PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT SIGNAL (Brachiaria decumbens) SKRIPSI OLEH: ARDITIA I111 11 007 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 i PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR AZOLLA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIRUMPUT SIGNAL (Brachiaria decumbens) SKRIPSI OLEH : ARDITIA I 111 11 007 Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 ii PERNYATAAN KEASLIAN 1. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arditia NIM : I111 11 007 Menyatakan dengan sebenarnya bahwa: a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka saya bersedia membatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku. 2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya. Makassar, Mei 2016 Arditia iii iv KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidyahnya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada : 1. Kedua orang tuaku ayahanda H. Moch. Rafiq dan ibunda Hj. Nurasia, serta saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran, dorongan dan materi kepada penulis. 2. Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. sebagai pembimbing utama dan Dr. Ir. Budiman Nohong, MP. selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan Skripsi ini. 3. Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II serta Wakil Dekan III. v 4. Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program Studi Peternakan Universitas Hasanuddin. 5. Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DEA. selaku penasehat akademik yang senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku perkuliahan. 6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. 7. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik selama penulis berada di bangku kuliah. 8. Kepada teman-teman dikandang Thalib, Muh.Yusuf, Muh. Sukri, Muh. Adnan, Jihadul Fajri, Muh. Fajrul, Kak Komang dan Gunawan Busman yang mendukung dan memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran dan dorongan kepada penulis. 9. Kepada teman-teman kelas “PRODUKSI 11” terima kasih atas segala kebersamaannya dalam bingkai kampus ini yang tak pernah penulis lupakan. 10. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. 11. Teman-teman KKN Reguler UNHAS GEL.87 Kab. BONE Kec. Amali terkhusus kepada posko Desa Tacipong: Kak Adam, Kak Indra, Kak Tari, Kak Ivet, Kak Yoan, Ipa dan Ainaa, semoga apa yang menjadi vi kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap menjadikan kita sebagai saudara. 12. Buat Kanda,’SEMA” yang selama ini memberi semangat dan bantuan mulai dari rencana sampai selesainya penelitian ini. 13. Buat Ainaa yang selalu menemani dan memberi semangat dalam menyelesaikan Skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapakan satu persatu yang selalu memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin Makassar, Mei 2016 ARDITIA vii RINGKASAN Arditia (I 111 11 007), Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Signal (Brachiaria decumbens).Dibawah bimbingan Syamsuddin Nompo dan Budiman Nohong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian pupuk hijau cair dari Azolla(Azolla pinnata) terhadap pertumbuhan dan produksi rumput signal. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dengan komposisi setiap perlakuan P0 Kontrol, P1 180 ml/pot, P2 280 ml/pot, P3 380 ml/pot, P4 480 ml/pot dengan lama pertumbuhan selama 40 hari. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991) yang terdiri dari lima perlakuan dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupukhijau cair azolla tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dan produksi bahan kering. Kesimpulan pemberian pupuk hijau cair azolla tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan baikterhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun danbahan kering pada rumput signal. Kata kunci : Rumput Signal, Pupuk Hijau Cair Azolla, Pertumbuhan Dan Produksi viii ABSTRAC Arditia (I 111 11 007), The effect of liquid Azolla as green manures on growth and production of Signal grass (Brachiaria decumbens), under the guidance of Syamsuddin Nompo and Budiman Nohong. This research aims to determine the effect of green manure liquid of Azolla (Azolla pinnata) on the growth and production of Signal grass. This study using 5 handling with each handling composition control P0, P1 180 ml/pot, P2 280 ml/pot, P3 380 ml/pot, P4 480 ml/pot protractedly growth for 40 days. The contrivance used in this study is completely randomized design (RAL) (Gazpersz, 1991) which consists of five handling with four repetitions. The results showed that administration of green manure liquid Azolla not had a significant effect (p> 0.05) on plant height, number of tillers, leaf area and dry matter production. The conclusion of green liquid fertilizerAzolla not promote plant growth are well on plant height, number of tillers, leaf area and dry matter in Signal grass. Keywords: Signal grass, green manure liquid Azolla, growth and production ix DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI.................................................................................................. x DAFTAR TABEL.......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Rumput Signal (Brachiaria decumbens)................... Rumput Signal Sebagai Hijauan Pakan Ternak ...................................... Pupuk Hijau Cair..................................................................................... Azolla (Azolla pinnata)........................................................................... 5 8 8 11 MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. Materi Penelitian ..................................................................................... Metode Penelitian ................................................................................... 14 14 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Azolla Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Signal ......................................................................... 18 KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 21 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 22 LAMPIRAN................................................................................................... 25 RIWAYAT HIDUP........................................................................................ 30 x DAFTAR TABEL No Teks Halaman 1. Kandungan Nutrisi Rumput Signal (Brachiaria decumbens). .................. 7 2. Kandungan Hara Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering .......................... 12 3. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian .................................................. 16 4. Rataan Pertumbuhan dan Produksi Rumput Signal (Brachiaria decumbens) ............................................................................ 18 xi DAFTAR GAMBAR No Teks Halaman 1. Rumput Signal............................................................................................. 4 2. Azolla (Azolla pinnata)....... ......................................................................... 10 xii DAFTAR LAMPIRAN No Teks Halaman 1. Penerapan Kadar Pupuk Cair yang Digunakan dalam Perlakuan ........... 24 2. Rataan Tinggi Tanaman Rumput Signal (Brachiaria decumbens) ......... 25 3. Rataan Jumlah Anakan Rumput Signal (Brachiaria decumbens)........... 26 4. Rataan Jumlah Luas Daun Rumput Signal (Brachiaria decumbens)...... 27 5. Rataan Bahan Kering Rumput Signal (Brachiaria decumbens) ............. 28 6. Dokumentasi............................................................................................ 29 7. Riwayat Hidup ........................................................................................ 30 xiii PENDAHULUAN Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia yang mengandung nutrien seperti energi, protein, lemak,serat, vitamin dan mineral. Secara umum kualitas hijauan di daerah tropis lebih rendah daripada di daerah sub tropis karena kandungan N rendah dan kandungan serat kasar tinggi (Sumarsono dkk.,2005). Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas hijauan di daerah tropis adalah melakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Peningkatan produktivitas pada tanaman rumput dapat diusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik, pemupukan dan pemeliharaan tanaman. Pemupukan kesuburan lahan garapan dapat dipertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman rumput yang dibudidayakan (Rustandi, 1990). Pada saat ini terjadi penurunan kualitas (degradasi) lahan yang mengakibatkan penurunan kualitas hijauan pakan. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pengembalian yang optimal tentu akan memperparah kerusakan lahan. Salah satu komponen pengelolaan yang penting dan perlu mendapat perhatiandalam usaha budidaya hijauan pakan ternak adalah pemupukan (Susetyo,1969). Pupuk urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen berkadar tinggi, dimana Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman namun sering kurang jumlahnya dalam tanah. Tanaman yang kekurangan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan tidak normal, terutama 1 perannya dalam pembentukan klorofil. Defesiensi nitrogen pada tanaman akan menyebabkan daun mengering dan menguning karena tidak dapat melakukan fotosintesis secara maksimal. Nitrogen berperan dalam pembentukan zat hijau daun atau klorofil, pembentukan protein, lemak dan senyawa organik lainnya (Rukmana, 2005). Namun Pemberian urea secara terus menerus akan menyebabkan struktur tanah semakin padat dan harga pupuk urea akan semakin mahal. Mengingat pentingnya peran unsur Nirogen pada tanaman dan harga pupuk kimia yang semakin mahal maka berbagai jenis pupuk dibuat dan dikembangkan yang mengandung Nitrogen untuk dapat menyuplai unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu jenis tanaman yang dibuat dan digunakan sebagai pupuk cair adalah azolla. Azolla merupakan jenis tumbuhan pakuan air yang hidup yang mengapung di lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas serta mampu menambah N2 dari udara. Sebagai sumber hara nitrogen, Azolla dapat diberikan sebagai pupuk organik cair. Salah satu alternatif Pemberian Azolla sebagai pupuk karena azolla mengandung nitrogen yang cukup tinggi. Ketersediaan bahan baku banyak terdapat di area persawahan di Indonesia sehingga cukup menjanjikan untuk menjadikan sebagai sumber nitrogen biologis yang berasaa dari jasad hayati alami yang bersifat dapat diperbaharui. Selain itu harga dari pupuk hijaua cair azolla terjangkau murah. Rumput Signal (Brachiaria decumbens) merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai produktivitas dan nilai gizi yang cukup tinggi serta disukai ternak ruminansia. Produktivitas rumput signal dipengaruhi oleh tatalaksana pemeliharaan, antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur 2 hara makro seperti unsur nitrogen. Untuk meningkatkan produksi dan nilai gizi suatu hijauan maka dilakukan metode pemberian pupuk hijau cair azolla terhadap produksi rumput signal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau cair dari Azolla terhadap produksi rumput signal. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi masyarakat tentang manfaat dari Azolla sebagai pupuk hijau cair dalam peningkatan produksi hijauan pakan. 3 TINJAUAN PUSTAKA Gambaran umum Rumput Signal Rumput signal merupakan rumput yang berasal dari Afrika timur. Rumput ini mempunyai ciri-ciri, tinggi tanaman 30-45 cm, daun kaku dan pendek, ujung daun meruncing ,mudah berbunga, bunga berbentuk seperti bendera. Rumput signal disebut juga rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk hamparan yang lebat. Rumput bede termasuk rumput berumur panjang dapat tumbuh dengan membentuk hamparan lebat dan menyebarnya sangat cepat melalui stolon. Rumput signal tahan penggembalaan berat, tahaan injakan dan renggutan serta tahan kekerungan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah, tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput signal dapat tumbuh baik pada ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi ) dengan curah 7621500 mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo,1977). Gambar 1. Rumput Signal 4 Klasifikasi Rumput Signal. Phylum : Spermatophyta Sub phylum : Angiospermae Class : Monocotyledoneae Ordo : Graminales Family : Graminaea Genus : Brachiaria Species : Brachiaria decumbens Di Indonesia rumput signal banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir selokan, lapangan pematangan sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu. Perkembangbiakan rumput signal di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas, namun pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas dibandingkan dengan pengembangan rumput Raja (King grass) yang sudah dikenal lebih dahulu oleh petani peternak (Aksi Agraris Kanisius,1983). Menurut Rismunandar (1986) bahwa rumput signal dapat diperbanyak dengan menggunakan biji dan pols, sedangkan perbanyakan dengan mengggunakan stek jarang dilakukan karena pertumbuhannya tidak optimal. Rumput ini membentuk rizoma yang pendek-pendek dan akarnya dapat menembus ke dalam tanah 30 cm.Jarak tanam yang sering digunakan untuk penanaman rumput signal adalah 30x30 cm atau jaraknya 40x40cm. Rumput Signal dapat hidup dan tumbuh pada kondisi tanah ringan sampai berat, di daerah dataran rendah sampai tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 mm per tahun atau lebih. Tanaman ini dapat bertahan dalam kekeringan selama 6 bulan sampai 1 tahun ( Anonim, 1991 ). 5 Pemotongan rumput signal dapat dilakukan setelah tanaman mencapai 50 – 100 cm atau tanaman telah berumur 60 sampai 90 hari, dengan menyisakan batang setinggi 10 sampai 15 cm di atas permukaan tanah (Rismunandar, 1986). Pemotongan pertama rumput signal dapat dilakukan pada umur 60 hari musim hujan dan umur 70 hari musim kemarau, Sedangkan untuk pemotongan selanjutnya dapat dilakukan pada umur 40 hari musim hujan atau 60 hari musim kemarau. Reksohadiprodjo (1983) menyatakan, bahwa rumput signal yang dipotong tiap 4 minggu akan menghasilkan serat kasar 18,45 % dan protein kasar 10 % lebih tinggi dari umur pemotongan lainnya. Kandungan nutrisi rumput ini cukup tinggi dan palatabilitas yang baik (seperti rumput tropis yang lain) tetapi bergantung pada status kesuburan tanah. Kecernaan rumput ini dapat mencapai (50-80%), protein kasar (PK) berkisar dari 9-20% tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen, tetapi dapat menurun dengan cepat tergantung pada umur dan kondisi lingkungannya (Schultze dan Teitzel, 1992). Tabel 1. Kandungan nutrisi rumput signal (Brachiaria decumbens) Kandungan (%) PK 10,6 N 1,69 Ca 0,30 P 0,15 Mg 0,19 K 1,35 Na 0,02 KCB Sumber: Ciat (1983). 59,8 6 Rumput Signal Sebagai Hijauan Pakan Ternak Makanan ternak berupa hijauan merupakan bahan makanan pokok bagi ternak besar maupun ternak kecil di Indonesia dan terdiri dari hijaun sebangsa rumput, leguminosa, dan hijauan lainnya (Sostroamdjojo dan Soeradji, 1981). salah satu jens hijauan makanan ternak yang baik diberikan pada ternak ruminansia adalah rumput signal, karena mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ternak dan tanaman ini mudah tumbuh serta proses adaptasinya sangat baik (Suharno dan Nazaruddin, 1994). Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa produksi bahan segar rumput signal dapat mencapai 270.000 kg/ha/tahun di daerah basah dengan irigasi yang baik dan penggembalaan ternak harus dilakukan secara rotasi. Rumput signal yang dipotong pada tiap 28 hari dapat menghasilkan bahan kering 9,6 ton/ha dengan kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha dengan kandungan protein kasar 6,4%. Pupuk Hijau Cair Pupuk dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang diberikan pada tanaman agar langsung maupun tidak langsung dapat menambah zat-zat makanan yang tersedia dalam tanah, disamping itu untuk memperbaiki keadaan fisik, kimiamaupun biologis tanah. Pemupukan dilakukan karena media tanam tidak mampumenyediakan satu atau beberapa unsur hara yang diperlukan tanaman untukmenjamin suatu tingkat tertentu (Sutedjo, 1999). 7 Pupuk hijau cair adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian tanaman tertentu yang masih segar yang difermentasi kemudian diberikan atau disemprotkan kedalam tanah atau pada bagian tanaman. Bagian yang sering digunakan untuk pupuk hijau cair adalah daun, tangkai, dan batang yang masih muda. Umumnya, semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pupuk hijau cair. Namun, jenis tanaman yang paling bagus untuk pupuk hijau cair adalah tanaman yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (Hadisuwito, 2007) Menurut Setiadi (2006) kendala utama dalam melakukan revegetasi pada lahan-lahan terbuka pasca penambangan adalah kondisi lahan yang tidak mendukung (marginal) bagi pertumbuhan tanaman. Penambahan unsur hara akan meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan akibat dari kekurangan hara akan sangat terlihat nyata pada pertumbuhan dan perpanjangan akar yang sejalan dengan pertumbuhan tanaman di atas tanah (Leiwakabessy dan Sutandi 1998). Bradshaw dan Chadwick (1980) yang diacu dalam Ruchiat (1999) disebutkan bahwa pemupukan dengan sumber unsur N, P, K ditambah dengan unsur Mg dan Ca akan merangsang pertumbuhan tanaman di lahan pasca tambang. Nitrogen adalah unsur yang diperlukan oleh rumput secara terus menerus. Fungsi nitrogen adalah: 1) untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, 2) menyehatkan pertumbuhan daun dan biji dan tanaman lebih hijau, dan 3) meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Susetyo,1980). Ada 3 unsur hara utama dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan, reproduksi, dan produksi, yaitu nitrogen, fosfat dan kalium. Pemberian pupuk 8 nitrogen merupakan faktor penting dalam usaha peningkatan produksi dan kekurangan unsur hara tersebut akan menyebabkan tanaman menjad kerdil atau kecil, warna daun merah atau kekuning-kuningan (Susetyo, 1969). Penambahan nitrogen kedalam padang rumput akan meningkatkan produksi bahan kering dan kualitas hijaun makanan ternak terutama kadar proteinnya (Humperys, 1974). Perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan terutama pupuk nitrogen dan fosfat akan menaikan produksi hijauan pada tanah-tanah yang miskin (McIlroy, 1977). Pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan makanan ternak sangat penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi (Whitemen, 1974). Pemberian unsur nitrogen dengan dosis yang tepat menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlangsung cepat dan daun menjadi lebh hijau (Tisdale and Nelson, 1975). Kekurangan unsur hara nitrogen dalam tanah akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun kekuningan-kuningan atau menjadi kering, sedangkan kelebihan nitrogen akan memperlambat kematangan tanaman (terlalu banyak pertumbuhan vegetatif), batangnya lemah, mudah rebah dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Soepardi, 1983). Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan jaringan tanaman, jumlah anakan (tiller) dan lebar daun (Setyamdjaja, 1986). 9 Azolla Sebagai Pupuk Cair Azolla merupakan tumbuhan kecil yang mengapung di air, terlihat berbentuk segitiga atau segiempat, berukuran 2-4 cm x 1 cm, terdiri atas tiga bagian, (dari yaitu akar, rhizome, dan daun yang terapung. Akar soliter, menggantung di air, berbulu. 1-5 cm, dengan membentuk kelompok 3-6 rambut akar. Rhizoma merupakan sporofit, daun kecil, membentuk 2 barisan, menyirip bervariasi, duduk melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang di atas permukaan air dan cuping ventral mengapung. Daun berongga di dalamnya hidup Anabaena azolloen (Heddy, 2003). Azolla sangat peka terhadap kekeringan, sehingga habitat yang berair merupakan kebutuhan utama untuk tetap bertahan hidup. Tumbuhan ini akan mati dalam beberapa jam jika berada pada kondisi kering. Penyebarannya secara luas pada daerah sedang (temperate), dan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh kondisi suhu di daerah tropis. Kondisi lingkungan yang baik adalah suhu antara 2025'C (Yunus, 1987). Menurut Khan (1988), bahwa klasifikasi ilmiah dari azolla adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae 10 Divisi : Pteridophyta Kelas : Pteridopsida Ordo : Salviniales Famili : Salviniaceae Genus : Azolla Spesies : Azolla pinnata Pada kondisi optimal azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari nilai nutrisi azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Lumpkin dan Plucknett, 1982). Tabel 2. Kandungan Hara Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering. Unsur Kandungan Unsur Kandungan Abu 10.50 Magnesium 0.5 – 0.6 Lemak Kasar 3.0 – 3.30 Mangan 0.11 – 0.16 Protein Kasar 24 – 30 Zat Besi 0.06 – 0.26 Nitrogen 4.5 Gula Terlarut 3.5 Fosfor 0.5 – 0.9 Kalsium 0.4 – 1.0 Kalium 2.0 – 4.5 Serat Kasar 9.1 Pati 6.54 Klorofil 0.34 – 0.55 Sumber : Lumpkin dan Plucknett, 1982. Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan jika dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung unsur Nitrogen (N) 4,5%, Phosphor (P) 0.5-0.9% dan Kalium (K) 2-4.5%. Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca) 0.4-1%, Magnesiumn(Mg) 0.50.6%, Ferum(Fe) 0.06-0.26% dan Mangaan (Mn) 0.11-0.16% (Suryati dkk, 2015). Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk pupuk mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah 11 20 ton dalam keadaan kering. Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam, maka suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi. 12 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Tahap pertama : penanaman rumput signal ke dalam polybag. Tahap kedua: pengukuran tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dilaksanakan di Laboratorium Lahan Pastura dan analisis produksi bahan kering dilaksanakan di Laboratorium Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Materi Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran, gunting, ember, selang plastik, pot, ayakan tanah, gelas ukur, saringan, timbangan, leaf area meter, dan oven. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, pupuk hijau cair yang berasal dari Azolla, EM4, tanah, dan anakan rumput signal. Metode Penelitian Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan 4 kali ulangan (Gasperz, 1991), perlakuan pemupukan dalam penelitian ini adalah : P0 : Rumput signal tanpa pemberian pupuk hijau cair (kontrol) P1 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 180 ml/pot P2: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 280 ml/pot P3: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 380 ml/pot 13 P4 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 480 ml/pot Pelaksanaan Penelitian Pembuatan Pupuk Hijau Cair Bahan dasar untuk dijadikan sebagai pupuk cair adalah azolla. Bahan dimasukkan ke dalam ember. Setiap perlakuan berisi 10 kg daun segar yang telah dicincang dan dibersihkan kemudian diisi dengan air yang telah dicampur atau dihomogenkan dengan EM4 5% dari total bahan yang akan digunakan. Perbandingan berat daun segar dan air adalah 2 kg daun segar dan 1 liter air. Membiarkan ember selalu dalam keadaan tertutup agar tidak ada unsur hara yang hilang karena penguapan. Penutup ember diberi lubang dan selang kecil lalu memasukkan ujung selang ke dalam botol yang berisi air untuk membuang gas yang berlebihan dalam ember. Menyaring limbah dalam ember setelah penyimpanan selama 14 hari setelah isi ember tersebut tidak berbau dan menyusut. Larutan setelah penyaringan itulah yang dinamakan pupuk hijau cair dan dapat digunakan pada tanaman (Jusuf, 2006 ) Penanaman dan Cara Pemupukan Tanah yang digunakan merupakan tanah marginal berasal dari Lahan Pastura Fakultas Peternakan Unversitas Hasanuddin. Pertama tanah diayak dan dibersihkan dari material lain yaitu batu atau kerikil, ranting, dan akar kayu. hingga bersih. Pot yang digunakan berukuran diameter atas 22 cm, diameter bawah 18 cm, dan tinggi 26 cm. Masing – masing pot diisi tanah sebanyak 10 kg dan ditanami anakan rumput signaldengan tinggi anakan 20 cm sebanyak 2 anakan setiap pot. Satu anakan akan dicabut setelah tanaman tumbuh dengan baikumur 2 minggu. 14 Jarak antara pot yang satu dan yang lainnya 40 cm. Setelah penanaman, dilakukan penyiraman dengan jumlah air biasa yang diberikan sama setiappot. Pemotongan penyeragaman akan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan melakukan pemupukan dengan cara disiramkan sesuai perlakuan masing- masingyaituperlakuan P1= 180 ml/pot, P2= 280 ml/pot, P3= 380 ml/pot dan P4= 480 ml/pot.Disamping itu, dilakukan pembersihan gulma untuk menghindari persaingan tanaman dalam penyerapan unsur hara. Denah penempatan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Gambar 1. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian P01 P12 P21 P32 P42 P31 Keterangan : PERLAKUAN P23 P33 P41 P03 P43 P13 P22 P14 P04 P34 P02 P44 P11 P24 P0 : Rumput signal (kontrol) P1 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 180 ml/pot P2 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 280 ml/pot P3 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 380 ml/pot P4 :Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 480 ml/pot Panen dilakukan setelah tanaman 60 hari dari penyeragaman umur tanaman mencapai 2 minggu. Sebelum melakukan pemotongan terlebih dahulu melakukan pengukuran tinggi tanaman, jumlah anakan, dan luas daun. Memotong rumput signal sekitar 10 cm dari pangkal batang tanaman atau permukaan tanah. 15 Memasukkan bagian yang telah dipotong kedalam kantong dan menimbang untuk mengetahui berat segarnya. Memasukkan bagian yang telah ditimbang berat segarnya kedalam oven dengan suhu 70°c selama 3 hari agar mengetahui produksi bahan kering. Parameter yang Diamati Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dan produksi bahan kering, Analisis Statistik Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan 4 kali ulangan (Gasperzs, 1991). Model matematika adalah sebagai berikut : Yij= μ + I + ϵij Keteragan : Yi = Nilai pengamatan dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j μ = Rata-rata pengamatan i = Pengaruh perlakuan ke-i (1,2,3,4,5) i = Perlakuan (1,2,3,4,5) j = Ulangan (1,2,3 dan4) ϵij = Pengaruh sisa terhadap sisa terhadap perlakuan ke-i danke-j Analisis data menggunakan program Softwere SPSS 16. dan data diuji lanjut menggunakan uji Duncan. 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dan produksi bahan kering pada rumput signal (Brachiaria decumbens)yang diberikan pupuk hijau cair azolla dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 3 Rata-rata tinggi tanaman (cm/pot), jumlah anakan (tanaman/pot), luas daun (mm2/pot) dan produksi bahan kering (gram/pot) rumput signal yang diberikan pupuk hijau cair azolla Perlakuan Parameter P0 P1 P2 P3 P4 TT 130,00 115,25 113,00 106,75 120,50 JA 12,50 13,00 12,75 12,50 13,25 LD 3937,00 3864,50 4597,75 3731,25 3767,75 39,68 32,90 33,20 29,75 34,40 PBK Keterangan :TT = tinggi tanaman, JA = Jumlah anakan, LD = luas daun, PBK = produksi bahan kering Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau cair azolla tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman, jumalah anakan, luas daun, dan produksi bahan kering rumput signal. Hal ini diduga karena mungkin jumlah dosis pupuk yang diberikan pada perlakuan P1,P2, P3, dan P4 belum maksimal sehingga pertumbuhan dan produksi pada perlakuan yang dihasilkan tidak berbeda nyata. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis pemupukan yang diberikan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan produksi disebabkan karena pemberian pupuk hijau cair azolla miskin akan unsur hara N yang dibutuhkan oleh tanaman. Apabila suatu pupuk mengandung unsur hara yang sedikit maka tanaman yang akan membutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak 17 tidak akan maksimal pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1992) bahwa pupuk adalah suatu bahan yang diberikan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengganti unsur- unsur hara yang hilang dari tanah. Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, kelarutan dan kecepatan kerja yang berbeda sehingga dosis dan jenis pupuk yang diberikan berbeda untuk tiap jenis tanaman dan setiap tanaman membutuhkan jumlah unsur hara yang banyak. Menurut Setiadi (2006) bahwa penambahan unsur hara akan meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan akibat kekurangan unsur hara akan terlihat nyata pada pertumbuhan dan perpanjangan akar yang sejalan dengan pertumbuhan diatas tanah. Lanjut dikemukan oleh Tisdale dan Nelson (1975) bahwa pemberian unsur nitrogen dengan dosis yang tepat menyebabkan pertumbuhan vegetative berlangsung cepat dan daun menjadi lebih hijau. Selain dosis pemupukan, faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan produksi rumput signal tidak berpengaruh nyata, dimana tanaman rumput signal memiliki akar yang kurang bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadisuwito (2007) bahwa salah satu jenis tanaman yang paling bagus untuk pupuk cair adalah tanaman yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Jenis-jenis tanaman yang akarnya mampu bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen yaitu leguminosa sehingga pupuk cair lebih berperan didalamnya. Secara teoritis menurut Budi Utomo (2010) bahwa bahan organik cair mempunyai peranan terhadap ketersedian unsur hara, dimana tanaman sangat 18 membutuhkan hal tersebut yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti pertumbuhan daun dan batang. Bahwa pertumbuhan jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara didalam tanah. Menurut Nasaruddin (2010) bahwa pemberian pupuk sangat erat kaitannya dengan fase pertumbuhan vegetatif dan generative. Nitrogen merupakan unsur hara utama tanaman bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya yang sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Lebih lanjut dikemukakan oleh Whiteman (1974) bahwa pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan pakan sangat penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi. Tingginya produksi bahan kering dipicu beberapa hal salah satunya adalah ketersedian N dalam tanah dan pupuk yang diberikan pada tanaman. 19 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian pupuk hijau cair azolla ( Azolla pinnata) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi rumput signal (Brachiaria decumbens). Saran Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pupuk hijau cair Azolla langsung melakukan penyiraman pada daun, agar penyerapan pada tanaman lebih cepat dan lebih kelihatan hasilnya. 20 DAFTAR PUSTAKA AAK, Aksi Agraris Kanisius1983.. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja Dan Perah. Kanisius, Yogyakarta. Anonim. 1991. Teknologi Terapan dan Pengembangan Peternakan. Pusat Penelitian Universitas Andalas Padang. Ciat, 1983. Tropical Pastures Program Centro Internacional De Agriculture Tropical. Colombia. Gardner, R.B., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budaya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta Gaspersz,V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit.Armico. Bandung. Hadisuwito, 2007. Membuat pupuk kompos cair. Agromedia. Jakarta. Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Penerbit.PT. Mediyatma Sarana Perkasa,, Jakarta. Heddy S. 2003. Pemberian Pupuk N dan Interval Defoliasi terhadap Produksi Bahan Kering Rumput Signal. Bagian Pertama. Penerbit. PT. Rajagraffindo : Jakarta Humperys, 1974. Pastures Species, Nutritive Value and Management. A Course Manual in Tropical Pastures. A.A.U.C.S. Meulbourne, Australia. Jusuf, L, 2006. Potensi Daun Gamal Sebagai Bahan Pupuk Organik Cair.JurnalAgrisistem Vol.2. No 1 Khan, MM. 1988. A Primer on Azolla Production & Utilization in Agriculture. Institute of Biological Sciences of the University of the Phillippines Kismono dan Susetyo, 1977. Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting .Produksi Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah. Bplpp. Lembang, Bandung . 1977. Leiwakabessy dan Sutandi, 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. . Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Lumpkin dan Plucknett, 1982. Azolla as a green manure : Use and management n crop production. Westview Press, Inc. Colorado 21 Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 66(3):506-577. Mcllory, 1977.Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita, Jakarta. Nasaruddin, 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dan Yayasan Forest Indonesia, Jakarta. Reksohadiprojo, S. 1983. Produksi Tanaman Hijauan Makana Ternak Tropik. BPFE, Yogyakarta . Rismunandar, 1986. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Penerbit Sinar Baru, Bandung. Ruchiat, 1999. Pengaruh Top soil, Pupuk dan Bionature terhadap pertumbuhanCasuarina equisetifolia Forst. & Forst. di Lahan Pasca Tambang PT.International Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan. Bogor : [Skripsi].Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius, Yogyakarta. Rustandi, 1990. Pengaruh Tingkat Pemupukan Kalium dan Tinggi Pemotongan terhadap Produksi danMutu Hijauan Rumput Gajah. Skripsi, LPP. Unsrat Menado. Salisbury dan Frank, 1992.Fisiologi tumbuhan JILID 2. Bandung: ITB). Schutze dan Teitzel, 1992.Brachiaria Decumbens Stapf. In: Mannetje, L. And Jones, R.M. (Eds) Plant Resources Of South-East Asia No. 4. Forages. Pp. 58-59. Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, The Netherlands. Setiadi, 2006. Pengetahuan Dasar Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang. Tidak dipulikasikan. Setyamadjaja, 1986.Pupuk Dan Pemupukan. Bharata Karya Aksara, Jakarta. Siregar, 1987. Produktivitas Dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput Dan Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak Yang Ditanam Pada Tampingan Teras Bangku Di Das Citanduy, Ciamis. Soepardi, 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. Pt. Melton Putra, Jakarta. Sostroamidjodjo dan Soeradji. 1981. Peternakan Umum. CV.Yasaguna, Jakarta. 22 Staples dan Elevitch, 2006. Samanea saman (trembesi), ver. 2.1. In: C.R. Elevitch (ed.). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Permanent Agriculture Resources (PAR), (Online)Hōlualoa, Hawai‘i. <http://www. traditionaltree.org>. Suharno, B dan Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. PT. Penkar Swadaya, Jakarta. Sumarsono, S. Anwar dan S. Budianto. 2005. Aplikasi pupuk organik ternak pada tanah salin untuk pengembangan tanaman rumput pakan poliploid. Laporan penelitian, Universitas Diponegoro Semarang. Suryati, Sampurno dan Anom, 2015.. Uji Beberapa Konsentrasi Pupuk Cair Azolla (Azolla Pinnata) Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Susetyo, 1969. Hijauan Makanan Ternak . Dir. Jen. Peternakan . Deptan,Jakarta. , 1980.Padang Pengembalaan. Penataran Manager Ranch. Direktorat Jenderal Peternakan. Deptan Bogor, Bogor Sutedjo, 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Tisdale, G. L. and M. G. Nelson, 1975. Soil Fertility And Fertiliser. The Mac.Milan Publishing Co, Inc., New York. Whitemen, P. C. 1974. The Enviroment And Pasture Growth ”In A Course Manual In Tropical Pasture Science”. A. V. C. Watson Fergusson And Co, Ltd Brisbane. Yunus. M. 1987. Hijauan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya, Malang. 23 Kandungan Nitrogen pupuk 1. Pupuk urea = 46 % N 2. PupukAzolla ( Azolla pinnata) = 0,28 % N Penggunaan Urea 100 Kg/ Ha 1. Daun Azolla 217,39 N urea / Ha = 0,0028 kg N daun azolla/ Ha ,39 , = 77639,28 kg daun azolla / Ha Berat tanah = 10 kg / pot Berat tanah = 2 x 106 kg/ Ha Dosis pemberian pupukcair ml/ pot 1. Pupuk Daun Azolla A . . = = 776392,8 . . , = 0,380 kg / pot =380 ml / pot 24 Lampiran 2 : Rataan Tinggi Tanaman Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Ulangan Perlakuan P0 (Kontrol) P1 (180 ml/pot) P2 (280 ml/pot) P3 (380 ml/pot) P4 (480 ml/pot) 1 2 3 4 Rata-Rata 139,00 122,00 136,00 97,00 84,00 114,00 120,00 106,00 84,00 131,00 181,00 117,00 115,00 125,00 118,00 86,00 112,00 95,00 121,00 148,00 130,00 115,25 113,00 106,75 120,25 ANOVA Tinggi_Tanaman Sum of Squares df Mean Square Between Groups 1214.700 4 303.675 Within Groups 9380.250 15 625.350 10594.950 19 Total F Sig. .486 .746 25 Lampiran 3: Rataan Jumlah Anakan Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Perlakuan P0 (Kontrol) P1 (180 ml/pot) P2 (280 ml/pot) P3 (380 ml/pot) P4 (480 ml/pot) 1 13,00 13,00 13,00 12,00 14,00 Ulangan 2 12,00 15,00 11,00 14,00 12,00 3 12,00 12,00 14,00 12,00 14,00 4 13,00 12,00 13,00 12,00 13,00 Rata-Rata 12,50 13,00 12,75 12,50 13,25 ANOVA Jumlah_Anakan Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 1.700 4 .425 .364 .830 Within Groups 17.500 15 1.167 Total 19.200 19 26 Lampiran 4: Rataan Luas Daun Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Perlakuan P0 (Kontrol) P1 (180 ml/pot) P2 (280 ml/pot) P3 (380 ml/pot) P4 (480 ml/pot) 1 3942,00 4104,00 4305,00 3808,00 3679,00 Ulangan 2 4131,00 4242,00 5236,00 4607,00 3855,00 3 4256,00 3262,00 3810,00 3752,00 3262,00 4 3419,00 3850,00 5040,00 2758,00 4275,00 Rata-Rata 3937,00 3864,50 4597,75 3731,25 3767,75 ANOVA Luas_Daun Sum of Squares df Mean Square Between Groups 2014921.300 4 503730.325 Within Groups 4529079.250 15 301938.617 Total 6544000.550 19 F 1.668 Sig. .209 27 Lampiran 5: Rataan Produksi Bahan Kering Rumput Signal (Brachiaria decumbens) Perlakuan 1 58,50 35,10 30,80 27,10 32,80 P0 (Kontrol) P1 (180 ml/pot) P2 (280 ml/pot) P3 (380 ml/pot) P4 (480 ml/pot) Ulangan 2 3 33,80 37,90 33,00 33,10 31,40 35,10 29,80 33,20 27,30 37,40 4 28,50 30,40 35,50 28,90 40,10 Rata-Rata 39,68 32,90 33,20 29,75 34,40 ANOVA Produksi_BK Sum of Squares df Mean Square Between Groups 209.108 4 52.277 Within Groups 660.078 15 44.005 Total 869.185 19 F 1.188 Sig. .356 . 28 DOKUMENTASI 29 RIWAYAT HIDUP Arditia lahir di Pare-pare pada tanggal 17 Agustus 1992, anak ke 4 dari 4 bersaudara. Dibesarkan oleh orang tua H. Moch Rafiq (Ayah) dan Hj. Nurasia (Ibu). Tingkat pendidikan dimulai di bangku TK Min Batu pada tahun 1998, kemudian melanjutkan di SD Min Batu, Wajo pada tahun 1999. Setelah lulus SD, melanjutkan di SMPN 8 Makassar pada tahun 2005, kemudian melanjutkan di SMAN 10 Makassar pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan SMAN, penulis kemudian diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun 2016. 30