1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Ketidakpastian tersebut membuat investor hanya bisa memperkirakan berapa tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukannya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk portofolio investasi. Artinya pemodal dapat dengan mudah menyebar (melakukan diversifikasi) investasinya pada berbagai kesempatan investasi. Pemodal perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Portofolio berarti sekumpulan investasi yang menyangkut identifikasi sekuritas – sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing – masing sekuritas tersebut. Diversifikasi dimaksudkan 2 untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Risiko suatu investasi diukur dari besarnya standar deviasi atau varians dari expected return (tingkat keuntungan yang diharapkan). Untuk mengurangi besarnya risiko maka para pemodal melakukan strategi diversifikasi atas investasi dengan membentuk suatu portofolio yang terdiri atas beberapa saham yang dinilai efisien. Pengertian diversifikasi yaitu menginvestasikan dana pada beberapa sekuritas (Sri, Handoyo, Fandy, 1996). Dalam melakukan diversifikasi, risiko tidak dihilangkan semua namun hanya bisa mengurangi besarnya risiko. Diversifikasi akan efektif menurunkan risiko investasi (tetapi tidak dapat menghilangkannya), jika koefisien korelasi antar sekuritas dalam portofolio semakin rendah. Apabila terdapat koefisien yang positif maka diversifikasi tidak akan mampu mengurangi risiko. Risiko dapat dibagi menjadi dua yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (Elton dan Gruber 1995, Jones 1999, Hartono 2000). Risiko sistematis merupakan risiko yang melekat dan tidak dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan diversifikasi. Karena adanya risiko sistematis maka dalam suatu portofolio ukuran risiko bukan lagi standar deviasi tetapi risiko sistematis itu sendiri dilambangkan dengan beta ( β ). Di dalam membentuk portofolio terdapat banyak kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang terdapat di pasar. 3 Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Jika terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas, maka portofolio mana yang akan dipilih oleh investor. Investor rasional memilih portofolio yang efisien. Portofolio yang efisien apabila pada tingkat risiko yang sama, mampu memberikan keuntungan yang lebih tinggi atau menghasilkan tingkat keuntungan yang sama, tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Kesalahan dalam penentuan pemilihan saham akan berpengaruh terhadap return, sehingga return yang diperoleh dari portofolio tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk memperoleh portofolio yang diinginkan, maka seorang investor harus melakukan analisis yang dapat memberikan return maksimum. Ada banyak teori yang menyatakan hubungan antara tingkat keuntungan dengan risiko, serta alternatif analisis pemilihan saham dan penentuan portofolio salah satunya adalah dengan menggunakan Model Indek Tunggal (Single Index Model) dan CAPM (Capital Asset Pricing Model ). Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan Model Indek Tunggal (Single Index Model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input yang dibutuhkan di dalam perhitungan model Markowitz. Di samping itu, model indeks tunggal juga dapat digunakan untuk menghitung return ekpektasi dan risiko portofolio. 4 Jogiyanto (1998) Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Kebalikannya yaitu jika indeks harga saham turun maka kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum (Common Response) terhadap perubahan nilai pasar. Kemampuan untuk mengestimasi return suatu sekuritas merupakan hal penting dan diperlukan oleh investor. Efendi dan Muafi (2001), salah satu cara yang dapat digunakan untuk memasukkan faktor risiko dalam analisis kelayakan suatu investasi adalah analisis CAPM ( Capital Asset Pricing Model ). CAPM adalah alat penting yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara risiko dan tingkat pengembalian. Righam dan Houston (2001), risiko yang relevan dari saham individu merupakan kontribusi terhadap risiko portofolio yang didiversifikasi dengan baik. Napa (1999), CAPM adalah suatu model yang mencoba menghubungkan risiko yang tidak dapat dipisahkan dengan harapan keuntungan dari suatu proyek, atau penentuan harga aktiva modal tertentu (saham) yang dikaitkan dengan keuntungan portofolio pasar (market portofolio). 5 Perusahaan jasa keuangan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan berbagai pelayanan yang memberi kemudahan, kenyamanan, atau kenikmatan kepada masyarakat yang memerlukannya. Pesatnya perkembangan industri dan teknologi berkaitan dengan Perusahaan jasa keuangan karena membantu sistem keuangan terutama untuk memenuhi kebutuhan modal / dana oleh sektor – sektor industri yang sedang berkembang. Pengawasan dan pengaturan pemerintah juga memperkecil tingkat risiko berinvestasi pada perusahaan jasa keuangan. Investasi pada perusahaan yang go-public merupakan komoditi investasi yang tergolong berisiko tinggi, karena sifat komoditinya peka terhadap perubahanperubahan yang terjadi baik perubahan di bidang politik, ekonomi maupun perubahan yang terjadi di dalam industri dan perusahaan itu sendiri. Perubahanperubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif terhadap risiko saham. Keragaman argumentasi yang dihasilkan tentang hubungan antara tingkat keuntungan dengan risiko, serta alternatif alat analisis pemilihan saham dan penentuan portofolio optimal menjadikan hal ini menarik untuk diteliti. 6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini manakah yang dapat memberikan return portofolio lebih besar antara Model Indek Tunggal (Single Index Model) dengan menggunakan CAPM (Capital Asset Pricing Model) 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.3.1 Penelitian ini difokuskan Perusahaan Jasa Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dalam kurun waktu tahun 2004 hingga tahun 2005 yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara konsisten mulai tahun 2004 sampai 2005. Periode penelitian hanya dua tahun karena selama periode pengamatan dalam kurun waktu tahun 2004 hingga tahun 2005 banyak terdapat data yang tidak lengkap pada sampel penelitian sehingga diasumsikan bila periode penelitian lebih lama mempengaruhi data sampel perusahaan terpilih. 1.3.2 Dalam penelitian ini digunakan sumber data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta berupa, Monthly statistic, laporan keuangan, laporan suku bunga deposito bulanan, laporan JSX, dan Indonesian 7 Capital Market Directory (ICMD) dari tahun 2004 hingga tahun 2005. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menguji metode penentuan portofolio yang dapat memberikan return lebih besar antara Model Indek Tunggal dengan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM). 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.5.1 Bagi Akademisi Memperkuat teori tentang Model Indek Tunggal dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menganalisis portofolio optimal seluruh perusahaan Jasa keuangan di Bursa Efek Jakarta. 1.5.2 Bagi Praktisi Membantu investor dalam mengambil keputusan untuk menanamkan dananya, memperhatikan tingkat risiko, menilai harga saham perusahaan serta menentukan pilihan investasi. 8 1.5.3 Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan menjadi sarana belajar yang menambah wawasan dan pengetahuan lebih luas tentang dunia investasi di pasar modal dan diharapkan dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya.