rancang bangun data warehouse dan data mart sebagai sumber

advertisement
semanTIK, Vol.2, No.2, Jul-Des 2016, pp. 13-26
ISSN : 2502-8928 (Online)

13
RANCANG BANGUN DATA WAREHOUSE DAN DATA
MART SEBAGAI SUMBER DATA UNTUK STRATEGI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PDAM CILACAP
Isa Bahroni*1, Riyadi Purwanto2
Program Studi Informatika Politeknik Negeri Cilacap.
Jalan Dr. Soetomo No. 1 Sidakaya Cilacap, Indonsia
e-mail :*[email protected], [email protected]
*1,2
Abstrak
Seiring dengan kemajuan teknologi saat sekarang kebutuhan informasi terpercaya dalam
proses pengambilan keputusan yang cepat dan akurat sangat diperlukan. Proses pengambilan
keputusan yang strategis mengharuskan adanya suatu sarana yang disiapkan untuk menyimpan dan
mengolah data. Wadah ini diharapkan dapat menampung semua informasi dan ringkasan knowledge
yang dimiliki oleh perusahaan. Upaya meningkatkan kinerja PDAM Cilacap salah satu cara yang
dapat membantu adalah menerapkan Data Warehouse, dengan menerapkan arsitektur framework Data
Warehouse dan Data Mart dimana siklus database digambarkan dengan model star schema yang
bertujuan memudahkan mengenali sumber informasi yang tersedia.
Sumber data berdasarkan kondisi operasional perusahaan yang sedang berjalan. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah kemudahan, antara muka dan fleksibilitas informasi. Metode yang
diadopsi adalah SDLC dengan membagi beberapa tahapan. Dimana pada tahap perancangan
dilakukan merancang basis data dengan merancang activity diagram, DFD, dan persistent data. Tahap
kontruksi dilakukan implementation berupa pengembangan sistem dalam bentuk prototyping. Tahap
deployment dilakuakan men-deploy yang telah dikembangkan dengan sistem yang sedang berjalan.
Hasil akhir presentasi adalah pengembangan sistem berbasis web yang memberikan kemudahan
dan memiliki kelebihan dalam mengakses sumber informasi.
Kata kunci— Data Warehouse, Star Schema, Persistent Data, Strategis.
Abstract
In line with the current technological advances now need reliable information in the decision
making process is fast and accurate is needed. Strategic decision-making process requires a vehicle
set up to store and process data. The container is expected to accommodate all of the information and
a summary of the knowledge possessed by the company. Efforts to improve the performance of the
PDAM Cilacap one of the ways that can help is to apply Data Warehouse, by implementing a
framework architecture Data Warehouse and Data Mart database where the cycle was described by a
model which aims to facilitate the star schema to identify resources available.
Sources data based on the operational condition of the company is running. Some things to
note is the ease, flexibility between face and information. The method adopted is to divide the several
stages of the SDLC. Where design stage of designing the database is done by designing activity
diagram, DFD, and persistent data. Implementation stage of the construction is done in the form of
development of the system in the form of prototyping. Deployment phase is deploys that have been
developed with the current system.
The final result is a presentation of the development of a web-based system that provides
convenience and advantages in access to resources.
Keywords— Data Warehouse, Star Schema, Persistent Data, The Strategic
Received June 1st ,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
14
1. PENDAHULUAN
K
abupaten Cilacap adalah salah satu
Kabupaten terluas di Jawa Tengah
dengan luas wilayah ± 225.360.480
Ha. jika dibanding dengan luas wilayah
kabupaten-kabupaten
lainnya.
Jumlah
penduduk Kabupaten Cilacap ± 1.860.240
jiwa, untuk memenuhi kebutuhan pasokan air
bersih pada masyarakatnya berdasarkan Perda
No. 10 tahun 1989 didirikan Perusda dengan
nama PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum)
Kabupaten
Cilacap.
Perkembangan
pertumbuhan penduduk yang sangat pesat
untuk melayani kebutuhan air bersih pada
masyarakat, PDAM terus meningkatkan
pelayanan dengan memiliki beberapa kantor
cabang yang terletak di beberapa Kecamatan.
Iklim investasi yang didukung oleh
masyarakat Cilacap sangat kondusif sehingga
pertumbuhan industri besar dan kecil setiap
tahun selalu bertambah, disamping itu
pertumbuhan penduduk di Kabupaten Cilacap
setiap tahunnya selalu meningkat pesat
sehingga banyak bermunculan Perumnas
/perumahan rakyat yang setiap rumah
memakai fasilitas pasokan air bersih dari
supply eksisting PDAM. Proses bisnis yang di
jalankan oleh PDAM memberikan otoritas
penuh pada kantor cabang dan pusat untuk
dapat melayani pendaftaran pelanggan baru
dan pembayaran tagihan rekening air yang
tercatat pada water meter. Masing-masing
cabang melaporkan hasil rekapitulasi transaksi
ke pusat pada setiap akhir bulan, karena sistem
yang berjalan saat ini belum ditangani dengan
baik maka sering timbul permasalahanpermasalahan yang krusial. Masalah yang
sering muncul diantaranya tidak bisa
memonitor kebocoran air bersih, trend
pendapatan yang kompetitip pada setiap
bulannya. Sehingga sebagai salah satu aset
daerah PDAM belum mampu meningkatkan
kontribusi
dalam
memperoleh
PAD
(Pendapatan Asli Daerah).
Perkembangan teknologi yang sangat
pesat pada saat sekarang dituntut untuk dapat
memberikan solusi adanya layanan informasi
terpercaya
dalam proses
pengambilan
keputusan yang cepat dan akurat ditingkat
manajemen direksi. Kebutuhan informasi
untuk
melakukan proses pengambilan
keputusan yang baik, benar dan strategis,
mengharuskan adanya suatu sarana informasi
yang disiapkan untuk menyimpan dan
mengolah data yang diperlukan. Wadah ini
diharapkan
dapat
menampung
semua
informasi dan ringkasan knowledge yang
dimiliki oleh manajemen perusahaan [1].
Sumber data yang diproses di PDAM Cilacap
adalah data keuangan, data pelanggan, dan
data pegawai.
Tujuan utama dalam penelitian ini
adalah merancang sebuah sistem yang dapat
membantu dan mendukung PDAM Cilacap
dalam
mengoptimalkan
pengelolaan
operasional perusahaan dengan baik dan
benar. Merancang sebuah Data Warehouse dan
Data Mart sebagai upaya untuk membantu
para pengambil kebijakan di tingkat direksi
sehingga dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan yang diambil tepat sasaran dan
strategis.
Penelitian sebelumnya yang berjudul
Perancangan Data Warehouse Penjualan
Untuk Mendukung Kebutuhan Informasi
Eksekutif Cemerlang Skin Care yang
dilakukan oleh [2] tentang perancangan data
Warehouse yang difokuskan pada perancangan
arsitektur data Warehouse yang berfokus pada
penyediaan data sehingga mampu memenuhi
kebutuhan
informasi
penjualan
untuk
managemen Cemerlang Skin Care sebuah
klinik yang tersebar dibeberapa kota besar
sehingga membutuhkan sebuah sistem yang
mampu mengintegrasikan data dari cabangcabang yang ada dan menyajikan informasi
dengan cepat.
Hal yang berbeda dilakukan oleh [3]
yaitu penelitian tentang Data Warehousing,
Data Mining, OLAP, And OLTP Technologies
Are Essential Elements To Support DecisionMaking Process In Industries memaparkan
tentang data Warehouse, data mining, OLAP,
teknologi OLTP serta mengeksplor fitur,
aplikasi serta arsitektur Data Warehouse.
Dalam penelitiannya, disebutkan oleh [3]
bahwa Data Warehouse dapat dikatakan
sebagai media penyimpanan data yang
semantic yang membantu perusahaan sebagai
implementasi fisik dari sebuah model data
pendukung keputusan dan menyimpan
informasi yang dibutuhkan oleh enterprise
dalam membuat keputusan strategi. Jadi, dapat
dikatakan bahwa suatu Data Warehouse
dibangun dengan mengintegrasikan data dari
berbagai sumber untuk mendukung query
adhoc, laporan analisis dan pembuatan
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Bahroni dan Purwanto: 1978-1520
keputusan. Data Warehouse menyediakan
sebuah alat yang disebut OnLine Analytical
Processing yang memiliki kemampuan untuk
melakukan analisis secara interaktif dari data
multidimensi yang nantinya dapat menjadi
fasilitas efektif dalam melakukan data mining.
2. METODE PENELITIAN
2.1
Data Warehouse
Data Warehouse adalah adalah koleksi
data yang mempunyai sifat berorientasi
subyek, terintegrasi, time-variant dan bersifat
tetap dari koleksi data dalam proses
pendukung dalam pengambilan keputusan [4].
Dimana Data Warehouse menangani data
transaksi yang besar dari sumber data
operasional yang bervariasi dan Data
Warehouse mengatur arus informasi dan
bukan hanya sebagai pengumpul data [5].
Dengan harapan Data Warehouse operasional
yang
berjalan, dapat dimonitor dan
dibandingkan dengan operasional di masa lalu,
prediksi dari opersional dimasa depan dapat
dibuat secara rasional, proses bisnis baru dapat
direncanakan terlebih dahulu dengan melihat
sistem yang beroperasi [6].
2.2
Data Mart
Data Mart adalah bagian dari Data
Warehouse sebuah Data Warehouse kecil
milik suatu bagian dari perusahaan yang
merupakan sumber data bagi Data Warehouse
perusahaan secara keseluruhan yang lebih
besar [1].
2.3
OLAP
OLAP
adalah
sebuah
konsep
pemrosesan data untuk memungkinkan kita
melihat data dalam bentuk multidimensional,
malakukan analisis terhadapnya dan membuat
query pada data yang berjumlah sangat besar
[7]. Strategic Information adalah suatu
informasi yang telah dirangkum dari informasi
transaksi sehari-hari guna suatu kepentingan,
sehingga
pihak-pihak
yang
ingin
menggunakan informasi ini hanya tinggal
mengamati saja karena data ini sudah berupa
ringkasan atau rangkuman data [1]. Logical
Data Mart dan Arcive Data Warehouse
arsitektur ini cukup baik untuk kebutuhan Data
Warehouse dengan kinerja yang sangat tinggi.
15
Ada beberapa karakteristik dalam arsitektur ini
yaitu:
a. Logical Data Mart tidak secara fisik
terpisah dengan database tetapi hanya
perbedaan view terhadap fisik database.
b. Beberapa data dipindahkan ke Data
Warehouse untuk meningkatkan utilitas
kinerja pada komputasi yang tinggi.
c. Data Mart baru dapat dibuat dengan cepat
karena tidak ada database secara fisik dan
tidak ada pemuatan data ke database secara
rutin.
d. Data Mart selalu up-to-date karena data
dibuat dari view yang tebaru.
Arcive Data Warehouse berarti bahwa
sumber-sumber data decision support
service dan Data Warehouse saling bertukar
data dan rule bisnis secara real time [6].
2.4
Proses ETL
Rekonsiliasi data terjadi dalam dua
tahap selama proses pengisian Data
Warehouse yaitu selama pemuatan awal ketika
Data Warehouse pertama kali dibuat dan yang
kedua selama update subsequent. Rekonsiliasi
data
divisualisasikan
sebagai
proses
Extraction, Transformation dan Loading [7].
2.5
Star Schema
Star schema adalah rancangan database
sederhana dimana data dimensi terpisah dari
data fakta (data transaksi). Star schema juga di
namakan model dimensi sangat cocok
digunakan untuk adhoc query. Star schema
tidak cocok digunakan untuk transaksi online,
sistem operasional atau ODS karena tabeltabelnya
sudah
terdenormalisasi.
Denormalisasi pada tabel operasional dan
transaksi
akan
memperlambat
proses
operasional [8].
2.6
Data Mart
Data yang telah tersimpan dalam tabel
Data Mart diubah menjadi bentuk data yang
multidimensi yang disebut cube. Cube adalah
unit pemrosesan data yang dibentuk dari tabel
dimensi dan tabel fakta dari Data
Warehouse/Data Mart. Cube memberikan
respektif data yang multidimensi, query dan
kemampuan analitikal yang tinggi untuk
keperluan user [9]. Data Flow Diagram
merupakan suatu alat untuk pembuatan model
yang menggambarkan sistem sebagai suatu
jaringan, proses fungsional yang dihubungkan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
16
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
satu sama lain dangan alur data baik secara
manual maupun komputerisasi [10].
Penelitian ini adalah sebuah rancang
bangun yang berawal dari permasalahan yang
ada yaitu memetakan proses yang sedang
berjalan
dan
mencari
sumber-sumber
permasalahan yang ada. Daerah yang menjadi
obyek penelitian adalah kantor cabang PDAM
yang teletak di Kecamatan kota yaitu kantor
pusat, cabang Jeruklegi, cabang Maos dan
cabang Kesugihan kabupaten Cilacap. Proses
akhir adalah merancang bangun suatu sistem
yang dapat member kongklusi untuk
mereduksi permasalahan yang muncul, berikut
beberapa bahan tools dan jalannya penelitian
untuk merancang dan membangun Data
Warehouse dan Data Mart.
Proses pengembangan sistem, peneliti
mengacu pada metode pengembangan
perangkat lunak secara umum, yaitu metode
perancangan SDLC (System Development life
Cycle). Metode ini berfungsi untuk
mengembangkan sistem yang mencakup
sejumlah fhase/tahapan. Metode SDLC
dipakai karena dapat berfungsi untuk
mengembangkan,
memelihara
dan
menggunakan sistem yang mencakup sejumlah
fhase/tahapan [8], dimana tahapan SDLC tidak
mutlak dilaksanakan secara berurut, melainkan
melalui
sejumlah
perulangan
dari
fhase/tahapan terdahulu agar didapatkan hasil
yang maksimal. Tahapan-tahapan pada SDLC
adalah Perencanaan, Analisa Kebutuhan,
Pembuatan Solusi Rancangan, Konstruksi,
Deployment dan Maintenance.
Akan tetapi pengadapsian SDLC dalam
rancang bangun Data Warehouse harus diiringi
dengan penyesuaian yang sejalan dengan
rancangan Data Warehouse. Sebagai contoh,
Software Life Cycle yang digunakan pada
rancang bangun Data Warehouse tidak sama
dengan tahapan pengembangan pada metode
waterfull dimana selesainya satu fhase /tahap
langsung disambung dengan tahap lainnya [1].
Pada rancang bangun Data Warehouse,
tiap tahap harus dilengkapi dengan iterasiiterasi yang diperlukan. Misalnya pada saat
pembuatan rancangan, selesainya draft
pertama rancangan (design), harus melalui
review kembali. Dilakukan perbaikanperbaikan hingga mendapatkan rancangan
yang mendekati sempurna. Begitu pula pada
tahap konstruksi dan seterusnya sampai pada
tahap maintenance. Tahapan rancang bangun
Data Warehouse dan data Mart, seperti pada
Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan Pengembangan Data
Warehouse dan Data Mart PDAM
1. Tahapan Perencanaan
Dalam tahapan ini terdapat 2 (dua)
langkah yaitu:
a) Feasibility
berupa
mengidentifikasi
masalah menentukan tujuan system, dan
membuat
studi kelayakan (teknik,
operasional dan jadwal).
b) Sistem investigasi berupa observasi dan
wawancara dalam hal ini yang menjadi
obyek
wawancara
adalah
Bagian
Langganan, Sub. Bag. PDE (Pengolahan
Data Elektronik) dan Direktur Umum dan
Teknik PDAM Kabupaten Cilacap.
2. Tahap ke-dua adalah Tahapan Definisi
Kebutuhan User
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
kebutuhan user terhadap kebutuhan informasi
terkini yang mendukung sebuah keputusan
yang diharapkan. Tahapan definisi ini akan
dilakukan analisis kebutuhan informasi bisnis
yang dibutuhkan oleh masing-masing level
direksi dan level Manajer/Ka. Sub. Bagian
pada manajemen perusahaan.
3. Tahap ke-tiga adalah tahapan Perancangan
Tahap perancangan ini terdiri dari 3
bagian besar, yaitu sebagai berikut.
a. Perancangan Pengambilan Data
Pengambilan data dari masing-masing
Kantor Cabang ke Kantor Pusat agar data
yang dikirim sampai ke tujuan tidak
mengalami hambatan dan sampai dengan
tepat waktu maka transfer data dilakukan
secara online.
b. Perancangan Penyimpanan Data
Penyimpanan data yang dikirim ke kantor
pusat diproses dalam data staging dan
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Bahroni dan Purwanto: 1978-1520
disimpan ke dalam data storage. Pada
kenyataannya komponen ini menyimpan
data
dari
beberapa sumber
dan
pemutahiran data pada
komponen
penyimpanan yang bersifat periodik
tergantung kepada kebutuhan akan
informasi.
c. Perancangan Pengantaran Data
Pengantaran data dalam hal ini adalah
proses pengantaran data kepada user
dengan bentuk-bentuk yang diinginkan.
Apakah dalam bentuk OLAP, report,
query dan data mining atau metode
presentasi lainya.
4. Tahap
ke-empat
adalah
tahapan
Konstruksi
Pada tahapan kontruksi ini adalah
implementasi berupa prototyping software.
Agar hasilnya sesuai dengan kebutuhan yang
diingankan
prototyping ini diuji dan
disempurnakan sebelum dilakukan produksi
software yang sebenarnya. Dalam software
enginnering, pembuatan prototype merupakan
proses produksi. Pada tahap ini terdapat
beberapa bagian diantaranya berupa :
1) Programming dan installasi.
2) Pengujian (testing system).
5. Tahap ke-lima adalah tahapan Deployment
Pada tahap deployment adalah tahapan
untuk
men-deploy
apa
yang
telah
dikembangkan dengan sistem perusahaan yang
sedang berjalan. Tahapan ini dilaksanakan
untuk mencoba seluruh proses yang telah
dikembangkan agar dapat berjalan baik pada
environment yang sebenarnya.
6. Tahap
ke-enam
adalah
tahapan
Maintenance
Pada tahap ini adalah tahapan untuk
pemeliharaan yang difokuskan pada update
informasi atau update teknologi.
2.7
Gambaran Umum PDAM Kabupaten
Cilacap
PDAM Kabupaten Cilacap yang berdiri
sejak tahun 1989 sampai saat ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Permintaan
kebutuhan air bersih dan peningkatan
pelanggan selalu meningkat, sehingga
pelayanan mutu mulai dari ekspansi
penambahan IPA sampai dengan penambahan
cabang baru untuk membantu operasional
17
mendapat perhatian yang serius. Saat ini
PDAM Cilacap telah memiliki 7 (tujuh) kantor
cabang pembantu yang tersebar di beberapa
Kecamatan. Dari masing-masing kecamatan
rata-rata memiliki IPA dengan kapasitas antara
± 100 - 150 liter/detik, sedangkan IPA yang
ada di kantor pusat memiliki kapasitas
produksi ± 450 liter/detik yang beroperasi di
Kecamatan Kesugihan di pinggir sungai
Serayu. IPA yang ada di kantor pusat melayani
kebutuhan air bersih masyarakat kota Cilacap
yang terdiri dari 3 Kecamatan kota dan
beberapa Persuhaan besar seperti Pertamina
UPIV Cilacap, PT. Pangan Mas Indonesia
(Bogasari), PT. Holcim Indonesia, PLTU
Cilacap dan perusahaan-perusahaan berskala
kecil lainya.
2.8
Cakupan Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan pemakaian air bersih pada
masing-masing kantor cabang PDAM rata-rata
mencapai 90% dari ketersediaan dan
kemampuan kapasitas produksi dari IPA yang
ada. PDAM Cilacap memberikan toleransi
atau kelonggaran antara tingkat kebutuhan
(demand) dan produksi antara 10% pada setiap
IPA yang beroperasional. Hal tersebut
ditempuh untuk mengantisipasi beban puncak
pemakaian air bersih agar kebutuhan semua
pelanggan dapat terpenuhi/merata.
2.9
Sumber Air Baku PDAM
Cadangan sumber air baku PDAM
Cilacap di ambil dari sungai Serayu yang
berasal dari Kabupaten Banyumas. Sungai
tersebut secara teknis sangat setrategis volume
debit air selalu cukup dan memadai,
kecukupan pasokan air baku dengan adanya
(BGS) Bendung Gerak Serayu yang dikelola
oleh Departemen SDA (Sumber Daya Air)
Kabupaten Banyumas yang terletak di
Kecamatan Kebasen sangat membantu sekali
untuk kelangsungan ketersediaan sumber air
baku.
BGS berfungsi untuk mengatur jumlah
debit air yang mengalir dari hulu Purwokerto
samapai ke hilir yang menuju Kabupaten
Cilacap. Fungsi utama BGS adalah untuk
mengairi sawah-sawah yang terletak di
Kabupaten Cilacap dan sekitarnya. Pada saat
musim kemarau pintu air bendungan akan
dibuka dan sebaliknya pada saat musim
penghujan pintu air bendungan akan ditutup
sehingga ketinggian debit air selalu dapat
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
18
terjaga. Berdasarkan mutu tes laboratorium,
kualitas air baku sungai Serayu pada musim
penghujan dan musim kemarau kadar
kekeruhan ditunjukkan oleh Tabel 1.
Tabel 1 Kualitas Mutu Air Baku Sungai
Serayu per-Liter
No
Parameter
1
2
1
Kekeruhan
2
Mangan
(Mn)
Musim
Hujan
Musim
Kemarau
Batas
Ambang
Skala
3
4
5
6
210 – 310
25
NTU
0,5
0,5
NTU
80 295
0,62 –
0,66
2.10 Operasional Proses Bisinis PDAM
Sesuai dengan visi dan misi terutama
dalam melayani kebutuhan air bersih PDAM
Cilacap selalu berusaha meningkatkan
pelayanan agar semua pelayanan kepada
pelanggan mendapatkan kepuasan. Tidak
hanya peningkatan pelayanan berupa mutu air
bersih yang sesuai dengan standar mutu air
akan tetapi pelayanan administrasi yang cepat
dan mudah dijangkau merupakan tuntutan
yang tidak bisa dihindari lagi. Proses
pengiriman informasi dan pengolahan data
dari kantor cabang kecamatan menuju kantor
pusat belum sepenuhnya memanfaatkan sistem
online. Pengiriman data ke kantor pusat masih
berupa raw data (data mentah) yang sangat
rentan terhadap kesalahan dan duplikasi data,
seperti dapat digambarkan pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur Proses Bisnis PDAM
Sistem informasi yang berjalan saat
sekarang belum bisa berjalan secara efektip
dan efisien. Kendala sering muncul pada saat
proses transfer data dari seluruh kantor cabang
yang ada semua berjalan sangat lamban, maka
akan berpotensi data yang dibutuhkan oleh
setiap departemen tidak bisa tepat waktu.
Dampak yang dihadapi adalah kebijakan yang
segera dibuat oleh para pengambil keputusan
berjalan lamban dan sering tertunda.
2.11 Framework
Data Warehouse adalah sebuah basis
data dengan data yang berasal dari berbagai
waktu dan berbagai jenis, yang fungsi
utamanya adalah membantu dalam membuat
keputusan [5]. Data yang dimaksud adalah
data yang berasal dari transaksi perusahaan
sehari-hari. Selanjutnya, data ini disimpan
dalam struktur yang dioptimalkan untuk
querying dan analisis data. Secara garis besar
framework arsitektur Data Warehouse PDAM
yang dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Framework Arsitektur
Warehouse dan Data Mart PDAM
Data
Komponen
dari
arsitektur
Data
Warehouse yang ditunjukkan oleh Gambar 3
adalah sebagai berikut :
1. Source Data, di sini terdapat berbagai
macam sumber data dari eksternal maupun
internal. Data dari berbagai macam jenis
data dan berbagai jenis basis data.
2. Data Storage merupakan data yang berasal
dari berbagai sumber data akan melalui
proses yang disebut Data Staging. Pada
tahap ini sebelum data disimpan ke dalam
data storage yang disebut Data Warehouse
atau data Mart, data melalui proses
Extraction, Transformation dan Loading.
a. Extraction merupakan data yang
diperlukan pada Data Warehouse
diambil dan dipilah dari sumber data.
b. Data yang telah terpilah, seringkali
perlu mengalami proses transformasi
yang berguna untuk: Membersihkan
data dari data yang invalid, merubah
bentuk data menjadi bentuk yang
diinginkan dan standarisasi bentukbentuk data.
c. Data yang telah matang, lalu
dimasukkan ke dalam tabel-tabel Data
Warehouse. Struktur tabel-tabel ini
sesuai dengan rancangan model data.
Proses memasukan data ke dalam Data
Warehouse disebut proses loading.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Bahroni dan Purwanto: 1978-1520
3. Client, pada proses ini data akan diantarkan
kepada user dengan bentuk-bentuk yang
diinginkan. Apakah dalam bentuk OLAP,
report, query atau data mining atau metode
presentasi lainnya.
2.12 Perancangan Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk
memenuhi dan Data Warehouse PDAM ini
adalah aplikasi OLTP (On-Line Transaction
Process) yang digunakan untuk menjalankan
kegiatan core-business perusahaan sehari-hari.
Aplikasi OLTP dirancang untuk memasukan
data ke dalam basis data [1]. On-Line
Analytical Processing merupakan suatu
pemrosesan database yang menggunakan tabel
fakta dan dimensi untuk dapat menampilkan
berbagai macam bentuk laporan, analisis,
query dari data yang berukuran besar. Dapat
dilihat pada Gambar 4 Ilustrasi skema
penyimpanan dan perubahan data dalam Data
Warehouse.

19
sekedar berbaris-baris data transaksional.
Proses “membentuk” data transaksional
menjadi data informasional ini dikenal dengan
istilah ETL yang diilustrasikan dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5 Ilustrasi Proses ETL
Pada proses Extraction dilakukan
pemilihan sumber data yang lebih spesifik dari
basis data. Jadi tidak semua data dari sumber
data dimasukan ke dalam data Mart, hanya
data yang memiliki relevansi kepada user
requirement. Pada proses Transformation, data
yang telah dipilih tadi mengalami proses
perubahan
atau
lebih
tepat
disebut
“pembentukan” yang dapat terjadi pada tahap
transformasi ini yang meliputi [4].
2.14 Topologi Perancangan DFD Level 0
Topologi dari proses perangkat lunak
SSPK dapat dilihat pada gambar DFD Level 0.
DFD merupakan suatu alat untuk pembuatan
model yang menggambarkan sistem sebagai
suatu jaringan, proses fungsional yang
dihubungkan satu sama lain dangan alur data
baik secara manual maupun komputerisasi
[10]. Dalam perancangan ini hubungan dan
proses aliran data dalam sistem akan
digambarkan dengan DFD yang diturunkan
dalam beberapa level. Secara garis besar dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 4 Ilustrasi Skema Penyimpanan dan
Perubahan Data dalam Data Warehouse dan
Data Mart
2.13 Proses ETL (Extraction Transformation
and Loading)
Setelah semua data dipresentasikan
maka selanjutnya dilakukan proses ETL,
secara umum informasi yang ada dalam Data
Warehouse dan data Mart yang ada dalam
basis data aplikasi OLTP adalah sama.
Pertanyaannya, bagaimana membuat data yang
berasal dari aplikasi OLTP tadi, menjadi data
yang bersifat informasional, bukan hanya
Gambar 6 DFD Level 0 Perancangan SSPK
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
20
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
Contact Diagram pada Gambar 6 adalah
sistem
secara
garis
besar
yang
menggambarkan hubungan antara masukan
dan keluaran antar sistem yang akan dibangun.
Sistem
tersebut
meliputi
Direksi,
Administrator dan Operator PDE.
2.15 DFD Level 1 Pengolahan Data Pada
SSPK
Entitas data yang terlihat dalam proses
pengelolaan data adalah bagian administrator.
Terdapat beberapa proses dalam DFD level 1
yang akan menghasilkan gambaran/skenario
kemana tujuan data akan dilanjutkan dan akan
menghasilkan informasi yang diinginkan.
Sekenario tersebut akan menghasilkan bentuk
entitas sebagai dasar pembentukan database,
sebagaimana terlihat pada Gambar 7.
2.16 Persistent Data
Dalam sistem yang dibangun ini terdapat
repositori data dengan tujuan penyimpanan
yang berbeda. Pertama berupa basis data
operasional yang bertujuan menyimpan
keseluruhan data yang dibutuhkan oleh sistem,
yaitu data pelanggan dan aktivitas transaksi
pelangan yang dipergunakan sebagai kegiatan
operasional. Sedangkan repositori data yang
kedua berupa data Marts yang dipergunakan
untuk menyimpan data fakta-fakta dari
aktivitas pelanggan yang nantinya akan
dianalisis oleh sistem untuk memperoleh
pengetahuan yang dibutuhkan pengguna.
Berikut gambar rancangan persistent data yang
akan dipresentasikan sebagai berikut:
Gambar 7 Rancangan DFD Level 1 Pengolahan Data Pada SSPK
a. Persistent Data : Data Marts All Fact
b. Persistent Data : Data Marts Fact 1st :
Transaksi
Gambar 8 Persistent data Marts all fact
Gambar 9 Persistent data Marts fakta
menggambarkan seluruh tabel-tabel dimensi
transaksi
menggambarkan siklus operasional
dan tabel-tabel fakta yang mempunyai
data
fakta
transaksi pembayaran rekening air.
hubungan satu sama lainnya menjadi satu
Kebutuhan
data yang tersimpan dalam tabel
kesatuan yang saling melengkapi. Alur proses
operasional
transaksi berfungsi ketika terjadi
seluruh kebutuhan informasi yang dirancang
request
data
yang bersumber untuk diproses
dalam perolehan sumber informasi akan
menjadi
informasi
yang terkini.
terlihat dengan jelas.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Bahroni dan Purwanto: 1978-1520

21
Gambar 10
Persistent Data : Data Marts :
Fakta Denda Pembayaran
Gambar 8 Persistent Data : Data Marts All Fact
d. Persistent Data : Data Marts Fact 3rd :
Kebocoran
Gambar 11 Persistent Data Marts fakta
kebocoran
air
menggambarkan
siklus
operasional data fakta kebocoran air.
Kebocoran air adalah selisih yang dihasilkan
oleh proses pengurangan dari total prosuksi air
bersih dikurangi total seluruh pemakaian air
bersih dan total kebocotan fisik sambungan.
Gambar 9 Persistent Data : Data Marts : Fakta
Transaksi
c. Persistent Data : Data Marts Fact 2nd :
Denda Pembayaran
Gambar 10 Persistent data Marts fakta
denda pembayaran menggambarkan siklus
operasional data fakta denda pembayaran
rekening air pada setiap pelanggan, yang
melalukan pembayaran setelah tanggal jatuh
tempoopembayaran.
Gambar 11 Persistent Data : Data Marts : Fakta
Kebocoran
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
22
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Implementasi Sistem
Tujuan dari penelitian ini adalah sebuah
perancangan Data Warehouse dan Data Marts
sebagai pendukung sistem pengambilan
keputusan di PAM. Aplikasi yang dibangun
terdiri dari proses menu utama yang dapat
mempermudah dalam proses pengambilan data
dari sumber informasi. Setiap keputusan yang
akan diambil hendaknya megacu pada hasil
proses kalkulasi pada sistem yang sedang
berjalan.
Hasil Pengelolaan Data Opersional
Bagian ini merupakan bagian terakhir
dan utama dari keseluruhan fungsi-fungsi yang
terdapat di dalam aplikasi perangkat lunak
SSPK. Fungsi dari bagian ini adalah untuk
mengolah data fakta aktivitas pelanggan yang
terdapat di PADAM menjadi sebuah
pengetahuan (knowledge) yang dibutuhkan
oleh pengguna. Data-data fakta tersebut akan
digunakan untuk menganalisis objek yang
terkait
dengan
jalannya
operasional
perusahaan.
Fakta-fakta tersebut pada
dasarnya akan menjadi atribut-atribut untuk
mendapatkan
berbagai
informasi
dan
pengetahuan terhadap suatu objek yang
dibutuhkan oleh pengguna. Selanjutnya
pengetahuan
yang
didapatkan
akan
disampaikan melalui sistem kepada pihak yang
memiliki wewenang untuk mengeksekusi
tindakan berdasarkan pengetahuan. Respon
dari tindakan atau action akan dicatat oleh
sistem sebagai bahan untuk monitoring hasil
dari
tindakan
tersebut
kedepannya.
Pengetahuan yang didapat sebagai berikut.
pelanggan untuk melakukan pembayaran tepat
waktu karena Bagi PDAM perolehan
pendapatan awal akan sangat membatu pada
proses operasional perusahaan. Laporan dari
hasil request dapat dilihat pada Gambar 13.
3.2
3.3
Menu User Level Tiga
Menu user level tiga pada sistem yang
dibangun berfungsi untuk menyajikan layanan
dan informasi sistem Data Warehouse secara
utuh. Dalam sistem yang dibangun, setiap user
hanya dapat mengakses menu manajemen user
untuk melakukan penggantian password, dan
mengakses menu sistem Data Warehouse
sebagai sistem pengambilan pengambilan
keputusan, seperti pada Gambar 12.
Request Realisasi Tagihan Pada Bulan
Ini Secara Total maupun per Cabang.
Pada hasil analisa ini adalah untuk
mengukur dan melihat kesadaran animo para
Gambar 12 Menu User Sistem SSPK
Gambar 13 Laporan Realisasi Tagihan Bulan
ini secara Total dan Cabang
3.5
Request Trend Realisasi Tagihan
Percabang.
Pada hasil analisa ini adalah untuk
melihat cabang mana yang paling potensial
dari beberapa cabang yang ada. Laporan trand
realisasi tagihan percabang dapat dilihat pada
Gambar 14.
3.4
Gambar 14 Laporan Trand Realisasi Tagihan
per Cabang
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Bahroni dan Purwanto: 1978-1520
3.6
Request Volume (Rp) Bad Dept per
Tahun.
Pada hasil analisa ini adalah untuk
mengetahui total pendapatan bersih setiap
tahun dari seluruh cabang. Laporan dari hasil
request dapat dilihat pada Gambar 15.
23
surplus/keuntungan yang paling menonjol
dalam satu tahun. Laporan dari hasil request
dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17 Laporan melihat Total Pendapatan
PDAM dari Waktu ke Waktu
Gambar 15 Loparan Volume (Rp) Bad Dept
per Tahun
3.7
Request Melihat Tanggal Berapa
Pelanggan Paling Banyak Melakukan
Pembayaran Tagihan.
Pada hasil analisa ini adalah untuk
melihat tanggal berapa pelanggan paling
banyak melakukan transaksi hal ini berfungsi
untuk mengukur/mengetahui animo pelanggan
dalam melakukan pembayaran pada tanggal
antara 1 s/d 20. Dalam hal ini pada tanggal
berapa akan terjadi penumpukan pelanggan
melakukan pembayaran tagihan rekening air.
Laporan dari hasil request dapat dilihat pada
Gambar 16.
Gambar 16 Laporan melihat Tanggal Paling
Banyak Pelanggan melakukan Pembayaran
3.8
Request Melihat Total Pendapatan
PDAM Dari Waktu ke Waktu.
Pada hasil analisa adalah untuk melihat
total pendapatan setiap bulan dalam satu tahun
untuk mengetahui bulan berapa terjadi
3.9
Request Melihat Cabang Mana yang
Paling Cukup Potensial dan Kurang
Potensial.
Pada hasil analisa ini adalah untuk
melihat cabang yang paling potensial
mendapatkan profit/surplus keuntungan dalam
satu tahun berjalan. Laporan dari hasil request
dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 Laporan melihat Cabang yang
Paling Potensial
Request
melihat
kecukupan dan
kebocoran air bersih adalah untuk me-monitor
apakah debet volume produksi air untuk saat
ini dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan aman. Jumlah pemakaian air bersih
pada setiap bulan selalu harus mencukupi
terhadap kebutuhan pelanggan sesuai dengan
aturan cakupan ketersediaan air yang telah
ditentukan. Dan kebocoran air adalah untuk
mengetahui berapa persen selisih antara
jumlah debet produksi air dan jumlah debet air
yang terbayar oleh semua pelanggan. Laporan
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
24
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
dari hasil request dapat dilihat pada Gambar
19.
Gambar 19 Laporan melihat Kecukupan dan
Kebocoran Air
3.10 Pembahasan
Seperti sudah dijabarkan sebelumnya,
tujuan dari penelitian ini adalah rancang
bangun data Warehouse dan Data Mart
sebagai pendukung SSPK untuk membantu
manajemen operasional PDAM. Secara
keseluruhan, sistem ini mengelola data-data
pelanggan dan aktivitas transaksi pembayaran
rekening air bersih terkait dengan pelanggan
PDAM yang akan menjadi sebuah keluaran
berupa knowledge. Knowledge yang diperoleh
tersebut akan menjadi dasar untuk melakukan
sebuah action untuk diberikan kepada pihak
terkait
dengan
tujuan
akhir
adalah
meningkatkan
kualitas
dari
kegiatan
operasional PDAM. Rancang bangun data
Warehouse dalam penelitian ini dikembangkan
untuk meng-cover keseluruhan konsep dari
SSPK tersebut yang diawali dari proses
perolehan data pelanggan dan transaksi,
selanjutnya merangkum dan mengolahnya
sebelum disimpan di dalam data Marts atau
basis data dimensional. Dari data yang telah
terangkum tersebut akan diolah lebih dalam
lagi sehingga diperoleh knowledge yang
diinginkn. Dari knowledge tersebut, sistem
dapat menjadi rujukan dan mengakomodasi
proses penyampaian action kepada pihakpihak yang membutuhkan (user), tetapi pada
akhirnya hasil akhir kebijakan/keputusan yang
dikeluarkan tergantung dari masing-masing
pemakai (user).
4.
KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Berdasarkan
observasi
selama
ini
pemanfaatan Data Warehouse di PDAM
belum secara maksimal difungsikan. Sistem
yang ada baru dipakai sebagai basis data
untuk aplikasi tertentu yang sifatnya
rutinitas seperti billing system dan payroll.
b. Sistem yang mampu untuk mengobservasi
kegiatan operasional PDAM secara
periodik, memberikan peluang bagi pihak
manajemen untuk bisa menentukan
kebijakan yang efektif dan efisien
berdasarkan hasil dari proses observasi dari
waktu ke waktu. Aplikasi SSPK yang
dikembangkan pada penelitian ini dapat
memberikan sebuah pengetahuan strategis
yang didapatkan dari data-data aktivitas
pelanggan yang terdiri dari data pelanggan,
transaksi pembayaran air.
c. Dengan
diimplementasikannya
Data
Warehouse dan Data Mart sebagai basis
data SSPK hasil laporannya dapat
memperkaya sumber informasi yang dapat
dipakai sebagai acuan untuk membantu
sistem pengambilan keputusan yang
strategis dan kompetitip.
5. SARAN
Beberapa saran yang dapat disampaikan
oleh penulis terutama bagi pihak yang hendak
mengembangkan sistem serupa adalah sebagai
berikut:
1. Penelitian yang dilakukan masih bersifat
independent terhadap sistem lain. Oleh
karena itu, perlu dikembangkan lebih
lanjut agar SSPK yang dibangun dapat
terintegrasi dengan sistem lain secara
menyeluruh.
2. Dalam jangka panjang diharapkan
implementasi Data Warehouse di PDAM
dapat menjadi sumber data yang dipercaya
sebagai acuan untuk pengambilan
keputusan
pada
masing-masing
departemen. Sistem yang dikembangkan
ini diharapkan dapat di pakai di
perusahaan PDAM yang lain.
3. Pengembangan Data Warehouse dengan
menggunakan metode data mining untuk
proses pengambilan keputusan masih
terbuka lebar dan memungkinkan untuk
dikembangkan pada perusahaan lain.
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page

Bahroni dan Purwanto: 1978-1520
25
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Ponniah,
Paulraj,
2001,
Warehousing
Fundamentals,
Weley & Sons, Inc.
Data
John
[2]
Darudiato, Suparto., 2010, Perancangan
Data Warehouse Penjualan Untuk
Mendukung
Kebutuhan
Informasi
Eksekutif Cemerlang Skin Care. Jurusan
Sistem Informasi. Fakultas Ilmu
Komputer. Binus University, ISSN:
1979-2328.
[3]
Reddy, G.S., Srinivasu, R., Rao, M.P.C.
dan Rikkula, S.R., 2010, Data
Warehousing, Data Mining, OLAP, And
OLTP Technologies Are Essential
Elements To Support Decision-Making
Process In Industries, International
Journal on Computer Science and
Engineering (IJCSE), Vol. 02, No. 09,
2010, 2865-2873
[4]
Inmon, W. H., 1992, Building the Data
Warehouse. John Wiley.
[5]
Chaudhuri, S. dan Dayat. U., 1997, An
Overviuw of Data Warehousing And
OLLAP Technology. ACM Sigmod
Record.
[6]
Jeffrey A. Hoffer, Marry B. Prescott.
2002, Data Warehousing, Modern
Database Management. Edisi ke 6,
Prentice Hall.
[7]
Rainardi, Vincent, 2008, Building a
Data Warehouse: With Example in SQL
Server, New York, Springer-Verlag
New York, Inc.
[8]
Connolly, Thomas M., Carolyn E. Begg.
2005, Database System : A practical
approach to design, implementation,
and management, fourth edition, USA :
Pearson Education Limited
[9]
King, Elliot, 2000, Data Warehouse and
Data Mining, Implementing Strategic
Knowladge Management, Computer
Technology Research Corporation.
[10] Written, Jeffery L., Dittman, Kevin C,
2004, Metode Design dan Analisa
Bibliografi
ed.6,
Andi
Offset.
Yogyakarta.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
26
Rancang Bangun Data Warehouse dan Data Mart sebagai Sumber Data
IJCCS Vol. x, No. x, July 201x : first_page – end_page
Download