DINAMIKA REKASATWA Vol. 8 No. 1, 5 Maret 2015 PENGARUH JENIS ADITIF BAKTERI ASAM LAKTAT TERHADAP KANDUNGAN BAHAN ORGANIK DAN LEMAK KASAR SILASE HIJAUAN JERAMI WORTEL Asbollah, Badat muwakhid1, Umi Kalsum2 Program S1 Peternakan, 2Dosen Peternakan Universitas Islam Malang Email : [email protected] 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inokulum bakteri asam laktat terhadap efektivitas dan efisiensi ensilase jerami wortel khususnya pada kandungan BO dan LK silase hijauan jerami wortel. Materi yang digunakan Jerami wortel, Inokulum bakteri asam laktat. Metode Penelitian percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 3 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Perlakuan penelitian ini adalah penggunaan 3 jenis bakteri Lactobasillus(L) yaitu:P1 = L. casei-A, P2 = L. plantarum, P3= L. casei-B. Hasil penlitian menunjukan bahwa penggunaan berbagai jenis bakteri asam laktat berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BO dan LK. Rata-rata kandungan BO (%) adalah P1=78,60a, P2=79,92b, P3=80,71c. Sedangkan rata-rata kandungan LK (%) P1=1,03b, P2=1,05ab, P3=1,14a.Kesimpulan penelitian yaitu Penggunaan Lactobacillus casei-B mampu mempertahankan kandungan BO silase jerami ditunjukkan dengan kandungan BO tertinggi 80,71%, sedangkan Lactobacillus casei-A mempertahankan kandungan LK silase jerami ditunjukkan dengan kandungan LK tertinggi 1,14%. Kata kunci : jerami wortel, silase, bahan organik, lemak kasar. The influence of additive species of lactic acid bacteria toward the organic matter and crude fat of carrot straw silage Abstract The aim of this research is to measure the effect of inoculum acid lactation bacteria toward the effectiveness and efficiency of ensilage carrot straw especially in organic material and crude fat (CF) of silage green carrot straw. The substances of the study were carrot straw and 3 samples of inoculum acid lactation bacteria. The researcher used Complete Random Design (CRD) method by applying 3 kinds of treatment and 4 times replication which resulted 12 experimented units. The researcher used three different kinds of Lactobacillus (L) bacteria which was named as P1 = L, Lactobacillus casei-A which was named P2 = L, Lactobacillus plantarum which was named P3 = L and Lactobacillus casei-B. The finding of this study indicates that the usage of variety lactation acid bacteria is very significant (P<0.01) towards organic materials and the essence of crude fat. The average essence of organic material in percent (%) is P1 = 78.60 a, P2 = 79.92b, P3 = 80.71c. In the other side, the average essence of crude fat in percent (%) is P1 = 1.03b, P2 = 1.05ab, P3 = 1.14a. In conclusion, the usage of Lactobacillus casei-B maintains the organic essences of straw silage which shows the level of the essence of organic material by 80.71%. Whereas, the usage of Lactobacillus casei-A maintains the essence of crude fat in the straw silage, and indicates that the highest level of the essence of crude fat is about 1.14%. Keywords: carrot straw, silage, organic material, crude fat 37 DINAMIKA REKASATWA Vol. 8 No. 1, 5 Maret 2015 tersebut terhadap kandungan BO dan LK silase hijauan jerami wortel tersebut. PENDAHULUAN Pakan memiliki peran penting dalam penentuan kualitas ternak, karena kandungan gizi pada hasil ternak dipengaruhi oleh zat gizi yang terkandung di dalam pakan.Walaupun kandungan dalam pakan tinggi sedangkan pencernaan ternak tidak sempurna maka dapat berakibat hilangnya kandungan gizi dalam pakan dan ikut dalam feses tanpa adanya penyerapan zat nutrisi. Akibatnya pakan yang mahal akan terbuang percuma. Ensilase adalah proses fermentasi anaerob dari bahan hijauan pakan dengan hasil berupa silase (Ohmomo et al., 2002). Proses terbentuknya silase (ensilase) terjadi karena peristiwa konversi karbohidrat mudah larut oleh bakteri, menjadi asam laktat, sehingga pH lambat laun menjadi menurun hingga 4,2. Pada kondisi tersebut pertumbuhan mikroba patogen menjadi terhambat. Pada proses ensilase, bakteri asam laktat dapat menghasilkan asam laktat, hidrogen peroksida dan bakteriosin yang akan bekerja secara antagonistik terhadap mikroba patogen dan mikroba pembusuk (Van Dervoorde et al., 1994). Pembuatan silase hijauan jerami wortel, akan memudahkan dalam pengelolaannya, karena bentuk dan ukuran jerami hijauan yang beranekaragam akan mudah dikonsumsi ternak setelah menjadi silase. Ensilase juga merupakan cara praktis untuk bahan baku pakan ternak awetan, yang dapat disajikan setiap saat. Disamping itu pembuatan silase pada hijauan jerami wortel juga meningkatkan keanekaragaman daya guna dan nilai ekonomis jerami, bila dibandingkan dengan pembuatan kompos. Upaya mempertinggi efektifitas ensilase bisa melalui pemberian aditif, asalkan memenuhi persyaratan pembuatan silase yang baik. Penggunaan bakter asam laktat merupakan salah satu cara pemberian aditif untuk optimalisasi ensilase. Hal ini dapat terjadi apabila diimbangi dengan ketersediaan karbohidrat mudah larut yang memadai (Ohshima et al., 1997). Salah satu cara peningkatan jumlah karbohidrat mudah larut pada bahan baku silase, dapat dilakukan melalui penambahan molases 4% (Ohmomo et al., 2002). Dari uraian di atas maka perlu adanya suatu penelitian mengenai pengaruh perbedaan jenis aditif bakteri asam laktat terhadap kandungan Bahan Organik (BO) dan Lemak Kasar (LK) silase hijauan jerami wortel, sehingga dapat diketahui pengaruh dari beberapa jenis bakteri WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai 26 Mei sampai 17 Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Terapan Fakultas Peternakan Universitas Islam Malang, untuk analisa kandungan Bahan Organik (BO) dan Lemak Kasar (LK) dilaksanakan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Jerami wortel, Inokulum bakteri asam laktat, peralatan yang digunakan untuk pembuatan silase, antara lain:auto clave, polyback, mesin cooper, karet ban, termometer, oven dan erlemeyer, dan seperangkat alat dan bahan untuk analisa kandungan BO dan LK. Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan yang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 3 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan 3 jenis bakteri Lactobasillus yaitu:P1 = Lactobacillus caseiA, P2 = Lactobacillus plantarum, P3= Lactobacillus casei-B. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan sidik ragam, apabila hasil sidik ragam menunjukkan adanya pengaruh yang nyata maupun sangat nyata, maka diuji lebih lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Yitnosumarto, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan BO Berdasarkan hasil sidik ragam bahwa perlakuan jenis bakteri asam laktat (BAL) memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BO pada ensilase jerami wortel. Hal ini disebabkan oleh peranan BAL yang mampu menghasilkan asam laktat untuk menurunkan pH silase. Menurut Muwakhid, (2005) terdapat hubungan terbalik antara jumlah asam laktat silase dengan pH. Keadaan 38 DINAMIKA REKASATWA Vol. 8 No. 1, 5 Maret 2015 pH yang rendah akan menghambat dan menekan bakteri pembusuk dan bakteri patogen pada silase (Zakariah, 2012), sehingga situasi dalam silo dengan pH rendah dapat mendukung proses ensilase dengan baik. Hasil rata-rata kandungan BO masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut, P1= 78,60a %, P2= 79,92b % dan P3 = 80,71c %. Berbagai perlakuan yang dicobakan menunjukan bahwa Lactobacillus casei-B mampu mempertahankan keutuhan BO paling baik dibanding Lactobacillus casei-A maupun Lactobacillus plantarum, Hal ini disebabkan oleh kemampuan Lactobacilus casei-B memproduksi asam laktat dengan baik, disertai kemampuan perbanyakan sel yang baik pula, akumulasi asam laktat yang dipengaruhi oleh kemampuan BAL dalam memproduksi asam laktat dan percepatan perbanyakan sel oleh bakteri yang bersangkutan (Ohmomo et.al, 2002). Pada perlakuan bahan aditif Lactobacillus plantarum diperoleh nilai BO lebih rendah dibanding pada perlakuan aditif Lactobacillus casei-B, meskipun lebih tinggi dibanding dengan silase yang menggunakan aditif Lactobacillus casei-A, Lactobacillus plantarum dipilih untuk aditif dalam percobaan ini karena memiliki kemampuan perbanyakan sel yang baik. BAL yang mampu segera mendominasi lingkungan silase akan segera menurunkan pH silase dan proses ensilase akan segera berakhir (Donald, 1991). Meskipun demikian aditif BAL yang memiliki kemampuan percepatan perbanyak sel disertai dengan kemampuan produksi asam laktat mempengaruhi penggunaan BAL terhadap proses pembuatan silase jerami wortel.Bakteri asam laktat akan menjalankan perannya dalam proses silase menjadi mikrobia yang dominan sehingga dapat menghasilkan asam laktat dan bakteriosin. Konsep penambahan aditif molases adalah untuk memacupertumbuhan BAL homofermentatif yang dapat segera menghasilkan asam laktat untuk menurunkan pH silase (Ohmomo, et al.2002). Adanya perbedaan nilai bahan organik silase jerami wortel dari masing perlakuan disebabkan adanya perbedaan jenis bakteri dari masing-masing perlakuan. Perbedaan jenis bakteri menyebabkan perbedaan aktivitas mikroorganisme akan mendegradasi senyawa organic dari substrat menjadi molekul yang lebih sederhana maupun menjadi bentuk lain seperti bahan organic menjadi lemak kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat Angraeny dan Umiyasih (2009) bahwa perbedaan jenis mikroorganisme akan mempengaruhi kemampuan senyawa organik. mendegradasi Lemak Kasar Lemak kasar adalah zat yang tidak dapat larut dalam air akan tetapi dapat larut pada pelarut lemak seperti eter, kloroform, dan benzene. Lemak tersusun atas asam-asam lemak yang merupakan zat penyusun tanaman yang jumlahnya banyak.Pencernaan asam lemak dihasilkan oleh mikroba yang terjadi di dalam saluran pencernaan hewan ruminansia yaitu di dalam rumen dan reticulum. Hasil akhir degradasi oleh mikroba terhadap selulosa adalah asam-asam lemak menguap (Volatile Fatty Acids = VFA) yang terdiri dari asam asetat, asam propionat dan asam butirat (Tilman dkk, 1998). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwasannya pengaruh penambahan jenis bakteri asam laktat pada ensilase jerami wortel memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan lemak kasar. Rata-rata kandungan LK pada perlakuan penambahan jenis bakteri dalam bentuk persen yaitu pada perlakuan penambahan Lactobacillus casei-A = 1.14%, Lactobacillus plantarum = 1.05%, sedangkan pada Lactobacillus casei-B = 1.03%. Hal ini membuktikan bahwa komposisi lemak kasar yang terdiri dari zat yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut pada pelarut lemak seperti eter, kloroform, dan benzene (Khairul, 2009) . Adanya perbedaan nilai lemak kasar menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan jenis aditif bakteri asam laktat terhadap kandungan lemak kasar pada silase jerami wortel bakteri jenis Lactobacillus casei-A yang mempunyai kualitas mempertahankan lemak kasar lebih baik dibandingkan dengan bakteri jenis Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus casei-B apa bila ditinjau dari kualitas lemak kasarnya, yaitu ditunjukkan dengan kandungan lemak kasar jenis bakteri Lactobacillus caseiA lebih rendah dari Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus casei-B. Hal ini dikarenakan kandungan lemak kasar yang tinggi pada jerami wortel, sehingga aktivitas enzim lipase yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus casei-A untuk merombak kandungan lemak 39 DINAMIKA REKASATWA Vol. 8 No. 1, 5 Maret 2015 substrat pada silase jerami wortel sebagai sumber energy bagi pertumbuhannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Lopez et al. (1996) bahwa faktor yang menyebabkan tingginya daya ikat terhadap bahan lemak dan minyak adalah serat.Semakin meningkat kandungan lemak kasar dalam ransum, kandungan dan koefisien energi semakin menurun, sebaliknya kebutuhan energi untuk mencerna serat meningkat. Pakan yang diberi perlakuan silase akan turun kandungan lemak kasarnya sehingga ikatan dengan lemaknya kecil dan kecernaan lemaknya akan lebih tinggi. Hal ini kemungkinan menjadikan kandungan lemak kasar pada jerami wortel yang difermentasi dengan tambahan aditif jenis bakteri Lactobacillus casei-A dan Lactobacillus caseiB lebih rendah dari jenis bakteri Lactobacillus Plantarum dan Lactobacillus casei-B.Hal ini sesuai dengan pendapat Sudarmadji dan Slamet (1996) bahwa adanya fermentasi yang mempunyai kandungan Laktosa, maltosa, mannitol, raffinosa, sukrosa, xylosa yang negatif menjadikan lemak kasar rendah.Dengan rendahnya kandungan lemak kasar maka mempengaruhi kandungan lemak kasar dalam silase jerami wortel tersebut. Sari.Tesis.Program Pasca Sarjana. Universitas Brawijaya. Malang. Ohmomo, S., O. Tanaka, H. K.Kitamoto, and Y. Cai. 2002. Silage and microbial performance, old story but new problem. JARQ Vol 36(2):59-71. Oshima, M., E. Kimura, H. Yokota. 1997. A Method of Making Good Quality Silage From Direct Cut Alfalfa by Spraying Previously Fermneted Juice. J. Annim. Feed. Sci. Technol. 66 : 129-137. Sudarmadji dan Slamet. 1996. Prosedur Anaisis Bahan Makanan dan Pertanian.Yogyakarta: Penerbit Liberty. Van Dervoorde, L., Van Deoestyne, B. Bruyneel., H. Christiaeus and W. Verstraete. 1994. Critical Factor Governing the Competive Behaveor of Lactic Acid Bacteria in Mixed Cultures. Zakariah, M. Askari. 2012. Fermentasi Asam Laktat Pada Silase. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. KESIMPULAN Penggunaan Lactobacillus casei-B mampu mempertahankan kandungan BO silase jerami ditunjukkan dengan kandungan BO tertinggi 80,71%, sedangkan Lactobacillus casei-A mempertahankan kandungan LK silase jerami ditunjukkan dengan kandungan LK tertinggi 1,14%. DAFTAR PUSTAKA Khairul.2009.Ilmu Gizi dan Makanan Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung. Muwakhid, B. 2005.Isolasi, Seleksi dan Identifikasi Bakteri Asam laktat isolat Sampah Organik Pasar. Disertai Doktor. Program Pasca sarjana Universitas Brawijaya. Malang. Muwakhid, B. 1997.Pengaruh Macam Bahan Additive terhadap Kualitas Silase Hijauan Sorgum Manis (Shorgum bicolor.L. moench) yang Ditanam Secara Tunggal dan Tumpang 40