PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR AZOLLA

advertisement
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR AZOLLA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT
SIGNAL (Brachiaria decumbens)
SKRIPSI
OLEH:
ARDITIA
I111 11 007
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
i
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK HIJAU CAIR AZOLLA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSIRUMPUT
SIGNAL (Brachiaria decumbens)
SKRIPSI
OLEH :
ARDITIA
I 111 11 007
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana pada Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
1.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Arditia
NIM
: I111 11 007
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka saya bersedia
membatalkan dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2.
Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.
Makassar,
Mei 2016
Arditia
iii
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi ALLAH SWT, shalawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Rasulullah MUHAMMAD SAW Beserta
keluarganya, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir,
yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidyahnya, sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Pada kesempatan ini dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati
penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan
yang setinggi tingginya kepada :
1. Kedua orang tuaku ayahanda H. Moch. Rafiq dan ibunda Hj. Nurasia,
serta saudaraku yang selama ini banyak memberikan doa, semangat,
kasih sayang, saran, dorongan dan materi kepada penulis.
2. Dr. Ir. Syamsuddin Nompo, MP. sebagai pembimbing utama dan Dr. Ir.
Budiman Nohong, MP. selaku pembimbing anggota yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
nasihat serta motivasi sejak awal penelitian sampai selesainya
penulisan Skripsi ini.
3. Dekan Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M.Sc., Wakil Dekan I dan Wakil
Dekan II serta Wakil Dekan III.
v
4. Prof. Dr. drh. Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Peternakan Universitas Hasanuddin.
5. Prof. Dr. Ir. Herry Sonjaya, DEA. selaku penasehat akademik yang
senantiasa membimbing dan mengarahkan selama dalam bangku
perkuliahan.
6. Ibu dan Bapak Dosen tanpa terkecuali yang telah membimbing saya
selama kuliah di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
7. Kepada Ibu dan Bapak Pegawai Fakultas Peternakan yang telah
memberikan sumbangsih ilmu, didikan dan pelayanan akademik
selama penulis berada di bangku kuliah.
8. Kepada teman-teman dikandang Thalib, Muh.Yusuf, Muh. Sukri, Muh.
Adnan, Jihadul Fajri, Muh. Fajrul, Kak Komang dan Gunawan Busman
yang mendukung dan memberikan doa, semangat, kasih sayang, saran
dan dorongan kepada penulis.
9. Kepada teman-teman kelas “PRODUKSI 11” terima kasih atas segala
kebersamaannya dalam bingkai kampus ini yang tak pernah penulis
lupakan.
10. Kawan – kawan “SOLANDEVEN 11” yang telah menjadi keluarga kecil
di Kampus Universitas Hasanuddin terima kasih telah menemani penulis
di saat suka maupun duka selama menempuh pendidikan di bangku kuliah.
11. Teman-teman KKN Reguler UNHAS GEL.87 Kab. BONE Kec. Amali
terkhusus kepada posko Desa Tacipong: Kak Adam, Kak Indra, Kak
Tari, Kak Ivet, Kak Yoan, Ipa dan Ainaa, semoga apa yang menjadi
vi
kebersamaan kita akan selalu ada untuk tetap menjadikan kita sebagai
saudara.
12. Buat Kanda,’SEMA” yang selama ini memberi semangat dan bantuan
mulai dari rencana sampai selesainya penelitian ini.
13. Buat Ainaa yang selalu menemani dan memberi semangat dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapakan satu persatu yang selalu
memberikan doa kepada penulis hingga selesai penyusunan Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena itu diharapkan kritik dan saran untuk perbaikan. Semoga Skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amiin
Makassar,
Mei 2016
ARDITIA
vii
RINGKASAN
Arditia (I 111 11 007), Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Azolla Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Rumput Signal (Brachiaria decumbens).Dibawah
bimbingan Syamsuddin Nompo dan Budiman Nohong.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian pupuk
hijau cair dari Azolla(Azolla pinnata) terhadap pertumbuhan dan produksi rumput
signal. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dengan komposisi setiap
perlakuan P0 Kontrol, P1 180 ml/pot, P2 280 ml/pot, P3 380 ml/pot, P4 480 ml/pot
dengan lama pertumbuhan selama 40 hari. Rancangan yang digunakan pada
penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) (Gaspersz, 1991) yang terdiri
dari lima perlakuan dengan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian pupukhijau cair azolla tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap
tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dan produksi bahan kering. Kesimpulan
pemberian pupuk hijau cair azolla tidak meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan baikterhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun danbahan kering
pada rumput signal.
Kata kunci : Rumput Signal, Pupuk Hijau Cair Azolla,
Pertumbuhan Dan Produksi
viii
ABSTRAC
Arditia (I 111 11 007), The effect of liquid Azolla as green manures on growth and
production of Signal grass (Brachiaria decumbens), under the guidance of
Syamsuddin Nompo and Budiman Nohong.
This research aims to determine the effect of green manure liquid of Azolla
(Azolla pinnata) on the growth and production of Signal grass. This study using 5
handling with each handling composition control P0, P1 180 ml/pot, P2 280 ml/pot,
P3 380 ml/pot, P4 480 ml/pot protractedly growth for 40 days. The contrivance used
in this study is completely randomized design (RAL) (Gazpersz, 1991) which
consists of five handling with four repetitions. The results showed that
administration of green manure liquid Azolla not had a significant effect (p> 0.05)
on plant height, number of tillers, leaf area and dry matter production. The
conclusion of green liquid fertilizerAzolla not promote plant growth are well on
plant height, number of tillers, leaf area and dry matter in Signal grass.
Keywords: Signal grass, green manure liquid Azolla, growth and production
ix
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI..................................................................................................
x
DAFTAR TABEL..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
xiii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Umum Rumput Signal (Brachiaria decumbens)...................
Rumput Signal Sebagai Hijauan Pakan Ternak ......................................
Pupuk Hijau Cair.....................................................................................
Azolla (Azolla pinnata)...........................................................................
5
8
8
11
MATERI DAN METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................
Materi Penelitian .....................................................................................
Metode Penelitian ...................................................................................
14
14
14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Pupuk Hijau Cair Azolla Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Rumput Signal .........................................................................
18
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
22
LAMPIRAN...................................................................................................
25
RIWAYAT HIDUP........................................................................................
30
x
DAFTAR TABEL
No
Teks
Halaman
1. Kandungan Nutrisi Rumput Signal (Brachiaria decumbens). ..................
7
2. Kandungan Hara Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering ..........................
12
3. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian ..................................................
16
4. Rataan Pertumbuhan dan Produksi Rumput Signal
(Brachiaria decumbens) ............................................................................
18
xi
DAFTAR GAMBAR
No
Teks
Halaman
1. Rumput Signal.............................................................................................
4
2. Azolla (Azolla pinnata)....... .........................................................................
10
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No
Teks
Halaman
1. Penerapan Kadar Pupuk Cair yang Digunakan dalam Perlakuan ...........
24
2. Rataan Tinggi Tanaman Rumput Signal (Brachiaria decumbens) .........
25
3. Rataan Jumlah Anakan Rumput Signal (Brachiaria decumbens)...........
26
4. Rataan Jumlah Luas Daun Rumput Signal (Brachiaria decumbens)......
27
5. Rataan Bahan Kering Rumput Signal (Brachiaria decumbens) .............
28
6. Dokumentasi............................................................................................
29
7. Riwayat Hidup ........................................................................................
30
xiii
PENDAHULUAN
Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia yang mengandung
nutrien seperti energi, protein, lemak,serat, vitamin dan mineral. Secara umum
kualitas hijauan di daerah tropis lebih rendah daripada di daerah sub tropis karena
kandungan N rendah dan kandungan serat kasar tinggi (Sumarsono dkk.,2005).
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas hijauan di daerah tropis adalah
melakukan pemupukan.
Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Peningkatan produktivitas pada tanaman
rumput dapat diusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik, pemupukan dan
pemeliharaan tanaman. Pemupukan kesuburan lahan garapan dapat dipertahankan
atau bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
tanaman rumput yang dibudidayakan (Rustandi, 1990).
Pada saat ini terjadi penurunan kualitas (degradasi) lahan yang
mengakibatkan penurunan kualitas hijauan pakan. Eksploitasi sumber daya alam
yang berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pengembalian yang optimal tentu
akan memperparah kerusakan lahan. Salah satu komponen pengelolaan yang
penting dan perlu mendapat perhatiandalam usaha budidaya hijauan pakan ternak
adalah pemupukan (Susetyo,1969).
Pupuk urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen berkadar tinggi,
dimana Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman namun sering kurang jumlahnya dalam tanah. Tanaman yang
kekurangan nitrogen akan menyebabkan pertumbuhan tidak normal, terutama
1
perannya dalam pembentukan klorofil. Defesiensi nitrogen pada tanaman akan
menyebabkan daun mengering dan menguning karena tidak dapat melakukan
fotosintesis secara maksimal. Nitrogen berperan dalam pembentukan zat hijau daun
atau klorofil, pembentukan protein, lemak dan senyawa organik lainnya (Rukmana,
2005). Namun Pemberian urea secara terus menerus akan menyebabkan struktur
tanah semakin padat dan harga pupuk urea akan semakin mahal.
Mengingat pentingnya peran unsur Nirogen pada tanaman dan harga pupuk
kimia yang semakin mahal maka berbagai jenis pupuk dibuat dan dikembangkan
yang mengandung Nitrogen untuk dapat menyuplai unsur N yang dibutuhkan oleh
tanaman. Salah satu jenis tanaman yang dibuat dan digunakan sebagai pupuk cair
adalah azolla. Azolla merupakan jenis tumbuhan pakuan air yang hidup yang
mengapung di lingkungan perairan dan mempunyai sebaran yang cukup luas serta
mampu menambah N2 dari udara. Sebagai sumber hara nitrogen, Azolla dapat
diberikan sebagai pupuk organik cair.
Salah satu alternatif Pemberian Azolla sebagai pupuk karena azolla
mengandung nitrogen yang cukup tinggi. Ketersediaan bahan baku banyak terdapat
di area persawahan di Indonesia sehingga cukup menjanjikan untuk menjadikan
sebagai sumber nitrogen biologis yang berasaa dari jasad hayati alami yang bersifat
dapat diperbaharui. Selain itu harga dari pupuk hijaua cair azolla terjangkau murah.
Rumput Signal (Brachiaria decumbens) merupakan jenis rumput unggul
yang mempunyai produktivitas dan nilai gizi yang cukup tinggi serta disukai ternak
ruminansia.
Produktivitas
rumput
signal
dipengaruhi
oleh
tatalaksana
pemeliharaan, antara lain umur pada saat pemotongan, unsur hara, terutama unsur
2
hara makro seperti unsur nitrogen. Untuk meningkatkan produksi dan nilai gizi
suatu hijauan maka dilakukan metode pemberian pupuk hijau cair azolla terhadap
produksi rumput signal.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk hijau
cair dari Azolla terhadap produksi rumput signal. Kegunaan dari penelitian ini
adalah sebagai bahan informasi masyarakat tentang manfaat dari Azolla sebagai
pupuk hijau cair dalam peningkatan produksi hijauan pakan.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran umum Rumput Signal
Rumput signal merupakan rumput yang berasal dari Afrika timur. Rumput
ini mempunyai ciri-ciri, tinggi tanaman 30-45 cm, daun kaku dan pendek, ujung
daun meruncing ,mudah berbunga, bunga berbentuk seperti bendera. Rumput signal
disebut juga rumput gembalaan yang tumbuh menjalar dengan stolon membentuk
hamparan yang lebat. Rumput bede termasuk rumput berumur panjang dapat
tumbuh dengan membentuk hamparan lebat dan menyebarnya sangat cepat melalui
stolon.
Rumput signal tahan penggembalaan berat, tahaan injakan dan renggutan
serta tahan kekerungan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen. Selain itu
rumput ini juga cepat tumbuh dan berkembang sehingga mudah menutup tanah,
tetapi tidak tahan terhadap genangan air. Rumput signal dapat tumbuh baik pada
ketinggian 0-1200 m (dataran rendah sampai dataran tinggi ) dengan curah 7621500 mm/tahun, kemasaman tanah (pH) 6-7 (Kismono dan Susetyo,1977).
Gambar 1. Rumput Signal
4
Klasifikasi Rumput Signal.
Phylum
: Spermatophyta
Sub phylum
: Angiospermae
Class
: Monocotyledoneae
Ordo
: Graminales
Family
: Graminaea
Genus
: Brachiaria
Species
: Brachiaria decumbens
Di Indonesia rumput signal banyak dijumpai di pinggir jalan, pinggir
selokan, lapangan pematangan sawah dan di tempat-tempat lainnya yang berbatu.
Perkembangbiakan rumput signal di Indonesia sebenarnya sudah tersebar luas,
namun pengembangan secara budidaya dan secara ekonomis masih sangat terbatas
dibandingkan dengan pengembangan rumput Raja (King grass) yang sudah dikenal
lebih dahulu oleh petani peternak (Aksi Agraris Kanisius,1983).
Menurut Rismunandar (1986) bahwa rumput signal dapat diperbanyak
dengan menggunakan biji dan pols, sedangkan perbanyakan dengan mengggunakan
stek jarang dilakukan karena pertumbuhannya
tidak optimal. Rumput ini
membentuk rizoma yang pendek-pendek dan akarnya dapat menembus ke dalam
tanah 30 cm.Jarak tanam yang sering digunakan untuk penanaman rumput signal
adalah 30x30 cm atau jaraknya 40x40cm.
Rumput Signal dapat hidup dan tumbuh pada kondisi tanah ringan sampai
berat, di daerah dataran rendah sampai tinggi dengan curah hujan sekitar 1000 mm
per tahun atau lebih. Tanaman ini dapat bertahan dalam kekeringan selama 6 bulan
sampai 1 tahun ( Anonim, 1991 ).
5
Pemotongan rumput signal dapat dilakukan setelah tanaman mencapai 50
– 100 cm atau tanaman telah berumur 60 sampai 90 hari, dengan menyisakan
batang setinggi 10 sampai 15 cm di atas permukaan tanah (Rismunandar, 1986).
Pemotongan pertama rumput signal dapat dilakukan pada umur 60 hari musim
hujan dan umur 70 hari musim kemarau, Sedangkan untuk pemotongan selanjutnya
dapat dilakukan pada umur 40 hari musim hujan atau 60 hari musim kemarau.
Reksohadiprodjo (1983) menyatakan, bahwa rumput signal yang dipotong tiap 4
minggu akan menghasilkan serat kasar 18,45 % dan protein kasar 10 % lebih tinggi
dari umur pemotongan lainnya.
Kandungan nutrisi rumput ini cukup tinggi dan palatabilitas yang baik (seperti
rumput tropis yang lain) tetapi bergantung pada status kesuburan tanah. Kecernaan
rumput ini dapat mencapai (50-80%), protein kasar (PK) berkisar dari 9-20%
tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen, tetapi dapat menurun dengan
cepat tergantung pada umur dan kondisi lingkungannya (Schultze dan Teitzel,
1992).
Tabel 1. Kandungan nutrisi rumput signal (Brachiaria decumbens)
Kandungan
(%)
PK
10,6
N
1,69
Ca
0,30
P
0,15
Mg
0,19
K
1,35
Na
0,02
KCB
Sumber: Ciat (1983).
59,8
6
Rumput Signal Sebagai Hijauan Pakan Ternak
Makanan ternak berupa hijauan merupakan bahan makanan pokok bagi
ternak besar maupun ternak kecil di Indonesia dan terdiri dari hijaun sebangsa
rumput, leguminosa, dan hijauan lainnya (Sostroamdjojo dan Soeradji, 1981). salah
satu jens hijauan makanan ternak yang baik diberikan pada ternak ruminansia
adalah rumput signal, karena mampu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan oleh ternak dan tanaman ini mudah tumbuh serta proses adaptasinya
sangat baik (Suharno dan Nazaruddin, 1994).
Menurut Reksohadiprodjo (1985) bahwa produksi bahan segar rumput
signal dapat mencapai 270.000 kg/ha/tahun di daerah basah dengan irigasi yang
baik dan penggembalaan ternak harus dilakukan secara rotasi. Rumput signal yang
dipotong pada tiap 28 hari dapat menghasilkan bahan kering 9,6 ton/ha dengan
kandungan protein kasar 11%, sedangkan yang dipotong pada umur 56 hari
menghasilkan bahan kering 9,04 ton/ha dengan kandungan protein kasar 6,4%.
Pupuk Hijau Cair
Pupuk dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang diberikan pada tanaman
agar langsung maupun tidak langsung dapat menambah zat-zat makanan yang
tersedia dalam tanah, disamping itu untuk memperbaiki keadaan fisik,
kimiamaupun biologis tanah. Pemupukan dilakukan karena media tanam tidak
mampumenyediakan satu atau beberapa unsur hara yang diperlukan tanaman
untukmenjamin suatu tingkat tertentu (Sutedjo, 1999).
7
Pupuk hijau cair adalah pupuk yang berasal dari tanaman atau bagian
tanaman tertentu yang masih segar yang difermentasi kemudian diberikan atau
disemprotkan kedalam tanah atau pada bagian tanaman. Bagian yang sering
digunakan untuk pupuk hijau cair adalah daun, tangkai, dan batang yang masih
muda. Umumnya, semua jenis tanaman bisa dijadikan sebagai pupuk hijau cair.
Namun, jenis tanaman yang paling bagus untuk pupuk hijau cair adalah tanaman
yang akarnya bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen (Hadisuwito,
2007)
Menurut Setiadi (2006) kendala utama dalam melakukan revegetasi pada
lahan-lahan terbuka pasca penambangan adalah kondisi lahan yang tidak
mendukung (marginal) bagi pertumbuhan tanaman. Penambahan unsur hara akan
meningkatkan pertumbuhan tanaman, sedangkan akibat dari kekurangan hara akan
sangat terlihat nyata pada pertumbuhan dan perpanjangan akar yang sejalan dengan
pertumbuhan tanaman di atas tanah (Leiwakabessy dan Sutandi 1998). Bradshaw
dan Chadwick (1980) yang diacu dalam Ruchiat (1999) disebutkan bahwa
pemupukan dengan sumber unsur N, P, K ditambah dengan unsur Mg dan Ca akan
merangsang pertumbuhan tanaman di lahan pasca tambang.
Nitrogen adalah unsur yang diperlukan oleh rumput secara terus menerus.
Fungsi nitrogen adalah: 1) untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, 2)
menyehatkan pertumbuhan daun dan biji dan tanaman lebih hijau, dan 3)
meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah (Susetyo,1980).
Ada 3 unsur hara utama dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhan,
reproduksi, dan produksi, yaitu nitrogen, fosfat dan kalium. Pemberian pupuk
8
nitrogen merupakan faktor penting dalam usaha peningkatan produksi dan
kekurangan unsur hara tersebut akan menyebabkan tanaman menjad kerdil atau
kecil, warna daun merah atau kekuning-kuningan (Susetyo, 1969). Penambahan
nitrogen kedalam padang rumput akan meningkatkan produksi bahan kering dan
kualitas hijaun makanan ternak terutama kadar proteinnya (Humperys, 1974).
Perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan terutama pupuk nitrogen dan fosfat
akan menaikan produksi hijauan pada tanah-tanah yang miskin (McIlroy, 1977).
Pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan makanan ternak sangat
penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi
(Whitemen, 1974).
Pemberian unsur nitrogen dengan dosis yang tepat menyebabkan
pertumbuhan vegetatif berlangsung cepat dan daun menjadi lebh hijau (Tisdale and
Nelson, 1975). Kekurangan unsur hara nitrogen dalam tanah akan menyebabkan
tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun kekuningan-kuningan
atau menjadi kering, sedangkan kelebihan nitrogen akan memperlambat
kematangan tanaman (terlalu banyak pertumbuhan vegetatif), batangnya lemah,
mudah rebah dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit (Soepardi,
1983).
Pemberian pupuk nitrogen pada tanaman mempunyai peranan dalam
merangsang pertumbuhan jaringan tanaman, jumlah anakan (tiller) dan lebar daun
(Setyamdjaja, 1986).
9
Azolla Sebagai Pupuk Cair
Azolla merupakan tumbuhan kecil yang mengapung di air, terlihat
berbentuk segitiga atau segiempat, berukuran 2-4 cm x 1 cm, terdiri atas tiga bagian,
(dari yaitu akar, rhizome, dan daun yang terapung. Akar soliter, menggantung di
air, berbulu. 1-5 cm, dengan membentuk kelompok 3-6 rambut akar. Rhizoma
merupakan sporofit, daun kecil, membentuk 2 barisan, menyirip bervariasi, duduk
melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang di atas permukaan air dan cuping
ventral mengapung. Daun berongga di dalamnya hidup Anabaena azolloen (Heddy,
2003). Azolla sangat peka terhadap kekeringan, sehingga habitat yang berair
merupakan kebutuhan utama untuk tetap bertahan hidup. Tumbuhan ini akan mati
dalam beberapa jam jika berada pada kondisi kering. Penyebarannya secara luas
pada daerah sedang (temperate), dan pada umumnya sangat dipengaruhi oleh
kondisi suhu di daerah tropis. Kondisi lingkungan yang baik adalah suhu antara 2025'C (Yunus, 1987).
Menurut Khan (1988), bahwa klasifikasi ilmiah dari azolla adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
10
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Salviniales
Famili
: Salviniaceae
Genus
: Azolla
Spesies
: Azolla pinnata
Pada kondisi optimal azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan
35% tiap hari nilai nutrisi azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%.
Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi
dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Lumpkin dan
Plucknett, 1982).
Tabel 2. Kandungan Hara Azolla (%) Berdasarkan Berat Kering.
Unsur
Kandungan
Unsur
Kandungan
Abu
10.50
Magnesium
0.5 – 0.6
Lemak Kasar
3.0 – 3.30
Mangan
0.11 – 0.16
Protein Kasar
24 – 30
Zat Besi
0.06 – 0.26
Nitrogen
4.5
Gula Terlarut
3.5
Fosfor
0.5 – 0.9
Kalsium
0.4 – 1.0
Kalium
2.0 – 4.5
Serat Kasar
9.1
Pati
6.54
Klorofil
0.34 – 0.55
Sumber : Lumpkin dan Plucknett, 1982.
Pemanfaatan azolla sebagai pupuk ini memang memungkinkan jika
dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos (azolla kering) mengandung
unsur Nitrogen (N) 4,5%, Phosphor (P) 0.5-0.9% dan Kalium (K) 2-4.5%.
Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca) 0.4-1%, Magnesiumn(Mg) 0.50.6%, Ferum(Fe) 0.06-0.26% dan Mangaan (Mn) 0.11-0.16% (Suryati dkk, 2015).
Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk pupuk
mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah
11
20 ton dalam keadaan kering. Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam,
maka suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi.
12
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan. Tahap pertama : penanaman
rumput signal ke dalam polybag. Tahap kedua: pengukuran tinggi tanaman, jumlah
anakan, luas daun dilaksanakan di Laboratorium Lahan Pastura dan analisis
produksi bahan kering dilaksanakan di
Laboratorium Herbivora
Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.
Materi Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, meteran,
gunting, ember, selang plastik, pot, ayakan tanah, gelas ukur, saringan, timbangan,
leaf area meter, dan oven.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air, pupuk hijau cair yang
berasal dari Azolla, EM4, tanah, dan anakan rumput signal.
Metode Penelitian
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 5
perlakuan 4 kali ulangan (Gasperz, 1991), perlakuan pemupukan dalam penelitian
ini adalah :
P0 : Rumput signal tanpa pemberian pupuk hijau cair (kontrol)
P1 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 180 ml/pot
P2: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 280 ml/pot
P3: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 380 ml/pot
13
P4 : Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 480 ml/pot
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Pupuk Hijau Cair
Bahan dasar untuk dijadikan sebagai pupuk cair adalah azolla. Bahan
dimasukkan ke dalam ember. Setiap perlakuan berisi 10 kg daun segar yang telah
dicincang dan dibersihkan kemudian diisi dengan air yang telah dicampur atau
dihomogenkan dengan EM4 5% dari total bahan yang akan digunakan.
Perbandingan berat daun segar dan air adalah 2 kg daun segar dan 1 liter air.
Membiarkan ember selalu dalam keadaan tertutup agar tidak ada unsur hara yang
hilang karena penguapan. Penutup ember diberi lubang dan selang kecil lalu
memasukkan ujung selang ke dalam botol yang berisi air untuk membuang gas yang
berlebihan dalam ember. Menyaring limbah dalam ember setelah penyimpanan
selama 14 hari setelah isi ember tersebut tidak berbau dan menyusut. Larutan
setelah penyaringan itulah yang dinamakan pupuk hijau cair dan dapat digunakan
pada tanaman (Jusuf, 2006 )
Penanaman dan Cara Pemupukan
Tanah yang digunakan merupakan tanah marginal berasal dari Lahan
Pastura Fakultas Peternakan Unversitas Hasanuddin. Pertama tanah diayak dan
dibersihkan dari material lain yaitu batu atau kerikil, ranting, dan akar kayu. hingga
bersih. Pot yang digunakan berukuran diameter atas 22 cm, diameter bawah 18 cm,
dan tinggi 26 cm. Masing – masing pot diisi tanah sebanyak 10 kg dan ditanami
anakan rumput signaldengan tinggi anakan 20 cm sebanyak 2 anakan setiap pot.
Satu anakan akan dicabut setelah tanaman tumbuh dengan baikumur 2 minggu.
14
Jarak antara pot yang satu dan yang lainnya 40 cm. Setelah penanaman, dilakukan
penyiraman dengan jumlah air biasa yang diberikan sama setiappot. Pemotongan
penyeragaman akan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dengan
melakukan pemupukan dengan cara disiramkan
sesuai perlakuan masing-
masingyaituperlakuan P1= 180 ml/pot, P2= 280 ml/pot, P3= 380 ml/pot dan P4=
480 ml/pot.Disamping itu, dilakukan pembersihan gulma untuk menghindari
persaingan tanaman dalam penyerapan unsur hara.
Denah penempatan perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Denah Penempatan Perlakuan Penelitian
P01
P12
P21
P32
P42
P31
Keterangan :
PERLAKUAN
P23
P33
P41
P03
P43
P13
P22
P14
P04
P34
P02
P44
P11
P24
P0
: Rumput signal (kontrol)
P1
: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 180 ml/pot
P2
: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 280 ml/pot
P3
: Rumput signal + pupuk hijau cair azolla 380 ml/pot
P4
:Rumput
signal + pupuk hijau cair azolla 480 ml/pot
Panen dilakukan setelah tanaman 60 hari dari penyeragaman umur tanaman
mencapai 2 minggu. Sebelum melakukan pemotongan terlebih dahulu melakukan
pengukuran tinggi tanaman, jumlah anakan, dan luas daun. Memotong rumput
signal sekitar 10 cm dari pangkal batang tanaman atau permukaan tanah.
15
Memasukkan bagian yang telah dipotong kedalam kantong dan menimbang untuk
mengetahui berat segarnya. Memasukkan bagian yang telah ditimbang berat
segarnya kedalam oven dengan suhu 70°c selama 3 hari agar mengetahui produksi
bahan kering.
Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah
anakan, luas daun dan produksi bahan kering,
Analisis Statistik
Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan 4 kali ulangan (Gasperzs, 1991).
Model matematika adalah sebagai berikut :
Yij= μ + I + ϵij
Keteragan :
Yi = Nilai pengamatan dengan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ = Rata-rata pengamatan
i = Pengaruh perlakuan ke-i (1,2,3,4,5)
i = Perlakuan (1,2,3,4,5)
j = Ulangan (1,2,3 dan4)
ϵij = Pengaruh sisa terhadap sisa terhadap perlakuan ke-i danke-j
Analisis data menggunakan program Softwere SPSS 16. dan data diuji lanjut
menggunakan uji Duncan.
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun dan produksi bahan
kering pada rumput signal (Brachiaria decumbens)yang diberikan pupuk hijau cair
azolla dapat dilihat pada Tabel 3
Tabel 3 Rata-rata tinggi tanaman (cm/pot), jumlah anakan (tanaman/pot), luas daun
(mm2/pot) dan produksi bahan kering (gram/pot) rumput signal yang
diberikan pupuk hijau cair azolla
Perlakuan
Parameter
P0
P1
P2
P3
P4
TT
130,00
115,25
113,00
106,75
120,50
JA
12,50
13,00
12,75
12,50
13,25
LD
3937,00
3864,50
4597,75
3731,25
3767,75
39,68
32,90
33,20
29,75
34,40
PBK
Keterangan :TT = tinggi tanaman, JA = Jumlah anakan, LD = luas daun, PBK =
produksi bahan kering
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk hijau cair
azolla tidak memberi pengaruh nyata (P>0,05) terhadap tinggi tanaman, jumalah
anakan, luas daun, dan produksi bahan kering rumput signal. Hal ini diduga karena
mungkin jumlah dosis pupuk yang diberikan pada perlakuan P1,P2, P3, dan P4
belum maksimal sehingga pertumbuhan dan produksi pada perlakuan yang
dihasilkan tidak berbeda nyata.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dosis pemupukan yang diberikan
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhan dan produksi
disebabkan karena pemberian pupuk hijau cair azolla miskin akan unsur hara N
yang dibutuhkan oleh tanaman. Apabila suatu pupuk mengandung unsur hara yang
sedikit maka tanaman yang akan membutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak
17
tidak akan maksimal pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Hardjowigeno (1992) bahwa pupuk adalah suatu bahan yang diberikan untuk
memperbaiki kesuburan tanah dan mengganti unsur- unsur hara yang hilang dari
tanah. Tiap-tiap jenis pupuk mempunyai kandungan unsur hara, kelarutan dan
kecepatan kerja yang berbeda sehingga dosis dan jenis pupuk yang diberikan
berbeda untuk tiap jenis tanaman dan setiap tanaman membutuhkan jumlah unsur
hara yang banyak.
Menurut Setiadi (2006) bahwa penambahan unsur hara akan meningkatkan
pertumbuhan tanaman, sedangkan akibat kekurangan unsur hara akan terlihat nyata
pada pertumbuhan dan perpanjangan akar yang sejalan dengan pertumbuhan diatas
tanah. Lanjut dikemukan oleh Tisdale dan Nelson (1975) bahwa pemberian unsur
nitrogen dengan dosis yang tepat menyebabkan pertumbuhan vegetative
berlangsung cepat dan daun menjadi lebih hijau.
Selain dosis pemupukan, faktor yang menyebabkan pertumbuhan dan
produksi rumput signal tidak berpengaruh nyata, dimana tanaman rumput signal
memiliki akar yang kurang bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat
nitrogen. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadisuwito (2007) bahwa salah satu jenis
tanaman yang paling bagus untuk pupuk cair adalah tanaman yang akarnya
bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen. Jenis-jenis tanaman yang
akarnya mampu bersimbiosis dengan mikroorganisme pengikat nitrogen yaitu
leguminosa sehingga pupuk cair lebih berperan didalamnya.
Secara teoritis menurut Budi Utomo (2010) bahwa bahan organik cair
mempunyai peranan terhadap ketersedian unsur hara, dimana tanaman sangat
18
membutuhkan hal tersebut yang akan digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan seperti pertumbuhan daun dan batang. Bahwa pertumbuhan jumlah
dan ukuran daun dipengaruhi oleh ketersedian unsur hara didalam tanah.
Menurut Nasaruddin (2010) bahwa pemberian pupuk sangat erat kaitannya
dengan fase pertumbuhan vegetatif dan generative. Nitrogen merupakan unsur hara
utama tanaman bagi pertumbuhan tanaman yang pada umumnya yang sangat
diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman
seperti daun, batang dan akar. Lebih lanjut dikemukakan oleh Whiteman (1974)
bahwa pemberian pupuk terutama pupuk nitrogen pada hijauan pakan sangat
penting untuk memperoleh produksi bahan kering dan kadar protein yang tinggi.
Tingginya produksi bahan kering dipicu beberapa hal salah satunya adalah
ketersedian N dalam tanah dan pupuk yang diberikan pada tanaman.
19
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian pupuk hijau cair azolla ( Azolla pinnata) tidak memberikan
pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi rumput signal (Brachiaria
decumbens).
Saran
Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan pupuk hijau cair Azolla
langsung melakukan penyiraman pada daun, agar penyerapan pada tanaman lebih
cepat dan lebih kelihatan hasilnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
AAK, Aksi Agraris Kanisius1983.. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja Dan
Perah. Kanisius, Yogyakarta.
Anonim. 1991. Teknologi Terapan dan Pengembangan Peternakan. Pusat
Penelitian Universitas Andalas Padang.
Ciat, 1983. Tropical Pastures Program Centro Internacional De Agriculture
Tropical. Colombia.
Gardner, R.B., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budaya.
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta
Gaspersz,V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Penerbit.Armico. Bandung.
Hadisuwito, 2007. Membuat pupuk kompos cair. Agromedia. Jakarta.
Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. Penerbit.PT. Mediyatma Sarana Perkasa,,
Jakarta.
Heddy S. 2003. Pemberian Pupuk N dan Interval Defoliasi terhadap Produksi
Bahan Kering Rumput Signal. Bagian Pertama. Penerbit. PT. Rajagraffindo
: Jakarta
Humperys, 1974. Pastures Species, Nutritive Value and Management. A Course
Manual in Tropical Pastures. A.A.U.C.S. Meulbourne, Australia.
Jusuf, L, 2006. Potensi Daun Gamal Sebagai Bahan Pupuk Organik
Cair.JurnalAgrisistem Vol.2. No 1
Khan, MM. 1988. A Primer on Azolla Production & Utilization in Agriculture.
Institute of Biological Sciences of the University of the Phillippines
Kismono dan Susetyo, 1977. Pengenalan Jenis Hijaun Tropika Penting .Produksi
Hijauan Makanan Ternak Untuk Sapi Perah. Bplpp. Lembang, Bandung .
1977.
Leiwakabessy dan Sutandi, 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah. .
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Lumpkin dan Plucknett, 1982. Azolla as a green manure : Use and management n
crop production. Westview Press, Inc. Colorado
21
Lynd L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.S. Pretorius. 2002. Microbial
Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol.
Biol. Rev. 66(3):506-577.
Mcllory, 1977.Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita,
Jakarta.
Nasaruddin, 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas
Hasanuddin dan Yayasan Forest Indonesia, Jakarta.
Reksohadiprojo, S. 1983. Produksi Tanaman Hijauan Makana Ternak Tropik.
BPFE, Yogyakarta .
Rismunandar, 1986. Mendayagunakan Tanaman Rumput. Penerbit Sinar Baru,
Bandung.
Ruchiat, 1999. Pengaruh Top soil, Pupuk dan Bionature terhadap
pertumbuhanCasuarina equisetifolia Forst. & Forst. di Lahan Pasca Tambang
PT.International Nickel Indonesia Sorowako Sulawesi Selatan. Bogor :
[Skripsi].Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Rukmana, R. 2005. Rumput Unggul Hijauan Makanan Ternak. Kanisius,
Yogyakarta.
Rustandi, 1990. Pengaruh Tingkat Pemupukan Kalium dan Tinggi Pemotongan
terhadap Produksi danMutu Hijauan Rumput Gajah. Skripsi, LPP. Unsrat
Menado.
Salisbury dan Frank, 1992.Fisiologi tumbuhan JILID 2. Bandung: ITB).
Schutze dan Teitzel, 1992.Brachiaria Decumbens Stapf. In: Mannetje, L. And
Jones, R.M. (Eds) Plant Resources Of South-East Asia No. 4. Forages. Pp.
58-59. Pudoc Scientific Publishers, Wageningen, The Netherlands.
Setiadi, 2006. Pengetahuan Dasar Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang. Tidak
dipulikasikan.
Setyamadjaja, 1986.Pupuk Dan Pemupukan. Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Siregar, 1987. Produktivitas Dan Kemampuan Menahan Erosi Species Rumput Dan
Leguminosa Terpilih Sebagai Pakan Ternak Yang Ditanam Pada Tampingan
Teras Bangku Di Das Citanduy, Ciamis.
Soepardi, 1983. Sifat Dan Ciri Tanah. Pt. Melton Putra, Jakarta.
Sostroamidjodjo dan Soeradji. 1981. Peternakan Umum. CV.Yasaguna, Jakarta.
22
Staples dan Elevitch, 2006. Samanea saman (trembesi), ver. 2.1. In: C.R. Elevitch
(ed.). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry. Permanent Agriculture
Resources
(PAR),
(Online)Hōlualoa,
Hawai‘i.
<http://www.
traditionaltree.org>.
Suharno, B dan Nazaruddin. 1994. Ternak Komersial. PT. Penkar Swadaya,
Jakarta.
Sumarsono, S. Anwar dan S. Budianto. 2005. Aplikasi pupuk organik ternak pada
tanah salin untuk pengembangan tanaman rumput pakan poliploid. Laporan
penelitian, Universitas Diponegoro Semarang.
Suryati, Sampurno dan Anom, 2015.. Uji Beberapa Konsentrasi Pupuk Cair Azolla
(Azolla Pinnata) Pada Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis
Jacq.) Di Pembibitan Utama. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Riau.
Susetyo, 1969. Hijauan Makanan Ternak . Dir. Jen. Peternakan . Deptan,Jakarta.
, 1980.Padang Pengembalaan. Penataran Manager Ranch. Direktorat Jenderal
Peternakan. Deptan Bogor, Bogor
Sutedjo, 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tisdale, G. L. and M. G. Nelson, 1975. Soil Fertility And Fertiliser. The Mac.Milan
Publishing Co, Inc., New York.
Whitemen, P. C. 1974. The Enviroment And Pasture Growth ”In A Course Manual
In Tropical Pasture Science”. A. V. C. Watson Fergusson And Co, Ltd
Brisbane.
Yunus. M. 1987. Hijauan Makanan Ternak. Universitas Brawijaya, Malang.
23
Kandungan Nitrogen pupuk
1. Pupuk urea
= 46 % N
2. PupukAzolla ( Azolla pinnata)
= 0,28 % N
Penggunaan Urea 100 Kg/ Ha
1. Daun Azolla
217,39 N urea / Ha = 0,0028 kg N daun azolla/ Ha
,39
,
= 77639,28 kg daun azolla / Ha
Berat tanah = 10 kg / pot
Berat tanah = 2 x 106 kg/ Ha
Dosis pemberian pupukcair ml/ pot
1. Pupuk Daun Azolla
A
.
.
=
=
776392,8
.
.
,
= 0,380 kg / pot
=380 ml / pot
24
Lampiran 2 : Rataan Tinggi Tanaman Rumput Signal (Brachiaria decumbens)
Ulangan
Perlakuan
P0 (Kontrol)
P1 (180 ml/pot)
P2 (280 ml/pot)
P3 (380 ml/pot)
P4 (480 ml/pot)
1
2
3
4
Rata-Rata
139,00
122,00
136,00
97,00
84,00
114,00
120,00
106,00
84,00
131,00
181,00
117,00
115,00
125,00
118,00
86,00
112,00
95,00
121,00
148,00
130,00
115,25
113,00
106,75
120,25
ANOVA
Tinggi_Tanaman
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1214.700
4
303.675
Within Groups
9380.250
15
625.350
10594.950
19
Total
F
Sig.
.486
.746
25
Lampiran 3: Rataan Jumlah Anakan Rumput Signal (Brachiaria decumbens)
Perlakuan
P0 (Kontrol)
P1 (180 ml/pot)
P2 (280 ml/pot)
P3 (380 ml/pot)
P4 (480 ml/pot)
1
13,00
13,00
13,00
12,00
14,00
Ulangan
2
12,00
15,00
11,00
14,00
12,00
3
12,00
12,00
14,00
12,00
14,00
4
13,00
12,00
13,00
12,00
13,00
Rata-Rata
12,50
13,00
12,75
12,50
13,25
ANOVA
Jumlah_Anakan
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Between
Groups
1.700
4
.425
.364
.830
Within Groups
17.500
15
1.167
Total
19.200
19
26
Lampiran 4: Rataan Luas Daun Rumput Signal (Brachiaria decumbens)
Perlakuan
P0 (Kontrol)
P1 (180 ml/pot)
P2 (280 ml/pot)
P3 (380 ml/pot)
P4 (480 ml/pot)
1
3942,00
4104,00
4305,00
3808,00
3679,00
Ulangan
2
4131,00
4242,00
5236,00
4607,00
3855,00
3
4256,00
3262,00
3810,00
3752,00
3262,00
4
3419,00
3850,00
5040,00
2758,00
4275,00
Rata-Rata
3937,00
3864,50
4597,75
3731,25
3767,75
ANOVA
Luas_Daun
Sum of
Squares
df
Mean Square
Between
Groups
2014921.300
4
503730.325
Within Groups
4529079.250
15
301938.617
Total
6544000.550
19
F
1.668
Sig.
.209
27
Lampiran 5: Rataan Produksi Bahan Kering Rumput Signal (Brachiaria
decumbens)
Perlakuan
1
58,50
35,10
30,80
27,10
32,80
P0 (Kontrol)
P1 (180 ml/pot)
P2 (280 ml/pot)
P3 (380 ml/pot)
P4 (480 ml/pot)
Ulangan
2
3
33,80
37,90
33,00
33,10
31,40
35,10
29,80
33,20
27,30
37,40
4
28,50
30,40
35,50
28,90
40,10
Rata-Rata
39,68
32,90
33,20
29,75
34,40
ANOVA
Produksi_BK
Sum of
Squares
df
Mean Square
Between
Groups
209.108
4
52.277
Within Groups
660.078
15
44.005
Total
869.185
19
F
1.188
Sig.
.356
.
28
DOKUMENTASI
29
RIWAYAT HIDUP
Arditia lahir di Pare-pare pada tanggal 17 Agustus 1992, anak
ke 4 dari 4 bersaudara. Dibesarkan oleh orang tua H. Moch
Rafiq (Ayah) dan Hj. Nurasia (Ibu).
Tingkat pendidikan
dimulai di bangku TK Min Batu pada tahun 1998, kemudian melanjutkan di SD
Min Batu, Wajo pada tahun 1999. Setelah lulus SD, melanjutkan di SMPN 8
Makassar pada tahun 2005, kemudian melanjutkan di SMAN 10 Makassar pada
tahun 2008. Setelah menyelesaikan SMAN, penulis kemudian diterima di PTN
(Perguruan Tinggi Negeri) di Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin,
Makassar. Hingga akhirnya lulus Pendidikan Sarjana (S1) Program Studi
Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin Makassar pada Tahun
2016.
30
Download