perdagangan eketronik mereka sendiri dengan catatan yang diberikan oleh broker, perusahaan kliring dan mitra usaha lainnya sesegera mungkin o Pemisahan tanggung jawab dari peran front dan back office adalah penting, sehingga siapapun tidak bisa menyembunyikan kegiatan transaksi yang tidak sah o Perusahaan harus memiliki prosedur dan sistem peringatan untuk mendeteksi perilaku yang berpotensi memicu kecurigaan akan adanya manipulasi pasar o Laporan yang dihasilkan oleh sistem peringatan harus tersedia untuk diperiksa oleh petugas yang bertanggung jawab dan Manajemen sesegera mungkin dan harus segera dilaporkan kepada pihak berwenang terkait jika terjadi kegiatan transaksi yang dideteksi sebagai memanipulasi pasar 5 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 7 : Praktek Middle Office Best Practice dalam Pelaksanaan Mark-to-Market • Unit Manajemen Risiko dari Pelaku Pasar, harus memiliki prosedur Mark-to-Market yang independen dan unit ini harus benar – benar terpisah dari front office • Kuotasi harga pasar adalah acuan terbaik untuk melakukan valuasi bagi Principal dalam melakukan mark-to-market atas outstanding transaksi mereka • Principal bisa menggunakan provider data, para Broker, dan pihak ketiga penyedia jasa lainnya sebagai alternatif sumber eksternal data • Jika harga independen tidak tersedia, diperlukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan bahwa semua harga diukur secara akurat dan berkala 6 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 7 : Praktek Middle Office Best Practice dalam Pelaksanaan Mark-to-Market • Principal sebaiknya juga mempertimbangkan beberapa hal – hal berikut : o Volume yang diperdagangkan o Apakah Spread Bid – Offer tersebut diambil dari pasar yang tidak likuid ? o Apakah harga yang diperoleh diambil dari transaksi terakhir ? o Sudah berapa lama transaksi terkhir tersebut terjadi ? o Apabila tidak terdapat transaksi yang dapat digunakan sebagai sumber data, bagaimana perhitungan harganya ? • Perhitungan mark-to-market harus tepat dan dapat diandalkan, karena akan mempengaruhi keakuratan laporan laba rugi suatu perusahaan. Melalui marking to market, nilai wajar dari arus kas valas akan diperhatikan dan akan memberikan informasi tentang risiko pasar, yang memungkinkan manajemen untuk mengelola dan menilai posisi – posisi pasar yang berlaku dengan lebih baik 7 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 8 : Prime Brokerage Prime Broker harus menjaga seluruh kerahasiaan data transaksi yang dilakukan dengan Prinsipal. Kebocoran informasi rahasia dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan Prinsipal, Prime Broker dan Petugas lain yang terkait. Kerahasiaan/Secrecy: • Ruangan Petugas Prime Broker yang terpisah dari Dealer Valas dan Sales. • Panduan kepada Nasabah agar ekpektasi Nasabah dikelola dengan baik. • Data rahasia termasuk: informasi due dilligence, outstanding transaksi/order, rincian order, limit. • Jika suatu informasi akan di-share dengan Dealer Valas/Sales yang berhubungan dengan Nasabah, Nasabah tersangkut harus memberi persetujuan. Perselisihan: • Dispute yang melibatkan Prime Broker dapat terjadi sebelum, ketika dan setelah transaksi. CoC ini menginginkan bahwa sengketa diatur oleh perjanjian antara pihak yang terkait. 8 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 8 : Prime Brokerage Risiko Reputasi: • Risiko reputasi bagi para Prime Broker sangat penting karena mereka dianggap sebagai penyedia layanan utama bagi para Nasabah, dan diandalkan oleh broker pelaksana hanya untuk melayani dan mewakili para nasabah terkemuka. • Termasuk: KYC, APU/AML, Credit limit, perangkat transaksi. Risiko Operasional: • Pemantauan sebelum dan sesudah transaksi yang tepat waktu dan handal bagi lancarnya transaksi oleh Prime Broker, Dealer pelaksana dan Nasabah dapat mengurangi risiko operasional bagi semua pihak secara signifikan. • Primer Broker harus mendukung dan berupaya menjalankan industri secara proaktif menuju ke infrastruktur otomatis. Siklus Post Trade dengan Prime Broker: • Kejadian sesudah transaksi tertentu dapat menyebabkan risiko pasar/basis bagi Prime Broker dan karena itu memerlukan keputusan mengenai siapa yang bertanggung jawab untuk menentukan hasil dari kejadian ini dan yang menanggung risiko. 9 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 9 : Sengketa, Keluhan dan Tuntutan Sengketa dan Mediasi • Apabila timbul sengketa, penting bagi Manajemen para pihak yang terlibat mengambil tindakan yang cepat dalam mengatasi atau menyelesaikan masalah dengan cepat, wajar dan dengan tingkat integritas yang tinggi serta saling menghormati • Jika sengketa tidak dapat diselesaikan oleh para pihak maka para pihak dapat meminta bantuan mediasi dari komite profesionalisme Kepatuhan dan Keluhan • Perusahaan harus memiliki prosedur yang efektif dan transparan untuk menangani keluhan secara cepat dan efektif, dan penyimpanan catatan yang merinci langkah-langkah yang diambil untuk membuat keputusan atas setiap keluhan • Fungsi kepatuhan harus termasuk memantau bahwa prosedur dan langkah-langkah berfungsi untuk memastikan bahwa layanan atau operasi mematuhi semua ketentuan yang berlaku pada Model Kode Etik ini, termasuk yang berkaitan dengan pengungkapan dan pengelolaan yang tepat dari benturan kepentingan 10 Indonesia Foreign Exchange Market Committee Market Code of Conduct (CoC) BAB 9 : Sengketa, Keluhan dan Tuntutan Tuntutan Penyelesaian • Tuntutan dapat terjadi karena terdapat kekurangan pada penyelesaian dan penting untuk menetapkan pedoman agar mendapatkan keputusan yang cepat • Prinsip dasar dibalik tuntutan untuk kompensasi adalah bahwa tidak boleh ada peserta pasar yang diuntungkan secara tidak wajar atau dirugikan secara tidak wajar oleh tindakan/kesalahan dari peserta pasar lainnya Sebagian besar sengketa yang disampaikan kepada Komite Profesionalisme timbul dari : • Kegagalan para dealer untuk menggunakan istilah yang jelas dan tegas sehingga seluruh pihak terkait memiliki pengertian yang berbeda mengenai jumlah atau mata uang yang ditransaksikan, tanggal valuta atau periode, atau bahkan siapa yang membeli dan siapa yang menjual • Kegagalan staff back-office untuk dengan segera dan akurat memeriksa konfirmasi counterparty 11 Terima kasih 12