I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bunga potong adalah bunga

advertisement
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bunga potong adalah bunga yang dimanfaatkan sebagai bahan rangkaian
bunga untuk berbagai keperluan dalam daur hidup manusia yaitu mulai dari
kelahiran, perkawinan, dan kematian (Widyawan dan Prahastuti, 1994). Oleh karena
itu bunga mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Krisan merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang sangat popular di
Indonesia, permintaan dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
peningkatan taraf hidup masyarakat. Pengembangan pariwisata di Bali juga
mempengaruhi permintaan bunga potong krisan yakni untuk keperluan hotel,
restoran, kantor maupun perorangan (BPS, 2013).
Masalah yang sering terjadi terhadap bunga potong krisan adalah lamanya
kesegaran bunga yang sangat singkat. Hasil penelitian Puslitbang Hortikultura
menunjukan bahwa dengan penanganan pasca panen yang baik kesegaran bunga
potong krisan dapat dipertahankan sampai 12 hari, sebaliknya apabila penanganan
pasca panen kurang baik maka kesegaran bunganya hanya bertahan selama 5-6 hari
(Rukmana dan Mulyana, 2002).
Salah satu cara yang diterapkan dalam meningkatkan kesegaran bunga krisan
adalah dengan menggunakan anti transpiran. Anti transpiran adalah senyawa kimia
yang diberikan kepada tanaman dengan tujuan untuk menurunkan laju transpirasi.
Mekanisme kerja antri transpiran melalui penutupan lubang stomata oleh partikel
tertentu maupun dengan mendorong berlangsungnya mekanisme fisiologis yang
1
2
menyebabkan
stomata
menutup.
Anti
transpiran
digunakan
dengan
menyemprotkan larutan chitosan pada bunga. Salah satu jenis larutan anti transpiran
yaitu chitosan (Iriti,et al., 2009).
Chitosan merupakan turunan dari deasetilasi kitin yang berasal dari dinding
sel jamur, crustaceae, kutikula serangga, dan ganggang (Uthairatanakij,et al., 2007).
Bahan organik ini ramah lingkungan untuk keperluan pertanian karena mudah
terdegradasi dan tidak beracun bagi manusia. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa chitosan mempunyai potensi yang cukup baik sebagai pelapis pada benih dan
buah-buahan misalnya pada tomat dan leci (Zhang, et al., 2011). Sifat lain chitosan
adalah dapat menginduksi enzim chitinase pada jaringan tanaman yaitu enzim yang
dapat mendegradasi kitin yang merupakan penyusun dinding sel fungi. Chitosan
mendorong sintesis lignin untuk beberapa komoditas hortikultura dan hias (Bittelli, et
al., 2001). Kemampuan chitosan membentuk lapisan semipermeabel tersebut dapat
mengurangi kehilangan air akibat transpirasi sehingga dapat memperpanjang masa
simpan buah dan sayuran (Zhao, 2005). Chitosan diharapkan juga mampu untuk
memperpanjang kesegaran bunga potong karena dapat mengurangi kehilangan air
akibat transpirasi. Dengan pemberian chitosan pada kosentrasi tertentu pada bunga
potong diduga dapat memperpanjang kesegaran bunga potong krisan. Berdasarkan
hasil penelitian Juanita (2012), perlakuan chitosan (0.1, 0.5 dan 1 ppm) belum dapat
meningkatkan vaselife bunga potong anyelir, untuk itu disarankan menggunakan
konsentrasi chitosan yang lebih tinggi agar dapat meningkatkan vaselife bunga
potong. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian tentang pengaruh
3
chitosan terhadap kesegaran bunga krisan potong dilaksanakan dengan meningkatkan
konsentrasi chitosan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah chitosan berpengaruh dalam memperpanjang kesegaran bunga krisan?
2. Berapakah konsentrasi optimum chitosan dalam memperpanjang kesegaran
bunga krisan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui pengaruh chitosan dalam memperpanjang kesegaran bunga krisan.
2. Mengetahui konsentrasi optimum chitosan dalam memperpanjang kesegaran
bunga krisan.
1.4 Hipotesis
1. Perlakuan chitosan sebagai anti transpiran berpengaruh positif dalam
mempertahankan kesegaran bunga potong krisan.
2. Pada konsentrasi tertentu chitosan dapat mempertahankan kesegaran bunga
potong krisan.
Download