Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian semua ibu yang mempunyai bayi dan sample yang akan diteliti pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi yang berumur 6-12 bulan dan ibu yang berkunjung ke Puskesmas 7 Ulu Palembang, dengan sampel penelitian sebanyak 34 responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Data diolah secara analisis univariat dan bivariat dengan program SPSS. Berdasarkan hasil bivariat dengan menggunakan uji statistic chi square dengan program SPSS didapatkan pada variabel pengetahuan p value 0,016 < (0,05), ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif. Pada variabel pekerjaan p value 0.017 < (0,05), ada hubungan signifikan antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif. Kesimpulan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eskklusif pada bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang. Kata Kunci : Pengetahuan dan Pekerjaan. 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan penelitian World Health Organization (WHO) dienam negara berkembang, risiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% pada bayi yang tidak diberi ASI. Pada bayi berusia di bawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 480%. Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada 1997 dan 2002 menunjukkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan menurun dari 42,2 persen menjadi 39,5 persen, sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,8 persen menjadi 32,5 persen. UNICEF menjelaskan bahwa ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, serta pemasaran yang dilancarkan secara agresif oleh para produsen susu formula merupakan faktor penghambat terbentuknya kesadaran orang tua dalam memberikan ASI eksklusif (SDKI, 2002). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang jumlah bayi pada tahun 2010 berjumlah 32.886 bayi dan yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 27.760 bayi atau sebesar 84 %, tahun 2011 mencapai 30.817 bayi dan yang mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 23.286 bayi atau sebesar 75 %, dan tahun 2012 mencapai 12.672 bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif sebanyak 10.144 bayi atau sebesar 80 % ( Dinas Kesehatan Kota Palembang, 2010). Untuk Puskesmas 7 Ulu Palembang, bayi yang mendapat ASI Eksklusif yang diketahui jumlah bayi pada tahun 2010 mencapai 776 bayi dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif 474 bayi atau 61%, pada tahun 2011 jumlah bayi mencapai 778 bayi dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif 655 bayi atau 84%, dan pada tahun 2012 jumlah bayi mencapai 695 bayi dan bayi yang mendapat ASI Eksklusif sebanyak 419 bayi atau 60% (Puskesmas 7 Ulu Palembang). Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013”. 1.2 Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013 ? Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 269 Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013. 3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013. 4. Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013. 1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menjadi sumber informasi bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat mengubah perilaku hidup dalam menuju kehidupan masyarakat yang sehat. 2. METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional, dimana variabel independen (pengetahuan dan pekerjaan) dan variabel dependen (pemberian ASI Eksklusif) dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. 2.2. Populasi dan Sampel 2.2.1. Populasi Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang pada bulan Januari sampai Mei tahun 2013. Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Palembang pada tahun 2013 populasi dalam penelitian ini mencapai angka 504 bayi. 2.2.2. Sampel Sampel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi yang berumur 6-12 bulan dari bulan Januari sampai Mei 2013 Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling menurut Roscoe dalam Sugiono (2005). Sample untuk suatu penelitian sederhana dapat mencukupi bila jumlah minimal mencapai 30 sampel. Jumlah sampel yang digunakan peneliti sebanyak 34 sampel. 2.3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskemas 7 Ulu Palembang, Penelitian ini dilaksanakan mulai Mei- Juni 2013. 2.4 Pengumpulan Data 2.4.1. Sumber Data 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner yang meliputi pemberian ASI Eksklusif, pengetahuan, dan pekerjaan. 2. Data Sekunder Sebelum melaksanakan pengumpulan data primer peneliti melaksanakan pengumpulan data sekunder di Puskesmas 7 Ulu Palembang meliputi data ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan serta data lainnya yang dikumpulkan dengan melihat formulir pencatatan dan pelaporan di Puskesmas 7 Ulu Palembang. 2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data menggunakan teknik tanya jawab tertulis dengan jawaban telah tersedia dalam bentuk pilihan. 2.5. Pengolahan Data 2.5.1 Editing, yaitu meneliti setiap lembar jawaban dari kuesioner, apakah jawaban pada kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten. a. Lengkap : Semua pertanyaan sudah berisi jawaban b. Jelas : Jawaban apakah tulisannya cukup jelas c. Relevan : Jawaban yang ditulis apakah relevan dengan pertanyaan d. Konsisten : Apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi jawaban konsisten. 2.5.2 Coding, merupakan proses dimana pertanyaan yang telah dijawab diklasifikasikan menurut jenis dan macamnya sehingga bentuknya menjadi lebih ringkas, untuk memudahkan dalam menganalisa data mentah yang telah di edit terlebih dahulu. 2.5.3 Tabulating, yaitu proses pemasukan data yang telah diberi kode ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. 2.5.4 Cleaning, yaitu suatu proses pengecekan ulang dan pembersihan data dari kesalahan. 2.6 Analisa Data 2.6.1 Analisa Univariat Menginterprestasikan tabel distribusi untuk mengetahui gambaran masing-masing variabel yang diteliti. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 270 Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 2.6.2. Analisa Bivariat Analisa ini digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dan bagaimana maknanya. Karena kedua variabel bersifat kategori maka uji analisa yang digunakan adalah Chi square dengan program SPSS. Rumus : x2 = (O E ) 2 E Keterangan : 2 x = Chi square O = Frekuensi observasi ( frekuensi yang berasal dari pengamatan) E = Frekuensi harapan ( frekuensi yang dibuat secara teoritis) dengan degree of freedom (df) = (b-1) (k-1) b = Jumlah baris dari tabel k = Jumlah kolom dari tabel Kriteria Uji : HO ditolak bila, x2 hitung ≥ x2 tabel Ho diterima bila, x2 hitung ≤ x2 tabel 3. HASIL PENELITIAN 3.1 Analisa Univariat 1 . Tingkat Pengetahuan Ibu di Puskesmas 7 Ulu Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013 No. Pengetahuan n % 1. 2. Baik 17 50 Kurang 17 50 Jumlah 34 100 Berdasarkan Tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mempunyai bayi dengan tingkat pengetahuan baik di Puskesmas 7 Ulu Tahun 2013 sebanyak 50% (17 responden) dan tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 50% (17 responden). Dari hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi menurut pengetahuan ibu untuk kategori yang berpengetahuan baik sebesar 50% dari 17 ibu, sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang sebesar 50% dari 17 ibu. 2. Status Pekerjaan Ibu di Puskesmas 7 Ulu Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan Ibudi Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013 No. 1. 2. Status Pekerjaan N % Tidak Bekerja Bekerja Jumlah 22 12 34 64,7 35,3 100 Berdasarkan Tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mempunyai bayi di Puskesmas 7 Ulu Tahun 2013 yang tidak bekerja sebanyak 64,7% (22 responden) dan yang bekerja sebanyak 35,3% (12 responden). Dari hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi menurut status pekerjaan ibu untuk kategori yang ibu yang tidak bekerja sebesar 64,7% dari 22 ibu, sedangkan ibu yang bekerja sebesar 35,3% dari 12 ibu 3. Pemberian ASI Eksklusif Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2013 No. Pemberian N % ASI 1. Eksklusif 16 47,1 2. Tidak Eksklusif 18 52,9 Jumlah 34 100 Berdasarkan Tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa ibu yang mempunyai bayi di Puskesmas 7 Ulu Tahun 2013 yang memberikan ASI Eksklusif sebanyak 47,1% (16 responden) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 52,9% (18 responden). Dari hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi menurut pemberian ASI Eksklusif untuk kategori yang ibu yang memberikan ASI Eksklusif sebesar 47,1% dari 16 ibu, sedangkan ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif sebesar 52,9% dari 18 ibu. 3.2. Analisa Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahun Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 5.6 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010 ASI Pengetahuan Eksklusif Baik Kurang Jumlah N 12 4 16 % 70,6 23,5 47,1 Non Eksklusif n % 5 29,4 13 76,5 18 52,9 Total N 17 17 34 % 100 100 100 p value 0,016 Berdasarkan Tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, didapatkan dari 17 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 12 yang memberikan ASI Eksklusif dan 5 tidak memberikan ASI Ekskusif dan dari 17 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 4 yang memberikan ASI Eksklusif dan 13 diantaranya tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari hasil analisis bivariat didapatkan p value 0,016 < (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010. Hasil dari analisa bivariat, proporsi responden dengan berpengetahuan baik sebanyak 5 responden Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 271 Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 atau 29,4% yang tidak memberikan ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang lebih besar yaitu sebanyak 13 responden atau 76,5% yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dimana p value 0,016 < (0,05). b. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Tabel 5.7 Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010 ASI Eksklusif Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Jumlah Total Non Eksklusif n % n % n % 15 68, 7 31,8 22 100 8,3 47, 11 18 91,7 52,9 12 34 100 100 2 1 16 1 Berdasarkan Tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif, didapatkan dari 22 responden yang tidak bekerja yaitu 15 responden yang memberikan ASI Eksklusif dan 7 diantaranya tidak memberikan ASI Eksklusif dan dari 12 responden yang bekerja hanya 1 yang memberikan ASI Eksklusif dan 11 diantaranya tidak memberikan ASI Eksklusif. Dari hasil analisis bivariat didapatkan p value 0,003 < (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010. Hasil dari analisis bivariat, proporsi responden dengan ibu yang tidak bekerja lebih besar yaitu 15 responden atau 68,2% yang memberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja lebih kecil yaitu 1 responden atau 8,3% yang memberikan ASI Eksklusif. Uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif dimana p value 0,003 < (0,05). 3.3 Pembahasan 1. Pengetahuan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif Dari hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi menurut pengetahuan ibu untuk kategori yang berpengetahuan baik dengan pemberian ASI Eksklusif sebesar 70,6% dari 17 ibu, sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang sebesar 76,5% dari 17 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Hasil dari analisa bivariat, proporsi responden dengan berpengetahuan baik sebanyak 5 responden atau 29,4% yang tidak memberikan ASI Eksklusif sedangkan ibu yang berpengetahuan kurang lebih besar yaitu sebanyak 13 responden atau 76,5% yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif dimana p value 0,016 < (0,05), artinya ibu yang pengetahuannya baik mempunyai peluang memberikan ASI Eksklusif 7,8 kali dibandingkan dengan ibu yang pengetahuannya kurang baik. Menurut Notoatmodjo (2007) yang menyatakan pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu dan merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Apabila suatu p value tindakan didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat lebih lama, sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh 0,0 pengetahuan maka perilaku tidak akan berlangsung 03 lama. Hasil penelitian membuktikannya, ibu yang pengetahuannya baik mengetahui manfaat memberikan ASI Eksklusif untuk bayi dan ibu, mengetahui lama pemberian ASI, mengetahui ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI saja tanpa makanan / minuman lain dan mengetahui kandungan yang terdapat dalam ASI, lebih banyak yang memberikan ASI Eksklusif (70,6%) dibanding yang pengetahuannya kurang baik (23,5%). Hal ini sesuai dengan penelitian Yuliandarin (2009) pada bayi di Puskesmas Kota Baru Bekasi Barat, bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang berpengetahuan baik sebesar 35 responden atau 35,4% dan pengetahuan kurang 8 responden atau 9,1%. Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan serta dengan membandingkan dengan berbagai macam teori atau penelitianpenelitian terdahulu makan peneliti berpendapat bahwa dari 34 responden terdapat 12 responden atau 70,6% yang berpengetahuan baik dan memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut karena ibu mengetahui manfaat ASI Eksklusif, sehingga ibu memberikan ASI Eksklusif, dan terdapat 5 responden atau 29,4% yang berpengetahuan baik dan tidak memberikan ASI Ekskluisf disebabkan karena putting susu ibu tidak menonjol atau mendatar, bayi enggan menyusui dan kurangnya produksi ASI. Terdapat 4 responden atau 23,5% yang berpengetahuan kurang dan memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dikarenakan dukungan suami dan keluarga dan terdapat 13 responden atau 76,5% yang berpengetahuan kurang dan tidak memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dikarenakan ibu tidak tahu manfaat ASI Eksklusif. 2.Pekerjaan ibu dalam pemberian ASI Eksklusif Dari hasil analisis univariat didapatkan distribusi frekuensi menurut status pekerjaan ibu Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 272 Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 untuk kategori yang ibu yang tidak bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif sebesar 68,2% dari 15 ibu, sedangkan ibu yang bekerja sebesar 91,7% dari 11 ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Hasil dari analisis bivariat, proporsi responden dengan ibu yang tidak bekerja sebanyak 15 responden atau 68,2% yang memberikan ASI Eksklusif dibandingkan ibu yang bekerja yaitu 11 responden atau 91,7% yang tidak memberikan ASI Eksklusif. Uji statistik chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif dimana p value 0,003 < (0,05). Pekerjaan ibu berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif, dimana ibu yang tidak bekerja berpeluang untuk memberikan ASI Eksklusif 23,5 kali dibanding ibu yang bekerja. Bagi ibu rumah tangga dan ibu yang bekerja dirumah sendiri menyusui tidak terjadwal bukan merupakan beban atau masalah, akan tetapi bagi ibu yang bekerja diluar rumah dan harus meninggalkan anaknya lebih dari 7 jam menyusui bukanlah hal yang mudah (Krisnadi, 1993). Oleh sebab itu, agar ibu bekerja tetap bisa memberi ASI Eksklusif, tempat kerja harus menyediakan waktu dan tempat untuk memerah ASI serta tempat untuk menyimpannya sehingga ASI tidak rusak. Menurut Notoatmodjo (2003), pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian ini bahwa proporsi ibu yang tidak bekerja lebih banyak yang memberikan ASI Eksklusif (68,2%) dari ibu yang bekerja (8,3%). Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Mitra (2003) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna atas status pekerjaan ibu dengan kelangsungan pemberian ASI Eksklusif (p = 0,0283). Kristina (2001) menyebutkan ibu yang mempunyai kegiatan rumah tangga memiliki kemungkinan pemberian ASI Eksklusif 1,339 kali lebih besar dibanding dengan ibu yang mempunyai kegiatan utama bekerja di luar rumah. Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan serta dengan membandingkan dengan berbagai macam teori atau penelitianpenelitian terdahulu maka peneliti berpendapat bahwa dari 34 responden terdapat 15 responden atau 68,2% yang tidak bekerja dan memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dikarenakan ibu lebih sering berada dirumah sehingga untuk memberikan ASI Eksklusif lebih sering dan tidak terjadwal dan dari 7 responden atau 31,8% ibu tidak bekerja dan tidak memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dapat terjadi dikarenakan produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi sehingga ibu memberikan susu formula sebelum usia 6 bulan. Terdapat 1 responden atau 8,3% ibu yang bekerja dan memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dikarenakan ibu mengetahui manfaat ASI Eksklusif, walaupun ibu bekerja tetap memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dengan cara memompa ASI dan 11 responden atau 91,7% ibu yang bekerja tidak memberikan ASI Eksklusif, hal tersebut dikarenakan ibu terlalu sibuk sehingga waktu ibu untuk memberikan ASI Eksklusif kurang dari usia 6 bulan. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010 dapat disimpulkan bahwa : a. Tingkat pengetahuan ibu yang berkunjung ke Puskesmas 7 Ulu Tahun 2010 adalah 50% (17 responden) berpengetahuan baik dan tingkat pengetahuan yang kurang adalah 50% (17 responden). b. Jumlah ibu yang berkunjung ke Puskesmas 7 Ulu Tahun 2010 yang tidak bekerja adalah 64,7% (22 responden) dan yang bekerja adalah 35,3% (12 responden). c. Jumlah ibu yang berkunjung ke Puskesmas 7 Ulu Tahun 2010 yang memberikan ASI Eksklusif adalah 47,1% (16 responden) dan yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 52,9% (18 responden). d. Dari analisis bivariat didapatkan p value 0,016 < (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010. e. Dari analisis bivariat didapatkan p value 0,003 < (0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2010. 4.2 Saran 1. Bagi Puskesmas 7 Ulu Kepada Puskesmas 7 Ulu diharapkan mampu memberikan informasi kepada seluruh ibu yang berkunjung mengenai manfaat ASI Eksklusif, cara menyusui yang benar, cara memompa ASI bagi ibu yang bekerja dan cara penyimpanan ASI yang benar sehingga pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu dapat meningkat. Informasi yang disampaikan berupa penyuluhan pada ibu yang berkunjung melalui media komunikasi langsung ( saat ibu berkunjung ke Puskesmas), atau dengan bantuan seperti selebaran dan lain sebagainya. 2. Bagi Masyarakat Kepada tokoh masyarakat dan para kader kesehatan agar dapat menggalakkan penyebaran informasi mengenai ASI Eksklusif sebagai wujud kepedulian dan partisipasi dalam menurunkan kesakitan dan kematian bayi. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 273 Jurnal Harapan Bangsa Vol.1 No.2 Desember 2013 Prasetyono, DAFTAR PUSTAKA Akbid Abdurahman Palembang. (2010). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah T.A. 2010-2011. Akbid Abdurahman : Palembang. BPS Provinsi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan Dalam Angka 2009. Diterbitkan: CV. Rambang. D.S. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Diterbitkan: DIVA Press. Yogyakarta. Puskesmas 7 Ulu. (2009). Profil Puskesmas 7 Ulu Palembang Tahun 2009. Palembang : Indonesia. Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Pustaka Bunda. Jakarta. Roesli, U. (2009). Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Badan Pusat Statistik, (2008). Profil Kesehatan Ibu dan Anak. Diterbitkan: CV.Nario Sari. Jakarta. Agriwidya. Jakarta. Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Bahiyatun, (2009). Asuhan Normal. EGC. Jakarta. Damayanti, Kebidanan Nifas Nifas. Salemba Medika. Jakarta. Ika. (2004). Hubungan antara pendidikan dan penngetahuan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas 7 Ulu Palembang. Universitas Kader Bangsa Palembang. Dinas Kesehatan Kota Palembang. (2009). Profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2009. Palembang : Indonesia. Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar A suhan Kebidanan pada Ibu Nifas. CV Andi. Yogyakarta. Yuliandarin, Eka Mutia. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberia ASI Eksklusif. Perpustakaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Susanto, C.E. http://batavise.co.id/ tanggal 08-042010. http://www.korantempo.com/ tanggal 16-04-2010. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Masyarakat. PT Ilmu Kesehatan Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.p Novianti, R. (2009). Menyusui Itu Indah. Octopus. Yogyakarta. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dan Status Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif…………….….Susmita 274