ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM

advertisement
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
PADA RUMAH SAKIT BUNDA DaLIMA
Halimahtu Sa’diah
Universitas Gunadarma
Email: [email protected]
ABSTRAK
Rumah sakit merupakan salah satu jenis usaha yang bergerak di bidang layanan Jasa, khususunya
pelayanan kesehatan. Dengan banyaknya bermunculan jasa pelayanan kesehatan yang ada, maka
akan menimbulkan persaingan. Agar rumah sakit tersebut dapat bersaing dengan rumah sakit
lainnya, maka rumah sakit tersebut harus memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada
masyarakat atau pihak yang membutuhkan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut. Terutama
dalam memberikan informasi serta pelayanan yang prima bagi customer. Oleh karena itu agar
sistem pelayanan kesehatan dirumah sakit berjalan dengan baik maka di perlukan sistem
pengendalian intern yang baik pula. Tujuannya adalah agar mampu melaksanakan fungsi rumah
sakit dengan baik sebagai pemberi layanan serta penyedia informasi yang relevan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan serta sistem
pengendalian intern pada rumah sakit “BUNDA DaLIMA”. Dan untuk mengetahui apakah sistem
pelayanan keshatannya sudah dilengkapi dengan sistem pengendalian intern. Penulis menggunakan
analisis deskriptif dengan menggunakan bagan alir dokumen atau Flowchart .
Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah sistem pelayanan kesehatan serta sistem
pengendalian intern pada rumah sakit BUNDA DaLIMA sudah berjalan dengan baik. Terlihat dari
telah diterapkannya sistem pelayanan minimal pada sistem pelayanan kesehatan, serta dilihat dari
tinjauan publik 45% responden menjawab sangat puas, 35% menjawab puas dan 20% menjawab
tidak puas dengan sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada rumah sakit “BUNDA
DaLIMA”. Serta sistem pelayanan kesehatan rumah sakit “BUNDA DaLIMA” sudah dilengkapi
dengan sistem pengendalian intern, dimana pada sistem pelayanan kesehatan telah diterapkannya
unsur-unsur sistem pengendalian intern, yaitu pemisahan tugas, sistem otorisasi dan praktek yang
sehat.
Kata Kunci: Sistem Pelayanan Kesehatan, Sistem Pengendalian Intern
PENGANTAR
Dizaman modern ini perkembangan dunia usaha semakin pesat, banyak perusahaan yang
bermunculan baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Jenis usaha yang dijalankanpun
bermacam-macam, baik dalam bidang industri, manufaktur, maupun dalam bidang Pelayanan
Kesehatan. Salah satu contoh kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan
adalah rumah sakit. Dengan banyaknya bermunculan jasa pelayanan kesehatan yang ada, maka akan
menimbulkan persaingan. Oleh karena itu masing-masing penyedia layanan kesehatan berusaha
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan
tersebut.
Agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik, rumah sakit harus memiliki sistem
informasi yang relevan dan akurat, serta sumber daya manusia yang profesional. Karena dengan
adanya pelayanan yang baik akan lebih meningkatkan perkembangan kegiatan usaha rumah sakit
tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem pelayanan kesehatan serta
sistem pengendalian intern pada rumah sakit “BUNDA DaLIMA”. Dan untuk mengetahui apakah
sistem pelayanan keshatannya sudah dilengkapi dengan sistem pengendalian intern.
LANDASAN TEORI
Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian Intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang di pergunakan untuk
menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan memperbaiki
efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijkan yang telah
ditetapkan.(Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart, 2006)
Sistem Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (Mulyadi, 2001)
Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan sistem pengendalian intern yang efektif digolongkan sebagai berikut:
a. Untuk menjaga kekayaan organisasi atau perusahaan
b. Untuk menjamin kebenaran data akuntansi
c. Untuk mendorong efisiensi usaha
d. Untuk mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Selain itu Pengendalian Intern melaksanakan tiga fungsi penting, yaitu:
 Pengendalian Untuk Pencegahan (Preventive Control)
Dibutuhkan untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul.
mempekerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, merupakan pengendalian
pencegahan yang efektif.
 Pengendalian Untuk Pemeriksaan (detective control)
Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah tersebut muncul. Contoh,
mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
 Pengendalian Korektif (corrective control)
Dibutuhkan untuk memecahakan masalah yang ditemukan oleh pengendalian untuk
pemeriksaan. Contoh dari pengendalian ini termasuk pemeliharaan kopi cadangan
(backup copies) atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk
memperbaiki kesalahan memasukkan data.
Unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur-unsur pokok pengendalian intern yang harus dimiliki oleh setiap organisasi atau
perusahaan yaitu :
1. Organisasi
Fungsi yang menetapkan pemisahan tanggung jawab secara jelas. Pembagian tanggung
jawab fungsional dalam organisasi seperti:
a. Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.
Fungsi operasi adalah fungsi yang mempunyai wewenang untuk melaksanakan
suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang
untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan
semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem otorisasi (wewenang) dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
Dalam organisasi atau perusahaan, setiap transaksi harus atas otoritas dari pejabat yang
berwenang sehingga akan menjamin dokumen pembukuan yang dapat dipercaya bagi
proses akuntansi.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Setelah adanya pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ada, tidak akan terlaksana jika belum ada penjamin
praktik yang sehat, diantaranya :
a. Penggunaan formulir berurut
b. Pemeriksaan mendadak
c. Setiap transaksi tidak boleh ditangani oleh satu orang atau satu unit organisasi
d. Perputaran jabatan
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak
f. Secara periodik diadakan pengecekan antara kekayaan fisik dengan catatannya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek pengendalian intern yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Perusahaan harus memiliki karyawan yang jujur dan kompeten yang dapat
melaksanakan tugasnya secara efisien dan efektif. Untuk mendapatkan karyawan yang
jujur dan berkompeten, perusahaan harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaanya
 Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
Pengendalian Internal COSO
Committe of Sponsoring Organization (COSO) adalah kelompok sektor swasta yang terdiri
dari Amerika Accounting Association (AAA), AICPA, Institut of Internal Auditors,Institut of
Management Accountants, dan
financial Executive Institut. Pada tahun 1992, COSO
mengeluarkan hasil penelitian untuk mengembangkan definisi pengendalian intenal dan
memberikan petunjuk untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. Laporan tersebut telah
diterima secara luas sebagai ketentuan dalam pengendalian internal.
Penelitian COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang di
implementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada dibawah arah
keduanya untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan
pertimbangan hal-hal berikut:
1. Efektifitas dan efisiensi operasional organisasi
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Kesesuain dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Berdasarkan COSO, pengendalian internal adalah proses karena hal tersebut menembus
kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral dari kegiatan manajemen dasar.
Pengendalian intern memeberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolut, karena kemungkianan
kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemenm atas pengendalaian, membuat proses ini
menjadi tidak sempurna.
COSO menyajikan langkah yang signifikan atas definisi pengendalian internal yang dahulu
berbatas pada pengendalian akuntansi, menjadi pengendalian yang menangani tujuan yang luas dari
para dewan komisaris dan pihak manajemen.
Lima komponen model pengendalian internal COSO yang saling Berhubungan:
 Lingkunagan Pengendalian
 Integritas dan nilai-nilai etika
– Etika bisnis
– Budaya perusahaan
– Etika perencanaan pekerjaan
 Tanggung jawab kompetensi




Filosofi Management dan gaya beroperasi
Struktur organisasi
Perhatian dan bimbingan yang diberikan oleh Dewan Direksi dan komite
Penetapan otoritas dan tanggung jawab
– Penganggaran
 Kebijakan dan prosedur sumberdaya manusia
– Pemisahan tugas
– Pengawasan
– Rotasi Tugas secara periodik dan liburan tahunan
– Dual kontrol
 Aktivitas Pengendalian
 Rencana organisasi
– Pemisahan tugas
– Pemisahan otorisasi dari pencatatan, pemeliharaan aset
 Dokumen dan catatan yang memadai
 Penjagaan Aset dan Pencatatan yang Memadai
– Kas register dan kotak kunci
– Kunci ,penyimpanan aset dan area akses terbatas
– Pasukan keamanan
– Monitor TV daerah tertutup Serta Sistem alarm
 Pemeriksaan akuntabilitas Independen dan peninjauan kinerja
 Proses kontrol Informasi
– Otorisasi
– Persetujuan
– Kelengkapan dan akurasi
 Penilaian Resiko
Proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko yang mempengaruhi terhadap
tujuan perusahaan perubahan internal dan eksternal
 Informasi Dan Komunikasi
 Sistem akuntansi
– Dokumentasi
– Akuntansi ganda entri
– Jejak Audit
 Prosedur manual yang memadai
 Laporan / dokumentasi
 Pengawasan
 Manajemen pengawasan kegiatan
– Manajemen dan operasional audit
 Audit internal
 Komite audit
– Dewan komisaris independen
– Internal auditor / pengendali
– Direktur independen dari luar
– Sekretaris perusahaan
–
Instrumen analisis Sistem Pengendaliuan Internal:
 Naratif
 Flow chart / Bagan Alur
 Check list
 Questionnare / Angket
 Matrix
Sistem dan Prosedur
Sistem dan Prosedur merupakan bagian integral tugas manajemen, sehingga tampak adanya
keterkaitan antara pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan dengan sistem dan
prosedur.
Sistem diartikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen yang
berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada umumnya sistem diartikan sebagai jaringan yang terdiri
dari formulir-formulir, catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam
rangka menghasilkan informasi pada suatu perusahaan
Prosedur adalah urutan kegiatan krelikal yang melibatkan beberapa Orang, dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat intuk menjamin penanganan secara seragam transakasi
perusahaan yang terjadi berulang-ulang.(Tata Sutabri, 2004)
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan
prosedur. sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan
untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar, kegiatan tersebut terdiri dari
kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindahkan
dan membandingkan.
Pengertian Akuntansi
Definisi akuntansi menurut AICPA adalah seni dari pencatatan pengolahan dan peringkasan
yang tepat dinyatakan dalam uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya
bersifat finansial dan kemudian penafsiran dari pada hasil-hasilnya.
Pengertian Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer
dan perlengkapan serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkodinasi secara
erat yang didisain untuk mentranformasikan data keuangan.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah Kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan yang
diatur untuk mengubah data menjadi informasi.(Tata Sutabri, 2004)
Tujuan Sistem Informasi
1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.
2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen.
3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari
Elemen-Elemen Sistem Informasi Akuntansi
1. Orang-orang yang mengoperasikan sisitem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam
mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi
5. Infrastruktur tekhnologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral
device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Kelima elemen sistem informasi akuntansi secara bersama-sama memungkinkan suatu SIA
memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam oragnisasi, yaitu:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh
organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para
pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemn, para
pegawai, dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) halhal yang telah terjadi.
2. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak manajemen uuntuk
membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
3. Menyediakan Pengendalian yang memadai untuk menjaga aset organisasi, termasuk data
organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat , dan
handal.
Sistem Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersamasama dalam suatu organisasi untuk memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, ataupun
masyarakat (Azwar,1998).
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yakni:
1. Pengorganisasian pelayanan, pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan secara sendiri atau
bersama-sama sebagai anggota dalam suatu organisasi
2. Tujuan atau ruang lingkup kegiatan. pencegahan penyakit, memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, penyembuhan/ pengobatan dan pemulihan kesehatan.
3. Sasaran pelayanan, perorangan ,keluarga,kelompok dan masyarakat.
pelayanan rumah sakitmerupakan salah satu bentuk upaya yang diselenggarakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. pelayanan rumah sakit berfungsi untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu yang dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat (suprarto. 1994).
rumah skait sebagai salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan harus memberikan
pelayanan yang baik dan berkualitas. Manajemen rumah skait harus berupa memuaskan
pasiennya, dalam hal ini masyrakatdengan berbagai tingkat kebutuhannya.
sebuah rumah sakit didirikan dan dijalankan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan dalam bentuk perawatan, pemeriksaan , pengobatan, tindakan medis atau non
modis, dan tindakan diagnosis lainnya yang di butuhkan oleh masing pasien dalam
batas-batas kemampuan tekhnologi dan sarana yang disediakan di rumah sakit (Wijono,
1999).
Disamping itu rumah sakit harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, akurat
dan sesuai dengan kemajuan tekhnologi kedokteran sehingga dapat berfungsi sebagai rujukan
rumah sakit sesuai dengan tingkat rumah sakitnya.
Pelayanan kesehatan dirumah sakit adalah kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan,
pelayanan rawat, pelayanan rawat inap, pelayanan administrasi, pelayanan gawat darurat yang
mencakup pelayanan medik dan penunjang medik. Sedangkan untuk dapat disebut sebagai bentuk
pelayanan kesehatan, baik dari jenis pelayanan kesehatan kedokteran maupun dari jenis pelayanan
kesehatan masyarakat harus memiliki berbagai syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah:
1. Tersedia dan berkesinambungan
Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan
tersebut harus tersedia di masyarakat serta bersifat berkesinambungan.
2. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apat diterima oleh
masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak
bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
3. Mudah dijangkau
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah dijangkau oleh
masyarakat. Pengerian keterjangkauan yang dimaksud disini termasuk dari sudut
biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaaan yang seperti ini harus dapat di upayakan
pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
4. Bermutu
Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. pengertian yang
dimaksud disisni adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai
jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.
Dalam upaya pelayanan kesehatan dirumah sakit, maka pasien yang memperoleh
jasa pelayanan memiliki harapan tertentu. Bila jasa rumah sakit yang diterimanya
dapat memenuhi bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dalam waktu ke waktu
tumbuh pemikiran dalam diri pasien bahwa inilah suatu jasa pelayanan rumah sakit
yang memiliki mutu pelayanan yang baik.
Tujuan Pelayanan Kesehatan
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satisfaction), melalui pelayanan
yang efektif oleh pemberi pelayanan yang memuaskan harapan dan kebutuhan pemberi pelayanan
(provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional
satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras dan seimbang,
merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan yang
memuaskan (satisfactory healty care).
Sistem Pelayanan Rumah Sakit
Sistem pelayanan rumah sakit dalam hal ini adalah optimal sesuai kebutuhan rumah sakit,
secure dalam penanganan data, dan tidak melampaui batasan-batasan hukum Indonesia. Sekilas
Berbagai macam solusi telah banyak ditawarkan oleh software house (vendor) untuk menghandle
dan mengolah data dan informasi yang ada di rumah sakit. Dari sistem yang close sampai yang
open, dari sistem yang hanya menghandle transaksi penerimaan pasien sampai yang dapat
meminimalisir penggunaan kertas. Pembuatan sistem informasi rumah sakit dapat dilihat dari
berbagai sudut. Bisa dilihat dari sudut administratif yang menghandle data-data pasien, transaksi
dan sebagainya, atau bisa juga dari sudut pasien yang cenderung ke pelayanan kesehatan dengan
menambahkan teknologi sebagai alat komunikasinya. Sistem pelayanan Rumah sakit merupakan
suatu kebutuhan baik untuk pasien maupun rumah sakit itu sendiri. Berikut adalah penjelasan


Kebutuhan Pasien
Harapan pasien dari sebuah pelayanan kesehatan adalah diberikannya service yang cepat
dan nyaman. Tingkat mobilitas pasien yang tinggi menuntut adanya komunikasi dan
pelayanan yang cepat antara pasien dan institusi kesehatan, yang kemudian antara pasien
dengan dokter.
Kebutuhan Pihak Rumah Sakit
Jika dilihat dari sudut pandang user, dalam hal ini adalah pihak rumah sakit, mereka tentu
menginginkan sebuah sistem yang ideal, istimewa, dapat menghandle semua transaksi yang
ada, sehingga tak ada kata terlambat pada pembuatan laporan masing-masing pelayanan
ataupun pada pengiriman Rekap Laporan (RL) ke dinas kesehatan setempat oleh Sub-bagian
Rekam Medis, bahkan mungkin, poli tak perlu lagi melakukan sensus harian, karena setiap
laporan akan tercetak otomatis atau terkirim otomatis.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang lingkup Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam
lingkup manajemen pasien (front office management). Lingkup ini antara lain sebagai berikut:
a) Registrasi Pasien, yang mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian
maupun pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar rawat inap.
b) Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia di rumah sakit, seperti: penyakit dalam, bedah, anak,
obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT, mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi,
bedah orthopedi, paru-paru, umum, UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga
mencatat diagnosa dan tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam
medis pasien.
c) Rawat Inap. Modul ini mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter,
hubungan dengan poliklinik/penunjang medis.
d) Penunjang Medis/Laboratorium, yang mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG,
USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan, Endoscopy, dan lain-lain.
e) Penagihan dan Pembayaran, meliputi penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat
inap dan penunjang medis (laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung
maupun melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM. Modul ini juga mencatat
transaksi harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen
deposit dan lain-lain.
f) Apotik/Farmasi, yang meliputi pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek Penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Intern pada pelayanan umum kesehatan.
Unit penelitian ini adalah Rumah Sakit “BUNDA DaLIMA”. Analisis yang Digunakan adalah
analisis deskriptif Kualitatif, yaitu dengan menggambarkan melalui penggunaan Bagan Alir
Dokumen ( Flowchart), Serta analisis Sistem Pengendalian Internal dengan Metode Committe of
Sponsoring Organization (COSO). Lima komponen model pengendalian internal COSO yang
saling Berhubungan; Lingkungan Pengendalian, Aktivitas Pengendalian, Penilaian Resiko,
Informasi Dan Komunikasi, serta Pengawasan.
Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Adapun data – data yang diperoleh
dalam penulisan ilmiah ini adalah :
1.Sejarah perusahaan
2.Struktur organisasi
3.Data mengenai Sistem Pelayanan Kesehatan
Metode Pengumpulan Data / Variabel
Untuk memperoleh data-data tersebut, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.
2.
Metode Studi Lapangan
Dalam memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini,
penulis menggunakan data primer dengan cara wawancara langsung dengan mendatangi rumah
sakit. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai sistem informasi akuntansi
pada rumah sakit.Serta melakukan observasi, dalam hal ini observasi dilakukan oleh penulis
guna mendapat kejelasan dari data yang sudah didapat dari wawancara.
Metode Studi Pustaka
Untuk dapat mendukung teoritis dalam penulisan ini, penulis membaca dan mempelajari dan
meneliti sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini berdasarkan
buku panduan, literatur-literatur, dan Jurnal sebagai acuan pembahasan materi dalam penulisan
ini terutama yang menyangkut sistem pengendalian intern terhadap sistem informasi akuntansi.
Alat Analisis yang Digunakan
Pada penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan menggambarkan
melalui penggunaan bagan alir dokumen (flowchart).
Simbol-simbol Bagan Alir Dokumen (flowchart)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Start
START
Menerima Pasien
Menerima Pasien
Menjelaskan Biaya
Rawat Inap
Memberikan Formulir
Pendaftaran
Registrasi Pasien
Lama
Registrasi pasien
Pasien
Menghubungi
FRM
Baru
Membuat FRM
Pasien
Baru
Lama
Meminta KB
FRM
Membuat KB
Menghubungi Kasir
Menghubungi
bag,rekam medik
2
Via Petugas Pendaftaran
Mengantarkan
Pasien Keruangan
Via Perawat
Membuat FRM
FRM
FRM
FRM
FRM : File Rekam Medik
Via Perawat
N
KB : Kartu Berobat
FRM : File Rekam Medik
1 : Bagian Dokter
2 : Bagian Pendaftaran
N
1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Bagan Alir Dokumen
Bagan Alir Dokumen
Pendaftaran Rawat Jalan
Pendaftaran Rawat Inap
3
1
Via Pasien
Resep
Via Perawat
Mengecek
Kelengkapan Resep
Menerima FRM
Membuat Harga dari
resep yang ada
Mencatat
keluhan
pasien
6
Mengoperasikan
Mesin Registrasi
Mencetak BPO 3 Rangkap
Dan Memberikan Informasi
Kepada Pasien
Melakukan
diagnosa
Diambil
Obat
Membuat
Resep
BPO 3
Tidak Diambil
Resep
Obat diracik dan
diberi Etiket
Memberikan Obat dan
Tata cara Meminum
Obat
BPO 3
Menyerahkan BPO
Kepada Pasien
FRM
Pasien
Resep
N
BPO 1
Via Perawat
Via Pasien
KB : Kartu Berobat
FRM : File Rekam Medik
1 : Bagian Dokter
2 : Bagian Pendaftaran
3 : Bagian Apotik/Farmasi
BPO 2
BPO 3
2
BPO
: Bukti Pembayaran
BPO 1 : Bukti Pembayaran
BPO 2 : Bukti Pembayaran
BPO 3 : Bukti Pembayaran
4
: Bagian Kasir
6
: Bagian Apotik
Via Pasien
3
4
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Bagan Alir Dokumen
Bagan Alir Dokumen
Dokter (Poliklinik)
Apotik (Farmasi)
Obat
Obat Lembar 1
Obat Lembar 2
Obat Lembar 3
4
BPO 1
BPO 2
Via Perawat
BPO 3
Mencocokkan
dengan data
yang ada
Resep
Membayar
jasa dokter
dan obat
Mengecek
Kelengkapan Resep
Mengoperasikan
Mesin Registrasi
Meracik Obat dan
diberi Etiket
Mencetak
Kwitansi
Pembayaran
3 Rangkap
Pengecekkan
Kembali
Men cap
LUNAS BPO
Via Perawat
Obat diserahkan
kepada pasien
Resep
BPO : Bukti Pembayaran Obat
KW
: Kwitansi
BPO 1 : Bukti Pembayaran Obat Lembar 1
BPO 2 : Bukti Pembayaran Obat Lembar 2
BPO 3 : Bukti Pembayaran Obat Lembar 3
KW 1 : Kwitansi Lembar 1
KW 2 : Kwitansi Lembar 2
KW 3 : Kwitansi Lembar 3
4
: Bagian Kasir
5
: Bagian Keuangan
6
: Bagian Apotik
KW 1
KW 2
KW 3
BPO 1
BPO 2
BPO 3
Pasien
5
Pasien
N
N
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Bagan Alir Dokumen
Bagan Alir Dokumen
Apotik (Farmasi) Rawat Inap
Bagian Kasir
6
5
Bersama Uang
Menyetorkan Uang
Setiap Hari ke Bank
KW 2
Mencocokkan
Jumlah Uang Yang
Ada dengan Jumlah
yang ada pada KW
Bukti Setor
Mencocokkan KW 2
dengan Bukti Setor
KW 2
Bukti Setor
KW 2
5
: Kwitansi Lembar 2
: Bagian Keuangan
N
END
Gambar 4.7
Bagan Alir Dokumen
Bagian Keuangan
Analisis Sistem Pelayanan Kesehatan Pada Rumah Sakit “BUNDA DaLIMA”
A.Tinjauan Dari Sudut Pandang Standar Pelayann Minimal
Tabel 1
12 standar pelayanan minimal
1.Pelayanan Administrasi Manajemen
7.Pelayanan Farmasi
2.Pelayanan Medis
8.Pelayanan Perinatal Resiko tinggi
3.Pelayanan Keperawatan
9.Pengendalian Infeksi nosokomial
4.Pelayanan Rekam Medis
10.Pelayanan Laboratorium
5.Pelayanan Gawat Darurat
11.Pelayanan Radiologi
6.Pelayanan K3
12Pelayanan Kamar Operasi
B.Tinjauan dari sudut pandang Pelayanan Public (customer service)
Tabel 2
Tanggapan Konsumen Tentang Pelayanan Kesehatan
Pada Rumah Sakit “BUNDA DaLIMA”
NO
KATEGORI JAWABAN
PRESENTASE
1
SANGAT PUAS
45%
2
PUAS
35%
3
TIDAK PUAS
20%
Total
100%
Tabel 3
Sistem Pengendalian Intern Pada Rumah sakit “BUNDA DaLIMA”
Sistem Pengendalian Inter pada Sistem Pelayanan Kesehatan
Rumah Sakit “Bunda Dalima”
Variabel
Bagian Pendaftaran
SPI
 Digunakannya formulir pendaftaran berurut
 Digunakannya catatan penggunaan dokumen RM dan
No.RM
 Digunakannnya buku register dengan nomor urut dan
nomor RM
Bagian Dokter
 menandatangani
Dokumen
Rekam
Medik
sebagai
pertanggungjawaban
Bagian Apotik
 Digunakannya No.Resep pada Bukti Pembayaran Obat
Bagian Kasir
 Men Cap LUNAS bukti pembayaran Obat
 Terdapat no. kwitansi yang di cetak secara urut
 Dibubuhkannya tanggal, waktu nama kasir pada lembar
kwitansi
Bagian Keuangan
 Mengecek atau mencocokkan jumlah uang yang ada
dengan jumlah uang yang tertera pada kwitansi
 Menyetorkan Uang setiap harinya ke Bank.
LIMA KOMPONEN COSO
JENIS PENGENDALIAN
 Menerapkan prinsip kejujuran
1.Lingkungan Pengendalian
 Integritas & nilai-nilai etika
 Manajemen Menilai Potensi
 Filosofi Pihak Manajemen
Resiko sebelum bertindak
 Struktur Organisasional
 Struktur Organisasi Fungsional
 Metode Untuk memeberikan otoritas  Melakukan Pelatihan Pegawai
 Kebijakan dan Praktik dalam SDM
 Membuat laporan karyawan
yang sudah memasuki masa
dinas 1 tahun dan menyerahkan
kepada divisi keuangan
 Bukti pembayaran obat harus
Aktivitas Pengendalian
 Otorisasi Transaksi dan Kegiatan
diotorisasi oleh bagian kasir.
yang Memadai
 Bagian keuangan merangkap
 Pemisahan Tugas
sebagai orang yang
 Desain dan Penggunaan serta
menyetorkan uang ke Bank.
catatan yang memadai
 Digunakannya Formulir
 Penjagaan Aset dan Pencatatan yang
pendaftaran berurut
memadai
 Pembatasan akses keruangan
komputer, serta meberikan
password pada setiap komputer.
 Pemantauan: pengumpulan
Penilaian Resiko
informasi rutin mengenai
aspek pelayanan yang penting.
 Analisis: penilaian berkala
untuk identifikasi masalah
penting dalam pelayanan
kesehatan untuk perbaikan.
 Tindakan: bila ada masalah,
tindakan penyelesaian
dilakukan dan dicatat
 Evaluasi: efektivitas
Informasi dan Komunikasi
 Pengecekan estimasi perawatan
pasien rawat guna menghindari
terjadi kekurangan pembayaran
DP.
 Mengecek laporan revenue
pendapatan
 Memfile data laporan kasir
sesuai dengan tanggal berjalan
Pengawasan
 Keliling seluruh ruang perawatan
dan mengadakan koordinasi
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Sistem pelayanan kesehatan rumah sakit “BUNDA DaLIMA” sudah memiliki sistem
pelayanan kesehatan yang memadai. Terlihat dari:
•
Sistem Pelayanan Minimal yang telah diterapkan.
•
Sistem pelayanan kesehatan rumah sakit “BUNDA DaLIMA” sudah menggunakan sistem
secara terkomputerisasi dalam mengolah data.
•
Jika dilihat berdasarkan tinjauan publik, data yang diolah tahun 2011 , 45% responden
menjawab sangat puas, 35% menjawab Puas, dan 20% menjawab tidak puas tentang
pelayanan kesehatan rumah sakit “BUNDA DaLIMA”.
Sistem Pengendalian Intern pada rumah sakit “BUNDA DaLIMA” sudah berjalan cukup baik,
dimana telah menerapkan unsur-unsur pengendalian internal yang ada. Seperti fungsi pendaftaran
terpisah dari fungsi kasir, fungsi pengambilan obat terpisah dari fungsi kasir dan bagian kasir
terpisah dari bagian keuangan
Tetapi masih ada yang harus diperbaiki lagi pada bagian keungan, karena dalam pengendalian
Internal COSO, harus dipisahkan antara bagian keuangan dan petugas yang menyetorkan uang ke
Bank. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi kecurangan.
2. Sistem pelayanan kesehatan pada rumah sakit “BUNDA DaLIMA” sudah dilengkapi dengan
sistem pengendalian intern yang baik. Dimana pada sistem pelayanan kesehatan telah
diterapkannya unsur-unsur sistem pengendalian intern yaitu pemisahan tugas, sistem
otorisasi dan praktek yang sehat.
SARAN
•
Sistem Pelayanan Kesehatan Pada Rumah sakit “BUNDA DaLIMA” harus tetap ditingkatan
baik dalam segi mutu pelayanan agar menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Salah satunya
dengan menambahkan pegawai, karena pada rumah sakit “BUNDA DaLIMA” masih
kekurangan SDM, sehingga ada beberapa pekerjaan yang harus dikerjakan oleh satu
pegawai.
•
Sistem pengendalian intern harus lebih di koreksi kembali, karena menurut pengendalian
internal COSO bagian keuangan tidak boleh menyetorkan uang ke Bank. Harus bagian
Kasir, yang di otorisasi oleh bagian keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Chriwardani Suryawati, et al , 2006 , “Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit Di Provinsi Jawa Tengah”, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol.09 No.04: 177184
Dedi Alamsyah, 2011, Manajemen Pelayanan Kesehatan, Nuha Medika, Yogyakarta.
Deny Arnos, et al, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan, Salemba Empat, Jakarta
James A.Hall, 2007, Accounting Information System, Edisi Empat, Salemba Empat,Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Salemba Empat, Jakarta.
Tata Sutabri, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, ANDI, Yogyakarta.
Thomas Sumarsan, 2010, Sistem Pengendalian Manajemen, cetakan ke-1, PT. Indeks, Jakarta.
Tjahjono Kuntjoro dan Hanevi Djasari, 2007 , “Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Sebagai
Persyaratan Badan Layanan Umum dan Sarana Peningkatan Kinerja”, Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan, Vol.10 No.01: 03-10
Download