1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih mengandalkan buku sebagai salah satu sumber informasi untuk berbagai keperluan termasuk keperluan belajar dan perluasan pengetahuan. Hal ini terlihat dari lembaga-lembaga pendidikan yang lebih banyak menggunakan buku pelajaran daripada media lainnya. Pemenuhan kebutuhan buku ditentukan oleh kemampuan industri buku di Indonesia. Bagaimana keadaan dan perkembangan perbukuan di Indonesia dilihat dari pilar-pilar industri buku seperti pengarang, penerbit, percetakan, penyalur dan masyarakat pembaca. Industri percetakan dan penerbitan merupakan salah satu industri yang berskala sangat variatif baik dilihat dari sisi ukuran usaha, produk maupun prosesnya. Di Indonesia industri ini sudah bermula sejak awal abad 20, pada saat itu produk cetakan yang dihasilkan selain berupa buku-buku dan media massa juga pamflet-pamlet iklan, bahan kemasan dan lain sebagainya. Iklim dan minat masyarakat dalam bidang pendidikan mulai membaik, hal ini dapat dilihat dari jumlah Sekolah Dasar (SD) 360, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 158, Sekolah Menengah Atas (SMA) 75, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 64 total keseluruhan sekolah yang terdapat di Kota Bogor berjumlah 657 sekolah (Diknas Kota Bogor, 2010). Pengadaan buku pelajaran sekolah akan terus berlangsung dan berkembang bahkan saat ini masyarakat banyak yang mengajukan protes karena setiap semester harus berganti buku pelajaran. Jumlah cetakan pada semua jenis dan jenjang pendidikan akan terus meningkat yang berarti kebutuhan buku akan terus meningkat pula. Oleh karena itu, bisnis buku pelajaran sekolah, peluangnya masih terbuka bagi usaha percetakan dan penerbit swasta untuk terus mengembangkan usahanya. Hal tersebut juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto, pertumbuhan ekonomi nasional 2011 bisa mencapai 7 persen jika pemerintah mampu mengatasi faktor-faktor penghambat pertumbuhan. Hal ini semakin memperkuat bahwa prospek bisnis 1 2 untuk penerbitan buku pelajaran sangat baik karena pangsa pasar yang cukup besar, peluang yang terbuka lebar dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup baik. PT Yudhistira Ghalia Indonesia (PT YGI) yang berdiri pada tahun 1978 adalah salah satu penerbit milik swasta nasional yang berlokasi di kawasan industri Bojongkerta, Ciawi Bogor. Penerbit Yudhistira mengkhususkan diri dalam menerbitkan buku-buku pelajaran Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA). Selain itu PT YGI juga memproduksi buku-buku ilmiah umum, keagaman dan buku terjemahan. Perusahaan Penerbit Yudhistira termasuk ke dalam enam jajaran perusahaan penerbit terbesar di Indonesia menurut Pudjo Sumedi AS selaku Kepala Pusat Grafika Indonesia (Kapusgrafin), Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Tabel 1. Perusahaan penerbitan terbesar di Indonesia No. Perusahaan Penerbitan 1. Erlangga 2. Yudhistira 3. Tiga Serangkai 4. Intan Pariwara 5. Ganesha 6. Gravindo Dilihat dari pangsa pasar yang ada, maka kebutuhan buku pun terus meningkat. PT YGI memiliki semboyan melayani lebih baik dan lebih baik lagi, semboyan inilah yang ingin diterapkan di seluruh jajaran perusahaan. Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat secara terus-menerus akan suatu produk tidaklah mudah, maka PT YGI selalu berupaya meningkatkan kualitas produk buku-bukunya, menjaga kelancaran pendistribusian serta selalu mengedepankan pelayanan yang terbaik. Oleh karena itu perusahaan terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia perusahaan untuk perbaikan kinerja karyawan baik demi kepuasaan karyawan maupun kepuasan konsumen. Visi dan misi bagi perusahaan digunakan sebagai tolak ukur dalam bekerja untuk memberikan hasil yang terbaik bagi karyawan, pelanggan, dan pemegang 2 3 saham. PT YGI dengan visi yang jelas yakni mendarmabaktikan diri pada dunia perbukuan untuk berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Misi PT YGI dijabarkan dalam kinerja operasional, keuangan, dan sumberdaya manusia demi memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhi sarana pendidikan bangsa. Memberikan pelayanan terbaik didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang memenuhi kompetensi tinggi. Untuk dapat mengoptimalkan kemampuan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan, maka diperlukan manajemen SDM yang dapat mengelola SDM secara efektif untuk menghasilkan kinerja tinggi. Perusahaan pada umumnya meyakini bahwa salah satu yang dapat mendukung kesuksesan suatu perusahaan dimulai dengan memaksimalkan kinerja individual, karena pada dasarnya kinerja individual mempengaruhi kinerja sebuah perusahaan secara keseluruhan. Kinerja yang baik terbentuk dari perilaku karyawan yang diharapkan oleh perusahaan dimana perilaku yang diharapkan oleh perusahaan tidak hanya in role behavior yaitu hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas yang ada dalam job description tetapi juga extra role behavior atau disebut juga dengan Organizational Citizenship Behavior. (Organ yang dikutip Triyanto, 2009) Organizational Citizenship Behavior (OCB) cenderung melihat karyawan sebagai mahluk sosial dibandingkan sebagai mahluk individu yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai kemampuan untuk memiliki empati kepada orang lain dan lingkungannya dan menyelaraskan nilainilai yang dianutnya. Dengan nilai-nilai yang dimiliki lingkungannya untuk menjaga dan meningkatkan interaksi sosial yang lebih baik. Perilaku ini muncul karena adanya perasaan sebagai bagian dari perusahaan dan merasa puas apabila telah melakukan sesuatu yang lebih kepada perusahaan. Hal inilah yang membuat karyawan tetap berkontribusi untuk perusahaan sehingga perusahaan tidak perlu untuk merekrut karyawan baru karena adanya perputaran karyawan atau turnover di dalam perusahaan. Turnover atau perputaran tenaga kerja adalah proses dimana tenaga kerja meninggalkan organisasi dan harus ada yang menggantikannya. Turnover sering diklasifikasikan sebagai sukarela atau tidak sukarela. Turnover sukarela terjadi 3 4 pada saat tenaga kerja meninggalkan organisasi atas permintaan sendiri yang disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, pekerjaan yang kurang menantang, kesempatan yang lebih baik di tempat lain, gaji, pengawasan, letak geografis dan tekanan. Tidak semua turnover itu negatif, kehilangan beberapa karyawan kadang memang diinginkan, apalagi jika karyawan yang keluar adalah karyawan yang mempunyai kinerja yang rendah. (Mathis dan Jackson, 2001) Turnover merupakan problem klasik yang terjadi dalam setiap perusahaan, terutama untuk perusahaan yang menggunakan karyawan kontrak. Karyawan PT. Yudhistira berjumlah 267 karyawan, dengan jumlah karyawan tersebut perusahaan dapat menjadi indikator atau barometer perusahaan untuk mengetahui tingkat OCB karyawan. Turnover yang tinggi pada suatu perusahaan akan berdampak pada tingginya biaya tenaga kerja. Biaya tersebut digunakan untuk biaya rekrutmen dan pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan karyawan. Selain itu turnover yang tinggi membuat perusahaan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan recovery dari karyawan, waktu untuk melakukan pelatihan karyawan baru untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik secara integritas, pengetahuan dan kemampuan. Namun, turnover pasti terjadi dan harus diterima oleh perusahaan sebagai dinamika dan siklus kerja dari sebuah perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset terpenting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan, karena tenaga kerja dapat menggerakkan faktor- faktor produksi lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Yudhistira Ghalia Indonesia menyadari akan pentingnya SDM bagi kelangsungan hidup dan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memberikan perhatian yang khusus pada sumber daya manusia. Sebaliknya SDM (karyawan) juga harus memberikan kinerja yang didasarkan pada job description yang telah disusun oleh perusahaan. Dengan demikian, baik buruknya kinerja seorang karyawan dapat dilihat dari kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 4 5 Kinerja karyawan tidak hanya sebatas tugas-tugas yang terdapat dalam deskripsi kerjanya tetapi juga perilaku di tempat kerja di luar persyaratan formal dalam pekerjaan mereka,bersifat bebas dan tidak secara eksplisit ada dalam prosedur kerja, perilaku inilah yang disebut dengan OCB. Organizational Citizenship Behavior sebagai suatu perilaku positif di tempat kerja yang berpengaruh pada peningkatan kinerja organisasi. Salah satu implikasi dari rendahnya OCB yaitu adanya turnover karyawan. Hal ini akan lebih banyak berdampak negatif bagi perusahaan terutama bagi iklim kerja yang tercipta yang tentu saja akan mempengaruhi etos kerja karyawan yang ada. Turnover yang tinggi juga akan mengakibatkan langkanya tenaga profesional serta akan menghabiskan biaya yang lebih untuk melakukan kegiatan pelatihan bagi karyawan baru. Adapun tingkat turnover pada PT YGI selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 1. 0% 23% 47% 30% 2008 2009 2010 Gambar 1. Tingkat Turnover PT YGI Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa selama tiga tahun terakhir tingkat turnover pada PT YGI semakin meningkat. Tingkat turnover yang tinggi memberikan dampak untuk perkembangan perusahaan, apabila suatu departemen dipimpin atau dikelola oleh orang-orang yang terus berganti-ganti, sudah dapat dipastikan departemen tersebut akan jalan di tempat karena akan selalu memulai sesuatu yang baru ketika berganti kepemimpinan Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap OCB dan tingkat turnover 5 6 2. Bagaimana persentase tingkat turnover karyawan PT Yudhistira Ghalia Indonesia 3. Bagaimana pengaruh antara OCB dengan tingkat turnover PT Yudhistira Ghalia Indonesia 4. Bagaimana upaya yang diperlukan PT Yudhistira Ghalia Indonesia dalam meningkatkan OCB serta menurunkan tingkat turnover 1.3. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis persepsi karyawan terhadap OCB dan tingkat turnover 2. Menganalisis persentase tingkat turnover PT Yudhistira Ghalia Indonesia 3. Menganalisis pengaruh antara OCB dengan tingkat turnover PT Yudhistira Ghalia Indonesia 4. Merekomendasikan alternatif upaya perbaikan yang perlu dilakukan perusahaan dalam meningkatkan OCB karyawan serta menurunkan tingkat turnover yang terjadi. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat bagaimana pengaruh OCB dengan tingkat turnover Pada PT Yudhistira Ghalia Indonesia dengan memperhatikan aspek-aspek dari OCB. Kajian dilakukan dengan penyebaran kuesioner di PT Yudhistira Ghalia Indonesia, Bogor serta didukung oleh studi literatur. 6