persepsi peserta didik dan pengaruh pemberian tugas terhadap

advertisement
PERSEPSI PESERTA DIDIK DAN PENGARUH PEMBERIAN TUGAS
TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI KEBIJAKAN EKONOMI
Nurul Mufidah
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang, Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the effect of giving the assignment toward the learning
outcomes on Economics lesson. The type of this study is descriptive with quantitative approach. This
study employs the purposive sampling and use one class as the object. The data gathered trough the
questionnaire and interview. Analytical technique used in this study is a simple linier regression.
The data analysis and hypothesis test shows the significant effect of giving the assignment on the
learning outcomes.
Key words: Education, assignment, learning outcomes.
PENDAHULUAN
pembelajaran.
Djamarah
(2008:27)
menyebutkan
bahwasahnya belajar memiliki beberapa jenis,
diantaranya adalah belajar arti kata-kata, belajar
kognitif, belajar menghafal, teoritis, konsep,
kaidah, berpikir, keterampilan motorik, dan
estetis. Realisasi dari fakta yang terjadi tidak
hanya didapatkan siswa selama pembelajaran
di sekolah saja, akan tetapi juga di luar kelas
sehingga dibutuhkan tugas yang memaksa siswa
menilai keadaan sekitarnya maupun secara
global.
Kedua, tugas yang diberikan kepada siswa
hanya dianggap beban bagi siswa, apalagi
jika tugas-tugas tersebut jarang dikoreksi oleh
guru yang bersangkutan, sehingga siswa sulit
memahami konsep yang benar, apalagi harus
mempertanggung jawabkan tugasnya.
Menurut Hamalik (2004:220) mencontek
merupakan gejala perilaku yang tidak matang
dan dapat menghasilkan nilai yang tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Sehubungan dengan masalah tersebut,
Hamalik (2004) menyatakan bahwa antara lain
guru harus membuat catatan pribadi siswa serta
menyiapkannya dengan baik, meneliti kemajuan
siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah
pemberian komentar terhadap tugas dapat
mendorong siswa lebih giat. Dalam proses
pembelajaran guru berusaha meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perilaku siswa merupakan hasil belajar. Perilaku
tersebut data berupa perilaku yang dikehendaki
diperkuat.
Empat tugas penting dalam memotivasi
murid yang dihadapi oleh guru adalah mengatur
tugas-tugas (PR), membuat tugas-tugas yang
sesuai, membuat/memelihara motivasi sepanjang
tahun, membangun/mengubah kapasitas murid
mengevaluasi diri.
Dalam proses pembelajaran ekonomi
khususnya, ada beberapa masalah yang harus
dicermati. Pertama, Kurangnya pemahaman
tentang pentingnya makna belajar ekonomi.
Setiap pembelajaran, membutuhkan sumber
belajar karena proses pembelajaran yang
diartikan sebagai perubahan tingkah laku
akibat pengalaman dapat berlangsung bila
terdapat interaksi antara siswa dengan sumber
Ketiga, ketuntasan minimal yang ditetapkan
oleh SMAN 22 Surabaya adalah sebesar 75.
Tingginya nilai KKM tersebut mengharuskan
199
seorang guru memberikan pembelajaran yang
lebih ekstra kepada siswanya agar pemahaman
dan prestasi siswa dapat mencapai bahkan
melebihi standart yang telah ditentukan yang
tentunya membuat rentang keberhasilan belajar
siswa semakin sempit.
Dengan pemberian tugas kepada siswa
diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas
belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan
penguatan terhadap materi yang diberikan
di sekolah dengan harapan siswa mampu
meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
Kenyataan tersebut menjadi tantangan bagi
seorang guru. Ia harus mampu memberikan tugas
yang sesuai dan tepat sasaran karena pengerjaan
tugas oleh siswa tergantung pada cara dan esensi
tugasnya. Guru juga harus bekerja ekstra keras
untuk menjadikan anak didiknya tidak hanya
memiliki nilai bagus, tapi juga menanamkan
pesan moral untuk siswanya agar budaya nyontek
hanya dilakukannya sebagai pilihan terakhir
dengan rasa malu yang sangat memuncak.
Winkel dalam Salam (2008) menjelaskan
bahwa pemberian tugas dapat dipandang dari
tiga sudut yaitu: (a). Menurut tujuan intruksional
yang harus dicapai, lebih-lebih dalam segi jenis
perilaku, apakah terutama termasuk ranah
kognitif, ranah afektif, atau ranah psikomotorik.
Tugas diranah kognitif bersifat tertutup, bila
pemecahan atau jawaban yang harus ditemukan
hanya satu yang tepat.Tugas ini menuntut
berpikir konvergen.Tugas bersifat terbuka
apabila pemecahan atau jawaban yang harus
ditemukan ada beberapa kemungkinan yang
semuanya tepat, tugas ini lebih menuntut berpikir
divergen; (b). Menurut jumlah siswa yang harus
mengerjakan tugas itu.Ada tugas yang harus
dikerjakan sendiri-sendiri, dikerjakan bersama
seorang teman atau dikerjakan bersama dalam
kelompok kecil atau besar; (c). Menurut kadar
tuntutan atau pendamping yang diberikan oleh
guru.Siswa dapat diminta untuk bekerja sendiri
200
dan menemukan tanpa diberi petunjuk oleh guru
(discoveri learning) atau dengan jelas-jelas
dituntun oleh guru (expository teaching).
Metode pemberian tugas adalah dimana
murid diberi tugas khusus di dalam maupun
maupun di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
metode ini, siswa mengerjakan tugasnya tidak
hanya di rumah, tapi dapat dikerjakan juga
di perpustakaan, di labolatorium, dan lain
sebagainya untuk dapat dipertanggungjawabkan
kepada guru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan guru
dalam memberikan tugas: Dalam memberikan
tugas kepada siswa, guru harus memberikan
penjelasan mengenai: tujuan penugasan, bentuk
pelaksanaan tugas, manfaat tugas, bentuk
pekerjaan, tempat dan waktu penyelesaian
tugas, memberikan bimbingan dan dorongan,
memberikan penilaian
Para murid cenderung lebih peduli pada nilai
mereka, dan hal ini membuat mereka termotivasi
untuk bertanya dan bernegosiasi dengan guruguru untuk meminimalisasi tingkat ambigu
(tentang apa yang seharusnya mereka kerjakan)
dan juga meminimalisasi resiko (kesalahan) dari
mengerjakan suatu tugas.
Disamping memperhatikan hal-hal di atas,
metode pemberian tugas tepat dipergunakan
apabila guru mengharapkan agar semua
pengetahuan yang telah diterima siswa
lebih lengkap, untuk dapat mengaktifkan
siswa mempelajari sendiri suatu masalah
dengan membaca sendiri, mengerjakan soal
sendiri, dan mencoba mempraktikkan sendiri
pengetahuannya, metode ini memotivasi anakanak untuk lebih aktif dan rajin.
Jenis-jenis Tugas
Adapun jenis-jenis tugas yang dapat
diberikan kepada siswa yang dapat membantu
berlangsungnya proses belajar mengajar adalah
tugas membuat rangkuman, tugas membuat
makalah, menyelesaikan soal, tugas mengadakan
observasi, tugas mempraktekkan sesuatu, tugas
mendemonstrasikan observasi
Kelebihan dan Kelemahan
Pemberian Tugas adalah
Metode
1) Metode ini merupakan aplikasi
pengajaran modern disebut juga azas aktivitas
dalam mengajar yaitu guru mengajar harus
merangsang siswa agar melakukan berbagai
aktivitas sehubungan dengan apa yang dipelajari,
sehingga dapat memupuk rasa percaya diri
sendiri, 2) Dapat membina kebiasaan siswa
untuk mencari, mengolah menginformasikan
dan mengkomunikasikan sendiri, 3) Dapat
mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan,
4) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin
yang semuanya tepat, tugas ini lebih menuntut
berpikir divergen, menurut jumlah siswa yang
harus mengerjakan tugas itu. Ada tugas yang
harus dikerjakan sendiri-sendiri, dikerjakan
bersama seorang teman atau dikerjakan bersama
dalam kelompok kecil atau besar.
Menurut kadar tuntutan atau pendamping
yang diberikan oleh guru. Siswa dapat diminta
untuk bekerja sendiri dan menemukan tanpa
diberi petunjuk oleh guru (discoveri learning)
atau dengan jelas-jelas dituntun oleh guru
(expository teaching).
Masih berhubungan dengan definisi
pemberian tugas, Djamarah dan Zain (2002)
menyatakan bahwa metode tugas dan resitasi
siswa, dan 5) Dapat mengembangkan kreativitas
siswa, dapat mengembangkan pola berfikir dan
ketrampilan anak.
adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan
kegiatan belajar.
Adapun kelemahan metode pemberian tugas
adalah di mana tugas tersebut sulit dikontrol
guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh
orang lain yang lebih ahli dari siswa, sulit
untuk dapat memenuhi pemberian tugas,
pemberian tugas terlalu sering dan banyak,
akan dapat menimbulkan keluhan siswa, dapat
menurunkan minat belajar siswa kalau tugas
terlalu sulit, pemberian tugas yang monoton
dapat menimbulkan kebosanan siswa apabila
terlalu sering, khusus tugas kelompok juga sulit
untuk dinilai siapa yang aktif.
Metode pemberian tugas adalah dimana
murid diberi tugas khusus di dalam maupun
maupun di luar jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
metode ini, siswa mengerjakan tugasnya tidak
hanya di rumah, tapi dapat dikerjakan juga
di perpustakaan, di laboratorium, dan lain
sebagainya untuk dapat dipertanggungjawabkan
kepada guru.
Winkel dalam Salam (2008) menjelaskan
bahwa pemberian tugas dapat dipandang dari
tiga sudut yaitu, menurut tujuan intruksional
yang harus dicapai, lebih-lebih dalam segi
jenis perilaku, apakah terutama termasuk
ranah kognitif, ranah afektif, atau ranah
psikomotorik.Tugas diranah kognitif bersifat
tertutup, bila pemecahan atau jawaban yang
harus ditemukan hanya satu yang tepat.Tugas
ini menuntut berpikir konvergen.Tugas bersifat
terbuka apabila pemecahan atau jawaban yang
harus ditemukan ada beberapa kemungkinan
Dengan pengertian lain tugas ini jauh
lebih luas dari pekerjaan rumah karena metode
pemberian tugas diberikan dari guru kepada
siswa untuk diselesaikan dan dipertanggung
jawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di
sekolah, atau dirumah atau di tempat lain yang
kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas
tersebut, baik secara individu atau kelompok.
Tujuannya untuk melatih atau menunjang
terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan
intrakurikuler, juga melatih tanggung jawab
akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya
adalah tugas guru bidang studi di luar jam
pelajaran tatap muka. Tugas ditetapkan batas
waktunya, dikumpulkan, diperiksa, dinilai, dan
dibahas tentang hasilnya.
201
Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan esensial dalam
pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor
yang dapat memberikan perubahan pada siswa.
Faktor siswa, guru serta faktor lingkungan
secara menyeluruh merupakan faktor-faktor
yang berpengaruh. Menurut Chaplin (dalam
Muhibbin Syah, 2006:65); Belajar umumnya
didefinisikan perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan
pengalaman.
Sejumlah ahli mempunyai pandangan
tersendiri mengenai belajar. Meskipun diantara
para ahli terdapat perbedaan mengenai pengertian
belajar, namun secara eksplisit maupun implisit
terdapat kesamaan maknanya.Menurut Syaiful
Sagala (2008:37);
“Definisi konsep belajar selalu menunjukkan
proses perubahan perilaku atau pribadi sesesorang
berdasarkan praktek atau pengalaman seseorang.
Hal-hal pokok dalam pengertian belajar adalah
belajar itu membawa perubahan tingkah laku
karena pengalaman dan latihan, perubahan itu
pada pokoknya didapatkannya kecakapan baru,
dan perubahan itu terjadi karena disengaja.”
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa
belajar adalah usaha sadar yang dilakukan
individu dan menyebabkan adanya perubahan
tingkah laku sebagai responden terhadap
lingkungan, baik langsung ataupun tidak
langsung.
Jenis-jenis belajar menurut Djamarah
(2005:27) ada 9 antara lain: (1) belajar arti
kata-kata, maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam katakata yang pada mulanya suatu kata sudah
dikenal, tetapi belum tahu artinya. (2) belajar
kognitif, yaitu belajar kognitif bersentuhan
dengan masalah mental, (3) belajar menghafal,
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan
suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga
nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali
202
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
(4) belajar teoritis, bentuk belajar ini bertujuan
untuk menempatkan semua data dan fakta
(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan
untuk memecahkan problem, seperti terjadi
dalam bidang-bidang studi ilmiah (5) belajar
konsep. Konsep adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang
sama. (6) belajar kaidah. Belajar kaidah adalah
apabila dua konsep atau lebih dihubungkan
satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang
mempresentasikan suatu keteraturan. (7) belajar
berpikir. Berpikir adalah kemampuan jiwa untuk
meletakkan hubungan antara bagian-bagian
pengetahuan. (8) belajar keterampilan motorik.
Ciri khas dalam keterampilan motorik adalah
“otomatisme”, yaitu rangkaian gerak- gerik
berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
lancar dan supel, tanpa dibutuhkan banyak
refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan
mengapa diikuti urutan gerak-gerik tertentu. (9)
Belajar estetis , Belajar ini bertujuan membentuk
kemampuan menciptakan dan menghayati
keindahan dalam berbagai bidang kesenian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Slameto (2009:54) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi belajar, antara lain
adalah faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu yang sedang belajar, meliputi rasa
ingin tahu, ingin bekerja sama, dan ingin hasil.
Faktor intern inilah yang perlu dimotivasi.
Faktor intern dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu: (1) Faktor fisiologis (jasmaniah), yang
meliputi kondisi fisik secara keseluruhan,
misalnya kesehatan dan cacat tubuh. (2) Faktor
psikologis, yaitu meliputi intelegensi, minat,
bakat, perhatian, kematangan, kesiapan dan
motivasi. (3) Faktor kelelahan yang meliputi
kelelahan jasmani yang dapat terlihat dengan
lemah lunglainya tubuh dan kelelahan rohani
yang dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan.
Dan faktor ekstern yang merupakan faktor
yang berasal dari luar diri manusia itu sendiri.
Faktor ekstern dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu: (1) Faktor keluarga, yang meliputi
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan. (2) Faktor sekolah, yaitu meliputi
metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan belajar, metode belajar dan tugas rumah.
(3) Faktor masyarakat, yaitu meliputi kegiatan
siswa dalam masyarakat, media massa, tempat
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Hasil Belajar
Hasil
belajar
adalah
kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana,
2004:22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley
dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam
hasil belajar mengajar : a) Keterampilan dan
kebiasaan; b) Pengetahuan dan pengarahan; c)
Sikap dan cita-cita.(Sudjana, 2004:22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan
keterampilan, sikap dan keterampilan yang
diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan
yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
Penerapan
hasil
belajar
biasanya
ditunjukkan dalam penilaian yang salah satu
fungsinya adalah untuk motivasi (reward) dan
untuk dokumentasi kemajuan belajar, mengukur
prestasi relatif terhadap standar mutlak atau
harapan individu dan kualifikasi murid untuk
kenaikan atau kelulusan
Menurut Sudjana (2006), terdapat tiga
macam ranah hasil belajar, yaitu ranah kognitif,
afektif, psikomotor. Ranah kognitif berkenaan
dengan hasil belajar intelektual yang terdiri
dari enam aspek, antara lain: pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah yang berkenaan dengan sikap
yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan,
jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Ranah yang berkenaan dengan hasil
belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Ranah ini ada enam aspek, antara lain: gerakan
reflek, kemapuan perceptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,
gerakan ekspresif dan interpetatif.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh dua faktor yakni faktor dari dalam diri siswa
dan faktor dari luar diri siswa.
Dari pendapat ini faktor yang dimaksud
adalah faktor dalam diri siswa perubahan
kemampuan yang dimilikinya seperti yang
dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar
siswa disekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri
siswa yakni lingkungan yang paling dominan
berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2002:
39).
Dengan demikian belajar dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan dalam diri individu.
Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan
dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan
berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
kamampuan siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah
profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya
kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(intelektual), bidang sikap (afektif) dan bidang
perilaku (psikomotorik).
203
Dari beberapa pendapat di atas, maka
hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
dari dalam individu siswa berupa kemampuan
personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan.
Dengan demikian hasil belajar adalah
sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa
berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal
tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupa sehingga
nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian
terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek
kehidupan sehingga nampak pada diri individu
perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
Penelitian yang Relevan
A.Salam (2008) melakukan penelitian
dengan judul penelitian “Pengaruh metode
pemberian tugas secara resitasi dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar matematika
siswa.”
Masalah yang dihadapi di sini adalah
Kurangnya sumber belajar erta sistem
pembelajaran yang behavioristik dengan sampel
50 siswa yang dipilih secara random.
Metode pemberian tugas dapat memotivasi
belajar matematika siswa SMP kelas II sehingga
berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar matematika siswa SMP kelas II, hasil
penelitiannya metode pemberian tugas dapat
memotivasi belajar matematika siswa SMP kelas
II sehingga berpengaruh signifikan terhadap
prestasi belajar matematika siswa SMP kelas II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian assosiatif karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
tugas terhadap hasil belajar siswa kelas X
SMAN 22 Surabaya. Sedangkan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
204
yaitu di dalam pendekatan ini bertujuan untuk
menguji hipotesis yang ditetapkan.
Rancangan Penelitian
Alasan diambilnya kelas X.2 sebagai sampel
adalah karena kelas tersebut adalah kelas yang
aktif dalam bekerja sama, sehingga kemungkinan
kerjasama dalam tugaspun demikian, baik itu
tugas individu maupun kelompok. Hal ini dapat
dilihat dari rentangan hasil belajar yang relative
rendah daripada kelas yang lain.
HASIL PENELITIAN
Hasil pengujian hipotesis
Nilai thitung 6.889, dan nilai ttabel 2.042, karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, Dengan demikian
ada pengaruh yang signifikan antara variabel
X (pemberian tugas) terhadap variabel Y (hasil
belajar siswa) pada materi kebijakan ekonomi
SMAN 22 Surabaya.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan Metode Pemberian Tugas Pada
Materi Kebijakan Ekonomi Kelas X SMA
Negeri 22 Surabaya
Pemberian tugas pada materi kebijakan
ekonomi kelas X SMA Negeri 22 Surabaya
yaitu dengan cara guru memberikan tugas
atau latihan soal individu ke siswa yang dapat
dikerjakan di rumah (tugas diberikan setiap
minggu setelah akhir pelajaran) dan di sekolah
(tugas diberikan dengan alokasi waktu satu jam
atau 60 menit), dan sebelum memberikan tugas,
guru memberikan pengarahan terlebih dahulu
bagaimana cara mengerjakannya dan kadangkadang mengawasi serta mengecek pemahaman
siswa apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Djamarah
(2010) yang menyatakan bahwa metode
pemberian tugas adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan tugas belajar.
Pemberian tugas ini diberikan satu kali
dalam waktu satu kali pertemuan, tugas berupa
mengerjakan LKS baik dalam bentuk langsung
maupun tugas rumah yang diberikan guru sebagai
tugas pribadi / individu yang wajib dikerjakan
oleh setiap siswa, dan tugas kelompok yang
berupa makalah yang kemudian dipresentasikan
oleh setiap kelompok secara bergiliran.
Sedangakan untuk mengetahui seberapa
besar bentuk dan frekuensi pemberian tugas
pada materi kebijakan ekonomi, maka digunakan
metode pengumpulan data berupa angket
yang disebarkan kepada siswa kelas X.2 SMA
Negeri 22 Surabaya yang berjumlah 36 siswa.
Jumlah butir soal angket bentuk dan frekuensi
pemberian tugas yang diberikan kepada siswa
yaitu 18 pertanyaan dengan rincian bahwa
Hasil belajar siswa kelas X SMAN 22
Surabaya
Penerapan
hasil
belajar
biasanya
ditunjukkan dalam penilaian yang salah satu
fungsinya adalah untuk motivasi (reward) dan
untuk dokumentasi kemajuan belajar, mengukur
prestasi relatif terhadap standar mutlak atau
harapan individu dan kualifikasi siswa untuk
kenaikan atau kelulusan.
Seperti halnya penyajian data yang telah
disebutkan, maka dapat diketahui bahwasannya
hasil belajar siswa kelas X pada materi kebijakan
ekonomi yang diambil dari kelas X.2 adalah
keseluruhan siswa memiliki nilai diatas KKM
(Kurikulum Ketuntasan Minimal) dengan ratarata 81.11 yang pada Mata Pelajaran Ekonomi
ditentukan sebesar 75.
Dari
hasil
perhitungan
prosentase
peningkatan hasil belajar, ditemukan bahwa
hasil belajar meningkat sebesar 8%.
Hal ini membuktikan bahwasannya
kegiatan belajar mengajar guru selama
ini dinyatakan berhasil oleh karena anak
didiknya memiliki nilai diatas rata-rata.
meskipun demikian, nilai ekonomi yang diberikan
guru juga tidaklah tinggi, karena memang pada
materi kali ini siswa dituntut untuk lebih banyak
pertanyaan-pertayaan analisa yang terjadi pada
keadaan sebenarnya. Pemahaman siswa harus
mengikuti kondisi yang terjadi di lapangan
secara dinamis (kebijakan pemerintah).
Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap
Hasil Belajar
Pelaksanaan metode pemberian tugas pada
materi kebijakan ekonomi kelas X SMA Negeri
22 Surabaya.
Pemberian tugas pada materi kebijakan
ekonomi kelas X SMA Negeri 22 Surabaya
yaitu dengan cara guru memberikan tugas
atau latihan soal individu ke siswa yang dapat
dikerjakan di rumah (tugas diberikan setiap
minggu setelah akhir pelajaran) dan di sekolah
(tugas diberikan dengan alokasi waktu satu jam
atau 60 menit), dan sebelum memberikan tugas,
guru memberikan pengarahan terlebih dahulu
bagaimana cara mengerjakannya dan kadangkadang mengaw asi serta mengecek pemahaman
siswa apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan.
Hal ini diperkuat dengan pendapat Djamarah
(2010) yang menyatakan bahwa metode
pemberian tugas adalah metode penyajian
bahan dimana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan tugas belajar. Sedangkan
menurut Roestiyah (2002), teknik pemberian
tugas biasanya digunakan guru dengan tujuan
agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih
mantap. Kusumah (2009), juga memperkuat
bahwa dalam berlangsungnya proses belajar
mengajar guru dapat memberikan tugas berupa
tugas membuat rangkuman, tugas membuat
makalah, menyelesaikan soal, tugas mengadakan
observasi, tugas mempraktekkan sesuatu, dan
tugas mendemonstrasikan observasi.
Pemberian tugas ini diberikan satu kali
dalam waktu satu kali pertemuan, tugas berupa
mengerjakan LKS baik dalam bentuk langsung
maupun tugas rumah yang diberikan guru sebagai
tugas pribadi / individu yang wajib dikerjakan
205
oleh setiap siswa, dan tugas kelompok yang
berupa makalah yang kemudian dipresentasikan
oleh setiap kelompok secara bergiliran.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa
besar bentuk dan frekuensi pemberian tugas
pada materi kebijakan ekonomi, maka digunakan
metode pengumpulan data berupa angket
yang disebarkan kepada siswa kelas X.2 SMA
Negeri 22 Surabaya yang berjumlah 36 siswa.
Jumlah butir soal angket bentuk dan frekuensi
pemberian tugas yang diberikan kepada siswa
yaitu 18 pertanyaan dengan rincian bahwa:
Penerapan
hasil
belajar
biasanya
ditunjukkan dalam penilaian yang salah satu
fungsinya adalah untuk motivasi (reward) dan
untuk dokumentasi kemajuan belajar, mengukur
prestasi relatif terhadap standar mutlak atau
harapan individu dan kualifikasi murid untuk
kenaikan atau kelulusan.
Seperti halnya penyajian data yang telah
disebutkan, maka dapat diketahui bahwasannya
hasil belajar siswa kelas X pada materi kebijakan
ekonomi yang diambil dari kelas X.2 adalah
keseluruhan siswa memiliki nilai diatas KKM
(Kurikulum Ketuntasan Minimal) dengan ratarata 81.11 yang pada mata pelajaran ekonomi
ditentukan sebesar 75.
Dari
hasil
perhitungan
prosentase
peningkatan hasil belajar, ditemukan bahwa
hasil belajar meningkat sebesar 8%.
Hal ini membuktikan bahwasannya
kegiatan belajar mengajar guru selama
ini dinyatakan berhasil oleh karena anak
didiknya memiliki nilai diatas rata-rata.
meskipun demikian, nilai ekonomi yang
diberikan guru juga tidaklah tinggi, karena
memang pada materi kali ini siswa dituntut untuk
lebih banyak pertanyaan-pertayaan analisa yang
terjadi pada keadaan sebenarnya. Pemahaman
siswa harus mengikuti kondisi yang terjadi di
lapangan secara dinamis (kebijakan pemerintah)
Hasil dari analisis data dapat diketahui bahwa
206
pemberian tugas mempunyai pengaruh terhadap
hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian tugas berdampak positif terhadap
hasil belajar siswa. Pemberian tugas mempunyai
pengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena
dengan adanya pemberian tugas siswa akan lebih
termotivasi dan mampu menguasai materi yang
telah diajarkan khusunya pada materi kebijakan
ekonomi, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Tentunya hal tersebut juga diperkuat dengan
pendapat Slameto (2010) yang mengemukakan
bahwa agar siswa berhasil dalam belajarnya,
perlulah mengerjakan tugas dengan sebaikbaiknya. Jika siswa banyak melakukan atau
mengerjakan tugas, maka siswa akan dengan
mudah menguasai dan memahami materi yang
telah diajarkan guru, serta dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Mengingat materi kebijakan
ekonomi adalah materi yang lebih banyak
menelaah antara teori-teori ekonomi dengan
kebijakan pemerintah yang diambil saat ini
sehingga sangat efektif apabila dalam proses
belajar mengajar guru selalu memberikan tugas.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian data dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
diambil kesimpulan : (1) Pemberian tugas pada
materi kebijakan ekonomi kelas X SMA Negeri
22 Surabaya yaitu dengan cara guru memberikan
tugas atau latihan soal individu ke siswa yang tetap
diambil dari LKS (Lembar Kerja Siswa), namun
disertai soal analisa kebijakan ekonomi, dan
pembuatan papper kebijakan ekonomi sebagai
tugas kelompok yang dapat dikerjakan di rumah
(tugas diberikan setiap minggu setelah akhir
pelajaran) dan atau di sekolah (tugas diberikan
dengan alokasi waktu satu jam pelajaran atau
45 menit). Dan sebelum memberikan tugas,
guru memberikan pengarahan terlebih dahulu
bagaimana cara mengerjakannya dan kadang-
kadang mengawasi serta mengecek pemahaman
siswa apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengerjakan, (2) Hasil belajar
siswa kelas X pada materi kebijakan ekonomi
adalah seluruh siswa memiliki nilai diatas
KKM (Kurikulum Ketuntasan Minimal) yaitu
di atas nilai 75 dengan rata-rata 81.11 sehingga
ditemukan prosentase hasil belajar meningkat
sebesar 8%, (3) Ada pengaruh yang signifikan
metode pemberian tugas terhadap hasil belajar
siswa, jadi apabila pemberian tugas sesuai dan
nilainya meningkat, maka hasil belajar siswa
akan naik.
Sudjana, Nana. 2005.Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung:Sinar baru
Algasindo
Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Jakarta:Rieneka Cipta
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut di atas, saran
yang diajukan adalah: (1) Metode pemberian
tugas memang dapat menjadi salah satu cara
yang dilakukan guru untuk memperbaiki anak
didik, akan tetapi frekuensi tugas juga harus
lebih diperhatikan karena kadang justru dengan
banyaknya tugas, siswa akan merasa terbebani dan
tidak bersungguh-sungguh dalam pengerjaannya
sehingga pemberian tugas hanya sia-sia, (2) Guru
sebaiknya melakukan inovasi-inovasi lain di
setiap pengajarannya, seperti melakukan game
dan kuis yang berhubungan dengan materi yang
diajarkan agar murid tidak terlalu monoton dan
memiliki gairah yang positif dalam belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Djamarah,Syaiful Bachri. 2006. Rahasia sukses
belajar. Jakarta:Rieneka Cipta.
Djamarah,Syaiful Bachri. 2008.
Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Psikologi
Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar dan
Mengajar Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Salam, A.2008. Jurnal Ilmiah “Kreatif” Volume
5 No.2 (diakses 30 November 2011).
Sudijono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
207
Download