BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media (KLBI: 2001) adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster, spanduk, gambar, dan sebagainya. Media juga adalah yang terletak diantara dua pilihan (orang, golongan, dll) yang bisa dipakai sebagai pendidikan. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung. Media sebagai sarana pendidikan adalah alat atau bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau pembelajaran. Media menurut Bringgs (Mulyani: 2001) adalah segala alat fisik yang menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar. Media pendidikan atau pengajaran didefinisikan oleh Gagne dan Reiser (Mulyani: 2001) adalah sebagai alat-alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Dengan kata lain media pengajaran adalah alat yang digunakan dalam komunikasi dengan tujuan untuk dalam efektifitas proses belajar mengajar. Dari pengertian media pengajaran di atas dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang digunakan guru sebagai perantara untuk 6 menyampaikan bahan-bahan 7 instruksional dalam proses belajar mengajar (PBM) sehingga memudahkan pencapaian tujuan pengajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran (Sanaky, 2009: 3). Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Maka dengan kelima bentuk stimulus ini, akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran. Atau, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk stimulus yang dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran adalah suara, lihat, dan gerakan. Sarana yang dapat digunakan untuk menampilkan atau menyampaikan pelajaran yang dalam pengertian luas disebut dengan media pembelajaran. Secara umum, ada tiga jenis media yang perlu diketahui, yaitu: media audio (dapat didengar), media visual (dapat dilihat), dan media audio-visual (di dengar dan dilihat) (Sanaky, 2009: 21). Gambar, yaitu segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi dan sebagai curahan perasaan dan pikiran. Lukisan, dapat berbentuk ilustrasi, karikatur, kartun, poster, gambar 8 seri, poster, slide, dan filmstrip (Sanaky, 2009: 43). Sedangkan lambang visual, yaitu gambar yang secara keseluruhan dari sesuatu yang dijelaskan ke dalam suatu bentuk yang dapat divisualisasikan, misalnya: 1) Sketsa, yaitu hasil lukisan yang bentuknya belum lengkap atau tidak lengkap; 2) bagan, yaitu kombinasi garis atau tulisan dengan gambarnya yang dijelmakan secara logis untuk menerangkan fakta dan ide; 3) grafik, yaitu gambar yang memberi keterangan tentang angkaangka dan hubungannya; 4) poster gambar, berfungsi sebagai pemberitahuan atau peringatan atau penggugah; 5) komik, yaitu gambar atau lukisan bersambung yang merupakan cerita; 6) kartun gambar, digunakan untuk menghibur, mengkritik, dan menganjurkan; 7) diagram, yaitu kombinasi antara garis dan gambar yang menunjukkan hubungan intern dan bersifat abstrak; 8) peta gambar, melukiskan lambang keadaan yang sebenarnya; 9) lambang akta (verbal), yaitu lambang kata dapat dijumpai dalam buku dan bahan-bahan bacaan lainnya, seperti buku, majalah, koran, dan lain-lain. b. Ciri-ciri Media Pembelajaran Gambar Media pembelajaran identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata raga yaitu suatu bentuk yang dapat diraba, dilihat, didengar, diamati melalui panca indera. Tekanan utama media adalah terletak pada benda atau hal-hal yang dilihat, didengar, dan diraba (Sanaky, 2009: 37). Gambar atau foto merupakan media yang paling umum digunakan orang, karena media ini mudah dimengerti dan dapat dinikmati, mudah didapatkan dan dijumpai di mana-mana, serta banyak memberikan penjelasan bila dibandingkan dengan verbal. 9 Perbedaan antara media gambar atau foto dengan verbal adalah: (1) media gambar atau foto, memvisualkan apa adanya secara detail, (2) verbal (kata-kata), kelemahannya terletak pada keterbatasan daya ingat dalam bercerita dan menjelaskan, sehingga mungkin ada hal-hal yang tercecer atau terlupakan dalam menyampaikan pesan (Sanaky, 2009: 69-70). c. Keuntungan Media Pembelajaran Gambar Penyajian materi pelajaran dengan menggunakan gambar, tentu merupakan daya tarik tersendiri bagi pembelajar. Maka penggunaan gambar/foto harus sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan, dan tujuan yang diinginkan. Selain itu penggunaan gambar dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar itu sendiri, asalkan gambar atau foto tersebut dari sisi seni bagus dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kelebihan atau keuntungan media gambar atau foto adalah sebagai berikut (Sanaky, 2009: 70): 1) Sifatnya konkret, lebih realis menunjukkan pada pokok masalah bila dibandingkan dengan verbal semata. 2) Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua benda, obyek, peristiwa dapat di bawa ke kelas, dan pembelajar tidak dapat dibawa ke obyek tersebut. Maka perlu diciptakan dengan membuat gambar atau foto benda tersebut. 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera. Misalnya, binatang bersel satu tak mungkin dilihat dengan mata 10 telanjang, tetapi dengan mikroskop. Apabila tidak menggunakan mikroskop, maka dapat direkayasa dengan bentuk gambar atau foto. 4) Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Media ini, lebih murah harganya, mudah didapatkan dan digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. d. Tujuan Penggunaan Media Pembelajaran Secara khusus menurut Mulyani (2001) media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut: 1) Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut karakteristik bahan. 2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar 3) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan oleh peserta didik, serta membantu guru dalam mentransfer sebuah pengetahuan kepada siswanya. Namun dalam persiapan, guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi dan tujuan yang akan diajarkan serta karakteristik siswa yang menggunakannya. e. Fungsi Media Pembelajaran 11 Seperti yang diungkapkan oleh Mulyani (2001) bahwa media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menghantarkan atau menyampaikan pesan, berupa sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menangkap, memahami dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan. Menurut fungsinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi 6 kategori sebagai berikut: 1) Penggunaan media dalam proses pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. 2) Penggunaan media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3) Penggunaan media dalam pembelajaran, harus melihat tujuan dan bahan pengajaran. 4) Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti hanya digunakan sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 5) Penggunaan media dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. 6) Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar sehingga hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa. 12 f. Macam-macam Media Pembelajaran Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. (Arsyad, 2007: 29) Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya. Teknologi ini menghasilkan materi dalam bentuk salinan tercetak. Dua komponen pokok teknologi ini adalah materi teks verbal dan materi visual yang dikembangkan berdasarkan teori yang berkaitan dengan persepsi visual, membaca, memproses informasi, dan teori belajar. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut: 1) Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang; 2) Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif; 3) Teks dan visual ditampilkan statis (diam); 13 4) Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual; 5) Baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa; 6) Informasi dapat diukur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut: Mereka biasanya bersifat linear; 1) Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis; 2) Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/ pembuatnya; 3) Mereka merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak; 4) Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif; 14 5) Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah. Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi lainnya adalah karena informasi/ materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layar kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer). Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), drills and practice (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya), permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari), dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing). Beberapa ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) adalah sebagai berikut: 15 a) Mereka dapat digunakan secara acak, non-sekuensial, atau secara linear; b) Mereka dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang/ pengembang sebagaimana direncanakannya; c) Biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, simbol, dan grafik; d) Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini; e) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaktivitas siswa yang tinggi. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan yang hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti videodisc player, perangkat keras untuk bergabung dalam satu jaringan, dan sistem audio. Beberapa ciri utama teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut: (1) Ia dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linear; (2) Ia dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya; 16 (3) Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dan di bawah pengendalian siswa; (4) Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran; (5) Pembelajarna ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan; (6) Bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaktivitas siswa; (7) Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber. Menurut Sanjaya (2008: 211-212) media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. 1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis. c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, 17 seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedau unsur jenis media yang pertama dan kedua. 2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari halhal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya 3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam: a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa. b) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya. 18 Menurut Rudi Brets (dalam Sanjaya, 2008: 212), ada 7 (tujuh) klasifikasi media yaitu: 1) Media audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv 2) Media audiovisual diam, seperti: film rangkai suara 3) Audio semigerak, seperti: tulisan jauh bersuara 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu 5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu 6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio 7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri Di samping itu, ada juga yang mengelompokkan media dengan membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, program video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realitas sederhana, sketsa, dan sebagainya. Sedangkan Klasek membagi media pembelajaran sebagai berikut: (1) media visual; (2) media audio; (3) media “display”; (4) pengalaman nyata dan simulasi; (5) media cetak; (6) belajar terprogram; dan (7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal Program Computer Aided Instruction (CAI) (Sanjaya, 2008: 212-213). Pengelompokkan media juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu sebagai berikut. (Sanjaya, 2008: 213) No Kelompok Media 1 Audio 2 Cetak 3 Audio-Cetak • • • • • • • Media Instruksional Pita audio (rolo atau kaset) Piringan audio Radio (rekaman siaran) Buku teks terprogram Buku pegangan/ manual Buku tugas Buku latihan dilengkapi kaset 19 No 4 5 6 7 8 9 2.1.2 Kelompok Media • Proyek Visual Diam • • Proyek Visual Diam • dengan Audio • Visual gerak • Visual gerak dengan • Audio • Benda • • Komputer • Media Instruksional Gambar/ poster (berisi pesan verbal) Film bingkai (slide) Film rangkai (berisi pesan verbal) Film bingkai (slide) suara Film rangkai suara Film bisu dengan judul (caption) Film suara Video/vcd/dvd Benda nyata Model tiruan (mock-up) Media berbasis komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional) Media Gambar a. Pengertian Media Gambar Definisi gambar menurut KLBI (2001) adalah tiruan barang (orang, dengan binatang, tumbuhan, dsb.) yang dibuat coretan, pensil, pada kertas dll. Menurut Mulyani (2001) media gambar adalah suatu alat peraga berupa media yang termasuk media visual dimana pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol komunikasi visual. Media gambar terdiri dari dua dimensi, mempunyai panjang dan lebar, media gambar dapat dirancang sendiri sesuai dengan materi ajar yang dipelajari. b. Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar Keunggulan dan kelemahan dari media ini diantaranya adalah sebagai berikut: 20 1) Keunggulan 1. Bersifat kongkrit karena media gambar dapat menjelaskan suatu fakta yang berupa peristiwa dan kejadian keadaan secara realistis. 2. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Media gambar dapat mengatasi hal tersebut. 3. Media gambar harganya lebih murah dan gampang didapat, serta digunakan. 2) Kelemahan a) Media gambar tidak dapat dirasakan karena tidak dapat menggambarkan secara nyata suasana sebenarnya. b) Media gambar lebih menekankan pada indra penglihatan c) Media gambar sangat sulit dipakai untuk jumlah yang peserta didiknya besar karena terbatas ukurannya. d) Media gambar dapat hilang dan mudah rusak. 2.1.3 Media Benda Sebenarnya a. Pengeritan Media Benda Sebenarnya Definisi benda dalam KLBI (2001) adalah segala yang ada pada alam yang berwujud dan berbentuk (bukan roh) berupa barang, harta, (misalnya: air, batu, minyak, kayu dsb). Menurut Akhmad Sudrajat (2008) media berasal dari bahasa latin. Media merupakan 21 bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Menurut Mulyani (2001) media benda yang dimaksud adalah benda yang sebenarnya, media yang dapat membantu pengalaman peserta didik secara langsung. fungsinya adalah memberikan pengalaman nyata dalam kehidupan dan dapat menarik minat belajar. b. Keunggulan dan Kelemahan Media Gambar Sebenarnya Keunggulan dan kelemahan media ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Keunggulan 1. Benda asli atau benda sebenarnya dapat memberi pengalaman yang sangat berharga karena langsung dalam dunia sebenarnnya 2. Benda asli atau benda sebenarnya dapat memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan 2) Kelemahan Kelemahan dari media ini adalah tidak semua benda asli atau sebenarnya dapat dijangkau, atau dengan kata lain benda sebenarnya sulit ditemui karena keterbatasan ruang dan waktu. 2.1.4 Mata Pelajaran IPA a. Pengertian Mata Pelajaran IPA 22 Ilmu pengetahuan selalu berkaitan dengan bagaimana mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar (Herlanti, 2002: 3). Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu mengenai cara mencari tahu tentang alam secara sistematis melalui proses penemuan. IPA mempelajari segala sesuatu tentang alam, dari berbagai makhluk hidup hingga benda-benda mati, dari yang ada di perut bumi hingga luar angkasa, semuanya dipelajari di dalam IPA (Sulaeman, 2006: 3) Menurut Rodriguez (dalam Tiarani, 2007) belajar merupakan proses aktif. Anak belajar dengan cara mengonstruksi hal yang dipelajarinya berdasarkan pengetahuan yang diketahuinya, bukan menerima suatu hal dengan pasif. Pengertian ini berakar dari perspektif konstruktivisma. Konstruktivisma sendiri banyak dijumpai di berbagai bidang antara lain psikologi, filosofi, sosiologi, dan pendidikan, serta menimbulkan implikasi yang berarti dalam pembelajaran IPA. b. Manfaat Mata Pelajaran IPA Manfaat dengan mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) akan mengetahui bagaimana menjaga kesehatan lingkunganmu. Belajar IPA juga akan memberi pengetahuan tentang hewan, dan 23 tumbuhan, mengetahui hewan dan tumbuhan yang bermanfaat dan merugikan. Selain itu, bermanfaat dengan akan mengenal berbagai benda. Fungsi dan cara penggunaannya, dan cara pemeliharaannya (Sulaeman, 2006: 3) 2.1.5 Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut S. Nasution (1996: 17) prestasi belajar adalah: “Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). (S. Nasution, 1996: 17) 1) Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a) Kecerdasan/intelegensi 24 Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. b) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. c) Minat Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. d) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. 2) Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995: 60) faktor ekstern yang 25 dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.” a) Keadaan Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. b) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. c) Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan 26 lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. 2.1.6 Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah Secara khusus karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) adalah sebagai berikut: (Iswara, 2011: 3-4) a. Karakteristik umum 1) Waktu reaksinya lambat 2) Koordinasi otot tidak sempurna 3) Suka berkelahi 4) Gemar bergerak, bermain, memanjat 5) Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur b. Karakteristik kecerdasan 1) Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian 2) Kemauan berpikir sangat terbatas 3) Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan c. Karakteristik sosial 1) Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama 2) Berkhayal dan suka meniru 3) Gemar akan keadaan alam 4) Senang akan cerita-cerita 5) Sifat pemberani 6) Senang mendapat pujian d. Kegiatan gerak yang dilakukan 27 1) Menirukan. Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa yang dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang. 2) Manipulasi. Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang disukainya. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan a. Sudibyo (2005) dengan judul penelitian “Respon Siswa SLTP Khodijah Surabaya Terhadap Kegiatan Ujicoba Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu”. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran IPA Terpadu SLTP dan mendeskripsikan respon siswa yang belajar dengan menggunakan perangkat pembelajaran tersebut. Dengan Four-D Model, yaitu: define, design, develop dan disseminate. Dari 45 siswa di SLTP Khodijah Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dapat digunakan dengan baik dan siswa menikmati suasana pembelajaran. Mayoritas siswa (58%) merasa senang dengan pembelajaran IPA Terpadu, dan sisanya (42%) merasa biasa-biasa saja. Hal-hal yang membuat IPA Terpadu tersebut menyenangkan antara lain: banyak kegiatan praktik, siswa mendapat kesempatan kerja kelompok, diberi kesempatan mengeluarkan pendapat/bertanya/diskusi, memperoleh hal-hal baru dalam belajar, 28 semakin mengerti kaitan IPA dengan kehidupan sehari-hari, serta siswa merasa IPA semakin mudah dipahami. b. Suprayekti (2010) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran IPA di SD”. Penelitian ini bertujuan untuk untuk menerapkan model pembelajaran interaktif pada pelajaran IPA dengan kerja kelompok, sebagai suatu upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Toggar R (1988) yang mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus. Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi antara dosen LPTK (FKIP-UT) dengan guru SD N Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kinerja belajar siswa meningkat setelah pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran interaktif. Siswa sangat antusias membahas topik dalam diskusi, dan berusaha menjawab dan menemukan informasi tentang topik tersebut. Siswa saling berebut mengemukakan informasi (apa yang mereka ketahui) tentang topik. Setelah dilakukan pembagian tugas kelompok siswa bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing; (2) Prestasi belajar siswa meningkat setelah mengalami pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok. Pada siklus pertama nilai rata-rata siswa perorangan 5,859; nilaia rata-rata kelompok sebesar 6,102. Pada siklus kedua nilai rata-rata 29 siswa 6,512 dan nilai rata-rata kelompok 7,615; sedangkan pada siklus ketiga nilai rata-rata siswa 7,948 dan nilai rata-rata kelompok 7,384. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran interaktif dengan kerja kelompok dapat digunakan pada penelitian tindakan kelas. c. Permata, dkk. (2008) dengan judul “Strategi Memanfaatkan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Kosakata pada Pembelajaran Bahasa Inggris pada Sekolah Dasar”. Kesimpulan penelitian ini adalah para guru dapat membuat kartu dengan gambar dan kartu dengan katakata, untuk digunakan permainan. Itu memudahkan para siswa untuk mempraktekkan kosa kata mereka. Permainan ini bisa dilakukan pasangan atau berkelompok. Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar anak-anak sekolah dasar, sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar media Inggris. Penelitian terdahulu di atas memiliki relevansi dengan penelitian saat ini yaitu mata pelajaran yang sama yaitu IPA dalam pembelajaran. Perbedaannya dalam penelitian di atas merupakan penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, sedangkan penelitian ini penggunaan media gambar dan benda sebenarnya sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar. 2.3 Kerangka Berfikir 30 Untuk memperjelas alur pikir dalam penelitian ini, maka dapat diketahui dari bagan kerangka pikir yang penulis susun sebagai berikut: Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir guru mengajar masih konvesional Siklus I: Menerapkan media gambar dan benda sebenarnya pada mata pelajaan IPA Siklus II: Menerapkan media gambar dan benda sebenarnya pada mata pelajaan IPA Hasil belajar siswa rendah Penerapan media gambar dan media sebenarnya pada mapel IPA Diduga pembelajaran melalui gambar dan media sebenarnya dapat meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan makanan bergizi seimbang pada mata pelajaran IPA Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir 2.4 Hipotesis Berdasarkan latar belakang permasalahan dan kajian pustaka, maka hipotesis sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan dalam penelitian ini adalah: Penggunaan media gambar dan benda yang sebenarnya dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas III Semester II SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.